Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan hasil bentuk keindahan yang bersifat imajinatif

atau berasal dari khayalan seseorang yang kemudian dituangkan ke dalam

berbagai bentuk, bisa dalam bentuk yang berupa tulisan maupun bentuk yang

berupa lisan. Hasil pikiran atau daya imajinasi yang tinggi dari seorang pengarang

untuk menciptakan sebuah karya sastra, menjadikan pembaca seolah-olah benar-

benar merasakan karya sastra tersebut terjadi pada kehidupan nyata. Karya sastra

sangat menarik perhatian, karena di dalam karya sastra terdapat keindahan yang

membuat para penikmatnya tidak pernah merasa jenuh saat menikmati karya

sastra.

Karya sastra merupakan cerminan kehidupan manusia. Selain keindahan,

karya sastra dapat memberikan kita kesadaran tentang kebenaran hidup. Manusia

dengan berbagai permasalahan kehidupannya yang kerap kali membuat manusia

tertekan karena masalahnya sendiri. Untuk itu, karya sastra dapat membantu

meringankan masalah yang dihadapi oleh manusia. Nilai-nilai kehidupan yang

terkandung dalam karya sastra dapat diambil pembelajarannya, sehingga

bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Penikmat karya sastra tidak hanya orang

dewasa yang memang menyelami lebih dalam tentang karya sastra, tetapi

masyarakat umum bahkan anak-anak dapat menikmati karya sastra. Maka dari itu,

karya sastra dapat menjadi hiburan bagi pembacanya.


2

Karya sastra terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis karya sastra di

antaranya, puisi, prosa, dan drama. Prosa sebagai jenis karya sastra memiliki

bentuk di antaranya yaitu novel. Novel merupakan karangan yang mengisahkan

kehidupan tokoh utama dan mengandung konflik. Novel terbangun atas dua unsur,

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang

membangun sebuah cerita dan berasal dari dalam. Unsur intrinsik menarik

perhatian karena kepaduan dari berbagai unsur tersebut dalam sebuah novel yang

akhirnya membangun inti cerita. Unsur intrinsik dalam sebuah karya fiksi

meliputi tema, tokoh, penokohan, latar cerita, plot atau alur cerita, sudut pandang,

amanat, dan gaya bahasa.

Dalam karya fiksi, tokoh merupakan unsur yang sangat esensial, tidak

dapat terlepas maupun dipisahkan dari unsur intrinsik sebuah novel. Pada

dasarnya, tokoh cerita memiliki daya tarik bagi pembacanya sendiri. Kualitas

moral dalam tokoh, menjadikan tokoh sebagai unsur yang penting dalam sebuah

cerita. Kehadiran tokoh dalam sebuah cerita, membuat pembaca seperti

berimajinasi dan mevisualisasikan tokoh sebagai dirinya sendiri yang seolah-olah

sedang menjalankan kehidupan yang ada dalam cerita tersebut. Karena hal itu,

membuat pembaca semakin larut dalam cerita.

Tokoh sangat erat hubungannya dengan penokohan, karena seorang tokoh

sudah pasti membawa watak atau sifat yang melekat di dalam dirinya masing-

masing. Penggambaran watak seorang tokoh dalam sebuah cerita dilukiskan

berdasarkan penafsiran setiap pembaca, karena penafsiran setiap orang berbeda-

beda. Penokohan dalam sebuah cerita merupakan cerminan dari kehidupan nyata,

di mana kita dapat menemukan watak-watak tertentu yang biasanya sering kita
3

jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya, pembaca akan melihat

watak tokoh dalam sebuah cerita, apakah ada kesamaan ataupun perbedaan antara

watak yang dimiliki pembaca dengan watak tokoh dalam sebuah cerita itu.

Sehingga pembaca akan menafsirkan dan menilai apakah watak tokoh itu baik

untuk contoh serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap orang mengharapkan agar segera dipertemukan dengan pasangan

hidupnya, apalagi untuk orang-orang yang umurnya sudah memasuki usia siap

menikah. Permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi biasanya mereka sudah

siap untuk menikah tetapi pasangan mereka ada yang merasa belum siap, ada juga

yang merasa perlu mengenal pasangannya lebih jauh sebelum memasuki jenjang

pernikahan. Kemudian biasanya ada juga yang sudah siap menikah hanya saja

belum menemukan pasangan hidupnya.

Target setiap orang dalam menentukan pilihannya dalam menikah,

tentunya berbeda-beda. Ada yang masih ingin fokus pada karier sehingga dia

tidak terlalu mengkhawatirkan tentang kapan dia akan menikah, ada juga yang

ingin secepatnya menikah karena tidak ingin nantinya memiliki keturunan saat

umur sudah terbilang tua.

Pada penelitian ini, penulis akan meneliti Watak Tokoh Protagonis dalam

Novel Ganjil Genap karya Almira Bastari. Penulis ingin meneliti ini karena

sebelumnya belum ada yang meneliti novel Ganjil Genap karya Almira Bastari

ini. Novel Ganjil Genap karya Almira Bastari diterbitkan pada tahun 2020 dan

termasuk dalam novel best seller. Tokoh Gala, Aiman, dan Nandi digambarkan

sebagai tokoh dengan watak yang baik. Hubungan mereka antara satu dengan

yang lainnya berbeda pula. Hubungan Gala dengan Aiman yang tidak sengaja
4

bertemu kemudian berlanjut menjadi teman dekat. Lalu hubungan antara Gala dan

Nandi yaitu mereka telah bersahabat sejak masih duduk dibangku SMA.

Dalam menjalani kehidupannya, tokoh Gala dikenal oleh sahabatnya

sebagai sosok yang mandiri dan sosok yang pantang menyerah. Meskipun banyak

orang mengatakan kalau hubungan percintaannya selalu mulus dan beruntung,

tetapi pada kenyataanya Gala harus mengalami putus cinta setelah 13 tahun

menjalin hubungan pacaran. Pada awalnya Gala merasa tidak terima dan tidak

percaya dengan apa yang dialaminya, namun perlahan Gala bisa menerima

kenyataan hidupnya bahwa memang mungkin sudah bukan takdirnya untuk

bersama. Dengan tekad bulat, Gala akhirnya memutuskan untuk merubah

hidupnya agar tidak terus menerus bersedih dan mulai mencari sosok pengganti

masa lalunya.

Seiring berjalannya waktu, bertemulah Gala dengan Aiman. Aiman, lelaki

yang lemah lembut dan sangat perhatian. Dengan segala sikap Aiman yang

terbilang sangat gentleman membuat Gala perlahan tertarik kepada Aiman. Dalam

hidupnya, Aiman selalu menemukan momennya bersama Gala. Sikap sabar yang

ada pada diri Aiman setiap kali menghadapi sikap Gala yang terkadang suasana

hatinya memburuk, membuat Gala semakin percaya bahwa mungkin Aiman

adalah sosok pengganti yang Gala cari.

Lalu ada Nandi, sahabat Gala. Nandi adalah salah satu sahabat Gala yang

selalu memberikan dukungan semangatnya untuk Gala di saat Gala merasa sedang

terpuruk. Nandi sendiri adalah satu-satunya sahabat lelaki Gala. Nandi merupakan

sosok yang sangat supel. Dalam menjalani kehidupannya, Nandi sangat santai dan

menikmati hidupnya. Tidak pernah memperumit diri sendiri dan terlihat tidak
5

memiliki masalah, apalagi untuk hubungan percintaannya yang baik-baik saja dan

tenang.

Dalam novel ini, penulis menemukan bagaimana watak setiap tokoh dalam

menjalani kehidupannya. Watak atau karakter tokoh yang diteliti dalam novel ini

pun adalah watak yang positif dan dominan baik atau protagonis. Sifat-sifat baik

yang ditunjukan tokoh dalam novel ini dapat dijadikan panutan dan dapat ditiru

oleh anak muda zaman sekarang terutama untuk para pasangan yang sedang

menjalin hubungan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Watak

Tokoh Protagonis dalam Novel Ganjil Genap Karya Almira Bastari.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

penulis akan melakukan analisis dalam penelitian ini tentang watak tokoh

protagonis dalam novel ganjil genap karya Almira Bastari.

