Anda di halaman 1dari 26

ARTIKEL PENELITIAN DARI SKRIPSI

“PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH GULA AREN DENGAN KRIMER


DAN PERSENTASE MALTODEKSTRIN TERHADAP KARAKTERISTIK
BUBUK MINUMAN JAHE INSTAN“
Sebagai Penilaian UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Dr. Sri Mulyani, S.Pt., M.P.

Disusun Oleh :
Fahira Adibah Thalib

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI PANGAN


DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Artikel Penelitian
Pengaruh Perbandingan Jumlah Gula Aren dengan Krimer dan Persentase Maltodekstrin terhadap
Karakteristik Bubuk Minuman Jahe Instan
The Effect of Ratio of Palm Sugar with Creamer and Percentation of Maltodextrin on the Quality of Ginger
Drink Instant Powder
Hebry Siagian
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan jumlah gula aren dengan krimer
dan persentase maltodekstrin terhadap karakteristik bubuk minuman jahe instan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, menggunakan
rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu perbandingan jumlah gula aren dengan krimer (A) :
(85%:15% ; 75%:25% ; 65%:35% ; 55%:45%) dan persentase maltodekstrin (B) : (12,5% ; 15% ; 17,5% ;
20%). Parameter yang dianalisa adalah kadar air, kadar abu, total padatan terlarut, total padatan, daya larut,
uji organoleptik aroma dan rasa, uji organoleptik aroma dan rasa, nilai skor rasa dan warna. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbandingan jumlah gula aren dengan krimer memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap kadar air, kadar abu, total padatan terlarut, total padatan, daya larut, nilai organoleptik
hedonik rasa dan warna. Persentase maltodekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap
kadar air, kadar abu, total padatan terlarut, total padatan, daya larut, nilai organoleptik hedonik aroma dan
rasa, nilai organoleptik skor rasa. Perbandingan jumlah gula aren dengan krimer 55%:45% dan persentase
maltodekstrin 20% menghasilkan bubuk minuman jahe instan terbaik.

Kata kunci: Bubuk minuman jahe instan, gula aren, krimer, maltodekstrin.

Abstract
This study was conducted to determine the effect of ratio of palm sugar with creamer and
percentation of maltodextrin on the quality of ginger drink instant powder. This research was conducted at
the Laboratory of Food Technology, Faculty of Agriculture, University of Sumater Utara, Medan, using
completely randomized design with two factors i. e: ratio of palm sugar with creamer (A) : (85%:15% ;
75%:25% ; 65%:35% ; 55%:45%) and percentation of maltodextrin (B) : (12,5% ; 15% ; 17,5% ; 20%). The
parameters analyzed were water content, ash content, total soluble solid, total solid, solubility, the hedonic
organoleptic value of flavor and taste, the score organoleptic value of taste and colour. The result showed that
the ratio of palm sugar with creamer had highly significant effect on the water content, ash content, total
soluble solid, total solid, solubility, hight of sediment, the hedonic organoleptic value of taste and colour.
Percentation of maltodextrin had highly significant effect on water content, ash content, total soluble solid,
total solid, solubility, the hedonic organoleptic value of flavour and taste, the score organoleptic value of
taste. Ratio of palm sugar with creamer of 55%:45% and percentation of maltodextrin of 20% produced the
best quality of ginger drink instant powder

Keywords: Creamer, ginger drink instant powder, maltodextrin, palm sugar.

Pendahuluan
Jahe merupakan jenis rempah-rempah yang menjadi salah satu komoditas ekspor yang banyak
diperdagangkan. Ada tiga tipe jahe utama di Indonesia, yaitu jahe merah, jahe gajah (jahe badak), dan jahe
putih kecil (jahe emprit). Ketiga jenis ini didasarkan pada bentuk, ukuran, dan warna jahe (Rostiana, et al.,
1991). Minuman jahe adalah minuman yang dibuat dari sari rimpang jahe yang dimasak dan ditambahkan
gula. Jenis gula yang umumnya digunakan adalah gula aren dan gula putih (gula tebu) sebagai tambahannya.
Dalam pembuatan minuman jahe sering ditambahkan bahan lain seperti rempah-rempah dan yang susu yang
bertujuan untuk menambah cita rasa (gurih). Namun bagi penderita lactose intolerance, krimer nabati
digunakan karena tidak mengandung laktosa, harga yang lebih murah serta penggunaan yang lebih mudah.
Penggunaan gula aren pada minuman jahe dapat memperbaiki warna dari minuman jahe. Kandungan gula
dan minyak atsiri dalam minuman jahe menyebabkan minuman jahe mudah rusak jika dibiarkan dalam
wadah terbuka untuk waktu lama. Hal ini berpengaruh terhadap aroma dan rasa minuman, yang merupakan
parameter kualitas yang diperhitungkan dalam pembuatan minuman jahe. Minuman jahe umumnya memiliki
rasa pedas, manis, dan aroma rempah yang khas. Jahe merah memiliki rasa yang lebih pedas dan memiliki
kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dari jahe gajah dan emprit. Jahe merah umumnya digunakan
sebagai minuman penyegar dan sumber minyak atsiri (Yuliani, dkk., 1991). Minuman jahe umumnya
dikonsumsi dalam keadaan hangat, sehingga penyajiannya memerlukan wadah yang harus terus tetap panas.
Salah satu pengolahan lanjutan dari jahe adalah minuman jahe berbentuk bubuk yang dapat
dikonsumsi dengan menambahkan air panas (bubuk minuman jahe instan) (Rukmana, 2000). Kelebihan dari
minuman bubuk jahe instan adalah penggunaanya yang praktis, memiliki umur simpan lebih lama,
meningkatkan nilai ekonomi jahe, harga lebih ekonomis, dan dapat didistribusikan dengan mudah sebagai
produk komersil. Sedangkan kekurangannya adalah kurang terasanya flavor dari bahan tambahan pada
minuman jahe yang mungkin diakibatkan oleh kehilangan flavor karena proses pemanasan pada saat
pengeringan produk atau kurang tepatnya penggunaan bahan penyalut sebagai pembentuk bubuk minuman
jahe. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan minuman jahe yaitu dibuat dalam bentuk bubuk
menggunakan metode pengeringan. Minuman jahe dibuat dalam bentuk instan dengan menambahkan
maltodekstrin sebagai bahan penyalut. Sifat-sifat yang dimiliki maltodekstrin antara lain mengalami proses
dispersi yang cepat, memiliki daya larut yang tinggi, mampu membentuk film, memiliki sifat higroskopis
yang rendah, mampu membentuk body, sifat browning rendah, mampu menghambat kristalisasi, dan 
memiliki  daya  ikat yang kuat  (Hui, 1992). Penelitian sejenis mengenai pembuatan minuman bubuk instan
dengan bahan penyalut maltodekstrin telah dilakukan oleh Rahmawati (2011), Pratiwi (2011), dan Yuliawati
dkk. (2015), dimana perlakuan terbaik pada penggunaan maltodekstrin masing-masing 20%, 15%, dan 10%.
Penentuan perbandingan jumlah gula aren dengan krimer pada penelitian berdasarkan percobaan dan
keumuman pemakaian krimer pada minuman di masyarakat.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan jumlah gula aren dengan
krimer dan persentase maltodekstrin yang tepat pada pembuatan bubuk minuman jahe instan. Penelitian ini
merupakan sumber informasi untuk mengetahui pengaruh perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan
maltodekstrin terhadap karakteristik bubuk minuman jahe instan, serta merupakan sumber data dalam
penyusunan skripsi, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknologi pangan di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Materi dan Metode


