Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES PENANGANAN PASCA PANEN BAHAN PANGAN

Pemanfaatan Ekstrak Daun Teh Dari Perkebunan Kemuning


dalam Pembuatan Sabun Padat Transparan

Dosen Pembimbing : Nusyawal Nacing, S.TP., M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 8
Fauzan Gymnastiar (B. 1810645)
Fauzi (B. 1810310)
Putri Atikah Setiawan (B. 1810347)
Yusep Suhendar (B.1811029)

FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL


UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2019
ABSTRAK

Perkebunan kemuning di kabupaten karanganyar terkenal dengan perkebunan


teh yang subur dan berkualitas baik. Daun teh mengandung beberapa zat-zat antara
lain flavanoid, polifenol 30- 40%, kafein, minyak atsiri dan tanin. Polifenol daun
teh yang terkenal adalah katekin. Katekin memiliki khasiat sebagai antidiare,
antibakteri terutama terhadap bakteri Staphyloccocus aureus merupakan salah satu
bakteri gram positif yang menjadi penyebab infeksi pada kulit. Berdasarkan hal
tersebut maka ekstrak daun teh dapat dijadikan sebagai bahan tambahan alami
dalam pembuatan produk sabun transparan. Pada penelitian ini ekstrak daun teh
menjadi salah satu komponen di dalam pembuatan sabun transparan dengan
perlakuan penambahan ekstrak daun teh pada formula 1 (0%), formula 2 (1,5%),
formula 3 (3%) dan formula 4 (4,5%). Kemudian Sediaan sabun transparan diuji
organoleptis dan kualitas mutu meliputi kadar air dan zat menguap sabun, jumlah
asam lemak, kadar alkali bebas dan kadar fraksi tak tersabunkan dan aktivitas anti
bakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphyloccocus aureus. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui sabun padat transparan formula 4 dengan kandungan ekstrak
daun teh 4,5 % memiliki warna sabun padat yang paling gelap, kadar air dan zat
menguap, kadar alkali bebas, asam lemak, derajat keasaman (pH), kadar fraksi tak
tersabunkan dan stabilitas busa paling tinggi. Sabun padat formula 4 ini juga
memiliki daya hambat yang paling baik terhadap pertumbuhan dari bakteri
Staphyloccocus aureus.

Kata Kunci : Ekstrak Daun Teh, Sabun Padat Transparan, Staphyloccocus aureus.

PENANGANAN PASCA PANEN II


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak
Daun Teh Dari Perkebunan Kemuning dalam Pembuatan Sabun Padat
Transparan”.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini kami berharap dapat membantu mahasiswa/i untuk menambah
pengetahuan akan proses penanganan atau pemanfaatan bahan pangan menjadi
salah satu unsur kontinuitas dalam penunjang kebutuhan premier manusia.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor, 24 Desember 2019

Penyusun

PENANGANAN PASCA PANEN III


DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Tanaman Daun Teh ................................................................................... 3
B. Pemanfaan Ekstrak Daun Teh.................................................................. 3
C. Metode Penelitian Material ....................................................................... 5
D. Rancangan Penelitian ................................................................................ 5
E. Hasil Penelitian ........................................................................................... 8
a) Jumlah Asam Lemak ............................................................................. 8
b) Kadar Alkali Bebas ................................................................................ 9
c) Kadar Fraksi Tak Tersabunkan ........................................................... 9
d) Derajat Keasaman (pH) ......................................................................... 9
e) Stabilitas Busa....................................................................................... 10
f) Uji Aktivitas Antibakteri ..................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

