Anda di halaman 1dari 13

SINTESIS, PELAPISAN DAN STABILITAS SENYAWA OKSIDA BESI

OLEH SILIKA
DAN APLIKASINYA UNTUK AMOBILISASI PROTEIN

ARTIKEL

Oleh :

BENNY RIO FERNANDEZ


10 212 07 029

PROGRAM STUDI KIMIA


PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012

PPs-Kimia Unand 2012


SINTESIS, PELAPISAN DAN STABILITAS SENYAWA OKSIDA BESI
OLEH SILIKA
DAN APLIKASINYA UNTUK AMOBILISASI PROTEIN

Benny Rio Fernandez1, Novesar Jamarun2, Syukri Arief3


123
Jurusan Kimia FMIPA, Laboratorium Kimia Material,
Program Pascasarjana Universitas Andalas
Padang 25163

Email : benny_rio_fernandez@yahoo.com

ABSTRAK

Oksida besi seperti Fe3O4, -Fe2O3 dan -Fe2O3 merupakan suatu material yang sangat
menarik untuk dipelajari. Perbedaan suhu kalsinasi akan menghasilkan berbagai tipe material
magnetik. Sintesis partikel magnetik -Fe2O3 dan -Fe2O3-SiO2 menggunakan metoda sol gel
telah berhasil dilakukan. Sumber Fe berasal dari Fe3+ yang dilakukan pereduksian
menggunakan dietanolamin, dan TEOS sebagai sumber silika. Hasil analisis XRD
menunjukkan bahwa material magnetik adalah -Fe2O3 dengan ukuran kristal 5,4 nm.
Terbentuknya ikatan dalam material magnetik dibuktikan berdasarkan spektrum FTIR.
Analisis SEM dan Nanolaser memperlihatkan morfologi dan distribusi partikel tidak merata
dengan ukuran partikel yang relatif seragam. Berdasarkan analisis VSM, produk yang
didapatkan bersifat superparamagnetik dan mengalami penurunan medan magnet setelah
dilapisi oleh silika. Material magnetik yang dihasilkan memiliki kemampuan menyerap
molekul Bovin Serum Albumin (BSA) yang bagus ketika dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. -Fe2O3-SiO2 memiliki kemampuan menyerap molekul BSA lebih
tinggi dibandingkan dengan -Fe2O3 dan yang dimodifikasi. Selain itu, ketika uji stabilitas
dilakukan menunjukkan produk yang dihasilkan memiliki kestabilan yang bagus untuk
beberapa kali reaksi.

Kata kunci : Material magnetik, Sol-Gel, Amobilisasi, Bovin Serum Albumin.

PENDAHULUAN yang dimiliki, material magnetik dapat


Nanopartikel magnetik merupakan suatu dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi,
material yang memiliki berbagai seperti: pemisahan/ amobilisasi enzim
keunggulan, antara lain: bersifat (Shao., 2009), transpor obat, serapan
superparamagnetik, kejenuhan magnet yang gelombang mikro, fotokatalis, aplikasi
tinggi, kontribusi anisotropi yang bagus, biologi, biomedik, pemisahan logam,
dan biokompatibel. Fenomena ini terus magnetic resonance imaging (MRI),
meningkat seiring pengaruh ukuran dan hipertermia, dll (Dang., 2010).
permukaan yang didominasi oleh sifat Diantara oksida-oksida logam
magnetik dari masing-masing nanopartikel transisi, oksida besi merupakan suatu
(Kornak ., 2005). Selain sifat magnetik material yang sangat menarik untuk

