BROTHERS
BROTHERS
Aku merasa akan jatuh dari tebing jika saja tidak bisa menahan angin yang berhembus
kencang padaku, tetapi ternyata tidak karena aku cukup waspada untuk itu. Berada di tebing
ini, aku menjadi ingat pada Kak Rey, kakakku. Dia biasa terjun bebas dari tebing dan
membuat air laut di bawahnya beriak. Memang terdengar sungguh ceroboh, tetapi kami biasa
melihat fearfactor di TV dan bahkan merasa apa yang kakakku lakukan belum cukup
berbahaya. Aku tebak dia juga merasa tak takut saat melakukannya sementara napasnya
tertahan di air. Aku belum pernah melakukannya dan merasa ingin melakukannya saat itu.
Aku telah melepas pakaianku dimana pakaian itu teronggok di atas motor seakan
hendak menjadi saksi bisu aksiku. Aku ingat Kak Rey pernah berkata padaku jika suatu hari
nanti aku memutuskan untuk mencoba melompat dari tebing, dia ingin aku tak memikirkan
apapun sehingga aku akan terjun tanpa rasa takut. Aku kadang melihat orang-orang terjun
dari tebing di TV atau bahkan terjun dari bangunan pencakar langit seperti yang dilakukan
stuntman, tetapi aku tak benar-benar tahu bagaimana rasanya. Aku tahu aku bakal tak
menyukainya di kali pertama, tetapi aku akan mencobanya lagipula.
Pacarku baru memutuskanku hari itu dan aku ingin melakukan sesuatu yang cukup
ekstrim hingga dapat melupakannya. Pertamanya, aku ingin ikut balap liar di jalan, tetapi
kemudian aku ingat tebing yang biasa aku dan Kak Rey datangi dan memutuskan untuk
melompat dari sana. Aku cukup gugup sebenarnya—aku berkeringat sekujur tubuh—dan
berpikir aku tak akan bisa. Setiap kali Kak Rey mengajakku untuk melompat, aku selalu
menolaknya dan aku merasa cukup pengecut sebenarnya. Namun, Kak Rey sedang tak ada di
sampingku kali itu untuk memaksaku melompat dan aku akan melompat lagipula sehingga itu
dapat membuktikan bahwa aku tak lagi pengecut.
Aku menatap dasar tebing yang curam. Bisa saja aku terjatuh di karang yang keras,
tetapi dapat kukesampingkan kemungkinan itu karena aku akan tetap melompat apapun
resikonya—ketika kamu melakukan sesuatu yang ekstrim, kamu tidak berpikir, kamu hanya
butuh melakukannya. Aku tak lagi merasa begitu ketakutan lagipula mengingat Kak Rey
baik-baik saja setelah berkali-kali terjun dari tebing ini. Setiap kali mengingat Kak Rey,
hatiku terasa terganggu, seperti ada sesuatu yang salah—aku tahu satu-satunya yang salah
sebenarnya kenyataan bahwa Kak Rey meninggalkanku dan ayah yang mana aku belum bisa
menerimanya. Seperti saat pacarku memutuskanku, cara dia mencampakkanku, yah… itu
adalah hal terbodoh yang pernah kualami. Aku hanya berkumpul dengan beberapa teman,
merokok dan minum-minum sedikit dan dia muncul entah darimana mengatakan aku
menggoda beberapa cewek. Dia tak tahan jika aku berkumpul dengan para cewek. Maksudku,
kami hanya di sana, mengobrol dan pacarku menuduh diriku bermain-main dengan cewek-
cewek. Itu adalah hal paling menggelikan yang pernah kudengar semenjak berurusan dengan
cewek. Aku tahu pacarku hanya mencari masalah denganku. Dia bakal memutuskanku juga
lagipula karena bosan denganku. Dia juga pernah kumpul dengan cowok-cowok, tetapi aku
tak pernah mempermasalahkannya—itulah bedanya aku dan dirinya. Dia suka playing victim
dan aku yang selalu menjadi sasarannya. Dia sudah bukan lagi pacarku lagipula, kurasa aku
masih bisa melanjutkan hidupku walau dengan itu. Aku memikirkannya beberapa waktu dan
ketika kuingat senyumnya, hari-hari indah yang kami lewati… membuatku ingin melompat
dari tebing dan mencuci bersih kepalaku dari semua ingatan tentangnya. Seorang cewek bisa
cukup membuatmu sakit hati, tetapi kamu tahu kamu akan melupakan rasa sakit itu beberapa
lama sampai mengingatnya sewaktu-waktu.