Anda di halaman 1dari 37

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi. Dari segi pertanian, tanah

merupakan lapisan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan mineral,

bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman.

Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung atau

secara fisik. Sifat fisika tanah anatara lain tekstur tanah, struktur, warna,

kedalaman, bulk density, porosiatas dan lain-lain.

Apabila diperhatikan dengan lebih seksama, tanah bukanlah terdiri dari

benda padat yang pejal melainkan ternyata tersusun dari 4 bagian penyusun tanah,

yaitu bahan mineral (an-organik), bahan-bahan organik atau sisa tanaman dan

hewan, air tanah dan udara tanah. Keempat bagian penyusun tanah tersebut

bergabung satu sama lain membentuk suatu sistem yang kompleks, yaitu tanah,

yang merupakan media yanag baik bagi perakaran tanaman, sebagai gudang unsur

hara dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman

(Hardjowigeno, 2003)

Tanah terbentuk dan berkembang dari prses-proses alami, adanya

diferensiasi profil tanah membentuk horizon-horizon, terdapat beberapa hal yang

memebedakan antara sifat bahan induk dengan horizon tanah yang terbentuk

berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam

langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.

1
I.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum mata kuliah dasar-dasar ilmu tanah adalah untuk

mengetahui analisis sifat fisik dan kimia tanah pada beberapa lapisan tanah di

lahan integrasi fakultas pertanian universitas tadulako.

I.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum dasar-dasar ilmu tanah ini adalah mahasiswa

menjadi tahu sifat-sifat fisik dan sifat kimia serta karakteristik tanah di daerah

yang telah di analisis.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum Lokasi Praktikum

Tempat dilaksanakan praktikum di Lahan Integrasi Fakultas Pertanian

Universitas Tadulako . Adapun lahan tempat pengambilan sampel merupakan

lahan praktikum mahasiswa semester satu.

Gambar 1. Profil Tanah

II.2 Pengertian Tanah Dan Profil Tanah

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi,

yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan

dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat

tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad

hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Profil tanah merupkan

irisan vertikal tanah dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R.. empat lapisan teratas

yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horison O-A disebut lapisan

atanh atas dan horison E-B disebut lapisan tanah bawah. Tanah berbedar dari

batuan induknya karena adanya interaksi anatara Hidrosfer, Atmosfer, Litosfer

3
dan biosfer inilah merupakan campuran dari konstituen mineral yang dalam

keadaan padat, cair dan gas yang selalu mengalami binamisasi dalam kondisi

seimbang (Hanafiah, 2004)

II.3 Permeabilitas Tanah

Permeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah

baik melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun

vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling

berhubungan. Rongga ini memmungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel

melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat

tanah yanag memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju air tertentu

disebut permeabilitas tanah. Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki

permeabilitas yang berbeda (Winda, 2010)

Tabel 1. Kriteria permeabilitas


No. Kelas Permeabilitas (cm/jam)
1 Sangat lambat < 0,5
2 Lambat 0,5 – 02,0
3 Agak lambat 2,0 - 6,3
4 Sedang 6,3 – 12,7
5 Agak cepat 6,3– 25,4
6 Cepat 12,7 – 25,4
7 Sangat cepat > 25,4
Sumber : sarma,2015

koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori

yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur

tanah. Secaraa garis besar, makin kecil ukuran partikel, maka kecil pula ukuran

pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti lapisan tanh berbutir-

butir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga yang lebih

4
rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitasnya merupakan fungsi angka

pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas unyuk aliran sejajar lebih besar

dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung

yang bercelah lebih besar dari lempung yang tidak bercelah (Hardjowigeno, 2003)

II.4 Bulk Density Tanah

Kerapat lindak merupakan cara untuk menyatakan bobot tanah, dalam hal

ini jumlah ruangan dalam tanah (ruangan yanag ditempati padatan, air dan gas)

turut diperhitungkan (Prakoso,2004). Semakin tinggi bobot isi, maka tanah

tersebut akan semakin padat. Bobot isi tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu

atau dari lapisan ke lapisan sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur

tanah. Tanah yanag mempunyai bobot isi besar akan sulit meneruskan air atau

sukar ditembus oleh akar tanaman, sebaiknya tanah dengan bobot isi rendah, akar

tanaman akan lebih mudah berkembang (Hardjowigeno, 2007).

Tabel 2. Kriteria bobot isi


Bobot isi (g/cm3) Kelas
>1,4 Berat
1,2 – 1,4 Sedang
0,9 – 1,1 Ringan
0,6 – 0,8 Sangat ringan
Sumber: Hanafiah, 2005

5
II.5 Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan perbandingan proporsi fraksi tanah, yaitu pasri,

debu dan liat. Fraksi-fraksi tersebut memiliki sifat fisik, kimia dan biologis yang

berbeda-beda. Selain itu juga ada faktor yang mempengaruhi tekstur tanah seperti

air, waktu, bahan induk, organisme, dan topografi.

Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil

sehingga sulit menyerap (menahan) ari dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat

mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan

menyediakan unsur hara tinggi (Hardjowigeno, 2007)

Gambar 2. Segitika tekstur


Sumber : jamespardede, 2014

6
II.6 Partikel Density

Kerapatan partikel atau partikel density didefinisikan sebagai berat tanah

kering persatuan volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk pori

tanah). Jelasnya yang dimaksud tanah disini adalah volume tanahnya daja dan

tidak termasuk volume ruang pori yang terdaat diantar ruang pori (Hardjowigeno,

2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi partikel density yaitu kadar air, tekstur

tanah, struktur tanah, bahan organik, dan topografi. Kadar air mempengaruhi

volume kepadatan tanah, dimana untuk mengetahui volume kepadatan tanah

dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah, sebab tanpa adanya pengaruh kadar air

maka proses partikel density tidak berlangsung, karena air sangat mempengaruhi

volume kepadatan tanah (Hanafiah 2005)

II.7 Prositas Tanah (Ruang Pori Total Tanah)

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang dapat

ditempati oleh udara dan air, serta merupakan indikator kondisi drainase dan

aerasi tanah. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro) dan

pori-pori halus (mikro). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yanag

mudah hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler

atau udara. Tanah-tanah pasir memiliki pori-pori kasar lebih banayak daripada

tanah liat. Tanah yanag banyak mengandung pori-pori kasar sulit menahan air

sehingga tanahnya mudah kekeringan. Tanah liat mempunya pori total

(jumlahpori-pori makro + mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir

(Hardjowigeno, 2007)

7
II.8 Reaksi Tanah (pH)

Keasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahu karena

menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga

hubungnnya dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen

dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya

dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain (Sarma, 2015).

Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara

diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun dan

mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Tanah yang telalu masam dapat

dinaikkan pH nya dengan menambahakan zat kapur didalamnya, sedangkan tanah

yang terlalu alkalis/basa dapat diturunkan pHnya dengan cara penambahan

belerang. Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting sebab

terhadap pH dan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara

pH dengan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah (Winarso, 2015).

Tabel 2. Klasifikasi reaksi tanah (pH)


Ph Kelas
< 4,5 Sangat masam
4,5 – 5.5 Masam
5,6 – 6,5 Agak Masam
6,6 – 7,5 Netral
7,6 – 8,5 Agak alkalis
> 8,5 Alkalis
Sumber: Hardjowigeno, 2003

II.9 C-Organik dan Bahan Orgnik Tanah

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem

kompleks dan dinamis. Yang besumber dari sisa tanaman atau binatang yang

terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena

8
dipengaruhi fakrot biologis, kimia dan fisika. Kadar C-Organik dalam tanah

bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-Organik 1-9%, sedangkan

tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40-50%

C-Organik dan biasanya kurang dari 1% di tanah gurun pasir (Fadilah, 2010).

Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga

pemberian bahan organik akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya

karbon tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara

fisik, kimia dan biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme

tanah, sehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan

mikroorganisme sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah (Utami, 2003).

Tabel 3. Kriteria C-Organik Tanah


No
Nilai C-Organik % Kategori
.
1 <1 Sangat rendah
2 1-2 Rendah
3 2-3 Sedang
4 3-5 Tinggi
5 >5 Sangat tinggi
Sumber: Johan, 2004

9
III. METODE PRAKTEK

III.1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengamatan profil tanah dilaksanakan di Lahan Integrasi di

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dilaksanakan pada hari jumat Tanggal 4

Oktober 2019. Praktikum penetapan Warna Tanah, Penetapan Kadar Air,

Penetapan Permeabilitas, Penetapan Bulk Density, Penetapan Porositas, Penetapan

Tekstur, Penetapan Reaksi Tanah (pH) dan Penetapan C-Organik Tanah di

Laksanakan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako,

Palu. Praktikum dilaksanakan hari jumat pukul 13.00 WITA sampai selesai,

Tanggal 11 Oktober 2019.

III.2 Alat dan Bahan

III.2.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Alat yang digunakan adalah cangkul, linggis, penggaris, cutter/pisau,

meteran, sekop, alat tulis, klinometer, ring sampel .

Adapun bahan yang digunakan yaitu air, Sampel tanah utuh dan tidak utuh

III.2.2 Permeabilitas Tanah

Alat yang digunakan ialah permeameter dan ring sampel, kran air, gelas

ukur (25-500 ml), jangka sorong.

Adapun bahan yang digunakan untuk penentuan permeabilitas yaitu

sampel tanah utuh.

10
III.2.3 Bulk Density Tanah

Alat yang digunakan yaitu timbangan dengan ketelitian 2 desimal, ring

sampel, jangka sorong, cangkul atau skop, pisau tipis tajam, oven bersuhu 105 oC

dan wadah/cawan.

Adapaun bahan yang digunakan yaitu sampel tanah utuh.

III.2.4 Tekstur Tanah

Alat yang digunakan neraca analitik 2 desimal, erlenmeyer 500 ml, ayakan

berukuran 50, 100, 200, dan 500 μm, nampan, thermometer, pipet dengan volume

10 ml dan 50 ml, cawan almunium, oven dan kompor.

Adapun bahan yang digunakan hidrogen Peroksida (H2O2) 30 %, HCL 0,2

N dan 6 N, Na-Hheksametafospat atau Calcon.

III.2.5 Partikel Density

Alat yanag digunakan yaitu pikno eter, ayakan, timbanagan analitik,

hotplet beaker glass dan labu semprot.

Adapun bahan yang digunkan sampel tanah, air, data penetapan bobot isi

tanah. Bahan yang digunakan sampel tanah dan aquades.

III.2.6 Porositas Tanah (Ruang Pori Total Tanah)

Alat dan bahan yang digunakan sama dengan bulk density dan partikel

density, karena porositas merupakan hasil dari gabungan keduanya.

11
III.2.7 Raksi Tanah (pH)

Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca

analitik ketelitian 2 desimal, roll filem, pipet ukur, burret 25 ml gelas kimia,

mesin pengocok, labu semprot dan pH meter.

Adapun Bahan yang digunakan adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.

III.2.8 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Alat yang digunakan pada Praktikum Penetapan C-Organik adalah neraca

analitik ketelitian 3 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur 100

ml, elenmeyer 250.

Adapun bahan yang di gunakan adalah kalium dikromat (k2Cr2O7), asam

sulfat pekat dan sampel tanah.

III.3 Cara Kerja

III.3.1 Profil Tanah Dan Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara membersihkan

terlebih dahulu rerumputan dan sampah. Meletakkan ring sampel pada tanah

dengan bagian runcing pada posisi bawah. Meletakkan balok kecil diatas

permukaan ring lalu dipukul menggunakan palu hingga ring rata dengan tanah.

Setelah itu, meletakkan ring kedua diatas ring pertama lalu ditutupi dengan balok

kemudian dipukul hingga keduanya tenggelam. Setelah tenggelam, hentikan

pemukulan lalu menggali tanah disekitar ring dengan hati-hati, jangan sampai ring

goyang. Setelah digali hingga ring paling bawah, angkat kedua ring dengan hati-

12
hati. Iris perbatasan kedua ring dengan menggunakan cutter. Setelah terpisahkan,

ring bawah dibersih. Setelah itu membungkus kedua ujung ring dengan plastik

lalu diikat dengan karet agar tidak terganggu.

III.3.2 Permeabilitas Tanah

Contoh tanah diambil dari lapang dengan ring sampel kemudian direndam

dalam baki perendam berisi air 3 cm dari dasar nampan sampai jenuh. Setelah

contoh tanah jenuh air, contoh tanah tersebut dipindahkan ke lat permeameter

kemudian dialiri air. Pengukuran jumlah air yang mengalir selama 1 jam yang

dibagi dalam 3 waktu pengukuran yaitu 15 menit, 15 menit dan 30 menit. Setelah

selesai, contoh tanah dikeluarkan dari ring sampel kemudian mengukur tinggi dan

diameter ring sampl serta tinggi head air. Semua data yang diperbolehkan

kemudian diolah menggunakan rumus:

permeabilitas (K) = ( Qt x hI x A1 ) cm/ jam


ket:

Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran (ml)

t = waktu pengukuran (jam)

I = tebal contoh tanah (cm)

h = tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah/head (cm)

A = luas permukaan contoh tanah / π r 2(cm2)

13
III.3.3 Bulk Density Tanah

Pengambilan contoh tanah utuh dari lapang dengan menggunakan ring

sampel. Seratakan ujung atas-bawah ring sehingga didapatkan permukaan tanah

yang benar-benar rata dengan permukaan ujung ring. Melakukan contoh tanah

basah kedalam cawan almunium dan selanjutnya dimasukkan kedalm oven untuk

dipanaskan selama 24 jam pada oven bersuhu 105oC. Mengeluarkan contoh tanah

secara hati-hati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan gegep.

kemudian dimasukkan ke dalam ekskator hingga dingin. Menimbang contoh tanah

beserta ringnya dengan menggunkan neraca analitik ketelitian 2 desimal hingga

didapatkan nilai (Btko + Brg), diamana Btko adalah berat tanah kering oven (g)

dan Brg menyatakan berat ring. Membersihkan contoh tanah dalam ring dan

selanjutnya menimbang ringnya sehingga didapatkan nilai Brg (berat ring).

Mengukur volume ring yang digunakan sehingga diperoleh nialai V total.

Menetapkan berat isi tanah atau berat jenis volume tanah (bulk density)

berdasarkan nilai Btko : V total dalam satuan g/cm3 yang dapat dihitung dengan

persamaan berikut

Bulk density (BD) ¿ ¿ ¿

III.3.4 Tekstur Tanah

Terlebih dahulu menimbang 20 gr contoh tanah yang telah lolos ayakan 2

mm dengan menggunakan neraca analitik dan selanjutnya dimasukkan dalam

erlemeyer, kemudian menambahkan 25 ml H2O2 30% (untuk menghancurkan

14
bahan organik ) dan selanjutnya simpan didalam bak berisi air untuk menghindari

reaksi yang hebat dan aduk secara hati-hati dan biarkan selama 1 malam, lalu

panaskan di atas kompor listrik sambil ditambahkan hydrogen feroksida 30%

sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai semua bahan organik habis (tandanya :

tidak berbuih lagi). Tambahkan HC1 6 N menggunakan pipet untuk menentukan

presentase CaCO3 (setiap 0,5 ml HC1 6 N setara untuk menetralkan 1 % CaCO 3)

dan tambahkan 100 ml HC! 0,2 N untuk melarutkan CaCO3. Selanjutnya

tamabahkan aquades sampai kira-kira setengah bagian beaker glass/erlenmeyer.

Didihkan selama 20 menit kemudian tambahkan lagi aquades sampai batas

tiga perempat bagian beaker/erlemeyer, lalu diaduk secara hati-hati. Biarkan

selama satu malam untuk mengendapkan butiran. Keluarkan aquades dari

beaker/erlemeyer secara hati-hati hingga air yang tersisa tinggal 3 cm diatas

permukaan endapan. Ulangi perlakuan ini sampai 4 kali.

Pisahkan pasir dari debu dan liat dengan menggunakan ayakan 50 μm,

selanjutnya fraksi debu dan liat yang telah dpisahkan ditampung kedalam gelas

ukur 1000 ml. Pindahkan fraksi pasir dari ayakan tersebut kedalam cawan

aluminium dan keringkan dalam oven bersuhu 105oC. Setelah kering lalu

ditimbang dengan neraca analitik. Masukkan 50 ml Na-heksametafospat/calcon ke

dalam gelas ukur yang berisi fraksi debu dan liat dan selanjutnya tamabahkan

aquades hingga batas tera lalu kocok secara hati-hati. Lakukan pemipetan dari

gelas ukur tersebut menurut waktu dan kedalaman pemipetan seperti pada tabel

berikut:

15
Setiap hasil pemipetan dituangkan ke dalam cawan almunium untuk dilakukan

pengeringan dalam oven bersuhu 105oC lalu ditimbang. Hasil penimbanan di olah

dengan menggunakan persamaan-persamaan di bawah ini.

BmF(s) = ( 1000
BVA
x BFO )−BKC FA = BPK + BPH + BmF (0)

BmF ( o )−BmF (5)


FM (0) = X 100 FM (5) =
BFA

BmF ( 5 )−BmF (17)


X 100
BFA

BmF ( 17 )−BmF (50) BPK


FM (17) = X 100 %pasir kasar = X 100
BFA BFA

BPH BmF (50)


% pasir halus = X 100 %pasir kasar = X 100
BFA BFA

% Debu = FM (0) + FM (5) + FM (17)

Keterangan :

BPO = berat faraksi oven (g)

S = waktu (menit)

BPK = berat pasir kasar (g)

BPH = berat pasir halus (g)

BmF = berat murni fraksi (g)

BFA = berat fraksi antara < 50μsampai > 50μ (g)

BKC = berat kering calcon yaitu 0,0029 g

16
BVA = berat volume air yaitu 50 ml – 49,6763 g dan 10 ml – 9,7668 g

FM = fraksi mineral (g)

III.3.5 Partikel Density Tanah

Menimbang contoh tanah yang lolos ayakan 2 mm sebanyak 10 gr

menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,0001 g (Wt). Panaskan aquades

hingga mendidik lalu dinginkan. Siapkan piknometer. Menimbang pikno kosong

lalu memasukkan air kedalam pikno hingga penuh, catat masing-masing (Ww).

Keluarkan air yang ada pada pikno kurang lebih ¾ bagian. Masukan tanah

kedalam piknometer dan tambahkan beratnya (Wsw). Hitunglah partikel density

menggunakan persamaan:

pw x Wt
PD=
Wt−(Wsw −Ww)

Untuk persamaan porositas dipakai persamaan berikut :

gr
bulk density ( )
cm3
Prositas tanah = {1,0 - ¿ x 100 %
gr
partikel density ( )
cm 3

ket:

PD = partikel density (gr/cm3)

Pw = menyatakan berat jenis aquades yaitu 0,9959 (gr/cm3)

Wt = berat tanah (g)

Wsw = berat piknometer + tanah + aquadest (g)

Ww = berat piknometer + aquadest (g)

17
III.3.6 Porositas Tanah

Langkah yang dilakukan menentukan nilai porositas adalah menggunakan

nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai

angka 2,65 (nilai real density), kemudian di masukkan ke dalam persamaan:

III.3.7 Reaksi Tanah (pH)

Menimbang tanah masing-masing 5 g kemudian dimasukkan kedalam rol

film yang berlabel H2O dan KCl lalu menambahkan 12,5 ml air bebas ion

(pH H2O), dan menambahkan 12,5 ml KCl 1 N (pH KCl), lalu dengan mengocok

rol film secara manual selama 30 menit kemudian didiamkan sampai contoh tanah

mengendap. Setelah tanahnya mengendap. Setelah itu, mengkalibrasi pH meter

yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan pH 7,0 keudian mengukur

pH larutan contoh tanah.

III.3.8 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Terelebih dahulu menimbang 0,5 g contoh tanah yang lolos ayakan 0,5

mm (0,05-0,1 g) untuk tanah organik (gambut), kemudian di masukkan kedalam

erlemeyer 250 ml, selanjutnya menambahkan 5 ml K 2Cr2O7 1 N sambil kocok,

kemudian di tambahkan 10 ml H2SO4 dan goyang secara berlahan-lahan. Setelah

tercampur sempurna larutan didiamkan selama 20-30 menit, selanjutnya

18
menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF , 5 ml H3PO4 dan 15 tetes indikator

difenilamin, kemudian menitrasi larutan dengan ferro amonium sulfat 0,5 N Pada

tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik akhir penitrasi

adalah hijau terang, kemudian lakukan cara sama dengan waktu yang sama untuk

blanko, setelah nilainya di peroleh maka di masukkan ke dalam persamaan:

mlFeSO 4( Blanko−contoh) 0,30


%C-Organik = x NFeSO 4 x
beratcontohtanah 0,77

Jadi :

% Bahan Organik = 1,724 x C-Organik

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Permeabilitas Tanah

Berdasarkan praktikum penetapan permeabilitas tanah yang telah kami lakukan

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil penetapan permeabilitas


No Lapisan K (cm/am) Kriteria
1 1 1,134 Lambat
2 2 61,35 Cepat
3 3 14,188 Agak lambat
4 4 5,749 Sedang
5 5 22,375 Agak cepat
6 6 3,391 Agak lambat

Dari hasil pengamatan permeabilitas dapat kita ketahui bahwa permeabilitas

dari masing-masing lapisan terdapat sedikit perbedaan kriteria yaitu pada lapisan.

Pada lapisan 1 permeabilitasnya lambat, lapisan 2 cepat, lapisan 3 agak lambat,

lapisan 4 sedang, lapisan 5 agak cepat, dan lapisan 6 agak lambat.

Jumlah air yang ditahan oleh suatu tanah dapat dinyatakan atas dasar berat

atau isi. Dasar penentuan adalah pengukuran kehilangan dari berat dari suatu

contoh tanah yang lembab setelah dikeringkan pada suhu 105o C selama 24 hingga

48 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh

tanah. Berat ini dikonversikan menjadi persen (Johan, 2004).

IV.2 Bulk Density Tanah

Berdasarkan praktikum Penetapan Bulk Density Tanah yang telah kami

lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

20
Tabel 5. Hasil penetapan Bulk Density
No Lapisan tanah Bulk density (gr/cm3) Keterangan
1 Sampel 1 1,83 Berat
2 Sampel 1 1,99 Berat
3 Sampel 2 1,95 Berat
4 Sampel 2 1,76 Berat
5 Sampel 3 1,85 Berat
6 Sampel 3 1,95 Berat

Dari hasil penetapan tersebut kita dapat melihat bahwa dari lapisan 1 bulk

densitynya 1,83, pada lapisan 2 bulk densitynya 1,99 , pada lapisan 3 bulk

densitynya 1,95, lapisan 4 bulk densitynya 1,76, lapisan 5 bulk densitynya 1,85

dan lapisan 6 bulk densitynya 1,95 dengan masing-masingsampel memiliki

kriteria berat.

Tanah lebih padat mempunyai Bulk Density yang lebih besar dari pada

tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah

dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk Density atau kerapatan massa tanah banyak

mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,

kemampuan tanah menyimpan air drainase(Hardjowigeno, 2003).

IV.3 Tekstur Tanah

Berdasarkan praktikum penetapan tekstur tanah yang telah kami lakukan

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil penetapan Tekstur Tanah


No Lapisan tanah Pasir % Debu % Liat % Kelas tekstur
19,672483
1 Lapisan 1 79,9873735 0,34014318 Pasir
3
18,034834
2 Lapisan 2 80,6231453 1,34202026 Pasir
4
3 Lapisan 3 73,3284633 7,60234268 19,069194 Pasir

21
Dari hasil penetapan di atas maka dapat kita lihat bahwa dari ketiga

lapisan tanah tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelas tekstur yaitu lapisan

pertama bertekstur pasir , lapisan kedua bertekstur pasir dan lapisan ketiga

bertekstur pasir. Hal tersebut dikarenakan pada setiap lapisan memiliki persen

debu, pasir dan liat yang berbeda yaitu, lapisan 1 ( pasir=799873735, debu=

0,34014318 dan liat= 19,6724833), lapisan 2 (pasir=80,6231453, debu=

1,34202026 dan liat=18,0348344) dan lapisan 3 (pasir=73,3284633, debu=

7,60234268 dan liat=19,069194).

Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah

menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah.

Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm,

berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat. Tekstur

tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan

perbandingan antara butir butir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan

berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2003).

IV.4 Partikel Density Tanah

Berdasarkan Praktikum Penetapan partikel density yang telah kami

lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil penetapat Partikel Density


No Kode sampel Partikel density (gr/cm3)
1 Sampel 1 2,338
2 Sampel 2 2,288
3 Sampel 3 2,457

22
Dari pengamatan di atas dapat kita lihat bahwa yang diamatai ada 3

sampel. Sampel 1 terdapat 2,338 partikel densitynya, lapisan 2 terdapat 2,288

partikel densitynya dan lapisan 3 terdapat 2,457 partikel densitynya. Jadi melihat

pada hasil pengamatan diatas bahwa kepadatan tanah / partikel density dari setiap

lapisan tidak terlalu jauh berbeda.

Kerapat partikel density (bobot partikel) adalah bobot massa partikel padat

persatuan volume tanah, biasanya tanah memiliki kerapatan partikel 2,6 gr/cm3.

Kerapatan partikel erat hubungannya dengan kerapatan massa. Hubungan

kerapatan partikel dan kerapatan massa dapt menentukan pori-pori pada tanah

(Hanafiah,2006).

IV.5 Porositas Tanah (Ruang Pori Total Tanah)

Berdasarkan Praktikum Penetapan porositas tanah yang telah kami lakukan

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil penetapan Posrositas


No Lapisan tanah Porositas tanah %
1 Lapisan 1 43
2 Lapisan 2 19
3 Lapisan 3 23

Hasil dari pengamatan prositas tanah dapat kita diketahui bahwa pada

lapisan 1 porositas tanahnya yaitu 43, lapisan 2 yaitu 19 dan lapisan 3 yaitu 23.

Sehingga kita dapat melihat bahwa porositas/ruang pori total tanah dari masing-

masing lapisan yaitu lapisan 2 dan 3 tidak terlalu jauh berbeda. Bulk density dan

partikel density berpengaruh terhadap penetapan porositas tanah.

23
Perbedaan porositas masing-masing tanah ini disebabkan oleh Bulk

Density nya. Secara tidak langsung Bulk Density tersebut mempengaruhi porositas

tanah. Selain itu, partikel density juga berpengaruh karena juga dipengaruhi

dengan keberadaan mineralnya. Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada

umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Oleh karena itu, untuk

memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan

bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan

tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh

jika diketahui nilai Bulk Density dan partikel densitynya (Hardjowigeno, 2003).

IV.6 Reaksi Tanah (pH)

Berdasarkan Praktikum Penetapan reaksi tanah (pH) yang telah kami

lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil penetapan reaksi tanah (pH)


Ph
No Lapisan tanah Klasifikasi
H2O KCL
1 Lapisan 1 8,16 7,97 Alkalis
2 Lapisan 2 7,83 7,76 Agak alkalis
3 Lapisan 3 8,25 8,05 Alkalis

Dari hasil di atas dapat kita ketahui bahwa pH dari ketiga lapisan tersebut

di klasifikasi menjadi agak asam, masam dan masam. Dikarenakan reaksi tanah

yang terjadi setelah penambahan H2O dan KCL dimana pada lapisan 1

ditambahkan H2O dan KCL mendapat hasil 8,16 dan 7,97, pada lapisan 2

ditambahkan H2O dan KCL mendapat hasil 7,83 dan 7,76, dan lapisan 3 diberikan

H2O dan KCL mendapat hasil 8,25 dan 8,05. Sehingga dari hasil-hasil reaksi

tersebuta kita dapat mengetahui PH dari setiap lapisan.

24
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan pH pada tanah

masih memungkinkan tumbuhan bisah tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang mengemukakan bahwa tanaman dapat tumbuh pada kisaran pH 4,0

sampai 8,0 (Hanafiah, 2014)

IV.7 C-Organik Dan Bahan Organik Tanah

Berdasarkan Praktikum Penetapan C-Organik dan Bahan Organik Tanah

yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil penetapan C-Organik dan Bahan Organik


No Lapisan tanah C-Organik Bahan Organik Klasifikasi
.
1 Lapisan 1 1,207 2,080 Rendah
2 Lapisan 2 1,904 1,866 Rendah
3 Lapisan 3 1,591 2,742 Rendah

Dari hasil di atas kita dapat melihat bahwa pada lapisan 1 C-Organiknya

1,207 dan Bahan Organiknya 2,080 kemudian pada lapisan 2 C-Organiknya 1,904

dan Bahan Organiknya 1,866 dan yang terakhir lapisan 3 C-Organiknya 1,591 dan

Bahan Organiknya 2,742. Dari hasil ketiga sampel tersebut bahwa pada lapisan

ketiga C-Organik dan Bahan Organiknya lebih tinggi dibanding lapisan pertama.

Bahan organik  adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system

kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman  atau binatang yang

terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena

dipengaruhi oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah

semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan

organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan

organik yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah

25
mineral biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah

gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-

organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir (Supriono, dkk. 2009).

C-Organik (Bahan organik) merupakan bagian dari tanah yang merupakan

suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau

binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan

bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Tanah yang

berasal dari senyawa karbon di alam, dan semua jenis senyawa organik yang

terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa

mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang

stabil atau humus (Aris, 2003).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

26
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai sifat fisik tanah dan kimia

tanah dari beberapa sampel tanah yang diambil dari Lahan Integrasi Fakultas

Pertanian Universitas Tadulako dapat disimpulkan bahwah:

1. Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati secara langsung atau

dapat dilihat dari fisik tanah tersebut. Sifat fisik tanah seperti warna,

permeabilitas, bulk density, porositas, partikel, teksturnya berbeda-beda ditiap

lapisannya.

2. Sifat kimia tanah seperti reaksi tanah(pH), C-Organik dan Bahan organik

kandungannya dalam tanah dari beberapa lapisan berbeda-beda. Tanah dengan

C-Organik tinggi maka tingkat kesuburannya pun tinggi karena banyak

tersedia unsur hara yang menjadi nutrisi bagi tanaman. Tanah yang baik bagi

pertumbuhan yaitu tanah dengan pH yang netral.

3. Berdasarkan pengamatan sifat fisik dan kimia tanah dari beberapa lapisan ,

maka lapisan yang paling cocok digunkan sebagai pertanian adalah lapisan

ketiga dikarenakan mengandung banyak bahan organik.

V.2 Saran

Untuk mencapai praktikum yang baik, waktu dipergunakan sebaik-baiknya

serta kekatifan para praktikum dalam melakukan praktik harus diperhatikan.

27
Sebaiknya setelah melakukan praktikum , dilakukan penyuluhan kepada warga di

desa temapat pengambilan sampel, agar mereka tahu bagaimana jenis tanah

mereka dan agar mereka tahu tanaman apa yang cocok untuk jenis tanah tersebut.

28
DAFTAR PUSTAKA

Aris. M, 2013. Laporan Pengamatan Bulk Density. Laporan Praktikum Dasar-


Dasar Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin; Makassar

Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.palembang

, 2006. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Jakarta:PT. Raja Gravindo Persada

_______ , 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Rajawali Press; Jakarta

Hardjowigeno,S, 2003. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa: Jakarta.

Hardjowigeno,H.S.2003.klasifikasi tanah pedogenesis.Akademika:Jakarta

Hardjowigeno,S, 2007. Ilmu Tanah. Jakarta:akademi pressindo 296 halaman

Jamespardede, 2014. Struktur dan Tekstur tanah. Akademika:Jakarta

Johan,2004.Analisis Kimia tanah, tanaman Air, dan pupuk. Bogor:pusat


penelitian dan tanah agroklimat. Deptan.215 hal.

Prakoso,2004.fisika-Kimia Tanah Pertanian.Pustaka Buana:Bandung

Sarma,2015. Ilmu Tanah.akademi Presindo.Jakrta.286 hal.

Supriono, dkk, 2009. Kandungan C-Organik Dan N-Total Pada Seresah Dan
Tanah Pada 3 Tipe Fisiognomi (Studi Kasus Di Wanagama I, Gunung
Kidul, Diy). Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 9 (1) 2009 : 49-57.

Utami, S.N., dan Handayani, S. 2003. Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian
Organik. Ilmu Pertanian 10 ( 2) 2003 : 63-69
Winarso, 2015. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Winda.2010.pola distribusi hujan jam-jaman di sub DAS


keduang.Surakarta:Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

29
LAMPIRAN

1. Permeabilitas Tanah

Permeabilitas (K) = ( Qt x hI x A1 ) cm/ jam


Ket :

Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran (ml)

t = waktu pengukuran (jam)


I = tebal contoh tanah (cm)

h = tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah/head (cm)

A = luas permukaan contoh tanah / πr 2 (cm¿¿ 2)¿

36 4,8 1
K = x x
1 7,2 21,226

= 36 x 0,67 x 0,047 = 1,134 cm/jam

1,874 4,8 1
K = x x
1 7 20,417

= 1,874 x 0,66 x 0,0496 = 61,35 cm/jam

446 4,5 1
K = x x
1 7,2 19,52

= 446 x 0,625 x 0,0509 = 14,188 cm/jam

191 4,6 1
K = x x
1 7,2 21,226

= 191 x 0,639 x 0,0471 = 5,749 cm/jam

33
608 4,7 1
K = x x
1 6,5 19,625

= 608 x 0,723 x 0,0509 = 22,375 cm/jam

96 4,5 1
K = x x
1 6 21,226

= 96 x 0,75 x 0,0471 = 3,391 cm/jam

2. Bulk Density

(BD) ¿ ¿ ¿

Ket:

Btko + Brg = Brat cawan kosong + berat tanah (Gram)

Brg = Berat tanah (gram)

Vtotal = Nilai volue ring

278,76−91,58
BDsampel1 =
101,88

187,18
= = 1,83
101,88

BD sampel 2 = 1,99

BD sampel 3 = 1,95

BD sampel 4 = 1,76

BD sampel 5 = 1,85

BD sampel 6 = 1,95

BD 1+ BD 2 1,83+1,99
= =2,825
2 2

34
BD 3+ BD 4 1,95+ 1,76
= =2,83
2 2

BD 5+BD 6 1,85+1,95
= =2,825
2 2

3. Tekstur Tanah

Keterangan :
BFO = Berat Faraksi Oven (g)
S = Waktu (menit)
BPK = Berat Pasir Kasar (g)
BPH = Berat Pasir Halus (g)
BmF = Berat Murni Fraksi (g)
BFA = Berat Fraksi Antara <50 µ sampai > 50 µ (g)
BKC = Berat Kering Calcong yaitu 0,0029 g
BVA = Berat Volume Air yaitu 50 ml = 49,6763 g dan
10ml = 9,7668 g
FM = Fraksi mineral (g)

Lapisan
1 no Bcw Bcwo BFO bmF bfa fm
2,317
PK 10,6383 12,9555
2
PH 42,279 44,296 1,501
0,047 0,95530
0 48,8444 48,892
6 3 10,20676
0,004 0,46808
5 9,7612 9,7658
6 3 -9,65213
0,009 0,92882
17 5,7288 5,7379
% Pasir Kasar % Pasir Halus 1
% Debu 8 %Liat -0,21449
Total
48,5429631 31,4444104 0,009 0,93906 19,6724833
4,77350
50 5,726 5,7352 0,34014318 100
2 7 3
Lapisan 2
no Bcw Bcwo BFO bmF bfa fm
10,625 11,746
PK 1,1217
1 8
42,660
PH 45,279 2,6186
4
49,957 50,002 0,89893 8,40439
0 0,0448
5 3 9 9
0,50903
5 8,0415 8,0465 0,005
8 -5,29678
35 0,75476
17 6,189 6,1964 0,0074
9 -1,76559
0,83667 4,63923
50 5,6136 5,6218 0,0082
9 9
% Pasir % Pasir
% Debu %Liat Total
Kasar Halus
24,17853 56,444608 1,3420202 18,034834
7 3 6 4 100

Lapisan 3
no Bcw Bcwo BFO bmF bfa fm
10,486 12,503
PK 2,0174
3 7
42,978 44,257
PH 1,2787
9 6
48,365 48,425 14,6635
0 0,0597
8 5 1,19888 9
0,53975
5 8,1911 8,1964 0,0053
5 -0,68335
0,57047
17 6,8994 6,905 0,0056
1 -6,3779
0,85715
50 5,6372 % Pasir
5,6456 %0,0084
Pasir
% Debu7 %Liat
4,49498 Total
Kasar Halus
44,881175 28,44728 7,6023426 19,06919
3 8 8 4 100

4. Partikel Density tanah

10
PD = gr/cm3
51,751−47,474

10
= 4,277

= 2,338 gr/cm3

10
PD = gr/cm3
51,684−47,315
10
= 4,369
= 2,288 gr/cm3

36
10 10
PD = gr/cm 3= = 2,457 gr/cm3
52,132−48,062 4,07

5. Porositas Tanah

gr

Porositas tanah =

Keterangan :
{( 1,0−
Bulk density
( cm )

Partikel density (
3

gr
cm )
3 ) }
x 100 %

BD = Bulk density (gram/cm3)


PD = Partikel density

1,91 gram/cm3
Porositas Sampel 1 = 1,0 - x 100 %
2,338 gram/ cm3
= 1,0 – 1,43 x 100%
= 43%

1,86 gram/cm3
Porositas Sampel 2 = 1,0 - x 100 %
2,288 gram/ cm3
= 1,0 – 0,81 x 100%
= 19%
1,9 gram/cm 3
Porositas Sampel 3 = 1,0 - x 100 %
2,457 gram/cm 3
= 1,0 – 0,77 x 100%
= 23%

6. Reaksi Tanah (pH)

Lapisan ( H 2O)

Lapisan 1 ( H 2O) = 8,16

Lapisan 2 ( H 2O) = 7,83 Aktual ( Keasamannya Berubah-ubah )

Lapisan 3 ( H 2O) = 8,25

37
Lapisan ( KCl )

Lapisan 1 (KCl ) = 7,97

Lapisan 2 (KCl) = 7,76 Potensial ( Keasamannya SemakinNaik)

kkkRendah )
Lapisan 3 (KCl) = 8,05

7. C-Organik dan Bahan Organik Tanah

mlFeSO 4( Blanko−contoh) 0,30


% C-Organik = xNFeSO 4 x
Berat contohtanah 0,77

0,05−6,9 0,30
Sampel 1 % C-Organik = x1 x
0,5036 0,77
= 3,177x 1 x 0,38
= 1,207%
% B-Organik = 1,724 % x 1,207
= 2,080%

8,5−7 0,30
Sampel 2 % C-Organik = x1 x
0,5210 0,77

= 2,879x 1 x 0,38
= 1,094%

% B-Organik = 1,724 % x 1 x 1,094


= 1,886 %

8,5−6,4 0,30
Sampel 3 % C-Organik = x1 x
0,5014 0,77
= 4,188x 1 x 0,38
= 1,591%

% B-Organik = 1,724 % x 1,591


= 2,742 %

38
39
BIODATA PENYUSUN

Penulis bernama lengkap Nirma Wati dan

merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Samsuddin

dan Siti Arofah , dilahirkan pada tanggal 14 November 1999

di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Penulis memulai

pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar di SDN 004

Bengalon Kutai Timur Kalimantan Timur Lulus pada tahun

2012, kemudian melanjutkan ke tingkat selanjutnya di SMP Negeri 1 Bulutaba

dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan pada

tingkat Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bulutaba dan lulus pada tahun 2018.

Kemudian pada tahun 2018 masuk di perguruan tinggi untuk melanjutkan

program pendidikan Strata 1 (S1) melalui jalur (SBMPTN), yaitu di Program

Studi Agribisnis, Jurusan Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Tadulako, Palu. Saat ini penulis sedang menempuh kuliah pada semester ketiga.

40

Anda mungkin juga menyukai