1
b) Perusahaan Industri: Usaha di bidang industri merupakan jenis usaha yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, bahan mentah menjadi bahan setengah
jadi, dan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.
c) Perusahaan Perdagangan: Usaha dalam bidang perdagangan adalah jenis usaha
menjual barang-barang produksi kepada pihak lain tanpa mengolah bahan tersebut.
Misalnya pedagang beras, bahan bangunan dan makanan.
d) Perusahaan Jasa: Usaha bidang jasa adalah jenis usaha yang tidak menghasilkan
benda melainkan memberikan pelayanan kepada pihak lain sesuai kebutuhan.
Misalnya guru, dokter, dan paramedik.
Organisasi bisnis sebagai bagian dari lingkungan masyarakat perlu memiliki tanggung
jawab sosial (corporate social responsibility) bahwa kegiatan yang dilakukannya
membawa ke arah perbaikan lingkungan masyarakat pada umumnya, dan bukan
sebaliknya. Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap
kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya,
partisipasi perusahaan dalam pembangunan lingkungannya, dan lain sebagainya (Ernie
Tisnawati Sule at.al., 2015:76).
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan, di antaranya adalah
sebagaimana dikemukakan oleh Kreitner (1992), yaitu strategi reaktif, defensif, proaktif,
dan akomodatif (Ernie Tisnawati Sule at.al., 2015:79).
2
a) Strategi Reaktif (Reactive Social Responsibility Strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung
menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial. Contohnya, perusahaan
tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang
menghubungkan antara konsumsi rokok dengan peluang terjadinya penyakit kanker.
Akan tetapi, dikarenakan adanya peraturan pemerintah untuk mencantumkan bahaya
rokok dalam setiap iklan, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.
Berikut ini merupakan uraian yang lebih mendetail mengenai bentuk tanggung jawab
sosial yang wajib dilakukan oleh sebuah perusahaan kepada masing-masing objek yang
terkait.
3
a) Tanggung Jawab Sosial Kepada Konsumen
Dalam dunia perdagangan dan industri, kepuasan konsumen merupakan tanggung
jawab yang paling utama. Kepuasaan konsumen ini dapat tercapai dengan cara:
Memberikan harga sesuai dengan kualitas barang yang dijual, atau dengan kata
lain, perusahaan berlaku jujur dan tidak melakukan penipuan dalam pemasaran
produk.
Produk yang dijual merupakan produk yang sehat dan tidak mengancam
kesehatan konsumen.
Memberikan garansi dan diskon yang sesuai pada produk yang dijual.
4
d) Tanggung Jawab Sosial Kepada Lingkungan
Selain kepada manusia yang terlibat dalam berdiri dan berjalannya sebuah perusahaan,
perusahaan juga mempunyai tanggung jawab kepada lingkungan yang ada di sekitar
perusahaan tersebut. Tindakan perusahaan terhadap lingkungan dapat dijadikan
sebuah parameter baik atau tidaknya sebuah perusahaan. Tanggung jawab sosial yang
dapat dilakukan perusahaan terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:
Membuang limbah perusahaan dengan metode yang baik dan benar serta
tidak mencemari lingkungan sekitar.
Melakukan rehabilitasi yang secara tidak sengaja rusak akibat kegiatan
perusahaan. (misalnya perusahaan kertas yang dalam produksinya terus-
menerus menebang pohon, mereka harus menanam ulang pohon tersebut
dengan pohon baru yang lebih muda).
Semua bentuk tanggung jawab tersebut harus dilakukan oleh sebuah perusahaan
apabila mereka ingin dikenal sebagai perusahaan yang tidak hanya mengejar
keuntungan pribadi, tapi juga dikenal sebagai perusahaan yang memberikan manfaat
bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia
adalah:
Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP). Kesepakatan Kerja Bersama
(KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha
dengan karyawannya dan di tuangkan dalam buku.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Penanganan limbah industri
sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Penekanan pada
faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi
menjaga Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Sistem perkebunan yang melibatkan
perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarakat.
Sistem Bapak Angkat – Anak Angkat. Sistem ini melibatkan pengusaha besar
yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus
mereka bina.
