0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan12 halaman
Pembentukan tulang melibatkan proses osifikasi intramembranus dan endokondral oleh sel-sel seperti osteoblast, kondroblast, dan fibroblast. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang yang dipengaruhi vitamin dan hormon tertentu. Derajat osifikasi dapat digunakan sebagai ukuran kedewasaan karkas sapi.
Pembentukan tulang melibatkan proses osifikasi intramembranus dan endokondral oleh sel-sel seperti osteoblast, kondroblast, dan fibroblast. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang yang dipengaruhi vitamin dan hormon tertentu. Derajat osifikasi dapat digunakan sebagai ukuran kedewasaan karkas sapi.
Pembentukan tulang melibatkan proses osifikasi intramembranus dan endokondral oleh sel-sel seperti osteoblast, kondroblast, dan fibroblast. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang yang dipengaruhi vitamin dan hormon tertentu. Derajat osifikasi dapat digunakan sebagai ukuran kedewasaan karkas sapi.
Pembentukan tlng berlangsung melalui transformasi jaringan ikat.
Tulang dibentuk secara langsung atau tidak langsung oleh sel-sel yang telah dikenal sebagai : osteoblast, fibroblast, dan chondroblast. Pembentukan tulang prenatal diawali dari salah satu dari dua mekanisme dasar, yaitu osifikasi intramembranus, serta osifikasi endokondral, Osifikasi intramembranus adalah pembentukan tulang secara langsung tanpa, "model" kartilago, tipikal pd tulang-tulang yang membentuk tengkorak kepala, Osifikasi inramembranus terjadi di dalam jaringan ikat dan menggantikan jaringan ikat. Osifikasi endokondral adalah proses model osifikasi kartilago menjadi tulang-tulang karkas. OSIFIKASI PADA TERNAK SAPI
Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang
Osifikasi dapat digunakan sebagai ukuran kedewasaan karkas yang
ditentukan oleh derajat osifikasi pada prosesus spinosus bagian dada.
Kekerasan tulang berasal dari kalsifikasi matriks, dan kekuatan
berasal dari serat kolagen yang tertanam.
Gambar 1. Menunjukkan tulang muda dan jaringan kalsifikasi berwarna merah
• Sel-sel tulang disebut osteocytes, terjebak dalam small calves (gua-gua kecil) yang disebut lacunae.
• Sel-sel tulang rawan disebut kondrosit, menempati lacunae dalam
matrik fleksibel kaku terbentuk dari serat kolagen dan tertanam proteoglycan.
Gambar 2. Menunjukkan disekitar kondrosit terdapat matrik yang mengandung
glikosaminoglikan, sebelah kanan menunjukkan kondrosit dilingkungan proliferasi tulang rawan (Junqunaeira dan Carneiro, 1980). • Ossifikasi lengkap adalah proses yang lambat, dan tulang-tulang sapi muda lebih fleksibel daripada sapi dewasa. • Dengan demikian, derajat ossifikasi adalah petunjuk berguna untuk menentukan umur ternak melalui karkas. • Derajat ossifikasi dapat ditentukan dengan memeriksa sejumlah fitur dari kerangka, (Gambar 4 dan 5).
Gambar 4 (Meat & Livestock Australia,2006). Gambar 5 (Francis et al, 2009).
• Pada sapi muda (sekitar satu tahun), penampilan interior dari sentral vertebral lunak, merah dan berpori (porous). Permukaan medial tulang rusuk yang bulat dan bergaris dengan warna merah.
Gambar 6. Dorsal prosessus spinosus pada tulang rusuk 10,11 dan 12
(Francis et al , 2009).
• Karkas dari hewan muda menunjukkan banyak tulang rawan
yang relatif lembut, terutama pada ujung dorsal tulang belakang dari tulang dada. Fibroblast bertanggung jawab terutama terhadap serabut2 dan substansi dasar tendon, ligamen dan jaringan ikat.
Chondroblast membentuk kartilago.
Osteoblast bertanggung jawab terhadap deposisi tulang di berbagai lokasi perkembangan tulang,
Osteosit membantu memelihara deposisi tulang.
Osifikasi terjadi melalui deposisi kristal-kristal hidroksiapatit.
Pada saar lahir, tulang panjang seperti femur dan tibia
mempunyai suatu diafisis (diaphysis) dengan suatu ruang medular dan ekstremitas berkolagen. Pusat-pusat osifikasi muncul di ujung-ujung kanilago untuk mulai membentuk epifisis-epifisis tulang.
Plat pertumbuhan kartilagenus di antara diafisis, dan setiap
epifisis dinamakan plat epifisial
Kartilago di antara epifisis dan diafisis tidak langsung mengalami
osifikasi, tetapi lebih dahulu menjadi kartilago epifisial. Pada ternak muda, chondrosit plat epifisial secara konstan membagi diri membentuk matriks baru.
Pada seriap permukaan plat, kartilago secara kontinyu mengalami
resorbsi dan diganti oleh tulang, sehingga ketebalan plat epifisial cenderung tetap konstan selama pertumbuhan ternak. Laju pertumbuhan tulang longitudinal adalah produk dari dua faktor yaitu: 1. laju produksi sel-sel baru, dan 2. pencapaian ukuran sel sebelum mengalami degenerasi pada saat osifikasi. Pada saat pubertas, pertumbuban chondrosit melambat dan gagal mengalami osifikasi pada permukaan plat epifisial.
Plat epifisial hilang pada ternak dewasa, dan
epifisis terosifikasi secara penuh menjudi diafisis,
Pertumbuhan tulang pada ternak dewasa terbatas pada lingkar
atau ketebalan tulang yang terjadi dan rekrutmen sel-sel periosteal menjadi osteoblast. Kalsifikasi dan resorpsi tulang Swetland (1984, 1994) menjelaskan bahwa kalsium, fosfat, dan ion-ion bidroksil diperoleh dan cairan ekstraselular selama proses pembentukan tulang.
Tahap awal osifikasi adalah deposisi suatu kristal kalsium fosfat.
Kalsiurn fosfal kemudian dikonversi ke hidroksi apatit, Ada dua kejadian histologis yang terkait dengan Osifikasi, yaitu:
ekstraselular yang mengandung fosfatase mengakumulasi kalsium fosfat dan hidroksi apatit.
kedua, nukleasi kristal in vivo terjadi di antara ujung-ujung
molekul tropokolagen di dalam serabut-serabut kolagen yang telah ditempatkan di dalam suatu larutan kalsium fosfat. Vitamin D mempengaruhi suplai kalsium dan fosfat. Vitamin D dapat diperoleh dari pakan atau ekspose ke sinar ultraviolet, yang kemudian dihidroksilasi di dalam hati dan dikonversi ke bentuk hormonal, yaitu:
1,25-dihydroxycholecalciferool di dalam ginjal.
Bentuk hormonal ini menyebabkan usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat.
Proses resorpsi rulang menurut Swatland (1984) berpasangan dengan
pemeliharaan level kalsium darah. Komponen-komponen organik tulang didegradasi oleh enzirn lisosomal dari osteoclasis. Proses degradasi ini membutuhkan vitamin A. Resorpsi tulang dihambat oleh calcitonin (thyrocalcitonin) dan berhubungan dengan maintenans level-level kalsiurn dan fosforus. Hormon-hormon tertentu mempunyai pengaruh sekunder terhadap pertumbuhan kerangka. Misalnya, tiroksin, insulin, hormon pertumbuhan, dan hormon- hormon gonadal cenderung bersifat anabolik.
Estrogen bisa menghambat resorpsi rulang.
Adrenal kortikosteroid menstimulasi resorpsi tulang dan menghambat pembentukan tulang baru.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis