Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH PVP DAN HPMC SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT


KOMBINASI PERASAN BUAH NAGA MERAH
(Hyolecerus polyrhizus) DAN TOMAT
(Lycopersicum esculentum MILL)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

HERMANTO

16080117

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019
PENGARUH PVP DAN HPMC SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT
KOMBINASI PERASAN BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus) DAN TOMAT
(Lycopersicum escilentum MILL)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai


Gelar Derajat Ahli Madya

Oleh:

HERMANTO
16080117

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019

ii
iii
iv
v
vi
MOTTO

• Selalu ada harapan bagi mereka yang selalu berdoa, selalu ada jalan bagi
mereka yang selalu berusaha.
• Orang pertama yang harus kupercayai adalah DIRIKU.
• Tak ada kesuksesan melainkan dengan pertolongan Allah SWT (Q.S
Huud: 88).
• Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah 5-6)

KUPERSEMBAHKAN :
Alhamdulillah puji syukur terhadap anugerah Allah SWT yang
memudahkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,
sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw, Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku bapak Warsim dan Ibu Musyaropah yang selalu
mendoakanku, mama Sri Nurhidayah yang selalu memberikan kasih
sayang kepadaku, dan Pak De (Wa ali) yang menjagaku. Terima kasih.
Almamater rumah keduaku,
Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Dosen pembimbingku Bapak Kusnadi M.Pd dan Bapak Joko Santoso
M.Farm, yang sudah berkenan membimbing dan membantu dalam
penyusunan karya tulis ini, Terima kasih.
Kepada Renika Apriyani, teman dekatku yang selalu menemaniku,
membantuku dan selalu percaya kepadaku, Terima kasih.
Kepada sahabat-sahabatku kelas D, terima kasih telah memberikan
sedikit waktu kalian untuk kebersamaan, semangat, dukungan dan
motivasi yang diberikan serta untuk teman angkatanku 2016, terima
kasih atas kerja samanya selama ini.

vii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “PENGARUH PVP DAN HPMC SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT KOMBINASI

PERASAN BUAH NAGA MERAH (Hyolecerus polyrhizus) DAN TOMAT

(Lycopersicum esculentum MILL). Serta sholawat dan salam selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian akhir Pendidikan Diploma

III Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bimbingan,

pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir MC Chambali, B. Eng EE M.Kom selaku Direktur Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc.,Apt selaku Ka. Prodi DIII Farmasi

Politeknik Harapan Bersama

3. Bapak Kusnadi, M.Pd. selaku pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu

guna memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Bapak Joko Santoso M.Farm selaku pembimbing 2 yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan.

viii
ix
INTISARI

Hermanto., Kusnadi., Santoso, Joko., 2019. Pengaruh PVP Dan HPMC


Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Effervescent
Kombinasi Perasan Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Dan Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill).
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum
Esculentum) memiliki kandungan vitamin C dan memiliki warna yang menarik,
yang dapat digunakan sebagai sumber vitamin C yang baik. Tablet effervescent
merupakan sediaan tablet bila dimasukkan dalam air, akan terjadi reaksi kimia
antar asam dan natrium bikarbonat sehingga menghasilkan gas karbondioksida
(CO2) serta air. Pembuatan tablet effervescent membutuhkan bahan tambahan
salah satunya adalah bahan pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh PVP, HPMC dan kombinasi PVP dengan HPMC sebagai
bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet effervescent kombinasi perasan dari buah
naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum Esculentum MILL)
serta untuk mengetahui konsentrasi mana yang menghasilkan tablet paling baik.
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
perasan. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent yaitu
granulasi basah. Granul dan tablet effervescent yang dihasilkan di uji dengan uji
sifat fisik meliputi uji waktu alir, uji sudu diam, uji pengetapan, uji keseragaman
bobot tablet, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, waktu larut, dan uji respon
kesukaan rasa. Analisa data menggunakan analisa statistik one-way anova. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan PVP, HPMC dan kombinasi PVP
dengan HPMC mempengaruhi sifat fisik tablet yaitu keseragaman bobot,
kekerasan tablet, kerapuhan tablet, dan waktu larut tablet. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa formula III yang paling baik.
Kata kunci: Buah Naga Merah, Tomat, PVP, HPMC, Tablet Effervescent, Uji
Sifat Fisik.

x
Abstract

Hermanto., Kusnadi., Santoso, Joko., 2019. The Effect Of PVP And HPMC As
Binding Materials On Physical Properties Of Effervescent Tablets From
Combination Of Red Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus) And
Tomatoes (Lycopersicum esculentum Mill ).
Red dragon fruit ( Hylocereus polyrhizus ) and
tomatoes ( Lycopersicum Esculentum) contains vitamin C and have attractive
colors, which can be used as a source of vitamin C is good. The
effervescenttablet is a tablet dosage when put in water,
it will happen reaction chemistry deliver acid and sodium bicarbonate so
that produce carbon dioxide (CO 2) and water. Making
effervescent tablets requires additives, one them is a binder. This study aims to
determine whether there is an effect of PVP, HPMC and combination PVP with
HPMC as binding material to the physical properties of effervescent tablets with
combination of red dragon fruit squeeze ( Hylocereus polyrhizus ) and tomatoes
( Lycopersicum Esculentum MILL ) and to find out which concentration produces
the best tablet.
Method extraction used in research this was squeeze method . The method
used in making effervescent tablets was wet granulation.
The effervescent granules and tablets produced were tested by physical
properties including flow test, silent blade test, tapping test, tablet weight
uniformity test, tablet hardness test, tablet fragility test, dissolution time, and taste
preference response test . Data analysis used one-way ANOVA statistical
analysis . The results showed that the use of PVP, HPMC and combination PVP
with HPMC affected the physical properties of tablets, namely weight uniformity,
tablet hardness, tablet fragility, and tablet dissolution time. Based on the results
of the study showed that formula III is the best.
Keywords: Red Dragon Fruit, Tomato, PVP, HPMC, Effervescent Tablet,
Physical Properties Test.

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... v
HALAMAN PESETUJUAN PUBLIKASI .............................................................. vi
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ vii
PRAKATA .............................................................................................................. viii
INTISARI................................................................................................................... x
ABSTRACT .............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah............................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.6 Keaslian Penelitian / Novelty ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ................................................. 9
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 9
2.1.1 Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) .......................... 9
2.1.1.1 Klasifikasi Tanaman Buah Naga Merah ................................... 9
2.1.1.2 Nama DaerahTanaman Buah Naga Merah ............................. 10
2.1.1.3 Morfologi Tanaman Buah Naga Merah .................................. 10
2.1.1.4 Kandungan Buah Naga Merah ................................................ 11
2.1.1.5 Manfaat Buah Naga Merah ..................................................... 12
2.1.2 Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) ............................ 13
2.1.2.1 Klasifikasi Tanaman Tomat .................................................... 14
2.1.2.2 Nama Daerah Tanaman Tomat ............................................... 15
2.1.2.3 Morfologi Tanaman Tomat ..................................................... 15
2.1.2.4 Kandungan Kimia Tomat ........................................................ 16
2.1.2.5 Manfaat Tomat ........................................................................ 16
2.1.3 Simplisia.............................................................................................. 17
2.1.4 Sari Buah Perasan ............................................................................... 17
2.1.5 Tablet................................................................................................... 18
2.1.6 Formula Umum Tablet Effervescent ................................................... 19
2.1.6.1 Sumber Asam .......................................................................... 19
2.1.6.2 Sumber Karbonat .................................................................... 20
2.1.6.3 Bahan Pengisi .......................................................................... 20
2.1.6.4 Bahan Pengikat........................................................................ 21

xii
2.1.6.4.1 PVP ................................................................................ 22
2.1.6.4.2 HPMC ............................................................................ 24
2.1.6.5 Bahan Pelicin .......................................................................... 25
2.1.6.6 Bahan Tambahan Lain ............................................................ 26
2.1.7 Metode Pembuatan Tablet................................................................... 26
2.1.8 Monografi Bahan ................................................................................ 27
2.1.8.1 Ekstrak Buah Naga Merah ...................................................... 27
2.1.8.2 Ekstrak Tomat ......................................................................... 27
2.1.8.3 Asam Sitrat .............................................................................. 27
2.1.8.4 Asam Tartrat............................................................................ 28
2.1.8.5 Natrium Benzoat ..................................................................... 28
2.1.8.6 Natrium Bikarbonat ................................................................. 28
2.1.8.7 Aspartam ................................................................................. 29
2.1.8.8 Laktosa .................................................................................... 30
2.1.8.9 Polivinilpirolidon(PVP) .......................................................... 30
2.1.8.10 Hydroxypropylmethylcellulose(HPMC) ............................... 31
2.2 Hipotesis ...................................................................................................... 31
2.3 Kerangka Teori............................................................................................. 32
2.4 Kerangka Konsep ......................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................. 33
3.1 Objek Penelitian ............................................................................................. 33
3.2 Sampel dan Teknik Sampling ...................................................................... 33
3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 33
3.3.1 Variabel Bebas .................................................................................... 33
3.3.2 Variabel Terikat .................................................................................. 33
3.3.3 Variabel Terkendali............................................................................. 34
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 34
3.4.1 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 34
3.4.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 34
3.4.3 Cara Kerja ................................................................................................. 35
3.4.3.1 Pengambilan sampel .......................................................................... 35
3.4.3.2 Uji Kandungan Vitamin C ................................................................. 37
3.4.3.3 Uji Mikroskopis ................................................................................. 37
3.4.3.4 Formula .............................................................................................. 39
3.4.3.5 Pembuatan Tablet Effervescent ......................................................... 40
3.4.3.6 Uji Fisik Granul ................................................................................. 42
3.4.3.7 Uji Sifat Fisik Tablet ......................................................................... 44
3.5 Analisis Data .................................................................................................... 49
3.5.1 Secara Teoritis ............................................................................................ 49
3.5.2 Pendekatan Statistik .................................................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 50
4.1 Identifikasi Makroskopis................................................................................. 50
4.1.1 Identifikasi Makroskopis Buah Naga Merah ............................................ 50
4.1.2 Identifikasi Makroskopis Tomat ............................................................... 51
4.2 Identifikasi Mikroskopis ................................................................................. 53
4.2.1 Identifikasi Mikroskopis Buah Naga Merah ............................................. 53

xiii
4.2.2 Identifikasi Mikroskopis Tomat ................................................................ 54
4.3 Pembuatan Ekstrak Perasan ............................................................................ 55
4.4 Uji Kandungan Vitamin C Buah Naga Merah dan Tomat .............................. 56
4.5 Pembuatan Tablet Effervescent Perasan Buah naga Merah dan Tomat .......... 57
4.6 Evaluasi Tablet Effervescent Perasan Buah naga Merah dan Tomat .............. 59
4.6.1 Evaluasi Granul Effervescent .................................................................... 59
4.6.1.1 Uji Organoleptis ............................................................................... 59
4.6.1.2 Uji Waktu Alir.................................................................................. 60
4.6.1.3 Uji Sudut Diam ................................................................................ 62
4.6.1.4 Uji Kompressibilitas ........................................................................ 65
4.6.2 Uji Tablet Effervescent .............................................................................. 67
4.6.2.1 Uji Keseragaman Bobot ................................................................... 67
4.6.2.2 Uji Keseragaman Ukuran ................................................................. 69
4.6.2.3 Uji Kekerasan Tablet........................................................................ 71
4.6.2.4 Uji Kerapuhan Tablet ....................................................................... 73
4.6.2.5 Uji Waktu Larut ............................................................................... 75
4.6.2.6 Uji Respon Kesukaan Rasa .............................................................. 77
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 80
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 80
5.2 Saran ............................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 81
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ 82

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian/ Novelty .................................................................... 6


Tabel 1.2 Lanjutan Keaslian Penelitian/ Novelty ...................................................... 7
Tabel 1.3 Lanjutan Keaslian Penelitian/Novelty ....................................................... 8
Tabel 3.1 Formula Tablet Effervescent ................................................................... 39
Tabel 4.1 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) ............................................ 52
Tabel 4.2 Tomat (Lycopersicum esculentum MILL) .............................................. 53
Tabel 4.3 Uji Mikroskopis Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) ................ 54
Tabel 4.4 Uji Mikroskopis Tomat (Lycopersicum esculentum MILL) ................... 55
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rendemen ................................................................. 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Kandungan Vitamin C ............................................................. 58
Tabel 4.7 Hasil uji organoleptis terhadap granul effervescent ................................ 61
Tabel 4.8 Hasil Uji Waktu Alir Granul Effervescent .............................................. 62
Tabel 4.8.1 Hasil Analisa Statistik AnovaUji Waktu Alir ...................................... 63
Tabel 4.9 Hasil uji sudut diam granul effervescent ................................................. 64
Tabel 4.9.1 Hasil uji statistik sudut diam dengan One-Way Anova ........................ 65
Tabel 4.10 Hasil uji kompresibilitas 100 gram granul effervescent ....................... 66
Tabel 4.10.1 Hasil uji statistik uji kompressibilitas ................................................ 68
Tabel 4.11 Hasil uji keseragaman bobot tablet effervescent ................................... 69
Tabel 4.11.1 Hasil uji statistik keseragaman bobot................................................. 70
Tabel 4.12 Hasil Uji keseragaman ukuran tablet .................................................... 71
Tabel 4.12.1 Hasil Uji Statistik keseragaman ukuran tablet ................................... 71
Tabel 4.13 Hasil uji kekerasan tablet effervescent .................................................. 72
Tabel 4.13.1 hasil uji statistik kekerasan tablet....................................................... 73
Tabel 4.14 hasil uji kerapuhan tablet effervescent .................................................. 74
Tabel 4.14.1 hasil uji kerapuhan tablet menggunakan analisa One-Way Anova .... 75
Tabel 4.15 Hasil uji waktu larut terhadap tablet effervescent ................................. 76
Tabel 4.15.1 Hasil uji statistik waktu larut dengan One-Way Anova...................... 77
Tabel 4.16 Hasil uji respon kesukaan rasa .............................................................. 78

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) ........................................ 9


Gambar 2.2 Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) .......................................... 13
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Teori ...................................................................... 32
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Konsep ................................................................... 32
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Perasan Buah Naga Merah ................................. 36
Gambar 3.2 Skema Pembuatan Perasan Tomat .................................................... 36
Gambar 3.3 Skema uji kandungan vitamin C ....................................................... 37
Gambar 3.4 Skema Uji Mikroskopis..................................................................... 38
Gambar 3.5 Skema Pembuatan Tablet Effervescent ............................................. 41
Gambar 3.6 Skema Uji Organoleptis Granul Effervescent ................................... 42
Gambar 3.7 Skema Uji Waktu Alir ....................................................................... 42
Gambar 3.8 Skema Uji Sudut Diam...................................................................... 43
Gambar 3.9 Skema Uji Pengetapan ...................................................................... 44
Gambar 3.10 Skema Uji Organoleptis Tablet Effervescent .................................. 45
Gambar 3.11 Skema Uji Keseragaman Bobot Tablet ........................................... 45
Gambar 3.12 Skema Uji Keseragaman Ukuran Tablet ......................................... 46
Gambar 3.13 Skema Uji Kekerasan Tablet ........................................................... 46
Gambar 3.14 Skema Uji Kerapuhan Tablet .......................................................... 47
Gambar 3.15 Skema Uji Waktu Larut................................................................... 48
Gambar 3.16 Skema Uji Respon Kesukaan Rasa ................................................. 48
Gambar 4.1 Diagram Uji Respon Kesukaan Rasa ................................................ 78
Gambar 4.2 Grafik Respon Kesukaan Rasa .......................................................... 78

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 perhitungan rendemen perasan buah ................................................... 85


Lampiran 2 perhitungan penimbangan bahan ......................................................... 86
Lampiran 3 perhitungan penimbangan bahan untuk satuan tablet effervescent ........... 87
Lampiran 4 perhitungan penimbangan bahan untuk 200 tablet effervescent .......... 89
Lampiran 5 hasil uji waktu alir ............................................................................... 90
Lampiran 6 perhitungan sudut diam granul effervescent ........................................ 90
Lampiran 7 perhitungan uji pengetapan granul effervescent .................................. 92
Lampiran 8 perhitungan uji keseragaman bobot tablet effervescent ....................... 95
Lampiran 9 uji keseragaman ukuran tablet ............................................................. 97
Lampiran 10 hasil uji kekerasan tablet ................................................................... 98
Lampiran 11 perhitungan uji kerapuhan tablet effervescent ................................... 99
Lampiran 12 uji waktu larut .................................................................................. 100
Lampiran 13 uji respon kesukaan rasa .................................................................. 101
Lampiran 14 gambar pembuatan tablet effervescent ............................................. 103
Lampiran 15 proses evaluasi sediaan granul effervescent..................................... 106
Lampiran 16 proses evaluasi sediaan tablet effervescent ...................................... 106
Lampiran 17 lembar kuisoner uji respon kesukaan rasa ....................................... 108

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat indonesia memiliki aktifitas yang padat sehingga

memerlukan makanan tambahan seperti sayur dan buah-buahan untuk

memenuhi kebutuhan vitamin yang diperlukan tubuh dalam menjalani aktifitas

sehari-hari. Salah satunya yaitu buah naga merah dan tomat. Buah naga

merah memiliki kandungan vitamin C dan senyawa flavonoid yang berwarna

khas yaitu warna merah (Arel, dkk, 2017). Beberapa buah mengandung

vitamin C seperti buah tomat, tomat juga mengandung polifenol terdiri dari

flavonoid dan senyawa karoten yang bertindak sebagai antioksidan (Hakimah,

2010).

Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai

antioksidan yang efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau

jaringan, melindungi tubuh kita dari radikal bebas agar terjaga kesehatan

tubuh kita untuk beraktifitas, untuk mencegah sariawan, gusi yang bengkak

dan berdarah (penyakit skorbut) serta mencegah sakit gigi (Youngson, 1998).

Untuk memperoleh vitamin C yang terdapat dalam buah naga merah

dan tomat, kita dapat mengkonsumsinya. Namun mengkonsumsi buah naga

merah dan tomat secara langsung cukup merepotkan seperti harus mencuci,

mengupas kulitnya dan memotong buah serta rasa yang kurang enak. Oleh

karena itu untuk memudahkan dalam mengkonsumsinya dapat kita buat

menjadi sediaan tablet. Sediaan tablet memiliki banyak jenis namun yang

1
2

paling baik dalam mengolah sumber vitamin C menjadi sediaan tablet yaitu

dijadikan tablet effervescent. Tablet effervescent memiliki kelebihan seperti

bentuk sediaan yang lebih menarik, lebih mudah dalam mengkonsumsinya dan

dapat memberikan rasa obat yang lebih enak (Maria, 2009).

Tablet effervescent adalah sediaan tablet yang dibuat dengan cara

pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik, seperti

asam sitrat dan asam tartrat dengan natrium bikarbonat. Bila dimasukkan

dalam air, terjadi reaksi kimia antar asam dan natrium bikarbonat sehingga

menghasilkan gas karbondioksida (CO2) serta air. Dalam pembuatan tablet

effervescent membutuhkan bahan tambahan salah satunya yaitu bahan

pengikat (binder) (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).

Salah satu bahan pengikat yang baik digunakan pada tablet yaitu PVP

dan HPMC. Granulasi dengan menggunakan PVP dapat menghasilkan sistem

granul yang baik, cepat kering dan mudah dicetak. Penggunaan PVP sebagai

pengikat dapat digunakan dalam konsentrasi 2-15%, dan memiliki sifat alir

yang baik (Kurniasari, dkk, 2017). Menurut Siregar dan Wikarsa (2010)

penggunaan PVP yang baik sebagai bahan pengikat yaitu pada konsetrasi 0,5-

5% karena semakin tinggi konsentrasi PVP akan mengakibatkan tablet terlalu

keras dan waktu larut yang lama.

Peningkatan kadar PVP akan meningkatkan ikatan antara senyawa

dalam tablet (Lachman, dkk, 1994). Peningkatan kadar PVP dalam tablet akan

menghasilkan tablet yang lebih kuat, sehingga cenderung lebih stabil dalam

penyimpanan (Asiani, dkk, 2012). Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC)


3

merupakan turunan selulosa yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat

tablet. Dengan tekanan kompresi yang sama HPMC menghasilkan tablet yang

memiliki kerapuhan yang lebih baik jika dibandingkan dengan tablet yang

menggunakan bahan pengikat PVP.

HPMC mempunyai sifat larut dalam air sehingga menghasilkan larutan

yang jernih dan dapat menghasilkan tablet yang cukup keras, HPMC

digunakan sebagai bahan pengikat tablet pada konsentrasi antara 2-5% (Maria,

2009). Namun HPMC memiliki kekurangan yaitu sifat alir yang kurang baik

karena sukar membentuk aglomerat, sehingga HPMC sering dikombinasikan

dengan zat lain untuk memperbaiki sifat alirnya pada penelitian yang

dilakukan Isma dan Wiwiek (2017) HPMC dikombinasikan dengan Na CMC

dan Xanthan Gum menghasilkan granul yang memiliki sifat alir yang lebih

baik.

Sehingga pada penelitian ini penggunaan HPMC jika dikombinasikan

dengan PVP akan menghasilkan sifat alir yang lebih baik, menghasilkan

larutan tablet effervescent yang jernih karena sifat HPMC yang mudah melarut

dalam air dan menghasilkan larutan jernih. Berdasarkan penjelasan di atas

pemberian bahan pengikat PVP dan HPMC dimaksudkan agar dapat saling

melengkapi kekurangan yang ada pada masing-masing bahan pengikat dan

dapat memberikan kekompakkan dan daya tahan tablet (Voight, 1994).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin melakukan penelitian

mengenai “PENGARUH PVP DAN HPMC SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT KOMBINASI


4

PERASAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN TOMAT

(Lycopersicum Esculentum MILL)”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh penggunaan PVP dan HPMC sebagai bahan

pengikat terhadap sifat fisik pada tablet effervescent kombinasi perasan

buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum

Esculentum MILL)?

2. Pada formula berapakah penggunaan PVP dan HPMC sebagai bahan

pengikat terhadap sifat fisik pada tablet effervescent kombinasi perasan

buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum

Esculentum MILL) yang menghasilkan tablet effervescent paling baik?

1.3 Batasan Masalah

1. Sampel yang digunakan adalah perasan buah naga merah (Hylocereus

polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum esculentum MILL) yang diperoleh

dari Desa Limbangan, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes.

2. Bahan pengikat yang digunakan adalah PVP dan HPMC.

3. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi sampel adalah metode

perasan.

4. Konsentrasi PVP, HPMC, dan kombinasi yang digunakan dalam penelitian

dengan konsentrasi F1 : PVP 4%, F2 : HPMC 4%, F3 : Kombinasi PVP

dan HPMC 1:1 ( 2:2 %).

5. Cara pembuatan sediaan tablet effervescent denganmenggunakan metode

granulasi basah.
5

6. Pengujian terhadap granul effervescent kombinasi perasan buah naga

merah (Hylocereus polyrhizus) dan Tomat (Lycopersicum esculentum

MILL) dengan bahan pengikat PVP dan HPMC meliputi uji waktu alir,

sudut diam, dan uji pengetapan.

7. Pengujian terhadap sifat fisik tablet effervescent kombinasi perasan buah

naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan Tomat (Lycopersicum esculentum

MILL) dengan bahan pengikat kombinasi PVP dan HPMC meliputi uji

organoleptis, uji waktu larut, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji keseragaman

bobot, dan uji respon rasa.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kombinasi PVP dengan HPMC

sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik pada tablet effervescent

kombinasi perasan dari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan

tomat (Lycopersicum Esculentum MILL).

2. Untuk mengetahui Pada formula berapakah penggunaan PVP dan HPMC

sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik pada tablet effervescent

kombinasi perasan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat

(Lycopersicum Esculentum MILL) yang menghasilkan tablet effervescent

paling baik.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberi pengetahuan tentang pengaruh kombinasi PVP dengan HPMC

sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik pada tablet effervescent


6

kombinasi perasan dari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan

tomat (Lycopersicum esculentum MILL).

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam pembuatan

sediaan tablet effervescent kombinasi perasan buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus) dan Tomat (Lycopersicum esculentum MILL)

dengan penggunaan PVP dan HPMC dan Kombinasi PVP dengan HPMC

sebagai bahan pengikat.

1.6. keaslian Penelitian / Novelty

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Pembeda Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3


(Hikmah, 2016) (Kurniasari, Dkk, (Hermanto, 2018 )
2017)
1 Judul PENGARUH FORMULASI
Penelitian KONSENTRASI PVP DAN AKTIVITAS PENGARUH PVP
SEBAGAI BAHAN ANTIOKSIDAN DAN HPMC
PENGIKAT TABLET SEBAGAI BAHAN
TERHADAP SIFAT EFFERVESCENT PENGIKAT
FISIK TABLET BERBAHAN TERHADAP SIFAT
BAKU EKSTRAK FISIK TABLET
EFFERVESENT
ETANOL DAUN EFFERVESCENT
KOMBINASI
TEH HIJAU KOMBINASI
EKSTRAK DAUN (Camellia sinensis)
KUMIS KUCING PERASAN BUAH
(Orthosipon aristatus) NAGA MERAH
DAN DAUN SALAM (Hylocereus
(SYZIGIUM polyrhizus) DAN
POLYANTHUM) TOMAT
(Lycopersicum
esculentum MILL)
7

Tabel 1.2 Lanjutan keaslian penelitian

2 Sampel Daun Kumis Kucing Sampel : Sampel :


(Subjek) (Orthosipon aristatus) Daun Teh Hijau Buah Naga Merah
Penelitian dan daun salam (Camellia sinensis) (Hylocereus
(Syzigium polyanthum) polyrhizus) dan
Tomat
(Lycopersicum
esculentum MILL)

3 Variabel Variabel bebas : Variabel bebas : Variabel bebas :


Penelitian konsentrasi PVP ( 1%, konsentrasi penggunaan PVP
3%, 5%) pengikat (PVP) 2%, dan HPMC
Variabel terikat : 3,5%, dan 5% dan Variabel terikat :
meliputi uji sifat fisik konsentrasi meliputi uji sifat
tablet yaitu uji sudut pemanis (aspartam) fisik tablet yaitu uji
diam, uji waktu alir, uji 3%, 5%, dan 7%. sudut diam, uji
keseragaman bobot, uji Variabel terikat : waktu alir, uji
kekerasan tablet, uji meliputi uji sifat keseragaman bobot,
kerapuhan tablet, uji fisik tablet yaitu uji kekerasan tablet,
uji organoleptis, uji
organoleptis, uji uji kerapuhan tablet,
sudut diam, uji
kompressibilitas, uji uji organoleptis, uji
waktu alir, uji
waktu larut dan uji keseragaman bobot, kompressibilitas, uji
respon kesukaan rasa uji kekerasan tablet, waktu larut dan uji
Variabel terkontrol : uji kerapuhan respon kesukaan
meliputi metode ekstraksi tablet, uji rasa
maserasi. organoleptis, uji Variabel terkontrol :
kompressibilitas, meliputi metode
uji derajat ekstraksi perasan
keasaman dan uji dan metode
tinggi buih. pembuatan tablet
Variabel terkontrol effervescent.
: meliputi metode
ekstraksi maserasi
dan metode
pembuatan tablet
effervescent
8

Tabel 1.3 Lanjutan keaslian penelitian

4 Metode Pengambilannya dengan Pengambilan yang Pengambilan yang


Penelitian cara mencuci daun kumis digunakan adalah digunakan adalah
kucing dan daun salam, metode ekstraksi metode perasan buah
merajang daun kumis maserasi dari daun naga merah dan
kucing dan daun salam
teh hijau (Camellia tomat. Dengan
kemudian dikeringkan
sinensis) dan pembuatan tablet
setelah kering dihaluskan
menjadi serbuk dengan cara metode pembuatan metode granulasi
diblender, kemudian di tablet effervescent
basah.
ekstraksi menggunakan menggunakan
metode maserasi, metode metode granulasi
pembuatan tablet yaitu basah.
metode granulasi basah

5 Hasil Ada pengaruh konsentrai Ada pengaruh


Penelitian PVP sebagai bahan konsentrasi PVP
pengikat terhadap sifat dan aspartam
fisik tablet effervescent, terhadap sifat fisik
didapat konsentrasi 3% tablet effervescent.
yang menghasilkan tablet Konsentrasi PVP
effervescent paling baik. sebanyak 3.5% dan
aspartam 5% yang
menghasilkan sifat
fisik yang paling
baik
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1.Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tanaman Buah Naga Merah

Gambar 2.1 buah naga merah (Dokumen Pribadi, 2018)

2.1.1.1 Klasifikasi Tanaman Buah Naga Merah

Pada taksonomi tumbuhan buah naga dapat diklasifikasika

sebagai berikut (Kristanto, 2014).

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Catales

Famili : Cactaceae

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereuspolyrhizus

9
10

2.1.1.2 Nama Daerah

Di Asia Tenggara disebutdragonfruit, karena

buahnya mirip bola api naga, binatang dewa imajinerdalam

budaya di kawasan ini. Nama lain di Asia Tenggara dan

Indochina adalah strawberry pear, pitaya, pitahaya, dan

night-blooming cereus, dan paniniokapunahou atau paipi

pua (Hawaii), di Indonesia disebut buah naga dan ada juga

yang menyebutnya buah pitaya (Pratomo, 2009).

2.1.1.3 Morfologi Tanaman

Buah naga memiliki perakaran yang bersifat epifit,

menempel ataumerambat pada tanaman lain. Akarnya

berupa akar serabut yang terdapat pada pangkal batang

yang tumbuh pada media tanah maupun yang menempel

pada media rambatan berupa tiang atau kayu (Emil, 2011).

Penampang melintang batang tanaman buah naga

berbentuk segitiga, memanjang hingga mampu mencapai

panjang maksimum sekitar 9 meter dengan warna hijau

hingga hijau tua. Batang tanaman ini mempunyai duri-duri

yang merupakan ciri utama famili kaktus. Bagian batang

tanaman buah ini berlapis lilin dan mampu memanjat pada

tembok atau batang penopang (Hardjadinata, 2010).

Bunga tanaman buah naga terletak pada sulur batang,

berbentuk terompet, dan berwarna putih. Susunan bunga


11

merupakan susunan bunga majemuk. Buahnya berbentuk

bulat panjang dan lonjong serta berdaging warna merah dan

sangat tebal (Warisno & Dahana, 2010).

Buah naga memiliki daging yang berserat halus dan

terdapat biji-biji hitam berukuran kecil yang tersebar pada

daging buah, dan memiliki tekstur daging buah lunak

dengan rasa manis dan sedikit masam (Cahyono, 2009)

Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna

hitam. Kulit biji sangat tipis, tetapi tidak keras. Biji ini

dapat digunakan untuk perbanyakkan tanaman secara

generatif. Namun perbanyakan tanaman menggunakan biji

memakan waktu cukup lama, sehingga jarang sekali

pembudidaya yang menerapakannya. Setiap buah terdapat

sekitar 1.200 – 2.300 biji (Kristanto, 2014).

2.1.1.4 Kandungan

Menurut Pratomo (2009), buah naga mengandung zat

aktif dengankonsentrasi yang termasuk dalam kategori

pangan fungsional. Zat aktif tersebut adalah antioksidan

dalam antosianin, asam askorbat (vitamin C) dan serat

pangan. Kadar vitamin C buah naga merah sebesar 5,28 mg

per 100 gram (Risnayanti, dkk, 2015). Buah naga memiliki

kandungan antara lain air, protein, lemak, serat pangan,


12

beta karoten, kalsium, zat besi, fosfor, kalium, vitamin C,

vitamin B1 dan B2, serta niasin (Hakimah, 2010).

Setiap 100 gram buah naga merah (Hylocereus

polyrhizus) mengandung 82,5-83,0 g air, 0,21-0,61 g

lemak, 0,16-0,23 g protein, 0,7-0,9 g serat, 0,005-0,012 mg

karoten, 6,3-8,8 mg kalsium, 30,2-36,1 mg posfor, 0,55-

0,65 mg besi, 1,297-1,300 mg niasin serta 8-9 mg vitamin

C (Risnayanti dkk., 2015).

2.1.1.5 Manfaat

Buah naga memiliki banyak manfaat seperti

menurunkan kadar kolesterol, membantu proses

penglihatan, reproduksi, dan metabolisme lainnya, mampu

menghambat pertumbuhan sel tumor, menjaga

keseimbangan sistem pencernaan, membantu kerja sistem

peredaran darah, sebagai ko-enzim dalam reaksi-reaksi

yang menghasilkan energi dan karbohidrat, memindahkan

energi yang bersenyawa (energi ATP), mencegah

berkurangnya kandungan thiamin dalam tubuh yang dapat

menyebabkan penyakit beri-beri kering (polynueritis),

menguatkan fungsi ginjal dan tulang, meningkatkan daya

tahan tubuh, serta menghaluskan kulit sehingga dapat

tampil lebih cantik (Hakimah, 2010).


13

Buah naga mempunyai nilai ekonomi tinggi dan

bermanfaat untuk mengobati berbagai jenis penyakit yaitu

dapat menurunkan kadar kolesterol, penyeimbang kadar

gula darah, mencegah kanker usus, menguatkan fungsi

ginjal dan tulang, menguatkan daya kerja otak,

meningkatkan ketajaman mata serta sebagai bahan

kosmetik (Rahmawati & Mahajoeno, 2010).

2.1.2 Tanaman Tomat

Gambar2.2 Buah Tomat (Dokumen Pribadi, 2018)

2.1.2.1 Klasifikasi Tanaman

Urutan taksonomi tomat dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (Dewanti, 2017) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Klas : Dicotylodenae

Ordo : Tubiflorae
14

Sub ordo : Myrtales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersium

Spesies : Lycopersicon esculentum Mill

Buah tomat memiliki rasa manis, asam, dan sedikit

dingin. Buah tomat memiliki beberapa varietas. Buah tomat

menurut bentuknya, dapat digolongkan menjadi beberapa jenis

yaitu tomat cherry (Lycopersicon esculentum Mill, var.

Cerasiforme (Dun) Alef), bentuknya seperti kelengkeng, tomat

tegak (Lycopersicon esculentum Mill, var.validim Bailey),

tomat kentang atau tomat daun lebar (Lycopersicon esculentum

Mill, var.grandifolium Baile,. tomat apel atau pir

(Lycopersicon esculentum Mill, var.pyriforme Alef), dan tomat

biasa (Lycopersicon esculentum Mill, var.commune) (Dewanti,

2017).

2.1.2.2 Nama Daerah

Tomat dinegara Meksiko lebih dikenal dengan sebutan

timato, orang Peru mengenal tomat dengan nama podo d’moro,

di Prancis lebih dikenal dengan sebutan pomme d’amour (apel

cinta), di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan tomat

sedangkan di Inggris mengenalnya dengan nama tomato

(Hakimah, 2010).
15

2.1.2.3 Morfologi Tanaman

Tanaman tomat (Lycopersicum esculantum Mill) adalah

tumbuhan setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk

kedalam golongan tanaman berbunga (angiospermae). Bentuk

daunnya bercelah menyirip tanpa stippele (daun penumpu).

Jumlah daunnya ganjil antara 5-7 helai. Di sela-sela pasangan

daun terdapat 1-2 pasang daun kecil yang berbentuk delta

(Untung, 2008).

Bentuk batangnya segi empat sampai bulat. Warnanya

hijau dan mempunyai banyak cabang. Akarnya tunggang

dengan akar samping yang menjalar diseluruh permukaan atas.

Bunganya berjenis dua dengan 5 buah kelopak berwarna hijau

berbulu dan 2 buah daun mahkota berwarna kuning. Hampir

semua bagian tanaman tomat berbulu halus bahkan ada yang

tajam, kecuali pada akar dan mahkotanya (Tugiyono, 2007).

2.1.2.4 Kandungan

Menurut Food and Nutrition Research Center Hand

Book Manila, dalam buku (Hakimah, 2010), setiap 100 mg

tomat masak mengandung: 19 cal energi, 1 gram Protein, 0,2

Gram lemak, 4,1 gram karbohidrat, 0,8 gram serat, 0,6 gram

abu. 18 mg Fosfor, 0,8 mg Zat Besi, Calsium, 4 mg Natrium,

niacin, 266 mg Kalum, vitamin C 29 mg. Dan kandung

senyawa lainnya yaitu 0,8 mg zat Besi, 10 mg Sodium, 254 mg


16

Pottasium, 1.394 IU vitamin A, 2 mg Biotin, 11,5 mg Asam

folik (Handrian, 2009).

2.1.2.5 Manfaat Tomat

Dalam buah tomat banyak terkandung zat-zat yang

berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung

didalamnya adalah vitamin C, vitamin A (karoten), dan mineral

(Hakimah, 2010). Tomat banyak mengandung vitamin C

sebagai antioksidan yang akan memelihara kesehatan tubuh,

gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka-luka dan

menghindarkan penyakit yang dikenal dengan nama scurvy

(skorbut), serta melawan kecenderungan perdarahan pada

pembuluh darah yang halus (Handrian, 2009).

Vitamin A yang dikandung dalam buah tomat dapat

membantu penyembuhan penyakit buta malam. Selain itu tomat

juga dapat membangun sel darah merah. Bagi mereka yang

ingin langsing, tomat dapat dijadikan sebagai sahabat sebab zat

yang dikandung didalamnya cukup bergizi tetapi tidak

menggemukkan (Tugiyono, 2007).

2.1.3 Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat

yang belum mengalami perubahan apapun juga, kecuali dinyatakan

lain berupa bahan yang telah dikeringkan (Departemen Kesehatan RI,

1979). Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan seperti


17

pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan,

pengeringan, sortasi kering, pengepakan, penyimpanan, dan

pemeriksaan mutu. Simplisia dibedakanatas simplisia nabati, simplisia

hewani, dan simplisia pelikan (mineral). Sebelum diserbuk, simplisia

nabati harus dibebaskan dari debu, pasir, atau pengotor lain yang

berasal dari tanah maupun benda organik asing. Penyerbukan dapat

dilakukan dengan cara memenuhi ukuran derajat halus tertentu

(Departemen Kesehatan RI, 1995).

2.1.4 Sari Buah Perasan

Perasan merupakan salah satu cara metode penyarian untuk

menyari zat aktif pada tumbuhan, pemerasan diperoleh dengan cara

pengepresan atau penghancuran buah-buahan yang telah masak dan

segar (Voight, 1994).

Sari buah (fruit juice) merupakan cairan yang jernih maupun

hampir jernih yang tidak mengalami proses fermentasi, diperoleh

dengan cara pengepresan atau penghancuran buah-buahan yang telah

masak dan segar. Indonesia pembuatan sari buah pada umumnya masih

dilakukan secara sederhana dan biasanya sari buah tersebut

mengandung zat pektin yang menyebabkan cairan sari buah keruh dan

terdapat endapan. Pengolahan buah menjadi sari buah selain dapat

menghasilkan produk yang lebih awet, juga merupakan minuman yang

praktis, rasanya enak dan menyegarkan serta bermanfaat bagi

kesehatan tubuh (Tohariyah dalam Sansiska, 2018).


18

2.1.5 Tablet

Teblet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa,

cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya

rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau

tanpa zat tambahan (Departemen Kesehatan RI, 1979).

Bentuk sediaan tablet mempunyai banyak keunggulan antara lain

ketepatan dosis, praktis dalam penyajian, biaya produksi yang murah,

mudah dikemas, tahan dalam penyimpanan, mudah dibawa, serta

bentuk yang memikat (Lachman dkk., 1994). Tablet takaranya tepat,

dikemas secara baik, praktis dalam transportasi dan penyimpanannya

(stabilitas obatnya terjaga dalam sediaannya), serta mudah ditelan

(Voight, 1971).

Tablet effervescent adalah sediaan tablet yang dibuat debngan

cara pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam

organik, seperti asam sitrat atau asam tartrat dan natrium bikarbonat.

Bila tablet ini dimasukkan dalam air, muailah terjadi reaksi kimia

antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium

dari asam dan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) serta air.

Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu

menit atau kurang,dilarutkan atau didispersikan dalam air sebelum

pemberian. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup

rapat atau kemasan tahan lembab, pada etiket tertera tidak untuk

langsung diminum (Siregar dan Wikarsa, 2010).


19

Salah satu persyaratan bahan baku yang harus diperhatikan pada

pembuatan tablet effervescent adalah kadar air. Reaksi yang sering

digunakan disitegrasi tablet pada formula tablet effervescent adalah

reaksi antara sumber asam yang larut dan alkali karbonat. Pembuatan

tablet dalam bentuk tablet effervescent memiliki beberapa keuntungan,

antara lain dapat digunakan untuk formula dengan bahan aktif dosis

besar, dapat 3-10 kali dosis tablet biasa, tablet tidak perlu ditelan,

memiliki rasa yang lebih enak ketika dicampur dengan air,

dibandingkan dengan jika kita mencampurkan serbuk dengan air, dosis

yang lebih baik, banyak penelitian menunjukkan bahwa tablet

effervescent meningkatkan junmlah penyerapan bahan aktif

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).

2.1.6 Formula Umum Tablet Effervescent

2.1.6.1 Sumber Asam

Sumber asam yaitu bahan yang mengandung asam atau yang

dapat membuat suasana asam pada campuran effervescent. Sumber

asam jika direaksikan dengan air akan terhidrolisis kemudian

melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya menghasilkan

karbon dioksida (Mohrle, 1989). Sumber asam yang umum

digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah asam sitrat

dan asam tartrat. Asam sitrat mempunyai kelarutan yang tinggi

dalam air danm mudah diperoleh dalam bentuk granul (Ansel,

1989). Sedangkan asam tartrat pada konsentrasi tertentu juga


20

mempunyai daya larut yang lebih baik dibanding asam sitrat

(Mohrle, 1989).

2.1.6.2 Sumber Karbonat

Sumber karbonat yang digunakan sebagai bahan penghancur

dan sebagai sumber timbulnya gas berupa karbon dioksida pada

tablet efervescent adalah natrium karbonat dan natrium bikarbonat

keduanya adalah yang paling reaktif dalam tablet effervesent,

sodium bikarbonat adalah merupakan sumber karbon yang paling

utama, yang larut sempurna, non higroskopik, murah, banyak dan

tersedia secara komersial mulai dari bentuk bubuk sampai bentuk

granul sehingga natrium bikarbonat yang paling utama yang dapat

larut sempurna, non higroskopik, murah banyak dan tersedia secara

komersial mulai dari bentuk ubuk sampai natrium bikarbonat lebih

banyak dipakai dalam pembuatan tablet effervescent (Mohrle,

1989).

2.1.6.3 Bahan Pengisi (diluents)

Bahan pengisi dimasukkan untuk memperbesar volume tablet

(Anief, 2006). Pada peracikan obat dalam jumlah yang sangat kecil

diperlukan bahan pengisi, untuk memungkinkan suatu pencetakan

tablet. Bahan pengisi mengurus untuk itu, bahwa tablet

mengandung ukuran atau massa yang dibutuhkan 0,1-0,8 g

(Voight, 1994). Bahan pengisi tablet yang umum adalah laktosa,

pati, kalsium fosfat di basa dan selulosa mikro kristal. Jika zat aktif
21

kecil, maka sifat tablet secara keseluruhan ditentukan oleh bahan

pengisi yang besar jumlahnya (Departemen Kesehatan RI, 1995)

2.1.6.4 Bahan Pengikat (binders)

Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk

sewaktu digranulasi serta menambah daya kohesi pada bahan

pengisi (Syamsuni, 2006). Bahan pengikat dimaksudkan untuk

memberikan kekompakkan dan daya tahan tablet. Oleh karena itu

bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk

dalam granulat. Demikian pula kekompakkan tablet dapat

dipengaruhi, baik oleh tekanan percetakan maupun bahan pengikat.

Bahan pengikat dalam jumlah yang memadai ditambahkan

kedalam bahan yang akan ditabletasi melalui bahan pelarut atau

larutan bahan perekat yang digunakan pada saat granulasi. Sebagai

bahan pengikat yang khas yaitu gula dan jenis pati, gelatin, turunan

selolosa, gom arab, tragakan, dan sebagai bahan pengikat untuk

membuat granulat adalah polovinil pirolidon (Voight, 1994).

Bahan pengikat seperti gom, selulosa, gelatin, dan pati kebanyakan

meninggalkan residu. Pengikat kering seperti laktosa, dekstrosa,

dan manitol sering digunakan tetapi kurang efektif, pada

konsentrasi rendah PVP merupakan bahan pengikat yang paling

efektif untuk tablet effervescent (Mohrle, 1989).


22

2.1.6.4.1 PVP

PVP merupakan polimerasi dari 1-vinilpirolidon-2-on

(Departemen Kesehatan RI, 1979). Penggunaan PVP pada

konsentrasi 0,5-5% pada pembuatan tablet ekstrak tanaman

dapat menghasilkan tablet yang mempunyai kekerasan yang

cukup, kerapuhan yang rendah dan waktu hancur yang lama

(Mohandani, 2009). Dalam penelitian lain juga yang

dilakukan oleh Asiani, dkk, (2012) menyebutkan bahwa

penggunaan PVP sebagai bahan pengikat dapat

memperbaiki waktu alir granul, sehingga sudut diam

minimun, mengurangi kerapuhan tablet sehinga

menghasilkan kekerasan tablet yang baik.

Dalam ketergantunganya dari tingkat polimerasi,

sediaan polivinil pirolidon dalam air pada konsentrasi 10-

15% memiliki sifat plastis. Akan tetapi polivinil pirolidon

khusus digunakan sebagai bahan pembantu tabletasi

(Voight, 1994). PVP merupakan bahan yang paling efektif

untuk tablet effervescent (Mohrle, 1989). Dalam formulasi

untuk pembuatan tablet metode granulasi basah PVP

digunakan pada konsentrasi 0,5-5% (Siregar dan Wikarsa,

2010).

PVP sebagai bahan pengikat memiliki beberapa

keuntungan, yaitu granul yang dihasilkan memiliki sifat alir


23

yang baik, sudut diam minimum, menghasilkan fines yang

lebih sedikit dan daya kompaktibilitas lebih baik (Hikmah,

2016), hal ini sesuai dalam penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Kurniasari, dkk, (2015) PVP yang

dikombinasikan dengan CMC, PVP dapat membuat sistem

granul yang baik, ukuran partikel yang seragam dan kadar

air yang rendah sehingga dapat memperbaiki waktu alir

granul, sudut diam minimum dan kekerasan tablet yang

baik.

Polivinilpirolidon sering digunakan sebagai bahan

pengikat, karena bahan tersebut dengan meningkatkan

kekuatan ikatan antara granul dan juga menghasilkan

permukaan tablet yang lembut. PVP merupakan suatu

polimer sintetik yang dapat digunakan sebagai pengikat

baik dalam granulasi basah maupun granulasi kering. PVP

larut dalam air dan efektif digunakan sebagai bahan dalam

tablet effervescent, karena PVP sebagai bahan pengikat

dengan keuntungan sebagai bahan perekat yang baik dalam

larutan air atau alkohol sehingga dapat menghasilkan

larutan yang tidak meninggalkan residu, PVP tidak

memberi rasa pada sediaan akhir serta mempunyai

kemampuan sebagai pengikat kering (Lachman dkk., 1994).


24

2.1.6.4.2 HPMC

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) merupakan

turunan selulosa yang dapat digunakan sebagai bahan

pengikat tablet, karena memiliki keuntungan seperti

memperbaiki kerapuhan tablet, menghasilkan tablet yang

memiliki kekerasan cukup sesuai standar kekerasan tablet

(Maria, 2009).

Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Isma dan Wiwiek (2017) bahwa HPMC memperbaiki

kerapuhan tablet, menghasilkan tablet yang memiliki

kekerasan yang baik, dan HPMC yang memiliki sifat alir

kurang baik jika dikombinasikan dengan bahan pengikat

lain yang memiliki sifat alir baik akan memberikan sifat alir

baik kepada HPMC sehingga dapat memberikan sifat alir

granul yang lebih baik hal ini dikuatkan dalam buku

sediaan solida oleh Hadisoewignyo dan Fudholi (2016)

bahwa HPMC memiliki sifat mudah melarut.

Hypromellose adalah polimer yang larut dalam air

yang berasal dari selulosa, polimer yang paling melimpah

di alam. Ini digunakan sebagai pengental, pengikat, dan

agen retensi air. Hypromellose juga berfungsi sebagai alat

bantu suspensi, surfaktan, pelumas, koloid pelindung dan

pengemulsi. Hydroxypropyl methylcellulose eters berwarna


25

putih, tidak berbau, polimer larut air yang mengikat,

menahan air, mengental, membentuk film, mengemulsi, dan

banyak lagi.

Sinonim untuk hydroxypropyl methylcellulose

(HPMC) adalah Hypromellose, hypromellose merupakan

polimer sintetis, inert, viskoelastik semi, digunakan sebagai

komponen eksipien. Hypromellose adalah metilselulosa

yang dimodofikasi dengan sejumlah kecil propilen glikol

eter, kelompok yang melekat pada anhidroglukosa selulosa

ini adalah metil dan hidroksipropil campuran eter selulosa

(Phadtare, dkk, 2014). Dalam metode granulasi basah

HPMC digunakan sebagai bahan pengikat antara 2-5%

(Siregar dan Wikarsa, 2010).

2.1.6.5 Bahan Pelicin (lubricant)

Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang

melalui pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang

cetak dalam permukaan sisi tablet. Demikian pula mereka harus

dapat mengurangi dan mencegah gesekkan stempel bawah lubang

ruang cetak, sehingga stempel bawah tidak macet (Voight, 1971).

Magnesium, kalsium dan Zn dari garam asam stearat merupakan

bahan pelicin yang paling tepat untuk effervescent (Mohrle, 1989).

Tentu saja mereka akan menyebabkan turunnya kekerasan tablet


26

akibat mengecilnya gaya ikatan dengan terbentuknya lapisan tipis

bahan pelicin pada partikel bahan padat (Voight, 1971).

2.1.6.6 Bahan Tambahan Lain

Bahan-bahan untuk tambahan lain tidak selalu terdapat dalam

tablet, hanya ditambahkan pada tablet tertentu. Pada tablet

effervescent biasanya ditambahkan bahan pewarna dan pemanis

untuk memperbaiki rasa dan penampilan produk (Departemen

Kesehatan RI, 1995).

2.1.7 Metode Pembuatan Tablet

Pada penelitian ini metode pembuatan tablet yang akan gunakan

adalah metode granulasi basah. Tujuan granulasi basah adalah untuk

meningkatkan aliran campuran dan kemampuan kempa (Departemen

Kesehatan RI, 1995).

Metode granulasi basah merupakan metode yang paling sering di

gunakan orang dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah

yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini adalah

Menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah,

pengayakkan adonan lembab menjadi granul, pengeringan,

pengayakkan kering, pencampuran bahan pelicir, pembuatan tablet

dengan kompresi (Ansel, 1989).

Keuntungan dari metode granulasi basah, antara lain mencegah

terjadinya segregasi campuran serbuk, memperbaiki sifat alir serbuk,

memperbaiki kompaktibilitas serbuk dengan jalan meningkatkan


27

kohesivitas serbuk karena ada penambahan bahan pengikat yang dapat

menyebabkan terbentuknya jembatan padat, mempertahankan agar

distribusi obat atau zat warna selalu merata dalam granul kering, dapat

digunakan untuk bahan obat dosis kecil (Hadisoewignyo dan Fudholi,

2016).

Adapun kerugian metode granulasi basah antara lain :Zat aktif

yang tidak tahan lembab dan panas tidak dilakukan dengan cara ini, zat

yang tidak bisa disatukan antara zat aktif dengan komponen lain dalam

campuran lebih sering terjadi dalam cara granulasi basah, biaya cukup

tinggi, untuk pembiayaan jasa, waktu, alat, energi dan kebutuhan

ruangan (Siregar dan Wikarsa, 2010).

2.1.8 Monografi Bahan

2.1.8.1 Ekstrak Buah Naga Merah

Ekstrak buah naga merah (Hylocereus polhyrizus) diperoleh

dengan cara menyari buah naga merah dengan metode perasan. dan

hasil perasan yang didapat, dicampurkan dengan sediaan granul

effervescent sampai tercampur rata (Sansiska, 2018).

2.1.8.2 Ekstrak buah tomat

Ekstrak buah tomat (Asolanum lycopersicu ) didapatkan

dengan menyari buah tomat dengan menggunakan metode perasan,

dan dari perasan buah tomat dicampurkan dengan sediaan granul

effervescent sampai tercampur rata (Sansiska, 2018).


28

2.1.8.3 Asam Sitrat

Asam sitrat berupa serbuk hablur tidak berwarna atau serbuk

putih, tidak berbau, rasa sangat asam, agak higroskopik, merapuh

dalam udara kering dan panas. Kelarutan larut dalam 1 bagian air

dan dalam 1,5 bagian etanol (95 % ) P, sukar larut dalam eter P

(Departemen Kesehatan RI, 1979).

2.1.8.4 Asam Tartrat

Asam tartrat berupa hablur tidak berwarna atau bening atau

serbuk hablur halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa

asam dan stabil diudara. Kelarutan sangat mudah larut dalam air

dan mudah larut dalam etanol (Departemen Kesehatan RI, 1995).

2.1.8.5 Natrium Benzoat

Natrium benzoat mengandung tidak kurang dari 99.0 %

C7H5NaO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Natrium benzoat

merupakan butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, atau

hampir tidak berbau, larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian

etanol (95%) P. Natrium benzoat disimpan dalam wadah tertutup

baik, Natrium benzoat memiliki manfaat sebagai zat pengawet

(Departemen Kesehatan RI, 1979). Namun juga dapat digunakan

sebagai bahan pelicin yang larut dalam air, umumnya digunakan

sebagai bahan pelicin dalam pembuatan tablet pada konsentrasi (2-

5%) (Hadisoewignyo & Fudholi, 2016).


29

2.1.8.6 Natrium Bikarbonat

Natrium bikarbonat mengandung tidak kurang dari 99,0 %

dan tidak lebih dari 100,5 % NaCo3, dihitung terhadap zat yang

telah dikeringkan. Pemerian, serbuk hablur putih, stabil di udara

kering, tetapi dalam udara lembab secara perlahan-lahan terurai.

Larutan segar dalam air dingin, tanpa dikocok bersifat basa

terhadap lakmus. Kebasaan bertambah bila larutan di biarkan,

digoyang kuat atau di panaskan. Kelarutan : larut dalam air, tidak

larut dalam etanol (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Pada umumnya natrium bikarbonat di gunakan dalam sediaan

farmasi sebagai sumber karbondioksida dalam tablet effervescent.

Natrium bikarbonat juga di gunakan untuk menghasilkan atau

mempertahankan sediaan dalam kemampuanya mempertahankan

kelembapan dengan baik, sehingga mencegah reaksi effervescent

yang pertama (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).

2.1.8.7 Aspartam

Aspartam adalah dipeptida metil ester yang terdiri dari asam

amibino, yaitu fenilalanin dan asam aspartat. Senyawa ini mudah

terlarut dalam air dan sedikit terlarut dalam alkohol dan tidak larut

lemak atau minyak, aspartam berfungsi sebagai pemanis. Aspartam

memiliki rasa manis 160-200 kali sukrosa atau gula pasir, tidak ada

rasa pahit atau after taste yang sering terdapat pada pemanis

buatan. Aspartam paling stabil pada suasana asam lemah, yaitu


30

antara pH 3-5 pada suhu 250C. Aspartam lebih baik bila

dibandingkan dengan sakarin yang mempunyai kemanisan 300 kali

(Rowe, dkk, 2010).

Namun aspartam memiliki sifat tidak stabil terhadap

perlakuan panas yang menyebabkan terdekomposisi seiring dengan

berkurangnya intensitas rasa manisnya. WHO menetapkan

konsumsi aspartam maksimum adalah 40 mg/perhari (Mohrle,

1989).

2.1.8.8 Laktosa

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Laktosa

merupakan serbuk hablur. Putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Laktosa larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidih, sukar larut dalam etanol (95 %) P, praktis tidak larut

dalam kloroform P dan dalam eterP. Laktosa digunakan sebagai zat

tambahan yaitu sebagai bahan pengisi (Departemen Kesehatan RI,

1995).

2.1.8.9 Polivinilpirolidon (PVP)

Polivinil pirolidon (PVP) atau yang disebut juga Povidon

adalah hasil polimerasi 1-vinilpirolid-2-on. Dalam berbagai bentuk

polimer rumus molekul (C6H9NO)n, bobot molekul berkisar antara

10.000 hingga 700.000, Povidon merupakan serbuk putih atau

putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau, higroskopik

dengan kelarutan mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P


31

dan dlam kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul

rata-rata,. Praktis tidak larut dalam eter P (Departemen Kesehatan

RI, 1979).

2.1.8.10 Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC)

Hydroxypropylmethylcellulose (HPMC) juga dikenal sebagai

hpromellose (Phadtare, dkk, 2014). Hydroxypropyl methylcellulose

(HPMC) tidak berbau dan tidak memiliki rasa, dan berupa serbuk

berwarna putih. Dapat digunakan sebagai pengikat tablet pada

konsentrasi 2% sampai 5% (Maria, 2009).

2.2 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. ada pengaruh kombinasi PVP dengan HPMC sebagai bahan pengikat

terhadap sifat fisik pada tablet effervescent kombinasi perasan dari buah

naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum

Esculentum).

2. Pada formula III penggunaan PVP dan HPMC sebagai bahan pengikat

terhadap sifat fisik pada tablet effervescent kombinasi perasan buah

naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum

Esculentum) yang menghasilkan tablet effervescent paling baik.


32

2.3 Kerangka Teori

Sifat Fisik Tablet Effervescent


meliputi :
A. Granul
1. Uji Waktu Alir
Faktor yang mempengaruhi
2. Uji Sudut Diam
Tablet Effervescent :
3. Uji Pengetapan
1. Jenis pengikat
B. Tablet
2. Metode pembuatan tablet 1. Uji Organoleptis
2. Uji Keseragaman Bobot
3. Uji Keseragaman Ukuran
4. Uji Kekerasan Tablet
5. Uji Kerapuhan Tablet
6. Uji Waktu Larut Tablet
7. Uji Respon Rasa

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Teori

2.4 Kerangka Konsep


Sifat Fisik Tablet Effervescent
meliputi :
C. Granul
Jenis bahan pengikat yang 4. Uji Waktu Alir
digunakan pada penelitian 5. Uji Sudut Diam
tablet Effervescent : 6. Uji Pengetapan
1. PVP D. Tablet
2. HPMC 8. Uji Organoleptis
3. Kombinasi PVP dan 9. Uji Keseragaman Bobot
10. Uji Kekerasan Tablet
HPMC
11. Uji Kerapuhan Tablet
12. Uji Waktu Larut Tablet
13. Uji Respon Rasa

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Konsep


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah formulasi dan uji sifat fisik tablet

effervescent kombinasi perasaan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

dan buah tomat (Lycopersicum esculentum MILL) dengan penggunaan PVP

dan HPMC sebagai bahan pengikatnya.

3.2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel dalam penelitian ini adalah tablet effervesent dari kombinasi

perasan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan tomat (Lycopersicum

esculentum MILL) dengan penggunaan PVP dan HPMC yang dibuat di

Laboratorium Farmasi Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam

penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive

sampling karena sampel dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan PVP

4% dan HPMC 4% serta kombinasi PVP dan HPMC 1:1 (2:2 %).

3.3.2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sifat fisik tablet

effervescent meliputi uji organoleptis, uji keseragaman bobot, uji

kekerasan tablet, uji kerapuhan dan uji waktu alir.

33
34

3.3.3. Variabel Terkendali

Variabel terkendali yaitu variabel yang menjembatani

pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terkendali

dalam penelitian ini adalah pada metode pembuatan tablet

effervescent dan metode perasan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Cara Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu berdasarkan

eksperimen di Laboratorium Farmasi Politeknik Harapan Bersama

Kota Tegal.

2. Data yang digunakan bersifat kuantitatif dan kualitatif.

3.4.2. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji makroskopis

perasan buah naga merah dan buah tomat terhadap sifat fisik

sediaan tablet effervescent meliputi :

a. Makroskopis, deg-glas dan objek glass.

b. Alat untuk identifikasi senyawa yang terkandung dalam zat

aktif adalah tabung reaksi.

c. Alat untuk pembuatan sediaan tablet effervescent yaitu :

morter, stamper, cawan porselen, beaker glass, kain flanel,

penggaris, pisau, corong kaca, pipet tetes, oven, batang

pengaduk, gelas ukur, ayakan granul no 16 dan 18.


35

d. Alat untuk uji sifat fisik pembuatan tablet effervescent adalah

neraca analitik, disentigrator tester (uji waktu alir), jangka

sorong, hardness tester (uji kekerasan), pipet volume,

friability tester (uji kerapuhan), density tester (uji pengetapan),

tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

perasan dari buah naga merah dan buah tomat, asam sitrat, asam

tartrat, natrium bikarbonat, aspartam, PVP, HPMC, talkum,

laktosa, dan aquadest.

3.4.3. Cara Kerja

3.4.3.1 Pengambilan Sampel

Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan buah tomat

(Lycopersicum esculentum MILL) yang didapatkan dari Pasar

Limbangan, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes dengan cara

pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

1. Pembuatan Perasan Buah Naga Merah

Buah naga merah yang diambil masih segar dan terlebih

dahulu dibersihkan lalu dicuci dengan air mengalir.

Kemudian dipotong jadi 2 bagian ambil daging buah naga

merah. Setelah terkumpul semua daging buah naga merah lalu

diperas menggunakan kain flanel, setelah itu diperoleh sari

perasan buah naga merah.


36

Mengambil buah naga yang masih segar sebanyak 300 gram,


kemudian bersihkan dan cuci di bawah air mengalir

Memotong buah naga menjadi bagian yang lebih kecil

kemudian memeras buah naga dengan menggunakan kain


flanel

memperoleh sari perasan buah naga merah

Gambar 3.1 Skema pembuatan perasan buah naga

2. Pembuatan Perasan Buah Tomat

Buah tomat yang diambil masih segar dan terlebih

dahulu dibersihkan dicuci dengan air mengalir. Kemudian di

potong-potong beberapa bagian, ambil daging buah tomat

yang sudah dipotong kemudian diperas menggunakan kain

flanel. Setelah itu diperoleh sari perasan buah tomat.

Mengambil buah tomat yang masih segar sebanyak 400 gram,


membersihkan dan mencucinya di bawah air mengalir

Memotong buah tomat menjadi bagian yang lebih kecil

kemudian memeras tomat dengan menggunakan kain flanel

memperoleh sari perasan buah tomat

Gambar 3.2 Skema pembuatan perasan tomat


37

3.4.3.2 Uji Kandungan Vitamin C

Uji kandungan vitamin C merupakan uji yang dilakukan

untuk mengidentifikasi perasan buah naga merah dan tomat

memiliki kandungan vitamin C, uji ini dilakukan dengan cara

memasukan masing-masing 2 ml perasan buah naga merah

dan tomat kedalam tabung reaksi, kemudian menambahkan 4

tetes larutan metilen blue P panaskan hingga suhu 40o C,

kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi jika

berwarna biru maka perasan mengandung vitamin C

(Departemen Kesehatan RI, 1979).

Memasukkan 2 ml perasan buah ke dalam tabung reaksi

Menambahkan 4 tetes larutan metilen blue P dan hangatkan hinga suhu


40o C

Mengamati perubahan warna yang terjadi, jika berwarna biru maka


perasan mengandung vitamin C

Gambar 3.3 skema uji kandungan vitamin C buah naga


merah dan tomat
3.4.3.3 Uji Mikroskopis

Uji mikroskopis merupakan uji yang dilakukan untuk

mengidentifikasi jaringan yang ada pada buah naga merah dan

tomat. Uji mikroskopis pada penelitian ini dilakukan dengan cara

perasan dari buah naga merah dan buah tomat diidentifikasi

menggunakan mikroskop. Perasan buah naga merah dan tomat


38

diletakkan pada objek glass dengan menambahkan aquadest

secukupnya dan ditutupi dengan deg glass, kemudian mengamati

bentuk jaringan yang terdapat di dalam buah naga merah dan buah

tomat.

menyiapkan mikroskop, deg-glass dan objek glass

Kemudian memasukkan sampel buah naga merah dan tomat yang akan di
uji mikroskopis dengan menambahkan aquadest secukupnya

menutup dengan menggunakan deg-glass setelah itu mengamati dan


mencatat hasil yang didapat

Gambar 3.4 skema uji mikroskopis


39

3.4.3.4 Formula Tablet Effervescent

Bahan Formula Standar Komponen Pustaka


I (%) II (%) III( (%)
%)
Buah Naga 15 15 15 ≤35% Zat Aktif (Sansiska,
Merah 2018)
Buah 15 15 15 ≤35% Zat Aktif (Sansiska,
Tomat 2018)
Asam Sitrat 11 11 11 ≤16% Asam (Bankers
GS &
Anderson
NR, 1994)
Asam 20 20 20 ≤25% Asam (Bankers
Tartrat GS &
Anderson
NR, 1994)
Na- 30 30 30 15-50% Basa (Rowe
Bikarbonat dkk.,
2010)
Na-Benzoat 5 5 5 2-5% Pelicin (Hadisoew
ignyo &
Fudholi,
2016)
PVP 4 0 2 0,5-5% Pengikat (Siregar &
Wikarsa,
2010)
HPMC 0 4 2 2-5% Pengikat (Siregar &
Wikarsa,
2010)
Aspartam 1 1 1 1-5% Pemanis (Rowe
dkk.,
2010)
Laktosa 700 mg 5-80% Pengisi (Rowe
dkk.,
2010)
Keterangan : Masing-masing tablet effervescent di buat 650mg,

setiap formula dibuat 200 tablet

Tabel 3.1 Formula Tablet effervescent


40

3.4.3.5 Pembuatan Tablet Effervescent

Pembuatan granul effervescent menggunakan metode

granulasi basah. Metode ini menggunakan proses granulasi

terpisah antara komponen asam dan komponen basa. Menimbang

semua bahan kemudian membuat muchilago yaitu melarutkan

bahan pengikat dengan air hangat setelah itu membagi muchilago

menjadi dua bagian lalu menambahkan setengah bagian

muchilago kedalam komponen basa yaitu mencampurkan Na

bikarbonat dan sepertiga laktosa sedikit demi sedikit sampai

terbentuk massa lembab (campuran 1).

Membuat campuran asam yaitu menambahkan setengah

bagian muchilago sedikit demi sedikit kedalam campuran asam

sitrat, asam tartrat, sepertiga laktosa dan aspartam sampai

terbentuk masa lembab (campuran 2). Membuat campuran

perasan buah naga merah dan tomat dengan cara perasan cair di

uapkan kemudian tambahkan laktosa hingga tebentuk masa yang

lembab (campuran 3), kemudian massa lembab di ayak dengan

ayakan no 16, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50-60o C

kurang lebih 15 menit kemudian mencampurkan ketiga campuran

komponen asam, campuran komponen basa dan campuran

komponen ekstrak perasan. Masukkan Na benzoat lalu aduk ad

homogen kemudian mengayak dengan ayakan no 18 lalu timbang

hasilnya lalu granul di uji sifat fisiknya kemudian granul dikempa.


41

Membuat muchilago
Melarutkan bahan pengikat (PVP, HPMC dan kombinasi PVP dan
HPMC dengan air hangat (10%) (Hadisoewignyo & Fudholi, 2016).
Basa Asam Ekstrak

Membuat komponen Membuat komponen Perasan cair buah


basa yaitu asam yaitu naga merah dan
mencampurkan Na mencampurkan asam tomat di uapkan
bikarbonat dan sitrat, asam tartrat, dan sampai menjadi
sepertiga laktosa ekstrak kental, lalu
sepertiga laktosa
ditambahkan setengah tambahkan laktosa
muchilago sedikit
ditambahkan setengah
aduk ad terbentuk
demi sedikit aduk muchilago sedikit masa kepal
sampai terbentuk demi sedikit, aduk
massa kepal (lembab) sampai terbentuk masa
kepal (lembab)
Mengayak adonan
lembab tersebut
Mengayak adonan
Mengayak adonan dengan ayakan no
lembab tersebut
lembab tersebut 16, lalu
dengan ayakan no
dengan ayakan no 16, mengeringkan
16, lalu
lalu mengeringkan adonan degan
mengeringkan
adonan degan oven oven pada suhu
adonan degan oven
pada suhu 50-60o C, 50-60o C, sampai
pada suhu 50-60o C,
sampai granul kering granul kering
sampai granul kering

Mencampurkan ketiga campuran komponen asam, basa dan campuran


ekstrak perasan aduk ad homogen, lalu mengayaknya dengan ayakan
no 18

Tambahkan bahan pelicin yaitu Na benzoat dan campurkan dalam


botol (tumbling) ad homogen kemudian melakukan evaluasi terhadap
granul yang diperoleh

Lalu mencetak granul dengan berat 650 mg

Gambar 3.5 skema pembuatan tablet effervescent


42

3.4.3.6 Uji Fisik Granul

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan cara melihat atau

mengamati langsung mulai dari bentuk, warna, dan bau

(Sansiska, 2018).

Mengambil 100 gram granul

Mengamati bentuk granul, bau, dan warna

Gambar 3.6 Skema uji organoleptis

2. Uji Waktu Alir

Granul sejumlah 100 gram dilewatkan melalui corong

dengan ujung corong bagian bawah tertutup. Di buka penutup

corong dan catat waktu yang dibutuhkan granul untuk

mengalir sampai habis (Voight, 1994).


Memasukkan 100 gram granul dalam corong

Kemudian mengalirkan Granul dalam corong

Mencatat waktu alir granul

Gambar 3.7 Skema uji waktu alir

3. Uji Sudut Diam

Mengukur tinggi dan diameter yang sudah dilakukan

pada saat waktu alir. Berupa tumbukkan bubuk yang

berbentuk kerucut kemudian dihitung dengan menggunakan


43

rumus pada perhitungan sudut diam. Bila sudut diam lebih

kecil atau sama dengan 30o biasanya menunjukkan bahwa

granul mempunyai sifat alir yang baik dan apabila sudutnya

lebih besar atau sama dengan 40o biasanya sifat alirnyakurang

baik (Lachman dkk, 1994)

100 gram granul dimasukan ke dalam alat penguji sudut

diam berupa kaca yang bagian tengahnya dilengkapi dengan

sebuah lubang lingkaran. Lubang bagian bawah dalam

keadaan tertutup. Permukaan tabung terisi rata oleh granul

lubang lingkaran bawah di buka agar granul mengalir

kemudian granul membentuk suatu kerucut. Kemudian

mengukur diameter dan tinggi kerucut (Voight, 1994).

Memasukkan 100 gram granul ke dalam corong

membiarkan granul mengalir

Mengukur diameter dan tinggi tumpukan granul

Menghitung sudut diam

Gambar 3.8 skema uji sudut diam

4. Uji Pengetapan

Indeks pemampatan ditentukan dengan cara mengukur

perubahan volume sejumlah berat tertentu serbuk yang

dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml. Perubahan volume


44

sesudah pengetapan dinyatakan dalam persen, serbuk

dikatakan dapat mengalir bebas bila perubahan volume

sesudah pengetapan < 20% (Hadisoewignyo dan Fudholi,

2016).

Uji pengetapan dilakukan dengan cara menimbang

granul sebanyak 100 g kemudian masukkan granul kedalam

gelas ukur. Mengukur volume granul awal, kemudian

mengetuk-ketukan gelas ukur sampai tidak terjadi penurunan

volume granul atau meletakkan diatas alat motorized tapping

device dengan waktu 5 menit dan menghitung persen

pengetapanya.

Memasukkan 100 gram granul kedalam gelas ukur 100 ml

meletakkan di atas motorized tapping device dengan waktu 5 menit

Mengukur granul setelah pengetapan dan menghitung berat


sebelum pengetapan dan sesudah pengetapan

Gambar 3.9 skema uji pengetapan

3.4.3.7 Uji Sifat Fisik Tablet

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan cara melihat atau

mengamati langsung mulai dari bentuk, warna, dan bau tablet

(Kurniasari dkk., 2017).


45

Mengambil 1 tablet effervescent

Mengamati bentuk, bau, dan warna tablet

Gambar 3.10 Skema uji organoleptis tablet effervescent

2. Uji Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot dapat di tetapkan sebagai berikut :

timbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang

menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang

ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun

yang bobotnya menyimpang dari harga kolom B (Departemen

Kesehatan RI, 1979).

Menimbang 20 tablet menggunakan neraca analitik satu persatu

Hitung bobot rata-rata tiap tablet

Gambar 3.11 Skema uji keseragaman bobot

3. Uji Keseragaman Ukuran Tablet

Sepuluh tablet masing-masing diukur diameter dan

ketebalannya menggunakan thickness tester. Hitung harga

perata dan bandingkan dengan persyaratan yang sudah

ditetapkan (Departemen Kesehatan RI, 1979).


46

10 tablet masing-masing di ukur diameter dan ketebalannya


menggunakan thickness tester

menghitung hasil rata-rata

Gambar 3.12 skema uji keseragaman ukuran

4. Uji Kekerasan Tablet

Satu tablet diletakan di tengah dan tegak lurus

memanjang pada hardness tester. Mula-mula skala diatur pada

posisi nol, kemudian skrup penekan tablet diputar pelan-pelan

sampai tablet pecah (Hadisoewignyo & Fudholi, 2016).

Kekerasan tablet ditunjukkan dengan skala yang terlihat

pada alat saat tablet pecah dan dinyatakan dalam satuan kg.

Lakukan percobaan sebanyak 10 kali, hitung hasil.

meletakkan satu tablet di tengah dan tegak lurus memanjang pada


hardness tester

mengatur skala pada posisi nol, kemudian sekrup penekan tablet di


putar pelan-pelan sampai tablet pecah

melakukan percobaan sebanyak 10 kali

menghitung hasil rata-rata

Gambar 3.13 skema uji kekerasan


47

5. Uji Kerapuhan Tablet

Dua puluh tablet dibebas debukan, ditimbang seksama

dan dimasukkan kedalam friabilator sselama 4 menit 100 kali

putaran, keluarkan tablet dari alat, menimbang tablet dan

menghitung pengurangan tablet (Voight, 1994). Tablet yang

baik adalah tablet yang mempunyai kerapuhan <0,8%

(Hadisoewignyo & Fudholi, 2016).

membebas debukan 20 tablet dengan penghisap debu, menimbang


seksama dan memasukkan ke dalam friabilator

Menjalankan alat selama 4 menit

Mengeluarkan tablet dari alat, membebas debukan lagi dan ditimbang

Kerapuhan tablet di hitung dari pengurangan berat tablet

Gambar 3.14 Skema uji kerapuhan tablet

6. Uji Waktu Larut Tablet Effervescent

Waktu larut tablet effervescent merupakan salah satu

syarat terpenting dalam pemuatan tablet effervescent. Untuk

mengetahui waktu larut tablet effervescent ini dapat dilakukan

dengan memasukkan tablet kedalam beaker glass yang sudah

terisi air sebanyak 40 ml. Kemudian di hitung waktu

melarutnya tablet hingga tablet larut sempurna. Tablet


48

effervescent yang baik akan terlarut dengan cepat dalam

waktu 1-2 menit (Lachman dkk., 1994).

Mengambil 3 replikasi dalam 1 formula

Memasukkan kedalam beaker glass yang berisi air 40 ml

Menghitunng waktu larut tablet menggunakan stopwatch

Gambar 3.15 skema uji waktu larut

7. Uji Respon Kesukaan Rasa

Metode respon kesukaan rasa di lakukan dengan

sejumlah 20 responden. Setiap responden mendapatkan

kesempatan yang sama untuk merasakan sampel dari ketiga

formula tablet effervescent. Respon rasa di kelompokkan

menjadi tiga kategori yaitu kategori sangat suka, suka, dan

tidak suka (Hikmah, 2016).

Menyiapkan kuisoner

Memberikan kuisoner kepada 10 responden

Mengumpulkan data dari kuisoner

Menghitung prosentase

Gambar 3.16 Skema uji respon kesukaan rasa


49

3.5 Cara Analisis Data


3.5.1 Secara Teoritis

Pendekatan secara teoritis yaitu data hasil penelitian yang

diperoleh di bandingkan dengan persyaratan sifat fisik tablet yang

terdapat di Farmakope Indonesia dan kepustakaan lainnya yang telah

ditentukan. Hasil tersebut meliputi uji organoleptis, uji waktu alir, uji

sudut diam, uji pengetapan, uji keseragaman bobot, uji keseragaman

ukuran, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, dan uji waktu larut.

3.5.2 Pendekatan Statistik

Analisis data dilakukan dengan aplikasi statistik yaitu uji

analisis statistik ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% (Sansiska,

2018).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan pengaruh konsentrasi PVP, HPMC dan

Kombinasi antara PVP dan HPMC sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik

tablet effervescent kombinasi perasan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

dan tomat (Lycopersicum esculentum MILL). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui konsentrasi mana yang menghasilkan sediaan talet effervescent

dengan kualitas sifat fisik yang paling baik. Untuk dapat mengetahui formula

yang menghaslkan tablet dengan sifat fisik paling baik, penelitian ini dilakukan

dilaboratorium farmasi Politekenik Harapan Bersama Kota Tegal.

Dalam penelitian ini ekstrak perasan buah naga dan tomat digunakan

untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mampu memperkuat sel imun serta

menjadi antioksidan alami yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk mencegah

serangan radikal bebas dalam tubuh. Buah naga dan tomat yang digunakan adalah

buah yang dibuat dalam bentuk ekstrak perasan kemudian dibuat granul.

4.1 Identifikasi Makroskopis Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan

Tomat (Lycopersicum esculentum MILL).

4.1.1 Identifikasi Makroskopis Buah Naga Merah

Identifikasi makroskopis dilakukan untuk mengidentifikasi jenis

buah naga merah yang digunakan dalam penelitian, uji makroskopik

dilakukan dengan cara mengamati secara langsung buah naga merah

yang digunakan seperti bentuk, warna, rasa, bau dan ciri khas yang

50
51

terdapat pada buah naga merah. Hasil identifikasi makroskopis dapat

dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1. Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

No Karakrteristik sampel Gambar sampel

Buahnya berbentuk kerucut, bulat panjang dan


lonjong, buah naga juga meiliki jumbai atau
1
sisik berwarna hijau kekuningan (Warisno, &
Dahana, 2010)

Buah naga memiliki daging yang berserat halus


dan terdapat biji-biji hitam berukuran kecil yang
2 tersebar pada daging buah, dan memiliki tekstur
daging buah lunak, rasa sedikit manis
(Cahyono, 2009)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil uji makroskopis buah naga

merah yang digunakan pada penelitian memiliki ciri-ciri seperti buah

berbentuk kerucut lonjong, dan ada yang bulat, daging berwarna merah,

tekstur daging yang berserat halus dan segar, memiliki rasa yang sedikit

manis.

4.1.2 Identifikasi Makroskopis Tomat

Identifikasi makroskopis dilakukan untuk mengidentifikasi jenis

buah tomat yang digunakan dalam penelitian, uji makroskopik

dilakukan dengan cara mengamati secara langsung buah tomat yang

digunakan seperti bentuk, warna, rasa, bau dan ciri khas yang terdapat
52

pada buah tomat. Hasil identifikasi makroskopis dapat dilihat pada tabel

4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Tomat (Lycopersicum esculentum MILL)

No Karakteristik sampel Gambar ampel

Tomat adalah tumbuhan setahun,


berbentuk perdu atau semak dan
buahnya berbentuk bulat, oval dan
1
lonjong berwarna kuning, orange dan
merah (Untung, 2008).

Tanaman ini dapat tumbuh di dataran


tingi dan dataran rendah, tomat memiliki
beberapa varietas berdasarkan
2
bentuknya (Untung, 2008)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas hasil uji makroskopis buah tomat yang

digunakan pada penelitian memiliki ciri-ciri seperti buah berbentuk

bulat ada yang lonjong, daging berwarna kuning sampai merah ketika

sudah matang, memiliki rasa asam, tomat memiliki beberapa varietas

berdasarkan bentuknya, namun yang digunakan pada penelitian ini

yaitu jenis tomat tegak.


53

4.2 Identifikasi Mikroskopis Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan

Tomat (Lycopersicum esculentum MILL).

4.2.1 Buah naga merah

Uji mikroskopis merupakan uji yang dilakukan untuk

mengidentifikasi jaringan yang ada pada buah naga merah. Uji

mikroskopis pada penelitian ini dilakukan dengan cara perasan dari buah

naga merah diidentifikasi menggunakan mikroskop. Hasil identifikasi

mikroskopis buah naga merah dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3. Uji Mikroskopis Buah Naga Merah (Hylocereus

polyrhizus)

Literatur Depkes RI,


No Hasil Pengamatan Keterangan
1980

1 Sel parenkim

2 Epidermis

3 Rambut
54

Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil uji mikroskopis buah naga merah

yang telah dilakukan bahwa terdapat sel parenkim, epidermis dan

fragmen rambut, kemudian hasil uji dicocokan dengan yang ada

diliteratur dan hasilnya sesuai dengan yang ada pada literature yaitu

terdapat sel parenkim, epidermis dan juga fragmen rambut.

4.2.2 Tomat

Uji mikroskopis merupakan uji yang dilakukan untuk

mengidentifikasi jaringan yang ada pada buah tomat. Uji mikroskopis

pada penelitian ini dilakukan dengan cara perasan dari buah tomat

diidentifikasi menggunakan mikroskop. Hasil identifikasi mikroskopis

buah tomat dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4. Uji Mikroskopis Tomat (Lycopersicum esculentum MILL)

No Hasil Pengamatan Literatur Depkes RI, Keterangan


1980
1 Epikarplum
55

Lanjutan Tabel 4.4 uji mikroskopis tomat (Lycopersicum esculentum


MILL)
2 Parenkim

plasenta dengan

mikrokristal

3 Epidermis kulit

biji

Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil identifikasi mikroskopis tomat

diperoleh Epikarplum, Parenkim plasenta dengan mikrokristal dan

epidermis kulit biji, data yang diperoleh dicocokan dengan literatur dan

hasilnya sesuai dengan yang ada pada literature yaitu terdapat

Epikarplum, Parenkim plasenta dengan mikrokristal dan epidermis kulit

biji.

4.3 Pembuatan Perasan

Perasan merupakan salah satu cara metode penyarian untuk menyari zat

aktif pada tumbuhan, pemerasan diperoleh dengan cara pengepresan atau

penghancuran buah-buahan yang telah masak dan segar (Voight, 1994).

Pemilihan metode menggunakan metode perasan dilakukan karena bahan yang


56

diekstraksi merupakan buah segar sehingga penyarian yang tepat yaitu

menggunakan metode perasan.

Langkah awal dalam melakukan perasan buah naga merah dan rtomat

yaitu mencuci buah naga merah dan tomat hal ini dilakukan agar buah naga

merah dan tomat terjamin kebersihannya dan terhindar dari partikel lain yang

merugikan, kemudian dipotong kecil-kecil agar memudahkan proses

penghalusan menggunakan blender, setelah itu ditimbang sebanyak masing-

masing 300 gram buah naga merah dan 500 gram tomat. Hasil yang didapat

dari 300 gram buah naga merah menghasilkan ekstrak perasan sebanyak 94,81

gram, dan 500 gram tomat menghasilkan ekstrak perasan sebanyak 164,26

gram. Hasil perasan dan hasil perhitungan rendemen dapat dilihat pada tabel

4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rendemen Perasan Buah Naga Merah dan

Tomat

Nama bahan Berat bahan Berat sari perasan Rendemen

Buah naga merah 300 gram 94,81 gram 31,60 %

Tomat 500 ram 164,26 32,85 %

4.4 Uji Kandungan Vitamin C Buah Naga Merah dan Tomat

Uji kandungan Vitamin C merupakan uji yang dilakukan untuk

mengidentifikasi perasan buah naga merah dan tomat memiliki kandungan

vitamin C, uji ini dilakukan dengan cara memasukan masing-masing 2 ml

perasan buah naga merah dan tomat kedalam tabung reaksi, kemudian
57

menambahkan 4 tetes larutan metilen blue P panaskan hingga suhu 40o C,

kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi jika berwarna biru maka

perasan mengandung vitamin C (Departemen Kesehatan RI, 1979). Hasil uji

kandungan vitamin C dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Hasil Uji Kandungan Vitamin C

Perlakuan Perasan Buah Hasil Standar

Perasan buah
Berwarna biru
2ml perasan buah naga merah
(Departemen
+ 4 tetes larutan
Kesehatan RI,
metilen blue P
Perasan tomat 1979)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, perasan buah naga merah dan tomat

mengandung vitamin C hal ini sesuai dengan standar uji kandungan vitamin C

dengan metilen blue P menghasilkan warna biru.

4.5 Pembuatan Tablet Effervescent Perasan Buah Naga Merah dan Tomat

Langkah awal yang dilakukan adalah menimbang masing-masing 14

gram perasan buah naga merah dan tomat. Langkah selanjutnya adalah proses

pembuatan tablet effervescent dengan metode granulasi basah, metode ini

menggunakan proses granulasi terpisah antara komponen asam dan komponen

basa, pemisahan ini dilakukan agar tidak terjadi reaksi antara asam dan basa

pada saat pembuatan granulasi basah, kemudian membuat muchilago dari

bahan pengikat sesuai formula ( PVP, HPMC dan Kombinasi PVP dengan

HPMC) yaitu melarutkannya dengan air hangat setelah itu membagi


58

muchilago menjadi dua bagian lalu menambahkan setengah bagian muchilago

kedalam komponen basa yaitu Na bikarbonat dan sepertiga laktosa (campuran

1). Membuat campuran asam yaitu menambahkan setengah bagian muchilago

sedikit demi sedikit kedalam campuran asam sitrat, asam tartrat, sepertiga

laktosa dan aspartam sampai terbentuk masa lembab (campuran 2). Untuk

membuat campuran perasan buah naga merah dan tomat, sari perasan

digranulasi terlebih dahulu dengan laktosa.

Sebanyak 28 gram kombinasi perasan buah naga merah dan tomat

membutuhkan 80 gram laktosa 1,4 : 4 (campuran 3) (Asiani dkk., 2012).

Kemudian setiap massa lembab di ayak menggunakan ayakan no 16, lalu

dikeringkan dalam oven pada suhu 50-60o C kurang lebih 15 menit sampai

kering hal ini dilakukan agar granul menjadi lebih stabil ketika dicampurkan

antara komponen asam dan basa sehinga tidak terjadi reaksi asam dan basa.

kemudian mencampur ketiga komponen yaitu komponen asam, komponen

basa dan juga komponen granul kombinasi perasan buah naga merah dan

tomat.

Masukkan Na benzoat lalu aduk ad homogen kemudian granul di ayak

menggunakan ayakan no 18 dilakukan agar granul yang didapat memiliki

bentuk partikel yang seragam sehingga dalam evaluasi granul didapatkan

granul yang baik dan akan berpengaruh terhadap tablet yang akan dihasilkan.

Setelah itu melakukan evaluasi sifat fisik granul, setelah evaluasi granul

selanjutnya dilakukan pencetakan tablet effervescent dengan berat tablet 700

mg kemudian melakukan evaluasi sifat fisik tablet effervescent.


59

4.6 Evaluasi Tablet Effervescent Perasan Buah Naga Merah dan Tomat

Evaluasi sifat fisik sediaan tablet effervescent meliputi uji granul

effervescent yaitu uji organoleptis, uji waktu alir, uji sudut diam, dan uji

kompressibilitas, sedangkan pada uji tablet effervescent meliputi uji

organoleptis, uji keseragaman bobot, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet,

dan uji waktu larut. Evaluasi sifat fisik granul dilakukan untuk mengetahui

kualitas granul sebelum dikempa dengan alat cetak.

Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan tablet yang baik dan

memenuhi persyaratan bahan baku, sehingga granul dan tablet efferevscent

yang didapatkan sesuai persyaratan. Granul yang baik adalah granul yang

seragam ukuranya dan berbentuk granulat serta warna granul seragam, granul

yang seragam menunjukkan sifat alir yang sesuai kriteria.

Berikut ini hasil evaluasi sediaan tablet effervescent perasan Buah Naga

Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Tomat (Lycopersicum esculentum MILL).

4.6.1 Evaluasi granul effervescent

4.6.1.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan cara melihat atau

mengamati langsung mulai dari bentuk, warna, dan bau (Sansiska,

2018). Uji sifat fisik organoleptis bertujuan untuk mengetahui

bentuk, warna dan bau sediaan granul effervescent dengan

menggunakan panca indera. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.7

berikut ini.
60

Tabel 4.7. Hasil uji organoleptis terhadap granul effervescent

Formula Bentuk Warna Aroma Rasa

Merah Asam agak


I Granul Tidak berbau
muda manis

Merah Asam agak


II Granul Tidak berbau
muda manis

Merah Asam agak


III Granul Tidak berbau
muda manis

Dari tabel 4.7 diatas terlihat semua formula menghasilkan

organoleptis yang sama, yaitu memiliki warna merah muda,

berbentuk granul, dan tidak berbau. Hal ini menunjukkan ketiga

formulasi memiliki campuran yang homogen sehingga granul yang

dapat memenuhi persyaratan uji organoleptis.

4.6.1.2 Uji waktu alir

Uji sifat fisik yang kedua adalah uji waktu alir. Penentuan

waktu alir yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh

sejumlah granul untuk mengalir melalui corong. Sifat aliran serbuk

yang baik merupakan hal yang penting untuk prngisian yang

seragam ke dalam lubang cetak tablet dan untuk memudahkan

gerakan bahan disekitar fasilitas produksi. Sifat alir dipengaruhi

oleh ukuran dan bentuk partikel. Selain itu granul dikatakan

memiliki sifat alir yang baik jika 100 g granul yang diuji

mempunyai waktu alir ≤ 20 (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).


61

Hasil uji waktu alir granul effervescent yang telah dibuat

ditampilkan pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8. Hasil Uji Waktu Alir Granul Effervescent

Waktu alir 100 g granul (detik)


Replikasi Standar
Formula I Formula II Formula III
1 7,44 9,17 5,19
≤ 20 detik
2 7,83 9,37 5,34
(Hadisoewignyo
3 7,66 9,55 4,97 & Fudholi,
Rata-rata 7,64 9,36 5,20 2016)
Kesimpulan + + +

Keterangan : + sesuai dengan standar waktu alir granul.

Dari tabel 4.8 diperoleh hasil rata-rata uji waktu alir granul

pada formula I 7,64 detik, pada formula II 9,36 detik, dan pada

formula III 5,20 detik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketiga

formula telah memenuhi syarat uji waktu alir granul, formula I

menghasilkan waktu alir 5,20 detik maka dapat diketahui granul

effervescent waktu alirnya baik karena penggunaan PVP dapat

meningkatkan sifat alir komponen granul, pada formula II

penggunaan HPMC meskipun menurut penelitian Isma dan

Wiwiek (2017) memiliki sifat alir yang kurang baik namun

menurut Hadisoewignyo dan Fudholi (2016) pada bukunya yang

berjudul sediaan solida, menyatakan bahwa HPMC memiliki sifat

alir serbuk mudah mengalir, sehingga pada hasil uji waktu alir

granul didapat waktu alir yang baik yaitu 9,36. Pada formula III

kombinasi PVP dan HPMC memiliki waktu alir yang baik hal ini
62

dikarenakan kemampuan PVP yang memiliki sifat memperbaiki

sifat alir dan juga HPMC yang jika dikombinasikan dengan PVP

dapat meningkatkan atau memperbaiki waktu alir granul. Waktu

alir sangat berpengaruh pada keseragaman pengisian granul

kedalam lubang cetak tabet untuk menghasilkan tablet dengan

bobot seragam. Untuk memperkuat hasil data maka dilakukan

analisa statistik anova, hasil terlihat pada tabel 4.8.1. berikut ini.

Tabel 4.8.1 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Alir Granul

Effervescent Dengan Anova

ANOVA
uji_waktu_alir

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups 26,704 2 13,352 367,490 ,000
Within Groups ,218 6 ,036
Total 26,922 8

Berdasarkan tabel 4.8.1 diatas, perhitungan uji waktu alir

menggunakan analisa One-Way Anova memiliki nilai signifikasi

0.000 < 0,05. Hal ini menunjukkan ada pengaruh perbedaan dan

penggunaan PVP, HPMC dan Kombinasi PVP dengan HPMC

sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik granul effervescent

yaitu pada pengujian waktu alir granul.

4.6.1.3 Uji sudut diam

Sudut diam terjadi karena timbunan partikel bentuk kerucut

dengan bidang horizontal bila sejumlah granul dituang dalam alat

pengukur. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk,


63

ukuran, dan kelembaban granul (Lachman dkk., 1994). Nilai sudut

diam kurang dari atau sama dengan menunjukkan bahwa bahan

dapat mengalir bebas, bila sudut diam lebih dari atau sama dengan

40o daya mengalir kurang baik, sudut diam terdapat pada lampiran

4. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 hasil uji sudut diam granul effervescent

Uji sudut diam


Replikasi
Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 27,1o 31,3o 24,22o
2 25,9o 29,6o 27,02o
o o
3 28,0 28,3 25,17o
Rata-rata 27o 29,73o 25,47o
Syarat standar : sudut diam granul effervescent berkisar 25-35o dengan
hasil yang lebih rendah menunjukkan karakteristik yang lebih baik
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).

Terlihat pada tabel 4.9 semua formula memenuhi standar

sudut diam yaitu di range. Waktu alir semakin cepat akan

menyebabkan sudut diam yang rendah dan akan menghasilkan

granul yang baik, hal ini brarti granul ketika dikempa menjadi

tablet akan menghasilkan tablet dengan kualitas baik, karena sifat

granul menggambarkan kualitas tablet tersebut sebelum dikempa,

faktor yang mempengaruhi sudut diam adalah semakin tinggi

timbunan serbuk, maka semakin besar sudut diam sehingga

semakin besar gaya adhesi-kohesi sehingga daya alir semakin

buruk (Kurniasari dkk., 2017).

Berdasarkan hasil uji sudut diam, terlihat formula yang

memiliki sudut diam paling baik yaitu formula III dengan bahan
64

pengikat kombinasi antara PVP dengan HPMC, maka akan

memperkecil sudut diam, karena PVP memiliki sifat alir yang baik

dan dikombinasikan dengan HPMC yang memiliki sifat alir kurang

baik namun mudah mengalir dan ketika dikombinasi akan

menyebabkan sifat alir yang lebih baik. Data yang diperoleh

dilakukan analisa statistik menggunakan analisa One-Way Anova

untuk memperkuat data penelitian sehingga menjadi lebih akurat.

Hasil perhitungan analisa One-Way Anova terdapat pada lampiran

5 dan data hasil analisa dapat dilihat pada tabel 4.9.1. berikut ini.

Tabel 4.9.1 hasil uji statistik sudut diam dengan One-Way


Anova

ANOVA
uji_sudut_diam

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups 27,604 2 13,802 7,705 ,022
Within Groups 10,748 6 1,791
Total 38,352 8

Berdasarkan tabel 4.9.1 diatas, perhitungan uji sudut diam

menggunakan analisa One-Way Anova memiliki nilai signifikasi

sebesar 0,022 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa formula yang

berbeda pada penggunaan bahan pengikat PVP, HPMC dan

kombinasi keduanya sebagai bahan pengikat memberikan pengaruh

terhadap uji sudut diam granul effervescent dengan tingkat

kepercayaan 95 %.
65

4.6.1.4 Uji Kompressibilitas

Uji kompressibilitas atau uji pengetapan granul merupakan

kemampuan suatu granul untuk di mampatkan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi adalah bentuk, kerapatan, dan ukuran partikel

granul (Lachman dkk., 1994). Kompressibilitas yang baik

ditunjukkan oleh ukuran dan bentuk partikel yang seragam

sehingga akan memudahkan dalam pencetakan dan menghasilkan

tablet effervescent yang kompak pada saat dicetak.

Tujuan dilakukan uji pengetapan adalah untuk mengetahui

sifat alir yang baik yang dapat berpengaruh pada keseragaman zat

aktif. Perhitungan uji pengetapan terdapat pada lampiran 6. Hasil

uji dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10 uji kompresibilitas 100 gram granul effervescent

Standar indeks
T (%)
Replikasi car
F1 F2 F3
<10%
1 9 7 4
(Hadisoewignyo
2 8 7 3
& Fudholi,
3 6 6 6
2016)
Rata-rata 7,67 6,67 4,33
Keterangan : sesuai dengan standart <10% artinya sangat baik, 11-15%
artinya baik, 16-20% artinya cukup, dan 21-25% artinya agak buruk, serta
26-31% artinya buruk (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016)

Terlihat pada tabel 4.10 semua formula memenuhi standar uji

pengetapan. Pengetapan menunjukkan penurunan volume sejumlah

granul atau serbuk akibat hentikan dan getaran. Makin kecil indeks

pengetapan maka semakin semaikn cepat waktu alirnya. Formula


66

yang memiliki indeks pengetapan paling baik adalah formula III

dengan kombinasi bahan pengikat antara PVP dengan HPMC hal

ini dikarenakan penggunaan kombinasi PVP dan HPMC

memberikan sistem granul yang baik dengan bentuk partikel granul

yang kecil akan membentuk massa yang lebih kompak, sehingga

nilai indeks car minimum karena PVP memiliki kriteria

memperbaiki sifat alir dan juga sejalan dapat memperbaiki nilai

indeks car, dan HPMC meskipun memiliki nilai indeks car yang

kurang dibandingkan PVP namun HPMC juga memiliki sifat

mudah mengalir sehingga jika dikombinasikan dengan PVP dapat

memberikan nilai indeks car yang lebih baik.

Pada formula I memiliki nilai indeks car yang baik

dibandingkan formula II karena pada formula I penggunaan PVP

dapat memperbaiki sifat alir granul dan juga memiliki nilai indeks

car yang baik jika dibandingkan dengan HPMC. Ada faktor lain

juga yaitu sifat granul yang higroskopis akan mempengaruhi daya

kompressibilitas granul karena granul mudah lembab sehingga

memudahklan granul membentuk gumpalan yang mengakibatkan

bentuk partikel granul tidak stabil (Kurniasari dkk., 2017). Data

yang diperoleh dilakukan analisa statistik menggunakan analisa

One-way Anova untuk memperkuat data penelitian sehingga

menjadi lebih akurat. Hasil perhitungan terdapat pada lampiran 6,


67

dan data hasil analisa One-way Anova dapat dilihat pada tabel

4.10.1 berikut ini.

Tabel 4.10.1 Hasil uji statistik uji kompressibilitas

ANOVA
uji_kompressibilitas
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 19,081 2 9,540 6,642 ,030
Within Groups 8,618 6 1,436
Total 27,698 8

Berdasarkan tabel 4.10.1 diatas, perhitungan uji pengetapan

menggunakan analisa One-way Anova memiliki nilai signifikasi

0,030 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa formula yang berbeda

pada penggunaan bahan pengikat PVP, HPMC dan kombinasi

keduanya sebagai bahan pengikat memberikan pengaruh terhadap

uji pengetapan granul effervescent dengan tingkat kepercayaan

95 %.

4.6.2 Uji Tablet Effervescent

4.6.2.1 Uji Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot merupakan parameter untuk mengetahui

variasi bobot dari masing-masing tablet effervescent. Bobot tablet

yang seragam akan mengandung jumlah zat berkhasiat yang sama.

Faktor utama yang mempengaruhi keseragaman bobot yaitu

keseragaman pengisian tempat dikempanya granul menjadi tablet

yang berkaitan erat dengan sifat alir massa tablet (Ansel, 1989).

Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.


68

Tabel 4.11 hasil uji keseragaman bobot tablet Effervescent

Keseragaman bobot (mg)


Replikasi
Formula I Formula II Formuls II
1 708 710 697,5
2 702 702 700
3 702,5 701,5 701,5
Rata-rata 704,1 704,5 669,67
5% 668,92-739-36 669,27-739,72 664,68-734,65
10 % 633,74-774,57 634,05-774,95 629,70-769,63
Keterangan : sesuai dengan standar tidak boleh lebih dari 2 bobot tablet
yang menyimpang dari rata-rata kolom A, dan tidak boleh 1 tablet yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata kolom B (Departemen
Kesehatan RI, 1979).

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, semua formula memenuhi

standart uji keseragaman bobot. Berdasarkan persyaratan

farmakope indonesia edisi III bahwa tidak boleh lebih dari 2 bobot

tablet yang menyimpang dari rata-rata kolom A (5%), dan tidak

boleh 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata

kolom B (10%). Dari data diasat diketahi bahwa tablet yang di uji

tidak terdapat bobot tablet yang menyimpang. Data yang diperoleh

dilakukan analisa statistik menggunakan analisa One-Way Anova

untuk memperkuat data penelitian sehingga menjadi lebih akurat.

Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 4.11.1 berikut ini.


69

Tabel 4.11.1 hasil uji statistik keseragaman bobot

ANOVA
uji_keseragaman_bobot

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups 43,722 2 21,861 1,730 ,255
Within Groups 75,833 6 12,639
Total 119,556 8

Berdasarkan tabel 4.11.1 diatas, perhitungan uji keseragaman

bobot menggunakan analisa One-Way Anova memiliki nilai

signifikasi 0,255 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa formula yang

berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap nilai keseragaman

bobot tablet effervescent, karena penggunaan PVP, HPMC dan

kombinasi keduanya tidak mempengaruhi bobot tablet yang

dihasilkan, keseragaman bobot dipengaruhi oleh konsistensi kerja

alat pengempa tablet (Asiani dkk., 2012).

4.6.2.2 Uji Keseragaman Ukuran Tablet

Menurut Farmakope edisi III (1979), keseragaman ukuran

tablet harus memenuhi persyaratan bahwa diameter tablet tidak

lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal

tablet, kecuali dinyatakan lain. Hasil pengujian keseragaman

ukuran dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.


70

Tabel 4.12 hasil uji keseragaman ukuran tablet

Replikasi Uji keseragaman ukuran tablet

Diameter Ketebalan tablet (cm)

tablet (cm) Formula 1 Formula 2 Formula 3

1 1,13 0,22 0,24 0,22

2 1,13 0,23 0,23 0,23

3 1,13 0,23 0,23 0,23

Rata-rata 1,13 0,226 0,235 0,23

Persyaratan 0,30-3,39 0,31-3,39 0,31-3,39

Berdasarkan tabel 4.12 diatas nilai uji keseragaman ukuran

tablet masing-masing formula memenuhi persyaratan uji

keseragaman ukuran. Data yang diperoleh dilakukan analisa

statistik menggunakan analisa One-Way Anova untuk memperkuat

data penelitian sehingga menjadi lebih akurat. Data hasil analisa

dapat dilihat pada tabel 4.12.1 berikut ini.

Tabel 4.12.1 hasil uji statistik keseragaman ukuran tablet

ANOVA
uji_keseragaman_ukuran
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,000 2 ,000 1,333 ,332


Within Groups ,000 6 ,000
Total ,000 8

Berdasarkan tabel 4.12.1 diatas, perhitungan uji keseragaman

ukuran menggunakan analisa One-Way Anova memiliki nilai


71

signifikasi 0,332 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa formula yang

berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap nilai keseragaman

bobot tablet effervescent, karena keseragaman ukuran tablet tidak

dipengaruhi oleh penggunaan PVP, HPMC dan kombinasi PVP

dengan HPMC dalam formula, tetapi dipengaruhi oleh ukuran dies,

punch, dan alat pengempa tablet.

4.6.2.3 Uji Kekerasan Tablet

Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan

ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanis, goncangan serta

terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, pengangkutan dan

pendistribusian pada konsumen. Dalam bidang industri kekuatan

tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah sebesar 4 kg

(Ansel, 1989). Tablet effervescent merupakan tablet yang

penggunaannya dengan cara dilarutkan terlebih dahulu dalam air.

Tablet disimpan dalam wadah tertutup rapat atau dalam kemasan

tahan lembab, pada etiket tertera tidak untuk langsung ditelan.

Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13 hasil uji kekerasan tablet effervescent

Uji kekerasan (kg)


Replikasi
Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 6,32 5,43 7,15
2 6,31 5,43 7,22
3 6,26 4,89 7,10
Rata-rata 6,29 5,25 7,15
Keterangan : Sesuai dengan standar 4-8 kg kekerasan tablet effervescent
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).
72

Berdasarkan tabel 4.13 diatas nilai uji kekerasan tablet semua

formula memenuhi persyaratan kekerasan tablet. Dimana kekuatan

tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah sebesar 4 kg

(Ansel, 1989). Data yang diperoleh dilakukan analisa statistik

menggunakan analisa One-Way Anova untuk memperkuat data

penelitian sehingga menjadi lebih akurat. Data hasil analisa dapat

dilihat pada tabel 4.13.1 berikut ini.

Tabel 4.13.1 hasil uji statistik kekerasan tablet

ANOVA
uji_kekerasan_tablet
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 5,470 2 2,735 80,554 ,000


Within Groups ,204 6 ,034
Total 5,674 8

Berdasarkan tabel 4.13.1 diatas, perhitungan uji kekerasan

tablet menggunakan analisa One-Way Anova memiliki nilai

signifikasi 0,000 < 0,05. Hal ini bermakna bahwa formula yang

berbeda dari penggunaan PVP, HPMC dan kombinasi keduanya

sebagai bahan pengikat memberikan pengaruh terhadap nilai

kekerasan tablet effervescent, pada formula III menghasilkan

kekerasan yang paling baik hal ini karena PVP memiliki daya

ikatan yang baik untuk mengikat antar senyawa dalam tablet

disamping itu juga HPMC memiliki daya ikat yang baik juga

sehingga kombinasi keduanya mampu meningkatkan ikatan antar


73

senyawa dalam tablet, sehingga tablet memiliki tingkat kekerasan

yang baik.

4.6.2.4 Uji Kerapuhan Tablet

Uji kerapuhan merupakan uji yang memberikan petunjuk

tentang tablet tersebut mampu bertahan terhadap goresan ringan

atau kerusakan dalam penanganan, pengemasan dan pengiriman.

Biasanya dikehendaki nilai kerapuhan tablet kurang dari atau sama

dengan 1 % (Siregar dan Wikarsa, 2010). Perhitungan uji

kerapuhan tablet effervescent terdapat pada lampiran 7. Hasil uji

dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14 hasil uji kerapuhan tablet effervescent

Kerapuhan tablet (%)


Replikasi
Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 0,99 1,07 0,64
2 1,00 1,03 0,78
3 0,92 1,21 0,26
Rata-rata 0,97 1,10 0,56
Keterangan : sesuai dengan standar ≤ 1%, semua formjula tidak ada nilai
kerapuhan tablet yang menyimpang.