PENANGANAN PASCA PANEN IV


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkebunan kemuning terletak di lereng gunung lawu bagian barat. Area lahan
yang ditanami tanaman teh mencakup kawasan sisi barat Gunung Lawu termasuk
wilayah Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso dan Kecamatan Jenawi di
Kabupaten Karanganyar dengan total area 1.051 Ha. Potensi sumber daya alam
perkebunan teh dan wisata ini terus dieksplorasi dan dikembangkan oleh
pemerintah daerah. Bagian tanaman teh yang digunakan sebagai obat adalah
daunnya. Daun teh mengandung beberapa zat-zat antara lain flavanoid, polifenol
30- 40%, kafein, minyak atsiri dan tanin. Polifenol daun teh yang terkenal adalah
katekin (Trubus vol. 10). Katekin memiliki khasiat sebagai antibakteri (Rossi,
2010). Selain itu juga berkhasiat sebagai antidiare (The Merck Index, 2006).
Produk Sabun yang terdapat dimasyarakat saat ini terdiri dari campuran bahan
sintetis yang berguna tidak hanya untuk sabun pembersih namun juga bermanfaat
lain untuk kesehatan seperti sebagai antiseptik, misalkan pada Sabun Dettol
mengandung Chloroxylenol 0.3% yang, pada Sabun Lifebouy kandungan thymol
dari herba timi yang bermanfaat sebagai antibakteri. Penelitian sebelumnya yang
pernah dilakukan oleh Hernani (2010) Pembuatan Sabun Transparan sebagai
antijamur dengan bahan aktif ekstrak lengkuas, Gusviputri (2013) Pembuatan
Sabun Dengan Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai antiseptik alami, Widyasanti
(2016), Pembuatan Sabun Padat Transparan Menggunakan Minyak Kelapa Sawit
(Palm oil) dengan Penambahan Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis),
Olii (2015) Formulasi Sabun Transparan Minyak Buah Merah sebagai Antioksidan,
Putri (2016) Pengaruh Penambahan ekstrak Daun Kelor terhadap kualitas sabun
transparan sebagai antioksidan, Sehingga mulai diminati penelitian-penelitian
membuat sabun padat dengan penambahan campuran bahan alam dan campuran
bahan alam yang tidak hanya memiliki manfaat sebagai aspetik bahkan memiliki
sebagai antioksidan, dan aromaterapi seperti pada penelitian Berdasarkan hal
tersebut maka ekstrak daun teh dapat dijadikan sebagai bahan tambahan alami

PENANGANAN PASCA PANEN 1


dalam pembuatan produk sabun transparan. Penambahan ekstrak daun teh sebagai
salah satu komponen di dalam pembuatan sabun transparan dapat mempengaruhi
kualitas produk sehingga perlu dilakukan pengkajian mengenai pengaruh
penambahan ekstrak daun teh terhadap mutu sabun transparan yang dihasilkan.
Sabun padat transparan yang dihasilkan juga diuji aktivitas antibakteri dengan
menghitung zona bening sabun transparan yang dihasilkan terhadap bakteri
Staphyloccocus aureus dengan menggunakan media pembenihan Nutrient Agar
(NA). Pengujian Antibakteri ini dilakukan untuk mengetahui manfaat sabun
transparan yang mengandung ekstrak daun teh sebagai sabun pembersih sekaligus
sebagai sabun antiseptik.

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini tentu saja terdapat pembahasan yang akan
diangkat sebagai bahan pengulasan materi. Oleh karena itu, dibutuhkan rumusan
masalah sebagai latar belakang tulisan yang disampaikan terhadapa batasan-batasan
penyelesaian yang diharapkan. Berikut beberapa rumusan masalah dari judul
makalah ini, diantaranya :
 Apakah bahan pangan Teh dapat dijadikan sebagai produk sabun transparan ?
 Bagaimana Proses Pemanfaatan Ekstrak Daun Teh yang dibuat menjadi produk
sabun transparan ?
 Apa yang menjadi pengaruh besar terhadap keberhasilannya pembuatan sabun
transparan tersebut ?
 Bagaimana tingkat kadar Katekin yang terkandung dalam sabun transaparan
tersebut ?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan disusunnya makalah ini tentu saja sebagai bahan ilmu pengetahuan
yang berkelanjutan terhadap terhadap mahasiswa dalam pengetahuan mengenai
Penanganan Pasca Panen yang mencakup pemanfaatan sebuah bahan pangan yang
dijadikan sebagai unsur kontinuitas dalam menunjang kebutuhan manusia.

