OLEH
DINA BAINI IRDINA
NIM 15.030
Diajukan kepada
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program D-III
bidang Farmasi
OLEH
DINA BAINI IRDINA
NIM 15.030
JULI 2018
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan dan cinta kasih sayang-Mu
telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, atas karunia serta
kemudahan yang engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kehadirat Rasulullahn
Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi
Ibunda dan Ayahanda Tercinta. Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa
terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan ayah
yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih sayang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang
bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk
membuat ibu dan ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang
lebih. Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendo’a kanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,
Terimakasih ibu,…. Terimakasih Ayah….
Untuk adik-adikku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian,
walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa
tergantikan, terimakasih atas bantuan dan do’a kalian selama ini, hanya karya kecil ini
yang dapat aku persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku
akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua…
Sebagai tanda cinta kasihku, saya persembahakan karya kecil ini buatmu,
terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikanku
semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas Akhir ini, semoga kamu pilihan
yang terbaik buatku dan masa depanku. Terimakasih”F_U”,,,,,,. Untuk dosen
pembimbing saya yang paling baik hati pak bilal terimkasih banyak saya sudah dibantu
selama ini, sudah dinasehati diajari saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari
bapak dan seluruh dosen Putra Indonesia Malang terimakasih banyak untu semua ilmu,
didikan yang telah kalian berikan pada saya dan untuk teman-teman dan sahabat Akfar
D angkatan 2015 terimakasih atas bantuan, do’a nasehat hiburann, ejekanmu dan
semangat yang kalian berikan selama ini. Thankyou All.
ABSTRAK
Irdina, Dina Baini. 2018. Pengaruh Waktu Terhadap Profil Fitokimia Minuman Teh
Yang Menggunakan Pemanis Daun Stevia Yang Diuji Dengan Kromatografi
Lapis Tipis. Karya Tulis Ilmiah Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang.
Pembimbing: Bilal Subchan. Agus Santoso.
Kata kunci : Daun teh, daun stevia, skrining fitokimia dan Kromatografi Lapis Tipis.
Teh dan stevia adalah tumbuhan liar yang dapat dimanfaatkam sebagai obat untuk
meyembuhkan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam daun teh yang
menggunakan pemanis stevia dengan waktu penyeduhan 5,10,30 menit. Teh yang
ditambah pemanis stevia dengan lama penyeduhan 5,10,30 menit diuji kandungan
metabolit sekundernya dengan menggunakan skrining fitokimia dan Kromatografi Lapis
Tipis. Senyawa yang diuji yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Berdasarkan
hasil uji skrining fitokimia teh dengan lama penyeduhan 5,10,30 menit mengandung
flavonoid, saponin dan tanin, dan hasil uji pada stevia dan teh yang ditambah pemanis
stevia dengan lama penyeduhan 5,10,30 menit mengandung alkaloid,flavonoid, saponin
dan tanin. Dan hasil pada KLT pada teh dengan suhu 90°C pada waktu seduh selama
5,10,30 menit menunjukkan bahwa minuman teh, mengandung senyawa flavonoid,
saponin, tanin dan minuman teh yang ditambah pemanis stevia mengandung, saponin
dan senyawa tanin.
ABSTRACT
Irdina, Dina Baini. 2018. Time effect on phytochemical profile of tea beverage used
stevia leaf which is tested by thin layer chromatography. Scientific papers. Putra
Indonesia Pharmacy Academy Malang.Supervisor : Bilal Subchan Agus
Santoso.
Keywords : tea leaf, stevia leaf, phytochemical screening and thin
LayerChromatography.
Tea and stevia are wild plants that can be used as a medicine to cure illness and health
care. The purpose of this study was to determine the secondary metabolites found in tea
leaves using stevia sweetener with a time of 5.10.30 minutes. Tea added with stevia
sweetener with a duration of 5.10.30 minutes was tested for its secondary metabolite
content using phytochemical screening and Thin Layer Chromatography. The tested
compounds are alkaloids, flavonoids, saponins and tannins. Based on the results of tea
phytochemical screening test with 5,10,30 minutes of brewing time containing
flavonoids, saponins and tannins, and the results of the test on stevia and tea added with
stevia sweetener with a duration of 5,10,30 minutes containing alkaloids, flavonoids,
saponins and tannins . And the results on TLC on tea at 90 ° C at 5.10.30 minutes for
brewing showed that tea drinks, containing flavonoid compounds, saponins, tannins and
tea drinks plus stevia sweeteners contained saponins and tannin compounds.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
”Pengaruh waktu terhadap profil fitokimia minuman teh yang menggunakan pemanis
daun stevia yang diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis” tepat pada waktunya.
