Anda di halaman 1dari 25

2011

KEHAMILAN NORMAL
[HandOut Keperawatan maternitas] 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
By : Yanita Trisetiyaningsih, S.Kep., Ns 

Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES A.Yani Yogyakarta
2/20/2011
Tujuan Instruksional Umum :

Setelah dilakukan perkuliahan selama 120 menit, mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan
memahami mengenai fisiologi kehamilan normal.

Pokok bahasan : Fisiologi Kehamilan Normal

Sub Pokok Bahasan :


1. Proses Terjadinya kehamilan
2. Diagnosis dan tanda pasti kehamilan
3. Perubahan perubahan fisiologis selama kehamilan
4. Fase fase perkembangan fetus
5. Fisiologi embrio
6. Fisiologi fetus dan plasenta
7. Sirkulasi fetus

Daftar Pustaka :

1. Ida bagus Gde Manuaba. 2007. Pengantar kuliah obstetri. EGC. Jakarta
2. Ilyas, Jumarni. 1994. Asuhan keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC
3. Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Keperawatan Maternitas. Ed 6. Jakarta. EGC
4. Bobak. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta. EGC.
5. Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Ed 2. EGC. Jakarta
6. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, obstetri patologi. Ed 2.
EGC. Jakarta

2
KEHAMILAN NORMAL 

PROSES TERJADINYA KEHAMILAN 
Kehamilan akan terjadi apabila terjadi konsepsi antara sel telur dengan sperma. Pelepasan sel telur
(ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke 14 pada siklus menstruasi nornal 28 hari
disebut dengan masa ovulasi. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap wanita.
Berikut ini beberapa cara menentukan masa subur : 
1. Berdasarkan hari menstruasi pertama di tambah 12 dan berlangsung tujuh hari.
Contoh : menstruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya adalah tanggal 17 –
24.
2. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan sel telur dan
terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan 0,5 derajat celcius.
3. Kemungkinan keinginan seks meningkat saat pelepasan sel telur
4. Kemungkinan terasa nyeri saat pelepasan sel telur.
Bila pada masa subur terjadi hubungan seks, maka sperma akan ditampung di liang senggama bagian
dalam. Setiap mililiter sperma mengandung sekitar 35 – 40 juta spermatozoa, sehingga setiap hubungan
seks terdapat sekitar 110 – 120 juta spermatozoa.
Spermatozoa akan berjalan mendekati sel telur yang dilepaskan oleh ovarium. Setelah masuknya
kepala spermatozoa kedalam ovum dengan meninggalkan ekornya maka terjadilah pertemuan antara sel
telur dengan sperma Peristiwa ini disebut pembuahan ( konsepsi = fertilisasi ) Ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian
melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarung di ruang rahim. Peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi) Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira – kira enam sampai tujuh hari. Untuk
menyuplai darah dan zat – zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat
dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasenta. (Rustam Mochtar, 1998 : 17)
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge.
Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah :
a) BBL = 750.000
b) Umur 6 – 15 = 439.000
c) Umur 16 – 25 tahun = 159.000
d) Umur 26 – 35 tahun = 59.000
e) Umur 35 – 45 tahun = 39.000
f) Masa menopause = semua hilang
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) :
a) Oogonia
b) Oosit pertama (primary oocyte)
c) Primary ovarian follicle
d) Liquar folliculi

3
e) Pematangan pertama ovum
f) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
(Rustam Mochtar, 1998 : 17-18)
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti (nucleus) leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira – kira sepuluh kali bagian
kepala.
Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel – sel primitif tubulas testis. Setelah bayi
laki – laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq.
Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel – sel interstial leyding. Sel – sel spermatogonium ini mulai
aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma
(spermatogenesis)
a) Spermatogonium (membelah dua)
b) Spermatosit pertama (membelah dua)
c) Spermatosit kedua (membelah dua)
d) Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
e) Spermatozoa (sperma)
(Rustam Mochtar, 1998 : 18)
3. Pembuahan (konsepsi =fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi,
umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi.
Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini
dilakukan coitus, sperma yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh
juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas uterus
menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona pelusida
dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelisuda mengalami perubahan sehingga tidak dapat
dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan ke dua pronuklei yang disebut zigot, yang
terdiri atas acuan genetic dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot
menurunkan bayi perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki – laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari sampai
stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran
rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkat blastula.
(Rustam Mochtar, 1998 : 18-19)
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula
diselubungi oleh sutu sampai disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan
jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi.
Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel – sel desidua yaitu sel – sel besar yang

4
mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang
berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil
yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang – kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim (korpus) dekat
fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi , dimulailah diferensiasi sel – sel blastula. Sel lebih kecil yang
terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac sedangkan sel – sel yang tumbuh
besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional
(embrional plate) diantara amnion dan yolk sac.
Sel – sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionik membrane) yang kelak menjadi
korion. Sel- sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio
trofoblas (sebelah luar)
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang – cabang dan
disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang
mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion leave.
Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon – hormon chorionic gonadotropin
(HCG). (Rustam Mochtar, 1998 : 19-21)
5. Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon
terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang
terbagi atas :
a) Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasentater bentuk.
b) Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera
kosena obliterasi .
c) Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya. (Rustam Mochtar, 1998 : 21)

5
PERU
BAHAN ANATOMI FISIOLOGI WANITA HAMIL 
Terjadinya kehamilan:
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan:
1. Pembuahan atau fertilisasi: bertemunya sel telur atau ovum wanta dengan sel benih/
spermatozoa pria
2. Pembelahan sel (zigot) hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi atau implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal:
implantasi pada lapisan endometrium dinding cavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal individu baru.
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon: estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, human
somamammotropin, prolaktin, dsb.
Human Chorionic gonadotropin (HCG) 
Adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa hamil, fluktuasi kadarnya selama
kehamilan. Terjadinya perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi dan
organ-organ sistem tubuh lain, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan hormonal
tersebut.

