1. Sifat Sistem
elemen
sistem
gabungan
Sifat Hambatan
Sifat Menampung
F K vt ..................................................................................................(4)
Sifat Malas
2
Sifat Elemen Sistem
Sifat elemen sistem adalah gabungan sifat benda yang membentuk suatu
proses/sistem yang menunjukkan suatu sifat khusus.
Ada empat sifat elemen sistem, yaitu:
1) proporsional,
2) kapasitif/integratif,
3) time constant, dan
4) oscillatory.
Sifat proporsional berasal dari sifat dasar benda "hambatan" dan membentuk
sistem orde nol.
Sifat integratif berasal dari sifat dasar benda "menampung" dan membentuk
sistem orde satu.
Sifat time constant berasal dari gabungan sifat dasar benda "hambatan" dan
"menampung" dan membentuk sistem orde satu.
Sifat oscillatory berasal dari gabungan sifat dasar benda "hambatan",
"menampung", dan "malas" dan membentuk sistem orde dua.
Sifat sistem yang paling banyak adalah oscillatory dengan orde dua ke atas,
disusul dengan time constant dan proporsional. Sifat kapasitif dalam praktek sulit
dijumpai.
Alat ukur bersifat time constant merupakan bagian dari sistem orde satu.
Analisis persamaannya dapat menggunakan persamaan diferensial orde satu linier
koefisien konstan tak homogen. Contoh alat ukur berorde satu adalah termometer
Peubah-peubah:
T1 : temperatur yang diukur
T : temperatur terbaca
R : tahanan panas termometer
Q : jumlah panas
t : waktu
c : kapasitans panas termometer
3
Menurut azas Black: Q cT
Dengan menggunakan penyelesaian persamaan diferensial orde satu linier koefisien
Waktu yang diperlukan untuk mengukur suhu dengan termometer bergantung
4
MS 2 BS K F ..................................................................................(11)
Langkah berikutnya, persamaan (11) dijadikan bentuk homogen sehingga menjadi:
B K
S2 S 0 S 2 2 S 2 ...................................................(12)
M M
K
dengan: : frekuensi diri/natural/resonansi=
M
B
: redaman =
2 MK
Penyelesaian persamaan secara umum:
B K
S2 S 0
M M
B
S1 Dk
2M
B
S2 Dk
2M
B2 K
Dk 2
.......................................................................................(13)
4M M
x(t )
F
K S1 S 2
F
S1e S2t S 2 e S1t x0 ............................................(15)
K
5
Kasus III: kurang teredam
K B2 B
Dk 2
; S1, 2 j Dk j1
M 4M 2M
dengan: : redaman; 1 : frekuensi/kecepatan sudut osilasi.
AF t F
x(t ) e sin(1t ) x0
K K
B2 B
A 1 ;
4 KM B 2
2M
4 KM B 2
; 4 KM B .....................................(16)
2
tan 1
B 1 4M 2
6
dilambangkan dengan C k newton meter. Hasilnya berupa torsi restorasi sebesar
Tk newton meter.
Keempat konstanta tersebut membentuk persamaan diferensial orde dua linier
koefisien konstan takhomogen sebagai berikut.
2
J D C k Gi .....................................................................(17)
t 2
t
Persamaan hubungan masukan-keluaran adalah sebagai berikut.
1) Teredam kritis:
Gi D D 2 J t Gi
(t ) 1 t e ...................................................(18)
C k 2 J Ck
2) Teredam lebih:
(t )
Gi
C k S1 S 2
S 2 e S1t S1e S 2t
Gi
Ck
D D 2 Ck
S1, 2 ......................................................................(19)
2J 4J 2 J
3) Kurang teredam:
AGi t
e sin 1t
Gi
(t )
Ck Ck
D2 D
A 1 ;
4 JC D 2
2J
4 JC D 2
; 4 JC D .....................................(20)
2
tan 1
D 1
4J 2
7
Persamaan (17) berubah menjadi:
2 G2
J 2 D C k Gi ...........................................................(22)
t R t
G2
Jika D , maka kondisi teredam kritis akan terjadi pada saat:
R
G2
4 JC .............................................................................................(23)
R