BAB9SADAH
BAB9SADAH
9.1 KESADAHAN
387
kesadahan disebabkan oleh adanya logam-logam atau kation-kation
yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab
utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium
terdapat dalam air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat,
sulfat dan khlorida.
Tingkat kesadahan di berbagai tempat perairan berbeda-beda,
pada umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi,
hal ini terjadi, karena air tanah mengalami kontak dengan batuan
kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air. Air permukaan
tingkat kesadahannya rendah (air lunak), kesadahan non karbonat
dalam air permukaan bersumber dari kalsium sulfat yang terdapat
dalam tanah liat dan endapan lainnya.
Tingkat kesadahan air biasanya digolongkan seperti
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
388
(CO32-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium dan magnesium,
kesadahan ini dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau
dengan pembubuhan kapur tohor. Kesadahan tetap disebabkan oleh
adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO42-) dari kalsium
dan magnesium. Kesadahan ini disebut juga kesadahan non
karbonat yang tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan,
tetapi dapat dihilangkan dengan cara pertukaran ion.
389
liter unsur, radikal atau senyawa dapat dihitung dengan persaman
sebagai berikut :
Valensi mg/l
meq/l = mg/l x =
berat atom berat ekivalen
Contoh 9.1 :
390
Sulfat 67,2 mg/l.
Khlorida 11,0 mg/l.
Dari hasil analisa tersebut dibuat diagram batang miliekivaen per liter
dan hipotesa kombinasi ion serta dihitung konsentrasi kesadahan
dan alkalinitas dalam unit mg/l sebagai CaCO3.
Sumber : Warren Viessman,JR, and Mark J. Hammer, " Water Supply and Pollution
Control".
391
Tabel 9.2: Senyawa kimia yang umum digunakan di dalam
pengolahan air minum dan air limbah.
392
Untuk membuat diagram batang miliekivalen per liter, maka
konsentrasi ion-ion dalam mg/l harus diubah menjadi miliekivalen per
liter (Meq/l) yang ditunjukkan seperti pada Tabel 9.3.
Tabel 9.3 :
Dari tabel 9.3 tersebut di atas dibuat diagram batang miliekivalen per
liter seperti pada Gambar 9.1.
393
Dari gambar digaram batang miliekivalen per liter dapat diperkirakan
atau dihitung hipotesa kombinasi kimia yang ada di dalam air
sebagai berikut :
mg/l CaCO3
Kesadahan = 2,82 meq/l x 50 = 141 mg/l.
meq/l
mg/l CaCO3
Alkalinitas = 1,8 meq/l x 50 = 90 mg/l.
meq/l
50
Kesadahan (mg/l CaCO3) = M2+ (dalam mg/l) x -----------------------
Berat ekivalen M2+
394
garam sodium sebagai agent titrasi. Indikator yang digunakan adalah
Eriochroma Blak T.
Pemanasan
Proses pengendapan kimia, dan
Pertukaran ion (Ion Exchange)
395
Garam MgCO3 mempunyai kelarutan yang lebih besar di
dalam air panas, namun semakin rendah temperatur air kelarutan
MgCO3 semakin kecil, bahkan hingga menjadi tidak larut dan dapat
mengendap. Garam CaCO3 kelarutannya lebih kecil dari pada
MgCO3, sehingga pada air panas sebagian CaCO3 mengendap,
pada air dingin pengendapannya akan lebih banyak lagi. Oleh
karena sifat ini maka air sadah tidak dikehendaki pada air industri
karena dapat menimbulkan endapan/kerak pada peralatan pemanas
seperti boiler dan lain sebagainya. Untuk skala rumah tangga jika air
yang mengadung kesadahan yang cukup tinggi jika dimasak atau
dididihkan maka akan menimbulkan endapan di dalam ketel dan jika
air yang telah dimasak didinginkan maka kesadahan sementara
yang ada di dalam air dapat diturunkan.
396
Di dalam proses penghilangan kesadahan dengan pengendapan
kimia tujuannya adalah untuk membentuk garam-garam kalsium dan
magnesium menjadi bentuk garam-garam yang tidak larut, sehingga
dapat diendapkan dan dapat dipisahkan dari air. Bentuk garam
kalsium dan magnesium yang tidak larut dalam air adalah :
- Kalsium Karbonat [ CaCO3 ]
- Magnesium Hidroksida [ Mg(OH)2 ]
397
Seperti terlihat pada persamaan reaksi 9.6a sampai dengan
9.6c, penghilangan kesadahan magnesium non karbonat
menghasilkan pembentukan kesadahan kalsium non karbonat.
Kesadahan kalsium non karbonat yang terbentuk maupun yang ada
di dalam air sebelumnya dapat dihilangkan dengan cara
penambahan soda abu atau soda ash (Na2CO3) seperti terlihat pada
persamaan reaksi 9.7a sampai dengan 9.7c. Garam natrium yang
terbentuk adalah larut di dalam air yang mana sampai konsentrasi
tertentu masih diperbolehkan untuk air minum.
398
ekonomis jika CO2 dihilangkan sebelum proses penghilangan
kesadahan.
399
2 CaCO3 + H2SO4 Ca2+ + 2 (HCO3)- + SO42- (9.12)
400
dari pencampuran bahan kimia ke dalam air, flokulasi untuk
membantu tumbuhnya endapan, pengendapan dan proses
stabilisasi.
Untuk penghilangan kesadahan dengan proses kapur-soda
menggunakan penambahan kapur (lime) berlebih, umumnya
dilakukan proses dua tahap seperti terlihat pada Gambar 9.3.
401
pengerakan di dalam filter. Cara ini cukup rumit serta perlu kontrol
proses yang ketat, oleh karena itu jarang digunakan untuk keperluan
rumah tangga dan umumnya digunakan untuk skala besar.
Parameter disain proses penghilangan kesadahan hampir
sama dengan proses koagulasi-flokulasi untuk menghilangkan
kekeruhan. Kriteria disain untuk sistem pelunakan air dapat dilihat
pada Tabel 9.5.
402
digunakan untuk pelunakan air yang mengandung konsentrasi
kalsium yang tinggi.
Jumlah fraksi air yang akan di bypass dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Mg F – Mg I
Qx =
MgR - Mg I
Dimana :
Qx = Fraksi ttal aliran yang di bypass.
Mg F = Konsentrasi Magnesium di dalam air olahan (finished
water), biasanya 40 – 50 mg/l sebagai CaCO3.
MgR = Konsentrasi Magnesium di dalam air baku (raw
water), mg/l .
Mg I = Konsentrasi Magnesium di dalam air olahan setelah
pelunakan tahap pertama, di dalam prakateknya
minimal 10 mg/l sebagai CaCO3.
403
dalam air dengan tekanan tertentu agar gas karbon dioksida larut di
dalam air.
Unit rekarbonasi biasanya terdiri dari dua bak (chamber), yang
pertama adalah untuk pencampuran gas karbon dioksida,
sedangkan bak ke dua untuk mereaksikan gas karbon dioksida
dengan kasium karbonat atau magnesium karbonat menjadi bentuk
bikarbonat. Waktu tinggal di bak pencampuran (mixing chamber)
berkisar antara 3 sampai 5 menit, sedangkan total waktu tinggal di
dalam unit rekarbonasi minimal 20 menit.
Untuk proses pelunakan dengan split treatment, apabila air
inlet yang masuk unit rekarbonasi mengandung exess lime maka
setelah proses rekarbonasi kemungkinan perlu diikuti dengan proses
pengendapan. Unit rekarbonasi harus dilengkapi dengan peralatan
untuk pembersihan atau pencucian endapan yang mungkin terjadi
secara periodik.
Sumber gas karbon dioksida yang digunakan bisa
menggunakan gas hasil pembakaran gas alam (CH4) atau
menggunakan gas CO2 yang telah dimurnikan dan disimpan di
dalam kontainer. Jika injeksi gas karbon dioksida menggunakan gas
buang dengan burner tercelup (submerged burner), jumlah gas CO2
yang dinjeksikan disarankan dua kali lebih besar dari kebutuhan
teoritis secara stoichiometri. Hal ini untuk pertimbangan efisiensi
transfer gas CO2 di dalam air. Penggunakan gas CO2 cair dengan
kemurnian tinggi (99,5 %) dapat meningkatkan efisiensi proses
rekarbonasi, tetapi penyimpanan CO2 pada suhu kamar yang relatif
tinggi dapat menyebabkan kenaikan tekakan uap gas CO2 yang
sanggat tinggi. Oleh karena itu, untuk penyimpanan CO2 cair
membutuhkan tangki penyimpanan yang kuat yang tahan tekanan
sampai 2000 kPa dan suhu sekitar – 20 0 C.
404
1. Hitunglah kebutuhan bahan kimia yang diperlukan dan juga
padatan yang dihasilkan.
2. Gambarlah diagarm batang (bargraf) meq/l air setelah proses
pelunakan.
3. Jika debit air yang akan diolah sebesar 25.000 m3 per hari,
hitunglah jumlah kebutuhan bahan kimia yang digunakan dan
jumlah padatan yang dihasilkan. Kapur yang digunakan
mempunyai kemurnian 90 % dan soda ash 85 %.
Penyelesaian :
Dari data karaktersitik air dibuat diagram batang miliekivalen per liter
sebagai berikut :
Gambar 9.5 :
405
Gambar 9.6 :
1,5 (Ca2++ SO42-) +1,5 Na2CO3 1,5 CaCO3 +1,5 (2 Na+ +SO42-)
406
pengendap 40 mg/l, dan 25 mg/l CaCO3 harus dikonversi menjadi
Ca(HCO3)2 untuk mencapai kesetimbangan konsentrasi CaCO3 15
mg/l.
Jadi : Padatan yang dihasilkan = 1,0 + 5,0 + 1,5 -0,8 = 6,7 meq/l.
407
3) Kebutuhan bahan kimia.
2 (23) + 12 + 3 (36)
Berat ekivalen Soda Ash (Na2CO3) = =
2
= 53 mg/meq (lihat Tabel 9.2)
12 + 2(16)
Berat ekivalen CO2 = = 22 mg/meq (lihat Tabel 9.2)
2
Kebutuhan CO2 :
1 kg
= 0,5 meq/l x 22 mg/meq x 25 x 106 l/hari x =
106 mg
= 275 kg/hari.
408
Contoh 9.3 : Proses pelunakan dua tahap
Penyelesaian :
Dari data karaktersitik air dibuat diagram batang miliekivalen per liter
sebagai berikut :
Dari hasil analisa tersebut dibuat diagram batang miliekivaen per liter
seperti pada Gambar 9.9 berikut :
409
Dari diagram batang meq/l tersebut, hipotesa kombinasi ion yang
ada di dalam air baku dapat dilihat pada Gambar 9.10.
Gambar 9.10 : Hipotesa kombinasi ion yang ada di dalam air baku.
Komponen meq/l
CO2 0,6
Ca(HCO3)2 3,4
Mg(HCO3)2 1,5
MgSO4 1,5
Na2SO4 1,0
410
3,4 (Ca2+ + 2 HCO3-) + 3,4 CaO 6,8 CaCO3 + 6,8 H2O
1,5 (Ca2+ +SO42-) + 1,5 Na2CO3 1,5 CaCO3 +1,5 (2 Na+ +SO42-)
25 mg/l
CaCO3 yang direkabonasi = = 0,5 meq/l
50 mg/meq
10 mg/l
Mg(OH)2 yang direkabonasi = = 0,2 meq/l
50 mg/meq
Jadi :
411
Lime = ( 0,6 + 3,4 + 3,0 + 1,5 + 1,25 ) meq/l = 9,75 meq/l
Air dengan karakteristik kimia seperti pada contoh soal 9.4 dilakukan
proses pelunakan atau softening dengan split treatmet. Setelah
pelunakan tahap pertama konsentrasi kesadahan kalsium 40 mg/l
dan konsentrasi magnesium adalah 10 mg/l (sebagai CaCO3), dan
kesadahan akhir yang diperbolehkan kurang dari 100 mg/l, dimana
konsentrasi magnesium adalah kurang dari 45 mg/l (sebagai
412
CaCO3). Hitunglah kebutuhan bahan kimia yang diperlukan dan
buatlah diagram batang meq/l air hasil olahan.
Penyelesaian :
Jumlah kation dan anion di dalam air baku (raw water) adalah
sebagai berikut :
Hipotesa kombinasi ion yang ada di dalam air baku dapat dilihat
pada Gambar 9.12 di bawah ini :
Gambar 9.12 : Hipotesa kombinasi ion yang ada di dalam air baku.
