Anda di halaman 1dari 136

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN TABLET

EFFERVESCENT KOMBINASI EKSTRAK KOPI


(Coffea sp)DAN KAYU MANIS (Cinnamomum
burmani) DENGAN VARIASI ASAMSITRAT
SEBAGAI SUMBER ASAM

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

HARTONO PRAPONCO

16080185

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019
N FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN TABLET
EFFERVESCENT KOMBINASI EKSTRAK KOPI
(COffea sp)DAN KAYU MANIS (Cinnamomum
burmani) DENGAN VARIASI ASAMSITRAT
SEBAGAI SUMBER ASAM

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Derajat Ahli Madya

Oleh :

HARTONO PRAPONCO

16080185

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019

ii
iii
iv
v
vi
MOTTO

Kita bisa ketika kita percaya

Setiap aksi memiliki reaksi, setiap perbuatan memiliki konsekuensi dan

setiap kebaikan memiliki suatu balasan yang baik

Ketika kau mendapatkan sesuwatu tantangan menurutmu sama sekali tidak

bisa mengerjakan nya maka yakin lah kau paada Tuhan mu ynag

memberikan akal sehat untuk mu untuk berpikir dan berfikir maka kerjakan

lah dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin karnanya Tuhan mu

tahu bahwa hambanya pasti bisa mengerjakan nya

Rumput tidak akan putus asa ketika diinjak, ia akan menyerah jika ia

dicabut

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa

dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain

vii
PERSEMBAHAN

▪ Bapak dan Ibunda tercinta, terimakasih telah mencurahkan segala

cinta, kasih sayang, didikan, bimbingan, kerja keras serta doa tulus

yang engkau panjatkan tiada henti, sehingga putrimu dapat menempuh

jenjang pendidikan sampai saat ini.

▪ Keluarga yang telah memberi nasehat, do’a dan dukungannya.

▪ Aldi Budi Riyanta, S.Si., M.T selaku dosen pembimbing I yang telah

bersabar dan terus memberikan motivasi dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

▪ Akhmad Aniq Barlian S.Fram.,M.HKes selaku dosen pembimbing II

yang telah bersabar dan terus memberikan motivasi dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

▪ Keluarga kecil prodi Farmasi.

▪ Semua teman-teman seangkatan dan seperjuangan.

viii
PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Formulasi Dan Uji Sifat Fisik Sediaan Tablet

Effervesent Kombinasi Ekstrak Kopi (Coffea.Sp) Dan Ekstrak Kayu Manis

(Cinnamomi burmannii ) Dengan Variasi Asam Sitrat Sebagai Sumber Asam”

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam menempuh ujian akhir Pendidikan Diploma III Farmasi Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

Dalam penyusunan Kaya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ir. MC. Chambali, B.Eng. EE, M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm, M. Sc., Apt selaku Ka. Prodi DIII Farmasi

Politeknik Harapan Bersama Tegal.

3. Bapak Aldi Budi Riyanta, S.Si., M.T selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu guna memberi pengarahan dan saran dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Akhmad Aniq Berlian S.fram.,M.HKes selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan dorongan serta arahan.

5. Seluruh Staf dan Dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal.

ix
6. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dorongan moril maupun

material dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan semangat

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam pelaksanaan

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

Karya Tulis ilmiah ini, maka penulis berharap kritik dan saran pembaca untuk

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Tegal, Mei 2019

Penulis

x
Intisari

Ponco, Hartono P., Riyanta, Aldi B., Barlian, Akhmad A. Formulasi Dan Uji
Sifat Fisik Sediaan Tablet Effervescent Kombinasi Ekstrak Kopi (Coffea.Sp)
Dan Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii) Dengan Variasi Asam
Sitrat Sebagai Sumber Asam Program Diii Farmasi.

Kopi (coffea.sp) memiliki kandungan kafein dan kayu manis (cinnamomum


burmannii) memiliki kandungan Cinammic Aldehyde banyak digunakan sebagai
pemberi aroma minuman. Asam sitrat sebagai sumber asam yang baik. Tablet
effervescent merupakan sediaan tablet bila dimasukkan dalam air, akan terjadi
reaksi kimia antar asam dan natrium bikarbonat sehingga menghasilkan gas
karbondioksida (CO2) serta air. Pembuatan tablet effervescent membutuhkan bahan
tambahan salah satunya adalah sumber asam. Dalam penelitian bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variasi asam sitrat sebagai sumber asam
terhadap sifat fisik pada tablet effervescent kombinasi ekstrak kopi (coffea.sp) dan
kayu manis (cinnamomum burmannii) serta untuk mengetahui konsentrasi mana
yang menghasilkan tablet paling baik.
Penelitian ini dibuat formula tablet effervescent yang berkhasiat sebagai
stimulansia bagi tubuh dan penggunan zat aktif kopi (coffea.sp) dan kayu manis
(cinnamomum burmannii) dengan variasi asam start sebagai sumber asam yang
konsentrasinay di bedakan yaitu formula I 10% formula II 11% dan formula II 16%.
Metode pembuatan ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
maserasi dan metode soxhletasi. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet
effervescent yaitu granulasi basah. Granul kering diuji sifat fisiknya meliputi waktu
air,audit diam Dan indeks pengetapan. Sedangkan tablet diuji sifat fisiknya
meliputi organoleptis, keseragaman bobot,kekerasan,kerapuhan, waktu larut, dan
respon kesukaan rasa.
Analisa data menggunakan analisa statistik one-way anova. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya pengaruh variasi asam sitrat terhadap sifat fisik tablet
effervescent kombinasi ekstrak kopi (coffea.sp) dan kayu manis (cinnamomum
burmannii), menunjukkan penggunaan variasi asam sitrat yang menghasilkan
tablet yang paling baik yaitu pada formula III dilihat dari konsentrasi yang
digunakan Asam Sitrat yaitu 16 % dari hasil evaluasi fisik memenuhi persyaratan.

Kata kunci : Kopi, Kayu Manis, Asam Sitarat, Tablet Effervescent, Uji Sifat
Fisik.

xi
Abstract

Ponco, Hartono P., Riyanta, Aldi B., Barlian, Akhmad A. 2019 Formulation
and Physical Properties of Effervescent Tablet from Combinations of Coffee
Extracts (Coffea.Sp) and cinnamon Wood Extracts (Cinnamomum
Burmannii) with Citric Acid Variations as Sources Acid

Coffee (coffea.sp) contains caffeine and cinnamon (cinnamomum


burmannii) which contains Cinammic Aldehyde which is widely used as a drink
aroma. Citric acid is a good source of acid. Effervescent tablets are tablet
preparations when put in water, there will be a chemical reaction between acids and
sodium bicarbonate to produce carbon dioxide (CO2) and water. Making
effervescent tablets requires additives, one of which is sour source. The research
aims to determine whether there is an effect of variations of citric acid as a source
of acid on physical properties in an effervescent tablet combination of coffee extract
(coffea.sp) and cinnamon (cinnamomum burmannii) and to determine which
concentration produces the best tablet.
In this study wsa made an effervescent tablet formula that was efficacious
as a stimulant for the body and the use of active coffee substances (coffea.sp) and
cinnamon (cinnamomum burmannii) with variations of acid start as a source of acid
concentrated in difference formula I 10% formula II 11% and formula II 16%. The
extraction method used in this study was maceration method and soxhletation
method. The method used in making effervescent tablets was wet granulation. Dry
granules were tested for physical properties including water time, silent audit and
tapping index. While the tablets were tested for their physical properties including
organoleptic, weight uniformity, hardness, friability, dissolution time, and response
to taste preferences.
Data analysis used was one-way ANOVA statistical analysis. The results
showed that the influence of citric acid variation on the physical properties of an
effervescent tablet combination of coffee extract (coffea.sp) and cinnamon
(cinnamomum burmannii), showed the use of citric acid variations which produced
the best tablets in formula III seen from the concentration used Citric Acid 16% of
the results of physical evaluation meet the requirements.

Keywords: Coffee, Cinnamon, Citric Acid, Effervescent Tablet, Physical


Properties Test

xii
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILTAS......... Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .. Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
PRAKATA ............................................................................................................. ix
INTISARI............................................................................................................... xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
LAMPIRAN ........................................................................................................ xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang masalah ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 4
1.4 Tujuan penelitian ......................................................................................... 5
1.5 Manfaat penelitian ....................................................................................... 5
1.6 Keaslian Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................. 8
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ........................................................... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 8
2.1.1 Kopi ...................................................................................................... 8
1. Morfologi Tanaman Kopi............................................................................ 8
2. Diskripsi Tanaman Kopi ............................................................................. 9
3. Klasifikasi Tanaman Kopi ......................................................................... 10
4. Morfologi Tanaman Kopi.......................................................................... 10
5. Manfaat Kopi bagi Kesehatan ................................................................... 12
6. Kandungan Kimia Dalam Kopi ................................................................. 14
2.1.2 Kayu Manis ......................................................................................... 17
2.1.3 Ekstrak ................................................................................................ 19
2.1.4 Ekstraksi.............................................................................................. 19
2.1.5 Soxhletasi ............................................................................................ 20
2.1.6 Kafein.................................................................................................. 22
2.1.7 Tablet .................................................................................................. 23
2.1.8 Tablet effervescent .............................................................................. 24

xiii
2.1.9 Formula Umum Tablet Efferfesent ..................................................... 26
2.1.10 Metode Pembuatan Tablet Effervesecnt ............................................. 29
2.1.11 Sifat Fisik Granul ................................................................................ 30
2.1.12 Sifat Fisik Tablet ................................................................................. 32
2.1.13 Monografi Bahan ................................................................................ 34
2.2 Hipotesis...................................................................................................... 38
BAB III ................................................................................................................. 39
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 39
3.1 Objek penelitan ......................................................................................... 39
3.2 Sampel dan Teknik Sampling ................................................................... 39
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 39
3.3.1 Variabel Terikat .............................................................................. 39
3.3.2 Variabel Bebas ................................................................................ 40
3.3.3 Variabel Terkendali ......................................................................... 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40
3.4.1 Cara Pengumpulan Data .................................................................. 40
3.4.2 Bahan dan Alat yang Digunakan..................................................... 41
3.4.3 Cara Kerja ....................................................................................... 41
2.4.4 Cara Kerja Pembuatan Ekstrak Kayu Manis ................................... 42
BAB IV ................................................................................................................. 47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 58
4.1 Uji Sifat Fisik Granul ................................................................................ 62
7. Uji Waktu Alir Granul Effervescent ................................................ 62
8. Uji Sudut Diam Granul Effervescent............................................... 64
9. Uji Indeks Pemampatan Granul Effervescent ................................. 66
4.2 Uji Sifat Fisik Tablet ................................................................................. 69
1. Uji organoleptis tablet effervescent ................................................. 69
2. Uji Keseragaman Bobot Tablet Effervescent .................................. 70
3. Uji Kekerasan Tablet Effervescent .................................................. 72
10. Uji Kerapuhan Tablet Effervescent ................................................. 74
11. Uji Waktu Larut Tablet Effervescent .............................................. 76
12. Uji Respon Kesukaan Rasa Tablet Effervescent ............................. 79
BAB V................................................................................................................... 81
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 81
5.1 Simpulan.................................................................................................... 81
5.2 Saran ............................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82
LAMPIRAN .......................................................................................................... 84

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian............................................................................... 6
Tabel 2. 1 Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet ............................................ 33
Tabel 4. 1 Uji Bebas Etanol Ekstrak Serbuk Kopi ..................................................
Tabel 4. 2 Uji Bebas Etanol Ekstrak Kayu Manis .............................................. 62
Tabel 4. 3 Hasil Uji Waktu Alir Granul Effervescent ......................................... 63
Tabel 4. 4 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Alir Granul Effervescent dengan
Anova Satu Arah ANOVA................................................................. 64
Tabel 4. 5 Hasil Uji Sudut Diam Granul Effervescent ........................................ 65
Tabel 4. 6 Hasil Analisa Statistik Uji Sudut Diam Granul Effervescent dengan
Anova Satu Arah ANOVA................................................................. 66
Tabel 4. 7 Hasil Uji Indeks Pemampatan Granul Effervescent ........................... 67
Tabel 4. 8 Hasil Analisa Statistik Uji Indeks Pemampatan Granul Effervescent
dengan Anova Satu Arah.................................................................... 68
Tabel 4. 9 Hasil Uji Organoleptis Tablet Effervescent ....................................... 69
Tabel 4. 10 Hasil Rata-rata Uji Keseragaman Bobot Tablet Effervescent ............ 71
Tabel 4. 11 Hasil Analisa Statistik Uji Keseragaman Bobot Tablet Effervescent
dengan Anova Satu Arah ANOVA .................................................... 72
Tabel 4. 12 Hasil Rata-rata Uji Kekerasan Tablet Effervescent............................ 73
Tabel 4. 13 Hasil Analisa Statistik Uji Kekerasan Tablet Effervescent dengan
Anova Satu Arah ANOVA................................................................. 74
Tabel 4. 14 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Effervescent........................................... 75
Tabel 4. 15 Hasil Analisa Statistik Uji Kerapuhan Tablet Effervescent dengan
Anova Satu Arah ANOVA................................................................. 76
Tabel 4. 16 Hasil Uji Waktu Larut Tablet Effervescent ........................................ 77
Tabel 4. 17 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Larut Tablet Effervescent dengan
Anova Satu Arah ANOVA ................................................................. 78

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Biji kopi robusta (Yahmadi, 2007) ..................................................... 8


Gambar 2. 2 Kayu Manis (Cinnamomum chinense) ............................................. 17
Gambar 2. 3 Struktur Kimia Asam Sitrat (Rowe et.al., 2009) .............................. 34
Gambar 2. 4 Struktur Kimia Asam Tartrat (Rowe et.al., 2009)............................ 35
Gambar 2. 5 Struktur kimia Na Bikarbonat (Depkes RI, 1979) ........................... 35
Gambar 2. 6 Struktur Kimia PVP (Rowe et.al., 2009) ......................................... 36
Gambar 2. 7 Struktur Kimia Mg stearat (Rowe et.al., 2009) ................................ 36
Gambar 2. 8 Struktur Kimia Aspartam (Rowe et.al., 2009) ................................. 37
Gambar 2. 9 Struktur Kimia Laktosa (Depkes RI, 1979) ..................................... 38
Gambar 3. 1 Sekema identifikasi sempel secara mikroskopis .............................. 60
Gambar 3. 2 Skema identifikasi sempel secara mikroskopis ................................ 42
Gambar 3. 3 Pembuatan Ekstrak Kayu Manis ...................................................... 61

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Sampel ......................................................................... 84


Lampiran 2 Tabel Formula Tablet Effervescent.................................................. 85
Lampiran 3 Perhitungan Penimbangan Bahan untuk Satu Tablet ...................... 86
Lampiran 4 Perhitungan Penimbangan Bahan untuk 200 Tablet........................ 88
Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Waktu Alir Granul Effervescent............................. 91
Lampiran 6 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Alir Granul Effervescent dengan
Anova Satu Arah .............................................................................. 92
Lampiran 7 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Sudut Diam Granul Effervescent . 93
Lampiran 8 Hasil Analisa Statistik Uji Sudut Diam Granul Effervescent dengan
Anova Satu Arah .............................................................................. 95
Lampiran 9 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Indeks Pemampatan Granul
Effervescent ...................................................................................... 95
Lampiran 10 Hasil Analisa Statistik Uji Indeks Pemampatan Granul Effervescent
dengan Anova Satu Arah ................................................................. 98
Lampiran 11 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet
Effervescent ...................................................................................... 98
Lampiran 12 Hasil Analisa Statistik Uji Keseragaman Bobot Tablet Effervescent
dengan Anova Satu Arah ............................................................... 102
Lampiran 13 Tabel Hasil Uji Kekerasan Tablet Effervescent ............................. 103
Lampiran 14 Hasil Analisa Statistik Uji Kekerasan Tablet Effervescent dengan
Anova Satu Arah ............................................................................ 104
Lampiran 15 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Kerapuhan Tablet Effervescent . 105
Lampiran 16 Hasil Analisa Statistik Uji Kerapuhan Tablet Effervescent dengan
Anova Satu Arah ............................................................................ 107
Lampiran 17 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Larut Tablet Effervescent dengan
Anova Satu Arah ............................................................................ 108
Lampiran 18 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Respon Kesukaan Rasa Tablet
Effervescent .................................................................................... 108
Lampiran 19 Dokumentasi Proses Pembuatan Tepung Cangkang Kerang Simping
.......................................................................................................... 111
Lampiran 20 Dokumentasi Proses Pembuatan Tablet Effervescent .................... 114
Lampiran 21 Dokumentasi Uji Sifat Fisik Granul Effervescent ......................... 117

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pengobatan obat tradisional pada masyarakat pada umumnya masih

sebatas bentuk jamu, yang cara penyajian nya dengan cara di rebus atau di

seduh, sehingga kurang di sukai penggunanya. Selain itu jamu masih

mempunyai kekurangan seperti dalam hal penyajian yang kurang tepat . Salah

satu nya untuk mengatasi hal tersebut di kembangkan pembuatan dalam bentuk

sediaan farmasi. yaitu dengan membuatnya dalam bentuk sediaan tablet

effervescent dengan kombinasi dari ekstrak tanaman. (Rahmadhayanti, 2012

dalam Janwar 2014).

Tanaman kopi (Coffea sp.) termasuk familia Rubiaceae dan merupakan

tanaman tropis yang banyak diperdagangkan di dunia. Produk kopi herbal

merupakan salah satu diversifikasi produk olahan kopi yang ada di pasaran.

Pembuatan kopi yang dicampur dengan herbal bertujuan untuk memperoleh

aroma dan cita rasa baru dan memperoleh kelebihan lainnya, seperti efek yang

baik bagi kesehatan. Kopi memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya

mengurangi resiko kanker payudara, menyembuhkan migrain, mencegah

penyakit batu empedu dan mencegah penyakit diabetes, namun jika

dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan denyut jantung dan tekanan

darah meningkat. (Rahmadhayanti, 2012 dalam Janwar 2014).

