Anda di halaman 1dari 51

PENENTUAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL DAUN

LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)


DENGAN METODE AlCl3

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :

DHEA NOVITA SARI


1810121221346

AKADEMI FARMASI DWI FARMA


BUKITTINGGI
2021
KATA PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamiin..

“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta,
ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang
akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

(QS. Lukman: 27)

Alhamdulillah…..dengan ridha-Mu ya Allah……

Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah, Cinta telah ku gapai, namun itu bukan
akhir dari perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan

Dengan segala rasa syukur Dhea persembahkan Karya ini kepada:

Papa, Mama terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai lahir, hingga sudah
sebesar ini. Terima kasih juga atas limpahan doa yang tak berkesudahan, serta segala hal yang
telah Papa dan Mama lakukan, semua yang terbaik. Terima kasih untuk kakak Resti, unang
Mila, kak Nur Aida, Annisa Fadiah, dan Aldi Ferdani yang telah memberi semangat dan doa
dalam menyelesaikan semua tugas.

Sahabat spesial ku Hilma, Rahmi, Kia, Fany, Elsi, Laila, maksih ya guys untuk semua
bantuan, canda, tawa, pertengkaran, dan semua yang telah kita lewati barsama. Dan terima
kasih sudah menjadi tempat bercerita, pelarian disaat semua masalah datang.

Bukittinggi, Agustus 2021

Penulis
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Lahir pada tanggal 05 November 1998 di Marga Makmur,


Provinsi Sumatera Barat dari pasangan Bapak Armi Andri dan Ibu
Eva Yusmarni, S.Pd, penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Selama menjalani kehidupan, penulis merupakan alumni
Sekolah Dasar (SD) Negeri 26 Paninjauan, Sumatera Barat tahun
2011, lalu menjadi alumni Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 3 Kota Solok, Sumatera Barat tahun 2014, lalu menjadi
alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Taruna Sumatera
Barat pada tahun 2017. Setelah lulus SMA penulis melanjutkan
pendidikan sebagai Ahli Madya Farmasi di Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi dan
telah menyelesaikan tugas akhir pada tanggal atas bimbingan Apt. Mhd. Riza Marjoni, S.Si,
M.Farm
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Laporan Tugas Akhir ini degan judul

“PENENTUAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH MERTUA

(Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) DENGAN METODE AlCl3 ”, yang

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Farmasi pada

Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta

yang telah memberikan bantuan baik moral maupun material sehingga penulis bisa sampai ke

tahap ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Apt. Dra.‘Ainun Naim, M.Farm. selaku Direktur Akademi Farmasi Dwi Farma

Bukittinggi yang telah meluangkan waktu dan tenaga,serta memberikan arahan dan

masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Zulfisa, S.Si, M.Farm selaku Wadir I Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.

3. Bapak Apt. Mhd. Riza Marjoni, S.Si, M.Farm. selaku pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan Laporan Tugas Akhir.

4. Bapak dan Ibu dosen beserta Karyawan/i Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi

yang telah memberi masukan dalam penelitian dan penulisan Laporan Tugas Akhir.

i
5. Seluruh teman-teman angkatan 2018 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan,semangat,dorongan,dan masukan untuk menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini.

6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan Laporan

Tugas Akhir ini.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis telah berusaha untuk

melaksanakan dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi mencapai kesempurnaan dalam makalah ini penulis

membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Allah memberikan yang

terbaik atas segala kebaikan yang telah diberikan, dan semoga makalah ini dapat memberikan

banyak manfaat bagi para pembacanya.

Bukittinggi, Agustus 2021

Penulis

ii
ABSTRAK

Lidah mertua merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Daun lidah
mertua varietas hahnii medio cipta memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, saponin, tanin,
protein dan karbohidrat. Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang terbukti dapat
digunakan sebagai antioksidan, antikanker, dan antidepresan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kadar senyawa flavonoid yang terdapat pada ekstrak etanol daun lidah mertua
(Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) dengan metode AlCl3 . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii
medio cipta) positif mengandung flavonoid. Kadar flavonoid dihitung dengan persamaan
regresi linier ŷ = 0,0127x + 0,0368 yang didapat dengan metode AlCl3 diperoleh kadar sampel
sebesar 0,297, kadar flavonoid yang diperoleh adalah sebesar 2.737 µg/g dengan nilai LOD
sebesar 0,4339 µg/ml dan nilai LOQ sebesar 1,4465 µg/ml. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii
medio cipta) memiliki kadar flavonoid sebesar 2.737 µg/g ± 0,0018.

Kata kunci : Daun lidah mertua, flavonoid, AlCl3

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
ABSTRAK .......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................viii
BAB I . PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................................2
1.3 Hipotesa.......................................................................................................................2
1.4 Tujuan penelitian.........................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................................3
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................4
2.1 Tinjauan Botani Tumbuhan Lidah Mertua (Sanseviera).............................................4
2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan Lidah Mertua (Sanseviera)..................................................4
2.1.2 Morfologi Tumbuhan Lidah Mertua (Sanseviera)...................................................5
2.2 Flavonoid.....................................................................................................................5
2.3 Tinjauan Kimia Kuersetin...........................................................................................6
2.4 Ekstraksi......................................................................................................................6
2.5 Spektrofotometri..........................................................................................................9
2.5.1 Hukum Lambert-Beer..............................................................................................10
2.6 Validasi........................................................................................................................10
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................12
3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................................................12
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................................12
3.3 Alat dan Bahan............................................................................................................12
3.3.1 Alat...........................................................................................................................12
3.3.2 Bahan........................................................................................................................12

iv
3.4 Sampel dan Teknik Sampling.....................................................................................12
3.4.1 Pengambilan Sampel................................................................................................12
3.4.2 Pengolahan Sampel..................................................................................................13
3.4.3 Uji Kualitatif Flavonoid...........................................................................................13
3.5 Pembuatan Reagen......................................................................................................13
3.5.1 Pembuatan Larutan Induk Kuersetin........................................................................13
3.5.2 Pembuatan Aluminium Klorida...............................................................................13
3.5.3 Pembuatan Kalium Asetat........................................................................................13
3.6 Pengumpulan Data......................................................................................................14
3.6.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin............................................14
3.6.2 Penentuan Operating Time Kuersetin......................................................................14
3.6.3 Penentuan Kurva Kalibrasi Kuersetin......................................................................14
3.6.4 Penentuan Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua (Sansevieria
trifasciata var. hahnii medio cipta)..................................................................................15
3.7 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................15
3.8 Validasi........................................................................................................................16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................17
4.1 Hasil............................................................................................................................17
4.2 Pembahasan.................................................................................................................17
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................21
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................21
5.2 Saran............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata


var. hahnii medio cipta).........................................................................................28
II. Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin...........................................................33
III. Operating Time Pada Panjang Gelombang 442....................................................34
IV. Kurva Kalibrasi Kuersetin.....................................................................................35
V. Pengukuran Absoran Sampel................................................................................37

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Flavonoid..............................................................................................5
2. Struktur Kimia Kuersetin....................................................................................6
3. Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin.........................................................19
4. Pembentukan senyawa kompleks quersetin-aluminium.....................................20
5. Gambar Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta). 26
6. Gambar Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii
medio cipta).........................................................................................................27
7. Skema Kerja Pengolahan Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var.
hahnii medio cipta).............................................................................................29
8. Skema Kerja Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin.................30
9. Skema Kerja Pembuatan Kurva Kalibrasi Kuersetin..........................................31
10. Skema Kerja Penentuan Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua
(Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)................................................32
11. Kurva Kalibrasi Kuersetin...................................................................................35

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Gambar Daun Lidah Merua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)...26
2. Gambar Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii
medio cipta).........................................................................................................27
3. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua
(Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)................................................28
4. Skema Kerja Pengolahan Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var.
hahnii medio cipta).............................................................................................29
5. Skema Kerja Penentuan Panjang Gelombang Maksimu.....................................30
6. Skema Kerja Penentuan Kurva Kalibrasi Kuersetin...........................................31
7. Skema Kerja Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Lidah
Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) ..................................32
8. Penentuan Panjang gelombang Maksimum Kuersetin........................................33
9. Penentuan Operating Time..................................................................................34
10. Penentuan Kurva Kalibrasi Kuersetin.................................................................35
11. Perhitungan Batas Deteksi (BD/LOD) Dan Batas Kuantitas (BK/LOQ) Pada
Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii
medio cipta).........................................................................................................36
12. Hasil Pengukuran Absorban Sampel...................................................................37

viii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang terdiri dari 15 atom karbon yang

membentuk susunan C 6-C 3-C 6 dengan dua cincin aromatik (cincin A dan cincin B) yang

terhubung melalui sebuah jembatan dengan tiga atom karbon (cincin C) [1]. Flavonoid

berperan sebagai antioksidan telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri, antiinflamasi,

antialergik, antimutagenik, antiviral, antineoplastik, antitrombotik, dan hepatoprotektif [2].

Pelarut yang umum digunakan untuk ekstraksi flavonoid adalah metanol, aseton, etanol, air

dan isoprolol [3,4].

Salah satu tanaman yang mengandung flavonoid adalah Sansevieria atau yang dikenal

dengan nama Lidah Mertua. Lidah mertua memiliki daun keras, sekulen, tegak dengan ujung

meruncing [5]. Berdasarkan hasil penelitian Siregar et al., (2020) lidah mertua memiliki

banyak varietas diantaranya trifasciata hahni medio cipta, masoniana, cylindrica, laurenti,

dan green tiger, lidah mertua mengandung senyawa saponin, fenol, flavonoid dan alkaloid

yang berkhasiat sebagai aktivitas antioksidan [6,7]. Penelitian yang dilakukan Rahim, F et al.,

(2016) kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak etanol daun lidah mertua varietas

trifasciata prain sebesar 5.454 μg/g, dan pada esktrak etanol daun lidah mertua varietas

laurenti sebesar 0,07 μg/g [5,8]. Pada penelitian kali ini lidah mertua yang akan diteliti yaitu

varietas hahnii medio cipta. Berdasarkan hasil penelitian Apriyani, F., (2015) uji fitokimia

pada daun lidah mertua varietas hahnii medio cipta memiliki kandungan flavonoid, alkaloid,

1
saponin, tanin, protein dan karbohidrat [9]. Lidah mertua pada varietas hahnii medio cipta

belum ada data ilmiah yang mendukung.

Pemilihan pelarut dalam proses ekstraksi merupakan faktor utama, flavonoid

merupakan senyawa polar, pelarut polar terdiri dari etanol, methanol, butanol, aseton, dan

dimetilformamida [10]. Etanol merupakan pelarut universal sehingga mampu menarik

senyawa yang terkandung dalam simplisia. Hal ini disebabkan karena etanol mempunyai

polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak senyawa aktif yang lebih banyak

dibandingkan jenis pelarut organik lainnya [11].

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun lidah

mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) dengan metode AlCl3 .

