Anda di halaman 1dari 160

FORMULASI DAN UJI STABILITAS MASKER GEL PEEL-OFF

EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA DENGAN VARIASI PVA

Oleh:
MARCHA MEGA SILMINA
12118024

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH
CIREBON
2022
FORMULASI DAN UJI STABILITAS MASKER GEL PEEL-OFF
EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA DENGAN VARIASI PVA

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Farmasi

Oleh:
MARCHA MEGA SILMINA
12118024

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

CIREBON

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal ini telah diperiksa oleh Dosen Pembimbing


Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Cirebon, Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Deni Firmansyah M.Sc apt. Sulistiorini Indriaty, S.Si.,M.Farm


Formulasi Dan Uji Stabilitas Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol
Daun Pepaya Dengan Variasi PVA
Marcha Mega Silmina, Deni Firmansyah, Sulistiorini Indriaty

Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon


Cideng Indah, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45133
megamarcha27@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang dan Tujuan :


Kulit merupakan organ yang pertama terkena dampak buruk polusi, paparan
sinar ultraviolet yang dapat merusak kulit. Selain itu, aktivitas sehari-hari juga
dapat menimbulkan masalah pada kulit terutama kulit wajah. Daun pepaya
(Carica papaya L) mengandung alkaloid, saponin, flavanoid, dan tanin yang
mempunyai efek antibakteri. Ekstrak etanol daun pepaya dibuat dalam sediaan
masker gel peel-off dengan memvariasikan konsentrasi PVA yaitu 10%,13%
dan 16%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana stabilitas
sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L) dan
untuk mengetahui apakah ekstrak daun pepaya dapat dibuat masker gel peel-
off. Uji Hedonik dengan 20 penelis untuk mengetahui tingkat kesukaan.
Metode :
Pembuatan simplisia menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol
96% dan dibuat 3 formula dengan memvariasikan PVA dengan konsentrasi
10%, 13% dan 16%. Uji stabilitas menggunakan metode cycling test dengan
pengamatan pada siklus ke 0 dan setiap satu siklus sampai dengan siklus ke-6
parameter yang diamati yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH,uji daya
sebar, uji waktu mengering, uji hedonik, uji viskositas dan uji sifat alir.
Hasil :
Hasil pengujian stabilitas sediaan gel ekstrak etanol daun pepaya uji
organoleptis,uji homogenitas, uji hedonik, uji pH, uji waktu kering, uji
viskositas dan sifat alir. mengalami perubahan nilai yang signifikan. hasil uji
organoleptis yaitu tidak mengalami perubahan yang signifikan dari siklus ke-0
hingga siklus ke-6. Hasil pengujian daya sebar 0 sampai dengan siklus 6 basis
4,21 – 4,56 , formulasi 1 5,39 – 5,86 , formulasi 2 5,4 – 5,62 , formulasi 3 5,36
– 5,96. Hasil pengujian pH basis 5,61- 5,83 , formulasi 1 5,2 – 5,35 , formulasi
2 5,4 – 5,59 , formulasi 3 5,6 – 5,64, hasil formula yang paling disukai dari
sediaan masker gel peel-off adalah formulasi 3. Dari segi warna tidak ada
perubahan dan bau ocean fresh stabil. Berdasarkan hasil penelitian basis,
formulasi 1, formulasi 2 dan formulasi 3. Basis 44766- 47800 cps, formulasi 1
16456 - 17766 cps, formulasi 2 28976 - 29776 cps, formulasi 3 13710 – 14176.

i
hasil penelitian, basis 12:13 menit – 15 : 22 menit, formulasi 1 16:12 menit –
18 : 25 menit, formulasi 2 14 : 72 menit – 17:17 menit, formulasi 3 12 : 18
menit – 15 : 48 menit. Hasil penelitian pada grafik siklus 0 yaitu Tiksotropik
dan grafik siklus 6 yaitu antitiksotropik.
Kesimpulan :
Ekstrak etanol daun pepaya dapat dibuat menjadi masker gel peel-off dan
memenuhi stabilitas pada uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya
sebar, uji waktu kering, uji viskositas dan uji sifat alir tidak terdapat perubahan
yang signifikan.
Kata Kunci : Daun pepaya, Masker gel peel-off, PVA

ii
Formulation and Stability Test of Peel-off Gel Mask Papaya
Leaf Ethanol Extract With PVA Variations
Marcha Mega Silmina, Deni Firmansyah, Sulistiorini Indriaty

School Of Pharmacy Muhammadiyah Cirebon


Jl. Cideng Indah, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45133
megamarcha27@gmail.com

ABSTRACT
Background and AIM:
The Skin is the first organ to be adversely affected by pollution, exposure.
ultraviolet rays can damage the skin, in addition, daily activities can also cause
problems on the skin, especially the facial skin of papaya leave. (Carica
papaya L) contains saponin, alkaloids, flavonoids, and tannins which have an
antibacterial effects. Papaya leaf extract was made in a peel-off gel mask
preparation by varying PVA concentrations of 10%,13%,16%. This study aims
to determine the stability of the papaya leaf extract peel-off gel mask
preparation (Carica papaya L) and to determine whether the leaf extract
papaya can be maa de peel-off gel mask.

Method :
Using the maceration method with samples of ethanol extract of papaya leaves
(Carica papaya L) with variants PVA 10%, 13%, 16% macerations method
using 96% ethanol as solvent. Stability test using the cycling test method with
observations on the 0 th cycle and every one cycle with the observed
parameters namely organoleptic test, homogeneity test, pH test, dispersion test,
drying time test, hedonic test, viscosity test and flow property test.

Results :
The results of stability testing of papaya lraf ethanol extract peel-off gel were
organoleptic test, homogeneity test, hedonic test, pH test, dry time test,
viscosity test and flow properties. Experienced a significant change in value.
the results of the organoleptic test did not change significantly from the 0 cycle
to the 6 cycle. The results of the dispersion test 0 to 6 cycles of basis 4.21-4.56,
formulation 1 5.39- 5.86, formulation 2 5.4- 5.62, formulation 3 5.36- 5.96. the
test results base pH 5.61- 5.83, formulation 1 5.2- 5.35, formulation 2 5.4-
5.59, formulation 3 5.6- 5.64 the most preferred formula result from mask
preparations the peel-off gel is formulation 3.
In terms of color there is no change and the smell of ocean fresh is stable.
Based on the result of the basic reseach, formulation 1, formulation 2 and
formulation 3. Base 44766-47800 cps, formulation 1 16456-17766 cps,
formulation 2 28976 – 29776 cps, formulation 3 13710-14176. Research result,
base 12:13 minutes – 15:22 minutes, formulation 3 12:18 minutes – 15:48
minutes. The results of the research on cycle 0 graphs are thixotropic and cycle
6 graphs are antiisotropic.

iii
Conclusion :
The ethanol extract of papaya leaves can be made into a peel-off gel mask and
fulfills the stability in the organoleptic test, homogeneity test, Ph test,
dispersion test, dry time test, viscosity test and flow property test, there is no
significant change.
Keywords : Papaya leaf, peel-off gel mask, PVA

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat, iman

islam, rezeki, kekuatan, petunjuk, rahmat serta kasih sayangNya sehingga penulis

dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “Formulasi Dan

Uji Stabilitas Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Pepaya Dengan variasi

PVA” shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka menyelesaikan Program

Sarjana Farmasi di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akan sangatlah

sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ibu apt. Iin Indawati, S.Farm.,M.Farm selaku Ketua Sekolah Tinggi Farmasi

Muhammadiyah Cirebon dan selaku Dosen Wali.

2. Ibu apt. Nur Rahmi H, S.Farm.,M.Farm., selaku Kaprodi S1 Farmasi Sekolah

Tinggi Muhammadiyah Cirebon.

3. Bapak apt. Deni Firmansyah, M.Sc, selaku dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan ini, serta atas

kesabarannya membimbing penulis.

4. Ibu apt. Sulistiorini Indriaty,S.Si.,M.Farm, selaku dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan ini, serta atas

kesabarannya membimbing penulis.

5. Seluruh dosen yang telah membantu dan membagi ilmunya.

v
6. Kedua Orang Tua yang selalu memberi semangat dan memberi bantuan

dukungan material dan moral.

7. Para sahabat yang mendukung dan memberikan motivasi serta doa

8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membnagun dari semua pihak yang membaca skripsi ini guna memperbaiki skripsi

ini.

Dengan segala kerendahan hati diharapkam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya dalam menjalankan profesinya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Cirebon, Juli 2022


Penulis

Marcha Mega Silmina

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................v

DAFTAR ISI..............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................3

C. Tujuan..................................................................................................................3

D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3

E. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5

A. Daun Pepaya (Carica papaya L.)........................................................................5

B. Simplisia..............................................................................................................7

C. Ekstraksi............................................................................................................10

D. Standarisasi Ekstrak..........................................................................................12

E. Rendemen...........................................................................................................14

F. Skrining Fitokimia..............................................................................................14

G. Masker Gel Peel- Off.........................................................................................15

H. Kromatografi Lapis Tipis...................................................................................18

vii
I. Stabilitas Cycling Test.......................................................................................19

J. Pre Formulasi....................................................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................23

A. Jenis Penelitian..................................................................................................23

B. Tempat dan waktu penelitian............................................................................23

C. Populasi dan Sampel.........................................................................................23

D. Variabel penelitian............................................................................................25

E. Hipotesis............................................................................................................25

F. Alat dan Bahan..................................................................................................26

G. Prosedur Penelitian............................................................................................27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................39

A. Hasil Penelitian.................................................................................................39

B. Pembahasan.......................................................................................................55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................63

A. Kesimpulan........................................................................................................63

B. Saran..................................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................64

LAMPIRAN...............................................................................................................67

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Formulasi Gel............................................................................................34

Tabel 4. 1 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya.....................................40

Tabel 4. 2 Hasil Uji Standarisasi Parameter Spesifik.................................................41

Tabel 4. 3 Hasil Uji Standarisasi Parameter Non Spesifik.........................................41

Tabel 4. 4 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis Ekstra Etanol Daun Pepaya..............42

Tabel 4. 5 Hasil Uji Organoleptis Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun Pepaya

....................................................................................................................................42

Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun Papaya

....................................................................................................................................43

Tabel 4. 7 Hasil Uji Daya Sebar Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun Papaya44

Tabel 4. 8 Hasil Uji pH Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun Papaya.............44

Tabel 4. 9 Hasil Uji Viskositas Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun Papaya..45

Tabel 4. 10 Hasil Uji Waktu Kering Basis dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun

Papaya.........................................................................................................................49

Tabel 4. 11 Hasil Uji Hedonik Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun Pepaya. .50

Tabel 4. 12 Hasil Uji Statistik Daya Sebar.................................................................50

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Carbopol 940...........................................................................19

Gambar 2. 2 Struktur polivinil alkohol.......................................................................20

Gambar 2. 3 Struktur Gliserin....................................................................................21

Gambar 2. 4 Struktur Metilparaben............................................................................21

Gambar 4. 1 Grafik Sifat Alir Basis Siklus 0.............................................................46

Gambar 4. 2 Grafik Sifat Alir Formula 1 siklus 0......................................................46

Gambar 4. 3 Grafik Sifat Alir Formula III siklus 0....................................................47

Gambar 4. 4 Grafik Sifat Alir Basis siklus 6..............................................................47

Gambar 4. 5 Grafik Sifat Alir Formula I siklus 6.......................................................48

Gambar 4. 6 Grafik Sifat AlirFormula II siklus 6......................................................48

Gambar 4. 7 Grafik Sifat Alir Formula III siklus 6....................................................49

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian....................................................................................67

Lampiran 2 Surat Determinasi...................................................................................68

Lampiran 3 Proses Pembuatan Simplisia..................................................................70

Lampiran 4 Proses Perkolasi.....................................................................................72

Lampiran 5 Standarisasi Ekstrak...............................................................................74

Lampiran 6 Skrining Fitokimia.................................................................................79

Lampiran 7 Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT).....................................................82

Lampiran 8 Perhitungan Penimbangan Formula.......................................................84

Lampiran 9 Pembuatan Masker gel peel-off dengan Homogeneizer.........................86

Lampiran 10 Hasil Pengujian Organoleptis dan Homogenitas..................................87

Lampiran 11 Pengujian Daya Sebar..........................................................................93

Lampiran 12 Pengujian PH........................................................................................99

Lampiran 13 Pengujian Viskositas..........................................................................105

Lampiran 14 Pengujian Sifat Alir............................................................................107

Lampiran 15 Pengujian Waktu Mengering..............................................................114

Lampiran 16 Pengujian Hedonik.............................................................................123

Lampiran 17 Hasil Uji Statistik...............................................................................129

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit merupakan organ yang pertama terkena dampak buruk polusi, paparan

sinar ultraviolet yang dapat merusak kulit. Selain itu, aktivitas sehari-hari juga

dapat menimbulkan masalah pada kulit terutama kulit wajah. Apabila kulit wajah

tidak dibersihkan dan dirawat dengan teratur akan mengakibatkan sel kulit mati,

menumpuk dan menghambat produksi kolagen, sehingga memicu terbentuknya

garis-garis halus dan kerutan pada kulit. Selain itu juga dapat menimbulkan kulit

kusam, kering, dan flek pada wajah serta memudahkan tumbuhnya bakteri yang

dapat memicu terjadinya jerawat. Oleh karena itu, perawatan kulit sangat

diperlukan untuk memelihara agar kulit tetap sehat, indah dan terlihat bersih.

Salah satu caranya adalah dengan menggunakan masker wajah. (Zingiber , 2014).

Saat ini banyak produk kosmetik yang berasal dari luar negeri dengan harga

yang relatif mahal. Sedangkan produk yang berasal dari bahan lokal belum

dimanfaatkan dengan maksimal. Negara Indonesia memiliki potensi alam yang

sangat besar untuk digali lebih dalam dengan pemanfaatan flora-fauna di bidang

kesehatan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat adalah tanaman

Carica papaya L (Misbahul , 2016).