PENANGANAN PASCA PANEN 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanaman Daun Teh


Tanaman (daun) teh (Camellia sinensis) adalah spesies tanaman yang daun
dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Teh adalah bahan minuman
yang secara universal dikonsumsi di banyak negara serta berbagai lapisan
masyarakat (Tuminah, 2004). Teh hijau memiliki nama ilmiah Camellia sinensis
dan telah dianggap memiliki anti-kanker, anti-obesitas, anti-aterosklerosis,
antidiabetes dan efek antimikroba (Ahmad et al, 2014). Teh yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki klasifikasi sebagai berikut :
 Kingdom : Plantae
 Subkingdom : Tracheobinta
 Super Divisi : Spermatophyta
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Sub Kelas : Dilleniidae
 Ordo : Theales
 Famili : Theaceae
 Genus : Camellia
 Spesies : Camellia sinensis (L) (Putra, 2015).

B. Pemanfaan Ekstrak Daun Teh


Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang ditunjukan oleh
angka pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, maka semakin meningkat pula
permintaan suatu barang untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu barang untuk
kebutuhan sehari-hari yang cukup penting adalah produk perawatan kulit berupa
sabun mandi. Meningkatnya permintaan akan sabun mandi dapat dilihat dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2004-2009 mengenai data produksi,
konsumsi, impor, dan ekspor sabun. Dari data tersebut dapat dilihat konsumsi sabun

PENANGANAN PASCA PANEN 3


pada tahun 2004 sebesar 55.832,930 ton yang terus meningkat sampai tahun 2009,
yaitu sebesar 101.631,090 ton (BPS, 2009).
Sabun merupakan campuran dari senyawa natrium dengan asam lemak yang
digunakan sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, busa, dengan atau
tanpa zat tambahan lain serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit (BSN, 1994).
Sabun dibuat dengan dua cara, yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi
minyak. Proses saponifikasi minyak akan diperoleh produk sampingan yaitu
gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh gliserol. Proses
saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses
netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Ophardt, 2003).
Sabun padat transparan merupakan salah satu inovasi sabun yang menjadikan
sabun lebih menarik. Sabun trannsparan mempunyai busa yang lebih halus
dibandingkan dengan sabun opaque sabun yang tidak transparan (Qisty, 2009).
Faktor yang dapat mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alkohol,
gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening, maka
hal yang paling penting adalah kualitas gula, alkohol, dan gliserin. Kandungan
gliserin baik untuk kulit karena berfungsi sebagai pelembab pada kulit dan
membentuk fasa gel pada sabun (Rahadiana dkk., 2014).
Dua komponen utama penyusun sabun adalah asam lemak dan alkali.
Pemilihan jenis asam lemak menentukan karakteristik sabun yang dihasilkan,
karena setiap jenis asam lemak akan memberikan sifat yang berbeda pada sabun
(Corredoira dan Pandolfi, 1996 dalam Widiyanti, 2009). Asam lemak merupakan
komponen utama penyusun lemak dan minyak, sehingga pemilihan jenis minyak
yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun merupakan hal yang
sangat penting. Untuk menghasilkan sabun dengan kualitas yang baik, maka harus
menggunakan bahan baku dengan kualitas yang baik pula. Bahan baku pembuatan
sabun yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak kelapa sawit (palm oil).
Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang mengandung asam palmitat
(C16H32O2) yang cukup tinggi, yaitu sebesar 44,3% (Depperin, 2007). Fungsi dari
asam palmitat ini dalam pembuatan sabun adalah untuk kekerasan sabun dan
menghasilkan busa yang stabil. Konsumen beranggapan bahwa sabun dengan busa

