Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA MEDIS: Kanker Prostat

A. DEFENISI
Kanker prostat merupakan age dependent desease, semakin tua resiko terkena
kanker prostat semakin tinggi. Sel-sel kanker prostat dominan tumbuh di zone
perifer dan sentral kelenjar prostat, sehingga jarang sekali menimbulkan keluhan
pada stadium awal. Keluhan muncul pada stadium lanjut karena komplikasi atau
adanya metastsasis, (Duarsa, 2020).

B. ETIOLOGI (Jika ada Klasifikasi, Jelaskan) :


Etiologi kanker prostat (Duarsa, 2020), adalah :
1. Faktor genetik/ ras (riwayat keluarga)
2. Infeksi dan inflamasi
3. Faktor diet dan lingkungan
4. Merokok dan obesitas
5. Aktivitas seksual
6. Tindakan vasektomi
7. Konsumsi alkohol

C. GEJALA KLINIS
Menurut Wirawan (2013), mengungkapkan gejala klinis kanker prostat adalah :
1. Pada stadium awal kanker prostat biasanya terjadi tanpa gejala, sampai
beberapa tahun. Pada masa ini kanker prostat umumnya ditemukan secara tidak
sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan colok dubur untuk memeriksa
organ lain. Prostat yang terkena kanker akan teraba berbenjol-benjol (nodul)
saat dilakukan oemeriksaan dengan colok dubur.
2. Kanker prostat yang semakin membesar akan menekan saluran uretra sehingga
pasien akan mengalami keluhan saat buang air kecil. Antara lain, nyeri saat
buang air kecil, pengeluaran urine yang tidak lancar, dan urine bercampur
dengan darah.
3. Pada stadium lanjut, sel-sel kanker akan melakukan invasi atau menyebar ke
organ disekitarnya dan metastase atau menyebar ke organ yang letaknya cukup
jauh dari prostat. Keluhan yang timbul selanjutnya sesuai dengan lokasi
penyebarab dari sel-sel kanker tersebut. Pada tulang belakang akan timbul
nyeri, pada paru-paru akan timbul nyeri dada, sesak dan batuk lama, dan pada
hati akan timbul nyeri perut kanan atas yang disertai kekuningan pada perut.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosa, Suryo (2010).
Adalah :
1. Pemeriksaan darah
Yaitu PSA total, dan bila perlu ditambahkan pemeriksaan rasio free-PSA/ PSA
total, untuk membedakan kanker prostat dan BPH terutama bagi pasien dengan
hasil PSA total antara 2,6-10 ng/ml.
2. Pemeriksaan USG transrektal
Merupkan salah satu prosedur pemeriksaan pada pasien dengan keluhan saluran
kemih bagian bawah. Pada pemeriksaan ini dapat dinilai volume prostat dan
adanya lesi hypoechoic atau hyperechoic yang mengindikasikan adanya kanker
prostat. Selai itu USG transrektal ini juga dapat digunakan sebagai pembimbing
saat melakukan biopsi prostat.
3. Biopsi prostat yang dipandu dengan USG untuk mendapatkan sampel jaringa
prostat.
Selanjutnya jaringan diperiksa dibawah mikroskop untuk mendeteksi ada atau
tidak adanya sel kanker. Biopsi prostat sebaiknya dikerjakan secara rutin dalam
keadaan :
a) Kecurigaan keganasan dari colok anus
b) Adanya lesi hypoechoic atau hyperechoic pada pemeriksaan USG transrektal
c) Nilai PSA lebih dari 10 ng/ ml
d) Nilai densitas PSA lebih dari 0,15 (bila PSA 4-10 ng/ ml)
4. Pemeriksaan hitopatologi
Dilakukan untuk menentukan stadium kanker (cancer staging) yang akan
menjadi salah satu dasar\pemilihan pengobatan.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis luka bakar, (Suryo, 2010). Adalah :
1. Terapi radiasi
Radiasi lokal pada daerah prostat dapat mengenai saraf disekitarnya yang
berfungsi mengendalikan proses ereksi, dan juga saraf yang mengatur aliran
darah ke penis. Sayangnya sebanyak 20-30% penderita kanker prostat yang
mengalami terapi radiasi mengalami ejakulasi dini.
2. Operasi radikal prostatektomi
Pada operasi ini dilakukan pengangkatan kelenjar prostat dsecara utuh sehingga
memungkinkan cedera atau terangkatnya saraf yang berada disekitarnya.
Ejakulasi dini pasca operasi ini juga sangan bergantung dari usia penderita
kemampuan ereksi sebelum operasi, dan derajat kankernya. Pria muda dengan
tumor kecil memiliki peluang besar untuk tidak mengalami ejakulasi dini
detelah operasi.
3. Terapi hormon antiandrogen
Peneurunan kadar tetosteron akan menurunkan libido dan pada akhirnya akan
menurunkan kemampuan ereksi.
F. PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN KOMPREHENSIF
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi, nokturia,
urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas sehabis miksi,
hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang dan akirnya menjadi
retensio urine.
3. Riwayat penyakit dahulu .
Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya ISK
(Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang. Penyakit kronis yang pernah di
derita. Operasi yang pernah di jalani kecelakaan yang pernah dialami adanya
riwayat penyakit DM dan hipertensi.
4. Riwayat penyakit keluarga.
Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM, asma, atau
hipertensi.
5. Riwayat psikososial
a) Intra personal
Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan muncul kecemasan.
Kecemasan ini muncul karena ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan.
Tingkat kecemasan dapat dilihat dari perilaku klien, tanggapan klien tentang
sakitnya.
b) Inter personal
Meliputi peran klien dalam keluarga dan peran klien dalam masyarakat.
6. Pola fungsi kesehatan
7. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau, penggunaan
obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa dilakukan dalam
mempertahankan kesehatan diri (pemeriksaan kesehatan berkala, gizi makanan
yang adekuat
8. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah
minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang
mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis, anoreksia dan vomiting. Pada
pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah.
9. Pola eliminasi
Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu,
menetes- netes, jumlah klien harus bangun pada malam hari untuk berkemih,
kekuatan system perkemihan Klien juga ditanya apakah mengedan untuk
mulai atau mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi,
apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam
rectum.
10. Pola tidur dan istirahat
Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena
frekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ). Kebiasaan tidur
memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga perlu ditanyakan.
Upaya mengatasi kesulitan tidur.
11. Pola aktifitas.
Klien ditanya aktifitasnya sehari – hari, aktifitas penggunaan waktu senggang,
kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit.
Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak mengalami gangguan, dimana
klien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari – hari sendiri.
12. Pola hubungan dan peran
Klien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga, pasien lain,
perawat atau dokter. Bagai mana peran klien dalam keluarga. Apakah klien
dapat berperan sebagai mana seharusnya.
13. Pola persepsi dan konsep diri
Meliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau dirasakan
klien sebelum pembedahan. Biasanya muncul kecemasan dalam menunggu
acara operasinya. Tanggapan klien tentang sakitnya dan dampaknya pada
dirinya.
G. ANALISA DATA

MASALAH
NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 Pelepasan mediator Nyeri akut
kimia bradikinin
Data subjektif :
- pasien mengeluh nyeri pada paha
Merangsang
bagian atas dan pada bagian
nosiseptor
selangkangan, dan mata terasa
berkunang-kunang seperti akan
Impuls diantar ke
pingsan.
kornudostalis
- P: Nyeri akibat kemoterapi
medulaspinalis
Q: Seperti tertusuk-tusuk jarum
R: Paha atas dan selangkangan
Impuls dihantar
S: Skala 7
ketalamus
T: Hilang timbul
Impuls dihantar
Data objektif :
kekorteks serebri
- Tensi : 140/70 mmHg
- Nadi : 90 x/menit
Interpretasi nyeri
- Suhu : 372oC
- Respirasi : 19 x/menit
Nyeri akut
Zat kimia/ obat-batan
Data subjektif :
2 masuk ke dalam tubuh Defsit nutrisi
- Pasien mengatakan Pada saat jam
makan pasien berusaha untuk
Bekerja pada mediator
makan, namun tak lama
kimia/neurintransmite
kemudian dimuntahkan semua
r
Data objektif :
Merangsang saraf
- Pasien makan hanya 4 sendok
fagus
- Tensi : 140/70 mmHg
- Nadi : 90 x/menit
Menyampaikan
- Suhu : 372oC
rangsangan ke CTZ
- Respirasi : 19 x/menit
dan pusat muntah

Mual dan muntah

Defsit nutrisi
H. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungn dengan inflamasi ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri pada paha bagian atas dan pada bagian selangkangan, dan mata terasa
berkunang-kunang seperti akan pingsan, P: Nyeri akibat kemoterapi, Q: Seperti
tertusuk-tusuk jarum, R: Paha atas dan selangkangan, S: Skala 7, T: Hilang
timbul, tensi : 140/70 mmHg, nadi : 90 x/menit, suhu : 37 2oC, respirasi : 19
x/menit.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan efek zat kimia/ obat-obatan masuk kedalam
tubuh ditandai dengan pasien mengatakan pada saat jam makan pasien berusaha
untuk makan, namun tak lama kemudian dimuntahkan semua, Pasien makan
hanya 4 sendok, Tensi : 140/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37 2oC,
Respirasi : 19 x/menit

I. ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


. KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1 Nyeri akut Setelah Observasi : 1.Untuk
berhubungn dengan 1. Identivikasi lokasi , mengetahui/lokasi
dilakukan
inflamasi ditandai karakteristik, sumber nyeri
dengan pasien tindakan durasi, frekuensi, 2.Untung mengrtahui
mengeluh nyeri pada kualitas, intensitas derajat /skala nyeri.
keperawatan
paha bagian atas dan nyeri. 3.Untuk mengetahui
pada bagian selama 3 X 24 2. Identivikasi skala faktor-faktor yang
selangkangan, dan nyeri mempengaruhi
jam
mata terasa 3. Indentifikasi faktor nyeri.
berkunang-kunang diharapkan yang memperberat 4.Untuk mengetahui
seperti akan pingsan, dan memperingan jenis analgetik
masalah
P: Nyeri akibat nyeri yang tepat
kemoterapi, Q: keperawatan 4. Monitor efek 5.untuk mengurangi
Seperti tertusuk- samping rasa nyeri.
dapat teratasi
tusuk jarum, R: Paha penggunaan 6.Meningkatkan
atas dan dengan analgesik kenyamanan klien
selangkangan, S: Terapeutik : 7.Meningkatkan
kriteria hasil :
Skala 7, T: Hilang 5. Berikan teknik non kenyamanan klien
timbul, tensi : 1.Klien farmakologis 8.Agar klien dapat
140/70 mmHg, nadi 6. Kontrol lingkungan mengurang nyeri
kooperatif
: 90 x/menit, suhu : yang memperberat secara mandiri
372oC, respirasi : 19 2. Klien tidak rasa nyari. 9.Untuk memantau
x/menit. 7. Fasilitas istirahat nyeri secara
lagi merasa
dan tidur mandiri
nyeri Edukasi 10. Untuk meredakan
8. Jelaskan strategi nyeri
meredakan nyeri
9. Anjurkan monitor
nyeri secara
mandiri
Kolaborasi :
10. Kolaborasi
pemberian
analgetik

2 Defisit nutrisi Setelah Observasi : 1. Untuk


berhubungan dengan dilakukan 1. Identivikasi status mengetahui status
efek zat kimia/ obat- tindakan nutrisi nutrisi klien
obatan masuk keperawatan 2. Identifikasi alergi 2. Untuk
kedalam tubuh selama 3 X 24 & intoleransi mengetahui jenis
ditandai dengan jam makanan makanan yang
pasien mengatakan diharapkan : 3. Monitor berat tepat
pada saat jam makan 1. Klien badan 3. Untuk mengetahu
pasien berusaha kooperatif Terapeutik : perkembangan
untuk makan, namun 2. Klien 4. Lakukan oral berat badan klien
tak lama kemudian makan lebih hygiene 4. Untuk
dimuntahkan semua, banyak 5. Sajukan makanan meningkatkan
Pasien makan hanya 3. Mual & secara menarik kenyamanan
4 sendok, Tensi : muntah dengan suhu yang klien saat makan
140/70 mmHg, Nadi berkurang sesuai dan untuk
: 90 x/menit, Suhu : 6. Berikan makanan mengurangi mual
372oC, Respirasi : 19 tinggi kalori dan 5. Untuk
x/menit protein meningkatkan
nafsu makan
klien
Edukasi : 6. Untuk menjaga
7. Anjurkan posisi kestabilan energi
duduk klien
Kolaborasi : 7. Untuk mencegah
8. Kolaborasi dengan aspirasi
ahli gizi untuk 8. Untuk
menentukan menentukan
jumbla kalori dan jumbla kalori dan
jenis nutrien yang jenis nutrien yang
dibutuhkan tepat sesuai
kebutuhan klien.

J. DAFTAR PUSTAKA
Duarsa, K., W., G. (2020). Luts, prostatitis, BPH dan kanker prostat. Surabaya :
pusat penerbitan dan percetakan UNAIR
Suryo, J. (2010). Herbal penyembuh wasir dan kanker prostat. Yogyakarta : B Firts
Wirawan, C., M., I. (2013). Kesehatan pria dan THT. Jakarta : PT Mizan Publika

Anda mungkin juga menyukai