DIAGNOSIS KEHAMILAN 
Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) :
1. Kehamilan trimester I antara 0 – 12 minggu
2. Kehamilan trimester II antara 12 – 28 minggu
3. Kehamilan trimester III antara 28 – 40 minggu

Tanda Dan Gejala Kehamilan 
1. Tanda Tanda Presumptif (dugaan) 

6
a. Amenorhea (tidak dating haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPMT) supaya dapat ditafsir umur
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (HPL). HPL bias ditung dengan rumus Nagele : (HPMT
+7 ) dan (bulan HT – 3) dan (tahun HT + 1).
b. Mual muntah
Biasanya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena
sering terjadi pada pagi hari, disebut morning  sickness.  Bila mual dan muntah terlalu sering
disebut hiperemesis.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada triwulan pertama.
d. Tidak tahan suatu bau bauan
e. Pingsan
Bila berada ada tempat tempat yang ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
f. Tidak ada selera makan
Hanya berlangsung pada triwulan pertama, kemudian nafsu makan timbul kembali.
g. Lelah
h. PAyudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli
payudara.
i. Sering buang air kecil
Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan
kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, hejala ini muncul kembali karena kandung kemih
tertekan oleh kepala janin.
j. Konstipasi/obstipasi
Karena tonus otot otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid.
k. Pigmentasi kulit
Terjadi karena pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma
gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra).
l. Varises
Terjadi pada kaki, betis dan vulva , biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda Tanda kemungkinan hamil 
a. Perut membesar
b. Uterus membesar, terjadi perubahan bentuk, besar, konsistensi dari rahim.
c. Tanda hegar
d. Tanda chadwick
e. Tanda piscaseck
f. Kontraksi kontraksi kecil uterus bila dirangsang = braxton hiks
g. Teraba ballotement
h. Rekasi kehamilan positif
3. Tanda pasti kehamilan 

7
a. Ada gerakan janin
b. Denyut jantung janin
c. Terlihat tulang tulang janin saat di USG

PERUBAHAN PADA ORGAN­ORGAN SISTEM REPRODUKSI 
1. Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterine.
Estrogen menyebabkan hiperpliasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas atau kelenturan
uterus.
a. Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi
otot polos rahim, serabut – serabut kolagennya menjadi higroskopik endometrium menjadi
desidua ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapitasi lebih dari 4000 cc.
Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus:
• Tidak hamil: sebesar telur ayam (+ 30 g)
• Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek
• Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa
• Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis-pusat
• Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
• Kehamilan 24 minggu:pinggir atas pusat
• Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid
• Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid
• Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari di bawah xyphoid
b. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan
(40 pekan).
c. Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada kehamilan
empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim yang kira – kira sebesar
telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek dan kehamilan tiga bulan sebesar telur
angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang
sehingga bila diraba terasa lebih panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut
tanda hegar. Pada kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding
rahim terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan
dinding rahim.
d. Posisi Rahim
1) Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.

8
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas
hati.
4) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
(Rustam Mochtar, 1998 : 36)

e. Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak – anak cabangnya.
Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah. ( Rustam Mochtar, 1998 : 36)
f. Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
1) Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua
kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak
antara pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2) Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di bawah pusat.
3) Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri terlatak setinggi pusat.
4) Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di atas pusat. Menurut
Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri
dari simpisis adalah 26,7 cm diatas simpisis.
5) Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri
terletak 3 jari di bawah processus xiphoideus.
6) Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri
terletak sama dengan 8 bulan tapi melebar ke
samping yaitu terletak diantara pertengahan
pusat dan processus xiphoideus. ( Rustam
Mochtar, 1998 : 52)

9
6. Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodell.
Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus, karena pertambahan
dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livide disebut tanda Chadwick. ( Rustam
Mochtar, 1998 : 35)
7. Ovarium (indung telur)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone (kira – kira pada kehamilan 16 minggu
dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Kadar relaxin di sirkulasi maternal
dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh
menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. (Rustam Mochtar, 1998 :
35)
8. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen. Akibat hipervaskularisasi,
vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks
disebut tanda Chadwick. (Rustam Mochtar, 1998 : 35)
9. Dinding Perut (Abdominal Well)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik
di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra. ( Rustam Mochtar, 1998 : 36)

10. Mammae
Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Dapat teraba noduli – noduli,
akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena – vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada
puting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna
kuning. ( Rustam Mochtar, 1998 : 40)
Perkembangan payudara ini karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen,
progesterone dan somatomamotropin.
a) Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara lain:
(1) Estrogen, berfungsi :
(a) Menimbulkan hipertrofi system saluran payudara.
(b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara
tampak makin besar.
(c) Tekanan serat syaraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan
rasa sakit pada payudara.
(2) Progesteron, berfungsi :

10
(a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
(b) Menambah sel asinus.
(3) Somatomamotropin, berfungsi :
(a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan
laktoglobulin.
(b) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 :
95 )
b) Perubahan payudara pada ibu hamil
(1) Payudara menjadi lebih besar
(2) Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
(3) Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan areola mamae.
(4) Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih jernih
(kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
(5) Pengeluaran ASI belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH (Prolaktine
Inhibiting Hormone).
(6) Setelah persalinan , dengan dilahirkannya plasenta pengaruh estrogen, progesterone
dan somotomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat
dikeluarkan dan laktasi terjadi. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 95 )

11. Sirkulasi darah


a) Volume darah
Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan puncaknya pada
kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak
kurang lebih 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu
yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasio kordis.
Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. ( Rustam Mochtar,
1998 : 37 )
b) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan naik
lagi seperti pada prahamil. Tekanan vena dalam batas – batas normal. Pada ekstremitas atas
dan bawah cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata –
ratanya 84 kali permenit. ( Rustam Mochtar, 1998 :38 )
c) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira – kira 30%. Setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi
pada minggu – minggu terakhir kehamilan. ( Rustam Mochtar, 1998 : 38 )
12. Sistem respirasi

11
Wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat
sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas dada (thoracic breathing). ( Rustam
Mochtar, 1998 : 38)
13. Saluran pencernaan
Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Mungkin ini
akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot – otot traktus digestivus menurun
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus – usus. Hal ini
mungkin baik untuk resorpsi akan tetapi menimbulkan pola obstipasi yang memang merupakan
salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan – bulan pertama
kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning
sickness. Emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan disebut hiperemesis
gravidarum, keadaan ini patologik. Salivasi ini adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada
biasa. Bila terlampau banyak, inipun menjadi patologik. (Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97 )

14. Traktus urinarius


Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai
turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena
pengaruh progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri karena
mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan olehkarena
uterus lebih sering memutar ke arah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering
memakai tangan kanannya atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang
kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut lebih sering dijumpai hidroureter dekstra
dan pielitis dekstra. Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuri. Poliuri
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Reabsorbsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih
banyak dapat dikeluarkan urea, asam folik dalam kehamilan. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 :
97)
15. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat – alat tertentu. Pigmentasi
ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang – kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai cloasma gravidarum. Di
daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mamae. Linea alba pada

12
kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah –
olah retak – retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru – biruan disebut striae livide.
Setelah partus striae livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albikantes.
Pada seorang multigravida sering tampak striae livide bersama striae albikantes. ( Hanifa
Wiknjosastro, 2002 : 97 – 98 )
16. Sistem Endokrin
Beberapa kelenjar endokrin terjadi perubahan seperti :
a) Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
b) Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
c) Kelenjar adrenal : tidak begitu terpengaruh
17. Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu
mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
a) Tingkat metabolic basal(basal metabolic rate,BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-
20%, terutama pada trimester akhir.
b) Keseimbangan asam –alkali (acic base balance) sedikit mengalami perubahan konsentrasi
alkali:
(1) Wanita tidak hamil :155 mEg/liter
(2) Wanita hamil : 145 mEg/liter
(3) Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEg/liter
(4) Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEg/ liter
c) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus,alat kandungan, payudara, dan
badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
d) Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing,
dan kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dalam
keadaaan hamil, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma
insulin dan hormon-hormon adrenal 17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus diperhatikan
sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
e) Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per
100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposit lemak lainya terdapat di badan, perut, paha dan lengan.
f) Metabolisme mineral
(1) Kalsium dibutuhkan rata – rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan
tulang terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30 – 40 gram.
(2) Fosfor : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari.
(3) Zat besi : dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg, atau 30-50 mg sehari.
(4) Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
g) Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu
banyak ditemukan pada keracunan hamil pre-eklamasi dan eklamsi) kenaikan berat badan
wanita hamil disebabkan oleh :

13
(1) Janin , uri, air ketuban, uterus.
(2) Payudara,kenaikan volume darah,lemak, protein,dan retensi air.
h) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang dibutuhkan untuk ini
terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,khususnya sesudah kehamilan 5 bulan keatas.
Namun bila dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori.
i) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein. Di
Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B, oleh karena itu
wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin. ( Rustam
Muchtar, 1998 : 39-40 )

18. Sistem Muskuloskeletal


Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam kehamilan
menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah :
a) Peregangan otot - otot
b) Pelunakan ligamen - ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah :
a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
b) Otot – otot abdomal (meregang ke atas uterus hamil)
c) Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan bagian
bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan kehamilan . Oleh karena itu masalah
postur merupakan hal biasa dalam kehamilan :
a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan merubah dimensi tubuh dan
pusat gravitasi.
b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda-benda ( dan memar biru )
dan kehilangan keseimbangan ( lalu jatuh ). ( PusDikNaKes, 2003 :100 )

B. PERKEMBANGAN JANIN 
Ovum 
Kehamilan 5 minggu 
Kantong lengkap dengan diameter 1cm yang terbungkus
oleh vili korialis, ciri ciri khas manusia belum ditemukan.