413
Diagram proses yang digunakan adalah seperti yang tertera pada
Gambar 9.13 berikut :
Mg F – Mg I
Qx =
MgR - Mg I
0,9 – 0,2
Qx = = 0,25
3,0 – 0,2
414
(0,75) 0,6 CO2 + 0,45 CaO 0,45 CaCO3
415
Rekabonasi pada proses tahap ke dua:
Diasumsikan :
CaCO3 di dalam air setelah proses tahap pertama 40 mg/l, dimana
25 mg/l CaCO3 harus dikonversi menjadi Ca(HCO3)2 untuk mencapai
kesetimbangan konsentrasi CaCO3 15 mg/l.
25 mg/l
CaCO3 yang direkabonasi = = 0,5 meq/l
50 mg/meq
0,75 x 10 mg/l
Mg(OH)2 yang direkabonasi = = 0,15 meq/l
50 mg/meq
416
CO32- = 0,3 meq/l (sebagai CaCO3 air olahan)
Kesadahan total air olahan = (40 + 45) mg/l ----> < 100 mg/l.
417
menyilang (cross-linkage) yang secara umum disebut resin penukar
ion. Secara sederhana reaksi pembentukan resin penukar ion positif
dapat dilihat pada Gambar 9.15.
Resin penukar ion dibuat secara komersial umumnya dalam
bentuk butiran dengan ukuran dimeter 0,4 – 0,6 mm atau sekitar 20
– 40 mesh, dengan struktur yang bermacam-macam dan berbagai
macam kegunaan. Sebagai contoh, beberapa tipe resin mempunyai
cross-llinkage yang lebih besar untuk meningkatkan ketahanan
terhadap oksidasi dan tekanan osmosis (osmotic shock). Ada tipe
resin yang dibuat dengan porositas yang lebih besar untuk
menghindari fouling akibat air yang banyak mengadung material
organik.
Beberapa contoh struktur molekul resin penukar ion positip
dapat dilihat pada Tabel 9.6, sedangkan perbandingan tipe resin dan
aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 9.7.
418
Tabel 9.6 : Resin penukar ion postif (cation exchange resin, CER).
3 Duolite C-60.
419
Tabel 9.7 : Beberapa contoh perbandingan tipe resin penukar ion positip (cation exchage resin) dan
aplikasinya.
420
9.3.2 Mekanisme Pertukaran Ion di dalam Proses
Penghilangan kesadahan
421
ion kalsium, magnesium dan natrium akan keluar terikut dengan
air yang keluar unggun resin.
Apabila operasi berlanjut terus maka ion kalsium yang
masuk akan menggantikan kedudukan ion magnesium, ion
magnesium yang masuk akan menggatikan kedudukan ion
natrium, dan ion natrium yang masuk akan menggantikan ion
hidrogen. Sedangkan ion hidrogen yang telah tertukar akan keluar
unggun resin melalui airan air yang keluar. Jika operasi
berlangsung terus maka seluruh resin akan ditempati oleh ion
kalsium dan magnesium. Pada proses pelunakan air atau proses
penghilangan kesadahan, saat seluruh unggun resin telah
diduduki oleh ion kalsium dan magnesium maka proses
pelunakan harus dihentikan karena jika proses dilanjutkan maka
ion magnesium akan tergantikan oleh ion kalsium dan ion
magnesium yang tergantikan akan keluar melalui aliran air yang
keluar unggun resin.
Pada kondisi seperti ini resin dinyatakan jenuh dan harus
diregenerasi kembali. Ion-ion yang tak diharapkan keluar
misalnya magnsium atau kalsium yang terikut keluar unggun resin
penukar ion disebut “leakage “.
422
pertukaran ion dengan siklus H yang regenerasinya dengan
menggunakan larutan asam kuat misalnya asam khlorida (HCl)
atau asam sulfat.
Jika menggunakan asam kuat misalnya asam khlorida atau
asam sulfat maka pada akhir regenerasi maka ion kalsium atau
magnesium yang menempati unggun resin akan digantikan
seluruhnya oleh ion hidrogen. Apabila regenerasi menggunakan
larutan natrium khlorida (NaCl), seluruh ion kalsium dan
magnesium yang telah menempati unggun resin akan digantikan
oleh ion natrium.