PPs-Kimia Unand 2012


dipelajari. Secara alamiah bahan-bahan pori-pori silika, bersifat inner, dan area
tersebut ditemukan dalam bentuk mineral permukaan yang luas (Adam., 2011).
oksida besi berupa magnetit (Fe3O4), Pada penelitian ini disintesis partikel
maghemit (-Fe2O3) dan hematit (-Fe2O3). magnetik. Untuk meningkatkan kestabilan
Perbedaan suhu kalsinasi akan dari material magnetik, maka dilakukan
menghasilkan berbagai bentuk fasa oksida pelapisan pada silika, SiO2 melalui proses
besi, dimana Fe3O4 (suhu ruang), -Fe2O3 sol gel yang dapat diaplikasikan untuk
(kalsinasi 200oC) dan -Fe2O3 (kalsinasi amobilisasi enzim/ protein. Sehingga proses
300 - 600oC) (Aji., 2007; Chirita., 2009). pemisahan dapat dilakukan dengan
Salah satu metoda yang paling pemberian medan magnet luar.
banyak digunakan untuk menghasilkan
nanopartikel magnetit adalah metoda sol- BAHAN DAN METODE
gel. Metoda sol-gel dipilih karena memiliki Alat dan Bahan
beberapa keuntungan: bisa diaplikasikan Peralatan yang digunakan diantaranya
pada berbagai material/ bersifat serbaguna adalah beberapa peralatan gelas, magnetic
(versatile), kehomogenan yang bagus dari stirrer, timbangan, oven atau furnace, dan
campuran, ukuran partikel seragam, tidak corong Bchner. Sedangkan instrumen
menghasilkan gumpalan-gumpalan besar yang digunakan adalah Fourier Transform
(non-agglomerate), prosesnya relatif Infra Red (FTIR) JASCO FT/IR 460 plus,
mudah, murah (Duhan and Devi et al., UV-1700 PharmaSpec UV-Vis
2010), dan nanopartikel memiliki Spectrophotometer Shimadzu, SEM JEOL
kristalinitas tinggi (Safee., 2009). JSM 6510 LA, Size and Shape Analysis
Berbagai penelitian telah Nanolaser tipe Analysette 22 NanoTec
melaporkan bahwa nanopartikel magnetit plus, XRD Phylips Analytical, dan VSM
tanpa modifikasi memiliki kestabilan termal tipe OXFORD 1.2T.
yang rendah (Li., 2005) dan dapat Adapun bahan yang digunakan
mengalami reaksi balik membentuk fasa adalah besi(III) klorida anhidrat (FeCl3),
intermediet FeOOH. Menyiasati hal Dietanolamin (DEA), asam klorida (HCl),
tersebut, maka dilakukan pelapisan amonia (NH4OH), tetraetilortosilikat
(encapsulation) pada berbagai material (TEOS), etanol 96% (C2H5OH), Bovin
pendukung, seperti SiO2. Dilakukannya Serum Albumin (BSA), larutan buffer pH 5,
pelapisan nanomaterial magnetik pada dan akuades.
permukaan silika, SiO2, didasarkan pada
sifat biokompatibel, non-toksik, ukuran pori
yang tepat untuk material magnetik mengisi

PPs-Kimia Unand 2012


Sintesis Partikel Magnetik kamar. Setelah semua campuran larut dan
16,22 g FeCl3 sebagai prekursor homogen, dilakukan penambahan NH4OH
dilarutkan dalam 50 mL etanol 96%, sambil sampai sekitar pH 10. Campuran didiamkan
dilakukan proses stirer maka ditambahkan selama 24 jam, sampai terbentuk endapan
DEA secara perlahan-lahan. Penambahan hitam. Endapan yang terbentuk diberi nama
DEA berdasarkan perbandingan variasi magnetit-SiO2. Selanjutnya endapan yang
rasio molar Fe3+ : DEA ( 2:1 ). Proses terbentuk dipisahkan secara dekantasi,
stirrer dilanjutkan selama 4 jam pada suhu dimana material magnetik dapat
kamar. Setelah semua campuran larut dan dikumpulkan dengan memberikan medan
homogen, dilakukan penambahan NH4OH magnet yang dilanjutkan dengan pencucian
sampai sekitar pH 10. Campuran didiamkan menggunakan akuades sebanyak 4 kali.
selama 24 jam, sampai terbentuk endapan Tahapan selanjutnya adalah proses
hitam. Endapan yang terbentuk dipisahkan pengeringan dan penguapan pelarut dengan
secara dekantasi, dimana material magnetik memberikan suhu 70oC selama 30 menit.
dapat dikumpulkan dengan memberikan Proses kalsinasi dilakukan pada tahap akhir
medan magnet yang dilanjutkan dengan dengan memberikan suhu 400oC selama 3
pencucian menggunakan akuades sebanyak jam. Partikel magnetik yang terbentuk
4 kali. Tahapan selanjutnya adalah proses selanjutnya dilakukan proses analisa
pengeringan dan penguapan pelarut dengan menggunakan FTIR, SEM, VSM, XRD,
memberikan suhu 70oC selama 30 menit. dan Nanolaser.
Proses kalsinasi dilakukan pada tahap akhir
dengan memberikan suhu 400oC selama 3 Modifikasi Permukaan Partikel
jam. Partikel magnetik yang terbentuk Magnetik Menggunakan CTAB
selanjutnya dilakukan proses analisa 200 mg partikel magnetik -Fe2O3-
menggunakan FTIR, SEM, VSM, XRD, SiO2 dilarutkan dalam 50 mL etanol 96%.
dan Nanolaser. Selanjutnya ditambahkan 200 mg CTAB
sebagai gugus modifikator, campuran yang
Proses Pelapisan Partikel Magnetik Oleh terbentuk distirer selama 24 jam. Produk
Silika yang terbentuk diasumsikan partikel
FeCl3 sebagai prekursor dilarutkan magnetik yang termodifikasi. Cara lain
dalam 150 mL etanol 96%, dan yang dilakukan adalah dengan
ditambahkan DEA perlahan. Selanjutnya menambahkan CTAB diawal reaksi
ditambahkan tetraetilortosilikat (TEOS) bersamaan dengan prekursor yang
didalam 50 mL etanol 96% sebagai sumber digunakan. Prosedur selanjutnya seperti
silika, yang distirer selama 4 jam pada suhu prosedur kerja sintesis partikel magnetik.