5
Tujuan tanggung jawab sosial adalah:
a) Agar perusahaan dapat mendasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan norma -
norma moral dan etika.
b) Agar perusahaan meluncurkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan para
penggunanya.
c) Perusahaan menyediakan informasi dan melakukan promosi yang jujur dan faktual
tentang produk yang dihasilkan.
d) Agar perusahaan memberikan informasi mengenai komposisi, takaran manfaat,
tanggal kadaluwarsa produk, kemungkinan efek samping, cara penggunaan yang
tepat, kuantitas, mutu, dan harga dalam kemasan produknya untuk memungkin
konsumen mengambil keputusan rasional dalam mempergunakan suatu produk.
e) Agar perusahaan memperhatikan keselamatan dan keamanan konsumen ketika
menggunakan produk tersebut.
Profesi dan pekerjaan pada umumnya terdapat beberapa perbedaan penting; profesi
mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu), dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup, dan dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. Orang
yang profesional adalah orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya,
meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu, hidup dari situ,
dan bangga akan pekerjaannya itu (Burhanuddin Salam, 2002:138).
Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti (1)
bersifat profesi (2) memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latiha n,
(3) beroleh bayaran karena keahliannya itu (J.S. Badudu, 2003). Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua kriteria pokok, yaitu keahlian
dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala
memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang
tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya.
“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme
yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan
dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga
keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional. Biasanya dipahami sebagai
suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik.
Profesionalisme dapat kita artikan sebagai pandangan tentang bidang pekerjaan yaitu
pandangan yang menganggap bidang pekerjaan sebagai suatu pengabdian melalui
keahlian tertentu dan yang menganggap keahlian ini sebagai sesuatu yang harus
8
diperbaharui secara terus menerus dengan memanfaatkan kemajuan-kemajuan yang
terdapat dalam ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, maka profesi selain berhubungan
dengan kode etik, juga bertautan dengan kegiatan akademik. Kalau kehidupan akademik
bermuara pada diperolehnya kemajuan ilmu pengetahuan, maka kegiatan profesional
dimulai dari pemahaman dan pemanfaatan terhadap kemajuan-kamajuan ilmu
pengetahuan yang sudah ada. Dan hal ini pula yang merupakan garis pemisah namun
sekaligus sebagai titik temu sebagai penghubung antara profesionalisme dan
akademisme.
Kata profesi masuk ke dalam kosa kata bahasa Indonesia melalui bahasa Inggris
(Profession) atau bahasa Belanda (Professie). Kedua bahasa barat ini menerima kata ini
dari bahasa Latin. Dalam bahasa Latin kata Professio berarti pengakuan atau pernyataan.
Kata kerja untuk tidak mengaku atau tidak menyatakan ialah profiteri. Dan apa yang
telah dinyatakan atau diakui disebut professus (Muchtar Bukhori 1994:36).
Dalam rangka lebih memahami makna profesional, akan dikemukakan ciri-ciri atau
karakteristik profesi. Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, baik profesi pada umumnya maupun profesi luhur:
a) Adanya pengetahaun khusus;
b) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi;
c) Mengabdi kepada kepentingan masyarakat;
d) Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi;
e) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi.
(Burhanuddin Salam, 2002:139-142).
9
Dalam diskusi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan, yang
diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990, dirumuskan 10 ciri suatu profesi,
yaitu :
a) Memiliki fungsi dan signifikansi sosial;
b) Memiliki keahlian/keterampilan tertentu;
c) Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah;
d) Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas;
e) Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama;
f) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional;
g) Memiliki kode etik;
h) Kebebasan untuk memberikan judgment dalam memecahkan masalah dalam
lingkungan kerjanya;
i) Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi; dan
j) Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya (Sukmadinata,
1997:191).
Pendapat lain tentang ciri-ciri profesi atau profesionalisme adalah sebagai berikut:
a) Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan dengan bidang tadi;
b) Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah
dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil
keputusan terbaik atas dasar kepekaan;
c) Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya;
d) Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam
memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.
Profesional atau profesionalisme sangat erat kaitannya dengan kode etik untuk masing -
masing bidang profesi. Di sini akan penulis kemukakan pengertian kode etik profesi dan
ciri-cirinya secara singkat. Penjelasan konsep kode etik secara memadai akan dibahas
pada bab 3. Kode etik berasal dari dua kata, yaitu “kode” yang berarti tulisan (kata -kata,
10
tanda) yang dengan persetujuan mempunyai arti atau maksud yang tertentu (untuk
telegram dan sebagainya). Sedangkan “etik” dapat berarti aturan tata susila; sikap atau
akhlak (WJS. Poerwadarminta, 1991:514). Dengan demikian, kode etik secara
kebahasaan berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tata susila dan
akhlak. Akhlak itu sendiri sebagai disebutkan oleh Ibn Miskawaih dan Imam al-Ghazali
(w.111M) adalah ekspresi jiwa yang tampak dalam perbuatan dan meluncur dengan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi (Abudin Nata, 1977:14.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka kode etik atau akhlak adalah tingkah laku yang
memiliki lima ciri sebagi berikut. Pertama, tingkah laku yang diperbuat itu telah
mendarah daging dan menyatu menjadi kepribadian yang membedakan antara satu
individu dengan individu lainnya. Kedua, tingkah laku tersebut sudah dapat dilakukan
dengan mudah dan tanpa memerlukan pemikiran lagi. Hal ini sebagai akibat dari
keadaan perbuatan tersebut yang sudah mendarah daging. Ketiga, perbuatan yang
dilakukan itu timbul atas tekanan dari orang lain. Keempat, perbuatan yang dilakukan
itu berada dalam keadaan yang sesunguhnya, bukan berpura-pura atau bersandiwara.
Kelima, perbuatan tersebut dilakukan atas niat semata-mata karena Allah, sehingga
perbuatan dimaksud bernilai ibadah dan kelak mendapatkan balasan pahala di sisi Allah
SWT. Jika perbuatan yang dilakukan itu telah memiliki ciri-ciri tersebut, barulah
perbuatan itu dapat disebut perbuatan akhlak atau kode etik. Dengan demikian, kode
etik adalah suatu istilah atau wacana yang mengacu kepada seperangkat perbuatan yang
memiliki nilai, baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, sopan atau tidak sopan. Kode
etik tersebut harus dimiliki oleh setiap pekerjaan profesional.
Menurut Burhanuddin Salam (2002:144) bahwa kode etik adalah pegangan umum yang
mengikat setiap anggota, dan suatu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota
profesi. Tetapi pelaksanaan dan perwujudannya dalam tugas konkret yang dihadapi
setiap anggota, tetap berlangsung dalam iklim kebebasan setiap anggota. Artinya,
dengan pegangan kode etik profesinya, setiap anggota mempunyai kebebasan untuk
memutuskan apa yang terbaik untuk dijalankan dalam situasi dan tugas konkret yang
dihadapinya. Karena pada akhirnya, walaupun organisasi profesi ikut bertanggung
jawab atas pelaksanaan profesi anggotanya, yang paling bertanggung jawab adalah
anggota itu secara pribadi. Otonomi juga menuntut agar organisasi profesi secara
11
keseluruhan bebas dari campur tangan yang berlebihan dari pihak pemerintah atau
pihak-pihak lain manapun juga.
a) Tanggung jawab. Setiap orang yang mempunyai profesi tertentu diharapkan selalu
bersikap bertanggung jawab dalam dua arah: (1) terhadap pelaksanaan pekerjaan
itu dan terhadap hasilnya; (2) terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masayarakat pada umumnya.
b) Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya. Di dalam menjalankan profesinya setiap orang profesional tidak
boleh melanggar hak orang lain atau pihak lain, lembaga atau Negara.
c) Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi
kebebasan dalam menjalankan profesinya. Di satu pihak seorang profesional
memiliki kode etik profesinya. Tetapi di pihak lain ia tetap memiliki kebebasan
dalam mengemban profesinya, termasuk dalam mewujudkan kode etik profesinya
itu dalam situasi konkret. (Burhanuddin Salam, 2002:142-144).
Menurut pendapat pakar lain mengenai prinsip-prinsip etika profesi adalah sebagai
berikut:
a) Tanggung Jawab. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional
hendaklah melaksanakan pertimbangan profesional dan moral seluruh keluarga.
b) Kepentingan Publik. Harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam melayani
kepentingan public dan menghormati kepercayaan publik.
c) Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas publik maka harus
melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional.
d) Obyektifitas dan Independent. Seseorang profesional harus mampu
mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik.
