Disusun oleh:
Semester.I/IKM 11
ANNISA HUMAIRA (0801212420)
UMMI SYARIFAH (0801212217)
FAIZA DIA AMANDA HRP (0801212139)
NI’MATUL ULYA MUNTHE (0801211002)
-
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UIN SUMATERA UTARA MEDAN
2021
i
ABSTRAK
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah ke bumi untuk menyebarkan agama
islam yang semula terbelakang dengan cepat bergerak menjadi peradaban
yang sangat penting. Itu semua karena perjuangan Nabi Muhammad SAW
dalam menciptakan peradaban islam.
ABSTRACT
Prophet Muhammad SAW was sent by Allah to earth to spread the religion of
islam which was originally backward and quickly moved into a very important
civilization. It’s all because of the struggle of the Prophet Muhammad SAW in
creating islamic civilization.
ii
prophet did could run well. The more number of the followers of the Prophet,the
stromger the dislike f his enemies to stop the da’wah of the Prophet
Muhammad,but the prophet remained in the position to broadcast the religion of
islam.
The main focus of the prophet Muhammad SAW in his initial da’wah in
Medina,the people tend to accept the teachings of islam. And not only that the
prophet Muhammad SAW also made a law that regulates all the problems that
occur,namely that medina charter. The focus of the da’wah of the prophet
Muhammad SAW is to teach islamic law.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang diberikan kepada kami.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Peradapan Islam semester ganjil, yang berjudul : “ Kehidupan
dan Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan awal peradaban Islam
“
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH....................................................................................................... i
ABSTRAK...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................7
B. Rumusan Masalah............................................................................................8
C. kerangka Teori.................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Kerangka Teori
Kelahiran Nabi
Muhammad SAW
Kakeknya Abdul
Muthalib
Turunnya wahyu
KEHIDUPAN DAN
PERJUANGAN NABI Sejarah Islam di
MUHAMMAD SAW Mekkah
DALAM
MENCIPTAKAN
AWAL
PERADABAN
Sejarah Islam di
Madinah
Wafatnya Nabi
Muhammad SAW
BAB II
PEMBAHASAN
Pada waktu itu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah.
ada sebuah negeri bernama Yaman. Saat itu Yaman dikuasai Abrahah Al-Asyram
dari Habasyah. Abrahah bertubuh tinggi besar dan kejam. Ia sangat iri pada
penduduk Makkah. Padahal Abrahah telah membangun rumah suci emas di
Yaman untuk menandinginya. Namun tak banyak orang yang mau berkunjung.
Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang
muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk
membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari
akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan
kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkabarkan kepada Halimah.
Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh
ditemui.
4. TURUNNYA WAHYU
Nabi saw. mulai mengajak manusia untuk menyembah Allah semata dan
menyuruh meninggalkan berhala. Akan tetapi dakwah tersebut dilakukan secara
rahasia guna menghindari tindakan buruk orang-orang Quraisy yang fanatik
dengan keyakinannya. Nabi saw belum melakukan dakwah di majelis-majelis
umum orang Quraisy, dan tidak melakukan dakwah kecuali kepada orang
terdekatnya. Orang-orang pertama yang masuk Islam adalah Khadijah binti
Khuwailid dan Ali bin Abi Thalib, Zaib bin Haritza mantan budak Rasulullah saw
dan Abu Bakar bin Abi Qufahah, Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.12 Mereka-mereka ini
bertemu dengan Nabi saw secara rahasia apabila salah seorang diantara mereka
ingin melaksanakan salah satu ibadah, mereka pergi ke lorong-lorong Mekkah
seraya bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy. Dan ketika penganut
Islam sudah mencapai lebih dari tiga puluh lelaki dan wanita, Nabi saw memilih
tempat salah seorang dari mereka, yaitu rumah al-Arqam bin abi al-Arqam
sebagai tempat pertemuan.
Q.S. al-Hijr/15:89.
Ketika Nabi saw melihat keganasan kaum musyrik kian hari kian
bertambah keras, sedang beliau tidak dapat memberikan perlindungan kepada
kaum muslimin, maka beliau berkata kepada mereka: “alangkah baiknya jika
kamu dpat berhijrah ke negeri Habasiyah, karena di sana terdapat seorang raja
yang adil sekali. Di bawah kekuasaannya tidak seorang pun boleh dianiaya.