1
2

Kafein merupakan senyawa alkaloid derivat xantin yang mengandung

gugus metil. Sejak dulu kafein ini diperoleh dari ekstrak tumbuh-tumbuhan

berupa biji kopi, teh, dan coklat (kakao) (Sunaryo, 2005). Saat ini masyarakat

mengkonsumsi kafein dalam bentuk minuman kopi, teh, coklat, dan minuman

ringan seperti cola. Kebanyakan orang mengkonsumsi kafein karena efeknya

sebagai stimulan terhadap daya pikir dan konsentrasi disamping memberikan

kenikmatan jika dikonsumsi dalam bentuk makanan coklat atau minuman teh,

kopi, dan cola. Namun, efek stimulasi terhadap daya pikir dan konsentrasi

tersebut bukan merupakan satu-satunya efek yang dapat diberikan oleh kafein

kepada tubuh kita. ( Widyotomo,2007 )

Di Indonesia kayu manis merupakan salah satu tanaman tropis dan

sub tropis yang biasa dikonsumsi sebagai bahan pangan, ternyata juga

mempunyai. khasiat dalam bidang kesehatan. Kulit kayu manis (Cinnamomum

burmanni) mengandung sinamal dehid, eugenol, dan senyawa lain seperti

flavanoid, tanin, triter-penoid, dan saponin, diantara senyawa tersebut ada yang

berfungsi sebagai antioksidan yang baik bagi kesehatan. Selain berfungsi

sebagai penyedap masakan dan pengharum makanan, juga dapat menangkal

kanker hati ganas, menurunkan kadar lemak dan kolesterol, serta bersifat

sebagai anti diabetes Kulit batang dan daun Cinnamomum burmani

mengandung minyak atsiri, saponin dan flavonoid. Di samping itu kulit

batangnya juga mengandung tanin, daunnya juga mengandung alkaloids dan

polifenol. (Azima, 2004).


3

Penggunaan langsung dari ekstrak kopi dan ekstrak kayu manis tanpa

melalui proses pengolahan terlebih dahulu kurang disukai oleh masyarakat,

sehingga perlu diformulasikan dalam bentuk sediaan. Salah satunya dengan

menggunakan bentuk sedian yang dapat diaplikasikan untuk ekstrak kopi dan

ekstrak kayu manis adalah tablet effervescent.

Diantara bentuk sediaan farmasi yang ada, granul dan tablet effervescent

merupakan pilihan formulasi yang praktis. Bentuk effervescent lebih disukai

karena praktis, cepat larut dalam air, membentuk larutan yang memberikan

efek sparkle seperti pada rasa minuman bersoda. Tablet effervescent

mengandung asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat

pada penambahan air dengan melepaskan gas karbondioksida (Lindberg et al.,

1992)

Untuk mendapat kan hasil yang baik dalam pembuatan tablet effervescent

yaitu di butuhkan formulasi yang tepat dengan penamabahan sumber asam dan

bahan tambahan lain nya. Penelitian Gatiningsih (2008) menunjukkan bahwa

meningkatnya konsentrasi asam sitrat pada tablet effervescent menyebabkan

semakin cepat waktu alir granul, semakin kecil sudut diam granul, semakin

kecil pengetapan, semakin rendah kekerasan tablet, semakin kecil kerapuhan

tablet dan semakin lama waktu larut tablet.

Berdasarkan uraian di atas, ekstrak biji kopi dan ekstrak kayu manis

dapat digunakan untuk kesehatan karena di dalam biji kopi memiliki senyawa

aktif kafein yang baik untuk stimulansia pada tubuh kita serta dalam kayu

manis memiliki senyawa tannin. Tanin disini sebagi kombinasi atau


4

penambahan rasa dalam sediaan yang akan di buat yaitu sediaan tablet

effervescent . Namun pemanfaatan bubuk kopi sebagian besar hanya sebatas

minuman seduh, oleh sebab itu perlu adanya inovasi baru untuk memanfaatkan

bubuk kopi yang cara penyajiannya lebih praktis, sedangkan untuk bubuk kayu

manis di gunakan sebagai jamu alami bagi sejalan dengan hal tersebut

membuat peneliti tertarik membuat penelitian dengan judul “Formulasi dan Uji

Sifat Fisik Tablet Effervescent Kombinasi Ekstrak Kopi (coffea.sp) Dan

Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmani) Dengan Variasi Asam Sitrat

Sebagai Sumber Asam”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian adalah :

1. Apakah ada pengaruh perbedaan kosentrasi asam sitrat terhadap sifat fisik

sediaan tablet effervescent ?

2. Berapakah konsentrasi asam sitrat yang memberikan pengaruh paling baik

terhadap sifat fisik sediaan tablet effervescent ?

3.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penilitian ini, antara lain:

1. Kopi yang digunakan adalah kopi robusta

2. Kayu manis yang diambil ekstraknya adalah bagian kulit batang kayu manis

3. Metode pembuatan ektaksi kopi metode sohxletasi dengan pelarut etanol

70% selama 3-5 jam

4. Metode pembuatan ekstrak kayu manis denagn pelarut etanol 70%

5. Metode pembuatan tablet dengan metode granulasi basah


5

6. Pengujian terhadap sifat fisik granul effervescent ekstrak kopi dan ekstrak

kayu manis meliputi Uji meliputi uji waktu alir granul, uji sudut diam

granul, uji indeks pemampatan granul, uji organoleptis tablet, uji

keseragaman bobot tablet, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, dan uji

waktu larut tablet serta uji respon kesukaan rasa tablet

7. Periode penelitian dilakukan pada bulan Februari 2019

1.4 Tujuan penelitian

1. Untuk menggetauhi ada tidak nya pengaruh perbedaan konsentrasi asam

sitrat terhadap sifat fisik sedian tablet effervescent

2. Untuk mengetahui konsentrasi asam sitrat yang memberikan pengaruh

paling baik terhadap sifat fisik sedian tablet effervescent

1.5 Manfaat penelitian

3. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian konsentrasi asam sitrat terhadap

ekstrak kopi dan ekstrak kayu manis yang memberikan pengaruh paling baik

terhadap sifat fisik sedian tablet effervescent

4. Memberikan pengetauhan kepada para pembaca tentang khasiat kopi dan

kayu manis di dalam tambelt effervescent.


6

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian

No. Pembeda Utami, Tamrin, Rustiani. Ponco


Asyik1(2008) & Almsyuhri.(2013) (2019 )

1 Judul Pengaruh Metode Formulasi sediaan Formulasi dan


Penelitian Granulasi Kering tablet ekstrak kayu Uji Sifat Fisik
dalam Pembuatan manis (ciamomum Sedian tablet
Granul Effervescent burmani nees ex effervescent
Bubuk Kopi Toraja blume.cortek) dengan kombinasi
(coffea arabica) metode granulasi ekstrak kopi
Terhadap Sifat basah dan analisi dan ekstrak
Fisikokimia dan uji sinmaldehid (PTP1B) kayu manis
organolieptik. dengan variasi
asam sitrat
sebagai
sumberasam

2 Sampel Bubuk Kopi Toraja Ekstrak kayu manis Ekstark kayu


Penelitian (coffea arabica) manis, Eekstrak
kopi, Asam
sitrat
3 Variabel Pengaruh metode, uji Formulasi, Ekstrak Formulasi. Uji
penelitian organoleptic, Bubuk kayu manis sifat fisik,
Kpoi Toraja, Ekstrak kpoi
Ekstrak kayu
manis, dan
asam sitrat
4 Metode Granulasi kering Granulasi basah Granulasi basah
penelitian
7

Lanjutan Tabel 1.1 Keasliaan penelitiaan

No Pembeda Utami, Tamrin, Asyik1 Rustiani.Almsyuhri. Ponco

(2008) (2013) (2019 )

5 Hasil Hasil penelitian Amyilum maniot Hasil penelitian


menujukan bahwa dengan konsentrasi menunjukan
konsentrasi bubuk kopi 7,5% memberikan bahwa ada
pada proses hasil paling efisien. pengaruh
pembuatam granul perbedaan
effervescent tidak konsentrasi
berpengaruh
asam sitrat
nyata.(p>.0,05)
terhadap penilaian
terhadap sifat
organoleptik aroma fisik tablet
dan rasa dengan rata effervescent.
rata 3,41 (agak suka)
dan 2,41 (tidak suka) Pada
namun berpengaruh konsentrasi
nyata (p<0.05) 16% asam sitrat
terhadap organoleptik dapat
warna dengan kisaran memberikan
3,56. pengaruh
Granulasieffervescent paling baik
mempunyai waktu alir terhadap sifat
1.30, waktu larut , pH fisik sediaan
dan kadar air berturut tablet
turut sebesar detik – effervescent
1,50 detik dan 73,50 dilihat pada uji
detik 6,40 dan 0,17% indeks
formulasi granul pemampatan
Effervescent pada uji granul, uji
aroma rasa, waktu waktu larut
larut, dan kadar air tablet dan uji
berpengaruh tidak respon
nyata, sedangkan kesukaan rasa
Analisa warna, waktu tablet.
alir dan pH menjukan
peningkatan dengan
semakin menigkatnya
konsentrasi bubuk
kopi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

4.4 Tinjauan Pustaka

4.4.4 Kopi

Gambar 2. 1 Biji kopi robusta (Yahmadi, 2007)

1. Morfologi Tanaman Kopi

Robusta adalah salah satu jenis tanaman kopi dengan nama

ilmiah Coffea canephora. Nama robusta diambil dari kata “robust“,

istilah dalam bahasa Inggris yang artinya kuat. Sesuai dengan

namanya, minuman yang diekstrak dari biji kopi robusta memiliki cita

rasa yang kuat dan cenderung lebih pahit dibanding arabika.

Biji kopi robusta banyak digunakan sebagai bahan baku kopi

siap saji (instant) dan pencampur kopi racikan (blend) untuk

menambah kekuatan cita rasa kopi. Selain itu, biasa juga digunakan

8
9

untuk membuat minuman kopi berbasis susu seperti capucino, cafe

latte dan macchiato.

Biji kopi robusta dianggap inferior dan dihargai lebih rendah

dibanding arabika. Secara global produksi robusta menempati urutan

kedua setelah arabika. Indonesia merupakan salah satu negara

penghasil kopi robusta terbesar di dunia. Sebagian besar perkebunan

kopi di negeri ini ditanami jenis robusta, sisanya arabika, liberika, dan

excelsa.

2. Diskripsi Tanaman Kopi

Pohon kopi robusta memiliki perakaran dangkal oleh karena itu

sedikit rentan dengan kekeringan. Tanaman ini memerlukan tanah

yang kaya kandungan organik untuk menopang pertumbuhannya.

Bila ditanam di dataran rendah, robusta memiliki ketahanan

yang jauh lebih baik terhadap penyakit karat daun dibanding arabika.

Daun kopi robusta bentuknya oval dengan ujung meruncing.

Daun tumbuh pada batang, cabang dan ranting. Pada bagian

batang dan cabang daunnya tumbuh berselang seling, sedangkan pada

bagian ranting daunnya tumbuh pada bidang yang sama. Dari segi

ukuran, buah kopi robusta lebih kecil dibanding arabika.

Ketika muda kulit buah berwarna hijau dan berubah menjadi

merah saat matang. Buah yang telah matang tetap menempel kuat di

tangkainya, tidak rontok seperti arabika. Bentuk bijinya cenderung

membulat dan ukurannya lebih kecil dari arabika.


10

3. Klasifikasi Tanaman Kopi

Kopi robusta tergolong dalam suku Rubiaceae marga Coffea.

Nama ilmiahnya adalah Coffea canephora, lebih khususnya Coffea

canephora var. Robusta. Sebelumnya kopi liberika juga digolongkan

ke dalam spesies Coffea canephora, namun belakangan disebut

sebagai spesies tersendiri, yakni Coffea liberica.

Klasifikasi kopi menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Sub Divisio : Spermatophyta

Class : Magnoliopsida

Sub Class : Asteridae

Order : Rubiales

Family : Rubiaceae

Genus : Coffea

Species : Coffea robusta

4. Morfologi Tanaman Kopi

Morfologi tanaman kopi terdiri dari akar, batang, daun, bunga

dan buah.

a. Akar

Tanaman kopi memiliki sistem perakaran tunggang yang

tidak rebah, perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90%
11

dari berat akar terdapat lapisan tanah 0-30 cm (Najiyati dan

Danarti, 2012).

b. Batang

Batang tanaman kopi merupakan tumbuhan berkayu,

tumbuh tegak ke atas dan berwarna putih keabu-abuan. Pada

batang terdiri dari 2 macam tunas yaitu tunas seri (tunas

reproduksi) yang tumbuh searah dengan tempat asalnya dan tunas

legitim yang hanya dapat tumbuh sekali dengan arah tumbuh

membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya (Arief dkk, 2011).

c. Daun

Daun berbentuk menjorong, berwarna hijau dan pangkal

ujung meruncing. Bagian tepi daun berpisah, karena ujung tangkai

tumpul. Pertulangan daun menyirip, dan memiliki satu pertulangan

terbentang dari pangkal ujung hingga terusan dari tangkai daun.

Selain itu, daun juga berombak dan tampak mengkilap tergantung

dengan spesiesnya.

d. Bunga

Bunga pada tanaman kopi memiliki ukuran relatif kecil,

mahkota berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak

bunga berwarna hijau. Bunga dewasa, kelopak dan mahkota akan

membuka dan segera mengadakan penyerbukan sehingga akan

terbentuk buah. Waktu yang diperlukan terbentuk bunga hingga


12

buah menjadi matang 8-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor

lingkungannya (Direktorat Jendral Perkebunan, 2009).

e. Buah dan Biji

Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging

buah terdiri atas 3 bagian yaitu lapisan kulit luar

(eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk

(endokarp) yang tipis dan keras. Buah kopi menghasilkan dua butir

biji tetapi ada juga yang tidak menghasilkan biji atau hanya

menghasilkan satu butir biji. Biji kopi terdiri atas kulit biji dan

lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat telur,

bertekstur keras dan berwarna kotor (Najiyati dan Danarti, 2012).

5. Manfaat Kopi bagi Kesehatan

a. Mencegah penyakit saraf dan meningkatkan kekuatan otak.

b. Peminum kopi berkafein membantu mengurangi resiko penyakit

demensia, alzheimer dan parkinson. Kandungan antioksidan di

dalam kopi akan mencegah kerusakan sel otak dan membantu

jaringan saraf untuk bekerja lebih maksimal sehingga otak bekerja

lebih baik. Sedangkan kafein akan menghambat peradangan di

dalam otak, yang kerap dikaitkan dengan alzheimer.

c. Melindungi gigi, kopi yang mengandung kafein memiliki

kemampuan antibakteri dan antilengket, sehingga dapat menjaga

bakteri penyebab lubang menggerogoti lapisan gigi. Minum kopi

secangkir setiap hari terbukti dapat mencegah resiko kanker mulut


13

hingga separuhnya. Senyawa yang ditemukan di dalam kopi juga

dapat membatasi pertumbuhan sel kanker dan kerusakan DNA.

d. Mengurangi resiko kanker hati, kanker usus besar dan kanker

payudara.

e. Menjelang masa menopause, wanita yang mengkonsumsi 4 cangkir

kopi sehari mengalami penurunan resiko kanker payudara sebesar

38 persen, demikian menurut sebuah studi yang dipublikasikan di

The Journal of Nutrition. Kopi melepaskan phytoestrogen dan

flavonoid yang dapat menahan pertumbuhan tumor. Namun

konsumsi kurang dari 4 cangkir tidak akan mendapatkan manfaat

ini.

f. Mencegah batu empedu, batu empedu tumbuh ketika lendir di

dalam kantong empedu memerangkap kristal-kristal kolesterol.

Xanthine, yang ditemukan di dalam kafein akan mengurangi lendir

dan resiko penyimpanannya. Dua cangkir kopi atau lebih setiap

hari akan membantu proses ini.

g. Melindungi kulit, konsumsi 2-5 cangkir kopi setiap hari dapat

membantu menurunkan resiko kanker kulit nonmelanoma hingga

17 persen. Kafein dapat memacu kulit untuk membunuh sel-sel

prakanker dan juga menghentikan pertumbuhan tumor.

h. Mencegah diabetes, orang yang mengkonsumsi 3-4 cangkir kopi

reguler atau kopi decaf (dengan kadar kafein yang dikurangi) akan

menurunkan resiko mengembangkan diabetes tipe II hingga 30


14

persen. Asam klorogenik dapat membantu mencegah resistensi

insulin yang merupakan pertanda adanya penyakit ini.

i. Mencegah Sirosis (Rusak Fungsi Hati).

j. Mengurangi Resiko jantung dan stroke.

k. Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan

aktifitas fisik lebih lama, di perkirakan karena kafein membuat

“bahan bakar” yang dipakai otot lebih lama.

l. Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori karena

kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat

mengatur tetap terjaga, rangsangan, mood dan konsentrasi.

Penelitian di Universitas Arizona ditemukan bahwa orang dewasa

yang minum kopi sebelum test memori menunjukkan

perkembangan yang signifikan dibanding mereka yang minum

kopi tanpa kafein.

6. Kandungan Kimia Dalam Kopi

a. Sweetness atau rasa manis pada kopi berkembang pada saat green

bean disangrai. Sweetness ini memunculkan rasa karamel karena

mendapat proses karamelisasi pada proses sangrai itu. Karamel ini

mewujud pada aroma dan rasa yang bisa kamu rasakan dalam

cangkir kopimu.

b. Acidity atau dikenal dengan ‘asam’ membuat rasa kopi menjadi

kompleks. Asam buah pada kopi umumnya sangat dinikmati

karena memberi cita rasa yang unik dan segar. Semakin tinggi kopi
15

tersebut ditanam maka profil asamnya akan semakin kompleks dan

menyenangkan.

c. Bitterness atau rasa pahit adalah ‘nyawa’ pada kopi yang tak bisa

dilepas dari kopi itu sendiri. Tanpa sisi pahit kopi takkan dikenali.

Tanpa rasa pahit kopi bukanlah kopi karena pahitnya memberi

keseimbangan pada acidity yang muncul pada rasa kopi. Kafein

menyumbang sekitar 10% pada rasa pahit di kopimu. Dan

senyawa trigonelline (niacin) adalah pahit itu sendiri. Dan proses

sangrai mengubah pyridine menjadi aroma panggang nan hangat.

d. Chlorogenic Acids (CGAs) atau Asam Klorogenik adalah jenis

asam yang lain yang muncul pada proses penyangraian. Asam

klorogenik ini berubah menjadi asam caffeic dan quinic

serta fenol. Asam yang satu ini dikenal lebih condong pada rasa

asam yang pahit.

e. Aromatic acids yaitu asam aromatik ini adalah jenis asam lain yang

termasuk asam laktat dan asam asetat. Asam aromatik bisa

dinikmati aroma dan rasanya pada hasil seduhan kopi. Asam ini

muncul dan berkembang pada saat buah ceri kopi dipisahkan

dengan bijinya. Juga berkembang pada saat proses penyangraian

bersama aroma karamel. Asam ini cukup memperkaya rasa walau

kadang jika prosesnya tidak tepat menyebabkan proses fermentasi

yang gagal.
16

f. Inorganic acids (asam inorganik) adalah asam yang termasuk ke

dalam senyawa asam phosporic dan termasuk salah satu senyawa

asam yang kuat. Biasanya asam ini bereaksi pada jenis asam lain

untuk memberikan notes menyenangkan dan ‘panjang’ pada rasa

kopi.

g. Aromatik. Seperti namanya senyawa ini menciptakan aroma yang

disebabkan oleh reaksi maillard. Reaksi maillard yaitu reaksi yang

terjadi saat gula bergabung secara kimiawi dengan asam amino.

h. Mercaptan yaitu senyawa yang juga lahir dari reaksi maillard.

Mercaptan ini termasuk ‘keluarga’ volatil yang memiliki

kandungan sulfur yang tinggi.

i. Pyrroles yaitu senyawa yang memberi aroma harum karamel dan

kadang-kadang aroma jamur.

j. Fenol juga merupakan senyawa penting yang memberi aroma

semacam wiski dan kadang-kadang karakter dari rumput laut.

k. Thiophenes yaitu senyawa yang memiliki aroma meaty yang juga

muncul dalam reaksi maillard. Dia berada pada reaksi antara asam

amino sulfur dan gula.

l. Furan adalah senyawa yang memberikan sisi aromatik paling

banyak pada kopi. Dia juga menyumbang aroma karamel dari gula.

Furan sering rusak diakibatkan panas yang terjadi pada proses

sangrai.
17

m. Pyrazines adalah senyawa yang memberi aroma melimpah

seperti roasty, kacang-kacangan dan sesuatu yang dipanggang.

Pyrazine juga kadang-kadang memberi aroma tanah dan banyak

jenis lainnya.

4.4.5 Kayu Manis

Gambar 2. 2 Kayu Manis (Cinnamomum )


(Sumber: Wiyatno, 2010)

1. Deskripsi

Habitus berupa pohon tahunan dengan tinggi 10-15 m. Batang

berkayu, tegak, bercabang, berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal,

lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata-rata, panjang 4-14 cm,

lebar 1-6 cm, pertulangan melengkung,

Masih muda merah pucat setelah tua hijau. Bunga majemuk,

bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, berambut halus, tangkai panjang

4-12 mm, benang sari dengan kelenjar di tengah tangkai sari, mahkota

panjang 4-5 mm, kuning.


18

Buah buni, panjang ±1 cm, ketika masih muda hijau setelah tua

hitam. Biji kecil-kecil, bulat telur, masih muda hijau setelah tua hitam.

Akar tunggang warna coklat.

Sinonim : Cinnamomum chinense Bl

2. Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Laurales

Suku : Lauraceae

Marga : Cinnamomum

Jenis : Cinnamomum burmani (Ness & T. Nees) Blume

3. Khasiat

Cinnamomum burmani berkhasiat sebagai obat perut untuk obat

perut dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang Cinnamomum burmani,

diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas setelah dingin disaring.

Hasil saringan diminum sekaligus.

4. Kandungan kimia

Kulit batang dan daun Cinnamomum burmani mengandung

minyak atsiri, saponin dan flavonoid. Di samping itu kulit batangnya

juga mengandung tanin, daunnya juga mengandung alkaloids dan

polifenol.
19

4.4.6 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair dibuat dengan

menyari simplisia menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya

matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi

serbuk. Sebagai cairan penyari digunakan air, eter, etanol atau

campuran etanol dan air (Anonim, 2000).

Penyarian simplisia dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi

atau penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian dengan campuran

etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi. Penyarian

dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi (Anonim, 1979).

4.4.7 Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian adalah proses pemisahan zat yang

terdapat dalam sel ditarik oleh carian penyari sehingga zat aktif larut

dalam cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik

bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari

semakin luas. Metode dasar penyarian adalah maserasi, perkolasi dan

soxhletasi. Pemilihan terhadap ketiga metode tersebut disesuaikan

untuk memperoleh sari yang diinginkan. Penyarian merupakan

peristiwa perpindahan masa zat aktif yang semula berada di dalam sel

ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut oleh cairan penyari

(Depkes, 1979).
20

4.4.8 Maserasi

Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya

merendam). Cara ini merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana

sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu

direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau

setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu

sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014).

Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa

pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada

metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali.

Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan

untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani,

2014). Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi

dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan

penyari. Jadi, Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana

dengan cara merendam serbuk simplisia menggunakan pelarut yang

sesuai dan tanpa pemanasan. (Afifah,2012).

4.4.9 Soxhletasi

Metode ekstraksi menggunakan alat soxhlet merupakan

penyarian secara berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang

murni. Keuntungan metode ini yaitu cairan penyari yang diperlukan

lebih sedikit, secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat, serbuk

simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, penyarian dapat


21

diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan

penyari (Anonim, 1986). Namun kerugian dari metode ini yaitu waktu

yang dibutuhkan untuk mengekstraksi cukup lama sampai beberapa jam

sehingga kebutuhan energinya (listrik, gas) tinggi, cairan penyari

dipanaskan terus menerus sehingga kurang cocok untuk zat aktif yang

tidak tahan panas, cairan yang digunakan harus murni (Voight, 1994;

Anonim, 1986).

Pada soxhletasi bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam

sebuah kantung ekstraksi (kertas, karton, dan sebagainya) di bagian

dalam alat ekstraksi 8 dan gelas yang bekerja berkesinambungan

(perkolator). Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan di

antara labu penyulingan dengan pendingin aliran balik dan

dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu tersebut berisi bahan

pelarut, yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik

melalui pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang

diektraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan

berkumpul di dalam wadah gelas, setelah mencapai tinggi maksimalnya

secara otomatis dipindahkan ke dalam labu. Dengan demikian zat yang

terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni

berikutnya (Voight, 1994).

Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan banyak

faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria antara lain,

murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi
22

netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu

hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, tidak mempengaruhi

zat berkhasiat, serta diperbolehkan oleh peraturan (Anonim, 1986).

4.4.10 Kafein

Kafein adalah senyawa alkaloid yang termasuk jenis

metilxanthine (1,3,7-trimetilxanthyne) atau C8H10N4O2. Kafein

dalam kondisi murni berupa serbuk putih berbentuk kristal prisma

hexagonal, dan merupakan senyawa tidak berbau, serta berasa pahit.

Menurut Clarke & Macrae (1989), dan Sivetz & Desrosier (1979),

kafein tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap aroma kopi,

dan hanya memberikan rasa pahit sekitar 10-30% dari seduhan kopi [3].

Kandungan kafein pada kopi bervariasi, tergantung pada jenis biji kopi

dan metode pembuatan yang digunakan.

Secara umum, satu sajian kopi mengandung sekitar 40 mg (30 ml

espresso varietas Arabika) kafein, sampai dengan 100 mg kafein untuk

satu cangkir (120 ml) kopi. Umumnya kopi dark-roast memiliki kadar

kafein yang lebih rendah karena proses pemanggangan akan

mengurangi kandungan kafein pada biji tersebut. Kopi varietas Arabika

umumnya mengandung kadar kafein yang lebih sedikit dari pada kopi

varietas Robusta (Desintya, 2012).

Kafein merupakan senyawa alkaloid derivat xantin yang

mengandung gugus metil. Sejak dulu kafein ini diperoleh dari ekstrak

tumbuh-tumbuhan berupa biji kopi, teh, dan coklat (kakao) (Sunaryo,


23

2005). Saat ini masyarakat mengkonsumsi kafein dalam bentuk

minuman kopi, teh, coklat, dan minuman ringan seperti cola.

Kebanyakan orang mengkonsumsi kafein karena efeknya sebagai

stimulan terhadap daya pikir dan konsentrasi disamping memberikan

kenikmatan jika dikonsumsi dalam bentuk makanan coklat atau

minuman teh, kopi, dan cola. Namun, efek stimulasi terhadap daya pikir

dan konsentrasi tersebut bukan merupakan satu-satunya efek yang

dapat diberikan oleh kafein kepada tubuh kita.

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa kafein memiliki

pengaruh terhadap sistem respirasi manusia. Kafein akan

mempengaruhi fungsi ventilasi paru khususnya pada kapasitas vital

paru dengan efek relaksasi terhadap otot polos bronkus dan stimulasi

terhadap otot pernafasan untuk meningkatkan kapasitas kerjanya.

Peneliti melakukan eksperimen pemberian kafein terhadap penderita

asma bronkial dan terjadi peningkatan dari fungsi paru penderita asma

bronkial tersebut (Bara E, Barley E, 2003). Kelelahan dan perbaikan

kontraktilitas diafragma pada orang normal maupun penderita COPD

dapat terjadi jika kafein diberikan dalam kadar terapi (100 – 150 mg)

sehingga fungsi ventilasi dapat diperbaiki (Sunaryo, 2005).

4.4.11 Tablet

Menurut farmakope Indonesia Edisi III (1979 : 6) Menyatakan

bahwa tablet adalah sediaan padat kempa, di buat secara kempa cetak,
24

dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau

cembung, mengandung satu jenis obat atau

Tablet di gunakan baik di tujuan pengobatan lokal atau sistemik.

Untuk pengobatan lokal misalnya tablet untuk vagina, lozenges,

trochisic, sedangkan untuk pengobatan sistemik misalnya tablet biasa

yang di telan di perut, tablet bukal, tablet sublingual, tablet implantasi

(Anief,1998 : 201)

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau

lebih bahan obat yang dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya

rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk,

berat, kekerasan, ketebalan.

Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan

dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke

dalamsaluran pencernaan.Tablet dapat diartikan sebagai campuran

bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat tambahan yang kemudian

dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi table.

4.4.12 Tablet effervescent

Tablet effervescent adalah sediaan tablet yang di buat dengan cara

pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik,

seperti asam sitrat atau asam tartat dan natrium bikarbonat. Bila tablet

ini di masukan dalam air mulai terjadi reaksi kimia antara asam dan

natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan


25

menghasilkan gas karbondioksida ( CO2) serta air. Tablet di larutkan

atau di dispersikan dalam air sebelum pemberian. Tablet effervescent

harus di simpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan

lembab, pada etiket tertera tidak untuk langsung di minum. Salah satu

syarat bahan baku yang harus di perhatikan pada pembuatan tablet

effervescent adalah kadar air. Reaksi yang sering di gunakan untuk

disintegrasi tablet pada formula tablet effervescent adalah reaksi antara

asam yang larut dan alkali karbonat ( Hadisoignyo dan Fudholi, 2013 :

129 )

Reaksi antara asam sitrat degan natrium bikarbonat pada produk

effervescent :

H3C6O7.H2O + 3NaHCO3 Na 6H5O7 + 4H2O + 3CO2

(Asam sitrat ) ( Na bikarbonat) (Na bikarbonat) (Air) (Karbondioksida)

Reaksi antara asam tartart dengan natrium bikarbonat p ada

produk effervescent :

H 2C 4H 4O 6 + 2NaHCO3 Na 2C 4H 4O 6 + 2H 2O + 2CO2

(Asam sitrat ) ( Na bikarbonat) (Na tartat) (Air) (Karbondioksida)

Pembuatan tablet dalam bentuk tablet effervescent memiliki

berbagai keuntungan antara lain :

1. Tablet tidak perlu di telan.

2. Dapat untuk formula dengan bahan zat aktif yang besar, dapat 3-10

kali dosis tablet biasa.


26

3. Memiliki rasa yang lebih enak ketika di campur dengan air, di

bandingkan dengan kita mencampurkan serbuk dengan air.

4. Dosis yang lebih baik, banyak peneliti yang menunjukkan bahwa

tablet effervescent meningkatkan penyerapan bahan aktif di

bandingkan dengan formulasi konvensional.( Hadisoignyo dan

Fudholi, 2013 : 140)

4.4.13 Formula Umum Tablet Efferfesent

1. Sumber asam

Sumber asam yaitu bahan yang mengandung asam atau yang

dapat membuat susunan asam pada campuran effervescent. Sumber

asam direaksikan dengan air akan terhidrolisa kemudian

melepaskan asam yang dalam proses selanjtunya melepaskan CO2.

Sumber asam dari tablet effervescent dapat di peroleh dari tiga

sumber utama yaitu asam bebas, asam anhidrat dan garam-garam

asam ( Mohle.1989).

2. Sumber basa

Bahan karbonat sebagai salah satu bahan yang digunakan

untuk menimbulkan gas karbondioksida pada tablet effervescent.

Sumber karbonat yang biasa di gunakan dalam pembuatan tablet

effervescent adalah natrium karbonat dan natrium bikarbonat.

Keduanya yang paling relatif. Dalam tablet effervescent natrium

bikarbonat merupakan sumber karbon yang paling utama, yang

dapat larut sempurna, non higroskopik, mursh, banyak tersedia


27

secara komersial mulai dari bentuk sampai granul, sehingga natrium

karbonat lebih banyak di pakai dalam pembuatan tablet effervescent

( Mohrle, 1989).

3. Bahan pengisi

Bahan pengisi berfungsi untuk membuat kesesuaian bobot

tablet yang berarti lebih besar dari 70 mg. Bahan pengisi di perlukan

terutama untuk zat aktif berdosis kecil. Bahan pengisi, umumnya di

tambahkan dalam rentang 5-80% (bergantung pada Jumlah zat aktif

dan bobot tablet yang di inginkan). Fungsi lain dari bahan pengisi

untuk memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif.

Contoh bahan pengisi yang paling umum di gunakan dalam formula

tablet, salah satu nya lactosa, (Hadisoweignyo dan fudholi, 2013 :

21)

4. Bahan pengikat

Bahan pengikat di gunakan dalam formula tablet dengan

tujuan membentuk ikatan antar partikel supaya terbentuk tablet

yang baik, yang memenuhi persyaratan bobot tablet, kekerasan

tablet, dan kerapuhan tablet. Bahan pengikat akan berperan sebagai

perekat untuk mengikat serbuk komponen tablet menjadi granul,

yang selanjutnya akan membantu mengikat granul-granul menjadi

tablet dalam proses pengempaan. Jumlah dari cairan pengikat yang

di gunakan akan mempengaruhi kualitas granul yang di hasilkan.

Bila jumlah bahan pengikat yang di gunakan terlalu sedikit, akan


28

menghasilkan granul yang rapuh, sedangkan jika terlalu banyak,

akan menghasilkan granul yang terlalu keras. Dan mudah tidaknya

granul yang di hasilkan tersebut untuk di kempa menjadi tablet.

Berdasarkan asalnya, bahan pengikat dapat di klasifikasikan

menjadi :

a. Berasal dari alam, misalnya : akasia, tragakan, gelatin,

alumunium, gum guar, gun xanthan, gum tara, dan pektin.

b. Polimer sintetik (semisintetik) , misalnya : HPMC, PVP, PEG,

dan CMC Na

c. Golongan gula, misalnya : sukrosa dan larutan glukosa.

(Hadisoweignyo dan fudholi, 2013 : 30).

5. Bahan pelicin

Bahan pelicin atau lubricant berfungsi sebagai antigesekan,

yang terjadi pada proses pentabletan. Bahan pelicin di tambahkan

ke massa tablet begitu masa tablet akan di kempa. Bahan lubricant

di gunakan untuk mengatasi gesekan antara tablet dengan dinding

punch dan antara tablet dengan die. Serta gesekan antara dinding die

dan dinding punch. Selain itu dapat di gunakan bahan pelicin yang

sering di kenal dengan glidan (pelicin) untuk mengatasi gesekan

antara praktikel-praktikel yang akan di kempa. Dan antilekat

(antiadherent) yang berfungsi untuk mencegah melekatnya tablet

pada dinding die dan punch, yang di sebabkan bukan karena efek

gesekan (Hadisoweignyo dan fudholi, 2013 : 43).


29

6. Bahan Tambahan Lain

Bahan tambahn lain tidak selalu terdapat dalam tablet, hanya

di tambahkan pada tablet khusus atau tertentu. Pada tablet efferveent

biasanya di tambahkan bahan pewarna dan pemanis untuk

memperbaiki rasa dan penampilan produk ( Depkes RI,1995).

4.4.14 Metode Pembuatan Tablet Effervesecnt

Pada penelitian ini metode pembuatan tablet effervescent yang

akan digunakan yaitu metode granulasi basah. Granulasi basah

merupakan proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau

campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan

pengadukan yang akan menghasilkan aglomerasi atau granul (Siregar

dan Saleh, 2010).

Tujuan dari penggunaan metode granulasi basah ini sendiri yaitu

untuk meningkatkan aliran campuran dan kemampuan kempa (Depkes

RI, 1995). Sedangkan tahapan dalam pembuatan tablet dengan metode

granulasi basah meliputi :

1. Menimbang dan mencampur bahan-bahan

2. Pembuatan granulasi basah

3. Pengayakan adonan lembap menjadi pelet atau granul

4. Pengeringan

5. Pengayakan kering

6. Pencampuran bahan pelincin

7. Pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989)


30

Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah memiliki

berbagai keuntungan dan juga kerugian. Keuntungan dari metode

granulasi basah antara lain:

1. Mencegah terjadinya segregasi campuran serbuk.

2. Memperbaiki sifat alir serbuk.

3. Memperbaiki kompaktibilitas serbuk.

4. Meningkatkan disolusi obat yang bersifat hidrofob.

5. Mempertahankan agar distribusi obat atau zat warna selalu merata

dalam granul kering (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

Sedangkan kekurangan dari pembuatan tablet dengan metode

granulasi basah antara lain :

1. Memerlukan peralatan dalam jumlah banyak.

2. Memerlukan ruangan produksi yang luas.

3. Prosedur kerja yang kompleks.

4. Penggunan energi lebih besar.

5. Memerlukan jumlah pekerja yang banyak.

6. Adanya beberapa material akan hilang selama proses, yang

menyebabkan biaya meningkat (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

4.4.15 Sifat Fisik Granul

1. Uji Waktu Alir Granul

Pengujian waktu alir sangat penting karena berhubungan

dengan keseragaman pengisian ruang cetakan yang akan

mempengaruhi keseragaman bobot dan juga mempengaruhi


31

keseragaman zat aktif. Serbuk dikatakan memiliki sifat alir yang

baik jika 100 g serbuk yang diuji mempunyai waktu alir  10 detik

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

2. Uji Sudut Diam Granul

Sudut diam adalah sudut maksimum yang terbentuk antara

permukaan timbunan serbuk dengan bidang horizontal apabila hanya

gaya gravitasi yang bekerja pada permukaan bebas timbunan serbuk

tersebut. Nilai sudut diam berkisar dari 25o-45o dengan yang rendah

menunjukkan karakteristik yang lebih baik (Siregar dan Saleh,

2010).

