Latar Belakang
Tata Kelola adalah sebuah system yang diciptakan untuk meningkatkan
pengelolaan perusahaan secara professional dengan prinsip transparansi,
akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraan. Secara
jangka Panjang, tata Kelola perusahaan akan berguna untuk meningkatkan
kepercayaan para stakeholder serta akan menunjang nilai perusahaan di mata para
pemegang saham karena perusahaan yang bekerja secara professional dengan
prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan
kesetaraan akan memberikan dampak baik bagi pertumbuhan yang berkelanjutan
bagi perusahaan tersebut. Peraturan penerapan tata Kelola Indonesia sudah
diberlakukan sejak tahun 1999 dengan dibentuknya KNKG (Komite Nasional
Kebijakan Good Corporate Governance).
Pentingnya tata Kelola membuat Indonesia semakin serius dalam mengatur
implementasi dan regulasi terkait hal tersebut, hingga pada tahun 2014, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) selaku badan pengawas dan mengatur seluruh industri jasa
keuangan di Indonesia yang terdiri dari industri Perbankan, Pasar Modal,
Perasuransian, Pembiayaan, Dana Pensiun, dan Industri Jasa Keuangan Lainnya
Menyusun roadmap Tata Kelola Perusahaan di Indonesia. Rekomendasi dalam
Roadmap ini umumnya berfokus pada perubahan peraturan yang penting dalam
meningkatkan praktik tata kelola di tingkat korporasi, khususnya Emiten dan
Perusahaan Publik. Terdapat 33 (tiga puluh tiga) rekomendasi yang diajukan dalam
Roadmap ini yang mencakup semua aspek dari prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik. Rekomendasi ini sebagian besar diimplementasikan melalui
penyusunan regulasi baru maupun perbaikan regulasi yang ada.
Pada tahun 2021 mulai tumbuh pesat perusahaan yang menggunakan
tekhnologi dalam operasionalnya. Pada saat itu juga, tumbuh banyak startup digital
di Indonesia dengan berbagai macam sector di perbankan, pertanian, perikanan,
perkebunan, dan lainnya. Digitalisasi ini juga menuntut perkembangan tenaga yang
ahli di bidang komputer, mulai dari perancangan system tekhnologi dan juga
keamanan data digital tersebut. Hal tersebut tidak lepas dari penerapan tata Kelola
yang baik. Tata Kelola perusahaan juga berkembang seiring dunia yang mulai
bertransformasi menuju tekhnologi digital. Bahkan disebutkan bahwa akan ada
masanya tekhnologi akan menggantikan peran pekerjaan manusia, contoh pelayan
pada restoran di negara jepang sudah ada beberapa yang menggunakan robot
dengan artificial intelligence yang mampu melaksanakan pekerjaan layaknya
manusia.
System pelayanan saat ini juga telah berkembang dari pelayanan
konvensional menjadi pelayanan serba digital, yang dapat kita rasakan saat ini yaitu
pembukaan rekening di suatu bank. Proses pembukaan rekening kita hanya perlu
handphone Android maupun IOS yang memiliki kamera dan KTP. Prosesnya juga
sangat cepat, kita hanya perlu mengisi data diri melalui E-Form yang telah
disediakan, selanjutnya kita hanya perlu foto wajah dan KTP dengan jelas, setelah
kita submit seluruh tahapan tersebut, nanti kita akan di hubungi melalui panggilan
video oleh karyawan Bank setempat untuk dilakukan wawancara, setelah
wawancara singkat, maka terbitlah kartu ATM secara digital yang dikirim melalui e-
mail. Tidak hanya pembukaan rekening, pelayanan dan fasilitas perbankan dapat
kita nikmati melalui Mobile Banking yang dapat di download melalui Smartphone kita
masing-masing dan sudah seluruh perbankan memiliki aplikasinya masing-masing.
Tetapi dengan berkembangnya digitalisasi, maka tak luput dari serangan siber yang
selalu mengintai dari adanya kelemahan system tersebut. Serangan dari oknum
tersebut sering sekali merugikan pengguna layanan, seperti contohnya kebocoran
data, pengurasan tabungan nasabah, pemalsuan data, dan masih banyak lagi
bentuk serangan siber yang selalu mengintai.
Identifikasi Masalah
Salah satu Bank Pemerintah yaitu BSI (Bank Syariah Indonesia) baru-baru ini
pada bulan Mei 2023 mengalami gangguan di semua layanan baik itu M-Banking,
ATM, maupun teller pada kantor cabang. Terkait permasalahan tersebut, akhirnya
terungkap bahwa system jaringan BSI telah diretas oleh oknum yang berhasil
mencuri jutaan data nasabah BSI untuk dipasarkan di dark web. Wakil Menteri
BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa BSI terkana serangan ransomware
yang mengakibatkan gangguan layanan berhari-hari di seluruh layanan BSI. Dia
menyebut bahwa computer using yang berada di beberapa kantor cabang menjadi
salah satu penyebab masuknya virus tersebut, sehingga merusak system BSI
hingga ke pusat datanya. Mirip dengan kasus BSI, BFI Finance juga mengalami
serangan siber seperti yang diungkapkan Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk,
Sudjono menuturkan, perseroan mengantisipasi dengan melakukan temporary
switch off beberapa sistem utama yang menyebabkan terganggunya layanan
kepada konsumen dan sebagian kegiatan operasional dan perusahaan telah
melakukan penanganan sesuai protocol yang ditetapkan.
Dampak dan Solusi
Berdasarkan data dan informasi yang telah diuraikan sebelumnya, dapat kita
ambil pokok masalah seperti tidak diimpelemntasikan secara menyeluruh tata Kelola
yang berkaitan dengan teknologi informasi berkaitan dengan keamanan jaringan
suatu perusahaan, sehingga mudah terkena serangan siber yang mengakibatkan
kerugian pada nasabah dan tentunya mengurangi kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja perusahaan tersebut. Dengan adanya tata Kelola yang telah diatur
dengan jelas, maka risiko terkena serangan siber tidak akan berdampak besar yang
menyebabkan terganggunya pelayanan kepada masyarakat selama beberapa hari.
Regulasi tentang tata Kelola sudah diatur oleh OJK dan sudah Menyusun
roadmap tata Kelola di Indonesia, namun seiring perkembangan dunia yang sudah
bertransformasi menjadi serba digital, tidak dipungkiri perlu juga dilakukan evaluasi
dan peningkatan tata Kelola untuk menjaga aktivitas perusahaan untuk tetap berada
di jalur yang tepat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu framework
yang turut dapat dipertimbangkan berkaitan dengan tata Kelola yaitu system yang
dikeluarkan oleh COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
2019 yang mengeluarkan framework dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
Pada framework kali ini, objektif dari tata Kelola dan objektif dari manajemen
berbeda seperti gambar yang tertera diatas. Tata Kelola dibedakan dengan
manajemen agar dapat berjalan dengan baik dan terkoordinasi. Setiap objektif
diatas, memiliki kriteria masing-masing yang harus di implementasikan oleh
perusahaan untuk dapat berkembang dengan baik. COBIT 2019 ini memiliki 7
komponen penting, yaitu:
1. Proses
2. Struktur Organisasi
3. Prinsip-prinsip, kebijakan dan kerangka kerja
4. Informasi
5. Kultur, etik, dan kebiasaan
6. SDM, keterampilan dan kompetensi
7. Layanan, infrastruktur dan aplikasi.
SOLUSI
Perkembangan dunia digital, tidak hanya menuntut perusahaan untuk berinovasi
dalam produknya, melainkan harus juga melihat tata Kelola untuk menciptakan
keamanan dalam operasional perusahaannya. Berdasarkan identifikasi masalah dan
juga pengetahuan tentang COBIT Framework 2019 dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. System tata Kelola perushaaan yang ada saat ini hendaknya terus dievaluasi
dan di sesuaikan dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini agar
keamanan dan kenyamanan stakeholder dapat terjaga.
2. Regulator agar dapat terus mengawasi pelaksanaan tata Kelola perusahaan
dan menetapkan aturan yang mengikat perusahaan untuk dapat melindungi
keamanan data pribadi stakeholder dan konsumen.
3. COBIT 2019 merupakan frameweork yang sudah dikembangkan untuk
mendukung pengelolaan perusahaan secara professional. Framework yang
telah diatur oleh COBIT 2019 tidak hanya mengartika IT sebagai suatu
departemen, melainkan IT sebagai salah satu penunjang utama bagi
perusahaan dalam menciptakan nilai tambah dalam segala kegiatannya.
4. Implementasi framework COBIT 2019 pada setiap unsur nya agar diadposi
dan disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan agar dapat
menciptakan tata Kelola IT yang professional.
KESIMPULAN
Ariesta, Ayunda Della, Suprapto, dan Andi Reza Perdanakusuma. 2022. Evaluasi Tata Kelola
dan Manajemen Risiko Teknologi Informasi pada PT. MyECO Teknologi Nusantara menggunakan
Framework COBIT 2019 Proses EDM03 dan APO12. Jurnal Pengembangan Tekhnologi Informasi dan
Ilmu Komputer. Vol 6, No. 12. Hal 5736-5745
Agustina, leni dan Ani Wilujeng Suryani. 2022. Rentang kisah literatur tata kelola perusahaan
Indonesia. Jurnal Akuntansi Aktual. Vol 9, No.01
Saragih, Hanna Bella, Dean Fanny Yolanda, dan Zul Azmi. 2021. Jurnal Ekonomi
Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo. Analisis Evaluasi Tata Kelola Perusahaan Dan Masalah
Pihak Terkait Pada Pt Bank Bumi Arta Tbk Analysis Evaluating Corporate Governance And Related-
Party Issues (Case Study In Pt Bank Bumi Arta Tbk). Vol 07, No 02
Aditya Mohammad Adhisyanda, R Dicky Mulyana, Ali Mulyawan. 2019. Jurnal Computech &
Bisnis. Vol 13, No.02
https://www.liputan6.com/saham/read/5296889/bfi-finance-indonesia-kena-
serangan-hacker-bagaimana-data-konsumen,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230606073705-17-443237/buka-
bukaan-wamen-bumn-sebut-ini-soal-serangan-hacker-di-bsi