Anda di halaman 1dari 111

PENGARUH KOMBINASI NA CMC, HPMC, DAN GELATIN

SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK


MASKER GEL KOMBINASI EKSTRAK
TOMAT (Solanum lycopersicum L)
DAN PEPAYA (Carica papaya L)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
MUTHIA AYU LESTARI
16080173

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019
PENGARUH KOMBINASI NA CMC, HPMC, DAN GELATIN
SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK
MASKER GEL KOMBINASI EKSTRAK
TOMAT (Solanum lycopersicum L)
DAN PEPAYA (Carica papaya L)

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Derajat
Ahli Madya

Oleh :
MUTHIA AYU LESTARI
16080173

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019

ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

* Mendalami ilmu farmasi itu tidak mudah seperti membalikan telapak tangan

* Jangan pernah takut untuk melangkah karena kesuksesan selalau menantimu di


depan sana

* Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi tidak pernah berada diatas kepala
kita sendiri tetapi selalu berada diatas kepala orang lain

* Tiada doa yang lebih indah selain doa agar karya tulis ilmiah ini cepat selesai

* Ceroboh dan tidak bisa menahan emosi adalah sikap yang bisa berakibat fatal

* Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan

* Pengetahuan adalah kekuatan jika kamu tidak mencari kamu tidak akan pernah
tau

* Hidup bukan hanya teori tetapi perjuangan yang tak pernah henti

* Ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tak pernah berbuah

* Saya datang saya bimbingan saya ujian saya revisi dan revisi dan ahirnya saya
wisuda.

vii
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini disamping untuk diri sendiri, penulis ingin mempersembahkan
kepada :

• Kedua orang tuaku tercinta khususnya ibuku yang sangat berjasa ketulusanya

kebaikanya membimbing aku memotivasi untuk tetap berjuang dalam

keadaan apapun dan juga untuk ayahku yang sudah mencintaiku

mengasihiku membiayaiku sampai jadi seorang sarjana doa beliaulah yang

membuat saya melangkah menuntut ilmu dengan baik.

• Untuk ade dan saudara sauadraku yang telah mendorong aku dan kasih

sayang tiada hentinya

• Untuk teman yang ikut serta membantuku dalam karya tulis ilmiah ini dan

teman teman seperjuanganku di kampus. Mari kita lanjutkan perjuangan kita

di luar sana jaga nama baik almamater kita, saat yang aku rindukan saat

berkumpul dengan kalian di kelas

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga dapat menyeselaikan penelitian dalam bentuk karya tulis
ilmiah dengan judul “PENGARUH KOMBINASI NA CMC,HPMC,DAN
GELATIN SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK
MASKER GEL KOMBINASI EKSTRAK TOMAT (Solanum lycopersicum
L) DAN PEPAYA (Carica papaya L) tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini
disusun untuk melengkapi salah satu untuk memperoleh gelar ahli madya farmasi
pada program studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal

Disadari ataupun tidak, dalam menyeselesaikan karya tulis ilmiah ini


penulis memperoleh banyak motivasi, dorongan dukungan dan ilmu yang sangat
berarti dan membantu penulis menyeselesaikan karya tulis ilmiah ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada

1. Ir.MC.Chambali, Beng.EE,M.kom selaku direktur Politeknik Harapan

Bersama Tegal

2. Heru Nurcahyo, S.Farm. M Sc., Apt selaku Ka prodi D-III Farmasi

politeknik harapan bersama tegal dan selaku pembimbing I yang telah

membantu terselesaikanya Karya tulis ilmiah ini

3. Akmad Aniq Berlian,S.Farm,M.Hkes selaku pembimbing II yang telah

membantu terselesaikanya Karya tulis ilmiah ini

4. Staf karyawan Politeknik Harapan Bersama Tegal yang telah membantu

selama penelitian dan penyusunan Karya tulis ilmiah ini

5. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan

moral maupun material serta doa dan semangat sehingga karya tulis ilmiah

ini dapat terselesaikan

ix
x
INTISARI

Lestari, Ayu, Muthia,. Nurcahyo, Heru, S.Farm.MSC.,Apt. Barlian, Aniq,


Akmad S.Farm.M.Hkes. 2018. PENGARUH KOMBINASI NA CMC HPMC
GELATIN GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK MASKER GEL
KOMBINASI EKSTRAK TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM L)
EKSTRAK PEPAYA (CARICA PAPAYA L).

Gelling agent adalah bahan tambahan yang digunakan untuk mengentalkan dan
menstabilkan berbagai macam sediaan obat dan kosmetik. Tomat dan papaya
salah satu buah yang digemari orang karena rasanya enak dan dapat digunakan
untuk masker wajah yang dapat menghaluskan kulit. Tujuan penelitian ini Untuk
mengetahui formula yang baik yang berpengaruh kombinasi Na CMC, HPMC
Dan Gelatin Sebagai gelling agent terhadap sifat fisik masker gel dari kombinasi
Ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L) Dan Ekstrak pepaya (Carica papaya L)
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
refluks dengan pelarut etanol 95%. Kaerena menggunakan metode Refluks Bisa
menarik senyawa yang bersifat tahan terhadap Panas seperti flavonoid dengan
Suhu 63-65o C Mengunakan Pelarut etanol 96% Karena bersifat Universal
Hasil penelitian Menunjukan berdasarkan uji organoleptis untuk formula 1
untuk formula 1 dengan bentuk kental, formula II kental dan formula III agak
kental Uji ukuran pH Pada formula 1 dan II menunjukan pH 6 dan formula III
menujukan 5. Uji daya sebar 50 gram dengan rata rata untuk formula I 5,60
Formula II 5,20 dan Formula III 6,16, dan beban 100 gram menghasilkan Formula
I 5,83 formula II 5,43 dan formula III 6,46. Uji daya lekat menghasilkan rata rata
formula I 03,36 formula II 03.74 dan formula III 04.60. Uji daya proteksi
menghasilkan formula 1 menghasilkan 15.41 formula II 17.13 dan formula III
menghasilkan 20,02. Uji pengeringan mengasilkan Formula I 16,3 Formula II 16
dan formula III 10,33.
Kata Kunci :gelling agent, Tomat (Solanum lycopersicum L) dan papaya
(Carica papaya L) ,masker gel, dan sifat fisik

xi
ABSTRACT

Lestari, Ayu, Muthia ,. Nurcahyo, Heru, S.Farm.MSC., Apt. Barlian, Aniq,


Akmad S.Farm.M.Hkes. 2019. The influence of Na CMC HPMC Gelatin
Gelling agent Combination Toward Physical Properties of Gel Mask from
Combination of Tomato ( Solanum lycopersicum L) and Papaya ( Carica
papaya L ) Extrated.

Gelling agent is an additional material used to thicken and stabilize


various types of medicinal and cosmetic preparations. Tomatoes and papaya are
favorite among people because they taste good and can be used for facial masks
that can soften the skin. The purpose of this study was to find out a good formula
that influences the combination of Na CMC, HPMC and Gelatin as a gelling
agent for the physical properties of gel mask from combination of tomato extract
(Solanum lycopersicum L) and papaya extract (Carica papaya L)

The extraction method used in this study was the reflux method with
95% ethanol solvent. Because using the Reflux method can attract heat-resistant
compounds such as flavonoids with a temperature of 63-65o C using 96% ethanol
solvents because they are universal

The results showed based on organoleptic test for formula 1 for formula
1 with thick form, thick formula II and slightly thick formula III pH size test In
formulas 1 and II showed pH 6 and formula III showed 5. Test for 50 grams of
spreading with average for formula I 5.60 Formula II 5.20 and Formula III 6.16,
and the load of 100 grams produces Formula I 5.83 formula II 5.43 and formula
III 6.46. Sticky power test produces the average formula I 03.36 formula II 03.74
and formula III 04.60. The protection power test produces formula 1 produces
15.41 formula II 17.13 and formula III produces 20.02. The drying test produces
Formula I 16.3 Formula II 16 and formula III 10.33.

Keywords: gelling agent, Tomato (Solanum lycopersicum L) and papaya


(Carica papaya L), gel mask, and physical properties

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. ii
INTISARI................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Batasan Masalah.......................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... 4
1.6 Keaslian Penelitian...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS............................. 7
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7
2.1.1 Tomat .......................................................................... 7
2.1.2 Pepaya ......................................................................... 10
2.1.3 Ekstraksi...................................................................... 12
2.1.4 Refluk........................................................................ 18
2.1.5 Antioksidan ................................................................. 19
2.1.6 Masker ........................................................................ 20
2.1.7 Gel............................................................................... 24
2.1.8 Gelling agent ............................................................... 26
2.1.9 Formula umum masker gel ......................................... 31
2.1.10 Urain Bahan ............................................................... 32
2.1.11 Pengujian masker…………………………………. ... 33
2.2 Hipotesis..................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 36
3.1 Objek Penelitian.......................................................................... 36
3.2 Sampel dan Teknik Sampling..................................................... 37
3.3 Variabel Penelitian...................................................................... 37
3.3.1 Variabel Bebas............................................................ 37
3.3.2 Variabel Terikat .......................................................... 37
3.3.3 Variabel Terkontrol .................................................... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 37
3.4.1 Cara Pengumpulan Data............................................. 37
3.4.2 Alat dan Bahan............................................................ 38
3.4.3 Cara Kerja ................................................................... 39
4. Analisa Data ................................................................................. 48
BAB 1V HASIL PENELEITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji makrokopis ............................................................. 49
4.2 Uji bebas etanol ............................................................. 51
4.3 Uji identifikasi flavanoid .............................................. 52

xiii
4.4 Evaluasi sediaan ............................................................ 53
4.4.1 Uji organoleptis .......................................................... 54
4.4.2 Uji pH......................................................................... 56
4.4.3 Uji Homogenitas ........................................................ 57
4.4.4 Uji daya sebar ............................................................ 58
4.4.5 Uji daya lekat ............................................................. 60
4.4.6 Uji ptoteksi ................................................................ 62
4.4.7 Uji daya pengeringan ................................................. 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................... 66
5.2 Saran .............................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 67

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian penelitian ..................................................... 6


Tabel 3.1 Formula pembuatan Masker gel.................................. 30
Tabel 4.1 Uji makroskopis .......................................................... 50
Tabel 4.2 Uji bebas etanol........................................................... 52
Tabel 4.3 Uji kandungan flavonoid ............................................. 53
Tabel 4.4 Uji organoleptis ........................................................... 55
Tabel 4.5 Uji pH .......................................................................... 56
Tabel 4.6 Uji daya sebar.............................................................. 58
Tabel 4.7 Uji daya lekat .............................................................. 61
Tabel 4.8 Uji daya proteksi ......................................................... 62
Tabel 4.9 Uji pengeringan ........................................................... 66

xv
DAFTAR GAMBAR HALAMAN
Gambar 2.1 Tomat......................................................................................... 7
Gambar 2.2 Pepaya ........................................................................................ 10
Gambar 3.1 Skema pembuatan ekstrak ......................................................... 40
Gambar 3.2 Skema Uji bebas etanol ............................................................. 40
Gambar 3.3 Skema Pembuatan Formula ....................................................... 42
Gambar 3.4 Skema Uji organoleptis.............................................................. 42
Gambar 3.5 Skema Uji homogenitas ............................................................. 43
Gambar 3.6 Skema Uji pH ............................................................................ 44
Gambar 3.7 Skema Uji daya sebar ................................................................ 45
Gambar 3.8 Skema Uji daya lekat ................................................................. 46
Gambar 3.9 Skema Uji daya proteksi ............................................................ 47
Gambar 3.10 Skema Uji daya pengeringan ................................................... 4

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan ekstrak ................................................. 72


Lampiran 2 Formula masker gel ................................................. 74
Lampiran 3 Pembuatan ekstrak ................................................... 83
Lampiran 4 Proses pembuatan masker gel .................................. 85

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemeliharaan kulit wajah memerlukan perhatian yang khusus karena

kulit wajah merupakan organ yang sensitif terhadap salah satu perlakuan dan

rangsangan. salah satu masalah saat ini yang berkaitan dengan kulit wajah

yaitu penuan dini. Perawatan kulit wajah merupakan salah satu penekan utama

untuk mendapatkan kulit yang cantik, sehat dan segar, perawatan kulit wajah

adalah mempertahankan kesehatan dan kecantikan kulit seseorang. (Septiari,

2014).

Masker merupakan sediaan topikal yang digunakan pada wajah untuk

mendapatkan efek mengencangkan dan membersihkan dari kotoran yang

menempel biasanya masker digunakan pada wajah dan leher dengan cara

mengoleskan dengan kuas, dibiarkan sampai mengering sehingga masker

mengeras dan terasa keras di kulit setelah dibiarkan beberapa saat masker di

angkat atau dilepas (Syarifah dkk , 2015).

Saat ini semakin banyak beredar kosmetik di pasaran seperti masker

wajah peel-off sedangkan Masker wajah bentuk peel-off jarang di jumpai di

masyarakat tetapi Data yang di dapat 50% Masyarakat menggunakan

Kosmetik Masker Wajah peel-off Memberikan hasil yang nyaman dan mudah

digunakan ketahananya (Ardhie, 2011).

1
2

Masker wajah peel-off yang di aplikasikanya dengan mengoleskan

Masker kewajah dan Menunggu sampai mengering. Masker wajah yang

sebagian besar mengandung bahan sintesis dan kimia. Masker Wajah yang

disebutkan, terdapat juga sediaan dalam bentuk gel. Sediaan dalam bentuk gel

lebih banyak digunakan karena memberikan rasa dingin di kulit mudah

mengering membentuk lapisan film yang mudah saat Kering mudah di kelupas

Pembuatan kosmetik bahan alam merupakan kosmetik dimana sebagian bahan

baku yang digunakan yaitu pada bahan alam (Sulastri, 2017).

