Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET

MK. PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK

PRODI S1 PBSI - FBS

Skor Nilai :

PERKEMBANGAN EMOSI NEGATIF PADA REMAJA DALAM BENTUK


KENAKALAN REMAJA YANG TINGGAL DI KOTA MEDAN

DOSEN PENGAMPU : ELYA SISKA ANGGRAINI,S.Sn.,M.Si.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


SITIFATIMAH HANDAYANI HSB (2213311006)
SHOPIA VERONICA MANURUNG (2213111018)
RINA LUSIANA PANGARIBUAN (2213111066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan MINI RISET mengenai materi
PERKEMBANGAN EMOSI. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Selain itu, ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang PERKEMBANGAN EMOSI bagi para pembaca dan
juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda “Elya Siska
Anggraini,S.Sn.,M.Si” selaku dosen pengampu mata kuliah PERKEMBANGAN EMOSI
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tugas ini,
namun Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi isi,
tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk memperbaiki MINI RISET ini. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga MINI RISET ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga
tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.

Medan, November 2021

KELOMPOK 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... ii
ABSTRACT.................................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................................... 1
B. TUJUAN DAN MANFAAT................................................................................................................. 1
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN...................................................................2
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA................................................................2
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA.........................3
C. TEORI TEORI EMOSI......................................................................................................................... 4
BAB III METODE PELAKSANAAN......................................................................................................... 6
A. WAKTU PELAKSANAAN................................................................................................................. 6
B. SUBJEK PELAKSANAAN................................................................................................................. 6
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................................................................................. 6
D. TEKNIK ANALISIS DATA.............................................................................................................. 6
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................................... 7
A. GAMBARAN HASIL SURVEI........................................................................................................... 7
B. PEMBAHASAN HASIL SURVEI...................................................................................................... 8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................... 10
B. SARAN.................................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................... 12
LAMPIRAN................................................................................................................................................... 13

ii
ABSTRACT

This research is a study of the development of negative emotions of adolescents in the


form of juvenile delinquency who resides in the city of Medan. This study aims to
analyze the negative emotions of adolescents, especially in the form of juvenile
delinquency. The study was conducted on 27 teenagers aged 10-24 years through the
Google Form instrument (online questionnaire) which was distributed through the
Whatsapp communication media. In the questionnaire, the research group attached
several questions about the emotions that exist in adolescents, namely the causes and
solutions for the emergence of changing emotions, as well as whether the result of
uncontrolled negative emotions is juvenile delinquency. The results of the study
show; (1) some teenagers who live in Medan city often experience fluctuating
emotions, (2) teenagers in Medan city can control their emotions in their own way;
(3) uncontrolled negative emotions do not completely lead to juvenile delinquency,
and (4) the solution to controlling adolescent negative emotions is left to the role of
parents in supervising and embracing children.

Keywords : teenage emotions, negative emotions, juvenile delinquency

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian terhadap perkembangan emosi negatif remaja


dalam bentuk kenakalan remaja yang bertempat tinggal di kota Medan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis emosi negative remaja terkhusus dalam bentuk
kenakalan remaja. Penelitian dilakukan kepada 27 orang remaja yang berusia 10 – 24
tahun melalui instrumen Google Form (angket online) yang dibagikan melalui media
komunikasi Whatsapp. Dalam angket, kelompok peneliti melampirkan beberapa
pertanyaan seputar emosi yang ada pada remaja, yaitu penyebab dan solusi
munculnya emosi yang berubah-ubah, serta apakah akibat dari emosi negatif yang
tidak terkontrol adalah kenakalan remaja. Hasil dari penelitian menunjukkan ; (1)
beberapa remaja yang tinggal di kota Medan sering mengalami emosi yang berubah-
ubah, (2) remaja di kota Medan dapat mengontrol emosinya dengan cara masing-
masing; (3) emosi negative yang tak terkontrol tidak sepenuhnya mengakibatkan
sikap kenakalan remaja, dan (4) solusi mengontrol emosi negatif remaja diserahkan
kepada peran orangtua dalam mengawasi dan merangkul anak.
Kata kunci : emosi remaja, emosi negatif, kenakalan remaja

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Remaja adalah masa dimana anak mengalami perkembangan yang cukup pesat,
emosi yang selalu bergejolak saat remaja merupakan potensi sekaligus permasalahan
yang harus mendapat perhatian serius baik oleh orangtua maupun tenaga pendidik.
Emosi positif seperti rasa senang, suka, cinta dan bahagia adalah potensi positif yang
dapat membawa remaja pada perilaku positif pula. Sebaliknya emosi negative seperti
marah, kecewa, takut, cemas, benci merupakan emosi yang dapat memicu munculnya
berbagai permasalahan remaja. Memahami remaja dan perkembangan emosinya
menjadi sangat penting untuk dapat membantu mengembangkan potensi yang dimiliki
remaja, sekaligus mencari pemecahan masalah yang dihadapinya.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis
perkembangan emosi pada remaja usia 10 – 24 tahun di kota Medan.

