Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL JOURNAL REVIEW

GROMMING

NAMA : Muhammad haikal

NIM : 5193342030

KELAS : Pendidikan Tata Boga

DOSEN PENGAMPU : MarnalaTobing, M. Pd.

AlmaidaVebibina, M. Pd.

MATA KULIAH : GROMMING

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
CRITICAL JOURNAL REVIEW
Jurnal 1
Judul HUBUNGAN PERAWATAN KULIT WAJAH DENGAN
TIMBULNYA AKNE VULGARIS
Jurnal Fakultas Kedokteran
Download http://eprints.undip.ac.id/37467/1/
Dewi.R_G2A008053_LAP_KTI.pdf
Vol & Hal Volume 1 & 12-99
Tahun 2012
Penulis DEWI RAHMAWATI
Reviewer M.Syafri Wanda Nasution
Tanggal 10 Maret 2021

LatarBelakang Akne vulgaris adalah penyakit peradangan kronis folikel sebasea


yang mengenai hampir 80-100% remaja. Insidensi terbanyak pada
usia 14-17 tahun bagi wanita. Derajat akne dibagi menjadi derajat
ringan,sedang dan berat. Posisi perawatan kulit wajah dalam
hubungannya dengan akne bisa berada sebagai penyebab,
pencegahan maupun pengobatan. Perawatan kulit wajah terdiri dari
pembersih, penipis, pelembab, pemakaian bedak dan pelindung
(tabir surya) dan dianalisis hubungannya dengan timbulnya akne
vulgaris.
RumusanMasalah 1. Perawatan wajah yang timbul agne vulgar.

TujuanPenelitian Mengetahui hubungan perawatan kulit wajah (pembersih, penipis,


pelembab, pemakaian bedak dan pelindung (tabir surya)) dengan
timbulnya Akne vulgaris.
MetodePenelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
rancangan cross sectional dengan populasi penelitian siswi
SMA/MA/SMK kota semarang. Pemilihan sampel dengan metode
cluster random sampling didapatkan 64 responden yang sesuai
kriteria inklusi dari empat SMA/SMK dengan rentang usia 15-17
tahun. Data yang didapatkan adalah data primer dari kuesioner. Uji
analisis yang digunakan adalah chi square dan fisher
Hasil Penelitian Dari uji fisher tidak didapatkan hubungan yang bermakna frekuensi
membersihkan wajah dengan timbulnya akne vulgaris derajat
ringan+sedang dan berat (p = 1,000). Tidak ada hubungan bermakna
antara penggunaan pembersih wajah yang digunakan dengan
timbulnya akne vulgaris derajat ringan+sedang dan berat (p= 1,000)
akan tetapi pembersih wajah adalah faktor protektor. Tidak ada
hubungan bermakna antara penipis kulit wajah dengan timbulnya
akne vulgaris derajat ringan+sedang dan berat (p=1,000) akan tetapi
penipis kulit wajah sebagai faktor protektor . Tidak ada hubungan
bermakna antara pelembab wajah dengan timbulnya akne vulgaris
derajat ringan+sedang dan berat (p= 0,502). Terdapat hubungan
yang bermakna antara pemakaian bedak padat dengan timbulnya
akne vulgaris derajat ringan+sedang dan berat (p= 0,043) dan
pemakaian bedak padat sebagai faktor resiko. Tidak ada hubungan
bermakna antara pelindung wajah dengan timbulnya akne vulgaris
derajat ringan+sedang dan berat (p= 1,000).
Kesimpulan Tidak ada hubungan antara frekuensi membersihkan wajah
>3x/hari, jenis pembersih, penipis, pelembab dan pelindung wajah
dengan timbulnya akne vulgaris. Terdapat hubungan yang
bermakna antara pemakaian bedak padat dengan timbulnya akne
vulgaris derajat ringan+sedang dan berat.

Jurnal 2
Judul FORMULASI MASKER GEL PEEL OFF UNTUK
PERAWATAN KULIT WAJAH
Jurnal Farmaka
Download http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/10602/5050
Vol & Hal Volume 14 & 17-26
Tahun 2016
Penulis Astri Sulastri, Anis Yohana Chaerunisaa
Reviewer M.Syafri Wanda Nasution
Tanggal 10 Maret 2021

LatarBelakang Kosmetik wajah dapat diperoleh dalam berbagai bentuk sediaan.


Masker wajah merupakan kosmetik perawatan kecantikan yang
sangat popular untuk meningkatkan kualitas kulit. Masker wajah
peel off merupakan salah satu jenis masker wajah yang mempunyai
keunggulan dalam penggunaanya yaitu dapat dengan mudah dilepas
atau diangkat seperti membran elastis. Masker wajah peel off
diformulasikan dengan zat aktif, basis PVA, bahan pelunak,
pelembab, pengawet, surfaktan dan pewangi.
RumusanMasalah 1. Meningkatkan perawatan wajah yang popular dan kekinian.

TujuanPenelitian Untuk memperoleh formulasi sediaan dengan kualitas yang baik


dapat dilakukan dengan evaluasi organoleptis, pH, viskositas, daya
sebar, waktu mengering, tampilan dan ketebalan film serta profil
stabilitasnya. Sediaan masker wajah peel off dengan kualitas baik
dapat dilihat dari waktu mengering yang dipengaruhi oleh
konsentrasi EtOH, gelatin dan gliserin, sedangkan kemudahan
penggunaan sediaan yang berkaitan dengan viskositas dipengaruhi
oleh konsentrasi PVA, karbomer, gelatin dan gliserin, serta kinerja
pembentukan film dipengaruhi oleh konsentrasi PVA.
MetodePenelitian Untuk memperoleh formulasi sediaan dengan kualitas yang baik
dapat dilakukan dengan evaluasi organoleptis, pH, viskositas, daya
sebar, waktu mengering, tampilan dan ketebalan film serta profil
stabilitasnya. Sediaan masker wajah peel off dengan kualitas baik
Hasil Penelitian Formula yang mengandung 17% (w/w) PVA dengan 0,5% (w/w)
guar gum dipilih sebagai formula terbaik dalam penelitian yang
dilakukan oleh Vieira, et al. (2009) mengenai formulasi masker gel
peel off dari ekstrak fermentasi soybean karena menghasilkan
stabilitas organoleptik, pH, viskositas serta waktu mengering yang
baik. Formulasi tersebutdirekomendasikan untuk disimpan pada
refrigator suhu (5,0 ±1,0 oC) untuk menjaga waktu mengering yang
rendah serta mempertahankan stabilitas variabel lain. Penelitian
yang dilakukan oleh Priani, Irawati dan Darma (2015) memilih
konsentrasi PVA sebesar 14% yang digunakan dalam formulasi
sediaan masker gel peel off dan menghasilkan pH, daya sebar,
waktu mengering yang cukup stabil setelah penyimpanan selama 28
hari, namun nilai viskositas yang dihasilkan diatasa persyaratan.
Kesimpulan Sediaan masker gel peel off yang baik dapat diketahui melalui hasil
evaluasi organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, waktu mengering,
tampilan dan ketebalan film serta profil stabilitasnya. Untuk
memperoleh formulasi masker peel off dengan kualitas tinggi
diperlukan pengetahuan mengenai waktu mengering, kemudahan
penggunaan sediaan (applicability), dan kinerja pembentukan film.
Waktu mengering sediaan dipengaruhi oleh konsentrasi EtOH,
gelatin dan gliserin, sedangkan kemudahan penggunaan sediaan
yang berkaitan dengan viskositas dipengaruhi oleh konsentrasi
PVA, karbomer, gelatin dan gliserin, dan kinerja pembentukan film
dipengaruhi oleh konsentrasi PVA.

Anda mungkin juga menyukai