Materi
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jahe merah, gula aren, kapulaga, pala, kayu
manis, cengkeh, merica, jintan manis, bunga lawang, daun pandan, gula putih, maltodekstrin komersil,
krimer nabati merek Nescafe®, dan akuades. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan
analitik, gelas ukur, hand refractometer, ayakan 60 mesh, desikator, oven, pipet tetes, saringan kopi
tradisional, plastik polyethilen, kain saring, tanur, cawan porselin, aluminium foil, blender, stirer,
thermometer, dan alat pecah belah lainnya.

Metode
Penelitian berlangsung selama periode Juli - Agustus 2017 di Laboratorium Teknologi Pangan
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL) dengan dua faktor, yaitu:
Faktor I : A (Gula aren : Krimer), dari berat campuran 45 g.
 A1 = 85% : 15%
 A2 = 75% : 25%
 A3 = 65% : 35%
A4 = 55% : 45%
Faktor II : B (Maltodekstrin), dari berat bahan padatan.
 B = 12,5 % 
1

B = 15 % 2

 B = 17,5 %
3

 B = 20 % 4

Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination (Tc) adalah 4 x 4 = 16, dan setiap
perlakuan dilakukan 2 kali ulangan, sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 32 sampel. Penelitian ini
juga dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan model :
Ŷ = µ + α + β + (αβ) ε
ijk i j ij + ijk

Ŷ ijk : Hasil pengamatan dari faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j dengan ulangan
ke-k
µ  : Efek nilai tengah
 α   i : Efek dari faktor A pada taraf ke-i 
βj   : Efek dari faktor B pada taraf ke-j
(αβ) ij : Efek interaksi faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j
 εijk : Efek galat dari faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT
(Duncan’s Multiple Range Test). Pada prosesnya penelitian ini meliputi proses pembuatan sari jahe, proses
pembuatan bubuk jahe instan, serta analisis yang meliputi kadar air, kadar abu, total padatan terlarut, total
padatan, daya larut, uji organoleptik aroma dan rasa, serta penentuan skor rasa dan warna.

Proses pembuatan sari jahe


Rimpang jahe disortasi, dibersihkan, dikupas, dicuci dengan air, dipotong kecil-kecil kemudian
dikukus selama 20 menit. Rimpang jahe yang telah dikukus dihancurkan dengan blender dengan
penambahan air dimana perbandingan air dengan jahe adalah 2 :1 dari berat jahe segar. Bubur jahe yang
dihasilkan diperas dengan kain saring sampai diperoleh sari jahe.
Proses pembuatan bubuk jahe instan
Sari jahe sebanyak 150 g dimasukkan ke dalam wajan dan dipanaskan, ditambahkan cengkeh, buah
pala, merica, bunga lawang, jintan manis, kapulaga, kayu manis, gula putih, gula aren, krimer, dan
maltodekstrin sesuai perlakuan sambil diaduk hingga semua bahan larut dan sari jahe mendidih. Sari jahe
dipindahkan ke loyang dan dikeringkan dengan oven 60 oC. Pengeringan dilakukan selama 48 jam. Hasil
pengeringan dihancurkan dengan blender, diayak dengan ayakan 60 mesh dan disimpan selama 3 hari.
Dilakukan pengamatan dan pengukuran data.

Prosedur analisa kadar air


Kadar air dianalisis dengan metode AOAC (1984). Sampel ditimbang sebanyak 5 g di dalam cawan
aluminium kering (dipanaskan di oven selama 24 jam) yang diketahui berat kosongnya. Sampel kemudian
dikeringkan dalam oven dengan suhu 70o C selama 3 jam. Sampel didinginkan di dalam desikator selama 15
menit lalu ditimbang kembali. Perlakuan ini diulangi hingga diperoleh berat konstan. Kadar air dihitung
dengan rumus :
Berat awal – Berat akhir x 100%
Kadar air (%) =
Berat akhir

Prosedur analisa kadar abu


Kadar abu dianalisis dengan metode SNI 01-3451-1994. Sampel yang telah dikeringkan pada analisa
kadar air, ditimbang sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen dan dibakar selama 1 jam pada
suhu 100o C dalam tanur selama 1 jam, dilanjutkan dengan suhu 300o C selama 2 jam, kemudian dengan
suhu 500o C selama 2 jam. Cawan porselen berisi abu didinginkan dan dikeluarkan dari tanur dimasukkan
ke dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Kadar abu diperoleh dengan rumus :
Berat akhir x 100%
Kadar abu (%) =
Berat akhir

Prosedur analisa total padatan terlarut


Total padatan terlarut dianalisis dengan metode Muchtadi dan Sugiono (1989). Sampel ditimbang
sebanyak 2 g dan ditambah akuades sehingga volume total 10 ml. Hand refractometer terlebih dahulu
distandarisasi dengan menggunakan akuades. Sari yang sudah diencerkan dengan pipet tetes dan diteteskan
pada prisma hand refractometer. Pembacaan skala diamati dan dicatat nilainya. Kadar total padatan terlarut
adalah nilai yang diperoleh dikalikan dengan 5 (faktor pengenceran) dan dinyatakan dalam oBrix.
Prosedur analisa total padatan
Total padatan dianalisis dengan metode SNI 06-6989.26-2005. Sampel ditimbang sebanyak 5 g pada
alumunium foil dan dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105o C selama 3 jam. Sampel dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang berat akhir sampai berat konstan. Total
padatan dihitung dengan rumus :
Berat akhir x 100%
Total padatan (%) =
Berat akhir

Prosedur analisa daya larut


Daya larut dianalisis dengan metode SNI 7612-2011. Sampel ditimbang 10 g, dan dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml. Sampel kemudian ditambahkan dengan air, dikocok, lalu dibiarkan beberapa jam
sembari sesekali digoyangkan. Ditambahkan air sampai tanda tera dan dibiarkan sampai 30 menit. Filtrat
disaring dan diambil dengan pipet volume sebanyak 10 ml ke atas cawan aluminium yang telah diketahui
beratnya. Cawan aluminium dipanaskan 110o di dalam oven selama sekitar 3 jam hingga diperoleh berat
konstan. Daya larut dihitung dengan rumus :
10 (Berat akhir – berat cawan) x 100%
Daya Larut =
Berat sampel

Prosedur uji organoleptik dan rasa


Uji organoleptik aroma, rasa, dan warna ditentukan dengan metode Soekarto (2008). Sampel yang
telah diberi kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang
ditentukan berdasarkan skala numerik. Skala hedonik aroma, dan rasa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Skala hedonik aroma dan rasa


Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
Prosedur penentuan skor rasa dan warna
Sampel yang telah diberi kode diuji secara acak oleh 15 panelis. Pengujian dilakukan secara inderawi
(organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik seperti pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Skala skor rasa
Skala hedonik Skala numerik
Sangat manis 4
Manis 3
Agak manis 2
Tidak manis 1

Tabel 3. Skala skor warna


Skala skor Skala numerik
Sangat coklat
4
Coklat 3
Agak coklat 21
Coklat halus

Hasil dan Pembahasan


Secara umum perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan persentase maltodekstrin
memberikan pengaruh terhadap karakteristik mutu bubuk minuman jahe instan meliputi, kadar air, kadar abu,
total padatan terlarut, total padatan, daya larut, dan nilai organoleptik (aroma, rasa, dan warna) seperti pada
Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Pengaruh perbandingan jumlah gula aren dengan krimer terhadap karakteristik
mutu bubuk minuman jahe instan
Perbandingan jumlah gula aren dengan krimer
Parameter yang diuji A1 A2 A3 A4
(85%:15%) (75%:25%) (65%:35%) (55%:45%)
Kadar air (%) 4,57 4,29 4,27 4,25
Kadar abu (%) 1,43 1,15 1,10 1,08
Total padatan terlarut
59,58 58,49 57,87 57,71
(oBrix)
Total padatan (%) 93,43 93,55 93,73 93,81
Daya larut (%) 50,81 51,48 51,73 52,71
Nilai hedonik aroma 3,48 3,53 3,77 3,83
Nilai hedonik rasa 3,38 3,46 3,93 3,93
Nilai skor rasa 3,39 3,31 3,26 3,25
Nilai skor warna 2,84 2,33 1,88 1,46
Tabel 5. Pengaruh persentase maltodekstrin terhadap karakteristik mutu bubuk minuman
jahe instan
Perbandingan jumlah gula aren dengan krimer
Parameter yang diuji B1 B2 B3 B4
(12,5%) (15,0%) (17,5%) (20,0%)
Kadar air (%) 4,63 4,41 4,26 4,08
Kadar abu (%) 1,10 1,15 1,23 1,30
Total padatan terlarut (oBrix) 56,63 57,64 59,04 60,34
Total padatan (%) 93,37 93,56 93,71 93,89
Daya larut (%) 50,87 51,47 51,98 51,28
Nilai hedonik aroma 3,21 3,44 3,84 4,14
Nilai hedonik rasa 3,40 3,52 3,81 3,95
Nilai skor rasa 3,03 3,19 3,44 3,55
Nilai skor warna 2,06 1,87 1,69 1,56

Kadar air
Dari daftar sidik ragam Lampiran 1 menunjukkan bahwa perbandingan gula aren dengan krimer
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 1 juga menunjukkan bahwa persentase maltodekstrin
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan persentase maltodekstrin
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan.