Penelitian tentang analisis teori perkembangan emosi pada remaja di kota medan
memiliki beberapa manfaat antara lain :

1. Mengetahui Apakah perkembangan emosi pada remaja yang ada di kota


Medan sering berubah ubah

2. Mengetahui Penyebab dari munculnya emosi pada diri remaja di kota Medan

3. Mengetahui cara mengontrol emosi pada diri remaja di kota Medan

4. Menganalisis emosi negatif pada remaja yang membuat seorang remaja


melakukan kenakalan remaja

5. Menambah pengetahuan yang kompleks terkait materi perkembangan emosi


negatif pada remaja serta solusi yang diterapkan ketika remaja sampai
melakukan kenakalan remaja.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA

Perkembangan emosi Menurut Chaplin dalam suatu Dictionary Psychology


mendefinisikan Perkembangan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari
organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya
dari perubahan perilaku untuk mencapai kematangan emosi.

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang


tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi
berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan- dorongan baru yang
dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan
lebih intim dengan lawan jenis. Namun demikian kadang-kadang orang masih dapat
mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar
dengan perubahan atau tanda-tanda perilaku tersebut. hal ini berkaitan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen yang dikenal dengan display
rules, yaitu masking, modulation, dan simulation.

a) Masking adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat


menutupi emosi alaminya. Emosi yang dialaminya tidak tercetus keluar melalui
ekspresi tingkah laku. Contoh dari sikap masking tersebut adalah menutupi
kesedihan, mengendalikan amarah, tidak menampakkan kebahagiaannya.

b) Modulation adalah orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala
kejasmaniannya, tetapi hanya dapat menguranginya. Contoh dari sikap modulation
adalah bersikap biasa jika keadaan jengkel, bersikap cuek.

c) Simulation adalah orang tidak mengalami emosi, tetapi ia seolah-olah mengalami


emosi dengan menampakkan gejala-gejala kejasmaniannya. Contoh dari sikap
simulation adalah sering memberontak, meledakkan amarahnya, egois, bertindak
kasar.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA

3
Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukkan bahwa perkembangan emosi
remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar. Sejumlah
faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut.

a. Perubahan Jasmani

Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat


cepat dari anggota tubuh. Ketidakseimbangan tubuh pada pertumbuhan remaja ini
sering mempunyai akibat yang tak tertduga pada perkembangan emosi remaja.
Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat
kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tuuh remaja dan
seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosi

b. Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua

Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk pada masa remaja awal, sangat
bervaiasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya
sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh,
tetapi ada juga yang penuh kasih sayang. Perbedaan pola asuh orang tua dapat
berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.

c. Perubahan Interaksi Teman Sebaya

Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayannya secara khas


dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk
semacam geng. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-teman
untuk melawan otoritas atau melakukan perbuatan yang tidak baik atau bahkan
kejahatan bersama. Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini
adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis.

d. Perubahan Pandangan Luar

4
Faktor penting yang dapat memengaruhi perkembangan emosi remaja selain
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri adalah pandangan
dunia luar. Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan
konflik-konflik emosional, yaitu sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak
konsisten, dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda
untuk remaja laki-laki dan perempuan, seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan
oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab.

C. TEORI TEORI EMOSI

Teori-teori tersebut sebagai berikut

1. Teori James dan Lange :

Menurut teori ini gejala jasmani termasuk tingkahlaku merupakan akibat dari
emosi yang dialami oleh individu. Jadi, individu mengalami emosi terlebih dahulu,
baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam jasmaninya. Misalnya :
menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira, lari itu karena takut dan
berkelahi itu karena marah. Dengan demikian menurut teori ini dapat dikatakan
bahwa emosilah yang menimbulkan tingkahlaku, bukan sebaliknya.

2. Teori Canon Bard

Teori ini mengatakan bahwa gejala kejasmanian atau prilaku seseorang bukanlah
merupakan akibat dari emosi,melainkan emosi yang dialami oleh individu itu sebagai
akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Contohnya seseorang menangis akhirnya dia
menjadi sedih, bukan karena sedih dia menjadi menangis. Seandainya seseorang tidak
menangis, kemungkinandia tidak akan menjadi sedih. Jadi menurut teori ini dapat
dikatan bahwa prilaku yang menimbulkan emosi, dan bukan emosi yang menimbulkan
prilaku.