I.2 Perumusan Malasah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah berapa kadar

senyawa flavonoid ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio

cipta) dengan metode AlCl3 .

I.3 Hipotesa

Hipotesa dari penelitian ini adalah “Ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria

trifasciata var. hahnii medio cipta) mengandung senyawa flavonoid”.

I.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar senyawa flavonoid yang

terdapat pada ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio

cipta) dengan metode AlCl3 .

2
I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar flavonoid yang

terdapat pada daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta).

2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di Akademi Farmasi Dwi Farma

Bukittinggi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Botani Tanaman Lidah Mertua (Sanseviera)

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Lidah Mertua (Sanseviera)

Kingdom : Plantae

Division : Tracheophyta

Sub Division : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asparagales

Familia : Asparagaceae

Genus : Sansevieria

Species : Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta

Nama daerah : Nanas belanda (sunda), ki kolo, letah menyawak (Sumatera),

lidah buwaya (Melayu), pacing towo (Jawa), dan mandafika

(Madura).

Nama asing : hu wei lan (Cina).

Kandungan kimia: Saponin, polifenol, flavonoid, vitamin C, gallic acid, lupeol,

ellagic acid, b-sitisterol, stearic acid, amlais acid, chebulinic

acid, dan terchebin.

Khasiat : Obat batuk, luka, diare, eksim, endema, hipertensi, influenza,

penyubur rambut, radang saluran pernapasan, obat didigit ular

berbisa [12].

4
2.1.2 Morfologi Tanaman

Lidah mertua (sansevieria) merupakan tanaman terna tahunan dengan tinggi 0,4 – 1,8

m. Batang berupa rimpang, berbentuk bulat, dan berwarna kuning oranye. Daun tunggal,

berbentuk lanset, licin, panjang, 15 – 150 cm, lebar 4 – 9 cm, dan berwarna hijau dengan noda

putih atau kuning. Bunga majemuk, berbentuk tandan, muncul diujung akar rimpang,

bertangkai panjang, tandan bunga panjangnya 40 – 85 cm, berkas bunga berbilang 5 – 10,

daun pelindung menyerupai selaput kering yang menempel pada tabung mahkota bagian atas,

kepala putik membulat, dasar mahkota membentuk tabung, dan berwarna putih kekuningan.

Buah buni, berbentuk bulat telur, berbiji 1 – 3, panjang bulat telur 5 – 8 mm, dan berwarna

hijau. Biji berbentuk bulat telur dan berwarna hitam [13].

2.2 Flavonoid

Gambar 1. Struktur flavonoid

Flavonoid adalah metabolit sekunder yang banyak ditemukan pada banyak tanaman

[2]. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon yang

membentuk susunan C 6-C 3-C 6 dengan dua cincin aromatik (cincin A dan cincin B) yang

terhubung melalui sebuah jembatan dengan tiga atom karbon (cincin C) [1]. Flavonoid

berperan sebagai antioksidan telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri, antiinflamasi,

antialergik, antimutagenik, antiviral, antineoplastik, antitrombotik, dan hepatoprotektif [2].

5
2.3 Tinjauan Kimia Kuersetin

Gambar 2. Struktur kimia kuersetin

Bentuk : Kristal kuning

Kelarutan : Larut dalam etanol [14], methanol, etil acetat, eter dan sedikit larut dalam air.

Rumus molekul : C 15 H 10 O7

Berat molekul : 302,236

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi adalah pengambilan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang menjadi

target untuk pemisahan dari biomasa atau ampas karena sifatnya mengganggu baik dalam

penyajian maupun aktivitas khasiat dari bahan aktifnya [1]. Teknik ekstraksi yang ideal adalah

teknik ekstraksi yang mampu mengekstraksi bahan aktif yang diinginkan sebanyak mungkin,

cepat, mudah, murah, ramah lingkungan dan hasil yang diperoleh konsesten jika dilakukan

berulang-ulang [15].

Macam – macam pelarut :

1. Pelarut polar

Yaitu senyawa yang memiliki rumus umum ROH dan menunjukkan adanya atom

hindrogen yang menyerang atom elektronegatig (Oksigen). Pelarut dengan tingkat

kepolaran yang tinggi cocok untuk semua jenis zat aktif. Contoh : Air, Metanol, etanol

dan asam asetat.

6
2. Pelarut semipolar

Yaitu pelarut yang memiliki molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Baik

digunakan untuk melarutkan senyawa-senyawa yang juga bersifat semipolar dari

tumbuhan. Contoh : Aseton, etil asetat, DMSO dan dikloro metan.

3. Pelarut nonpolar

Merupakan senyawa yang memiliki konstanta dielektrik yang rendah dan tingkat larut

dalam air. Baik digunakan untuk senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut

polar seperti minyak. Contoh : Heksana, kloroform dan eter.

Metoda ekstraksi terdiri dari 2 yaitu cara dingin dan cara panas

1. Cara dingin meliputi

a. Maserasi

Adalah proses ekstraksi sederhana yang dilakukan hanya dengan merendam

simplisia dalam satu pelarut selama waktu tertentu pada temperatur kamar dan

terlindung dari cahaya.

b. Perkolasi

Adalah proses penyairan zat aktif secara dingin dengan cara mengalirkan

pelarut secara kontinu pada simplisia selama waktu tertentu.

2. Ekstraksi secara panas

a. Seduhan

Metoda ekstraksi paling sederhana hanya dengan merendam simplisia dengan

air panas selama waktu tertentu (5 – 10 menit).

7
b. Coque

Merupakan proses penyarian dengan cara menggodok simplisia menggunakan

api langsung dan hasilnya dapat lagsung digunakan.

c. Infusa

Merupakan sediaan cair dengan cara menyari simplisia nabati dengan air pada

suhu 90º selama 15 menit.

d. Digesti

Merupakan proses ekstraksi dengan cara kerjanya hampir sama dengan

maserasi, hanya saja digesti menggunakan pemanasan rendah pada suhu 30 –

40ºC.

e. Dekokta

Proses penyarian secara dekokta hampir sama dengan infusa, perbedaannya

hanya terletak pada lamanya waktu pemanasan. Waktu pemanasan dekokta

lebih lama yaitu 30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90ºC.

f. Refluks

Merupakan peoses ekstraksi dengan pelarut pada titik didih pelarut selama

waktu dan jumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik (kondensor),

proses ini umumnya dilakukan 3 – 5 kali pengulangan.

g. Soxhletasi

Merupakan proses ekstraksi panas menggunakan alat khusus berupa ekstraktor

soxhlet. Suhu yang digunakan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada

metoda refluks [16].

8
2.5 Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar

ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbansi oleh sampel. Sinar ultraviolet berada pada

panjang gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang

400-800nm[17]. Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombang, sinar

putih mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak [18].

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan

sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar

monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm [18]. Metode

spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak banyak diterapkan untuk penetapan senyawa-

senyawa organik yang umumnya dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang

sangat kecil [19].

Komponen-komponen pokok spektrofotometri :

1. Sumber Energi Cahaya

Sumber energi cahaya untuk sinar UV adalah lampu deuterium dan, sedangkan sinar

tampak adalah lampu wolfram.

2. Monokromator

Alat yang digunakan adalah lensa prisma untuk memperoleh sinar monokromatis

dan panjang gelombang yang diinginkan.

3. Kuvet

Sel sampel berupa kuvet yang terbuat dari kuarsa atau gelas dengan lebar yang

bervariasi.

9
4. Detektor

Berupa detektor foto atau detektor panas untuk menangkap cahaya yang diteruskan

dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik [20].

2.5.1 Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Berr digunakan untuk mengukuran konsentrasi dari absorban suatu

senyawa.

Biasanya hukum Lambert-Berr ditulis dengan :

A = ε . b. C

Dimana :

A = absorban (serapan)

ε = koefisien ekstingsi molar ( M −1 cm−1)

b = tablet kuvet (cm)

C = Konsentrasi (M) [20].

2.6 Validasi

Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penelitian terhadap parameter tertentu,

berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi

persyaratan untuk penggunaannya. Parameter yang digunakan yaitu batas deteksi (LOD) dan

batas kuntitas (LOQ) [21].

Batas deteksi (LOD) merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat

dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas

deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitas (LOQ) merupakan parameter dalam

10
analisis renik yang diartikan sebagai analit dengan kuantitas terkecil dalam sampel

yang masih memenuhi kriteria dengan cermat dan seksama [21].

−1 2
SD = Σ(Y −Y )
Rumus standar deviasi
√ N −1

3 X SD
Rumus LOD/Batas Deteksi LOD =
b

10 X SD
Rumus LOQ/Batas Kuantitas LOQ =
B

Keterangan :

SD = Standar Deviasi

LOD = Batas Deteksi

LOQ = Batas Kuantitas

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

eskperimental.

III.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai Juni 2021 di

Laboratorium Fitokimia dan Spektrofotometri Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.

III.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah satu set alat Spektrofotometer UV-Vis

(Genesys 10S UV-Vis), timbangan analitik, cawan penguap, corong kaca, spatel, pipet volume

1 ml, pipet volume 5 ml, bola hisap, pipet tetes, labu ukur 10 ml, labu ukur 100 ml, tabung

reaksi, aluminium foil.

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun lidah mertua (Sansevieria

trifasciata var. hahnii medio cipta), etanol, kuersetin, aluminium klorida ( AlCl3 ¿, Kalium

Asetat 1M, serbuk Mg, HCL, dan aquadest.

III.4 Sampel dan Teknik Sampling

3.4.1 Pengambilan sampel

12
Sampel yang digunakan adalah daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii

medio cipta) yang di ambil di daerah Solok Provinsi Sumatera Barat. Teknik pengambilan

sampel secara Simple Random Sampling.

3.4.2 Pengolahan sampel

100 g daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) segar dicuci

bersih, dirajang, dan dikering anginkan tanpa sinar matahari langsung. Dimaserasi dengan

etanol 96% selama 3 x 3 hari pada suhu kamar, gojok 1 x 24 jam. Saring dan hasil filtratnya

digabung. Maserat yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary vakum evaporator untuk

memisahkan pelarut dengan sampel sehingga diperoleh ekstrak pekat, kemudian dikentalkan

menggunakan waterbath hingga diperoleh ekstrak kental [22].

3.4.3 Uji Kualitatif Flavonoid

Uji kualitatif dilakukan dengan cara mengambil sejumlah ekstrak daun lidah mertua

(Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta), ditambahkan dengan beberapa butir serbuk

Mg, dan ditambahkan beberapa tetes HCL p. Hasil dinyatakan positif mengandung flavonoid

ditunjukkan dengan timbulnya warna orange sampai merah [22].

III.5 Pembuatan Reagen

3.5.1 Pembuatan Larutan Induk Kuersetin (100 μg/mL)

Larutkan 10 mg kuersetin dengan ethanol hingga 100 mL [23].

3.5.2 Pembuatan AlCl3 2%

Timbang 2 g AlCl3 larutkan dengan aquadest hingga 100 mL [23].

3.5.3 Pembuatan Kalium Asetat 1 M

Timbang 2,5 g kalium asetat dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL [23].

13
III.6 Pengumpulan Data

III.6.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

Sebanyak 0,5 mL larutan kuersetin 100μg/mL tambahkan 1,5 mL etanol 96%, 0,1

AlCl3 2% dan 0,1 mL kalium asetat 1M, tambahkan 2,8 mL aquadest, gojok dan diamkan

beberapa menit. Absorban diukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang dengan

rentang 400-500 nm [23].

III.6.2 Penentuan Operating Time kuersetin

Sebanyak 0,5 mL larutan kuersetin 100μg/mL tambahkan 1,5 mL etanol 96%, 0,1

AlCl3 2% dan 0,1 mL kalium asetat 1M, tambahkan 2,8 mL aquadest, gojok dan diamkan

beberapa menit. Absorban diukur dengan rentang waktu 0 – 15 menit pada panjang geombang

maksimum 442 nm.

III.6.3 Pembuatan kurva kalibrasi kuersetin

1. Dari larutan induk kuersrtin 100 μg/mL masing-masing dipipet 2 ml ; 3 ml ; 4ml ;

5 ml ; dan 6 ml, diencerkan dengan etanol hingga 10 mL hingga diperoleh

konsentrasi (20, 30, 40, 50, 60) μg/mL.

2. Dari masing-masing konsentrasi dipipet sebanyak 0,5 mL, tambahkan 1,5 mL

etanol 96%, 0,1 AlCl 3 2% dan 0,1 mL kalium asetat 1M, ditambahkan 2,8 mL

aquadest. Gojok dan diamkan selama 4 menit. Ukur serapan pada panjang

14
gelombang 442 nm, lakukan 3 kali pengukuran dan buat kurva kalibrasi yang

menghubungkan antara konsentrasi kuersein¿g/mL) dengan absorban [23].

III.6.4 Penetuan Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata
var. hahnii medio cipta)

1. 5 mg ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio

cipta) dilarutkan dengan etanol hingga 10 mL hingga diperoleh konsentrasi 500 μ

g/mL.

2. Dipipet 0,5 mL, tambahkan 1,5 mL etanol, 0,1 mL AlCl3 2%, 0,1 mL kalium asetat

1M, dan 2,8 mL aquadest. Gojok dan diamkan selama 4 menit.

3. Ukur serapan dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

maksimum 442 nm, hitung rata-rata absorban [23].

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dianalisa secara regresi linier dapat dihitung dengan rumus

regresi linier [24]:

^y = ɑ + bx

Keterangan :

^y = subjek dalam variabel dependen yang di prediksikan

a = harga y bila (x=0)

15
b = koefisien regresi

x = konsentrasi

3.8 Validasi [21]

−1 2
SD = Σ(Y −Y )
Standar deviasi :
√ N −1

3 X SD
LOD/Batas Deteksi : LOD =
b

10 X SD
LOQ/Batas Kuantitas : LOQ =
B

Keterangan :

SD = Standar Deviasi

LOD = Batas Deteksi

LOQ = Batas Kuantitas

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Uji kualitatif senyawa falvonoid pada esktrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria

trifasciata var. hahnii medio cipta) terbentuk warna orange kemerah merahan yang

menunjukkan sampel positif mengandung flavonoid.

2. Dari pengukuran larutan baku pembanding kuersetin pada panjang gelombang

maksimum 442 nm, persamaan regresi linier yang diperoleh yaitu ŷ = 0,0368 + 0,0127

x dengan nilai koefisien determinasi (R²) = 0,9997 dan koefisien korelasi (r) = 0,9998.

3. Absorban sampel yang diperoleh pada panjang gelombang maksimum 442 nm yaitu

sebesar 0,297.

4. Kadar flavonoid total ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.

hahnii medio cipta) didapat sebesar 2.737 µg/g yang dihitung sebagai kuersetin dengan

LOD 0,4339 µg/ml dan LOQ 1,4465 µg/ml.

4.2 Pembahasan

17
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah daun lidah mertua (Sansevieria

trifasciata var. hahnii medio cipta) yang diperoleh di gunung talang, kabupaten solok, provinsi

Sumatera Barat. Daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) dicuci

bersih, dirajang, dikering anginkan, dan ditimbang sebanyak 100 g.

Selanjutnya dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi yaitu dengan cara

merendam sampel dalam cairan penyari selama beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung

dari cahaya matahari langsung. Simplisia dimasukkan ke dalam botol gelap, kemudian

ditambahkan etanol 96% hingga selapis diatas sampel, tutup dan biarkan selama 3x3 hari, dan

di gojok 1 x 24 jam sehingga diperoleh maserat sebanyak 350 ml [22].

Hasil maserat diuapkan menggunakan rotary vakum evaporator, tujuannya untuk

memisahkan pelarut dari zat aktif. Ekstrakcairt yang diperoleh dipindahkan kedalam cawan

penguap yang sebelumnya telah dihitung bobot tetapnya. Kemudian dipekatkan menggunakan

waterbath sehingga diperoleh esktrak pekat sebanyak 3,34 g.

Sebelum dilakukan penentuan kadar flavonoid total, dilakukan uji kualitatif senyawa

flavonoid dengan menggunakan HCL dan serbuk Mg membentuk warna orange kemerah

merahan yang menunjukkan sampel positif mengandung senyawa flavonoid [22]. Ekstrak

etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) dinyatakan positif

mengandung flavonoid dengan menunjukkan warna orange kemerah merahan.

Penentuan panjang gelombang maksimum yang bertujuan untuk mengetahui

perubahan absorban pada setiap satuan konsentrasi akan diperoleh kepekaan analisis yang

maksimum sehingga memberikan absorbansi maksimum saat melakukan pengukuran [25].

Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan pada rentang sekitar 400-500 nm.

Panjang gelombang yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 442 nm.

18
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
400 450 500 550

Gambar 3. Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

Penentuan operating time bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang

dibutuhkan analit untuk bereaksi dengan reagen sehingga dapat menghasilkan absorban yang

maksimum serta stabil saat melakukan pengukuran. Absorbansi yang stabil dihasilkan pada

menit ke 4. Penentuan kurva kalibrasi dilakukan untuk mendapatkan persamaan regresi linear

sehingga dapat dihitung konsentrasi senyawa flavonoid yang terkandung didalam daun lidah

mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) [25]. Dengan membuat lima deret

konsentrasi kuersetin yaitu ( 20, 30, 40, 50, 60 ) μg/mL yang ditambahkan beberapa pereaksi

khusus flavonoid yaitu ALCL3 2% dan Kalium Asetat 1M. Pembuatan kurva kalibrasi untuk

mendapatkan persamaan regresi linear sehingga dapat dihitung konsentrasi senyawa flavonoid

yang terkandung didalam daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta).

Adapun persamaan regresi linear yang diperoleh yaitu ŷ = 0,0368 + 0,0127 x dengan nilai

koefisien determinasi (R²) = 0,9997, dan koefisien korelasi (r) = 0,9998, artinya 99,97 % dari

absorban dipengaruhi oleh konsentrasi, sedangkan sisanya 0,03 % dipengaruhi oleh faktor lain

seperti suhu, cahaya, zat-zat kimia dan lain sebagainya. Dari data diatas menunjukkan nilai r

19
mendekati 1 menunjukkan kurva kalibrasi linier dan terdapat hubungan antara konsentrasi

larutan quersetin dengan nilai serapan.[23].

Dasar penentuan kandungan flavonoid dengan metode aliminium klorida adalah

terjadinya pembentukan kompleks antara aluminium klorida dengan gugus keton pada atom

C-4 dan gugus hidroksil pada atom C-3 atau C-5 yang bertetangga dari golongan flavon dan

flavonol. Senyawa yang digunakan sebagai standar pada penentuan kadar flavonoid ini adalah

quersetin, karena kuersetin merupakan flavonoid golongan flavonol yang memiliki gugus

keton pada atom C-4 dan juga gugus hidroksil pada atom C-3 atau C-5 yang bertetangga [23].

Gambar 4. Pembentukan senyawa kompleks quersetin-aluminium klorida

Kemampuan flavonoid untuk membentuk kompleks dengan ALCL3 membentuk warna

orang karena terjadi reaksi reduksi oksidasi antara flavonoid dan ALCL3 dimana flavonoid

sebagai reduktor dan ALCL3 sebagai oksidator. Kemudian cukupkan dengan kalium asetat 1M

yang merupakan basa kuat membentuk warna merah yang diukur absorbannya pada panjang

gelombang maksimum 442 nm dengan 3x pengulagan. Penambahan kalium asetat berfungsi

untuk mendeteksi adanya gugus 7-hidroksil [23]. Warna merah merupakan hasil reaksi antara

ion aluminium dengan flavonoid (kuersetin) dalam suasana basa (Kalium Asetat).

Pembentukan kompleks aluminium merupakan salah satu prosedur yang paling umum untuk

20
menentukan kandungan total flavonoid dalam makanan maupun tumbuhan obat. Dari hasil

pengukuran kadar sampel tersebut diperoleh absorban sampel sebesar 0,297 dan kadar

flavonoid yang diperoleh pada ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.

hahnii medio cipta) sebesar 2.737 µg/g yang dihitung sebagai kuersetin. Sedangkan kadar

flavonoid yang telah diteliti oleh Rahim et a., (2016) sebesar 5.454 µg/g pada ekstrak etanol

daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain). Terdapat perbedaan kadar flavonoid yang

diperoleh karena daun lidah mertua yang digunakan berbeda varietas yaitu Sansevieria

trifasciata var. hahnii medio cipta dan Sansevieria trifasciata Prain.

Batas deteksi (BD/LOD) merupakan analit dalam jumlah kecilpada sampel yang

memberi respon dan deteksi signifikan yang dibandingkan dengan blanko, batas deteksi yang

didapat dari perhitungan sebesar 0,4339 µg/ml yang berarti konsentrasi tersebut masih dapat

terbaca absorbannya tapi tidak dapat digunakan dalam perhitungan. Batas kuantitas (BK/LOQ)

merupakan parameter dalam analisis renik yang diartikan sebagai analit dengan kuantitasi

terkecil dalam sampel yang masih memenuhi kriteria dengan cermat dan seksama, dimana

batas kuantitas yang didapat dari perhitungan sebesar 1,4465 µg/ml yang merupakan

konsentrasi terkecil yang tidak menimbulkan bias perhitungan [25].

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)

memiliki senyawa flavonoid dengan kadar flavonoid sebesar 2.737 µg/g ± 0,0018 yang

dihitung sebagai kuersetin.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menetapkan kadar flavonoid total daun

lidah mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta) dengan menggunakan pelarut

semi polar secara Spektrofotometer UV-Vis.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Nugroho, A. (2017). Buku Ajar Teknologi Bahan Alam. Banjarmasin: Lambung


Mangkurat University Press.

2. Anggraito, Y. U., Susanti, R., Retno, S. I., Ari, Y., Lisdiana., Nugrahaningsih,
W. H., Noor, A. H., Siti, H. B. (2018). Metabolit Sekunder Dari
Tanaman:
Apikasi Dan Produksi. Semarang: UNS Fakultas Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam.

3. Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Bandung: ITB.

4. Sulistiyo, S. (2019). Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Pelarut Terhadap Rendemen


Ekstrak Flavonoid Daun Sawo Duren (Crysophillum cainito L.). Publikasi
Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

5. Rahim, F., Revi, Y., Putri, R. (2016). Karakterisasi Dan Praformulasi Ekstrak
Kering Daun Lidah Mertua (Sansevieria trufascianta Prain). Scientia. 6(2).

6. Siregar, A. R. S., Mawardi., Elfrida. (2020). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak


Daun
Lidah Mertua (Sansevieria Masoniana Chahin) Dengan Metode Dpph(1,1-
Difenil-2-Pikrilhidrazil). Jurnal Jeumpa. 7(1).

7. Dewatisari, W. F. (2020). Perbandingan Pelarut Kloroform dan Etanol


Terhadap
Randemen Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifascianta Prain.)
Menggunakan Metode Maserasi. Prosiding Seminar Nasional Biologi di Era
Pandemi COVID-19.

8. Yunisa, T. R. (2017). Optimasi Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata


Lauremti) Dengan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE) Sebagai
Biosorben Logam Timbal (Kajian Lama Ektraksi Dan Rasio Pelarut
Rtanol;Bahan). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Teknologi Hasil
Pertanian, Universitas Brawijaya, Bandung.

9. Apriyani, F. (2015). Potensi Ekstrak Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii
Medio cipta) Untuk Mengendalikan Pertumbuhan Jamur (Collectotricum

23
capsici) Penyebab Antraknosa Pada Cabai Merah. Skripsi: Universitas Santa
Dharma Yogyakarta.

10. Zarah, J. & No, V. 2018. Struktur, Bioaktifita dan Antioksidan Flavonoid Structure,
Bioactivity and Antioxidant of Flavonoid. 6(1): 21-29.

11. Nomer, N.M.G.R., Duniaji, A.S. & Nocianitri, K.A. 2019. Kandungan Senyawa
Flavonoid dan Antosianin Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.)
serta
Aktivitas Antibakteri terhadap Vibrio cholerae. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pangan (ITEPA), 8(2): 206.

12. Hariana, H. A. (2005). Tumbuhan Obat & Khasiatnya Seri 2. Depok: Penebar
swadaya.

13. Agromedia, R. (2008). Buku Pintar Tanaman Obat 431 Jenis Tanaman
Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta : Agromedia Pustaka.

14. Siswarni, M. Z., Yusrina, I. P., Riska, R. P. (2017). Ekstraksi Kuersetin Dari
Kulit Terong Belanda (Solanum Betaceumcav.) Menggunakan Pelarut Etanol
Dengan Metode Maserasidan Sokletasi. Jurnal teknik kimia USU. 6(1).

15. Endarini, L. H. (2016). Farmakognosi dan Fitokimia. Kementrian kesehatan Republik


Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan
Penyembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

16. Marjoni, M. R. (2016). Dasar-Dasar Fitokimia Untuk D3 Farmasi. Jakarta : Trans


Info Media.

17. Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.


Andalas University Press: Padang.

18. Gandjar, I. G., Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

19. Triyanti, E. (1985). Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta


Aplikasinya Dalam Oseanolog. Oseana. 10(1), 39-47.

24
20. Suhartati, T. (2017). Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis Dan Spektrometri Massa
Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Lampung : Anugrah Utama
Raharja.

21. Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Dan Cara


Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3), 117-135.
22. Handayani, I. A. (2016). Perbandingan Kadar Flavonoid Ekstrak Buah Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff] Boerl) Secara Remaserasi Dan Perkolasi.
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. 1(1), 79-87.

23. Azizah, D. N., Endang, K., Fahrauk, F. (2014). Penetapan Kadar Flavonoid
Metode Alcl3 pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacaol.).
Kartika Jurnal Ilmiah Kefarmasin. 2(2), 45-49.

24. Schefler, C. William. (1987). Statistik Untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan
Ilmu Yang Bertautan. Bandung: ITB. 8(1), 36-41.

25. Nofita, D., Shyntia, N. S., Husnatul, M. (2020). Penentuan Fenolik Total dan
Flavonoid Ekstrak Etanol Kulit Batang Matoa (pometia pinnata J.R & G.Forst)
Secara Spektrofotometri. 8(1), 35-41.

25
Lampiran 1. Gambar Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio
cipta)

Gambar 5. Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)

26
Lampiran 2. Gambar Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var.
hahnii
medio cipta)

Gambar 6. Gambar Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii
medio cipta)

27
Lampiran 3. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid Daun Lidah Mertua (Sansevieria
trifasciata var. hahnii medio cipta)

Tabel I. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata
var. hahnii medio cipta)
Sampel Reagen Pengamatan Keterangan
Daun Lidah Serbuk Mg Sebelum Sesudah + flavonoid
Mertua
dan HCL
(Sansevieria
trifasciata var.
hahnii medio
cipta)

28
Lampiran 4. Skema Kerja Pengolahan Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var.
hahnii medio cipta)

Daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata


var. hahnii medio cipta) (100 g)

Dicuci bersih, di rajang, dan


dikering anginkan

Dimaserasi dengan etanol 96%


selama 3x3 hari pada suhu kamar

Maserat yang didapat diuapkan


menggunakan rotary vakum
evaporator

Ekstrak kental sebanyak (3,34 g)

Gambar 7. Skema Kerja Pengolahan Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria


trifasciata var. hahnii medio cipta)

29
Lampiran 5. Skema Kerja Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

Larutan induk kuersetin 100


μg/mL pipet 0,5 mL

Tambahkan 1,5 mL etanol 96%

Tambahkan 0,1 mL AlCl3 2%,


tambahkan 0,1 mL Kalium asetat
1M

Tambahkan 2,8 mL aquadest

Gojok dan diamkan

Absorban diukur pada panjang


gelombang maksimum 442 nm.

Gambar 8. Skema Kerja Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

30
Lampiran 6. Skema Kerja Penentuan Kurva Kalibrasi Kuersetin

Larutan induk kuersetin 100


μg/mL

Pipet 2 mL + Pipet 3 mL + Pipet 4 mL + Pipet 5 mL + Pipet 6 mL +


etanol hingga etanol hingga etanol hingga etanol hingga etanol hingga
10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
(20 μg/mL) (30 μg/mL) (40 μg/mL) (50 μg/mL) (60 μg/mL)

Pipet 0,5 mL

Masing-masing tambahkan 1,5 mL


etanol 96% + 0,1 AlCl 3 2%

Tambahkan 0,1 mL Kalium asetat


1M, ditambahkan 2,8 mL aquadest

Gojok, diamkan selama 4 menit

Ukur serapan dengan panjang


gelombang maksimum 442 nm

Gambar 9. Skema Kerja Pembuatan Kurva Kalibrasi Kuersetin

31
Lampiran 7. Skema Kerja Penentuan Kadar Flavonoid Total Elstrak Etanol Daun
Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)

Timbang ekstrak 5 mg, larutkan dengan


etanol 96% hingga 10 mL

Pipet 0,5 mL tambahkan 1,5


mL etanol 96%

Tambahkan 0,1 mL AlCl3 2%,


tambahkan 0,1 mL Natrium asetat
1M

Tambahkan 2,8 mL aquadest

Gojok dan diamkan selama 4 menit

Ukur serapan dengan spektrofotometri


UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum 442 nm.

Gambar 10. Skema Kerja Penentuan Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Lidah Mertua

32
(Sansevieria trifasciata var. hahnii medio cipta)

Lampiran 8. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

Tabel II. Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

Panjang Gelombang Absorban


(nm)
400 0,466
411 0,600
421 0,722
431 0,809
442 0,842
452 0,802
462 0,698
472 0,541
482 0,382
492 0,259
500 0,187

33
Lampiran 9. Penentuan Operating Time

Tabel III. Opterating Time pada panjang gelombang 442

Menit Absorban
0:00:00 0,841
0:01:00 0,841
0:02:00 0,840
0:03:00 0,840
0:04:00 0,841
0:05:00 0,841
0:06:00 0,841
0:07:00 0,841
0:08:00 0,841

Lampiran 10. Penentuan Kurva Kalibrasi Kuersetin

Tabel IV. Kurva Kalibrasi Kuersetin

Konsentrasi Absorban Rata-rata absorban

34
1 2 3
20 0,293 0,293 0,293 0,293
30 0,413 0,413 0,413 0,413
40 0,548 0,548 0,548 0,548
50 0,668 0,668 0,668 0,668
60 0,800 0,800 0,800 0,800

0.9

0.8
f(x) = 0.01 x + 0.04
0.7 R² = 1

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65

Gambar 11. Kurva Kalibrasi Kuersetin Pada Panjang Gelombang 442

LOD = 0,4339 µg/ml, LOQ = 1,4465 µg/ml

Lampiran 11. Perhitungan Batas Deteksi (BD/LOD) dan Batas Kuantitas (BK/LOQ)
Pada Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var.
hahnii medio cipta)

ŷ = ɑ + bx

35
= 0,0368 + 0,0127 x

SD = 0,0018371173

3 x SD
BD/LOD =
b

3 x 0,0018371173
=
0,0127

0,0055113519
=
0,0127

= 0,4339 µg/ml

10 x SD
BK/LOQ =
b

10 x 0,0018371173
=
0,0127

0,018371173
=
0,0127

= 1,4465 µg/ml

Lampiran 12. Hasil Pengukuran Absorban Sampel

Tabel V. Pengukuran Absorban Sampel

Absorban
I II II Rata-rata
0,297 0,297 0,297 0,297

Nilai x berdasarkan persamaan kuersetin

36
Ŷ = a + bx

0,297 = 0,0368 + 0,0127 x

0,297 – 0,0368 = 0,0127 x

0,2602 = 0,0127x

0,2602
X=
0,0127

= 20,488 µg/0,5 ml

10 ml
Untuk 10 ml = x 20,488 µg/ml
0,5 ml

= 409,76 µg

= 0,40976 mg 5 mg ekstrak

Total ekstrak yang diperoleh dari 100 g sampel segar = 3,34 g


3.340 mg
= x 0,40976 mg
5 mg

= 273,71968 mg

= 0,27371968 g 100 g sampel segar

Flavonoid yang terdapat dalam 100 g sampel segar daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata

var. hahnii medio cipta)

100 g
= x 0,27371968 g
100 g

37
= 0,2737 % b/b

38

Anda mungkin juga menyukai