2.Kalender pendidikan dari DIKNAS dan kalender yang telah dijabarkan sesuaidengan kebutuhan
sekolah
4.surat menyurat
6.Struktur organisasi
8.Papan tugas
10.Rapat kerja
11.Notula Rapat
14.Izin operasional
15.Kelembagaan
17.Program pengembangan kompetensi dan kualifikasi tenaga guru, non guru dansiswa sekolah
B. Administrasi kurikulum
a.Landasan kurikulum
b.GBPP
e.Supervisi KBM
f.Petunjuk BP/BK
b.Program semester
c.Jadwal pelajaran
d.Satuan pelajaran
e.Rencana pelajaran
f.Kurikulum
g.Ektrakulikuler
h.Program perbaikan
4.Buku penilaian
a.Tes formatif
b.Portofolio
d.Kokurikuler
e.Ekstrakulikuler
f.Psikomotor
g.Afektif
6.Leger
7.Kumpulan soal
13.Daftar buku wajib dan perlengkapan supervisi bacaan peserta didik dan guru
Administrasi ini disebut ketatausahaan dan petugas yang melaksanakan adalah staf tatausaha.Adapun yang
mengelola administrasi ini meliputi1.Konsep surat2.Pengetikan3.Penomoran4.Pencatatan pada buku
agenda5.Pengiriman dicatat pada buku ekspedisi6.Pengendalian pada kartu pengendali7.Penyimpanan
menggunakan-map-ordner -kotak arsip-lemari arsip8.Penyortiran9.Penghapusan10.Bon
pinjam11.Perawatan12.Pengadaan
D. Administrasi kesiswaan
Kegiatan pelayanan terhadap peserta didik mulai sebelum diterima sampai dengan penelusuran
tamatan.Adapun pengelolaan administrasi meliputi ;1.Pendaftaran siswa baru (PSB)2.Buku klaper 3.Buku induk
4.Buku mutasi5.Buku kehadiran siswa6.Buku kemajuan kelas7.Tata tertib siswa8.Papan absen kelas.9.OSIS
meliputi :
E.Administrasi ketenagaan
Adalah layanan terhadap guru dan tenaga non guru.Dari sejak masuk bekerja, pengelolaan layanan ini meliputi
:1.Buku Induk Pegawai2.Daftar Penilaian Pekerjaan3.Buku Agenda Kelulusan Kepala Sekolah4.Buku Agenda
Guru5.Daftar Kehadiran Guru dan Karyawan6.Rincian tugas guru dan karyawan7.Jurnal/catatan hasil
pekerjaan8.File guru dan karyawan9.Daftar kebutuhan guru dan karyawan10.Catatan/sertifikat penghargaan
bagi guru dan karyawan yang berprestasi11.Catatan/buku kasus guru/karyawan yang mendapat sanksi12.Tata
tertib guru dan karyawan13.Daftar pengembangan karier guru/karyawan14.Data guru : siswa = 1 : 23
15.Data guru meliputi kualifikasi dan spesifikasi16.Data guru tamu17.Data tenaga tata usaha, pustakawan,
laborant18.Data petugas kebersihan kebun dan taman19.Data petugas keamanan dan penjaga sekolah
F. Administrasi Perlengkapan
Ada daftar penyerahan barang8.Buku penerimaan barangMemuat data tentang : tanggal pembelian, tanggal
penyerahan, jenis barang, banyaknya barang, dan harga satuan9.Kartu stok barangSemua barang di gudang
memiliki kartu stok barang yang memuat data tentang :tanggal masuk, banyaknya, tanggal keluar ada bon
pengeluaran dan sisa barang
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau gangguan!
Ada usulana penghapusan yang memuat tentang : jenis barang, banyaknyayang diusulkan
Gedung
Ruang belajar
−
Ruang praktek
Ruang perpustakaan
Ruang komputer
Jaringan listrik
Jaringan telepon
Jaringan internet
Sarana kesenian
G. Administrasi Keuangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendayagunaan labor adalah sbb:1.Ruang labor 2.Petugas labor
3.Adanya jadwal penggu
Administrasi ketenagaan
Administrasi siswa meliputi : buku induk, buku klapper, dan buku mutasi
Kenaikan berkala
Laporan
rozaoktaviana18
A. Faktor internal adalah masalah yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti :
· Kesehatan
· Rasa aman
· Motivasi
· Usia
· Jenis kelamin
· Kebiasaan belajar
Penyebab : seorang siswa yang awalnya mempunyai prestasi yang bagus dan merupakan juara kelas, tetapi
akhir-akhir ini prestasinya sangat menurun. Peringkat yang awalnya rangking 5 drastis turun menjadi 20 besar
di kelas. Hal ini membuat siswa tersebut menjadi drop dan malas belajar. Serta tertekan batin dan membuat
rasa percaya dirinya menurun. Hasil ulangannya selalu buruk jika soal-soal ulangan ditulis di papan tulis.