1
2

Daun pepaya mengandung alkaloid, saponin, flavanoid, dan tanin. (Nor, dkk.,

2018) Daun pepaya memiliki khasiat antara lain antelmintik, antimalaria,

antibakteri dan antiinflamasi. (Mahatriny, dkk., 2014). Pada penelitian yang

dilakukan oleh (Nor,dkk., 2018) bahwa ekstrak etanol daun pepaya memiliki daya

hambat terhadap pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi 3,12% sebesar 9,33mm.

Ada banyak jenis masker yang beredar di kalangan masyarakat salah satunya

adalah Masker gel peel off merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit yang

berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke kulit dalam waktu tertentu hingga

mengering, sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan yang elastis,

sehingga dapat dikelupaskan (Zingiber, 2014)

Penelitian ini digunakan variasi konsentrasi PVA 10%, 13% dan 16% untuk

mengetahui pengaruh konsentrasi PVA sebagai filming agent yang sudah

ditentukan pada karakteristik fisik masker gel peel off. Variasi tersebut diambil

berdasarkan range konsentrasi PVA yaitu 10%-16% (Lestri, 2013).

Berdasarkan uraian-uraian yang telah disebutkan di atas maka judul penelitian

yang diambil adalah FORMULASI DAN UJI STABILITAS MASKER GEL

PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA DENGAN VARIASI PVA

10%, 13%, 16% dengan membuat formulasi gel peel off ekstrak etanol daun

pepaya yang memenuhi standar mutu dan uji stabilitas sediaan gel peel off ekstrak

etanol daun papaya tersebut.


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Permasalahan yang telah di paparkan berikut ini rumusan masalah:

a. Apakah ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi PVA 10%, 13% dan 16%

dapat dibuat masker gel peel-off?

b. Bagaimana stabilitas sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pepaya

(Carica papaya L.) dengan konsentrasi PVA 10%,13% dan 16%?

c. Formula mana yang paling disukai dari masker gel peel-off ekstrak etanol

daun pepaya (Carica papaya L.) dilihat dari aroma, warna dan bentuk?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas berikut ini tujuan penelitian :

a. Untuk mengetahui apakah ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi PVA

10%, 13% dan 16% dapat dibuat masker gel peel-off

b. Untuk mengetahui bagaimana stabilitas sediaan masker gel peel-off ekstrak

daun pepaya (Carica papaya L.) dengan konsentrasi PVA 10%, 13% dan 16%.

Formula 3 yang paling disukai oleh penelis

c. untuk mengetahui formula masker gel peel-off ekstrak daun pepaya (Carica

papaya L.) mana yang paling disukai dilihat dari aroma, warna dan bentuk.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas berikut ini manfaat penelitian :

1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi wawasan ilmu

pengetahuan tentang sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pepaya serta
4

dapat memberikan wawasan dalam perkembangan ilmu kesehatan khususnya

di bidang farmasi.

2. Manfaat Metodologis

Hasil Penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang

formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pepaya dan menjadi acuan

untuk peneliti lainnya dalam melakukan penelitian yang lebih mendalam.

3. Bagi Aplikatif

Hasil Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi sumber

pengetahuan baru bagi masyarakat mengenai manfaat tanaman tradisional

yang dapat digunakan dalam pembuatan sediaan masker gel peel-off.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pengeringan simplisia dengan oven suhu 40 ℃ .

Kemudian dilakukan penapisan fitokimia dan pengujian parameter non spesifik

meliputi, penetapan kadar air, susut pengeringan dan bobot jenis dan pengujian

parameter spesifik yaitu kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol. Selanjutnya

daun pepaya diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.

Ekstrak cair yang didapat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator dan di

pekatkan hingga diperoleh ekstrak kental. Pembuatan sediaan masker gel peel-off

dengan variasi konsentrasi PVA 10%,13% dan 16%. Pengujian stabilitas

dilakukan dengan menggunakan metode cycling test disimpan pada suhu dingin

kurang lebih 4 ℃selama 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu

kurang lebih 40 ℃ proses ini dihitung 1 siklus dan dilakukan sebanyak 6 siklus.

Evaluasi meliputi pengamatan secara organoleptis, homogenitas, pH sediaan,

viskositas, daya sebar, waktu kering, uji sifat alir dan dilakukan uji hedonik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Pepaya (Carica papaya L.)

Daun pepaya memiliki banyak khasiat untuk kecantikan salah satunya dapat

digunakan untuk masker gel peel-off. Berikut ini adalah klasifikasi daun pepaya:

1. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae (biji tertutup)

Sub kingdom : Trachrobionta

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Caricales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Sumber : (Yogiraj dkk., 2011)

2. Nama Daerah dan Nama Asing

Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda

“papaja”, dari bahasa Arawak “papaya”, dalam bahasa jawa pepaya

dinamakan “kates” dan dalam bahasa sunda “gedang” (Yogiraj dkk., 2011)

5
6

3. Kandungan Kimia

Kandungan senyawa yang ada pada tumbuhan pepaya itu memiliki

beragam macam kandungan kimia, sedangkan kandungan kimia pada daun

pepaya ialah daunnya kaya akan alkaloid, saponin, flavanoid, dan tannin.

(Milind,2011)

4. Morfologi

Pepaya merupakan tanaman berbatang tunggal dan tumbuh tegak.

Batang tidak berkayu, silindris, berongga dan berwarna putih kehijauan.

Tinggi tanaman berkisar antara 5 sampai10 meter, dengan perakaran yang

kuat. Tanaman pepaya umumnya tidak mempunyai percabangan. Daun

tersusun spiral menutupi ujung pohon. Daunnya termasuk tunggal, bulat,

ujung meruncing, pangkal bertoreh, tepi bergerigi, berdiameter 25 sampai 5

cm. Daun pepaya berwarna hijau, helaian daun menyerupai telapak tangan

manusia. Bunga pepaya berwarna putih dan berbentuk seperti lilin,

berdasarkan keberadaan bunganya, pepaya termasuk monodioecious yaitu

berumah tunggal. Pohon Pepaya California lebih pendek dibanding jenis

pepaya lain, paling tinggi kurang lebih 2 meter. Daunnya berjari banyak dan

memiliki kuncung di permukaan pangkalnya. Buahnya berkulit tebal dan

permukaannya rata, dagingnya kenyal, tebal, dan manis rasanya. Bobotnya

berkisar antara 600 g sampai dengan 2 kg (Setiaty, 2011).

5. Khasiat

Daun pepaya memiliki khasiat antara lain antelmintik, antimalaria,

anti bakteri dan antiinflamasi. (Mahatriny,dkk 2014) Hampir semua bagian

tanaman pepaya dapat dimanfaatkan seperti daun, batang, buah dan akarnya.

Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan


7

tradisional. Bagian tanaman ini yang sering digunakan sebagai obat

tradisional adalah daunnya, karena mengandung enzim papain (Tim Karya

Tani Mandiri, 2011).

B. Simplisia

Simplisia merupakan bahan alam yang dapat dibuat sebagai obat yang

sebelumnya belum pernah mengalami proses perubahan apapun kecuali

dinyatakan yang umumnya merupakan bahan yang telah dikeringkan. Simplisia

bisa dibagi menjadi tiga macam, ialah simplisia nabati, simplisia hewani dan

simplisia pelikan atau mineral.

Simplisia nabati merupakan simplisia yang berasal dari tumbuhan utuh,

bagian tumbuhan, eksudat tumbuhan maupun gabungan dari ketiganya. Eksudat

tumbuhan merupakan isi sel yang spontan keluar dari tumbuhan atau dengan cara

tertentu yang dengan sengaja dikeluarkan dari selnya. Berupa zat-zat maupun

bahan-bahan nabati lain dengan cara tertentu dipisahkan atau diisolasi dari

tumbuhannya.

Simplisia hewani merupakan simplisia yang berasal dari hewan utuh atau

zat-zat yang berasal dari hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Simplisia

pelikan atau mineral merupakan simplisia yang berasal dari bahan pelikan atau

mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia

murni (Wahyuni dkk.,2014).


8

1. Proses Pembuatan Simplisia

a. Pengumpulan bahan baku

Pengumpulan bahan baku sangat berpengaruh dalam kualitas

bahan baku. Faktor yang sangat penting dalam dalam tahapan ini

merupakan masa panen simplisa tersebut.

b. Sortasi Basah

Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen pada saat tanaman

masih segar. Sortasi dilakukan terhadap tanah dan kerikil, rumput-

rumputan dan tanaman yang rusak seperti di makan ulat dan terkena

hama tidak bisa digunakan untuk sortasi basah.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran

yang terdapat di simplisia. Agar simplisia bersih dari kotoran

simplisia di cuci menggunakan air mengalir yang bersih contohnya

seperti air sumur, air mineral, air dari mata air dan air PAM.

d. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses

perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk

mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan penggilingan.

Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin

perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan

dengan potongan yang dikehendaki. Semakin tipis bahan yang

dikeringkan, semakin cepat penguapan air sehingga mempengaruhi

waktu pengeringan.
9

e. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang

tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih

lama. Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar

matahari atau oven.

f. Sortasi kering

Dilakukan untuk memisahkan benda-benda asing seperti

bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran -

pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.

Proses ini dilakukan secara manual.

g. Pengepakan dan penyimpanan

Selama penyimpanan ada kemungkinan terjadi kerusakan pada

simplisia. Untuk itu dipilih wadah yang bersifat tidak beracun dan

tidak bereaksi dengan isinya sehingga tidak menyebabkan terjadinya

reaksi serta penyimpangan warna, bau, rasa dan sebagainya pada

simplisia. Untuk simplisia yang tidak tahan panas diperlukan wadah

yang melindungi simplisia terhadap cahaya, misalnya aluminium

foil, plastik atau botol yang berwarna gelap, kaleng dan sebagainya.

Penyimpanan simplisia kering biasanya dilakukan pada suhu kamar (

151 ℃ sampai 301 ℃) (A’yun ,2015).


10

C. Ekstraksi

Ekstraksi atau penyaringan merupakan perpindahan massa zat aktif semula

berada dalam sel, ditarik oleh penyari tertentu sehingga terdapat zat aktif dalam

cairan penyari. Tujuan ekstraksi adalah menarik atau memisahkan senyawa dari

campurannya atau simplisia. Ada berbagai cara ekstraksi yang telah diketahui.

Masing- masing cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pemilihan

metode dilakukan dengan memperhatikan antara lain sifat senyawa, pelarut yang

digunakan dan alat yang tersedia (Mukhrian, 2014). Proses ekstraksi terdiri dari

berbagai macam cara yaitu :

1) Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi simplisia dengan merendam dalam

pelarut pada suhu kamar sehingga kerusakan dapat diminimalisasi. Pada

maserasi, terjadi proses keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar

dan di dalam sel sehingga diperlukan penggantian pelarut secara

berulang. (Hanani, 2015)

2) Perkolasi

Perkolasi adalah cara ekstraksi simplisia dengan menggunakan

pelarut yang selalu baru, dengan mengalirkan pelarut melalui simplisia

hingga senyawa tersari sempurna. Cara ini memerlukan waktu lebih

lama dan pelarut yang lebih banyak. Untuk meyakinkan perkolasi sudah

sempurna, perkolat dapat diuji adanya metabolit dengan pereaksi yang

spesifik. (Hanani, 2015)


11

3) Refluks

Refluks merupakan cara ekstraksi dengan pelarut pada suhu

titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relativ konstan dengan adanya pendingin balik. Agar hasil penyarian

lebih baik atau sempurna, refluks umumnya dilakukan berulang-

ulang terhadap residu pertama. (Hanani, 2015)

4) Sokletasi

Sokletasi merupakan cara ekstraksi menggunakan pelarut

organik pada suhu didih dengan alat soklet. Pada sokletasi, simplisia

dan ekstrak berada pada labu berbeda. Pemanasan mengakibatkan

pelarut menguap, uap masuk dalam labu pendingin. Ekstraksi

berlangsung terus menerus dengan jumlah pelarut relatif konstan.

(Hanani, 2015)

5) Digesti

Digesti merupakan cara maserasi dengan menggunakan

pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40°C-50°C. cara maserasi ini

hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan

terhadap pemanasan (Aster ,2012).

6) Infundasi

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara

mengekstraksi simplisia dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit.

Cara ini adalah cara paling sederhana untuk pembuatan sediaan


12

herbal dari bagian tanaman yang lunak seperti daun dan bunga

(Mun’im dkk, 2011).

7) Dekoktasi

Dekoktasi adalah infus jangka panjang (di atas 30°C) dan suhu

mencapai titik didih air. (Naib , 2018)

D. Standarisasi Ekstrak

Standarisasi adalah serangkaian parameter, prosedur dan cara

pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma

kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi syarat standar (kimia, biologi dan

farmasi), termasuk jaminan batas-batas stabilitas sebagai produk kefarmasian

umumnya. Dengan kata lain, pengertian standarisasi juga berarti proses

menjamin bahwa produk akhir obat (obat, ekstrak atau produk ekstrak)

mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan terlebih

dahulu. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak yaitu faktor

biologi dari bahan asal tumbuhan obat dan faktor kandungan kimia bahan

obat tersebut (Syarif ,2017).