3. Teori Lindsley

5
Menurut teori ini emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari
susunan syaraf terutama otak. Contohnya, apabila individu mengalami frustasi ,
susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar
tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan dilakukan pada hari Jum’at, 07 November 2021.

B. SUBJEK PELAKSANAAN
Subjek pelaksanaannya adalah Remaja sekitar umur 10 – 24 tahun yang tinggal di kota
Medan

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dengan cara angket berbasis online.

D. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang dilakukan oleh tim penyusun (kelompok 3) adalah
pengumpulan data melalui angket secara online dengan menggunakan google formulir
sebagai sarana utamanya.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN HASIL SURVEI
Setelah dilakukan penelitian secara online dengan angket menggunakan google
formulir, tim penyusun mendapat beberapa jawaban mengenai pertanyaan tentang
Perkembangan emosi pada remaja dalam bentuk kenakalan remaja di kota medan.

Data survei yang kami dapatkan sejumlah 27 jawaban.

 Usia penjawab survei berkisar 10 – 24 tahun.


 Asal kota Medan.
 Penjawab survei sudah termasuk remaja usia 10 – 24 tahun, tetapi ada 1 orang
penjawab survei yang <10 tahun.
 Sebanyak 92.6% (25 orang) mengalami perkembangan emosi yang sering berubah
ubah pada dirinya, sedangkan 7,4% (2 orang) tidak pernah mengalami emosi yang
berubah ubah.
- Penyebab munculnya emosi pada Remaja kota Medan :
 Penyebab dari lingkungan hidup yaitu faktor dari teman, keluarga dan orang
sekitar : Sebanyak 40, 7% (11 orang) .
 Penyebab dari Hati, Pikiran, dan Perasaan (Mood) : Sebanayk 25,9% (7 orang)
 Penyebab tidak ada uang : Sebanyak 7,4% (2 orang)
 Penyebab tugas sekolah/ kuliah : Sebanyak 7,4% (2 orang)
 Penyebab random (Gajelas) : Sebanyak 18,5% (5 orang)
- Solusi untuk diri sendiri cara mengontrol emosi pada remaja kota Medan :
 Dengan cara diam dan menyendiri : Sebanyak 44,4% (12 orang)
 Dengan cara merilekskan diri (tarik nafas) :Sebanyak 22,2% (6 orang)
 Dengan cara Makan : Sebanyak 7,4% (2 orang)
 Dengan cara ibadah,istighfar,mendekatkan diri pada Allah : Sebanyak 7,4%
(2 orang)
 Dengan cara melakukan hobi : Sebanyak 3,7% (1 orang)
 Dengan cara tidur : Sebanyak 7,4% (2 orang)
 Dengan cara main game : Sebanyak 3,7% (1 orang)
 Gatau cara mengontrol emosi : Sebanyak 3,7% (1 orang)

8
- Pendapat mengenai perkembangan emosi negatif pada remaja yang tidak terkontrol
membuat remaja melakukan kenakalan remaja
 Yang menjawab YA : Sebanyak 51,9% (14 orang), dengan penjelasannya : “Jika
remaja emosi negatif tidak terkontrol maka ia akan cenderung melakukan
kenakalan remaja”
 Yang menjawab TIDAK :Sebanyak 7,4% (2 orang), dengan penjelasannya : “Ga
juga bisa jadi Cuma karena emosi ga jadiin seseorang nakal”
 Yang menjawab LAINNYA : Sebanyak 40,7% (11 orang), dengan penjelasannya :
“Bisa iya dan tidak, karena seseorang remaja yang tidak bisa mengontrol emosi
nya belum tentu melakukan kenakalan remaja dan bisa juga melakukannya,
tergantung situasi”
- Solusi untuk orang lain (remaja) yang melakukan kenakalan remaja akibat emosi
negatifnya tidak terkontrol :
 Peran orang tua/keluarga dalam mengawasi, merangkul, dan mengontrol emosi
pada anak remajanya : Sebanyak 25,9% (7 orang)
 Menasehatinya : Sebanyak 14,8% (4 orang)
 Menyuruhnya ibadah : Sebanyak 11,1% (3 orang)
 Berteman dengan orang baik : Sebanyak 7,4% (2 orang)
 Edukasi pada remaja : Sebanyak 3,7% (1 orang)
 Diam mengontrol emosi dan lebih mengenal diri : Sebanyak 11,1% (3 orang)
 Tidur & merilekskan diri : Sebanyak 7,4% (2 orang)
 Makan : Sebanyak 3,7% (1 orang)
 Dikeraskan orang yang melakukan kenakalan remaja : Sebanyak 7,4% (2 orang)
 Tidak memberikan solusi : Sebanyak 7,4% (2 orang).

B. PEMBAHASAN HASIL SURVEI


Pada saat melakukan penelitian survei secara online melalui angket google form, kami
telah menyiapkan beberapa pertanyaan mengenai perkembangan emosi pada remaja yang
tinggal di kota Medan. Beberapa remaja yang tinggal di kota Medan menjawab sering
mengalami emosi yang berubah dan mereka bisa mengontrol emosi negatif nya dengan
berbagai cara. Namun, pada survei ini, cara mengontrol emosi yang banyak dilakukan
remaja yang tinggal di kota medan dengan cara diam dan menyendiri. Kemudian, untuk

9
emosi negatif yang tidak terkontrol pada remaja tidak semuanya akan melakukan
kenakalan remaja tergantung si remaja tersebut bagaimana ia mengontrol emosinya . Dan
solusi yang diberikan untuk mengontrol emosi negatif remaja yang tidak terkontrol dengan
cara orang tua harus lebih mengawasi dan merangkul anak walaupun anak sudah tergolong
usia remaja.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat disampaikan oleh tim penyusun (kelompok 3) adalah
perkembangan emosi pada remaja dapat berupa masking (menyembunyikan atau menutupi
emosi), modulation (tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya) ,
dan simulation (mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala kejasmaniannya).
Menurut survei terhadap 27 orang, bentuk-bentuk perkembangan emosi remaja diatas
umumnya disebabkan oleh lingkungan hidup (11 orang); hati, pikiran, dan perasaan (7
orang), tidak ada uang (2 orang); tugas sekolah/kuliah (2 orang); dan penyebab yang
kurang jelas atau random (5 orang). Tak hanya penyebab, solusi mengontrol emosi remaja
berdasarkan survei cukup beragam. Ada yang dengan menyendiri (12 orang); merilekskan
diri (6 orang); makan (2 orang); ibadah (2 orang); melakukan hobi (1 orang); tidur (2
orang); dan main game (1 orang).

Sebanyak 14 orang setuju dan 2 orang tidak setuju bahwa kenakalan remaja bersumber
dari perkembangan emosi negative yang tidak terkontrol. Sedangkan 11 orang lain ada di
posisi netral dan berpendapat bahwa perkembangan emosi negatif tidak selalu
memunculkan kenakalan remaja. Narasumber juga diminta untuk memberikan solusi
(kepada remaja lainnya) mengatasi kenakalan remaja akibat emosi negative yang tidak
terkontrol. Sebanyak 7 orang memberikan solusi melalui peran orangtua, 4 orang memberi
solusi melalui nasehat, 3 orang memberi solusi melalui ibadah, 3 orang memberi solusi
dengan cara mengontrol emosi atau lebih mengenal diri, 2 orang memberi solusi melalui
tidur, 2 orang memberi solusi melalui berteman dengan orang baik, 2 orang memberi solusi
melalui tindakan keras pada pelaku, 1 orang memberi solusi melalui edukasi remaja, 1
orang memberi solusi melalui makan, dan 2 orang lainnya tidak memberi solusi.

B. SARAN
Emosi adalah ekspresi normal manusia termasuk remaja atas berbagai hal yang terjadi
dalam hidupnya. Namun, perkembangan emosi yang dialami remaja harus selalu diawasi
oleh guru dan orangtua. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan
(1) lebih memperhatikan anak, dalam mendidik, melatih, membimbing dan menjadi

11
teladan serta masih banyak lagi peran-peran orang tua yang lain, (2) membentuk
kepribadian, menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak serta mengembangkan
moral dan agama, dan (3) membangun rasa kasih dan sayang. Hal ini juga dapat dilakukan
oleh guru di dalam kelas dan sekolah. Selain itu, seorang guru harus senantiasa sadar untuk
memberikan yang terbaik untuk anak didiknya, dan yang paling pokok adalah seorang guru
dapat mendidik anak dengan penuh semangat sebagaimanaa mendidik anak sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bansford,John D (2003) .The Best Year : Emosi Anak di Masa Remaja. Jakarta : prestasi
pustakaraya.

Ruth Sefriana Silitingoa, Jek Amidos Pardede (2018), Pola asuh orang tua dengan
perkembangan emosional remaja di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 14 Medan,
Jurnal Kesehatan, Vol 3 No 2 , Hal 1 – 8

Yulia Susanti, Elza Mega Pamela, Dwi Haryanti, Dwi Haryanti , Gambaran
Perkembangan Mental Emosional Pada Remaja, Buku Proceeding Unissula Nursing
Conference, Unissula Press.

13
LAMPIRAN

14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai