Anda di halaman 1dari 5

1.

Tentukan topik
2. Ungkapkan fakta menarik (keadaan 2 situasi yang berbeda)
3. Masukkan konflik (sekaligus penyelesaiannya) (gelas setengah penuh, gelas setengah
kosong)
4. Masukkan ide yang dapat dimengerti pembaca (kaitkan dengan berakhlak)
5. To the point kalimatnya
6. Jelaskan argument dan fakta pendukung (jelaskan lebih jauh opinimu)
7. Sisipkan kesimpulan dalam 1 paragraf terakhir (persuasive)
8. Jelaskan sejelasjelasnya, nama, nominal, tempat, dll
9. Baca ulang (didiemin)
10. Positif negatifnya (berpikiran terbuka dan tertutup)
11. Ditambah: … banyak cara kreatif dalam mengimplementasikan budaya organisasi,
ayo…

Kadang kala, kata-kata tidak segampang itu untuk dipratikkan. Setiap pegawai dalam
keseharian bisa saja melakukan hal-hal di luar kode etik dan kode perilaku. Oleh sebab itu,
perlu dilaksanakannya agenda penyatuan sikap untuk mengendalikan stabilitas perilaku setiap
pegawai. DJBC sebagai instansi pemerintah telah secara konsisten memberikan arahan
kepada seluruh elemen di bawahnya untuk melaksanakan internalisasi yang salah satunya
tentang Core Values ASN berAKHLAK. Sesuai dengan deskripsi akronimnya yang terdiri
dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif,
Core Values berAKHLAK tentu menyimpan tujuan baik untuk bersama yang mana setiap
pegawai sudah pasti berupaya menjaga nama baik instansi dimana pun dan kapan pun berada
sehingga dapat membantu ketertiban penyelenggaraan negara.

Perlu diketahui, ketika peluncuran Core Values ASN berAKHLAK, banyak


masyarakat memperdebatkan dimana nilai anti korupsi yang sebelumnya erat pada nilai dasar
ANEKA yang dijadikan rujukan dan fundamen ASN saat bekerja. ANEKA akronim dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi, yang mana
sewajarnya ditotalitaskan dan dihidupkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Apakah
dengan ketiadaan nilai anti korupsi menjadikan ASN bebas melakukan tindak pidana
korupsi? Tentu bukan seperti itu. Core Values ASN yang baru telah mengakomodir nilai anti
korupsi di dalamnya karena sudah seharusnya baik tertulis ataupun tidak tertulis sikap anti
korupsi menjadi tradisi bagi setiap ASN terlebih di instansi tempat penulis bekerja yaitu
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
. Tantangan Penggunaan Robot AI Dengan adanya wacana penggunaan Robot AI
dalam membantu kinerja ASN, tentu ada beberapa tantangan dan kedala yang akan dihadapi.
Beberapa kendala tersebut diantaranya terkait pemerataan Infrastruktur di seluruh pelosok
Indonesia. Kita tahu bahwa Robot AI membutuhkan infrastruktur yang merata diseluruh
daerah agar penggunaan Robot AI dapat maksimal. Namun sampai saat ini, infrastruktur di
masing-masing daerah masih belum merata. Tentu jika ingin diterapkannya Robot AI,
perecanaan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia harus diutamakan.
Selain infrastruktur yang belum merata, penerapan Robot AI juga berkaitan erat dengan
faktor keamanan. Dengan adanya penyimpanan data secara terpusat dan bersifat digital,
sangat rentan sekali terhadap resiko peretasan data. Bahkan saat ini sebelum penerapan Robot
AI sudah banyak berita tentang kebocoran data masyarakat seperti data KTP, data Bank, data
Pembelian, dan lain-lain. Tentu perencanaan keamanan pada Robot AI harus dilakukan
secara tepat untuk menghindari peretasan data agar nantinya penggunan Robot AI tidak
menambah masalah baru dalam pelayanan kepada masyarakat. Tantangan lain terhadap
pengguaan Robot AI di masa depan adalah berkaitan dengan perasaan dan empati. Robot AI
mungkin bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, namun dalam pelayanan
kepada masyarakat terkadang pada praktiknya pemerintah harus mengedepankan rasa empati
di atas dari benar dan salah. Dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat
pesat, menjadi sebuah keniscayaan bahwa Robot AI dapat terwujud. Semoga dengan ide dan
wacana Robot AI dapat menjadi salah satu bentuk inovasi dan tanggung jawab Pemerintah
dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat sesuai dengan Core Value
BerAKHLAK secara maksimal.

Tentu wacana kebijakan penggunaan robot AI menghasilkan pro dan kontra di


masyarakat khususnya di kalangan ASN. Para ASN khawatir akan tergusur dengan adanya
penggunaan robot AI. Di lain pihak, masyarakat tentu menyambut positif dengan adanya
inovasi tersebut yang dianggap sebagai bentuk evaluasi dan perbaikan pelayanan di
Pemerintahan. Meski sejak pertama kali disampaikan oleh Presiden Jokowi bahwa akan ada
wacana penggunaan Robot AI, namun yang perlu dipahami bahwa robot yang dimaksud
bukannya robot seperti yang ada pada film-film Transformer, Pacific Rim atau RoboCop.

Upaya berikutnya yakni dengan menerapkan mandatory rekonsiliasi secara otomasi


atas kode HS pada BC 1.6 dengan BC 2.8
Penggunaan Kecerdasan Buatan di Lingkungan DJBC, Salah Satu Bentuk
Inovasi sesuai Core Values BerAKHLAK

NADIA AMALIA

Dengan diluncurkannya Core Values ASN yang mutakhir yaitu BerAKHLAK, setiap
ASN harapannya mempunyai slogan dan antusiasme dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Sesuai dengan deskripsi akronimnya yang terdiri dari Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, Core Values
BerAKHLAK sebagai salah satu budaya organisasi DJBC tentu menyimpan tujuan baik
untuk bersama.

Dalam pelaksanaan Core Values ASN tersebut, terdapat salah satu nilai dasar yang
menarik untuk diulas yaitu core value adaptif. Adaptif dapat didefinisikan sebagai aksi untuk
konsisten berinovasi dan aktif dalam mendorong serta menghadapi transformasi dengan
pedoman perilaku cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Core Value ini
diharapkan sanggup dipratikkan oleh semua ASN dalam mengemban peran pokok melayani
masyarakat. Salah satu inovasi pemerintah dalam implementasi core value adaptif yaitu
dengan menginformasikan tentang penggunaan kecerdasan buatan dalam menyokong kinerja
ASN yang disampaikan Presiden Jokowi dalam pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-
2024 November 2019. Kecerdasan buatan disini merupakan bentuk transisi digital yang mana
diperlukan untuk membantu penyelesaian persoalan dan pengambilan langkah dengan lebih
cepat. Bentuknya bisa bermacam-macam seperti: information systems, aplikasi, dan
automatic machine. Dengan adanya kecerdasan buatan diharapkan mampu mempercepat
pelayanan, menghindari adanya pungli, seluruh pelayanan bisa terekam secara digital dan
mudah dimonitor, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keyakinan dan penilaian
masyarakat terhadap layanan pada pemerintahan terutama di DJBC yang mana setiap
pegawainya senantiasa berupaya menjaga nama baik instansi dimana pun dan kapan pun
berada sehingga membantu ketertiban dalam penyelenggaraan negara.

Sebenarnya, DJBC sudah lama memprogramkan kecerdasan buatan untuk


pelaksanaan tugas yakni dalam upaya pemblokiran dan pencabutan izin importir dan Pusat
Logistik Berikat (PLB) yang terbukti melanggar ketetapan kepabeanan, pajak, dan
perdagangan termasuk PLB yang menimbun hasil impor bahan baku sektor tekstil dan produk
tekstil (TPT). Usaha itu tercantum dalam revisi Perdirjen Nomor 02-03/BC/2018 tentang
Pusat Logistik Berikat (PLB). Perubahan yang diterapkan yakni pemeriksaan fisik (merah
acak) dan dokumen atas importasi melalui PLB dilakukan dengan menggunakan teknologi
kecerdasan buatan sehingga pemeriksaan dilakukan tanpa diketahui yang mana berlandaskan
manjemen risiko. Perubahan ini sesuai dengan core value adaptif dimana ASN harus cepat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang berkembang dengan pesat sehingga mampu untuk
terus berinovasi dan mengembangkan kreativitias. Di samping itu, ASN juga dituntut berlaku
proaktif dalam menyelesaikan kendala dan problematika yang tumbuh di masyarakat.

Memahami perkembangan zaman yang terus-menerus menuntut kesempurnaan


sedianya ada berbagai upaya perbaikan yang bisa dilakukan setiap pegawai DJBC untuk
pengimplementasian Budaya Organisasi DJBC yang mana salah satunya bisa melalui
penerapan Core Values BerAKHLAK. Dengan adanya penerapan core values itu diharapkan
kinerja para pegawai DJBC bisa lebih baik serta perilaku negatif berkurang sehingga ke
depannya para pegawai dapat menjadi figur penggerak yang baik bagi masyarakat. Inovasi
penggunaan kecerdasan buatan yang sesuai dengan salah satu Core Values BerAKHLAK
yakni adaptif merupakan suatu bentuk implementasi Budaya Organisasi DJBC yang
hendaknya dapat meningkatkan semangat bagi para pegawai dalam menambah kapasitasnya
melayani bangsa sehingga terbentuknya akhlak mulia.

Kenyataannya, kadang kala, kata-kata tidak segampang itu untuk dipratikkan. Setiap
pegawai dalam keseharian bisa saja masih melakukan perilaku negatif atau perilaku di luar
kode etik dan kode perilaku yang bukan merupakan Core Values BerAKHLAK. Oleh sebab
itu, agenda penyatuan sikap penting diterapkan secara konsisten. Salah satunya bisa melalui
pelaksanaan Internalisasi Budaya Organisasi DJBC untuk mengendalikan stabilitas perilaku
setiap pegawai.

Bahan Bacaan:

Sembiring, Lidya Julita (2021, 22 November). Kiamat PNS Mendekat, Jokowi Sudah
Ancang-ancang Sejak Lama! Diakses 15 September 2022 dari CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20211122192008-4-293557/kiamat-pns-mendekat-
jokowi-sudah-ancang-ancang-sejak-lama.
Kusuma, Hendra (2019, 14 Oktober). Bea Cukai Bakal Lacak Importir Nakal Pakai
‘Robot’ Diakses 15 September 2022 dari detikFinance: https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-4745792/bea-cukai-bakal-lacak-importir-nakal-pakai-robot.

Tema Penulisan Esai: (6) adaptif, (1) berorientasi pelayanan dan (12) kesempurnaan

Anda mungkin juga menyukai