Salah satu bahan alam yang digunakan dalam masker gel yang dibuat

yaitu tomat pada penelitian terdahulu tomat mengandung antioksidan yaitu

likopen yang dapat meningkatkan kelembaban kulit, Selain itu bahan alam

yang digunakan yaitu papaya juga memiliki kandungan antioksidan yaitu

flavanoid untuk mencerahkan wajah dan merawat kulit wajah menjadi bersih.

(Mila dkk, 2017).

Sediaan masker gel yang akan dibuat mengunakan komponen gelling

agent mempengaruhi sifat fisik maker gel. Gelling agent yaitu adalah bahan

tambahan yang digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai

macam sediaan obat dan kosmetik. Beberapa bahan penstabil dan pengental

juga termasuk dalam pembentuk gel biasanya merupakan bahan berbasis

polisakarida salah satu gelling agent yang dapat digunakan antara lain

derivate selulosa yaitu Na CMC dan HPMC, kemudian Gelatin yang

berbentuk protein yang digunakan karena ingin menghasilkan sediaan masker


3

gel. Dilihat dari khasiat Tomat dan Pepaya diatas penulis tertarik untuk

membuat sediaan masker wajah dalam bentuk gel.

Dengan ini penulis melakukan penelitian menegenai “PENGARUH

KOMBINASI Na CMC, HPMC, DAN GELATIN SEBAGAI GELLING

AGENT KOMBINASI EKSTRAK TOMAT (Solanum lycopersicum L)

DAN EKSTRAK PEPAYA (Carica papaya L) ”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh Kombinasi Na CMC, HPMC, dan Gelatin sebagai

gelling agent terhadap sifat fisik masker gel kombinasi dari Ekstrak

tomat (Solanum lycopersicum L) dan Ekstrak pepaya (Carica papaya L)

2. Kombinasi Na CMC, HPMC, dan Gelatin manakah yang paling

berpengaruh sebagai gelling agent terhadap sifat fisik masker gel

kombinasi Ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L) dan Ekstrak pepaya

(Carica papaya L).

1.3 Batasan Masalah

1. Buah tomat (Solanum lycopersicum L) dan Buah pepaya (Carica papaya

L) yang di gunakan Berasal dari Pasar Kecamatan Wanasari Kabupaten

Brebes.

2. Gelling agent yang digunakan untuk pembuatan masker gel adalah Na

CMC, HPMC, dan Gelatin.

3. Pembuatan masker gel yang di buat dari Kombinasi Ekstrak tomat

(Solanum lycopersicum L) dan Ekstrak pepaya (Carica papaya L).


4

4. Pengujian masker gel yang di lakukan dalam penelitian ini adalah uji

organoleptis, Uji homogenitas, pengukuran pH, Uji daya sebar, Uji daya

lekat, Uji proteksi, dan Uji pengeringan.

5. Sampel Tomat (Solanum lycopersicum L) dan Pepaya (Carica papaya

L). yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode Refluk.

1.4 Tujuan penelitian

1. Untuk menegetahui pengaruh kombinasi Na CMC, HPMC, DAN Gelatin

Sebagai gelling agent terhadap sifat fisik masker gel dari kombinasi

Ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L) Dan Ekstrak pepaya (Carica

papaya L).

2. Untuk mengetahui Kombinasi manakah yang berpengaruh baik sebagai

Gelling agent terhadap sifat fisik masker gel dari kombinasi Ekstrak

tomat (Solanum lycopersicum L) dan pepaya (Carica papaya L).

1.5 Manfaat penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca mengenai

buah tomat ( Solanum lycopersicum L) dan buah pepaya (Carica papaya

L).

2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang masker gel kombinasi

Ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L) pepaya (Carica papaya L).

3. Memberikan informasi tentang Kombinasi Na CMC, HPMC,Gelatin

yang paling efektif untuk sedian masker gel terhadap Uji sifat fisik.
5

4. Dapat meningkatkan manfaat sumber daya alam indonesia khususnya

buah tomat (Solanum lycopersicum L) dan buah pepaya (Carica papaya

L).
6

1.6 Keaslian penelitian

(Umrotun
Jurnal Agustina
No Pembeda azizah 2015) (Muthia,2018)
wulandari)
1. Judul Pengaruh Pengaruh Variasi Pengaruh
penelitian kosentrasi Na kosentrasi kombinasi Na
CMC sebagai surfaktan CMC,HPMC,Gela
gelling agent cocoamydopropyl tin sebagai gelling
terhadap sifat betaine terhadap agent terhadap
fisik Masker gel uji sifat fisik sabun sifat fisik masker
perasan Tomat mandi cair ekstrak gel kombinasi
(Solanum Buah pepaya ektrak Tomat
lycopersicum L) (Caripapaya L) (Solanum
lycopercsicum L)
Ekstrak pepaya
(Carica papaya L)
2. Sampel Perasan tomat Ekstrak Buah Ekstrak Tomat
(subjek) pepaya (Carica (Solanum
penelitian papaya L) lycopersicum L)
Ekstrak pepaya
(Carica papaya L)
3. Variabel Kosentrasi Na Kosentrasi Kombinasi Na
penelitian CMC surfaktan pada uji CMC, HPMC,
sifat fisik Gelatin.
4. Metode Perasan tomat Ekstrak buah Mengenai
penelitian (Solanum pepaya(maserasi) Pengaruh Na
lycopersicum L) CMC, HPMC,
Gelatin Ekstrak
Tomat dan Pepaya
(Refluks) uji sifat
fisik
5. Hasil Uji sifat fisik Dari hasil analisis Ada pengaruh
penelitian masske gel semua uji sifat kombinasi Na
Menunjukan fisik sabun cair CMC, HPMC,
bahwa Na diketahui adanya Dan Gelatin
CMC yang perbedaan atau terhadap sifat
digunakan adanya pengaruh fisik masker gel
dapat antara variasi kombinasi
mempengaruhi kosentrasi dengan Ekstrak Tomat
sifat fisik uji sifat fisik (Solanm
masker gel lycopersicum L)
perasan tomat dan ekstrak
(Solanum Pepaya (Carica
lycopersicum) papaya L ).
7

dapat
menghasilkan
formula yang
berbeda

6. Aspek lain Dibuat sediaan Dibuat sediaan Dibuat sediaan


masker gel sabun cair masker gel untuk
wajah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tanaman Buah Tomat

1. Klasifikasi Tanaman

Gambar 2.1 Tomat

Sumber (Dokumentasi Pribadi).

Kingdom : Plantea

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanum

Spesies : Solanum lycopersicum L

(Prahasta, 2000).

2. Deskripsi Tanaman

Tomat adalah salah satu jenis sayuran yang banyak di

gemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam. Tomat

8
9

termasuk tanaman secara umum, tomat memiliki kandungan gizi

dan vitamin, diantaranya kalori, protein ,lemak, karbohidrat,

vitamin A, vitamin C dan sedikit vitamin B. Tomat termasuk

tanaman setahun yang berbentuk perdu, tinggi batangya sekitar 1

meter. Akarnya berupa akar tunggang dengan susunan akar

serabut, bercabang banyak, berbentuk bulat sampai agak persegi

dengan posisi tegak, dan berbatang lemah serta basah. Batang

berwarna hijau, atau ungu dengan ruas berwarna hijau atau ungu,

bergantung variesnya (Prahasta, 2000).

Daun tomat berbentuk segita menjari dengan ujung

meruncing tanpa daun penumpu. Warna daun hijau kelam sampai

keunguan. Bunga sempurna, Berdiri tunggal, atau berkelompok

pada ketiak daun, berwarna kuning, putih, dan ungu (Prahasta,

2000).

Buah tomat berwarna hijau waktu muda dan kuning atau

merah setelah tua. Berbiji kecil, banyak, berbentuk bulat pipih

berwarna putih atau krem, dan Kulit biji berbulu. Letak buah

tomat besar adalah bergantung, sedangkan tomat kecil agak

tegak.Warna tomat muda adalah hijau, putih kekuningan dan

ungu, bergantung pada varietasnya. Buah tomat yang telah

matang bisa berwarna kuning atau merah dengan aroma yang

berbeda sesuai dengan varietasnya. Proses penuaan pada buah

yang baru mekar berlangsung anatara 50 – 60 hari. Tanaman


10

tomat mulai berbunga pada umur 60-75 hari setelah biji di

semaikan (Prahasta, 2000).

3. Nama lain

Nama daerah : Terong kaluwat, reteng, cung asem

(Sumatra) kemir, leunca komir (sunda), ranti bali, ranti gendel,

ranti kenong, rante, ranti raja, terong sabrang, tomat (jawa),

kamantes, samate, samatet, samante, temantes, komantes, antes,

tamati, tomate (sulawesi).

Nama asing : fan gie, Xi hong shi (cina), Pomme D’amour,

Tomate (perancis) love apple, Tomato (inggris), Kaliurang

(Sleman), Zamrud (Malaysia), opal (Filipina), Mira (Malang),

(Nurazizah, 2015).

4. Manfaat

Buah tomat untuk pemakain luar seperti kulit terbakar sinar

matahari, jerawat, Membersihkan kulit wajah kusam wajah

berminyak, mengecilkan pori pori, mencegah penuan pada kulit,

menghaluskan kulit, melawan keruskan sel, pemutih alami,

membersihkan komedo, Noda gelap di wajah (Prahasta, 2000).

5. Kandungan gizi Tanaman

Buah mengandung alkaloid salonin (0,007 %), saponin,

asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk rutin),

protein, lemak, gula (glikosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin,


11

mineral ( Ca, mg, p, k, Na, Fe, sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2,

B6, C, E, likopen, niasin), dan histamin (Febriansah dkk, 2014).

2.1.2 Tanaman pepaya

1. Klasifikasi tanaman pepaya

Gambar 2.2 Pepaya

Sumber (Dokumentasi pribadi).

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas: : Dicotyledonae

Ordo : Caricales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

(Ningsih, 2011).

2. Deskripsi tanaman

Tanaman pepaya termasuk jenis tropis basah

pertumbuhanya tergolong cepat karena antara 10-12 bulan setelah

tanam buahnya sudah dapat di panen. Perilaku tumbuh dan


12

morfologi tanaman menunjukan kebutuhan tersebut artinya

bentuk letak dan sifat berbagai organ tumbuhnya beserta sifat

tumbuhnya yang cepat itu menampakan keselarasan utuh dengan

iklim tropis basah tidak heran bila tanaman ini tergolong sangat

peka terhadap iklim kritis khususnya terhadap suhu dan

kelembaban akibatnya muncul bentuk antara pada bunga

sempurna bunga jantan dan bunga betina. Bahkan dapat juga

muncul bentuk bentuk drastik putik yang steril atau benang sari

yang karpeloid, selain iklim pemilihan lokasi dan lahan

pertumbuhan yang cepat itu menampakan keselarasan utuh

dengan iklim tropis basah tidak heran bila tanaman ini tergolong

sangat peka (Ningsih, 2011).

3. Nama lain

Nama lokal : papaw (inggris), Pepaya (indonesia), Gedang

(sunda), betik, kates, telo gantung (jawa) (Haryanto, 2010).

4. Manfaat

Pepaya bermanfaat untuk kecantikan untuk pembersih

kulit muka, melarutkan sel –sel mati yang melekat pada kulit,

menghilangkan noda dan fleks wajah, menghaluskan wajah, kulit

terjaga kelembutanya, mengatasi jerawat, kulit agar terlihat awet

muda, (Ningsih, 2011).

2.1.3 Ekstraksi

1. Pengertian Ekstraksi
13

Merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa kimia dari

suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Pada

proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan segar

atau yang telah dikeringkan terlebih dahulu tergantung pada sifat

tumbuhan dan senyawa yang akan di isolasi. Beberapa metode

ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi dua cara

yaitu cara panas dan cara dingin (Rahmi, 2016).

Ekstrak cara dingin :

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan

menggunkan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan (Kamar) Dalam masersi

untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau kasar dari tumbuhan

obat yang kontak dengan pelarut di simpan dalam wadah

tertutup untuk periode tertentu dengan pengadukan yang sering

sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling cocok

digunakan untuk senyawa yang termolabil (Rahmi, 2016).

b. Perkolasi

Adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruang.

Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap

maserasi antara, tahapan pengembangan bahan, tahap perkolasi

sebenarnya terus sampai diperoleh ekstrak (Perkolat) yang

jumlahnya 105 kali bahan (Rahmi, 2016).


14

Ekstrak cara panas:

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur

titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut

terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama

samapi 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi

sempurna (Rahmi, 2016).

Definisi ekstrak menurut (Marjoni, 2016)

a. Ekstraksi

Merupakan suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh

tumbuhan, hewan dan lain lain menggunakan pelarut tertentu.

Proses ekstraksi pada dasarnya adalah proses perpindahan

massa dari komponen zat padat yang terdapat pada simplisia

kedalam pelarut organik yang digunakan. Pelarut oraganik

akan menembus dingding sel dan selanjutnya akan masuk

kedalam rongga sel tumbuhan yang mengandung zat aktif. Zat

aktif akan terlarut dalam pelarut organik pada bagian luar sel

untuk selanjutnya berdisfusi masuk kedalam pelarut. proses ini

terus berulang terus berulang sampai terjadi keseimbangan

kosentrasi zat aktif anatara didalam sel dengan kosentrasi zat

aktif di luar sel. ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai

metode dan cara yang sesuai dengan sifat.


15

2. Tujuan Ekstraksi

Tujuan ekstraksi itu sendiri sampel yang akan di ekstraksi

dapat berbentuk sampel segar ataupun sampel yang dikeringkan.

Sampel yang umum di gunakan adalah sampel segar karena

penetrasi pelarut akan berlangsung lebih cepat. Selain itu

penggunaan sampel segar dapat mengurangi kemungkinan

terbentuknya polimer resin atau artefak lain yang dapat terbentuk

selama proses pengeringan. penggunaan sampel kering juga

memiliki kelebihan yaitu dapat mengurangi kadar air yang terdapat

disampel sehingga dapat mencegah kemungkinan rusaknya

senyawa akibat aktivitas mikroba.

Jenis jenis ekstraksi (Marjoni, 2016).

a. Berdasarkan kandungan senyawa aktif:

1) Standadised extract

Merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara

menambahakan zat aktif yang aktifitas terapeutiknya telah

diketahui untuk mencapai komposisi yang dipersyaratan.

Selain itu standardised ektract juga dapat diperoleh dengan

cara menambahkan bahan tambahan atau mencampur

antara ekstrak yang mengandung senyawa aktif nya dapat

memenuhi persyratan baku yang telah di tetapkan.

2) Quantified ektract

Merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara

mengatur kadar senyawa yang telah diketahui aktifitas


16

farmakologinya agar memiliki khasiat yang sama.

Quantified ektract memiliki kandungan zat aktif yang

mempunyai aktifitas yang sudah diketahui, tetapi senyawa

yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut tidak

diketahui. Pengaturan kadar senyawa di peroleh dengan

cara mencampur 2 jenis ekstrak yang memiliki spesifikasi

sama dalam jumlah konstan.

b. Berdasarkan bentuk substansi dalam campuran

1) Ekstraksi padat cair

Proses ekstraksi padat cair ini merupakan proses

ekstraksi yang paling banyak di gunakan dalam

mengisolasi suatu substansi yang terkandung didalam

suatu bahan alam. Proses ini melibatkan substan yang

berbentuk padat di dalam campuranya dan memerlukan

kontak yang sangat lama antara pelarut dan zat padat.

2) Ekstraksi bentuk cair cair

Ekstraksi ini di lakukan apabila substansi yang akan

di ekstraksi berbentuk cairan di dalam campuranya

a. Berdasarkan kandungan ekstrak

1. Ekstrak alami

Adalah ekstrak murni yang mengandung bahan

obat herbal alami kering, berminyak, tidak mengandung

sol-vent dan eksipen.


17

2. Ekstrak non alami

Sediaan ekstrak herbal yang tidak mengandung

bahan alami, Ekstrak non alami dapat berebentuk ekstrak

kering (Campuran gliserin, propilenglikol); ektraca kering

(maltodekstrin, laktosa) : Ekstrak cair,tinctura; sediaan

cair non alkohol (gliserin,air); dan maserat berminyak

2.1.4 Refluk

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi

berkesinambungan bahan yang akan diekstraksi direndam dengan

cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat

pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari

akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak

dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut. Ekstraksi

ini biasnya di lakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam

(Depkes RI, 1979).

Cara melakukan refluks adalah pertama cairan yang akan

direfluks kedalam labu alas bulat. Setelah itu pendingin. Sedangkan

dibawah diletakan mantel pemanas. Setelah itu pendingin air dialirkan

secara kontinu sambil mantel pemanas di hidupkan. Refluk dilakukan

selama waktu yang yang dikehendaki tergantung reaksi yang di

inginkan (Khamidal, 2009).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi

diantaranya jumlah pelarut dan waktu ekstraksi. Jumlah pelarut


18

menjadi faktor kritis dalam ekstraksi karena pada prinsipnya volume

pelarut harus mencukupi untuk melarutkan senyawa yang akan di

ekstraksi (Laksmiani dkk, 2001).

Prinsip refluk adalah penarikan koponen kimia yang dilakukan

dengan cara sampel dimasukan kedalam alas bulat bersama sama

dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari

terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul cairan penyari

yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari

kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya

berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,

penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat

yang diperoleh di kumpulkan dengan dipekatkan (Harbone, 1987).

2.1.5 Antioksidan

Merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa

ini mememiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi

berkembangya reaksi okisdasi dengan cara mencegah terbentuknya

radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa dapat menghambat

reaksi oksidasi dan molekul yang sangat relatif. akibanya, kerusakan

sel akan di hambat. Berkaitan dengan reaksi oksidasi didalam tubuh,

status antioksidan merupakan parameter penting untuk memantau

kesehatan seseorang. Tubuh manusia memiliki sistem antioksidan

untuk menngkal radikal bebas, yang secara kontinu dibentuk sendiri

oleh tubuh. Bila jumlah senyawa oksigen reaktif ini melebihi jumlah
19

oksidan dalam tubuh, kelebihanya akan menyarang komponen lipid,

protein, maupun DNA sehingga mengakibatkan kerusakan kerusakan

yang disebut stres oksidatif. Antioksidan dapat berupa enzim misalnya

superoksida, disemutase atau SOD, katalase, dan glutation, vitamin

misalnay vitamin E, C, A dan betakaroten dan senyawa lain misalnya

flavanoid, albumin, blirubin, serulospamin. Antioksidan ezimatis

merupakan sistem pertahankan utama terhadap kondisi setres.

Disamping antioksidan yang bersifat eziamtis, ada juga antioksidan

non-enzimatis yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisi.

Kedua kelompok antioksidan non-eziamtis ini disebut antioksidan

sekunder karena dapat diperoleh dari asupan bahan makanan, seperti

vitamin C, E, A dan Glutaion dan flavanoid juga termasuk dalam

kelompok ini. Senyawa senyawa ini telah banyak di laporkan peranya

sebagai antioksidan (Kanisius, 2007).

2.1.6 Masker

1. Pengertian masker

Masker wajah merupakan kosmetik yang digunakan pada

tahapan terakhir dalam tindakan perawatan kulit wajah. Ciri ciri

masker wajah yaitu dapat dioleskan pada kulit wajah,

menimbulkan rasa kencang pada kulit dan terdapat unsur zat yang

bermanfaat untuk kulit. Di pasaran terdapat banyak jenis jenis

masker yang ditawarkan, diantaranya masker bubuk masker krim

dan masker gel (Septiari, 2014).


20

Mekanisme kerja masker wajah adalah peningkatan suhu

kulit wajah sehingga peredaran darah pada kulit meningkat,

mempercepat pembunagan sisa metabolisme kulit, meningkatkan

kadar oksigen pada kulit maka por pori secara perlahan membuka

dan membantu penetresi zat aktif kedalam kulit. Sehingga kulit

muka terlihat menjadi lebih segar. Akibat terjadi peningkatan

suhu dan peredarahan darah yang menjadi lebih lancar maka

fungsi kelenjar kulit meningkat, kotoran dan sia sia metabolisme

dikeluarkan kepermukaan kulit kemudian diserap oleh lapisan

masker yang mengering. Cairan yang bersal dari keringat dan

sebagian cairan masker diserap oleh lapisan tanduk, meskipun

lapisan masker mengering tetapi lapisan tanduk tetap kenyal,

bahkan sifat ini menjadi lebih baik ketika lapisan masker

dilepaskan yaitu terlihat keriput pada kulit menjadi berkurang dan

kulit wajah tidak saja menjadi lebih halus tetapi juga menjadi

lebih kencang. setelah masker dilepaskan, bagian cairan yang

berasal dari keringat (Lavenia, 2017).

2. Jenis-jenis masker

Jenis-jenis masker yaitu

a. Tipe peel-off

Prinsip masker gel peel-off yaitu dengan

memanfaatkan filming agent yang melekat pada kulit

sehingga saat masker kering akan terebntuk lapisan film tipis,


21

Ketika dilepaskan sel sel kulit mati dan kotoran pada pori

pori akan ikut terlepas bersama dengan lapisan film tersebut

Bahan yang ginukan : Polivinil alcohol, CMC, dan

sebagainya, Masker jenis ini dapat dengan cepat

memversihkan pori pori, dan membersihkan komedo. Masker

ini juga dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan

kulit, bahkan dengan pemakaian teratur dapat mengurangi

kerutan halus pada kulit wajah (Lavenia, 2017).

b. Tipe was-off

Tipe mud pack, kegunaan utama tipe ini adalah

membersihkan dan melembabkan. Bahan yang digunakan

adalah kaolin, bentonine, lumpur alami, serbuk kacang

kacangan dan sebagainya. Keuntungan mengandung

surfaktan dan air sehingga mampu melunakan dan

membersihkan sebum kulit yang telah mengeras, Kerugian:

Dapat terkontaminasi bakteri dan sulit untuk dibersihkan.

c. Tipe krim

Merupakan tipe krim emulsi minyal dalam air,

kegunaan utamanya adalah untuk melembabkan kulit karena

kandungan minyak tumbuhan serta mampu melunakan sel

kulit mati dan komedo, keuntungan dapat digunakan pada

semua bagian kulit dan cocok digunakan untuk kulit keriput


22

d. Tipe shet

Umumnya menggunakan bahan non women yang

diresapi dengan losion keuntungan dari tipe shet yaitu

memberikan efek dingin, melembabkan, merevitalisasi,

memutihkan, sebagai anti angin dan nyaman digunakan serta

pemakainya praktis.

3. Bentuk bentuk

Bentuk bentuk masker berdasarkan bentuknya masker di

bagi menjadi :

a. Masker pasta (masker dengan viskositas tinggi)

Masker bentuk pasta mengandung presentase tinggi

dari suatu zat padat yang di gunakan yang terdispersi dalam

suatu cairan. Kosentrasi padatan sangat bervariasi tergantung

pada sifat padatan tersebut dan komposisi dari cairan,

kekentalan yang di inginkan pada ahir menentukan kosentrasi

dari padat (Lavenia, 2017).

b. Masker bentuk cair ( masker dengan viskositas rendah )

Masker bentuk cair mengandung sedikit zat, tetapi

dapat membersihkan dengan cukup baik karena mempunyai

sifat absorbsi yang tinggi (Lavenia, 2017).


23

2.1.7 Gel

Gel (gelenos) terkadang disebut jelly yang merupakan sistem

semi padat (massa lembek). Gel terdiri atas suspensi yang dibuat dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan

terpenestrasi oleh suatu cairan jika masa gel digolongkan sebagai

sistem dua fase. Dalam sistem dua fase, jadi ukuran partikel fase

terdispersi relatif besar, massa gel terkadang dinyatkan sebagai

magma (misalnya magma bentonit) yang bersifat tiksotropik, artinya

massa akan mengental jika diberikan dan akan mencair kembali jika

disalah satu jenis perawatan yang sering dimanfaatkan oleh para

wanita untuk mengatasi masalah wajah tapi belum banyak yang tahu

bahwa berbeda pula kegunaan dan fungsinya. Oleh karena itu masker

yang dipilih harus sesuai dengan jenis kulit wajah agar dapat solusi

yang tepat. Jika massanya banyak mengandung air, fel itu disebut jelly

(Syamsuni, 2005).

Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang

dibaut dari partikel anorganik yang kecil atau molekul anorganik yang

besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari

makromolekul sintetik misalnya karbomer atau dari gom alam

misalnya tragakan. (Depkes RI, 1979).

Gel merupakan setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi

yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul

organik besar terpenetresi oleh suatu cairan.


24

Bentuk gel mempunyai bebrapa keuntungan diantaranya tidak

lengket, gel mempunyai aliran tiksotropik dan pseudoplastik yaitu gel

berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair bila

dikocok, kosentrasi bahan pembentuk gel yang dibutuhkan hanya

sedikit untuk membentuk massa gel yang baik, viskositas gel tidak

mengalami perubahan yang berarti pada suhu penyimpanan

(Mujihardianti, 2016).

Sifat – Sifat gel yaitu dapat mengembang karena komponen

pembentuk gel dapat mengaborsi larutan yang menyebabkan

terjadinya pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara

matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. Sinersisi

yaitu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam masa gel.

Cairan yang terjerat akan keluar dan akan berada di atas permukaan

gel. Pada saat pembentukan gel terjadi tekanan yang elastik sehingga

terbentuk massa gel yang tegar, adanya perubahan pada ketegaran gel

akan mengakibatkan karakter antar matriks berubah. Sehingga

memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan, sinersis dapat

terjadi pada hidrogel maupun organogel. Bentuk struktur gel resisten

terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik

(Mujihardianti, 2016).

Formulasi gel membutuhkan senyawa gelling agent sebagai

bahan pembentuk gel. Gelling agent bermacam macam jenisnya

diantaranya adalah Na CMC, karbopol dan tragakan. Na CMC


25

merupakan basis golongan polimer semi sintetik, karbopol termasuk

basis golongan sintetik sedangkan tragakan termasuk basis gel

golongan gom alam (Mujihardianti , 2016).

Suatu basis atau pembawa diperlukan didalam pembuatan

sediaan gel, dimana basis tersebut akan mempengaruhi waktu kontak

dan kecepatan pelepasan zat aktif untuk untuk dapat memberikan efek

idelanya suatu basis gel harus dapat diaplikasikan dengan mudah,

tidak mengiritasi kulit dan nyaman saat digunakan serta dapat

melepaskan zat aktif yang terkandung di dalamnya

2.1.8 Gelling agent

Gelling agent adalah bahan tambahan yang digunakan untuk

mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam sediaan obat dan

sediaan kosmetik.

Gelling agent merupakan komponen polimer dengan bobot

molekul yang tinggi yang merupakan gabungan molekul dari lilitan-

lilitan dari molekul polimer yang akan memberikan sifat kental dan

gel yang diiginkan pemelihan gelling agent dalam sediaan farmasi dan

kosmetika harus inert, aman tidak bereaksi dengan komponen lain.

Gelling agent adalah bahan tambahan yang digunakan untuk

mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam sediaan obat, dan

sediaan kosmetik. Beberapa bahan penstabil dan pengental juga

termasuk dalam kelompok bahan pembentuk gel. Jenis jenis bahan

pembentuk gel biasanya merupakan bahan berbasis poliksakarida atau


26

protein. Contoh dari gelling agent antara lain Na CMC, Metil selulosa,

asam alginat, sodium alginat, kalium alginat, kalsium alginat, agar,

karagenan, locust bean gum, pektin dan gelatin (Raton, 1993).

Pemilihan gelling agent adalah dalam sediaan farmasi dan

kosmetik harus inert, aman, tidak beraksi dengan komponen lain.

Penambahan gelling agent dalam formula perlu dipertimbangkan yaitu

tahan selama penyimpanan dan tekanan tube selama pemakaian

topikal. Beberapa gel, terutama polisakarida alami peka terhadap

penurunan derajat mikrobial. Penambahan bahan pengawet perlu

untuk mencegah kontaminasi dan hilangnya karakter gel dalam

kaitanya dengan mikrobial (Fujiastuti dkk, 2015).

Idealnya pemilihan gelling agent dalam sediaan farmasi dan

kosmetik harus inert, aman, tidak beraksi dengan komponen lain.

Penambahan gelling agent dalam formula perlu dipertimbangkan yaitu

selama penyimpanan dan tekanan tube selama pemakaian topikal.

Beberapa gel terutama polisakarida alami peka terhadap penurunan

derajat mikrobial. Penambahan bahan pengawet perlu untuk mencegah

kontaminasi dan hilangnya karakter gel dalam kaitanya dengan

mikrobial (Wikan, 2016).

Basis gel dalam sediaan semi padat merupakan salah satu

komponen dan faktor yang sangat penting menentukan baik buruknya

sediaan. Basis dalam sediaan semi padat yang baik harus memiliki

sifat sifat
27

1. Tidak mengiritasi

2. Mudah dibersihkan

3. Tidak meningalkan bekas

4. Stabil

5. Dapat bercampur dalam banyak obat

6. Secara terapi netral

7. Memiliki daya sebar yang baik

Bahan tambahan pembuatan gel

Bahan pembentuk gelling agent dikelompokan sebagai berikut:

1. Protein, contoh kolagen dan gelatin

2. Polisakarida, contoh: agar, alginat, stratch, guar gum, pektin

3. Pilimer semisintetik, contoh :Metil selulosa, CMC, HPMC,

4. Polimer sintetik, contoh :Carbomer, Poloxamer, Polyacrilmade,

5. Bahan anorganik, contoh: Alumunium hidroksida, Bentonit

Berdasarkan bentuknya komposisinya gel dapat dibedakan

menjadi hidrofobik dan dasar gel hidrofilik.

1. Dasar gel hidrifobik

Dasar gel hidrofobik terdiri dari partikel partikel anorganik

apabila ditambahkan ke dalam fase pendispersi hanya ada sedikit

sekali interaksi antara kedua fase dalam fase pendispersi hanya

ada sedikit sekali anatara kedu fase tersebut. Berbeda dengan

bahan hidrofilik, Bahan hidrofilik tidak secara spontan menyebar

tetatpi harus di lakukan dengan prosedur tertentu


28

2. Dasar hidrofilik

Dasar hidrofilik umumnya adalah molekul molekul organik

yang benar dan dapat di larutkan atau disatukan dengan molekul

dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada air. Pada

umumnya karena daya tarik menarik dari bahan hidrofobik,

sistem koloid hidrofilik biasanya lebih muda untuk di buat dan

memiliki stabilitas yang besar

Dasar gel hidrofilik antara lain : Potratum, mineral oil , gel

polietilen, plastisbe, alumunium sterat, carboax.

Dasar gel hidrofilik anatara lain : Bentonit, vaegum, silika,

pektin, tragakan, metil selulosa, karbomer.

Contoh-contoh dari bahan pembentuk gel antara lain asam

alginat, sodium alginat, kalium alginat, kalsum alginat,agar

karagenan locust bean gem , pektin dan gelatin (Nur azizah,

2015)

Formula Umum dari masker gel

1. Gelling agent

adalah bahan tambahan yang digunakan untuk

mengentalkan dan menstabilkan berbagai macam obat dan

sediaan kosmetik. Contoh :Na CMC dan Mc (Nur azizah, 2015).


29

2. Pengawet

Merupakan zat tambahan untuk mencegah jamur dan bakteri

serta memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat

fisik dan kimia (Mona, 2013).

3. Humektan

Adalah material – material seperti gliserin, sarbitol

mempunyai tendensi berkaitan dengan air sehingga dapat

mencegah hilangya air dari wadah. Senyawa – Senyawa ini juga

dapat berfungsi untuk memudahkan aplikasi sediaan pada kulit,

melunakan atau melembutkan (Nur azizah, 2015).

4. Aquadest

Adalah air hasil destilasi atau penyulingan sama dengan air

murni hampir tidak mengandung air (Depkes RI, 1979).

2.1.9 Uraian Bahan

1. Na CMC

Na CMC Adalah garam natrium polikarboksimetil eter

selulosa Mengandung tidak kurang dari 6.5% dan tidak kurang

dari 9,5% Na, dihitung terhadap zat yang telah di keringkan.

Pemerian Na CMC berbentuk serbuk atau butiran putih atau

putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau.

Kelarutan mudah terdespersi dalam air membentuk larutan

koloidal, tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut

organik (Depkes RI, 1979).


30

2. HPMC

HPMC Adalah suatu propilengikol eter dari metil selulosa

yang mengandung bagian O-metil dan O-(2-hidroksipropil)

selulosa. HPMC secara luas digunakan sebagai suatu ekspient

didalam suatu formulasi pada sediaan topikal dan oral. Sifat

merekat dari HPMC cenderung menjadi lebih kental dan merekat,

Peningkatan kosentrasi juga menghasilkan sediaan yang lebih

kental. HPMC yaitu dapat larut dalam air dingin membentuk satu

larutan koloid yang merekat, pada kenyataanya tidak dapat larut

dalam campuran etanol dan dichloromethane, campuran methanol

dan campuran dari alkohol dan air (Rowe dkk, 2009).

3. Gelatin

Gelatin adalah suatu zat yang dapat diperoleh dari hidrolisa

parisal kologen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan.

Gelatin yang berasal dari prekursor yang di samakan dikenal

sebagai tipe A dan yang berasal dari prekursor yang dibasahkan di

kenal sebagai tipe B. Pemerian lembaran, kepingan atau potongan

atau serbuk kasar sampai halus, kuning lemah atau coklat terang,

warna variasi tergantung ukuran partikel, kelarutan larut dalam air

panas, dalam asam asetat 6 N dan dalam campuran panas gliserin

dan air (Depkes RI, 1995).


31

4. Gliserin

Pemerian cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan

beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk

masa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu

mencapai lebih kurang 20. Kelarutan dapat campur dengan air

dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam klorofrom P,

dalam eter P dan dalam minyak lemak Penggunaan gliserin

sebagai humektan (Depkes RI, 1979).

5. Nipagin

Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau,

tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa

tebal. Kelarutan larut dalam 500 bagian air dalam 20 bagian air

mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian

aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali

hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40

Bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap

jernih. Fungsinya sebagai pengawet (Depkes RI, 1979).

6. Nipasol

Nipasol mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih

dari 101,0 %. Pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak

berasa. Kelarutan sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3.6

bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140


32

bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut

dalam larutan alkali hidroksida. Fungsinya sebagai pengawet

(Depkes RI, 1979).

2.1.10 Pengujian masker

Pada sediaan masker yang dibuat akan di uji sifat fisiknya yaitu

1. Uji organoleptis

Uji organoleptis meliputi pengamatan perubahan bentuk,

warna, bau, dan rasa dikulit pada masker gel yang dibuat. Masker

gel berbentuk kental (Mappa dkk, 2013).

2. Uji daya menyebar

Uji daya menyebar untuk mengetahui kualitas masker gel

yang dapat menyebar pada kulit, jika daya sebar semakin besar

maka efek terapinya akan semakin cepat. Sediaan masker gel yang

nyaman digunakan memiliki daya sebar 5-7 cm (Wijayanti dkk,

2011).

3. Uji daya melekat

Uji daya melekat dilakukan untuk mengetahui daya lekat

masker gel terhadap kulit. Uji daya lekat penting untuk

mengevaluasi masker gel dapat menempel pada kulit sehingga efek

terapinya diharapkan bisa tercapai. Daya lekat dari sediaan semi

padat adalah tidak kurang dari 4 detik (Ulaen dkk, 2014).


33

4. Uji daya proteksi

Uji daya proteksi dilakukan untuk mengetahui dan

mengevaluasi sediaan masker gel yang dibuat. Uji ini dapat di

ketahui sejauh mana masker gel dapat memberikan efek terhadap

iritasi mekanik dan panas. Hal ini untuk mencapai kriteria masker

gel yang baik sehingga dapat memberikan efek terapi yang

diharapkan (Rahmawati dkk, 2010).

5. Uji homogenitas

Uji homogenitas masker gel dilakukan untuk mengetahui

apakah pencampuran masing – masing komponen dalam

pembuatan masker gel tercampur merata. Hal tersebut untuk

menjamin bahwa zat aktif yang terkandung didalamnya telah

terdistribusi secara merata. Homogenitas, jika dioleskan pada

sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus

menunjukan susunan homogen (Depkes RI, 1979).

6. Uji pengukuran pH

Uji pengukuran pH dilakukan untuk menegtahui pH masker

gel dipakai sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5 – 6,5 (Mappa

dkk, 2013).

7. Uji pengeringan

Uji penegeringan bertujuan untuk mengetahui apakah masker

benar benar kering atau tidak (Septiani dkk, 2013).


34

2.2 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Ada pengaruh kombinasi gelling agent terhadap sifat fisik sediaan

masker gel kombinasi ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L) dan

Pepaya (Carica papaya L).

2 Ada salah satu kombinasi gelling agent yang paling baik terhadap sifat

fisik sediaan masker gel kombinasi ekstrak Tomat (Solanum

lycopersicum L) dan Pepaya (Carica papaya L)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek penelitian

Objek penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah pengaruh

kombinasi Na CMC, HPMC, Dan Gelatin sebagai gelling agent terhadap

sifat fisik masker gel Tomat dan Pepaya.

3.2 Sampel Teknik dan Teknik sampling

Sampel Masker yang digunakan adalah masker gel yang dibuat

dengan NA CMC, HPMC, dan Gelatin sebagai gelling agent, dimana zat

aktif menggunakan tomat dan pepaya yang di dapat dari Pasar Brebes dan

Na CMC, HPMC, Gelatin sebagai gelling agent didapat dari Laboratorium

Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Pada penelitian ini subjek yang dipilih secara random, dengan

metode randomisasi sederhana (simple random sistematis) karena

pengmbilan sampel tomat dan pepaya diambil secara acak tanpa

memperlihatkan ukuran dan populasi Tomat dan Pepaya.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel bebas

Adalah variabel yang yang merupakan sebab timbulnya atau

berubahnya Variabel tergantung.Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah kombinasi Na CMC, HPMC, Gelatin.

35
36

3.3.2. Variabel terikat/tergantung

Adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel

bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Uji evaluasi fisik

masker gel Kombinasi Ekstrak tomat dan Pepaya yang meliputi

organoleptis, Uji pH, homogenitas, daya menyebar, daya melekat,

daya proteksi, dan Uji waktu mengering.

3.3.3. Variabel Terkontrol

Adalah variabel yang dibuat konstan, sehingga tidak

mempengaruhi variabel yang akan diteliti. Variabel terkontrol dalam

penelitian ini adalah ekstrak Tomat dan Pepaya, Formulasi masker

gel meliputi kosentrasi ekstrak Tomat dan Ekstrak Pepaya nipagin,

nipasol, gliserin dan cara pembuatan masker gel.

3.4 Teknik pengumpulan data

3.4.1 Cara pengmpulan data

1. Data yang dikumpulkan adalah data yang bersifat kualitatif dan

kuantitatif.

2. Metode pengumpulan data menggunakan eksperimen

laboratorium.

3.4.2 Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

timbangan analitik, timbangan dan anak timbangan gram,

waterbath (Penangas air). Mortir, stamfer, sudip, alat alat gelas

(erlenmayer, pipet volume, beaker glass, objek glass, deg


37

glass, deg glass, cawan uap, gelas ukur, batang pengaduk, kaca

arloji), kertas saring, stop watch, kertas pH, alat uji daya

menyebar, alat uji daya melekat dan alat uji daya proteksi

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Tomat pepaya Na CMC, HPMC, Gelatin, Nipasol, Nipagin,

Gliserin,Aquades, parafin padat, indikator PP dan KOH.

3.4.3 Cara kerja

1. Pengambilan sampel

Tomat dan pepaya yang masih segar diperoleh dari

Pasar Brebes.

2. Perlakuan sampel

Pembuatan ekstrak kombinasi Tomat (Solanum

lycopersicum L) dan Pepaya (carica papaya L) yaitu dengan

cara memasukan masing masing 100 g dan 300 ml etanol 95%

kedalam bejana. Kemudian di refluk pada suhu 63-65 C selama

3-4 Jam kemudian disaring menggunkan kain flanel. Setelah

itu di ekstrak cair di uapkan sampai terbentuk ekstrak kental

setelah didapatkan ekstrak kental selanjutnya di Uji bebas

etanol.
38

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Merangkai alat refluks

Memasukan etanol 95% kedalam labu alas bulat


sebanyak 300 ml

dengan memasukan sampel kedalam labu alas bulat


sebanyak 100 gram

Melakukan refluks selama 3-4 jam pada suhu 70o C

Saring dengan kain flanel, lalu ekstrak cair


dipanaskan sampai terbentuk ekstrak

Gambar 3.1 Skema pembuatan ekstrak dengan metode Refklus

(Sumber: Rahman et al, 2017).

3. Uji bebas etanol

Ekstrak Tomat dan papaya yang didapat di uji bebas

etanol dengan menambahkan pereaksi asama setat dan asam

sulfat pekat

Memasukan 2 tetes ekstrak Tomat dan


pepaya

Menambahkan 2 tetes H2SO4

Menambahkan 2 tetes asam sulfat

Gambar 3.2 Skema uji bebas etanol


39

4.Uji kandungan flavanoid

Mengambil ekstrak sebanyak 2 mL, kemudian

menambahkan air 5 mL. Memanaskan menggunakan penangas

air, kemudian menyaring dan mengambil 1 mL filtrate.

Menambahkan 2 mL etanol 95 % dan 3 tetes HCL 2N dan HCL

pekat dan amati warna yang terjadi

Mengambil 2 mL larutan ekstrak, lalu menambahkan


5 mL air

Memanaskan menggunakan penangas air

Mengambil 1 ml filtrate menambahkan 2 ml etanol


95 % menambahkan 3 tetes HCL 2N dan HCL pekat

Mengamati Warna yang terjadi

Gambar skema 3.3 Uji identifikasi flavanoid


40

5. Rancangan formula

Pembuatan masker gel ekstrak tomat dan pepaya

sebanyak 3 formula mengunakan gelling agent Na CMC

HPMC dan Gelatin. Sediaan masker di buat 30 g.

Tabel 3.1 Formula masker gel Ekstrak tomat dan Pepaya

Bahan F1 F2 F3 Standar Literatur


Tomat 2,5% 2,5% 2,5% 2,5% Wiyata 2017
Pepaya 5% 5% 5% 2-10% Jurnal Sutaryono
Na CMC 3% - 3% 3-6% (Rowe dkk,2009)
HPMC 3% 3% - 2-10% (Rowe dkk, 2009)
Gelatin - 3% 3% 1-5% Rowe dkk,2009)
Nipagin 0,18% 0,18% 0,18% 0,02-0,3% Rowe dkk, 2009
Nipasol 0,02% 0,02% 0,02% 0,01-0,2 % Rowe dkk, 2009
Gliserin 15% 15% 15% <30% Rowe dkk, 2009
Aquades Ad 100% Ad 100% Ad 100% - -
Keterangan :Tiap formula di buat masker gel sebanyak 30 g

6. Pembuatan masker gel

Mengembangkan Gelling agent dengan cara

menaburkan kedalam air panas mediamkan selama 15

Menit kemudian mengaduk samapai homogen, kemudian

menambahkan air dingin sedikit demi sedikit, mengaduk

sampai homogen.sampai mengembang, masukan nipagin

dan nipasol yang sebelumnya telah mengembang aduk

hingga homogen. Masukan ekstrak tomat dan pepaya aduk

ad homogen, kemudian menambahkan sisa aquades dingin

sedikit demi sedikit kedalam mortir aduk ad homogeny.


41

Menimbang masing masing bahan

Formula 1 Formula 2 Formula 1


Membuat Membuat
gelling agent gelling agent Membuat
Na CMC dan hpmc dan gelling agent
HPMC Gelatin Na CMC dan
menaburkan menaburkan Gelatin
dalam air panas dalam air panas menaburkan
dan diamakan dan diamkan dalam air panas
15 menit gerus 15 menit 15 diamkan 15
menit gerus
(Camp 1) Camp 1
Camp 1

Melarutkan nipagin nipasol dan gliserin ad homogen camp2

Masukan camp 2 dalam campuran 1 aduk ad homogn

Memasukan ekstrak Tomat dan Pepaya sedikit demi sedikit


dalam campuran 1 dan 2 aduk sampai homogen
Gambar 3.3 Skema pembuatan formula

Memasukan kedalam wadah (pot salep)

Melakukan uji evaluasi sifat fisik masker gel

Evaluasi Masker gel Ekstrak Tomat dan Pepaya

1) Uji Organoleptis

Mengambil sediaan masker gel mengamati bentuk

warna bau masker.


42

Mengambil sediaan masker gel dan mengamati


bentuk, warna, bau masker gel

Mengamati bagaimana bentuk warna, bau masker dan


rasa di kulit

Gambar 3.4 Skema uji organoleptis

2) Uji Homogenitas

Mengoleskan masker pada objeks glass dan menutup

dengn objek glas lainya. Mengamati masker apakah

menunjukan susunan yang homogen atau tidak.

Mengoleskan masker gel npada objek glass dan tutup


dengan objek glass lain

Menagamati apakah masker menunjukan sususan


yang homogen tidak

Gambar 3.5 Skema uji homogenitas

3) Uji pengukuran pH

Meletakan sediaan masker pada indikator pH,

setelah itu, Mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian

mengukur dengan skala indikator pH universal.


43

Mengoleskan masker pada indikator pH

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Mengukur pH sediaan dengan skala indikator pH


universal

Gambar 3.6 Skema uji pengukuran pH

4) Uji daya sebar

Menimbang 0,5 g masker, meletakan di tengah kaca

arloji. Meletakan kaca arloji lainya diatasnya. Kemudian

diberi 50 g beban tambahan. Mendiamkan selama 1 menit.

Mencatat diameter masker yang menyebar. Melakukan hal

yang sama pada beban 100 g dan mengulangi sebanyak 3x

replikasi
44

Menimbang o,5 g masker

Meletakan di tenagah kaca arloji

Meletakan kaca arloji lain diatas masa masker

Memberi 50 g beban tambahan

Mendiamkan selama 1 menit

Mencatat diameter masker yang menyebar

Melakukan hal yang sama pada beban 100 g

Mengulangi percobaa sebanyak 3 kali replikasi

Gambar 3.7 Skema Uji daya sebar

5) Uji Daya lekat

Meletakan masker secukupnya diatas alas persegi

panjang, meletakan alas persegi panjang yang lainya di

atasnya dan memberi beban 500 g diatasnya selama 5

menit, melepaskan beban tersebut, setelah itu mencatat

waktu hingga kedua alas persegi panjang tersebut terlepas

dan mengulangi sebanyak 3x replikasi.


45

Meletakan masker secukupnya diatas alas persegi panjang

Meletakan alas persegi panjang yang lain diatas masker tersebut


dan diberi beban 500 g diatasnya

Mendiamkan selama 5 menit

Melepaskan beban seberat 500 g

Mecatat waktu hingga kedua alas persegi panjang tersebut


terlepas

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali replikasi

Gambar 3.8 Skema uji daya lekat.

6) Uji daya proteksi

Mengambil kertas saring berukuran 10x10 cm,

membasahi kertas dengan larutan indikator pp, dan

mengeringkan. Mengoleskan masker pada kertas saring

tersebut. Mengambil kertas saring yang lain berukuran

sama dan membentengi dengan parafin padat yang telah di

lelehkan. Menempelkan kertas saring tersebut pada kertas

saring sebelumnya. Menetesi dengan larutan KOH 0,1 N.

Mencatat lamanya waktu apakah ada noda berwarna

merah muda pada kertas tersebut.


46

Mengambil kertas saring berukuran 10 cmx10 cm

Membasahi dengan indikator pp, keringkan

Mengoleskan masker pada kertas saring tersebut

Mengambil kertas saring yang lain yang berukuran


sama

Membentengi dengan parafin padat yang telah di


lelehkan, keringkan

Menempelkan kertas tersebut di atas saring sebelumnya

Meneteskan larutan KOH 0,1 N

Mencatat lamanya waktu apakah ada nosa berwarna


merah muda pada kertas tersebut

Gambar skema 3.9 uji daya proteksi Masker

7) Uji pengeringan

Mengambil masker secukupnya ke muka setelah

itu menunggu beberapa menit, kemudian mengamati

apakah masker itu benar benar kering atau tidak.


47

Mengamati masker secukupnya

Mengoleskan masker tersebut ke kulit

Setelah itu menunggu sekitar 10-20


menit

Mengamati apakah masker benar


benar kering atau tidak.

Gambar 3.10 skema Uji pengeringan

3.5 Analisis Data

1. Pendekatan Teoritis

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dibandingkan dengan

persyaratan masker dengan persyaratan masker yang terdapat dalam

farmakope indonesia dan kepustakaan lainya

2. Pendekatan statistik

Data stabilitas fisik masker gel meliputi organoleptis, uji pH,

homogenitas, daya menyebar, daya melekat, daya proteksi, dan uji

pengeringan, Kemudian di lanjutkan dengan uji analisis variasi anova

satu arah.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada peneltian yang dilakukan tentang pengaruh kombinasi Na CMC,

HPMC dan Gelatin sebagai gelling agent terhadapt sifat fisik masker gel

kombinasi ekstrak tomat dan pepaya bertujuan untuk mengetahui adanya formula

yang bagus pada uji sifat fisik masker gel tersebut oleh karena itu untuk membuat

sediaan masker gel dari kombinasi ekstrak tomat dan pepaya dan dengan

memperhatikan salah satu bahan komponen pada sediaan masker gel tersebut

yaitu pada gelling agent.

Penelitian ini digunakan gelling agent Na-CMC, HPMC yang bersifat

hidrofilik, dan Gelatin yang pembentuk protein terhadap sifat fisik masker gel

kombinasi ekstrak tomat dan pepaya Tomat dan pepaya merupakan tanaman yang

di dalamnya mengandung kimia flavonoid. Manfaat flavonoid dalam bidang

kosmetik sebagai antioksidan. pada pengambilan tomat dan pepaya di dapatkan

dari pasar Brebes yang diambil secara acak yang kondisi masih segar dan di cuci

bersih agar tidak adanya kotoran yang melekat dan di Uji makroskopis.

Pembuatan ekstrak buah Tomat dan Pepaya yaitu dengan menggunkan

metode refluks di karenakan pada sampel sifat dari zat aktif itu sendiri tahan

terhadap panas. Pembuatan ekstrak Buah Tomat dan Pepaya yang masih segar di

tambah pelarut etanol 96% yang merupakan pelarut yang baik dan etanol juga

mudah menguap selain harga yang didapat murah dan cukup aman. lalu direfluk

selama 2-3 jam selatunya sesudah itu penyaringan dengan menggunakan kain

48
49

flanel setelah di saring kemudian diuapkan sampai kental. Selanjutnya Uji

makrokopis hasil pengamatan ini di sesesuaikan dengan pendapat (Rukmana,

1994). Hasil yang di peroleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

4.1 Uji makrokopis Tomat dan pepaya

Tabel 4.1 Uji makrokopis Tomat dan Pepaya

Parameter Sampel Pustaka Hasil Foto


(Rukmana,1994)

Bentuk Tomat Berbentuk bulat atau Berbentuk bulat


pipih, oval atau pipih, oval
Merah muda, merah Bagian luar
Warna dan juga kuning berwarna merah
muda
Bau khas tomat
Bau khas tomat
Aroma

Parameter Sampel Pustaka Hasil Foto


(Rukmana,1994)

Bentuk Pepaya Berbentuk buah Berbentuk buah


panjang besar dan panjang besar
lancip pada bagian dan lancip pada
ujungya bagian ujungya
Merah muda, merah Bagian luar
Warna
dan juga kuning berwarna merah
muda
Bau khas pepaya
Aroma Bau khas pepaya

Uji Makroskopis yang diamati dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi Tomat dan pepaya berdasarkan bentuk bauah dan warna.

menunjukan uji makrokopis tomat dan pepaya telah sesuai dengan standar, hal ini
50

dapat dibuktikan dari bentuk warna aroma sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel yang digunakan adalah benar tomat dan pepaya. dan setelah diamati dibuat

ekstraks dengan metode refluk.

Prisip metode refluk adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan

dengan cara sampel dimasukan kedalam labu alas bulat bersama sama dengan

cairan penyari lalu dipanaskan, uap uap cairan penyari terkodensasi pada kondesor

menjadi molekul molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju alas

bulat, kemudian cairan tersebut akan menyari kembali sampel yang yang berada

pada alas bulat demikian seterusnya berlangsung berkesinambungan sampai

penyari sempurna ekstraksi berlangsung selama 2 jam. Filtrate yang diperoleh di

kumpulkan kemudian di uapkan di water batch untuk menghasilkan ekstrak

kemudian di Uji bebas etanol.

4.2 Uji bebas etanol

Pada Uji bebas etanol bertujuan untuk mengetahui apakah pada

ekstrak yang di dapat telah bebas dari zat pelarutnya yaitu etanol. Ekstrak

yang diperoleh di katakan bebas etanol jika sudah tidak menimbulkan bau

ester.
51

Tabel 4.2 Uji bebas etanol

Perlakuan Standar Hasil


(Samsumaharto
2009)
2 tetes ekstrak + 2 Tidak berbau Tidak
tetes H2SO4 Pekat + ester berbau
2 tetes asam ester
asetat,dipanaskan

Berdasarkan hasil Uji bebas etanol pada ekstrak Tomat dan

Pepaya dengan pelarut 2 tetes ekstrak + 2 tetes H2SO4 pekat + 2

tetes asdam asetat selanjutnya dipanaskan, di dapat hasil yang

sesuai standar yang tidak berbau ester dan tidak mengandung

etanol (Samsumaharto, 2009).

4.3Uji identifikasi Flavonoid Ekstrak Buah Tomat dan Buah pepaya

Uji identifkasi flavonoid bertujuan untuk memastikan kebenaran

adanya kandungan senyawa flavonoid dalam buah tomat dan pepaya.

Ekstrak di tetesi 2 ml etanol dan 2 ml HCL 2 N mengalami perubahan

menjadi Kuning dan 3 tetes HCL pekat menghasilkan warna menjadi

Merah, kuning jingga hal ini membutuhkan flavonoid pada ekstrak Tomat

(Solanum lycopersicum L) dan papaya (Carica papaya L).


52

Tabel 4.3 Uji identifikasi kandungan flavonoid

Perlakuan Ekstrak Hasil Pustaka Hasil Foto

penelitian (Lumowa

2017)

1 ml filtrate+2 Tomat Mengalami Mengalami


ml etanol perubahan perubahan
95%+2 ml HCL menjadi menjadi sebelum
2N+3 tetes HCL merah merah,
pekat kuning atau
jingga
sesudah

1 ml filtrate+2 Pepaya Mengalami Mengalami


ml etanol perubahan perubahan
95%+2 ml HCL menjadi warna sebelum
2N+3 tetes HCL merah merah,
pekat kuning atau
jingga
sesudah

Tabel diatas menunjukan Uji flavonoid pada ekstrak Tomat dan pepaya

dihasilkan bahwa penelitian menunjukan positif pada esktrak Tomat dan pepaya

mengalami perubahan warna pada Uji identifikasi flavonoid. Sehingga dapat

digunakan sebagai antioksidan untuk sediaan masker gel.

Pembuatan masker gel ekstrak tomat dan pepaya tersebut dilakukan

dengan berbagai bahan yaitu dengan zat aktif tomat dengan kosentrasi 2,5 % dan

pepaya 2,5 % dan bahan dengan gelling agent kombinasi Na CMC 3% dan

HPMC 3% untuk formula 1, untuk formula 2 dengan gelling agent kombinasi

HPMC dan Gelatin 3% untuk formula 3 gelling agent kombinasi Na CMC dan
53

Gelatin dengan bahan tambahan seperti Nipagin 0,18%, Nipasol 0,02%, gliserin

15% dan aqua ad 100%.

Formula masker gel akan dibuat sebanyak 3 kali replikasi langkah pertama

dari pembuatan masker gel adalah mengembangkan gelling agent terlebih dahulu

dengan cara menaburkan kedalam air panas dan di diamkan selama 15 menit

kemudian membasahi nipagin dan nipasol dengan gliserin dan memasukan sedikit

demi sedikit gelling agent yang telah mengembang mengaduk hingga homogen.

Menambahkan zat aktif ekstrak Tomat dan pepaya sedikit demi sedikit mengaduk

hingga homogen kemudian dimasukan kedalam pot salep.

Setelah itu dilakukan evaluasi masker gel ekstrak tomat dan pepaya

meliputi Uji organoleptis, Uji homogenitas, Uji daya sebar, Uji daya lekat, Uji

proteksi dan Uji pengeringan.

4.4 Evaluasi sediaan

4.4.1 Uji organoleptis

Pengamatan organoleptis dari penelitian ini bertujuan untuk

mengamati adanya bentuk, warna, rasa, maupun bau yang mungkin

terjadi selama penyimpanan. Hasil yang diperoleh dari penelitian

dapat dilihat dari tabel berikut.


54

Tabel 4.4 Uji organoleptis

Formula Bentuk Warna Rasa Bau


1 Kental Putih agak dingin di Khas
kuning kulit ekstrak
2 Kental Putih agak Dingin di Khas
kuning kulit ekstrak
3 Agak kental Kuning Dingin di Khas
pucat kulit ekstrak

Keterangan :
Formula 1 Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan HPMC Tanpa Gelatin

Formula II Masker gel dengan gelling agent HPMC dan Gelatin Tanpa Na CMC

Formula III Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa HPMC

Sediaan masker gel pada formula 1 Dengan menggunakan Na CMC

dan HPMC Alasan pemilihan Bahan Na CMC Karena mudah larut dalam air

panas memiliki kemampuan yang tinggi dalam mejaga viskositas yang di

hasilkan HPMC Bahan yang tidak beracun Pada formula I menghasilkan

masker gel dengan bentuk kental. Masker gel pada formula II Dengan Bahan

HPMC dan Gelatin Alesan pemilihan bahan Karena HPMC memiliki risistensi

yang baik terhadap serangan mikroba Gelatin memiliki Mudah terkena Bakteri

pada formula II menghasilkan bentuk sediaam kental. Dan pada formula III

Mengunakan Na CMC dan Gelatin Alesan pemilihan Bahan Menghasilkan

kestabilan yang baik Gelatin memiliki kompleks kolagen yang baik dan

mempunyai banyak protein. Pada Formula III menghasilkan bentuk yang agak

kental. Hal ini disebabkan karena pada formula II memiliki kadar gelling agent

yang kecil yaitu pada bahan Gelatin dan Na CMC memilki viskositas yang baik
55

sehingga pada sediaan tersebut menjadi tidak terlalu kental. Masker gel pada

formula 1, II, dan III memiliki warna yang berbeda perbedaan tersebut pada

formula III yaitu warna kuning pucat dan agak sedikit bening dikarena sifat

bahan Gelatin dan Na CMC yang sangat bagus. Pada Formula 1dan II memiliki

warna agak keruh dikarenakan adanya kombinasi HPMC yang sifatnya yaitu

merupakan non ionic gelling agent sehingga tidak di pengaruhi kekuatan ion

(Fini et al, 2011).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

perbandingan gelling agent terhadap organoleptis masker gel ekstrak Tomat dan

pepaya berdasarkan pada parameter bentuk.

4.4.2 Uji pH

Uji pH dilakukan untuk mengetahui pH masker gel apakah sesuai

dengan pH kulit yaitu antara 4,5 sampai 6,5 ( Mappa dkk, 2013: 2). Hasil

yang diperoleh dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Tabel hasil 4.5 hasil Uji pH

Replikasi Formula 1 Formula II Formula III Standar


1 6 6 5 4,5 sampai 6,5
2 6 6 5 umtuk ph asam
3 6 6 5

Keterangan :
Formula 1 Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan HPMC Tanpa Gelatin

Formula II Masker gel dengan gelling agent HPMC dan Gelatin Tanpa Na CMC

Formula III Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa HPMC
56

Berdasarkan dari tabal hasil pengukuran pH Formula I

menggunakan Na CMC dan HPMC Alasan pemilihan Bahan Na CMC Karena

mudah larut dalam air panas memiliki kemampuan yang tinggi dalam mejaga

viskositas yang di hasilkan HPMC Bahan yang tidak, menunjukan bahwa

formula I menghasilkan pH 6 pada formula II Dengan Bahan HPMC dan

Gelatin Alasan pemilihan bahan Karena HPMC memiliki risistensi yang baik

terhadap serangan mikroba Gelatin memiliki Mudah terkena Bakteri Hasil dari

formula II menghasilkan pH 6. Pada formula III Mengunakan Na CMC dan

Gelatin Alesan pemilihan Bahan Menghasilkan kestabilan yang baik Gelatin

memiliki kompleks kolagen yang baik dan mempunyai banyak protein. Hasil

formula III menunjukan pH 5.

4.4.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah bahan bahan

yang digunakan tercampur secara merata dan tidak mengandung partikel

partikel padat. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi syarat ideal masker

gel pada uji homogenitas, sehingga apabila dioleskan pada kulit terasa

lembut. Hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
57

Tabel 4.6 Hasil Uji homogenitas

Formula Syarat FI edisi III Hasil pemeriksaan

1 Menunjukan susunan Homogen


homogen
2 Menunjukan susunan Homogen
homogen
3 Menunjukan susunan Homogen
homogen
Keterangan :

Formula I Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan HPMC Tanpa Gelatin

Formula II Masker gel dengan gelling agent HPMC dan Gelatin Tanpa Na CMC

Formula III Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa HPMC

Berdasarkan dari tabal hasil Homogenitas Formula I menggunakan Na

CMC dan HPMC Alasan pemilihan Bahan Na CMC Karena mudah larut dalam

air panas memiliki kemampuan yang tinggi dalam mejaga viskositas yang di

hasilkan HPMC Bahan yang tidak, menunjukan bahwa formula I menghasilkan

sediaan yang homogen pada formula II Dengan Bahan HPMC dan Gelatin

Alasan pemilihan bahan Karena HPMC memiliki risistensi yang baik terhadap

serangan mikroba Gelatin memiliki Mudah terkena Bakteri Hasil dari formula II

menghasilkan sediaan yang homogen. Pada formula III Mengunakan Na CMC

dan Gelatin Alesan pemilihan Bahan Menghasilkan kestabilan yang baik Gelatin

memiliki kompleks kolagen yang baik dan mempunyai banyak protein. Hasil

formula III menunjukan sediaan Homogen.


58

Uji homogenitas menunjukan bahwa semua sediaan untuk tiap

formula ini bersifat homogen. Maka dari itu hasil yang diperoleh sesuai dengan

persyaratan uji homogenitas yang tertera dalam farmakope indonesia edisi III,

dimana harus menunjukan susuan yang homogen dan tidak menunjukan adanya

partikel kasar.

4.4.4 Uji daya sebar

Uji daya sebar masker sangat penting untuk mengevaluasi masker

gel dan menegtahui sejauh mana masker gel dapat menempel pada kulit

sehingga efek terapi yang diharapkan bisa tercapai. Sediaan masker gel yang

baik digunakan memiliki daya sebar 5-7 cm (Wijiyanti, 2011)

Data yang dapat diperoleh dari penelitian dapat dilihat berikut :

Satuan Beban FI FII FIII Satandar


5,80 5,00 6,00
50 g 5,60 5,40 6,30
5,40 5,20 6,20
Diameter Rata-rata 5,60 5,20 6,16
(cm) 5-7
(Wijiyanti
100 g 6,00 5,20 6,60 ,2011)
5,80 5,50 6,00
5,70 5,60 6,80
Rata-rata 5,83 5,43 6,46

Tabel 4.7 Hasil Uji daya sebar


59

Keterangan:

Formula I Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa Gelatin

Formula II Masker gel dengan gelling agent HPMC dan Gelatin Tanpa Na CMC

Formula III Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa HPMC

Berdasarkan dari formula I menggunakan Na CMC dan HPMC Alasan

pemilihan Bahan Na CMC Karena mudah larut dalam air panas memiliki

kemampuan yang tinggi dalam mejaga viskositas yang di hasilkan HPMC

Bahan yang tidak, menunjukan bahwa pada formula II Dengan Bahan HPMC

dan Gelatin Alesan pemilihan bahan Karena HPMC memiliki risistensi yang

baik terhadap serangan mikroba Gelatin memiliki Mudah terkena Bakteri. Pada

formula III Menggunakan Na CMC dan Gelatin Alasan pemilihan Bahan

Menghasilkan kestabilan yang baik Gelatin memiliki kompleks kolagen yang

baik dan mempunyai banyak protein.

Dari Hasil Uji daya sebar dapat diketahui bahwa uji daya sebar paling baik

yaitu pada formula III. Semakin luas permukaan suatu sediaan maka semakin baik

sediaan tersebut. Hal ini dikarenakan gelling agent Na CMC dan Gelatin terdapat

dalam sediaan juga akan diabsorbsi semakin besar. Penurunan daya sebar terjadi

melalui meningkatnya ukuran unit molekul karena telah mengabsorbsi pelarut

sehingga cairan tersebut tertahan dan meningkatkan tahanan untuk mengalir dan

menyebar. dan pada referensi penelitian sebelumnya jika di bandingkan dengan

sediaan saya pada peneltian sebelumnya di hasilkan dengan formula I yaitu 6,70 (

Rizqiana 2015).
60

Tabel 4.8 Anova Uji Daya sebar 50 gram

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 113,057 2 56,529 21,428 ,002


Within Groups 15,828 6 2,638
Total 128,885 8

Berdasasrkan tabel perhitungan analisis anova uji daya sebar 50 gram

memiliki signifikan 0,002 dimana nilai F hitung > F table atau 21,428 > 5.1432.

oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa ho di tolak dan Ha di terima. Jadi ada

pengaruh Na CMC, HPMC dan Gelatin terhadap Uji daya sebar 50 gram masker

gel kombinasi ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L) dan ekstrak pepaya

(Carica papaya L).

Tabel 4.9 Anova Uji daya sebar 100 gram

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 147,118 2 73,559 9,282 ,015


Within Groups 47,547 6 7,925
Total 194,665 8

Berdasasrkan tabel perhitungan analisis anova uji daya sebar 10 gram

memiliki signifikan 0,015 dimana nilai F hitung > F tabel atau 9,282 > 5.1432.

oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa ho di tolak dan Ha di terima. Secara

anova
61

Jadi ada pengaruh Na CMC, HPMC dan Gelatin terhadap uji daya sebar

100 gram masker gel kombinasi ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L) dan

ekstrak pepaya (Carica papaya L).

4.4.5 Uji daya lekat

Uji daya lekat dilakukan untuk mengetahui daya lekat masker gel

terhdap kulit. Uji daya lekat penting untuk mengetahui lama masker gel

dapat menempel pada kulit, sehingga efek terapi di harapkan bisa tercapai

bila masker gel memiliki daya lekat yang kuat. Sediaan masker gel yang

baik digunakan memiliki waktu tidak kurang dari 4 detik (Ulaen dkk, 2014).

Tabel 4.10 Hasil Uji daya lekat

Waktu (detik) Standar


Replikasi Formula Formula Formula
I II III

1 04.00 06.00 04.00 Tidak


detik detik detik kurang dari
2 03.10 05.23 06.12 4 detik
detik detik detik (ulaen
3 03.00 05.00 03.70 dkk,2014)
detik detik detik

Rata-rata 03.36 03.74 04.60


detik detik detik

Keterangan:
Formual I Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan HPMC Tanpa Gelatin

Formula II Masker gel dengan gelling agent HPMC dan Gelatin Tanpa Na CMC

Formula III Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa HPMC
62

Berdasarkan dar formula I mengunakan Na CMC dan HPMC Alasan

pemilihan Bahan Na CMC Karena mudah larut dalam air panas memiliki

kemampuan yang tinggi dalam menjaga viskositas yang dihasilkan HPMC

Bahan yang tidak, menunjukan bahwa pada formula II Dengan Bahan HPMC

dan Gelatin Alasan pemilihan bahan Karena HPMC memiliki risistensi yang

baik terhadap serangan mikroba Gelatin memiliki Mudah terkena Bakteri. Pada

formula III Menggunakan Na CMC dan Gelatin Alesan pemilihan Bahan

Menghasilkan kestabilan yang baik Gelatin memiliki kompleks kolagen yang

baik dan mempunyai banyak protein.

Berdasarkan hasil uji daya lekat yang di dapatkan bahwa nilai rata- rata

pada formula 1 sebesar 03.36 detik, formula II 03.74 detik dan formula III sebesar

04.60 detik tetapi jika di bandingkan dengan peneltian sebelumnya memiliki daya

lekat formula III dengan hasil 13,30 detik (Nisa Ri 2015).

Dari hasil uji peneltian yang saya telah dilakukan nilai rata rata Uji

daya lekat formula I menghasilkan dan II tidak memenuhi standar dikarenakan

jika gelatin memiliki sifat toksik yang baik dalam pembentuk gel tetapi jika di

kombinasikan dengan bahan lain dia tidak membentuk dengan baik begitupun

dengan formula I Na CMC memiliki sifat yang baik tetapi jika dikombinasikan

dengan HPMC karena HPMC membentuk gel dengan mengabsorbsi pelarut dan

menahan cairan tersebut dengan membentuk masa cair yang kompak

meningkatnya jumlah HPMC yang di gunakan maka akan semakin banyak cairan
63

yang tertahan sehingga tidak mudah melekat. Jadi ada pengaruh pada formula III

yang paling baik memenuhi standar jika di katakan tidak kurang dari 4 detik.

Tabel 4.11 uji daya lekat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 6,358 2 3,179 4,115 ,075


Within Groups 4,636 6 ,773
Total 10,994 8

Berdasarkan tabel perhitungan analisis anova uji daya lekat memiliki

signifikan 0,075 dimana nilai F hitung > F tabel atau 4,115 > 5.1432. oleh karena

itu dapat di simpulkan bahwa ho di tolak dan Ha di terima. Jadi ada pengaruh Na

CMC, HPMC dan Gelatin terhadap uji daya sebar 100 gram masker gel kombinasi

ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L) dan ekstrak pepaya (Carica papaya L).

4.4.6 Uji daya Proteksi

Uji daya proteksi masker gel di lakukan untuk mengevaluasi sediaan

yang di buat, dengan uji ini dapat diketahui sejauh mana masker gel dapat

memberikan efek proteksi terhadap iritasi mekanik, panas dan kimia. Hal ini

untuk mencapai kriteria masker gel yang baik sehingga memberikan efek

terapi yang di harapkan. Uji daya proteksi dilakukan dengan mengoleskan

sediaan masker gel pada kertas saring berukuran (10x10cm). Sebelum

masker gel dioleskan, kertas saring di basahi larutan penoptalein (pp)

berperan sebagi indikator yang dapat menunjukan perubahan warna dari tak

berwarna menjadi warna merah muda (pink) pada waktu 15,30,45,50

detik,1,3 dan 5 menit (Rahmawati dkk, 2010).


64

Tabel 4. 12. Hasil Uji proteksi


t( detik) Standar
Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1 15.00 detik 17.00 detik 20.00 detik 15,30,45,50


2 16.23 detik 16.30 detik 19.60 detik detik,1,3, dan 5
3 15.00 detik 18.10 detik 21.00 detik detik
(Rahmawati
Rata-rata 15.41 detik 17.13detik 20.02 detik dkk,2010)

Formula I Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan HPMC Tanpa Gelatin

Formula II Masker gel dengan gelling agent HPMC dan Gelatin Tanpa Na CMC

Formula III Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa HPMC

Berdasarkan dari formula I mengunakan Na CMC dan HPMC Alasan

pemilihan Bahan Na CMC Karena mudah larut dalam air panas memiliki

kemampuan yang tinggi dalam menjaga viskositas yang di hasilkan HPMC

Bahan yang tidak, menunjukan bahwa pada formula II Dengan Bahan HPMC

dan Gelatin Alasan pemilihan bahan Karena HPMC memiliki risistensi yang

baik terhadap serangan mikroba Gelatin memiliki Mudah terkena Bakteri. Pada

formula III Menggunakan Na CMC dan Gelatin Alesan pemilihan Bahan

Menghasilkan kestabilan yang baik Gelatin memiliki kompleks kolagen yang

baik dan mempunyai banyak protein.

Berdasarkan hasil Uji daya proteksi di dapatkan formula III merupakan

formula terbaik dbandingkan kedua formula lainya. Hal ini di tunjukan oleh

waktunya yang paling lama. Semakin lama waktu dalam uji proteksi maka
65

semakin baik daya proteksi suatu sediaan. Uji daya proteksi formula I diketahui

sebesar 15.41 detik. Uji daya proteksi formula II sebesar 17.13 detik dan formula

III sebesar 20.02 detik pada semua formula memnuhi standar range tetapi hasil

dari formula III lebih baik dikatakan baik semakin lama waktu yang di perlukan

semakin baik daya uji proteksi dari sediaan tersebut tidak menimbulkan iritasi

pada kulit.

Tabel 4.13 Anova Uji daya proteksi

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 35,318 2 17,659 28,673 ,001


Within Groups 3,695 6 ,616
Total 39,014 8

Berdasarkan tabel perhitungan analisis anova uji daya lekat memiliki

signifikan 0,001 dimana nilai F hitung > F tabel atau 28,673 > 5.1432 oleh karena

itu dapat di simpulkan bahwa ho di tolak dan Ha di terima. Jadi ada pengaruh Na

CMC, HPMC dan Gelatin terhadap uji daya proteksi masker gel kombinasi

ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L) dan ekstrak pepaya (Carica papaya L).
66

4.4.5 Uji daya pengeringan

Uji pengeringan dilakukan untuk mengetahui beberapa lama waktu

kering saat dioleskan ke kulit. Waktu untuk mengering antara 10-20 menit

(Septiani dkk, 2013).

Dari uji pengeringan masker gel kombinasi ekstrak tomat dan

pepaya di lakukan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.14 Uji pengeringan

Replikasi Formula I Formula II Formula III Standar


(menit ) (menit) (menit )

1 18 17 11
10-20 menit
2 15 16 10 (Septiani dkk,
2013)
3 16 15 10

Rata rata 16,3 16 10,33

Keterangan

Formual I Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan HPMC Tanpa Gelatin

Formula II Masker gel dengan gelling agent HPMC dan Gelatin Tanpa Na CMC

Formula III Masker gel dengan gelling agent Na CMC dan Gelatin Tanpa HPMC

Berdasarkan dari formula I mengunakan Na CMC dan HPMC Alasan

pemilihan Bahan Na CMC Karena mudah larut dalam air panas memiliki

kemampuan yang tinggi dalam menjaga viskositas yang di hasilkan HPMC

Bahan yang tidak, menunjukan bahwa pada formula II Dengan Bahan HPMC
67

dan Gelatin Alasan pemilihan bahan Karena HPMC memiliki risistensi yang

baik terhadap serangan mikroba Gelatin memiliki Mudah terkena Bakteri. Pada

formula III Mengunakan Na CMC dan Gelatin Alasan pemilihan Bahan

Menghasilkan kestabilan yang baik Gelatin memiliki kompleks kolagen yang

baik dan mempunyai banyak protein.

Berdasarkan hasil uji pengeringan di dapatkan formula III merupakan

formula terbaik dibandingkan kedua formula lainya. Formula I memiliki

pengeringan sebesar 16,3 menit. Formula II memiliki pengeringan sebesar 16

menit dan formula III sebasar 10.33 menit. Semakin cepat dia mengering semakin

baik sediaan masker gel tersebut. Karena pada Na CMC juga membentuk ikatan

kompleks dengan kolagen yang jika di gunakan akan memiliki efek terapi yang

cepat. Dari hasil pengeringan di atas dapat di simpulkan bahwa hasil pengeringan

yang paling baik pada formula III tetapi pada penelitian sebelumnya juga bisa di

bandingkan yaitu pada formula I yaitu 15 menit ( Rizqiana. 2015).

Tabel 4.15 Anova Uji daya pengeringan

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 64,889 2 32,444 1,237 ,355


Within Groups 157,333 6 26,222
Total 222,222 8

Berdasarkan tabel perhitungan analisis anova uji daya lekat memiliki

signifikan 0,355 dimana nilai F hitung > F tabel atau 1,237 > 5.1432. oleh karena

itu dapat di simpulkan bahwa ho di tolak dan Ha di terima.


68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dari formula masker gel

kombinasi ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L) Dan ekstrak Pepaya

(Carica papaya L) dengan Na CMC, HPMC, dan Gelatin sebagai gelling

agent dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh gelling agent Na CMC, HPMC, dan Gelatin terhadap sifat

fisik masker gel kombinasi ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L) dan

ekstrak Pepaya (Carica papaya L).

2. Dari setiap formula yang paling berpengaruh atau formula yang paling baik

pada sediaan masker gel kombinasi ekstrak Tomat (Solanum Lycopersicum

L) dan (Carica papaya L) yaitu pada Formula III di lihat dari Uji

Organoleptis, Uji daya lekat, Uji daya sebar, Uji daya proteksi, Uji daya

Pengeringan.

5.2 Saran

Perlu dilakukanya penelitian lebih lanjut yaitu :

1. Dapat meneliti sifat fisik masker gel kombinasi ekstrak Tomat (Solanum

Lycopersicum L) dan ekstrak pepaya (Carica papaya L) dengan

menggunakan gelling agent yang berbeda

2. Dapat membuat sediaan semi padat yang lain dengan tomat dan pepaya

sebagai zat aktifnya.


69

DAFTAR PUSTAKA

Angraini, Leni. 2015. “pengaruh pemanfaatan lulur pepaya terhadap pencerahan

kulit badan.” Padang: Universi Negri padang.

Arfiyanti, Nurul, besse hardianti, dan ilmayana dewi. 2018. “formulasi dan

evaluasi krimliofilsit buah tomat sebagai peningkat kelembaban pada

kulit” 2: 118–19.

Azizah, umro atun nur. 2015. “Pengaruh kosenr gel kosentrasi Na CMC sebagai

gelling agent terhdap sifat fisik masker perasaan tomat.” tegal: politeknik

harapan bersama tegal.

Depkes RI. 1979. farmakope indonesia. Ketiga. jakarta: Departemen kesehatan

RI.

———. 1995. farmakope indonesia. Edisi Keempat. jakarta: Departemen

kesehatan RI.

Febriansah, rifki, indriyani lutfhia, palupi kartika dyah, dan ikawati muthi. 2014.

“Tomat sebagai agent kemopreventif potensial.” yogyakarta: universitas

gajah mada yogyakarta.

Fujiastuti, trecya, dan nining sugihartini. 2015. “sifat fisik dan daya iritasi gel

ekstrak etanol herba pegagan dengan variasi jenis gelling agent” 12: 13.

Haryanto, sugent. 2010. ensiklopedi tanaman obat indonesia. Cetakan IV. Vol.

ISBN..979-16237-2-4. yogyakarta: palmall.

Kanisius. 2007. Antioksidan Alami dan radikal bebas. YOGYAKARTA:

KANISUS (Anggota IKAPI) Jl.Cempaka9,Deresan Yogyakarta.


70

Lavenia, Rara. 2017. “Formulasi Uji Efektivitas Anti-Aging Masker Gel Peel-Off

yang Mengandung Minyak Macadamia.” Sumatera: Universita Sumatera

Utara.

Mappa, tiara, jaya hosea, dan kojong novel. 2013. manado: FMIPA UNSRAT

Manado.

Marjoni, Riza. 2016. Dasar dasar fitokimia untuk diploma Ifarmasi. Jakarta:

Cv.TRANS INFO MEDIA.

Mona, selfiya peggystia. 2013. “formulasi dan teknologi sediaan farmasi semi

solid gel.” malang: akademi Farmasi putra indonesia malang.

Mujihardianti, elida rizki. 2016. “optimasi formulasi emulgel antioksidan ekstrak

umbi wortel(Daucus carota L) menggunakan gelling agent gelatin.”

malang: Universitas muhamadiyah malang.

Ningsih, nurna. 2011. “pengaruh tingkat kematangan buah pepaya terhadap sifat

organoleptik selai yang di hasilkan.” samarinda: politeknik pertanaian

negri samarinda.

Prahasta, arief. 2000. budidaya usaha pengolahan agribisnis tomat. bandung.

Rahmawati, D, Sukmawati Anita, dan indrayudha peni. 2010. “Formulasi krim

minyak atsiri rimpang temu giring uji sifat fisik dan daya anti jamur

terhadap candida albicans secara in vitro.” Surakarta: Universitas

Muhamadiyah Surakarta.

Rahmi, Al. 2016. “Formulasi dan evaluasi sediaan masker gel pee-off ekstrak

daging buah tomat (Solanum lycopersicum). dengan perbedaan kosentrasi

pva sebagai basis.” ciamis: Sekolah tinggi ilmu kesehatan muhamadiyah.


71

Rowe, Paul,J.S, dan Marian,E.Q. 2009. Handbook of pharmaceutical excipient.

London: pharmaceutical Press.

Septiani, shanti, watoni nasrul, dan Mita Soraya R. 2013. “formulasi sediaan

masker gel antioksidan dari ekstrak etanol biji melinjo.” padjadjaran:

universitas padjadjaran.

Septiari, Sasri. 2014. “pengaruh proporsi puree stroberi dan tapioka terhadap

kualitas masker wajah tradisional. Fakultas Teknik Universitas Negri

surabaya.” surabaya: fakultas teknik universitas negri surabaya.

Syamsuni, H.A. 2005. farmasetika dasar dan hitungan farmasi. jakarta:

Kedokteran EGC.

Syarifah, reny siti, dina mulyanti, dan amilia gadri. 2015. “formulasi sediaan

masker gel peel -off ekstrak daun pepaya sebagai antijerawat dan uji

aktivitasnya terhadap bakteri propionbecterium acnes.”

Ulaen, selfie p.j, banne yos, dan Ririn A.suatan. 2014. “pembuatan salep anti

jerawat dari ekstrak rimpang temulawak.” Manado: Polyeknik kesehatan

kemenkes Manado.

Wijayanti, N.p.a.d, arkumalasaru, dan ig.n.a Dewantara. 2011. “optimasi hpmc

sebagai gelling agent dalam formula gel ekstrak kulit buah manggis.”

udayana: universitas udayana.

Yogesthinaga, Yohanes wikan. 2016. “optimasi gelling agent carbopol dan

humektan propilen glikol dalam formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun

binahong (andredera cordifolia).” yogyakarta: Universitas sanata dharma.


72

LAMPIRAN
73

Lampiran 1

Perhitungan ekstrak hasil refluks

1. Ekstrak Tomat
Berat sampel = 100 g

Berat cawan kosong = 83,10 g

Berat cawan+ ekstrak refluks = 265,70

Berat ekstrak dari refluks = (b)-(a)

=265,70 -83,10

= 182,60 g

Berat setelah di uapkan + cawan = 152,11 g (c)

Berat ekstrak = (c) –(a)

=152,11 g- 83,10 g

= 69.01 g

Rendemen =Berat ekstrak x 100 %


Berat sampel

= 69.01 g x100 g

100 g

= 69.0 g

2. Ekstrak Pepaya
Berat sampel = 100 g

Berat cawan kosong = 82,17 g

Berat cawan+ ekstrak refluks = 255,50 g

Berat ekstrak dari refluks = (b)-(a)

=255,50 g -82,17g
74

= 173.33 g

Berat setelah di uapkan + cawan = 166,19 g (c)

Berat ekstrak = (c) –(a)

=166,19 g- 82,17 g

= 84,02 g

Rendemen =Berat ekstrak x 100 %


Berat sampel

= 84,02 g x100 g

100 g

= 69.01 g
75

LAMPIRAN 2

Formula masker gel kombinasi ekstrak tomat dan pepaya

Bahan F1 F2 F3 Standar Literatur


Tomat 2,5% 2,5% 2,5% 2,5% Wiyata 2017
Pepaya 5% 5% 5% 2-10% Jurnal Sutaryono
Na CMC 3% - 3% 3-6% (Rowe dkk,2009)
HPMC 3% 3% - 2-10% (Rowe dkk, 2009)
Gelatin - 3% 3% 1-5% Rowe dkk,2009)
Nipagin 0,18% 0,18% 0,18% 0,02-0,3% Rowe dkk, 2009
Nipasol 0,02% 0,02% 0,02% 0,01-0,2 % Rowe dkk, 2009
Gliserin 15% 15% 15% <30% Rowe dkk, 2009
Aquades Ad 100% Ad 100% Ad 100% - -
Keterangan :Tiap formula di buat masker gel sebanyak 30 g

Perhitungan penimbangan bahan

Formula I

1. Ekstrak tomat = 2,5 x 30 g = 0,75 g


100
2. Ekstrak papaya = 5 x 30 = 1,5 g
100
3. Na CMC = 3 x 30 = 1,3 g
100
4. HPMC = 3 x 30 = 1,3 g
100
5. Nipasol = 0.02 x 30 = 0,006 g
100
6. Nipagin = 0,18 x 30 = 0,05 g
100
7. Gliserin = 10 x 30 = 3 g
100

Formula II

1. Ekstrak tomat = 2,5 x 30 g = 0,75 g


100
2. Ekstrak papaya = 5 x 30 = 1,5 g
100
3. HPMC = 3 x 30 = 1,3 g
76

100
4. Gelatin = 3 x 30 = 1,3 g
100
5. Nipasol = 0.02 x 30 = 0,006 g
100
6. Nipagin = 0,18 x 30 = 0,05 g
100
7. Gliserin = 10 x 30 = 3 g
100

Formula III

1. Ekstrak tomat = 2,5 x 30 g = 0,75 g


100
2. Ekstrak papaya = 5 x 30 = 1,5 g
100
3. Na CMC = 3 x 30 = 1,3 g
100
4. Gelatin = 3 x 30 = 1,3 g
100
5. Nipasol = 0.02 x 30 = 0,006 g
100
6. Nipagin = 0,18 x 30 = 0,05 g
100
7. Gliserin = 10 x 30 = 3 g
100

Hasil Uji sifat fisik sediaan masker gel

1 Uji organoleptis

Formula Bentuk Warna Rasa Bau

I Kental Putih keruh Tidak berasa Khas ekstrak

II Kental Putih keruh Tidak berasa Khas ekstrak

III Agak kental Kuning pucat Tidak berasa Khas ekstrak


77

2. Uji Homegenitas

Formula Hasil

I Homogen

II Homogen

III Homegen

3 Uji pH

Formula Hasil

I 6

II 6

III 5

4. Uji Daya Sabar

Formula 1

Diameter Jari-Jari Luas Permukaan Cm2

50 g 100g 50g 100 g 50 g 100g


Replikasi

1 5,80 6,0 2,9 3,0 26,40cm2 28,26cm2

2 5,60 5,80 2,8 2,9 24,61cm2 26,40cm2

3 5,40 5,70 2,7 2,8 22,89cm2 24,61cm2


78

Rata-rata 5,6 5,83 2,8 2,9 24,63cm2 26,42cm2

Formula II

Diameter Jari-Jari Luas Permukaan Cm2

50 g 100g 50g 100 g 50 g 100g


Replikasi

1 5,0 5,26 2,5 2,6 19,62cm2 21,22cm2

2 5,40 5,50 2,7 2,75 22,89cm2 23,74cm2

3 5,20 5,60 2,6 2,8 21,22cm2 24,61cm2

Rata-rata 5,2 5,45 2,6 2,71 21,24cm2 23,19cm2

Formula III

Diameter Jari-Jari Luas Permukaan Cm2

50 g 100g 50g 100 g 50 g 100g


Replikasi

1 6,0 6,60 3 3,3 28,26cm2 34,19cm2

2 6,30 6,0 3,15 3,15 31,15cm2 28,26cm2

3 6,20 6,80 3,1 3,4 30,17cm2 36,29cm2

Rata-rata 6,16 6,46 3,08 3,28 29,86cm2 32,91cm2


79

Perhitungan luas permukaan

Daya sabar
1 Formula I beban 50 g
Replikasi 1 : 𝜋𝑟 2
: 3,14 x 2,9 x 2,9 =26,40 cm2
Replikasi 2 : 3,14 x 2,8 x 2,8 =24,61 cm2
Replikasi 3 : 3,14 x 2,7 x 2,7 =22,89 cm2

Beban 100 g
Replikasi 1 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 3,0 x,3,0 = 28,26 cm2
Replikasi 2 : 3,14 x 2,9 x 2,9 = 26,40 cm2
Replikasi 3 : 3,14 x 2,8 x 2,8 = 24,61 cm2

2 Formula II :beban 50 g
Repikasi 1 : 𝜋𝑟 2
: 3,14 x 2,5 x 2,5 = 19,62 cm2
Replikasi 2 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 2,7 x 2,7 = 22,89cm2
Replikasi 3 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 2,6 x 2,6 = 21,22cm2

Formula III beban 100 g


Replikasi 1 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 2,6 x 2,6 = 21,22cm2
Replikasi 2 : 𝜋𝑟 2
: 3,14 x 2,75 x 2,75 = 23,74cm2
Replikasi 3 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 2,8 x 2,8 =24,61cm2

3 Formula III beban 50 g


Replikasi I : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 3 x 3 = 28,26cm2
Replikasi 2 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 3,15 x 3,15 = 31,15cm2
Replikasi 3 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 3,1 x 3,1 =30,17cm2
Formula III beban 100 g
Replikasi I : 𝜋𝑟 2
: 3,14 x 3,3 x 3,3 = 34,19cm2
Replikasi 2 : 𝜋 𝑟2
: 3,14 x 3,0 x 3,0 = 28,26cm2
Replikasi 3 : 𝜋 𝑟2
80

: 3,14 x 3,4 x 3,4 = 36,29cm2

5 Uji daya lekat

Formula I

Replikasi Beban 500 gram

04.00 detik
I

03.10 detik
2
03.00 detik
3

Rata Rata 03.36 detik

Formula II

Replikasi Beban 500 gram

06.00 detik
1

05.23detik
2
05.00 detik
3

Rata Rata 03.74detik

Formula III

Formula I Beban 500 gram

04.00 detik
I
81

05.10 detik
2
06.12 detik
3

Rata Rata 03.70 detik

6. Uji daya proteksi

Formula I

Replikasi Waktu (detik)

1 15.00 detik

2 16.23 detik

3 15.00 detik

Rata- rata 15.41detik

Formula II

Replikasi Waktu (detik)

1 17.00 detik

2 16.30 detik

3 18.10 detik

Rata- rata 17.13 detik

Formula III

Replikasi Waktu (detik)


82

1 20.00 detik

2 19.60detik

3 21.00 detik

Rata- rata 20.02 detik

8. Uji pengeringan

Formula I

Replikasi Waktu (menit)

1 18. menit

2 15. menit

3 16. menit

Rata- rata 16.3 menit

Formula II

Replikasi Waktu (menit)

1 17.00 menit

2 15.00 menit

3 15.00 menit

Rata- rata 16 menit

Formula III
83

Replikasi Waktu (menit)

1 13.00 menit

2 10.00 menit

3 10.00 menit

Rata- rata 10.33 menit


84

Lampiran 3

Pembuatan ekstrak

Hasil Gambar Keterangan

Sampel buah tomat dan


pepaya

1 2

Proses Refluks

Proses penguapan

Ektrak Tomat dan pepaya

Saat pembakaran uji bebas


etanol

7 8 Hasil uji flavonoid Tomat


dan pepaya
85

Lampiran 4

Proses pembuatan masker gel dan uji sifat fisiknya

Hasil gambar Keterangan


Mengembangkan
gelling agent

9 10 11

Formula 1 Formula II Formula III

Proses pengadukan

12 13 14

Formula 1 Formula II Formula III

Hasil formula

15 16 17

Formula 1 Formula II Formula III


86

Keterangan
Hasil gambar

Uji Homogenitas

18 19 20

Formula 1 formula 2 formula 3

Uji daya sebar 50 g


dan 100 g

21 22
Formula 1
Uji daya sebar 50 g
dan 100 g

23 24
Formula 2

Uji daya sebar 50 g


dan 100 g

25 26

Formula III
87

Uji ph

17 18 19

Formula I formula II formula III

Uji daya lekat

20 21 22
Formula 1 formula 2 formula 3

Uji daya proteksi

24 23 25
Formula 1 formula 2 formula 3
Uji daya pengeringan

25 26
88

Lampiran 5

Daya sebar 50 gram


Descriptives
daya_sebar

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper Minimu Maximu


N Mean Deviation Error Bound Bound m m

formula
3 24,6333 1,75512 1,01332 20,2734 28,9933 22,89 26,40
1
formula
3 21,2433 1,63512 ,94404 17,1815 25,3052 19,62 22,89
2
formula
3 29,8600 1,46973 ,84855 26,2090 33,5110 28,26 31,15
3
Total 9 25,2456 4,01381 1,33794 22,1603 28,3308 19,62 31,15

ANOVA
daya_sebar

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 113,057 2 56,529 21,428 ,002


Within Groups 15,828 6 2,638
Total 128,885 8

Daya sebar 100 gram


ANOVA
daya_sebar

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 147,118 2 73,559 9,282 ,015


Within Groups 47,547 6 7,925
Total 194,665 8
89

Descriptives
daya_proteksi

95% Confidence Interval for

Std. Std. Mean Maximu


N Mean Deviation Error Lower Bound Upper Bound Minimum m

formula
3 15.4100 .71014 .41000 13.6459 17.1741 15.00 16.23
1
formula
3 17.1333 .90738 .52387 14.8793 19.3874 16.30 18.10
2
formula
3 20.2000 .72111 .41633 18.4087 21.9913 19.60 21.00
3
Total 9 17.5811 2.20833 .73611 15.8836 19.2786 15.00 21.00

ANOVA
uji_daya_proteksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 35,318 2 17,659 28,673 ,001


Within Groups 3,695 6 ,616
Total 39,014 8

Descriptives

daya_lekat

95% Confidence Interval for

Std. Mean

N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

formula 1 3 3.3667 .55076 .31798 1.9985 4.7348 3.00 4.00


formula 2 3 5.4100 .52374 .30238 4.1090 6.7110 5.00 6.00
formula 3 3 4.6067 1.31914 .76161 1.3297 7.8836 3.70 6.12
Total 9 4.4611 1.17227 .39076 3.5600 5.3622 3.00 6.12
90

ANOVA
uji_daya_lekat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6,358 2 3,179 4,115 ,075


Within Groups 4,636 6 ,773
Total 10,994 8

ANOVA

Descriptives

daya_pengeringan

95% Confidence Interval for

Std. Std. Mean Maximu


N Mean Deviation Error Lower Bound Upper Bound Minimum m

formula
3 16.3333 1.52753 .88192 12.5388 20.1279 15.00 18.00
1
formula
3 16.0000 1.00000 .57735 13.5159 18.4841 15.00 17.00
2
formula
3 10.3333 .57735 .33333 8.8991 11.7676 10.00 11.00
3
Total 9 14.2222 3.07318 1.02439 11.8600 16.5845 10.00 18.00

ANOVA
daya_pengeringan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 68.222 2 34.111 27.909 .001


Within Groups 7.333 6 1.222
Total 75.556 8
91
92
93

CURICULUM VITAE

Nama : MUTHIA AYU LESTARI


TTL : Brebes, 06 September 1997
Email : muthiiaritazaemut@gmail.com
Alamat : Ds. Siasem pulo, rt/rw 11/01
Hp : 089524833523
Pendidikan
SD : SDN 01 SIASEM PULO
SMP : MTS N NEGRI MODEL BREBES
SMA : SMK FARMASI YPIB BREBES
DIII : D III Politeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : Pengaruh kombinasi Na CMC,HPMC, dan Gelatin sebagai Gelling
Agent Terhadap Sifat Fisik Masker gel kombinasi Ekstrak Tomat
(Solanum lycopersicum L) dan Pepaya (Carica papaya L)
Nama Orang Tua
Ayah : Jamroni
Ibu : Mulyati
Pekerjaan
Ayah : Pengadilan agama Slawi
Ibu : Ibu rumah tangga
Alamat orang tua
Ayah : Ds Siasem pulo Rt/Rw 01/11 kec. Wanasari kab. Brebes
Ibu : Ds Siasem pulo Rt/Rw 01/11 kec. Wanasari kab. Brebes
94

Anda mungkin juga menyukai