PENDAHULUAN
merupakan lapisan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan mineral,
bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman.
Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung atau
secara fisik. Sifat fisika tanah anatara lain tekstur tanah, struktur, warna,
benda padat yang pejal melainkan ternyata tersusun dari 4 bagian penyusun tanah,
yaitu bahan mineral (an-organik), bahan-bahan organik atau sisa tanaman dan
hewan, air tanah dan udara tanah. Keempat bagian penyusun tanah tersebut
bergabung satu sama lain membentuk suatu sistem yang kompleks, yaitu tanah,
yang merupakan media yanag baik bagi perakaran tanaman, sebagai gudang unsur
hara dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman
(Hardjowigeno, 2003)
memebedakan antara sifat bahan induk dengan horizon tanah yang terbentuk
1
I.2 Tujuan Praktikum
mengetahui analisis sifat fisik dan kimia tanah pada beberapa lapisan tanah di
menjadi tahu sifat-sifat fisik dan sifat kimia serta karakteristik tanah di daerah
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Profil tanah merupkan
yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horison O-A disebut lapisan
atanh atas dan horison E-B disebut lapisan tanah bawah. Tanah berbedar dari
3
dan biosfer inilah merupakan campuran dari konstituen mineral yang dalam
keadaan padat, cair dan gas yang selalu mengalami binamisasi dalam kondisi
baik melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun
vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling
melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat
tanah yanag memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju air tertentu
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secaraa garis besar, makin kecil ukuran partikel, maka kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti lapisan tanh berbutir-
butir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga yang lebih
4
rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitasnya merupakan fungsi angka
pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas unyuk aliran sejajar lebih besar
dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung
yang bercelah lebih besar dari lempung yang tidak bercelah (Hardjowigeno, 2003)
Kerapat lindak merupakan cara untuk menyatakan bobot tanah, dalam hal
ini jumlah ruangan dalam tanah (ruangan yanag ditempati padatan, air dan gas)
tersebut akan semakin padat. Bobot isi tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu
atau dari lapisan ke lapisan sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur
tanah. Tanah yanag mempunyai bobot isi besar akan sulit meneruskan air atau
sukar ditembus oleh akar tanaman, sebaiknya tanah dengan bobot isi rendah, akar
5
II.5 Tekstur Tanah
debu dan liat. Fraksi-fraksi tersebut memiliki sifat fisik, kimia dan biologis yang
berbeda-beda. Selain itu juga ada faktor yang mempengaruhi tekstur tanah seperti
sehingga sulit menyerap (menahan) ari dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat
mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan
6
II.6 Partikel Density
kering persatuan volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk pori
tanah). Jelasnya yang dimaksud tanah disini adalah volume tanahnya daja dan
tidak termasuk volume ruang pori yang terdaat diantar ruang pori (Hardjowigeno,
2007)
tanah, struktur tanah, bahan organik, dan topografi. Kadar air mempengaruhi
dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah, sebab tanpa adanya pengaruh kadar air
maka proses partikel density tidak berlangsung, karena air sangat mempengaruhi
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang dapat
ditempati oleh udara dan air, serta merupakan indikator kondisi drainase dan
aerasi tanah. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro) dan
pori-pori halus (mikro). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yanag
mudah hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler
atau udara. Tanah-tanah pasir memiliki pori-pori kasar lebih banayak daripada
tanah liat. Tanah yanag banyak mengandung pori-pori kasar sulit menahan air
(Hardjowigeno, 2007)
7
II.8 Reaksi Tanah (pH)
belerang. Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting sebab
terhadap pH dan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem
kompleks dan dinamis. Yang besumber dari sisa tanaman atau binatang yang
terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena
8
dipengaruhi fakrot biologis, kimia dan fisika. Kadar C-Organik dalam tanah
tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40-50%
C-Organik dan biasanya kurang dari 1% di tanah gurun pasir (Fadilah, 2010).
karbon tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara
tanah, sehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan
9
III. METODE PRAKTEK
Palu. Praktikum dilaksanakan hari jumat pukul 13.00 WITA sampai selesai,
Adapun bahan yang digunakan yaitu air, Sampel tanah utuh dan tidak utuh
Alat yang digunakan ialah permeameter dan ring sampel, kran air, gelas
10
III.2.3 Bulk Density Tanah
sampel, jangka sorong, cangkul atau skop, pisau tipis tajam, oven bersuhu 105 oC
dan wadah/cawan.
Alat yang digunakan neraca analitik 2 desimal, erlenmeyer 500 ml, ayakan
berukuran 50, 100, 200, dan 500 μm, nampan, thermometer, pipet dengan volume
Adapun bahan yang digunkan sampel tanah, air, data penetapan bobot isi
Alat dan bahan yang digunakan sama dengan bulk density dan partikel
11
III.2.7 Raksi Tanah (pH)
Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca
analitik ketelitian 2 desimal, roll filem, pipet ukur, burret 25 ml gelas kimia,
Adapun Bahan yang digunakan adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.
analitik ketelitian 3 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur 100
terlebih dahulu rerumputan dan sampah. Meletakkan ring sampel pada tanah
dengan bagian runcing pada posisi bawah. Meletakkan balok kecil diatas
permukaan ring lalu dipukul menggunakan palu hingga ring rata dengan tanah.
Setelah itu, meletakkan ring kedua diatas ring pertama lalu ditutupi dengan balok
pemukulan lalu menggali tanah disekitar ring dengan hati-hati, jangan sampai ring
goyang. Setelah digali hingga ring paling bawah, angkat kedua ring dengan hati-
12
hati. Iris perbatasan kedua ring dengan menggunakan cutter. Setelah terpisahkan,
ring bawah dibersih. Setelah itu membungkus kedua ujung ring dengan plastik
Contoh tanah diambil dari lapang dengan ring sampel kemudian direndam
dalam baki perendam berisi air 3 cm dari dasar nampan sampai jenuh. Setelah
contoh tanah jenuh air, contoh tanah tersebut dipindahkan ke lat permeameter
kemudian dialiri air. Pengukuran jumlah air yang mengalir selama 1 jam yang
dibagi dalam 3 waktu pengukuran yaitu 15 menit, 15 menit dan 30 menit. Setelah
selesai, contoh tanah dikeluarkan dari ring sampel kemudian mengukur tinggi dan
diameter ring sampl serta tinggi head air. Semua data yang diperbolehkan
13
III.3.3 Bulk Density Tanah
yang benar-benar rata dengan permukaan ujung ring. Melakukan contoh tanah
basah kedalam cawan almunium dan selanjutnya dimasukkan kedalm oven untuk
dipanaskan selama 24 jam pada oven bersuhu 105oC. Mengeluarkan contoh tanah
didapatkan nilai (Btko + Brg), diamana Btko adalah berat tanah kering oven (g)
dan Brg menyatakan berat ring. Membersihkan contoh tanah dalam ring dan
Menetapkan berat isi tanah atau berat jenis volume tanah (bulk density)
berdasarkan nilai Btko : V total dalam satuan g/cm3 yang dapat dihitung dengan
persamaan berikut
14
bahan organik ) dan selanjutnya simpan didalam bak berisi air untuk menghindari
reaksi yang hebat dan aduk secara hati-hati dan biarkan selama 1 malam, lalu
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai semua bahan organik habis (tandanya :
Pisahkan pasir dari debu dan liat dengan menggunakan ayakan 50 μm,
selanjutnya fraksi debu dan liat yang telah dpisahkan ditampung kedalam gelas
ukur 1000 ml. Pindahkan fraksi pasir dari ayakan tersebut kedalam cawan
aluminium dan keringkan dalam oven bersuhu 105oC. Setelah kering lalu
dalam gelas ukur yang berisi fraksi debu dan liat dan selanjutnya tamabahkan
aquades hingga batas tera lalu kocok secara hati-hati. Lakukan pemipetan dari
gelas ukur tersebut menurut waktu dan kedalaman pemipetan seperti pada tabel
berikut:
15
Setiap hasil pemipetan dituangkan ke dalam cawan almunium untuk dilakukan
pengeringan dalam oven bersuhu 105oC lalu ditimbang. Hasil penimbanan di olah
BmF(s) = ( 1000
BVA
x BFO )−BKC FA = BPK + BPH + BmF (0)
Keterangan :
S = waktu (menit)
16
BVA = berat volume air yaitu 50 ml – 49,6763 g dan 10 ml – 9,7668 g
lalu memasukkan air kedalam pikno hingga penuh, catat masing-masing (Ww).
Keluarkan air yang ada pada pikno kurang lebih ¾ bagian. Masukan tanah
menggunakan persamaan:
pw x Wt
PD=
Wt−(Wsw −Ww)
gr
bulk density ( )
cm3
Prositas tanah = {1,0 - ¿ x 100 %
gr
partikel density ( )
cm 3
ket:
17
III.3.6 Porositas Tanah
nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai
film yang berlabel H2O dan KCl lalu menambahkan 12,5 ml air bebas ion
(pH H2O), dan menambahkan 12,5 ml KCl 1 N (pH KCl), lalu dengan mengocok
rol film secara manual selama 30 menit kemudian didiamkan sampai contoh tanah
yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan pH 7,0 keudian mengukur
Terelebih dahulu menimbang 0,5 g contoh tanah yang lolos ayakan 0,5
18
menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF , 5 ml H3PO4 dan 15 tetes indikator
difenilamin, kemudian menitrasi larutan dengan ferro amonium sulfat 0,5 N Pada
tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik akhir penitrasi
adalah hijau terang, kemudian lakukan cara sama dengan waktu yang sama untuk
Jadi :
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari masing-masing lapisan terdapat sedikit perbedaan kriteria yaitu pada lapisan.
Jumlah air yang ditahan oleh suatu tanah dapat dinyatakan atas dasar berat
atau isi. Dasar penentuan adalah pengukuran kehilangan dari berat dari suatu
contoh tanah yang lembab setelah dikeringkan pada suhu 105o C selama 24 hingga
48 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh
20
Tabel 5. Hasil penetapan Bulk Density
No Lapisan tanah Bulk density (gr/cm3) Keterangan
1 Sampel 1 1,83 Berat
2 Sampel 1 1,99 Berat
3 Sampel 2 1,95 Berat
4 Sampel 2 1,76 Berat
5 Sampel 3 1,85 Berat
6 Sampel 3 1,95 Berat
Dari hasil penetapan tersebut kita dapat melihat bahwa dari lapisan 1 bulk
densitynya 1,83, pada lapisan 2 bulk densitynya 1,99 , pada lapisan 3 bulk
densitynya 1,95, lapisan 4 bulk densitynya 1,76, lapisan 5 bulk densitynya 1,85
kriteria berat.
Tanah lebih padat mempunyai Bulk Density yang lebih besar dari pada
tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah
dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk Density atau kerapatan massa tanah banyak
21
Dari hasil penetapan di atas maka dapat kita lihat bahwa dari ketiga
lapisan tanah tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelas tekstur yaitu lapisan
pertama bertekstur pasir , lapisan kedua bertekstur pasir dan lapisan ketiga
bertekstur pasir. Hal tersebut dikarenakan pada setiap lapisan memiliki persen
debu, pasir dan liat yang berbeda yaitu, lapisan 1 ( pasir=799873735, debu=
Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm,
berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat. Tekstur
perbandingan antara butir butir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan
22
Dari pengamatan di atas dapat kita lihat bahwa yang diamatai ada 3
partikel densitynya dan lapisan 3 terdapat 2,457 partikel densitynya. Jadi melihat
pada hasil pengamatan diatas bahwa kepadatan tanah / partikel density dari setiap
Kerapat partikel density (bobot partikel) adalah bobot massa partikel padat
persatuan volume tanah, biasanya tanah memiliki kerapatan partikel 2,6 gr/cm3.
kerapatan partikel dan kerapatan massa dapt menentukan pori-pori pada tanah
(Hanafiah,2006).
Hasil dari pengamatan prositas tanah dapat kita diketahui bahwa pada
lapisan 1 porositas tanahnya yaitu 43, lapisan 2 yaitu 19 dan lapisan 3 yaitu 23.
Sehingga kita dapat melihat bahwa porositas/ruang pori total tanah dari masing-
masing lapisan yaitu lapisan 2 dan 3 tidak terlalu jauh berbeda. Bulk density dan
23
Perbedaan porositas masing-masing tanah ini disebabkan oleh Bulk
Density nya. Secara tidak langsung Bulk Density tersebut mempengaruhi porositas
tanah. Selain itu, partikel density juga berpengaruh karena juga dipengaruhi
dengan keberadaan mineralnya. Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada
tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh
jika diketahui nilai Bulk Density dan partikel densitynya (Hardjowigeno, 2003).
Dari hasil di atas dapat kita ketahui bahwa pH dari ketiga lapisan tersebut
di klasifikasi menjadi agak asam, masam dan masam. Dikarenakan reaksi tanah
yang terjadi setelah penambahan H2O dan KCL dimana pada lapisan 1
ditambahkan H2O dan KCL mendapat hasil 8,16 dan 7,97, pada lapisan 2
ditambahkan H2O dan KCL mendapat hasil 7,83 dan 7,76, dan lapisan 3 diberikan
H2O dan KCL mendapat hasil 8,25 dan 8,05. Sehingga dari hasil-hasil reaksi
24
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan pH pada tanah
masih memungkinkan tumbuhan bisah tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang mengemukakan bahwa tanaman dapat tumbuh pada kisaran pH 4,0
Dari hasil di atas kita dapat melihat bahwa pada lapisan 1 C-Organiknya
1,207 dan Bahan Organiknya 2,080 kemudian pada lapisan 2 C-Organiknya 1,904
dan Bahan Organiknya 1,866 dan yang terakhir lapisan 3 C-Organiknya 1,591 dan
Bahan Organiknya 2,742. Dari hasil ketiga sampel tersebut bahwa pada lapisan
ketiga C-Organik dan Bahan Organiknya lebih tinggi dibanding lapisan pertama.
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system
kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang
terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena
dipengaruhi oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah
semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan
organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan
organik yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah
25
mineral biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah
gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-
organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir (Supriono, dkk. 2009).
suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau
binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan
bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Tanah yang
berasal dari senyawa karbon di alam, dan semua jenis senyawa organik yang
terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang
V.1 Kesimpulan
26
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai sifat fisik tanah dan kimia
tanah dari beberapa sampel tanah yang diambil dari Lahan Integrasi Fakultas
1. Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati secara langsung atau
dapat dilihat dari fisik tanah tersebut. Sifat fisik tanah seperti warna,
lapisannya.
2. Sifat kimia tanah seperti reaksi tanah(pH), C-Organik dan Bahan organik
tersedia unsur hara yang menjadi nutrisi bagi tanaman. Tanah yang baik bagi
3. Berdasarkan pengamatan sifat fisik dan kimia tanah dari beberapa lapisan ,
maka lapisan yang paling cocok digunkan sebagai pertanian adalah lapisan
V.2 Saran
27
Sebaiknya setelah melakukan praktikum , dilakukan penyuluhan kepada warga di
desa temapat pengambilan sampel, agar mereka tahu bagaimana jenis tanah
mereka dan agar mereka tahu tanaman apa yang cocok untuk jenis tanah tersebut.
28
DAFTAR PUSTAKA
Supriono, dkk, 2009. Kandungan C-Organik Dan N-Total Pada Seresah Dan
Tanah Pada 3 Tipe Fisiognomi (Studi Kasus Di Wanagama I, Gunung
Kidul, Diy). Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 9 (1) 2009 : 49-57.
Utami, S.N., dan Handayani, S. 2003. Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian
Organik. Ilmu Pertanian 10 ( 2) 2003 : 63-69
Winarso, 2015. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
29
LAMPIRAN
1. Permeabilitas Tanah
36 4,8 1
K = x x
1 7,2 21,226
1,874 4,8 1
K = x x
1 7 20,417
446 4,5 1
K = x x
1 7,2 19,52
191 4,6 1
K = x x
1 7,2 21,226
33
608 4,7 1
K = x x
1 6,5 19,625
96 4,5 1
K = x x
1 6 21,226
2. Bulk Density
(BD) ¿ ¿ ¿
Ket:
278,76−91,58
BDsampel1 =
101,88
187,18
= = 1,83
101,88
BD sampel 2 = 1,99
BD sampel 3 = 1,95
BD sampel 4 = 1,76
BD sampel 5 = 1,85
BD sampel 6 = 1,95
BD 1+ BD 2 1,83+1,99
= =2,825
2 2
34
BD 3+ BD 4 1,95+ 1,76
= =2,83
2 2
BD 5+BD 6 1,85+1,95
= =2,825
2 2
3. Tekstur Tanah
Keterangan :
BFO = Berat Faraksi Oven (g)
S = Waktu (menit)
BPK = Berat Pasir Kasar (g)
BPH = Berat Pasir Halus (g)
BmF = Berat Murni Fraksi (g)
BFA = Berat Fraksi Antara <50 µ sampai > 50 µ (g)
BKC = Berat Kering Calcong yaitu 0,0029 g
BVA = Berat Volume Air yaitu 50 ml = 49,6763 g dan
10ml = 9,7668 g
FM = Fraksi mineral (g)
Lapisan
1 no Bcw Bcwo BFO bmF bfa fm
2,317
PK 10,6383 12,9555
2
PH 42,279 44,296 1,501
0,047 0,95530
0 48,8444 48,892
6 3 10,20676
0,004 0,46808
5 9,7612 9,7658
6 3 -9,65213
0,009 0,92882
17 5,7288 5,7379
% Pasir Kasar % Pasir Halus 1
% Debu 8 %Liat -0,21449
Total
48,5429631 31,4444104 0,009 0,93906 19,6724833
4,77350
50 5,726 5,7352 0,34014318 100
2 7 3
Lapisan 2
no Bcw Bcwo BFO bmF bfa fm
10,625 11,746
PK 1,1217
1 8
42,660
PH 45,279 2,6186
4
49,957 50,002 0,89893 8,40439
0 0,0448
5 3 9 9
0,50903
5 8,0415 8,0465 0,005
8 -5,29678
35 0,75476
17 6,189 6,1964 0,0074
9 -1,76559
0,83667 4,63923
50 5,6136 5,6218 0,0082
9 9
% Pasir % Pasir
% Debu %Liat Total
Kasar Halus
24,17853 56,444608 1,3420202 18,034834
7 3 6 4 100
Lapisan 3
no Bcw Bcwo BFO bmF bfa fm
10,486 12,503
PK 2,0174
3 7
42,978 44,257
PH 1,2787
9 6
48,365 48,425 14,6635
0 0,0597
8 5 1,19888 9
0,53975
5 8,1911 8,1964 0,0053
5 -0,68335
0,57047
17 6,8994 6,905 0,0056
1 -6,3779
0,85715
50 5,6372 % Pasir
5,6456 %0,0084
Pasir
% Debu7 %Liat
4,49498 Total
Kasar Halus
44,881175 28,44728 7,6023426 19,06919
3 8 8 4 100
10
PD = gr/cm3
51,751−47,474
10
= 4,277
= 2,338 gr/cm3
10
PD = gr/cm3
51,684−47,315
10
= 4,369
= 2,288 gr/cm3
36
10 10
PD = gr/cm 3= = 2,457 gr/cm3
52,132−48,062 4,07
5. Porositas Tanah
gr
Porositas tanah =
Keterangan :
{( 1,0−
Bulk density
( cm )
Partikel density (
3
gr
cm )
3 ) }
x 100 %
1,91 gram/cm3
Porositas Sampel 1 = 1,0 - x 100 %
2,338 gram/ cm3
= 1,0 – 1,43 x 100%
= 43%
1,86 gram/cm3
Porositas Sampel 2 = 1,0 - x 100 %
2,288 gram/ cm3
= 1,0 – 0,81 x 100%
= 19%
1,9 gram/cm 3
Porositas Sampel 3 = 1,0 - x 100 %
2,457 gram/cm 3
= 1,0 – 0,77 x 100%
= 23%
Lapisan ( H 2O)
37
Lapisan ( KCl )
kkkRendah )
Lapisan 3 (KCl) = 8,05
0,05−6,9 0,30
Sampel 1 % C-Organik = x1 x
0,5036 0,77
= 3,177x 1 x 0,38
= 1,207%
% B-Organik = 1,724 % x 1,207
= 2,080%
8,5−7 0,30
Sampel 2 % C-Organik = x1 x
0,5210 0,77
= 2,879x 1 x 0,38
= 1,094%
8,5−6,4 0,30
Sampel 3 % C-Organik = x1 x
0,5014 0,77
= 4,188x 1 x 0,38
= 1,591%
38
39
BIODATA PENYUSUN
dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan pada
tingkat Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bulutaba dan lulus pada tahun 2018.
Tadulako, Palu. Saat ini penulis sedang menempuh kuliah pada semester ketiga.
40