Anda di halaman 1dari 31

Pneumatik

BAB 2
PNEUMATIK

2.1 PRINSIP DASAR PNEUMATIK


Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara. Piranti yang
digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem
pneumatik dilakukan padengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang
diatur dengan valve. Sebagai contoh bahwa pneumatik normalnya dioperasikan pada
tekanan kurang dari 220 psi. Prinsip ini akan berbeda dalam sistem hidraulik. Dalam
hidraulik berdasarkan hukum pascal. Jadi intake pompa akan memindahkan/
menggerakkan minyak dalam sistem yang berasal dalam tangki atau resevoir. Jika pompa
digerakkan,maka minyak akan terdorong oleh gaya dari tekanan yang terjadi maka diatur
dengan menggunakan valve. Ada tiga cara yang digunakan untuk mengatur dalam sistem
hidraulik, yaitu : mengatur terkanan minyak, mengatur rate aliran minyak dan mengatur
arah aliran minyak.

2.1.1 BAGIAN-BAGIAN KERJA PNEUMATIK


a. BAGIAN KERJA GARIS LURUS
Yang menimbulkan adanya gerakan garis lurus pada pneumatik adalah silinder atau
piston. Silinder ini ada dua jenis yaitu silinder penggerak tunggal dan silinder penggerak
ganda.

1) Silinder penggerak tunggal


Pada silinder ini udara bertekanan yang diberikan pada silinder hanya satu arah saja,
sehingga jenis ini menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. Untuk mengembalikan
kedudukan torak pada posisi awalnya dengan kecepatan yang tinggi maka dipasang
pegas. Panjang langkah pegas yang dipasang kurang lebih 10 cm. Karena gerakannya
yang hanya satu arah saja, jenis ini biasanya digunakan untuk pencekaman, pengungkit,
pengepresan, pengangkatan, penggerak pemakanan dan lainnya.

Elektronika Industri 2 34
Pneumatik

(a)

(b)

(c)

Gambar 2.1 Silinder penggerak tunggal


a. silinder torak
b. silinder diapraghma
c. silinder rol diapraghma

Elektronika Industri 2 35
Pneumatik

Silinder penggerak tunggal meliputi silinder torak, silinder diaprghma dan silinder rol
diapraghma (seperti pada gambar 2.1). untuk mengatasi kebocoran pada silinder torak
dengan memakai bahan yang elastis yang dilekatakn pada torak yang terbuat dari logam
atau plastik. Pada silinder diapraghma maka menggunakan diapraghma yang dibuat dari
karet, plastik dan plat logam untuk mengganti fungsi torak. Konstruksi silinder rol
diapraghma serupa dengan silinder diapraghma. Jika udara bertekanan diberikan ke
dalam sislinder maka diterima oleh diapraghma dan mambuka gulungan sepanjang
dinding dalm silinder dan menggerakkan batang torak ke depan. Gerakan silinder rol
diapraghma kurang lebih 5 cm – 8 cm.

2) Silinder penggerak ganda.


Gaya dorong yang ditimbulkan oleh udara bertekanan akan menggerakkan torak pada
silinder penggerak ganda dalam dua arah yaitu gerakan maju dan gerakan mundur. Pada
prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas, walaupun demikian tekukan dan
bengkokan dari perpanjangan torak harus diperhitungkan.
Silinder penggerak ganda meliputi : silinder dengan bantalan pelindung, silinder
penggerak ganda khusus, silinder tandem, silinder banyak posisi, silinder impact, silinder
kawat dan silinder rotari.
Pada silinder dengan bantalan pelindung, bantalan pelindung digunakan untuk
menahan adanya hentakan yang keras pada bagian ujung sehingga kerusakan pada bagian
ujung silinder dapat dicegah (lihat gambar 2.2). prinsip kerja dari bantalan pelindung ini
adalah sebelum torak mencapai pada posisi akhir, tekanan udara yang mendorong torak
dikurangi maka akan terjadi perlambatan sehingga benturan yang keras dapaat dicegah.

Elektronika Industri 2 36
Pneumatik

Gambar 2.2 Silinder dengan bantalan pelindung

Pada silinder penggerak khusus, silinder ini mempunyai bagian batang torak yang
menonjol pada kedua sisinya. Penumpuan batang torak lebih baik karena terdapat dua
penahan dan jarak antara panahan tetap sama, sehingga beban samping terutama beban
ringan dapat digunakan. Gaya yang ditimbulkan pada kedua arah gerakannya sama
karena luas penampangnya juga sama (lihat gambar 2.3).
Pada silinder jenis tandem, jenis ini menggunakan dua buah silinder penggerak ganda
yang digabung menjadi satu kesatuan sehingga dengan pengaturan seperti ini dengan
pembebanan bersama pada kedua torak maka gaya yang diterima pada batang torak
hampir dua kali lipat (lihat gambar 2.4). Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk
penggerak yang membutuhkan daya yang besar dengan garis tengah silinder terbatas.
Pada silinder banyak posisi, pada jenis ini terdiri dari dua atau beberapa silinder
penggerak ganda dengan bagian-bagiannya saling dihubungkan. Jika jenis ini mempunyai
dua silinder yang mempunyai panjang langkah yang berbeda maka mempunyai empat
posisi (lihat gambar 2.5).

Elektronika Industri 2 37
Pneumatik

Gambar 2.3 Silinder penggerak khusus

Gambar 2.4 Silinder jenis tandem

Gambar 2.5 Silinder banyak posisi

Elektronika Industri 2 38
Pneumatik

Pada silinder impact (pukulan), silinder jenis ini digunakan untuk menghasilkan
energi kinetik yang cukup besar yang dapat dilakukan dengan meningkatkan besarnya
kecepatan sesuia dengan perumusan berikut :

E = ½ m V2

dimana : E = energi kinetik dalam Newton meter atau Joule


m = masa dalam kg
V = kecepatan dalam m/detik

Prinsip kerja silinder ini adalah jika ruang silinder A bertekanan, dengan
mengoperasikan sebuah katup maka panambahan tekanan pada B dapat terjadi dan
ruangan A sebagai pengeluaran, jika gaya penampang C lebih besar dari gaya torak pada
ruangan A maka torak akan bergerak menuju Z dan seluruh permukaan torak dibuka dan
gayanya akan bertambah besar. Dengan demikian udara dapat mengalir dengan cepat dari
ruangan B melalui penampang lintang yang besar dan torak dapat diajukan dengan cepat
(lihat gambar 2.6).

Gambar 2.6 Silinder impact

Elektronika Industri 2 39
Pneumatik

Pada silinder kawat maka pada silindernya ditempel dengan kawat pada masing-
masing toraknya (lihat gambar 2.7). Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk
menjalankan pintu sehingga menghaslkan langkah yang panjang.
Pada silinder rotari mempunyai profil gigi sehingga gerakan linier diubah menjadi
gerakan rotari. Pada umumnya batas putarannya meliputi 45°, 90°,180°, dan 270°.
Tenaga putarannya tergantung pada tekanan, luas penampang torak dan perbandingan
jarak. Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk memutar benda-benda kerja untuk
membengkokan pipa logam, pengatur jaringan pendingin udara penggerak katup luncur
dan lain-lain.

Gambar 2.7 Silinder kawat

2.2 PENENTUAN UKURAN SILINDER


Faktor yang menentukan besarnya ukuran silinder ditentukan oleh besarnya gaya
yang diterima oleh silinder dan panjang langkah yang harus dilakukan oleh silinder untuk
memindahkan beban. Untuk menentukan ukuran silinder dapat menggunakan grafik pada
gambar 2.8.
Grafik tersebut diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :

π.d2
F = p - R
4

dimana : F = gaya torak efektif (Newton)


p = tekanan kerja (bar/Pa/psi)

Elektronika Industri 2 40
Pneumatik

d = garis tengah torak (cm)


R = gesekan (Newton) diambil 3 – 20% dari gaya terhitung

Gaya gesek ditentukan oleh pelumasan, tekanan balik, bentuk dari seal dan sebagainya.
Gaya torak efektif sangat berarti dalam perencanaan silinder. Dalam perhitungan gaya
torak efektif, hambatan gesek harus diperhitungkan. Dalam kondisi operasi normal batas
tekanan 400 – 800 kPa atau 4—8 bar.
Untuk silinder penggerak tunggal, maka berlaku :

F = A . p – (Rf +Rr)

Untuk silinder penggerak ganda, maka berlaku :

F = A . p – Rr : untuk maju
F = A’ . p – Rr : untuk mundur

Keterangan : Rf = gaya lawan pegas


Rr = gaya gesek
A = luas penampang silinder tanpa batang torak
A’= luas penampang silinder dengan batang torak

CONTOH 2.1 :
Jika silinder mempunyai diameter (D) 50 mm dsan diameter torak (d) 12 mm,
mempunyai gaya gesek (Rr) rata-rata 10% dan tekanan yang diberikan 600 kPa.
Tentukan luas penampang silinder dengan dan tanpa batang torak (A dan A’) dan berapa
besarnya gaya F yang dapat dihasilkan (langkah maju dan langkah mundur).

Penyelesaian :
Luas penampang silinder tanpa batang torak :
A = ¼ phi x D '= 0,785 x 5 = 19,625 cm

Elektronika Industri 2 41
Pneumatik

Luas penampang silinder dengan batang torak


A n= (D – d ) x 0,785 =(25 – 1,44) = 18,50 cm
Gaya torak teoritis pada langkah maju :
F = A x p = 19,626 x 10 m x 6 x 10 N/m = 1177,50 N
Gaya diambil Rr (rata-rata 10 %) = 117,75 N
Sehingga gaya torak efektif pada langkah maju :
F = A x p – Rr = 19,625 x 10 m x 6 x 10 N/m – 117,75 N = 1060 N
Gaya torak teoritis pada langkah mundur :
F = A’ x p = 18,50 x 10 m x 6 10 N/m = 1110 N
Gaya gesek diambil Rr (rata-rata 10 %) = 111N
Gaya torak efektif pada langkah mundur :
F = A’ x p – Rr = 18,5 x 10 m x 6 x 10 N/m – 111N = 999N.

a. Beban tekuk
Beban yang diberikan pada batang torak tidak boleh melebihi harga maksimum yang
diijinkan. Hal ini berhubungan dengan panjang langkah dan garis tengah batang torak.
Besarnya gaya tekuk yang diijinkan (Fk) adalah sebagai berikut :

π.E.J
Fk =
L .S

Keterangan :
Fk = gaya teku yang diijinkan (N)
E = modulus elastisitas (N/mm2)
J = momen inersia (cm )
L = panjang langkah efektif (cm) = 2x panjang langkah
S = angka keamanan (diambil 5)

Elektronika Industri 2 42
Pneumatik

b. Panjang langkah
Panjang langkah silinder pneumatik tidak boleh melebihi dari 2000 mm. Dengan
diameter silinder yang besar dan langkah yang panjang, pemakaian udara yang besar
membuat peralatan pneumatik menjadi tidak hemat.
Dengan langkah yang besar, tegangan mekanik pada batang torak dan pada bearing
pemandu terlalu besar. Untuk menghindari adanya tekukan, maka diameter batang
torak yang besar dipilih untuk panjang langkah yang besar. Kemudian apabila
panjang diperbesar maka jarak antara bearing bertambah dan batang torak
diperbesar.

c. Kecepatan torak
Kecepatan torak tergantung dari tekanan udara yang berlaku, panjang pipa, luas
penampang pada bagian kontrol akhir dan bagian kerja juga aliran rata-rata yang
melalui bagian kontrol akhir. Juga dipengaruhi oleh posisi akhir bantalan pelindung.
Ketika terjadi gerakan dari posisi akhir bantalan pelindung, aliran melalui katup
hambat bantu (thortte relief valve), sehingga kecepatan torak dapat diturunkan.
Kecepatan torak rata-rata silinder standart sekitar 0,1 – 1,5 m/detik. Dengan silinder
khusus (impact silinder), kecepatan dapat mencapai 10 m/detik. Kecepatan torak
dapat diatur dengan menggunakan katup.

d. Pemakaian udara
Untuk mendapatkan informasi banyaknya pemakaian udara dalam ruangan adalah
sebagai berikut :
Untuk silinder penggerak tunggal :
Q = 0,785 x D x h x n

Untuk silinder penggerak ganda :

Q = {0,785 x D x h + 0,785 (D - d) x h} n x pk

Elektronika Industri 2 43
Pneumatik

Keterangan :
Q = volume udara setiap centimeter langkah (liter)
D = garis tengah torak (mm)
h = panjang langkah (mm)
n = banyaknya langkah setiap menit
pk= perbandingan kompresi (liter/menit)

Untuk tekanan operasi khusus, garis tengah torak tertentu dan suatu langkah tertentu
banyaknya pemakaian takanan udara dapat dihitung melalui perbandingan kompresi (pk)
yaitu :

101,3 + tekanan
pk = (kPa)
101,3

CONTOH 2.2 :
Suatu silinder penggerak ganda mampunyai ukuran torak dengan garis tengah (D) 50 mm
dan batang torak dengan garis tengah 12 mm serta panjang langkah 100 mm. Silinder
membuat langkah sebanyak 10 langkah dalam setiap menit. Tekanan operasi yang
digunakan adalah 600 kPa (6 bar/87 psi).
Tentukan volume udara yang diperlukan dalam setiap menitnya .

