Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS MINI RISET

MK. PERKEMBANGAN PESERTA


DIDIK

PRODI BK-
FIP
SkorNilai:

PERKEMBANGAN EMOSI INDIVIDU

NAMA MAHASISWA KELOMPOK 6:

Desi Putri Rahmadani 1213151034

Melisa Br. Bangun 1213151038

Rosita Fitri 1211151029

T. Mahwilda 1213151035

Dosen Pengampu : Yeni Marito, M.Pd., M.Psi.

Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik

KELAS REGULER D 2021

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2021
1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepadakami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan tugas praktik
“Perkembangan Emosi Individu” ini tepat pada waktunya. Selesainya laporan ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Yeni Marito, M.Pd., M.Psi., selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan tugas, petunjuk kepada tim kami sehingga termotivasi dalam menyelesaikan
laporan ini.
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, bantuan dan do’a serta pengertian yang
besar kepada tim kami baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan
laporan ini.
3. Serta para narasumber yang bersedia kami wawancarai guna melengkapi data untuk laporan
tugas praktik ini.

Dalam penulisan laporan tugas praktik ini, kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih
banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain
karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman kami yang belum luas dan mendalam. Oleh
karena itu, kami mengharap segala saran dan kritik yang membangun sebagai masukan yang
berharga demi kemajuan kami dimasa mendatang.
Demikianlah laporan mini riset ini, kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, November 2021


Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4

1. Latar Belakang.................................................................................................................................................5

2. Rumusan Masalah............................................................................................................................................5

3. Tujuan............................................................................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL..................................................................................................................7

A. Pengertian Perkembangan..............................................................................................................................7

B. Perkembangan Emosi......................................................................................................................................8

C. Pengertian Individu.......................................................................................................................................11

D. Pertanyaan Wawancara..........................................................................................................1

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................................................13

A. Sifat Penelitian...............................................................................................................................................13

B. Sumber Data..................................................................................................................................................13

C. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................................................13

BAB IV METODE PENELITIAN.............................................................................................13

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian.......................................................................................................................17

B. Sampel Dan Populasi............................................................................................................................17

Bab V PENUTUP...........................................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................................................................18

B. Saran............................................................................................................................................................... 18

LAMPIRAN........................................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Menurut Sarlito Wirawan Sartono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap
keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afekti. Yang dimaksud warna efektif ini
adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu
situasi tertentu contohnya: gembira, bahagia, takut dan lain-lain. Sedangkan menurut
Goleman Bahasa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran. Pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian kecenderungan untuk bertindak (Syamsu,
2008).
Individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam
kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik, jasmaniah,
aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek-aspek tersebut saling
berhubungan. Apabila salah satu aspek rusak maka akan merusak aspek lainnya.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah emosi negatif (marah, kecewa, sedih) dapat mempengaruhi kegiatan
belajar anda?
2. Apakah emosi positif (bahagia, ketenangan, dan humor) dapat
mempengaruhi kegiatan belajar anda?
3. Apakah emosi berpengaruh terhadap persepsi orang lain mengenal anda?
4. Faktor pemicu yang seperti apakah dapat menyebabkan anda emosi?
5. Bagaimana cara anda meredakan emosi anda?
3. Tujuan
Dari rumusan masalah yang sudah dipaparkan, maka tujuan dari laporan ini
selain untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Sosial, adalah untuk
mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai guru BK dan sikap seperti
apakah yang harus ada di guru BK, serta bagaimana harapan masyarakat untuk
guru BK ke depannya.
BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL

A. Perkembangan
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan dapat diartikan sebagai
“perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari
mulai lahir sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahanperubahan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturtion) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyamgkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)
(Syamsu, 2008). 2. Tahap perkembangan anak Tahap perkembangan anak berdasarkan
usia adalah sebagai berikut: a. Periode prenatal yaitu masa perkembangan yang terjadi
dalam rahim ibu (mulai dari pembuahan hingga kelahiran) ± 270 – 280/ 9 bulan. b. Masa
bayi, yang terbagi atas : 1) Masa neonatal (0 – 2 minggu ) 2) Masa bayi (2 minggu – 2
tahun ) c. Masa kanak – kanak 1) Masa prasekolah 2 - 6 tahun 2) Masa sekolah dasar 6 –
12 tahun 6 7 3. Anak usia sekolah Pada tahap perkembangan ini anak lebih mampu
mengunakan otototot motoriknya. Anak mampu untuk berfikir logis dan terarah anak
mampu berhitung, anak mencari teman sebanyak-banyaknya serta dapat mengatur
emosinya.