Kadar abu
Dari daftar sidik ragam Lampiran 2 menunjukkan bahwa perbandingan gula aren dengan krimer
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 2 menunjukkan bahwa persentase maltodekstrin
memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar abu bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan persentase maltodekstrin
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar abu bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan.

Total padatan terlarut


Daftar sidik ragam Lampiran 3 menunjukkan bahwa perbandingan jumlah gula aren dengan krimer
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total padatan terlarut bubuk minuman jahe
instan yang dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 3 menunjukkan bahwa persentase
maltodekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan terlarut bubuk
minuman jahe instan yang dihasilkan serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan
persentase maltodekstrin memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total padatan terlarut
bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan.

Total padatan
Dari daftar sidik ragam Lampiran 4 menunjukkan bahwa perbandingan gula aren dengan krimer
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan bubuk minuman jahe instan
yang dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 4 menunjukkan bahwa persentase maltodekstrin
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan bubuk minuman jahe instan
yang dihasilkan serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan persentase
maltodekstrin memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total padatan bubuk minuman
jahe instan yang dihasilkan.

Daya larut
Dari daftar sidik ragam Lampiran 5 menunjukkan perbandingan gula aren dengan krimer
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya larut bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 5 menunjukkan persentase maltodekstrin memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya larut bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan
serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan persentase maltodekstrin
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total padatan bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan.

Nilai organoleptik hedonik aroma


Dari daftar sidik ragam Lampiran 6 menunjukkan perbandingan jumlah gula aren dengan krimer
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik hedonik aroma bubuk
minuman jahe instan yang dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 6 menunjukkan persentase
maltodekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoletik hedonik
aroma bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren
dengan krimer dan persentase maltodekstrin memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
nilai organoleptik hedonik aroma bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan.

Nilai organoleptik hedonik rasa


Dari daftar sidik ragam Lampiran 7 menunjukkan persentase maltodekstrin memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoletik hedonik rasa bubuk minuman jahe instan yang
dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 7 menunjukkan persentase maltodekstrin memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoletik hedonik rasa bubuk minuman jahe instan
yang dihasilkan serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan persentase
maltodesktrin memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik hedonik rasa
bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan.

Nilai organoleptik skor rasa


Dari daftar sidik ragam Lampiran 8 menunjukkan persentase maltodekstrin memberikan pengaruh
tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoletik skor rasa bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan. Selain
itu, daftar sidik ragam Lampiran 8 menunjukkan persentase maltodekstrin memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoletik skor rasa bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan serta
interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan persentase maltodesktrin memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik skor rasa bubuk minuman jahe instan
yang dihasilkan.

Nilai organoleptik skor warna


Dari daftar sidik ragam Lampiran 9 menunjukkan perbandingan jumlah gula aren dengan krimer
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik skor warna bubuk
minuman jahe instan yang dihasilkan. Selain itu, daftar sidik ragam Lampiran 9 menunjukkan persentase
maltodekstrin memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoletik hedonik warna bubuk
minuman jahe instan yang dihasilkan serta interaksi antara perbandingan jumlah gula aren dengan krimer
dan persentase maltodesktrin memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai
organoleptik hedonik warna bubuk minuman jahe instan yang dihasilkan.

Kesimpulan
Perbandingan jumlah gula aren dengan krimer memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar air (%), kadar abu (%), total padatan terlarut (oBrix), total padatan (%), daya larut
(%), tinggi endapan (cm), uji organoleptik hedonik rasa, uji organoleptik hedonik warna, dan memberi
pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap uji organoleptik hedonik aroma, uji organoleptik skor
rasa. Persentase maltodekstrin memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air
(%), kadar abu (%), total padatan terlarut (oBrix), total padatan, daya larut (%), tinggi endapan (cm), uji
organoleptik hedonik aroma, uji organoleptik hedonik rasa, uji organoleptik skor rasa, dan berbeda tidak
nyata (P>0,05) uji organoleptik skor warna. Interaksi perbandingan jumlah gula aren dengan krimer dan
persentase maltodekstrin memberi pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap tinggi endapan, dan
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap parameter lainnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, produk bubuk
minuman jahe instan yang bermutu baik berdasarkan parameter adalah pada perlakuan A4B4 yaitu dengan
perbandingan jumlah gulan aren dengan krimer 55%:45% dengan persentase maltodekstrin 20%.

Ucapan Terima Kasih


Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar
sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin mengucap
terima kasih kepada orang tua dan keluarga besar yang telah membesarkan, mendidik, dan selalu
mendoakan yang tiada hentinya kepada penulis selama ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MP, selaku ketua komisi pembimbing dan Prof. Dr. Elisa
Julianti, STP, M.Si., selaku anggota komisi pembimbing yang telah membantu penulis melakukan
penelitian. Selain itu, penulis juga ingin mengucap terima kasih kepada staf pengajar, pegawai, dan teman-
teman di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan atas bantuan serta dukungannya untuk penulis.

Daftar Pustaka
Affandi, Y. M. S., M. S. Miskandar, I. N. Aini, and M. D. N. Habi. 2003. Palm- Based Non-Hydrogenated
Creamer. www.mpob.my/bsJPGutama. [31 Agustus 2017].

Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan. Departemen Pendidikan Nasional.
Bandung.

Airproduct. 2016. Krimer. http://airproducts.co.id [31 Agustus 2017].

