Anda di halaman 1dari 2

F.

Mengaitkan dengan konteks IPA (akma dan ka sauki)


Pembelajaran IPA terdiri dari tiga disiplin ilmu yaitu fisika, kimia dan biologi. Materi
biologi memuat pembahasan terkait fungi, keanekaragaman hayai, tumbuhan, hewan,
pencemaran lingkungan , bioteknologi, pemanfaatan limbah, pemafaatan rekayasa
genetika, dan sebagainya. Disiplin ilmu biologi dapat dijadikan pembelajaran
entrepreneurship Penerapan entrepreneurship pada pelajaran biologi disebut
bioentrepreneurship. Maka penerapan pembelajaran entrepreneurship dapat
dilaksanakan pada pembelajaran IPA yaitu dengan mengintegrasikan pembelajaran
IPA khususnya biologi menggunakan cara pembelajaran yang dapat membangun
spirit kewirausahaan. Penerapan pembelajaran bioentrepreneurship mencakup
aplikasi-aplikasi atau proses biologi dengan memanfaatkan makhluk hidup yang dapat
diolah menjadi produk-produk usaha yang dapat dipasarkan atau diperdagangkan.

Sebelum memulai atau bahkan untuk menjalankan usahanya, maka seorang


bioentrepreneurship perlu mengembangkan karakter-karakter wirausaha. Berikut ini
karakter-karakter wirausaha yang perlu dikembangkan oleh seorang bioentrepreneurship:
a) Berorientas masa depan
Seorang bioentrepreneurship harus memiliki visi ke depan, apa yang akan
dilakukan da aapa yang ingin dicapai. Hendaknya bioentrepreneurship
memiliki visi mengacu pada aktifitas yang memberikan manfaat dan perhtian
lebih terhadap kelestarian lingkungan. Mereka harus mampu
meminimalisirkan dampak dari hasil kegiatan usahanya dan memberi manfaat
terhadap lingkungan di masa depan. Contohnya mengembangkan usaha
pembuatan eco-enzyme sebagai hand sanitizer dan disinfektan.

b) Berjiwa sosial
Seorang bioentrepreneurship hendaknya memiliki jjiwa sosial yang tinggi.
Berbeda dengan wirausah biasa yang hanya mencari keuntungan dan kepuasan
pribadi. Wirausahawan yang memilik karakter ini membentuk usahnya dengan
tujuan mempengaruhi perubahan sosial di masyakarakat. Contohnya gerakan
sosial berbasis platform digital oleh Plasticpay yang mengajak masyarakat
untuk merubah sampah plastik yang mencemari lingkungan menjadi
bermanfaat.

c) Memiliki kreativitas tinggi


Seorang bioentrepreneurship mampu untuk berfikir yang baru dan berbeda
kemudian menerapkan kreativitasnya tersebut dalam rangka memecahkan
persoalan lingkungan dan peluang untuk memperkaya kehidupan. Contohnya
adalah seorang pengusaha dari PT Plasticpay Teknologi Daurulang yang
meluncurkan reverse vending machine atau mesin penukaran sampah botol
plastik. Sampah plastik yang terkumpul akan ditukar menjadi Plasticpay point,
kemudian si pemilik usaha akan mendaur ulang lalu mengubahnya menjadi
butiran plastik, recycled polyester staple fiber, benang dan kain. Hasilnya
adalah eco-friendly fiber dan kain daur ulang yang memenuhi standar kualitas
tinggi yang dapat digunakan untuk bantal, karpet, furniture, interior otomotif
dan produk non-woven/woven.

d) Berdedikasi dalam usahanya


Seorang bioentrepreneurship yang cerdas mempunyai dedikas yang tinggi
terhadap bisnisnya. Seorang wirausaha yang berdedikasi tinggi rela
mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang
mempunya tujuan mulia. Contohnya adalah seorang wirausaha muda bernama
Irfan, alumnus UNS, dia mendirikian usaha berbasis digital yaitu Tani-Go
(menghubungkan investor, pemilik lahan, dan market secara terintegrasi) dan
Sobat kos (info pencarian kos, membersihkan kos, dan menata ulang kamar
kos).

e) Memiliki mimpi
Seorang bioentrepreneurship hendaknya mempunyai visi dan misi ke depan
disertai dengan kemampuan untuk mewujudkan mimpinya. Dalam mengejar
visi dan misinya maka seorang wirausaha harus ingat mimpinya. Contohnya
bermimpi menjadi seseorang yang memiliki kebermanfaatan untuk orang
banyak dengan membuka lapangan kerja dari bisnis yang dibangunnya.

Anda mungkin juga menyukai