1. Parameter Spesifik

a. Parameter Identitas Ekstrak

Deskripsi tata nama:

a. Nama ekstrak (generik, dagang, paten)

b. Nama latin tumbuhan ( sistematika botani)

c. Bagian tumbuhan yang digunakan (rimpang daun dan sebagainya)

d. Nama Indonesia tumbuhan


13

Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas artinya senyawa tertentu

yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu.

b. Parameter oganoleptik ekstrak

Dalam pengujian organoleptik menggunakan panca indera untuk

mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak.

c. Parameter senyawa terlarut dalam pelarut tertentu

Melarutkan ekstrak dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan

jumlah solut yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara

gravimetri. Dalam hal tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam

pelarut lain misalnya heksana, diklorometan, methanol. (Depkes RI,

2000)

2. Parameter Non-Spesifik

a. Parameter susut pengeringan

Parameter susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah

pengeringan pada temperature 105ºC selama 30 menit atau sampai berat

konstan, yang dinyatakan sebagai nilai persen. Dalam hal khusus (jika

bahan tidak mengandung minyak menguap/atsiri dan sisa pelarut organik

menguap) identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di

atmosfer/ lingkungan udara terbuka.

b. Parameter bobot jenis


14

Parameter bobot jenis adalah masa persatuan volume pada suhu kamar

tertentu (25ºC) yang ditentukan dengan alat khusus piknometer atau alat

lainnya.

c. Parameter Kadar air

Parameter kadar air adalah pengukuran kandungan air yang berada

di dalam bahan, dilakukan dengan cara yang tepat tepat diantara cara

titrasi, destilasi atau gravimetri.

d. Parameter kadar Abu

Parameter kadar abu adalah bahan yang dipanaskan pada

temperatur dimana senyawa organik dan turunannya rusak dan

menguap sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik. (Depkes RI,

2000)

E. Rendemen

Rendemen adalah membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh

dengan jumlah simplisia yang awal digunakan. Rendemen menggunakan

satuan persen (%), semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan semakin

tinggi nilai ekstrak yang dihasilkan dan semakin tinggi jumlah ekstrak.

Rendemen (%) =

( Bobot cawan kosong+ ekstrak )−Bobot cawan kosong


×100 %
Bobot simplisia
15

F. Skrining Fitokimia

Skrining Fitokimia merupakan langkah awal pengujian untuk

mengetahui kandungan senyawa kimia pada bahan alam. Kandungan

senyawa yang diteliti adalah alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid dan

tripernoid.

Pada skrining fitokimia yang menjadi sampel adalah ekstrak yang

sebelumnya telah melewati proses ekstraksi. Cara ekstraksi yang tepat

tergantung pada bahan tumbuhan yang diekstraksi dan jenis senyawa yang

diisolasi. Cairan penyari yang digunakan pada proses isolasi seharusnya

menggunakan cairan penyari yang berbeda. Penggunaan cairan penyari yang

berbeda ini dilihat dari sifat kepolaran senyawa yang akan diisolasi dan

selanjutnya diskrining. Penggunaan pelarut yang tidak sesuai akan

mempengaruhi hasil yang didapatkan. (Saadah dkk., 2015)

G. Masker Gel Peel- Off

1. Pengertian Gel peel-off

Masker gel peel-off adalah masker yang berbahan dasar jelly biasanya

terbuat dari gum, tragakan, dan latex mempunyai karakteristik tembus

pandang (transparan) biasanya masker gel peel-off dikemas dengan

wadah sediaan berbentuk tube. Masker peel off biasanya dalam bentuk

gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka.(Izzati, 2014) Masker gel

peel-off dapat digunakan langsung pada kulit wajah dengan cara

mengoleskan secara merata pada wajah dan dapat dibersihkan dengan

cara melepas lapisan film dari kulit wajah sehingga lebih praktis

digunakan dan cocok untuk pemakaian dengan tingkat mobilitas tinggi.


16

Masker gel peel-off memiliki manfaat diantaranya yaitu, mampu

merilekskan otot-otot wajah, menyegarkan, membersihkan, melembabkan

dan melembutkan kulit wajah. Penggunaan masker wajah tipe ini akan

memberikan rasa lembut dan kencang pada kulit wajah.

2. Mekanisme kerja masker gel peel-off


Mekanisme kerja masker wajah adalah menyebabkan suhu kulit

wajah meningkat, sehingga peredaran darah menjadi lebih lancar dan

pengahantaran zat-zat gizi ke lapisan permukaan kulit dipercepat,

sehingga kulit muka terlihat menjadi lebih segar. Formula umum masker

peel-off, meliputi zat aktif, basis gelling agent dan zat tambahan. Zat aktif

yang umumnya digunakan dalam bentuk simplisia yang telah diekstraksi.

Beberapa senyawa pembentuk gel yaitu, gom arab, karbomer, turunan

selulosa, HPMC, dan PVA. Beberapa zat tambahan pada formulasi

sediaan gel yaitu, pengawet (Velasco dkk, 2014).

3. Keuntungan Sediaan masker Gel peel-off diantaranya:


Masker peel off memiliki banyak keunggulan dibandingkan masker

jenis lainnya yaitu sediaannya berbentuk gel yang sejuk, mampu

merelaksasikan dan membersihkan wajah lebih mudah, serta dapat

dengan mudah dilepas atau diangkat seperti membran elastis

(Rahmawanty dkk,2015). Masker wajah peel off juga dapat meningkatkan

hidrasi pada kulit, karena adanya oklusi (Velasco dkk, 2014).

4. Kerugian Sediaan masker Gel peel-off diantaranya:

a. Sediaan gel mudah hilang ketika kulit sudah kering


17

a. Menggunakan zat aktif yang larut di dalam air oleh karena itu

memerlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar

gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel

tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat.

5. Evaluasi Sediaan masker Gel peel-off

a. Uji Organoleptis

Uji organoleptis merupakan uji untuk mengetahui penerimaan

sediaan dengan menggunakan alat indra, yaitu berupa bau, warna dan

teksturnya. (Lestari,2017)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan

gel pada kaca objek. Evaluasi homogenitas ini ditunjukkan dengan

sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak ada

butiran kasar (Astuti dkk, 2017)

c. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk melihat seberapa besar

kemampuan sediaan gel menyebar pada kulit. Range daya sebar yang

baik yaitu 5-7 cm menunjukkan konsentrasi semi solid yang nyaman

digunakan. (Astuti, 2010)

d. Uji pH

Uji pH bertujuan untuk mengetahui pH sediaan gel apakah

sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. pH normal untuk

kulit yaitu range 4,5-6,5. ( Ismarani dkk,2014)

e. Uji Viskositas dan Sifat Alir


18

Uji viskositas sediaan untuk mengetahui kekentalan dalam

sediaan gel menggunakan sebuah alat berupa Viskometer Brookield

RV nilai viskositas (Cp) langsung muncul pada layer sehingga tidak

perlu menghitung faktor perkalian untuk mengetahui nilai viskositas

nya dan naik turun nya viskositas dapat meningkat stabilitas dalam

sediaan (Tamboto, 2015).

f. Uji waktu mengering

Waktu kering sediaan diuji untuk mengetahui lama waktu sediaan

mampu mengering pada kondisi teraplikasikan pada kulit. Masker gel

peel-off idealnya mampu mengering 5-30 menit (Grace dkk, 2015).

g. Uji Hedonik

Uji hedonik atau uji kesukaan terhadap hasil akhir sediaan masker

yang siap dipakai meliputi tekstur masker, warna masker, dan aroma

masker. Dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi

skala numerik dengan angka menarik menurut tingkat kesukaan 20

penelis. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik.

Skala penetapan ada 4 yaitu sangat suka, suka, kurang suka dan tidak

suka. (Tarwendah, 2017)

H. Kromatografi Lapis Tipis

Teknik pemisahan dengan KLT memiliki banyak kelebihan, karena

KLT merupakan teknik yang serbaguna, yang dapat diaplikasikan untuk

hampir semua senyawa. Kekurangan dari KLT yaitu bias jadi pekerjaan yang

kurang bersih dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Kromatografi planar
19

juga dapat digunakan untuk pemisahan skala preparative yaitu dengan

menggunakan lempeng, peralatandan teknik khusus. Pemisahan yang terjadi

pada kromatografi lapis tipis (KLT) berdasarkan pada adsorpsi, partisi atau

kombinasi kedua efek, tergantung pada jenis lempeng, fase diam dan fase

gerak yang digunakan. Kromatogram pada KLT merupakan bercak- bercak

yang terpisah setelah visualisasi dengan atau tanpa pereaksi deteksi

(penyemprot) pada sinar tampak atau ultraviolet pada panjang gelombang 254

nm dan 366 nm. Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap

berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm (Alen Yohannes

dkk,2017).

Fase gerak KLT dapat dipilih dari pustaka, sistem yang paling

sederhana adalah campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran

kedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan

dapat terjadi secara optimal. (Hanani, 2015)

I. Stabilitas Cycling Test

Pada uji ini dilakukan pada suhu penyimpanan yang berbeda dalam

interval waktu tertentu dengan tujuan untuk mempercepat terjadinya

perubahan yang biasa terjadi pada kondisi normal sehingga sediaan akan

mengalami stress yang bervariasi. Salah satu cara memepercepat evaluasi

kestabilan dengan cycling test. Uji cycling test ini dilakukan sebanyak 6

siklus. Sediaan gel disimpan pada suhu dingin ± 4°C selama 24 jam. Lalu

dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40°C selama 24 jam didalam oven,

ini dihitung 1 siklus (Dewi, 2010).

J. Pre Formulasi
20

Berikut ini adalah data-data pre formulasi bahan yang akan digunakan

dalam pembuatan sediaan gel : (Rowe, dkk., 2009)

1. Carbopol

Gambar 2. 1 Struktur Carbopol 940

Pemerian : Berwarna putih, serbuk halus, bersifat asam, higroskopik,

dengan sedikit karakteristik bau.

Sinonim : Carbomer, Acritmer, Acrylic acid polymer, Carbopol,

Carboxyvinyl polimer.

Kelarutan : Larut dalam air, di dalam etanol (95%) dan gliserin, dapat

terdisperse di dalam air untuk membentuk larutan koloidal

bersifat asam.

Kadar : 0,5%-2%.

Kegunaan : Sebagai agen pensuspensi atau agen penambah kekentalan.

2. Polivinil Alkohol (PVA)

CH

OH
n

Gambar 2. 2 Struktur polivinil alcohol


21

Sinonim : Airvol, Alcotex, Cevlol, elvanol, Gelvatol, Gobsenol, Lemol,

Mowiol, poli (alcohol vinilikus). Polivinol, PVA, vinil alkohol

polimer.

Pemerian : tidak berbau, putih bubuk dan granul berwarna krem.

Kelarutan : larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95% dan tidak larut

dalam pelarut organik.

Kegunaan : pembentuk gel yang dapat membentuk lapisan film yang

bersifat elastis.

Konsentrasi : konsentrasi hingga 10-16%

3. Gliserin

Gambar 2. 3 Struktur Gliserin


Sinonim : Glicerol, glycerolum, glycerine.

Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, tidak berbau,

kental, higroskopik, rasa sedikit manis.

Kelarutan : Dapat bercampur air dan etanol tidak larut dalam kloroform

eter, minyak lemak dan minyak menguap.

Stabilitas : Gliserin mempunyai sifat yang higroskopik, Gliserin murni

tidak mudah rentan terhadap oksidasi dalam penyimpanan

biasa
22

Kegunaan : Zat pelembab (Rowe dkk, 2009)

4. Metilparaben

HO COOCH3

Gambar 2. 4 Struktur Metilparaben

Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak

berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar.

Sinonim : Metil paraben, nipagin.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam benzene dan dalam

karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan eter.

Kegunaan : Sebagai zat pengawet 0,02-0,3%. (Rowe, dkk 2009)

5. Trietanolamine (TEA)

Pemerian : Cairan Tidak berwarna, Bau seperti amoniak

Kelarutan : Sukar larut dalam air dingin

Kegunaan : Sebagai alkali pengemulsi konsentrasi trietanolamine

0,1-1 %
23

Gambar 2. 5 Struktur Trietanolamine


6. Aquadest

Nama resmi : Aqua destilata

Nama lain : Air suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

BM : 18,02 g/cm3

Kelarutan :-

Kegunaan : Sebagai fase air (pembawa) (Departemen Kesehatan.

RI, 1995)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian experimental karena pada

penelitian ini akan membuat sediaan masker gel peel off dengan konsentrasi

PVA 10%,13% dan 16% hal ini bertujuan untuk melihat stabilitas masker gel

pell off yang baik.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Farmakognosi dan Laboratorium Farmasetika STF Muhammadiyah

Cirebon.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

Juni 2022

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel yang digunakan ialah masker gel peel-off

ekstrak etanol daun papaya dengan variasi PVA 10%, 13% dan 16%

24
25

D. Variabel penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah masker gel peel-off daun

pepaya dengan konsentrasi PVA 10%,13% dan 16%.

2. Variabel Terikat

Hasil uji Stabilitas dari sediaan masker gel peel-off ekstrak

daun pepaya meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji

daya sebar, uji waktu mengering, uji hedonik, uji viskositas dan sifat

alir.

E. Hipotesis

1. H 01 : Ekstrak etanol daun pepaya dengan konsentrasi 10%,13% dan

16% tidak dapat dibuat sediaan masker gel peel-off.

H 11: Ekstrak etanol daun pepaya dengan konsentrasi 10%, 13% dan

16% dapat dibuat sediaan masker gel peel-off.

2. H 02 : masker gel peel-off ekstrak etanol daun pepaya dengan

konsentrasi PVA 10%, 13% dan 16% tidak memenuhi stabilitas pada

pengujian cycling test.

H 12 : masker gel peel-off ekstrak etanol daun pepaya dengan

konsentrasi PVA 10%, 13% dan 16% memenuhi stabilitas pada

pengujian cycling test.

3. H 03 : masker gel peel-off ekstrak etanol daun pepaya dengan

konsentrasi PVA 10%, 13% dan 16% tidak disukai oleh penelis.

H 13 : masker gel peel-off ekstrak etanol daun pepaya dengan

konsentrasi PVA 10%, 13% dan 16% disukai oleh penelis.


26

F. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan adalah neraca analitik (Ohrus-Jerman),

oven tipe FCD-2000(Memmert), vacuum rotary evaporator (IKA RV

10), lemari pendingin (Sharp), pH meter (Mettler Toledo), mortir dan

stamper, jangka sorong (Krisbow), object glass, thermometer (verify),

alat-alat gelas dari pyrex (gelas ukur, elenmeyer, beaker glass,batang

pengaduk, tabung reaksi, piknometer), cawan porselin, bejana,

waterbath, viscometer (Brokfield RV), alat uji daya sebar, timbangan

gram, anak timbangan, sendok tanduk, spatel, pipet tetes, stopwatch,

pot gel, corong pisah, kaki tiga, lampu UV 254nm, lampu spiritus,

pelat tetes, pinset, pipa kapiler, plat KLT, silica GEL GF 254 (Merck),

kertas saring,chamber, vial. .

2. Bahan

Bahan yang digunakan ialah daun pepaya yang diperoleh dari

Desa Argasunya kecamatan Harjamukti, PVA (CV Global lab),

Carbopol 940 (PT Global lab), Gliserin, Metil paraben (Teknis dari

PT Global Lab), Etanol 96%, Oleum ocean fresh, Aquadest (Teknis

dari PT Global Lab), Kloroform (Teknis dari PT Global Lab),

kloroform-Amoniak (Teknis dari PT Global Lab),

( P.a PT Global Lab), Pereaksi Dragendorf, Pereaksi Lieberman-

Burchard, Asam Klorida Pekat ( P.a dari PT Global Lab), Magnesium

( P.a dari PT Global Lab), Asam Asetat Glacial ( P.a dari PT Global
27

Lab), Asam Sulfat Pekat ( P.a dari PT Global Lab), Besi (III) klorida,

pereaksi meyer, methanol, n-butanol, quersetin.

G. Prosedur Penelitian

1. Determinasi

Determinasi dan identifikasi tanaman Daun pepaya (Carica papaya L)

dilakukan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon

2. Pembuatan Simplisia

Daun pepaya diperoleh dari Desa Argasunya kecamatan Harjamukti.

Daun pepaya yang digunakan adalah daun yang segar dengan berat 5

Kilo gram, kemudian cuci dibawah air yang mengalir, lakukan

perajangan kemudian letakan daun pepaya tersebut diatas nampan,

keringkan menggunakan oven dengan suhu 40oC. Jika sudah kering

pilah, lalu haluskan daun pepaya yang telah kering menggunakan

blender dengan kecepatan antara 1-3.

3. Pembuatan Ekstrak Daun Pepaya

Ekstrak etanol daun pepaya dibuat menggunakan metode perkolasi

Sebanyak 800 g serbuk simplisia dimasukan ke dalam bejana tertutup

dan dibasahi etanol 96% 8 liter selama 3 jam. Massa dipindahkan

sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-

hati, kemudian cairan penyari dituangkan secukupnya sampai cairan

mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan

penyari, perkolator di tutup dan dibiarkan 24 jam. Cairan dibiarkan

menetes dengan kecepatan satu ml tiap menit, cairan penyari

ditambahkan berulang ulang secukupnya sehingga selalu terdapat

selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolat diuapkan dengan alat


28

rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 50 ℃ sehingga diperoleh

ekstrak kental, lalu dikeringkan didalam cawan penguap diatas

penangas air, maka diperoleh ekstrak daun pepaya. Ekstrak kental

yang diperoleh ditimbang dan dihitung persentase rendemennya.

(Kumalasari, E. dan Sulistyani, N)

4. Parameter Spesifik

a. Parameter Identitas ekstrak


Merupakan deskripsi tata nama ekstrak, nama latin tumbuhan,

bagian tumbuhan yang digunakan serta senyawa identitas yang

menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu. parameter ini

bertujuan untuk memberikan identitas objektif dari nama dan

spesifik dari senyawa identitas.

b. Parameter Organoleptik ekstrak

Mengamati bentuk, warna, bau dan rasa

c. Parameter senyawa yang larut dalam air

Sejumlah 5 gram ekstrak etanol daun pepaya dimaserasi selama

24 jam dengan 25 ml air menggunakan labu bersumbat sambil

berkali - kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian

dibiarkan selama 18 jam. Cawan kosong dioven dengan suhu 105

℃ selama 30 menit kemudian ditimbang bobot cawan kosong

dalam keadaan panas kemudian masukkan kadar sari larut air

kedalam cawan yang telah dipanaskan tadi sebanyak 20 ml

kemudian masukkan ke oven dengan suhu 105℃ hingga kering

kemudian masukkan kedalam desikator selama 15 menit dan

timbang bobotnya.
29

d. Parameter senyawa yang larut dalam etanol

Sejumlah 5 gram ekstrak etanol daun pepaya dimaserasi selama

24 jam dengan 100 ml etanol 96% menggunakan labu bersumbat

sambil berkali - kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian

dibiarkan selama 18 jam. diuapkan hingga kering dalam cawan

penguap yang telah ditara, Cawan kosong dioven dengan suhu

105℃ selama 30 menit kemudian ditimbang bobot cawan kosong

dalam keadaan panas kemudian masukkan kadar sari larut etanol

kedalam cawan yang telah dipanaskan tadi sebanyak 20 ml

kemudian masukkan ke oven dengan suhu 105℃ hingga kering

kemudian masukkan kedalam desikator selama 15 menit dan

timbang bobotnya (Depkes RI, 2000).

5. Parameter non spesifik

a. Parameter susut pengeringan

Ekstrak ditimbang secara seksama sebanyak 1 gram dan

dimasukkan kedalam vial yang sebelumnya telah dipanaskan pada

suhu 105℃ selama 30 menit kemudian ditimbang vial kosong

dalam keadaan panas. Masukan 1 gram ekstrak kedalam vial yang

telah dipanaskan masukan kedalam oven suhu 105℃ sampai

kering jika sudah kering masukan kedalam desikator selama 15

menit kemudian ditimbang bobotnya.


30

b. Parameter bobot jenis

Gunakan piknometer bersih dan kering ekstrak 1 gram

ditambahkan dengan 25ml etanol 96%. Kemudian pikno kosong

ditimbang dan ditambahkan dengan aquadest hingga penuh.

c. Parameter kadar air

Ekstrak ditimbang secara seksama sebanyak 1 gram dan

dimasukkan kedalam cawan yang sebelumnya telah dipanaskan

pada suhu 105℃ selama 30 menit kemudian ditimbang. cawan

kosong dalam keadaan panas, Masukan 1 gram ekstrak kedalam

cawan yang telah dipanaskan sampai kering jika sudah kering

masukan kedalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang

bobotnya.

6. Skrining Fitokimia

a. Pemeriksaan Alkaloid

Ambil ekstrak etanol daun pepaya sebanyak 0,1 gram masukan

kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan 5ml kloroform dan

tambahkan 10 tetes asam sulfat. Kemudian di kocok dan biarkan

hingga terjadi 2 lapisan.

Kemudian lapisan asam sulfat pindahkan kedalam 2 tabung reaksi

dengan volume masing-masing 2,5 ml. kedua larutan diuji dengan


31

pereaksi Mayer dan Dragendorf. Larutan pereaksi Mayer positif

adanya endapan putih dan jika pereaksi Dragendorf positif akan

berubah menjadi endapan merah bata (Marjoni, 2020).

b. Pemeriksaan Flavonoid

Ekstrak ditimbang 0,1 gram , masukkan kedalam beker glass

dengan menambahkan metanol 18 ml dan aquadest 2 ml lalu

didihkan. Saring dalam keadaan panas dengan kapas, masukkan

filtrat kedalam cawan penguap pekatkan dengan api hingga volume

cairan sepertiganya, pipet kedalam plat tetes tambahkan sedikit

logam magnesium dan 2 tetes asam klorida pekat aduk

menggunakan batang pengaduk. Adanya flavonoid ditunjukkan

dengan timbulnya warna metil jingga. (Asril ,dkk 2016)

c. Pemeriksaan saponin

Ekstrak ditimbang 0,1 gram, ditambahkan 10 mL akuades lalu

dikocok kuat selama 1 menit. kemudian didiamkan selama 10

menit dan diamati buih atau busa yang terbentuk. Keberadaan

senyawa saponin dalam sampel ditandai dengan terbentuknya buih

yang stabil selama dikocok selama 15 menit. Jika terbentuk busa

setinggi 1 cm menunjukkan adanya senyawa saponin. (Asril ,dkk

2016).

d. Pemeriksaan tanin

Sejumlah ekstrak sebanyak 0,1 gram dimasukkan kedalam

tabung reaksi kemudian dikocok dengan aquadest panas 10 ml

setelah itu, ditambahkan FeC l 3 jika berwarna hijau biru (hijau

hitam), positif mengandung tanin pirogalol, sedangkan untuk tanin


32

katekol, dianggap positif jika penambahan larutan FeC l 3 berwarna

hijau. (Asril ,dkk 2016).

e. Pemeriksaan steroid/triterpenoid

Timbang ekstrak sebanyak 0,1 gram, kemudian tambahkan 25 ml

etanol, didihkan kurang lebih 25 menit, saring menggunakan kapas.

Masukkan filtrat kedalam cawan penguap lalu uapkan. Sisa

penguapan ditetesi eter aduk dengan batang pengaduk kemudian

tetesi kedalam plat tetes biarkan hingga mengering. Tambahkan

pereaksi Lieberman-Burchard Larutan menjadi positif pada

triterpenoid jika larutan berubah menjadi warna merah atau ungu,

dan larutan positif pada steroid jika larutan berubah menjadi warna

biru atau hijau.

7. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

a. Fase diam yang digunakan yaitu silika gel GF 254 dan fase

gerak (N-Butanol, Asam Asetat, Air) sesuai dengan masing-

masing pengujian. (La dkk, 2020)

b. Timbang 1 gram ekstrak kemudian dilarutkan dalam 1 ml

etanol 96%.

c. Siapkan bejana kromatografi digunakan untuk tempat sejumlah

fase pengembang. Ukuran bejana dapat disesuaikan dengan

ukuran lempeng yang digunakan. Penjenuhan dilakukan dengan

meletakkan kertas saring pada salah satu dinding bejana, ukuran


33

kertas saring yang digunakan yaitu 19 cm lebarnya sesuaikan

dengan bejana. Kemudian masukkan larutan pengembang yang

tingginya 0,5 sampai 1 cm. kemudian tutup bejana hingga kertas

saring tercelup dan basah.

d. Siapkan plat KLT dengan ukuran 10 x 3 cm, jarak 1,5 hingga 2

cm dari tepi bawah lempeng. jarak pengembang yaitu 8 cm,

batas atas 0,5 cm.

e. Plat KLT diaktivasi terlebih dahulu di dalam oven pada suhu

100°C selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan

air yang terdapat pada plat.

f. Beri tanda tempat penotolan sampel dengan pensil di batas

bawah, totolkan sampel sebanyak 2-3 kali menggunakan pipa

kapiler (tiap penotolan harus sudah kering) lalu keringkan. Fase

gerak yang digunakan yaitu n-butanol : asam asetat : air (4:1:5)

penampak bercak FeC l 3 (La dkk, 2020)

g. Masukkan plat KLT kedalam bejana yang telah dijenuhkan dan

berisi cairan fase gerak, kemudian tutup bejana biarkan plat

KLT merambat hingga batas jarak rambat.

h. plat KLT dikeluarkan dan dikeringkan diudara, perhatikan

bercak yang timbul dengan sinar tampak, ultraviolet pada

panjang gelombang 254 nm, kemudian dicatat dan di ukur jarak

rambat setiap bercak yang timbul dan fase gerak dari titik

penotolan sehingga diperoleh nilai Rf atau (Rx = jarak rambat

bercak di bagi jarak rambat pembanding). (Hanan, 2015)

8. Formulasi Masker Gel Peel off dan Cara Pembuatan


34

Formulasi Maker Gel Peel off

Dalam penelitian ini formulasi Maker Gel peel off dibuat 3

variasi konsentrasi PVA sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Formulasi Gel


NO Bahan Basis F1 F2 F3 Kegunaan
1 Ekstrak - 3,12% 3,12% 3,12% Zat aktif
etanol
96%
daun
pepaya
2 PVA 10% 10% 13% 16% Filming
agent
3 TEA 0,75% 0,75% 0,75% 0,75% Pengatur
pH
4 Carbopol 0,75% 0,75% 0,75% 0,75% Gelling
940 agent
5 Gliserin 12% 12% 12% 12% Humektan

6 Metil 0,2% 0,2% 0,2% 0,2% Pengawet


Paraben
7 Etanol 15% 15% 15% 15% Pelarut
96%

8 Oleum 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% Pewangi


ocean
fresh
9 Aquadest 100 100 100 100 Pelarut
ad

9. Cara pembuatan Basis masker gel Peel-off

Kembangkan PVA dengan aquadest panas di waterbath suhu 80 ℃

diaduk hingga leleh, bening dan homogen. Carbopol dikembangkan

dengan menggunakan aquadest panas hingga mengembang sempurna

membentuk. Tambahkan Trietanolamin (TEA), Metil paraben

dilarutkan dalam etanol 96% lalu tambahkan gliserin, aduk homogen

(Arinjani, 2019).
35

10. Cara pembuatan masker gel Peel-off ekstrak etanol daun pepaya

Kembangka PVA dengan aquadest panas di waterbath suhu 80 ℃

diaduk hingga mengembang bening dan homogen. Carbopol

dikembangkan dengan menggunakan aquadest panas hingga

mengembang sempurna. Tambahkan Trietanolamin (TEA), Metil

paraben dilarutkan dalam etanol 96% lalu tambahkan gliserin, aduk

homogen. Semua bahan dicampur dan ditambahkan ekstrak daun

pepaya yang telah dilarutkan dengan etanol 96% sedikit demi sedikit

sambil diaduk hingga homogen, kemudian ditambahkan aquadest

hingga 100 % dan aduk hingga homogen (Arinjani, 2019)

11. Evaluasi Sediaan Masker gel peel-off

Uji stabilitas dilakukan dengan metode cycling test yang dilakukan

sebanyak 6 siklus. Sediaan gel disimpan pada suhu dingin ± 4°C

selama 24 jam. Lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40°C

selama 24 jam didalam oven, ini dihitung 1 siklus. Pengujian

dilakukan pada siklus 0 dan setiap satu siklus kecuali uji sifat alir dan

viskositas pada siklus ke 0 dan siklus ke 6. (Dewi, 2010).