PPs-Kimia Unand 2012


Amobilisasi Bovin Serum Albumin Pada penelitian ini dilakukan proses
(BSA) pada Material Magnetik kalsinasi sampai suhu 400oC, sehingga
1 mg material magnetik (-Fe2O3 didapatkan material magnetik berupa
dan -Fe2O3-SiO2) didispersikan dalam 10 hematit, -Fe2O3.
mL larutan buffer (0,1 M, pH 5).
Selanjutnya ditambahkan 10 mL BSA Hasil Analisis XRD (X-Ray Diffraction)
dengan berbagai macam variasi konsentrasi Analisis XRD digunakan untuk
(0,5 2,5 M) kedalam masing-masing mengetahui susunan atom-atom dalam
larutan magnetik. Campuran diingkubasi suatu kristalin sehingga akan diketahui
o
pada suhu 30 C selama 1 jam untuk struktur, orientasi dan ukuran kristal.
memaksimalkan aktifitas penyerapan Gambar I. menjelaskan pola XRD dari -
protein dan diikuti dengan penyaringan. Fe2O3 yang memperlihatkan kecocokan
Filtrat hasil penyaringan dilakukan dengan data standar (JCPDS No: 79-1741).
pengukuran absorban pada panjang Struktur kristal untuk pola XRD tersebut
gelombang 280 nm menggunakan adalah rhombohedral. Ini terbukti dari
spektrofotometer UV-Vis. puncak tertinggi pada sudut 2 = 35,670o (1
1 0). Hal ini didukung dengan adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN puncak-puncak lainnya pada sudut 2 =
Pada pembuatan material magnetik, 24,135 (0 1 2); 33,165o (1 0 4); 49,510o (0 2
digunakan besi(III) klorida anhidrat, FeCl3 4); 54,105o (1 1 6); 62,715o (2 1 4); dan
sebagai prekursor dan dietanolamin (DEA), 64,005o (3 0 0). Parameter kisi kristal
C4H11NO2 sebagai zat pereduksi. berdasarkan data standar yaitu a = b = 5,034
Diperkirakan mekanisme reaksi yang terjadi ; c = 13,74 .
adalah sebagai berikut:
-Fe2O3-SiO2

(104) (110) (214)


2 FeCl3 + C4H11NO2 2 FeCl2 + (012)
(024) (116)
(300)
-Fe2O3

C4H9NO2 + 2 HCl

JCPDS
2 FeCl3 + FeCl2 + 4 H2O + 8 NH4OH No.79-1741 (-Fe2O3)

JCPDS
No.83-0539 (SiO2 Quartz)
Fe3O4 +8 NH4Cl + 8 H2O

Gambar I. Pola XRD dari -Fe2O3 dan -


Hasil oksidasi pada suhu 300-400oC Fe2O3-SiO2 beserta standar JCPDS.
akan mengubah fasa magnetit menjadi
hematit. Perubahan tersebut teridentifikasi Dari pola difraksi sinar-X dapat

melalui perubahan warna (Aji dkk., 2007). diketahui ukuran kristal dengan

PPs-Kimia Unand 2012


menggunakan metoda Debye-Scherrer, dari 559 cm-1 ke 547 cm-1, yang dapat
yaitu 5,4 nm. diasumsikan bahwa permukaan -Fe2O3
telah tertutupi oleh silika, SiO2.
Hasil Analisis Spektrofotometer FT-IR
Hasil Analisis SEM

a
Morfologi, kehomogenan
permukaan, dan distribusi partikel dapat
diketahui menggunakan SEM. Gambar III
1105 cm-1
menjelaskan bahwa proses pelapisan
permukaan material magnetik, -Fe2O3
b
%T menggunakan silika memberikan perubahan
c yang berarti ketika dibandingkan dengan -
560 cm-1
Fe2O3 tanpa pelapisan.
-Fe2O3 -Fe2O3-SiO2

1084 cm-1

Pembesaran 750 kali Pembesaran 750 kali


Bilangan gelombang (cm-1)

Gambar II. Spektra FTIR dari (a) Silika, (b) -


Fe2O3, dan (c) -Fe2O3-SiO2.