Adapun Tujuan dari penulis karya tulis ilmiah ini adalah sebagai persyaratan
untuk menyelesaikan program D-III di Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang.
Sehubung dengan terselesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, saya
mengucapkan terimakasih kepada pihal-pihak, yaitu sebagai berikut:
1. Ernanin Dyah Wijayanti, S.Si.,MP. selaku Direktur Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang
2. Dr. Bilal Subchan. A.S, M.Farm.,Apt.selaku dosen pembimbing
3. Anggraeni In Oktavia, S.P.,M.Ling. selaku dosen penguji I
4. Ernanin Dyah Wijayanti, S.Si.,MP. selaku dosen penguji II
5. Bapak dan ibu Dosen Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang serta staf
yang turut membantu dan mendukung selama penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini
6. Kedua orang tua dan adik-adikku yang telah membantu banyak hal yang
selalu memberi do’a serta memotivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini
7. Sahabat terdekat ku, dan Teman- teman yang telah memberikan dukungan
serta motivasi dan Arahan kepada penulis.
Harapan saya dengan adanya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi semua pihak.Penulis menyadari sepenuhnya Karya Tulis Ilmiah ini
masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diharapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.Aminnn.
Malang, Juli 2018
Penulis
Daftar Isi
DAFTAR TABEL
tabel 4.1. Hasil skrining fitokimia minuman teh, stevia dan minuman teh yang ditambah
pemanis stevia dengan suhu 90°C yang diekstraksi selama 5 menit……...41
YTabel 4.2Hasil skrining fitokimiaminuman teh, stevia dan minuman teh yang
ditambah pemanis stevia dengan suhu 90°Cyang diekstraksi selama 10 menit…….43
Tabel 4.3Hasil skrining fitokimiaminuman teh, stevia dan minuman teh yang ditambah
pemanis stevia dengan suhu 90°C yang diekstraksi selama 30 menit........43
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
bioaktif yang berkaitan dengan kandungan kimia dalam tumbuhan, sehingga tumbuhan
dapat digunakan sebagai bahan obat untuk berbagai macam penyakit. Salah satu
tumbuhan liar yang sering ditemukan di sekitar masyarakat yaitu daun teh dan stevia,
pada teh dan stevia dengan menggunakan metode secara skrining fitokimia. Dan untuk
Lapis Tipis yang bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder
Teh adalah minuman yang mengandung kafeina, yang dibuat dengan cara
menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman
Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4
kelompok: teh hitam, teh olong, teh hijau, dan teh putih. Istilah "teh" juga digunakan
untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang
diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak
mengandung daun teh disebut teh herbal (Ludiana & Handani, 2012)
Suhu penyeduhan Teh yang telah diseduh dengan suhu dan waktu perlakuan
yang di tambah stevia yaitu membantu mencegah diabetes, menurunkan berat badan
(diet), tidak menyebabkan ganguan pada gigi, mencegah hipertensi, anti kanker (Tahir
et al., 2017)
Bahan pemanis adalah salah satu bahan pangan yang keperluannya selalu
meningkat setiap tahun. Sampai saat ini indonesia masih harus mengimpor bahan
pemanis, terutama gula tebu untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Sehingga
perlu dikembangkan alternatif tanaman lain yang dapat digunakan untuk mencapai
kebutuhan terhadap pemanis tersebut salah satunya yaitu daun stevia(Hariyadi and
Purnomo, 2012).
Daun stevia merupakan salah satu bahan pemanis alami yang rendah kalori,
tingkat kemanisan daun kering stevia 2,5 kali dari sukrosa ( gula tebu ). Sejak tahun
2008, FDA (food and drug administration) mengizinkan ekstrak daun stevia digunakan
sebagai bahan tambahan pangan dan menggolongkan ekstrak daun stevia dalam kategori
GRAS (Generally Recognize As Safe) dengan batas konsumsi ADI (Acceptable Daily
Intake) menurut WHO sebanyak 4 mg/kgBB/hari. Zat pemanis dalam stevia yaitu
steviosida dan rebaudiosida tidak dapat difermentasikan oleh bakteri di dalam mulut
menjadi asam. Asam ini apabila menempel pada email gigi dapat menyebabkan gigi
berlubang. Oleh karena itu, stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi(Laila, 2014).
