Anda di halaman 1dari 30

KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW

DALAM MENCIPTAKAN AWAL PERADABAN ISLAM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen pengampuh : Dr. SOLIHAH TITIN SUMANTI M.Ag

Disusun oleh:
Semester.I/IKM 11
ANNISA HUMAIRA (0801212420)
UMMI SYARIFAH (0801212217)
FAIZA DIA AMANDA HRP (0801212139)
NI’MATUL ULYA MUNTHE (0801211002)

-
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UIN SUMATERA UTARA MEDAN
2021

i
ABSTRAK

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah ke bumi untuk menyebarkan agama
islam yang semula terbelakang dengan cepat bergerak menjadi peradaban
yang sangat penting. Itu semua karena perjuangan Nabi Muhammad SAW
dalam menciptakan peradaban islam.

Walaupun dalam menjalankan perintah Allah ,Nabi mendapat banyak


tantangan yang besar dari berbagai pihak namun atas izin Allah segala hal
yang dilakukan Nabi dapat berjalan dengan baik. Semakin bertambah jumlah
pengikut Nabi,semakin kuat pula rasa ketidaksukaan para musuhnya untuk
menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW namun Nabi tetap pada
pendirian untuk menyiarkan agama islam.

Fokus utama Nabi Mhammad SAW dalam dakwah awalnya adalah


mengenalkan ajaran tauhid. Berbeda dengan dakwah di
Madinah,masyarakatnya cenderung menerima ajaran islam. Dan bukan hanya
itu,Nabi Muhammad SAW juga membuat suatu undang-undang yang
mengatur seluruh permasalahan yang terjadi,yakni piagam madinah. Fokus
dakwah Nabi Muhammad SAW adalah mengajarkan syariat islam.

ABSTRACT

Prophet Muhammad SAW was sent by Allah to earth to spread the religion of
islam which was originally backward and quickly moved into a very important
civilization. It’s all because of the struggle of the Prophet Muhammad SAW in
creating islamic civilization.

Although in carrying out Allah’s commands,the Prophet received many great


challenges from various parties,but with Allah’s permission everything that

ii
prophet did could run well. The more number of the followers of the Prophet,the
stromger the dislike f his enemies to stop the da’wah of the Prophet
Muhammad,but the prophet remained in the position to broadcast the religion of
islam.

The main focus of the prophet Muhammad SAW in his initial da’wah in
Medina,the people tend to accept the teachings of islam. And not only that the
prophet Muhammad SAW also made a law that regulates all the problems that
occur,namely that medina charter. The focus of the da’wah of the prophet
Muhammad SAW is to teach islamic law.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang diberikan kepada kami.

Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadiahkan kepada baginda


Nabi kita Muhammad SAW. Semoga kita, orangtua kita, keluarga dan guru-guru
serta orang terdekat kita mendapat syafaat beliau kelak. Amin ya Rabbal’ Alamin.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Peradapan Islam semester ganjil, yang berjudul : “ Kehidupan
dan Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan awal peradaban Islam

Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Sholihah Titin Sumanti, M. Ag


selalu dosen mata kuliah Sejarrah Peradaban Islam UIN Sumatera Utara yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai kehidupan
dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan awal Peradaban
Islam.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah,


dan kami juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk
bahan pertimbangan perbaikan makalah ini.

Medan, 08 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH....................................................................................................... i

ABSTRAK...................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................7

B. Rumusan Masalah............................................................................................8

C. kerangka Teori.................................................................................................9

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................10

A. kehidupan dan Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan awal


Peradaban Islam................................................................................................................8

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW.............................................................8

2. Pembelahan dada Nabi Muhammad SAW................................................10

3. Kakeknya Abdul Muthalib........................................................................11

4. Turunnya wahyu ......................................................................................11

5. Sejarah Islam di Mekah Kepercayaan.......................................................12

6. Sejarah Islam di Madinah..........................................................................14

7. Kisah Perang Nabi Muhammad SAW......................................................

8.Wafatnya Nabi Muhammad SAW.............................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................


A. Kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran Nabi Muhammad SAW pada masyarakat Arab adalah terjadinya


pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan
masyarakat, termasuk hukum-hukum yang digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi
Muhammad SAW dalam memenangkan kepercayaan bangsa arab pada waktu yang relatif
singkat kemampuannya dalam mengatur jalan hidup orang-orang Arab. Sebagian dari nilai
budaya Arab pra-Islam,untuk beberapa hal diubah dan diteruskan oleh masyarakat
Muhammad dalam tatanan moral islam.

Kebijakan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah dengan


menonjolkan kepemimpinan serta kesederhanaanya bukan kenabiannya. Perjuangan
Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan peradaban islam ini berbagai rintangan yang
telah dihadapi beliau dan para sahabat serta keluarganya.

Dakwah atau perjuangan menciptakan islam yang dilakukan Nabi Muhammad


SAW sebagai risalah kenabiannya untuk pembinaan masyarakat terbagi 2 periode yaitu
periode mekah dan periode madinah. Setiap periode dakwah Nabi Muhammad tersebut
mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan kondisi sosial masyarakat yang
berbeda. Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah islam menggunakan
berbagai macam metode antara lain: metode sembunyi-sembunyi,metode secara terang-
terangan,politik pemerintah,surat menyurat,peperangan,pendidikan dan pengajaran
agama.
Misi utama perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan islam adalah
mewujudkan kemaslahatan semesta dari prinsip dan nilai-nilai islam. Islam sebagai suatu
nilai-nilai yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam segala aspenya dan bukan
islam yang dipahami sebatas simbol dan ritual peribadatan semata. Dakwah islam
merupakan perjuangan jihad dijalan Allah.

B. Rumusan Masalah

Setelah membaca dan memahami latar belakang yang dipaparkan


sebelumnya,maka terlihat bahwa ada beberapa pokok masalah. Maka masalah
yang dirumuskan adalah :

1. 1.Bagaimana sistem perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam


menciptakan peradaban islam?
2. Apa sajakah yang mencoba menghalangi perjuangan Nabi Muhammad
SAW dalam menciptakan peradaban islam?
3. 3.Apa misi perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan
peradaban islam?

