Jumaeda Jatmika / Pengaruh Temperatur Sintering Terhadap Struktur dan Sifat Magnetik Material Mn-Zn Ferit
Abstrak Mn-Zn Ferit dibuat menggunakan metode reaksi padatan pada suhu 900, 1000, dan 1100 oC. Fe2O3
dihasilkan dari oksidasi Fe3O4, komersial ZnO (99% Aldrich) dan MnO2 (99% Across Organics) yang digunakan
sebagai bahan baku. Perbandingan komposisi menggunakan metode weight percent yaitu 70 wt.% Fe2O3, 15 wt.% ZnO
dan 15 wt.% MnO2. Uji XRD dan Permagraf digunakan untuk mengkarakterisasi struktur dan sifat magnetiknya.
Temperatur sintering berpengaruh pada perubahan fasa dan ukuran kristalit Mn-Zn Ferit. Fasa kristal pada temperatur
1100 oC mendekati fasa tunggal. Nilai intensitas, ukuran kristalit dan nilai induksi remanen (Br) semakin besar saat
temperatur meningkat. Sebaliknya nilai koersivitas (Hc) dan (BH)maks semakin menurun. Nilai induksi remanen
meningkat akibat pengaruh dari semakin seragamnya daerah domain. Nilai koersivitas yang turun disebabkan
menurunnya fasa hematit dan meningkatnya ukuran kristalit pada material.
Kata kunci: Mn-Zn Ferit, Fe2O3, Sintering, XRD, Permagraf.
Abstract Mn-Zn Ferrite has been made using solid state reaction at a gradually temperature sintering of 900, 1000,
1100 oC. Fe2O3 is obtained from Fe3O4, commercial ZnO (99% Aldrich) and MnO2 (99% Across Organics) which are
used as raw materials. Mixture of raw materials uses a weight percent method that is 70 wt. % Fe2O3 , 15 wt.% ZnO, and
15 wt.% MnO2. XRD and Permagraph are use for characterization of structure and magnetic properties. Sintering
temperature affect phase changes and crystallite of Mn-Zn ferrite. Crystal structure at temperature 1100 oC almost
perfectly forms a single phase. The intensity, crystallite, and remanence induction (Br) increase, but coersivity ( Hc ) and
(BH)max decrease with increasing temperature. The increase of Br value is caused by the uniform domain increase and
Hc decrease because the phase of hematite decrease and higher crystallite on material.
Key words: Mn-Zn Ferit, Fe2O3, Sintering, XRD, Permagraf.
I. PENDAHULUAN
Sebaran mineral pasir besi di Indonesia sangatlah luas,
tersebar di sepanjang tepian Samudra Hindia, dari
Provinsi Aceh sampai ke pulau Lombok [1]. Saat ini pasir
besi hanya dimanfaatkan sebagai bahan campuran semen.
Pemanfaatan pasir besi seperti ini kurang optimal, pada
kenyataannya pasir besi mengandung oksida besi yang
berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk dengan
nilai jual tinggi. Salah satu tempat endapan pasir besi di
Jawa Tengah adalah Kecamatan Binangun Kabupaten
Cilacap. Cadangan yang tersisa di Kecamatan Binangun
seluas 500 hektar, kandungan Fe >53% [2]. Kandungan
dari pasir besi Kecamatan Binangun memiliki mineral
magnetik, yaitu magnetit (Fe3O4) [3]. Beberapa aplikasi
dari pasir besi adalah toner pada laser printer dan magnet
ferit [4]. Magnet ferit yang populer digunakan adalah
Mn-Zn ferit karena material ini memiliki sifat yang lebih
baik dari jenis ferit lainnya.
Mn-Zn ferit termasuk ke dalam material
ferromagnetik dengan sifat magnetik yang sangat baik,
seperti permeabilitas yang tinggi, rugi-rugi magnetik
yang rendah, saturasi magnetik yang tinggi dan
resistivitas yang tinggi [5]. Pada penelitian sebelumnya,
bahwa substitusi Zinc ion dengan menggunakan metode
sol-gel dapat meningkatkan saturasi magnetik,
magnetisasi remanen dan menurunkan koersivitas [6].
Penambahan Mn dapat meningkatkan nilai indeks bias,
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN: 0853-0823
75
L DAN PEM
MBAHASAN
III. HASIL
Pada tem
mperatur 9000 oC garis vaariasi tinggi puncak
p
(peak) terddiri dari mannganese zinc iron oxide (Mn-Zn
(
Fe2O4) padda posisi suddut 2: (19,433o, 30,098o, 35,416o,
o
56,884o, 62,378
6
), dann hematit (F
Fe2O3) pada posisi
sudut(2): (33,263o). pada
p
temperattur ini Mn-Z
Zn ferit
sudah terbbentuk walauupun Fe2O3 yang
y
tidak bereaksi
b
masih terliihat. Ukuran kristalit
k
pada temperatur siintering
900 oC adaalah 36,5 nm.
Pada tem
mperatur 10000 oC variasi tinggi
t
puncak (peak)
terdiri dari Manganese zinc iron oxxide (Mn-Zn Fe2O4)
o
pada posisi sudut 2: (300,002o , 35,3552o, 56,82 o, 62,31
6
).
Hematit (F
Fe2O3) mulai menghilang
m
pada suhu ini, terlihat
dari peak yang
y
semakinn turun. Reakssi Mn-Zn Fe2O4 pada
suhu ini seemakin meninngkat terlihat dari intensitaas tiaptiap puncaak semakin tinggi. Hal inii menunjukann reaksi
Mn-Zn Fee2O4 semakin mendekati faase tunggal. Ukuran
U
kristalit paada temperatuur sintering 1000 oC adalaah 36,6
nm.
Gambar
G
2. Hisstogram distribbusi ukuran krisstalit material MnM
Zn Ferit
F
variasi tem
mperatur 900, 1000
1
dan 1100 oC.
Pada tem
mperatur 11000 oC variasi tinggi
t
puncak (peak)
terdiri dari manganese zinc iron oxxide (Mn-Zn Fe2O4)
o
pada posissi sudut 2: (330,096o, 35,4220o, 56,77o, 62,36
6
).
Fe2O3 yaang tidak bereaksi
b
massih terlihat dalam
temperaturr 1100 oC wallaupun intensitasnya sangaat kecil.
Reaksi Mnn-Zn Fe2O4 menunjukkan
m
n intensitas tiiap-tiap
puncak semakin
s
menningkat dan puncaknya yang
meruncingg. penyusutan hematit (Fe2O3) pada tem
mperatur
1100 oC menunjukan reaksi Mnn-Zn Fe2O4 hampir
sempurna. Ukuran kristalit pada temperatur
t
siintering
o
mencapai 1100
1
C adalaah 36,9 nm.
Gambar 3 menunjukkan
m
sifat magnetiik sampel A MnM
Zn
Z ferit, padaa temperatur 9900 oC dipero
oleh nilai induuksi
remanen
r
(Br) sebesar 10 G, nilai koersiv
vitas (Hc) sebeesar
4,820
4
kOe dann energi produuk maksimum
m (BH)maks sebeesar
12050
1
Gauss.ooe. Sifat magnnetik pada su
uhu 900 oC maasih
sangat
s
rendahh dibuktikan ddengan kurvaa yang berbenntuk
garis
g
lurus.
Gambar 4 menunjukkan
m
sifat magnetiik sampel C MnM
Zn
Z ferit, pada temperatur 1000 oC dipero
oleh nilai induuksi
remanen
r
(Br) sebesar 20 G, nilai koersiv
vitas (Hc) sebeesar
76
Jumaeda Jatmika / Pengaruh Temperatur Sintering Terhadap Struktur dan Sifat Magnetik Material Mn-Zn Ferit
Sampel
Suhu
Ukuran
Kristalit
(nm)
Br
(G)
Hc
(kOe)
(BH)Maks
(Gauss.Oe)
900 oC
36,5
10
4,820
12050
1000 oC
36,6
20
0.385
1930
1100 oC
36,9
40
0.137
1370
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN: 0853-0823
Jumaeda Jatmika / Pengaruh Temperatur Sintering Terhadap Struktur dan Sifat Magnetik Material Mn-Zn Ferit
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
77
TANYA JAWAB
? Anonim
1. Kenapa ZnO dan MnO dicampur terpisah?
2. Bahan dasar apa?Pasir besi? (TiO2, SiO, tidak ada?)
3. Target hasil seperti apa?
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN: 0853-0823