AOAC. 1970. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist. Association of
Official Analytical Chemist, Washington D. C.

Badarudin, Tahmid. 2006. Penggunaan Maltodekstrin pada Yoghurt Bubuk Ditinjau dari Uji Kadar Air,
Keasaman, Ph, Rendemen, Reabsoprsi Uap Air, Kemampuan Keterbasahan, dan Sifat Kedispersian.
[Skripsi]. Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.
Malang.
Barbosa, C. G. V., Ortega, R, E., Juliano, P., dan Yan, H. 2005. “Food Powders : Physical Properties,
Processing, and Functionality”. Plenum Publisher. New York.

Bermawie N, Hadad E. A., Martono B, Ajijah N, dan Taryono. 1997. Plasma Nutfah Dan
Pemulihan Di dalam : Jahe Monograf Nomor 3. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Bogor.

Blancard, P. H. and Katz, F.R. 1995. Starch Hydrolisis in Food Polysaccarides and Their Application.
Marcell Dekker. Inc: New York.

Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., and Wotton, M. 2009. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo
dan Adiono. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

DeMan, M. J. 1989. Kimia Pangan. Penerjemah : K. Padmawinata. ITB-Press.


Bandung.

Depkes, RI. 1989. Vademakum Bahan Obat Alami.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharatara Karya
Aksara. Jakarta.

Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout. Jember: FTP UNEJ.

Frascareli, E. C. ; Silva, V. M.; Tonon, R. V. ; Hubinger, M. D. 2011. Physicochemical Properties of Coffee


Oil Microcapsules Produced by Spray Drying. Agrobioenvases. Brazil.

Gunawan, D. 2010. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Swadaya. Jakarta. Govindarajan, V. S. 1982.
Ginger - Chemistry, Technology, and Quality Evaluation : Part 2. Crit. Rev. in Food Sci. & Nutr.
17:189-258.

Hapsoh, Y. Hasanah, E. Julianti. 2010. Budidaya dan Teknologi Pasca Panen Jahe. USU Press. Medan.

Harmono dan A. Andoko. 2005. Budi Daya dan Peluang Bisnis Jahe. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hui, Y. H. 2002. Encyclopedia of Food Science and Technology Handbook. VCH Publisher, Inc. New
York.

Intan, A. N. T. 2007. Pembuatan minuman instan secang. tinjauan proporsi putih telur dan
maltodekstrin terhadap sifat fisiko-organoleptik. Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian.
5(2):61-71.

Kardiyono. 2010. Menuai Berkah Aren. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, 2010.
http://banten.litbang.deptan.go.id [31 Agustus 2017].

Koswara. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Edisi Pertama. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Meanshealth. 2010. Jenis Pemanis Alami. www.meanshealth.com [31 Agustus 2017].

Mishra, P. 2009 . Isolation, Spectroscopic Characterization and Molecular Modeling Studies of


Mixture of Curcuma longa, Ginger And Seeds of Fenugreek. International Journal of
PharmTech Research. 1: 79-95. Mydas, Chelonia.

Muchtadi, D. dan T. R. Sugiyono. 1989. Petunjuk laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan
Gizi. IPB, Bogor.

Nicol, W. M. 1982. Sucrose, The Optimum Sweetener. Edited by G. G. Birch dan K. J. Parker. Applied
Science Publishers Ltd. London.

Nurhayati, 1996. Mempelajari kontribusi flavor gula merah pada pembentukan flavor kecap manis. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Paimin, F. B dan Murhananto. 1991. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Pratiwi, I. Y. 2011. Pengaruh variasi maltodekstrin terhaadp kualitas minuman serbuk instan kayu manis.
Skripsi Program Studi Biologi, Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Purseglove, J. W., E. G. Brown., C.L. Green and Robbins. 1981. Spicies Vol. II. Tropical Agriculture Series.
Longman. London.

Putra, S. D. R.; Ekawati, L. M; Purwijantiningsih; Pranata , F. Sinung. 2013. Kualitas minuman serbuk
instan kulit buah manggis (Garcinia Mangostana Linn.) dengan variasi maltodekstrin dan
suhu pemanasan. [Jurnal]. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Rahmawati., R. T. 2011. Aktivitas antioksi dan minuman serbuk buah buni (Antidesma bunius Linn.) pada
tingkat kematangan yang berbeda. Skripsi. Mayor Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas
Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Raiman, F. B. 2004. Budi Daya Pengolahan dan Perdagangan Jahe. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rengga, P. W. D. dan A. P. Handayani. 2004. Serbuk instan manis daun pepaya sebagai upaya
memperlancar air susu ibu. Jurnal Fakultas Teknik Kimia Semarang. Universitas Negeri
Semarang.

Rostiana O, Abdullah A, Taryono, Hadad E. A. 1991. Jenis-Jenis Tanaman Jahe. Edisi Khusus Littro VII
(I) 7-10.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J. and Quinn M., E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Lexi-Comp :
American Pharmaceutical Association, Inc. Page 418, 685.

Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. Kanisius. Yogyakarta.

Rumayar, H., J. Pontoh dan Kowel. 2012. Kristalisasi Sukrosa pada Pembuatan Gula Kristal dari Nira Aren.
Diterima untuk publikasi di Buletin Palma

Rumokoi, M. 1990. Manfaat Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr). Buletin Balitka No. II Edisi Januari
1990. Jakarta.

Safari, A. 1993. Teknik Membuat Gula Aren. Karya Anda. Surabaya.

Santos-krimer. 2016. Krimer. http://santos-krimer.co.id [31 Agustus 2016].

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Cetakan 1. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Schenk, S. W. Dan Hebbeda, R. E. 2002. Starch Hydrolysis Product, Worldwide Technology Production
and Application. VCH Publisher Inc. New York.

Sembiring, B. S. dan S. Yulianti. 2008. Penanganan dan Pengolahan Rimpang Jahe. IPB Press. Bogor.

Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Pusbang-Tepa IPB,
Bogor.

Srihari, Endang., Lingganingrum, Farid Sri., Hervita, Rossa., dan Wijaya S, Helen. 2010. Pengaruh
Penambahan Maltodekstrin pada Pembuatan Santan Kelapa Bubuk. [Seminar]. Seminar Rekayasa
Kimia dan Proses. ISSN : 1411-4216. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Surabaya.

Standar Nasional Indonesia (SNI). 1994. Kadar Abu. SNI 01-3451-1994.

Standar Nasional Indonesia (SNI). 2005. Padatan Total. SNI 06-6989.26-2005.

Standar Nasional Indonesia (SNI). 2011. Penentuan Daya Larut. SNI 7612-2011.

Standar Nasional Indonesia (SNI). 1996. Syarat Mutu Minuman Instan. SNI 01-4320-1996.

Sugiyono. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta, Bandung. Suhartono, M. T. 1989. Enzim dan
Bioteknologi. PAU IPB. Bogor.

Suratman. 1987. Pedoman Bercocok Tanam Jahe. Balitro. Bogor.

Swinkles, J. J. 1985. Source of Starch. Its Chemistry and Physics. Dalam Van Beynum, G. M. M. Dan J. A.
Roles (eds.). Starch Conversion Technology. Marcell Dekker. New York.

Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. UGM- Press. Yogyakarta.

Thamrin, H., Austin,I.R., dan Wibisono, E.R., 2009. Pemanfaatan Ekstrak Pigmen Bunga Kana Merah
(Canna coccinea Mill) sebagai Tablet Effervescent. http.Scribd.com [31 Agustus 2017].

Whistler, J. N. Bemiller, E. F. Paschall (eds). 1993. Starch : Chemistry and Technology, 2end ed.
Academic Press. Inc, Orlando. Tokyo. 611-626.

Wikipediaa. 2016. Kapulaga. https://id.wikipedia.org. [31 Agustus 2017].


Wikipediab. 2016. Pala. https://id.wikipedia.org. [31 Agustus 2017].

Wikipediac. 2016. Merica. http://id.wikipedia.org. [31 Agustus 2017].

Wikipediad. 2016. Jintan Manis. https://id.wikipedia.org. [31 Agustus 2017].

Wikipediae. 2016. Bunga Lawang. https://id.wikipedia.org. [31 Agustus 2017].

Wikipediaf. 2016. Daun Pandan. https://id.wikipedia.org. [31 Agustus 2017].

Winarno, F. G dan T. S. Rahayu., 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.

Wired. 2007. Whats inside powdered nondairy creamer. https://www.wired.com. [31 Agustus 2016].

Wohlmuth, H., D. N. Leach, M. K. Smith, and S. P. Myers. 2005. Gingerol content of diploid and tetraploid
clones of ginger (Zingiber officinale Rosc). J. Agric. Food Chem. 53 : 5772–5778.

Yuliani S, Hemani, Anggraini. 1991. Aspek pasca panen jahe. Edisi Khusus Littro. VII (1) : 30-37.

Yuliawati, S. T dan Susanto, W. H. 2015. Pengaruh lama pengeringan dan konsentrasi maltodekstrin
terhadap karakteristik fisik kimia dan organoleptik minuman instan daun mengkudu (Morinda
Citrifolia L). Jurnal Pangan dan Agroindustri 3 (1) : 41-52.

Zobel H. F. 1992. Starch: Sourcers, Production and Properties. New York.


Lampiran 1. Data pengamatan kadar air bubuk minuman jahe instan (%) Perlakuan
Ulangan
I II Total Rataan
A1B1 4,7957 4,9724 9,7681 4,8841
A1B2 4,5837 4,6476 9,2313 4,6157
A1B3 4,4375 4,5609 8,9984 4,4992
A1B4 4,4979 4,0776 8,5755 4,2878
A2B1 4,5181 4,7144 9,2325 4,6163
A2B2 4,3003 4,3117 8,6120 4,3060
A2B3 4,2174 4,2257 8,4431 4,2216
A2B4 4,0072 4,0004 8,0076 4,0038
A3B1 4,4239 4,6789 9,1028 4,5514
A3B2 4,3742 4,3042 8,6784 4,3392
A3B3 4,0509 4,3059 8,3568 4,1784
A3B4 4,0028 4,0075 8,0103 4,0052
A4B1 4,4042 4,5145 8,9187 4,4594
A4B2 4,3209 4,4066 8,7275 4,3638
A4B3 4,1789 4,1201 8,2990 4,1495
A4B4 4,0611 4,0025 8,0636 4,0318
Total 139,0256
Rataan 4,3446

Daftar sidik ragam kadar air (%)


