Anda di halaman 1dari 4

Sains Peternakan Vol.

10 (1), Maret 2012: 11-14


ISSN 1693-8828

Perbandingan Bobot Akhir, Bobot Karkas dan Persentase Karkas


Berbagai Strain Broiler
Dede Risnajati

Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya


Jl. Banten No.11 Bandung 40272
Email: widjajanilawati@yahoo.com
 
 
ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan bobot akhir,bobot karkas, dan persentase
karkas dari berbagai strain broiler serta mengetahui strain broiler yang menunjukkan bobot akhir,
bobot karkas dan persentase karkas paling tinggi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen.
Pola rancangan didasarkan pada Rancangan Acak Lengkap. Sampel broiler berumur 5 minggu yang
terdiri dari 3 macam strain (Hybro, Cobb, Hubbard). Setiap sampel strain diulang sebanyak 9 kali.
Peubah yang diamati adalah bobotakhir, bobot karkas, dan persentase karkas. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan sidik ragam. Dari hasil percobaan dan pembahasan diperoleh kesimpulan
strain memberikan pengaruh yang tidak bermakna terhadap bobotakhir, bobot karkas, dan persentase
karkas broiler.

Kata kunci : broiler, strain, bobot akhir, bobot karkas

Comparison of Final Weight, Carcass Weight and Carcass Percentage


of Some Broiler Strains

ABSTRACT

The objective of the research was to comperative the final weight, carcass weight and carcass
percentages of some broiler strains and and to know the strain that produced the highest final weight,
carcass weight and percetage. The research method was survey with design based on Completely
Randomized Design. The three strains of broilers were Hybro, Cobb and Hubbard. At 5 weeks old,
the chicken were picked up from broiler farms which had the same management. Each was replicated
9 times. Parameters observed were final and carcass weight and carcass percentage. Collected data
were analyzed by analysis of variance. The observed strains had no significant difference on final
weight, carcass weight and carcass percetages.

Key words : broiler, strain, final weight, carcass weight

11
 

PENDAHULUAN penulis tertarik untuk mengadakan


penelitian mengenai perbandingan bobot
Broiler merupakan salah satu ternak akhir, bobot karkas, dan persentase karkas
alternatif untuk memenuhi permintaan berbagai strain broiler.
masyarakat akan daging dan telah banyak
diusahakan baik dalam skala kecil maupun MATERI DAN METODE
besar. Broiler memiliki karakteristik dengan
ciri khas pertumbuhan cepat, efesiensi Sampel terdiri dari 3 macam strain
dalam penggunaan ransum, masa panen broiler (Hybro, Cobb, Hubbard) umur 5
pendek, menghasilkan daging berserat minggu diperoleh dari peternak di Desa
lunak, timbunan daging baik, serta kulit Gegerbitung, Kecamatan Gegerbitung,
yang licin. Kabupaten Sukabumi, yang memiliki
Usaha untuk meningkatkan mutu kondisi pemeliharaan yang sama. Sampel
genetik broiler telah banyak dilakukan oleh untuk masing – masing sebanyak 9 ekor,
parapengusaha pembibitan dalam kurun total sampel yang digunakan adalah 27 ekor.
waktu yang cukup lama. Tujuan dari Alat percobaan yang digunakan adalah
peningkatan mutugenetik tersebut untuk timbangan analitik dengan kapasitas 200
memperbaiki penampilan broiler, dicirikan gram, pisau, kompor dan panci, ember
dengan laju pertumbuhan yang semakin plastik, dan baki plastik. Pelaksanaan
cepat sehingga lebih efisien dalam waktu prosesing karkas dan tahapan
pemeliharaan dan penggunaan ransum. penanganannya mengacu pada Suparno
Usaha tersebut ditempuh dengan cara (1992). Data yang dihimpun adalah bobot
melakukan persilangan – persilangan akhir, bobot karkas, dan persentase karkas.
antarbangsa ternak maupun antar galur Rancangan percobaan yang digunakan
dalam satu bangsa, yang hasilnya adalah Rancangan Acak Lengkap, data yang
dinamakan strain. diperoleh dianalisis ragam menurut petunjuk
Dari tahun ke tahun usaha pembibitan Gaspersz (1991).
ayam semakin banyak, sehingga strain yang
ada di pasaran semakin beragam. Perbedaan HASIL DAN PEMBAHASAN
mutu genetik yang terdapat pada masing –
masing strain menyebabkan adanya Rataan bobot akhir, bobot karkas dan
perbedaan kemampuan dalam merespon persentase karkas strain broiler yang diteliti
lingkungan sehingga terdapat perbedaan disajikan pada Tabel 1.
dalam kecepatan pertumbuhan. Dengan Rataan bobot akhir tertinggi diperoleh
demikian, bobot akhir yang dicapai pada dari strain Hubbard sebesar 1976 gram,
umur yang sama akan berbeda. diikuti strain Cobb sebesar 1970 gram, dan
Beragamnya strain yang ada di terendah strain Hybrosebesar 1898 gram.
pasaran memberi peluang kepada peternak Hasil ini sejalan dengan penelitian Terix
untuk memilih strain apa yang akan (1984) dan Annisa (2003) bahwa strain
dipelihara sesuai kondisi lingkungan tempat Hubbard, bobot akhirnya lebih tinggi
pemeliharaan agar menghasilkan produksi dibandingkan strain lain. North (1984)
yang optimal. Ada 3 macam strain yang berpendapat bahwa bobot hidup yang
dipelihara oleh peternak broiler di dicapai pada umur yang sama antara
Kecamatan Geger bitung, Kabupaten berbagai strain akan berbeda dan hal ini
Sukabumi, yaitu strain Cobb, Hybro, dan disebabkan selain adanya perbedaan mutu
Hubbard. Dari 3 strain tersebut sampai saat genetik juga disebabkan oleh
ini belum diketahui strain mana yang sesuai faktorlingkungan yang mendukung potensi
dengan kondisi daerah tersebut sehingga genetik tersebut. Dari hasil analisis ragam,
menghasilkan bobot badan dan bobot karkas diketahuibahwa perlakuan berpengaruh
yang paling tinggi. Sehubungan dengan itu, tidak nyata terhadap bobot akhir.

12 Sains Peternakan Vol. 10 (1), 2012


 

Tabel 1. Rataan bobot akhir, bobot karkas dan persentase karkas strain broiler yang diteliti
Strain
Variabel
Cobb Hubbard Hybro
Bobot akhir (g) 1.970 1.976 1.898
Bobot karkas (g) 1.363 1.348 1.308
Persentase karkas (%) 69,16 68,25 68,69

Pertumbuhan seekor ternak Persentase karkas dari ketiga strain berada


merupakan interaksi antara faktor genetik pada kisaran angka yang direkomendasikan
dan lingkungan (Suharsino, 1976). Menurut Rasyaf (1995) bahwa persentase karkas
North (1984), sumbangan faktor genetik broiler umur 5 – 6 minggu adalah 65 – 70 %
terhadap pertumbuhan lebih kecil daripada dari bobot akhir. Persentase karkas strain
faktor lingkungan, artinya faktor lingkungan Hubbard paling rendah dibandingkan strain
lebih dominan pengaruhnya terhadap Copp dan Hybro. Hal ini disebabkan pada
pertumbuhan. Oleh karena itu, hasil yang karkas strain Hubbard terdapat banyak
diperoleh menunjukkan strain berpengaruh lemak. Menurut Mountney (1976), lemak
tidak nyata terhadap bobo takhir. danjeroan merupakan hasil ikutan yang tidak
Rataan bobot karkas tertinggi dihitung dalampersentase karkas sehingga
diperoleh dari strain Cobb sebesar 1.363 jika lemak tinggi maka persentase karkas
gram, diikuti strain Hubbard sebesar 1.348 akan rendah.
gram, dan terendah strain Hybrosebesar Berdasarkan hasil analisis ragam
1.308 gram meskipun bobot akhir strain diketahui bahwa perlakuan berpengaruh
Hubbard lebih tinggi dari strain Cobb, tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase
namunbobot karkasnya ternyata strain Cobb karkas. Persentase karkas merupakan
lebih tinggi dari strain Hubbard. Hal ini perbandingan antara bobot karkas dengan
kemungkinandisebabkan bagian – bagian bobot akhir. Perlakuan berpengaruh tidak
yang dibuang yaitu kepala, kaki, bulu, nyata terhadap bobot akhir danbobot karkas
darah, dan jeroan dari strain Hubbard lebih sehingga dengan demikian perlakuan
tinggi dibandingkan strain Cobb. Perbedaan berpengaruh tidak nyata pula terhadap
mutugenetik menyebabkanperbedaan persentase karkas.
komformasi tubuh ternak. Haysedan Marion
(1973) menyatakan bobot karkas yang KESIMPULAN
dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu umur, jenis kelamin, bobot potong, Dari hasil analisis dan pembahasan
besar dan komformasi tubuh, perlemakan, dapat diambil kesimpulan bahwa strain
kualitas dan kuantitas ransum serta strain memberikan pengaruh yang tidak bermakna
yang dipelihara. terhadap bobot akhir, bobot karkas, dan
Berdasarkan hasil analisis ragam, persentase karkas broiler.
diketahui perlakuan berpengaruh tidak
nyata. Perlakuan yang berpengaruh tidak DAFTAR PUSTAKA
nyata terhadap bobot akhir akan demikian
pula pengaruhnya terhadap bobot karkas. Annisa, Y., 2003. Pengamatan Performan
Menurut Resnawati dan Hardjoworo (1976), Beberapa Strain Ayam Broiler di
bobot karkas secara langsung berhubungan Peternakan Farm Kecamatan Cimaung.
dengan bobot hidup. Kabupaten Bandung.
Rataan persentase karkas tertinggi Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan
Percobaan. Penerbit Armico. Bandung.
diperoleh dari strain Cobb sebesar 69,16 %, Hayse, P.L. and W.W. Merion. 1973.
diikuti strain Hybro sebesar 68,69 %, dan Eviscerated Yield Components Part and
terendah strain Hubbard sebesar 68,25 %.

Perbandingan Bobor Akhir .... (Risnajati) 13


 

Meat Skin Bone Ration in Chicken Broiler. Karkas danEfisiensi Ekonomis pada Ayam
Poultry Science 52 ; 718 – 721. Broiler Unsexed. Lembaran LPP IV.
Mountney, G.J. 1976. Poultry Product Suharsono.1976. Respon Broiler terhadap
Technology. 2nd Ed. The Avi Publishing Co. Berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi
Inc. Westport. Conecticut. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas
North, M.O. and D.D. Bell. 1990. Commercial Padjadjaran. Bandung.
Chicken Production Manual. 3th. Ed. The Therix, J.F.B. 1985. Pengaruh Berbagai
Avi Publishing Co. Inc Westport. Imbangan Lisin dan Energi Dalam Ransum
Conecticut. terhadap Performan Beberapa Strain Ayam
Rasyaf, M. 1995. Beternak Ayam Pedaging. Broiler Jantan dan Betina. Tesis.Fakultas
Cetakanke – 13.Penebar Swadaya. Jakarta. Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Resnawati, H. dan P. Hardjosworo.1976. Bogor.
Pengaruh Umur terhadap Persentase

14 Sains Peternakan Vol. 10 (1), 2012

Anda mungkin juga menyukai