Anda di halaman 1dari 17

Osilasi Pada Suspensi Motor

Disusun oleh :

Fardhan

Datik Nacitra

M. jahid Akbar

Yusuf Akbar

Ira Roni Yuda

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

i
Intisari

1
Daftar Isi

2
Daftar Gambar

3
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan kendaraan bermotor setiap tahunnya mengalami peningkatan
yang sangat pesat, bagian terpenting dari sepeda motor salah satunya adalah suspensi.
suspensi berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi akibat permukaan jalan
yang tidak rata sehingga meningkatkan kestabilan pengendalian kendaraan atau
kenyamanan penggunaan kendaraan. Gejala fisis yang tampak pada suspensi ini
adalah peristiwa gerak osilasi teredam Suspensi bekerja bergerak bolak balik disekitar
titik kesetimbangan. Getaran ini akan terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang
selama sistem mendapatkan gaya, gaya yang bekerja berkurang secara terus menerus
sehingga amplitudo getaran berkurang sampai getaran berhenti.
Kenyamanan dari sepeda motor tergantung dari kestabilan suspensi sepeda
motor itu sendiri pada saat sistem tersebut diberi beberapa gaya.

1.2 Pembatasan Masalah


1) Sistem suspensi yang dianalisis adalah sistem half body sepeda motor.
2) Keadaan ban motor dianggap homogen dan tidak memberikan vibrasi
tambahan terhadap sistem.
3) Sistem dianalisis secara 2 Dimensi.
4) Gangguan yang diberikan dari luar (jalan) adalah homogen yang dibagi
menjadi gangguan yang kontinyu (terus menerus) dan diskontinyu (satu
kali gangguan).
5) Metode numerik yang digunakan adalah Runge Kutta orde 4 eksplisit
dengan menggunakan bantuan fungsi ODE45 dari MATLAB.

1
1.3 Tujuan
1) Membuat simulasi yang mendekati keadaan nyata untuk kasus half-body
sepeda motor.
2) Mencari nilai perpindahan posisi pegas (displacement) terhadap waktu.
3) Mengamati dan menganalisis kurva displacement vs time dari variasi nilai
nilai input yang ada.
4) Membandingkan hasil numerik dari MATLAB dengan hasil analitik
matematik.

2
II. LANDASAN TEORI

2.1 Getaran Pegas


Getaran adalah gerak bolak bailk suatu benda yang terjadi secara periodik,
Gerak getaran benda yang terjadi secara terus menerus dan tidak terdapat faktor
hambatan atau redaman biasanya disebut sebagai gerak harmonik sederhana. pada
kenyataannya suatu gerak getaran pada benda tidak akan terjadi secaraterus menerus
karena terdapat faktor hambatan berupa gaya gesek udara dan faktor internal yang
menyebabkan gerak getaran yang terjadi perlahan-lahan berkurang terhadap waktu
dan akhirnya berhenti. Gerak getaran benda yang demikian biasanya disebut sebagai
gerak harmonik teredam. Pada gerak harmonik teredam, gaya yang bekerja berkurang
secara terus menerus sehingga amplitudo getaran berkurang sampai getaran berhenti.
(Giancoli, 1997).

2.1.1 Gerak Harmonik Sederhana


Gerak harmonik sederhana merupakan suatu gerak getaran benda yang
dipengaruhi oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami gesekan sehingga
tidak mengalami pengurangan (dissipasi) tenaga. Gerak harmonik sederhana juga
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya pemulih berbanding
lurus dengan negatif simpangannya. Gaya pemulih merupakan gaya yang bekerja
dalam arah mengembalikan massa keposisi setimbangnya (Giancoli, 1997).

3
Gambar 1 Pegas vertikal (a) tanpa beban; (b) dengan beban dan mencapai posisi
kesetimbangan dan (c) dengan beban dan terdapat suatu gaya tarik f(t)

Dalam keadaan ini pegas teregang dan mengalami pertambahan panjang


sebesar serta mencapai posisi kesetimbangan. Pegas yang telah mencapai posisi
kesetimbangan selanjutnya ditarik atau disimpangkan sejauh x seperti pada Gambar 1
Dalam keadaan ini gaya yang bekerja pada benda adalah.

F=-kx

Hukum kedua Newton menyatakan F = m.a jika hokum hooke diatas di


substitusikan kedalam persamaan F = m.a sehingga diperoleh

kx=ma

2
d x
kx=m 2
dt

d2 x
m +kx=0
dt 2

Persamaan dikenal sebagai persamaan diferensial gerak harmonik sederhana


(Sutrisno, 1977).

4
2.1.2 Gerak Harmonik Teredam (Damped Harmonic Motion)
Gerak harmonik teredam merupakan gerak benda yang dipengaruhi oleh gaya
penghambat atau redaman yang menyebabkan amplitudo getaran berkurang secara
perlahan terhadap waktu sampai akhirnya berhenti. Gaya penghambat atau redaman
ini dapat berupa gaya gesek udara maupun faktor internal pada sistem
(Giancoli,1997).

Gambar 2. Sistem pegas massa teregam

Ketika suatu beban bermassa m dikaitkan atau digantungkan pada sebuah


pegas vertikal seperti pada Gambar 2, maka akan menyebabkan pegas akan teregang
dan mengalami pertambahan panjang sebesar serta mencapai posisi kesetimbangan.
Gaya yang bekerja pada benda adalah kx0 sama dengan W. W adalah usaha dari beban
bermassa m yang menyebabkan pegas teregang.
Pada saat pegas telah mencapai posisi kesetimbangan, selanjutnya pegas
ditarik atau disimpangkan dalam arah kebawah sejauh x. Pada Gambar 2. dapat
dilihat bahwa terdapat redaman b yang biasanya menyebabkan gerak getaran yang
terjadi pada pegas perlahan berkurang terhadap waktu dan akhirnya berhenti. Dengan
demikian, gaya yang bekerja pada beban bermassa m adalah k(x0+x ), bv dan W.

5
Menurut hukum Newton kedua yaitu
F=ma
W k ( x 0+ x ) bv=ma
W k x0 kxbv =ma
W W kx bv=ma
Dengan b adalah konstanta positif dan v adalh kecepatan benda
kxbv=ma
Jika persamaan tersebut diubah menjadi bentuk persamaan diverensial maka
2
dx d x
kxb =m 2
dt dt
d2 x dx
m 2
+b +kx =0
dt dt

2.1.3 Gerak Harmonik Teredam dengan Pengaruh Gaya Luar


Gerak harmonik teredam dengan pengaruh gaya luar merupakan salah
satubentuk dari sistem gerak getaran paksa (forced oscillation). Gaya luar yang
diberikanpada sistem teredam akan menyebabkan sistem tetap bergetar.
Persamaan gerak harmonik teredam dengan pengaruh gaya luar memiliki bentuk
yang sama dengan gerak harmonik teredam, hanya saja persamaan ditambahkan
dengan gaya luar sebesar f(t). Sehingga dapat ditulis sebagai.
d2 x dx
m 2
+b +kx =f ( t)
dt dt

6
Persamaan merupakan bentuk persamaan gerak harmonik teredam dengan faktor luar.
dengan f(t) dapat berupa fungsi sinusoidal, fungsi eksponensial atau fungsi
polinomial.
Berikut adalah penurunan fungsi PDB Orde II menjadi PDB Orde I menggunakan PDB Orde
II.

x=v

x= y ( 1 ) x=v = y (2 ) [( )
v =
f
m
sin t
c
m
v
k
( ) ( )
m
x
] y (1 )= y ( 2 ) ;

[( )
y ( 2 )=
f
m
sin t +
c
m ( )
y (2)
k
m
y (1) ( ) ]

2.2 Metoda Runge Kutta Orde 2


Metode Runge-kutta merupakan pengembangan dari metode Euler, dimana
perhitungan penyelesaian dilakukan dengan membuat step yang lebih kecil dari
perubahan nilai dengan membagi nilai perubahan tiap step menjadi sejumlah bagian
yang ditentukan, bentuk paling sederhana dari metode Runge Kutta ini adalah
membagi bagian perubahan menjadi dua bagian sehingga :
h . f 1 +h . f 2
dy=
2
Dimana :
Dy = nilai perubahan nilai fungsi setiap step
f1 dan f2 = nilai fungsi step yang diambil dari bentuk fungsi persamaan
differensial pada step tengahan.
Sehingga diperoleh formulasi dari metode Runge-Kutta 2 sebagai berikut:
y 0=a
y i+1= yi + hF(t i , y i ; h)
Dengan :

7
k 1=f ( x i , y i )

1 1
( )
k 2=f x i + h , y i hk 1
2 2
1 1
k =f ( x + h , y hk )
3 i i 2
2 2
k 4=f ( x i +h , y i +hk 3 )

8
III. PEMOGRAMAN

Program yang dipergunakan adalah MATLAB ,berikut adalah list program


MATLAB yang dipergunakan terdiri dari 2 program utama yang berisi program
fungsi dan program compiler.

Program fungsi yang dipergunakan adalah:


function yp = forced(t,y)
yp = [y(2);(((f/m)*sin(w*t))-((c/m)*y(2))-((k/m)*y(1)))];

dimana nilai f adalah gaya (gangguan dari luar),k adalah konstanta pegas, c adalah
konstanta peredaman ,m adalah nilai massa ,w adalah nilai frekuensi dari jalan.Nilai
nilai tersebut diganti dengan angka agar fungsi dapat dijalankan.

Program compiler yang dipergunakan adalah:

tspan=[0 5];
y0=[0.02;0];
[t,y]=ode45('forced',tspan,y0);
plot(t,y(:,1));
grid on
xlabel('time')
ylabel('Displacement')
title('Displacement Vs Time')
hold on;

Pada program ini fungsi forced.m dipanggil dan dijalankan menggunakan fungsi
ODE45 yang merupakan fungsi MATLAB yang berfungsi untuk menjalankan metode
Runge Kutta orde 4.Dengan posisi awal yang diberikan, maka dicari nilai y
selanjutnya terhadap fungsi t menggunakan fungsi tersebut.

9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah fungsi compiler dijalankan dengan memasukkan nilai m=3 kg, c= 100,
k=1000 ,w=10Hz dan f=100 N

didapatkan bentuk kurva sebagai berikut:

Kurva tersebut merupakan kurva perpindahan posisi suspensi terhadap waktu dan dari
nilai input pada fungsi bentuk kurva dapat berubah-ubah contohnya bila dibuat 2
kurva dalam satu gambar dengan variasi nilai pada suspensi

10
Kurva yang berbentuk titik adalah bentuk variasi saat c=50 dan k = 2000 sehingga
dalam keadaan fisisnya suspensi dibuat lebih elastis.

11
V. KESIMPULAN

Untuk simulasi half body sepeda motor menggunakan nilai input berupa
massa, stiffness, damping, frekuensi natural dan gaya dari jalan.

Sistem tidak akan teredam jika gangguan diberikan secara kontinyu (terus
menerus).

Sistem dapat dibuat menjadi underdamping ,overdamping dan critically


damped dari variasi nilai c(damping) dan k (stiffness).

12
DAFTAR PUSTAKA

Inman.Daniel J.2007.Engineering vibration.New Jersey:Prentis Hall

Duffy.Dean G.1997.Advanced Engineering Mathematics.Boston:CRC Press

Chaturvedi.Devendra K.2010.Modeling and Simulation of System Using Matlab and


Simulink.London:CRC Press

Anda mungkin juga menyukai