Embrio 
Kehamilan 6 minggu 
Kantong berdiameter 2,3cm, berat 1 gram. Kepala
membesar, terbentuk tonjolan lengan dan tungkai, jantung

14
primitif mulai berfungsi, denyut jantung terdengar lewat alat elektronik, sirkulasi dalam bentuk yang
primitif, terbentuk hubungan antar pembuluh darah dalam korion dan antar pembuluh yang sudah
tumbuh dengan body stalk.
Kehamilan 10 minggu 
Panjang embrio 4 cm, genitalia eksterna terlihat. Membran anus pecah, tangan dan kaki sudah bisa
dikenali, terlihat bentuk manusia.
Janin 
Kehamilan 12 minggu 
Panjang janin 8cm, berat 15 gram, jari tangan serta jari kaki, mata dan telinga, sirkulasi dan ginjal
sudah terbentuk, septum nasi dan palatum telah menyatu, kelenjar endokrin dan sistem saraf mulai
berfungsi.
16 Minggu 
Panjang janin 16cm, berat 110 gram, jenis kelamin mudah dikenali, kuku jari tangan dapat terlihat,
denyut jantung terdengar jelas, gerakan janin teraba.
20 Minggu 
Panjang janin 22 cm, berat 300 gram, verniks pada kulit, lanugo (bulu buu halus) pada badan, alis
mata, janin kini secara hukum sudah dianggap viable.
24 Minggu 
Panjang janin 30cm, berat 600 gram, kulit keriput, lemak terkumpul, perkembangan otak berlanjut.
28 Minggu 
Panjang janin 35 cm, berat 1000 gram, jika lahir bayi ini akan bergerak dengan kuat dan menangis.
32 Minggu 
Panjang janin 42cm, berat 1700 gram, kulit berwarna merah, keriput.
36 Minggu 
Panjang janin 46 cm, berat 2500 gram, kuku sudah mencapai ujung jari tangan
40 minggu 
Panjang janin 50cm, berat 3400 gram, tubuh bayi sudah terbungkus jaringan lemak, kulit berwarna
merah tidak keriput, semua organ sudah berfungsi kecuali paru paru.

C. TAHAP – TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN SERTA PERUBAHAN MATERNAL 
1. Minggu 0 
a. Perkembangan janin
Sperma membuahi ovum yang kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus
menempel sekitar hari ke 11.
2. Minggu ke empat atau bulan ke satu 
a. Perkembangan janin
Dari diskus embrionik, bagian tubuh pertama muncul yang kemudian akan menjadi
tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan saluran
pencernaan terbentuk. Embrio kurang dari 0.64 cm.

15
b. Perubahan – perubahan maternal
Ibu terlambat menstruasi. Payudara menjadi nyeri dan membesar. Kelelahan yang kronis
(menetap) dan sering kencing mulai terjadi dan berlangsung selama 3 bulan berikutnya HCG
ada di dalam urine dan serum 9 hari.
3. Minggu ke delapan atau bulan ke dua 
a. Perkembangan janin
Perkembangan cepat. Jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk
dengan baik. Perut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telinga terbentuk dari lipatan
kulit tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit.
b. Perubahan – perubahan maternal
Mual muntah atau morning sicknes. Mungkin terjadi sampai usia kehamilan 12 minggu.
Uterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda – tanda hegar dan goodell muncul.
Serviks fleksi. Leukorrhea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau senang dengan
kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata.
4. Minggu ke dua belas atau bulan ke tiga 
a. Perkambangan janin
Embrio menjadi janin. Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan
lebih berbentuk manusia karena tubuh barkembang. Gerakan pertama dimulai selama
minggu ke 12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.
b. Perubahan perubahan maternal
Tanda Chadwick muncul. Uterus naik diatas simpisis pubis. Kontraksi braxton hicks
mulai dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. potensial untuk menderita infeksi
saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan. Kenaikan berat badan sekitar 1- 2 kg
selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon.
5. Minggu ke enam belas atau bulan ke empat 
a. Perkembangan janin
Sistem muskuloskeletal sudah matang. System syaraf mulai melaksanakan kontrol.
Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki
menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg.
Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler. Pancreas memproduksi insulin.
b. Perubahan-perubahan maternal
Fundus berada di tengah antara simpisis dan pasti berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg
perminggu selama sisa kehamilan. Mungkin mempunyai lebih banyak energi. Diameter
biparietal dapat diukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat (tetapi normal jika
tidak gatal, iritasi / berbau busuk). Pakaian ibu menjadi ketat. Tekanan pada kandung kemih
dan sering kencing berkurang.
6. Minggu ke dua puluh atau bulan ke lima 
a. Perkembangan janin

16
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Alis,
bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur,
menelan dan menendang.
b. Perubahan-perubahan maternal
Fundus mencapai pusat. Payudara memulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban
menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin terjadi, terutama jika
posisi berubah secara mendadak. Verises pembuluh darah mungkin mulai terjadi. Ibu
merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap. Hidung tersumbat mungkin terjadi. Kram
pada kaki mungkin ada. Konstipasi mungkin dialami.