Gambar II. b menunjukkan


Pembesaran 5000 kali Pembesaran 5000 kali
munculnya pita serapan spesifik pada 560
cm-1 yang menyatakan vibrasi Fe-O
stretching (Duhan and Devi et al., 2010)
berasal dari ikatan dalam molekul Fe2O3.
Gambar III. c munculnya pita serapan Pembesaran 10000 Pembesaran 10000
kali kali
-1
pada daerah 1084 cm yang menyatakan
adanya tumpang tindih puncak serapan
antara Si-O-Si dan Si-O dengan logam
(Panighari., 2011; Sakthivel., 2006, 2007;
Pembesaran 20000 Pembesaran 20000
Pandiangan dkk., 2008). Selain itu, kali kali
Gambar III. Foto SEM dari -Fe2O3 dan -
keberhasilan terlapisinya -Fe2O3 oleh SiO2 Fe2O3-SiO2 pada berbagai pembesaran.
ditandai dengan terjadinya pengurangan
intensitas dan pergeseran puncak serapan

PPs-Kimia Unand 2012


Hasil Analisis Size and Shape Analysis Hasil Analisis VSM
Nanolaser Uji menggunakan VSM dilakukan
Mengetahui ukuran dan distribusi untuk memperoleh kurva magnetisasi suatu
partikel magnetik yang dihasilkan dapat bahan sebagai fungsi suhu maupun sebagai
dikarakterisasi menggunakan peralatan fungsi medan luar sehingga dapat
nanolaser. Dimana, dari Gambar IV ditentukan fasa magnetik bahan, suhu
diketahui bahwa distribusi ukuran partikel transisi magnetik dan konstanta anisotropik
yang paling banyak adalah 45 m dengan bahan. Sifat kemagnetan dari serbuk
persen distribusi sebesar 22,7 % (-Fe2O3) hematit yang telah disintesis, diukur
dan 34,1 % (-Fe2O3-SiO2). Selain itu, jika menggunakan VSM sehingga diketahui
dibandingkan dengan ukuran partikel dan besaran medan magnetisasi remanen Mr,
distribusi material magnetik ketika dilapisi yaitu magnetisasi yang tersisa ketika medan
silika, SiO2 juga mengalami perubahan luar H ditiadakan dan medan koersivitas Hc,
berarti. Dapat diketahui bahwa, proses yaitu besarnya medan yang dibutuhkan
pelapisan menggunakan silika akan sama dengan nol (medan demagnetisasi).
memberikan persen distribusi yang lebih
a

banyak, meskipun ukuran partikelnya


adalah sama, yaitu 45 m (Tabel I).
b
40
-Fe2O3 -Fe2O3-SiO2
35
Distribusi Partikel (%)

30

25

20

15

10

5 Gambar V. Kurva histerisis dari (a) -Fe2O3,


0 dan (b) -Fe2O3-SiO2.
0 50 100 150 200 250
Ukuran Partikel (m) Kejenuhan magnetisasi (saturation
Gambar VIII. Kurva ukuran dan distribusi magnetization) untuk hematit adalah 29,9
partikel dari -Fe2O3 dan -Fe2O3-SiO2.
emu/g yang dicapai pada kuat medan 1
Tabel I. Data ukuran dan distribusi material Tesla dan nilai remanentnya 0,6 emu. Nilai
magnetik ketika dianalisa menggunakan
ini mengalami penurunan untuk hematit
SEM dan Nanolaser.
yang terlapisi silika dengan nilai kejenuhan
Distribusi Ukuran
Material Ukuran Partikel (SEM) Partikel magnet 5,5 emu/g dengan kuat medan 0,86
Dominan(Nanolaser)
-Fe2O3 0,78 m - 7,3 m 6 m dan 45 m Tesla dan nilai remanentnya 0,72 emu. Hal
-Fe2O3-SiO2 0,8 m - 1,8 m 6 m dan 45 m
ini mengindikasikan bahwa permukaan