Senyawa fitokimia adalah zat atau senyawa kimia bioaktif hasil metabolisme
sekunder dari tiap tanaman yang berfungsi sebagai sistem pertahanan tanaman dari
metabolit sekunder yang ada pada minuman teh yang ditambah dengan pemanis stevia
skrining fitokimia minuman teh, minuman stevia dan minuman teh yang menggunakan
Keterbatasan penelitian ini tidak ditentukan umur dan waktu panen daun teh dan
stevia.
tumbuhan, krna pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia
dilakukan pada selembar kaca, plastik, atau aluminium foil yang dilapisi dengan
lapisan tipis bahan adsorben, biasanya silika gel, aluminium oksida, atau
selulosa.
c. Teh yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau, yaitu teh yang dibuat
dengan cara menginaktifasi enzim oksidase/fenolase yang ada dalam daun teh
hijau disebut juga sebagai teh non fermentasi. Teh hijau memiliki kadar kafein
yang sangat rendah, mewariskan rasa yang berbeda dan sehat dari tempat teh itu
tumbuh.
berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode
ekstraksi
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
bulat.Daun teh berbentuk jorong dengan tepi bergerigi.Helaian daunnya berwarna hijau
serta mengkilap.Bunga teh berwarna putih yang berada di ketiak daun dengan aroma
harum.Buahnya berbentuk bulat. Pada saat masih muda buah berwarna hijau lalu
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Aseteranae
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Camellia L
dapat tumbuh pada ketinggian 200 – 2.300 meter daerah permukaan laut (dpl). Ada dua
kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu var.assamica yang berasal dari assam dan
var. Sinensis yang berasal dari cina. Varietas assamica daunnya agak besar dengan
ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak
tumpul. Bila tidak dipangkas, pohon teh akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 – 10
meter, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tanaman teh tegak, berkayu,
bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambat halus. Daun teh berupa daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku sperti kulit tipis, bentuknya
elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan
menyirip, panjang 6 – 8 cm, lebar 2 – 6 cm, warnanya hijau dan permukaan mengilap.
Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin
dua, garis tengah 3 – 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning
dan harum.Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda
hijau setelah tua cokelat kehitaman.Biji keras, 1 -3 pucuk dan daun muda yang
digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, stek, sambungan
2.1.2 Jenis-Jenis
1. Teh putih (white tea) yang selalu dianggap “tea of royals” (teh kerajaan), adalah
tehyang paing rentan dan paling sedikit diproses, diberi nama teh putih karena ada
hao serabut putih yang terdapat dipucuk daun, yang terkenal memiliki rasa ringan
dan manis alami. Teh putih dibuat dari daun muda yang tidak mengalami proses
oksidasi. Teh tesebut memproses sedikit kafein dari pada semua jenis teh yang ada
dan teh ini dihargai karena karakter kesejukan dan kesegarannya, memberikan
banyak elemen antioksidan dan penguat jatung, serta menjadi makin terkenal sejak
2. Teh hijau, yaitu teh yang dibuat dengan cara menginaktifasi enzim
oksidase/fenolase yang ada dalam daun teh segar,dengan cara pemanasan atau
penguapan menggunakan uap panas. Teh hijau disebut juga sebagai teh non
fermentasi. Teh hijau memiliki kadar kafein yang sangat rendah, mewariskan rasa
3. Teh oolong, disebut juga teh sampanye, adalah daun teh yang mengalami proses
semi-oksidasi sehingga mengandung semua zat gizi dan factor penyembuhan alami
dalam teh hijau yang takterfermentasi, tetapi tanpa rasa yang kasar dan mirip
rumput. Jika diumpamakan, teh oolong berada diantara teh hijau dan teh hitam,
tanpa rasa dan aroma kompleks. Daun teh mengalami proses fermentasi yag sagat
singkat sehingga mengurangi rasa tajam dari teh mentah dan menghasilkan aroma
dan rasa yang lembut, yang membedakan teh ini dengan yang lainnya.
4. Dari keempat jenis teh yag ada, teh hitam adalah yang paing lama dioksidasi dan
terkenal karena warna merahnya yang cantik, serta rasa manis yag ringan.proses ini
menghasilkan rasa yang kuat, dalam, dan kaya. Teh hitam mengandung paling
banyak kafein, tetapi tetap hanya separuh dari secangkir kopi. Sekitar 75% teh yang
2.1.3 Komposisi
Komposisi kimia teh terdiri dari kafein, tanin, protein, gula dan minyak atsiri
beberapa zat kimia yang dapat digolongkan menjadi empat golongan. Keempat
golongan tersebut adalah substansi fenol (katekin, flavanol), bukan fenol (karbohidrat,
pektin, alkaloid, protein, asam amino, klorofil dan asam organik), senyawa aromatis dan
pengolahannya, yaitu teh hijau (tidak mengalami fermentasi), teh olong (semi
fermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh). Teh hijau dibuat dengan cara
menginaktivasi enzim oksidase atau fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar
dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, sehingga oksidasi
enzimatis terhadap kandungan katekin teh. Sementara teh olong dihasilkan melaui
proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses rolling, penggulungan daun,
termasuk didalamnya flavonoid. Subkelas flavonoid yang banyak terdapat dalam teh
adalah flaanols dan flavonols senyawa polifenol akan mengalami perubahan kimia
menjadi beberapa senyawa turunan asam-asam galat dan katekin. Turunan asam galat
yang terpenting adalah senyawa tanin. Senyawa ini sangat berperan penting di dalam
penentuan mutu teh hitam dan teh hijau, karena hasil oksidasi tanin akan membentuk
polifenol akan berubah menjadi senyawa yang menghasilkan warna, rasa, dan aroma
yag dikehendaki. Hasil utama oksidasi polifenol akan memberikan warna yag khas pada
seduhan teh. Polifenol akan teroksidasi menjadi teaflavin dan tearubigin, mempengaruhi
karakteristik seduhan teh meliputi warna, rasa dan aroma. Teaflavin berpengaruh pada
kejernihan dan memebrikan warna kuning cerah pada seduhan teh, sedangkan
mutu minuma teh. Dalam bentuk aslinya tanin terlibat proses pencoklatan pada tanaman
dan memberikan rasa sepat pada minuman teh. Tanin berwarna kehijauan hingga tidak
berwarna.Daya larut tanin dalam air sangat baik, dan tain tahan terhadap pemanasan.
Semain tinggi kadar tanin maka rasanya semakin sepat atau pahit, dan semakin rendah
kadar tanin maka penampakn produk akan menjadi kurang menarik(Zulaekah and
Widiyaningsih, 2005).
lonjong, ditumbuhi oleh bulu-bulu yang halus.Demikian pula tepi daunnya yang
bergerigi tampak halus. Bentuk daun stevia lonjong, langsing dan duduk berhadapan
Stevia adalah tanaman dari family compositae yang berasal dari paraguay. Daun
mencapai 300 kali dari sukrosa yang terkandung dalam tanaman tebu. Tanaman stevia
merupakan tanaman semak yang tumbuh tegak hingga 65 cm (Ulfa, 2017). Daun
berbentuk lonjong langsing sampai oval , bergerigi halus, terletak berhadapan, panjang
Domain : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Tribe : Eupatorieae
Genus : Stevia
Species : S. rebaudiana
Batang tanaman stevia berbentuk bulat lonjong dan berbulu halus, memiliki
bayak percabagan. Bunga stevia merupakan bunga sempurna, bentuk terompet, dengan
mahkota berbentuk tabung, tangkai benag sari dan tangkai putik pendek, kepala sari
kuning, putik berbentuk silindris, purtih kotak, bentuk jarum. Bunga stevia kecil (7-
15mm), berwarna putih (Hariyanto, 1986). Perakaran tanamn stevia merupakan akar
serabut yang terbag menjadi dua bagian, yaitu perakaran halus dan perakaran
tebal.Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga tahan terhadap
pemagkasan.
Stevia dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didaerah yang mempunyai
ketinggian antara 500-1000 meter daerah permukaan laut (dpl), suhu udara antara 140c-
270c, curah hujan antara 1600-1850 mm/tahun. tanaman ini menghendaki tempat yang
terbuka atau cukup mendapat sinar matahari,dengan panjang penyinaran lebih dari dua
Rasa manis pada tanaman stevia disebabkan karena dua komponen yaitu
stevioside (3 – 10% berat kering daun) dan rebaudioside (1 – 3%) yang dapat dinaikkan
pemanis buatan lainnya, yaitu stabil pada suhu tinggi (1000C), range pH 3 – 9, dan
Tanaman stevia dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif, namun yang
paing terbukti efisien adalah perbayakan secara vegetatif. Perbanyakan stevia secara
generatif dengan biji sulit dilakukan karena daya berkecambahnya yang sangat rendah
(Agung Rahmadi, 2013). Perbanyakan tanaman stevia secara vegetatif dapat dilakukan
Glikosida bila dikristalkan akan terbentuk serbuk putih yang tidak berbau.