“Unsur-unsur pembangun sebuah novel terdiri atas unsur intrinsik dan

unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra dari dari dalam sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuh novel adalah unsur-

unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur yang dimaksud,

untuk menyebut sebagian saja, misalnya,peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema,

latar, sudut pandang, penceritaan, bahasa atau gaya bahasa”. (Nurgiyantoro, 2007:

23).

“Tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam

sesuatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
6

kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan” (Abrams dalam Nurgiyantoro,

2015: 247).

“Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan

karakter dan perwatakan, menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu

dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Penokohan adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita”.

(Jones dalam Nurgiyantoro 2013: 248).

Di dalam penokohan terdapat tiga jenis pembagian yaitu watak tokoh

protagonis, watak tokoh antagonis, dan watak tokoh tritagonis. “Tokoh protagonis

adalah tokoh yang kita kagumi yang kita menampilkan sesuatu yang sesuai

dengan harapan-harapan kita sebagai pembaca” (Nurgiyantoro, 2015: 261). Dalam

tokoh protagonis watak yang baik sangat melekat pada tokoh protagonis. Watak

yang baik inilah yang biasanya menjadi pusat perhatian dari para pembaca. Watak

tokoh protagonis memiliki kelebihan yang membuatnya memang patut untuk

dicontoh dan ditiru. Watak tokoh protagonis diantaranya ialah mandiri, jujur, suka

menolong, berbaik sangka, dermawan, sabar, setia kawan, dan masih banyak lagi.

Selain tokoh protagonis, ada juga tokoh antagonis. Tokoh antagonis dapat

disebut berlawanan dengan tokoh protagonis secara langsung maupun tidak

langsung, baik secara fisik maupun batin. Sama halnya dengan tokoh protagonis,

tokoh antagonis juga memiliki watak yang melekat, yaitu watak yang tidak baik.

Pembaca menginterpretasikan watak antagonis ini sebagai watak yang tidak baik

untuk ditiru. Tidak hanya watak protagonis yang menjadi pusat perhatian, watak

antagonis biasanya juga bisa menjadi pusat perhatian dari pembaca. Dengan
7

adanya watak antagonis membuat konflik di dalam sebuah cerita menjadi seru

untuk diikuti. Watak tokoh antagonis diantaranya adalah sombong, angkuh, suka

berbohong, iri dengki, pendendam, pengadu domba, dan masih banyak lagi.

Selain tokoh protagonis dan tokoh antagonis, di dalam penokohan

mempunyai tokoh tritagonis. Tokoh tritagonis yaitu tokoh yang sifatnya sebagai

penengah, pendamai, atau dapat dipercaya oleh tokoh protagonis maupun tokoh

antagonis. Watak tritagonis biasanya jarang diperhatikan oleh pembaca karena

wataknya kadang dianggap hanya sebagai karakter pendukung. Padahal tokoh

tritagonis sangat diperlukan bagi tokoh protagonis dan antagonis. Watak dalam

tokoh tritagonis yang sangat melekat adalah sebagai penengah dan menjadi

pendamai.

Di dalam novel Ganjil Genap karya Almira Bastari, kemungkinan-

kemungkinan muncul watak tokoh protagonis yaitu watak pantang menyerah,

jujur, sabar, mandiri, perhatian, dan selalu memberikan dukungan.

1.3 Fokus Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini harus memiliki fokus permasalahan dan pertanyaan

penelitian. Adapun fokus permasalahan dan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.3.1 Fokus Permasalahan

Fokus masalah sangat diperlukan dalam penelitian. Fokus penelitian

berguna agar masalah menjadi fokus, jelas, dan menjadi terarah. Pada penelitian

ini, masalah berfokus pada watak tokoh protagonis dalam novel. Tokoh

protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang kita menampilkan sesuatu yang

sesuai dengan harapan-harapan kita sebagai pembaca (Nurgiyantoro, 2015: 261).


8

Tokoh protagonis dipilih karena tokoh protagonis mengandung watak yang positif

dan lebih banyak dikagumi.