a. Uji organoleptis

Pengamatan organoleptis dengan mengamati perubahan bentuk,

warna dan bau dari sediaan gel. (Mardiana dkk,2015)

e. uji homogenitas

Sebanyak 1 gram yang telah dioleskan ke kaca objek apakah ada

bagian yang tidak tercampur pembentuk gel tersebut homogen

dan permukaannya harus merata jika tidak ada butiran kasar pada

sediaan. (Septiani dkk,2011)


36

f. uji pH

uji pH dilakukan untuk menentukan sediaan yang sesuai dengan


Daun Pepaya
pH kulit sehingga menjamin sediaan tidak terlalu asam dan

memiliki pHDeterminasi
yang terlalu rendah sehingga dapat menyebabkan
Tanaman

iritasi pada kulit .pengujian pH meter di kalibrasi terlebih dahulu


Pembuatan Simplisia
Daun Pepaya
lalu di celupkan kedalam gel. Sediaan masker gel peel-off harus

sesuai denganPembuatan
pH kulit Ekstrak
yaitu 4,5-6,5 (Indriaty dkk,2019)
Daun Pepaya

g. Uji viskositas dan uji sifat alir

Parameter Spesifik
Standarisasi Ekstrak: Skrining Fitokimia
Identitas ekstrak Penentuan viskositas dilakukan dengan menggunakan viskositas
Alkaloid

Organoleptis Flavonoid
Brookfield RV dengan cara menempatkan 350 gram gelas
Kadar senyawa larut air steroid / triterpenoid
bermulut lebar menggunakan spindle yang sesuai dimasukkan
Kadar senyawa larut etanol saponin
kedalam sediaan hingga terbenam rotor dinyalakan hingga
tannin
diperoleh angka stabil yang ditunjukkan oleh jarum petunjuk.
Parameter non spesifik
Parameter kadar air Standar viskositas sediaan yang baik adalah 3000-50.000 Cpss
Kromatografi Lapis Tipis
(Pertiwi dkk,2016)
Parameter susut pengeringan

Parameter bobot jenis


h. Uji daya sebar

Uji daya sebar dilakukan dengan menaruh 0,5 gram masker gel
Pembuatan sediaan masker
peel-off ditengah gel
kacapeel-off
kotak berskala, kemudian diatas masker gel

peel-off diletakkan kaca kotak tanpa skala. Didiamkan satu menit.


Uji stabilitas sediaan masker
metode cycling test
Beban 150 gram diletakkan diatas kaca bulat, didiamkan satu

menit. kemudian diukur diameter gel peel-off diameter daya sebar


Uji Uji Uji daya Uji waktu Uji
Organolept homogeniyang Uji pH viskositas
baik 5-7 cm (Hendriana,
sebar 2016). kering
is tas dan sifat alir

i. Uji waktu mengering


37

1 gram gel masker peel-off dioleskan pada kulit lengan dengan

panjang 7 cm dan lebar 7 cm. kemudian dihitung kecepatan

mengering hingga membentuk lapisan film dari gel masker gel

peel-off dengan menggunakan stopwatch waktu mengering yang

baik yaitu 5-30 menit (Grace dkk, 2015).

j. Uji Hedonik

Uji hedonik atau uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui

tingkat kesukaan penelis terhadap produk yang dihasilkan. Uji

kesukaan dilakukan secara visual terhadap 20 orang penelis.

Setiap penelis diminta untuk memberikan pendapat tentang

bentuk, warna dan aroma sediaan masker gel peel-off. Kemudian

penelis memilih sediaan mana yang paling disukai. Kriteria

inklusi : Wanita, usia antara 17-30 tahun, berbadan sehat jasmani

dan rohani, menyatakan ketersediaannya dijadikan penelis uji

hedonik. Kriteria eksklusi : tidak memiliki Riwayat penyakit

alergi kulit.

(Nurdianti,dkk 2021)

H. Rancangan Analisa Data

Keseluruhan data yang terkumpul dapat dilakukan analisis data pada

hasil pengujian yang diperoleh akan diolah secara statistik menggunakan

program statistika IBM SPSS analisis yang dilakukan adalah uji

normalitas (Kolmogorov Smirnov) dan uji homogenitas (Levene Test)

jika data terdistribusi normal dan homogen analisis varian satu arah (one

away ANOVA) analisis ANOVA dapat digunakan dengan tujuan untuk


38

mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika data berdistribusi

tidak normal, maka dilakukan analisis Krushcal-Wallis dan Mann

Whitney. (Sayuti, 2015)

I. Alur Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Rendemen

Bobot simplisia : 800 gram

Jumlah pelarut etanol : 8 Liter, etanol 96%

Bobot cawan kosong : 213 gram

Bobot cawan + ekstrak : 213 + 117 = 330 gram

Rendemen (%) =

( Bobot cawan kosong+ ekstrak )−Bobot cawan kosong


×100 %
Bobot simplisia

( 213+117 )−213
x 100 %
800

330−213
x 100 %
800

= 14,625

2. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman pada penelitian ini, dilakukan di Laboratorium

Jurusan Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati

Cirebon. Tujuan determinasi untuk mendapatkan kebenaran identitas

dengan jelas dari tanaman yang diteliti dan menghindari kesalahan dalam

39
40

pengumpulan bahan utama penelitian. Hasil Determinasi menunjukkan

tanaman yang digunakan adalah Carica papaya Linn.

3. Uji Skrining Fitokimia

Tabel 4. 1 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya


No. Metabolit Pereaksi Literatur Hasil Uji Keterangan
sekunder

1 Alkaloid Pereaksi Mayer - kabut putih - kabut


dan Dragendrof putih
- ↓ merah
bata - ↓merah
+ (Positif)
bata

2 Flavonoid Pereaksi HCL Metil Jingga Metil


pekat + logam Jingga
+ (Positif)
Mg

3 Saponin Busa 1cm Busa 1cm


atabil selama atabil
Aquadest + (Positif)
15 menit selama 15
menit

4 Tanin Pereaksi FeC l 3 Hijau Hijau


hitam/hijau hitam
+ (Positif)
biru

5 Steroid/Triterpenoid Pereaksi Biru / hijau Hijau tua - (Negatif)


Lieberman-
Burchard
41

4. Standarisasi Ekstrak Daun Pepaya

Tabel 4. 2 Hasil Uji Standarisasi Parameter Spesifik

No Parameter Hasil Persyaratan


1 Organoleptik Daun pepaya Daun pepaya
Bentuk Kental Kental
Warna Hijau tua Hijau tua
Bau Khas ekstrak Khas ekstrak
daun pepaya daun pepaya
Rasa Pahit -
2 Kadar 13,6%
senyawa larut
air
3 Kadar 9,2%
senyawa larut
etanol

Tabel 4. 3 Hasil Uji Standarisasi Parameter Non Spesifik

No Parameter Hasil persyaratan


1 Kadar air 0,022% ≤ 10%
(Utami,2017)
2 Susut pengeringan 0,77% -
3 Bobot jenis 0,809% -
42

5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Tabel 4. 4 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis Ekstra Etanol Daun Pepaya

Identifikasi Flavonoid
penampa Letak
k Larutan Bercak
hRf=R
bercak X Y Rf f warna
(cm) (cm) x 100 Bercak
Abu
kehitama
UV 254 Ekstrak 8 cm 0,38 38 n
etanol 96%
Daun
Pepaya
FeCl❑3
Ekstrak 8 cm 0,38 38 Hitam
etanol 96%
Daun
Pepaya
Quersetin 8 cm 0,72 72 Hitam

6. Uji Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Daun Pepaya

a. Uji Organoleptis

Tabel 4. 5 Hasil Uji Organoleptis Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun
Pepaya

Warna
Siklus Basis Formula1 Formula 2 Formula 3
0 Tidak Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Berwarna
1 Tidak Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Berwarna
2 Tidak Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
43

Berwarna
3 Tidak Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Berwarna
4 Tidak Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Berwarna
5 Tidak Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Berwarna
6 Tidak Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Berwarna
Bau
0 Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh
1 Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh
2 Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh
3 Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh
4 Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh
5 Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh
6 Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh Ocean Fresh
Tekstur
0 Lembut Lembut Lembut Lembut
1 Lembut Lembut Lembut Lembut
2 Lembut Lembut Lembut Lembut
3 Lembut Lembut Lembut Lembut
4 Lembut Lembut Lembut Lembut
5 Lembut Lembut Lembut Lembut
6 Lembut Lembut Lembut Lembut
44

b. Uji Homogenitas

Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun
Pepaya

Siklus Basis Formula 1 Formula 2 Formula 3

0 Homogen Homogen Homogen Homogen

1 Homogen Homogen Homogen Homogen

2 Homogen Homogen Homogen Homogen

3 Homogen Homogen Homogen Homogen

4 Homogen Homogen Homogen Homogen

5 Homogen Homogen Homogen Homogen

6 Homogen Homogen Homogen Homogen

7. Uji Daya Sebar

Tabel 4. 7 Hasil Uji Daya Sebar Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun
Papaya
Diameter (cm)
Siklus
Basis Formula 1 Formula 2 Formula 3

0 4,24 5,86 5,55 5,74


1 4,51 5,62 5,4 5,53
2 4,56 5,72 5,28 5,62
3 4,32 5,54 5,36 5,77
4 4,21 5,86 5,43 5,96
5 4,29 5,44 5,27 5,49
6 4,22 5,39 5,22 5,36
45

8. Uji pH

Tabel 4. 8 Hasil Uji pH Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun Papaya

Siklus Basis Formula 1 Formula 2 Formula 3

0 5,83 5,4 5,59 5,64

1 5,61 5,19 5,44 5,45

2 5,62 5,10 5,4 5,6

3 5,77 5,32 5,56 5,18

4 5,69 5,31 5,54 5,58

5 5,86 5,35 5,48 5,51

6 5,62 5,2 5,31 5,31

9. Uji Viskositas

Tabel 4. 9 Hasil Uji Viskositas Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun
Papaya

Siklus pengujia Spindel Rpm Replikasi Replikasi Replikas Rata-


ke n 1 2 i3 rata

0 Basis 7 10 47300 48100 48000 47800

Formula 6 30 17700 17770 17830 17766


1

Formula 6 30 30030 29530 29770 29776


2

Formula 6 30 13600 13830 13700 13710


3

6 basis 7 10 44800 44600 44900 44766

Formula 6 30 16100 16370 16900 16456


1
46

Formula 6 30 28400 29200 29330 28976


2

Formula 6 30 14400 14000 14130 14176


3

10. Uji Sifat Alir

Gambar 4. 1 Grafik Sifat Alir Basis Siklus 0

Gambar 4. 2 Grafik Sifat Alir Formula 1 siklus 0


47

Gambar 4. 3 Grafik Sifat Alir Formula III siklus 0

Gambar 4. 4 Grafik Sifat Alir Basis siklus 6


48

Gambar 4. 5 Grafik Sifat Alir Formula I siklus 6

Gambar 4. 6 Grafik Sifat AlirFormula II siklus 6


49

Gambar 4. 7 Grafik Sifat Alir Formula III siklus 6

11. Uji Waktu Mengering

Tabel 4. 10 Hasil Uji Waktu Kering Basis dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun
Papaya

Waktu (menit)
Siklus
Basis Formula 1 Formula 2 Formula 3

0 15:22 18:25 17:17 15:48

1 13:47 17:35 16:16 15:46

2 12:13 17:21 15:46 12:18

3 12:66 16:47 15:46 13:95

4 13:60 16:44 15:22 13:90

5 13:92 16:22 14:75 14:05

6 13:07 16:12 15:25 14:50


50

12. Uji Hedonik

Tabel 4. 11 Hasil Uji Hedonik Basis Dan Formulasi Ekstrak Etanol Daun
Pepaya

Tingkat kesukaan Warna


Panelis Formula 1 Formula 2 Formula 3
Jumlah respon 73 72 76
Jumlah panelis 20 20 20
Rata-Rata 3,65 3,6 3,8

Tingkat kesukaan Aroma


Panelis Formula 1 Formula 2 Formula 3
Jumlah respon 76 79 81
Jumlah panelis 20 20 20
Rata-rata 3,8 3,95 4,05

Tingkat kesukaan Tekstur


Panelis Formula 1 Formula 2 Formula 3
Jumlah respon 81 79 81
Jumlah panelis 20 20 20
Rata-rata 4,05 3,95 4,05

Tabel 4. 12 Hasil Uji Statistik Daya Sebar

Siklus Formula Sig keterangan


Formula1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
0 Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 3 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
51

Basis Formula 2 0,050 Terdapat


perbedaan nilai
1
yang signifikan
Formula 3 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
2 Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 3 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
3
yang signifikan
Formula 3 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
4
yang signifikan
Formula 3 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
5
52

yang signifikan
Formula 3 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,0531 Tidak Terdapat
perbedaan nilai
6
yang signifikan
Formula 3 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan

Tabel 4. 13 Hasil Uji Statistik pH

Siklus Formula Sig keterangan


Formula1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
0
yang signifikan
Formula 3 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
1
yang signifikan
Formula 3 0,127 Tidak Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
53

Formula 1 0,050 Terdapat


perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
2
yang signifikan
Formula 3 0,513 Tidak Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
3
yang signifikan
Formula 3 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
4
yang signifikan
Formula 3 0,184 Tidak Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
5
yang signifikan
Formula 3 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
54

yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
6
yang signifikan
Formula 3 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan

Tabel 4. 14 Hasil Uji Statistik Viskositas

Siklus Formula Sig keterangan


Formula1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
0
yang signifikan
Formula 3 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Formula 1 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan
Basis Formula 2 0,050 Terdapat
perbedaan nilai
6
yang signifikan
Formula 3 0,046 Terdapat
perbedaan nilai
yang signifikan

B. Pembahasan
55

Penelitian yang digunakan adalah daun papaya yang telah di determinasi di

IAIN Syekh Nurjati Cirebon, bertujuan untuk mengetahui kebenaran tanaman

yang dipakai untuk penelitian. Daun papaya didapat di desa Argasunya,

kecamatan Harjamukti, kota Cirebon. Daun papaya yang telah diambil dicuci

menggunakan air bersih hingga tidak terdapat kotoran yang tersisa, setelah

bersih kemudian dilakukan perajangan kemudian disimpan di nampan dan

dioven dengan suhu 40℃ selama 24 jam. Setelah kering dihaluskan dengan

menggunakan blender.

Daun papaya yang telah halus ditimbang seberat 800 gram, kemudian

diekstraksi dengan metode perkolasi menggunakan cairan penyari 96% alas an

menggunakan pelarut etanol 96% yaitu karena bersifat lebih selektif hanya

menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan mudah menguap serta

mendapatkan ekstrak kental lebih cepat dibandingkan dengan pelarut etanol 70%

(Misna, 2016). Hasil ekstraksi berupa ekstrak kental berwarna hijau kehitaman,

bauk has ekstrak daun papaya. Persentase ekstrak etanol daun papaya yaitu

sebesar 14,625%.

Uji Skrining Fitokimia ekstrak etanol daun pepaya bertujuan untuk

mengetahui senyawa yang terkandung didalamnya. Hasil uji skrining fitokimia

yang dilakukan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nor dkk., 2018)

yang menyatakan bahwa ekstrak etanol daun pepaya mengandung senyawa

alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Alkaloid dapat menganggu terbentuknya

komponen penyusun peptidoglikan pada bakteri sehingga lapisan dinding sel

tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian pada bakteri.

Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk senyawa


56

kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak layer

sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler. Flavonoid juga

menghambat DNA gyrase dan menghambat aktivitas enzim ATPase bakteri

sehingga bakteri tidak dapat tumbuh. Mekanisme kerja saponin sebagai

antibakteri adalah menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan

kebocoran sel. Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri. (Nor dkk, 2018)

Pengujian senyawa alkaloid dengan penambahan pereaksi Mayer

menghasilkan endapan putih dan pada saat penambahan pereaksi Dragendrof

menghasilkan endapan merah bata menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun

pepaya positif alkaloid. pada pengujian flavonoid saat penambahan logam Mg

dan Hcl Pekat menghasilkan warna merah atau jingga menunjukkan bahwa

ekstrak etanol daun pepaya positif flavonoid. Pada pengujian senyawa saponin

ekstrak dengan penambahan aquam dan di kocok selama 15 menit menghasilkan

adanya busa menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya positif saponin.

Pengujian senyawa tanin dengan penambahan FeC l 3 menghasilkan hijau hitam

menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya positif tanin.(Arsil ,dkk 2016).

Pengujian senyawa steroid dan triterpenoid dengan penambahan pereaksi

Lieberman-burchard menghasilkan hijau tua menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya negatif steroid dan triterpenoid karena tidak adanya perubahan

warna.

Standarisasi ekstrak etanol daun pepaya bertujuan untuk menetapkan

parameter-parameter standarisasi dari ekstra etanol daun pepaya. Parameter

spesifik yaitu Ekstrak yang diperoleh memiliki identitas yaitu Carica papaya L.

pada pemeriksaan organoleptik ekstrak meliputi bentuk, warna, bau dan rasa.dari
57

hasil penelitian yang diperoleh bentuknya kental, berwarna hijau kehitaman,

berbau khas daun pepaya dan rasa pahit (Irsyad, 2013). Penentuan parameter

organoleptik ini bertujuan memberikan pengenalan awal ekstrak secara objektif

dengan menggunakan panca indra. Selanjutnya, penentuan kadar sari larut air dan

kadar sari larut etanol. Hasil yang didapat pada pengujian kadar sari larut air

yaitu sebesar 13,6% dan hasil pengujian kadar sari larut etanol yaitu sebesar

9,2%. Parameter non spesifik meliputi kadar air, susut pengeringan dan bobot

jenis. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu kadar air sebesar 0,022% memenuhi

persyaratan mutu menurut Utami,2017 umumnya untuk kadar air persyaratan ≤

10% , susut pengeringan sebesar 0,77% dan bobot jenis sebesar 0,809%.

Ekstrak etanol daun pepaya dilakukan uji kromatografi lapis tipis (KLT)

merupakan pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi

yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen). Komponen

kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap

komponen-komponen kimia tidak sama sehingga komponen kimia dapat

bergerak dengan jarak yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya hal ini

yang menyebabkan terjadinya pemisahan komponen kimia didalam ekstrak.

Analisis KLT yaitu dengan cara menotolkan pada plat KLT yang dielusikan

dengan fase gerak n.Butanol: asam asetat: air hasil yang diperoleh dilihat

dibawah sinar UV 254 nm dengan adanya 2 noda dengan nilai Rf ekstrak 0,38

dan quercetin 0,72. hRf ekstrak 38 dan hRf quercetin 72. Reagen FeC l 3

merupakan pereaksi khas untuk deteksi senyawa fenolik. Hasil positif berwarna

hitam abu-abu mengandung senyawa tanin dalam ekstrak daun pepaya setelah

penyemprotan (Suryaningsih dkk, 2010)


58

Ekstrak dibuat sediaan masker gel peel-off dengan memvariasikan polivinil

alcohol (PVA). PVA berperan dalam memberikan efek peel-off karena memiliki

sifat adhesive sehingga dapat membentuk lapisan film yang mudah dikelupas

setelah kering (Brick dkk, 2014). penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi

PVA yaitu 10%, 13% dan 16%. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minimal

dan maksimal range PVA sebagai filming agent yang sudah ditentukan pada

karakteristik fisik masker gel peel-off variasi tersebut diambil berdasarkan range

konsentrasi PVA yaitu 10%-16% (Lestari,2013). Selanjutnya ada Carbopol

kegunaannya sebagai agen pensuspensi atau agen penambah kekentalan.

Carbopol ini pengental yang sangat baik dan memiliki viskositas tinggi. Carbopol

dapat membentuk gel dengan menyerap cairan, sehingga cairan tertahan dan

membentuk gumpalan. Formulasi topical atau gel yang mengandung Carbopol

memiliki konsistensi pelepasan obat yang lebih baik daripada agen pembentuk

lainnya (Najmudi dkk,2010). Ketika terdispersi dalam air dengan adanya zat

alkali seperti trietanolamine (TEA) berfungsi sebagai pengatur pH. Carbopol

dapat berkembang menjadi formulasi semi-padat dan menghasilkan formulasi

transparan (Husnani dkk,2012).

Bahan lain yang dipakai adalah gliserin, gliserin murni tidak mudah rentan

terhadap oksidasi dalam penyimpanan biasa berfungsi sebagai zat pelembab.

Metil paraben berfungsi sebagai zat pengawet dan aquadest berfungsi sebagai

fase air (pembawa).

Masuk ketahap pengujian sediaan masker gel peel-off dalam penelitian ini

adalah uji stabilitas (cycling test) sediaan dengan melakukan uji siklus yang

bertujuan untuk mensimulasikan perubahan suhu harian. Oleh karena itu, dalam
59

Uji stabilitas ini, sediaan disimpan pada interval waktu yang teratur pada suhu

atau kelembaban, yang memberikan tekanan pada sediaan. Metode cycling test

dilakukan dengan penyimpanan sediaan pada suhu 4℃ selama 24 jam, kemudian

setelah 24 jam sediaan disimpan pada suhu 40℃ ini yang diamkan satu siklus.

Sediaan diuji dari siklus ke-0 sampai dengan siklus ke-6 dan untuk setiap

siklusnya dilakukan uji evaluasi sediaan gel yaitu, uji homogenitas, uji pH, uji

daya sebar,organoleptis, waktu mengering, uji viskositas dan sifat alir dilakukan

pada siklus 0 dan 6.

Pada hasil uji organoleptis saat ini menunjukkan bahwa basis, formulasi 1,

formulasi 2 dan formulasi 3 tidak mengalami perubahan yang signifikan dari

siklus ke-0 hingga siklus ke-6. Dari segi warna tidak ada perubahan dari basis,

formulasi 1, formulasi 2 dan formulasi 3 dari siklus ke-0 sampai dengan siklus

ke-6. Basis tidak berwarna dan formulasi 1, formulasi 2 dan formulasi 3 tetap

berwarna hijau tua. Bau pada basis,formulasi 1, formulas 2 dan formulasi 3 dari

siklus ke-0 sampai dengan siklus ke-6 bau ocean fresh stabil. Tekstur tidak

mengalami perubahan dimana basis dari siklus ke-0 sampai dengan siklus ke-6

bertekstur lembut dan untuk formulasi 1, formulasi 2 dan formulasi 3 dari siklus

ke-0 sampai dengan siklus ke-6 teksturnya sangat lembut.

Selanjutnya pengujian homogenitas dimana untuk semua basis formula dan

sediaan masker gel peel-off homogen, saat sediaan dioleskan diobjek glass tidak

terdapat gumpalan.

Selanjutnya pengujian daya sebar, bertujuan untuk mengetahui penyebaran

masker gel peel-off pada kulit. Daya sebar yang baik yaitu antara 5-7 cm. hasil

pengujian dari siklus 0 sampai dengan siklus 6 basis 4,21 – 4,56 , formulasi 1
60

5,39 – 5,86 , formulasi 2 5,4 – 5,62 , formulasi 3 5,36 – 5,96. Berdasarkan data

tersebut memenuhi persyaratan yaitu formulasi 1, formulasi 2, dan formulasi 3

menurut (Astuti,2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi daya sebar sediaan

gel peel-off adalah konsentrasi bahan pembentuk gel (gelling agent) semakin

banyak gelling agent yang digunakan maka semakin kuat formulasi gel dan

semakin sulit untuk menyebar. Berpengaruh pada perubahan suhu dalam uji

stabilitas sehingga akan terpengaruh saat melakukan uji daya sebar.

Dilanjut dengan uji pH menggunakan pH meter, tujuannya yaitu untuk

mengetahui nilai keasaman dari sediaan masker gel peel-off tersebut, karena jika

terlalu asam mengakibatkan kulit bersisik. Persyaratan pH yang baik untuk kulit

yaitu 4,5 – 6,5 (Ismarani dkk,2014). Hasil pengujian pH yaitu, basis 5,61- 5,83 ,

formulasi 1 5,2 – 5,35 , formulasi 2 5,4 – 5,59 , formulasi 3 5,6 – 5,64.

Berdasarkan data diatas, basis, formulasi 1, formulasi 2 dan formulasi 3

memenuhi persyaratan.

Uji viskositas masker gel peel-off ekstrak etanol daun pepaya dilakukan

dengan menggunakan viscometer brokfield RV tujuannya untuk mengetahui

kekentalan suatu sediaan berdasarkan data sediaan ekstrak etanol daun pepaya

memenuhi persyaratan pada uji viskositas karena syarat viskositas yaitu 000 -

50000 cps. Berdasarkan hasil penelitian basis, formulasi 1, formulasi 2 dan

formulasi 3. Basis 44766- 47800 cps, formulasi 1 16456 - 17766 cps, formulasi 2

28976 - 29776 cps, formulasi 3 13710 – 14176.

Uji sifat alir berdasarkan hasil penelitian pada siklus 0 grafik basis, formula 1

dan formula 3 menunjukan hasil tiksotropik karena konsistensi suatu bahan lebih

rendah pada satu laju geser manapun pada kurva menurun berada disebelah kiri
61

kurva menaik. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya perubahan struktur yang

tidak segera Kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser diturunkan.

hasil penelitian pada siklus 6 grafik basis, formula 1, formula 2 dan formula 3

menunjukan hasil Antitiksotropik terjadi karena meningkatnya partikel-partikel

terdispersi yang kemudian membentuk gumpalan-gumpalan akibat adanya laju

geser sehingga terjadinya peningkatan viskositas.

Uji waktu mengering sediaan diuji untuk mengetahui lama waktu sediaan

mampu mengering pada kondisi teraplikasikan pada kulit. Masker gel peel-off

idealnya 5 – 30 menit (Grace dkk,2013). Berdasarkan hasil penelitian, basis

12:13 menit – 15 : 22 menit, formulasi 1 16:12 menit – 18 : 25 menit, formulasi 2

14 : 72 menit – 17:17 menit, formulasi 3 12 : 18 menit – 15 : 48 menit . Sediaan

ekstrak etanol daun pepaya memenuhi persyaratan pada uji waktu mengering.

Peningkatan konsentrasi gelatin akan mempercepat waktu pengeringan,

sedangkan peningkatan konsentrasi gliserin dapat memperlama waktu

pengeringan masker gel peel-off (Rahmawanty dkk,2015).

Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan uji statistik menggunakan

IBM SPSS untuk mengetahui normalitas dan mengetahui data normal atau tidak.

Homogenitas untuk mengetahui data homogen atau tidak homogen. Pada

penelitian ini dilakukan uji statistik data daya sebar, data viskositas, data pH, data

waktu kering dan data hedonik. Hasil yang didapat, daya sebar statistik

Kolmogorov smirnov normalitas data terdistribusi normal, dikarenakan nilai

signifikansi melebihi 0,05. Hasil data daya sebar yaitu 0,327, Uji homogenitas

Lavene test 0,000 kurang dari 0,05 tidak homogen, uji non parametrik Kruskal

wallis dengan hasil 0,000 kurang dari 0,05 terdapat perbedaan nilai yang
62

signifikan dari basis siklus 0 sampai formula 3 siklus 6. Hasil yang didapat, Ph

statistik normalitas Kolmogorov smirnov data terdistribusi normal, dikarenakan

nilai signifikansi melebihi 0,05. Hasil data ph yaitu 0,228 , homogenitas Lavene

test 0,005 tidak homogen, uji non parametrik Kruskal wallis dengan hasil 0,000

terdapat perbedaan nilai yang signifikan dari basis siklus 0 sampai formula 3

siklus 6. Hasil yang didapat, viskositas statistik normalitas Kolmogorov smirnov

data terdistribusi normal, dikarenakan nilai signifikansi melebihi 0,05. Hasil

viskositas yaitu 0,190, homogenitas Lavene test 0,034 tidak homogen, uji non

parametrik Kruskal wallis dengan hasil 0,002 terdapat perbedaan nilai yang

signifikan dari basis siklus 0 sampai formula 3 siklus 6. Hasil yang didapat,

waktu kering statistik normalitas Kolmogorov smirnov data terdistribusi normal,

dikarenakan nilai signifikansi melebihi 0,05. Hasil normalitas Kolmogorov

Smirnov waktu kering yaitu 0,938, homogenitas Lavene test 0,761 homogen, uji

parametrik ANOVA 0,000 terdapat perbedaan nilai yang signifikan dari basis

siklus 0 sampai formula 3 siklus 6.

Uji kesukaan atau uji hedonik dilakukan secara visual terhadap 20 orang

penelis. Setiap penelis diminta untuk memberikan pendapat tentang bentuk,

warna dan aroma sediaan masker gel peel-off.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak etanol daun pepaya dapat dibuat menjadi masker gel peel-off

dengan gelling agent PVA 10%, 13% dan 16%

2. Uji Stabilitas Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol daun pepaya pada uji

daya sebar formula 1, formula 2 dan formula 3 stabil memenuhi

persyaratan range sedangkan untuk basis tidak memenuhi persyaratan

daya sebar yang baik. Pada uji pH basis, formula 1, formula 2, formula 3

stabil dan memenuhi persyaratan pH kulit. Perubahan yang signifikan

dikarenakan proses cycling test pada pengujian homogenitas, daya sebar,

pH, viskositas, sifat alir dan waktu kering.

3. Formula 3 paling banyak disukai oleh penelis berdasarkan warna adalah

formula 3, aroma yang paling banyak disukai oleh penelis berdasarkan

aroma adalah formula 3, tekstur yang paling banyak disukai oleh penelis

adalah pada formula 3 yaitu konsentrasi 16%.

B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut ke uji bakteri

2. Disarankan agar dilakukan penelitian selanjutnya untuk membuat

formulasi sediaan lain dengan ekstrak yang sama.

63
64

DAFTAR PUSTAKA

Almuazam, B. G. 2017. Keefektivan Penggunaan Media Video Pembelajaran “Rifan


Anak Merdeka” Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jawa Kelas VI MI Diponegoro
03 Karangklesem. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. 1-104.
Asril Burhan, dkk., / JPMR 2016. Standarisasi parameter spesifik dan non spesifik
ekstrak etanol daun kecombrang (Etlingera elatior (jack) RM. Smith) ,
Sulawesi selatan
Astuti, I. Y., Hartanti, D., Aminiati, A. 2010. Peningkatan aktivitas antijamur
candida albicans salep minyak atsiri daun sirih (piper bettle L.) melalui
pembentukan kompleks inklusi dengan β-siklodekstrin.majalah obat
tradisional.15(3):94-99.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Formularium Kosmetika
Indonesia (Cetakan I). Jakarta (ID): Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 2000.Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat.
Cetakan pertama, Dikjen POM, Direktorat pengawasan obat Tradisional. 3-11,
17-19.
Departemen kesehatan RI, 1986.Sediaan Galenik. Jakarta. 10-11, 16-19,26.
Ditjen POM, Depkes RI.1995. Materia Medika Indonesia. Ed kelima, Jakarta Dep
Kesehatan RI Ha;32-6
Dewi RK. 2010. Optimasi formulasi mikroemulsi sediaan hormone testosterone
undekanoat. Skripsi. Jakarta : universitas negeri islam negeri syarif hidayatullah.
Grace, F.X., C. Darsika, K.V. Sowmya, K. Suganya, and S. Shanmuganathan. 2015.
Preparation and Evaluation of Herbal Peel Off Face Mask. American Journal of
PharmTech Research. (5): 33-336.
Hanani,E. 2015. Analisis Fitokimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hanna Kim, W. M. H. 2015. Corporate Brand Trust as a Mediator in The
Relationship Between Consumer Perception of CSR, Corporate Hypocrisy and
Corporate Reputation. Sustainability, 3683-3694.
Indriaty, S., Rizikian, Y., & Firmansyah, D. (2019). Formulasi Dan Uji Stabilitas Gel
Antiaging Dari Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus) Dsn Lender Bekicot (Achatina Fulica) Dengan Variasi Gelling
Agent Carbomer 940 1%, 1,25%, 1,5% Dan 1,75%. Journal Of
Pharmacopolium. 2: 104-111.
Izzati, M.K. 2014. Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-
off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostan L) Skripsi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hal. 1-80.
Ismarani, D., Pratiwi, L., dan Khusharyanti, I. 2014. Formulasi Gel Pacar Air
(impatiens balsamina L.) terhadap Propionibacterium acnes dan
staphylococcus epidermidis. Pharm Sci Res 1(1): 30-45.
65

Irsyad Muchammad, 2013. Standarisasi ekstrak etanol tanaman katumpangan air


(peperomia pellucida L. kunth) skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hal. 1-
97.
Kumalasari,E dan Sulistyani,N. 2011. Aktivitas Anti Fungi Ekstrak Etanol Batang
Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) steen.)Terhadap Candida albicans
Serta Skrining Fitokimia.51-62.
La, E.O.J., Sawiji, R.T dan NilaYuliawati, A. 2020. Skrining Fitokimia Dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus). Indonesian Journal of pharmacy and Natural
Product, 03: 45-58.
Lestari, P.M., R.B. Sutyaningsih, dan Ruhimat. 2013. The Influence of increase
concentration polivinil alcohol (PVA) as a gelling agent on physical
properties of the peel-off gel of pineapple juice (ananas comosus L.). Asian
societies of cosmetic scientists conference. 127.
Milind, P., dan Gurditta.2011. Basketful Benefits of papaya. IRJ,2 (7) : 6-12.
Misbahul Huda, M. (2016). Effect of Snail Mucus (Achatina fulica) on The Growth
Of Positive Bacteria. Jurnal Analis Kesehatan, 5(1), 547–555.
Misna, Diana khusnul. 2016. aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang merah
(allium cepa L.) terhadap bakteri staphylococcus aureus .Hal 138-144.
Marjoni,M.(2020)Analisis farmakognosi untuk mahasiswa farmasi.CV.Trans info
media.31-41.
Mahatriny,N.N, Payani,N.P.S.,Oka,I.B.M.,Aatuti,K.W. 2014.Skrining Fitokimia
Ekstrak Etanol Daun pepaya (carica papaya L)yang diperoleh dari daerah
Ubud,Kabupaten Gianyar,Bali.8-13.
Mukhrian. (2014). Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif.
Jurnal kesehataan, VII(2):361–7.
Nor,Avilla Theresia, Indriarini Dev dan Koamesah S.M.J , 2018 Uji Aktivitas Anti
Bakteri Ekstrak Etanol Daun Pepaya (carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Escherichia Coli Secara In Vitro. Universitas Nusa Cendana, 327 - 337
Pertiwi, R. D., Kristanto, J., dan Praptiwi, G. A. (2016). Uji Aktivitas Antibakteri
Formulasi Gel untuk Sariawan dari ekstrak daun saga (Abrus precatorius Linn.)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. jurnal ilmiah mamuntung. 2 : 239-
247.
Rahmawanty, D., Yulianty, N., Fitriana, M. 2015. Formulasi dan evaluasi masker
wajah peel-off mengandung kuersetin dengan variasi konsentrasi gelatin dan gliserin.
Jurnal Media Farmasi, 12 (1): 17-32.
Rizal, P., Noera, E. 2017. Mutu fisik sediaan masker gel peel-off ekstrak kulit buah
delima (punica granatum L) dengan perbandingan konsentrasi PVA : 1-10
Rowe, R., Sheskey, P., dan Quinn, M. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Six Edition.London:Pharmaceutical Press.
66

Sa’adah,H., dan Henny Nurhasnawati. 2015, perbandingan pelarut etanol dan air
pada pembuatan ekstrak umbi bawang tiwai (Eleutherine Americana Merr).
Menggunakan Metode Maserasi, Akademi Farmasi Samarinda,Jurnal Ilmiah
Manuntung,1(2),149-153.
Sayuti, K Rina Yenrina. 2015. Antioksidan Alami dan sintetik. Andalas University
Press:Padang.
Septiani, S.,N, Wathoni dan S.R. Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan dan Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon L.). Jurnal
Unpad. 1(1):4-24.
Sulastri, A., dan Chaerunisaa, A.Y. 2018.Formulasi Masker Gel Peel Ogg untuk
perawatan kulit wajah. Farmaka.14 (03) : 17-26.
Setiaty,Ending Darma.2011.produksi buah pepaya callina (carica papaya
L.)kombinasipupuk organik dan anorganik di tanah ultisol.Palembang.1-8.
Tranggono RI, Latifah F. 2007. Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Tarwendah IP. 2017. Jurnal Review: studi komparasi atribut sensoris dan kesadaran
merek produk pangan. Jurnal pangan dan agroindustry vol.5 No.2:66-73.
Velasco, M.V.R., et al. 2014. Short-term clinical of peel-off facial mask moisturizers.
international. Journal of Cosmetic Science, 36 : 355–360.
Yogiraj, V., Goyal, P. K., & Chauhan, C. S. (2011). Carica papaya Linn.
SpringerReference, 2(5), 1–8. https://doi.org/10.1007/springerreference_68228
Zingiber, M., & In, S. (2014). Prosiding Seminar Nasional dan Workshop
“Perkembangan Ter kini Sains Farmasi dan Kl inik IV” tahun 2014. 220–227.
67

LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Jenis Waktu Penelitian 2021


NO Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan
kegiatan 1 2 3 4 5 ke-6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusuna
1.
n Proposal
Penelitian
2. Determinas
i
3. Pembuatan
Simplisia
4. Pembuatan
Ekstrak
5. Skrining
Fitokimia
Orientasi
6.
Basis +
Ekstrak
Pembuatan
7. Sediaan
Gel Peel-
off
Uji
8. Stabilitas
(Cycling
Test)
Analisis
9. hasil dan
Pembuatan
laporan
68

Lampiran 2 Surat Determinasi


69

Lampiran 3 Proses Pembuatan Simplisia


70
71

Lampiran 4 Proses Perkolasi


72
73

Lampiran 5 Standarisasi Ekstrak


Standarisasi Parameter Spesifik
Organoleptis Bentuk Warna

Kadar senyawa larut air


74

Penetapan kadar sari larut air :


W 2−W 0
% kadar sari larut air = x 100%
W1
45,08−44,40
= x 100%
5g
= 13,6%

Kadar sari larut etanol


75

Penetapan kadar sari larut etanol :


W 2−W 0
% kadar sari larut etanol = x 100%
W1
47,80−47,34
= x 100%
5g
= 9,2 %

Standarisasi parameter non spesifik


76

Kadar air

Penetapan kadar air :


bobot awal−bobot akhir
% kadar air = x 100%
bobot awal
45,37−45,36
= x 100%
45,37
= 0,022%

Susut pengeringan
77

Penetapan susut pengeringan :


bobot awal−bobot akhir
% susut pengeringan = x 100%
bobot awal
16,80−16,67
= x 100%
16,80
= 0,77%
Bobot Jenis

Penerapan Bobot Jenis


Bobot Bobot Bobot Bobot jenis
piknometer piknometer + piknometer + (g/ml)
ρ air (g/ml)
kosong (W0) air (W1) ekstrak (W2)
17,62 g 43,22 g 38,46 g 0,994928 0,809 %

Bobot jenis air (pada suhu 28,9 ℃ ¿ (Depkes RI,1995)


Suhu (℃ ¿ T(℃ ¿ ρ
25 996,02
3,9
5 28,9 y 1,4
30 994,62
Bj air pada suhu 28,9℃
3,9 x
= = 996,02 – 1,092
5 1,4
= 994,928
= 0,994928 (ρ° )
78

5x = 5,46
x = 1,092

Lampiran 6 Skrining Fitokimia

No Metabolit Sekunder Metode Uji Hasil Uji


.
1. Alkaloid Pereaksi Dragendorff +++
2. Flavonoid Pereaksi HCL pekat + Mg +++
3. Saponin Aquadest ++
4. Tanin Pereaksi FeCl3 +

5. Steroid/Triterpenoid Pereaksi eter + pereaksi -


79

Lieberman - Burchard

1 2 3 4 5

Lampiran 7 Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


80

Penimbangan ekstrak daun pepaya Ekstrak + Etanol 96%

Plat KLT di oven dengan suhu 100 ℃


selama 30 menit
Fase gerak
N- butanol : Asam asetat : air
81

Penjenuhan fase gerak Masukkan plat KLT kedalam bejana


yang telah dijenuhkan berisi fase gerak
N-butanol : Asam asetat : air

Se
belum
Bercak dibawah sinar tampak ultraviolet
disemprot FeCl3
panjang gelombang 254 nm
82