mengandung senyawa gula (glycone) dan bukan gula (aglycone). Glycone terdiri dari
dua unsur pokok yaitu rhamnosa, fruktosa, glukosa, xylosa, arabinosa.Sedangkan yang
lainnya terdiri dari senyawa kimia yaitu sterol, tanin, dan karotenoid.Selain itu juga
dan rebaudiosida A (2-4%) sebagai sumber pemanis disamping sumber pemanis lain
yang jumlahnya sedikit seperti rebaudiosida C-E (1-2%) dan dulkosida A dan C (0,4-
0,7%), serta glukosida kecil, termasuk flavonoid glikosida, kumarin, asam sinamat dan
beberapa minyak penting. Tingkat kemanisan gula stevia antara 200-300 kali sukrosa.
Sumber pemanisnya sekitar 14% dari daun kering dan beberapa senyawa pemanisnya
serupa pada struktur aglikon steviol terhubung di C-13 dan C-19 sampai mono, di atau
trisakarida yang terdiri residu glukosa dan atau rhamnosa. Sementara itu, beberapa
pemanis sintetis yang telah dikenal dan banyak digunakan adalah sakarin, siklamat,
digunakan, ternyata hanya mempunyai tingkat kemanisan antara 30-80 kali dari tingkat
digunakano, tingkat kemanisan antara 100-200 kali kemanisan sukrosa. Dengan kata
lain, perbandingan tingkat kemanisan gula stevia lebih unggul apabila dibandingkan
dengan siklamat atau asapartam yang selama ini banyak dipakai sebagai pemanis
dibandingkan salah satu pemanis buatan (Aspartam) dapat dilihat pada tabel 2.1
dibawah ini.
fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang
dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam
skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Kristianti dkk,2008)
Fisik tanaman sebagian besar terdiri atas air.kandungan air mencapai lebih dari
90% pada daun, bunga, buah (buah yang berair banyak), dan bagian tanaman yag berada
tanaman (selulosa, kitin, lignin, dan pektin), sebagai cadangan makanan (amylum,
protein, lipoprotein) atau untuk memenuhi fungsi metabolisme penting lainnya (protein
dan enzim), senyawa kimia dari tanaman yang berbeda-beda dapat di saring dengan
pelarut umum (air, etanol, eter, benzene, eter minyak bumi) : berupa senyawa kimia
tanaman dengan molekul kecil. diantaranya senyawa kimia yang banyak dijumpai
dalam semua tanaman: dan kelompok senyawa kimia yang khas untuk tanaman tertentu.
Senyawa kimia bermolekul kecil dari kelompok yang disebut terakhir dengan
sekunder(Azka, 2010).
Banyak senyawa kimia tanaman yang telah diisolasi dan dipublikasikan sebelum
diketahui strukturnya. Sering kali waktu yang diperlukan sangat lama untuk
tanaman berdasarkan sifat khas yang di milikinya (antara lain: warna, rasa, bau, pH,
dipakai(Hanifah, 2014).
1. Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa yang tersebar luas hampir pada semua
jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang
biasanya bersifat basa dan membentuk cincin hetersiklik (Akbar, 2013). Alkaloid dapat
ditemukan pada biji, daun, ranting dan kulit kayu dari tumbuh-tumbuhan.Kadar alkaloid
dari tumbuhan dapat mencapai 10-15%. Alkaloid kebanyakan bersifat racun, tetapi ada
pula yang sangat berguna dalam pengobatan.Alkaloid merupakan senyawa tanpa warna,
sering kali bersifat optik aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang
Sifat-sifat Alkaloid
b. Berupa padatan kristal yang halus dengan titik lebur tertentu yang bereaksi
d. Dalam tumbuhan alkaloid berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida
f. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalamkloroform,
eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
g. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air, contohnya Strychnine
h. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas, garam
hijau, kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi
dan O-glikosida, flavanon C- dan O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida, dan
O-glikosida. Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga sering
ditemukan dalam bentuk aglikonnya Menurut Markham (1988), flovonoid tersusun dari
dua cincin aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga dengan
susunan C6-C3-C6, Karakteristik flavonoid dapat didasarkan atas reaksi warna dan
kelarutannya. Jika tidak ada pigmen yang mengganggu, flavonoid dapat dideteksi
golongan.Flavonoid berupa senyawa yang larut dalam air, dapat diekstraksi dengan
etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air, setelah ekstrak ini di kocok dengan
eter/minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol karena itu warnanya berubah bila
ditambah basa atau amonia, jadi mereka mudah dideteksipada kromatogram atau dalam
larutan(Harborne,1987).
3. Saponin
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang menimbulkan busa jika dikocok
dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah
merah.Dalam larutan yang sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan dan
tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan beratus-ratus
dua jenis yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida struktur steroid tertentu yang
mempunyai rantai samping siroketal.Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol
pereaksi air dan HCl dibuktikan dengan terbentuknya busa dan dapat bertahan tidak
kurang dari 10 menit serta tidak hilang setelah penambahan HCl 2M. Timbulnya busa
pada uji forth menunjukan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk
buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya (Miryanti et al.,
2011).
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun yang sangat kuat untuk ikan, amfibi dan hewan predator
g. Berat molekul relatif tinggi dan analisi hanya menghasilkan formula empiris
4. Tanin
polifenol. tanin tersebar luas pada seluruh tumbuhan, terutama pada daun, buah yang
belum masak dan kulit kayu. tanin bersifat amorf dan tidak dapat dikristalkan. dalam air
membentuk larutan kolodial, bereaksi asam dan mempunyai rasa sepat (Malangngi et
al., 2012).
Sifat kimia tanin diantaranya memiliki sifat umum, yaitu memilki gugus, phenol
dan bersifat koloid, sehingga jika terlarut dalam air bersifat koloid dan asam
lemah.Umumnya tanin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar dan akan meningkat
apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik
lainnya. Tanin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan phloroglucinol bila
dipanskan sampai suhu 98,89 – 101,670C (Mabruroh, 2015). Tanin dapat dihidrolisa
oleh asam, basa, dan enzim.Ikatan kimia yang terjadi antara tanin-protein atau polimer-
kovalen.Sedangkan sifat fisik tanin umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi
dan cenderung mudah dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin bentuknya
amorf dan tidak mempunyai titik leleh.Tanin berwarna putih kekuning-kuningan sampai
coklat terang, tergantung dari sumber tanin tersebut.Tanin berbentuk serbuk atau
berlapis-lapis seperti kulit kering, berbau khas dan mempunyai rasa sepat
(astrigent).Warna tanin maka menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau
dibiarkan di udara terbuka. Tanin mempunyai sifat, atau daya bakterostatik, fungistatik
setelah ditambahkan FeCl31%. Karena tanin akan bereaksi dengan ion Fe3- membentuk
produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut
bahan tambahan kimia, selain zat yang lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, dan
lain sebagainya. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma,
2.4.1 Jenis-jenis
Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang
utama adalah tebu (Saccharum OfficanarumL) dan bit (Beta VulgarisL). Kedua jenis
tanaman ini sering disebut gula alami atau sukrosa. Selain sukrosa ada jenis pemanis
alami lain yang sering digunakan antara lain: laktosa, maltose, galaktosa, D-glukosa, D-
Gula alami ini tidak mengandung vitamin, tidak ada serat kasar, hanya sejumlah
kecil mineral, akan tetapi tetap mengandung kalori 394 kkal dalam setiap 100 gram
bahan. Gula alami merupakan sumber kalori, semua bahan yang bernilai seperti vitamin
Gula sintesis adalah bahan tambahan yang dapat memberikan rasa manis dalam
makanan tetapi tidak memiliki nilai gizi. Gula sintesis adalah gula yang dibuat dengan
bahan-bahan kimia di laboratorium atau dalam suatu industri dengan tujuan memenuhi
produksi gula yang belum cukup dipenuhi oleh gula alami khususnya gula tebu.
anilin.
a) E950 kalium asesulfam, digunakan dalam makanan kaleng minuman ringan dan gula
dapur
b) E951 aspartam, digunakan dalam minuman ringan yoghurt, pencuci mulut, campuran
c) E954 sakarin (garam natrium dan kalsiumnya), digunakan dalam minuman ringan,
diizinkan oleh pemerintah, akan tetapi penggunaannya harus dihindari, karena tidak
semua masyarakat mengerti batas aman dari penggunaan sakarin dan siklamat. Berbagai
efek negatif akan muncul ketika mengkonsumsi sakarin dan siklamat dengan dosis yang
Kromatografi adalah prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu peroses migrasi
diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu
diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalmnya zat-
zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas karena adanya perbedaan dalam absorbasi,
partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion
(Ardianingsih, 2010).
komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam (Amalina and Ela
Turmala S, 2013).
Dalam analisa kimia suatu bahan kering diharapkan pada pekerjaan-pekerjaan seperti
pemisahan.Cara pemisahan ada dua metode, yaitu metode klasik dan metode
a. Berdasarkan jenis fase yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua fase yaitu
Kromatografi lapis tipis merupakan metode pemisahan fisik dan kimia yang
lapisannya memisahkan terdiri dari butiran halus (fase diam) yang dilapiskan pada
lempeng atau pelat yang cocok.Dasar pemisahan bisa penyerapan (absorbsi), pembagian
(partisi) atau gabungannya tergantung dari jenis zat penyerap dan jenis pelarut. Pada
kromatografi lapis tipis fase geraknya yaitu zat cair, sedangkan fase diamnya
butiran zat penjerap halus, cuplikan sedikit, komponen hasil pemisahan terlokalisir,
proses cepat dapat dipakai untuk senyawa hidrofob dan dapat digunakan pereaksi
korosif. Kerugian metode kromatografi lapis tipis adalah Rf tidak tetap sehingga harus
korosif.Hal ini banyak digunakan adalah kaca, kecuali dari lemeng aluminium dan
plastik dengantebal dan rata pada seluruh permukaan. Ukuran baan penyangga,
panjangnya adalah 20 cm dan lebar 5 s/d 10cm atau 20 cm yang sering digunakan untuk
2. Bejana kromatografi
Bejana kromatografi ini terbuat dari bahan yang tahan terhadap pelarut organik,
biasanya dari kaca.Ukuran tidak boleh terlalu besar atau tida boleh terlalu kecil,
penutupnya harus rata sehingga bisa tertutup rapat dapat dibantu dengan diolesi
vaselin.Bejana harus jenuh uap pelarut pengembang (fase gerak), tingkat kejenuhan
dilakukan beberapa kegiatan. Pertama, memasukkan kertas saring hingga bagian dasar
kertas saring tercelup dan kemudian pelarut pengembang akan merembes pada kertas
saring sampai seluruh permukaan sudah basah yang berarti dalam bejana sudah jenuh
Fase diam zat penyerap bisa langsung dilapiskan pada lemeng bisa juga
ditambahkan zat pengikat yang bertujuan untuk menambah daya elkat pada lempeng zat
pengikat yang bisa dipakai, misalnya CuSO4 anhidrat, kanji.Dapat juga ditambahkan
indikator fluorosensi sehingga noda yang mengabsorbsi pada frekuensi tertentu (254
nm) gelap dan latar belakang berfluorosensi.Sifat-sifat fase diam ini adalah partikel
halus ukuran 1-25nm, harus homogen, mempunyai daya absorbsi (Mukaromah and
Maharani, 2008).
Fase gerak adalah medium angkut yag terdiri dari satu atau beberapa pelarut
yang bergerak didalam fase diam yang merupakan lapisan berpori karena adanya daya
kapiler. Cairan yang dipakai untuk kromatografi lapis tipis harus murni, karena cairan
pengembang tadi akan melarutkan kembali zat-zat yang terserap pada bahan penyerap
sesudah diteteskan keatas lempeng. Dengan adanya bahan lain yang menggangu atau
mengurangi kemurnian cairan eluen, seperti air ataupun alkohol maka kelarutan
kembali, zat-zat yang telah terserap akan berkurang atau terganggu sehingga tidak
diperoleh terletak pada daerah 20-80% dari jarak yang ditempuh fase gerak pada
lempeng tipis. Menurut (Setyowati et al., 2007)disebutkan bahwa dalam pemilihan fase
gerak harus memperhatikan empat hal. pertama, kelarutan senyawa dalam fase gerak.
kedua, polaritas senyawa pada fase gerak. ketiga, kemurnian komponen pelarut
penyusun fase gerak. keempat, pengaruh fisika kimia senyawa dan fase gerak seperti
terjadi interaksi antara senyawa dan cairan pengembang, sifat disosiasi atas asosiasi
5. Penotolan
Pembanding jika mungkin dilarutkan dalam pelarut organik dengan titik rendah
dahulu, dapat dilakukan dengan pensil untuk lapis tipis siap pakai, demikian juga untuk
jarak rambat atau pengembangan.penotolan dapat dilakukan dengan pipet mikro atau
pipet lamda atau jarum mikro dibantu dengan sablon pada jarak kira-kira 2 cm dari tepi
bawah lempeng. jarak penotolan 1,5 cm hingga 2 cm dan untuk ramabt atau
pengembang 10-15 cm dari titik penotolan. jumlah contoh yang ditotolkan untuk
pemisahan atau dengan tujuan analisa kualitatif adalah 1-20 dari larutan dengan
konsentrasi 0,5-1%. diameter penotolan hendaknya sekecil mungkin, biasanya lebih
kecil dari penotolan kromatografi kertas. penotolan dapat berupa bentuk titik atau
bulatan ataupun dalam bentuk garis. Kecuali dengan penotolan biasa (mikro-pipet)
dapat digunakan dengan alat yang lebih modern autoliner dan multispotler (Djatmiko
pelarut pengembangan merambat naik dalam fase diam. Untuk proses pengembangan,
dilapisi kertas saring, ditunggu sampai permukaan kertas saring basah dengan pelarut
lalu dimasukkan lempeng yang sudah ditotolkan dan secepat mungkin bejana segera
ditutup. Pada proses ini titik penotolan tidak boleh terendam. Disini fase gerak akan
dari cuplikan. Pada pengembangan dilakukan sampai batas yang ditentukan, misalnya
antara 10-15 cm dihitung dari titik penotolan. Bila sudah mencapai batas yang sudah
identifikasi(Armigustien, 2012).
7. Visualisasi noda
yang setelah visualisasi dengan cara fisika dan kimia. Visualisasi cara fisika adalah
melihat noda kromatogram yang mengabsorbsi radiasi ultra violet dan berfluorosensi
dengan radiasi ultra violet pada panjang gelombang 254 nm atau 364 nm. Visualisasi
cara kimia adah mereaksikan kromatogram dengan pereaksi warna yang memberikan
warna atau fluorosensi yang spesifik. Visualisasi ini dilakukan dengan cara
penyemprotan atomizer atau memberikan uap zat kimia pada kromatogram atau dengan
cara mencelupkan ke dalam pereaksi penampak warna atau noda,misalnya asam sulfat
kromatografi lapis tipis dapat dinyatakan dalam harga Rf (Faktor Retardasi). harga Rf
Rf = jarak dari titik penotolan sampai titik pusat bercak atau jarak dari titik penotolan
8. Letak Bercak
jarak antara titik penotolan dengan bercak dibanding dengan jarak rambat (Dwi, 2007).
lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada
kromatogram.
Rf = jaraktitikpusatbercakdariawaltitikpenotolan
Jarak rambat
b. Mengukur jarak antara batas atas dan batas bawah bercak dengan titik penotolan
Rf = batasbawahdaripenotolan batasatasdaripenotolan
Jarakrambat jarakrambat
Jika tujuannya untuk memberikan harga orientasi saja, maka cukup diukur atau
ditetapkan harga satu Rf. Bila tujuannya untuk memperlihatkan besarnya bercak, maka
digunakan variasi kedua. Angka Rf berkisar antara 0,00-1,00 dan hanya dapat
ditentukan oleh dua decimal, sedangkan harga Rf adalah angka Rfdikalikan faktor 100
9. Harga Rf
yag diidentifikasi sebagai perbandingan atara jarak perambatan suatu zat dengan jarak
perambatan pelarut yang dihitung dari titik penotolan pelarut zat. Jarak yang ditempuh
oleh tiap bercak dari titik penotolan diukur dari pusat bercak. Untuk mengidentifikasi
suatu senyawa, maka harga Rf senyawa tersebut dapat dibandingkan dengan harga Rf
1. Pelarut
Disebabkan pentingnya koefesien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat
kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.
2. Suhu
Perubahan dalam suhu merubah koefesien partisi dan juga kecepatan aliran
3. Ukuran dari bejana
Volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi
kecepatan penguapan komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar
digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan-perubahan
komposisi pelarut sepanjang keras, maka koefesien partisi akan berubah juga. Dua
faktor yaitu penguapan dan komposisi mempengaruhi harga Rf.
4. Kertas
Pengaruh utama kertas pada harga-harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan,
yang berbeda untuk macam-macam kertas mempengaruhi kecepatan aliran, dan juga
mempengaruhi pada keseimbangan partisi.
5. Sifat dari campuran
Berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari fase
tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan
satu terhadap lainnya hingga terdapat harga-harga Rf.
2.6 Kerangka Konsep