Namun ketika ujian sumatif, hasil ualangan siswa ini tidak begitu buruk. Ia mampu menjawab soalnya. Karena
soal-soal ulangan dicetak dan dibagikan langsung dengan siswa-siswa. Lalu seorang guru menyimpulkan
masalah yang dihadapi siswa tersebut dari kasus yang dialaminya, yaitu kemampuan indra untuk menangkap
rangsangan. Siswa tersebut tampaknya mengalami kesulitan dengan penglihatan. Hal ini terbukti dari
perbedaan nilai yang didapati siswa tersebut yaitu soal yang ditulis dipapan tulis dengan soal ujian yang
dibagikan k semua siswa. Dengan pemahaman diatas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah
belajar internal dapat bersifat biologis dan psikologis. Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut
masalah yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya.
Sementara hal yang bersifat psikologis adalah masalah yang bersifat perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis
yang terwujud emosi dan gangguan psikis.
Solusi : seorang guru patut memberitahukan permasalahan siswa terhadap orang tua. Agar orang tua dapat
membantu siswa tersebut, contohnya dapat memeriksakan kesehatan mata siswa ke rumah sakit, atau dapat
membuat vitamin / obat alami yang dapat menyembuhi mata dan dapat memenuhi nutrisi / vitamin siswa.
Sedangkan peran guru yaitu tidak membiarkan siswa itu duduk dibelakang maka siswa itu diharuskan duduk
didepan atau duduk tidak jauh dari papan tulis. Agar ia dapat mengikuti proses belajar dan mengajar seperti
siswa-siswa yang lain. Jika dalam proses pelaksanaan ujian guru dapat memberikan soal secara langsung
kepada masing-masing siswa. Agar ujian lebih efektif. Dan tidak lupa seorang guru memberi motivasi lebih
terhadap siswa itu tentang peringkat yang didapatnya. Guna untuk membangkitkan semangatnya dan agar
tidak timbul sifat malas dalam dirinya serta memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa itu.
2. Masalah : siswa yang mengalami gangguan dengan ingatannya atau siswa yang sering lupa dengan
materi-materi pelajaran.
Solusi : seorang guru harus dapat membuat kontrak belajar kepada siswa. Agar adanya persetujuan kedua
belah pihak. Maka akan lebih sulit untuk siswa melanggarnya. Misalnya, mengadakan kuis setiap awal
pembelajaran dan akhir pembelajaran. Kontrak ini berguna untuk membuat siswa lebih aktif belajar dan
bersemangat dalam memperoleh nilai. Jadi ketika materi pembelajaran sudah habis dan keesokan paginya
harus diadakan kuis untuk mengetahui seberapa paham siswa tersebut dalam materi ini dan seberapa
berhasilnya guru tersebut dalam mengajar siswa. Sedangkan jika siswa yang tidak mampu menjawab kuis itu
akan di berikan sanksi.
Dengan demikian, siswa akan terus menerus belajar. Sehingga dapat melatih daya ingatan dan pikiran siswa.
Bahkan siswa akan terbiasa untuk belajar dan melakukan kegiatan itu.dan efeknya akan terlihat pada ujian
nantik. Karna siswa hanya mengulang sedikit saja.
B. Faktor eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor – factor
eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Factor yang datang dari luar diri siswa yaitu
:
· Kebersihan rumah
Penyebab : seorang siswa kelas III SD belum dapat membaca dengan lancar. Setiap pelajaran membaca, ia
menjadi ketakutan karena setiap membuka mulut, ia ditertawakan oleh teman –temannya. Akibatnya siswa itu
selalu ketinggalan dari temannya. Sementara dirumah, siswa itu selalu dimarahi karena didalam membaca ia
dikalahkan oleh adiknya yang berusia dibawahnya satu tahun. Pada kasus ini lebih menekankan pada pengaruh
lingkungan. Ketinggalan siswa ini disebabkan karena “rasa takut” dan tertekan yang ditimbulkan oleh sikap
lingkungan yang tidak mendorong siswa untuk belajar.
Solusi : anak yang masih dalam proses belajar masih memiliki emosional yang labil. Ia masih membutuhkan
dorongan dari banyak pihak. Maka seorang pendidik seharusnya lebih memberi motivasi kepada sianak untuk
terus menerus belajar. Dapat memberikan kelas khusus kepada siswa itu. Agar ia lebih pandai dalam
membaca, dan ia akan lebih leluasa membuka mulut dan lebih bebas dalam bertanya kepada gurunya. Jadi,
ketika siswa tersebut sudah pandai dan lancar dalam membaca. Maka suruhlah dia untuk membaca didalam
kelas. Guna untuk membangkitkan semangat dan percaya dirinya kembali didepan teman- temannya karena
jika tidak demikian maka siswa akan terus – menerus tejebak dalam rasa takut sehingga ia akan lebih tertinggal
dari teman- temannya yang lain.
Sedangkan tugas seorang ibu/ ayah dan keluarga bukanlah memarahinya, karna itu akan membuat ia lebih
tersuduti. Sifat, daya tangkap, dan daya pikir d dalam keluarga berbeda beda. IQ semua anak didalam keluarga
juga berbeda- beda. Maka ayah / ibu haruslah membantu anak dalam meningkatkan kemauannya untuk
belajar.
Misalnya, memberikan motivasi dan memberikan hadiah kepada sianak jika ia berhasil membaca dengan
lancar. Dengan demikian, secara tidak lansung batin seorang anak itu tertantang untuk lebih aktif dan ingin
tahu. Orang tua juga berperan penting dalam mengembangkan pengetahuan si anak. Maka guru dan orang tua
bekerja sama dalam membimbing dan mengembangkan pengetahuan anak.
Solusi : lingkungan sangat berpengaruh dalam pengembangan belajar siswa. Salah satunya kebersihan tempat
belajar siswa. Jika tempatnya kotor maka akan menimbulkan banyak masalah, seperti bau yang menyengat,
adanya nyamuk sehingga menimbulkan penyaklit. Maka lingkungan yang bersih akan membantu siswa untuk
semangat belajar dan lebih aktif.
Solusi : sangat susah menghilangkan sifat ngantuk dalam proses pembelajaran. Apalagi jika udara panas,
sekolah diwaktu siang hari yang sepantasnya digunakan untuk waktu istirahat, bahkan ditambah lagi guru yang
menyampaikan materi sangat serius dan monoton. Maka haruslah proses belajar dan mengajar di laksanakan
di pagi hari. Agar lebih efektif dan efisien. Lagian waktu pagi hari otak manusia masih fresh dan masih sanagta
siap untuk menangakap pembelajaran. Tetapi, jika waktu sekolah tidak dapat di pindahkan maka ruanganlah
yang harus distabilkan yaitu tidak panas dan tidak membuat siswa gerah. Sedangakan guru tidak diwajibkan
begitu monoton dalam mengajar tetapi guru harus mampu dalam membuat teknik pembelajaran dengan
menggunakan game’s. agar siswa tidak bosan tetapi harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Solusi : banyak hal yang menyebabkan anak malas belajar. Salah satunya jika sarana dan prasarana anak tidak
terpenuhi. Jika ada seorang siswa yang tidak memiliki alat pembelajaran sedangkan siswa yang lain punya.
Maka anak itu akan mudah untuk malas karena siswa itu tidak dapat memperhatikan apa yang diajari oleh
seorang guru. Sehingga ia akan memilih untuk bermain, tidur dikelas, bahkan keluar masuk kelas pada proses
belajar berlangsung, dari pada mendengarkan seorang guru.
Maka guru harus membuat proses belajar dengan cara diskusi sehingga memerlukan adnya kelompok. Dengan
demikian siswa akan lebih aktif dalam proses belajar yang seperti ini.