PENANGANAN PASCA PANEN 4


yang melimpah mempunyai kemampuan membersihkan kotoran dengan baik
(Izhar, 2009).
Penambahan bahan lain sebagai campuran dalam pembuatan sabun padat
transparan juga dapat memaksimalkan manfaat dari sabun padat yang digunakan.
Bahan campuran yang digunakan dalam proses pembutan sabun pada penelitian ini
adalah ekstrak teh putih. Teh putih merupakan salah satu jenis teh yang memiliki
banyak manfaat. Manfaat dari teh putih diantaranya sebagai antibakteri, antikanker,
antiobesitas, antioksidan, dan anti-aging (Preedy, 2013). Khasiat teh dalam
menyembuhkan berbagai macam penyakit terdapat pada kandungan senyawa kimia
yang disebut polifenol khususnya katekin. Kandungan antioksidan serta antibakteri
yang terdapat dalam teh diperoleh dengan cara ekstraksi. Ekstrak teh putih yang
dicampurkan dalam pembuatan sabun padat transparan dapat menjaga kesehatan
kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa yang merupakan kuman patogen yang sering menyebabkan infeksi kulit
pada manusia. Konsentrasi ekstrak teh putih yang akan dicampurkan dalam
pembuatan sabun padat transparan ini adalah sebesar 0,5%, 1,0%, dan 1,5%.

C. Metode Penelitian Material


Bahan yang digunakan untuk pembuatan ekstrak daun teh dan uji
mikrobiologi antara lain : Daun Teh (Camellia sinensis L.), Etanol 96%, Eosin
Methylen Blue Agar (EMBA), Media Mueller Hinton Agar (MHA), Nutrient Agar,
Bakteri Staphyloccocus aureus, Larutan Kristal violet, Larutan Lugol, Larutan
Fuchsin, Suspensi Mc. Farland dan Akuades.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sabun transparan antara lain
ekstrak daun teh, asam stearat, minyak kelapa, gliserin, natrium hidroksida,
sukrosa, etanol, NaCl, Coco DEA, air.

D. Rancangan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian yang menggunakan
metode eksperimental dilakukan dengan pembuatan ekstrak daun teh, pembuatan
sabun padat transparan dan uji mikrobiologi di Laboratorium Mikrobiologi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah

PENANGANAN PASCA PANEN 5


daun teh dari perkebunan Kemuning Tawang Mangu Kab. Karanganyar pada usia
yang sudah cukup panen.
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Penyiapan simplisia daun teh

2) Pembuatan ekstrak daun teh

3) Pembuatan sediaan sabun padat transparan

4) Pengujian Mutu Sabun Padat Transparan

5) Uji aktivitas antibakteri dengan menghitung zona bening sabun transparan


yang dihasilkan terhadap bakteri Staphyloccocus aureus dengan
menggunakan media pembenihan Nutrient Agar (NA).

Berikut adalah formula sabun padat transparan dan flow chart produksi dapat dilihat
pada Tabel 1.

Perlakuan
No. Bahan
A B C D
1. Minyak Kelapa Sawit 60 60 60 60
2. Ekstrak Daun Teh 0 1,5 3 4,5
3. Asam Stearat 21 21 21 21
4. NaCl 0,6 0,6 0,6 0,6
5. NaOH 30% 60,9 60,9 60,9 60,9
6. Etanol 96% 45 45 45 45
7. Gula Pasir 45 45 45 45
8. Akuades 25,2 23,7 22,2 20,7
9. Gliserin 39 39 39 39
10. Coco-DEA 3 3 3 3

Tabel I. Formula Pembuatan Sabun Padat Transparan

PENANGANAN PASCA PANEN 6


Berikut alur proses pembuatan Sabun Padat Transparan dengan memanfaatkan
ekstrak daun teh dapat dilihat pada Gambar 1.

Minyak
Kelapa Sawit

Mixing 1
Asam Stearat (21 gr)
(60 - 70℃)

Mixing 2
NaOH 30% (60.9 gr)
(60 - 70℃)

Stok sabun

 Ekstrak Teh
(0%, 1,5%, 3%, 4,5%)
 Gliserin (39 gr)
 Sugar + Akuades Mixing 3
Aquades : 25,2 gr - 22,2 gr (60 - 70℃)
23,7 gr - 20,7 gr
 Coco - DEA (3 gr)
 NaCl (0,6 gr)
Mixing 4
(50℃) Pencetakan

Cutting

Uji Analisis :
Sabun
1. Organoleptik
PadatTransparan
2. Uji Antibacteria

Gambar 1. Alur Proses Pembuatan Sabun Padat Transparan

PENANGANAN PASCA PANEN 7


E. Hasil Penelitian
Bentuk sabun padat pada gambar 1 menunjukkan sabun padat dengan warna
yang menarik, aroma wangi khas dari daun teh dan memiliki tekstur yang lembut.
Warna dari ekstrak daun teh sangat mempengaruhi kepada penampilan dan
transparansi sabun padat yang dihasilkan. Formula 4 yang memiliki kandungan
ekstrak daun teh paling besar memiliki warna sabun padat yang paling gelap.

Gambar 2. Sabun Padat Transparan


(A) Formula dengan tanpa ekstrak daun teh (B) Formula dengan ekstrak daun teh 1,5 %
(C) Formula dengan ekstrak daun teh 3 % (D) Formula dengan ekstrak daun teh 4,5 %

Pengujian mutu sabun padat transparan pada tabel II menunjukkan formula 4


dengan ekstrak daun teh tertinggi (4,5%). Memiliki persentase kadar air dan zat
menguap paling tinggi sebesar 37,5 %. Spitz (1996) menyatakan bahwa kuantitas
air yang terlalu banyak terkandung dalam suatu sabun akan membuat sabun tersebut
mudah menyusut dan tidak nyaman saat akan digunakan.
a) Jumlah Asam Lemak
Asam lemak yang terkandung dalam sabun padat transparan yang dihasilkan
berasal dari asam stearat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun
padat transparan pada penelitian ini. Jumlah asam lemak tertinggi dimiliki formula
4 yaitu sebesar 88,2. Penambahan ekstrak daun teh dapat mempengaruhi jumlah
asam lemak yang terkandung dalam sabun transparan. Hal ini diduga karena ekstrak
daun teh mengandung senyawa aktif nonpolar s salah satunya adalah steroid.
Steroid ini merupakan senyawa organik lemak sterol yang tidak dapat terhidrolisis.
Sehingga, semakin ditambahkan ke dalam proses pembuatan sabun pada

PENANGANAN PASCA PANEN 8


transparan, maka semakin tinggi pula jumlah asam lemak yang terkandung dalam
sabun padat transparan yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Badan Standarisasi
Indonesia (1994) yang menyebutkan bahwa sabun yang dapat dipasarkan di
masyarakat yang aman adalah sabun dengan nilai asam lemak yang tinggi lebih dari
70 %.

b) Kadar Alkali Bebas


Kadar Alkali bebas tidak berbeda signifikan, formula 4 menunjukkan kadar
alkali paling tinggi yaitu sebesar 0,07. Kelebihan alkali dapat disebabkan karena
penambahan alkali yang berlebih pada proses pembuatan sabun. Alkali bebas yang
melebihi dari standar dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Kelebihan alkali bebas
ini diduga pula karena ekstrak daun teh mengandung senyawa alkalinitas.