C. Kerangka Teori

Kelahiran Nabi
Muhammad SAW

Pembelahan dada Nabi


Muhammad SAW

Kakeknya Abdul
Muthalib

Turunnya wahyu
KEHIDUPAN DAN
PERJUANGAN NABI Sejarah Islam di
MUHAMMAD SAW Mekkah
DALAM
MENCIPTAKAN
AWAL
PERADABAN
Sejarah Islam di
Madinah

Kisah perang Nabi


Muhammad SAW

Wafatnya Nabi
Muhammad SAW
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW


DALAM MENCIPTAKAN AWAL PERADABAN ISLAM

1.KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Pada waktu itu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah.
ada sebuah negeri bernama Yaman. Saat itu Yaman dikuasai Abrahah Al-Asyram
dari Habasyah. Abrahah bertubuh tinggi besar dan kejam. Ia sangat iri pada
penduduk Makkah. Padahal Abrahah telah membangun rumah suci emas di
Yaman untuk menandinginya. Namun tak banyak orang yang mau berkunjung.

Rasa geram menyesaki dada Abrahah. Diiringi raungang terompet yang


membahana, ia memimpin sendiri pasukannya untuk menghancurkan Ka’bah.
Walau amat mencintai Ka’bah tak satu suku pun yang mampu menahan laju
pasukan Abrahah. Sebab Abrahah mengendarai gajah-gajah Afrika yang sangat
kuat. Saat pasukan itu bergerak, dari kejauhan terlihat debu membumbung ke
langit. Dengan ganas, mereka memusnahkan setiap tempat yang dilalui. Abdul
Muthalib menyadari betapa kuatnya musuh, karena itu ia memerintahkan
penduduk Makkah menyingkirkan ke gunung-gunung dan memasrahkan nasib
Ka’bah kepada Allah yang Maha perkasa.

Allah pun mengakhiri kesombongan Abrahah. Ia mengirimkan pasukan burung


Ababil yang melempari tentara bergajah dengan batu-batu yang keras
membakar. Pasukan perkasa itu musnah dalam sekejap seperti daun-daun kering
yang berserakan. Subhanallah, Maha suci Allah! Allahu Akbar, alangkah besar
kekuasaan-Nya.
lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah.
Disebut tahun gajah karna bertepatan dengan penyerangan kakbah oleh pasukan
bergajah yang dipimpin raja abrahah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa
perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Ayah bayi tersebut bernama
Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum beliau dilahirkan yaitu
sewaktu beliau 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti
Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke
ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud
sebelumnya.

Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba,


budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Bani
Sa'ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-
bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Bani Sa'ad yang bernama
Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda
kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa
pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati
keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing
ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah.Baginda telah
tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda
kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.

2. PEMBELAHAN DADA NABI MUHAMMAD SAW

Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang
muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk
membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari
akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan
kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkabarkan kepada Halimah.
Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh
ditemui.

Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima


tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan
penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu beliau
dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.

Kakek beliau, Abdul Muthalib amat menyayangi beliau. Ketika Aminah


membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya,
mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan
oleh bapa beliau. Beliau ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia
dikuburkan.

Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia


untuk pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah
menaiki dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka
datang dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh
sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.

Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan


perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak
yatim piatu. Tinggallah beliau dengan kakek yang dicintainya dan bapa-bapa
saudaranya.

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia


melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia
memberikan petunjuk" (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)

3. KAKEKNYA ABDUL MUTHALIB


Kegembiraannya bersama kakek beliau tidak bertahan lama. Ketika
baginda berusia lapan tahun, datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian
Abdul Muthalib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia
mempunyai keteguhan hati, berwibawa, pandangan yang bernas, terhormat dan
berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia selalu menyediakan makanan dan
minuman kepada para tetamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah
yang dalam kesusahan.

Selepas kewafatan kakek beliau, Abu Thalib mengambil alih tugas


bapanya untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Thalib
kurang mampu berbanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai
perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy.Abu
Thalib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri.
Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia.

Pada suatu hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang


sewaktu Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib
Kristian yang telah dapat melihat tanda-tanda kenabian pada beliau. Lalu rahib
tersebut menasihati Abu Thalib supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana
dikhawatiri orang-orang Yahudi akan menyakiti beliau sekiranya diketahui tanda-
tanda tersebut. Abu Thalib mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidak banyak
membawa harta dari perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan
mengasuh anak-anaknya yang ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian
dari keluarganya. Beliau mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan
mendengar sajak-sajak oleh penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh
penduduk Yahudi yang anti Arab.

Beliau juga diberi tugas sebagai pengembala kambing. Beliau


mengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Beliau
selalu berfikir dan merenung tentang kejadian alam semasa menjalankan
tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari segala pemikiran manusia nafsu
manusia duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan yang sia-sia, sesuai
dengan gelaran yang diberikan iaitu "Al-Amin".

Selepas beliau mula meningkat dewasa, beliau disuruh oleh bapa


saudaranya untuk membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang
peniaga yang kaya dan dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya dengan
penuh ikhlas dan jujur. Khadijah amat tertarik dengan perwatakan mulia baginda
dan keupayaan baginda sebagai seorang pedagang. Lalu dia meluahkan rasa
hatinya untuk berkahwin dengan Muhammad yang berusia 25 tahun ketika itu.
Wanita bangsawan yang berusia 40 tahun itu sangat gembira apabila
Muhammad menerima lamarannya lalu berlangsunglah perkahwinan mereka
berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup Muhammad dan Khadijah
sebagai suami isteri.

4. TURUNNYA WAHYU

Pada usia 40 tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama


dan diangkat sebagai nabi sekelian alam. Ketika itu, beliau berada di Gua Hira'
dan sentiasa merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada
zaman itu. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca
ayat quran yang pertama diturunkan kepada Muhammad.

"Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Al-'Alaq, 96: 1)


Rasulullah pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah
yang coba menenangkan beliau. Apabila semangat beliau mulai pulih, diceritakan
kepada Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku. Kemudian beliau mula
berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya untuk
mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang
menyembah berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang
mempercayai kenabian beliau. Manakala Ali bin Abi Thalib adalah lelaki pertama
yang beriman dengan ajaran beliau. Dakwah yang sedemikian berlangsung
selama tiga tahun di kalangan keluarganya sahaja.