Pengukuran sudut diam menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 (ℎ)


𝑡𝑔 𝛼 = 𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 (𝑟)

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

3. Uji Indeks Pemampatan Granul

Indeks pemampatan ditentukan dengan cara mengukur

perubahan volume sejumlah berat tertentu serbuk yang di masukkan

dengan hati-hati kedalam gelas ukur 100 mL. Perubahan volume

sesudah dilakukan pengetapan dinyatakan dalam persen. Hubungan

% Indeks Carr atau % kompresibilitas terhadap sifat aliran yaitu 5%-

15% artinya baik sekali, 12% - 16% artinya baik, dan 18% - 21%

artinya agak baik, serta 25% - 32% artinya buruk (Siregar dan Saleh,

2010).
32

𝑡𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 − 𝑏𝑢𝑙𝑘
Indeks Carr = x
𝑡𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑

100%

Keterangan : tapped : Densitas mampat

bulk : Densitas ruahan

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013)

4.4.16 Sifat Fisik Tablet

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dengan mengamati perubahan bentuk, warna

bau dan rasa dari tablet effervescent yang dibuat.

2. Uji Keseragaman Bobot Tablet

Keseragaman bobot tablet dapat menjadi indikator awal

keseragaman kandungan/kadar zat aktif. Uji keseragaman bobot

tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi III, 1979 dengan cara

ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika

ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang

masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih

besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun

yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga

yang ditetapkan kolom B, seperti tercantum pada tabel berikut


33

Tabel 2. 1 Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet

Penyimpangan bobot rata-rata

Bobot tablet rata-rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%

lebih dari 300 mg 5% 10%

Sumber : Farmakope Indonesia Edisi III tahun 1979.

3. Uji Kekerasan Tablet

Kekerasan tablet mencerminkan kekuatan tablet secara

keseluruhan, diukur dengan cara memberi tekanan terhadap diameter

tablet. Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan

ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti

goncangan, benturan, dan keretakan selama pengemasan,

penyimpanan, transportasi, dan sampai ke tangan pengguna. Syarat

kekerasan tablet yaitu 4-8 kgf (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

4. Uji Kerapuhan tablet

Kerapuhan tablet merupakan parameter yang menggambarkan

kekuatan permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang

menyebabkan abrasi pada permukaan tablet. Kerapuhan yang tinggi

akan mempengaruhi kadar zat aktif yang ada pada tablet. Kerapuhan
34

tablet dianggap cukup baik bila hasilnya kurang dari 0,8%

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

5. Uji Waktu Larut Tablet

Waktu larut dilakukan dengan memasukkan sebuah tablet

effervescent kedalam aquadest dengan volume 200 mL. Waktu

hancur dihitung dengan stopwatch mulai tablet effervescent tercelup

sampai semua tablet hancur dan larut (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Tablet effervescent yang baik akan terlarut dengan cepat dalam

waktu 1 - 2 menit (Lachman, 2008).

6. Uji Respon Kesukaan Rasa

Untuk mengetahui formula mana yang paling disukai, maka

dilakukan uji kesukaan dengan menyebarkan kuisioner kepada

panelis yang dilakukan secara acak. Uji kesukaan pada dasarnya

merupakan pengujian dimana panelisnya mengemukakan responnya

berupa senang tidaknya terhadap sediaan yang diuji (Pujihandayani,

2010).

4.4.17 Monografi Bahan

1. Asam Sitrat

Gambar 2. 3 Struktur Kimia Asam Sitrat (Rowe et.al., 2009)

Asam sitrat berupa hablur tidak berwarna atau serbuk putih,

tidak berbau, rasanya sangat asam, agak higroskopis, merapuh dalam


35

udara kering dan panas. Zat ini larut dalam kurang dari satu bagian

air dan dalam 1,5 bagian etanol 95% P, sukar larut dalam eter P.

Stabilitas asam sitrat yaitu kehilangan air dari kristalisasi atau

diudara kering ketika dipanaskan sampai sekitar 48 oC. Asam sitrat

ini memiliki berat molekul sebesar 210,14 mol yang digunakan

sebagai sumber asam dalam pembuatan tablet effervescent (Depkes

RI, 1979).

2. Asam Tartrat

Gambar 2. 4 Struktur Kimia Asam Tartrat (Rowe et.al., 2009)

Asam tartrat berupa hablur tidak berwarna atau bening atau

serbuk hablur halus sampai granul, berwarna putih, rasanya asam

dan stabil diudara. Zat ini sangat mudah larut dalam air dan mudah

larut dalam etanol 95% P. Asam tartrat memiliki berat molekul

sebesar 150,09 mol yang digunakan sebagai sumber asam dalam

pembuatan tablet effervescent (Depkes RI, 1979).

3. Natrium Bikarbonat

Gambar 2. 5 Struktur kimia Na Bikarbonat (Depkes RI, 1979)

Natrium Bikarbonat merupakan sumber basa yang digunakan

dalam pembuatan tablet effervescent. Zat ini berbentuk serbuk putih


36

atau hablur monoklin kecil, buram tidak berbau, rasanya asin dengan

berat molekul sebesar 84,01 mol. Natrium Bikarbonat larut dalam 11

bagian air, praktis tidak larut dalam etanol 95% (Depkes RI, 1979).

4. PVP (Polivinilpirolidon)

Gambar 2. 6 Struktur Kimia PVP (Rowe et.al., 2009)

PVP atau Polivinilpirolidon berbentuk halus, berwarna putih

kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau dan higroskopis.

Kelarutan zat ini yaitu mudah larut dalam air, dalam etanol 95% P

dan dalam kloroform P serta tidak larut dalam eter P. PVP stabil

pada suhu 110-130 oC, mudah terurai dengan adanya udara dari luar,

dapat bercampur dengan air dan stabil jika disimpan di tempat

kering. Zat ini digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan

tablet effervescent (Depkes RI, 1979).

5. Mg stearat

Gambar 2. 7 Struktur Kimia Mg stearat (Rowe et.al., 2009)

Magnesium stearat berupa serbuk halus licin, mudah melekat

pada kulit mempunyai bau dan rasa khas lemah. Kelarutan zat ini

yaitu praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95% P, dan dalam
37

eter P. Berat molekul Mg stearat sebesar 591,24 mol yang digunakan

sebagai zat pelicin (lubrikant).

6. Aspartam

Gambar 2. 8 Struktur Kimia Aspartam (Rowe et.al., 2009)

Aspartam dengan rumus kimia C14H18N2O5 merupakan

pemanis kuat pada minuman, makanan, vitamin, dan pada produk

farmasetika termasuk tablet. Aspartam dapat memperbaiki rasa dan

menutupi rasa obat yang tidak enak. Kekuatan aspartam 180-200 kali

lebih manis daripada sukrosa. Tidak seperti pemanis kuat lainnya,

aspartam dimetabolisme di tubuh dan bergizi, yaitu 1 gram aspartam

memberikan tenaga kira-kira 4 kkal. Aspartam stabil dalam keadaan

kering. Menurut WHO, asupan harian yang diperbolehkan untuk

aspartam adalah 40 mg/kgBB.


38

7. Laktosa

Gambar 2. 9 Struktur Kimia Laktosa (Depkes RI, 1979)

Laktosa atau Lactusum dengan berat molekul 36,30 mol

memiliki bentuk serbuk hablur, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan zat ini larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidih, sukar larut dalam etanol 95% P dan praktis tidak larut

dalam kloroform P serta eter P. Zat ini berkhasiat sebagai bahan

pengisi yang digunakan untuk memperoleh keseragaman bobot yang

diinginkan (Depkes RI, 1979).

2.2 Hipotesis

1.Ada pengaruh perbedaan konsentrasi asam sitrat terhadap sifat fisik

sediaan tablet effervescent.

2.Terdapat konsentrasi asam sitarat yang memperbaiki pengaruh paling

baik terhadap sifat fisik sediaan tablet effervescent


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek penelitan

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Formulasi dan uji

sifat fisik tablet effervescent kombinasi ekstrak kopi (coffeasp) dan ekstrak

kayu manis dengan variasi asam sitrat sebagai sumber asam.

3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel yang di gunakan adalah tablet effervescent yang di buat dari

ekstrak kopi kombinasi ekstrak kayu manis dengan perbedaan variasi

konsentrasi asam sitrat 10%, 11%, 16% kopi yang di buat tablet effervescent

adalah ekstrak kopi dari jenis kopi robusta dan ekstrak kayu manis dari serbuk

bagian kulit kayu manis.

Pada penelitian ini sampel penelitian dipilih secara purposive sampling

karena sempel yang digunakan yaitu semua tablet yang telah di buat dengan

jumlah tertentu yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi karena adanya

variabel bebas.(Putri,2017) Variabel terikat dalam penelitian ini berupa

sifat fisik tablet effervescent dari kombinasi ekstrak kopi dan ekstrak

kayu manis yang meliputi uji waktu alir granul, uji sudut diam granul,

uji pemampatan granul, uji organoleptis tablet, uji keseragaman bobot

39
40

tablet, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, uji waktu larut tablet,

dan uji respon kesukaan rasa.

3.3.2 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variable yang sengaja yang

direncanakan untuk diteliti pengaruhnya dari variable terikat.

(Putri,2017) .Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konstrasi Asam

sitrat yaitu 10%, 11% dan 16 %

3.3.3 Variabel tekendali

Variabel terkendali adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat

konstan, sehingga tidak mempengaruhi variable yang diteliti.

( Putri,2017) Variabel terkendali pada penelitian ini adalah metode

granulasi basah,dan suhu pengeringan granul.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Cara Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian data mengguanakan eksperimen di labolatorium

Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal

2. Jenis data yang di ambil bersifat kuantitatif dan kualitatif

Data kuantitatif meliputi

Data kualitatif meliputi


41

3.4.2 Bahan dan Alat yang Digunakan

1. Bahan

Bahan yang di gunakan dalam penelitian adalah ekstrak kopi dan

ekstrak kayu manis, Etanol 96%, Asam Sitrat, asam tartat, natrium

bikarbonat, PVP, aspartame, Mg stearat, Laktosa.

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitaian ini meliputi kelas ukur,

oven, stopwatch, hardness tester, friabilator, neraca analitik,

pengayak no.16,18, penggaris, flowabilyti tester, beaker glass.

3.4.3 Cara Kerja

1. Pembuatan simplisia kopi

Pembuatan simplisia dilakukan dengan cara memilih buah

kopi yang sudah masak lalu di proses dengan perebusan kopi selama

beberapa jam kemudian pisahkan buah kopi dengan biji kopi

kemudian biji kopi di jemur selama beberapa hari setelah biji kopi

mengering kemudian melakukan penyangkrean selama beberapa

jam kemudian setelah disangkrai di giling atau di tumbuk hingga

biji kopi terbentuk menjadi bubuk kopi hingga halus.

2. Uji identifikasi mikroskopis serbuk kulit kayu manis dan serbuk

kopi.

Mengambil serbuk kulit kayumanis secukupnya, lalu

meletakan diatas objek glass, kemudian menetesi serbuk dengan


42

aquadest secukupnya dan ditutup dengan menggunakan deg glass,

selanjutnya mengamati bentuk fragmen menggunakan mikroskop.

Mengambil serbuk kopi secukupnya, lalu meletakan diatas

objek glass, kemudian menetesi serbuk dengan aquadest

secukupnya dan ditutup dengan menggunakan deg glass,

selanjutnya mengamati bentuk fragmen menggunakan mikroskop,

scanner bentuk fragmen pengenal tersebut dengan menggunakan

scanner mikroskop.

Meletakan serbuk kopi dan serbuk kayu manis di atas objek glass

Menetesi serbuk kopi dan kayu manis dengan aquadest

Menutup dec glaas

Mengamati bentuk fragmen menggunakan mikroskop

Gambar 3. 1 Sekema Identifikasi sempel Kopi dan Kayu manis

Secara Mikroskopik

3.4.4 Cara Kerja Pembuatan Ekstrak Kayu Manis

Ekstrak kulit kayu manis dibuat dengan cara maserasi, yaitu 1 kg

serbuk kayu manis dimasukan kedalam bejana, kemudian dituangi

dengan 1,5 liter etanol 70%, ditutup dan dibiarkan selama 1 hari
43

kemudian digojog setiap 8 jam sekali, agar terdistribusi merata.

Dilakukan penyaringan denganmenggunakan kain vlanel untuk

Menyiapkan
memisahkan antara ampasserbuk
dengankayu
hasilmanis
ekstrak kayu manis

Menimbang serbuk kayu manis sebanyak 250gram

serbuk kayu manis dimasukan kedalam bejana

Menambahkan dengan 1,5 liter etanol 70%, ditutup dan dibiarkan


selama 1 hari

Melakukan pengojog kan setiap 8 jam sekali, agar terdistribusi merata.

Bejana ditutup dan didiamkan selama 1 hari

Endapan dipisahkan

Semua maserat di panaskan di whater bath

Gambar 3.2 Skema Pembuatan Ekstrak Kayu Manis


44

a. Pembuatan ekstrak kopi

Ekstrak kopi di buat dengan cara 120gram sempel biji kopi robusta.

Kemudian diekstraksi dengan cara soxhletasi, cara lain dari ekstraksi selain

maserasi. Soxhletasi menggunakan penyari etanol 70% 600mL. Cairan

penyari di sisikan pada labu, kemudian serbuk simplisa biji kopi robusta

disisikan pada tabung yang berlubang- lubang dari gelas, Cairan penyari

dipanaskan hingga mendidih, sehingga uap cairan dipanaskan hingga

mendidih, sehingga uap cairan penyari akan menaik keatas melalu pipa

samping, kemudian diembunkan kembali oleh pendingin balik. Cairian

penyari turun melalaui serbuk simplisa biji kopi.karena adanya sifon,maka

setelah cairan mencapai permukaan sifon,seluruh cairan akan kembali ke

labu.Proses ini berlangsung selama 5 jam. Hasil dari soxhletasi ini berupa

ekstrak cair. Ekstrak yang trkumpul selanjutnya dipekatkan dengan

wateerbath sampai di peroleh ekstrak sedikit mengental kental


45

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan serbuk kopi

Menimbang serbuk kopi sebanysk 120 gram

Serbuk kopi di masukan kedalam kertsasaring lalu di bungkus


masukan kedalam pipa alonga

Menambahkan penyari etanol 70% sebanyak 600ml kedalam labu

Cairan penyari di panaskan hingga mendidih, sehingga uap cairan


penyari naik keatas melalui samping

Embunkan kembali oleh pendingin balik yaitu kondensor. Cairan


penyariturun melalui serbuk simplisia kopi, setelah cairan mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan kembali ke labu alas bulat

Proses Ini berlangsung selama 3-5 jam, hasil dari sokhletasi


berupa ekstrak cair

kemudian ekstrak dipekatkan dengan menggunakan water bath


sampai sedikit mengental.

Gambar 3.3 Skema Pembuatan Ekstrak kopi


46

b. Pembuatan ekstrak Kayu Manis

Ekstrak kulit kayu manis dibuat dengan cara maserasi, yaitu 250gran

serbuk kayu manis dimasukan kedalam bejana, kemudian dituangi dengan 1,5

liter etanol 70%, ditutup dan dibiarkan selama 3 hari kemudian dilakukan

pengocokan sekali-kali setiap 6 jam sekali, agar terdistribusi merata, Bejana

ditutup dan didiamkan selama 3 hari. Kemudian endapan dipisahkan. Ekstrak

yang trkumpul selanjutnya dipekatkan dengan wateerbath sampai di peroleh

ekstrak sedikit mengental kental.

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan serbuk Kayu manis

Menimbang serbuk kayu manis sebanysk 250 gram

Serbuk kayu manis dimasukan kedalam bejana

Tambahkan dengan 1,5 liter etanol 70%, ditutup dan dibiarkan


selama 3hari

Serbuk kayu manis dimasukan kedalam bejana

Melakukan pengocokan sekali-kali setiap 6 jam sekali, agar


terdistribusi merata, sari diserkai dan ampas

Maserat di pisahkan dari endapan dengan menggunakan kain flanel

Ekstrak dipekatkan dengan menggunakan water bath sampai


sedikit mengental.

Gambar 3.4 Skema Pembuatan Ekstrak kayu manis


47

3. Formula

Tabel 3.1 Formula

Formula (%)
Bahan Standar (%)
I II III

Ekstrak kopi 2,5 2,5 2,5  15

Ekstrak kayu manis 0,75 0,75 0,75  15

Asam sitrat() 10 11 16 8,58 - 16,96

Asam tartrat(b) 27,17 27,17 27,17 11,46 - 27,17

Na bikarbonat(b) 34,45 34,45 34,45 34,45

PVP(d) 4 4 4 0,5 - 5,0

Mg stearat(c) 2 2 2 0,25 - 5,0

Aspartam(c) 1 1 1 1–5

Laktosa(d) ad 2 g ad 2 g ad 2 g 5 – 80

Keterangan :
➢ (a) : Agustini et.al, (2011)
➢ (b)
: Kholidah et.al, (2014)
➢ (c)
: Rowe et.al, (2009)
➢ (d)
: Hadisoewignyo dan Fudholi, (2013)
➢ Bobot tablet 2 g, setiap formula dibuat 150 tablet.
48

3.4.4.1 Pembuatan Mucilago

Pembuatan mucilago dilakukan dengan menimbang PVP dan

melarutkannya dengan etanol 95% pada mortar.

Memasukkan PVP kedalam mortar

Menambahkan etanol 95%

Mengaduk ad larut

Gambar 3.5 Skema Pembuatan Mucilago

3.4.4.2 Pembuatan Tablet Effervescent

Pembuatan tablet effervescent dilakukan dengan menimbang

semua bahan yaitu serbuk ekstrsk kayu msni ,serbyk ekstrak kopi

asam sitrat, asam tartrat, Na bikarbonat, Mg stearat, aspartam, dan

laktosa. Selanjutnya mencampurkan serbuk ekstrak kopi,serbuk

ekstrak kayu manis, Na bikarbonat, aspartam, dan laktosa hingga

homogen dan memasukkan mucilago sedikit demi sedikit aduk ad

homogen (campuran 1) dan mengaduknya hingga terbentuk massa

yang siap digranulasikan atau dapat dikepal. Kemudian mengayaknya

dengan ayakan mesh nomor 16. Granul basah selanjutnya dikeringkan

menggunakan oven pada suhu 55 oC selama 15 menit. Setelah granul

kering, granul diayak dengan ayakan mesh nomor 18 dan hasil ayakan

dimasukkan kedalam mortir dengan menambahkan Mg stearat


49

(campuran 2). Menghaluskan asam sitrat dan asam tartrat (campuran

3). Menambahkan campuran 2 kedalam campuran 3 dan

mengaduknya hingga homogen. Selanjutnya melakukan evaluasi

granul. Kemudian mencetak granul dengan berat 2 g. Dan yang

terakhir melakukan evaluasi tablet.


Menimbang semua bahan

Memasukkan Ekstrak kopi dan ekstrak kayu manis, Na bikarbonat,


aspartam, laktosa, dan mucilago sedikit demi sedikit, mengaduk ad
homogen hingga terbentuk massa kepal (campuran 1)

Mengayak dengan ayakan mesh no. 16

Mengoven pada suhu 55 oC selama 15 menit

Mengayak kembali dengan ayakan mesh no. 18

Menambahkan Mg stearat (campuran 2)

Menghaluskan asam sitrat dan asam tartrat, menambahkan


kedalam campuran 2

Melakukan evaluasi granul

Mencetak granul dengan berat 2 g dan melakukan evaluasi tablet

Gambar 3.6 Skema Pembuatan Tablet Effervescent


50

3.4.4.3 Evaluasi Sifat Fisik Granul Effervescent

1. Uji Waktu Alir

Uji waktu alir granul dilakukan dengan cara mengalirkan

granul sejumlah 100 g melalui corong yang ada pada alat

flowbility tester. Sebelumnya ujung corong ditutup dan

memasukkan sejumlah granul kedalam corong, selanjutnya

membuka penutup corong dan mencatat waktu alir granul hingga

habis. Serbuk dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika 100 g

serbuk yang diuji mempunyai waktu alir  10 detik

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

Memasukkan 100 g granul kedalam corong

Membiarkan granul mengalir

Mencatat waktu alir granul

Gambar 3.7 Skema Uji Waktu Alir Granul

2. Uji Sudut Diam

Uji sudut diam dilakukan dengan mengukur alas dan tinggi

kerucut yanng dihasilkan dari uji waktu alir. Selanjutnya

menghitung sudut diam yang dihasilkan dengan rumus:

𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 (ℎ)


tg  = 𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 (𝑟)
51

Nilai sudut diam berkisar dari 25o sampai 45o dengan yang

rendah menunjukkan karakteristik yang lebih baik (Siregar dan Saleh,

2010).

Mengukur diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk

pada uji waktu alir

Menghitung sudut diam

Gambar 3.8 Skema Uji Sudut Diam Granul

3. Uji Indeks Pemampatan

Uji indeks pemampatan dilakukan dengan cara

memasukkan 100 g granul kedalam gelas ukur dan mencatat

volume yang dihasilkan. Selanjutnya melakukan pengetukkan

selama 5 menit dan mencatat volume yang dihasilkan. Kemudian

menimbang ulang granul yang sudah dilakukan pengetukkan dan

menghitung indeks pemampatan dengan rumus:


𝑡𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 − 𝑏𝑢𝑙𝑘
Indeks Carr = x 100%
𝑡𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑

Hubungan % Indeks Carr atau % kompresibilitas terhadap

sifat aliran yaitu 5% - 15% artinya baik sekali, 12% - 16% artinya

baik, dan 18% - 21% artinya agak baik, serta 25% - 32% artinya

buruk (Siregar dan Saleh, 2010).


52

Menimbang granul sebanyak 100 g (mbulk)

Memasukkan kedalam gelas ukur

Mengukur volume yang dihasilkan (Vbulk)

Melakukan pengetukkan gelas ukur selama 5 menit

secara konstan

Mengukur volume yang dihasilkan (Vtapped)

Menimbang granul yang sudah dilakukan pengetukkan

(mbulk)
Gambar 3.9 Skema Uji Indeks Pemampatan Granul

3.4.4.4 Evaluasi Sifat Fisik Tablet Effervescent

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis merupakan uji fisik yang dilakukan dengan

cara mengamati fisik tablet dari bentuk, warna, bau dan rasa dari

tablet yang telah dibuat.

Mengambil satu tablet

Mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa tablet

Gambar 3.10 Skema Uji Organoleptis


53

2. Uji Keseragaman Bobot Tablet

Uji keseragaman bobot tablet dapat dilakukan dengan

menimbang 20 tablet dan dan menghitung bobot rata-rata tiap

tablet menggunakan neraca analitik. Jika ditimbang satu persatu

tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-

rata dari harga kolom A, dan tidak boleh satu tablet pun yang

bobotnya menyimpang dari harga dalam kolom B (Depkes RI,

1979).

Menimbang 20 tablet dan menghitung rata-rata tiap tablet

Jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari 2 tablet
Gambar 10. Skema dari
Uji Keseragaman
yang menyimang bobot rata-rata Bobot
dari harga kolom A,
dan tidak boleh satu pun tablet yang bobotnya menyimpang
dari harga kolom B

Gambar 3.11 Skema Uji Keseragaman Bobot Tablet

3. Uji Kekerasan Tablet

Uji kekerasan tablet dilakukan dengan cara mengambil 10

tablet dan mengukur satu per satu tablet menggunakan alat

hardness tester. Pengukuran dilakukan dengan mengatur

skalanya terlebih dahulu pada skala nol, kemudian meletakkan

tablet pada ujung alat hardness tester. Selanjutnya memutar

alirnya sehingga mengakibatkan tablet terjepit semakin kuat

dengan menaikkannya tekanan tablet secara lambat sampai


54

akhirnya tablet tersebut pecah. Besarnya tekanan dapat dilihat

pada skala dan skala yang dihasilkan merupakan hasil

pengukuran uji kekerasan tablet. Syarat kekerasan tablet yaitu 4-

8 kgf (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

Mengambil 10 tablet

Mengatur skala nol pada hardness tester

Meletakkan tablet pada ujung alat hardness tester

Memberi tekanan pada tablet dengan memutar bagian

bawah alat ke arah kanan sampai tablet pecah

Melihat hasil pada skala yang dihasilkan

Gambar 3.12 Skema Uji Kekerasan

4. Uji Kerapuhan Tablet

Kerapuahan tablet dapat diketahui dengan menggunakan

alat friabilator. Uji ini dilakukan dengan mengambil 20 tablet

yang kemudian dibebasdebukan. Selanjutnya tablet ditimbang

[W1 (gram)] dan memasukkan dalam friabilator. Alat dijalankan

selama 4 menit atau 100 kali putaran. Kemudian mengeluarkan

tablet dan membebasdebukan serta menimbangnya [W2 (gram)].

Kerapuhan tablet dapat diukur dengan menggunakan rumus :


55

𝑊1−𝑊2
% Kerapuhan = x 100%
𝑊1

Kerapuhan tablet dianggap cukup baik bila hasilnya kurang

dari 0,8% (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

Mengambil 20 tablet dan membebasdebukan

Menimbang dengan seksama (W1)

Memasukkan kedalam fribilator

Menjalankan alat selama 4 menit atau 100 kali putaran

Mengeluarkan tablet dari alat

Membebasdebukan dan menimbang (W2)

Menghitung kehilangan bobot tablet

Gambar 3.13 Skema Uji Kerapuahan Tablet

5. Uji Waktu Larut Tablet

Waktu larut tablet effervescent merupakan salah satu syarat

terpenting dalam pembuatan tablet effervescent. Untuk mengetahui

waktu larut tablet effervescent ini dapat dilakukan dengan

memasukkan tablet kedalam beaker glass yang sudah berisi 200 mL


56

air. Kemudian menghitung waktu melarutnya tablet hingga tablet larut

sempurna. Tablet effervescent yang baik akan terlarut dengan cepat

dalam waktu 1 - 2 menit (Lachman, 2008).

Mengambil 1 tablet

Memasukkan kedalam beaker glass yang berisi aquadest 200 mL

Menghitung waktu larut tablet

Gambar 3.14 Skema Uji Waktu Larut Tablet

6. Uji Respon Kesukaan Rasa

Uji respon rasa dilakukan dengan sejumlah 10 responden.

Setiap responden mendapatkan kesempatan yang sama untuk

merasakan sampel dari ketiga formula tablet effervescent. Respon

rasa terdiri dari empat kategori yaitu kategori sangat suka, suka,

tidak suka, dan netral (Hikmah, 2016).

Menyiapkan kuisioner

Memberikan kuisioner pada 10 responden

Mengumpulkan data dari kuisioner dan menghitung


prosentase

Gambar 3.14 Skema Uji Respon Kesukaan Rasa

3.4.4.5 Cara Analisis

1. Pendekatan Teoritis
57

Pendekatan secara teoritis yaitu data hasil penelitian yang

diperoleh dibandingkan dengan persyaratan sifat fisik tablet yang

terdapat di Farmakope Indonesia dan kepustakaan lainnya yang telah

ditentukan. Hasil tersebut meliputi uji waktu alir granul, uji sudut diam

granul, uji indeks pemampatan granul, uji organoleptis tablet, uji

keseragaman bobot tablet, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, uji

waktu larut tablet dan uji respon kesukaan rasa tablet.

2. Pendekatan Statistik

Data yang dihasilkan dianalisa statistik dengan uji Anova satu arah

untuk mengetahui perbedaan sifat fisik tablet effervescent pada tiga

kelompok uji (10%, 11%, dan 16%)


58

l.. BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang berjudul “formulasi dan uji sifat fisik sediaan tablet

effervescent dari ekstrak kopi dan ekstrak kayu manis dengan variasi asam sitrat

sebagai sumber asam adanya pengaruh asam sitrat sebagai sumber asam

dengan konsentrasi baerbeda yaitu 10% 11 % 16% yang bertujuan untuk melihat

pengaruh kadar asam sebagai komponen asam taerhadap sifat fisik tablet

effervescent.

Zat aktif yang di gunakan adalah ekstrak kopi robusta dan ekstrak kayu

manis. Kopi yang di ambil atau di beli dari desa Bumijawa ,Kabupaten Tegal kota

Tegal di ambil secara acak tanpa merperhatikan kriteria tertentu dari biji kopi. Kopi

yang di buat sebagai zat aktif di proses telebih dahulu oleh petani kopi setelah di

proses oleh petani maka terbentuk lah biji kopi yang siap di jadikan sebagai zat aktif

pada pembuatan tablet effervescent. Sebelum di buat sebagai salah satu zat aktif

pada tablet effervescent biji kopi di jadikan serbuk terlebih dahulu setelah menjadi

serbuk biji kopi sebanyak 40 gram lalu serbuk tersebut di eksatraksi dengan

menggunakan metode sokhletasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%

sebanyak 200 ml yaitu dengan perbandingan ( 1:5 )

Proses selanjutya yaitu pengujian kebenaran sempel dilakukan dengan

mikroskop. Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan fragmen dari

simplisia secara jelas hasil uji kebearan sempel di sajikan pada tabel 4.1. Dimana

teridentifikasi fragmen yang meliputi berkas pembuluh, trankea, parenkrim, Peris

pemi dan tetes minyak, sel batu .Dekes R I (1989)


59

Tabel 4.1 Hasil uji mikroskopis serbuk kayu manis

No Hasil penelitiaan Standar Keterangan Pustaka

1 Dekes RI

Berkas (1989)

pembuluh

2 Dekes RI

(1989)

Trankea

3 Dekes RI

(1989)

Parenkrim
60

Tabel 4.2 Hasil uji mikroskopis serbuk kopi

No Hasil penelitiaan Standar Keterangan Pustaka

Dekes RI
(1989)

Peris pemi
dan tetes
minyak

Dekes RI

(1989)

Sal batu

Pada pembuatan ekstrak kopi dengan metode shoxltasi menurut buku

panduan praktek fitokima semester 4 dengan 6 sirkulasi dan apabila sirkulasi

pertama terjadi maka catat lah waktu pertama kali terjadi nya serkulasi dan Seterus

nya selama 6 klali sirkulasi yaitu diaman pelarut akan menguap dan akan membasai

serbuk kopi yang sudah di bungkus pada kertas saring dan di letakan pada

kondensor, ekstraksi dengan metode shoxletasi dilakukan paling lama denagan

interval waktu selama 3 jam lama nya.


61

Setelah melakukan ekstraksi maka dilakukan pemisaahan antara etanol 70%

denagn sempel yaitu dengan cara memasukan hasil ekstraksi ke dalam labu alas

bulat dan pasang kondensor pada labu alas bulat lalu panaskan hingga tejadi nya

sirkulasi tetapi dalam pemisahan pelarut dengan hasil ekstraksi tidak membutuhkan

6 kali sirkulasi tetapi cukup 1 kali sirkulasi.

Sedangkan untuk serbuk kayu manis yang di beli dari pasar pagi Kota Tegal

sebanyak 250 gram setelah di timbang serbuk kayu manis tersebut di ekstraksi

dengan mengguanakan metode maserasi 1 kali 24 Jam yaitu dengan 3 kali

pengadukan pelarut yang di gunakan pada metode maserasi ini yaitu etanol 70%

denagan perbandingan 1 : 5 yaitu 250 gram serbuk kayu manis dan pelarut etanol

sebanyak 1,5 ml.

Tahap berikutnya yaitu penguapan ekstrak di atas waterbat bertujuan unuk

mendapatkan ekstrak kental dan menghilangkan etanol yang masi tercampur pada

ekstrak. Hasil rendemen di dapatkan ekstrak pada serbuk kopi sebanyak 76,45%

dan pada serbuk kayu manis sebanyak 71,92%.

Ekstrak yang di dapatkan kemudian di uji bebas etanol, hal ini bertujuan

untuk memastikan ekstrak yang di hasilkan sudah bebas dari etanol. Di lakukan

dengan cara 2 tetes ekstrak di masukan di dalam tabung reksi kemudian

menambahkan 2 tetes H2SO4 pekat dan asam pekat lalu di panaskan. Mengamati

perubahan bau yaitu jika tidak berbau ester maka merupakan ekstrak murni dari

kopi dan kayu mansi. Berikut hasil uji bebas etanol dari ekstark kopi dan kayu

manis.
62

Tabel 4.3 Uji bebas etanol ekstrak kayu manis

Uji Bebas Etanol Pustaka Hasil penelitian Keterangan


+
Reaksi antara Tidak terdapat
1ml sempel + bau ester atau Tidak terdapat
2tetes H2SO4 etanol pada
pekat dan asam ekstrak (DepKes bau ester
pekat RI, 1997 : 764)

4.1 Uji Sifat Fisik Granul

1. Uji Waktu Alir Granul Effervescent

Penentuan waktu alir yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh

sejumlah granul untuk mengalir melalui corong. Sifat alir yang baik

merupakan hal yang penting untuk pengisian yang seragam ke dalam lubang

cetak tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan disekitar fasilitas

produksi. Sifat alir dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel. Partikel

yang besar dan bulat menujukkan aliran yang lebih baik. Selain itu granul

dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika 100 g granul yang diuji

mempunyai waktu alir  10 detik (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013 : 80).

Hasil uji waktu alir granul effervescent yang telah dibuat ditampilkan pada

Tabel 4.4.
63

Tabel 4. 4 Hasil Uji Waktu Alir Granul Effervescent

Waktu alir granul (detik) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1. 3,28 3,55 4,45


 10 detik
2. 3,13 3,80 4,5
(Hadisoewignyo
3. 3,35 3,68 4,19
dan Fudholi,
Total 9,76 11,03 13,14
2013 : 80)
Rata-rata 3,25 3,67 4,38

Kesimpulan + + +

Keterangan :

( + ) : Sesuai dengan standar waktu alir granul.

Dari tabel 4.4 diperoleh hasil rata-rata uji waktu alir granul pada

formula I 3,25 detik, formula II 3,67 detik dan formula III 4,38 detik. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa ketiga formula telah memenuhi syarat uji

waktu alir granul, maka dapat diketahui granul effervescent yang dihasilkan

dianggap baik, hal ini sangat berpengaruh pada keseragaman pengisian

granul ke dalam lubang cetak tablet untuk menghasilkan tablet dengan bobot

yang seragam. Untuk memperkuat hasil data maka dilakukan analisa

statistik anova satu arah, hasil terlihat pada tabel 4.5.


64

Tabel 4. 5 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Alir Granul Effervescent


dengan Anova Satu Arah ANOVA
Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,006 2 ,003 22,291 ,002

Within Groups ,001 6 ,000

Total ,007 8

Dari perhitungan analisis anova satu arah didapatkan nilai F hitung

dan F tabel. Maka F hitung lebih besar dari F tabel. Selain itu dengan

menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan () = 5%

diperoleh signifikansi 0,02. Maka nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil

dari 5% (0,02 < 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

perbedaan konsentrasi Asam sitrat terhadap sifat fisik granul effervescent

yaitu pada pengujian waktu alir granul.

2. Uji Sudut Diam Granul Effervescent

Uji sudut diam dilakukan dengan mengukur diameter dan tinggi

kerucut granul yang terbentuk pada saat uji waktu alir. Tujuan dilakukannya

uji sudut diam yaitu untuk mengetahui sifat alir yang baik pada granul. Nilai

sudut diam berkisar dari 25o sampai 45o, dengan yang rendah menunjukkan

karakteristik yang lebih baik (Siregar dan Saleh, 2010 : 34). Untuk hasil uji

sudut diam ditampilkan pada tabel 4.6.


65

Tabel 4. 6 Hasil Uji Sudut Diam Granul Effervescent

Sudut diam granul ( o) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1. 27,80 30,19 33,82


25o – 45o
2. 27,47 30,11 33,82
(Siregar dan
3. 28,96 31,72 33,82
Saleh, 2010 :
Total 83,87 90,02 101,46
34)
Rata-rata 26,87 30,00 33,82

Kesimpulan + + +

Keterangan :

+ : Sesuai dengan standar sudut diam granul.

Dari tabel 4.6 diperoleh nilai rata-rata uji sudut diam granul pada

formula I 26,87o, formula II 30,00o, dan formula III 33,82o. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa ketiga formula telah memenuhi syarat uji sudut diam

granul. Pada formula I memberikan hasil sudut diam paling kecil , hal ini

berarti pada formula I dengan konsentrasi Asam sitrat 10% memberikan

pengaruh paling baik terhadap sudut diam granul effervescent, hal ini

dikarenakan semakin rendah nilai sudut diam maka menunjukkan

karakteristik yang lebih baik yaitu semakin mudah granul tersebut mengalir.

Untuk memperkuat hasil data maka dilakukan analisa statistik anova satu

arah, hasil terlihat pada tabel 4.7.


66

Tabel 4. 7 Hasil Analisa Statistik Uji Sudut Diam Granul Effervescent

dengan Anova Satu Arah ANOVA

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 31,550 2 15,775 5,220 ,049

Within Groups 18,133 6 3,022

Total 49,684 8

Dari perhitungan analisis anova satu arah didapatkan nilai F hitung

lebih besar dari F tabel. Selain itu dengan menggunakan tingkat keyakinan

95% dan tingkat kesalahan () = 5% diperoleh signifikansi 0,049. Maka

nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0,049 < 0,05). Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan konsentrasi Asam sitrat

terhadap sifat fisik granul effervescent yaitu pada pengujian sudut diam

granul.

3. Uji Indeks Pemampatan Granul Effervescent

Tujuan dilakukannya uji indeks pemampatan yaitu untuk mengetahui

kemampuan suatu granul untuk dimampatkan. Uji ini diketahui dari massa

jenis granul yang dihasilkan setalah dilakukan pemampatan menggunakan

gelas ukur. Hubungan % Indeks Carr atau % kompresibilitas terhadap sifat

aliran yaitu < 10% artinya sangat baik, 11% - 15% artinya baik, 16% - 20%

artinya cukup, dan 21% - 25% artinya agak buruk, serta 26% - 31% artinya

buruk (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013 : 83). Untuk hasil uji indeks

pemampatan yang telah dilakukan ditampilkan pada tabel 4.8


67

Tabel 4. 8 Hasil Uji Indeks Pemampatan Granul Effervescent

Indeks pemampatan granul (%)

Replikasi Formula Formula Formula Syarat

I II III

1. 16,67 11,5 16,21 Hubungan % Indeks

2. 17,50 12 18,91 Carr terhadap sifat

3. 18,36 11,11 15,38 aliran :

Total 52,53 34,61 50,50 < 10% : Sangat baik

Rata-rata 17,51 11,54 16,83 11% - 15% : Baik

16% - 20% : Cukup

21% - 25% : Agak

Buruk
Kesimpulan + + +
26% - 31% : Buruk

(Hadisoewignyo dan

Fudholi, 2013 : 83)

Keterangan :

( + ) : Sesuai dengan standar indeks pemampatan granul.

Dari tabel 4.8 diperoleh nilai rata-rata uji indeks pemampatan granul

pada formula I 17,51% yang artinya Sangat baik, pada formula II 11,54%

yang artinya baik, dan pada formula III 16,83% yang artinya Cukup Baik.

Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa pada formula I dengan

konsentrasi Asam Sitrat 10 % memberikan pengaruh paling baik terhadap

indeks pemampatan granul effervescent, hal ini dika renakan semakin kecil
68

prosentase indeks pemampatan maka menunjukkan sifat alir yang semakin

baik dan berpengaruh pada keseragaman pengisian granul ke dalam lubang

cetak tablet. Untuk memperkuat hasil data maka dilakukan analisa statistik

anova satu arah, hasil terlihat pada tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Hasil Analisa Statistik Uji Indeks Pemampatan Granul

Effervescent dengan Anova Satu Arah

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,006 2 ,003 22,291 ,002

Within Groups ,001 6 ,000

Total ,007 8

Dari perhitungan analisis anova satu arah didapatkan nilai F hitung

lebih besar dari F tabel. Selain itu dengan menggunakan tingkat keyakinan

95% dan tingkat kesalahan () = 5% diperoleh signifikansi 0,002. Maka

nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0,002 < 0,05). Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan konsentrasi Asam Sitrat

terhadap sifat fisik granul effervescent yaitu pada pengujian indeks

pemampatan granul.

Granul effervescent yang telah dilakukan uji sifat fisik, selanjutnya

dicetak untuk dihasilkan tablet effervescent dengan berat masing-masing

tablet yaitu 7 g. Tablet yang telah dicetak kemudian dilakukan uji sifat fisik

tablet yang meliputi uji organoleptis, uji waktu larut tablet, uji keseragaman

bobot tablet, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet dan uji respon

kesukaan rasa tablet effervescent yang telah dibuat. Dilakukannya uji sifat
69

fisik tablet effervescent yang telah dibuat dengan menggunakan zat aktif

ekstrak kopi (coffea s,p) dan ekstrak kayu manis (cinnamomum zylanicum)

yaitu untuk mengatahui apakah sudah memenuhi syarat bedasarkan analisis

statistik.

4.2 Uji Sifat Fisik Tablet

1. Uji organoleptis tablet effervescent

Uji organoleptis merupakan pendahuluan dari semua uji tablet yang

akan dilakukan. Uji ini dilakukan dengan metode panca indra yang

bertujuan untuk mengetahui bentuk, warna, bau dan rasa dari tablet

effervescent yang telah dibuat. Berdasarkan pengamatan, hasil uji

organoleptis ditampilkan pada tabel 4.10.

Tabel 4. 10 Hasil Uji Organoleptis Tablet Effervescent

Formula Bentuk Warna Bau Rasa


I Bundar Putih Asam Manis sediki pahit

II Bundar Putih Asam Manis sedikit pahit

III Bundar Putih Asam Manis pahit

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa tablet yang telah dibuat memiliki

karakteristik yang sama dari bentuk warna dan bau tablet. Bentuk bundar ini

diperoleh dari penggunaan cetakan tablet yang bundar sehingga diperoleh

karakteristik bentuk yang sama baik pada formula I, formula II maupun

formula III. Untuk warna dihasilkan dari ketiga formula yaitu formula I,

formula II, dan formula III, semua berwarna putih . Hal ini disebabkan

karena komponen atau bahan yang digunakan memiliki warna putih ke .


70

Untuk bau asam sendiri dihasilkan dari penggunaan kadar asam yang tinggi

sehingga menutupi bau khas dari ekstrak kopi dan ekstrak kayu manis.

Namun untuk rasa dihasilkan pada formula I dan II memiliki rasa yang sama

yaitu manis sedikit pahit, hal ini dipengaruhi dari penggunaan bahan aktif

dari ekstrak kayu manis dan ekstrak kopi yang memiliki rasa pahit dan

rendahnya penggunaan bahan pemanis serta tidak digunakannya bahan

perasa. Sedangkan pada formula III diperoleh hasil rasa manis dan pahit

yang sama , hal ini dikarenakan penggunaan bahan aktif yaitu ekstrak kopi

dan ekstrak kayu manis dengan konsentrasi yang sama sehingga rasa

formula I maupun II. Sama sama sedikit manis dan sedikit pahit , jika di

lihat dari konstrasi asam sitrat yang paling tinggi yaitu di formula III maka

di hasilkan bau yang cukup baik dikarenakan bau dari kayu manis dan kopi

tertutup oleh bau khas asam dari asam sitrat tersebut.

2. Uji Keseragaman Bobot Tablet Effervescent

Keseragaman bobot merupakan parameter untuk mengetahui variasi

bobot dari tablet yang telah dibuat. Bobot tablet yang seragam akan

mengandung jumlah zat berkhasiat yang sama. Berdasarkan Farmakope

Indonesia Edisi III (1979 : 7) bahwa pada 20 tablet jika ditimbang satu

persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan

kolom A (5%) dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari

bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B (10%). Dan

hasil uji keseragaman bobot tablet ditampilkan pada tabel 4.11.


71

Tabel 4. 11 Hasil Rata-rata Uji Keseragaman Bobot Tablet Effervescent

Keseragaman bobot tablet (mg)


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1 0,662 0,676 0,704

2 0,672 0,70 0,70

3 0,673 0,681 0,715

Rata-rata 0,6823 0,6856 2,119

Kolom A
0,64– 0,74 0,64– 0,71 0,74 – 0,67
(5%)

Kolom B
0,60– 0,74 0,61– 0,75 0,64– 0,78
(10%)

Kesimpulan + + +

Keterangan :

(+) : Sesuai dengan standar keseragaman bobot tablet.

Dari tabel 4.11 diketahui bahwa pada formula I rata-rata bobot tablet

effervesecent yaitu 0,6823 mg. Pada formula II rata-rata bobot tablet

effervesecent yaitu 0,6856 mg. Dan pada formula III rata-rata bobot tablet

effervesecent yaitu 2,119 mg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

keseragaman bobot tablet telah memenuhi syarat uji keseragaman bobot

tablet yaitu tidak ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari kolom

A maupun kolom B. Hal ini berarti tablet dengan bobot yang seragam maka

diperoleh kandungan yang seragam pula. Untuk memperkuat hasil data


72

maka dilakukan analisa statistik anova satu arah, hasil terlihat pada tabel

4.12

Tabel 4. 12 Hasil Analisa Statistik Uji Keseragaman Bobot Tablet

Effervescent dengan Anova Satu Arah ANOVA

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between
,002 2 ,001 26,139 ,001
Groups

Within
,000 6 ,000
Groups

Total ,003 8

Dari perhitungan analisis anova satu arah didapatkan nilai F hitung

lebih besar dari F tabel. Selain itu dengan menggunakan tingkat keyakinan

95% dan tingkat kesalahan () = 5% diperoleh signifikansi 0,001. Maka

nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0,001 < 0,05). Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan konsentrasi asam sitrat

terhadap sifat fisik tablet effervescent yaitu pada pengujian keseragaman

bobot tablet.

3. Uji Kekerasan Tablet Effervescent

Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan

tablet dalam melawan tekanan mekanis, goncangan serta terjadinya

keretakan tablet selama pengemasaan, pengangkutan, dan pendistribusian

pada konsumen. Syarat kekerasan tablet yaitu 4-8 kgf (Hadisoewignyo dan
73

Fudholi, 2013 : 118). Dan untuk hasil uji kekerasan tablet effervescent

ditampilkan pada tabel 4.13

Tabel 4. 13 Hasil Rata-rata Uji Kekerasan Tablet Effervescent

Kekerasan tablet (kgf) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1. 4,2 4,6 5,3


4 – 8 kgf
2. 4,3 4,5 5,1
(Hadisoewignyo
3. 4,4 4,4 5,4
dan Fudholi, 2013
Total 12,9 13,5 15,8
: 118)
Rata-rata 4,3 4,5 5,3

Kesimpulan + + +

Keterangan :

(+) : Sesuai dengan standar kekerasan tablet .

Dari tabel 4.13 diketahui bahwa rata-rata kekerasan tablet effervescent

pada formula I yaitu 4,3 kgf. Pada formula II rata-rata kekerasan tablet

effervescent yaitu 4,5 kgf. Sedangkan pada formula III rata-rata kekerasan

tablet effervescent yaitu 5,3 kgf. Hasil tesebut menunjukkan bahwa ketiga

formula telah memenuhi syarat uji kekerasan tablet. Dan pada formula III

memberikan hasil kekerasan tablet effervescent yang paling besar, hal ini

berarti pada formula III dengan konsentrasi asam sitrat 16 % memberikan

pengaruh paling baik terhadap kekerasan tablet effervescent, karena

semakin besar nilai kekerasan tablet maka semakin besar ketahanan tablet

dalam melawan tekanan mekanis, goncangan serta terjadinya keretakan


74

tablet selama pengemasan, pengangkutan, dan pendistribusian pada

konsumen. Untuk memperkuat hasil data maka dilakukan analisa statistik

anova satu arah, hasil terlihat pada tabel 4.14.

Tabel 4. 14 Hasil Analisa Statistik Uji Kekerasan Tablet Effervescent

dengan Anova Satu Arah ANOVA

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 10,488 2 5,244 349,092 ,000

Within Groups ,090 6 ,015

Total 10,578 8

Dari perhitungan analisis anova satu arah didapatkan nilai F hitung

lebih besar dari F tabel. Selain itu dengan menggunakan tingkat keyakinan

95% dan tingkat kesalahan () = 5% diperoleh signifikansi 0,000. Maka

nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05). Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan konsentrasi asam sitrat

terhadap sifat fisik tablet effervescent yaitu pada pengujian kekerasan tablet.

4. Uji Kerapuhan Tablet Effervescent

Tujuan dilakukannya uji kerapuhan yaitu untuk mengetahui tablet

tersebut mampu bertahan terhadap goresan ringan atau kerusakan dalam

penanganan, pengemasan, dan pengiriman (Kholidah et.al., 2014).

Kerapuhan tablet dianggap cukup baik bila hasilnya kurang dari 0,8%

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013 : 118). Hasil uji kerapuhan tablet

effervescent ditampilkan pada tabel 4.15.


75

Tabel 4. 15 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Effervescent

Kerapuhan tablet (%) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1. 0,8% 0,8% 0,6%


< 0,8%
2. 0,8% 0,7% 0,5%
(Hadisoewignyo
3. 0,6% 0,7% 0,%
dan Fudholi, 2013 :
Total 2,2% 2,2% 16%
118)
Rata-rata 0,73% 0,73% 0,53%

Kesimpulan + + +

Keterangan :

(+) : Sesuai dengan standar kerapuhan tablet effervescent.

Dari tabel 4.15 diperoleh nilai rata-rata uji kerapuhan tablet

effervescent pada formula I dan II memberikan hasil yang sama yaitu

0,73%, hal ini dikarenakan kekerasan tablet yang tidak berbeda jauh

kekuatannya yaitu pada formula I 4,3 kgf dan pada formula II 4,5 kgf, hal

ini berpengaruh pada kerapuhan tablet sehingga dihasilkan prosentase

kerapuhan tablet yang sama. Sedangkan pada formula III 0,53%. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa ketiga formula telah memenuhi syarat uji

kerapuhan tablet effervescent. Pada formula III memberikan hasil kerapuhan

tablet effervescent yang paling kecil, hal ini berarti pada formula III dengan

konsentrasi 16% memberikan pengaruh paling baik terhadap kerapuhan

tablet effervescent, karena semakin kecil prosentase kerapuhan maka

semakin kuat tablet tersebut dalam bertahan terhadap goresan ringan atau
76

kerusakan dalam penanganan, pengemasan, dan pengiriman. Untuk

memperkuat hasil data maka dilakukan analisa statistik anova satu arah,

hasil terlihat pada tabel 4.16.

Tabel 4. 16 Hasil Analisa Statistik Uji Kerapuhan Tablet Effervescent

dengan Anova Satu Arah ANOVA

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,000 2 ,000 6,000 ,037

Within Groups ,000 6 ,000

Total ,000 8

Dari perhitungan analisis anova satu arah didapatkan F hitung lebih

besar dari F tabel. Selain itu dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%

dan tingkat kesalahan () = 5% diperoleh signifikansi 0,037. Maka nilai

signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0,037 < 0,05). Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan konsentrasi Asam sitrat

terhadap sifat fisik tablet effervescent yaitu pada uji kerapuhan tablet.

5. Uji Waktu Larut Tablet Effervescent

Waktu larut menunjukkan banyaknya waktu yang dibutuhkan tablet

untuk dapat larut sempurna dalam air dengan volume tertentu. Uji waktu

larut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lamanya tablet melarut

dalam air. Tablet effervescent yang baik akan terlarut dengan cepat dalam

waktu 1 - 2 menit (Lachman, 2008). Hasil uji waktu larut tablet effervescent

ditampilkan pada tabel 4.17.


77

Tabel 4. 17 Hasil Uji Waktu Larut Tablet Effervescent

Waktu larut tablet (menit) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1. 1,54 1,27 1,20

2. 1,60 1,30 1,22 1-2 menit

3. 1,58 1,28 1,26 (Lachman,

Total 3,85 3,85 3,68 2008)

Rata-rata 1,57 1,28 1,22

Kesimpulan + + +

Keterangan :

(+) : Sesuai dengan standar waktu larut tablet effervescent.

Dari tabel 4.14 diperoleh nilai rata-rata uji waktu larut tablet

effervescent pada formula I 1,57 menit, formula II 1,28 menit, dan formula

III 1,22 menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketiga formula telah

memenuhi syarat uji waktu larut tablet effervescent. Formula III

memberikan hasil waktu larut tablet effervescent yang paling cepat, hal ini

berarti pada formula III dengan konsentrasi 16 % memberikan pengaruh

paling baik terhadap waktu larut tablet effervescent, karena semakin cepat

tablet melarut maka semakin cepat terjadi reaksi effervescent, dan semakin

cepat pula tablet effervescent untuk diminum. Namun apabila dihubungkan

dengan kekerasan tablet yaitu semakin keras tablet yang dihasilkan maka

semakin lama tablet tersebut melarut sedangkan hasilnya yaitu pada tablet

yang memiliki kekerasan terbesar (5,3 kgf) melarut dalam waktu yang lebih
78

cepat (1,22 menit) dan pada tablet yang memiliki kekerasan terkecil (4,3

kgf) melarut dalam waktu yang lebih lama (1,57 menit), hal ini dikarenakan

proses pembuatan tablet effervescent pada proses pengempaan yang hanya

menggunakan tenaga tangan sehingga tidak dihasilkan kekerasan yang

seragam pada semua tablet yang dibuat, dan yang terjadi yaitu tablet yang

di uji kekerasannya tidak sama dengan tablet yang di uji waktu larutnya

sehingga diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan teori. Untuk memperkuat

hasil data maka dilakukan analisa statistik anova satu arah, hasil terlihat

pada tabel 4.18.

Tabel 4. 18 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Larut Tablet

Effervescent dengan Anova Satu Arah ANOVA

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,207 2 ,104 148,206 ,000

Within Groups ,004 6 ,001

Total ,212 8

Dari perhitungan analisis anova satu arah didapatkan nilai F hitung

lebih besar dari F tabel. Selain itu dengan menggunakan tingkat keyakinan

95% dan tingkat kesalahan () = 5% diperoleh signifikansi 0,000. Maka

nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05). Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan konsentrasi asam sitrat

terhadap sifat fisik tablet effervescent yaitu pada uji waktu larut tablet.
79

6. Uji Respon Kesukaan Rasa Tablet Effervescent

Tujuan dilakukannya uji respon kesukaan rasa yaitu untuk mengetahui

pada formula berapakah responden menyukai rasa yang dihasilkan pada

tablet effervescent yang telah dibuat. Uji ini dilakukan pada 10 responden

dengan mengisi kuisioner yang telah disediakan berdasarkan rasa yang

disukai pada tablet effervescent yang telah dibuat. Dan hasil uji respon

kesukaan rasa ditampilkan pada tabel 4.19 dan pada gambar 4.1

Tabel 4.19 Hasil Respon Rasa Tablet Effervescent Dengan 4 Kategori

Prosentase respon rasa (%)


Formula
Sangat suka Suka Tidak Suka Netral

I 10% 20% 50% 20%

II - 30% 40% 10%

III - 60% 30% 10%

70%
60%
50%
Sangat Suka
40%
Suka
30% Tidak suka
20% Netral
10%
0%
Formula I Formula II Formula III

Gambar 4. 1 Grafik Hasil Respon Rasa Tablet Effervescent dengan 4

Kategori
80

Dari tabel 4.19 dan gambar 4.1 diketahui bahwa hasil uji respon

kesukaan rasa pada formula I sebanyak 10% sangat menyukai, sebanyak

20% menyukai, sebanyak 50% tidak menyukai dan sebanyak 20% bersifat

netral terhadap rasa dari tablet effervescent yang telah dibuat. Pada formula

III tidak ada responden yang sangat menyukai rasa dari tablet effervescent

yang telah dibuat, sebanyak 60% menyukai, sebanyak 30% tidak menyukai

dan sebanyak 10% bersifat netral terhadap rasa dari tablet effervescent yang

telah dibuat. Dan pada formula II tidak ada responden yang sangat menyukai

rasa dari tablet effervescent yang telah dibuat, sebanyak 50% menyukai,

sebanyak 40% tidak menyukai dan sebanyak 10% bersifat netral terhadap

rasa dari tablet effervescent yang telah dibuat. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa responden paling banyak menyukai rasa tablet effervescent pada

formula II dengan prosentase sebanyak 60%. Sedangkan pada formula I

menghasilkan 10% responden sangat menyukai, namun tidak dijadikan

sebagai kesimpulan, hal ini dikarenakan perbandingan antara yang sangat

menyukai dengan yang tidak menyukai berbanding jauh yaitu 1 : 5 dengan

kata lain 10% sangat menyukai dan 50% tidak menyukai. farmakope atau

buku standar lain serta berdasarkan analisis statistik.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang formulasi dan uji

sifat fisik tablet Effervescent dari ekstrak kopi ( coffea.sp ) dan ekstrak kayu

manis (cinnamomum zylanicum ) dengan variasi kosentrasi asam sitrat sebagai

sumber asam maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada pengaruh perbedaan konsentrasi asam sitrat terhadap sifat fisik tablet

effervescent.

2. Pada konsentrasi 16% asam sitrat dapat memberikan pengaruh paling baik

terhadap sifat fisik sediaan tablet effervescent dilihat pada uji indeks

pemampatan granul, uji waktu larut tablet dan uji respon kesukaan rasa

tablet.

5.2 Saran

1. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengubah interval

konsentrasi zat aktif agar dapat dilihat perbedaan yang lebih spesifik.

2. Diharapkan dilakukan penelitian yang sama dengan mengamati pengaruh

stabilitas penyimpanannya.

3. Dilakukan perbaikan formulasi dengan penambahan kadar pemanis dan

penambahan perasa untuk memperoleh rasa yang lebih baik.

81
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Tri W. 2011. Utilization of Asian Moon Scallop (Amusium pleuronectes)


Shell for Calcium Resource Formulation (In vivo) and Its Application on
Fish-based Product Faculty of Fisheries and Marine Science. Semarang :
Universitas Diponegoro. http://www.omicsonline.org/ editor-
pdf/Tri_Winarni_Agustini.pdf diunduh 9 Oktober 2016.
Agustini TW, Fahmi AS, Widowati I, Sarwono A. 2011. Pemanfaatan Limbah
Cangkang Kerang Simping (Amusium pleuronectes dalam Pembuatan
Cookies kaya Kalsium. Semarang : Universitas Diponegoro.
http://jesl.journal.ipb.ac.id/ diunduh tanggal 3 Oktober 2016.
Afifah 2012. Perbandinga
n pelarut terhadap uji aktifitas anti oksidan dari ekstrak maserasi buah delima,
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. http://www.stfi.ac.id diunduh 19 Oktober
2018.
Agustini T.W., Ratnawati SE, Wibowo BA, Hutabarat J. 2011. Pemanfaatan
Cangkang Kerang (Amusium pleuronectes) Sebagai Sumber Kalsium Pada
Produk Ekstrudat. Semarang : Universitas Diponegoro. http://
download.portalgaruda.org/article. diunduh tanggal 3 Oktober 2016.
Anief, Moh. 1998. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM Press.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Terjemahan
Farida Ibrahim. Jakarta : UI Press.
Bakri, Mustafal. 2012. Seri Pendalaman Materi Kimia. Jakarta : Erlangga.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : DepKes
RI.
. 1995a. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :
DepKes RI.
Hadisoewignyo, Lannie dan Achmad Fudholi. 2013. Sediaan Solida. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Hamdani 2014, Syarif., Siti Uswatun H., Windari Safitri., Romauli S. 2012.
Panduan Praktikum Kimia Analisis. Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi
Indonesia. http://www.stfi.ac.id diunduh 19 Oktober 2016.
Hikmah, Nurul. 2016. Pengaruh Konsentrasi PVP Sebagai Bahan Pengikat
Terhadap Sifat Fisik Tablet Effervescent Kombinasi Ekstrak Daun Kumis
Kucing (Orthosiphon aristatus) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum).
Karya Tulis Ilmiah. Tegal : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama.
Kholidah, Sitti, Yuliet dan Akhmad Khumaidi. 2014. Formulasi Tablet
Effervescent Jahe (Z Officinale Roscoe) dengan Variasi Konsentrasi Sumber
Asam dan Basa. Jurnal ISSN: 2338-0950. Palu : Universitas Tadulako. http://
jurnal.untad.ac.id/ejurnalfmipa/article diunduh 25 Oktober 2016.
Lachman, 1994 didalam Hikmah, Nurul. 2016. Pengaruh Konsentrasi PVP Sebagai
Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Effervescent Kombinasi Ekstrak
Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) dan Daun Salam (Syzygium
polyanthum) Tegal : Politeknik Harapan Bersama.

82
83

Lachman, 2008 didalam Kholidah, Sitti, Yuliet dan Akhmad Khumaidi. 2014.
Formulasi Tablet Effervescent Jahe (Z Officinale Roscoe) dengan Variasi
Konsentrasi Sumber Asam dan Basa. Jurnal ISSN: 2338-0950. Palu :
Universitas Tadulako. http:// jurnal.untad.ac.id/ejurnalfmipa/article diunduh
25 Oktober 2016.
Linnaeus, 1798 didalam Ayunita, Dian. 2010. Anlisis Bioekonomi untuk
Pengelolaan Sumber Daya Kerang Simping (Amusium pleuronectes) di
Kabupaten batang Jawa Tengah. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.
http://repository.ipb. ac.id di unduh tanggal 9 Oktober 2016.
Mohrle R, 1989 didalam Dewi, Lina Anggrowati. 2010. Formulasi Tablet
Effervescent Ekstrak Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) dengan Pulvis
Gummi Arabicum (PGA)sebagai Bahan Pengikat. Skripsi. Surakarta :
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta :
MediaKom.
Pujihandayani, Yuni. 2010. Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Jahe Merah
(Zingiber officinale Rosc) dengan Kombinasi Asam Fumarat dan Asam Sitrat
sebagai Sumber Asam dan Narium Karbonat sebagai Sumber Basa. Skripsi.
Surakarta : Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Putri,2017. Formulas dan uji sifat fisik sediaan tablet effervescent dark limbah
cangkang kerrang simping (Amusium pleurenectes)
Rowe, C Raymond, S Heskey, J Paul and E Quin, Marian. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipient sixth edition. London : Pharmacutical Press.
Sarwono, A., 2009 didalam Agustini, Tri W. 2011. Utilization of Asian Moon
Scallop (Amusium pleuronectes) Shell for Calcium Resource Formulation (In
vivo) and Its Application on Fish-based Product Faculty of Fisheries and

Marine Science. Semarang : Universitas Diponegoro. http://www.omicsonline.org/


editor-pdf/Tri_Winarni_Agustini.pdf diunduh 9 Oktober 2016.
Siregar, Charles J.P., Saleh Wikarsa. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet.
Jakarta : EGC.
Siregar dan Wikarsa, 2010 didalam Kholidah, Sitti, Yuliet dan Akhmad Khumaidi.
2014. Formulasi Tablet Effervescent Jahe (Z Officinale Roscoe) dengan
Variasi Konsentrasi Sumber Asam dan Basa. Jurnal ISSN: 2338-0950. Palu :
Universitas Tadulako.
http:// jurnal.untad.ac.id/ejurnalfmipa/article diunduh 25 Oktober 2016.
Widowati, I. 2008 didalam Agustini TW, Ratnawati SE, Wibowo BA, Hutabarat J.
2011. Pemanfaatan Cangkang Kerang (Amusium pleuronectes) Sebagai
Sumber Kalsium Pada Produk Ekstrudat. Semarang : Universitas
Diponegoro. http://download.portalgaruda.org/article. diunduh tanggal 23
September 2016.
84

Lampiran 1 Perhitungan Sampel

LAMPIRAN

Perhitungan Rendemen : Serbuk Kopi

Berat Beaker glas + isi = 364,22 g

Berat Beaker glas + sisa = 272,48 g

Rendemen A – B = 364,22 – 272,48

= 91,74

Berat Sampel kopi : 120 g


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛
Prosentase berat kering terhadap berat basah = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

91,74
= x 100%
120

= 76,45%

Perhitungan Rendemen : Serbuk Kayu Manis

Berat Beaker glas + isi = 458,67 g

Berat Beaker glas + sisa = 278,87 g

Rendemen A – B = 458,67 – 278,87

= 179,8

Berat Sampel kayu manis : 250 g


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛
Prosentase berat kering terhadap berat basah = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

179,8
= x 100%
250

= 71,92%
85

Lampiran 2 Tabel Formula Tablet Effervescent

Formula (%)
Bahan Standar (%)
I II III

Serbuk Kopi 2,5 2,5 2,5  15

Serbuk Kayu Manis 0,75 0,75 0,75  56

Asam sitrat(b) 10 11 16 8,58 - 16,96

Asam tartrat(b) 20 20 20 11,46 - 27,17

Na bikarbonat(b) 30 30 30 34,45

PVP(d) 4 4 4 0,5 - 5,0

Mg stearat(c) 2 2 2 0,25 - 5,0

Aspartam(c) 1 1 1 1–5

Laktosa(d) ad 7 g ad 7 g ad 7 g 5-80

Keterangan :

➢ (a)
: Agustini et.al, (2011)

➢ (b)
: Kholidah et.al, (2014)

➢ (c)
: Rowe et.al, (2009)

➢ (d)
: Hadisoewignyo dan Fudholi, (2013 : 21)

➢ Bobot tablet 2 g, setiap formula dibuat 150 tablet.


86

Lampiran 3 Perhitungan Penimbangan Bahan untuk Satu Tablet

Jumlah Penimbangan Bahan (g)


Nama Bahan
Formula I Formula II Formula III

Serbuk kopi 2,5 2,5 2,5

Serbuk Kayu manis 1,05 1,05 1,05

Asam sitrat 14 15,54 22,4

Asam tartrat 0,54 0,54 0,54

Na bikarbonat 28 28 28

PVP 4,8 4,8 4,8

Talkum 7 7 7

Mg stearate 2,8 2,8 2,8

Aspartam 1,4 1,4 1,4

Laktosa 35,45 35,45 35,45

1. Formula I
2,5
• Serbuk Kopi 2,5% = x 700 mg = 17,5 mg
100

0,75
• Serbuk Kayu Manis 0,75% = x 700 mg = 5,25 mg
100

10
• Asam Sitrat 10 % = 100 x 700 mg = 70 mg

20
• Asam Tartrat 20 % = 100 x 700 mg = 140 mg

30
• Na bikarbonat 34,45% = x 7000 mg = 210 mg
100
87

4
• PVP 4% = 100 x 700 mg = 24 mg

2
• Mg Stearat 2% = 100 x 700 mg = 14 mg

1
• Aspartam 1% = 100 x 700 mg = 7 mg

▪ Laktosa ad 0,7 g

2. Formula II
2,5
• Serbuk Kopi 2,5% = x 700 mg = 17,5 mg
100

0,75
• Serbuk Kayu Manis = x 700 mg = 5,25 mg
100

11
• Asam Sitrat 11 % = 100 x 700 mg = 77 mg

20
• Asam Tartrat 20 % = 100 x 700 mg = 140 mg

30
• Na bikarbonat 34,45% = 100 x 7000 mg = 210 mg

4
• PVP 4% = 100 x 700 mg = 24 mg

2
• Mg Stearat 2% = 100 x 700 mg = 14 mg

1
• Aspartam 1% = 100 x 700 mg = 7 mg

• Laktosa ad 0,7 g

3. Formula III
2,5
• Serbuk Kopi 2,5% = x 700 mg = 17,5 mg
100

0,75
• Serbuk Kayu Manis = x 700 mg = 5,25 mg
100

16
• Asam Sitrat 16 % = 100 x 700 mg = 112 mg

20
• Asam Tartrat 20 % = 100 x 700 mg = 140 mg
88

30
• Na bikarbonat 34,45% = 100 x 7000 mg = 210 mg

4
• PVP 4% = 100 x 700 mg = 24mg

2
• Mg Stearat 2% = 100 x 700 mg = 14 mg

1
• Aspartam 1% = 100 x 700 mg = 7 mg

• Laktosa ad 0,7 g

Lampiran 4 Perhitungan Penimbangan Bahan untuk 200 Tablet

Jumlah Penimbangan Bahan (g)


Nama Bahan
Formula I Formula II Formula III

Serbuk kopi 2,5 2,5 2,5

Serbuk Kayu manis 1,05 1,05 1,05

Asam sitrat 14 15,54 22,4

Asam tartrat 0,54 0,54 0,54

Na bikarbonat 28 28 28

PVP 4,8 4,8 4,8

Talkum 7 7 7

Mg stearate 2,8 2,8 2,8

Aspartam 1,4 1,4 1,4

Laktosa 35,45 35,45 35,45

1. Formula I

4. Formula I
2,5
• Serbuk Kopi 2,5% = x 700 mg = 17,5 mg x 200 = 3500 mg = 3,5 g
100
89

0,75
• Serbuk Kayu Manis = x 700 mg = 5,25 mg x 200 = 1050 mg = 1,05g
100

10
• Asam Sitrat 10 % = 100 x 700 mg = 70 mg x 200 = 2800 mg = 2,8 g

20
• Asam Tartrat 20 % = 100 x 700 mg = 140 mg x 200 = 28000 = 28 g

30
• Na bikarbonat 34,45% = x 7000 mg = 210 mg x 200 = 42000 = 4,2 g
100

4
• PVP 4% = 100 x 700 mg = 24 mg x 200 = 4800 mg = 4,8 g

2
• Mg Stearat 2% = 100 x 700 mg = 14 mg x 200 = 2800 mg = 2,8 g

1
• Aspartam 1% = 100 x 700 mg = 7 mg x 200 = 1400 mg = 1,4 g

▪ Laktosa ad 0,7 g

(0,7) g x 200 = 140 g – (3,5 + 1,05 + 14 + 28 + 42 + 4,8 + 2,8 +14)

= 140 g – 104,55 g

= 35,45 g

5. Formula II
2,5
• Serbuk Kopi 2,5% = x 700 mg = 17,5 mg x 200 = 3500 mg = 3,5 g
100

0,75
• Serbuk Kayu Manis = x 700 mg = 5,25 mg x 200 = 1050 mg = 1,05 g
100

11
• Asam Sitrat 11 % = 100 x 700 mg = 77 mg x 200 = 15,400 mg = 15,54 g

20
• Asam Tartrat 20 % = 100 x 700 mg = 140 mg x 200 = 28000 = 28 g

30
• Na bikarbonat 34,45% = 100 x 7000 mg = 210 mg x 200 = 42000 = 4,2 g

4
• PVP 4% = 100 x 700 mg = 24 mg x 200 = 4800 mg = 4,8 g

2
• Mg Stearat 2% = 100 x 700 mg = 14 mg x 200 = 2800 mg = 2,8

1
• Aspartam 1% = 100 x 700 mg = 7 mg x 200 = 1400 mg = 1,4 g
90

• Laktosa ad 0,7 g

(0,7) g x 200 = 140 g – (3,5 + 1,05 + 14 + 28 + 42 + 48 + 2,8 +14)

= 140 g – 104,55 g

= 35,45 g

6. Formula III
2,5
• Serbuk Kopi 2,5% = x 700 mg = 17,5 mg x 200 = 3500 mg = 3,5 g
100

0,75
• Serbuk Kayu Manis = x 700 mg = 5,25 mg x 200 = 1050 mg = 1,05 g
100

16
• Asam Sitrat 16 % = 100 x 700 mg = 112 mg x 200 = 22,400 mg = 22,4 g

20
• Asam Tartrat 20 % = 100 x 700 mg = 140 mg x 200 = 28000 = 28 g

30
• Na bikarbonat 34,45% = 100 x 7000 mg = 210 mg x 200 = 42000 = 4,2 g

4
• PVP 4% = 100 x 700 mg = 24 mg x 200 = 4800 mg = 4,8 g

2
• Mg Stearat 2% = 100 x 700 mg = 14 mg x 200 = 2800 mg = 2,8

1
• Aspartam 1% = 100 x 700 mg = 7 mg x 200 = 1400 mg = 1,4 g

• Laktosa ad 0,7 g

(0,7) g x 200= 140 g – (3,5 + 1,05 + 14 + 28 + 42 + 48 + 2,8 +14)

= 140 g – 104,55 g

= 35,45 g
91

Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Waktu Alir Granul Effervescent

Waktu alir granul ( detik ) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1. 3,28 3,55 4,45


25o – 45o
2. 3,13 3,80 4,5
(Siregar dan
3. 3,35 3,68 4,19
Saleh, 2010 :
Total 9,76 11,03 13,14 34)
Rata-rata 3,25 3,67 4,8

Kesimpulan + + +

Keterangan :

Syarat : Serbuk dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika 100 g serbuk

yang diuji mempunyai waktu alir  10 detik (Hadisoewignyo dan

Fudholi, 2013 : 80).