Sedangkan jika keadaan keluarga yang tidak harmonis maka itu lebih ditekan kan pada guru BK yang harus
melakukan penyelidikan langsung kepada siswanya. Dan tak lepas pula kepada semua guru untuk memberi
motivasi dan perhatian khusu kepada siswa yang mengalami masalah ini.
gheaagatrimawarni gheaagatrimawarni
Iklan
SDN BEBERAN 1
Dissun oleh :
Semester 2 PGSD C
Ghea Agatri Mawarni
(2227160080)
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan studi kasus yang menjadi mata kuliah psikologi pendidikan ini dengan
tepat waktu. Laporan ini telah kami susun dengan Maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini
akan bermanfaat untuk pengetahuan serta bahan referensi sehingga dapat memberikan inspirasi bagi
pembaca
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendidikan formal seperti Sekolah Dasar tentu mengacu pada adanya tujuan dari pendidikan nasional yaitu
untuk mengembangkan peserta didiknya secara optimal dan mengubah perilaku peserta didik dari hal-hal yang
tidak baik menjadi baik, setiap pihak disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para peserta didiknya
mampu belajar dengan baik dan hasil belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan
pada lingkup sekolah dasar merupakan hal yang sangat wajar terjadi, dikarenakan psikologi anak-anak
berbeda-beda mereka mempunyai sifat dan karakter yang berbeda, sekalipun sianak kembar namun, psikologi
mereka tetap berbeda. Seiring perkembangan zaman pola tingkah laku anak yang sering kita lihat pada media
massa maupun media elektronik sering menggambarkan kemirisan tentang bermacam-macamnya tingkah laku
anak yang tidak sewajarnya dilakukan.
Penggunaan media elektronik misalnya gadget dan televisi, menjadi salah satu penyebab perubahan tingkah
laku positif ke arah negatif, karena biasanya media elektronik tidak menayangkan nilai-nilai edukasi
didalamnya. Sedangkan berjuta pasang mata anak-anak melihat itu dan menyaringnya di dalam kehidupan
sehari-hari hal ini sungguh sangat memperihatinkan karena bangsa yang seharusnya membangun generasi
penerus menjadi bersih dan berakhlak mulia namun pengimplementasiannya tidak sesuai dengan apa yang
sudah dicita-citakan sejak dulu. Selain itu,Masalah-masalah yang biasanya terjadi didalam kelas ialah
menemukan peserta didik yang perlu dibantu psikologinya mulai dari siswa yang pendiam dikelas, mempunyai
gangguan mental serta hyperaktif. Oleh karena itu kita perlu menjadi pembimbing dengan baik dikelas
nanti,serta setiap pihak sekolah atau yang berwenang dalam sekolah agar dapat mengatasi atau memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi yang terjadi disekolah dengan harapan siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik dan terbentuk kepribadiannya yang baik juga.
Bagi penulis melaksanakan studi kasus ini dengan maksud mengetahui psikologi peserta didik seperti apa
dalam kelas dan bagaimana pemecahannya masalah yang akan ditemukan jika psikologi anak tersebut
bermasalah serta memberikan bimbingan lebih untuk anak yang bermasalah tersebut. Hal ini pun sebagai
salah satu persiapan bekal kami menjadu guru sekolah dasar nanti.
KONFIDENSIAL
Untuk melaksanakan suatu bimbingan pada peserta didik SD, maka setiap guru harus memperhatikan dan
menjalankan apa saja hal-hal yang akan disampaikan dalam prose bimbingan,dalam studi kasus ini kami tidak
mencantumkan secara jelas identitas peserta didik yang bermasalah karena baru mengetahui bahwa ada asas
kerahasiaan . Oleh sebab itu hasil dari laporan studi kasus ini yang mengenai semua data-data tentang siswa
memang secara sengaja tidak dicantumkan dengan jelas. Hal ini bermaksud menjamin kerahasiaan masalah
yang dialami oleh siswa yang bersangkutan.
Informasi dan data-data dalam proses pemberian bantuan juga dirahasiakan dan apabila dalam penyajian dari
studi kasus ini terdapat kesamaan dengan identitas atau masalah dengan orang lain hal itu hanya secara
kebetulan saja.
Identifikasi Bimbingan 1
Nama : AR
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Identifikasi Bimbingan 2
Nama : YP
Umur : 7 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Identifikasi Bimbingan 3
Nama : SR
Umur : 9 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Dalam Laporan studi kasus ini, kami melampirkan tiga orang anak yang bermasalah didalam kelas, menurut
penuturan wali kelas II B bahwa anak-anak yang tercantum identitasnya diatas ialah anak-anak yang memang
sulit untuk diatur dan sulit untuk beradaptasi dengan teman-teman lainnya karena mereka Pendiam,
terganggu gangguan mentalnya dan Hyperaktif.
Physical Apperence (penampilan fisik) dan Personal Apperence (penampilan pribadinya) sesuai dengan hasil
pengamatan terhadap siswa yang kami amati ialah dalam bertutur kata untuk (AR) dalam berbicara nada yang
ia sampaikan sangat kecil sekali sehingga harus mengulang-ngulang pembicaraan dengan dia serta cara ia
menulis dan duduk selalu menunduk, saat dia berjalan pun seperti orang yang tidak bersemangat, keadaan
siswa ini berkulit sawo matang dengan rambut sedikit berkeriting. Untuk siswa (YP) ia memiliki postur yang
sama dengan teman sebayanya yang duduk dikelas II, ia sering berlari-lari didalam kelas saat gurunya hendak
memberikan penjelasan materi, jail sekali kepada teman-temannya , suaranya keras dan lantang, berbicara
sedikit tidak sopan dan sering membuat kegaduhan didalam kelas.
Untuk siswa (SR) ia adalah perempuan yang memiliki postur tubuh yang tinggi, berbeda sekali dengan anak
seusianya, ia terlambat memasuki SD , badannya gemuk dan ia memiliki gangguan mental atau idiot, dia selalu
tersenyum kepada orang-orang, terkadang apa yang gurunya berikan tidak tersambung dengan apa yang dia
tangkap.
Ketiga orang siswa tersebut memiliki perbedaan psikologi yang memang harus benar-benar dibantu dalam
proses pembelajarannya, tak lepas dari itu pihak sekolah pun harus bekerja sama dengan pihak orangtua agar
keterikatan proses bantuan ini akan mengurangi kesulitan guru untuk mengajar. Bimbingan yang diberikan
ialah berupa bimbingan khusus.
Begitu pun hasil wawancara terhadap salah satu teman dekat dari ketiga anak tersebut yang berinisial MH
yang mengatakan bahwa AR sulit untuk diajak bermain saat jam istirahat, hal ini membuat AR selalu diam
duduk manis dikelas. Hasil wawancara yang berikutnya mengenai YP , menurut penuturan teman dekatnya AM
mengatakan bahwa anak ini memang sering membuat onar disekolahnya dan bahkan pernah berkelahi dengan
temannya dikelas. Sedangkan untuk siwa yang berinisial SR , menurut teman sebangkunya. SR terkadang
bermain bersama terkadang juga ia memilih untuk diam saja didalam kelas. Penyampaian yang telah
diungkapkan oleh masing-masing teman mereka memberikan kami informasi terkait studi kasus, kami
diharapkan dapat membantu keberlangsungan pola perilaku agar sedikit lebih membantuk anak-anak tersebut
dan membimbing mereka secara langsung didalam kelas.
BAB II
Sesuai dengan hasil pengamatan melalui wawncara dapat diperoleh beberapa alasan sehingga anak pendiam,
hyperaktif dan gangguan mental :
Anak Pendiam
Perasaan atau sikap yang tertutup dengan orang lainn sering kali menjadikan siswa tersebut lebih suka
menyendiri. Hal ini wajar karena biasanya orang pendiam itu lebih suka tempat yang sunyi dan tidak suka
keramaian.
Perasaan Malu sebenarnya merupakan sifat yang baik dan banyak sekali dipuji terutama malu yang
membangun seseorang untuk tidak melakukan sesuatu kesalahan atau pelanggaran.
Sikap acuh dan tidak mau tahu terhadap kejadian yang terjadi disekitar kita akan menyebabkan seseorang
kurang peka dan tidak ingin tahu tentang apa berita terbaru.
Keterbatasan
Keterbatasan dalam beberapa hal seringkali membuat seseorang merasa minder dan memutuskan untuk tidak
bergaul dengan orang lain. Keterbatasan yang dimaksud bisa berupa sarana, materi atau kemampuan dalam
segi fisik dan yang lainnya.
Hal yang mungkin terjadi walaupun agak jarang bahwa seseorang menjadi pendiam karena menganggap
bahwa pendiam itu merupakan sikap yang baik sehingga harus dipertahankan.
2. Anak Hyperaktif
Tidak suka diperhatikan dan cenderung memiliki sifat yang sangat agresif
Suka sekali berbicara dengan nada yang keras, serta juga suka berteriak dengan nada yang sangat keras.