Reaksi pertukaran ion di dalam proses penghilangan
kesadahan atau proses pelunakan dapat ditulis sebagai berikut :
a. Menggunakan Zeolite
Penghilangan Ca dan Mg dengan zeolit :
Regenerasi dg NaCl :
Penghilangan Ca dan Mg :
423
R-Na2 + Mg(HCO3)2 R-Mg + 2 Na(HCO3)
Penghilangan Ca dan Mg :
Penghilangan Ca dan Mg :
424
R-H2 + Ca(HCO3)2 R-Ca + 2 H2O + 2 CO2
425
yang di dalamnya diisi dengan resin penukar ion. Pada saat
operasi air baku dialirkan ke dalam reaktor atau tabung penukar
ion dengan aliran dari atas ke bawah sehingga unggun resin tidak
bergerak selama proses operasi berjalan. Selama operasi unggun
resin menjadi unggun yang kompak yang akan kontak dengan air
baku. Selama kontak dengan air baku ion Ca+ atau Mg+ yang ada
di dalam air akan tertahan di dalam resin dan akan ditukar
dengan ion Na+ atau H+ yang ada di dalam resin yang akan ikut
dalam aliran keluar. Apabila seluruh ion Na+ atau H+ yang ada di
dalam resin seluruhnya telah tertukar dengan dengan ion Ca+
atau Mg+ maka resin penukar ion menjadi jenuh dan harus
diregenerasi.
Untuk menghilangkan kesadahan, resin penukar ion yang
banyak digunakan biasanya adalah resin penukar ion positip
(kation) dengan tipe asam kuat (strong acid cation exchange
resin). Proses pertukaran ion dengan sistem unggun tetap (fixed
bed) sama seperti proses filtrasi, yakni air baku dialirkan dari atas
ke bawah. Kecepatan aliran di dalam tabung atau reaktor penukar
ion bervariasi tergantung pada kemampuan resin penukar ionnya.
Masing-masing produsen resin penukar on biasanya memberikan
spesifikasi teknis tertentu. Misalnya, untuk resin penukar ion
positip (kation) produk Dowex Marathon C merekomedasikan
kecepatan operasi 5 – 60 m/jam, kecepatan aliran regenerasi
aliran searah 1 – 10 m/jam, kecepatan aliran regenerasi aliran
berlawanan 5 – 20 m/jam. Skema proses penghilangan
kesadahan dengan resin penukar ion dengan sistem unggun
tetap (fixed bed) secara sederhana dapat dilihat seperti pada
Gambar 9.17.
Selama proses pertukaran ion, kotoran di dalam air
misalnya padatan tersuspesi dan juga senyawa organik dapat
tertahan dan menempel dipermukaan resin yang dapat berakibat
menurunkan kinerja resin penukar ion. Oleh karena itu di dalam
prakteknya diperlukan pencucian balik (back wash) untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan
resin. Pencucian balik dilakukan dengan mengalirkan air dengan
arah aliran dari bawah ke atas. Selama proses pencucian balik
volume resin yang berada di dalam reaktor akan mengembang
atau terfluidisasi. Oleh karena itu untuk merancang reaktor
penukar ion biasanya ruang bebas (free board) yang disediakan
berkisar antara 65 – 85 %, sehingga jika resin penukar ion terjadi
426
pengembangan 50 % pada waktu pencucian balik secara teknis
masih aman.
KETERANGAN :
1. Tabung Penukar Ion 5. Pengumpul air olahan
2. Inlet Air Baku 6. Pipa Regenerant
3. Pipa Air Olahan 7. Resin Penukar Ion
4. Distributor Air Baku 8. Lapisan Penyangga
427
atau kemurnian yang tinggi dengan konsentrasi padatan
tersuspensi yang rendah sistem fluidisasi ini jarang digunakan.
428
dapat dilakukan dengan cara mengalirkan larutan asam kuat
misalnya asam khlorida (HCl) atau asam sulfat (H2SO4) atau
dengan larutan NaCl atau garam dapur. Untuk proses pelunakan
skala rumah tangga atau industri, proses regenerasi yang paling
murah adalah menggunakan garam dapur atau menggunakan air
laut yang telah disaring.
Ca (HCO3)2 Ca 2NaHCO3
Na2R + SO4 R + Na2SO4
Mg Cl2 Mg 2NaCl
Ca Ca
R + 2 NaCl Na2R + Cl2
Mg Mg
429
Gambar 9.18 : Proses regenerasi dengan aliran searah.
430
Gambar 9.19: Proses regenerasi dengan aliran berlawanan.
431
dengan konsentrasi larutan NaCl 5 – 20 %, dan kecepatan aliran
sekitar 40 liter / m2.menit (0,04 m3/m2.menit).
Nama Pruduk
Supplier Gel type Macroporous type
Bayer Lewatit S 100 Lewatit SP 112
Duolite Duolite C 20 Doulite C 20
Dow Chemical Dowex HCR-S Dowex MSC-1
Rohm & Haas Amberlite IR 120 Amberlite IR 200
Nama Produk
Supplier Gel type Macroporous type
Bayer Lewatit CNP 80
Duolite Duolite C 433 Doulite C 464
Dow Chemical Dowex CCR 2
Rohm & Haas Amberlite IRC 50
IRC 84
Nama Produk
Supplier Gel type Macroporous type
Bayer Lewatit MP 64
Duolite Doulite A 378
Dow Chemical Dowex WGR 2 Dowex MW A 1
Rohm & Haas Amberlite IRA 68 Amberlite IRA 93
432
9.4 CONTOH PERHITUNGAN PROSES PELUNAKAAN
DENGAN SISTEM PERTUKARAN ION
Penyelesaian :
433
Volume Resin yang diperlukan untuk operasi satu hari :
= 4.375 kg/hari x 1 m3 resin/ 90 kg = 48,6 m3 resin per
1 hari operasi.
A = πd2/4 = 3,14 m2
434
Dalam satu hari dilakukan regenerasi 9 unit. Jadi kebutuhan
garam NaCl = 9/hari x 942 kg = 8.478 kg/hari.
9 m3
= = 72 menit.
( 0,04 m3/m2.menit x 3,14 m2)
435
Tabel 9.9 : Karakteristik resin TULSION T-42 bentuk sodium.
Kondisi operasi
Temperatur maximum Bentuk Na+ 140 oC
Ketebalan resin (minimum) 600 mm
Laju operasi (maksimum) 120 m3/jam/m3
Ekspansi ruang untuk cuci- 40 – 75 %
balik
Laju alir cuci-balik untuk 10 – 16 m3/jam/m2
40-75% ekspansi pada 25
oC
Regenerant Untuk bentuk Na+, NaCl
Regeneration level 60 – 160 g NaCl/l
Konsentrasi regenerant 5,0 – 15,0 % untuk NaCl
Laju alir regenerasi 2 – 16 m3/jam/m3
Waktu regenerasi 20 – 60 menit
Pencucian regenerat
Laju alir pencucian : lambat Sama dengan laju alir regenerasi
cepat Sama dengan laju alir operasi
Volume pencucian 3 – 5 m3/m3
436
Gambar 9.20 : Kurva kapasitas resin Tulsion T-42 dengan
menggunakan regenerasi NaCl (garam dapur).
437
dirancang ukuran tabung penukar ion/filter yang akan
dioperasikan. Adapun bahan pembuatan tabung tergantung pada
ketersediaan dana, yang perlu diperhatikan adalah kekuatan dan
sifat korosif dari bahan yanga akan digunakan.
Jika volume air baku yang diolah sebesar 6 m3/jam, maka untuk
air baku dengan kesadahan 300 mg/l
53.000 gr
= = 29,5 jam.
1.800 gr/jam
438
4 x 0,81 m3
Jadi , H = = 1,03 m
3,14 (1)2 m2
Waktu Regenerasi =
0,76 m3
= = 24 menit.
( 0,04 m3/m2.menit x 0,785 m2)
439
9.5 REAKTOR ATAU TABUNG PENUKAR ION
440
dialirkan dari bawah ke atas, dan pada saat proses pembilasan
air dialirkan dari atas ke bawah. Tujuan proses cuci balik adalah
untuk membersihkan resin penukar ion dari kotoran padat yang
menempel pada permukaan media, sedangkan proses
pembilasan dilakukan untuk membersihkan sisa larutan garam
yang ada di dalam bed resin. Urutan proses pengoperasian
adalah sebagai berikut: pelunakan, cuci balik, regenerasi,
pembilasan dan kembali pelunakan. Larutan garam untuk
regenerasi dibuat dari garam dapur biasa namun garam ini harus
bebas dari polutan.
9.6 PENUTUP
441
DAFTAR PUSTAKA
442