B. Perkembangan Emosi
1. Pengertian Emosi
Istilah emosi berasal dari kata emotus atau emovere atau mencerca (to stir up)
yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, missal emosi gembira mendorong
untuk tertawa, atau dengan perkataan lain emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan
gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hamper keseluruhan diri
individu (Sujiono, 2005). Menurut Sarlito Wirawan Sartono berpendapat bahwa emosi
merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afekti. Yang dimaksud
warna efektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi
(menghayati) suatu situasi tertentu contohnya: gembira, bahagia, takut dan lain-lain.
Sedangkan menurut Goleman Bahasa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran.
Pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian kecenderungan
untuk bertindak (Syamsu, 2008). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa emosi adalah suatu keadaan yang kompleksi dapat berupa perasaan /
pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang.
2. Pengelompokan Emosi
Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi
kejiwaan (psikis).
a. Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap
tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
b. Emosi Psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan – alasan kejiwaan. Yang termasuk
emosi jenis ini diantaranya adalah :
1) Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup
kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk : a) Rasa yakin dan tidak yakin
terhadap suatu hasil karya ilmiah b) Rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran c)
Rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan – persoalan ilmiah yang harus
dipecahkan
2) Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik
bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti : a) Rasa solidaritas b)
Persaudaraan (ukhuwah) c) Simpati d) Kasih sayang, dan sebagainya
3) Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai – nilai baik dan buruk
atau etika (moral). Contohnya : a) Rasa tanggung jawab (responsibility) b) Rasa bersalah
apabila melanggar norma c) Rasa tentram dalam mentaati norma
4) Perasaan Keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan
dari sesuatu, baik bersifat kebendaan ataupun kerohanian
5) Perasaan Ketuhanan, yaitu merupakan kelebihan manusia sebagai makluk Tuhan,
dianugrahi fitrah (kemampuan atau perasaan) untuk mengenal Tuhannya. Dengan kata
lain, manusia dianugerahi insting religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini,
maka manusia di juluki sebagai “Homo Divinans” dan “Homo Religius” atau makluk
yang berke-Tuhan-an atau makhluk beragama (Syamsu, 2008).
3. Pengaruh Emosi
Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu Ada beberapa contoh pengaruh
emosi terhadap perilaku individu diantaranya :
a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah
dicapai.
b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai
puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi).
c. Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami
ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam
berbicara.
d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
orang lain
4. Mekanisme Emosi
Proses terjadinya emosi dalam diri seseorang menurut Lewis and Rose Blum ada 5
tahapan yaitu :
a. Elicitors yaitu adanya dorongan peristiwa yang terjadi contoh : Peristiwa banjir, gempa
bumi maka timbullah perasaan emosi seseorang.
b. Receptors yaitu kegiatan yang berpusat pada sistem syaraf contoh : Akibat peristiwa
banjir tersebut maka berfungsi sebagai indera penerima.
c. State yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi contoh : Gerakan
reflex atau terkejut pada sesuatu yang terjadi.
d. Experission yaitu terjadinya perubahan pada rasiologis. Contoh : Tubuh tegang pada
saat tatap muka.
Menurut Syamsuddin Kelima komponen tadi digambarkan dalam 3 variabel yaitu:
a. Variabel Stimulus: rangsangan yang menimbulkan emosi.
b. Variabel Organismik: Perubahan fisiologis yang terjadi saat mengalami emosi.
c. Variabel Respon : Pada sambutan ekspresik atas terjadinya pengalaman emosi (Reza
dkk, 2010)
5. Perkembangan Emosi Pada Anak Usia Sekolah
Perkembangan emosi pada anak melalui beberapa fase yaitu :
a. Pada bayi hingga 18 bulan : 1) Pada fase ini, bayi butuh belajar dan mengetahui bahwa
lingkungan di sekitarnya aman dan familier. Perlakuan yang diterima pada fase ini
berperan dalam membentuk rasa percaya diri, cara pandangnya terhadap orang lain serta
interaksi dengan orang lain. Contoh ibu yang memberikan ASI secara teratur memberikan
rasa aman pada bayi. 2) Pada minggu ketiga atau keempat bayi mulai tersenyum jika ia
merasa nyaman dan tenang. Minggu ke delapan ia mulai tersenyum jika melihat wajah
dan suara orang di sekitarnya. 3) Pada bulan keempat sampai kedelapan bayi mulai
belajar mengekspresikan emosi seperti gembira, terkejut, marah dan takut. Pada bulan ke-
12 sampai 15, ketergantungan bayi pada orang yang merawatnya akan semakin besar. Ia
akan gelisah jika ia dihampiri orang asing yang belum dikenalnya. Pada umur 18 bulan
bayi mulai mengamati dan meniru reaksi emosi yang di tunjukan orangorang yang berada
di sekitar dalam merespon kejadian tertentu.
b. 18 bulan sampai 3 tahun : 1) Pada fase ini, anak mulai mencari-cari aturan dan batasan
yang berlaku di lingkungannya. Ia mulai melihat akibat perilaku dan perbuatannya yang
akan banyak mempengaruhi perasaan dalam menyikapi posisinya di lingkungan. Fase ini
anak belajar membedakan cara benar dan salah dalam mewujudkan keinginannya. 2)
Pada anak usia dua tahun belum mampu menggunakan banyak kata untuk
mengekspresikan emosinya. Namun ia akan memahami keterkaitan ekspresi wajah
dengan emosi dan perasaan. Pada fase ini orang tua dapat membantu anak
mengekspresikan emosi dengan bahasa verbal. Caranya orang tua menerjemahkan mimik
dan ekspresi wajah dengan bahasa verbal. 3) Pada usia antara 2 sampai 3 tahun anak
mulai mampu mengekspresikan emosinya dengan bahasa verbal. Anak mulai beradaptasi
dengan kegagalan, anak mulai mengendalikan prilaku dan menguasai diri.
c. Usia antara 3 sampai 5 tahun : 1) Pada fase ini anak mulai mempelajari kemampuan
untuk mengambil inisiatif sendiri. Anak mulai belajar dan menjalin hubungan
pertemanan yang baik dengan anak lain, bergurau dan melucu serta mulai mampu
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. 2) Pada fase ini untuk pertama kali anak
mampu memahami bahwa satu peristiwa bisa menimbulkan reaksi emosional yang
berbeda 12 pada beberapa orang. Misalnya suatu pertandingan akan membuat pemenang
merasa senang, sementara yang kalah akan sedih. d. Usia antara 5 sampai 12 tahun 1)
Pada usia 5-6 anak mulai mempelajari kaidah dan aturan yang berlaku. Anak
mempelajari konsep keadilan dan rahasia. Anak mulai mampu menjaga rahasia. Ini
adalah keterampilan yang menuntut kemampuan untuk menyembunyikan
informasiinformasi secara. 2) Anak usia 7-8 tahun perkembangan emosi pada masa ini
anak telah menginternalisasikan rasa malu dan bangga. Anak dapat menverbalsasikan
konflik emosi yang dialaminya. Semakin bertambah usia anak, anak semakin menyadari
perasaan diri dan orang lain. 3) Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi
emosi dalam situasi sosial dan dapat berespon terhadap distress emosional yang terjadi
pada orang lain. Selain itu dapat mengontrol emosi negatif seperti takut dan sedih. Anak
belajar apa yang membuat dirinya sedih, marah atau takut sehingga belajar beradaptasi
agar emosi tersebut dapat dikontrol (Suriadi & Yuliani, 2006). 4) Pada masa usia 11-12
tahun, pengertian anak tentang baik-buruk, tentang norma-norma aturan serta nilai-nilai
yang berlaku di lingkungannya menjadi bertambah dan juga lebih fleksibel, tidak sekaku
saat di usia kanak-kanak awal. Mereka mulai memahami bahwa penilaian baik-buruk
atau aturan-aturan dapat diubah tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku
tersebut. Nuansa emosi mereka juga makin beragam.
6. Fungsi Emosi Pada Anak
Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak yang dimaksud adalah :
a. Merupakan bentuk komunikasi.
b. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan
lingkungan sosialnya.
c. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
d. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan.
e. Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat aktivitas motorik dan mental
anak (Resa, 2010).
7. Ciri Khas Emosi Anak
Ciri khas emosi pada anak antara lain :
a. Emosi yang kuat Anak kecil bereaksi dengan intensitas yang sama, baik terhadap
situasi yang remeh maupun yang serius. Anak pra remaja bahkan bereaksi dengan emosi
yang kuat terhadap hal-hal yang tampaknya bagi orang dewasa merupakan soal sepele.
b. Emosi seringkali tampak Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi yang meningkat
dan mereka menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukuman,
sehingga mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan
emosi. Kemudian mereka akan berusaha mengekang ledakan emosi mereka atau bereaksi
dengan cara yang lebih dapat diterima.
c. Emosi bersifat sementara Peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa
kemudian menangis, atau dari marah ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang
merupakan akibat dari 3 faktor, yaitu : 1) Membersihkan sistem emosi yang terpendam
dengan ekspresi terus terang. 2) Kekurangsempurnaan pemahaman terhadap situasi
karena ketidakmatangan intelektual dan pengalaman yang terbatas. 3) Rentang perhatian
yang pendek sehingga perhatian itu mudah dialihkan. Dengan meningkatnya usia anak,
maka emosi mereka menjadi lebih menetap.
d. Reaksi mencerminkan individualitas Semua bayi yang baru lahir mempunyai pola
reaksi yang sama.
e. Emosi berubah kekuatannya dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi
yang sangat kuat berkurang kekuatannya, sedangkan emosi lainnya yang tadinya lemah
berubah menjadi kuat.
f. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku Anak-anak mungkin tidak
memperlihatkan reaksi emosional mereka secara langsung, tetapi mereka
memperlihatkannya secara tidak langsung melalui kegelisahan, melamun, menangis,
kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup, seperti menggigit kuku dan mengisap
jempol.
8. Tingkat Perkembangan Emosi
Tiga reaksi emosi yang paling kuat adalah rasa marah, kaku, dan takut, yang
terjadi akibat dari peristiwa – peristiwa eksternal maupun proses tak langsung. Reaksi
tersebut dapat tercermin dalam individu yang meningkatkan aktivitas kelenjar tertentu
dan mengubah temperature tubuh. Reaksi umumnya berkurang sesuai proporsi
kematangan individu. Hal ini disebabkan oleh pebedaan jenis reaksi emosi, misalnya
dengan penyebab ketakutan pada diri seseorang anak mungkin disebabkan oleh jenis
emosi yang berbeda sesuai dengan tingkat perkembangannya. Tingkat perkembangan
emosi tidak terlepas dari tingkat kestabilan emosi seseorang yang meliputi :
a. Emosi stabil Pada seseorang yang mempunyai emosi stabil mempunyai kecenderungan
percaya diri, cermat, kukuh. Mereka selaulu menjaga pikiran walaupun dalam keadaan
kritis, sedangkan orang-orang di sekitarnya kehilangan kendali.
b. Emosi stabil rata-rata Seseorang yang mempunyai derajat rata-rata tingkat emosional
mempunyai kecenderungan emosi keseimbangan yang baik, sabar, tak memihak,
berkepala dingin. Mereka tidak kebal atas rasa khawatir dan terkadang menunjukkan
emosi yang aneh, namun ini adalah pengecualian daripada kebiasaan.
c. Emosi labil Seseorang yang mempunyai emosi yang labil, tergesa-gesa, bernafsu,
sentimental, mudah tergugah, khawatir dan bimbang. Mereka mungkin agaknya tertekan
oleh kehidupan, hal ini membuat mereka mudah terkena hal-hal negatif dan positif,
sekaligus kerap dipengaruhi oleh tragedi dan kesenangan serta tiak ada upaya untuk
bereaksi mengatasi peristiwa-peristiwa tersebut dalam hidup (Wijaya, 2004).
B. Pengertian Individu
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya
“tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat
dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan
hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa
individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.
Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik, jasmaniah, aspek psikis
rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek-aspek tersebut saling berhubungan. Apabila
salah satu aspek rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Dalam pengertian Sosiologi, Individu adalah subyek yang melakukan sesuatu,
subyek yang mempunyai pikiran, subyek yang mempunyai kehendak, subyek yang
mempunyai kebebasan, subyek yang memberi arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu
menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri.
Secara etimologis, kata “individu” ini diadaptasi dari bahasa Inggris yang berasal
dari bahasa Yunani “individium”, yang mana artinya “tidak terbagi”. Istilah tersebut
merujuk pada suatu kesatuan yang paling kecil serta terbatas. Sehingga dalam hal ini,
individu itu merupakan suatu kesatuan yang terbatas, yakni sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Pengertian individu menurut Martin Luther King Jr. Individu merupakan satuan
kecil yang tidak bisa/dapat dibagi lagi, yakni manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu
ialah sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya itu selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, serta rukun.

