Anda di halaman 1dari 26

SUSU EVAPORASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JAHE

OLEH:

ARMELIANI
2020206007

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS ILMU PERTANIAN

UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

POLEWALI MANDAR

2024
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Judul :Susu Evaporasi dengan penambahan


ekstrak jahe

Nama : Armeliani

Npm : 2020206007

Program studi : peternakan

Fakultas : Ilmu pertanian


Pergurun tinggi :Universitas AL Asyariah Mandar

Mengetahui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Andi Tenri Bau Astuti M.S.Pt.,M.Si Hasniar Burhan


S.Pt,M.Si NIDN. 0914129102 NIDN. 0907019202

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat

dan karunia-Nya kepadaa penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul susu evofarasi dengan penambahan ekstrak jahe” penulis memahami

bahwa pada saat skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,baik dari segi materi

maupun gaya penulisan. Namun penulis telah mengerahkan segala ilmu dan

keterampilannya untuk menyempurnakan oleh karena itu penulis dengan rendah

hati dan dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran untuk

penyempurnaan skripsi penelitian ini.

Proposal ini dapat diselesaikan atas bimbingan, petunjuk, bantuan dan

saran. oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang terhormat:

1. Allah SWT yang memberikan nafas untukku, mata untuk melihat

keindahan bumi ini,telinga untuk mendengar,tangan untuk menulis dan

kaki untukku berjalan menggapai doaku

2. Kupanjatkan terima kasih paling besar kepada kedua orang tua tercinta

saya Salahuddin dan Sumiati yang telah membiayai serta memanjatkan

doa untuk-ku sepanjang waktu.

3. Kepada kedua adikku Arsandi dan Armita yang memberi support dan doa

baik dalam bentuk materi dan non materi.

ii
4. Bapak K.H. Muhammad Syibli Sahabuddin,M.Ag selaku ketua yayasan

Universitas Al Asyariah Mandar

5. Ibu Dr. Hj Chuduriah sahabuddin, M.Si selaku Rektor Universitas Al

Asyariah Mandar.

6. Bapak Dr.Harli A. KarimS.P., Selaku dekan Fakultas Ilmu

Pertanian.

7. Ibu Dr.Andi Tenri Bau Astuti Mahmud,S.Pt.,M.Si selaku ketua program

studi peternakan sekaligus

8. IbuHasniar Burhan S.Pt, M. Si. Selaku doseng pembibing 2

9. Bapak/ibu Dosen dan segenap staf administrasi Fakultas Ilmu Pertanian

Universitas Al Asyariah Mandar Yang telah memberikan nasehat dalam

menyelesaikan menyelesaikan proposal ini

10. Teman Teman HMJ HIMAPROTEK dan mahasiswa unasman

peternakan Ang.2020 yang telah memberikan ide dan masukan dalam

menyelesaikan proposal ini

11. Kepada seluruh keluargaku dan teman temanku yang tidak bisa di

sebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta

semangat dalam menempuh pendidikan ini

ii

i
Akhir kata, penulis berharap proposal ini dapat dipelajari dan digunakan

untuk menginspirasi pembaca.

Polewali, 10 Januari 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL.................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3

1.4 Kegunaan Penelitian.......................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

2.1 Tinjauan umum susu......................................................................................4

2.2 Susu Evaporasi...............................................................................................5

2.3 TinjauanJahe (Zingiber officinale Roscoe).....................................................6

2.4 Organoleptik.................................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................12

3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................12

3.2 Alat dan bahan.............................................................................................12

3.3 Variabel penelitian.......................................................................................14

v
3.4 Rancangan penelitian..................................................................................15

3.5 Analisis Data................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu merupakan bahan pangan yang kandungan nutrisi yang tinggi.

susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan hanya

mampu bertahan sekitar 5 jam saat berada di suhu ruang (Abeng et al., 2019).

Penyebab kerusakan pada susu antara lain karena pengaruh kimia, fisik, dan

mikrobiologi. Kandungan nutrisi yang tinggi dari susu menjadi media yang

baik untuk perkembangbiakan bakteri patogen.

Kelemahan susu yang memiliki masa simpan yang relatif singkat

membutuhkan perlakuan teknologi. pasteurisasi adalah salah satu perlakuan

teknologi yang paling mudah pada susu. Susu pasteurisasi adalah susu

evaporasi yang diolah melalui proses pemanasan dengan tujuan untuk

mencegah keruskan susu akibat aktivitas mikroorganisme perusak (patogen)

dengan tetap menjaga kualitas nutrisi susu. Sedangkan susu pasteurisasi hany

dapat memiliki masa simpan yang singkat dan harus dilakukan penyimpanan

direfrigator (suhu kulkas).

Pengolahan susu yang memiliki masa simpan yang lebih baik

dibandingkan susu pasteurisasi yaitu susu evaporasi. Susu evaporasi

merupakan susu segar yang selanjutnya dibuat dengan proses evaporasi (Tan,

2018). Proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan

pelarut disebut dengan proses evaporasi. Proses evaporasi pada dasarnya

1
bertujuan untuk meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut,

memperkecil volume larutan, serta menurunkan aktivitas air. Susu evaporasi

memiliki tekstur yang kental karena kadar air dalam susu tersebut tidak terlalu

banyak. Hal ini dikarenakan susu evaporasi berasal dari susu segar yang

mengalami proses pemanasan pada suhu 115°C (Dewayani, 2018). Susu

evaporasi banyak ditemukan di pasaran bahkan telah dikemas dengan baik.

Tetapi susu evaporasi dengan pilihan rasa belum banyak ditemukan sehingga

perlu inovasi dengan penambahan bahan alami yaitu jahe.

Jahe (Zingiber officinale Roscoe) merupakan salah satu tanaman

curcuma yang tergolong tanaman apotik hidup. Menurut Rukmana (2004),

jahe dipercaya secara tradisional dapat menghilangkan masuk angin,

mengurangi atau mencegah influenza, rematik dan batuk serta mengurangi

rasa sakit (analgesik) bengkak (antiinflamas) Menurut Ariviani (1999), jahe

memiliki berbagai kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Beberapa

kandungan zat yang terdapat pada jahe adalah minyak atsiri (0,5 - 5,6%),

zingiberon, zingiberin, zingibetol, barneol, kamfer,folandren, sineol, gingerin,

vitamin (A, B1, dan C), karbohidrat (20 – 60%) damar (resin) dan asam-

asam organik (malat, oksalat). Selain antimikroba. jahe juga memiliki

kemapuan sebagai antioksidan (Uhl, 2000 dalam Irfan, 2008) hal tersebut

yang melatar belakangi peneliti ini untuk menganalisis penambahan ekstrak

jahe pada susu evaporasi susu evaporasi dengan penambahan ekstrak jahe

tidak hanya menambah cita rasa dan aroma, tetapi dapat meningkatkan

kandungan antioksidan pada susu evaporasi.namun perlu diperhatikan

2
banyaknya penambahan ekstrak jahe pada susu evaporasi. Hal ini dikarenakan

jahe mamiliki rasa peda yang kuat, sehingga dapat mempengaruhi aroma serta

cita rasa dari susu eavaporasi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang didapatkan rumusan masalah

tentang bagaimana pengaruh penambahan ekstrak jahe pada susu evaporasi

sebagai antioksidan dan terhadap nilai organeleptik.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini untukmengetahui pengaruh penambahan ekstrak

jahe pada susu evaporasi sebagai antioksidan dan terhadap nilai organeleptik

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Menambah ilmu, wawasan dan pengalaman baru mahasiswa serta sebagai

bekal ketika di luar universitas.

2. Memberikan informasi mengenai konsentrasi yang tepat penambahan

ekstra jahe pada susu evaporasi yang dapat diterima oleh konsumen.

3. Hasil dari penelitian dapat di jadikan sebagai sumber reverensi dan

sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum susu

Secara alamiah yang dimaksud susu adalah hasil pemerahan ambing

kambing, sapi atau hewan mamalia yang lain yang dimakan atau digunakan

sebagai bahan makanan yang aman dan menyehatkan. Susu merupakan salah

satu bahan makanan yang mudah dicerna dan bernilai gizi tinggi dan sangat

dibutuhkan oleh manusia dari berbagai umur (Zakaria dkk, 2011). Gambar

susu kambing disajikan pada Gambar 1.

Beberapa produk susu (olahan susu), teknologi yg dapat menambah

daya simpan susu adalah dengan metode pendinginan (cooling ). Pada suhu

rendah ( suhu refrigerator), bakteri akan terganggu metabolismenya sehingga

kemampuan berkembang biak dan merusak susu sangat terbatas. Namun

pada kondisi tertentu proses pendinginan tidak dapat dilakasanakan oleh

karena alasan ekonomis, teknis dan praktis.

Gambar : 1 Susu

5
2.2 Susu Evaporasi

Susu evaporasi merupakan salah satu jenis susu dengan tekstur kental

dikarenakan susu tersebut telah berkurang kadar air nya. Hal tersebut terjadi

karena proses evaporasi berasal dari susu cair zat yang telah mengalami

proses pemanasan pada suhu sekitar 150C susu evaporasi (Dewayani, 2018).

Salah satu yang sedang diminati adalah susu evaporasi. Pada

dasarnya, susu evaporasi adalah susu yang memiliki tekstur kental karena

sudah berkurang kadar airnya. Hal ini terjadi karena susu evaporasi berasal

dari susu cair segar yang mengalami proses pemanasan pada suhu sekitar

115°C. Susu evaporasi berbeda dengan susu kental manis yang mengandung

gula tambahan sebagai pemanis (Ria, 2017). Susu evaporasi diperoleh dengan

cara menghilangkan sebagian air dari susu segar atau susu rekonitusi atau

susu rekombinasi dengan menggunakan proses evaporasi hingga diperoleh

tingkat kepekatan tertentu (Wardana,2012). Berdasarkan proses pengolahan

susu evaporasi yang mengalami proses pemanasan tentunya akan

berpengaruh dengan kualitas susu tersebut. Kandungan berbagai zat gizi yang

terdapat dalam susu dapat rusak apabila tidak diolah dengan cara yang tepat.

Salah satu kandungan susu yang mudah rusak adalah protein. Ketika susu

dipanaskan pada diatas suhu 115°C kandungan protein didalamnya dapat

terdenaturasi atau rusak. Produk susu yang telah mengalami denaturasi atau

kerusakan akan mengalami perubahan bentuk, warna serta tentunya

kandungan gizinya berkurang. Hal tersebut tentunya sangat merugikan bagi

konsumen. Guna mengatasi permasalahan pada kualitas susu evaporasi

5
tersebut dapat digunakan teknologi mesin tipe Agitated Thin Film Evaporator

bertekanan vakum.

Pada umumnya evaporator menggunakan steam sebagai media

pemanas, namun pada Agitated Thin Film Evaporator media pemanas yang

digunakan bukan steam melainkan hot water. Penggunaan hot water ini

dinilai lebih efisien dalam hal penggunaan energi serta lebih mudah dikontrol

suhunya daripada menggunakan steam. Kelebihan dari evaporator jenis

Agitated Thin Film ini dibanding jenis evaporator yang lain adalah dapat

digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas, sehingga cocok

digunakan untuk membuat susu evaporasi tanpa mengakibatkan kerusakan

akibat suhu yang tinggi. (Nurachim, 2016).

2.3 Tinjauan Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe merupakan salah satu komoditas tanaman obat yang mempunyai

prospek yang cukup dan bagus untuk dikembangakan di pasar dalam negri,

regional, maupun internasional. Jahe mengandung minyak atsiri 0,25-3,3%

yang terdiri dari zigeberene, curcemene dan philandren. Jahe mengandung

oleorosin 4,3-6,0% yang terdiri dari gingerol serta shogaol yang

menimbulkan rasa pedas (Bartley dan Jacobs,2000). Pramitasari (2010)

menyatakan bahwa bahan kandungan jahe seperti halnya dengan jenis

rempahrempah yang lain juga memiliki kemampuanuntuk mempertahankan

kualitas pangan yaitu sebagai antimikrobia dan antioksidan.

6
Jahe juga dapat digunakan sebagai minuman herbal yang merupakan

warisan budaya yang diajarkan oleh orang tua terdahulu yang sangat

bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Hingga sat ini masih

banyak masyarakat yang memiliki dan mengkonsumsi minuman herbal ini

(jahe) dikarenakan jahe ini bersumber dari bahan yang alami sehingga tidak

menyebabkan efek samping atau reaksi berbahaya terhadap tubuh

Gambar 2. Jahe (Zingiber Officinale Roscoe)

Secara Botanis Tanaman Jahe Dapat Diklasifikasikan Pada Tabel 1

Paimin dan Murhanto (2000)


Diviso Pteridophyta

Sub Divisi Angiospermae

class Monochotyledoneae

Ordo Scitaminae

Family Zingeberceae

Genus zingiber

spesies Zingiber officinale

7
Senyawa yang terkandung di dalam jahe adalah seyawa

zingeberen,yang merupakan senyawa penting yang mengikat dan

memberikan aroma yang pedas pada jahe, rasa pedas dari jahe segar berasal

dari kelompok senyawa gingerol,yaitu senyawa turunan fenol.ada beberapa

komponen kimia jahe,seperti gingerol,shogaol dan zingerone memberi efek

pada farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan, antiinflamasi, analgesik,

antikarsigonik, non-toksik dan non-mutagenetik.

Meskipun pada konsentrasi tinggi (Masuda et al.,2004) manfaat jahe

dalam bidang pengobatan tradisioanal antara lain dapat dipercaya sebagai

obat (laxative),penguat lambung, penghangat badan,obat masuk angin,

mengobati batuk,bronchitis, asma, penyakit jantung, mengatasi influenza,obat

cacing, diare,rematik ,kembung, luka dan penambahan nafsu makan serta

memperbaiki pencernaan (Weidner dan sigwart,2001). Persentase kandungan

jahe per berat segar dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:

8
Tabel 2. Persentase Kandungan Jahe Per Berat Segar
Komponen Persentase dalam berat segar

Minyak esensial 0,8%


Campuran lain 10-16%
Abu 6,5%
Protein 12,3%
Zat pati 45,25%
Lemak 4,5%
Fosfolipid sedikit sedikit
Sterol 0,53%
Serat 10,3% 7,3%
Oleoresin -
Vitamin sedikit
Glukosa tereduksi sedikit Air 10,5%
Mineral -

Sumber: Ravindran dkk (2005)

Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yang berbeda faktor yang

dapat mempengaruhi kandungan kimia jahe yaitu jenis jahe,unsur tanah,umur

panen, dalam pengolahan rimpang jahe.komponen yang terkandung dalam

jahe yaitu air 80,9%,protein 2,3%, lemak 0,9%, mineral 1-2%, seart 2-4%,

dan karbohidrat 12,35%.

9
Tabel 3. komposisi kimia jahe dalam 100 gram
Komponen Jumlah Jahe
Kalori (kal) 51
Protein (g) 1,5
Lemak (g) 1,0
Karbohidrat (g) 10,1
Kalsium (mg) 21
Fosfor (mg) 39
Besi (mg) 4,3
Vitamin A (SI) 30
Thiamin (mg) 0,02
Niasin (mg) 0,8
Vitamin C 4

(mg) Serat 7,53

kasar (g) Total 3,70


57,0
abu (g) Kalium 86,2
(mg)
Air (g)
Sumber : Departemen kesehatan RI, 2000

Prinsip pembuatan ekstrak jahe adalah untuk digunakan sebagai bahan

mentah,dan minyak atsiri dari komponen aroma jahe diekstraksi dengan

metode penyulingan uap air. Minyak jahe yang diperas dingin dengan

komponen rasa pedas pada jahe di ekstraksi dengan metode pemisahan

sentrifugal. Ekstrak jahe padat berwarna kekuningan.komponen pedas dalam

jahe diekstraksi secara efektif,dan jumlah komponen pedas dalam produk ini

setara dengan lebih dari 12 kali lipat jumlah jahe berbentuk padat dan mudah

1
larut dalam air.ekstrak jahe berbentuk padat dan mudah larut dalam

air.ekstrak jahe memiliki keunggulan kemudahan dalam hal

konsumsi,penyimpanan dan transportasi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman

tanaman buah tingginya keragaman tanaman buah tersebut menghasilkan

berbagai manfaat untuk kesehatan,salah satunya antioksidan.manfaat

antioksidan bagi tubuh diantaranya untuk melindungi sel-sel tubuh dari

kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas.pengujian aktivitas

antioksidan pada ekstrak tanaman tertentu dapat dilakukan dengan metode

DPPH.prinsip pengujian ini adalah kemampuan ekstrak untuk bereaksi

dengan radikal bebas DPPH sehingga aktivitas radikal bebas tersebut

terhambat (Rani Cyinthia Hani,2016).

2.4 Organoleptik

Pengujian organeleptik merupakan cara pengujian dengan

menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya

penerimaan terhadap produk.pengujian organaleptik mempunyai peranan

penting dalam penerapan mutu.metode ini disepakati sebagai metode

pengujian yang praktis dalam menentukan kecepatan dan ketepatan.penilaian

organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri

pangan dan industri hasil pertanian lainnya.kadang- kadang penilaian ini

dapat memberi hasil penilaian yang sangat teliti.dalam beberapa hal penilaian

dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.

(Susiwi,2009).

1
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini berlangsung pada bulan februari –April 2024 untuk

mengetahui pengaruh kualitasnya penambahan ekstrak jahe terhadap

pengujian Dpph,dan orgoneleptik dilakukan di laboraturium teknologi hasil

ternak universitas Hasanuddin

3.2 Alat dan bahan

Alat yang akan kita gunakan di penelitian ini adalah timbangan,

digital, parut besi, blender, dan panci pasteurisasi. Sedangkan bahan yang

akan kita gunakan dalam penelitian ini adalah susu evaporasi, tanaman jahe.

dimana tanaman jahe ini memiliki kualitas yang bagus dan segar dalam

melakukan ekstrak jahe yang akan kita campurkan dengan susu evaporasi.

1. mengekstraksi jahe

Sumber bahan baku herbal di Indonesia yang cukup melimpah,

salah satu tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan seperti jahe

(zingiber officionale). Namun zat aktif yang belum optimal dimanfaatkan

karena sifatnya yang hidrofobik sehingga kurang larut didalam air serta

kecepatan karena dimana daya serapnya yang semakin rendah Liza

Harmi 2014.

Tahap dalam penyediaan ekstrak jahe : Jahe dibersihkan dari

kotoran,kemudian diiris tipis dan dikeringkan dengan cara diangin-

1
anginkan jahe kering dihaluskan dengan hammer mill sampai ukuran 40

mesh.kemudian bubuk jahe dilarutkan dalam etanol 98% dengan

perbandingan 1: 5 (300 g jahe : 1500 ml pelarut) ke dalam ekstraktor dan

diekstraksi dengan suhu 400C dan waktu ekstraksi 3 jam.

2. Pembuatan susu evaporasi

Proses pembuatan susu evaporasi dapat dibuat dari susu pabrik

kental manis yang memiliki kapasitas sangat besar 130.000 ton/tahun.

Dan susu evaporasi juga memiliki tiga tahap yaitu,pencampuran,

penguapan, dan pendiginan. Susu evaporasi ditambahakan penunjang

sepaerti larutan milk skim,larutan sukrosa, vitamin A, vitamin B1, dan

vitamin D. pada tahap pencampuran, bahan-bahan tersebut dapat

diproses pada tangki pencampuran sehingga menjadi larutan susu dengan

temperatur 630C pada tekanan 1 atm. Tahap yang kedua yaitu

penguapan, didalam single evaporator larutan susu diuapkan pada

keadaan vakum 0,868 atm dengan temperatur 970C. tahap terakhir yaitu

tahap pendinginan dengan bantuan air pendingin sebelum produk susu

evaporasi dapat ditempatkan pada suhu temperatur 40C

(Hartayanie,2010).

1
Pembuatan ekstrak jahe

Susu evaporasi + ekstrak jahe 5%, 10%, dan 15%

Uji organoleptik Uji antioksidan

Gambar 3. Diagram Proses Pembuatan susu evaporasi + ekstrak jahe

3.3 Variabel penelitian

1. Pengujian Organoleptik

Pengujian ini dilakukan oleh panelis yang akan menilai susu evaporasi

dengan penambahan ekstrak jahe pada skala 1 sampai 6 kemudian

menghitung tingkat persetujuan panelis terhadap warna, rasa, aroma, dan

kesukaan. Sehingga kita dapat mengetahui apa pengaruh dari

pencampuran susu evaporasi dengan ekstrak jahe.

2. Pengujian antioksidan

Uji Aktivitas Antioksidan dengan metode diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) (Gasic,dkk,2014). Sampel yang dilarutkan dengan konsentrasi

10mg/ml, melakukan pengenceran dengan menambah methanol sehingga

diperoleh sampel dengan dilarutkan dengn konsentrasi 10mg/ml.

melakukan pengenceran dengan menambah methanol sehingga diperoleh

1
sampel dengan konsentrasi 10,30,50,70, dan 90 ug/ml. masing –masing

konsentrasi dipipet sebanyak 0,2 ml larutan sampel dengan pipet mikro

dan dimasukkan ke vial kemudian ditambahkan larutan DPPH 5,8 um

sebanyak 3,8 ml dan larutan.

3.4 Rancangan penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak

lengakap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.sampel yang akan

digunakan dalam pengujian yaitu 4 jenis susu evaporasi dengan

penambahan ekstrak jahe

P0 = Kontrol

P1 = 10% ekstrak jahe

P2 = 15% ekstrak jahe

P3 =20% ekstrak jahe

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari laboraturium dan dianalisis dengan Anova

kemudian apabila hasil yang didapatkan signifikan maka akan dilanjutakan

dengan uji duncan.

Model matematik sebagai berikut:


Yij

1
Keterangan:

Yij Nilai pengamatan dari perlakuan ke-I dan dengan ulangan ke-j

Nilai tengah populasi

pengaruh perlakuan ke-i

pengaruh perlakuan galat dariperlakuan ke-i dan ulangan ke-j

1
DAFTAR PUSTAKA

Abeng,Doni, et al.EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) DAN MADU (Mel)

SEBAGAI PENGAWET ALAMI SUSU PASTEURISASI

Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis 3.1 (2019).

Barley, J. P., & Jacobs, A.L (2000) Effects of drying on flavor compounds in

Australian-grown ginger (zingiber officinale). Journal of the

Science of Food and Agriculture,80(2), 209-215.

Damanik,W. S., Siregar, g., Andriany, d.,& Bismala, L.(2021, juni). Uji Sifat

Fisik dan Nutrisi Minuman Herbal Pada Usaha UMKM

Tradisional Kostfood. In Seminar Nasional Teknologi Edukasi

Sosial dan Humaniora (vol 1, No. 1, pp 422-427).

GRADDIA, T. C. P. (2013). PABRIK SUSU EVAPORASI DARI SUSU

SAPI (Doctoral dissertation, UPN” veteran” Jawa Timur).

Hartayanie, Laksmi, and Ita Sulistyawati. Sentuyhan teknologi untuk

meningkatkan Nilai Ekonomi Susu Sapi. Renai: Kajian politik

Lokal dan Sosial Humaniora 10.1 (2010)

Hani,R.C., & Milanda, T. (2016). Manfaat antioksidan pada tanaman buah

di Indonesia. Farmaka, 14(1), 184-190.

1
Harmi,Liza.Pembuatan Nanogingerol dari Ekstrak Jahe (Zingiber

officianale Rosc) Menggunakan Homogenizer dengan Kombinasi

Inversikomposisi dan Suhu.(2014)

Indonesia, Standar Nasional.Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori

Badan Standar Nasional (2006)

Nababan,lely Anggriani,I.Ketut suada, and Ida Bagus Ngurah Swacita. Ketahanan

susu segar pada penyimpanan suhu ruang

ditinjau dari uji tingkat kasaman,didih,dan waktu reduktase.

Indonesia Medicus Veterinus 3.4 (2014) : 274-282.

Rianita, R. 2014. Laporan praktikum Teknik laboraturium Uji Organoleptik

Fakultas Pertanian, Universitas sriwijaya

Susiwi,S.(2019). Penilaian Organoleptik Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung

Sara, W., & Sasmita, A. S. (2022). Inovasi Pemanfaatan Susu Evaporasi Sebagai

Pengganti Santan Terhadap Hidanagan Penutup Khas

Makassar. Home Journal:Hospitality and Gastronomy Research


Journal,

4(2), 320-336.

1
Pramitasari ,D.(2010) Penambahan ekstrak jahe (zingeber officinale rosc.)

dalam pembuatan susu kedelai bubuk instan dengan metode spray

drying: komposisi kimia, sifat sensoris dan aktivitas antioksidan.

Anda mungkin juga menyukai