Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ideologi mempunyai peranan penting dalam menentukan pandangan hidup suatu negara.
Setiap negara di dunia mempunyai pandangan hidup masing-masing yang telah disesuaikan
dengan budaya dan karakter warganya. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia
mengandung nilai-nilai kebangsaan,yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan bangsa.
Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai kebangsaan, yaitu cara
berfikir dan cara kerja perjuangan bangsa. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh (Sugito,
2007:76). Diterimanya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar Negara,membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok,landasan
fundamental bagi pengaturan serta penyelengggaraan negara. Pengakuan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa mengharuskan kita sebagai bangsa untuk mentransformasikan nilai-
nilai Pancasilai itu ke dalam sikap dan perilaku nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bemegara.

Derasnya arus globalisasi menyebabkan semakin luntumya nilai-nilai karakter bangsa di


masyarakat khususnya pada anak-anak. Dengan adanya pertukaran budaya bangsa,banyak
budaya asing yang masuk yang akhirnya merusak nilai-nilai karakter bangsa. Anak-anak lebih
menyukai budaya asing daripada budaya asli bangsa ini. Hal ini dibuktikan dengan perasaan
yang bangga menggunakan produk luar negeri.

Ideologi dasar yang terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang melekat pada setiap individu
dan masyarakat akan mempengaruhi perubahan sosial individu dan masyarakat tersebut.
Seperti ideologi Pancasila yang menjadi fondasi kepribadian bangsa Indonesia, jika dipupuk dan
dimiliki oleh setiap pribadi dan masyarakat serta bangsa Indonesia akan mempengaruhi
perubahan sosial individu, masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal-hal baru yang seiring dengan
ideologi Pancasila akan diterima dan dengan mudah mengakibatkan terjadinya perubahan
sosial, tetapi sebaliknya apabila hal-hal baru tersebut tidak sesuai dengan ideologi tersebut,
maka akan ada proses yang panjang yang mungkin dapat menerima semua,menerima sebagian,
menolak sebagian atau menolak semuanya. Semakin kuat ideologi itu membelenggu
masyarakat kecenderunganya semakin sulit masyarakat tersebut mengalami perubahan sosial.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara agar dapat mengimbangi perkembangan pendidikan global dengan
mempertahankan nilai-nilai ideologi?

2. Bagaimana cara kita agar dapat berkembang dengan tetap mempertahankan nilai-
nilai ideologi?

C. TUJUAN PENULISAN
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar sosiologi, Makalah ini juga ditulis
dengan tujuan agar pembaca lebih memahami tentang ideology dan mengapa ideology bisa
menjadi faktor penghambat dalam perubahan sosial. Dengan memahami hal-hal seperti yang
btelah disebutkan, maka pembaca diharap mampu membantu proses perubahan sosial kearah
yang lebih maju tanpa harus menghilangkan nilai nilai ideologi yang berlaku.

Selain itu, dengan mempertahankan nilai-nilai ideologi maka masyarakat akan lebih mudah
menerima dan terbuka dalam perubahan yang ditawarkan. Konsep ideologi ini sangat penting
namun adanya perubahan juga penting untuk kemajuan dan kelanjutan hidup kita apalagi
sebagai penerus bangsa.Maka dari itu, kita diharapkan mampu membawa kemajuan yang lebih
positif demi menunjang perubahan tersebut, dan demi diterimanya perubahan tersebut oleh
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKNA PERUBAHAN SOSIAL


Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai,
sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Sebagian
teori-teori tentang perubahan sosial bersifat khusus dan terperinci pada aspek-aspek tertentu
dalam masyarakat atau institusi. Dampak perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat
dapat berbeda dengan dampak perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat lainnya.
Perubahan sosial terjadi pada beragam struktur sosial secara cepat maupun lambat. Proses
perubahan sosial tidak terjadi secara otomatis dan memiliki menanisme tertentu, melainkan
karena adanya suatu tujuan tertentu. Kecepatan perubahan sosial dapat bersifat revolusioner
maupun evolusioner. Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dapat berasal dari dalam
masyarakat maupun dari luar masyarakat dan saling berhubungan satu sama lain.

Model perubahan sosial yang utama, yaitu model konflik yang dicetuskan Karl Marx dan
model evolusi yang dicetuskan oleh Herbert Spencer. Model evolusi menyajikan proses
modernisasi sebagai perkembangan yang terjadi bersamaan di berbagai daerah, sedangkan
model konflik menekankan hubungan yang global antara perubahan dalam satu masyarakat
dan perubahan dalam masyarakat lainnya.

B. MAKNA IDEOLOGI
Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan
beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti
sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi
ideologi Marxisme.

3
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:

 Drs. Moerdiono: Ideologi berarti a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh


pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan
dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya.

 Gunawan Setiardjo: Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah
(akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.