7. Minggu ke dua empat atau bulan ke enam  
a. Perkembangan janin
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkatkan
aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7-0,8 kg.
b. Perubahan-perubahan maternal
Fundus diatas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki mungkin mulai terjadi.
Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarium, chloasma, linea nigra, dan jerawat. Mimisan
dapat terjadi. Mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus membesar dan
kulit meregang.
8. Minggu ke dua delapan atau bulan ketujuh     
a. Perkembangan janin
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. “Surfactant” terbentuk di dalam paru
– paru. Mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
b. Perubahan – perubahan maternal
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan xiphoid. Hemorrhoid mungkin terjadi.
Pernafasan dada menggantikan pernafasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi.
Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut
mungkin mulai terasa.
9. Minggu ke tiga puluh dua atau bulan ke delapan 
a. Perkembangan janin
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38 – 43 cm. Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor.

b. Perubahan – perubahan maternal


Fundus mencapai prosesus xiphoid. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering kencing
mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi. Mungkin juga
mengalami dyspnea.
10. Minggu ke tiga puluh delapan atau ke sembilan 
a. Perkembangan janin

17
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak.
Antibody ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk enam bulan
pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
b. Perubahan – perubahan maternal
Penurunan bayi ke dalam pelvic atau panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir
empat kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5 – 0,6. ibu ingin sekali
melahirkan bayi, mungkin memiliki energi final yang meluap. Sakit punggung dan sering
kencing meningkat. Braxton hicks meningkat karena serviks dan segman bawah rahim
disiapkan untuk persalinan. (PusDikNaKes,2003 : 12-13)
 
MASA KEHIDUPAN INTRAUTERIN MANUSIA  
Secara umum dibagi menjadi dua tahap:
1. Masa embrional 
Meliputi masa pertumbuhan intrauterin samapi dengan usia kehamilan 8 minggu, di mana ovum yang
dibuahi (zygote) mengadakan pembuahan dan deferensiasi sel-sel menjadi organ-organ yang hampir
lengkap sampai terbebtuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk manusia. Proses
pembentukan organ “dari tidak ada menjadi ada” ini (organogenesis) pada beberapa sistem organ,
misalnya sistem sirkulasi, berlanjut terus samapi minggu ke-12, sehingga beberapa
sumbermengklasifikasikan pertumbuhan masa embrional sampai dengan minggu ke-12 (trimester
pertama kehamilan).
2. Masa fetal 
Meliputi masa pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan ke 8-12 sampai dengan sekitar minggu
ke-40 (pada kehamilan normal atau aterm), di mana organisme yang telah memiliki struktur lengkap
tersebut melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sampai pada keadaan yang
memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar (ekstrauterin).

TRIMESTER PERTAMA 
1. Minggu pertama: disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah
pembelahan sel. Sejak pembuahan atau fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah
diri sampai fase morula-blastula. Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium
kavum uteri.
2. Minggu kedua: terjadi deferensiasi masa seluler embrio menjadi dua lapis 9stadium bilaminer). Kedua
lapisan itu adalah lempeng epiblas (akan menjadi ektoderm) dan hipoblas (akan menjadi endoderm).
Akhir stadium bilaminer ditandai munculnya alur primitif atau alur sedehana (ptimitive streak).
3. Minggu ketiga: terjadi pembentukan tiga lapis atau lempeng yaitu ektoderm dan endoderm dengan
penyusupan lapisan mesoderm di antaranya, diawali dari daerah primitive streak. Embrio disebut
berada dalam stadium tiga lapis (stadium trilaminer). Dari perkembangan ptimitive streak terbentuk
lempeng saraf (neural plate) dan menjadi lipatan saraf (neural fold) di bagian kranial. Struktur ini
kemudian berkembang menjadi alur saraf (neural groove) dan nantinya akan menjadi tabung saraf
(neural tube)

18
4. Minggu keempat: pada akhir minggu ke-3 atau ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai
karakteristik pertumbuhan periode ini. Sampai minggu ke-8 samapi ke-12 (akhir trimester pertama)
pertumbuhan dan deferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir minggu ke-8
terbentuk 30-35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya. Beberapa
sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimester
pertama).

TRIMESTER KEDUA 
Minggu ke-12 sampai ke-28: karakteristik utama perkembangan intrauterin trimester kedua adalah
penyempurnaan struktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ.
1. Sistem sirkulasi: janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan aliran darah. Dengan
alat fetal ekokardiografi, DJJ dapat ditemukan sejak minggu ke-12. dengan stetoskop laennec DJJ baru
dapat terdengar setelah kehamilan 20 minggu. Ada beberapa struktur anatomik yang terdapat pada
masa janin kemudian tertutup atau mengalami regresi sesudah lahir sampai dewasa, yaitu; foramen
ovale, duktus arteriosus Botalli, arteria dan vena umbilikalis, dan duktus venosus Arantii. Sel darah
janin terutama mengandung HbF (hemoglobin fetal), yang memiliki daya ikat oksigen jauh lebih tinggi
dibandingkan HbA (Hb manusia dewasa) pada suhu dan pH yang sama. HbA sendiri baru baru
diproduksi pada akhir masa fetal, dan pada saat lahir, jumlahnya mencapai hanya 30% dari seluruh
Hb yang terkandung dalam neonatus. Pada kehidupan ekstrauterin, berangsur-angsur produksi HbF
berkurang sampai akhirnya normal tidak terdapat lagi dalam tubuh individu.
2. Sistem respirasi: janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia 18 minggu. Pekembangan
struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi
sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat untuk
survival ekstrauterin pada akhir trimester ketiga. Aliran keluar-masu yang terjadi pada pernafasan
janin intrauterin bukanlah aliran udara, tetapi aliran cairan amnion. Seluruh struktur saluran nafas
janin sampai alveolus terendam dalam cairan amnion tersebut.
3. Sistem gastrointestinal: Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14
minggu. Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Cairan empedu mulai diproduksi sejak
skhir trimester pertama, diikuti dengan seluruh enzim-enzim pencernaan lainnya. Mekonium, isi yang
terutama pada saluran oencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal dari: 1)
sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok, 2) cairan atau enzim
yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari saliva sampai enzim-enzim pencernaan, 3) cairan
amnion yang ‘diminum’ oleh janin, yang kadang-kadang mengandung juga lanugo (rambut-rambut
halus dari kulit janin yang rontok) dan sel-sel dari kulit janin atau membran amnion yang rontok.
Oksigenasi janin terutama tetap berasal dari berasal dari sirkulasi meternal-fetal, melalui plasenta
dan tali pusat.
4. Sistem saraf dan neuromuskular: ini merupakan sistem yang palinga awal mulai menunjukkan
aktivitasnya, yaitu sejak usia 8-12 minggu (akhir trimester pertama), berupa kontraksi oto yang
timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat
gerak, dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana (fleksi satu sisi diikuti juga fleksi sisi

19
lainnya). Terjadi juga berbagai gerakan spontan (spontaneus movement). Namun ukuran janin pada
akhir trimester pertama ini masih kecil, sehingga gerakan-gerakan janin belum dapat dirasakan oleh
ibunya. Sejak usia 13-14 minggu (awal trimester kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat
dirasakan ibunya. Terdapat hubungan antara keadaan emosional ibu dengan tingkat aktivitas janin
(misalnya, saat ibu marah atau gembira, gerak janin lebih sering atau kuat, sebaliknya waktu ibu sedih
atau depresi atau ketakutan, gerak janin lebih sedikit atau lemah). Hal ini disebabkan oleh pengaruh
variasi kadar hormon adrenalin ibu yangjuga ditransfer ke janin melelui sirkulasi plasenta.
5. Sitem saraf sensorik khusus atau indera: mata yang terdiri dari lengkung bakal lensa (lens placode)
dan bakal bola mata atau mangkuk optik (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian
berubah letaknya ke permukaan ventral wajah. Saraf penglihatan atau nervus optikus merupakan
derivar ektoderm, memasuki bola mata dari bagian posterior. Telinga yang berasal dari vesikel otik
(otic vesicles) bergeser ke sisi lateral kepala, menempati tempatnya yang tetap. Telinga luar
memperoleh inervasi sensorik dari nervus facialis, telinga dalam (organ pendengaran dan
keseimbangan) memperoleh inervasi dari derivat ektoderm nervus vestibulokoklearis. Hidung yang
berasal dari bakal olfaktoris (olfactory placode) merupakan penebalan ektoderm permukaan di
daerah wajah, memperoleh inervsi sensorik dari nervus olfaktorius. Lidah berasal dari lengkung
faring endoderm, kemudian memperoleh inervasi sensorik dari cabang nervus trigeminus dan nervus
facialis, serta inervasi motorik dari nervus hipoglosus dan nervus laryngeus superior.
6. Sistem urinarius: glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak usia 8 minggu. Pada kehamilan 20 minggu
jumlah glomerulus diperkirakan mencapai 300-400 ribu. Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester
kedua, dan di dalam vesica urinaria dapat ditemukan urine janin, yang keluar melalui uretra dan
bercampur dengan cairan amnion. Produksi urune kira-kira 0,05-0,10 cc/menit. Ginjal belum
sepenuhnya berfungsi, baik fungsi filtrasi maupun ekskresi, karena vaskularisasi juga relatif masih
sedikit.
7. Sistem endokrin: kortikotropin dan tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak 10 minggu,
mulai berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah
kelenjar-kelenjar itu berkembang, produksi dan sekresi hormon-hormonnya juga milau berlangsung.
Hormon maternal maupun plasenta juga didistribusikan dalan jumlah besar ke dalam sirkulasi janin,
dan aktivitasnya juga mempengaruhi pertumbuhan janin, lebih daripada hormon yang diproduksi
janin itu sendiri. Kelenjar-kelenjar reproduksi pria (testis) juga menghasilkan testosteron dan
androstenedion, namun pada wanita (ovarium) tidak ditemukan sekresi estrogen dan progesteron,
kemungkinan karena belum terjadi pematangan teka dan gralukosa folikel lebih lanjut.
Perubahan setiap bulan: 
1. Bulan ketiga: wajah terbentuk makin sempurna, letak organ wajah sesuai tempatnya. Alat kelamin
luar berkembang. Lengkung usus yang terdesak ke arah tali pusat kembali tercakup dalam rongga
abdomen. Mulai terdeteksi gerakan otot atau refleks gerak sederhana, tetapi belum sampai
menimbulkan sensasi pada ibu. Pada akhir ke-12, jenis kelamin fetus umumnya sudah diidentifikasi
melelui pemeriksaan ultrasonografi.

20
2. Bulan keempat-kelima: tubuh janin memanjang dengan cepat, pertambahan berat mencapai 500 g.
Tumbuh rambut-rambut halus (lanugo), rambut kepala, alis, dan bulu mata. Gerakan janin mulai
dapat dirasakan oleh ibu.
3. Bulan keeanm-tujuh: berat badan bertambah banyak, sampai dengan separuh berat janin pada
kehamilan aterm. Kulit kemerahan dan keriput karena belum terbentuknya jaringan ikat subkutis.
Susunan saraf pusat, kardiovaskular danpernafasan belum berfungsi sempurna dan diantara
ketiganya belum dapat berkoordinasi baik, sehingga jika janin pada periode ini tidak akan dapat
bertahan hidup.

