Anda di halaman 1dari 8

EKOLOGI GLOBAL, ETIKA, DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Teknologi merupakan keseluruhan peralatan atau prosedur yang terus mengalami


penyempurnaan untuk mencapai tujuan tertentu. Banyak penggunaan teknologi yang telah
melingkupi seluruh kehidupan manusia. Teknologi tidak hanya berupa alat-alat modern yang
dapat digunakan manusia untuk mempermudah aktivitas, misalnya laptop, handphone, mesin
cuci, dan mobil. Teknologi juga dapat berupa prosedur yang dapat digunakan manusia untuk
mempermudah aktivitasnya seperti teknologi industri, teknologi transportasi, teknologi
kesehatan dan juga teknologi pertanian. Berbagai aktivitas manusia senantiasa berkembang
ke arah yang lebih modern seiring dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi berjalan
atas dasar kenaikan konsumsi masyarakat dunia terhadapnya. Teknologi dianggap sebagai
sarana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia ke arah yang lebih baik.

Kemajuan teknologi telah mendorong manusia mengubah alam dan menciptakan hal-
hal baru. Dengan adanya teknologi, segala sesuatu yang dulu tidak dapat dilakukan dan
memakan waktu yang lama, kini dapat dilakukan bahkan dengan mudahnya. Kemajuan
teknologi tak hanya membawa dampak positif tapi juga dampak negatif terlebih bagi
lingkungan. Teknologi dianggap sebagai alat manusia untuk mengeksploitasi alam. Dampak
negatif dari teknologi yang telah dirasakan secara nyata adalah kerusakan lingkungan yang
semakin parah di berbagai penjuru dunia, seperti pemanasan global yang dibarengi penipisan
lapisan es dan peningkatan permukaan air laut sebagai salah satu akibat dari penggunaan
lemari es dan AC (Air Conditioner), pencemaran lingkungan sebagai akibat dari penggunaan
pestisida dan bahan kimia berbahaya, kelangkaan sumber daya alam sebagai salah satu akibat
eksploitasi lahan dengan penggunaan traktor, dan terganggunya ekosistem sebagai salah satu
akibat dari penggunaan pembuangan bahan kimia berbahaya. Walaupun kemajuan teknologi
sangat diperlukan, hendaknya penggunaannya tetap memperhatikan keseimbangan alam
karena bagaimana pun juga teknologi tidak dapat berdiri sendiri tanpa peran serta alam
sebagai penghasil sumber daya alam dan sebagai ruang dimana teknologi tersebut dipakai.
Untuk itu sekarang ini, teknologi mulai dikembangkan dengan tetap memperhatikan dan
menjaga kelestarian lingkungan bahkan untuk mengelola lingkungan demi pelestariannya.

Melalui teknologi, manusia tidak hanya memanfaatkannya untuk kemudahan dan


kebutuhan hidupnya tetapi juga untuk pelestarian lingkungan. Berbicara mengenai teknologi
yang berguna dalam pelestarian lingkungan muncullah sebutan teknologi ramah lingkungan.
Teknologi ramah lingkungan diikuti dengan kesadaran manusia untuk peduli pada
lingkungannya. Atas dasar inilah manusia butuh untuk membuat teknologi yang ramah
lingkungan. Teknologi ramah lingkungan merupakan teknologi yang diciptakan untuk
memudahkan kehidupan manusia tanpa merusak lingkungan. Caranya dapat bermacam-
macam misalnya mengurangi bahan pencemar yang dihasilkan dari alat-alat teknologi,
menggunakan sumber daya alam dengan berimbang, dan memberikan penanganan terhadap
limbah-limbah yang dihasilkan dari teknologi tersebut.

Prinsip dari teknologi ramah lingkungan ada 6 yaitu refine, reduce, reuse, recycle,
recovery, dan retrieve energy. Refine berarti menggunakan bahan yang ramah lingkungan
serta melalui proses yang aman. Reduce berarti mengurangi jumlah limbah dengan
mengptimalkan penggunaan bahan. Reuse berarti menggunakan kembali bahan-bahan yang
sudah tidak dipakai. Recycle berarti mendaur ulang bahan-bahan yang tidak digunkan lagi
menjadi suatu produk baru yang bermanfaat. Recovery berarti pemanfaatan material tertentu
dari limbah untuk diproses demi keperluan lain. Retrieve energy berarti penghematan energi
dalam proses produksi.

Manfaat teknologi ramah lingkungan yaitu mengurangi jumlah limbah pencemar


lingkungan, memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien, menghemat biaya
produksi dan membantu lingkungan tetap lestari dan hijau. Contoh teknologi ramah
lingkungan yaitu biogas, biopori (teknologi lubang resapan), lampu tenaga matahari, mesin
tenaga matahari, mobil listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik
tenaga nuklir, sepeda listrik, kulkas tanpa freon, dan lain-lain.

Perkembangan teknologi ramah lingkungan melahirkan beberapa model industri,


yaitu zero waste (tanpa menghasilkan limbah), cleaner production (produksi bersih), green
productivity (produktivitas hijau) atau green company (perusahaan hijau) yang diarahkan
untuk menjaga kelanjutan produksi, meningkatkan produktivitas di samping tetap memelihara
kelestarian daripada lingkungan. Jika teknologi tidak digunakan untuk mengelola lingkungan
dengan segera maka lingkungan akan berubah lebih cepat. Perubahan tersebut tentunya akan
mengarah pada keburukan bukan pada kebaikan. Bagaimana tidak? Jika peran teknologi
hanya diarahkan demi kualitas hidup manusia menuju modernisasi tanpa dibarengi adanya
perhatian bagi lingkungan maka dengan segera bumi yang kita tinggali ini pun akan
mengarah pada kehancurannya. Kalau bumi sudah hancur, teknologi yang bagaimana lagi
yang akan kita ciptakan untuk menyongsong kemudahan dan kepraktisan?

A. Tanggung Jawab Sosial terhadap perusahaan


Tanggung Jawab Sosial merupakan suatu pengakuan dari perusahaan bahwa
keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan
secara luas meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan
Kreditur.
Penggunaan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau atau Corporate Social
Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin meningkatnya
praktek tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan
nasional tentang CSR Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini
menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan
konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun
perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan
dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat.
CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang
berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan
dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya dan etika yang dianut
masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakat. Prinsip-prinsip yang berlaku di
masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai bagian dari
sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat keputusan atau
bertindak etis apabila:
1. Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar yang diterima dan
berlaku pada lingkungan organisasi yang bersangkutan.
2. Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh pihak yang terkait.
3. Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau keputusan tersebut
mungkin diterima dengan alasan etis
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak mungkin,
tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak menggunakan sumberdaya manusia dan
lingkungan guna turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja
yang semata dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan tidak akan mampu
membesarkan dan melestarikan, karena seringkali berhadapan dengan konflik pekerja,
konflik dengan masyarakat sekitar dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

B. Alasan yang Mendorong Perusahaan Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial.


Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan melaksanakan tanggung jawab
sosialnya, diantaranya:
1. Alasan Sosial
Perusahaan melaksanakan CSR untuk memenuhi tangggung jawab sosial kepada
masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroperasi di wilayah orang lain, perusahaan
dituntut untuk berlaku etis terhadap masyarakat sekitarnya. Perusahaan harus ikut
serta dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan juga menjaga lingkungan dari
kerusakan yang ditimbulkan.
2. Alasan Ekonomi
Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada motif mencari
keuntungan. Perusahaan melakukan program CSR untuk menarik simpati masyarakat
dengan membangun image positif yang pada akhirnya tetap bertujuan untuk
meningkatkan profit.
3.       Alasan hukum
UU PT No.40 Pasal 74 yang berisi kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaan-
perusahaan yang terkait dengan sumber daya alam memperkuat pernyataan
perusahaan melakukan CSR karena alasan hukum. CSR dilakukan perusahaan karena
adanya tuntutan yang jika tidak dilakukan akan dikenai sanksi atau denda. Adapun isi
dari pasal tersebut antara lain :
a. Ayat 1, menjelaskan bahwa perseroan menjalankan kegiatan usahanya di bidang
yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
b. Ayat 2, menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
c.  Ayat 3, menggariskan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4.       Moralitas
Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan
terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh
masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
5.       Pemurnian Kepentingan Sendiri
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan
tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
6.       Teori Investasi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang
dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
7.       Mempertahankan otonomi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur
tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan
keputusan manajemen.
Di Indonesia, keberadaan peraturan ini justru membuat makna CSR semakin bias.
CSR bukan lagi sebagai tanggung jawab sosial yang bersifat sukarela dari perusahaan
bagi masyarakat sekitar namun berubah menjadi suatu keterpaksaan. Apapun
alasannya, hendaknya perusahaan tetap berpijak pada prinsip dasar dari CSR itu
sendiri.

C. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial:


Berikut ini adalah macam-macam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan, antara lain:
 Tanggung Jawab Kepada Pelanggan
Tanggung jawab kepada pelanggan dibagi menjadi dua kategori, diantaranya
adalah:
1) Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
2) Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
 Tanggung Jawab kepada Karyawan
Menurut Zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan
cara:
a) Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
b) Meminta input kepada karyawan
c) Memberi kepercayaan kepada karyawan
d) Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik
e) Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
 Tanggung Jawab Kepada Pemegang Saham
Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemilik (pemegang saham)
dengan cara meyakinkan bahwa perusahaan membuat saham untuk kepentingan
pemilik dan dengan cara gaji karyawan dikaitkan dengan kinerja perusahaan,
dalam hal ini karyawan tinggal memfocuskan pada memaksimalkan nilai
perusahaan
 Tanggung Jawab Kepada Kreditor
Jika perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak dapat memenuhi
kewajibannnya, harus memberi tau para kreditor. Biasanya kreditor bersedia
memperpanjang jatuh tempo pembayaran serta memberi advis dalam mengatasi
masalah keuangan
 Tanggung Jawab Kepada Lingkungan
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan,
melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang
mencemari lingkungan.
D. Klasifikasi Masalah Sosial Yang Mendorong Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu
Perusahaan
1) Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering
menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang
berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara
perusahaan dengan pihak luar.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan
seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai
berikut :
a) Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan
produktivitas kerja.
b) Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta
kondisi manajemen parsitipatif.
c) Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil
hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
d) Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya
diri karyawan.
e) Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi
perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.
2) Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya
penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, penangkapan
ikan dengan menggunakan bahan peledak.
3) Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat
dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran
bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya
proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya
adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
4) Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat
diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk
menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan
tenaga kerja yang ada.
5) Gerakan Konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil
meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen. Berikut adalah Tujuan
dari gerakan konsumerisme ini adalah :
a) Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap
keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
b) Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik
serta tidak menyesatkan masyarakat.
c) Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan
produsen.
d) Pelayanan purna jual yang lebih baik.
e) Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada
kepuasan konsumen daripada promosi semata.

E. Manfaat Dari Dilakukannya Tanggung Jawab Sosial Dalam Perusahaan


Adapun manfaat yang didapatkan akibat dari dilakukannya tanggung jawab social dalam
suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut :
 Manfaat Bagi Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra positif
perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
 Manfaat Bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dg perusahaan
akan lebih erat dlm situasi win-win solution.
 Manfaat Bagi Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial
dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.

F. Pengertian Etika Bisnis


Etika Bisnis merupakan perilaku nilai-nilai moral yang mengendalikan kebijakan bisnis.
Bisnis adalah fenomena sosial yang secara universal harus berpijak pada tata nilai yang
berkembang di masyarakat yang mencakup:
1. peraturan peraturan yang dikembangkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan
jenis kegiatan bisnis atau nilai yang dibangun oleh perusahaan
2. Kaidah-kaidah sosio cultural yang berkembang dimasyarakat
dalam masalah kebijakan etis, organisasi akan mengalami pilihan sulit. Untuk
kepentingan tersebut banyak organisasi memafaatkan pendekatan normative yaitu
pendekatan yang didasarkan pada norma dan nilai yang berkembang dimasayarakat
untuk mengarahkan pengambilankeputusan. Terdapat 5 pendekatan yang relevan
bagi organisasi, yaitu :
1. Pendekatan Individualisme
2. Pendekatan Moral
3. Pendekataan Manfaat
4. Pendekatan Keadilan & Pendekatan Sosio Cultural
Dalam kegiatan pemasaran etika memicu munculnya konsep pemasaran berwawasan
sosial. Membangun etika bisnis tindakan etis mencerminkan perilaku perusahaan
dalam membangun bisni yaitu: kesadara dan pertimbangan etis & pemikiran etis dan
tindakan etis.

G. Manfaat dari Etika Bisnis


Adapun manfaat perusahaan memiliki perilaku Etika Bisnis adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab sosial mendapatkan rasa hormat
dari steakholder
2. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek
3. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan
dengan reputasi
4. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.

Anda mungkin juga menyukai