 Destutt de Tracy: Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. (2 april
2004)

 Descartes: Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. ( 5 mei 2004)

 Machiavelli: Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh


penguasa. (1 agustus 2006)

 Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. (23 oktober 2004)

 Francis Bacon: Ideologi adalah sintesis pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. (5
januari 2007)

 Moh. A Safaudin: "Ideologi adalah pemikiran menuju keadilan, kesetaraan dan


kesejahteraan bersama yang melalui proses berfikir manusia untuk menentukan aturan-
aturan dalam kehidupan."

 Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat. (1 mei 2005)

 Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. (22 desember


2003)

 Muhammad Ismail: Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu
Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas
pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban
atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau ke mana alam, manusia dan kehidupan
ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya?
( 24 april 2007)

4
 Dr. Hafidh Shaleh: Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa
konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem
kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi
metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode
mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. ( 12 november
2008)

 Taqiyuddin An-Nabhani: Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan


peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam
semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah
kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam
kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai
alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.( 17
juli 2005)

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang
mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar
tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.

C. SEJARAH IDEOLOGI
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), ideologi suatu bentuk filsafat sosial atau politik di
mana unsur-unsur praktis sama menonjolnya dengan yang teoretis. Itu adalah sistem ide yang
bercita-cita untuk menjelaskan dunia dan mengubahnya. Ideologi pertama kali muncul pada
Revolusi Prancis yang diperkenalkan oleh seorang filsuf Destutt de Tracy pada abab ke-18. Pada
abad ke-19, ideologi semakin populer. Destutt de Tracy dan rekan-rekannya merancang sistem
pendidikan nasional yang mereka yakini akan mengubah Prancis menjadi masyarakat yang
rasional dan ilmiah. Di mana menggabungkan keyakinan kuat pada kebebasan individu dengan
program perencanaan negara dan pada 1795 menjadi dokrit resmi Republik Prancis.

Napoleon pada awalnya mendukung Destutt de Tracy, namun kemudian berbalik melawan.
Bahkan pada 1812 menyalahkan tentaranya yang kalah karena pengaruh ideologi tersebut.
Beberapa sejarawan filsafat menyebut abad ke-19 merupakan zaman ideologi. Namun ada
batasnya seseorang dapat berbicara ideologi. Karena subjek ideologi adalah yang kontroversial,
dan dapat diperdebatkan setidaknya sebagian dari kontroversi yang berasal dari
ketidaksepakatan mengenai definisi kata ideologi.

5
D. MACAM-MACAM IDEOLOGI
Ideologi telah berkembang di masyarakat diberbagai negara. Bahkan dalam kelompok
masyarakat dan negara memiliki ideologi yang dipegang.

 Kapitalisme: Kapitalisme disebut juga ekonomi pasar bebas. Di mana sebagian besar alat
produksi dimiliki secara pribadi dan sebagian besar didistribusikan melalui operasi pasar.
Pada ideologi tersebut diyakini bahwa pemilik modal melakukan berbagai usaha untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya.

 Komunisme: Komunisme merupakan doktrin politik dan ekonomi yang bertujuan untuk
menggantikan kepemilikan pribadi dan ekonomi berbasis laba dengan kepemilikan
publik. Komunisme adalah bentuk sosialisme, bentuk yang lebih tinggi dan lebih maju.
Dalam ideologi tersebut disebutkan bahwa segala yang terjadi pada suatu negara akan
dikuasai oleh negara. Paham komunisme berasal Karl Mark dan Friedrich Engels lewat
Manifest der Kommunistischen.

 Liberalisme: Liberalisme merupakan doktrin politik yang mengambil, melindungi dan


meningkatkan kebebasan individu untuk menjadi masalah sentral politik. Liberal
biasanya percaya bahwa pemerintah diperlukan untuk melindungi individu dari
dirugikan oleh orang rasa lain. Tetapi mereka juga mengakui bahwa pemerintah dapat
menimbulkan ancaman pada kebebasan.

 Sosialisme: Sosialisme merupakan doktrin sosial dan ekonomi yang menyerukan


kepemilikan publik atau pribadi atau kontrol atas properti dan sumber daya alam.
Menurut pandangan sosialis, individu tidak hidup atau bekerja dalam isolasi tapi hidup
dalam kerja sama satu sama lain. Dalam ideologi tersebut, rakyat hidup sejahtera karena
tidak ada hak pribadi.

 Fasisme: Fasisme merupakan idelogi yang ingin melawan kaidah moralitas yang
diturunkan kepada manusia melalui agama dan diganti dengan budaya yang rasis.
Ideologi politik atau gerakan massa tersebut yang mendominasi banyak bagian Eropa
Tengah, Selatan, dan Timur pada 1919. Pada 1945, ideologi tersebut juga dimiliki
penganut Eropa Barat, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Jepang, Amerika Latin dan Timur
Tengah.

 Pancasila: Dalam buku Spiritualisme Pancasila ((2018) karya Fokky Fuad Wasitaatmadja
dkk, ideologi Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara juga sekaligus ideologi nasional.
Dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila
diangkat dari nilai-nilai, adat istiadat, kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang terdapat
dalam pandangan hidup bangsan Indonesia. Pancasila memiliki lima poin dasar yang

6
dijadikan sebagai ideologi atau patokan masyarakat Indonesia dalam melakukan
berbagai tindakan. Isi kelima sila tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

E. IDEOLOGI POLITIK
Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan dan kepercayaan yang
bersifat dinamis. Ideologi merupakan cara pandang membentuk karakter berpikir dalam
mewujudkan keinginan atau cita-cita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi
merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi cara berpikir seseorang atau
golongan tertentung. ideologi juga paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program
sosial politik.

Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang
menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order
masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur
kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.

Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan
marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada
abad 20. Contoh ideologi lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme,
komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, Demokrasi Islam, demokrasi kristen, fasisme,
monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat
sosial.

Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala


bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip,
doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki

7
tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang
menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.

Ideologi berbeda dengan kebudayaan, tapi mempunyai makna yang hampir sama. Dalam
ideologi, penilaian dianggap lebih penting. Sedangkan dalam kebudayaan keterampilan dan
pengetahuan teknik lebih diperhitungkan. Selain itu, ideologi hanya dianut oleh kalangan
tertentu dari seluruh masyarakat. Sebaliknya, kebudayaan diyakini oleh seluruh lapisan
masyarakat. Dalam disiplin ilmiah, ideologi hanya dikaji dalam sosiologi. Dalam sosiologi
pengetahuan, ideologi merupakan kajian utama. Sedangkan dalam sosiologi agama dan
sosiologi politik, ideologi menjadi bagian dari kajiannya.

F. HAMBATAN IDEOLOGI
Suatu perubahan dalam masyarakat akan sulit terjadi seandainya berbenturan dengan
ideologi atau paham yang diyakini oleh masyarakat tersebut, Karena setiap unsur perubahan
yang berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan masyarakat akan ditolak sebab dianggap
bertentangan dengan ideologi mereka.

Ideologi dasar yang terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang melekat pada setiap individu
dan masyarakat akan mempengaruhi perubahan sosial individu dan masyarakat tersebut.
Seperti ideologi Pancasila yang menjadi fondasi kepribadian bangsa Indonesia, jika dipupuk dan
dimiliki oleh setiap pribadi dan masyarakat serta bangsa Indonesia akan mempengaruhi
perubahan sosial individu, masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal-hal baru yang seiring dengan
ideologi Pancasila akan diterima dan dengan mudah mengakibatkan terjadinya perubahan
sosial, tetapi sebaliknya apabila hal-hal baru tersebut tidak sesuai dengan ideologi tersebut,
maka akan ada proses yang panjang yang mungkin dapat menerima semua,menerima sebagian,
menolak sebagian atau menolak semuanya. Semakin kuat ideologi itu membelenggu
masyarakat kecenderunganya semakin sulit masyarakat tersebut mengalami perubahan sosial.

BAB III

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana
dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:

1. Memiliki derajat yang tertinggi sebagai nilai kebangsaan dan kenegaraan;

2. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan untuk generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat sekaligus membentuk orang
atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi
suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang menjelaskan komitmen (keterikatan)
untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin
tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu dalam sikap seseorang yang
meyakininya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan pribadi ataupun masyarakat.

Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan
dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai pandangan atau pandangan hidup
mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu
secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam berpikir dan bertingkah laku untuk
memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai
dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang
lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

B. SARAN

9
Sebagai generasi milenial kita harus lebih memahami tentang nilai-nilai ideologi agar tidak
mudah terpengaruh oleh budaya luar. Adanya pemahaman mengenai ideologi dapat
membantu kita dalam menghadapi perubahan sosial tanpa harus menolak perubahan tersebut.
Dengan pemahaman ideology ini kita sebagai generasi penerus bangsa diharap mampu untuk
membekali diri serta memiliki tameng dalam menghadapi perubahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

10
Id.m.wikipedia.org

 Lorens Bagus., Kamus Filsafat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

 Ahmad Tafsit, Filsafat Umum: Hati dan Akal dari Thales Sampai Capra, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000,144.

 Korie Layun Rampan., Aliran-Aliran Cerita Pendek, Jakarta: Balai Pustaka, 1999

 Ideology 2013-02-19 Di Wayback Machine Diakses Pada Tanggal 21 Oktober 2021

 Ideology (N.) Diakses Tanggal 21 Oktober 2021

 Cranston, Maurice, Ideology Diakses Tanggal 21 Oktober 2021

 Rahmah, M. T(2011). Glosarium Teori Sosial. Bandung: Ibnu Sina Press. Hlm. 32. ISBN
978-602-99802-0-2

11

Anda mungkin juga menyukai