Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.

7 Juli 2016

Kesesuaian Istilah Tindakan Medis Berdasarkan ICD-9-CM Pada Dokumen Rekam


Medis Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin
Tahun 2015

Fahri Ramdan Hariri1, Ida Wahyuni1

Suitability Term Of Medical Procedures Based On ICD-9-CMOf Medical Record


Documents Non-PBI Inpatient Quarter I At Hasan Sadikin General Hospital Center 2015

Abstrak

Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGS) bahwa pengisian istilah tindakan medis dan kode tindakan
mengacu pada ICD-9CM. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUP dr. Hasan Sadikin, koder mengalami
kesulitan menentukan Leadterm untuk menetapkan kode tindakan berdasarkan ICD-9-CM, sehingga
menimbulkan asumsi yang berakibat penentuan kode yang tidak akurat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
persentase tingkat kesesuaian istilah tindakan medis berdasarkan ICD-9-CM. Penelitian ini bersifat deskriptif
yang berusaha melihat ke belakang (backward looking) dengan me-review atau melihat kembali penggunaan
istilah tindakan medis pada dokumen rekam medis rawat inap Non-PBI Triwulan I tahun 2015. Data diperoleh
melalui observasi menggunakan lembar observasi dan wawancara sebagai pendukung deskripsi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penggunaan istilah tindakan medis sebagian besar sesuai ICD-9-CM dengan persentase
sesuai sebesar 78% dan tidak sesuai sebesar 22%. Meski begitu, agar dapat menyeragamkan persepsi
penggunaan istilah tindakan medis, berbagai upaya harus dilakukan untuk mengatasi dampak yang diakibatkan,
dengan lebih meningkatkan kerja sama yang telah terjalin antara dokter, perawat, dan praktisi kesehatan lain
dengan petugas rekam medis mengenai penulisan istilah tindakan medis yang harus sesuai berdasarkan ICD-9-
CM.

Kata Kunci: Kesesuaian, istilah tindakan medis, ICD-9-CM.

Abstract

The Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 27 Year 2014 on the
Indonesian Systems Case Base Groups (INA-CBGS) Technical Guidelines that charging medical action terms,
and action code refers to ICD-9cm. Based on preliminary studies in dr. Hasan Sadikin Central General
Hospital, coders have difficulty in determining leadterm to define actions based on ICD-9-CM, giving rise to the
assumption that resulted in inaccurate code determination. The study was conducted to determine the percentage
level of medical procedures term conformity based on ICD -9-CM. This study is a descriptive study that seeks to
look back by re-reviewing or review back the use of the medical action term on NON-PBI inpatient medical
record document in the first quarter of 2015. Data obtained through observation using observation sheet and
interviews as supportive descriptives. The results showed that the use of medical action term is largely in
accordance ICD-9-CM with the corresponding percentage at 78% and in non-accordance of 22%. However, in
order to homogenize the perceptionof the medical action term usage, efforts should be made to address the
impact caused, by further enhancing the cooperation that has existed between physicians, nurses and other
healthcare practitioners with medical records clerk about writing medical term measures appropriately based
on ICD- 9-CM.

Keywords: Suitability, medical action term, ICD-9-CM.

1
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

31
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016

Pendahuluan Pelayanan Medik Nomor:


Derajat kesehatan masyarakat yang Hk.00.05.1.4.4.00744 tentang Penggunaan
optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang Klasifikasi Internasional Mengenai Penyakit
tinggi dan dicapai pada saat yang sesuai Revisi Kesepuluh (ICD-10) di Rumah Sakit.
dengan kondisi dan situasi, serta kemampuan ICD digunakan untuk menerjemahkan
yang nyata dari setiap orang atau masyarakat diagnosis penyakit dan masalah kesehatan
dan harus selalu diupayakan peningkatannya lainnya dari sebuah kata ke dalam sebuah kode
secara terus-menerus. Institusi pemberi alfanumerik. ICD berisikan daftar kata atau
pelayanan kesehatan menjadi suatu sarana istilah medis yang telah diklasifikasikan
yang menunjang terciptanya derajat kesehatan menurut abjad. Ketentuan standar data lain
masyarakat, salah satunya adalah rumah sakit. yang telah ditetapkan, yaitu dalam Peraturan
Menurut Undang-Undang Republik Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang 27 Tahun 2014Tentang Petunjuk Teknis
Rumah Sakit, pada pasal 1 ayat 1 dinyatakan Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-
bahwa “Rumah Sakit adalah institusi CBGS) bahwa pengisian istilah tindakan
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan medis, kode diagnosis, dan kode tindakan
pelayanan kesehatan perorangan secara mengacu pada ICD-10 (International
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat Classification of Diseases) dan ICD-9CM
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.” Dengan (International Classification Of Diseases 9th
demikian,Rumah Sakit harus Revision Clinical Modification) baik berkaitan
menyelenggarakan upaya-upaya kesehatan dengan diagnosis maupun tindakan.
yang dapat menunjang peningkatan taraf Hal tersebut berkaitan dengan sistem
kesehatan masyarakat dengan pelayanan pembayaran pelayanan kesehatan. Dengan
praktik kedokteran dengan memanfaatkan hadirnya sistem pembayaran pelayanan
Rekam Medis secara optimal. kesehatan di era JKN (Jaminan Kesehatan
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Nasional) yaitu sistem pembayaran pelayanan
Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang kesehatan secara prospektif melalui program
Praktik Kedokteran, pada pasal 46 ayat 1 INA-CBG’s, bahwa setiap penggunaan istilah
menegaskan “Setiap dokter atau dokter gigi medis sangat menentukan kesesuaian
dalam menjalankan praktik kedokteran wajib penentuan kode tindakan berdasarkan ICD-
membuat rekam medis.” Oleh karena itu, 9CM. Sebagaimana disebutkan dalam
setiap pelayanan yang telah diberikan harus PerMenKes RI No. 27 Tahun 2014 Tentang
dicatat dalam sebuah berkas, yaitu rekam Petunjuk Teknis Indonesian Case Base Groups
medis. Menurut Permenkes RI No. (INA-CBGs) Bab I Koding INA-CBGs tentang
269/MenKes/Per/III/2008 Tentang Rekam Tugas dan Tanggung Jawab, bahwa diperlukan
Medis, bahwa Rekam Medis yang dimaksud kerjasama yang baik antara dokter dan koder.
adalah berkas yang berisikan catatan dan Kelengkapan rekam medis yang ditulis oleh
dokumen tentang identitas pasien, dokter akan sangat membantu koder dalam
pemeriksaan, pengobatan, dan pelayanan lain memberikan kode diagnosis dan
yang telah diberikan kepada pasien. tindakan/prosedur yang tepat. Maka dari, itu
Dalam melaksanakan pencatatan pada dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah
dokumen rekam medis di rumah sakit tentunya medis mempunyai peran yang penting dalam
terdapat beberapa hal harus dipenuhi demi proses pelaksanaan rekam medis di rumah
tercapainya kesesuaian data pasien. Ketentuan sakit.
standar data yang telah ditetapkan untuk Pelayanan kesehatan di era JKN (Jaminan
melakukan pengisian dokumen rekam medis Kesehatan Nasional) ini rupanya memicu
pasien menurut Keputusan Direktur Jenderal antusiasme dan kesadaran dari masyarakat

32
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016

untuk menyelenggarakan terselenggaranya Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin


JKN, sehingga para pengguna pelayanan telah membuat kebijakan tentang penggunan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan istilah medis diagnosis maupun tindakan
Sadikin sadar betul akan pentingnya pelayanan berupa buku pedoman Daftar Singkatan dan
kesehatan di era JKN ini. Sebagai salah satu Simbol untuk Penulisan Rekam Medis. Namun
rumah sakit pusat rujukan, Rumah Sakit dalam praktiknya penggunaan istilah medis
Umum Pusat Hasan Sadikin mempunyai yang digunakan pada prosedur atau tindakan
kunjungan pasien yang cukup tinggi dan masih ada yang belum sesuai dengan ICD-9-
bervariasi yang datang dari berbagai daerah. CM yang berujung pada sulitnya menentukan
Maka dari itu, di tahun 2014 kunjungan pasien Lead Term untuk kode tindakan pada ICD-9-
peserta JKN di Rumah Sakit Umum Pusat CM, sehingga membuat petugas rekam medis
Hasan Sadikin meningkat. Dari data rekam khususnya Coding merasa bingung, juga bagi
medis tahun 2014 di Rumah Sakit Umum para peserta didik maupun mahasiswa yang
Pusat Hasan Sadikin diketahui kunjungan sedang menjalani praktik klinik/lapangan,
pasien rawat inap Non-PBI (Non Penerima sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian
Bantuan Iuran) mencapai hampir 70% dari penulisan istilah tindakan medis penentuaan
total kunjungan pasien rawat inap. Sehingga kode tindakan medis masih berdasarkan
sangat dibutuhkan perhatian khusus terutama asumsi. Hal tersebut berdampak pada
mengenai penggunaan istilah medis, baik ketepatan penentuan kode tindakan.
diagnosis maupun tindakan, karena hal ini erat
hubungannya dengan sistem pembayaran
Metode
pelayanan kesehatan di era JKN dan dari segi
akses data pun, data pasien rawat inap Non- Metode penelitian yang digunakan adalah
PBI lebih mudah diakses karena berada di deskriptif. Penelitian ini dilakukan di unit
Pusat pelayanan Rekam Medis Rawat Inap. rekam medis rawat inap Non-PBI di Rumah
Seiring dengan semakin berkembangnya Sakit Hasan Sadikin dengan me review atau
teknologi di bidang pelayanan kesehatan, maka melihat kembali penggunaan istilah tindakan
semakin berkembang dan bervariasi pula medis pada dokumen rekam medis rawat inap
tindakan yang diberikan di bidang pelayanan Non-PBI.
kesehatan. Tindakan yang kompleks tentunya Pengumpulan data dilakukan dengan
dapat diterima oleh pasien yang mendapatkan menggunakan lembar observasi untuk
pelayanan di rawat inap. Kompleksnya mengetahui kesesuaian penggunan istilah
tindakan yang diberikan terhadap pasien rawat tindakan medis pada dokumen rekam medis
inap sebanding pula dengan kompleksnya rawat inap. Lembar observasi tersebut berupa
penggunaan istilah medis sebagai Check-list (√) digunakan untuk meneliti
pembendaharaan petugas medis maupun kesesuaian penggunaan istilah tindakan medis
kepada petugas lainnya. Hal itu penting guna pada dokumen rekam medis rawat inap Non-
menyeragamkan persepsi antar petugas PBI triwulan I di Rumah Sakit Umum Pusat
pemberi pelayanan kesehatan. Hasan Sadikin tahun 2015.
Hal tersebut juga berkaitan dengan Analisis data adalah univariat. Penyajian
akreditasi di rumah sakit. Sebagaimana data berbentuk distribusi frekuensi dan
disebutkan pada buku pedoman akreditasi persentase dari variable yang kemudian
KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) pada dinarasikan dengan ditunjang berbagai teori
Standar MKI. 13 disebutkan bahwa Rumah dan wawancara sebagai pendukung deskripsi
Sakit menggunakan standar kode diagnosis, hasil tersebut.
kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan
definisi.

33
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016

Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah


dilakukan pada tanggal 5 Mei sampai 6 Juni
Hasil Penelitian
2015 di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan
Kesesuaian Penggunaan Istilah Sadikin, dari 99 dokumen rekam medis pasien
Tindakan Medis Dokumen Rekam Medis rawat inap diketahui adanya penulisan istilah
Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Rumah tindakan medis yang sesuai dan istilah
Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin2015 tindakan medis yang tidak sesuai berdasarkan
ICD-9-CM, yaitu:

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Penggunaan Istilah Tindakan Medis Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin 2015
Tingkat
No F Persentase (%)
Kesesuaian
1 Sesuai 77 78%
2 Tidak Sesuai 22 22%
Jumlah 99 100%

Berdasarakan hasil penelitian, diketahui bahwa dengan ICD-9-CM dan sebanyak 78% sesuai
kesesuaian penggunaan istilah tindakan medis dengan ICD-9-CM.
berdasarkan ICD-9-CM dari 99 sampel Dari 77 perolehan istilah tindakan medis yang
dokumen rekam medis rawat inap NON-PBI sesuai menurut tabel diatas, dapat dirinci ke
periode triwulan I, sebanyak 22% tidak sesuai dalam frekuensi temuan variasi istilah tindakan
medis, yaitu:

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variasi Penggunaan Istilah Tindakan Medis yang Sesuai pada
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Rumah Sakit Umum Pusat
Hasan Sadikin Tahun 2015
Istilah tindakan medis Istilah Tindakan Medis Kode Persentase
No f
yang digunakan pada ICD-9-CM ICD-9-CM (%)
1 Kemoterapi Chemotherapy 99.25 32 32,32%
EKG / EKG /
2 89.52 5 5,05%
Electrocardiografi Electrocardiogram
Cesarean section, low
3 low cervical c-section 74.1 4 4,04%
cervical
4 Salpingoovarektomi Salpingo-oophorectomy 65.49 3 3,03%
Roentgenography/Radiogr
5 Rontgen Thorax PA 87.44 3 3,03%
aphy, chest
Examination, specimen,
6 pemeriksaan darah 90.5 3 3,03%
blood
Infusion / Injection,
7 Injection of Antibiotik 99.21 2 2,02%
Antibiotic
Infusion / Injection,
8 infusion of electrolyte 99.18 2 2,02%
electrolyte
9 Injection Insulin Injection, insulin 99.17 2 2,02%
10 simple mastoidectomy Mastoidectomy, simple 20.41 2 2,02%
11 Hemodialysis Hemodialysis 39.95 2 2,02%
12 resection of ileum Resection, ileum 45.62 1 1,01%

34
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016

13 et scan kepala Scan, head 87.03 1 1,01%


14 scan Thorax Scan, thorax 87.41 1 1,01%
15 Perinoplasty Perinoplasty 71.79 1 1,01%
16 termporary tracheotomy Tracheotomy (temporary) 31.1 1 1,01%
Extraction, tooth, with
other surgical extraction
17 mucoperiosteal flap 23.19 1 1,01%
of tooth
elevation
18 Plasmaferesis Injection, anticoagulant 99.19 1 1,01%
19 Ventilation Ventilation 96.72 1 1,01%
other manually assisted Delivery, assisted
20 73.59 1 1,01%
delivery spontaneous
Tonsilectomy and
21 Tonsiloadenoidectomy 28.3 1 1,01%
Adenoidectomy
CVP (central venous
22 CVP 89.62 1 1,01%
pressure)
Currettage, uterus,
23 curettage uterus following delivary or 69.02 1 1,01%
abortion
Casting, (for
24 Hip Spica Cast 95.53 1 1,01%
immobilization)
25 Episiotomy Episiotomy 73.6 1 1,01%
26 Myomektomi Myomectomy 68.29 1 1,01%
27 Post Eksisi Vulva Incision of vulva 71.09 1 1,01%
28 Simpel Mastektomi Mastectomy (simple) 85.41 1 1,01%
Jumlah 77 77,78%

Tabel di atas merupakan prosentase variasi yang digunakan sebagai acuan penentuan kode
istilah tindakan medis yang sesuai berdasarkan tindakan pada ICD-9-CM yaitu Penggunaan
ICD-9-CM. Penggunaan istilah tindakan medis istilah Injection atau Infusion sebanyak 7,07%,
sesuai dengan persentase paling tinggi terdapat kemudian pada tindakan EKG atau
pada istilah tindakan Chemotherapy sebanyak Electrocardiogram sebanyak 5,05%%. Adapun
32,32%. Ditemukan pula beberapa istilah dari 22 perolehan istilah tindakan medis yang
tindakan medis yang berbeda namun tidak sesuai menurut tabel 1, juga dapat dirinci
digolongkan menjadi satu golongan yang sama ke dalam frekuensi temuan variasi istilah
karena dilihat dari Leadterm atau kata kunci tindakan medis, yaitu:

35
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variasi Penggunaan Istilah Tindakan Medis yang Tidak Sesuai
pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Rumah Sakit Umum
Pusat Hasan Sadikin Tahun 2015

Istilah tindakan medis Istilah tindakan pada Kode Persentase


No F
yang digunakan ICD-9-CM ICD-9-CM (%)

1 Lumbal pungsi Puncture, lumbar 03.31 5 5,05%


Zometa, Border,
Siklofosfamid, Terapi
2 Chemotherapy 99.25 4 4,04%
Hormonal dan Goserelin
/ Zoladex
3 Anticoagulant Injection, anticoagulant 99.19 2 2,02%
4 Konservatif Examination, blood 90.5 2 2,02%
5 Insulin Injection, insulin 99.17 2 2,02%
6 Konservatif Tomography / Scan, head 87.03 1 1,01%
Echocardiography,
7 TEE 89.52 1 1,01%
transesophageal
Catheterization/ Catheter,
8 pemasangan CVC 38.93 1 1,01%
central venous NEC
Infusion/Injection,
9 Dehidrasi cairan 99.18 1 1,01%
electrolytes
Omeprazole &
10 Rehabilitation, drug 94.64 1 1,01%
Alprazolam
Roentgenography/Radiogr
11 RO Thorax 87.44 1 1,01%
aphy, thorax
Jumlah 22 22,22%

Tabel di atas merupakan persentase variasi menegaskan “Setiap dokter atau dokter gigi
penggunaan istilah tindakan medis yang tidak dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
sesuai berdasarkan ICD-9-CM. Penggunaan membuat rekam medis.” Oleh karena itu setiap
istilah tindakan medis yang tidak sesuai pelayanan yang telah diberikan harus dicatat
dengan persentase paling tinggi terdapat pada dalam sebuah berkas, yaitu rekam medis.
istilah tindakan medis Lumbal Pungsi yaitu Menurut Permenkes RI No.
5,05%, kemudian beberapa istilah tindakan 269/MenKes/Per/III/2008 Tentang Rekam
medis yang berbeda namun digolongkan Medis, bahwa Rekam Medis yang dimaksud
menjadi satu golongan yang sama karena adalah berkas yang berisikan catatan dan
memiliki tujuan yang sama baik dari diagnosa dokumen tentang identitas pasien,
selama masa perawatan maupun dari kode pemeriksaan, pengobatan, dan pelayanan lain
tindakan yang diberikan yaitu Zometa, Border, yang telah diberikan kepada pasien.
Siklofosfamid, Terapi Hormonal Dalam melaksanakan pencatatan pada
Goserelin/Zoladex sebanyak 4,04%, dokumen rekam medis di rumah sakit atau
selanjutnya pada tindakan Konservatif dengan sarana pelayanan kesehatan tentunya ada
kode tindakan 90.5, Insulin dan Coagulant beberapa hal harus dipenuhi demi tercapainya
masing-masing sebanyak 2,02%. kesesuaian data pasien. Ketentuan standar data
yang telah ditetapkan untuk melakukan
Pembahasan pengisian dokumen rekam medis pasien
Menurut Undang-Undang Republik dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Republik IndonesiaNomor 27 Tahun
Praktik Kedokteran, pada pasal 46 ayat 1 2014Tentang Petunjuk Teknis Sistem

36
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016

Indonesian Case Base Groups (INA-CBGS) Meskipun demikian, penulisan istilah


bahwa pengisian istilah tindakan medis tetap sesuai karena penulisannya diawali
mengacu pada ICD-9CM (International dengan nama tindakan Chemotherapy lalu
Classification Of Diseases 9th Revision disertai nama jenis obat yang digunakan,
Clinical Modification). Sebagimana dijelaskan sehingga tidak menimbulkan asumsi lain yang
pada BAB IV KODING INA-CBGs tentang berakibat penentuan kode yang tidak akurat.
Pengenalan Koding ICD-10 Dan ICD-9-CM, Lain halnya dengan istilah nama obat yang
bahwa koding sangat menentukan dalam tetap sama yaitu mengacu pada tindakan
sistem pembiayaan prospektif yang akan Chemotherapy namun ditulis hanya nama
menentukan besarnya biaya yang dibayarkan obatnya saja. Hal tersebut disebabkan petugas
ke Rumah Sakit. Dalam peraturan tesebut juga medis (dokter) dalam melakukan pencatatan
dijelaskan bahwa Koding adalah kegiatan tindakan medis seringkali terpaku pada
memberikan kode diagnosis utama dan kebiasaan penggunaan bahasa lokal di Rumah
diagnosis sekunder sesuai dengan ICD-10 serta Sakit tersebut. Dampaknya adalah dapat
memberikan kode prosedur sesuai dengan menimbulkan kebingungan bagi koder,
ICD-9-CM. Mengingat betapa pentingnya sehingga berujung pada penentuan kode
kesesuaian data rekam medis baik berupa tindakan yang kurang tepat. Sebagaimana
istilah tindakan medis maupun penetapan kode pendapat menurut Febtian (2010) dalam
tindakan yang menyertainya, agar Khabibah (2013) pada penelitiannya
menghasilkan data yang cepat, tepat dan menyatakan bahwa ketidaksamaan penulisan
akurat. diagnosis disebabkan karena dokter atau
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada petugas lebih sering menggunakan bahasa
tanggal 5 Mei sampai 6 Juni 2015 mengenai campuran antara terminologi medis dan bahasa
Kesesuaian Penggunaan Istilah Tindakan Indonesia. Alasannya adalah dengan
Medis Dokumen Rekam Medis Rawat Inap menggunakan bahas Indonesia maka
Non-PBI Triwulan I Rumah Sakit Umum Pusat pemahaman makna istilah antar petugas
Hasan Sadikin 2015 diketahui bahwa penulisan kesehatan akan lebih mudah. Diagnosis dan
istilah tindakan medis pada dokumen rekam tindakan adalah dasar untuk mencari kode
medis rawat inap Non-PBI sebagian besar dalam ICD (Intenational Classification of
penggunaan istilah tindakan medis sudah Diseases). Jika istilah tindakan yang ditulis
sesuai berdasarkan persentase hasil penelitian tidak sama dengan istilah yang ada pada ICD
yang telah diperoleh yaitu sebesar 77,78%. maka petugas akan mengalami kesulitan dalam
Istilah medis diagnosis dan tindakan sebagai melakukan penentuan leadterm dan kode
dasar pengkodean hendaknya harus tercatat diagnosis dan tindakan sehingga menyebabkan
secara benar dan tepat. Artinya tidak kode tidak akurat.
menimbulkan persepsi ganda dan banyak Dalam pengisian formulir rekam medis di
pertimbangan karena penulisan istilah yang Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
beragam untuk satu makna diagnosis atau Bandung telah ditetapkan ketentuan-ketentuan
tindakan. Sebagaimana Nuryati bahwa yang mengatur dalam pengisian lembar
Terminogi medis adalah Istilah tindakan medis formulir rekam medis yaitu Peraturan Direktur
yang telah sesuai mayoritas terdapat pada Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
istilah tindakan Chemotherapy. Dari sekian Nomor 3617 Tahun 2012 Tentang Kebijakan
banyak penggunaan istilah tindakan Pelayanan Rekam Medis RSUP Dr. Hasan
Chemotherapy tersebut, diantaranya ada Sadikin Bandung, dalam Kebijakan Khusus
beberapa yang disertai penulisan jenis obat nomor 10 disebutkan bahwa Penulisan
yang digunakan selama masa pengobatan. prosedur operasi dan tindakan medis lainnya
harus mengacu pada buku ICD-9CM atau buku

37
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016

Klasifikasi dan Prosedur dan Tindakan yang ditemukan leadterm “Casting” dengan langkah
berlaku. Khusus mengenai istilah medis berupa penentuannya sebagai berikut:
singkatan, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
juga telah membuat kebijakan berupa Daftar Leadterm :
Singkatan Dan Simbol Untuk Penulisan Cast
Rekam Medis Rsup Dr. Hasan Sadikin Index to Procedures (ICD9-CM):
Bandung yang diatur dalam Keputusan Casting(for immobilization) NEC
Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung Nomor: 03.06/E013/15657/X/2012. Dengan ditentukan Leadterm Casting
Dalam menentukan hasil penelitian dalam ICD-9-CM sebagai acuan dalam
berupa tingkat kesesuaian pada istilah tindakan menentukan kode tindakan Hip Spica Cast
medis, peneliti mengacu pada Leadterm atau mak istilah tindakan medis diatas telah sesuai.
kata kunci sebagai acuan untuk Apabila terdapat istilah tindakan medis
membandingkan istilah tindakan medis yang yang menggunakan unsur kata dari bahasa
digunakan pada dokumen rekam medis dengan Indonesia, namun jika diartikan atau
istilah tindakan medis pada Index to diterjemahkan ke dalam bahasa inggris sesuai,
Procedures atau daftar istilah tindakan medis maka istilah tindakan medis tersebut juga telah
yang diurutkan sesuai abjad yang terdapat pada sesuai. Sebagaimana yang dianut dalam ICD-
ICD-9-CM. 9-CM, bahwa bahasa yang digunakan didalam
Terdapat berbagai macam istilah tindakan ICD-9-CM adalah bahasa inggris. Contoh
medis yang digunakan pada dokumen rekam istilah tindakan medis pada “Pemeriksaan
medis di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan darah” maka jika diterjemahkan ke dalam
Sadikin Bandung, diantaranya penggunaan bahasa inggris menjadi “Examination of
istilah tindakan medis dengan satu unsur kata, blood”, maka langkah penentuan nya yaitu:
dua unsur kata atau bahkan lebih. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Nuryati (2011), sebagian Leadterm :
besar struktur istilah medis tersusun dari 3 Pemeriksaan = Examination
(tiga) unsur kata, yakni: prefix, root, dan suffix. Index to Procedures (ICD-9-CM) :
Dalam struktur setiap kata atau istilah harus ExaminationMicroscopic (specimen)
memiliki minimal satu root. Tidak semua (of)Blood
istilah medis terdiri dari tiga unsur prefix, root,
dan suffix, adakalanya satu istilah terdiri hanya Dalam upaya untuk mengoptimalkan
dua unsur kata, dan bahkan hanya terdiri dari pengolahan data rekam medis juga sebagai
prefix dan root atau root dan suffix saja. sarana untuk memperkaya wawasan dan
Namun tidak jarang juga istilah memiliki lebih informasi bagi petugas rekam medis khususnya
dari tiga unsur kata. yang bertugas pengolah data rekam medis
Adapun yang menjadi ketentuan peneliti secara langsung terhadap istilah medis, salah
sebagai acuan bahwa apabila salah satu unsur satunya petugas koding. Berikut adalah istilah-
kata pada istilah tindakan medis tersebut sesuai istilah tindakan medis yang tidak sesuai
dengan Leadterm atau kata kunci yang terdapat dengan kaidah penulisan tindakan dari hasil
pada Index to Procedres pada ICD 9-CM, penelitian yang diperoleh pada rekam medis
maka istilah tindakan medis tersebut telah pasien rawat inap Non-PBI periode triwulan I
sesuai. Sebagai contoh penggunaan istilah tahun 2015, diantaranya:
tindakan medis dengan tiga unsur kata seperti 1. Zometa
“Hip Spica Cast” dengan leadterm “Cast” 2. Lumbal Pungsi/Puncture
yang jika dilihat pada ICD-9-CM akan 3. Konservatif
4. Border

38
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016

5. Siklofosfamid / Cyclophosphamide namun jika di pelajari dari definisi istilah yang


6. RO Thorax dicantumkan dan diagnosa yang ditegakkan,
7. Terapi Hormonal Goserelin/Zoladex istilah tersebut merupakan istilah untuk nama
8. Antikoagulan obat atau zat yang digunakan pada pasien
9. Antibiotik dengan kasus kanker yang merupakan bagian
10. Insulin dari tindakan Kemoterapi. Kode (ICD-9-CM)
11. Dehidrasi Cairan yang diberikan pada istilah tersebut tetap sama
12. Pemasangan CVC (Central yaitu 99.25 dengan tindakan Injection or
VenousCatheterization) infusion of cancer chemotherapeutic substance
13. TEE (Trans Esophageal atau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia
Echocardiography) berarti Injeksi atau infuse zat kemoterapi pada
Dari rincian diatas dapat disimpulkan kanker. Penggunaan istilah tindakan medis
bahwa ada beberapa istilah tindakan medis yang berkaitan dengan obat yang digunakan
yang digunakan oleh para praktisi kesehatan dalam masa pengobatan pada kasus kanker
di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan tersebut hendaknya dalam setiap pecatatan
Sadikin Bandung. Diantara penggunaan selalu dibubuhi keterangan tindakan yang
istilah tindakan medis tersebut yaitu Lumbal dilakukan. Karena di dalam ICD-9-CM tidak
Pungsi memiliki angka ketidaksesuain terdapat daftar nama-nama obat khusus dalam
penggunaan istilah paling tinggi sebesar menangani penyakit-penyakit tertentu.
5,05%. Istilah tindakan ini banyak diadopsi Sehingga kode tindakan yang diperoleh sesuai
oleh para praktisi kesehatan di Rumah Sakit dengan tindakan yang dimaksud dalam
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin. Jika dilihat penulisan istilah tindakan medis tersebut.
dari tujuannya memang tidak ada yang Tingginya ketidaksesuaian penggunaan istilah
berbeda antara Lumbal Pungsi dengan tindakan medis lumbal pungsi (5,05%) dan
Lumbal Puncture atau istilah lain dari Lumbal jenis obat penanganan chemotherapy (4,04%)
Pungsi yang terdapat pada ICD-9-CM baik tersebut dikarenakan kebiasaan petugas medis
dari definisi maupun prosedur tindakannya. dalam melakukan pencatatan terpaku pada
Lumbar puncture adalah prosedur invasive pada kebiasaan penggunaan bahasa lokal
sebagai upaya pengeluaran cairan instansi (Indonesia) dan beban kerja
serebrospinal dengan memasukan jarum petugas yang tinggi sehingga untuk
punksi lumbal ke dalam ruang subarakhnoid. mempermudah pencatatan dilakukan
Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan
secara sederhana. Akan lebih mudah bagi
serebrospinali, mengukur dan mengurangi
petugas koder di Instalasi Rekam Medis untuk
tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada
menentukan kode tindakan jika istilah tindakan
tidaknya darah pada cairan serebrospinal,
yang digunakan sesuai berdasarkan ICD-9-
untuk mendeteksi adanya blok subarakhnoid
CM.
spinal, dan untuk memberikan antibiotic
Selanjutnya terdapat beberapa istilah
intraheal ke dalam kanalis spinal terutama
tindakan berupa singkatan yang tidak sesuai
kasus infeksi (Brunner and Suddarth’s, 1999,
berdasarkan ICD-9-CM. Beberapa istilah
p 1630).
tindakan medis berupa singkatan, yaitu TEE,
Adapun selain istilah diatas, ada beberapa
CVC, dan RO Thorax. Jika masing-masing
istilah lain yang merupakan nama obat yang
singkatan istilah tersebut diuraikan menjadi
digunakan pada kasus kanker seperti Zometa,
beberapa unsur kata, unsur-unsur kata dari
Border, Siklofosfamid / Cyclophosphamide,
masing-masing istilah tersebut memang sesuai
danTerapi Hormonal Goserelin/Zoladex. Jika
dengan istilah yang ada di dalam Alphabetic
dilihat pada ICD-9-CM, istilah tindakan
Index pada ICD-9-CM. Namun jika singkatan
tersebut memang tidak dapat ditemukan,

39
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016

istilah tersebut yang menjadi acuan sebagai tidak akan ditemukan pada Alphabetic index
kata kunci, singkatan tersebut tidak akan yang terdapat di ICD-9-CM jika 38tidak diawali
ditemukan di dalam ICD-9-CM. TEE yang dengan kata kerja “Injeksi” atau “Infus”.
merupakan singkatan dari Trans Esophageal Berdasarkan ICD-9-CM beberapa zat atau
Echocardiography, ditemukan pada ICD-9- cairan seperti Antibiotik, dan Anticoagulant
CM dengan istilah Echocardiography dan secara umum pemakaiannya memang 38 melalui
selanjutnya diikuti oleh transesophageal. infus atau injeksi namun perlu diingat beberapa
Tidak jauh berbeda dengan TEE, CVC adalah Antibiotik, dan Anticoaglant juga ada yang
kependekan dari Central Venous diberikan secara oral atau dalam bentuk
Catheterization, pada ICD-9-CM akan kapsul. Maka dari itu, perlunya awalan kata
ditemukan dengan istilah Catheterization, “Injeksi” atau “Infus” pada setiap istilah
kemudia diikuti oleh central venous. Lain tindakan yang berkenaan dengan memasukan
halnya dengan RO Thorax, awalan unsur kata obat, zat, atau cairan seperti Insulin, Antibiotik,
RO pada RO Thorax merupakan satu unsur Anticoagulant, serta Electrolytes agar
kata yang disingkat yaitu Roentgen atau pengolahan data dapat dilakukan secara tepat
Radiography. Pada ICD-9-CM memang dan akurat.
terdapat istilah tindakan Roentgen maupun Kemudian pada istilah Konservatif, yaitu
Radiography, namun jika melihat singkatan istilah lain terhadap tindakan medis yang sama
yang digunakan yaitu RO, bisa merujuk ke dengan tindakan medis yang diberikan pada
berbagai istilah lain seperti Reverse Osmosis saat parawatan sebelumnya, dengan tujuan
atau metode penyaringan yang dapat untuk mengganti istilah tindakan medis
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion sebelumnya, karena tindakan yang di berikan
dari suatu larutan. Memang tidak ada setiap kali perawatan merupakan tindakan
hubungannya dengan istilah tindakan medis, medis yang sama. Kode tindakan (ICD-9-CM)
namun perlunya upaya untuk menyatukan yang ditegakkan pada tindakan ini diberikan
persepsi antara praktisi kesehatan khususnya berdasarkan hasil uji laboratorium yang
dokter, perawat dengan petugas rekam medis diberikan, maka dari itu penggunaan istilah
khususnya di bagian koding, mengenai istilah tindakan medis ini bertujuan untuk
tindakan medis atau singkatan dari istilah mempermudah penulisan tindakan medis juga
tindakan medis sesuai dengan yang telah agar lebih sederhana karena tindakan yang di
disepakati. Bila mengacu pada ketentuan berikan setiap kali perawatan merupakan
penelitian, istilah-istilah berupa singkatan tindakan medis yang sama. Namun jika
diatas memang termasuk dalam kategori tidak tindakan medis yang diberikan sebelumnya
sesuai, namun dapat ditanggulangi dengan lebih dari satu atau bahkan lebih dari dua
membuat daftar singkatan disertai dengan kode tindakan medis, maka dapat membingungkan
ICD-9-CM yang telah ditentukan dengan koder untuk menentukan kode tindakan. Akan
terlebih dahulu menguraikan singkatan, lalu lebih baik jika istilah tindakan medis ditulis
salah satu unsur kata dari singkatan tersebut secara lengkap agar penentuan kode tindakan
dijadikan Leadterm atau kata kunci dalam pun lebih akurat.
menentukan kode ICD-9-CM. Ketidaksesuaian dalam penulisan istilah
Selanjutnya pada istilah tindakan yang tindakan medis tentu dapat memicu beberapa
bertujuan memasukan cairan atau zat dalam masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
masa pengobatan kepada pasien, yaitu Kepala Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit
Dehidrasi Cairan, Insulin, Antibiotik, dan Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang
Anticoaglant. Tidak ada yang salah dalam menyatakan hal serupa, bahwa penulisan
penggunaan istilah tersebut. Namun nama istilah tindakan medis yang tidak sesuai dapat
obat, zat, atau cairan khusus seperti diatas menimbulkan beberapa masalah seperti

40
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016

pemberian kode tindakan yang sedikit dari penelitian ini akan diperlukan guna
terhambat, sehingga proses penentuan kode evaluasi demi tercapainya hasil yang
tindakan menjadi kurang optimal, karena memuaskan dalam pelaksanaan akreditasi
petugas koding akan merasa kebingungan tingkat selanjutnya.
dengan penulisan istilah tindakan medis yang Penggunaan istilah tindakan medis juga
tidak sesuai. berhubungan dengan akurasi dari Pelaporan.
Dampak dari hal tersebut ialah penentuan Sebagai rumah sakit pendidikan, tentu ada
kode tindakan menjadi tidak akurat apabila banyak sekali mahasiswa praktikan dan dokter
penentuan kode tindakan masih berdasarkan yang sedang melanjutkan pendidikan, bahkan
pada asumsi. Sehingga harus melihat kembali diantara mereka ada yang sedang melakukan
pada lembaran-lembaran formulir sebelumnya penelitian. Tidak sedikit dari mereka yang
untuk memastikan istilah tindakan yang membutuhkan data berupa tindakan-tindakan
diberikan. Sebagaimana penelitian sugiarsi tertentu yang diberikan dalam satu periode
(2012) dalam Khabibah (2013) bahwa teknik tertentu, apabila tindakan serta kode tindakan
penulisan terminologi tindakan medis yang yang diberikan kurang tepat, maka akurasi data
tidak benar bedampak pada keakuratan kode yang dihasilkan juga akan kurang baik dan
yang tidak tepat.Istilah tindakan medis yang akan berdampak pula pada penelitian
tidak sesuai tidak lain adalah istilah tindakan selanjutnya.
medis baru yang muncul seiring dengan Penggunaan istilah tindakan medis yang
semakin majunya teknologi di bidang tidak sesuai juga dapat berdampak pada proses
kesehatan. Penggunaan istilah tindakan medis pengolahan data di Instalasi Rekam Medis
yang tidak sesuai juga dapat berdampak negatif yang akan sedikit terhambat. Setiap petugas
bagi rumah sakit apabila kode tindakan yang Rekam Medis harus mampu menjalankan
diberikan tidak akurat dan menyebabkan prosedur kerja di tiap-tiap bagian di Instalasi
defisit ataupun minus berdasarkan berkas Rekam Medis dan tidak hanya mampu
pengklaiman yang akan di ajukan, karena kode menjalankan prosedur di hanya satu bagian
yang diberikan menghasilkan biaya unit kerja saja. Sesuai dengan kompetensi
pengklaiman yang lebih rendah dari dari kode perekam medis yaitu perekam medis
tindakan yang seharusnya. Maka dari itu, salah diharuskan mampu melakukan tugas dalam
satu prinsip dari kodefikasi yaitu untuk memberikan pelayanan rekam medis dan
mencegah perbedaan asumsi, agar penentuan informasi kesehatan yang bermutu tinggi
kode tindakan akurat dan sesuai. dengan memperhatikan beberapa kompetensi
Penggunaan istilah tindakan medis juga salah satunya yaitu Klasifikasi dan kode
berkaitan dengan akreditasi yang dilaksanakan klasifikasi penyakit maupun tindakan
di rumah sakit. Sebagaimana disebutkan pada (Rustiyanto, 2009).
buku pedoman akreditasi KARS (Komisi Berkenaan dengan hal itu, instalasi rekam
Akreditasi Rumah Sakit) tahun 2012 pada medis di beberapa rumah sakit telah
Standar MKI. 13 bahwa Rumah Sakit harus menerapakan sistem kerja bergantian. Dengan
menggunakan standar kode diagnosa, kode masa kerja yang sudah cukup lama bagi
prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan petugas koding dalam menanggulangi
definisi. Dari hasil wawancara tersebut juga ketidaksesuaian istilah tindakan medis adalah
dijelaskan, bahwa tingkat kesesuaian hal yang sudah biasa. Dengan berbagai proses
penggunaan istilah medis di Rumah Sakit yang telah dilalui, seperti menghubungi dokter
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin telah mencapai pemberi pelayanan, atau berkonsultasi dengan
diatas 50%. Didukung dengan hasil akreditasi perawat mengenai penulisan istilah tindakan
KARS pada tahun 2014 yang memperoleh medis, maka masalah-masalah yang timbul
hasil Paripurna. Berkaitan dengan hal itu, hasil seperti penulisan istilah tindakan medis yang

41
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016

tidak sesuai pun segera terselesaikan, namun Hasan Sadikin mengenai kesesuaian istilah
memakan waktu yang cukup lama dan sedikit tindakan medis berdasarkan ICD-9-CM pada
menghambat kerja petugas koding. Apalagi dokumen rekam medis rawat inap Non-PBI
jika Instalasi Rekam Medis tersebut triwulan I di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan
menerapkan sistem kerja bergantian, maka Sadikin tahun 2015, diperoleh simpulan
dapat dipastikan proses pengolahan data pun sebagai berikut:
akan kembali terhambat dikarenakan proses 1. Tingkat kesesuaian penggunaan istilah
pengolahan data di bagian koding dilakukan tindakan medis pada dokumen rekam
oleh petugas yang baru dan proses medis rawat inap diketahui sebanyak 78%
penanggulangan ketidaksesuaian istilah penggunaan istilah tindakan medis sesuai
tindakan medis pun akan kembali menghambat berdasarkan ICD-9-CM. Dan sisanya
proses pengolahan data di bagian tersebut. sebanyak 22% penggunaan istilah tindakan
Oleh karena itu kesesuaian penggunaan istilah medis tidak sesuai berdasarkan ICD-9-CM.
tindakan medis perlu dioptimalkan agar proses Istilah medis diagnosis dan tindakan
pengolahan data di Instalasi Rekam Medis sebagai dasar pengkodean hendaknya
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin harus tercatat secara benar dan tepat.
tidak terhambat. Bahkan dengan mempelajari Artinya tidak menimbulkan pemahaman
istilah yang belum dikuasai untuk menambah ganda dan banyak pertimbangan karena
wawasan khususnya bagi petugas rekam medis penulisan istilah yang beragam untuk satu
di bagian koding. makna istilah tindakan.
Berkaitan dengan hal diatas agar dapat 2. Penggunaan istilah tindakan medis sesuai
menyeragamkan persepsi, berbagai upaya yaitu Chemotherapy sebanyak 32,32%,
harus dilakukan untuk bisa mengatasi berbagai kemudian beberapa istilah tindakan medis
dampak yang diakibatkan dari penggunaan yang berbeda namun digolongkan menjadi
istilah tindakan medis yang tidak sesuai yaitu satu golongan yang sama karena dilihat
dengan lebih meningkatkan kerja sama yang dari Leadterm atau kata kunci yang
telah terjalin antara dokter, perawat, dan digunakan sebagai acuan penentuan kode
praktisi kesehatan lain dengan petugas rekam tindakan pada ICD-9-CM.
medis khususnya mengenai penulisan istilah 3. Ketidaksesuaian penggunaan istilah
tindakan medis yang harus sesuai berdasarkan tindakan medis terbanyak pada istilah
ICD-9-CM. Sebagaimana dijelaskan pada lumbal pungsi sebasar 5,05% serta 4,04%
Peraturan Menteri Kesehatan Republik penggunaan istilah obat-obatan
IndonesiaNomor 27 Tahun 2014 Tentang chemotherapy cancer. Hal tersebut
Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base dikarenakan kebiasaan petugas medis
Groups (INA-CBGS) BAB IV KODING INA- dalam melakukan pencatatan istilah
CBGs tentang Tugas dan Tanggung Jawab, tindakan terpaku pada kebiasaan
bahwa untuk mendapatkan hasil grouper atau penggunaan bahasa lokal instansi
jumlah biaya dari hasil pengklaiman yang (Indonesia) dan beban kerja petugas yang
benar diperlukan kerjasama yang baik antara tinggi sehingga untuk mempermudah,
dokter dan koder. Kelengkapan rekam medis pencatatan dilakukan secara sederhana.
yang ditulis oleh dokter akan sangat membantu
koder dalam memberikan kode diagnosis dan Saran
tindakan/prosedur yang tepat. Dengan masih adanya penggunaan
beberapa istilah tindakan medis yang belum
Kesimpulan sesuai berdasarkan ICD-9-CM, berikut adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang beberapa saran yang dapat diterapkan, yaitu:
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat dr.

42
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016

a. Perlu diadakannya pembahasan sebagai Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.


evaluasi penggunaan istilah tindakan medis, Tidak diterbitkan.
misalnya pada rapat rutin bulanan yang Cohen, B.J. (2003). Medical terminology: an
dilakukan setiap minimal 1 bulan sekali illustrated guide (fourth edition). Publisher:
oleh Para Petugas Rekam Medis. Lippincott Williams & Wilkins
Pembahasan khususnya mengenai Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
kepatuhan penggunaan istilah tindakan (1996). Kamus besar Bahasa Indonesia
medis dengan pedoman rumah sakit dan (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
ICD-9-CM. Drugs.com Know more. Be sure. (2015).
b. Sebagai salah satu unit di bagian rekam Zoladex, [Online]. Tersedia:
medis yang bertugas mengolah data rekam http://www.drugs.com/zoladex.html. [11-
medis secara langsung terhadap istilah 06-2015].
medis pada diagnosa maupun tindakan, Hatta, Gemala. (2008). Pedoman manajemen
petugas koding diharapkan membuat daftar informasi kesehatan di sarana pelayanan
istilah tindakan medis atau singkatan baru kesahatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
yang digunakan oleh para praktisi Khabibah, Siti dkk. (2013). Tinjauan ketepatan
kesehatan seperti dokter, perawat dan yang terminologi medis dalam penulisan
lainnya. diagnosis lembaran masuk dan keluar di
c. Kebijakan mengenai penggunaan istilah RSU Jati Husada Karanganyar. Jurnal
medis berupa daftar singkatan dan simbol Manajemen Informasi Kesehatan
untuk penulisan rekam medis, sebaiknya Indonesia. Dipublikasikan.
diperbarui dengan melakukan penambahan Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian
istilah-istilah medis atau singkatan baru kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
yang belum terdapat pada Pedoman Daftar Nuryati. (2011). Terminologi medis
Singkatan dan Simbol untuk Penulisan pengenalan istilah medis. Bantul: Quantum
Rekam Medis. Sinergis Media.
Prasetyo, B dan Jannah, L. M. (2012). Metode
penelitian kuantitatif. Jakarta: Rajawali
Daftar Pustaka
Pers.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Ramdani, Taufik. (2013). Tinjauan konsistensi
penelitian suatu pendekatan praktik (Edisi penggunaan istilah medis penyakit gastritis
Revisi 10). Jakarta: Rineka Cipta. pada dokumen rekam medis rawat inap di
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
(2015). Antikoagulan oral. Dalam Pusat Banjar periode triwulan I tahun 2013.
Informasi Obat Nasional, [Online]. Karya Tulis Ilmiah. Pikes Poltekkes
Tersedia: Kemenkes Tasikmalaya. Tasikmalaya:
http://pionas.pom.go.id/book/ioni-bab-2- tidak diterbitkan.
sistem-kardiovaskuler-26-antikoagulan- Rustiyanto, Ery. (2009). Etika profesi perekam
dan-protamin/261-antikoagulan-oral. [7-06- medis & informasi kesehatan. Yogyakarta:
2015]. Graha Ilmu.
Basuki, H.A.M. (2006). Penelitian Kualitatif Sunyoto, Danang. (2013). Statistik untuk
Untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan dan paramedis. Tasikmalaya: Alfabeta.
Budaya. Tarigan, Ricky Hidayat. (2010). Hubungan
Budiman, Arief. (2011). Pengaruh pemberian tekanan vena sentral dengan tekanan
kombinasi cyclopophamide – transfer intraokuli menggunakan tonometer schiotz
factor terhadap ekspresi granzyme B mencit pada pasien di ruang rawat intensif.
C3h dengan Adenocarcinoma Mamma.

43
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016

Universitas Sumatera Utara. Medan: Tidak Yeni Kusmiati. (2013). Pengetahuan perawat
diterbitkan. dalam penyimpanan insulin di RSUD Dr.
World Health Organization. (2011). Initial Harjono Ponorogo. Universitas
treatment of dehydration for severe acute Muhammadiyah Ponorogo. Ponorogo:
malnutrition, [Online]. Tersedia: Tidak Diterbitkan.
http://www.who.int/elena/titles/bbc/dehydra
tion_sam/en/. [07-06-2015]

44

Anda mungkin juga menyukai