(+) : Sesuai dengan standar waktu alir.


92

Lampiran 6 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Alir Granul Effervescent dengan

Anova Satu Arah

Test of Homogeneity of Variances

Uji_Waktu_Alir_Granul

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,781 2 6 ,500
93

Lampiran 7 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Sudut Diam Granul

Effervescent

1. Tabel hasil uji sudut diam granul effervescent

Sudut diam granul ( o ) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III 25o – 45o dengan

1. 27,80 27,47 33,82 yang rendah

2. 27,47 30,11 33,82 menun- jukkan

3. 28,96 32,61 33,82 karakteristik yang

Total 83,87 90,19 101,46 lebih baik (Siregar

Rata-rata 26,87 30,06 33,82 dan Saleh, 2010 :

34).
Kesimpualan + + +

Keterangan :

Syarat : Nilai sudut diam berkisar dari 25o sampai 45o dengan yang rendah

menunjukkan karakteristik yang lebih baik (Siregar dan Saleh, 2010 :

34).

+ : Sesuai dengan standar sudut diam.

2. Perhitungan sudut diam granul effervesce

tg  =
94

1) Formula I
3,5
Replikasi 1 : tan ∝ = 5,25

∝ = 33,82o
3,7
Replikasi 2 : tan ∝ = 5,5

∝ = 33,82o

3,5
Replikasi 3 : tan ∝ = 5,25

∝ = 33,82o

2) Formula II
3
Replikasi 1 : tan ∝ = 5,75

∝ = 27,47o

3,5
Replikasi 2 : tan ∝ = 6

∝ = 30,11o
4
Replikasi 3 : tan ∝ = 6,25

∝ = 32,61o

3) Formula III
4
Replikasi 1 : tan ∝ = 7,5

∝ = 27,92o

4,5
Replikasi 2 : tan ∝ = 7,75

∝ = 30,11o

4,5
Replikasi 3 : tan ∝ =
7,5

∝ = 30,96
95

Lampiran 8 Hasil Analisa Statistik Uji Sudut Diam Granul Effervescent

dengan Anova Satu Arah

Test of Homogeneity of Variances

Uji_Sudut_Diam_Granul

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,734 2 6 ,143

Lampiran 9 Tabel dan Perhitunga\n Hasil Uji Indeks Pemampatan Granul

Effervescent

1. Tabel hasil uji indeks pemampatan granul effervescent

Indeks pemampatan granul

(%)
Replikasi Syarat
Formula Formula Formula

I II III

1. 13,88 14 16,21 Hubungan % Indeks Carr


2. 15,78 12 18,19 terhadap sifat alir :
< 10% : Sangat baik
3. 16,21 15,7 15,38 11% - 15% : Baik
Total 45,87 41,7 49,78 16% - 20% : Cukup
21% - 25% : Agak Buruk
Rata-rata 15,29 13,9 16,59
26% - 31% : Buruk
Kesimpuala (Hadisoewignyo dan Fudholi,
+ + +
n 2013 : 83)
Keterangan :

Syarat : Hubungan % Indeks Carr atau % kompresibilitas terhadap sifat aliran yaitu

< 10% artinya sangat baik, 11% - 15% artinya baik, 16% - 20% artinya
96

cukup, dan 21% - 25% artinya agak buruk, serta 26% - 31% artinya buruk

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013 : 83).

+ : Sesuai dengan standar indeks pemampatan.

2. Perhitungan indeks pemampatan granul effervescent

Indeks Carr = x 100%

Keterangan : tapped : Densitas mampat

bulk : Densitas ruahan

1) Formula I

(0,36−0,31)g/ml
Replikasi 1 : Indeks Carr = x 100 %
0,36 g/ml

= 13,88%

(0,38−0,32)g/ml
Replikasi 2 : Indeks Carr = x 100%
0,38 g/ml

= 15,78%

(0,37−0,31)g/ml
Replikas i 3 : Indeks Carr = x 100%
0.37 g/ml

= 16,21%

2) Formula II

(0,50−0,43)g/ml
Replikasi 1 : Indeks Carr = x 100 %
0,50 g/ml

= 14%
97

(0,50−0,44)g/ml
Replikasi 2 : Indeks Carr = x 100%
0,50 g/ml

= 12%

(0,38−0,32)g/ml
R eplikasi 3 : Indeks Carr = x 100%
0,38 g/ml

= 15,7 %

3) Formula III

(0,37−0,31)g/ml
Replikasi 1 : Indeks Carr = x 100 %
0,37 g/ml

= 16,21%

(0,37−0,30)g/ml
Replikasi 2 : Indeks Carr = x 100%
0,37 g/ml

= 18,91%

(0,39−0,33)g/ml
Replikasi 3 : Indeks Carr = x 100% = 15,38
0,39 g/ml
98

Lampiran 10 Hasil Analisa Statistik Uji Indeks Pemampatan Granul

Effervescent dengan Anova Satu Arah

Test of Homogeneity of Variances

Uji_Indeks_Pemampatan_Granul

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,461 2 6 ,100

Lampiran 11 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet

Effervescent

1. Tabel hasil uji keseragaman bobot tablet effervescent

Keseragaman bobot tablet (g)

No Formula I Formula II Formula III

R.1 R.2 R.3 R.1 R.2 R3 R.1 R.2 R.3

1. 0,71 0,64 0,66 0,69 0,61 0,71 0,68 0,71 0,70

2. 0,70 0,66 0,68 0,69 0,78 0,65 0,70 0,70 0,73

3. 0,68 0,63 0,67 0,69 0,64 0,66 0,70 0,70 O,68

4. 0,66 0,61 0,65 0,68 0,67 0,64 0,70 0,70 0,73

5. 0,67 0,69 0,70 0,68 0,67 0,68 0,70 0,68 0,74

6. 0,64 0,76 0,71 0,68 0,67 0,67 0.70 0,70 0,74

7. 0,66 0,64 0,72 0,66 0,74 0,69 0,71 0,68 0,76

8. 0,64 0,66 0,66 0,70 0,71 0,70 0,71 0,69 0,70


99

9 0,63 0,62 0,65 0,70 0,73 0,70 0,71 0,70 0,73

10. 0,68 0,74 0,68 0,70 0,64 0,65 0,71 0,71 0,70

11. 0,66 0,61 0,67 0,71 0,70 0,68 0,69 0,68 0,76

12. 0,66 0,61 0,65 0,71 0,68 0,67 0,69 0,70 0,68

13. 0,65 0,66 0,70 0,70 0,71 0,70 0,66 0,70 0,71

14. 0,64 0,71 0,70 0,70 0,69 0,64 0,67 0,68 0,66

15. 0,67 0,72 0,68 0,64 0,66 0,71 0,67 0,69 0,75

16. 0,67 0,76 0,65 0,64 0,65 0,72 0,69 0,70 0,71

17. 0,65 0,67 0,67 0,63 0,65 0,69 0,70 0,71 0,65

18. 0,66 0,65 0,68 0,63 0,64 0,68 0,70 0,71 0,73

19. 0,66 0,70 0,68 0,61 0,69 0,67 0,70 0,70 0,75

20. 0,66 0,70 0,66 0,61 0,65 0,71 0,69 0,71 0,70

Rata-rata 0,662 0,672 0,673 0,672 0,674 0,681 0.694 0,70 0,72

X 0,670 0,677 0,708

Kolom A
0,64 – 0,70 0,64 – 0,71 0,67 – 0,74
(5%)

Kolom B
0,60 – 0,74 0,61 – 0,75 0,64 – 0,78
(10%)

Kesimpulan + + +

Keterangan :

Syarat : Pada 20 tablet jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua

tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-


100

ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A (5%) dan tidak

satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih

dari harga yang ditetapkan kolom B (10%).

(+) : Sesuai dengan standar keseragaman bobot tablet.

R.1 : Replikasi pertama

R.2 : Replikasi kedua

R.3 : Replikasi ketiga

2. Perhitungan keseragaman bobot tablet effervescent

1) Formula I

(0,662+0,672+ 0,673) gram


X = = 0,670 gram
3

5
Kolom A (5%) = 100 x 0,670 gram

= 0,034 gram

Batas bawah = 0,670 gram - 0,34 gram = 0,64 gram

Batas atas = 0,670 gram + 0,34 gram = 0,70 gram

Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom A adalah tablet yang

mempunyai bobot antara 0,64 gram – 0,70 gram


10
Kolom B (10%) = 100 x 0,670 gram

= 0,670 gram

Batas bawah = 0,670 gram – 0,670 gram = 0,60 gram

Batas atas = 0,670 gram + 0,670 gram = 0,74 gram

Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom B adalah tablet yang

mempunyai bobot antara 0,60 gram – 0,74 mg.


101

2) Formula II

(0,672+0,674+0,681) gram
X = = 0,677 gram
3

5
Kolom A (5%) = 100 x 0,677 gram

= 0,033 mg

Batas bawah = 0,677 gram - 0,033 gram = 0,64 gram

Batas atas = 0,677 gram + 0,033 mg = 0,71 gram

Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom A adalah tablet yang

mempunyai bobot antara 0,64 gram – 0,71 gram.


10
Kolom B (10%) = 100 x 0,677 gram

= 0,068 gram

Batas bawah = 0,677 gram – 0,068 gram = 0,61 gram

Batas atas = 0,677 gram + 0,068 gram = 0,75 gram

Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom B adalah tablet yang

mempunyai bobot antara 0,61 gram – 0,75 gram.

3) Formula III

(0,694+0,70+0,72) gram
X = = 0,708 gram
3

5
Kolom A (5%) = 100 x 0,708 mg

= 0,035 mg

Batas bawah = 0,708 gram - 0,035 gram = 0,67 gram

Batas atas = 0,708 mg + 0,035 gram = 0,784gram

Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom A adalah tablet yang

mempunyai bobot antara 0,67 gra, m- 0,78 gram.


102

10
Kolom B (10%) = 100 x 0,708 mg

= 0,070 mg

Batas bawah = 0,708 gram - 0,070 gram = 0,64 gram

Batas atas = 0,708 gram + 0,070 gram = 0,78 gram

Jadi bobot yang dapat memenuhi syarat pada kolom B adalah tablet yang

mempunyai bobot antara 0,64 gram - 0,78 gram.

Lampiran 12 Hasil Analisa Statistik Uji Keseragaman Bobot Tablet

Effervescent dengan Anova Satu Arah

Test of Homogeneity of Variances

Uji_Keseragaman_Bobot_Tablet

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,180 2 6 ,370
103

Lampiran 13 Tabel Hasil Uji Kekerasan Tablet Effervescent

Kekerasan tablet (kgf)

No Formula I Formula II Formula III Syarat

R.1 R.2 R.3 R.1 R.2 R.3 R.1 R.2 R.3

1. 4 4 5 5 4 4 5 5 5

2. 4 4 4 5 4 4 5 4 6

3. 5 4 4 5 5 4 5 6 6

4. 4 4 5 5 5 5 6 5 6

5. 4 4 4 5 4 5 6 6 6
4-8 kgf
6. 4 5 4 4 5 4 4 5 4
(Hadisoe-
7. 5 5 4 4 4 4 6 6 5
wignyo dan
8 4 5 5 4 5 5 4 4 6
Fudholi,
9. 4 4 5 5 4 5 6 4 5
2013 : 118)
10. 4 4 4 4 5 4 6 6 5

Rata-rata 4,2 4,3 4,4 4,6 4,5 4,4 5,3 5,1 5,4

X 4,3 4,5 5,3

Kesimpulan + + +

Keterangan :
Syarat : Syarat kekerasan tablet yaitu 4-8 kgf (Hadisoewignyo dan Fudholi,
2013 : 118).
+ : Sesuai dengan standar kekerasan tablet.
R.1 : Replikasi pertama
R.2 : Replikasi kedua
R.3 : Replikasi ketiga
104

Lampiran 14 Hasil Analisa Statistik Uji Kekerasan Tablet Effervescent

dengan Anova Satu Arah

Test of Homogeneity of Variances

Uji_Kekerasan_Tablet

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,516 2 6 ,621

Means Plots
105

Lampiran 15 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Kerapuhan Tablet

Effervescent

1. Tabel hasil uji kerapuhan tablet effervescent

Kerapuhan tablet (%) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III

1. 0,8% 0,8% 0,6%


< 0,8%
2. 0,8% 0,7% 0,5%
(Hadisoewignyo
3. 0,6% 0,7% 0,5%
dan Fudholi, 2013 :
Total 2,2% 2,2% 1,6%
118)
Rata-rata 0,73% 0,73% 0,53%

Kesimpualan + + +

Keterangan :

Syarat : Kerapuhan tablet dianggap cukup baik bila hasilnya kurang dari 0,8%

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013 : 118).

+ : Sesuai dengan standar kerapuhan tablet.

2. Perhitungan kerapuhan tablet effervescent

% Kerapuhan = x 100%
Keterangan : W1 : Berat 20 tablet sebelum diuji (gram)

W2 : Berat 20 tablet setelah diuji (gram)

1) Formula I
39,50−39,17
Replikasi 1 : % Kerapuhan = x 100%
39,50

= 0,8%
106

39,47−39,12
Replikasi 2 : % Kerapuhan = x 100%
39,47

= 0,8%
39,40−39,16
Replikasi 3 : % Kerapuhan = x 100%
39,40

= 0,6%

2) Formula II
39,52−39,17
Replikasi 1 : % Kerapuhan = x 100%
39,52

= 0,8%
39,46−39,15
Replikasi 2 : % Kerapuhan = x 100%
39,46

= 0,7%
39,41−39,10
Replikasi 3 : % Kerapuhan = x 100%
39,41

= 0,7%

3) Formula III
39,67−39,41
Replikasi 1 : % Kerapuhan = x 100%
39,67

= 0,6%
39,69−39,46
Replikasi 2 : % Kerapuhan = x 100%
39,69

= 0,5%
39,65−39,42
Replikasi 3 : % Kerapuhan = x 100%
39,65

= 0,5%
107

Lampiran 16 Hasil Analisa Statistik Uji Kerapuhan Tablet Effervescent

dengan Anova Satu Arah

Test of Homogeneity of Variances

Uji_Kerapuhan_Tablet

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,667 2 6 ,148

Lampiran 17. Tabel Hasil Uji Waktu Larut Tablet Effervescent

Waktu larut tablet (menit) Syarat


Replikasi
Formula I Formula II Formula III
1. 1,54 1,20 1,27
2. 1,60 1,22 1,30 1-2 menit
3. 1,58 1,26 1,28 (Lachman,
Total 4,72 3,68 3,85 2008)
Rata-rata 1,57 1,23 1,28
Kesimpualan + + +
Keterangan :

Syarat : Tablet effervescent yang baik akan terlarut dengan cepat dalam waktu

1 - 2 menit (Lachman, 2008).

+ : Sesuai dengan standar waktu larut tablet effervescent.


108

Lampiran 17 Hasil Analisa Statistik Uji Waktu Larut Tablet Effervescent

dengan Anova Satu Arah

Test of Homogeneity of Variances

Uji_Waktu_Larut_Tablet

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,855 2 6 ,471

Lampiran 18 Tabel dan Perhitungan Hasil Uji Respon Kesukaan Rasa Tablet

Effervescent

1. Tabel hasil uji respon kesukaan rasa tablet effervescent

Prosentase respon rasa (%)


Formula
Sangat suka Suka Tidak Suka Netral

I 10% 20% 50% 20%

II - 60% 30% 10%

III - 50% 40% 10%


109

2. Grafik hasil uji respon kesukaan rasa tablet effervescent

70%

60%

50%
Sangat Suka
40%
Suka
30% Tidak suka

20% Netral

10%

0%
Formula I Formula II Formula III

3. Perhitungan prosentase respon kesukaan rasa tablet effervescent

Jumlah seluruh responden : 10 orang

Jumlah kategori : 4 (sangat suka, suka, tidak suka, dan netral)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖


Prosentase respon rasa (%) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 x 100%

1) Formula I

- Jumlah pemilih kategori sangat suka = 1 responden


1
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 10%

- Jumlah pemilih kategori suka = 2 responden


2
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 20%

- Jumlah pemilih kategori tidak suka = 5 responden


5
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 50%

- Jumlah pemilih kategori netral = 2 responden


110

2
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 20%

2) Formula II

- Jumlah pemilih kategori sangat suka = Tidak ada

- Jumlah pemilih kategori suka = 6 responden


6
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 60%

- Jumlah pemilih kategori tidak suka = 3 responden


3
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 30%

- Jumlah pemilih kategori netral = 1 responden


1
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 10%

3) Formula III

- Jumlah pemilih kategori sangat suka = Tidak ada

- Jumlah pemilih kategori suka = 5 responden


5
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 50%

- Jumlah pemilih kategori tidak suka = 4 responden


4
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 40%

- Jumlah pemilih kategori netral = 1 responden


1
Prosentase respon rasa (%) = 10 x 100% = 10%
111

Lampiran 19 Dokumentasi Proses Pembuatan Tepung Cangkang Kerang

Simping

No Gambar Keterangan

1. Serbuk Kayu Manis

2. Serbuk Kopi

3. Penimbanggan Serbuk

Kayu Manis
112

4. Penimbangan serbuk kopi

5. Pembungkusan sampel ke

dalam kertas sarinng

sebelun di lakukan nya

sohxeletasi

6. Ekstraksi dengan etanol

70%
113

7. Pemisahan antara ekstrak

dengan pelarut

8. Pemisahan hasil maserasi

9. Granul kayu manis dan

kopi
114

Lampiran 20 Dokumentasi Proses Pembuatan Tablet Effervescent

No Gambar Keterangan

Bahan pembuatan tablet


1.
effervescent

2. Pencampuran bahan

3. Massa kepal

4. Pengayakan No. 16
115

5. Pengeringan

6. Pengayakan No. 18

7. Penambahan Mg stearate

Penghalusan asam sitrat dan


8.
asam tartrat
116

9. Granul effervescent

Pencetakan tablet
10.
Effervescent

11. Tablet effervescent


117

Lampiran 21 Dokumentasi Uji Sifat Fisik Granul Effervescent

No Gambar Keterangan

1.
Uji waktu alir granul

2.
Uji sudut diam granul

3.
Uji indeks pemampatan
118

Lampiran 23

Dokumentasi Uji Sifat Fisik Tablet Effervescent

No Gambar Keterangan

1. Uji keseragaman bobot

2. Uji kekerasan tablet

3. Uji kerapuhan tablet


119

Uji ketebalan tablet


4.

5. Uji waktu larut tablet

Anda mungkin juga menyukai