Suka Melawan
Suka melwan dan suka merusak barang-barang uang ada disekitar, anak ini cenderung sangat pelit dalan hal
berbagi sekalipun.
Berdasarkan dari gejala-gejala itu, maka penulis merasa tertarik untuk mengobservasi lebih lanjut mengenai
kasus tersebut. Dan penulis juga merasa tertarik dalam menemukan kasus ini karena bagi kami akan merujuk
pada :
Bagi siswa yang bermasalah dapat memahami dirinya dan masalah yang dialaminya
Permasalahan yang dialami konseli dapat terselesaikan dan dapat tersalurkan ke hal-hal yang positif
Siswa yang bermasalah dapat bergaul dan disukai oleh teman-temannya sehingga tidak terjadi lagi perdebatan
yang berujung pada perkelahian lagi.
BAB III
Pengumpulan data
Dalam rangka untuk memberikan bimbingan dengan baik pada siswa yang bermasalah maka diperlukan
data yang relevan dan terjun langsung ke dalam kelas guna memenuhi keperluan untuk analisis data ini, untuk
itu kami mencoba menggunakan berbagai metode/ teknik agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap
dan menyeluruh mengenai tentang diri siswa melaluo alat pengumpul data yaitu :
Penyajian Data
Wawancara (interview)
Dari hasil wawancara dengan pihak walikelas, ketiga anak ini saja yang memang perlu dibantu dalam proses
belajarnya harus dirangkul dan tidak membeda-bedakan siswa lainnya.
Wawancara dengan teman-teman sekelas mereka
Ketiga anak ini dimata teman-temannya ialah AR pendiam dan acuh tak acuh kepada teman-temannya sulit
untuk diajak bermain, YP pembuat onar dan SR Idiot dan sering kali dijaili oleh teman-temannya.
Ketiga anak ini memiliki perlakuan yang berbeda ketika diajak untuk diwawancara , seperti halnya AR ia anak
yang pendiam dan ia mengaku takut dan malu untuk melakukan sesuatu, YP menurut penuturannya bahwa dia
sering berkelahi karena sering diejek oleh temannya, dan SR hanya tersenyum dan mengangguk-ngangguk saja
karena sikapnya yang berubah-ubah terkadang menjawab dengan lancar dan terkadang pula seperti orang
yang kebingungan.
Observasi yang dimaksudkan disini mencakup semua gejala yang ditampilkan oleh siswa yang bermasalah
selama mengikuti pelajaran dalam kelas, observasi mencakup aspek sikap,perhatian pada saat pelajaran,
berikut hasil observasi yaitu :
Sikap AR pada saat guru bertanya dan meminta pendapat anak ini hanya diam, sikap YP adalah sering cerita
saat guru menjelaskan, rebut dan mengganggu teman-temannya.
Pada saat pelajaran berlangsung, Ketiga anak ini kurang komunikasi dengan gurunya. Namun YP aktif jika ada
diskusi
Ketika anak AR merespon cukup baik saat dirangkul langsung, siswa YP sering mendapat teguran karena sulit
untuk mendengarkan apa yang diberikan oleh guru dan siswa SR kadang menerima dan kadang sulit untuk
menerima apa yang disampaikan oleh guru.
Dalam penyajian data ini kami ikut langsung dalam proses pembelajaran berlangsung dan menyebar lalu
menitikberatkan pada anak yang bermasalah tersebut, disana kami banyak melihat serta dapat menangkap
bahwa ketiga anak tersebut memang dibutuhkan perhatian khusus dan cara/metode yang disampaikan pada
ketiga pihak tersebut berbeda.
BAB IV
Berdasarkan data yang telah terkumpul yang telah disajikan pada BAB II, maka analisis data yang dilakukan
berdasarkan sata tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai kasus yang ditangani
sekaligus untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari proses penanganan kasus siswa tersebut adalah
sebagai berikut :
Wawancara (interview)
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap konseli, maka dapat disimpulkan bahwa :
Sintesis
Siswa berusaha terbuka dan berpartisipasi pada saat diwawancari dan mengerti jika dirangkul langsung oleh
guru
Siswa kurang komunikasi dengan orang tua dirumah dan guru disekolahnya.
Diagnosis
Denga melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masalah yang
dialami si AR,YP dan SR inidisebabkan faktor lain yaitu :
Bullyan teman
Pragnosis
Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan yang akan diberikan pada siswa bermasalah yakni :
Binbingan sosial
BAB V
Dalam usaha pemberian bantuan tentu dilaksanakan dengan tidak begitu saja, oleh karena itu perlu adanya
perencanaan meskipun dalam pelaksanaanya tidak semudah yang kita bayangkan, usaha yang kami berikan
pada saat terjun langsung yaitu :
1). Memberikan kata pancingan lebih dari satu yang sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa
2). Jika siswa sudah mengucapkan kata pancingan, maka kita mencoba lagi memberikan kata pancingan dan
jika siswa mengucapkan kata yang berulang kali maka kita mencoba menanyakan tentang kata yang sering
diucapkan itu.
3). Menggali kemmpuan apa yang siswa miliki dengan melihat kesehariannya dikelas selama 4 kali pertemuan
dengan kami
Evaluasi
Setelah memberikan bantuan kepada siswa berupa layanan lagsung , dari segi keberhasilannya :
Mengingat keterbatasan waktu yang diberikan dan kemampuan yang dimiliki oleh kami, sehingga masih
terdapat kekurangan dalam kegiatan, yakni kami belum memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa
tersebut dan secara mendalam pula. Akan tetapi, kami sudah memberikan usaha yang sangat maksimal demi
kelancaran dari kegiatan studi kasus ini.
BAB VI
PELIMPAHAN TINDAK LANJUT
Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk pelimpahan dan tindak
lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan atas kemajuan siswa tersebut nantinya,
berhubungan dengan keterbatasan waktu maka kami dalam melaksanakan tugas mata kuliah psikologi
pendidikan ini. Maka dalam kegiatan ini sangat diharapkan peranan dari pihak guru dan orang tua siswa untuk
memberikan perhatian yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada siswa ini. Untuk itu kami
mengharapkan masing-masing kepada :
Guru dan pihak sekolah mengamati perkembangan lebih lanjut bukan hanya perhatian pada saat pelajaran
saja tetapi pada pergaulan siswa tersebutpun penting.
Guru dan orang tua diharapkan membina kinerja sama yang baik sehingga tidak sepenuhnya dilimpahkan
kepada pihak sekolah.
Diharapkan orang tua agar lebih memantau anaknya serta tidak pernah lelah untuk memberikan nasihat dan
memilih teman yang baik
Siswa tersebut diharapkan agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mampu bergaul dengan
temannya, sehingga menciptakan lingkungan sosial yang baik.
KESIMPULAN
Observasi yang kami lakukan di SD beberan memberikan cerminan kami sebagai calon guru untuk bahan
referensi kelak, permasalahan yang terjadi didalam kelas khususnya kelas 2 B adalah hal yang wajar ditemui
dan hal yang harus diselesaikan dengan berbagai metode yang diangkat dari permasalahan apa yang dijumpai.
Bimbingan guru terhadap anak yang memiliki kekurangan didalam kelas merupakan tanggung jawab agar
proses berlangsungnya pembelajaran dikelas tersampaikan dan berjalan dengan baik. Dan keseluruhan yang
dapat kami lihat pada saat observasi adalah perlunya bimbingan khusus bagi anak yang memiliki kekurangan
dan diikuti motivasi dari guru yang mampu membangkitkan semangat belajarnya serta pengendalian tingkah
laku dengan memanggil pihak orangtua agar apa yang diberikan guru disekolah dapat terealisasikan juga
dirumah.
SARAN
Perubahan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik disekolah perlulah elemen-elemen
yang saling berkaitan dan saya berharap hal-hal yang berkaitan tersebut dapat memberikan dampak yang
signifikan untuk perubahan peserta didik yang bermasalah, sebagai berikut :
Guru dan pihak sekolah mengamati perkembangan lebih lanjut bukan hanya perhatian pada saat pelajaran
saja tetapi pada pergaulan siswa tersebutpun penting.
Guru dan orang tua diharapkan membina kinerja sama yang baik sehingga tidak sepenuhnya dilimpahkan
kepada pihak sekolah.
Diharapkan orang tua agar lebih memantau anaknya serta tidak pernah lelah untuk memberikan nasihat dan
memilih teman yang baik
Siswa tersebut diharapkan agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mampu bergaul dengan
temannya, sehingga menciptakan lingkungan sosial yang baik.
Iklan
Bagikan ini:
Terkait
20 September 2017
20 September 2017
26 September 2017
Berikan Komentar
Kembali ke atas
Iklan