5. SEJARAH ISLAM DI MEKKAH

1) Dakwah secara rahasia

Nabi saw. mulai mengajak manusia untuk menyembah Allah semata dan
menyuruh meninggalkan berhala. Akan tetapi dakwah tersebut dilakukan secara
rahasia guna menghindari tindakan buruk orang-orang Quraisy yang fanatik
dengan keyakinannya. Nabi saw belum melakukan dakwah di majelis-majelis
umum orang Quraisy, dan tidak melakukan dakwah kecuali kepada orang
terdekatnya. Orang-orang pertama yang masuk Islam adalah Khadijah binti
Khuwailid dan Ali bin Abi Thalib, Zaib bin Haritza mantan budak Rasulullah saw
dan Abu Bakar bin Abi Qufahah, Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.12 Mereka-mereka ini
bertemu dengan Nabi saw secara rahasia apabila salah seorang diantara mereka
ingin melaksanakan salah satu ibadah, mereka pergi ke lorong-lorong Mekkah
seraya bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy. Dan ketika penganut
Islam sudah mencapai lebih dari tiga puluh lelaki dan wanita, Nabi saw memilih
tempat salah seorang dari mereka, yaitu rumah al-Arqam bin abi al-Arqam
sebagai tempat pertemuan.

2) Dakwah secara terang-terangan

Nabi Muhammad saw diperintah oleh Tuhan untuk menyampaikan


dakwahnya secara terang-terangan sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S.
AlHijr /15: 94
Terjemahnya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.

QS. Asy-Syu’ara/26: 214-215.

Terjemahnya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang


terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu,
Yaitu orang-orang yang beriman.

Q.S. al-Hijr/15:89.

Terjemahnya: Dan Katakanlah: "Sesungguhnya aku adalah pemberi


peringatan yang menjelaskan".

Dakwah Nabi saw, secara terang-terangan ini mendapat tantangan dan


ditolak oleh bangsa Quraisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat
meninggalkan agama yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya dan tradisi
tersebut sudah berakar dalam diri mereka. Rasulullah pun sedikit memberi reaksi
untuk mengingatkan mereka akan perlunya membebaskan pikiran dari belenggu
taklik. Selanjutnya Nabi saw menjelaskan bahwa Tuhan-Tuhan yang mereka
sembah itu tidak dapat memberikan faidah atau bahaya sama sekali.
3) Hijrah pertama dalam Islam

Ketika Nabi saw melihat keganasan kaum musyrik kian hari kian
bertambah keras, sedang beliau tidak dapat memberikan perlindungan kepada
kaum muslimin, maka beliau berkata kepada mereka: “alangkah baiknya jika
kamu dpat berhijrah ke negeri Habasiyah, karena di sana terdapat seorang raja
yang adil sekali. Di bawah kekuasaannya tidak seorang pun boleh dianiaya.
Karena itu pergilah kamu ke sana sampai allah memberikan jalan keluar kepada
kita, karena negeri itu adalah negeri yang cocok bagi kamu.”

Maka berangkatlah kaum muslimin ke negeri Habasiyah demi


menghindari fitnah dan lari menuju Allah dengan membawa agama mereka.
Hijrah ini merupakan hijrah pertama dalam Islam. Diantara kaum muhajirin yang
terkenal adalah: Ustman bin Affan beserta istrinya, Ruqaiyyah binti Rasulullah
saw, Abu Hudzaifah beserta istrinya, Zubair bin Awwam, Mush’ab bin Umair dan
Abdurrahman bin Auf. Pada akhirnya para sahabat Rasulullah saw sebanyak
delapan puluh lebih berkumpul di Habasiyah.

4) Hijrah Rasulullah saw ke Thaif

Setelah merasakan berbagai siksaan dan penderitaan yang dilancarkan


oleh kaum Quraisy, Rasulullah saw berangkat ke Thaif mencari perlindungan dan
dukungan dari bani Tsaqif dan berharap agar mereka dapat menerima ajaran
yang dibawankannya. Setibahnya di Thaif, beliau menuju tempat para pemuka
bani Tsaqif, sebagai orang-orang yang berkuasa didaerah tersebut. Beliau
berbicara tentang Islam dan mengajak mereka untuk beriman kepada Allah.
Tetapi ajakan beliau ditolak mentah-menta dan dijawab secara kasar. Kemudian
Rasulullah saw bangkit dan meninggalkan mereka, seraya mengharap supaya
mereka menyembunyikan berita kedatangan nabi dari kaum Quraisy, tetapi
meraka menolaknya. Bani Tsaqif justru mengerahkan penjahat dan para budak
untuk mencerca dan melemparinya dengan batu, sehingga mengakibatkan cidera
pada kedua kaki Rasulullah saw, Zaid bin Haritsah, berusaha melindungi nabi dari
serangan, akan tetapi beliau kewalahan dan akhirnya ia sendiri mengalami cidera
pada kepalanya.

5) Permulaan kaum Anshar menganut Islam

Setiap musim haji tiba Rasulullah saw selalu menemui kabilah-kabilah


yang datang ke Baitul-Haram, membacakan kitab Allah kepada mereka dan
mengajak untuk mentauhidkan Allah. Tetapi tidak seorangpun yang menyambut
ajakannya. Pada tahun kesebelas kenabian, Rasulullah saw mendatangi
kabilahkabilah sebagaimana yang sering dilakukannya setiap tahun. Ketika
berada di Aqabah (suatu tempat antara Mina dan Mekkah, tempat melempar
Jumrah) nabi saw bertemu dengan sekelompok orang dari kabilah Khazraj yang
sudah.

dibukakan hatinya oleh Allah untuk menerima kebaikan. Rasulullah saw


bertanya kepada mereka, “kalian siapa?”, “Kami orang-orang dari kabilah
Khazraj.” Beliau bertanya lagi, “ Apakah dari orang-orang yang bersahabat
dengan orang Yahudi?” Mereka menjawab, “Ya benar.” Nabi saw bertanya,
“Apakah kalian bersedia duduk bersama kami untuk bercakap-cakap?” Jawab
mereka, “Baik.” Lalu mereka duduk bersama nabi saw. Rasulullah saw mengajak
mereka beriman kepada Allah, menawarkan Islam kepada mereka dan akhirnya
mereka menerima Islam sebagai ajarannya. Setelah pembaiatan tersebut, para
tahun berikutnya dua belas orang lelaki dari Anshar datang di musim haji
menemui Rasulullah saw, kemudian mereka berbaiat kepada Rasulullah saw.
Setelah pembaiatan, para utusan kaum Anshar itu pulang ke Madinah. Bersama
dengan mereka Rasulullah saw mengikutsertakan Mush’ab bin Umair untuk
mengajarkan al-Qur’an dan hukumhukum agama kepada mereka. Mush’ab bin
Umair adalah salah seorang sahabat muda nabi saw yang masuk sebelum hijrah.
Ia adalah seorang pria tampan dan pintar, penuh dedikasi dan dermawan. Ia
pernah ikut dalam perang Badar bersama Rasulullah saw dan perang Uhud, dan
pada akhirnya ia terbunuh sebagai syahid. Mush’ab bin Umair adalah orang
pertama melakukan shalat Jum’at di Madinah.

6. SEJARAH ISLAM DI MADINAH

1) Nabi saw. mengijinkan para sahabatnya berhijrah ke Madinah

Ibnu Sa’d di dalam kitabnya ath-Thabaqat menyebutkan riwayat dari Aisyah ra: ketika
jumlah pengikutnya mencapai tujuh puluh orang. Rasulullah saw merasa senang, karena
Allah telah membuatnya suatu “benteng pertahanan” dari suatu kaum yang memiliki
keahlian dalam peperangan, persenjataan, dan pembelaan. Tapi permusuhan dan
penyiksaan kaum musyrik terhadap kaum muslim pun semakin gencar dan berat.
Mereka menerima cacian dan penyiksaan yang sebelumnya tidak perna mereka alami,
sehingga para sahabat mengadu kepada Rasulullah saw dan permintaan ini dijawab oleh
Rasulullah saw: “Sesungguhnya akupun telah diberitahu bahwa tempat hijrah kalian
adalah Yatsrib. Barang siapa yang hendak keluar, maka hendaklah ia keluar ke Yatsrib.”

Maka para sahabat pun bersiap-siap, mengemas semua keperluan perjalanan


kemudian berangkatlah ke Madinah secara sembunyi-sembunyi. Sahabat yang pertama
kali sampai di Madinah ialah Abu Salamah bin Abdul-Asad kemuadian Amir bin Rab’ah
bersama istrinya. Laila binti Abi Hasymah, dialah wanita yang pertama kali datang ke
Madinah. Setelah itu para sahabat Rasulullah saw datang secara bergelombang. Mereka
turun di rumah-rumah kaum Anshar mendapatkan tempat perlindungan.

2) Hijrah Rasulullah saw

Dalam beberapa riwayat yang shahih disebutkan bahwa setelah Abu Bakar ra
melihat kaum muslim yang berangkat ke Madinah, ia datang kepada Rasulullah saw
meminta izin untuk berhijrah. Tetapi dijawab oleh Rasulullah saw: “Jangan tergesa-gesa
aku ingin memperoleh izin dulu dari Allah.” Abu Bakar bertanya, “Apakah engkau juga
menginginkannya?” jawab nabi saw, “Ya” kemudian Abu Bakar ra menangguhkan
keberangkatannya untuk menemani Rasulullah saw. Iya lalu membeli dua ekor unta dan
dipeliharanya selama empat bulan.
Selama masa tersebut Quraisy mengetahui bahwa Rasulullah saw telah memiliki
pendukung dan sahabat dari luar Mekkah. Mereka hawatir janganjangan Rasulullah saw
keluar dari Mekkah kemudian menghimpun kekuatan di sana dan menyerang mereka.

Maka diadakanlah pertemuan di Darun-Nadwah (rumah Qushayyi bin Qilab,


tempat kaum Quraisy memutuskan segala perkara) untuk membahas apa yang harus
dilakukan terhadap Rasulullah saw. Akhirnya diperoleh kata sepakat untuk mengambil
seorang pemuda yang kuat dan perkasa dari setiap kabilah Quraisy. Kepada masing-
masing pemuda itu diberikan sebilah pedang yang ampuh kemudian secara bersama-
sama mereka serentak membunuhnya, agar Bani Manaf tidak berani melancarkan
serangan terhadap semua orang Quraisy. Arti harfiah Quraisy adalah “ikan hiu”.18
Setelah ditentukan hari pelaksanaannya. Jibril as datang kepada Rasulullah saw
memerintahkan berhijrah dan melarangnya tidur ditempat tidurnya pada malam itu.

Kemudian Rasulullah saw menemani Ali bin Abi Thalib dan memerintahkan
untuk menundah keberangkatannya hingga selesai mengembalikan barang-barang
titipan setiap orang di Mekkah yang merasa hawatir terhadap barang miliknya yang
berharga, mereka selalu menitipkannya kepada Rasulullah saw kerena mereka
mengetahui kejujuran dan kesetiaan beliau di dalam menjaga barang amanat. Rencana
keji orang kafir Qurais diketahui oleh Nabi Muhammad saw melalui firman Tuhan yang
diturunkan malaikat Jibril. Nabi saw memilih saudaranya Ali untuk menggantikan tidur
diatas dipan dengan mempertarukan hidupnya demi keselamatan Nabi saw beliau pun
berhijrah dari Mekkah ke Madinah dalam kegelapan malam. Kaum kafir Quraisy telah
berkumpul mengelilingi rumah Nabi saw dengan maksud ingin membunuhnya. Betapa
terkejutnya mereka ketika mendapati Ali bin Abi Thalib di atas dipan Nabi saw begitu
mereka mengetahui hal tersebut, mereka memutuskan untuk mengejar Nabi Saw, akan
tetapi pengejaran tersebut gagal, sehingga mereka harus pulang dengan tangan hampa.

Malaikat Jibril turun dari langit dengan membaca ayat suci al-Qur’an sebagai
berikut: “Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari
keridhaan Allah. (al-Baqarah: 207)
Maksud ayat di atas adalah seseorang yang berani mengorbankan dirinya untuk
menyenangkan Allah Yang Maha Mulia, ayat ini memuji perilaku Ali dan
pengorbanannya.

