Fornas hal 13
R/ Oleum Ricini 30
PGA 10
Sach. Alb 15
Aqua ad 250
Resep rancangan
R/ Oleum Ricini 30
PGA 10
Sach. Alb 15
Pewarna kuning qs
Aqua ad 250
S.1.dd.1.c.o.n
Monografi :
Pemerian : cairan kental, transparan, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, bebas
dari bau asing dan tengik; rasa khas.
Kelarutan : larut dalam etanol; dapat bercampur dengan etanol mutlak, dengan asam asetat glasial,
dengan kloroform dan dengan air.
Kelarutan : larut hampir semua dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman
dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti mucilage, tidak berwarna / kekuningan,
kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut
dalam eter dan etanol. Terdiri dari 40% PGA yang dilarutkan dalam 1,5 bagian air.
c) Sacharum Album (FI III. Halaman 334)
Pemerian : hablur tidak berwarna, serta warna putih, tidak berbau rasa manis.
Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol 95% P.
Perhitungan Bahan
Alat : Bahan :
Etiket putih Aquadest
Cara pembuatan
2. Dibuat korpus emulsi dengan cara digerus 1,2 g PGA dalam mortir, ditambahkan 2,4 mL
ol.ricini, diaduk sampai terbentuk korpus emulsi dan tidak ada tetes minyak di mortir.
3. Ditambahkan sisa ol.ricini sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai dimortir tidak terlihat tetes
minyak.
4. Ditimbang sach alb 1,8 g diletakkan di cawan, ditambahkan aquades 1 mL air diaduk ad
homogen, dimasukkan ke mortir no.3.
8. Botol diberi cup, diberi etiket putih dan tanda “kocok dahulu”.
Pembahasan :
Pada saat pembuatan emulsi ol.ricini dilakukan langkah – langkah sesuai dengan langkah - langkah
yang ada di cara pembuatan di atas. Hasilnya sediaan yang dibuat tercampur secara homogen dan
sesuai dengan yang diinginkan. Warna dan aroma sediaan yang dibuat juga sudah sesuai. Maka cara
pembuatan yang dirancang seperti di atas bisa digunakan untuk membuat emulsi ol.ricini yang baik.
OLEUM
MACAM-MACAM OLEUM
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Anetol,metal khavikol(isomer dari anetol),anisaldehida dan terpen
Sedian :
3.Potio alba(Form.nas)
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat,membias cahaya dengan
kuat,bau khas aromatic,rasa khas agak manis,jika sejuk menghablur
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap buah yang masak
02. OLEUM ARACHIDIS
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam oleat, linoleat, asam palmitat, asam hipogeat,
asam lignoserat, asam arakhidat
Penggunaan : Sebagai pengganti minyak zaitun untuk pembuatan margarine dan
sabun
Sediaan :
1. Methylis Salicylatis Linimentum (Formularium Nasional)
Pemerian : Cairan berwarna kuning pucat, bau khas lemah, rasa tawar
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diolah dimurnikan, diperoleh dengan pemerasan
biji yang telah dikupas
03. OLEUM AURANTII ( FI )
Persyaratan kadar : Kadar aldehida tidak kurang dari 1,0 % dan tidak lebih dari 3,0 %
Pemerian : Cairan kuning muda atau coklat kekuningan, bau khas aromatik, rasa
khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan pemerasan kulit buah terluar
yang masak dan segar
Penyimpanan :
1. Cara Sisilia : Kulit buah diperas dengan tangan diantara bunga karang, minyak yang menyerap
dalam bunga karang dikumpulkan
2. Cara Perancis : Kulit buah diguling-gulingkan dalam tong berduri, minyak yang keluar dari luka-
luka kulit buah dikumpulkan
3. Cara Guinea : Kulit digaruk dengan sendok tajam, minyak yang terkumpul pada sendok ditaruh
dalam panci
4. Cara Kalifornia : Seluruh buah diperas, dipusingkan sehingga terpisah bagian padat, bagian air
jeruk dan bagian minyak
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sebagian besar gliserida dari asam
stearat, asam palmitat, asam oleat dan asam laurat. Terdapat pula
sejumlah kecil gliserida dan asam arakhidat, asam linoleat, asam forminat, asam asetat dan asam
butirat
Sediaan :
Pemerian : Lemak padat, warna putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas
lemah, agak putih pada suhu 25 C menjadi lunak atau mencair
Cara memperoleh : Lemak yang diperoleh dengan pemerasan panas biji yang telah
dihilangkan kulit bijinya dan telah dipanggang, biji yang dipanggang digiling dengan penambahan
natrium karbonat lalu diperas selagi masih panas
05. OLEUM CAJUPUTI
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sineol ( kayuputol ), terpinol bebas atau sebagai ester dengan asam
cuka, asam mentega, asam valerat
Persyaratn kadar : Kadar sineol tidak kurang dari 50 % dan tidak lebih dari 65 %
Penggunaan : Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa nyeri lainnya
Sedian :
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap atau
penyulingan air
06. OLEUM CANANGA
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkohol dengan ester (metil-benzoat, linalool, terpineol )
Pemerian : Minyak cair warna kuning muda, bau khas, sangat harum
Cara memperoleh : Penyulingan uap bunga yang segar dan belum mekar
Keluarga : -
Pemerian : Minyak cair warna kuning sampai keemas-emasan, bau khas, tidak
tengik, rasa manis
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dari hati yang segar atau yang tersimpan
baik dan telah dibebaskan dari lemak padatnya dengan jalan penyaringan pada suhu 5 C
07. OLEUM CARYOPHYLI
Sedian : Oleum Ricini aromaticum (Form.Nas ), Balsamum rubrum (Form. Nas )
Pemerian : Minyak cair yang baru disuling, tidak berwarna atau kuning pucat, jika
disimpan atau kena udara makin tua dan makin kental, bau dan rasa seperti cengkeh
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan air atau penyulingan uap
kuncup bunga yang telah dikeringkan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya
08. OLEUM CINNAMOMI
Persyaratan Kadar : Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai sinamilaldehida 60,0 % - 75,0
%
Sedian :
Pemerian : Cairan warna kuning atau merah kecoklatan, bau dan rasa khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan air atau penyulingan uap
kulit batang dan kulit cabang
Persyaratan Kadar : Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai sitral tidak kurang dari 3,5 %
Pemerian : Cairan warna kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas aromatik,
rasa pedas dan agak pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan cara pemerasan perikarp segar yang
masak atau hamper masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk
09. OLEUM CITRONELLAE
Pemerian : Cairan warna kuning pucat sampai kuning tua, bau khas enak
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,terlindung dari cahaya
10. OLEUM COCOS
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserid dari asam laurat, asam miristinat, asam kaprilat, asam oleat,
asam palmitat, asam kaprat, asam stearat, asam kaproat
Penggunaan : Untuk membuat salep, shampoo, sabun yang dapat dipakai untuk
mencuci dengan air laut atau air yang kadar kalsiumnya tinggi
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas tidak tengik
Cara memperoleh : Minyak kelapa yang diperoleh dengan pemerasan panas endosperm
yang dikeringkan. Kopra (daging buah kelapa yang telah dikeringkan, mengandung minyak lemak 60
– 65 % dan air tidak boleh lebih dari 8 %) yang telah dipanaskan, diperas dengan tekanan 600 – 800
kg/cm. Minyak yang keluar didiamkan beberapa lama agar kotoran-kotoran dapat mengendap.
Kemudian dimurnikan secara dikocok dengan larutan kaustik soda encer dan dipanaskan dengan air
panas, diputihkan dengan norit, disaring, dihilangkan baunya dalam hampa tinggi dengan uap air
yang sangat panas
Pembuatan Oleum Cocos : Oleum cocos yang dimurnikan dengan cara suling bertingkat,
diperoleh dari endosperma Cocos Nucifera yang telah dikeringkan terdiri dari campuran trigliserida
yang mengandung asam lemak jenuh dengan rantai atom karbon pendek dan sedang terutama asam
oktanoat dan asam dekanoat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
11. OLEUM COPTICI
Pemerian : Minyak cair, tidak berwarna atau berwarna kecoklatan, berwarna
makin tua pada penyimpanan, bau dan rasa mirip Thymi herba
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap buah
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah-buah yang
dimasak dan kering
13. OLEUM EUCALYPTI
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Ekaliptol (= sineol ) terdapat pula pinem dan terpen-terpen
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap daun-daun yang
segar
14. OLEUM FOENICULI
Penggunaan : Obat gosok gigi, obat mulas untuk anak-anak, karminativanya lemah,
terbanyak dipakai sebagai bahan pewangi Aqua Foeniculi (F.I. Ed.I)
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah-buah yang
dimasak dan kering
17. OLEUM HYDNOCARPI
Hydnocarpus anthelmintica (Pierra)
Hynocarpus heterophylla (Blume)
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam hidnokarpat, asam khaulmograt, asam palmitat,
asam oleat dan asam gorlat
Pemerian : Pada suhu diatas 30 ˚ C berupa cairan jernih berwarna kuning atau
kecoklatan. Pada suhu dibawah 30 ˚ C berupa lemak putih atau kekuningan. Batas suhu tersebut
dapat berbeda menurut spesies Hydnocarpus. Bau lemah dan rasa khas rasa agak pahit dan getir.
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dengan pemerasan dingin biji dari buah yang
masak dan segar
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A dan D, Gliserida trimalmitat dan tristearat, kolesterol,
gliserida dan asam-asam jenuh, yang disebut asam morrhuat, berupa campuran berbagai asam :
asam yakoleat, asam terapiat, asam aselat, asam gadinat, yodium, basa-basa aselin dan morrhuin.
Unsur-unsur : Cl, Br, S, P dan Fe sebagai senyawa organik.
Penggunaan : Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 S.I tiap gram dan potensi
vitamin D tidak kurang dari 80 S.I tiap gram.
Sedian :
Cara memperoleh : Minyak lemak yang tersimpat baik, dimurnikan dengan penyaringan
pada suhu 0 ˚ C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
19. OLEUM MAYDIS
Penggunaan : Zat tambahan, pengganti minyak lemak bagi pasien yang tinggi kadar
kolesterolnya
Pemerian : Cairan warna kuning muda sampai kuning emas, bau dan rasa lemah
khas
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dari embrio, kemudian dimurnikan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
Persyaratan Kadar : Kadar ester dihitung sebagai metal asetat tidak kurang dari 4 % dan
tidak lebih dari 9 %, kadar mentol bebas tidak kurang dari 45 %
Sedian :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau
aromatik, rasa pedas kemudian dingin
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan air pucuk berbunga
segar, jika perlu dimurnikan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
21. OLEUM MYRISTICAE
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Miristin, egenol, asam miristinat bebas atau sebagai ester
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat bau dan rasa khas
khas seperti pala
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida trimiristinat, trioleat Gliserida asam serotinat, asam asetat,
miristisin zat yang tak tersabunkan, minyak atsiri yang berisi egenol
Pemerian : Masa padat berupa lemak, tidak homogen, warna kuning, kuning
kemerahan hingga coklat, merah kotor hingga bercak-bercak putih seperti pala. Pada suhu kamar
mudah dijadikan butir-butir kasar
Cara memperoleh : Lemak diperoleh dengan pemerasan panas biji yang telah dibuang
selaput dan kulit bijinya. Merupakan campuran minyak lemak dan minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
23. OLEUM OLIVAE
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Trigliserida dari asam oleat dan asam palmitat, gliserida asam linoleat,
bagian yang tak tersabunkan berupa fitosterol dan hidrokarbon skualen
Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah tidak tengik,
rasa khas warna hijau oleh adanya klorofil. Pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya membeku
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji masak, jika perlu
dimurnikan
Keterangan : Mutu minyak terbaik diperoleh dari buah yang tua tetapi belum
masak benar dan terus diperas supaya menghasilkan Virgin oil. Untuk makanan yang cukup dibuat
dari buah yang masak. Mutu yang rendah diperoleh dari buah-buah yang mengalami fermentasi
karena ditumpuk-tumpuk, dipakai untuk membuat sabun peistor salep dan sediaan lainnya.
Jenis dan perbedaan:
Varietas latifolia : Diperkebunkan di Spanyol (Buah lebih besar, tetapi kadar minyak lebih sedikit )
24. OLEUM POGOSTEMONI
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Seskui terpen-terpen (40-45 %), sinamilaldehida, egenol dan azulen
Pemerian : Cairan warna kekuningan, kehijauan sampai coklat, bau khas sangat
harum dan sukar hilang
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap daun dan
batang yang telah diperas
25. OLEUM RICINI
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam risinoleat, glisida asam oleat, asam linoleat, asam-
asam jenuh lainnya
Penggunaan : Pencahar ( hati-hati pada wanita yang sedang hamil atau sedang haid ).
Jangan dicampur dengan obat cacing yang dapat larut dalam minyak, hair tonic.
Pemerian : Cairan kental, jernih, warna kuning pucat manis kemudian agak pedas,
umumnya memualkan
26. OLEUM ROSAE
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning, bau aromatik seperti
bunga mawar, rasa khas. Pada suhu 25 kental, jika didinginkan perlahan - lahan berubah menjadi
massa hablur, jika dipanaskan mudah melebur
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar
27. OLEUM SESAMI
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam oleat, asam linoleat, asam palmitat, asam stearat,
asam miristinat
Pemerian : Cairan warna kuning pucat, bau lemah, rasa tawar, pada suhu 0 o C
tidak membeku
28. OLEUM SHOREAE
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida oleodistearat, oleo dipalmitat dan tristearat, asam lemak
bebas
Pemerian : Massa padat lebih keras dari lemak coklat. Warna putih kekuningan
atau putih kehijauan, bau lemah dan mirip lemak coklat. Bidang patahan berbutir-butir dan diliputi
jarum-jarum asam stearat, rapuh pada suhu kamar
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dengan pemerasan panas keeping biji kering
atau segar
29. OLEUM VETIVERIAE
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vetiveron, Vetiverol, Vetivenil vetivenat dan vetiven
Pemerian : Minyak cair kental, warna coklat kemerahan, bau khas aromatik kuat
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
*Pada umumna semua jenis alkohol bersifa toksik pada tubuh, hanya tingkatnya berbeda-beda
untuk setiap jenis. Etanol yg biasa dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mempengaruhi syaraf
seperti depresi dan mengganggu fungsi jantung. Menurut ahli farmakologi Drs. A.A. Raka Karsana,
Apt.
Bentuk sediaan cair sering digunakan untuk pasien yang susah mengkonsumsi tablet atau kapsul
terutama pada anak-anak, karena sediaan cair mudah untuk di konsumsi dari pada bentuk tablet.
Selain itu sediaan cair biasanya dapat menutupi rasa tidak enak atau rasa pahit dari obat, tetapi
sediaan cair lebih mudah rusak oleh tempat penyimpanan sediaan, sediaan bentuk ini juga mudah
terkontaminasi oleh bakteri karena air merupakan media yang paling bagus untuk pertumbuhan
bakteri.