Di dalam novel Ganjil Genap karya Almira Bastari, terdapat tiga tokoh

protagonist dengan kemungkinan muncul watak tokoh protagonisnya yaitu watak

pantang menyerah, jujur, sabar, mandiri, perhatian, dan selalu memberikan

dukungan.

1.3.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah serta penjelasan pakar di atas, maka

penulis merumuskan masalah untuk penelitian ini, dengan rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimanakah Watak Tokoh Protagonis Gala dalam Novel Ganjil Genap

Karya Almira Bastari?

2. Bagaimanakah Watak Tokoh Protagonis Aiman dalam Novel Ganjil

Genap Karya Almira Bastari?

3. Bagaimanakah Watak Tokoh Protagonis Nandi dalam Novel Ganjil

Genap Karya Almira Bastari?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang penting di dalam penelitian.

Dengan tujuan yang jelas, penelitian menjadi terarah. Berdasarkan rumusan

masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana Watak Tokoh Protagonis Gala dalam

Novel Ganjil Genap Karya Almira Bastari.


9

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana Watak Tokoh Protagonis Aiman dalam

Novel Ganjil Genap Karya Almira Bastari.

3. Unruk mendeskripsikan bagaimana Watak Tokoh Protagonis Nandi dalam

Novel Ganjil Genap Karya Almira Bastari.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua manfaat, baik bagi kepentingan teoretis

maupun praktis. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat

teoretis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Bagi kepentingan teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan serta memperkaya wawasan mengenai watak tokoh protagonis dalam

novel ganjil genap karya Almira Bastari, serta diharapkan juga sebagai sarana

pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoretis dapat dipelajari dibangku

sekolah maupun dibangku perkuliahan.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

kepentingan praktis, diantaranya:

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam

menerapkan pengetahuan penulis tentang watak tokoh dalam novel

terutama watak tokoh protagonis dalam novel yang dapat diterapkan sifat-

sifat baiknya.

2. Bagi peneliti selanjutnya


10

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan teori mengenai unsur intrinsik karya sastra yang salah

satunya adalah unsur penokohan atau watak tokoh, bagi yang ingin

melanjutkan penelitian ini.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para

pembaca atau masyarakat saat ini untuk dapat menerapkan karakter-

karakter yang baik dari para tokoh.

4. Bagi penikmat sastra

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kepuasan dan hiburan bagi

penikmat sastra dan juga diharapkan dapat memahami dan menghayati

bacaan.

5. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan ilmu bagi

guru maupun calon guru.

6. Bagi penulis novel

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada penulis

novel bagaimana watak tokoh protagonis yang disukai orang, agar

kedepannya dia menulis novel dengan memilah lagi terkait watak

protagonis dan novel yang dibuat disukai banyak orang.

1.6 Definisi Operasional

A. Menurut Ratna (2015: 35) “Dalam teori kontemporer karya sastra

didefinisikan sebagai aktifikat kreatif yang didominasi oleh aspek


11

keindahan dengan memasukkan berbagai masalah kehidupan manusia,

baik konkret maupun abstrak, baik jasmaniah maupun rohaniah”.

B. Menurut Nurgiantoro (2007: 23) “Unsur-unsur pembangun sebuah novel

terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah

unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam sastra itu sendiri.

Sedangkan, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya

sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau

sistem organisme karya sastra, atau secara lebih khusus dapat dikaitkan

sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya

sastra, namun karya itu sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya”.

C. ”Unsur intrinsik merupakan unsur pembangunan yang terkandung di

dalam suatu karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik merupakan struktur

yang menjadi pondasi awal sebuah karya sastra. Pada umumnya unsur

intrinsik terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, latar, bahasa, dan

amanat” (Hasanudin, 2015: 92)

D. “Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan

karakter dan perwatakan, menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu

dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Penokohan adalah

pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam

sebuah cerita”. (Jones dalam Nurgiyantoro 2013: 248).

E. “Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang kita menampilkan

sesuatu yang sesuai dengan harapan-harapan kita sebagai pembaca”

(Nurgiyantoro, 2015: 261).


12

F. “Analisis isi sebagai suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-

inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan

memperhatikan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi

mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah”

(Krippendorff, 1993: 19)

Anda mungkin juga menyukai