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, nilai uji kerapuhan tablet

effervescent semua formula baik F1, F2, dan F3 memenuhi

persyaratan kerapuhan tablet. Data yang diperoleh dilakukan

analisa statistika menggunakan analisa One-Way Anova untuk

memperkuat data penelitian sehingga menjadi akurat. Dat hasil

analisa dapat dilihat pada tabel 4.14.1 berikut ini.


74

Tabel 4.14.1 hasil uji kerapuhan tablet menggunakan analisa

One-Way Anova

ANOVA
uji_kerapuhan_tablet

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups ,481 2 ,241 8,670 ,017
Within Groups ,166 6 ,028
Total ,648 8

Berdasarkan tabel 4.14.1 diatas, perhitungan uji kerapuhan

tablet menggunakan analisa One-Way Anova memiliki nilai

signifikasi 0.017 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa formula yang

berbeda dari penggunaan PVP, HPMC dan kombinasi keduanya

sebagai bahan pengikat memberikan pengaruh terhadap nilai

kerapuhan tablet effervescent, pada formula III menghasilkan uji

kerapuhan yang paling baik hal ini karena PVP memiliki daya

ikatan yang baik untuk mengikat antar senyawa dalam tablet

disamping itu juga HPMC memiliki daya ikat yang baik juga

sehingga kombinasi keduanya mampu meningkatkan ikatan antar

senyawa dalam tablet, sehingga tablet memiliki tingkat kekerasan

yang baik maka tingkat kerapuhan tablet semakin kecil dan nilai

friabilitasnya semakin kecil. Selain itu ada faktor lain yang juga

mempengaruhi nilai friabilitas tablet, yaitu suhu ruangan dan

kelembapan yang tinggi.


75

4.6.2.5 Uji waktu larut

Waktu larut menunjukkan banyak waktu yang dibutuhkan

oleh tablet dalam suatu ukuran saji untuk dapat larut sempurna

dalam air dengan volume tertentu. Waktu larut tablet effervescent

berkisar 1-2 menit dan memiliki residu dari bahan yang tidak

terlarut seminimal mungkin (Lachman, Dkk., 1994). Hasil uji dapat

dilihat pada tabel 4.15 dibawah ini.

Tabel 4.15 Hasil uji waktu larut terhadap tablet effervescent

Waktu larut (detik)


Replikasi
Formula 1 Formula 2 Formula 3
1 51,63 55,97 41,93
2 50,68 58,91 47,44
3 49,71 53,89 43,67
Rata-rata 50,67 56,25 44,34
Keterangan : sesuai dengan standar 1-2 menit (60-120 detik )

Pada tabel 4.15 diatas, semua formula memenuhi standar uji

waktu larut yaitu berkisar antar 1-2 menit. Waktu larut adalah salah

satu sifat fisik sediaan effervescent yang khas dan dengan

melarutkan sediaan pada air akan menimbulkan reaksi antara asam

dan basa yang kemudian akan menghasilkan CO2 dan

menyebabkan larutnya tablet effervescent. Komponen basa lebih

dominan dalam menentukan waktu larut tablet effervescent.

Formula yang memiliki waktu larut paling cepat yaitu formula III

dengan kombinasi bahan pengikat antara PVP dan HPMC, hal ini

dikarenakan meskipun memiliki tingkat kekerasan yang baik waktu


76

larut yang baik karena penggunaan PVP yang dikombinasikan

memiliki kadar yang tidak terlalu tinggi sehingga waktu larut tablet

lebih baik dibandingkan dengan Formula I dan II yang memiliki

kadang PVP lebih besar dan juga Formula II memiliki kadar

HPMC lebih besar. Selain itu waktu larut tablet dipengaruhi juga

oleh reaksi antar asam dan basa sehingga waktu larut memenuhi

standar yang ditetapkan. Data yang diperoleh dilakukan analisa

statistik menggunakan analisis One-Way Anova untuk memperkuat

data penelitian sehingga menjadi lebih akurat. Data hasil analisa

dapat dilihat pada tabel 4.15.1 berikut ini.

Tabel 4.15.1 Hasil uji statistik waktu larut dengan One-Way

Anova

ANOVA
uji_waktu_larut

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups 213,048 2 106,524 21,001 ,002
Within Groups 30,434 6 5,072
Total 243,482 8

Berdasarkan tabel 4.15.1 diatas, perhitungan uji waktu larut

menggunakan analisa One-Way Anova memiliki nilai signifikasi

0,002 < 0,05. Hal ini bermakna ada pengaruh pengunaan PVP,

HPMC dan kombinasi PVP dengan HPMC yang digunakan

sebagai bahan pengikat terhadap pengujian waktu larut tablet

effervescent.
77

4.6.2.6 Uji Respon Kesukaan Rasa

Respon kesukaan rasa merupakan uji yang dilakukan dengan

cara melarutklan tablet effervescent kemudian memberikan kepada

panelis untuk mencicipinya dan memberikan respon kesukaan rasa

dengan mengisi kuisoner yang telah disediakan, Hasil respon

kesukaan rasa dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16 hasil uji respon kesukaan rasa

Respon kesukaan rasa Formula 1 Formula 2 Formula 3


4 = Sangat suka 4 3 4

2 = Suka 4 5 5

1 = Tidak Suka 2 2 1

Jumlah 10 10 10

Berdasarkan tabel 4.16 diatas hasil respon kesukaan rasa

menunjukkan bahwa tablet effervescent yang dibuat memiliki

respon kesukaan rasa yang baik, dilihat dari jumlah panelis yang

memberikan jawaban respon menyukain lebih besar dari pada

respon tidak suka. Untuk lebih jelas Respon kesukaan rasa dapat

dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.


78

Gambar 4.1 Daigram uji respon kesukaan rasa

Dari gambar 4.1 diatas menunjukkan respon kesukaan rasa

memiliki presentase yang lebih besar dari pada respon tidak suka.

Dibawah ini adalah grafik perbandingan respon kesukaan rasa

antara formula I sampai formula III dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 grafik perbandingan respon kesukaan rasa


79

Dari gambar 4.2 diatas, grafik diatas menunjukkan semua

formula memiliki respon kesukaan rasa yang baik, hal ini

dikarenakan semua formula memiliki konsentrasi perasan buah

naga merah dan tomat yang sama sehingga memiliki rasa yang

sama dan tidak jauh beda dari setiap formula yang sudah dibuat.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada pengaruha penggunaan PVP, HPMC dan kombinasi PVP dengan

HPMC sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik sediaan tablet

effervescent kombinasi perasan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

dan tomat (Lycopersicum esculentum MILL) pada pengujian waktu alir,

sudut diam, pengetapan, keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan

tablet, dan uji waktu larut.

2. Pada penelitian ini penggunaan kombinasi PVP dan HPMC pada formula

III menghasilkan sifat fisik yang paling baik dilihat dari uji waktu alir,

sudut diam, pengetapan, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, dan uji waktu

larut.

5.2 Saran

1. Penelitian lebih lanjut pembuatan tablet effervescent dengan perbandingan

kombinasi komponen pengikat yang berbeda.

2. Masa simpan produk belum diketahui secara pasti, sehingga perlu

penelitian lebih lanjut tentang uji stabilitas tablet effervescent.

3. Saat penyimpanan terjadi perubahan warna tablet dikarenakan terjadi

reaksi oksidasi untuk itu perlu ditambahkan zat antioksidant agar warna

tablet tetap stabil.

80
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (2006). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.
Ansel, H. C. (1989). pengantar bentuk sediaan farmasi (IV). Jakarta: UI Press.
Arel, A., Martinus, B. A., & Ningrum, S. A. (2017). Penetapan Kadar Vitamin C
Pada Buah Naga Merah. JURNAL SCIENTIA, Volume 7(1), 5.
Asiani, T. W., Sulaeman, T. N. S., & Kurniawan, D. W. (2012). Formulasi Tablet
Efervesen dari Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.). Jurnal Pembangunan Pedesaan Volume 12 Nomor 1, hal 1
-9
Bankers GS, & Anderson NR. (1994). Teknologi Sediaan Tablet. Jakarta: EGC.
Cahyono, B. (2009). Buku terlengkap sukses bertanam buah naga. Jakarta:
Pustaka Mina.
Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dewanti, R. A. (2017). Pelapisan Kitosan Pada Buah Tomat (Solanum
Lycopersicum syn. Lycopersicum Esculentum) Sebagai Upaya
Memperpanjang Umur Simpan. Jurnal Inovasi Proses, 1(2).
Drs. H. Syamsuni, Apt. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Emil S. (2011). Untung Berlipat Dari Bisnis Buah Naga Unggul. Yogyakarta:
Andi Publisher.
Hadisoewignyo, L., & Fudholi, A. (2016). Sediaan Solida (Edisi Revisi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hakimah, I. A. (2010). 81 Macam Buah Berkhasiat Istimewa. Yogyakarta: Syura
Media Utama.
Handrian, R. G. (2009). Dataran Rendah Dengan Pemberian Hormon GA3.
(2337), 7.

81
82

Hardjadinata, S. (2010). Budi Daya Buah Naga Super Red secara Original.
Jakarta: Penebar Swadya.
Hikmah, N. (2016). pengaruh perbedaan konsetrasi pvp sebagai bahan pengikat
terhadap sifat fisik pada tablet effervescent ekstrak daun kumis kucing
(Orthosipon ) dan daun salam (Syzigium). Politeknik Harapan Bersama,
Tegal.
Isma, R. H., & Wiwiek, I. (2017). Formulasi Sediaan Tablet Lepas Lambat
Teofilin Dengan Bahan Matriks Yang Berkarakteristik Hidrofilik :
Review. Farmaka suplemen, XIV No. 1.
Kristanto, D. (2014). Berkebun buah naga. Jakarta: Penebar Swadya.
Kurniasari, Y., Wardatun, S., & Agustinisari, I. (2015). Formulasi Dan Aktivitas
Antioksidan Tablet Effervescent Berbahan Baku Ekstrak Etanol Daun Teh
Hijau.FMIPA Farmasi, Universitas Pakuan Bogor 10.
Lachman, L., Lieberman, H. A., & Kanig, J. L. (1994). Teori dan Praktek
Farmasi Industri (III). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Maria, T. S. (2009). Pengaruh Variasi Konsentrasi Hydroxypropil
Methylcellulosa Sebagai Bahan Pengikat Dan Manitol Sebagai Bahan
Pengisi Terhadap Sifat Fisik Dan Respon Rasa Tablet Effervescent
Ekstrak Tanaman Ceplukan (Phsyalis angulata L). Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Mohandani, I. P. (2009). Pengaruh Kadar Polivinilpirolidon Sebagai Bahan
Pengikat Pada Formulasi Tablet Effervescent Kombinasi Ekstrak Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Dan Dewandaru (Eugenia
uniflora Linn) Dengan Bahan Pengisi Manitol. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Mohrle, R. (1989). Effervescent tablet in pharmaceutical dosage form tablet
Volume I (3rd ed.). New York: Marcel Dekker Inc.
Phadtare, D., Phadtare, G., Nielsh B, & Aswat, M. (2014a). Phadtare et al. World
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences HYPROMELLOSE –
A CHOICE OF POLYMER IN EXTENDED RELEASE TABLET
FORMULATION Pacific Academy for Higher Education and Research,
83

Faculty of Pharmacy, Udaipur, India. ... WORLD JOURNAL OF


PHARMACY AND PHARMACEUTICAL SCIENCES, 3(9, 551–566).
Phadtare, D., Phadtare, G., Nielsh B, & Aswat, M. (2014b, Juni). Salinan
terjemahan hidroxsipropilmethyilselulosa. Diambil 29 September 2018,
dari Google Docs website:
https://docs.google.com/document/d/1oNJa0e1HRumX8JCADEJ20W02M
QAR5qm8Tr4JiAUNRQA/edit?usp=embed_facebook
Pratomo. (2009). Pratomo. 2009. Superioritas Jambu Biji & Buah Naga sebagai
Pangan Fungsional Lengkap. http://obortani.com/read/2009/02/11/40-
corporate-social-responsibility-csr.html. - Penelusuran Google. Diambil 6
Oktober 2018
Rahmawati, B., & Mahajoeno, E. (2010). Variasi morfologi, isozin dan
kandungan vitamin C pada varietas buah naga. Bioteknologi, 7.
Risnayanti, Sabang, S. M., & Ratman. (2015). Analisis Perbedaan Kadar Vitamin
C Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Buah Naga Putih
(Hylocereus undatus) Yang Tumbuh Di Desa Kolonok Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Akademika Kimia, 4.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. (2010). Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth edition (VI). London: Pharmaceutical Press.
Sansiska, Y. (2018). Formulasi dan Uji Sifat Fisik Tablet Effervescent Kombinasi
Perasan Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Buah Tomat
(solanum lycopersicum) Dengan Variasi Asam Sitrat Sebagai Sumber
Asam. Politeknik Harapan Bersama, Tegal.
Siregar, C. J. ., & Wikarsa, S. (2010). Teknologi Sediaan Farmasi : Sediaan
Tablet Dasar-Dasar Praktis. Jakarta: EGC.
Tugiyono, H. (2007). Bertanam Tomat (Revisi). Jakarta: Penebar Swadya.
Untung O. (2008). Aagar Tanaman Buah Berbuah Di Luar Musim. Jakarta:
Penebar Swadya.
Voight, R. (1971). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi I (I). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
84

Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (V). Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
Warisno, S,PKP, & Dahana, K. (2010). Buku Pintar Bertanam Buah Naga Di
Kebun, Pekarangan dan Dalam Pot. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
youngson, D. R. (1998). Antioksidan Manfaat Vitamin C & E bagi Kesehatan.
Great Britain: sheldon Press.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan rendemen perasan buah naga merah dan tomat

1. Rendemen ekstrak perasan buah naga merah

Berat buah naga segar = 300 gram

Berat perasan buah naga merah = 94,81 gram



Rendemen = x 100%

,
= x 100%

= 31,60 %

2. Rendemen ekstrak perasan tomat


Berat tomat segar = 500 gram
Berat perasan tomat = 164,26

Rendemen = x 100%

,
=
x 100%

= 32,85 %

85
86

Lampiran 2 perhitungan penimbangan bahan

Bahan Formula Standar Komponen Pustaka


I (%) II (%) III( (%)
%)
Buah Naga 10 10 10 ≤35% Zat Aktif (Sansiska,
Merah 2018)
Buah 10 10 10 ≤35% Zat Aktif (Sansiska,
Tomat 2018)
Asam Sitrat 11 11 11 ≤16% Asam (Bankers
GS &
Anderson
NR, 1994)
Asam 20 20 20 ≤25% Asam (Bankers
Tartrat GS &
Anderson
NR, 1994)
Na- 30 30 30 15-50% Basa (Rowe
Bikarbonat dkk.,
2010)
Na-Benzoat 5 5 5 2-5% Pelicin (Hadisoew
ignyo &
Fudholi,
2016)
PVP 4 0 2 0,5-5% Pengikat (Siregar &
Wikarsa,
2010)
HPMC 0 4 2 2-5% Pengikat (Siregar &
Wikarsa,
2010)
Aspartam 1 1 1 1-5% Pemanis (Rowe
dkk.,
2010)
Laktosa ad 700 mg 5-80% Pengisi (Rowe
dkk.,
2010)
87

Lampiran 3 perhitungan penimbangan bahan untuk satuan tablet effervescent


1. Formula I

Buah naga = x 700 mg = 70 mg = 0,07 gram

Buah tomat = x 700 mg = 70 mg = 0,07 gram

Asam sitrat = x 700 mg = 77 mg = 0,077 gram

Asam tartrat = x 700 mg = 140 mg = 0,14 gram

Na-Bikarbonat = x 700 mg = 210 mg = 0,21 gram

Na-Benzoat = x 700 mg = 35 mg = 0,035 gram

PVP = x 700 mg = 28 mg = 0,028 gram

HPMC = x 700 mg = 28 mg = 0,028 gram

Aspartam = x 700 mg = 7 mg = 0,007 gram

Laktosa ad 700 mg = 700 mg – (70+70+77+140+210+35+28+7)

= 700 mg – 637 mg

= 63 mg (0,063 gram)

2. Formula II

Buah naga = x 700 mg = 70 mg = 0,07 gram

Buah tomat = x 700 mg = 70 mg = 0,07 gram

Asam sitrat = x 700 mg = 77 mg = 0,077 gram

Asam tartrat = x 700 mg = 140 mg = 0,14 gram

Na-Bikarbonat = x 700 mg = 210 mg = 0,21 gram


88

Na-Benzoat = x 700 mg = 35 mg = 0,035 gram

HPMC = x 700 mg = 28 mg = 0,028 gram

Aspartam = x 700 mg = 7 mg = 0,007 gram

Laktosa ad 700 mg = 700 mg – (70+70+77+140+210+35+28+7)

= 700 mg – 637 mg

= 63 mg (0,063 gram)

3. Formula III

Buah naga = x 700 mg = 70 mg = 0,07 gram

Buah tomat = x 700 mg = 70 mg = 0,07 gram

Asam sitrat = x 700 mg = 77 mg = 0,077 gram

Asam tartrat = x 700 mg = 140 mg = 0,14 gram

Na-Bikarbonat = x 700 mg = 210 mg = 0,21 gram

Na-Benzoat = x 700 mg = 35 mg = 0,035 gram

PVP = x 700 mg = 14 mg = 0,014 gram

HPMC = x 700 mg = 14 mg = 0,014 gram

Aspartam = x 700 mg = 7 mg = 0,007 gram

Laktosa ad 700 mg = 700 mg – (70+70+77+140+210+35+28+7)

= 700 mg – 637 mg

= 63 mg (0,063 gram)
89

Lampiran 4 perhitungan penimbangan bahan untuk 200 tablet effervescent

1. Formula I

Buah naga = 70 mg x 200 = 14.000 mg

Buah tomat = 70 mg x 200 = 14.000 mg

Asam sitrat = 77 mg x 200 = 15.400 mg

Asam tartrat = 140 mg x 200 = 28.000 mg

Na-Bikarbonat = 210 mg x 200 = 42.000 mg

Na-Benzoat = 35 mg x 200 = 7.000 mg

PVP = 28 mg x 200 = 5.600 mg

Aspartam = 7 mg x 200 = 1.400 mg

Laktosa ad 700 mg = 63 mg x 200 = 12.600 mg

2. Formula II

Buah naga = 70 mg x 200 = 14.000 mg

Buah tomat = 70 mg x 200 = 14.000 mg

Asam sitrat = 77 mg x 200 = 15.400 mg

Asam tartrat = 140 mg x 200 = 28.000 mg

Na-Bikarbonat = 210 mg x 200 = 42.000 mg

Na-Benzoat = 35 mg x 200 = 7.000 mg

HPMC = 28 mg x 200 = 5.600 mg

Aspartam = 7 mg x 200 = 1.400 mg

Laktosa ad 700 mg = 63 mg x 200 = 12.600 mg


90

3. Formula III

Buah naga = 70 mg x 200 = 14.000 mg

Buah tomat = 70 mg x 200 = 14.000 mg

Asam sitrat = 77 mg x 200 = 15.400 mg

Asam tartrat = 140 mg x 200 = 28.000 mg

Na-Bikarbonat = 210 mg x 200 = 42.000 mg

Na-Benzoat = 35 mg x 200 = 7.000 mg

PVP = 14 mg x 200 = 2.800 mg

HPMC = 14 mg x 200 = 2.800 mg

Aspartam = 7 mg x 200 = 1.400 mg

Laktosa ad 700 mg = 63 mg x 200 = 12.600 mg

Lampiran 5 hasil uji waktu alir


Waktu alir (detik)
Replikasi
Formula I Formula II Formula III
1 7,44 9,17 5,19
2 7,83 9,37 5,34
3 7,66 9,55 4,97
Rata-rata 7,64 9,36 5,20

Lampiran 6 perhitungan sudut diam granul effervescent


( ! ! " # )
Rumus : Tan α =
(% !&% ! " # )

1. Formula I
, #
Replikasi I = tan α =
, #

tan α = 0,512
α = tan-1(0,512)
α = 27,1o
91

#
Replikasi I = tan α =
, #

tan α = 0,487
α = tan-1(0,487)
α = 25,9o
, #
Replikasi I = tan α = #

tan α = 0,533
α = tan-1(0,533)
α = 28o
2. Formula II
, #
Replikasi I = tan α = ,' #

tan α = 0,61
α = tan-1(0,61)
α = 31,3o
, #
Replikasi I = tan α = ,' #

tan α = 0,57
α = tan-1(0,57)
α = 29,6o
, #
Replikasi I = tan α = , #

tan α = 0,54
α = tan-1(0,54)
α = 28,3o
3. Formula III
, #
Replikasi I = tan α =
, #

tan α = 0,45
α = tan-1(0,45)
α = 24,22o
92

, #
Replikasi I = tan α =
, #

tan α = 0,51
α = tan-1(0,51)
α = 27,02o
, #
Replikasi I = tan α =
, #

tan α = 0,47
α = tan-1(0,47)
α = 25,17o

Lampiran 7 perhitungan uji pengetapan granul effervescent


Perhitungan pengetapan granul (Indeks Car)

% ! ( & % ! )
% = x 100 %
% ! (

1. Perhitungan pengetapan granul formula I


Replikasi 1 = mb : 69,15 gram Vb : 100 ml
Mt : 68,87 gram Vt : 93
,
Masa jenis b = *
= = 0,69 g/ml
, '
Masa jenis t = = = 0,74 g/ml
*
,' & ,
% Indeks Car = x 100 % = 6,75 %
,'

Replikasi 2 = mb : 68,96 gram Vb : 100 ml


Mt : 68,69 gram Vt : 94
,
Masa jenis b = *
= = 0,68 g/ml
,
Masa jenis t = = = 0,73 g/ml
*
,' & ,
% Indeks Car = x 100 % = 7,30 %
,'

Replikasi 3 = mb : 69,04 gram Vb : 100 ml


mt : 68,76 gram Vt : 93
93

,
Masa jenis b = = = 0,69 g/ml
*
,
Masa jenis t = *
= = 0,73 g/ml
,' & ,
% Indeks Car = x 100 % = 5,70 %
,'

2. Perhitungan pengetapan granul formula II


Replikasi 1 = mb : 68,58 gram Vb : 100 ml
Mt : 67,85 gram Vt : 90
,
Masa jenis b = = = 0,68 g/ml
*
',
Masa jenis t = *
= = 0,75 g/ml
,' & ,
% Indeks Car = x 100 % = 9,30 %
,'

Replikasi 2 = mb : 68,62 gram Vb : 100 ml


Mt : 67,94 gram Vt : 91
,
Masa jenis b = = = 0,68 g/ml
*
',
Masa jenis t = = = 0,74 g/ml
*
,' & ,
% Indeks Car = x 100 % = 8,10 %
,'

Replikasi 3 = mb : 68,85 gram Vb : 100 ml


mt : 68,07 gram Vt : 93
,
Masa jenis b = *
= = 0,68 g/ml
, '
Masa jenis t = = = 0,73 g/ml
*
,' & ,
% Indeks Car = ,'
x 100 % = 6,84 %

3. Perhitungan pengetapan granul formula III


Replikasi 1 = mb : 68,76 gram Vb : 100 ml
Mt : 68,35 gram Vt : 96
,'
Masa jenis b = = = 0,68 g/ml
*
,
Masa jenis t = = = 0,71 g/ml
*
,' & ,
% Indeks Car = ,'
x 100 % = 2,81 %
94

Replikasi 2 = mb : 69,07 gram Vb : 100 ml


Mt : 68,66 gram Vt : 94
, '
Masa jenis b = = = 0,69 g/ml
*
,
Masa jenis t = *
= = 0,73 g/ml
,' & ,
% Indeks Car =
,'
x 100 % = 5,40 %

Replikasi 3 = mb : 68,87 gram Vb : 100 ml


mt : 68,28 gram Vt : 94 ml
, '
Masa jenis b = = = 0,68 g/ml
*
,
Masa jenis t = = = 0,72 g/ml
*
,' & ,
% Indeks Car = x 100 % = 5,80 %
,'
95

Lampiran 8 perhitungan uji keseragaman bobot tablet effervescent


Keseragaman bobot (mg)
No Formula I Formula II Formula III
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 700 690 720 720 690 710 690 720 700
2 700 710 700 710 700 680 680 700 700
3 700 700 690 700 710 690 700 690 680
4 710 700 710 700 680 700 710 690 710
5 740 720 700 730 690 700 700 710 700
6 710 680 700 700 700 720 690 680 690
7 680 720 720 710 700 690 700 700 710
8 710 700 680 740 710 700 700 700 690
9 690 700 700 720 720 710 690 720 700
10 730 710 710 700 700 700 690 710 700
11 700 690 690 690 680 700 710 690 710
12 710 730 700 710 690 710 720 700 700
13 700 710 700 700 720 720 700 700 720
14 730 680 700 700 710 690 690 710 690
15 730 700 720 730 700 700 680 700 700
16 700 700 710 700 700 710 700 700 700
17 710 700 690 700 700 690 700 700 710
18 700 710 700 710 730 700 710 690 690
19 700 700 700 730 700 700 700 710 720
20 710 690 710 700 710 710 690 680 710
Hasil
rata- 708 702 702,5 710 702 701,5 697,5 700 701,5
rata
Rata-
704,16 704,5 699,67
rata
5% 668,92-739,36 669,27-739,72 664,68-734,65
10% 633,74-774,57 634,05-774,95 629,70-769,63
Keterangan : pada tablet jika ditimbang satu persatu, tidak lebih dari 2 tablet
yang menyimpang dari bobot rata-rata 5%, dan tidak ada satupun tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata 10%(Departemen Kesehatan RI, 1979).
96

Perhitungan keseragaman bobot :


1. Formula I
' +' +' ,
Rata-rata kolom = = 704,16 mg

Kolom A (5%) = x 704,16 = 35,208

Batas bawah = 704,16 - 35,208 = 668,92 mg


Batas atas = 704,16 + 35,208 = 739,368 mg
Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom A adalah tablet yang
memenuhi bobot antara 668,92-739,368 mg.
' +' +' ,
Rata-rata kolom = = 704,16 mg

Kolom A (10%) = x 704,16 = 70,416

Batas bawah = 704,16 – 70,416 = 633,744 mg


Batas atas = 704,16 + 70,416 = 774,576 mg
Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom B adalah tablet yang
memenuhi bobot antara 633,744 – 774,576 mg.
2. Formula II
' +' +' ,
Rata-rata kolom = = 704,5 mg

Kolom A (5%) = x 704,5 = 35,225

Batas bawah = 704,5 - 35,225 = 669,275 mg


Batas atas = 704,5 + 35,225 = 739,72 mg
Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom A adalah tablet yang
memenuhi bobot antara 669,275-739,72 mg.
' +' +' ,
Rata-rata kolom = = 704,5 mg

Kolom A (10%) = x 704,5 = 70,45

Batas bawah = 704,5 – 70,45 = 634,05 mg


Batas atas = 704,5 + 70,45 = 774,95 mg
Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom B adalah tablet yang
memenuhi bobot antara 634,05 – 774,95 mg.
97

3. Formula III
', +' +' ,
Rata-rata kolom = = 699,67 mg

Kolom A (5%) = x 699,67 = 34,983

Batas bawah = 699,67 - 34,983= 664,687 mg


Batas atas = 699,67 + 34,983= 734,653 mg
Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom A adalah tablet yang
memenuhi bobot antara 664,687-734,653 mg.
', +' +' ,
Rata-rata kolom = = 699,67 mg

Kolom A (10%) = x 699,67 = 69,967

Batas bawah = 699,67 – 69,967= 629,703 mg


Batas atas = 699,67 + 69,967= 769,637 mg
Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom B adalah tablet yang
memenuhi bobot antara 629,703 – 769,637 mg.
Lampiran 9 uji keseragaman ukuran tablet
Ukuran tablet (cm)
Formula I Formula II Formula III
No
ketebalan tablet ketebalan tablet ketebalan tablet
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 0,23 0,24 0,23 0,26 0,23 0,22 0,23 0,22 0,24
2 0,23 0,23 0,24 0,23 0,23 0,23 0,22 0,23 0,23
3 0,24 0,23 0,23 0,23 0,25 0,22 0,24 0,24 0,22
4 0,23 0,21 0,22 0,24 0,24 0,24 0,23 0,23 0,23
5 0,23 0,20 0,21 0,22 0,22 0,25 0,23 0,23 0,23
6 0,21 0,23 0,23 0,23 0,25 0,24 0,23 0,21 0,22
7 0,18 0,23 0,24 0,24 0,24 0,24 0,21 0,24 0,24
8 0,24 0,24 0,21 0,24 0,23 0,22 0,23 0,23 0,23
9 0,23 0,23 0,23 0,25 0,22 0,22 0,23 0,23 0,23
10 0,23 0,22 0,24 0,24 0,24 0,25 0,23 0,24 0,24
Rata-rata 0,22 0,23 0,23 0,24 0,23 0,23 0,22 0,23 0,23
98

Keterangan : diameter tablet semua formula sama diameternya yaitu 1,13 cm


, + , + ,
Formula I rata-rata ketebalan tablet = = 0,226 cm

Persyaratan : rata-rata ketebalan tablet x 1 = 0,226 x 1 = 0,30 cm

Persyaratan : rata-rata diameter tablet x 3 = 1,13 x 3 = 3,39 cm


, + , + ,
Formula II rata-rata ketebalan tablet = = 0,235 cm

Persyaratan : rata-rata ketebalan tablet x 1 = 0,235 x 1 = 0,31 cm

Persyaratan : rata-rata diameter tablet x 3 = 1,13 x 3 = 3,39 cm


, + , + ,
Formula III rata-rata ketebalan tablet = = 0,23 cm

Persyaratan : rata-rata ketebalan tablet x 1 = 0,23 x 1 = 0,31 cm

Persyaratan : rata-rata diameter tablet x 3 = 1,13 x 3 = 3,39 cm


Lampiran 10 hasil uji kekerasan tablet
Kekrasan tablet (kg)
No Formula I Formula II Formula III
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 6,6 6,5 6,15 5,4 5,3 5,5 6,9 7,1 7,4
2 6,3 6,43 6,23 5,5 5,4 5,7 7,65 7,2 6,8
3 6,45 6,69 6,44 6,3 5.9 5,6 7,3 7,25 6,9
4 6,49 6,35 6,73 5,3 4,84 4,9 7,7 7,30 7,2
5 6,12 5,75 6,32 4,9 5,2 5,9 6,2 7,2 7,7
6 6,63 6,25 6,43 5,48 5,35 5,67 7,4 7,67 7,2
7 6,43 6,4 5,65 5,25 5,4 4,93 6,44 7,25 6,45
8 6,59 6,63 5,83 5,44 5,5 5,53 6,8 7,55 7,67
9 6,21 5,73 6,54 5,20 5,65 5,45 7,45 5,35 7,25
10 5,92 6,33 6,26 5,53 5,73 5,6 7,63 7,15 7,35
Rata-rata 6,32 6,31 6,26 5,43 5,42 4,88 7,15 7,1 7,22
Keterangan : kekerasan tablet berkisar 4-8 kg.
99

Lampiran 11 perhitungan uji kerapuhan tablet effervescent


Rumus perhitungan :
0 &0
% kerapuhan = x 100 %
0

Keterangan : W1 = berat 20 tablet awal


W2 = berat 20 tablet setelah perlakuan uji
1. Formula I
Replikasi 1 : W1 = 16,09 gram
W2 = 15,93 gram
, & ,
% kerapuhan = x 100 %
,

= 0,99 %
Replikasi 2 : W1 = 15,93 gram
W2 = 15,77 gram
, & ,''
% kerapuhan = ,
x 100 %

= 1,00 %
Replikasi 3 : W1 = 16,19 gram
W2 = 16,04 gram
, & ,
% kerapuhan = x 100 %
,

= 0,92 %
2. Formula II
Replikasi 1 : W1 = 15,77 gram
W2 = 15,60 gram
,''& ,
% kerapuhan = x 100 %
,''

= 1,07 %
Replikasi 2 : W1 = 15,53 gram
W2 = 15,37 gram
, & , '
% kerapuhan = x 100 %
,

= 1,03 %
100

Replikasi 3 : W1 = 14,87 gram


W2 = 14,69 gram
, '& ,
% kerapuhan = x 100 %
, '

= 1,2 %

3. Formula III
Replikasi 1 : W1 = 15,49 gram
W2 = 15,39 gram
, & ,
% kerapuhan = x 100 %
,

= 0,64 %
Replikasi 2 : W1 = 15,25 gram
W2 = 15,13 gram
, & ,
% kerapuhan = ,
x 100 %

= 0,78 %
Replikasi 3 : W1 = 14,97 gram
W2 = 14,93 gram
, '& ,
% kerapuhan = , '
x 100 %

= 0,26 %

Lampiran 12 uji waktu larut


Replikasi Waktu larut tablet effervescent (detik)
Formula I Formula II Formula III
1 51,63 55,97 41,93
2 50,68 58,91 47,44
3 49,71 53,89 43,67
Rata-rata 50,67 56,25 44,34
Keterangan : sesuai standar 1-2 menit termasuk hasil yang paling baik
(Hadisoewignyo & Fudholi, 2016)
101

Lampiran 13 uji respon kesukaan rasa


Panelis Formula I Formula II Formula III
1 4 2 4
2 4 2 4
3 2 4 2
4 2 4 2
5 2 2 1
6 4 2 2
7 1 1 2
8 1 2 2
9 4 1 4
10 2 4 4
Rata-rata 2,6 2,4 2,7

Respon kesukaan Formula 1 Formula 2 Formula 3


rasa
4 = Sangat suka 4 3 4

2 = Suka 4 5 5

1 = Tidak Suka 2 2 1

Jumlah 10 10 10

Hasil uji respon kesukaan rasa menggunakan statistik


ANOVA
respon_kesukaan_rasa

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups ,467 2 ,233 ,162 ,851
Within Groups 38,900 27 1,441
Total 39,367 29
102

Diagram respon kesukaan rasa

Diagram perbandingan respon kesukaan rasa


103

Lampiran 14 pembuatan tablet effervescent

Pemotongan buah naga


Pemotongan tomat

Proses menghaluskan buah dengan Pemerasan buah


blender

Uji kandungan vitamin C Bahan-bahan


104

Penyiapan alat praktik

Penimbangan bahan

Pembuatan granul untuk komponen


asam
Pembuatan muchilago

Pembuatan granul untuk komponen Penimbangan granul zat aktif


basa kombinasi buah naga merah dan tomat
105

Proses pengayakkan granul


Proses pengayakan granul
menggunakan ayakan no 16
menggunakan ayakan no 18

Proses pencampuran komponen asam, proses tumbling granul effervescent


basa dan juga zat aktif perasan buah

Penimbangan granul untuk dicetak


Proses pencetakan tablet
106

Tablet effervescent kombinasi perasan buah naga merah dan tomat

Lampiran 15 proses evaluasi sediaan granul effervescent

Proses uji kompressibilitas


Proses uji waktu alir dan sudut diam

Lampiran 16 proses evaluasi sediaan tablet effervescent

Proses uji kekerasan tablet


Proses uji keseragaman bobot tablet
107

Proses uji kerapuhan tablet Uji kelarutan tablet effervescent


dengan melihat pembanding CDR

Hasil uji waktu larut tablet effervescent kombinasi perasan buah naga merah
dan tomat
108

Lampiran 17 lembar kuisioner uji kesukaan rasa


Lembar kuisoner uji kesukaan tablet effervescent kombinasi perasan buah naga
dan tomat
Nama :
Usia :
Tanggal :
Tanda Tangan :
Pada lembar kuisoner ini saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap 3
formula pada sediaan tablet effervescent dengan cara mencicipinya, dan penilaian
dilakukan dengan menulis angka pada kolom berikut:

Formula I II III

Respon rasa

Keterangan :
4 = sangat suka
2 = suka
1 = tidak suka
109

Anda mungkin juga menyukai