PPs-Kimia Unand 2012


hematit telah terlapisi oleh permukaan material magnetik silika (-Fe2O3-SiO2)
silika, sehingga menyebabkan penurunan memiliki gugus aktif permukaan berupa
nilai magnetisasi dari bahan yang disintesis. atom-atom oksigen yang bermuatan negatif.
Sehingga memungkinkan molekul BSA
Penyerapan Albumin Pada Permukaan dengan mudah berinteraksi secara
Material Magnetik elektrostatik dengan gugus-gugus aktif
Jumlah protein yang teramobilisasi permukaan tersebut (Tabak et al., 2006).
pada permukaan partikel umumnya
OH O- O- + 3HN
maksimal pada titik isoelektrik dari protein
400oC -
BSA
HO OH O O- -
O O-
itu sendiri. Pada penelitian ini dipilih pH 5
OH O- O- + 3HN
untuk proses amobilisasi dikarenakan titik -Fe2O3-SiO2 core-shell Amobilisasi BSA pada
-Fe2O3-SiO2

isoelektrik dari Bovin Serum Albumin Gambar VI. Proses amobilisasi BSA pada
material magnetik -Fe2O3-SiO2 yang
(BSA) adalah 4,7 (Liu et al., 2004; Tabak et berinteraksi secara elektrostatik.
al., 2006). Gai et al., melaporkan bahwa
kapasitas serapan maksimum berada pada Selain itu dapat diketahui bahwa,
suhu 30oC, sehingga pada penelitian ini penambahan gugus-gugus modifikator
dilakukan proses inkubasi pada suhu 30oC (CTAB) tidak memberikan pengaruh berarti
selama 1 jam, bertujuan untuk terhadap kemampuan daya amobilisasi BSA
meningkatkan aktifitas kerja protein yang pada permukaan material magnetik.
memberikan dampak terhadap kapasitas Permukaan yang bersifat hidrofobik dan
serapan maksimal dari BSA. tidak adanya gugus aktif permukaan
Tabel III. Nilai serapan Bovin Serum Albumin merupakan faktor utama yang
(BSA) pada berbagai variasi konsentrasi
terhadap masing-masing material mempengaruhi kemampuan amobilisasi
magnetik. dari material yang termodifikasi. Sehingga,
Nilai Adsorban

No
Konsentrasi BSA -Fe2O3- menyebabkan penurunan daya pengikatan
(M) -Fe2O3-
Standar -Fe2O3 SiO2-
SiO2
CTAB molekul BSA terhadap material magnetik.
1 0,5 0,033 0,028 0,014 0,032
2 1 0,053 0,035 0,034 0,047
3 1,5 0,086 0,055 0,039 0,047
4 2 0,108 0,104 0,067 0,063
5 2,5 1,08 0,592 0,558 0,576 Uji Stabilitas Material Magnetik untuk
Beberapa Kali Reaksi
Dapat diketahui bahwa jumlah BSA Untuk melihat kestabilan material
yang teramobilisasi pada permukaan magnetik (-Fe2O3 dan -Fe2O3-SiO2),
material magnetik silika (-Fe2O3-SiO2) maka dapat dilihat dari jumlah molekul
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan BSA yang mampu terserap pada material
material magnetik (-Fe2O3) dan hematit magnetik ketika diaplikasikan dalam
termodifikasi. Hal ini disebabkan karena beberapa kali pengulangan reaksi.

PPs-Kimia Unand 2012


A magnet ketika dilapisi dengan silika (-
60
BSA terserap (%) Fe2O3-SiO2), dan sangat stabil terhadap
50

40 proses oksidasi lanjut.


30 3. Material magnetik (-Fe2O3 dan -
20
Running ke-1 Running ke-2 Running ke-3 Fe2O3-SiO2) bisa digunakan sebagai
10

0
suatu material support yang bagus untuk
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
mengamobilisasi protein, maksimum
Konsentrasi BSA (M)
pada konsentrasi Bovin Serum Albumin
B
(BSA) 1,5 M.
70

60
4. Material magnetik (-Fe2O3 dan -
BSA terserap (%)