c) Kadar Fraksi Tak Tersabunkan


Kadar fraksi tak tersabunkan merupakan jumlah komponen yang tidak
tersabunkan karena tidak bereaksi dengan senyawa alkali (natrium), namun dapat
larut dalam minyak pada saat pembuatan sabun. Persentase kadar fraksi tak
tersabunkan tertinggi terdapat pada formula 4 yaitu 0,95. Kadar fraksi tak
tersabunkan berkaitan dengan zat-zat yang sering terdapat dalam minyak atau
lemak yang tidak dapat tersabunkan oleh hidrokarbon-hidrokarbon alkali dan tidak
dapat larut dalam air. Zat-zat tersebut biasanya berupa
berupa klorofil yang dapat mempengaruhi kadar fraksi tak tersabunkan yang
terdapat dalam sabun padat transparan yang dihasilkan.

d) Derajat Keasaman (pH)


Formula 4 memiliki Derajat Keasaman (pH) yang paling tinggi yaitu 10,3.
Derajat keasaman (pH) semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
ekstrak daun teh. Penambahan ekstrak daun teh dapat
mempengaruhi nilai derajat keasaman (pH) yang dihasilkan. Hal ini karena ekstrak
daun teh mengandung senyawa alkaloid yang bersifat basa, sehingga dapat
meningkatkan derajat keasaman (pH) pada sabun padat transparan yang dihasilkan.

PENANGANAN PASCA PANEN 9


e) Stabilitas Busa
Bahan Surfaktan yang berfungsi untuk meningkatkan stabilitas busa dalam
pembuatan sabun padat transparan pada penelitian ini adalah coco-DEA. Persentase
stabilitas busa pada formula 4 paling tinggi sebesar 50 %. Penambahan ekstrak daun
teh dapat mempengaruhi stabilitas busa yang dihasilkan oleh sabun transparan.
Kandungan saponin pada ekstrak daun teh dapat menghasilkan busa, sehingga
dengan penambahan ekstrak daun teh dapat meningkatkan stabilitas busa sabun
padat transparan. Robinson (1995) menyatakan bahwa saponin tertentu dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid. Selain itu, saponin
juga berfungsi sebagai antimikroba.

Berikut Hasil Pengujian Mutu Sabun Padat Transparan yang dapat dilihat pada
Table 2.
Hasil Pengujian (%)
No. F1 F2 F3 F4 Keterangan
1. Kadar Air dan 27,5 25 22,5 37,5 Syarat kadar air menurut
Zat Menguap SNI 06-3532-1994
kurang dari 15%
2. Jumlah Asam 57,8 68 71 88,2 Syarat Jumlah Asam
Lemak Lemak menurut SNI 06-
3532-1994 untuk sabun
transparan >70%
3. Kadar Alkali 0,05 0,06 0,06 0,07 Menurut SNI 06-3532-
bebas yang 1994 Kadar Alkali
dihitung Bebas untuk sabun
sebagai kadar mandi maksimal adalah
NaOH 0,1%
4. Kadar Fraksi 0,48 0,72 0,71 0,95 Menurut SNI 06-3532-
Tak 1994 Kadar Fraksi tak
tersabunkan tersabunkan untuk sabun
mandi maksimal adalah
2,5%
5. Kadar Minyak Negatif Negatif Negatif Negatif Menurut SNI 06-3532-
Mineral 1994 Kadar Fraksi tak
tersabunkan untuk sabun
mandi adalah negatif
6. pH 9,2 9,9 10,1 10,3 Menurut SNI 06-3532-
1994 pH yang normal
pada sabun mandi adalah
9-11
7. Bahan tak 0,15 0,085 0,19 0,15 Menurut SASO 2008
Larut dalam Kadar maksimal bahan
Alkohol tak larut dalam alcohol

PENANGANAN PASCA PANEN 10


untuk sabun adalah
maksimal 2 %.
8. Stabilitas 0,01 0,09 0,05 0,025
Emulsi
9. Stabilitas Busa 40 50 50 50

Tabel I. Hasil Pengujian Mutu Sabun Padat Transparan

f) Uji Aktivitas Antibakteri


Bakteri yang digunakan untuk uji sabun padat transparan yang mengandung
ekstrak daun teh ini adalah bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus Aureus yang
dapat menyerang kulit. Hasil analisis pengujian zona bening sabun padat transparan
dengan penambahan ekstrak daun teh terhadap bakteri Staphylococcus Aureus
dapat dilihat pada Gambar 3.

g)
h)
i)
j)
k)
l)

Gambar 3. Penampakan hasil Uji Aktivitas Antibakteri


(A) Formula dengan ekstrak daun the 4,5 % : 21 mm
(B) Formula dengan ekstrak daun teh 3% : 20 mm
(C) Formula dengan ekstrak daun the 1,5 % : 16 mm
(D) Formula dengan tanpa ekstrak daun teh : 12 mm

PENANGANAN PASCA PANEN 11


Sampel sabun padat dengan kandungan ekstrak daun teh ekstrak daun teh paling
tinggi memberikan zona hambat paling tinggi sebesar 21 mm terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kemampuan daya hambat ini diduga
karena pengaruh kandungan flavanoid dan katekin dari ekstrak daun teh. Menurut
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian (2011)
kandungan total katekin pada daun teh adalah berkisar 13,5 – 31%. Katekin
ditemukan terutama di bagian kloroplas dan sel-sel mesofil serta di dinding
pembuluh (Liu, Gao, Xia, & Zhao, 2009).

PENANGANAN PASCA PANEN 12


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Ekstrak daun teh (Camellia sinensis L.) dari perkebunan kemuning
karanganyar dapat diaplikasikan ke dalam sediaan sabun transparan yang
memiliki penampilan yang menarik, tekstur yang lembut dan aroma yang khas.
 Formula 4 dengan kandungan ekstrak daun teh (Camellia sinensis L.) paling
tinggi memberikan kadar air dan zat menguap, kadar alkali bebas, asam lemak,
derajat keasaman (pH), kadar fraksi tak tersabunkan paling tinggi dan stabilitas
busa yang paling tinggi.
 Sediaan sabun transparan formula 4 yang memiliki kandungan ekstrak daun teh
(Camellia sinensis L.) paling tinggi memberikan Zona hambat paling tinggi
sebesar 21 mm terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

B. Saran
Dari hasil penyusunan makalah ini di ketahui bahwa pertumbuhan bakteri
Staphylococcus Aureus mengalami daya hambat yang tinggi yang berasal dari
ekstrak daun teh karena besarnya pengaruh kandungan flavonoid dan katekin. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian lain dengan menggunakan bagian lain dari
tanaman teh, misalkan bagian pucuk daun. Bagian pucuk memiliki kadar katekin
yang paling tinggi, ini dikarenakan sel-sel pada pucuk masih aktif membelah
sehingga metabolit sekunder yang dihasilkan lebih tinggi.

PENANGANAN PASCA PANEN 13


DAFTAR PUSTAKA

Rully, C. 2015. Teh Hijau. Tersedia pada


(http://eprints.umm.ac.id/42979/3/jiptummpp-gdl-rullyclaud-51076-3-
babii.pdf). [Akses 24 Desember 2019].
Setiawan, I. Saryanti, D. Astian. 2019. Pemanfaatan Ekstrak Daun Teh (Camellia
sinensis L) Dari Perkebunan Kemuning Kab. Karang Anyar dalam
Pembuatan Sabun Padat Transparan dan Uji Aktivitas Antibakteri pada
Staphyloccocus aureus. Tersedia pada
(https://jurnalfarmasi.or.id/index.php/jrki/article/view/7). [Akses 24
Desember 2019].
Widyasanti, A. Farddani, C. L. Rohdiana, D. 2016. PEMBUATAN SABUN
PADAT TRANSPARAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA
SAWIT (Palm oil) DENGAN PENAMBAHAN BAHAN AKTIF
EKSTRAK TEH PUTIH (Camellia sinensis). Tersedia pada
(https://media.neliti.com/media/publications/134405-ID-none.pdf). [Akses
24 Desember 2019].

PENANGANAN PASCA PANEN 14

Anda mungkin juga menyukai