Karena itu pergilah kamu ke sana sampai allah memberikan jalan keluar kepada
kita, karena negeri itu adalah negeri yang cocok bagi kamu.”
Ibnu Sa’d di dalam kitabnya ath-Thabaqat menyebutkan riwayat dari Aisyah ra: ketika
jumlah pengikutnya mencapai tujuh puluh orang. Rasulullah saw merasa senang, karena
Allah telah membuatnya suatu “benteng pertahanan” dari suatu kaum yang memiliki
keahlian dalam peperangan, persenjataan, dan pembelaan. Tapi permusuhan dan
penyiksaan kaum musyrik terhadap kaum muslim pun semakin gencar dan berat.
Mereka menerima cacian dan penyiksaan yang sebelumnya tidak perna mereka alami,
sehingga para sahabat mengadu kepada Rasulullah saw dan permintaan ini dijawab oleh
Rasulullah saw: “Sesungguhnya akupun telah diberitahu bahwa tempat hijrah kalian
adalah Yatsrib. Barang siapa yang hendak keluar, maka hendaklah ia keluar ke Yatsrib.”
Dalam beberapa riwayat yang shahih disebutkan bahwa setelah Abu Bakar ra
melihat kaum muslim yang berangkat ke Madinah, ia datang kepada Rasulullah saw
meminta izin untuk berhijrah. Tetapi dijawab oleh Rasulullah saw: “Jangan tergesa-gesa
aku ingin memperoleh izin dulu dari Allah.” Abu Bakar bertanya, “Apakah engkau juga
menginginkannya?” jawab nabi saw, “Ya” kemudian Abu Bakar ra menangguhkan
keberangkatannya untuk menemani Rasulullah saw. Iya lalu membeli dua ekor unta dan
dipeliharanya selama empat bulan.
Selama masa tersebut Quraisy mengetahui bahwa Rasulullah saw telah memiliki
pendukung dan sahabat dari luar Mekkah. Mereka hawatir janganjangan Rasulullah saw
keluar dari Mekkah kemudian menghimpun kekuatan di sana dan menyerang mereka.
Kemudian Rasulullah saw menemani Ali bin Abi Thalib dan memerintahkan
untuk menundah keberangkatannya hingga selesai mengembalikan barang-barang
titipan setiap orang di Mekkah yang merasa hawatir terhadap barang miliknya yang
berharga, mereka selalu menitipkannya kepada Rasulullah saw kerena mereka
mengetahui kejujuran dan kesetiaan beliau di dalam menjaga barang amanat. Rencana
keji orang kafir Qurais diketahui oleh Nabi Muhammad saw melalui firman Tuhan yang
diturunkan malaikat Jibril. Nabi saw memilih saudaranya Ali untuk menggantikan tidur
diatas dipan dengan mempertarukan hidupnya demi keselamatan Nabi saw beliau pun
berhijrah dari Mekkah ke Madinah dalam kegelapan malam. Kaum kafir Quraisy telah
berkumpul mengelilingi rumah Nabi saw dengan maksud ingin membunuhnya. Betapa
terkejutnya mereka ketika mendapati Ali bin Abi Thalib di atas dipan Nabi saw begitu
mereka mengetahui hal tersebut, mereka memutuskan untuk mengejar Nabi Saw, akan
tetapi pengejaran tersebut gagal, sehingga mereka harus pulang dengan tangan hampa.
Malaikat Jibril turun dari langit dengan membaca ayat suci al-Qur’an sebagai
berikut: “Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari
keridhaan Allah. (al-Baqarah: 207)
Maksud ayat di atas adalah seseorang yang berani mengorbankan dirinya untuk
menyenangkan Allah Yang Maha Mulia, ayat ini memuji perilaku Ali dan
pengorbanannya.