50 Fe2O3-SiO2) memiliki kestabilan yang


40
bagus dalam proses amobilisasi protein,
30
Running ke-1 Running ke-2 Running ke-3
20 ditandai dengan BSA terserap untuk
10
beberapa kali pengulangan reaksi adalah
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 konstan (50 %).
Konsentrasi BSA (M)
5. -Fe2O3-SiO2 memiliki aktifitas yang
Gambar VII. Kurva yang menunjukkan lebih bagus untuk amobilisasi Bovin
banyaknya BSA terserap pada (A) -
Fe2O3, dan (B) -Fe2O3-SiO2 untuk Serum Albumin (BSA) dibandingkan
beberapa kali reaksi.
dengan -Fe2O3, meskipun tidak
mengalami perbedaan yang signifikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Saran
Dari uraian diatas, maka dapat Untuk penelitian selanjutnya dalam
ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: meningkatkan kapasitas serapan protein
1. Silika mempunyai kemampuan untuk pada material magnetik, hendaknya
menstabilkan pembentukan material dilakukan modifikasi atau fungsionalisasi
magnetik dari proses reaksi balik (rasio permukaan menggunakan polimer yang
mol prekursor : TEOS = 1 : 1), hal ini mengandung gugus fungsi karboksilat atau
dapat diketahui dari rendemen hasil yang amina, tanpa harus mengabaikan
didapatkan jauh lebih tinggi ketika biokompatibilitas dan biodegradabilitas
dilakukan proses pelapisan polimer yang digunakan.
menggunakan silika, jika dibandingkan
tanpa pelapisan ( 5 : 1 ).
2. Material magnetik (-Fe2O3) yang
dihasilkan mengalami penurunan sifat

PPs-Kimia Unand 2012


DAFTAR PUSTAKA Their Photochemical and
Photoelectrochemical Applications.
Adam, F., J. Andas., and I. Ab Rahman.
Chem. Bull. 54. 68: 1-8.
2011. The Synthesis and
Characterization of Cobalt-Rice Husk
Silica Nanoparticles. The Open Colloid
Cotton, F. A., G. Wilkinson., C. A.
Science Journal. 4: 12-18.
Murillo., and M. Bochmann. 1999.
Advanced Inorganic Chemistry. 6th
edition. John Willey & Sons, Inc.
Aji, M. P., A. Yulianto., dan S. Bijaksana.
United State of America. P: 775-785.
2007. Sintesis Nanopartikel Magnetit,
Maghemit dan Hematit dari Bahan
Lokal. Indonesian Journal of Materials
Dang, F., N. Enomoto., J. Hojo., and K.
Science. ISSN: 1441-1098: 106-108.
Enpuku. 2010. Sonochemical Coating
of Magnetite Nanoparticles with Silica.
Ultrasonic Sonochemistry. 17: 193-
Arief, S., V. Ladelta., S. Novera., S.
199.
Lestari., Rahmayeni., dan S. Darajat.
2010. Sintesis Nanopartikel Magnetite
Dengan Metoda Ko-presipitasi
Duhan, S., and S. Devi. 2010. Synthesis
Sederhana. Diseminarkan pada
and Structural Characterization of Iron
Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN
Oxide-silica Nanocomposites Prepared
Indonesia Bagian Barat Bidang MIPA,
by the Sol-Gel Method. International
10-11 Mei 2010. Pekanbaru.
Journal of Electronic Engineering. 2. 1:
89-92.
Baek, Kyung-Hwa., Hee-Sik. Kim., Hee-
Mock. Oh., Byung-Dae. Yoon., J.
Gai, Qing-Qing., F. Qu., Zong-Jian, Liu.,
Kim., and In-Sook. Lee. 2004. Effects
Rong-Ji, Dai., and Yu-Kui, Zhang.
of Crude Oil, Oil Components, and
2010. Superparamagnetic Lysozyme
Bioremediation on Plant Growth.,
Surface-Imprinted Polymer Prepared
Journal of Environmental Science and
by Atom Transfer Radical
Health. Part A. 39. 9: 2465-2472.
Polymerization and Its Application for
Protein Separation. Journal of
Chromatography A. 1217: 5035-5042.
Basa, Meera. Synthesis and
Characterization of Silica Coated Iron
Oxide Nanopaticles by Sol-Gel
Gaihre, B., S. Aryal., M. S. Khil., and H. Y.
Technique. National Institute of
Kim. 2008. Encapsulation of Fe3O4 in
Technology: Rourkela
Gelatin Nanoparticles: Effect of
Different Parameters on Size and
Stability of the Colloidal Dispersion.
Chia, C. H., S. Zakaria., S. Ahmad., M.
Journal of Microencapsulation. 25. 1:
Abdullah., dan S. M. Jani. 2006.
21-30.
Preparation of Magnetic Paper from
Kenaf: Lumen Loading and in situ
Synthesis Method. American Journal of
Grabis, J., G. Heidemane., and D. Rasmane.
Applied Sciences. 3. 3: 1750-1754.
2008. Preparation of Fe3O4 and -Fe2O3
nanoparticles by Liquid and Gas Phase
Processes. Materials Science. 14. 4:
Chirita, M., and I. Grozescu. 2009. Fe2O3-
292-295.
Nanoparticle, Physical Properties and