12
e) Kecermatan dan Keseksamaan. Anggota harus mengamati standar teknis dan
standar etnik profesi.
Lingkup dan Sifat Produk Jasa. Seseorang profesional dalam praktik publik harus
mengamati prinsip perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat produk
dan jasa yang diberikan.
Definisi Teknisi Akuntansi dan Teknisi Akuntansi Profesional, Akuntansi adalah satu
catatan proses, mengklasifikasikan, singkatnya, proses dan data transaksi, saat ini, dan
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan keuangan yang dapat digunakan oleh
orang-orang yang menggunakan itu mudah dipahami untuk membuat keputusan
dan tujuan lain. Akuntansi berasal dari kata asing yang berarti ketika diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau akun. Akuntansi yang
digunakan dalam hampir semua kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk membuat
keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.Teknisi akuntansi adalah teknisi
yang kompeten untuk menjadi kuasa eksekutif dalam pembukuan dunia bisnis,
13
lembaga pemerintah dan lembaga lainnya. Teknisi akuntansi, lebih biasa disebut
pembukuan atau petugas akuntansi, yang dipekerjakan oleh perusahaan untuk
merekam proses dan membuat laporan keuangan. Teknisi akuntansi adalah akuntansi
profesional yang telah memenuhi standar efisiensi, yaitu: pencapaian kompetensi
profesional memerlukan awalnya standar yang tinggi pendidikan umum, diikuti
dengan pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam mata pelajaran
yang relevan, dan pengalaman kerja. Ini harus dijadikan sebagai pola umum
pembangunan anggota. Kompetensi dipelihara dan dipertahankan melalui
komitmen untuk belajar dan melakukan pengembangan profesional yang
berkelanjutan bagi anggota kehidupan profesional. Pemeliharaan efisiensi
membutuhkan kesadaran profesional profesi perkembengan untuk mengikuti
akuntansi, termasuk laporan akuntansi, audit dan lain-lain peraturan di tingkat
nasional dan internasional yang terkait. Teknisi akuntansi harus melaksanakan
program yang dirancang untuk memastikan adanya kontrol kualitas pelaksanaan
layanan profesional yang sesuai dengan standar nasional dan internasional.
c) Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan stndar kinerja yang tinggi.
d) Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat
kerangka etika profesional yang melandasi pemebrian jasa oleh akuntan.
14
E. Pengaruh Luas dan Bidang Kerja terhadap Akuntan
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan
yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang.
Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak
manajer/manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya.
Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan,
dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang
lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu
waktu tertentu saja. Hasil dari kinerja profresi teknisi akuntansi adalah laporan
keuangan, di mana hasil dari laporan tersebut harus objektif. Setiap profesi teknisi
akuntansi harus menjaga objektivitas dan bebas dari kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesinya.
Berikut ini adalah beberapa peluang karir di bidang keuangan yang bisa saudara jadikan
referensi.
Konsultan Keuangan
Pada dasarnya tugas seorang konsultan keuangan adalah memberikan masukan pada
klien terkait dengan perencanaan atau pengelolaan keuangan, kebutuhan keuangan,
manajemen pajak dan lainnya. Konsultan keuangan hendaknya dapat membantu
kliennya dalam merencanakan anggaran keuangan masa depan, baik dalam bentuk
tabungan, investasi, polis asuransi, atau dana pensiun. Para konsultan keuangan ini
dituntut untuk bisa memberikan saran terbaiknya bagi klien. Dengan kemajuan
teknologi saat ini, pekerjaan sebagai konsultan keuangan dapat dilakukan secara online
sehingga memudahkan klien berkonsultasi dengan konsultannya. Berkarier sebagai
konsultan jasa keuangan dapat dilakukan dengan bergabung di sebuah perusahaan jasa
konsultan atau menjalankannya sendiri.
Agar menjadi seorang konsultan yang handal, Anda harus membekali diri dengan
ketrampilan dan keahlian yang memadai. Semakin handal Anda dalam memberikan
masukan atau memecahkan masalah klien, maka tingkat kepercayaan klien kepada Anda
akan semakin tinggi. Untuk itu gelar sarjana di bidang keuangan atau administrasi
mutlak dimiliki. Jika Anda memiliki sertifikasi pelatihan dan jam terbang yang tinggi
maka bisa jadi added value Anda mengingat pekerjaan ini membutuhkan keahlian yang
spesifik dalam perencanaan keuangan.
16
Seseorang staf pembukuan bertugas untuk memeriksa transaksi keuangan, mencatat
transaksi dengan akurat, dan membuat laporan keuangannya. Profesi sebagai staf
pembukuan memiliki cakupan yang lebih luas seperti menangani rekening perusahaan,
menyelesaikan laporan keuangan dan laporan manajemen secara akurat. Untuk audit
lingkup pekerjaannya adalah memastikan penggunaan kode yang sesuai dalam laporan
keuangan.
Akuntan
Seorang akuntan merupakan orang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi yang
bekerja di sebuah perusahaan, baik industri, keuangan, atau akuntan pemerintahan.
Adapun tugas seorang akuntan publik adalah melakukan audit, akuntansi, konsultan
manajemen atau pajak.
Akuntan Publik
Umumnya dikenal sebagai akuntan eksternal dimana mereka tidak terikat perusahaan
tertentu dan memberikan jasanya dengan pembayaran tertentu. Lingkup kerja akuntan
publik meliputi pemeriksaan terhadap jasa keuangan, penyusunan sistem manajeman
atau konsultasi manajemen. Akuntan publik ini biasanya mendirikan kantor akuntan
secara pribadi setelah terlebih dahulu mendapatkan izin dari Kantor Departemen
Keuangan.
Akuntan Internal
Akuntan Internal adalah akuntan yang bekerja pada perusahaan secara dependen yang
juga disebut dengan akuntan manajemen atau perusahaan. Tugas yang dilakukan oleh
akuntan intern mencakup sistem akuntansi, membuat laporan keuangan untuk
pimpinan perusahaan, menyusun anggaran keuangan dan menangani permasalahan
pajak.
Akuntan Pemerintah
17
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di dalam lembaga pemerintahan.
Biasanya mereka bekerja di kantor Badan Pengawas Keuangan (BPK), atau lembaga
keuangan lainnya.
Akuntan Pendidik
Tugas sebagai akuntan pendidik adalah bertanggung jawab pada pendidikan akuntansi,
penelitian dan pengembangan akuntansi, dimana mereka biasanya juga berprofesi
sebagai dosen atau pengajar di sekolah menengah atau perguruan tinggi.
Untuk menjadi seorang akuntan, maka Anda harus terlebih dahulu menyelesaikan
pendidikan di perguruan tinggi dengan mengambil jurusan Akuntansi. Mengikuti
sertifikasi untuk mendapatkan pengalaman kerja akan menjadi nilai tambah bagi Anda
yang ingin berkarier di bidang keuangan.
18
Pemerintah: besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi
kepada pemerintah sebagian besar berdasarkan atas informasi pasa laporan
keuangan perusahaan;
Kreditur: jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar
perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditur seperti meminjam
uang di bank, berhutang barang pada supplyer/pemasok. Kreditur akan
memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan
tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi;
c. Pihak lainnya: sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan yang
mungkin saja akan menggunakan laporan/informasi akuntansi suatu organisasi
seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi,
pelajar/mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
Peran dan tanggung jawab profesi teknisi akuntansi terdapat pada prinsip-prinsip etika
profesi sebagai berikut:
Prinsip Pertama: Tanggung Jawab Profesi. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral
dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota
mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota
mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota
juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesame anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif
semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
20
akuntansi harus mengikuti standar yang dititik-beratkan pada kepentingan publik,
misalnya:
Staf eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen dalam
organisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan efektivitas dari
penggunaan sumber daya organisasi.
Staf auditor intern memberikan keyakinan tentang sistem pengendalian internal
yang baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan dari pemberi kerja
kepada pihak luar.
Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta penerapan
yang adil dari system pajak.
Konsultan manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap kepentingan umum
dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik.
21
d) Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan
kehati-hatian profesional.
a) Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berperasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain.
24
Prinsip Keenam: Kerahasiaan. Setiap anggota harua menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau
kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
b) Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah
diberikan atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk
mengungkapkan informasi.
26