Setelah Nabi Saw menempuh perjalanan yang melelahkan, Nabi Saw tiba di
Quba, sebuah tempat dekat dengan kota Madinah. Penduduk Madinah menyambut
kedatangan Nabi Saw suka cita. Nabi Saw membangun sebuah masjid Quba sebagai
tempat sholat dan menyusun tugas-tugas dakwah. Pembangunan Masjid Quba berjalan
dengan lancar, Nabi Saw pun turut mengulurkan tangan dalam menyelesaikan
pembangunan. Sesudah
mesjid itu rampung, Nabi Saw sholat Jum’at dan bertindak selaku khatib. Jum’at
yang baru pertamakali dilaksanakan dan diisi dengan ceramah singkat. Rasulullah
melakukan hal tersebut, menantikan kedatangan Ali beserta perempuan dari keturunan
Bani Hasyim, sehingga dapat memasuki kota Madinah secara bersamaan. Rasulullah
Saw, Ali dan para perempuan memasuki kota Madinah dengan sambutan hangat
penduduk kota yang menantikan kedatangan mereka. Setiap penduduk berlomba
meminta Rasulullah saw untuk bertandang kerumah mereka. Tapi Rasulullah saw
berkata, “Berilah jalan pada untaku ini. Aku akan menjadi tamu orang yang di depan
pintunya unta ini berhenti”.
Dalam dakwah Rasulullah SAW. Tidak terlepas dengan perang-perang besar yang
bertujuan untuk memerangi kafir quraisy. Berikut nama dan sebab terjadinya
perang tersebut:
Ia berlaku pada 17 Ramadhan tahun ke-2 hijrah. la bermula apabila Nabi s.a.w.
mempelawa para sahabat Baginda untuk menyekat kafilah dagang Quraisy yang
pulang dari Syam ke Makkah. Misi asal sekatan itu bukannya dengan tujuan
peperangan. Walau bagaimanapun kafilah yang diketuai oleh Abu Suffian
tersebut telah terselamat daripada sekatan orang Islam. Namun Abu Suffian
sebelum itu telah mengutuskan utusan kepada Quraisy untuk keluar melindungi
kafilahnya. Rentetan permintaan tersebut, Quraisy telah keluar dengan bilangan
kira-kira 1000 orang tentera. Antaranya 600 orang tentera berbaju perisai, 100
ekor kuda yang dipakaikan 100 baju perisai. Ini tidak termasuk baju perisai
tentera pejalan kaki dan 700 ekor unta. Mereka turut membawa penyanyi-
penyanyi perempuan yang memukul gendang dan menyanyi mengutuk orang
Islam.
2. Ghazwah Uhud
Ghazwah Uhud berlaku pada hari Sabtu, 15 Syawal, tahun ke-3 hijrah. Sebab
berlaku ghazwah ini Quraisy ingin menuntut bela terhadap kekalahan dalam
Ghazwah Badar. Mereka membuat persiapan sehingga mereka benar-benar
bersedia untuk memerangi Rasul s.a.w. di Madinah. Mereka keluar dalam
angkatan tentera seramai 3,000 pejuang, tidak termasuk bilangan tentera
Ahabisy.4 Dalam angkatan ini terdapat 700 tentera berbaju perisai dan 200
pahlawan berkuda. Bersama mereka juga, 17 orang wanita termasuk Hindun
binti 'Utbah, isteri Abu Suffian. Bapanya telah terbunuh dalam Ghazwah Badar.
Quraisy bergerak sehingga sampai ke tengah-tengah wadi menghala ke Uhud
(sebuah bukit tinggi yang terletak dua batu di utara Madinah) bertentangan
dengan Madinah. Mengikut pendapat Rasul s.a.w. dan beberapa orang sahabat,
orang Islam tidak perlu keluar menghadapi mereka. Bahkan orang Islam
hendaklah bertahan di dalam kota Madinah. Sekiranya orang musyrik menyerang
mereka, orang Islam akan menghalang mereka. Namun sebahagian pemuda-
pemuda Islam serta sesetengah Muhajirin dan Ansor bersemangat untuk keluar
dari Madinah dan meiawan orang musyrik di tempat perhimpunan mereka.
Khususnya mereka yang tidak turut serta dalam Ghazwah Badar dan tidak
memperolehi kemuliaan berperang dalam ghazwah tersebut. Lantaran itu,
Rasulullah s.a.w. telah beralah kepada pendapat mereka. Baginda masuk ke
dalam rumah, memakai baju perisai, seraya meletakkan dinding perisai di
belakang tubuhnya dan memegang tombak di tangan. Kemudian Baginda keluar
menemui orang Islam dengan menggantung pedangnya di leher. Mereka yang
mencadangkan kepada Baginda untuk keluar berperang di luar Madinah telah
menyesal, kerana mereka menjadi sebab memaksa Baginda melakukan tindakan
yang bertentangan dengan pendapat peribadi Baginda. Mereka berkata kepada
Rasul s.a.w.: "Kami tidak seharusnya menyalahi pendapat kamu. Oleh itu,
buatlah apa yang kamu mahu, atau kamu duduk di sini sekiranya kamu mahu."
Bani Nadhir merupakan salah satu ras Yahudi yang tinggal berjiran dengan kota
Madinah. Mereka juga merupakan sekutu Khazraj. Mereka telah memetarai
perjanjian dengan orang Islam sebagaimana yang terdapat dalam perjanjian
keamanan dan kerjasama yang telah kami sebut sebelum ini. Namun tabiat jahat
dan khianat yang berakar umbi dalam jiwa Yahudi mendorong mereka untuk
melanggar perjanjian mereka. Ketika Rasul s.a.w. dan beberapa orang sahabat
Baginda berada di perkampungan Bani Nadhir, Baginda telah bersandar ke
dinding rumah kaum itu. Tiba-tiba mereka melakukan komplot jahat untuk
membunuh Baginda dengan cara melontarkan batu dari atas rumah ke arah
Baginda. Baginda s.a.w. mengetahuinya, lantas bingkas bangun dengan segera
seolah-olah mempunyai sesuatu keperluan. Baginda menuju ke Madinah diikuti
oleh para sahabatnya. Kemudian Baginda mengutuskan Muhammad bin
Maslamah kepada Bani Nadhir memberitahu: "Kamu hendaklah keluar daripada
negaraku. Jangan kamu tinggal bersama-samaku di sini. Kamu telah cuba belot."
Kemudian Baginda s.a.w. memberi tempoh 10 hari kepada mereka untuk keluar
dari kampung tersebut.
4. Ghazwah al-Ahzab
sampai, mereka merasa terpegun dengan parit-parit yang mereka saksikan. Ini
kerana Arab tidak mempunyai sebarang pengalaman dalam penggalian parit
seperti ini. Bilangan tentera bersekutu Quraisy sejumlah 10,000 orang sementara
bilangan orang Islam hanya 3,000 orang. Huyai bin Akhtob salah seorang Yahudi
yang berperanan menyemarakkan semangat Quraisy dan sekutu-sekutunya
menentang orang Islam, telah pergi menemui Kaab bin Asad, penghulu Bani
Quraizoh. Dia meminta beliau melanggar perjanjian damai antara Bani Quraizoh
dengan orang Islam. Nabi s.a.w. terfikir untuk melakukan perdamaian dengan
Bani Quraizoh dengan cara membayar satu pertiga hasil buah-buahan Madinah
kepada mereka. Namun kaum Ansor dengan rasa megah terhadap agama
mereka, menolak untuk tunduk kepada pihak Bani Quraizoh yang telah belot
kepada perjanjian dan pakatan.
5. Ghazwah Bani
Quraizoh Ghazwah Bani Quraizoh. berlaku pada tahun ke-5 hijrah sebaik sahaja
selepas Ghazwah Ahzab. Ini kerana beberapa sebab. Antaranya, Rasulullah telah
menyaksikan bagaimana isi hati Yahudi Bani Quraizoh yang keji, belot serta
berpihak kepada Quraisy dan sekutu-sekutunya. Pada saat-saat genting
pertempuran Ahzab, mereka mengisytiharkan pembatalan perjanjian dengan
Baginda s.a.w.. Mereka juga berniat melakukan jenayah berat yang boleh
melenyapkan semua orang Islam. Padahal mereka tinggal bersama Rasul s.a.w. di
Madinah. Niat dan rancangan jahat mereka gagal apabila Ghazwah Ahzab telah
tamat sebagaimana yang berlaku (tentera bersekutu Qurasiy meninggalkan
Madinah tanpa dapat mengalahkan orang Islam). Oleh ini, Rasulullah s.a.w.
berpandangan untuk mengambil tindakan tatatertib ke atas pengkhianat dan
pembelot ini. Baginda juga memutuskan untuk membersihkan Madinah selaku
pusat jihad dan dakwah daripada mereka. Tujuannya agar tidak berlaku lagi
situasi-situasi yang membuka ruang kepada mereka untuk sekali lagi membantai
dan membinasakan orang Islam. Jelas sikap mereka sebagaimana kebiasaan
sikap belot Yahudi yang keji.
6. Ghazwah al-Hudaibiyyah
7. Ghazwah Khaibar
Ghazwah Khaibar berlaku pada akhir Muharram, tahun ke-7 hijrah. Khaibar
"merupakan sebuah oasis besar yang didiami oleh Yahudi. Terletak 100 batu di
utara Madinah menghala ke Syam. Sebab berlaku peperangan ini: Setelah Nabi
s.a.w. memperolehi keamanan daripada pihak Quraisy hasil perdamaian yang
dicapai di Hudaibiyyah, Baginda memutuskan untuk membersihkan saki baki
Yahudi di sekeliling Madinah. Tindakan ini diambil setelah Yahudi dibersihkan
daripada Kota Madinah. Yahudi di Khaibar mempunyai kubu-kubu yang kukuh. Di
dalamnya terdapat kira-kira 10,000 orang pejuang. Mereka juga mempunyai
kemampuan senjata dan peralatan yang besar di samping terkenal sebagai pakar
muslihat, permainan kotor dan tipudaya. Oleh itu, masalah ini perlu dibersihkan
segera sebelum mereka menjadi punca kekacauan dan kebimbangan orang Islam
di ibukota mereka, Madinah. Dengan ini, Rasul s.a.w. bersepakat untuk keluar
memerangi mereka pada akhir Muharram. Baginda keluar memerangi mereka
dalam satu angkatan seramai 1,600 orang pejuang termasuk 200 orang pahlawan
berkuda.
8. Ghazwah Mu'tah
Ghazwah Mu'tah berlaku pada Jamadil Awal, tahun ke-8 hijrah. Mu'tah
merupakan sebuah kampung di pinggir Syam. Sekarang ia dinamakan dengan al-
Karak. Letaknya di tenggara Laut Mati. Sebab peperangan ini; Rasul s.a.w. telah
mengutus al-Harith bin Umair al-Azdi.
Beliau membawa sepucuk surat kepada al-Harith bin Abi Syamir al-Ghassani, Raja
Basrah yang menjadi wakil Herkules. Dalam surat itu, Baginda s.a.w.
mengajaknya kepada Islam (ia merupakan antara surat yang diutuskan oleh
Baginda s.a.w. kepada maharaja-maharaja dunia dan raja-raja Arab. Perutusan
ini dilakukan selepas perdamaian Hudaibiyyah). Apabila utusan Baginda tiba di
Mu'tah, salah seorang raja Arab Ghassan yang tunduk kepada Caesar Rom
bertanya kepadanya: "Kamu mahu pergi ke mana? Boleh jadi kamu salah seorang
utusan Muhammad?" Lantas utusan Baginda s.a.w. menjawab: "Ya." Lalu raja
tersebut mengikat dan memenggal lehernya. Berita pembunuhan tersebut
sampai kepada Rasulullah s.a.w.. Baginda merasa amat sedih kerana tiada utusan
Baginda yang dibunuh selain daripada beliau. Baginda mempersiapkan satu
angkatan tentera Islam seramai 3,000 orang. Baginda melantik Zaid bin Harithah
sebagai panglima mereka. Baginda berpesan, sekiranya Zaid mati syahid, mereka
hendaklah melantik Jaafar bin Abi Tolib (sebagai penggantinya). Sekiranya Jaafar
pula mati syahid, mereka hendaklah melantik Abdullah bin Rawwahah (sebagai
pengganti seterusnya). Baginda mengarahkan Zaid mara ke tempat pembunuhan
al-Harith bin Umair (di Mu'tah) dan menyeru penduduk di sana kepada Islam.
Sekiranya mereka menolak seruan tersebut, tentera Islam hendaklah memohon
pertolongan Allah dan memerangi mereka.
9. Ghazwah al-Fath
Ketika nabi Muhammad belum wafat, ketika itu kaum Anshar melihat
bahwa kondisi kesehatan Rasulullah cenderung memburuk mereka berkumpul di
masjid. Melihat kejadian ini lalu al-Fadhl bin al-Abbas dan Ali bin Abi Thalib
menyampaikannya kepada nabi. Keluarlah nabi menuju mereka sambil di papah
oleh Ali dan al-Abbas, sedang al-Fadhl berjalan di hadapan mereka berdua.
Ketika itu, Rasulullah datang menghampiri mereka dengan kepala berbalut dan
berjalan kaki. Sesampainya di tengah mereka, duduklah di bawah tangga mimbar
dan bersabda :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA