Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alfinurin Quthbi Aisya

Kelas : Ilmu Komunikasi B

Nomor Absensi : 13

Analisis Teks Akademik

Judul : PENDIDIKAN LITERASI DIGITAL DI KALANGAN USIA MUDA DI KOTA


BANDUNG
Penulis : Hana Silvana, Cecep

Tahun : 2018

Pendidikan Literasi
Dokumen : Digital di Kalangan Usia Muda di Kota Bandung.pdf

1. PENGANTAR

Teks akademik atau teks ilmiah merupakan bagian yang tidak bisa dilepas dari seorang
akademisi. Teks akademik sendiri meliputi genre makro sebagai teks secara keseluruhan yang
didalamnya terdapat beberapa genre mikro sebagai komponen yang membangun teks
tertentu. Genre makro diantaranya adalah buku ilmiah, ulasan buku, proposal penelitian,
laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah. Genre mikro sendiri meliputi
deskripsi, prosedur, eksplanasi, dan eksposisi. Dalam analisis kali ini, saya akan
mengidentifikasi ciri-ciri teks akademik beserta genre mikronya pada jurnal pendidikan oleh
mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal yang dianalisis berjudul Pendidikan
Literasi Digital di Kalangan Usia Muda di Kota Bandung.

2. ANALISIS TEKS AKADEMIK : JURNAL KAJIAN ILMIAH


A. Ciri Genre Akademik
Ada beberapa ciri umum dan ilmiah teks akademik, diantaranya adalah :
 Sederhana, artinya teks akademik tidak disajikan dengan berlebihan.
Kesederhanaan dari jurnal kajian ilmiah yang saya analisis dapat diidentifikasi
dari penggunaan kalimat simpleks, yaitu kalimat yang hanya mengandung satu
aksi atau peristiwa. Contoh : Masyarakat diberikan edukasi berkenaan dengan
aturan dan cara yang dia gunakan ketika dia memanfaatkan sosial media
dalam kehidupan sehari-hari.
 Padat, artinya informasi yang tertuang dalam teks tidak bertele-tele.
Kepadatan informasi dari teks akademik dapat dijelaskan berdasarkan kalimat
simpleks dan nominalisasi. Contoh : Permasalahan yang muncul terkait
dengan penelitian ini perlu diantisipasi dengan menyelenggarakan pelatihan
literasi media bagi kalangan muda. (Dibendakan dari mempermasalahkan dan
meneliti)
 Objektif, artinya penulisan teks akademik tidak dipengaruhi pendapat pribadi
dalam menjelaskan keadaan. Dalam jurnal ini, penulis tidak membaurkan
sudut pandang subjektifnya tentang pendidikan literasi digital.
 Logis, artinya teks sesuai dengan logika dan dapat diterima oleh nalar. Seluruh
teks dalam jurnal ini masuk akal dan didasari oleh penelitian ilmiah yang
terjamin kelogisannya.

B. Identifikasi Genre Makro

STRUKTUR GENRE FUNGSI RETORIS


MIKRO YANG
DIHARAPKAN
Abstrak Abstrak Bagian abstrak pada jurnal yang saya kaji
menjelaskan tentang :
a. Masalah : Pendidikan literasi digital di
kalangan usia muda di Kota Bandung.
b. Tujuan Penelitian : Menunjukan
pentingnya program literasi digital yang
memberikan dampak positif dalam
pengunaan media terutama media sosial
oleh kalangan usia muda.
c. Metode Penelitian : Pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus.
d. Simpulan : Peserta diklat belum semua
memiliki keahlian ini karena keahlian ini
memerlukan latihan yang terus-menerus
dan konsisten sehingga mereka dapat
melakukannya dengan baik.
Pendahuluan Eksposisi (dan a. Latar Belakang Penelitian : Mengantisipasi
atau meliputi permasalahan yang muncul terkait
deskripsi) penelitian ini dengan menyelenggarakan
pelatihan literasi media bagi kalangan
muda.
b. Permasalahan yang Diteliti : Pendidikan
literasi digital di kalangan usia muda di
Kota Bandung.
c. Tujuan Penelitian : Menunjukan
pentingnya program literasi digital yang
memberikan dampak positif dalam
pengunaan media terutama media sosial
oleh kalangan usia muda.
d. Pentingnya Masalah Diteliti :
 Agar masyarakat memiliki sikap
kritis dalam menyikapi informasi
dan interaksi yang ada.
 Pemahaman akan dampak buruk
literasi digital perlu ditekankan
pada pengguna agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
e. Teknik : Setelah menelaah kebutuhan dan
kekayaan keilmuan yang semakin
berkembang, peneliti mencoba
menggambarkan dan merumuskan
permasalahan.
Kajian Review
Literatur  Teknologi Komunikasi : menjelaskan
perkembangan teknologi yang
memengaruhi cara manusia dalam
berkomunikasi.
 Media Sosial : Menjelaskan tipe pengguna
media sosial dan contoh partisipasi dalam
bermedia sosial.
 Usia Muda : Menjelaskan pengertian usia
muda dan batasan usia dalam penelitian
kali ini.
 Literasi Digital : Menjelaskan dampak
media literacy, dimensi untuk mengukur
evaluasi program kegiatan literasi media,
jenis-jenis literasi media, serta elemen
dasar dalam pengembangan literasi digital.
Metodologi Deskripsi (dan
Penelitian atau meliputi  Penelitian deskriptif.
laporan, rekon,  Strategi yang digunakan dalam penelitian
dan prosedur) ini adalah single case study (studi kasus
tunggal), yaitu sebuah desain kasus yang
memberikan kesempatan untuk melakukan
eksplorasi yang mendalam dari fenomena
tertentu.
 Pemilihan informan dengan metode
purposif untuk mengetahui bagaimana
proses pelatihan literasi media dapat
memberikan pendidikan terhadap kalangan
usia muda.
 teknik pengumpulan data :
1. wawancara,
2. dokumentasi
3. studi pustaka
 Pemilihan informan yang menjadi subyek
utama penelitian didasari oleh perwakilan
usia yang termasuk kedalam kategori usia
muda dan tempat tinggal yang mewakili
Hasil dan Deskripsi (dan wilayah di Kota Bandung.
Pembahasan atau meliputi
laporan, diskusi,  Program literasi media ini bertujuan untuk
dan eksplanasi) memberikan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan kalangan usia muda dalam
mengakses informasi yang disajiakan oleh
media massa.
 Pengguna media sosial di Indonesia
merupakan pengguna yang aktif dan
termasuk ke dalam peringkat 3 besar
dengan kisaran usia muda antara 17–21
tahun. Media sosial yang dikonsumsi oleh
kalangan muda ini berupa facebook,
twitter, instagram dan youtube. Selain itu
juga beberapa media sosial yang
digunakan berupa media yang dapat
digunakan secara individual (chatting)
maupun grup seperti line, whatsapp, hang
out we talk dan lain-lain. Lamanya
penggunaan media sosial ini dalam sehari
rata-rata dimulai dari 2 sampai 7 jam.
 Metode yang digunakan pada pelatihan ini
berupa diskusi dengan pendekatan
pedagogi. Diskusi yang dilakukan seperti
membahas berita berisi konten pornografi,
pornoaksi dan berita bohong (hoax), selain
itu dari riset yangdi dapat bersumber dari
pengadilan agama.
Tingkat perceraian yang terjadi di Kota
Bandung banyak di sebabkan oleh social
media (Darmawan dkk, 2017). Peserta
pelatihan diberi treatment agar dapat
membedakan dampak positif dan negatif
dari informasi yang diperoleh di media
sosial. Selain itu pula mereka diminta
untuk mengkoleksi dan mengumpulkan
apa saja yang dapat menghindari dan
meminimalisir dampak negatif dari media
tersebut. Berikutnya adalah pembahasan
tentang kewajiban etika dan moral praktisi
media tidak cukup dengan metode belajar
tanya jawab.
 Program literasi digital saat ini sedang
digalakkan dan diperhatikan oleh
pemerintah pada kurun tahun terakhir.
Pemerintah secara umum sudah
mencanangkan tentang literasi dengan
Penutup Eksposisi (dan berbagai aspek.
atau deskripsi)
a. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan,
Pendidikan literasi digital untuk usia muda
menjadi hal yang penting dilakukan karena
usia muda adalah kalangan yang paling rentan
dalam mengkonsumsi media. Keahlian dasar
menjadikan aspek yang harus dipunyai oleh
kalangan usia muda, yang dalam pelatihan ini
telah dimiliki oleh para peserta pelatihan.
Keahlian lanjut juga diperlukan untuk
memaknai pesan-pesan media yang lebih
kompleks yang biasanya memiliki banyak
lapisan-lapisan makna.
b. Saran
Pada pelatihan ini peserta belum semua
mempunyai keahlian ini dikarenakan keahlian ini
membutuhkan latihan yang terus menerus dan
konsisten sehingga mereka dapat melakukannya
dengan baik. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan agar pemerintah dan elemen
masyarakat dan civitas akademika yang peduli
terhadap kemajuan bangsa memberikan
pendidikan literasi digital.

Anda mungkin juga menyukai