PPs-Kimia Unand 2012


Conjugates and Nanoparticles. Journal
Guo, Z., and L. Tan. 2009. Fundamentals of Controlled Release.132: 171-183.
and Applications of Nanomaterials.
British Library. England. p. 133.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar
Biokimia.Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Hasan, I., dan T. A. Indra. 2008. Peran
Albumin dalam Penatalaksanaan
Sirosis Hati. Medicinus: Scientific Li, Zhen., Q. Sun., and M. Gao. 2005.
Journal of Pharmaceutical Preparation of Water-Soluble
Development and Medical Application. Magnetite Nanocrystals from Hydrated
21. 2. Ferric Salt in 2-Pyrrolidone :
Mechanism Leading to Fe3O4. Angew.
Chem. Int. Ed. 44: 123-126.
Hua. C. C., S. Zakaria., L. T. Khong., K. L.
Nguyen., M. Abdullah., and S. Ahmad.
2008. Size-Controlled Synthesis and Lin, Chun-Rong., Tsu-Chi , Tsai., Max
Characterization of Fe3O4 Chung., and Shih-Zong, Lu. 2009.
Nanoparticles by Chemical Synthesis and Characterization of
Coprecipitation Method. Sains Magnetic Nanoparticles Embedded in
Malaysiana. 37. 4: 389-394. Polyvinil Pyrrolidone Nanofiber Film
by Electrospinning Method, Journal of
Applied Physics. 105: 1-4.
Jal, P. K., S. Patel.,and B. K. Mishra. 2004.
Chemical Modification of Silica
Surface by Immobilization of Liu, X., Z. Ma. , J. Xing., and H. Liu. 2004.
Functional Groups for Extractive Preparation and Characterization of
Concentration of Metal Ions. Elsevier. Amino-silane Modified
62: 1005-1028. Superparamagnetic Silica
Nanosphere. Journal of Magnetism
and Magnetic Materials. 270: 1-6.
Jamarun, N., W. A. K. Mahmood., dan I.
Abd. Rahman. 1997. Pengaruh pH
Pada Pembentukan Silika Gel Melalui Majewski, P., and B. Thierry. 2007.
Proses Sol Gel. Jurnal Kimia Andalas. Functionalized Magnetite
3. 2: 122-130. Nanoparticles Synthesis, Properties,
and Bio-applications. Critical Reviews
in Solid State and Material Sciences.
Kelsall, Robert., I. Hamley., and M. 32: 203-215.
Geoghegan. 2005. Nanoscale Science
and Technology. John Willey & Sons,
Ltd. P: 212-213. Masaoli, Muhajir. 2004. Kandungan Bahan
Organik, n-alkana, Aromatik, dan Total
Hidrokarbon dalam Sedimen di
Kornak, R., D. Niznasky., K. Haimann., W. Perairan Raha Kabupaten Muna,
Tylus., and K. Maruszewski. 2005. Sulawesi Tenggara. Makara. Sains. 8.
Synthesis of Magnetic Nanoparticles 3: 116-122.
via the Sol-Gel Technique. Materials
Science-Poland. 23. 1: 87-92.
Matthews, Alan. 1976. Magnetite
Kratz, Felix. 2008. Albumin as a Drug Formation by the Reduction of
Carrier: Design of Prodrugs, Drug Hematite with Iron Under

PPs-Kimia Unand 2012


Hydrothermal Conditions. American [Cu(NCCH3)6][B(C6F5)4]2 and Its
Mineralogist. 61: 927-932. Application in Catalytic Olefin
Aziridination. Applied Catalysis A:
General. 294: 161-167.
Monharaj, VJ., and Y. Chen. 2006.
Nanoparticles A Review. Tropical
Journal of Pharmaceutical Research. 5. Sakthivel, A., S. Syukri., A. K. Hijazi., and
1: 561-573. F. E. Kuhn. 2006. Heterogenization of
[Cu(NCCH3)4][BF4]2 on Mesoporous
Nasution, A. S., E. Jasjfi., dan E. H. AlMCM-41/ AlMCM-48 and Its
Legowo. 2008. Penanganan Katalis Application as Cyclopropanation
Bekas Proses Hidrokonversi di Kilang Catalyst. Catalysis Letter. 111: 43-49.
ASEAN. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi. LEMIGAS. 6. 4: hal. 69-74. Schubert, U., and N. Husing. 2000.
Synthesis of Inorganic Material:
Oana, S., D. Corneliu., S. Mircea., and S. Germany. Wiley-VCH.
Marcela. 2009. Preparation of
FexOy/SiO2 Nanocomposites by
Thermal Decomposition of Some Shanmugam, S., and T. Osaka. Controlled
Carboxylate Precursors Formed Inside Syntesis and Magnetic Properties of
the Silica Matrix. Journal of Thermal Iron Oxide Nanostructures using
Analysis and Calorimetry. 97: 203-208. Biogenic Polyamines.

Pandiangan. K. D., I. G. Suka., M.


Rilyanti., S. Widiarto., D. Anggraini., Shao, D., K. Xu., X. Song., J. Hu., W.
S. Arief., dan N. Jamarun. 2008. Yang., and C. Wang. 2009.
Karakteristik Keasaman Katalis Effective Adsorption and Separation
Berbasis Silika Sekam Padi yang of Lysozyme with PAA-modified
Diperoleh dengan Teknik Sol-Gel. Fe3O4@Silica Core-Shell
Seminar Nasional Sains dan Microsphere. Journal of Colloid and
Teknologi II, UNILA. Interface Science. 336: 526-532.

Panighari, Ranjana. 2011. Synthesis and Sholihah, Lia Kurnia. 2010. Sintesis dan
Characterisation of Silica Coated Karakteristik Partikel Nano Fe3O4
Magnetite Nanoparticle. Dissertation of yang Berasal Dari Pasir Besi dan Fe3O4
National Institute of Technology, Bahan Komersial (Aldrich). Tesis ITS.
Rourkela. Orissa. Surabaya.

Stuart, B. 2004. Infrared Spectroscopy:


Safee, N. H. A., M. P. Abdullah., dan M. R. Fundamentals and Applications. John
Othman. 2009. Synthesis and Willey & Sons, Ltd.
Characterization of Carbocymethyl
Chitosan-Fe3O4 Nanoparticles. Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-Dasar
Prosiding Seminar Kimia Bersama Kimia Anorganik Logam. Jurusan
UKM-ITB VIII, 9-11 Juni 2009. P: Pendidikan Kimia FMIPA. Universitas
474-479. Negeri Yogyakarta. hal.5.53-5.54.

Svehla, G. 1985. Vogel; Buku Teks


Sakthivel, A., A. K. Hijazi., M. Hanzlik., A. Analisis Anorganik Kualitatif Makro
S. T. Chiang., and F. E. Kuhn. 2005. dan Semimikro. bagian I. edisi V. PT.
Heterogenization of

PPs-Kimia Unand 2012


Kalman Media Pustaka. Jakarta. hal. Research Letter in Materials Science.
256-257. 2008: 1-4.

Tabak, M., Diogenes de Sousa, Neto., and


C. E. G. Salmon. 2006. On the Wei, J. H., C. J. Leng., X. Z. Zhang., W. H.
Interaction of Bovine Serum Albumin Li., Z. Y. Liu., and J. Shi. 2009.
(BSA) with Cethyltrimethyl Synthesis and Magnetorheological
Ammonium Chloride Surfactant: Effect of Fe3O4-TiO2 Nanocomposite.
Electron Paramagnetic Resonance Journal of Physics: Conference Series.
(EPR) Study. Brazilian Journal of 149: 1-4.
Physics. 36. 1A: 83-89.

Wostek-Wojciechowska, D., J. K. Jeszka.,


Thapa, D., V. R. Palkar., M. B. Kurup., and P. Uznanski., C. Amiens., B. Chaudret.,
S. K. Malik. Properties of Magnetite and P. Lecante. 2004. Synthesis of
Nanoparticles Synthesized Through a Gold Nanoparticles in Solid State by
Novel Chemical Route. Tata Institute Thermal Decomposition of an
of Fundamental Research. p: 1-10. Organometallic Precursor. Materials
Science-Poland. 22. 4: 407-412.

Throop, J. L., M. E. Kerl., and L. A. Cohn.


2004. Albumin in Health and Disease: Xu, X. X., and Y. F. Zheng. Synthesis and
Protein Metabolism and Function. Characterization of Magnetic
Articles COMPENDIUM. Nanoparticles and Their Reinforcement
in Polyurethane Film. p: 770-773.

Wang, H., and D. O. Northwood. 2008.


Synthesis of Ag or Pt Nanoparticles by
Hydrolisis of Either Ag2Na or PtNa.

PPs-Kimia Unand 2012

Anda mungkin juga menyukai