33 Artikel 63 1 10 20200619
33 Artikel 63 1 10 20200619
A
PERKECAMBAHAN BIJI DAN TIPE-TIPE FUNGSIONAL SEMAI PADA JENIS-JENIS SUKU
ANNONACEAE
Seed Germination and Seedling Functional Types Some Species of Annonaceae
Tri Handayani
Buletin Kebun Raya | The Botanic Gardens Bulletin | Vol. 22 (1) Januari 2019
B
Acute Gamma Rays Irradiation in Protocorm of Dendrobium macrophyllum A.
Richard and Dendrobium undulatum M. A. Clem & D. L. Jones
Elizabeth Handini
KAJIAN HABITAT DAN POPULASI PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) DI BLOK
BARAT KAWASAN HUTAN KONSERVASI PT SABHANTARA RAWI SENTOSA, KUTAI
TIMUR, KALIMANTAN TIMUR
Habitat and Population Studies of Eurycoma longifolia Jack at the Western Block of
the Conservation Forest of PT Sabhantara Rawi Sentosa, Kutai Timur, East
Kalimantan
Julisasi Tri Hadiah, Yuzammi, dan Danang Wahyu Purnomo
D
EVALUATING THE UTILITY OF EXTERNAL TRANSCRIBED SPACER (ETS) AND INTERNAL
TRANSCRIBED SPACER SEQUENCES (ITS) FOR PHYLOGENETIC ANALYSES OF Litsea
Lam. (Lauraceae) AND RELATED GENERA
Evaluasi Penggunaan Sekuen External Transcribed Spacer (ETS) dan Internal
Transcribed Spacer (ITS) Untuk Analisis Filogenetik Litsea Lam. (Lauraceae) dan
Kerabatnya
Izu Andry Fijridiyanto dan Noriaki Murakami
A. Pteris ensiformis
ANATOMI PARADERMAL DAUN ENAM JENIS TUMBUHAN PAKU MARGA Pteris
B. Pteris fauriei
Diterbitkan oleh Leaf Paradermal Anatomy of Six Species of Pteris
Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya–LIPI C. Pteris heteromorpha
Ratih Eka Fitri Astuti, Hadisunarso, dan Titien Ngatinem Praptosuwiryo
Jln. Ir. H. Juanda 13, Bogor 16003, Indonesia D. Pteris longipinnula
http://krbogor.lipi.go.id
BULETIN KEBUN RAYA 22 (1): Januari 2019
THE BOTANIC GARDENS BULLETIN 22 (1): January 2019
p-ISSN: 0125-961X
e-ISSN: 2460-1519
Penerbit / Publisher
Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Center for Plant Conservation and Botanic Gardens
Indonesian Institute of Sciences
Dr. Bayu Adjie (Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya 'Eka Karya Bali')
Prof. Dr. Dedy Darnaedi (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Dr. Dian Latifah (Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI)
Dr. Irawati (Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI)
Dr. Iyan Robiansyah (Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI)
Dr. Joko R. Witono (Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI)
Dr. Ir. Kartika Ning Tyas M.Si (Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI)
Dr. Kusuma Dewi Sri Yulita (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Ir. Mustaid Siregar M.Si. (Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI)
Dr. Rugayah (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Dr. Wawan Sujarwo (Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya 'Eka Karya Bali'-LIPI)
Prof. Dr. Ir. Yohanes Purwanto (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
DAFTAR ISI
KAJIAN HABITAT DAN POPULASI PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) di BLOK
BARAT KAWASAN HUTAN KONSERVASI PT SABHANTARA RAWI SENTOSA, KUTAI
TIMUR, KALIMANTAN TIMUR
Habitat and population studies of Eurycoma longifolia Jack at the western block of
the conservation forest of PT Sabhantara Rawi Sentosa, Kutai Timur, East
Kalimantan
Julisasi Tri Hadiah, Yuzammi, dan Danang Wahyu Purnom ...................................... 31−46
Tri Handayani
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya–LIPI,
Jl. Ir. H. Juanda 13, Bogor 16003
Email: irtri@yahoo.co.id
Abstract
Annonaceae produces small to large seeds. The size of seeds is closely related to the amount of food reserves
that directly affect germination process. Cotyledons of the Annonaceae vary according to its exposure, position,
or texture/function. This research aimed to determine the seed germination characters of 21 species of
Annonaceae in Bogor Botanic Gardens. Twenty five to thirty seeds of each species were planted in a sand
medium. First germination, germination rate and seedling functional types were observed and recorded. The
result confirmed that Annonaceae seeds required varied time to germinate, i.e. fast, slow and delay germination.