Di dalam Soerjono Soekanto, 2003, menurut Soediman Kartohadiprodjo, arti


individu ini merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang di dalam dirinya itu
dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, ras, sera rukun. Individu ubu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.

2. Ciri - Ciri Individu


Pada dasarnya tiap-tiap individu itu mempunyai ciri-ciri yang unik serta berbeda satu
dengan lainnya. Mengacu pada pengertian individu, dibawah ini merupakan ciri-ciri
individu diantaranya sebagai berikut:

1. Individu ini mempunyai raga atau jasmani yang khas yang membedakan antara
satu dengan yang lainnya, walaupun memiliki ciri umum nya itu yang sama
sebagai manusia.
2. Individu ini mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, serta juga hasrat, sehingga
bisa/dapat menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar
serta dalam dirinya.
3. Individu ini mempunyai kepribadian dan bakat yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
4. Individu ini mempunyai tingkah laku yang khas dan berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
5. Individu ini mempunyai naluri; naluri untuk bertahan hidup, naluri untuk dapat
mempertahankan keturunan, serta juga naluri untuk mencari kepuasan.
6. Individu ini mempunyai karakteristik yang sama dengan individu lainnya yang
berada di dalam kelompok yang sama.

3. Karakteristik Individu
Manusia ialah sebagai individu mempunyai karakteristik yang unik serta berbeda-
beda. Menurut John, Donahue, serta Kentle, terdapat 5 karakteristik individu, diantaranya
sebagai berikut :

Openness to Experience
Ini merupakan karakteristik individu yang terbuka terhadap suatu pengalaman baru, baik
itu berupa ide atau juga imajinasi. Umumnya individu yang mempunyai karakter ini lebih
suka berpikir secara mendalam, kreatif, artistik,  cerdik, mempunyai rasa penasaran
tinggi, inovatif, serta juga sering merefleksikan diri.

Conscientiousness
Ini merupakan karakteristik individu yang sangat berhati-hati serta juga penuh
pertimbangan di dalam melakukan suatu tindakan. Umumnya individu dengan karakter
ini mempunyai tingkat disiplin yang tinggi, rajin, serta juga dapat diandalkan,
bertanggungjawab, dan juga dapat bekerja dengan cermat serta terperinci.

Neocritism
Ini merupakan karakteristik individu yang terbuka terhadap tekanan serta juga menilai
kemampuan seseorang itu dalam menahan stress.
Extraversion
Ini merupakan karakteristik individu yang terbuka serta nyaman jika berinteraksi dengan
orang lain. Umumnya individu dengan karakter ini sangat senang bergaul, ramah,
antusias, serta mudah bersosialisasi, dan juga tegas.

Agreeableness
Ini merupakan karakter individu yang kooperatif serta selalu ingin menghindari konflik
terbuka dengan orang lain. Umumnya individu dengan karakter ini lebih suka menolong,
bisa dipercaya, penuh perhatian, tidak egois, serta tidak menyukai perselisihan.
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309997/pendidikan/INDIVIDU+DAN+MASYARAKAT.pd
f

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-jumiatig2a-5475-3-babii.pdf

Sosiologi (Modul UT), Robert, MZ Lawang

https://pendidikan.co.id/pengertian-individu-ciri-karakteristik-dan-menurut-ahli/

https://core.ac.uk/download/pdf/333842128.pdf

Anda mungkin juga menyukai