Setelah Nabi Saw menempuh perjalanan yang melelahkan, Nabi Saw tiba di
Quba, sebuah tempat dekat dengan kota Madinah. Penduduk Madinah menyambut
kedatangan Nabi Saw suka cita. Nabi Saw membangun sebuah masjid Quba sebagai
tempat sholat dan menyusun tugas-tugas dakwah. Pembangunan Masjid Quba berjalan
dengan lancar, Nabi Saw pun turut mengulurkan tangan dalam menyelesaikan
pembangunan. Sesudah

mesjid itu rampung, Nabi Saw sholat Jum’at dan bertindak selaku khatib. Jum’at
yang baru pertamakali dilaksanakan dan diisi dengan ceramah singkat. Rasulullah
melakukan hal tersebut, menantikan kedatangan Ali beserta perempuan dari keturunan
Bani Hasyim, sehingga dapat memasuki kota Madinah secara bersamaan. Rasulullah
Saw, Ali dan para perempuan memasuki kota Madinah dengan sambutan hangat
penduduk kota yang menantikan kedatangan mereka. Setiap penduduk berlomba
meminta Rasulullah saw untuk bertandang kerumah mereka. Tapi Rasulullah saw
berkata, “Berilah jalan pada untaku ini. Aku akan menjadi tamu orang yang di depan
pintunya unta ini berhenti”.

7. KISAH PERANG NABI MUHAMMAD SAW

Dalam dakwah Rasulullah SAW. Tidak terlepas dengan perang-perang besar yang
bertujuan untuk memerangi kafir quraisy. Berikut nama dan sebab terjadinya
perang tersebut:

1. Ghazwah Badar al-Kubra

Ia berlaku pada 17 Ramadhan tahun ke-2 hijrah. la bermula apabila Nabi s.a.w.
mempelawa para sahabat Baginda untuk menyekat kafilah dagang Quraisy yang
pulang dari Syam ke Makkah. Misi asal sekatan itu bukannya dengan tujuan
peperangan. Walau bagaimanapun kafilah yang diketuai oleh Abu Suffian
tersebut telah terselamat daripada sekatan orang Islam. Namun Abu Suffian
sebelum itu telah mengutuskan utusan kepada Quraisy untuk keluar melindungi
kafilahnya. Rentetan permintaan tersebut, Quraisy telah keluar dengan bilangan
kira-kira 1000 orang tentera. Antaranya 600 orang tentera berbaju perisai, 100
ekor kuda yang dipakaikan 100 baju perisai. Ini tidak termasuk baju perisai
tentera pejalan kaki dan 700 ekor unta. Mereka turut membawa penyanyi-
penyanyi perempuan yang memukul gendang dan menyanyi mengutuk orang
Islam.

2. Ghazwah Uhud

Ghazwah Uhud berlaku pada hari Sabtu, 15 Syawal, tahun ke-3 hijrah. Sebab
berlaku ghazwah ini Quraisy ingin menuntut bela terhadap kekalahan dalam
Ghazwah Badar. Mereka membuat persiapan sehingga mereka benar-benar
bersedia untuk memerangi Rasul s.a.w. di Madinah. Mereka keluar dalam
angkatan tentera seramai 3,000 pejuang, tidak termasuk bilangan tentera
Ahabisy.4 Dalam angkatan ini terdapat 700 tentera berbaju perisai dan 200
pahlawan berkuda. Bersama mereka juga, 17 orang wanita termasuk Hindun
binti 'Utbah, isteri Abu Suffian. Bapanya telah terbunuh dalam Ghazwah Badar.
Quraisy bergerak sehingga sampai ke tengah-tengah wadi menghala ke Uhud
(sebuah bukit tinggi yang terletak dua batu di utara Madinah) bertentangan
dengan Madinah. Mengikut pendapat Rasul s.a.w. dan beberapa orang sahabat,
orang Islam tidak perlu keluar menghadapi mereka. Bahkan orang Islam
hendaklah bertahan di dalam kota Madinah. Sekiranya orang musyrik menyerang
mereka, orang Islam akan menghalang mereka. Namun sebahagian pemuda-
pemuda Islam serta sesetengah Muhajirin dan Ansor bersemangat untuk keluar
dari Madinah dan meiawan orang musyrik di tempat perhimpunan mereka.
Khususnya mereka yang tidak turut serta dalam Ghazwah Badar dan tidak
memperolehi kemuliaan berperang dalam ghazwah tersebut. Lantaran itu,
Rasulullah s.a.w. telah beralah kepada pendapat mereka. Baginda masuk ke
dalam rumah, memakai baju perisai, seraya meletakkan dinding perisai di
belakang tubuhnya dan memegang tombak di tangan. Kemudian Baginda keluar
menemui orang Islam dengan menggantung pedangnya di leher. Mereka yang
mencadangkan kepada Baginda untuk keluar berperang di luar Madinah telah
menyesal, kerana mereka menjadi sebab memaksa Baginda melakukan tindakan
yang bertentangan dengan pendapat peribadi Baginda. Mereka berkata kepada
Rasul s.a.w.: "Kami tidak seharusnya menyalahi pendapat kamu. Oleh itu,
buatlah apa yang kamu mahu, atau kamu duduk di sini sekiranya kamu mahu."

3. Ghazwah Bani Nadhir

Bani Nadhir merupakan salah satu ras Yahudi yang tinggal berjiran dengan kota
Madinah. Mereka juga merupakan sekutu Khazraj. Mereka telah memetarai
perjanjian dengan orang Islam sebagaimana yang terdapat dalam perjanjian
keamanan dan kerjasama yang telah kami sebut sebelum ini. Namun tabiat jahat
dan khianat yang berakar umbi dalam jiwa Yahudi mendorong mereka untuk
melanggar perjanjian mereka. Ketika Rasul s.a.w. dan beberapa orang sahabat
Baginda berada di perkampungan Bani Nadhir, Baginda telah bersandar ke
dinding rumah kaum itu. Tiba-tiba mereka melakukan komplot jahat untuk
membunuh Baginda dengan cara melontarkan batu dari atas rumah ke arah
Baginda. Baginda s.a.w. mengetahuinya, lantas bingkas bangun dengan segera
seolah-olah mempunyai sesuatu keperluan. Baginda menuju ke Madinah diikuti
oleh para sahabatnya. Kemudian Baginda mengutuskan Muhammad bin
Maslamah kepada Bani Nadhir memberitahu: "Kamu hendaklah keluar daripada
negaraku. Jangan kamu tinggal bersama-samaku di sini. Kamu telah cuba belot."
Kemudian Baginda s.a.w. memberi tempoh 10 hari kepada mereka untuk keluar
dari kampung tersebut.

4. Ghazwah al-Ahzab

Ghazwah al-Ahzab dinamakan juga dengan Ghazwah Khandak. Ia berlaku pada


Syawal, tahun ke-5 hijrah. Sebabnya, apabila Bani Nadhir selesai diusir, beberapa
orang ketua mereka datang ke Makkah mengajak dan mengapi-apikan Quraisy
untuk memerangi Rasul s.a.w.. Quraisy telah menyahut ajakan itu. Seterusnya
pemimpin-pemimpin Yahudi pergi ke Ghatfan. Di sana, Bani Fazzarah, Bani
Murrah dan Asyjak telah menerima ajakan mereka dan berangkat menuju ke
Madinah. Apabila Baginda s.a.w. mendengar kedatangun angkatan mereka,
Baginda bermesyuarat dengan para sahabat. Salman telah mencadangkan
kepada Baginda supaya digali parit di sekeliling Madinah. Lalu Rasul s.a.w.
memerin-tahkan agar digali parit. Baginda sendiri turut terlibat menggali parit-
parit itu. Apabila Quraisy dan sekutu mereka

sampai, mereka merasa terpegun dengan parit-parit yang mereka saksikan. Ini
kerana Arab tidak mempunyai sebarang pengalaman dalam penggalian parit
seperti ini. Bilangan tentera bersekutu Quraisy sejumlah 10,000 orang sementara
bilangan orang Islam hanya 3,000 orang. Huyai bin Akhtob salah seorang Yahudi
yang berperanan menyemarakkan semangat Quraisy dan sekutu-sekutunya
menentang orang Islam, telah pergi menemui Kaab bin Asad, penghulu Bani
Quraizoh. Dia meminta beliau melanggar perjanjian damai antara Bani Quraizoh
dengan orang Islam. Nabi s.a.w. terfikir untuk melakukan perdamaian dengan
Bani Quraizoh dengan cara membayar satu pertiga hasil buah-buahan Madinah
kepada mereka. Namun kaum Ansor dengan rasa megah terhadap agama
mereka, menolak untuk tunduk kepada pihak Bani Quraizoh yang telah belot
kepada perjanjian dan pakatan.

5. Ghazwah Bani

Quraizoh Ghazwah Bani Quraizoh. berlaku pada tahun ke-5 hijrah sebaik sahaja
selepas Ghazwah Ahzab. Ini kerana beberapa sebab. Antaranya, Rasulullah telah
menyaksikan bagaimana isi hati Yahudi Bani Quraizoh yang keji, belot serta
berpihak kepada Quraisy dan sekutu-sekutunya. Pada saat-saat genting
pertempuran Ahzab, mereka mengisytiharkan pembatalan perjanjian dengan
Baginda s.a.w.. Mereka juga berniat melakukan jenayah berat yang boleh
melenyapkan semua orang Islam. Padahal mereka tinggal bersama Rasul s.a.w. di
Madinah. Niat dan rancangan jahat mereka gagal apabila Ghazwah Ahzab telah
tamat sebagaimana yang berlaku (tentera bersekutu Qurasiy meninggalkan
Madinah tanpa dapat mengalahkan orang Islam). Oleh ini, Rasulullah s.a.w.
berpandangan untuk mengambil tindakan tatatertib ke atas pengkhianat dan
pembelot ini. Baginda juga memutuskan untuk membersihkan Madinah selaku
pusat jihad dan dakwah daripada mereka. Tujuannya agar tidak berlaku lagi
situasi-situasi yang membuka ruang kepada mereka untuk sekali lagi membantai
dan membinasakan orang Islam. Jelas sikap mereka sebagaimana kebiasaan
sikap belot Yahudi yang keji.

6. Ghazwah al-Hudaibiyyah

Ghazwah al-Hudaibiyyah berlaku pada bulan Zulkaedah, tahun ke-6 hijrah.


Antara latar belakang peristiwa ini, Rasulullah s.a.w. telah bermimpi bahawa
Baginda memasuki Baitullah al-Haram bersama para sahabatnya dalam keadaan
aman dan bercukur kepala atau memotong rambut. Mereka tidak merasa takut
kepada sesuatu. Maka Baginda memerintah orang ramai bersiap keluar ke
Makkah bagi mengerjakan umrah dan bukan untuk berperang dengan Quraisy.
Muhajirin dan Ansor telah keluar bersama Baginda didorong oleh rasa rindu
untuk melihat Baitullah al-Haram setelah dihalang berbuat demikian selama
enam tahun. Rombongan tersebut turut disertai oleh Arab Badwi. Baginda s.a.w.
meletakkan di hadapannya "Hadyu" iaitu unta dan binatang ternakan korban
yang dibawa ke Baitullah al-Haram sebagai mengagung dan memuliakannya.
Baginda telah berihram di satu tempat bernama Zul Hulaifah agar orang ramai
khususnya Quraisy mengetahui bahawa Baginda bukan mahu berperang.

7. Ghazwah Khaibar

Ghazwah Khaibar berlaku pada akhir Muharram, tahun ke-7 hijrah. Khaibar
"merupakan sebuah oasis besar yang didiami oleh Yahudi. Terletak 100 batu di
utara Madinah menghala ke Syam. Sebab berlaku peperangan ini: Setelah Nabi
s.a.w. memperolehi keamanan daripada pihak Quraisy hasil perdamaian yang
dicapai di Hudaibiyyah, Baginda memutuskan untuk membersihkan saki baki
Yahudi di sekeliling Madinah. Tindakan ini diambil setelah Yahudi dibersihkan
daripada Kota Madinah. Yahudi di Khaibar mempunyai kubu-kubu yang kukuh. Di
dalamnya terdapat kira-kira 10,000 orang pejuang. Mereka juga mempunyai
kemampuan senjata dan peralatan yang besar di samping terkenal sebagai pakar
muslihat, permainan kotor dan tipudaya. Oleh itu, masalah ini perlu dibersihkan
segera sebelum mereka menjadi punca kekacauan dan kebimbangan orang Islam
di ibukota mereka, Madinah. Dengan ini, Rasul s.a.w. bersepakat untuk keluar
memerangi mereka pada akhir Muharram. Baginda keluar memerangi mereka
dalam satu angkatan seramai 1,600 orang pejuang termasuk 200 orang pahlawan
berkuda.

8. Ghazwah Mu'tah

Ghazwah Mu'tah berlaku pada Jamadil Awal, tahun ke-8 hijrah. Mu'tah
merupakan sebuah kampung di pinggir Syam. Sekarang ia dinamakan dengan al-
Karak. Letaknya di tenggara Laut Mati. Sebab peperangan ini; Rasul s.a.w. telah
mengutus al-Harith bin Umair al-Azdi.

Beliau membawa sepucuk surat kepada al-Harith bin Abi Syamir al-Ghassani, Raja
Basrah yang menjadi wakil Herkules. Dalam surat itu, Baginda s.a.w.
mengajaknya kepada Islam (ia merupakan antara surat yang diutuskan oleh
Baginda s.a.w. kepada maharaja-maharaja dunia dan raja-raja Arab. Perutusan
ini dilakukan selepas perdamaian Hudaibiyyah). Apabila utusan Baginda tiba di
Mu'tah, salah seorang raja Arab Ghassan yang tunduk kepada Caesar Rom
bertanya kepadanya: "Kamu mahu pergi ke mana? Boleh jadi kamu salah seorang
utusan Muhammad?" Lantas utusan Baginda s.a.w. menjawab: "Ya." Lalu raja
tersebut mengikat dan memenggal lehernya. Berita pembunuhan tersebut
sampai kepada Rasulullah s.a.w.. Baginda merasa amat sedih kerana tiada utusan
Baginda yang dibunuh selain daripada beliau. Baginda mempersiapkan satu
angkatan tentera Islam seramai 3,000 orang. Baginda melantik Zaid bin Harithah
sebagai panglima mereka. Baginda berpesan, sekiranya Zaid mati syahid, mereka
hendaklah melantik Jaafar bin Abi Tolib (sebagai penggantinya). Sekiranya Jaafar
pula mati syahid, mereka hendaklah melantik Abdullah bin Rawwahah (sebagai
pengganti seterusnya). Baginda mengarahkan Zaid mara ke tempat pembunuhan
al-Harith bin Umair (di Mu'tah) dan menyeru penduduk di sana kepada Islam.
Sekiranya mereka menolak seruan tersebut, tentera Islam hendaklah memohon
pertolongan Allah dan memerangi mereka.

9. Ghazwah al-Fath

Ghazwah al-Fath merupakan peperangan membuka kota Makkah. Ia berlaku


pada Ramadan, tahun ke-8 hijrah. Sebabnya; perdamaian Hudaibiyyah
membolehkan mana-mana kabilah Arab melakukan pakatan dengan Rasulullah
s.a.w.jika mereka mahu. Mereka juga bebas untuk melakukan pakatan dengan
Qurasiy. Bani Bakar telah bersetuju untuk melakukan pakatan dengan Quraisy,
sementara Khuzaah bersetuju melakukan pakatan dengan Rasulullah s.a.w.. Pada
tahun ke-8 hijrah, Bani Bakar melakukan pencerobohan ke atas Khuzaah. Mereka
membunuh kira-kira 20 orang lelaki daripada Khuzaah. Quraisy turut terlibat
membekalkun harta dan senjata kepada Bani Bakar. Apabila berita itu sampai
kepada Rasul s.a.w., Baginda merasa amat marah, lantas mempersiapkan tentera
Islam untuk memerangi Quraisy. Namun Baginda tidak mahu memberitahu orang
ramai hala tuju tenteranya, supaya Quraisy tidak bersiap sedia. Jika Quraisy
membuat persiapan menghadapi tentera Islam, ia akan mengakibatkan
kehormatan Tanah Haram tercemar dan serata ceruknya akan dipenuhi cebisan-
cebisan mayat (ramai nyawa yang terkorban).( Hatib bin Abi Baltaah al-Badariy
telah mengutuskan surat secara rahsia ke Makkah, memberitahu penduduk
Makkah berkenaan kedatangan Rasul untuk menyerang mereka. Namun, Allah
telah memberitahu Rasul-Nya tentang surat tersebut. Baginda menghantar
beberapa orang sahabatnya mengejar wanita yang membawa surat itu untuk
memeriksanya. Mereka akhirnya menemui surat tersebut. Oleh itu, Rasul s.a.w.
memanggil Hatib, seraya bersabda: "Apa yang mendorong kamu melakukan
perbuatan ini?" Hatib menjawab: "Wahai Rasulullah, demi Allah, aku beriman
dengan Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak berubah atau menukar imanku. Namun,
aku seorang lelaki yang tidak mempunyai asal-usul dan hubungan kekeluargaan
dalam kaum itu (Quraisy). Sedangkan aku mempunyai anak dan keluarga yang
tinggal dengan mereka.

10. Ghazwah Tabuk

Ghazwah Tabuk dinamakan juga dengan Ghazwah al-'Usrah (Peperangan yang


Susah). Ia berlaku pada Rajab, tahun ke-9 hijrah. Tabuk ialah nama sebuah
tempat yang terletak di antara Wadi al-Qura di bumi Hijaz dengan Syam. Sebab
peperangan ini ialah, Rom telah mengumpul angkatan tentera yang ramai di
Syam termasuk daripada kabilah Lakhm, Juzam, Amilah dan Ghassan yang
merupakan kaum Arab beragama Nasrani. Tujuan Maharaja Rom, Herkules
mengumpulkan angkatan tentera tersebut adalah untuk menyerang Madinah
dan menghapuskan negara yang baru terbina di semenanjung tanah Arab
tersebut. Berita-berita tentang Madinah serta siri kemenangannya menimbulkan
kebimbangan dan ketakutan kepada beliau.

8. WAFAT NYA NABI MUHAMMAD SAW

Pada tahun kesepuluh Hijriyah, Rasulullah SAW pergi berhaji bersama


lebih dari 100 ribu kaum Muslimin. Di Jabal ‘Arafat nabi menyampaikan khutbah
monumental di hadapan mereka yang dianggap sebagai dasar dari ajaran Islam.
Tidak mengherankan, karena dalam khutbah ini nabi telah menjelaskan perihal
undang-undang Islam. Melalui khutbah ini, nabi menyerukan asas persamaan
diantara sesama manusia yang tidak mengenal perbedaan antara hamba yang
berdarah Habsyi dengan yang berdarah Quraisy.

Dua bulan setelah kepulangannya dari ibadah Haji Wadha, nabi


mengeluhkan rasa sakit di kepalanya. Pada masa-masa awal sakit, nabi
memaksakan diri untuk tetap mengimami sholat. Ketika sakitnya bertambah
parah, nabi menyuruh Abu Bakar menggantikan posisinya menjadi imam sholat.

Sakit Nabi Muhammad semakin parah hingga tiba hari terakhirnya di


dunia, yaitu senin 12 Rabiul Awal 11 Hijriah. Saat umat Islam mengerjakan shalat
subuh dengan diimami Abu Bakar, nabi membuka tabir atau kelambu kamar
Aisyah. Nabi melihat mereka tengah berbaris shalat, lalu tersenyum bahagia.
Menyadari adanya nabi, Abu Bakar segera mundur ke belakang mengira nabi
akan keluar kamar untuk sholat. Annas menceritakan, “Umat Islam sangat
senang saat melihat nabi. Akan tetapi, nabi memberi isyarat agar mereka
melanjutkan sholat. Nabi masuk kembali ke kamar dan menutup kembali tabir.
Setelah itu, nabi tidak keluar lagi pada waktu-waktu sholat berikutnya.”

Kemudian Abdurrahman Ibn Abu Bakar masuk dengan membawa


sebatang siwak. Aisyah mengisahkan, ”Kepala nabi sedang dipangku waliku. Aku
melihanya menatap siwak itu dan aku tahu nabi menginginkannya. Aku pun
melunakkan siwak dengan mengunyahnya sedikit.” Di dekat Nabi ada bejana
berisi air, kemudian nabi mencelupkan kedua tangannya, lalu mengusap
wajahnya sembari berkata, ‘Laa ilaaha illa Allah, sesunggunya mati memiliki
sekarat atau rasa sakit.’ Sambil bersiwak, nabi mengangkat tangan atau jarinya,
memusatkan pandangannya ke atap, dan bibirnya bergerak-gerak mengatakan,
‘Bersama orang-orang yang telah engkau beri kenikmatan, yaitu golongan para
nabi, kaum syuhada, dan orang-orang shaleh. Ya Allah, karuniakanlah ampunan
dan rahmatmu kepadaku, dan pertemukanlah aku dengan Rafiq al-a’la10. Ya
Allah, pertemukanlah aku dengan Rafiq al-a’la.’ Nabi mengulangi perkataan itu
sebanyak tiga kali. Tangannya mulai lemas. Kemudian akhirya nabi benar-benar
menjumpai alRaiq al-A’la. Innalilahi WaInnailaihi Rajiun (segala sesuatu hanya
milik Allah dan hanya kepadanya akan kembali).

Ketika nabi Muhammad belum wafat, ketika itu kaum Anshar melihat
bahwa kondisi kesehatan Rasulullah cenderung memburuk mereka berkumpul di
masjid. Melihat kejadian ini lalu al-Fadhl bin al-Abbas dan Ali bin Abi Thalib
menyampaikannya kepada nabi. Keluarlah nabi menuju mereka sambil di papah
oleh Ali dan al-Abbas, sedang al-Fadhl berjalan di hadapan mereka berdua.
Ketika itu, Rasulullah datang menghampiri mereka dengan kepala berbalut dan
berjalan kaki. Sesampainya di tengah mereka, duduklah di bawah tangga mimbar
dan bersabda :

“Wahai orang-orang! Telah sampai kepadaku, bahwasanya kalian


ketakutan atas kematian nabi kalian. Adakah seorang nabi yang diutus Allah
sebelum aku yang abadi berada di tengah kalian? Ingatlah! Sesungguhnya aku
akan kembali kepada Tuhanku dan kalian juga akan menyusul da’iku. Maka oleh
karenya, aku pesankan kepada kalian hendaknya kalian besikap baik kepada
kaum Muhajirin gelombang pertama. Begitu juga aku pesankan kepada kaum
Muhajirin agar berbaikan di antara sesama mereka.”
Sebelum mengurus jasad Nabi, terjadi perbedaan pendapat tentang
pengganti nabi. Terjadi dialog dan debat serta sanggahan antara pihak Muhajirin
dan Anshor di Saqifah bani Sa’idah. Namun, akhirnya mereka sepakat untuk
mengangkat Abu Bakar sebaga khalifah hal ini terjadi sehingga masuk waktu
malam pada hari senin.

Orang-orang sibuk mempersiapkan untuk mengurus jasad nabi hingga


akhir malam mendekati subuh atau malam selasa. Sementara jasad nabi yang
mulia masih tetap membujur di atas tempat tidur dengan diselimuti kain hitam.
Pintu rumah ditutup dan hanya boleh dimasuki keluarga nabi.
Pada hari Selasa para sanak keluarga memandikan jasad nabi tanpa
melepaskan kain yang menyelubungi. Adapun yang memandikan adalah,
alAbbas, Ali, al-Fadhl, dan Qatsam (keduanya anak al-Abbas), Syaqran (pembantu
Rasulullah), Utsama bin Zaid dan Aus bin Khaili. Al-abbas, alFadhl dan Qatsam
bertugas membalik-balikkan jasad, Syaqran mengguyurkan air, Ali
membersihkannya dan Aus mendekap jasad nabi di dadanya. Kemudian mereka
mengafani jasad nabi dengan tiga lembar kain putih dari bahan katun
tanpamenyertakan pakaian ataupun tutup kepala. Kemudian mereka saling
berbeda pendapat, di mana nabi akan dikubur maka Abu Bakar berkata,

“sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah


seorang nabi meninggal dunia melainkan dia dikuburkan di tempat dia meninggal
dunia.’’

Abu Thalhah menyingkirkan tempat tidur di mana nabi meninggal dunia,


lalu menggali liang lahat persis di bawah tempat tidur itu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Nabi


Muhammad saw adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk
membimbing kembali umat manusia yang telah menyenceng dari
fitrahnya. Sejarah Islam awal yang dilalui Rasulullah saw sungguh berat
lantaran harus berhadapan oleh suku Quraisy yang menguasai kota
Mekkah. Pengikut Rasulullah saw relatif sedikit dan fokus utama
Rasulullah saw dalam dakwah awalnya adalah mengenalkan ajaran
Tauhid. Berbeda dengan dakwah di Madinah, masyarakatnya cenderung
menerima ajaran Rasulullah saw sehingga dalam waktu 10 tahun,
Rasulullah saw menjadikan Madinah sebagai pusat dakwah Islam dan
bukan hanya itu, Rasulullah saw. juga membuat suatu undang-undang
yang mengatur seluruh permasalahan yang terjadi, yakni Piagam
Madinah. Fokus dakwah Rasulullah adalah mengajarkan syariat Islam dan
hukum Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai