Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Penambahan Graphene Oxide pada Sifat Magnetik

Nanomaterial Iron Oxide (Fe2O3) dengan Perlakuan Sintering dan Non


Sintering Menggunakan Metode Kopresipitasi
1
Cepi Yazirin, 2Alief Muhammad, 3Johan Wayan Dika
1
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Malang, Jl. Mayjen Haryono 193 Malang 65144,
Jawa Timur, Indonesia
2
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga, Jl. Yos Sudarso, No.107, Pabean, Dringu,
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
3
Teknik Mesin, Fakultas Ilmu Eksakta, Universitas Nahdlatul Ulama Blitar, Jl. Masjid, No.20, Blitar,
Jawa Timur, Indonesia

Corresponding author: cepiyazirin10@unisma.ac.id

Abstrak. Graphene Oxide adalah material yang memiliki ketebalan satu atom yang tersusun
atas atom-atom karbon sehingga membentuk kisi heksagonal dan salah satu material yang
memiliki sifat unik yaitu sifat mekanik, optik, thermal dan listrik. Fe 2O3 merupakan material
yang memiliki sifat magnetik dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi seperti,
pemisahan enzim, transpor obat, serapan gelombang mikro, foto katalis, aplikasi biologi,
biomedik, pemisahan logam, dan magnetic resonance imaging (MRI). Pada penelitian ini
dilakukan penambahan graphene oxide menggunakan metode kopresipitasi pada nanomaterial
Fe2O3 yang telah mendapat perlakuan sintering dan non sintering. Metode kopresipitasi
merupakan sintesis senyawa anorganik yang didasarkan pada pengendapan lebih dari satu
substansi secara bersama-sama ketika melewati titik jenuh. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui apakah penambahan graphene oxide pada material Fe 2O3 dapat meningkatkan
sifat magnetik material Fe2O3 atau malah sebaliknya. Hasilnya perlakuan sintering pada Fe2O3
GO tidak memberikan efek transformasi sifat magnetiknya, melainkan memberikan efek
perubahan pada nilai magnetisasinya. Namun nilai magnetic coercivity Fe2O3 + GO 700ºC
mengalami peningkatan yaitu 0.038 Tesla. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada suhu
700ºC graphene oxide berperan sebagai barrier dari medan magnet eksternal yang arahnya
berlawanan.

I. PENDAHULUAN
Graphene Oxide adalah material yang memiliki ketebalan satu atom yang tersusun atas
atom-atom karbon sehingga membentuk kisi heksagonal dan salah satu material yang
memiliki sifat unik yaitu sifat mekanik, optik, thermal dan listrik. Graphene oxide pertama
kali dapat dibuat oleh A. Geim dan K. Novoselov pada tahun 2004 dimana keduanya
merupakan ilmuwan pada Universitas Manchester Inggris [1][2]. Pada limit energi rendah,
graphene oxide memiliki energi gap nol sehingga elektron pada graphene oxide memenuhi
persamaan yang mirip dengan persamaan Dirac untuk partikel bermassa nol [3]. Fe2O3 adalah
material yang menarik untuk dipelajari karena memiliki banyak aplikasi reaksi katalis pada
perangkat elektronik misalnya, semikonduktor, formulasi cat, dan baterai lithium
rechargeable [4]. Fe2O3 merupakan material besi oksida yang mempunyai struktur kristal
sama dengan magnetit dan juga termasuk ferit spinel serta bagian dari feromagnetik. Material
ini mempunyai warna abu-abu (grey shade), merah dan coklat[5]. Pada penelitian ini akan
dilakukan penambahan material graphene oxide pada material Fe 2O3 untuk mengetahui
apakah penambahan graphene oxide pada material Fe 2O3 dapat meningkatkan sifat magnetik
Fe2O3 atau sebaliknya akan menurunkan sifat magnetik Fe 2O3. Metode yang digunakan adalah
kopresipitasi dimana prosesnya menggunakan suhu rendah yang memudahkan untuk
mengontrol partikel dan mempersingkat waktu pemrosesan material. Hidroksida, karbonat,
sulfat, dan oksalat adalah beberapa zat yang umum digunakan sebagai zat pengendap. Hasil
penggunaan metode ini diharapkan dapat menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil dan
homogen dibandingkan menggunakan metode lainya [6].

II. METODOLOGI
Proses penambahan graphene oxide pada material Fe 2O3 menggunakan metode
kopresipitasi dengan variasi perlakuan sintering dan non sintering yaitu, graphene
ditambahkan pada Fe2O3 dengan komposisi 0,999 gr Fe2O3 dan 0,001 graphene oxide.
Kemudian ditambah 30 ml ethylene glycol dan dimasukan dalam gelas biker untuk
selanjutnya dapat diaduk menggunakan magnetic stirrer. Kemudian dicampur dengan 1 mol
NaOH (25 ml) sampai PH larutan mencapai 11,5. Kemudian dilakukan pemanasan pada suhu
70-80 ºC selama 1 jam agar menjadi gel. Setelah menjadi gel dicuci menggunakan distilled
water sebanyak 750 ml dan dibiarkan sejenak agar material dapat mengendap. Kemudian
disaring menggunakan kertas saring agar material dapat terpisah dari distilled water.
Kemudian material yang ada pada kertas saring disemprot dengan 60 ml aseton dan
selanjutnya dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110ºC selama 3 jam agar kadar air hilang
dan kering. Setelah kering material dimasukkan pada mortar untuk ditumbuk selama 1 jam
agar material menjadi lembut. Kemudian material dimasukkan pada furnace untuk dipanaskan
sesuai variasi suhu penelitian yaitu 600 0C dan 7000C selama 1 jam. Selanjutnya material siap
untuk di uji sifat magnetiknya menggunakan Vibrating Sample Magnetometer (VSM).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 1. Kurva hysteresis magnetic sample Fe2O3 GO
Tabel 1. Nilai kekuatan magnetik sample Fe2O3 GO pada pengujian Vibrating Sample
Magnetometer

Magnetic Magnetic
Magnetic Rententivity
Sample Saturation Coercivity
(emu/g)
(emu/g) (Tesla)
Fe2O3 + GO Raw 6,304 1,863 0.031
Fe2O3 + GO 600ºC 3,785 1,358 0.031
Fe2O3 + GO 700ºC 1,821 0,890 0.038

(a) (b)
Gambar 2. (a) Grafik perbandingan nilai magnetic saturation dan magnetic retentivity sample
Fe2O3 GO, (b) Grafik nilai magnetic coercivity sample Fe2O3 GO
Pengujian melalui Vibrating Sample Magnetometer (VSM) bertujuan untuk mengetahui
nilai magnetisasi dari sample pada tabel 1 yang terdiri dari magnetic saturation (Ms),
magnetic retentivity (Mr) dan magnetic coercivity (Hc)[7]–[9]. Nilai tersebut dapat diketahui
melalui kurva hysteresis magnet saat pengujian melalui VSM. Kurva loop berbentuk S-slim
shaped menunjukkan sampel bersifat superparamagnetic[10]–[13]. Efek penambahan
graphene oxide disini menunjukkan adanya transformasi sifat magnetik, karena pada dasarnya
iron oxide merupakan Ferromagnetik berubah menjadi superparamagnetik. Kemudian adanya
perlakuan panas sintering pada Fe2O3 GO tidak memberikan efek transformasi sifat
magnetiknya, melainkan memberikan efek perubahan pada nilai magnetisasinya.
Pada gambar 1 terlihat bahwa nilai Ms dan Mr tertinggi dimiliki oleh sampel Fe 2O3 GO
tanpa perlakuan panas dengan nilai 6,304 dan 1,863 emu/g. Walaupun nilai tersebut relatif
rendah dibandingkan nanopartikel superparamagnetik[11], [14] dan ferromagnetik[15]–[17]
lainnya, namun kita dapat mengetahui bahwa fasa graphene oxide memiliki pengaruh besar
terhadap perubahan nilai Ms dan Mr. Sedangkan nilai Ms dan Mr terendah terletak pada
sampel dengan perlakukan panas hingga 700ºC yaitu 1.821 dan 0,890 emu/g.
Berdasarkan grafik perbandingan Ms pada gambar 2(a) dapat disimpulkan bahwa
peningkatan suhu pada proses sintering menyebabkan nilai Ms dan Mr semakin menurun. Hal
ini disebabkan oleh peningkatan intensitas fasa GO yang pada dasarnya bersifat
diamagnetik[18]–[20]. Sehingga, spin electron diamagnetic yang arahnya akan berlawanan
dengan induksi medan magnet external menyebabkan adanya pengurangan resultan medan
magnet internal pada iron oxide yang bersifat ferromagnetik[21], [22]. Selain itu, kemampuan
mempertahankan posisi spin electron yang telah searah karena dipengaruhi oleh medan
magnet eksternal menjadi semakin rendah ditandai dengan nilai Mr yang lebih rendah
dibanding material iron oxide yang bersifat ferromagnetik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
graphene oxide memiliki peran sebagai reducer pada nilai magnetic saturation dan magnetic
retentivity Fe2O3 GO.
Namun, hal unik terjadi pada nilai magnetic coercivity Fe2O3 + GO 700ºC pada gambar
2(b) yang justru mengalami peningkatan yaitu 0.038 Tesla. Magnetic coercivity merupakan
nilai magnetisasi untuk mengukur kemampuan magnet dalam mempertahankan energinya jika
diberi arah medan magnet eksternal yang berlawanan. Disini berkaitan dengan fasa GO yang
bersifat diamagnetik pada suhu 700ºC yang menyebabkan sampel memiliki kemampuan lebih
untuk lebih bisa mempertahankan energi magnetnya[23], [24]. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada suhu 700ºC graphene oxide berperan sebagai barrier dari medan magnet
eksternal yang arahnya berlawanan.

IV. KESIMPULAN
Perlakuan panas sintering pada Fe2O3 GO tidak memberikan efek transformasi sifat
magnetiknya, melainkan memberikan efek perubahan pada nilai magnetisasinya. Peningkatan
suhu pada proses sintering menyebabkan nilai Ms dan Mr semakin menurun. Pada penelitian
ini, graphene oxide memiliki peran sebagai reducer pada nilai magnetic saturation dan
magnetic retentivity Fe2O3 GO. Nilai magnetic coercivity Fe2O3 + GO 700ºC mengalami
peningkatan yaitu 0.038 Tesla. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada suhu 700ºC graphene
oxide berperan sebagai barrier dari medan magnet eksternal yang arahnya berlawanan.
DAFTAR RUJUKAN
[1] A. Geim, A. Fert, W. De Heer, and R. Ruoff, “editorial It ’ s still all about graphene,”
vol. 10, no. December 2010, pp. 2010–2011, 2011, doi: 10.1002/smll.201001555.
[2] A. S. Mayorov et al., “How Close Can One Approach the Dirac Point in Graphene,”
2012.
[3] V. K. Singh, M. K. Patra, M. Manoth, G. S. Gowd, S. R. Vadera, and N. Kumar, “In
situ synthesis of graphene oxide and its composites with iron oxide,” New Carbon
Mater., vol. 24, no. 2, pp. 147–152, 2009, doi: 10.1016/S1872-5805(08)60044-X.
[4] F. Wang, X. F. Qin, Y. F. Meng, Z. L. Guo, L. X. Yang, and Y. F. Ming,
“Hydrothermal synthesis and characterization of α-Fe2O 3 nanoparticles,” Mater. Sci.
Semicond. Process., vol. 16, no. 3, pp. 802–806, 2013, doi:
10.1016/j.mssp.2012.12.029.
[5] A. P. Hadi, “Kajian Transformasi Antar Fasa Pada Komposit Fe3O4/Fe2O3.” p. 69,
2009.
[6] R. D. Tawainella, Y. Riana, R. Fatayati, T. Kato, and S. Iwata, “Sintesis Nanopartikel
Manganese Ferrite ( MnFe 2 O 4 ) dengan Metode Kopresipitasi dan Karakterisasi
Sifat Kemagnetannya,” vol. XVIII, no. April, pp. 1–7, 2014.
[7] A. Muhammad, P. Puspitasari, and Andoko, “Properties of soft magnetic material
SmCo5 synthesized using low-temperature sol-gel method,” AIP Conf. Proc., vol.
2120, no. July, pp. 3–8, 2019.
[8] D. Kustono, P. Puspitasari, and A. Muhammad, “Time Dependence on Magnetic
Properties of Nanomaterial,” pp. 361–370, 2019.
[9] P. Puspitasari, A. Muhammad, H. Suryanto, and A. Andoko, “Determination of The
Magnetic Properties of Manganese Ferrite by The Coprecipitation Method at Different
Ph Concentrations,” High Temp. Mater. Process. An Int. Q. High-Technology Plasma
Process., vol. 22, pp. 239–248, 2018.
[10] S. A. Rahmayeni, Zulhadjri, Novesar Jamarun, Emriadi, “Synthesis of ZnO-NiFe 2 O
4 Magnetic Nanocomposites by Simple Solvothermal Method for Photocatalytic Dye
Degradation under Solar Light,” Orient. J. Chem, vol. 32, no. 3, pp. 1411–1419, 2016.
[11] S. Kralj and D. Makovec, “Magnetic Assembly of Superparamagnetic Iron Oxide
Nanoparticle Clusters into Nanochains and Nanobundles,” ACS Nano, vol. 9, no. 10,
pp. 9700–9707, 2015.
[12] K. Zipare, J. Dhumal, S. Bandgar, V. Mathe, and G. Shahane, “Superparamagnetic
Manganese Ferrite Nanoparticles: Synthesis and Magnetic Properties,” J. Nanosci.
Nanoeng., vol. 1, no. 3, pp. 178–182, 2015.
[13] P. Puspitasari, A. A. Permanasari, M. S. Shaharun, and A. Muhammad, “High
saturation superparamagnetic properties of low-temperature sintering of nickel oxide,”
AIP Conf. Proc., vol. 2228, no. April, 2020.
[14] R. R. Shahraki, M. Ebrahimi, S. A. S. Ebrahimi, and S. M. Masoudpanah, “Journal of
Magnetism and Magnetic Materials Structural characterization and magnetic properties
of superparamagnetic zinc ferrite nanoparticles synthesized by the coprecipitation
method,” J. Magn. Magn. Mater., vol. 324, no. 22, pp. 3762–3765, 2012.
[15] X. He et al., “Effects of Ar/H2 annealing on the microstructure and magnetic
properties of CoO nanoparticles,” RSC Adv., vol. 5, no. 86, pp. 69948–69954, 2015.
[16] V. Sharma, J. Saha, S. Patnaik, and B. K. Kuanr, “Synthesis and characterization of
yttrium iron garnet (YIG) nanoparticles - Microwave material,” AIP Adv., vol. 7, no. 5,
2017.
[17] C. Mahender, S. T P, R. Ade, A. Saranya, S. Prasad, and N. Venkataramani, “Low-loss
YIG thick films for microwave applications,” Ceram. Int., vol. 45, no. 4, pp. 4316–
4321, 2019.
[18] T. Tang et al., “Identifying the magnetic properties of graphene oxide,” Appl. Phys.
Lett., vol. 104, no. 12, p. 123104, Mar. 2014.
[19] A. Nayak, S. K. Sarkar, K. K. Raul, S. S. Pradhan, S. Basu, and A. Nayak, “Magnetic
properties of graphite oxide and reduced graphene oxide SK Sarkar, KK Raul, SS
Pradhan, S Basu, A Nayak Physica E: Low-dimensional Systems and Nanostructures
64, 78-82,” Phys. E Low-dimensional Syst. Nanostructures, vol. 64, p. 2014, Nov.
2014.
[20] M. D. Nurhafizah, “Magnetic properties of graphene oxide via a simple mixing with
waste engine oil-based carbon nanotubes,” SN Appl. Sci., vol. 2, no. 4, p. 534, 2020.
[21] J. H. Lee et al., “Artificially engineered magnetic nanoparticles for ultra-sensitive
molecular imaging,” Nat. Med., vol. 13, no. 1, pp. 95–99, 2007.
[22] S. Kralj, D. Makovec, S. Čampelj, and M. Drofenik, “Producing ultra-thin silica
coatings on iron-oxide nanoparticles to improve their surface reactivity,” J. Magn.
Magn. Mater., vol. 322, no. 13, pp. 1847–1853, 2010.
[23] K. Bagani et al., “Anomalous behaviour of magnetic coercivity in graphene oxide and
reduced graphene oxide,” J. Appl. Phys., vol. 115, no. 2, p. 23902, Jan. 2014.
[24] S. Biswal, D. S. Bhaskaram, and G. Govindaraj, “Graphene oxide: structure and
temperature dependent magnetic characterization,” Mater. Res. Express, vol. 5, no. 8,
p. 86104, 2018.

Anda mungkin juga menyukai