Anda di halaman 1dari 40

Dr. Makhfudli, S. Kep. Ns. M. Ked.

Trop
Departemen Keperawatan Kesehatan Komunitas
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga

Maret 2021

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 1
WHAT IS THE UNIQUE SKILL OF
EPIDEMIOLOGISTS?

MEASURING
DISEASE
FREQUENCY IN
POPULATIONS

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 2
A. PERHITUNGAN FREKUENSI
PENYAKIT

1. Rasio
- Dapat dinyatakan dalam a/b
- Berguna untuk pembandingan
- Contoh ukuran yang menggunakan rasio
Sex ratio
Dependency ratio
Rasio perawat per penduduk
Rasio puskesmas perK Ependuduk
PKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 3
HOW MANY?

Community A Community B

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 4
2. PROPORSI / PERSENTASE
Menyatakan besar relatif suatu kelompok terhadap total
semua kelompok
Untuk dua kelompok a dan b, proporsi a= a/(a+b) atau
persentase a = a/(a+b) x 100%

Misal : Proporsi kematian karena DHF adalah jumlah


yang mati karena DHF dibagi jumlah seluruh kematian

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 5
DISTRIBUSI FREKUENSI, PROPORSI DAN
PERSENTASE RESPONDEN MENURUT TINGKAT
PENDIDIKAN
Tingkat Pendidikan Frekuensi Proporsi %

Tidak sekolah/tdk tamat SD 5 5/53 9,4


Tamat SD 23 23/53 43,4
Tamat SLTP 10 10/53 18,9
Tamat SLTA 11 11/53 20,8
Tamat Diploma/Universitas 4 4/53 7,5
Jumlah 53 100

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 6
3. RATE

Besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah


keseluruhan penduduk dimana peristiwa itu
berlangsung dalam suatu batas waktu
tertentu
Memasukkan unsur waktu dalam perhitungan
rasio maupun proporsi

Contoh:
 CDR (crude death rate)
 CBR (crude birth rate)
RNI (rate of natural increase)
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 7
RATE

N kelahiran hidup dalam setahun


CBR   1000
populasi tengah tahun

N kematian dalam setahun


CDR   1000
populasi tengah tahun

RNI  CBR  CDR

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 8
B. UKURAN MORBIDITAS

1. Insidensi
Jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada
kelompok penduduk tertentu dlm suatu
kurun waktu tertentu

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 9
Pada penyakit menular tertentu dengan
masa tunas yg pendek dapat dihitung attack
rate (angka serangan), misal pada wabah
atau Kejadian Luar Biasa (KLB) yg biasanya
berlangsung tidak terlalu lama (beberapa
hari atau minggu saja).

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 10
2. Prevalensi

a. Point prevalence, jumlah seluruh


penderita (lama+baru) yg ada pada
suatu saat tertentu

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 11
b. Periode prevalence, jumlah seluruh
penderita (lama+baru) yg ada pada
suatu periode tertentu

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 12
MANFAAT UKURAN INSIDENSI
1. Angka insidensi dapat digunakan untuk
mengukur angka kejadian penyakit.
Perubahan angka insidensi dapat
menunjukkan adanya perubahan faktor2
penyebab penyakit, yaitu fluktuasi alamiah
dan adanya program pencegahan.
2. Dalam penelitian epidemiologi  sebab
akibat
3. Perbandingan antara berbagai populasi
dengan pemamapan yg berbeda
4. Untuk mengukur besarnya risiko
determinan tertentu

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 13
MANFAAT UKURAN PREVALENSI
1. Menggambarkan tingkat
keberhasilan program
pemberantasan penyakit
2. Penyusunan perencanaan pelayanan
kesehatan, misal obat, tenaga,
ruangan
3. Menyatakan banyaknya kasus yg
dapat didiagnosis

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 14
C. UKURAN MORTALITAS

1. Crude Death Rate (CDR)


Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yg dicatat
selama satu tahun per 1000 penduduk di pertengahan
tahun yg sama

AKK/CDR = Jmh kematian yg dicatat dlm thn kalender X 1000


Jlh seluruh pddk pertengahan thn yg sama

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 15
2. Age Specific Death Rate (ASDR)

Jmlh kematian pada kelompok umur tertentu


tertentu selama satu tahun
/ 1000
Jmlh penduduk golongan umur tersebut pada
pertengahan tahun yg sama

• Bisa interval 5 tahunan atau


• Kelompok umur khusus spt : neonatus, bayi,
balita, usia sekolah, dewasa, usia lanjut, dll.

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 16
KELOMPOK UMUR
Cth : Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Dirinci lagi menjadi :
Perinatal Mortality Rate (Kematian Janin >28 mgg Usia
Kehamilan s.d bayi berusia 7 hari)
Neonatal Mortality Rate (0 – 1 bulan)
Post Neonatal Mortality Rate (1 bulan – 1 tahun)

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 17
Examples for age spesific death rates:

A. Infant mortality rate (IMR)


Jmlh kematian bayi selama satu tahun
/ 1000
Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya IMR berkaitan dengan

1. Penyakit infeksi yg dapat dicegah dgn imunisasi


2. Diare yg dapat menyebabkan dehidrasi
3. Personal higiene dan sanitasi lingkungan yg
kurang memadai, serta sosial ekonomi rendah
4. Gizi buruk dan daya tahan tubuh yg menurun

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 18
Examples for age spesific death rates:

B. Perinatal mortality rate (PMR)

Jmlh kematian janin pada kehamilan 28 mgg atau lebih


+ jumlah kematian bayi < 7 hari selama satu tahun / 1000
Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya PMR berkaitan dengan

1. Banyaknya bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


2. Status gizi ibu dan bayi
3. Keadaan sosial ekonomi
4. Penyakit infeksi terutama ISPA
5. Pertolongan persalinan
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 19
Examples for age spesific death rates:

C. Neonatal mortality rate (NMR)

Jmlh kematian bayi berumur < 28 hari selama satu tahun


/ 1000
Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya NMR berguna untuk mengetahui :

1. Tinggi randahnya usaha perawatan antenatal/


selama kehamilan dan post natal/perawatan bayi
setelah lahir
2. Program imunisasi
3. Pertolongan persalinan
4. Penyakit infeksi terutama ISPA
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 20
Examples for age spesific death rates:

D. Post Neonatal mortality rate (PNMR)

Jmlh kematian bayi berumur > 28 hari sampai 1 tahun


selama satu tahun / 1000

Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya PNMR berkaitan dengan :

1. Penyakit infeksi yang sebenarnya dapat dicegah


dengan imunisasi
2. Diare yg mengakibatkan dehidrasi
3. Lingkungan dan higiene sanitasi yg kurang memadai
4. Gizi buruk dan penurunan daya tahan tubuh
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 21
Examples for age spesific death rates:

E. Angka Kematian Balita (Akaba)

Jmlh kematian balita dalam 1 tahun


/ 1000
Jmlh balita di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya Akaba berkaitan dengan :

1. Program pelayanan kesehatan


2. Program imunisasi
3. Program perbaikan gizi
4. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi, dll
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 22
Examples for age spesific death rates:

F. Maternal Mortality Rate (MMR)


Jmlh kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan
masa nifas selama satu tahun / 100 000

Jmlh kelahiran hidup pada tahun dan wilayah yg sama

Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

1. Keadaan sosial ekonomi


2. Kesehatan ibu selama hamil, bersalin dan nifas
3. Pelayanan kesehatan terhadap ibu
4. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 23
3. Cause Specific Mortality Rate (CSMR)

Jmlh kematian karena sebab penyakit tertentu


selama satu tahun / 100000
Jmlh penduduk pada pertengahan tahun yg sama

Jumlahnya sangat kecil dibandingkan jumlah


penduduk
Maka digunakan konstanta 100.000 untuk
menghindari angka desimal

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 24
4. Case Fatality Rate (CFR)

Jmlh kematian karena penyebab penyakit tertentu


dlm suatu lingkungan dan kurun waktu tertentu / 1 000
Jmlh penderita penyakit tsb dlm lingkungan dan kurun
waktu yg sama

Lebih menunjukkan keganasan penyakit


tersebut pada kondisi atau lingkungan
tertentu

Seperti kematian saat Kejadian Luar Biasa


(KLB) penyakit tertentu

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 25
D. UKURAN FERTILITAS

1. Crude Birth Rate (CBR)


Angka kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran yg
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yg sama

Jmlh kelahiran hidup selama satu tahun


/ 1000
Jmlh penduduk pada pertengahan tahun yg sama

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 26
Keterbatasan CBR
• Perhitungan CBR ini sederhana, mudah
dihitung tetapi kasar.
• Perhitungan ini disebut perhitungan kasar
karena yang menjadi pembagi adalah seluruh
penduduk baik laki-laki maupun perempuan
seluruh usia termasuk yang bukan
perempuan usia reproduksi (15-49 tahun).

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 27
2. Age Specific Birth Rate (ASBR)
Jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan
umur tertentu yg dicatat selama satu tahun per
1000 penduduk wanita golongan umur tertentu
pada pertengahan tahun yg sama

Jmlh kelahiran hidup oleh ibu golongan umur


tertentu selama satu tahun
/ 1000
Jmlh penduduk wanita golongan umur tertentu
pada pertengahan tahun yg sama

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 28
AGE SPECIFIC BIRTH RATE (ASBR)
Biasanya dengan interval 5 tahun
Usia subur = 15 – 49 tahun  7 interval.
Dapat disusun menjadi distribusi frekuensi pada
setiap golongan umur (interval).
Dapat diketahui : umur berapa yang punya
tingkat kesuburan yang tinggi.

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 29
Usia 15-20  5/25 x 1000 = 200 per 1000
Usia 20-25  10/30 x 1000 = 333 per 1000

Dapat disimpulkan wanita usia 20-25 tahun. lebih subur daripada usia 15-20 tahun

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 30
E. UKURAN RISIKO

Risiko dapat diartikan sebagai derajad ketidakpastian


Risiko = 0
Ada kepastian suatu peristiwa tidak akan terjadi
Risiko = 1
Terdapat kepastian bahwa suatu peristiwa pasti akan
terjadi
Besarnya risiko untuk terkena penyakit dapat
dibandingkan dengan menghitung besarnya
insidensi suatu penyakit antara orang yg
terpapar dgn faktor penyebab penyakit tsb dgn
yg tidak terpapar

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 31
1. RISIKO ATRIBUT (ATTRIBUTE
RISK/AR)
Selisih angka insidensi antara kelompok terpapar dgn tidak
terpapar
Dianggap sbg akibat pemaparan oleh faktor penyebab
penyakit (atribut)

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker paru


Dari 100 perokok berat  5 menderita ca paru  besar
risiko = 5/100 = 0,05
Dari 100 bukan perokok  2 menderita ca paru  besar
risiko = 2/100 = 0,02
Risiko Atribut = 0,05 – 0,02 = 0,03  3% insidensi ca
paru disebabkan oleh kebiasaan merokok
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 32
Risiko atribut bermanfaat untuk memperkirakan
besarnya risiko yg dapat dihindarkan bila ‘atribut’ yg
dianggap sbg penyebab penyakit dihindarkan.
Cth : Hubungan antara kontrasepsi oral dgn tromboflebitis
Dari 1700 pengguna kontrasepsi oral  17 menderita
tromboflebitis
Dari 1000 yg tdk menggunakan kontrasepsi  5 menderita
tromboflebitis
Risiko Atribut = (17/1700) – (5/1000) = 0,005  0,5%

Risiko tromboflebitis yg dapat dihindarkan dgn tidak


menggunakan kontrasepsi oral adalah 0,53%

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 33
Risko atribut penting diketahui untuk :

Penyuluhan kepada masyarakat ttg manfaat yg


diperoleh bila faktor penyebab penyakit
dihindarkan
Menyusun rencana pencegahan penyakit dgn
menghilangkan atau mengurangi ‘atribut’ atau
faktor yg dianggap sbg penyebab timbulnya
penyakit

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 34
2. RISIKO RELATIF (RISK RATIO/RR)

Menghitung rasio antara 2 kelompok


Membandingkan insidensi antara kelompok terpapar dgn yg
tidak terpapar

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat

Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat


Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 35
BESARNYA RISIKO YG DITANGGUNG OLEH PEROKOK UNTUK
TERKENA CA PROSTAT DIBANDINGKAN DGN BUKAN
PEROKOK DAPAT DIJELASKAN SBB.

Ca Prostat Jumlah Risiko


+ -
Perokok 90 910 1000 0,09
Bukan 1000 0,03
perokok 30 970

Jumlah 120 1880 2000 RR=3,0


Kesimpulan : Perokok mempunyai risiko menderita Ca
Prostat 3 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan
perokok
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 36
3. ODDS RATIO (OR)

Pada penelitian retrospektif perhitungan risiko relatif hanya


berdasarkan perkiraan saja yg disebut odds ratio.
Yg dibandingkan bukan angka insidensi tetapi pemaparan

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat

Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat


Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 37
BESARNYA RISIKO YG DITANGGUNG OLEH PEROKOK UNTUK
TERKENA CA PROSTAT DIBANDINGKAN DGN BUKAN
PEROKOK DAPAT DIJELASKAN SBB.

Ca Prostat Odds
+ -
Perokok 90 910 90/910
Bukan 30 970 30/970
perokok
Odds 90/30 910/970 OR=3,2
Kesimpulan : Besarnya risiko untuk menderita Ca Prostat
pada perokok 3,2 kali lebih besar dibandingkan dengan risiko
menderita prostat pada yang bukan perokok
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 38
OR = 90/910 : 30/970
= 90 x 970/30x910
= 87300/27300
= 3,2

KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 39
MATUR NUWON SANGET
KEPKESKOM/FKP UNAIR/IEVUT_RZ@YAHOO.COM 40

Anda mungkin juga menyukai