There were seven species included in the fast germination, 11 species slow germination and three species
delayed germination. The earliest seed germination occurred at 24 days after sowing (DAS) (Cananga odorata),
whereas the longest occurred at 212 DAS (Platymitra macrocarpa). The number of species with cryptocotylar
cotyledon type was more than those of phanerocotylar cotyledons type (14 species and seven species,
respectively). The epigeal cotyledons type found in 17 species that is higher than hypogeal cotyledon type (four
species). Species with cotyledon reserve type were more than foliar cotyledons type (14 species and seven
species, respectively). The proportion of seedling types PEF (phanerocotylar-epigeal-foliaceous), CER (crypto-
cotylar-epigeal-reservoir) and CHR (crypto-cotylar-hypogeal-reservoir) were 33.33%, 47.62%, 19.05%
respectively.
Abstrak
Suku Annonaceae menghasilkan biji berukuran kecil sampai besar. Ukuran biji berkaitan erat dengan banyak
sedikitnya cadangan makanan yang secara langsung dapat mempengaruhi proses perkecambahan. Kotiledon
suku Annonaceae bervariasi menurut pembukaan, posisi, atau teksturnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakter perkecambahan dari 21 jenis anggota suku Annonaceae koleksi Kebun Raya Bogor (KRB).
Sebanyak 25 sampai 30 biji untuk setiap jenis disemai dalam media pasir. Penelitian difokuskan pada penentuan
waktu awal berkecambah, kecepatan berkecambah, serta tipe-tipe kotiledon berdasarkan pembukaan, posisi
dan tekstur/fungsi kotiledon. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perkecambahan biji Annonaceae
berlangsung cepat sampai tertunda. Terdapat tujuh jenis yang bijinya cepat berkecambah, 11 jenis bijinya lambat
berkecambah dan tiga jenis bijinya tertunda berkecambah. Biji Cananga odorata paling cepat berkecambah pada
24 hari setelah tanam (hst), sedangkan biji Platymitra macrocarpa paling lama berkecambah (212 hst). Jumlah
semai dengan tipe kotiledon kriptokotil (14 jenis) lebih banyak dibandingkan dengan kotiledon fanerokotil (tujuh
jenis). Semai dengan kotiledon epigeal ditemukan pada 17 jenis, lebih banyak daripada kotiledon hipogeal yang
|1
T. Handayani, Perkecambahan Biji Dan Tipe-Tipe Fungsional Semai Pada Jenis-Jenis Suku Annonaceae
hanya ditemukan pada empat jenis. Jenis dengan tipe kotiledon untuk cadangan makanan (14 jenis) jumlahnya
lebih banyak daripada kotiledon yang berfungsi untuk fotosintesis (tujuh jenis). Sebanyak 33,33% semai bertipe
PEF, 47,62% semai tipe CER dan 19,05% semai tipe CHR.
2 |
Buletin Kebun Raya Vol.22 No. 1, Januari 2019 [1–12]
Tipe semai reservoir yaitu jika kotiledon semai benih (Garwood, 1995; Schmidt, 2000; Vieira et al.,
berdaging dan berfungsi untuk cadangan makanan. 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perkecambahan biji serta tipe-tipe fungsional semai
Berdasarkan gabungan tiga karakter
pada 21 jenis anggota suku Annonaceae koleksi
tersebut akan terbentuk lima kombinasi tipe
Kebun Raya Bogor.
morfofungsional tumbuhan di alam, yaitu: PEF
(phanerocotylar-epigeal-foliaceous), PER (phane
rocotylar-epigeal-reservoir), PHR (phane rocotylar- BAHAN DAN CARA KERJA
hypogeal-reservoir), CER (crypto cotylar-epigeal- Penelitian dilakukan di rumah kaca
reservoir) dan CHR (cryptocotylar-hypogeal- pembibitan Kebun Raya Bogor. Bahan penelitian
reservoir). Kejadian dan proporsi masing-masing berupa biji yang diperoleh dari 21 jenis anggota
tipe fungsional jenis di suatu ekosistem hasilnya suku Annonaceae koleksi Kebun Raya Bogor. Buah-
berbeda-beda. Andrews & Salim (2009) melaporkan buah yang telah masak dipanen, kemudian diambil
bahwa tipe fanerokotil merupakan karakter umum bijinya. Daging buah yang masih menempel pada
yang ditemukan pada suku Annonaceae, sedangkan biji dibersihkan di bawah air yang mengalir sampai
tipe kriptokotil jarang ditemukan pada suku bersih. Setelah bersih, biji dikering-anginkan selama
tersebut. Mereka menambahkan bahwa tipe ±10 jam. Untuk menentukan ukuran biji suatu jenis
kriptokotil lebih banyak ditemukan pada jenis termasuk kecil, sedang atau besar dilakukan
dengan biji besar. Menurut Franceschini (2004), pengukuran terhadap 10 biji dari jenis yang sama
tipe perkecambahan kriptokotil epigeal pada suku secara acak, kemudian dirata-rata. Hasil rata-rata
Annonaceae jarang ditemukan. Dari 90 jenis di tersebut digunakan untuk menentukan kelompok
hutan Venezuela yang diamati, hanya tiga jenis yang ukuran biji. Biji dikelompokkan dalam tiga ukuran
menunjukkan perkecambahan kriptokotil epigeal berdasarkan panjangnya (Missanjo et al., 2013;
yaitu: Guatteria saffordiana Pittier, Rollinia fendleri Menezes et al., 2018), yaitu: biji kecil (<1 cm), biji
R.E.Fr. dan Xylopia aromatica (Lam.) Mart. sedang (1 ̶ 2 cm) dan biji besar (>2 cm), kemudian
Penelitian Ibarra-Manriquez et al. (2001) di hutan dikecambahkan dalam media pasir. Jumlah biji yang
lembab Meksiko menemukan 20 jenis suku disemai masing-masing jenis sebanyak 25 ̶ 30 biji
Annonaceae, namun hanya lima jenis yang tiap petak diulang tiga kali. Kecuali pada
perkecambahannya bertipe kriptokotil epigeal. Enicosanthum paradoxum, Goniothalamus ridleyi,
dan Orophea anceps, jumlah biji yang disemai
Tipe fungsional semai mencerminkan masing-masing hanya 10 biji, karena ketersediaan
strategi adaptif yang digunakan jenis tumbuhan biji yang terbatas. Penyiraman dilakukan setiap hari
dalam menghadapi kondisi lingkungan (Garwood, untuk menjaga kelembaban.
1996; Baraloto & Forget, 2007) terutama pada awal
pembentukan semai (Kitajima, 1996). Tipe Penelitian ini menggunakan metode
observatif dan dianalisis secara deskriptif. Data
fungsional semai berkaitan erat dengan sifat-sifat
tumbuhan lainnya seperti ukuran biji (Baroloto & disusun dan dianalisis dengan menggunakan MS
excel spreadsheet. Parameter yang diamati
Forget, 2007), dan penyebaran benih (Ibarra-
meliputi: waktu awal berkecambah, kecepatan
Manriquez et al., 2001), kebutuhan cahaya
berkecambah, pembukaan/munculnya kotiledon,
(Baroloto & Forget, 2007), dan ketersediaan air
posisi kotiledon, fungsi kotiledon, tipe semai dan
(Ibarra-Manriquez et al., 2001). Dalam merespon
fenologi semai. Pencatatan waktu awal
kebutuhan cahaya, biji kecil tumbuh lebih cepat di
berkecambah dihitung pada hari pertama kali
lingkungan cahaya tinggi, sedangkan biji besar akan
terdapat biji yang berkecambah. Biji dinyatakan
berhubungan erat dengan lingkungan yang
bercahaya terbatas (Baroloto & Forget, 2007). berkecambah jika kecambah telah muncul di atas
Pengetahuan tentang perkecambahan dan tipe media tumbuh sepanjang 0,2−0,5 cm (Martinez-
fungsional semai penting untuk diketahui karena Maldonado et al., 2013). Kecepatan berkecambah
berkaitan erat dengan bidang ilmu lainnya, didasarkan pada waktu awal perkecambahan.
misalnya: ekofisiologi, morfologi, sivikultur, Kecepatan berkecambah dikategorikan dalam
taksonomi, konservasi, identifikasi, atau teknologi cepat, lambat dan tertunda (Garwood, 1995). Biji
|3
T. Handayani, Perkecambahan Biji Dan Tipe-Tipe Fungsional Semai Pada Jenis-Jenis Suku Annonaceae
yang berkecambah dalam waktu 2−4 minggu ditemukan variasi dalam ukuran biji, waktu awal
dikategorikan cepat, 4−16 minggu dikategorikan berkecambah biji, kecepatan berkecambah, serta
lambat, dan biji yang berkecambah >16 minggu tipe fungsional semainya (Tabel 1). Biji suku
dikategorikan tertunda. Pengamatan tipe semai Annonaceae berukuran kecil, sedang, sampai besar.
mengikuti Garwood (1996) dan Zanne et al. (2005) Perkecambahan biji berlangsung cepat
dengan menggunakan tiga kode, yaitu: 1 sampai tertunda. Secara umum jumlah biji yang
menunjukkan eksposur/kemunculan kotiledon lambat berkecambah lebih banyak dibandingkan
(fanerokotil vs kriptokotil). Kode 2 menunjukkan yang cepat atau tertunda berkecambah. Terdapat
posisi kotiledon (epigeal vs hipogeal). Kode 3 tujuh jenis (33,33%) yang bijinya cepat
menunjukkan tekstur/fungsi kotiledon (foliaceous berkecambah dan 11 jenis (52,38%) yang bijinya
vs reservoir). lambat berkecambah. Hanya tiga jenis (14,29%)
yang bijinya tertunda berkecambah. Biji Cananga
HASIL DAN PEMBAHASAN odorata paling cepat berkecambah (24 HST),
Perkecambahan biji sedangkan biji Platymitra macrocarpa paling lama
Pada pengamatan terhadap 21 jenis anggota berkecambah (212 HST).
suku Annonaceae koleksi Kebun Raya Bogor
Tabel 1. Ukuran biji, awal berkecambah, kecepatan berkecambah, dan kelompok fungsional semai pada 21
jenis anggota suku Annonaceae koleksi Kebun Raya Bogor
Rata-
Awal Tipe
rata Kecepatan
Ukuran berke fungsio
ukuran berke
Nama Jenis biji cambah nal
biji cambah
(HST) semai
(cm)
Alphonsea javanica Scheff. sedang 1,75 25 cepat CER
Annona montana Macfad sedang 1,65 25 cepat CER
Annona reticulata L. sedang 1,60 31 lambat PEF
Cananga odorata (Lam.) Hook.f.e Thomson kecil 0,85 24 cepat PEF
Cyathocalyx sumatranus Scheff. besar 3,00 28 cepat PEF
Desmos dasymaschalus (Blume) Safford. kecil 0,9 25 cepat CER
Enicosanthum paradoxum Becc. besar 2,15 34 lambat CHR
Goniothalamus ridleyi King. sedang 2,25 178 tertunda CER
Meiogyne virgate (Blume) Miq. besar 2,70 50 lambat PEF
Mezzettia parviflora Becc. besar 3,00 40 lambat PEF
Mitrephora polypirena (Blume) Miq. sedang 1,60 35 lambat PEF
Orophea anceps Pierre kecil 0,85 118 tertunda CER
Orophea creaghii (Ridl) Leonar & P.J.A. Kessler kecil 1,00 72 lambat CER
Orophea hexandra Blume kecil 1,27 76 lambat CER
Orophea megalophylla Kessler sedang 1,70 78 lambat CHR
Platymitra macrocarpa Boerl. besar 3,33 212 tertunda PEF
Polyalthia glauca (Hassk.) Boerl. sedang 1,25 32 lambat CER
Polyalthia lateriflora (Blume) King. besar 2,75 27 cepat CHR
Polyalthia littoralis (Blume) Boerl. kecil 0,85 49 lambat CER
Polyalthia rumphii (Blume ex Hensch.) Merr. besar 2,05 27 cepat CHR
Polyalthia suberosa (Roxb.) Thwaites. kecil 0,75 62 lambat CER
Keterangan: HST= hari setelah tanam; PEF-phanerocotylar-epigeal-foliaceous; CER-cryptocotylar-epigeal-reservoir; CHR-
cryptocotylar-hypogeal-reservoir.
4 |
Buletin Kebun Raya Vol.22 No. 1, Januari 2019 [1–12]
Perbedaan ukuran biji pada jenis-jenis yang penelitian ini, kecepatan perkecambahan jenis-jenis
diamati disebabkan oleh berbagai faktor, antara pada suku Annonaceae ternyata tidak bergantung
lain: jenis tanaman dan perawakan pohon induk. Biji pada ukuran bijinya (Gambar 1). Jenis-jenis dengan
berukuran kecil hampir semuanya dihasilkan oleh biji berukuran kecil dan sedang yang lambat
pohon induk dengan perawakan perdu, kecuali berkecambah berjumlah lebih banyak dibandingkan
Cananga odorata yang perawakannya pohon besar dengan yang cepat berkecambah. Dari tujuh jenis
tetapi biji-biji yang dihasilkan berukuran kecil. yang berbiji kecil, hanya dua jenis (28,57%) saja
Semua biji berukuran besar dihasilkan oleh yang bijinya cepat berkecambah. Biji berukuran
tanaman dengan perawakan berupa pohon besar, besar yang cepat dan lambat berkecambah ternyata
misalnya Cyathocalyx sumatranus dan Platymitra berjumlah sama. Dari tujuh jenis yang berbiji besar
macrocarpa, masing-masing berukuran rata-rata masing-masing ada tiga jenis (42,86%) yang bijinya
3,00 cm dan 3,33 cm. Menurut Svoma (1998) dan cepat atau lambat berkecambah. Menurut Braga et
Souza & Fagundes (2014), perbedaan ukuran biji al. (2010) dan Corsato et al. (2012) perkecambahan
disebabkan oleh jenis tanaman induk, banyak biji Annonaceae seringkali lambat dan tidak merata.
sedikitnya cadangan makanan dan struktur kulit biji. Faktor yang berpengaruh antara lain: memiliki kulit
biji yang keras, adanya dormansi, dan
Ukuran biji berkaitan erat dengan kecepatan
impermeabilitas biji atau embrio yang tertunda
perkecambahan. Biji tumbuhan secara umum, yang
kemasakannya (Svoma, 1997; Corchuelo & Villamil,
berukuran kecil cenderung lebih cepat
1998; Braga et al., 2010; Corsato et al., 2012; Oumar
berkecambah dibandingkan biji berukuran besar.
et al., 2012). Perkecambahan biji yang lambat atau
Hal ini terjadi karena cadangan makanan yang
tertunda pada Annonaceae lebih banyak
sedikit pada biji kecil akan mendorong untuk cepat
disebabkan karena kulit biji yang keras, dan tekstur
berkecambah supaya segera dapat berfotosintesis.
endosperma atau embrio yang tertunda
Biji besar lambat berkecambah karena memiliki
kemasakannya (Svoma, 1997). Pada biji Polyalthia
cadangan makanan yang cukup untuk bertahan
suberosa tekstur endospermanya yang keras
hidup (Ibarra-Manriquez et al., 2001). Biji kecil
menyerupai kaca (glass-like), sehingga sulit
cepat berkecambah disebabkan karena proses
ditembus air atau udara (Xue et al., 2012). Jenis-
imbibisi berjalan lebih cepat, sebaliknya biji
jenis lain yang tekstur endospermanya glass-like
berukuran besar proses imbisi berjalan lambat,
adalah Polyalthia littoralis, Meiogyne virgata, dan
sehingga biji akan lambat atau tertunda
Mezzettia parviflora.
berkecambah (Sadeghi et al., 2011). Berdasarkan
60
50
40
Persentase jenis (%)
30
20
10
0
Cepat
Lambat
Cepat
Lambat
Cepat
Lambat
Tertunda
Tertunda
Tertunda
Ukuran biji
Gambar 1. Proporsi jenis-jenis tumbuhan anggota suku Annonaceae dengan berbagai kecepatan
perkecambahan dan ukuran
|5
T. Handayani, Perkecambahan Biji Dan Tipe-Tipe Fungsional Semai Pada Jenis-Jenis Suku Annonaceae
6 |
Buletin Kebun Raya Vol.22 No. 1, Januari 2019 [1–12]
90
80
70
Persentase jenis (%) 60
50
40
30
20
10
0
PEF CER CHR PEF CER CHR PEF CER
Kecil Sedang Besar
Ukuran biji
Gambar 2. Proporsi jenis berdasarkan ukuran biji dan tipe fungsional kotiledon.
Keterangan: PEF=phanerocotylar-epigeal-foliaceous; CER= cryptocotylar-epigeal-reservoir; CHR=cryptocotylar-
hypogeal-reservoir
Hasil penelitian ini berbeda dengan laporan lingkungannya tidak seragam. Tipe fungional semai
Andrews & Salim (2009), Franceschini (2004), dan mencerminkan strategi adaptif yang digunakan
Ibarra-Manriquez et al. (2001). Tipe kriptokotil jenis tumbuhan dalam menghadapi kondisi
epigeal dalam penelitian ini lebih banyak ditemukan lingkungannya (Garwood 1996; Baraloto & Forget
daripada tipe fanerokotil yaitu 10 jenis atau 2007), sehingga jenis yang muncul dalam kondisi
sebanyak 47,62% (gambar 3). Tipe kriptokotil tidak lingkungan hutan merupakan jenis yang mampu
hanya ditemukan pada perkecambahan biji besar beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Jenis-jenis
tetapi lebih banyak pada perkecambahan biji kecil. tumbuhan dari suku Annonaceae di Kebun Raya
Hal ini diduga karena adanya perbedaan kondisi Bogor merupakan jenis-jenis yang sengaja ditanam
lingkungan dan jenis-jenis yang diteliti di tempat dan bukan tumbuh liar, sehingga hampir semua
penelitian dengan penelitian lainnya. Kondisi jenis yang menghasilkan buah, bijinya akan
lingkungan di Kebun Raya Bogor hampir seragam berkecambah, baik yang fanerokotil epigeal,
sedangkan penelitian lain di hutan yang kondisi kriptokotil epigeal maupun kriptokotil hipogeal.
60
Persentase Jumlah jenis (%)
50
40
30
20
10
0
PEF CER CHR
Tipe fungsional kotiledon
|7
T. Handayani, Perkecambahan Biji Dan Tipe-Tipe Fungsional Semai Pada Jenis-Jenis Suku Annonaceae
Kotiledon dapat berfungsi untuk fotosintesis akan menyediakan sumber makanan untuk
atau cadangan makanan. Hasil pengamatan menunjang energi semai selama waktu stress dan
menunjukkan bahwa 7 jenis (33,33%) memiliki beradaptasi dengan lingkungan yang kurang
kotiledon yang berfungsi untuk fotosintesis dan 14 cahaya. Menurut Kitajima (2003), kotiledon
jenis (66,67%) kotiledonnya untuk cadangan merupakan makanan yang bergizi dan berenergi
makanan (Gambar 4). Sebagai cadangan makanan, tinggi, baik untuk cadangan makanan maupun
kotiledon menyediakan sebagian besar asimilat fotosintesis. Meskipun terdapat persediaan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan semai sampai makanan, kotiledon foliaceous mulai menggunakan
daun sejati pertama menghasilkan asimilat (Zheng cahaya sebagai sumber energi lebih awal daripada
et al., 2011). Kotiledon cadangan makanan juga kotiledon cadangan makanan.
80
70
Persentase jumlah jenis (%)
60
50
40
30
20
10
0
Fotosintesis Cadangan makanan
Fungsi kotiledon
Kotiledon cadangan makanan umumnya seringkali tetap terbungkus oleh kulit biji dan cepat
tebal, berwarna putih, kemerahan atau kekuningan, luruh. Sebagai contoh kotiledon Dasymaschalon
8 |
Buletin Kebun Raya Vol.22 No. 1, Januari 2019 [1–12]
blumei, Orophea hexandra, Polyalthia littoralis dan kotiledonnya langsung luruh umumnya terjadi pada
polyalthia suberosa (Gambar 7 dan 8). Kotiledon biji epigeal. Jenis-jenis kriptokotil yang kotiledonnya
pada jenis-jenis kriptokotil ada yang langsung luruh tetap menempel pada semai biasanya terdapat
pada saat munculnya calon daun (plumula), tetapi pada biji yang tetap berada di dalam tanah pada
ada yang tetap menempel pada semai sampai kurun saat berkecambah.
waktu tertentu. Jenis-jenis kriptokotil yang
|9
T. Handayani, Perkecambahan Biji Dan Tipe-Tipe Fungsional Semai Pada Jenis-Jenis Suku Annonaceae
10 |
Buletin Kebun Raya Vol.22 No. 1, Januari 2019 [1–12]
| 11
T. Handayani, Perkecambahan Biji Dan Tipe-Tipe Fungsional Semai Pada Jenis-Jenis Suku Annonaceae
12 |