TRIMESTER KETIGA 
Minggu ke-28 sampai dengan minggu ke 38-42 
Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur
organ khusus / detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. Satu karakteristik
perkembangan akhir masa janin adalah perlambatan pertumbuhan kepala relatif terhadap perumbuhan
badan.
Pada awal bulan ke-3, ukuran kepala merupakan separuh ukuran kepala-bokong (crown-rump length /
CRL), tetapi sejak awal bulan ke-5, ukuran kepala relatif berkurang menjadi sepertiga dari CRL, sampai
pada saat lahir ukuran kepala hanya seperempat dari CRL.
Hal ini disebabkan peningkatan pertumbuhan badan dan ekstremitas, bersama dengan penurunan
pertumbuhan kepala.
Perubahan setiap bulan 
1. Bulan ketujuh-kedelapan: endapan lemak subkutis meningkat, sehingga janin memperoleh bentuk
membulat atau menggemuk. Produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan vernix caseosa
yang melapisi kulit janin. Sejak usia 28 minggu lengkap, telah terbentuk koordinasi antara sistem
saraf pusat, pernafasasn dan kardiovaskular, meskipun masih sangat minimal. Janin yang lahir pada
masa ini dapat bertahan hidup, namun diperlukan tunjungan hidup berupa perawatan intensif yang
sangat baik untuk mencapai hasil optimal.
2. Bulan kesembilan: pertumbuhan kepala maksimal, lingkar kepala menjadi lingkar terbesar daripada
seluruh bagian tubuh. Pada bayi laki-laki, testis mulai turun ke tempatnya di dalam skrotum.
3. Saat lahir: terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur janin. Di antaranya, paru yang semula kolaps
karena belum terisi udara, sejak lahir menjadi mengembang karena terisi udara pernafasan. Berbagai
struktur dalam sistem kardiovaskular menutup. Sejak tali pusat diputuskan, sirkulasi feto-maternal
melalui plasenta dan pembuluh darah umbilikus terputus, dan bayi terpisah dari sirkulasi ibunya.

AIR KETUBAN (LIQUOR AMNII) 
Ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan korion) berisi air ketuban (liquor amnii).
Ciri Ciri kimiawi 
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira kira 1000 – 1500 cc. air ketuban berwarna
putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, dengan berat jenis 1,008.

21
Komposisinya terdiri atas 98% air. Sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel sel epitel, rambut
lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira kita 2,6% g per liter terutama albumin.
Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban yang sangat berguna untuk mengetahui
apakah paru paru janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa
permukaan paru paru diliputi oleh zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru paru untuk berkembang
dan bernafas.
Bila persalinan lama atau ada gawat janin atau janin letak sungsang maka akan kita jumpai warna
air ketuban yang keruh kehijauan karena telah bercamur dengan mekonium.
Faal 
1. Untuk proteksi janin
2. Mencegah perlekatan janin dengan amnion
3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas
4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
5. Mungkin untuk menambah splai cairan janin dengan cara ditelan atau diminum yang kemudian
dikeluarkan melalui kencing janin
6. Meratakan tekanan intrauterine dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah
7. Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira kira 350 – 500cc
Asal Air ketuban 
ƒ Kencing janin
ƒ Transudasi dari darah ibu
ƒ Sekresi dari epitel amnion
ƒ Asal campuran

PLASENTA 
Perkembangan Plasenta 
Sel sel paling luar pada trofoblast berkembang menjadi tonjolan tonjolan yang menyerupai jari
jari (vili). Vili primitif ini menjorok kedalam pembuluh kapiler maternal untuk memudahkan pertukaran
oksigen, nutrisi dan bahan sisa. Pada bagian tengah setiap vili akhirnya terbentuk pembuluh darah halus
dari embrio. Diantara pembuluh pembuluh darah janin dan ibu akan tumbuh empat lapisan jaringan yang
berbeda. Lapisan lapisan ini sangat rapat satu sama ain dan secara kolektif disebut sebagai membran
(selaput) plasenta. Karena sawar (barier) ini, aliran darah janin dan ibu tidak tercampur.
Desidua kemudian melapisi keseluruhan uterus. Pada tempat produk kehamilan menanamkan
dirinya, lapisan desidua tersebut pecah menjadi dua. Desidua yang langsung berada di bawah blastokist
disebut desidua basalis dan desiuda yang letaknya superfisial terhadap blastokist (yaitu bagian desidua
yang akan menutupi produk pembuahan setelah implantasi terjadi) dinamakan desidua  kapsularis.
Bagian desidua lainnya yang melapisi kavum uteri dinamakan desidua vera.
Kapsula ovum tumbuh sampai desidua kapsularis bertemu dengan desidua vera. Kedua desidua
ini menyatu dan kavum uteri akan tersumbat pada akhir mingg ke-12 kehamilan.
Vili yang mengelilingi ovum semakin bertambah jumlahnya dan dalam setiap vili terbentuk
bagian inti yang mengandung pembuluh darah. Vili yang bersentuhan dengan desidua kapsularis segera

22
mengalami atrofi dan akhirnya menjadi membran luar (korion). Vili yang bersentuhan dengan desidua
basalis tidak mengalami atrofi dan akan tumbuh menjadi korion frondosum.
Korion frondosum (berasal dari ovum) dan desidua basalis (berasal dari ibu) secara bersama
sama membentk plasenta. Proses ini selesai pada akhir bulan ke-3. plasenta akan terus tumbuh
disepanjang kehamilan sampai usia aterm (40 minggu).
Plasenta pada usia aterm 
Pada usia aterm, plasenta memiliki berat sekitar seperenam berat bayi dan biasanya berukuran
sekitar 20cm dengan ketebaan 2 – 3cm. Plasenta terutama berasal dari janin tetapi permukaannya yang
merah dan kasar berasal dari ibu.

Bagian Bagian Plasenta 
1. Permukaan Fetal/Bagian Janin (fetal portion) 
Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas :
• Vili korialis
• Ruang ruang interviler
Darah ibu yang berada dalam ruang interviler berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua
basalis. Pada sistol, darah dipompa dengan tekanan 70 – 80 mmHg kedalam ruang intervier
sampai pada lempeng korionik pangkal dari kotiledon kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili
korialis dan kembali perlahan lahan ke pembuluh balik di desidua dengan tekanan 8 mmHg.
• Pada bagian permukaan janin uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Dibawah lapisan
amnion ini berjalan cabang cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada
uri bagian permukaan janin
2. Permukaan Maternal 
Permukaan maternal berwarna merah gelap. Permukaan ini terbagi menjadi sejumlah kotiledon
(lobus). Plasenta yang mature seringkali memiliki bercak bercak kasar seperti butiran pasir.
Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15 – 20 buah).
Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng korionik (basal), dimana sirkulasi utero-pasental
berjalan ke ruang ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin
adalah terpisah. Pertukaran terjadi melali sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan
alterasi fisiko kimia.
3. Tali Pusat 
Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin. Panjangnya rata rata 50 – 55
cm, sebesar jari (diameter 1 – 2,5cm). Pernah dijumpai tali pusat terpendek 0,5cm dan terpanjang
200cm. Struktur terdiri atas 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis serta jelly wharton.
Bentuk dan ukuran Plasenta 
Uri (plasenta) berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15 – 20cm, tebal 2 – 3cm, berat 500 – 600
gram. Biasanya plasenta terbentu lengkap pada kehamilan kira kira 16 minggu dimana ruang amnion
telah mengisi seluruh rongga rahim.
Letak Plasenta 
Letak uri yang normal umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.

23
Sirkulasi Plasenta 
Darah dipompakan lewat janin oleh jantung janin. Darah meninggalkan janin melali pembuluh
pembuluh arteri pada funikulus umbilikalis dan berjalan ke plasenta. Pembuluh arteri umbilikalis ini
bercabang di seluruh permukaan plasenta, terbagi lagi dan kemudian berakhir dalam vili korialis.
Vili korialis terendam dalam darah maternal namun tidak terdapat hubungan langsung antara
darah fetal dan darah maternal. Karbondioksida dan setiap produk limbah akan diangkut keluar
sementara oksigen dan nutrien diambil lewat sawar plasenta. Darah yang sudah diperbarui in akan
kembeli ke janin lewat vena umbilikalis.
Fungsi Plasenta 
1. Nutrisi, yaitu alat pemberi maanan pada janin
Darah maternal akan memberikan nutrien kepada janin dalam bentuk yang paling sederhana :
ƒ Karbohidrat dalam bentuk glukosa
ƒ Protein dalam bentuk asam amino
ƒ Lemak dalam bentuk asam lemak
ƒ Vitamin
ƒ Mineral
ƒ Dll
Plasenta mengubah glukosa menjadi glikogen, menyimpannya dan mengubahnya kembali ketika
diperlukan sampai hati janin berfungsi penuh. Meskipun janin bergantung pada ibu dalam
memperoleh semua kebutuhan gizinya, namun keadaan kurang gizi yang diderita ibu biasanya harus
cukup berat sebelum pertumbuhan intrauterin terganggu.
2. Respirasi, yaitu alat penyalur zat asam dan pembuang CO2
Tekanan aliran darah maternal ke plasenta relatif rendah dan aliran yang lebih lambat sebagai akibat
dari tekanan yang rendah ini akan membantu proses pertukaran gas. Oksigen dari darah ibu berdifusi
lewat barrier plasenta. Jika ibu mengalami hipoksia, janin akan mengalami hipoksia pula. Defisiensi
atau kekurangan oksigen pada janin akan terjadi pula kalau terdapat gangguan aliran darah plasenta
(seperti ketika uterus berkontraksi terus saat persalinan). Kalau terdapat gangguan aliran darah tali
pusat (misalnya penipisan, peregangan atau prolapsus tali pusat) dan kalau tekanan darah maternal
terlalu tinggi sehingga pertukaran gas tidak efektif (misal pada pre eklamsia).
3. Ekskresi, yaitu alat pengelaran sampah metabolisme
Plasenta mengekskresikan setiap produk limbah. Produk ini sangat sedikit karena semua bahan gizi
sudah dalam bentuk siap pakai. Penggunaan zat zat gizi terutama bagi pembangunan jaringan.
4. Produksi, Yaitu alat yang menghasilkan hormon hormon
Hormon hormon yang dhasilkan oleh plasenta antara lain :
• Human Chorionic gonadotropin (HCG)
• Chorionic somatomammotropin (placental lactogen)
• Estrogen
• Progesteron
• Tirotropin korionik dan relaksin

24
• dll
5. Imunisasi, yaitu alat penyalur bermacam macam antibodi ke janin
6. Pertahanan (sawar), yaitu alat yang menyaring obat obatan dan kuman kuman yang bisa melewati uri

25

Anda mungkin juga menyukai