Tugas Maternitas
Tugas Maternitas
KANKER OVARIUM
OLEH KELOMPOK 7 :
1. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
2. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
3. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
4. Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)
5. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)
A13A KEPERAWATAN
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas
segala karunia dan limpahan rahmatNya, sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya dengan judul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Kanker
Ovarium”.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini, penulis telah berupaya
semaksimal mungkin untuk menyempurnakan tugas ini namun mungkin masih terdapat
kekeliruan, kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dalam rangka penyempurnaan tugas ini.
Tugas ini merupakan salah satu tugas kelompok dari mata kuliah “Keperawatan
Maternitas II”. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
ini.
Demikian yang kami dapat sampaikan, semoga tugas ini bermanfaat untuk semua
pihak. “Om Shanti, Shanti, Shanti, om”
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER OVARIUM
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada
umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal
yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti.
Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak
(Digiulio,2014).
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai
histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih banyak
dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun, sedangkan tumor sel epitel lebih
banyak pada wanita usia > 50 tahhun (Manuaba, 2013).
7. Pathway
8. Respon Tubuh Terhadap Fisiologis
1. Sistem gastrointestinal
Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut, kanker tersebut menginvasi
ke organ lambung atau pembesaran massa yang disertai asites akan menekan
lambung sehingga menimbulkan gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati,
kembung, anoreksia, dan intoleransi terhadap makanan
2. Sistem perkemihan
Pada stadium lanjut, kanker ovarium telah bermetastase ke organ lain salah
satunya ke saluran perkemihan. Pembesaran massa terjadi penekanan pada
pelvis sehingga terjadi gangguan pada perkemihan seperti susah buang air kecil
atau urgensi kemih
3. Sistem endokrin
Pada sistem endokrin salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa yang
semakin membesar. Awalnya terjadi gangguan metabolisme di hati, netralisir
racun di hati terjadi penurunan, terjadi penumpukan toksik atau racun di tubuh
sehingga sistem imun tubuh menurun sehingga menimbulkan gejala kelelahan.
(Reeder, dkk. 2013)
9. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Ovarium
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila
pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker
ovarium). Pemeriksaan diagnostik menurut Brunner (2015), sebagai berikut.
1. Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat
bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi.
2. Pemeriksaan praoperasi dapat mencakup enema barium atau kolonoskopi,
serangkaian pemeriksaan GI atas, MRI, foto ronsen dada, urografi IV, dan
pemindaian CT.Scan.
10. Penatalaksanaan Kanker Ovarium
Menurut Reeder, dkk (2013), asuhan keperawatan terdiri atas pendidikan kesehatan,
dukungan fisik dan emosi selama prosedur tindakan, dan dukungan emosi untuk
mengatasi kecemasan dan ketakutan. Selama hospitalisasi, perawat melakukan
pemantauan fisiologis dan prosedur teknis, serta memberikan tindakan kenyamanan.
Perawat memberikan dukungan untuk membantu keluarga berkoping dan
menyesuaikan diri, memberi kesempatan untuk menceritakan dan mengatasi rasa
takut, serta membantu mengoordinasikan sumber dukungan bagi keluarga dan proses
pemulihan. Selama memberi perawatan, perawat membantu klien dan keluarga untuk
mengklarifikasi nilai dan dukungan spritual serta menemukan kekuatan pribadi untuk
digunakan sebagai koping. Wanita dan keluarga diharapkan mampu melalui fase
berduka dan kehilangan saat menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.
Apabila pasien menderita penyakit terminal, alternatif asuhan, seperti hospice care,
perawatan di rumah, dan fasilitas asuhan multilevel yang dapat mendukung kualitas
kehidupan dan kematian yang damai mulai digali. Alternatif ini meningkatkan fungsi
selama mungkin, meredakan nyeri, mendorong interaksi dengan orang yang dcintai,
dan memberikan dukungan emosional dan spritual.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kasus Kanker Ovarium
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesis
1) Identitas pasien
meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, dan pekerjaan orang tua.
Keganasan kanker ovarium sering dijumpai pada usia sebelum menarche atau
di atas 45 tahun (Manuaba, 2010).
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Biasanya mengalami perdarahan abnormal atau menorrhagia pada wanita usia
subur atau wanita diatas usia 50 tahun / menopause untuk stadium awal
(Hutahaean, 2009). Pada stadium lanjut akan mengalami pembesaran massa
yang disertai asites (Reeder, dkk. 2013).
b) Riwayat kesehatan sekarang menurut Williams (2011) yaitu :
(1) Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis, kesulitan makan atau
merasa cepat kenyang dan gejala perkemihan kemungkinan menetap
(2) Pada stadium lanjut sering berkemih, konstipasi, ketidaknyamanan pelvis,
distensi abdomen, penurunan berat badan dan nyeri pada abdomen.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pernah memiliki kanker kolon, kanker payudara dan
kanker endometrium (Reeder, dkk. 2013).
d) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami kanker payudara dan
kanker ovarium yang beresiko 50 % (Reeder, dkk. 2013).
e) Riwayat haid/status ginekologi
Biasanya akan mengalami nyeri hebat pada saat menstruasi dan terjadi gangguan
siklus menstruasi (Hutahaean, 2009).
f) Riwayat obstetri
Biasanya wanita yang tidak memiliki anak karena ketidakseimbangan sistem
hormonal dan wanita yang melahirkan anak pertama di usia > 35 tahun (Padila,
2015).
h) Data psikologis
Biasanya wanita setelah mengetahui penyakitnya akan merasa cemas, putus
asa, menarik diri dan gangguan seksualitas (Reeder, dkk. 2013).
i) Data aktivitas/istirahat
Pasien biasanya mengalami gejala kelelahan dan terganggu aktivitas dan
istirahat karena mengalami nyeri dan ansietas.
j) Data sirkulasi
Pasien biasanya akan mengalami tekanan darah tinggi karena cemas.
k) Data eliminasi
Pasien biasanya akan terganggu BAK akibat perbesaran massa yang menekan
pelvis.
l) Data makanan/cairan
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam nutrisi tetapi kalau
dibiarkan maka akan mengalami pembesaran lingkar abdomen sehingga akan
mengalami gangguan gastrointestinal.
m) Data nyeri/kenyamanan
Pasien biasanya mengalami nyeri karena penekanan pada pelvis.
n) Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran
Kesadaran pasien tergantung kepada keadaan pasien, biasanya pasien sadar,
tekanan darah meningkat dan nadi meningkat dan pernafasan dyspnea
2. Kepala dan rambut
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada benjolan, tidak ada hematom
dan rambut tidak rontok.
3. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan pendengaran dan tidak ada lesi.
4. Wajah
Pada mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil +/+,
pada hidung tidak ada pernapasan cuping hidung, pada mulut dan gigi
mukosa tidak pucat dan tidak ada sariawan.
5. Leher
Tidak ada pembendungan vena jugularis dan pembesaran kelenjer tiroid.
6. Thoraks
Tidak ada pergerakan otot diafragma, gerakan dada simetris.
7. Paru-paru
a. Inspeksi
Pernapasan dyspnea, tidak ada tarikan dinding dada.
b. Palpasi
Fremitus kiri dan kanan sama.
c. Perkusi
Suara ketok sonor, suara tambahan tidak ada.
d. Auskultasi
Vesikuler.
8. Jantung
Pada pasien kanker ovarium biasanya tidak ada mengalami masalah pada
saat pemeriksaan di jantung
a. Inspeksi
Umumnya pada saat inspeksi, Ictus cordis tidak terlihat
b. Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi Ictus cordis teraba.
c. Perkusi
Pekak.
d. Auskultasi
Bunyi jantung S1 dan S2 normal. Bunyi jantung S1 adalah
penutupan bersamaan katup mitral dan trikuspidalis. Bunyi jantung
S2 adalah penutupan katup aorta dan pulmanalis secara bersamaan.
9. Payudara/mamae
Simetris kiri dan kanan, aerola mamae hiperpigmentasi, papila mamae
menonjol, dan tidak ada pembengkakan.
10. Abdomen
a. Inspeksi
Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran massa,
sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, akan terlihat adanya
asites dan perbesaran massa di abdomen
b. Palpasi
Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran massa,
sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, di raba akan terasa
seperti karet atau batu massa di abdomen
c. Perkusi
Hasilnya suara hipertympani karena adanya massa atau asites yang telah
bermetastase ke organ lain
d. Auskultasi
Bising usus normal yaitu 5- 30 kali/menit
11. Genetalia
Pada beberapa kasus akan mengalami perdarahan abnormal akibat
hiperplasia dan hormon siklus menstruasi yang terganggu. Pada stasium
lanjut akan dijumpai tidak ada haid lagi
12. Ekstremitas
Tidak ada udema, tidak ada luka dan CRT kembali < 2 detik. Pada stadium
lanjut akan ditandai dengan kaki udema. (Reeder, dkk. 2013).
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Menurut Ritu Salani (2011) yang harus dilakukan pada pasien kanker
ovarium yaitu :
a. Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang
abnormal
b. Penanda atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma
ovarium, antigen karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan
abnormal atau menurun yang mengarah ke komplikasi.
2. Pencitraan
USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor. Pada
stadium awal tumor berada di ovarium, stadium II sudah menyebar ke
rongga panggul, stadium III sudah menyebar ke abdomen, dan stadium
IV sudah menyebar ke organ lain seperti hati, paru-paru, dan
gastrointestinal
3. Prosedur diagnostik
Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas. Pada
stadium III kanker ovarium cairan asites positif sel kanker.
4. Pemeriksaan lain
Laparatomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi tumor,
dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium berapa
kanker ovarium tersebut.
3. Intervensi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yaitu melihat respon pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan pada pasien kanker ovarium dengan cara melakukan identifikasi sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi keperawatan memiliki pengetahuan dan kemampuan
memahami respon pasien serta menggambarkan kesimpulan tujuan yang dicapai dalam
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Ada 2 jenis evaluasi yaitu :
a. Evaluasi formatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat melakukan tindakan
keperawatan dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif
Merupakan hasil observasi dan analisis status pasien kanker ovarium
berdasarkan tujuan yang direncanakan. Evaluasi juga sebagai alat ukur apakah
tujuan sudah tercapai, tercapai sebagian atau tidak tercapai.
1) Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila pasien kanker ovarium menunjukkan
kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara
keseluruhan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sehingga masih perlu
dicapai.
3) Tujuan tidak tercapai
Tujuan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan kemajuan kearah kriteria
yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Gejala, Tanda Peringatan Dini, dan Faktor Risiko Kanker Ovarium risikokanker-
ovarium.htm. Diakses 2 September 2019
Danesh, K; Durrett, R; Havrilesky, L; Myers, M. 2012. A Branching Process Model of Ovarium
Cancer. Research Report. Duke University of Durham, New Colombia.
Steffensen, K,D; Ayesha,B, A; Yang,Y; Marianne, W; Pei, H; Jennie, C,H; Dan-Arin, S; Anders,
J; Thomas, R& Gil,M. 2011. Prevalence of Epithelial Ovarian Cancer Stem Cells
Correlates with Recurrence in Early-Stage Ovarian Cancer. Journal of Oncology. Vol
2011. Hal 1- 12.
Sahil, M.F. 2010. Penatalaksanaan Kanker Ovarium pada Wanita Usia Muda dengan
Mempertahankan Fungsi Reproduksi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Setiawan, S. D. (2015). the Effect of Chemotherapy in Cancer Patient To Anxiety. Jurnal
Majority, 4(4), 94–99. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/587
Triyanto,E. 2010. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Mekanisme Koping Istri yang
Menderita Kista Ovarium di Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol 5. No. 1.
Hal:1-7.
Zuhri,T,W. 2014. Kanker Bukan Akhir Dunia. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia.
Kong, H. (2018). Kanker ovarium S. 1–9. Retrieved from
https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia/Ovarian
Cancer_Indonesian.pdf?ext=.pdf