Penyelesaian :
Perbandingan kompresi :

101,3 kPa + 600 kPa


pk = = 6,9
101,3 kPa

Elektronika Industri 2 44
Pneumatik

Volume udara yang diperlukan :

Q = {(h x 0,785 D) + h x 0,785 (d – d )}n x pk


= {(10 cm x 0,785 x 25 cm ) = 10 cm x 0,785 (25 cm – 1,44 cm) (10/menit)6,9}
= 26302,524 cm /menit
= 26,302 dm /menit

2.3 KATUP (VALVE)


Komponen katup pneumatik dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok katup
kontrol aliran, yaitu ;
• katup kontrol arah aliran dan posisi;
• katup tekanan
• katup kontrol aliran

a. Katup kontrol aliran dan posisi


Katup kontrol arah aliran dan posisi untuk mengontrol arah aliran yang masuk atau
keluar.
Macam-macam katup kontrol arah aliran dan posisi antara lain sebagai berikut.
1. Katup kontrol arah aliran 2/2.

A
A

P
P
2. Katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup.

P R

Elektronika Industri 2 45
Pneumatik

3. Katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal terbuka.

P R

4. Katup kontrol arah aliran 4/2.


B A

P R

5. Katup kontrol arah aliran 5/2.

B A

S P R

6. Katup kontrol arah aliran 5/3 posisi normal tengah tertutup.

B A

S P R

Elektronika Industri 2 46
Pneumatik

Pengembangan dari berbagai kombinasi komponen, ditemukan katup kontrol arah


aliran lainnya, antara lain sebagai berikut.
1. Katup kontrol penghambat arah aliran (check valve)
Katup kontrol penghambat arah aliran (check valve) berfungsi untuk menghambat
arah aliran untuk satu arah aliran.

2. Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shuttle valve)


Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shule valve) berfungsi untuk
mengontrol arah aliran satu arah atau dua sumber tekanan yang masuk.
A

X Y

3. Katup kontrol tekanan ganda arah aliran/fungsi AND (two pressure valve) berfungsi
untuk mengontrol arah aliran dari dua sumber tekanan yang masuk.
A

X Y

b. Katup kontrol tekanan


Katup kontrol tekanan berfungsi untuk mengontrol tekanan yang masuk atau
keluar.
Macam-macam katup kontrol tekanan antara lain;
1. Katup kontrol tekanan jenis relief.
A

Elektronika Industri 2 47
Pneumatik

2. Katup kontrol tekanan jenis non relief.


A

c. Katup kontrol aliran


Katup kontrol aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau laju
aliran).
Macam-macam katup kontrol aliran antara lain;
1. Katup kontrol dua arah aliran
Katup kontrol dua arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau laju
aliran) dari dua arah aliran.

2. Katup kontrol satu arah aliran


Katup satu arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau laju aliran)
hanya dari satu arah aliran.

3. Katup kontrol penunda waktu arah aliran.


Katup kontrol penunda waktu arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan
atau laju aliran) terhadap fungsi waktu atau menunda waktu arah aliran.

X A

P R

Elektronika Industri 2 48
Pneumatik

e. Macam-macam alat penggerak lain, yaitu ;

Alat penggerak pneumatik menggunakan silender untuk gerakan translasi dan motor
udara untuk gerakan rotasi.

1. Motor udara dengan putaran satu arah

2. Motor udara dengan putaran dua arah

Mekanisme pengontrol pada komponen pneumatik dapat dikelompokkan menjadi 2


(dua), yaitu :
1. digerakkan dengan mekanik
2. digerakkan dengan pneumatik

1. Kelompok yang digerakkan dengan operasi manual mekanik adalah:

a) operasi manual

b) operasi tombol

c) operasi tuas

d) operasi pedal

e) operasi pegas

Elektronika Industri 2 49
Pneumatik

f) operasi rol

g) operasi rol dan idle

2. Kelompok yang digerakkan dengan pneumatik, yaitu ;

a) operasi pneumatik

b) operasi pilot

Simbol-simbol pada komponen pneumatik, antara lain;


A,B,………..: menyatakan garis kerja aliran udara
P……………: menyatakan hubungan tekanan udara dengan kompresor
R,T,………..: menyatakan saluran buang udara
Z,X,Y,……. : menyatakan saluran pengontrol arah aliran.

2.4 PERALATAN PENDUKUNG PNEUMATIK


Peralatan pendukung pneumatik, antara lain;
• kompresor
Kompresor berfungsi sebagai pengadaan dan penyaluran udara bertekanan.

Elektronika Industri 2 50
Pneumatik

• Unit pemeliharaan udara bertekanan

Unit udara bertekanan terdiri dari :


- penyaring udara bertekanan berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel debu
dan kandungan uap air disalurkan ke luar
- pengatur tekanan udara berfungsi untuk mengatur tekanan kerja yang akan
digunakan relatif tetap
- pelumas udara bertekanan berfungsi untuk menyalurkan pelumas yang dikabutkan
dan dialirkan ke sistem distribusi udara dari sistem kontrolkomponen
pneumatikyang akan digunakanuntuk mencegah terjadinya korosi pada komponen
pneumatik.

2.5 CONTOH PERMASALAHAN.

Sistem kontrol terhadap silinder kerja tunggal


2.5.1: Katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung
a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan alat pencekam dalam
keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.

b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol digunakan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas.

Elektronika Industri 2 51
Pneumatik

c. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol secara langsung dengan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup, antara lain;
1. silinder kerja tunggal 1 buah
2. katup kontrol operasi arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) 1 buah
3. selang penghubung secukupnya
4. meja kerja 1 buah
5. unit pemelihara udara 1 buah
6. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut :


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan,
maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A melalui
selang penghubung masuk ke ruang piston silinder kerja tunggal mendorong piston
bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas.
Apabila tombol dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi
awal, maka piston bergerak mundur/masuk. Udara bertekanan keluar dari silinder kerja
tunggal melalui selang penghubung mengalir dari A ke R atau ke atmosfir.

Elektronika Industri 2 52
Pneumatik

2.5.2: Katup kontrol arah aliran 3/2 secara tidak langsung.

a. Pemasalahan
Pencekaman benda kerja dengan beban besa, dengan kondisi selama tombol yang
digunakan ditekan alat pencekam dalam keadaan mencekam. Jika tombol dilepas,
maka alat pencekam terbuka.

b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal. Katup kontrol yang digunakan harus
dengan ukuran yang besar, dan tidak mungkin dilakukan pengontrolan secara manual,
sehingga harus digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 kedua posisi normal tertutup
operasi normal tertutup operasi tombol dan pegas.

c. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol secara langsung
dengan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup, antara lain :
1. silinder kerja tunggal 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) 1 buah
3. katup kontrol arah 3/2 posisi normal
tertutup operasi pneumatik (b) 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Elektronika Industri 2 53
Pneumatik

Gambar kerja

A
b

Z
A R
a P

P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut:


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan,
maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A dan sinyal dibangkaitkan pada
saluran gerakan langsung pneumatik Z pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi
normal tertutup operasi pneumatik (b).
Udara bertekanan dari A melalui selang penghubung masuk ke ruang piston silinder
kerja tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas.
Kondisi seperti diatas disebut pengontrol secara tak langsung.
Apabila tombol dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi
semula, dan memindahkan sinyal gerakan pada katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi
awal juga, maka piston bergerak mundur/maju. Udara bertekanan keluar dari silinder
kerja tunggal melalui selang penghubung mengalir dari A ke R atau ke atmosfir.

2.5.3 : Katup kontrol balik fungsi aliran


a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari salah satu atau
dua katup kontrol arah aliran, maka alat pencekam terbuka.

Elektronika Industri 2 54
Pneumatik

b. Pemecahan permasalahan.
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol digunakan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup tombol dan pegas. Penghubung katup
kontrol arah aliran digunakan katup arah balik fungsi arah aliran.
c. Alat dan bahan.
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup balik
fungsi arah aliran, antara lain;
1. silinder kerja tunggal 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) dan (b) 1 buah
3. katup kontrol balik fungsi arah aliran 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

X Y

a A b A

P P
R R

Elektronika Industri 2 55
Pneumatik

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila salah satu atau dua tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 (a) dan (b)
posisi normal tertutup ditekan, maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A.
Udara bertekanan dari A melalui selang penghjubung masuk ke X dan atau Y pada
katup balik fungsi arah aliran diteruskan ke A masuk ruang piston silinder kerja
tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas.
Apabila salah satu atau dua tombol katup kontrol arah aliran 3/2 (a) atau (b) dilepas
pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal, maka piston
bergerak mundur/masuk. Udara bertekanan keluar dari silinder kerja tunggal melalui
selang penghubung mengalir dari A melalui X atau Y pada katup balik fungsi arah
aliran ke R atau atmosfir.

2.5.4 : Katup kontrol satu arah aliran


a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari katup kontrol
arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam keadaan
mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.

b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas.
Pengaturan kecepatan gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.

c. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol
satu arah aliran atau pengaturan kecepatan gerakan, antara lain;
1. silinder kerja tunggal 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) 1 buah
3. katup kontrol satu arah aliran 1 buah
4. selang penghubung secukupnya

Elektronika Industri 2 56
Pneumatik

5. meja kerja 1 buah


6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

A
a

P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan, maka
udara bertekanan mengalir dari lubang P atau A. udara bertekanan dari A melalui
selang penghubung masuk ke B pada katup kontrol satu arah aliran dengan pengaturan
kecepatan sesuai dengan yang diinginkan, diteruskan ke A masuk ruang piston silinder
kerja tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas.
Apabila tombol dilepas, pagas mengembangkan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi
awal, maka piston bergerak mundur/masuk. Udara bertekanan keluar dari silinder
kerja tunggal melalui selang penghubung mengalir dari A melalui katup kontrol
penghambat arah aliran pada katup kontrol satu arah aliran ke R atau ke atmosfir.

Elektronika Industri 2 57
Pneumatik

2.5. 5: Katup kontrol satu arah aliran dan penghambat arah aliran
a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari katup kontrol
arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam keadaan
mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas.
Pengaturan kecepatan gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.
c.Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol
satu arah aliran atau pengaturan kecepatan gerakan, antara lain :
1. silinder kerja tunggal 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) 1 buah
3. katup kontrol satu arah aliran (1) dan (2) 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

2
a

P R

Elektronika Industri 2 58
Pneumatik

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan,
maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A melalui
selang penghubung masuk ke B pada katup kontrol satu arah arah aliran (1) dengan
pengaturan kecepatan sesuai dengan yang diinginkan. Dari B udara bertekanan melalui
katup kontrol penghambat aliran pada katup kontrol aliran satu arah(2), diteruskan ke A
masuk ruang piston silinder kerja tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar
dengan melawan gaya pegas.
Apabila tombol dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi
awal, maka piston tidak bergerak mundur/masuk atau udara bertekanan dihambat eloh
katup kontrol pengahambat arah aliran pada katup kontrol satu arah aliran (2).

3. 6: Katup kontrol tekanan ganda arah aliran

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari dua katup
kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam
keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas.
Pengaturan kecepatan gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.
c. Daftar alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol
satu arah aliran atau pengaturan kecepatan gerakan, antara lain;
1. silinder kerja tunggal 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) 1 buah
3. katup kontrol satu arah aliran (1) dan (2) 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah

Elektronika Industri 2 59
Pneumatik

6. unit pemelihara udara 1 buah


7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

X Y

a A b A

P R P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) dan (b)
ditekan, maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A
melalui selang penghubung masuk ke X dan Y pada katup kontrol tekanan ganda arah
arah aliran diteruskan ke A masuk ruang piston silinder kerja tunggal mendorong
piston bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas.
Apabila tombol dari dua katup kontrol arah aliran 3/2 (a) dan (b) dilepas, pegas
mengembalikan katup kontrol arah aliran ke posisi awal, maka piston bergerak
mundur/masuk. Udara bertekanan keluar melalui X dan Y pada katup kontrol tekanan
ganda arah aliran ke R atau atmosfir..
Catatan : apabila salah satu tombol katup kontrol arah aliran 3/2 ditekan, maka udara
bertekanan tidak dapat diteruskan ke ruang piston silinder atau silinder tidak bergerak.

Elektronika Industri 2 60
Pneumatik

2.5.7 : Katup kontrol arah aliran 3/2 secara tidak langsung

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari dua katup
kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam
keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas. Untuk
mengontrol gerakan digunakan katup kontrol arah aliran 4/2 operasi pneumatik.
c. Daftar alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol langsung dengan
katup kontrol satu arah aliran 3/2 posisi normal tertutup, antara lain;
1. silinder kerja ganda 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) dan (b) 1 buah
3. katup kontrol arah aliran 4/2 dengan
operasi pneumatik 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

X Y

a A b A

P P R
R

Elektronika Industri 2 61
Pneumatik

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan,
maka udara bertekanan dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A masuk ke ruang
piston sislinder kerja ganda mendorong piston bergerak maju/keluar dan udara yang
ada didalam silinder bertekanan rendah, mengalir keluar melalui selang penghubung
dari B ke R atau ke atmosfir. Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi
normal tertutup (a) dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah 3/2 ke posisi
awal, dan posisi piston tetap maju.
Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (b) ditekan,
maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. dari A melalui selang
penghubung masuk ke Y pada kontrol arah aliran 4/2 memindahkan posisi arah aliran
udara dari lubang P ke B. udara bertekanan dari B masuk ruang piston silinder keja
ganda mendorong piston bergerak maju/masuk dan udara yang ada didalam silinder
bertekanan rendah, mengalir keluar melalui selang penghubung dari A ke R atau
atmosfir. Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (b)
dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal, dan posisi
piston tetap mundur.

2.7. 8: Katup kontrol satu arah aliran

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari dua katup
kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam
keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas.
Pengaturan kecepatan gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran 4/2 operasi
pneumatik.

Elektronika Industri 2 62
Pneumatik

c. Alat – alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol
satu arah aliran (pengaturan kecepatan gerakan), antara lain;
1. silinder kerja ganda 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal
tertutup operasi tombol dan pegas (a) dan (b) 1 buah
3. katup kontrol arah aliran 4/2 dengan
operasi pneumatik 1 buah
4. katup kontrol satu arah aliran (1) dan (2) 2 buah
5. selang penghubung secukupnya
6. meja kerja 1 buah
7. unit pemelihara udara 1 buah
8. distrubusi tekanan udara 1 buah

d. Prinsip kerja diagram rangkaian


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan,
maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. Dari A melalui selang
penghubung masuk ke Z pada katup kontrol arah aliran 4/2 memindahkan posisi arah
aliran udara dari lubang P ke A. Melalui selang penghubung masuk dari A ke B pada
katup kontrol arah aliran (l) dengan pengaturan kecepatan sesuai dengan yang
diinginkan, udara bertekanan dari B ke A masuk ruang piston silinder kerja ganda
mendorong piston bergerak maju/keluar dan udara yang ada didalam silinder
bertekanan rendah, mengalir keluar melalui selang penghubung dari B ke R atau ke
atmosfir. Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a)
dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal, dan
posisi piston tetap maju.
Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (b) ditekan,
maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. Dari A melalui selang
penghubung masuk ke Y pada katup kontrol arah aliran 4/2 memindahkan posisi arah
aliran udara dari lubang P ke B. Melalui selang penghubung dari B ke A pada katup
kontrol satu arah aliran (2) dengan pengaturan kecepatan sesuai dengan yang

Elektronika Industri 2 63
Pneumatik

diinginkan, udara bertekanan dari A ke B masuk ruang piston silinder kerja ganda
mendorong piston bergerak mundur/masuk dan udara yang ada didalam silinder
bertekanan rendah, mengalir keluar melalui selang penghubung dari A ke R atau ke
atmosfir. Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (b)
dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal, dan
posisi piston tetap mundur.

2 1
B
A

X Y

a A b A

P P R
R

e. Langkah kerja
1. Siapkan alat-alat/komponen pneumatik yang digunakan.
2. Pasang komponen pneumatik sesuai dengan gambar kerja (termasuk unit pemelihara
udara dan distribusi tekanan udara) pada meja kerja.
3. Sambung selang penghubung dari komponen satu ke komponen lainnya.
4. Hidupkan kompresor.
5. Atur tekanan udara yang akan digunakan (pada unit pemelihara udara).
6. Salurkan udara bertekanan dengan menggerakkan pengatur on-off pada distrubusi
tekanan udara.

Elektronika Industri 2 64

Anda mungkin juga menyukai