Setelah disemprot FeCl3

Nilai Rf
5,8
Quercetin : = 0,72
8
hRf = 72
3,1
Ekstrak : =0,38
8
hRf = 38

Lampiran 8 Perhitungan Penimbangan Formula


NO Bahan Basis F1 F2 F3 Kegunaan

1 Ekstrak etanol - 3,12% 3,12% 3,12% Zat aktif


Daun Pepaya

2 PVA 10% 10% 13% 16% Filming


agent

3 TEA 0,75% 0,75% 0,75% 0,75% Pengatur


Ph
83

4 Carbopol 940 0,75% 0,75% 0,75% 0,75% Gelling


agend

5 Gliserin 12% 12% 12% 12% Humektan

6 Metil paraben 0,2% 0,2% 0,2% 0,2% Pengawet

7 Etanol 96% 15% 15% 15% 15% Pelarut

8 Oleum ocean 0,5 0,5 0,5 0,5 Pewangi


fresh

9 Aquadest ad 400 400 400 400 Pelarut

a. Basis formula 1
Carbopol 940 0,75% = 0,75 /100 x 400 gram=3 gram
TEA = 0,75 /100 x 400 gram=3 gram
PVA = 10/100 x 400 gram=40 gram
Gliserin = 12/100 x 400 gram=48 ml
Metil Paraben = 0,2/100 x 400 gram=0,8 gram
Etanol 96% = 15/100 x 400 gram=¿ 60 ml ¿
Oleum ocean fresh = 0,5 /100 x 400 gram=¿ 2ml ¿
Aquadest 400 = 400 gram−( 3+3+ 40+ 48+0,8+60+ 2 )
=400 gram−¿ 156,8
= 243 ml

b. Formula Masker Gel peel-off 1


Ekstrak = 3,12/ 100 x 400 gram=12,48 gram
Carbopol 940 0,75% = 0,75 /100 x 400 gram=3 gram
TEA 0,75% = 0,75 /100 x 400 gram=3 gram
PVA = 10/100 x 400 gram=40 gram
Gliserin = 12/ 100 x 400 gram=48 ml
Metil Paraben = 0,2/100 x 400 gram=0,8 gram
Etanol 96% = 15/100 x 400 gram=¿ 60 ml ¿
Oleum ocean fresh = 0,5 /100 x 400 gram=¿ 2ml ¿

Aquadest 400 = 400 gram−( 12,48+3+ 3+40+ 48+0,8+60+ 2 )


=400 gram−169,28
= 231 gram

c. Formula Masker Gel peel-off 2


Ekstrak = 3,12/100 x 400 gram=12,48 gram
Carbopol 940 1% = 0,75 /100 x 400 gram=3 gram
TEA = 0,75 /100 x 400 gram=3 gram
84

PVA = 13/100 x 400 gram=52 gram


Gliserin = 12/100 x 400 gram=48 ml
Metil Paraben = 0,2/100 x 400 gram=0,8 gram
Etanol 96% = 15/100 x 400 gram=¿ 60 ml ¿
Oleum ocean fresh = 0,5 /100 x 400 gram=¿ 2ml ¿
Aquadest 400 = 400 gram−( 12,48+3+ 3+52+ 48+0,8+ 60+2 )
=400 gram−181,28
= 219 ml

d. Formula Masker Gel peel-off 3


Ekstrak = 3,12/ 100 x 400 gram=12,48 gram
Carbopol 940 0,75% = 0,75 /100 x 400 gram=3 gram
TEA 0,75% = 0,75 /100 x 400 gram=3 ml
PVA = 16 /100 x 400 gram=64 gram
Gliserin = 12/100 x 400 gram=48 gram
Metil Paraben = 0,2/100 x 400 gram=0,8 gram
Etanol 96% = 15/100 x 400 gram=¿ 60 ml ¿
Oleum ocean fresh = 0,5 /100 x 400 gram=¿ 2ml ¿
Aquadest 400 = 400 gram−( 12,48++3+ 3+64+ 48+0,8+60+ 2 )
=400 gram−193,28
= 207 ml

Lampiran 9 Pembuatan Masker gel peel-off dengan Homogeneizer


85

Lampiran 10 Hasil Pengujian Organoleptis dan Homogenitas

Siklus Formula Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


86

Basis

Formula
1

0 Formula
2

Formula
3

Basis
87

Formula
1

1 Formula
2

Formula
3

Basis

Formula
1
88

2 Formula
2

Formula
3

Basis

Formula
1

3 Formula
2
89

Formula
3

Basis

Formula
1

4 Formula
2

Formula
3
90

Basis

Formula
1

5 Formula
2

Formula
3
91

Basis

Formula
1

6 Formula
2

Formula
3
92

Lampiran 11 Pengujian Daya Sebar

Siklus Formula Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Basis

Formula
1

0 Formula
2

Formula
3
93

Basis

Formula
1

1 Formula
2
94

Formula
3

Basis

Formula
1

2 Formula
2

Formula
3
95

Basis

Formula
1

3 Formula
2

Formula
3

Basis
96

Formula
1

4 Formula
2

Formula
3

Basis

Formula
1
97

5 Formula
2

Formula
3

Basis

Formula
1

6 Formula
2
98

Formula
3

Lampiran 12 Pengujian PH

Siklus Formulasi Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Basis

Formula 1
99

0 Formula 2

Formula 3

Basis

Formula 1

1 Formula 2
100

Formula 3

Basis

Formula 1

2 Formula 2

Formula 3
101

Basis

Formula 1

3 Formula 2

Formula 3

Basis
102

Formula 1

4 Formula 2

Formula 3

Basis
103

Formula 1

5 Formula 2

Formula 3

Basis

Formula 1
104

6 Formula 2

Formula 3

Lampiran 13 Pengujian Viskositas

Siklus Formula Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Basis
105

Formula 1

0 Formula 2

Formula 3

Siklus Formula Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Basis
106

Formula 1

6 Formula 2

Formula 3

Lampiran 14 Pengujian Sifat Alir


Siklus ke sediaan Rpm %Torque Viskositas Kv Tekanan
(dial (Cps) geser (dial
reading) reading x
kv)

0 Basis s 10 48,2 48200 346413,4


Spindel 7 12 52,8 44000 379473,6
20 66,6 33300 7187 478654,2
30 81,2 27070 Dyne/Cm2 583584,4
107

20 66,7 33350 479372,9


12 52,5 43750 377317,5
10 47,6 47600 342101,2
0 Formula 1 30 53,2 17730 382348,4
Spindel 6 50 80,6 16120 579272,2
60 93,0 15500 7187 668391
50 78,4 15680 Dyne/Cm2 563460,8

30 52,1 17370 374442,7


0 Formula 2 30 88,4 29470 7187 635330,8

Spindel 6 Dyne/Cm2

0 Formula 3 30 40,9 13630 293948,3


Spindel 6 50 58,6 11720 421158,2
60 70,0 11670 7187 503090
100 96,7 9670 Dyne/Cm2 694982,9

60 67,0 11170 481529


50 59,2 11840 425470,4
30 40,2 13400 288917,4
6 Basis 10 44,7 44700 321258,9
Spindel 7 12 50,3 41920 361506,1
20 64,6 32300 7187 464280,2
30 79,0 26330 Dyne/Cm2 567773

20 65,6 32800 471467,2


12 51,1 42580 367255,7
10 46,4 46400 333476,8
6 Formula 1 30 50,8 16930 365099,6
108

Spindel 6 50 79,3 15860 7187 569929,1

60 91,4 15230 Dyne/Cm2 656891,8

50 78,5 15700 564179,5


30 51,7 17230 371567,9
6 Formula 2 10 38,4 38400 275980,8
Spindel 6 12 44,2 36830 317665,4
20 65,1 32550 467873,7
30 90,6 30200 7187 651142,2
20 68,9 34450 Dyne/Cm2 495184,3

12 45,6 38000 327727,2


10 39,1 39100 281011,7
6 Formula 3 30 42,7 14230 306884,9
Spindel 6 50 60,0 12000 7187 431220
60 70,2 11700 Dyne/Cm2 504527,4

50 61,9 12380 444875,3


30 42,9 14300 308322,3

Siklus Basis Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3

0
109
110
111

6
112
113
114

Lampiran 15 Pengujian Waktu Mengering

Siklus Formul Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


a

Basis

Formul
a1

0 Formul
a2

Formul
a3
115

Basis

Formul
a1

1 Formul
a2

Formul
a3

Basis
116

Formul
a1

2 Formul
a2

Formul
a3

Basis
117

Formul
a1

2 Formul
a2

Formul
a3

Basis
118

Formul
a1

3 Formul
a2

Formul
a3

Basis
119

Formul
a1

4 Formul
a2

Formul
a3

Basis
120

Formul
a1
121

5 Formul
a2

Formul
a3

Basis

Formul
a1
122

6 Formul
a2

Formul
a3
123

Lampiran 16 Pengujian Hedonik


LEMBAR PENILAIAN UJI HEDONIK

Nama :
Usia :
Instruksi : Amatilah tampilannya berdasarkan warna, bentuk dan aroma dari sediaan
masker gel peel-off. Kemudian berilah penilaian sesuai keterangan di bawah pada kolom

Formula masker gel Tingkat Kesukaan


peel-off Bentuk Warna Aroma

Basis

F1

F2

F3

Keterangan :
1 : Sangat Tidak Suka
2 : Tidak Suka
3 : Netral
4 : Suka
5 : Sangat Suka
124

PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya:


Nama :
Usia :
Alamat :
Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul “
Formulasi Dan Uji Stabilitas Masker gel peel off ekstrak etanol daun pepaya dengan
variasi PVA 5% 10% dan 15%” yang dilakukan oleh Marcha Mega Silmina mahasiswa
STF Muhammadiyah Cirebon.
Jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk keperluan penelitian dan saya secara
sukarela bersedia menjadi responden penelitian ini.

Cirebon, 2022
Yang menyatakan

( )
125

Tingkat kesukaan Warna


Basi
Panelis s Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 4 5 4 4
2 5 3 5 3
3 4 3 4 5
4 4 4 3 4
5 4 5 4 5
6 4 4 3 4
7 4 4 5 5
8 4 3 3 3
9 3 2 2 2
10 4 3 4 4
11 3 4 4 4
12 4 4 3 3
13 4 4 4 5
14 4 4 4 4
15 4 3 3 4
16 3 4 3 4
17 5 4 4 4
18 3 3 3 3
19 3 3 3 3
20 3 4 4 3
Responden 76 73 72 76
Panelis 20 20 20 20
Rata-rata 3,8 3,65 3,6 3,8
126

Tingkat kesukaan Aroma


Panelis Basis Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 3 4 4 5
2 5 3 4 4
3 4 4 5 3
4 4 4 4 3
5 5 3 4 4
6 4 4 5 4
7 5 5 5 5
8 5 5 5 5
9 4 4 4 4
10 4 4 3 3
11 5 4 4 4
12 3 4 4 4
13 4 3 3 4
14 3 3 3 3
15 5 4 4 5
16 5 5 4 5
17 4 3 2 1
18 4 5 4 5
19 4 5 4 5
20 4 5 4 5
Responden 71 76 79 81
Panelis 20 20 20 20
Rata-rata 4,2 4,05 3,95 4,05
127

Tingkat kesukaan Tekstur


Basi
Panelis s Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 3 5 4 5
2 3 4 5 5
3 3 5 4 4
4 4 2 4 4
5 5 4 5 5
6 4 5 3 3
7 3 4 5 4
8 3 5 4 4
9 4 4 4 4
10 3 4 5 2
11 4 4 4 5
12 4 4 3 4
13 4 5 5 5
14 2 4 3 4
15 3 3 4 4
16 4 2 5 5
17 5 3 3 3
18 3 3 3 4
19 3 3 3 4
20 4 3 3 3
Responden 84 81 79 81
Panelis 20 20 20 20
Rata-rata 4,2 4,05 3,95 4,05
128

Tingkat kesukaan Warna


80 73 76
72
70
60
50
40
30
20 20 20
20
10 3.65 3.6 3.8
0
Formula 1 Formula 2 Formula 3

Jumlah respon Jumlah panelis Rata-Rata

Tingkat kesukaan Aroma


90 81
76 79
80
70
60
50
40
30
20 20 20
20
10 3.8 3.95 4.05
0
Formula 1 Formula 2 Formula 3

Jumlah respon Jumlah panelis Rata-rata

Tingkat kesukaan Tekstur


90 81 81
79
80
70
60
50
40
30 20 20 20
20
10 4.05 3.95 4.05
0
Formula 1 Formula 2 Formula 3

Jumlah respon Jumlah panelis Rata-rata


129

Lampiran 17 Hasil Uji Statistik


Daya sebar
A. Normalitas metode Kolmogorov Smirnov test

B. Homogenitas metode Lavene test

C. Uji non parametrik Kruskall wallis

D. Uji non parametrik man whitney


Basis dan F1 siklus 0
130

Basis dan F2 siklus 0

Basis dan F3 siklus 0


131

Basis dan F1 siklus 1

Basis F2 siklus 1

Basis dan F3 siklus 1

Basis dan F1 siklus 2


132

Basis dan F2 siklus 2

Basis dan F3 siklus 2

Basis dan F1 siklus 3

Basis dan F2 siklus 3


133

Basis dan F3 siklus 3

Basis dan F1 siklus 4

Basis dan F2 siklus 4


134

Basis dan F3 siklus 4

Basis dan F1 siklus 5

Basis dan F2 siklus 5


135

Basis dan F3 siklus 5

Basis dan F1 siklus 6


136

Basis dan F2 siklus 6

Basis dan F3 siklus 6

E. pH
137

A. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

B. Uji lavene test

C. Uji non parametrik kruskall wallis

D. Uji non parametrik mann whitney


Basis dan F1 siklus 0

Basis dan F2 siklus 0


138

Basis dan F3 siklus 0

Basis dan F1 siklus 1

Basis dan F2 siklus 1


139

Basis dan F3 siklus 1

Basis dan F1 siklus 2

Basis dan F2 siklus 2

Basis dan F3 siklus 2

Basis dan F1 siklus 3


140

Basis dan F2 siklus 3

Basis dan F3 siklus 3

Basis dan F1 siklus 4


141

Basis dan F2 siklus 4

Basis dan F3 siklus 4

Basis dan F1 siklus 5

Basis dan F2 siklus 5


142

Basis dan F3 siklus 5

Basis dan F1 siklus 6

Basis dan F2 siklus 6


143

Basis dan F3 siklus 6

Viskositas
A. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov

B. Uji homogenitas lavene test

C. Uji non parametrik Kruskal wallis


144

D. Uji non parametrik mann whitney


Basis dan F1 siklus 0

Basis dan F2 siklus 0

Basis dan F3 siklus 0

Basis dan F1 siklus 6


145

Basis dan F2 siklus 6

Basis dan F3 siklus 6

Waktu kering
A. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov

B. Uji homogenitas lavene test

C. Uji parametrik anova


39

Anda mungkin juga menyukai