Bab 3
INOVASI POLA PIKIR DAN METODE KERJA
3.1 INOVASI POLA PIKIR KEGIATAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN
Inovasi pola pikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN VII dilakukan
dengan pendekatan yang sistemik, hierarkis, dan komprehensif yang lebih menekankan pada
evaluasi keselamatan jalan berbasis laik fungsi jalan dan audit keselamatan jalan. Hal tersebut
didasari dari amanah peraturan perundangan yang menuntut penyediaan infrastruktur jalan
dan lalau lintas yang berkeselamatan, dan kegiatan yang memiliki legalitas terkait dengan
evaluasi keselamatan jalan yaitu laik fungsi jalan dan audit keselamatan jalan. Pendekatan
sistemik dilakukan dengan pertimbangan bahwa pekerjaan evaluasi tersebut dianggap sebuah
sistem yang besar, yang di dalamnya terdapat sub-sub sistem kecil yang saling berurutan dan
berhubungan satu sama lainnya. Sub-sistem yang dimaksud adalah : input, proses, output, dan
outcome. Diagram kerangka berpikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan
BBPJN-VII dapat dilihat dalam Gambar 3.1. Secara garis besar uraian tiap sub-sistem
evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN VII adalah:
(1) Sub-sistem input: sub-sistem input merupakan kegiatan awal dalam studi ini yang terkait
dengan beberapa aspek kegiatan yang menjadi basic penting dalam melaksanakan studi
pada tahap lebih detail selanjutnya. Beberapa komponen kegiatan pada sub-sistem input
secara garis besar, diantaranya: identifikasi dasar hukum dan kata kunci dalam peraturan
perundangan yang menjadi dasar kegiatan evaluasi keselamatan jalan, identifikasi
regulasi teknis yang dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan evaluasi
keselamatan jalan, identifikasi panduan teknis yang dapat menjadi dasar penyusunan
formulir survei pelaksanaan kegiatan kegiatan evaluasi keselamatan jalan, dan
pemahaman secara komprehensif kegiatan kegiatan evaluasi keselamatan jalan.
(2) Sub-sistem proses, lebih fokus pada diskusi dari hasil survai lapangan, antara lain :
(a) Mengidentifikasi lokasi kegiatan evaluasi keselamatan jalan, yang menjadi bahan
diskusi awal dan dilakukan evaluasi lokasi kegiatan secara detai, agar maksud dan
tujuan kegiatan tercapai secara optimal jika dilaksanakan pada lokasi tersebut.
(b) Melakukan penyusunan formulir survei evaluasi keselamatan jalan, yang terdiri dari
2 (dua) jenis formulir survei yaitu (1) formulir survei berbasis uji laik dfungsi jalan
(ULFJ); dan (2) formulir surveri berbasisi Audit Keselamatan Jalan (AKJ).
III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.1. Kerangka berpikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN
VII
III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.1. Kerangka berpikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN
VII (lanjutan)
III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.1. Kerangka berpikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN
VII (lanjutan)
III - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.1. Kerangka berpikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN
VII (lanjutan)
III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.1. Kerangka berpikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN
VII (lanjutan)
III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.1. Kerangka berpikir kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN
VII (lanjutan)
III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
(c) Melakukan survei instansional untuk mengumpulkan data teknis dan dokumen
administrasi, data teknis meliputi seperti data kondisi perkerasan jalan, data
perencanaan geometrik jalan, data lokasi blackspot pada ruas yang ditinjau, dan data
perlengkapan jalan, sedangkan data administrasi meliputi dokumen leger jalan,
dokumen kelas jalan, dokumen hasil uji laik fungsi jalan, dokumen penetapan
rambu, dan dokumen lainnya.
(d) Melakukan survei lapangan yang terdiri dari 2 (dua) kategori survei yaitu:
(1) Survei lapangan evaluasi keselamatan jalan berbasis ULFJ;
(2) Survei lapangan evaluasi keselamatan jalan berbasis AKJ.
(e) Kompilasi dan analisis data hasil sruvei lapangan berbasis ULFJ dengan
mengkompilasi data lapangan ke dalam sistem database berbasisi software.
(f) Kompilasi data hasil survei lapangan berbasisi AKJ dengan memetakan kondisi 11
komponen fokus pemeriksaaan seperti kondisi umum, alinemen jalan,
persimpangan, lajur tambahan, lalu lintas tak bermotor, perlintasan KA<
pemberhentian Bus, kondisi penerangan, bahu dan marka jalan, bangunan pelengkap
jalan, dan kondisi permukaan jalan.
(g) Mengidentifikasi problem keselamatan jalan berdasarkan hasil survei berbasis uji
laik fungsi jalan, dan berdasarkan hasil survei berbasisi audit keselamatan jalan.
Problem keselamatan jalan mengacu pada konsep forgiving road yang menekankan
pada self explaining road, self regulating road, dan self enforcing road.
(h) Mengidentifikasi skala tingkat prioritas penanganan problem keselamatan jalan
dengan mempertimbangkan peluang kejadian, dan potensi tingkat keparahan
kejadian.
(i) Melakukan updating berita acara laik fungsi jalan nasional yang beroperasi
berdasarkan hasil evaluasi keselamatan jalan nasional di wilayah kerja BBPJN-VII.
(j) Menyusun rekomendasi penanganan problem keselamatan jalan, dan ranking
prioritas penanganannya.
(3) Sub-sistem output, outcome masing-masing lebih fokus pada diskusi yang terkait
langsung dengan capaian keluaran, sasaran dan manfaat dari kajian evaluasi keselamatan
jalan di Lingkungan BBPJN-VII. Output dari evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan
BBPJN-VII antara lain:
III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
(a) Tersusunnya Laporan Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII yang
meliputi evaluasi terhadap komponen geometrik, perkerasan, ruang bagian jalan,
bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, dan manajemen rekayasa lalu lintas ;
(b) Tersusunnya Hasil Rekomendasi Evaluasi Keselamatan Jalan berbasis Audit
Keselamatan Jalan dan Evaluasi Fungsi Jalan;
(c) Updating Berita Acara Hasil Laik Fungsi Jalan Nasional yang beroperasi
berdasarkan hasil evaluasi keselamatan jalan Nasional di wilayah kerja BBPJN VII.
Jika sasaran output tersebut terutama rekomendasi evaluasi keselamatan jalan, dapat di
ikuti dengan langkah penerapan yang optimal, maka manfaat (outcome) dari kegiatan
evaluasi keselamatan jalan nasional dapat diperoleh outcome (manfaat) yang antara lain:
(a) Terwujudnya jalan nasional di Lingkungan BBPJN VII yang memiliki sertifikat laik
fungsi
(b) Terwujudnya jalan nasional di Lingkungan BBPJN VII yang berkeselamatan
(Forgiving Roads)
III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.2. Metode kerja kegiatan evaluasi keselamatan jalan di Lingkungan BBPJN VII
III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
(p) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 82 tahun 2018 tentang Alat pengendali dan
pengaman pengguna jalan.
(2) Tahapan telaah kebijakan terkait kegiatan audit keselamatan jalan mencermati beberapa
kebijakan pemerintah yang antara lain sebagai berikut:
a. Deklarasi PBB tentang Decade of Action (DOA) for safety road 2011-2020
b. Deklarasi Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) jalan 2011-2035
c. Program zero accident (kecelakaan nihil)
d. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga : 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
Rekayasa Keselamatan Jalan.
(3) Tahapan telaah literatur/pustaka terkait kegiatan audit keselamatan jalan mencermati
beberapa pustaka yang antara lain sebagai berikut:
a. Telaah tata cara audit keselamatan jalan eksisting
b. Telaah tata cara uji laik fungsi jalan eksisting
c. Telaah indikasi lokasi rawan kecelakaan (blackspot)
d. Telaah contoh hasil audit keselamatan jalan
e. Telaah contoh hasil uji laik fungsi jalan nasional.
(4) Tahapan perencanaan pelaksanaan audit keselamatan jalan dengan menitikberatkan
pada beberapa hal yang antara lain sebagai berikut:
a. Telaah kondisi wilayah studi
b. Telaah kondisi ruas jalan yang di evaluasi
c. Penyusunan Formulir Survei-1: Evaluasi Keselamatan jalan berbasis ULFJ,
sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran-1
d. Penyusunan Formulir Survei-2: Evaluasi Keselamatan jalan berbasis AKJ
sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran-2.
III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Contoh hasil audit keselamatan jalan tahap operasional sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar 3.3 sampai Gambar 3.6.
Temuan IKJ
Tidak ada informasi dari
arah jembatan eksisting
bahwa jalan yang tadinya
2 lajur 1 arah akan
menjadi 2 lajur 2 arah
potensi tabrakan tinggi
Gambar 3.3. Temuan pada tahap audit keselamatan jalan tahap operasional
III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Gambar 3.4. Rekomendasi Tim AKJ pada lokasi dengan membuat chevron dan penempatan
rambu lalu-lintas
III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Permasalahan KM 42+050
Rekomendasi KM 42+050
Permasalahan primer.
Rekeomedasi Penanganan Hazard
1. Terdapat vegetasi tinggi yang 1. Sterilisasi vegetasi yang
berpotensi mengurangi mengganggu tampak rambu.
kewaspadaan pengguna jalan pada
Sumber: Audit Keselamatan Jalan di Wilayah BBPJN VI
Gambar 3.6. Contoh hasil audit keselamatan jalan beroperasi (2)
Secara garis besar, beberapa pokok yang di amati dalam audit keselamatan jalan pada tahap
operasional sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.1.
III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Beberapa tahapan pelaksanaan audit keselamatan pada jalan eksisting (tahap operasional)
antara lain sebagai berikut:
(1) Tahap-1 : Persiapan dan pembentukan team audit
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
a) pemilik proyek membuat persiapan dan menjelaskan rencana audit serta rencana
pembentukan team audit dengan mengundang orang-orang yang berpengalaman dalam
melakukan audit keselamatan jalan;
b) pemilik proyek membentuk organisasai pelaksana audit;
c) pemilik proyek menentukan / memilih team audit berdasarkan kriteria team audit;
d) pemiliki proyek membuat surat penugasan kepada team audit untuk segera melakukan
perencanaan dan pelaksanaan audit;
e) pemilik proyek membuat surat penugasan kepada team teknis proyek (perencana
proyek) untuk dapat melayani seluruh kebutuhan data dan informasi mengenai proyek.
(2) Tahap-2 : Penyediaan data dan informasi ruas jalan yang akan diaudit
Tahap ini mencakup pengumpulan data dan formulasi masalah :
a) kumpulkan semua data dan informasi berkaitan dengan ruas jalan yang akan diaudit
termasuk peta lokasi dan gambar desain jalan;
b) kumpulkan data informasi lalu lintas bila ada;
c) kumpulkan data dan informasi lokasi kecelakaan bila ada;
d) failkan semua data dan informasi yang telah terkumpul untuk membantu pengecekan
data dan informasi yang telah didapatkan.
(3) Tahap-3 : Diskusi formulasi masalah
a) Review latar-belakang dan masalah proyek;
b) Diskusikan tujuan dari pelaksanaan audit;
c) Tentukan sasaran audit;
d) Lakukan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan sasaran yang akan
dicapai.
(4) Tahap-4 : Inspeksi lapangan
Beberapa hal yang dikerjakan dalam tahap ini, antara lain :
a) persiapan inspeksi lapangan;
1) siapkan data, peta lokasi, dan dokumen serta surat-surat penting lainnya;
2) siapkan daftar periksa dan gandakan sesuai kebutuhan;
3) siapkan peralatan survey (alat tulis kantor, kamera foto, kamera-video, alat ukur
III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
1) periksa satu persatu hasil daftar periksa dan fokuskan kepada hasil pemeriksaan
yang berindikasi jawaban “T” atau “Tidak”;
2) identifikasi bagian-bagian desain jalan yang kurang memenuhi standar;
3) identifikasi bagian-bagian bangunan pelengkap jalan yang kurang memenuhi
persyaratan teknis;
4) identifikasi bagian-bagian fasilitas pendukung jalan yang dianggap
kurang memenuhi persyaratan teknis, dsb.
b) gambar/sketsa jalan :
1) buat sketsa / peta lokasi yang diamati;
2) tuangkan hasil pengukuran ke dalam peta yang dibuat;
3) tandai bagian-bagian yang kurang memenuhi standar (misal: lebar jalan, lebar
bahu yang kurang memadai, dsb)/
c) analisis survey melalui hasil kamera video :
1) identifikasi bagian-bagian desain geometri, bangunan pelengkap jalan, fasilitas
pendukung yang kurang memenuhi persyaratan teknis dari hasil video kamera ke
peta lokasi;
2) identifikasi pada peta lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan konflik lalu
lintas;
3) identifikasi pada peta lokasi-lokasi yang berpotensi menimbuklan konflik lalu
lintas dengan pejalan kaki;
4) identifikasi pada peta bagian-bagian jalan, bangunan pelengkap, dan fasilitas jalan
yang mengganggu jarak pandang dan ruang bebas samping;
5) identifikasi pada peta bangunan-bangunan atau aktivitas samping jalan yang
mengganggu jarak pandang dan ruang bebas samping;
6) identifikasi pada peta bagian-bagian jalan yang mengalami kerusakan;
7) identifikasi pada peta perambuan-perambuan yang dianggap kurang tepat;
8) identifikasi pada peta marka jalan yang kurang sempurna;
9) identifikasi pada peta pergerakan penyeberangan pejalan kaki;
10) identifikasi jenis tata guna lahan yang berkembang di sekitar jalan;
11) identifikasi pada peta lokasi-lokasi kecelakaan (bila data tersedia), dsb.
d) analisis hasil survey lapangan (bila diperlukan) :
1) hitung volume lalu lintas dan komposisi kendaraan yang melewati titik
pengamatan;
III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan
untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administrasi yang
III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan
tersebut dapat dioperasikan untuk umum.
(1) Persyaratan teknis laik fungsi jalan
Persyaratan teknis laik fungsi jalan meliputi:
(a) teknis geometrik jalan;
(b) teknis struktur perkerasan jalan;
(c) teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
(d) teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
(e) teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu-lintas meliputi pemenuhan
terhadap kebutuhan alat-alat manajemen dan rekayasa lalu-lintas yang mewujudkan
petunjuk, perintah, dan larangan dalam berlalu-lintas; dan
(f) teknis perlengkapan jalan meliputi pemenuhan terhadap spesifikasi teknis konstruksi
alat-alat manajemen dan rekayasa lalu-lintas; seluruhnya mengacu kepada ketentuan
persyaratan teknis jalan yang berlaku.
Bangunan pelengkap jalan merupakan bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan
konstruksi jalan yang meliputi : jembatan, terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated
road), lintas bawah (underpass), tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan, dan saluran
tepi jalan dibangun sesuai dengan persyaratan teknis.
III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Ruas jalan yang pembangunannya tidak memerlukan AMDAL, dapat dipakai dokumen
lingkungan yang lain seperti Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), serta pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup. Pelaksanaan uji meliputi pemeriksaan dokumen
penyelenggaraan jalan.
Kelaikan fungsi suatu ruas jalan dapat dinyatakan oleh 1 (satu) dari 3 (tiga) kategori, yaitu
laik fungsi, laik fungsi bersyarat, dan tidak laik fungsi.
Kategori laik fungsi adalah kondisi suatu ruas jalan, baik jalan baru maupun jalan yang sudah
dioperasikan, yang memenuhi semua persyaratan teknis dan memiliki semua persyaratan
administrasi sehingga laik untuk dioperasikan kepada umum. Kategori laik fungsi tersebut
berlaku sampai suatu keadaan dimana jalan tersebut dipandang perlu untuk dievaluasi
kembali, namun tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Evaluasi kembali suatu ruas jalan yang
berkategori laik fungsi sebelum 10 (sepuluh) tahun, dapat dilakukan atas inisiatif
penyelenggara jalan atau usulan pihak kepolisian atau usulan pihak penyelenggara lalu-lintas
dan angkutan jalan.
Kategori laik fungsi bersyarat adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi sebagian
persyaratan teknis laik fungsi jalan tetapi masih mampu memberikan keselamatan bagi
pengguna jalan dan/atau memiliki paling tidak dokumen penetapan status jalan. Kategori laik
fungsi bersyarat pada jalan baru, dapat dinyatakan bahwa ruas jalan tersebut laik untuk
dioperasikan kepada umum setelah dilakukan perbaikan teknis dalam waktu sesuai
rekomendasi dari tim uji laik fungsi jalan. Kategori laik fungsi bersyarat pada jalan yang
sudah dioperasikan, dapat dinyatakan bahwa ruas jalan tersebut laik untuk dioperasikan
III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
kepada umum bersamaan dengan perbaikan teknis dalam waktu sesuai rekomendasi dari tim
uji laik fungsi jalan.
Kategori tidak laik fungsi adalah kondisi suatu ruas jalan yang sebagian komponen jalannya
tidak memenuhi persyaratan teknis sehingga ruas jalan tersebut tidak mampu memberikan
keselamatan bagi pengguna jalan, dan/atau tidak memiliki dokumen jalan sama sekali. Ruas
jalan yang berkategori tidak laik fungsi dilarang dioperasikan untuk umum. Ketidak-laikan
fungsi suatu ruas jalan berlaku sampai jalan tersebut diperbaiki dan dievaluasi kembali
kelaikannya.
Tim uji laik fungsi jalan terdiri dari: seorang ketua merangkap anggota; seorang sekretaris
merangkap anggota, dan paling sedikit 3 (tiga) anggota. Ketua tim berasal dari unsur
penyelenggara jalan. Sekretaris dan anggota tim berasal dari unsur penyelenggara jalan, unsur
penyelenggara lalu-lintas dan angkutan jalan, dan unsur kepolisian.
Seluruh anggota tim uji laik fungsi jalan termasuk ketua dan sekretaris, tidak boleh diangkat
dari unsur yang terlibat langsung dengan ruas jalan yang menjadi kewenangannya baik secara
teknis maupun administrasi.
Tim uji laik fungsi jalan terdiri dari para ahli jalan yang meliputi disiplin keilmuan: teknik
jalan, geoteknik jalan, teknik jembatan, teknik lalu-lintas/transportasi dan lingkungan jalan;
dan administrasi teknik jalan.
Dalam hal anggota Tim ahli jalan sulit untuk dipenuhi sebagaimana dipersyaratkan, maka
penyelenggara jalan dapat mengangkat tenaga ahli dari unsur-unsur lembaga penelitian jalan,
perguruan tinggi, asosiasi ahli jalan, dan/atau unsur lain yang memenuhi kriteria keahlian.
III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
(3) menyusun berita acara hasil uji dan evaluasi laik fungsi jalan yang berisi rekomendasi
kelaikan dan upaya perbaikan yang harus dilakukan, dengan menggunakan format yang
disepakati; dan
(4) melaporkan berita acara uji dan evaluasi laik fungsi jalan kepada penyelenggara jalan.
Semua informasi baik yang diberikan kepada tim uji laik fungsi jalan maupun yang
dikumpulkan oleh tim uji laik fungsi jalan adalah bersifat rahasia dan milik penyelenggara
jalan.
Prosedur pelaksanaan uji laik fungsi jalan mengikuti alur tugas sebagai berikut:
(1) tim uji laik fungsi jalan ditetapkan melalui surat keputusan penyelenggara jalan;
(2) tim uji laik fungsi jalan mendapat tugas melalui surat perintah pengujian untuk
melakukan uji dan evaluasi kelaikan fungsi jalan pada ruas-ruas jalan tertentu;
(3) tim uji laik fungsi jalan menyusun rencana pelaksanaan yang meliputi waktu pelaksanaan
dan biaya serta peralatan yang diperlukan dan mengusulkan kepada penyelenggara jalan;
(4) rencana pelaksanaan uji laik fungsi jalan harus disetujui oleh penyelenggara jalan untuk
dilaksanakan;
(5) tim uji laik fungsi jalan melakukan uji laik fungsi jalan pada ruas-ruas jalan yang telah
ditetapkan sesuai rencana pelaksanaan menggunakan formulir survai uji laik fungsi jalan
yang disepakati;
(6) tim uji laik fungsi jalan mengevaluasi hasil pengujian untuk menetapkan rekomendasi
status kelaikan fungsi dan upaya-upaya yang harus dilakukan;
(7) tim uji laik fungsi jalan menyusun berita acara evaluasi laik fungsi jalan menggunakan
formulir berita acara evaluasi laik fungsi jalan yang disepakati;
(8) tim uji laik fungsi jalan melaporkan berita acara evaluasi laik fungsi jalan kepada
penyelenggara jalan; dan
(9) penyelenggara jalan, berdasarkan rekomendasi tim uji laik fungsi jalan, menerbitkan
sertifikat status kelaikan fungsi suatu ruas jalan.
Sertifikat laik fungsi jalan adalah dokumen tertulis mengenai status kelaikan fungsi suatu ruas
jalan, diberikan oleh penyelenggara jalan sesuai dengan status jalannya.
III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Untuk melengkapi legalitas pekerjaan pada suatu ruas jalan yang dievaluasi kelaikannya, tim
uji laik fungsi jalan dilengkapi dengan dokumen teknis jalan yang disediakan oleh
penyelenggara jalan, antara lain meliputi:
(a) Detailed Engineering Design (DED);
(b) Gambar teknis terbangun (as built drawing);
(c) Dokumen penerimaan pekerjaan DED; dan
(d) Dokumen lain yang sesuai dan tersedia.
(8) Tata cara uji dan penetapan laik fungsi jalan nasional
Tata cara uji dan penetapan laik fungsi jalan nasional dilakukan dengan urutan kegiatan
sebagai berikut:
(a) Menteri Pekerjaan Umum menyelenggarakan evaluasi laik fungsi jalan nasional.
(b) Setiap ruas jalan nasional harus memenuhi persyaratan teknis dan administrasi laik
fungsi jalan, serta mengupayakan pemenuhan kelaikan fungsi sesuai kategori laik fungsi
yang diberlakukan.
(c) Menteri mengangkat tim uji laik fungsi jalan nasional dengan memperhatikan
persyaratan yang diberlakukan.
(d) Ruas jalan nasional yang akan dievaluasi, dipersiapkan dan diusulkan oleh unit pelaksana
teknis yang mengelola langsung jalan nasional yang bersangkutan, kepada Menteri, pada
awal setiap tahun anggaran.
(e) Tim uji laik fungsi jalan nasional mengevaluasi ruas jalan nasional sesuai tugas dan
fungsi serta mengikuti prosedur pelaksanaan yang berlaku.
(f) Kelaikan fungsi ruas jalan nasional ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan
menerbitkan sertifikat laik fungsi jalan, berdasarkan berita acara evaluasi laik fungsi
jalan.
III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Contoh hasil updating penyusunan berita acara hasil evaluasi laik fungsi jalan nasional
sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Contoh hasil updating berita acara evaluasi laik fungsi jalan nasional
(Sumber: Hasil Evaluasi ULFJ Ruas Usiran-Tanjung Batu, BBPJN-XII, 2017)
III - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Tahapan survei dan kompilasi data terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu: (1) Survei
Instansional; (2) survei lapangan berbasis ULFJ; (3) survei lapangan berbasis audit
keselamatan jalan; dan (4) kompilasi data hasil survei. Ke-empat kegiatan tersebut akan
disusun dan disajikan dalam laporan antara dan laporan bulanan. Beberapa uraian kegiatan
pada tahapan survei dan kompilasi data antara lain sebagai berikut:
(1) Tahapan survei instansional untuk mengumpulkan data teknis sekunder dan dokumen
terkait evaluasi keselamatan jalan. Data teknis yang diperlukan untuk mendukung
evaluasi keselamatan jalan antara lain:
(a) Kondisi perkerasan jalan
(b) Data kondisi geometrik (lebar lajur, bahu, drain, Rumija, dll)
(c) Data lokasi Blackspot
(d) Data perlengkapan jalan
Dokumen yang diperlukan terkait evaluasi keselamatan jalan antara lain:
(a) Dokumen Leger Jalan
(b) Dokumen Legalitas penetapan rambu lalu lintas
(c) Dokumen Berita acara hasil ULFJ
(d) Dokumen perencanaan geometrik jalan
(2) Tahapan survei lapangan-1 yang berbasis uji laik fungsi jalan (ULFJ) dengan
menitikberatkan pada beberapa fokus pengujian/fokus survei yaitu:
(a) Kondisi geometrik jalan
(b) Kondisi permukaan jalan
(c) Kondisi bangunan pelengkap jalan
(d) Kondisi pemanfaatan ruang bagian jalan
(e) Kondisi manajemen dan rekayasa lalu lintas
(f) Kondisi perlengkapan jalan terkait langsung dengan pengguna jalan; dan
(g) Kondisi perlengkapan jalan yang tidak terkait lgsung dengan pengguna jalan
(3) Tahapan survei lapangan-2 yang berbasis audit keselamatan jalan (AKJ) dengan
menitikberatkan pada beberapa fokus pemeriksaan/audit yaitu:
(a) Kondisi Umum ruas jalan
(b) Alinemen Jalan
(c) Persimpangan
(d) Lajur tambahan/lajur putar arah
III - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
hasil survei berbasisi ULFJ, dan berdasarkan hasil analisis deskriptif uraian hazard pada
komponen fokus pemeriksaan. Pemetaan dalam identifikasi problem keselamatan jalan
dapat diuraikan sebagai berikut:
(4) Tahapan analisis tingkat prioritas penanganan problem keselamatan jalan, dilakukan
untuk menetapkan ranking prioritas penanganan problem keselamatan jalan. Proses
analisis mempertimbangkan kombinasi antara tingkat peluang kejadian kecelakaan, dan
potensi tingkat keparahan kejadian kecelakaan akibat problem keselamatan jalan.
Pemetaan tingkat peluang kejadian kecelakaan akibat problem keselamatan jalan
dilakukan dengan analisis konversi nilai kualitatif menjadi kuantitatif yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
(a) Skor 1 Sangat Jarang (SJ) : Kurang dari 3 kali dalam 1 tahun
(b) Skor 2 Jarang (J) : 3-6 Kali dalam 1 tahun
(c) Skor 3 Kadang-Kadang (K) : 6-11 Kali dalam 1 tahun
(d) Skor 4 Sering (S) : 12-24 Kali dalam 1 tahun
(e) Skor 5 Sangat Sering (SS) : Lebih dari 24 kali dalam 1 tahun
III - 38
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
garis besar rekomendasi penanganan problem keselamatan jalan fokus pada beberapa hal
sebagai berikut:
(1) Rekomendasi perbaikan geometrik dan alinyemen jalan
(2) Rekomendasi perbaikan kondisi permukaan jalan
(3) Rekomendasi perbaikan bangunan pelengkap jalan
(4) Rekomendasi perbaikan manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta perlengkapan jalan
Secara garis besar updating berita acara ULFJ pada beberapa hal sebagai berikut:
(1) Updating status kelaikan, rekomendasi dan usulan tahun penanganan terkait
komponen Geometrik jalan
(2) Updating status kelaikan, rekomendasi dan usulan tahun penanganan terkait
komponen Kondisi permukaan/perkerasan jalan
(3) Updating status kelaikan, rekomendasi dan usulan tahun penanganan terkait
komponen Kondisi bangunan pelengkap jalan
(4) Updating status kelaikan, rekomendasi dan usulan tahun penanganan terkait
komponen Kondisi pemanfaatan ruang bagian jalan
(5) Updating status kelaikan, rekomendasi dan usulan tahun penanganan terkait
komponen Kondisi manajemen dan rekayasa lalu lintas
(6) Updating status kelaikan, rekomendasi dan usulan tahun penanganan terkait
komponen Kondisi perlengkapan jalan terkait langsung dengan pengguna jalan
(7) Updating status kelaikan, rekomendasi dan usulan tahun penanganan terkait
komponen tidak terkait langsung pengguna jalan.
III - 39
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Tabel 3.3. Contoh analisis ranking prioritas tiap problem keselamatan jalan (Sumber: Hasil AKJ di Lingkungan BBPJN-VII:Ruas Duwet-GIriwoyo, 2018)
Uraian Hazard Kemungkinan Kejadian Tk. Raning
No Lokasi Rekomendasi
Kecelakaan Bhy*) Prioritas **)
1. KM Tidak terdapat rambu larangan (1) Karena titik lokasi 1 x 2 Memasang rambu larangan berhenti Total skor: 2
77+200 berhenti atau rambu petunjuk lokasi berdekatan dengan Rendah atau larangan parkir pada daerah 100 Ranking ke-5
(Arah fasilitas parkir pasar, sangat mungkin meter sebelum persimpangan
Giriwoyo) akan banyak
kendaraan yang
terparkir di pinggir
jalan (baik di bahu
jalan ataupun di
badan jalan) sehingga
berpotensi
mengganggu
kelancaran lalu lintas.
(2) Ada kemungkinan
terjadi konflik antara
kendaraan yang
keluar dari daerah
parkir dengan
kendaraan pada lalu
lintas utama
2. KM Pemasangan rel pengaman tidak (1) Dalam situasi dimana 1 x 5 (1) Pemasangan rel pengaman Total skor: 5
77+500 sesuai dengan prinsip keselamatan: kendaraan yang Sedang sebaiknya menerus dengan pagar Ranking ke-3
(Jembatan (1) Ujung rel pengaman tidak hilang kendali beton jembatan. Bagian rel
Sasem) menerus dengan pagar beton membentur bagian rel pengaman yang menempel pada
jembatan pengaman yang dekat pagar beton jembatan minimal
dengan jembatan, sepanjang 100 cm.
maka kendaraan akan
membentur pagar
beton jembatan.
III - 40
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Tabel 3.3. Contoh analisis ranking prioritas tiap problem keselamatan jalan (Sumber: Hasil AKJ di Lingkungan BBPJN-VII:Ruas Duwet-GIriwoyo, 2018)
Uraian Hazard Kemungkinan Kejadian Tk. Raning
No Lokasi Rekomendasi
Kecelakaan Bhy*) Prioritas **)
3. KM (1) Merupakan daerah dengan dua (1) Pengemudi terlambat 3x5 (1) Memasang Rambu Peringatan Total skor: 15
79+100 – tikungan ganda dan ada beberapa mengantisipasi Tinggi Banyak Tikungan pada titik Ranking ke- 1
KM akses persil. Terdapat rambu adanya tikungan 79+000 dan rambu hati-hati +
79+500 peringatan tikungan ke kanan ganda karena bagian Rambu Tambahan “Kurangi
pada sekitar KM 79+000 yang lurus diantara dua Kecepatan” pada titik 79+050.
diikuti rambu peringatan tikungan tikungan kurang dari (2) Memasang paku jalan untuk
tajam ke kiri pada sekitar KM 200 m. Pada tikungan membantu mengarahkan
79+300 kedua, dari arah pengemudi.
Giriwoyo, pengemudi
mengambil jalur
terlalu ke tengah
karena tidak
mengurangi
kecepatan setelah
melewati tikungan
pertama. Dapat terjadi
kecelakaan depan-
depan karena
Tercatat pernah terjadi kecelakaan kendaraan dari arah
III - 41
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Tabel 3.3. Contoh analisis ranking prioritas tiap problem keselamatan jalan (Sumber: Hasil AKJ di Lingkungan BBPJN-VII:Ruas Duwet-GIriwoyo, 2018)
Uraian Hazard Kemungkinan Kejadian Tk. Raning
No Lokasi Rekomendasi
Kecelakaan Bhy*) Prioritas **)
pada titik KM 79+400 Giriwoyo melewati
marka tengah.
4. KM (1) Terdapat marka garis putus-putus (1) Pengemudi dapat 2 x 5 (1) Mengganti marka garis putus- Total skor: 10
81+000 yang panjangnya kurang dari 100 menyimpulkan bahwa Sedang putus menjadi marka garis utuh. Ranking ke-2
m di antara marka garis utuh mereka dapat
turunan/tanjakan dan jembatan. melakukan manuver
untuk mendahului
kendaraan di
depannya sedangkan
jaraknya pandangnya
tidak mencukup dan
tidak dapat diketahui
dengan pasti ada
tidaknya kendaraan
dari arah berlawanan.
Hal ini dapat memicu
terjadinya tabrakan
III - 42
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Tabel 3.3. Contoh analisis ranking prioritas tiap problem keselamatan jalan (Sumber: Hasil AKJ di Lingkungan BBPJN-VII:Ruas Duwet-GIriwoyo, 2018)
Uraian Hazard Kemungkinan Kejadian Tk. Raning
No Lokasi Rekomendasi
Kecelakaan Bhy*) Prioritas **)
depan-depan atau
tabrakan samping-
samping antara
kendaraan yang
mendahului dengan
kendaraan yang
didahului
5. KM (1) Patok tidak dilengkapi dengan (1) Dalam kondisi hujan 1 x 4 (1) Perlu menambahkan bahan Total skor: 4
81+300 bahan reflektif dan malam hari, patok Rendah reflektif pada setiap patok Ranking ke-4
(Jembatan pengarah tidak terlihat pengarah sehingga patok
Danan) oleh pengendara pengarah terlihat jelas oleh
sehingga berpotensi pengemudi.
tertabrak oleh
kendaraan.
6. KM (1) Kedua ujung rel pengaman tidak (1) Dalam kondisi 1 x 5 (1) Ujung terminal akhir dibuat Total skor: 5
82+000 tertutup dan tidak dibengkokkan tertentu, kendaraan Sedang membengkok (alternatif 1) atau Ranking ke-3
ke arah luar dari arah lalu lintas. yang hilang kendali terminal akhi dibuat sejajar
dapat menabrak ujung dengan tanah (alternatif 2)
III - 43
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
Tabel 3.3. Contoh analisis ranking prioritas tiap problem keselamatan jalan (Sumber: Hasil AKJ di Lingkungan BBPJN-VII:Ruas Duwet-GIriwoyo, 2018)
Uraian Hazard Kemungkinan Kejadian Tk. Raning
No Lokasi Rekomendasi
Kecelakaan Bhy*) Prioritas **)
rel pengaman yang
mengakibatkan rel Alternatif 1
pengaman menusuk
ke dalam kendaraan.
Alternatif 2
*) Tingkat Bahaya = Peluang Kejadian Kecelakaan (PK) (Skor 1-5) X Tingkat Keparahan (TK) (Skor 1-5) = PK X TK
Peluang Kejadian (PK) Tingkat Keparahan (TK)
Skor 1 Sangat Jarang (SJ) : Kurang dari 3 kali dalam 1 Skor 1 Sangat Ringan : Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah, kendaraan
tahun rusak ringan
Skor 2 Jarang (J) : 3-6 Kali dalam 1 tahun Skor 2 Ringan : Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K), kendaraan rusak
ringan.
Skor 3 Kadang-Kadang (K) : 6-11 Kali dalam 1 tahun Skor 3 Sedang : Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis ke
rumah sakit, kendaraan rusak sedang
Skor 4 Sering (S) : 12-24 Kali dalam 1 tahun Skor 4 Berat : Menyebabkan cidera yang menyebabkan cacatnya angota tubuh
permanen, kendaraan rusak berat
Skor 5 Sangat Sering (SS) : Lebih dari 24 kali dalam 1 Skor 5 Fatal : Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih, kendaraan rusak berat
tahun
III - 44
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 45
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN EVALUASI KESELAMATAN JALAN DI LINGKUNGAN BBPJN VII
III - 2