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 1,8665 0,1244 9,32 ** 2,35 3,41
A 3 0,5553 0,1851 13,86 ** 3,63 5,29
B 3 1,2773 0,4258 31,88 ** 3,63 5,29
B Lin 1 1,2686 1,2686 95,00 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,0035 0,0035 0,26 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,0052 0,0052 0,39 tn 4,49 8,53
AxB 9 0,0339 0,0038 0,28 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,2137 0,0134
Total 31 2,0802
Keterangan:
FK = 604,00
KK = 2,660%
** = sangat nyata
tn = tidak nyata
Lampiran 2. Data pengamatan kadar abu bubuk minuman jahe instan (%) Perlakuan
Ulangan
I II Total Rataan
A1B1 1,3153 1,0724 2,3877 1,1939
A1B2 1,3420 1,2476 2,5896 1,2948
A1B3 1,4775 1,5609 3,0384 1,5192
A1B4 1,5179 1,8776 3,3955 1,6978
A2B1 1,2181 1,0144 2,2325 1,1163
A2B2 1,2303 1,0317 2,2620 1,1310
A2B3 1,2654 1,0657 2,3311 1,1656
A2B4 1,3072 1,1004 2,4076 1,2038
A3B1 1,0239 1,0789 2,1028 1,0514
A3B2 1,0742 1,1042 2,1784 1,0892
A3B3 1,1009 1,1359 2,2368 1,1184
A3B4 1,1428 1,1725 2,3153 1,1577
A4B1 1,0042 1,0414 2,0456 1,0228
A4B2 1,1009 1,0566 2,1575 1,0788
A4B3 1,1266 1,0801 2,2067 1,1034
A4B4 1,1641 1,0925 2,2566 1,1283
Total 38,1441
Rataan 1,1920

Daftar sidik ragam kadar abu (%)


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 0,9480 0,0632 5,26 ** 2,35 3,41
A 3 0,6073 0,2024 16,85 ** 3,63 5,29
B 3 0,1864 0,0621 5,17 * 3,63 5,29
B Lin 1 0,1853 0,1853 15,42 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,0006 0,0006 0,05 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,0005 0,0005 0,04 tn 4,49 8,53
AxB 9 0,1544 0,0172 1,43 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,1923 0,0120
Total 31 1,1403
Keterangan:

FK = 45,47
KK = 9,196%
** = sangat nyata
*= nyata
tn = tidak nyata
Lampiran 3. Data pengamatan total padatan terlarut bubuk minuman jahe instan (ͦ Brix)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
A1B1 58,4635 57,642 116,1055 58,0528
A1B2 59,4293 58,5666 117,9959 58,9980
A1B3 60,4445 59,0493 119,4938 59,7469
A1B4 61,4472 61,579 123,0262 61,5131
A2B1 56,2171 56,5006 112,7177 56,3589
A2B2 58,0195 57,1755 115,1950 57,5975
A2B3 59,248 59,3211 118,5691 59,2846
A2B4 60,653 60,7961 121,4491 60,7246
A3B1 54,4934 57,8223 112,3157 56,1579
A3B2 55,9612 58,1088 114,0700 57,0350
A3B3 56,6444 60,0423 116,6867 58,3434
A3B4 58,5315 61,3734 119,9049 59,9525
A4B1 57,6764 54,2305 111,9069 55,9535
A4B2 58,2716 55,5771 113,8487 56,9244
A4B3 59,7967 57,7389 117,5356 58,7678
A4B4 60,3401 58,0093 118,3494 59,1747
Total 1869,1702
Rataan 58,4116

Daftar sidik ragam total padatan terlarut (ͦ Brix)


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 82,3603 5,4907 2,57 * 2,35 3,41
A 3 17,2501 5,7500 2,69 tn 3,63 5,29
B 3 63,0535 21,0178 9,84 ** 3,63 5,29
B Lin 1 62,7841 62,7841 29,41 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,1771 0,1771 0,08 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,0923 0,0923 0,04 tn 4,49 8,53
AxB 9 2,0567 0,2285 0,11 tn 2,54 3,78
Galat 16 34,1596 2,1350
Total 31 116,5199
Keterangan:
FK = 109.181,16
KK = 2,501%
** = sangat nyata
* = nyata
Lampiran 4. Data pengamatan total padatan bubuk minuman jahe instan (%)

Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
A1B1 93,2443 93,0276 186,2719 93,1360
A1B2 93,4163 93,3524 186,7687 93,3844
A1B3 93,5625 93,4391 187,0016 93,5008
A1B4 93,5021 93,9224 187,4245 93,7123
A2B1 93,1819 93,2856 186,4675 93,2338
A2B2 93,1997 93,6883 186,8880 93,4440
A2B3 93,4946 93,7743 187,2689 93,6345
A2B4 93,7928 93,9996 187,7924 93,8962
A3B1 93,5761 93,3211 186,8972 93,4486
A3B2 93,6258 93,6958 187,3216 93,6608
A3B3 93,9492 93,6941 187,6433 93,8217
A3B4 93,9972 93,9925 187,9897 93,9949
A4B1 93,3958 93,9186 187,3144 93,6572
A4B2 93,6091 93,9234 187,5325 93,7663
A4B3 93,7711 93,9929 187,7640 93,8820
A4B4 93,9089 93,9975 187,9064 93,9532
Total 2996,2526
Rataan 93,6329

Daftar sidik ragam total padatan (%)


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 1,9624 0,1308 3,56 ** 2,35 3,41
A 3 0,7129 0,2376 6,46 ** 3,63 5,29
B 3 1,1682 0,3894 10,58 ** 3,63 5,29
B Lin 1 1,1650 1,1650 31,66 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,0005 0,0005 0,01 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,0027 0,0027 0,07 tn 4,49 8,53
AxB 9 0,0813 0,0090 0,25 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,5888 0,0368
Total 31 2,5512
Keterangan:
FK = 280.547,80
KK = 0,205%
** = sangat nyata
tn= tidak nyata
Lampiran 5. Data pengamatan daya larut bubuk minuman jahe instan (%)

Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
A1B1 50,6716 50,0276 100,6992 50,3496
A1B2 50,7009 50,3524 101,0533 50,5267
A1B3 51,1588 50,4391 101,5979 50,7990
A1B4 51,2138 51,9224 103,1362 51,5681
A2B1 50,7888 50,2856 101,0744 50,5372
A2B2 51,1997 51,6883 102,8880 51,4440
A2B3 52,0946 51,7743 103,8689 51,9345
A2B4 52,9928 50,9996 103,9924 51,9962
A3B1 50,5761 51,3211 101,8972 50,9486
A3B2 50,6258 51,6958 102,3216 51,1608
A3B3 51,9492 52,6941 104,6433 52,3217
A3B4 51,9972 52,9925 104,9897 52,4949
A4B1 51,3958 51,9186 103,3144 51,6572
A4B2 52,6091 52,9234 105,5325 52,7663
A4B3 52,7711 52,9499 105,7210 52,8605
A4B4 53,0989 52,9975 106,0964 53,0482
Total 1652,8264
Rataan 51,6508

Daftar sidik ragam daya larut (%)


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 23,4559 1,5637 5,11 ** 2,35 3,41
A 3 12,8880 4,2960 14,05 ** 3,63 5,29
B 3 9,0833 3,0278 9,90 ** 3,63 5,29
B Lin 1 8,8945 8,8945 29,09 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,1840 0,1840 0,60 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,0048 0,0048 0,02 tn 4,49 8,53
AxB 9 1,4846 0,1650 0,54 tn 2,54 3,78
Galat 16 4,8917 0,3057
Total 31 28,3476
Keterangan:
FK = 85.369,85
KK = 1,071%
** = sangat nyata
tn = tidak nyata
Lampiran 6. Data pengamatan nilai organoleptik hedonik aroma

Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
A1B1 3,27 3,02 6,29 3,15
A1B2 3,50 3,33 6,83 3,42
A1B3 3,58 3,61 7,19 3,60
A1B4 3,63 3,93 7,56 3,78
A2B1 3,07 3,47 6,54 3,27
A2B2 3,13 3,66 6,79 3,40
A2B3 3,24 3,82 7,06 3,53
A2B4 3,93 3,94 7,87 3,94
A3B1 3,10 3,58 6,68 3,34
A3B2 3,18 3,90 7,08 3,54
A3B3 3,31 4,53 7,84 3,92
A3B4 3,95 4,61 8,56 4,28
A4B1 3,13 3,02 6,15 3,08
A4B2 3,62 3,16 6,78 3,39
A4B3 4,20 4,42 8,62 4,31
A4B4 4,33 4,77 9,10 4,55
Total 116,94
Rataan 3,65

Daftar sidik ragam nilai organoleptik hedonik aroma


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 5,71 0,38 2,97 * 2,35 3,41
A 3 0,71 0,24 1,84 tn 3,63 5,29
B 3 4,11 1,37 10,71 ** 3,63 5,29
B Lin 1 4,07 4,07 31,79 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,01 0,01 0,08 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,03 0,03 0,25 tn 4,49 8,53
AxB 9 0,89 0,10 0,77 tn 2,54 3,78
Galat 16 2,05 0,13
Total 31 7,76
Keterangan:
FK = 427,36
KK = 9,793%
** = sangat nyata
* = nyata
tn = tidak nyata
Lampiran 7. Data pengamatan nilai organoleptik hedonik rasa bubuk minuman jahe instan

Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
A1B1 3,23 3,06 6,29 3,15
A1B2 3,35 3,12 6,47 3,24
A1B3 3,37 3,63 7,00 3,50
A1B4 3,56 3,70 7,26 3,63
A2B1 3,20 3,02 6,22 3,11
A2B2 3,30 3,28 6,58 3,29
A2B3 3,58 3,93 7,51 3,76
A2B4 3,93 3,40 7,33 3,67
A3B1 3,47 3,88 7,35 3,68
A3B2 3,58 3,90 7,48 3,74
A3B3 3,81 4,23 8,04 4,02
A3B4 4,03 4,51 8,54 4,27
A4B1 4,13 3,23 7,36 3,68
A4B2 4,02 3,63 7,65 3,83
A4B3 4,12 3,84 7,96 3,98
A4B4 4,33 4,17 8,50 4,25
Total 117,54
Rataan 3,67

Daftar sidik ragam nilai organoleptik hedonik rasa


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 3,81 0,25 3,46 ** 2,35 3,41
A 3 2,14 0,71 9,70 ** 3,63 5,29
B 3 1,56 0,52 7,07 ** 3,63 5,29
B Lin 1 1,51 1,51 20,62 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,00 0,00 0,01 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,04 0,04 0,57 tn 4,49 8,53
AxB 9 0,12 0,01 0,18 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,17 0,07
Total 31 4,98
Keterangan:
FK = 431,74
KK = 7,376%
** = sangat nyata
* = nyata
Lampiran 8. Data pengamatan nilai organoleptik skor rasa bubuk minuman jahe instan

Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
A1B1 3,06 3,14 6,20 3,10
A1B2 3,42 3,23 6,65 3,33
A1B3 3,55 3,51 7,06 3,53
A1B4 3,60 3,63 7,23 3,62
A2B1 3,08 3,01 6,09 3,05
A2B2 3,10 3,14 6,24 3,12
A2B3 3,33 3,61 6,94 3,47
A2B4 3,57 3,64 7,21 3,61
A3B1 3,09 2,62 5,71 2,86
A3B2 3,23 2,96 6,19 3,10
A3B3 3,69 3,23 6,92 3,46
A3B4 3,75 3,51 7,26 3,63
A4B1 3,12 3,13 6,25 3,13
A4B2 3,27 3,16 6,43 3,22
A4B3 3,29 3,31 6,60 3,30
A4B4 3,38 3,34 6,72 3,36
Total 105,70
Rataan 3,30

Daftar sidik ragam nilai organoleptik skor rasa


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 1,66 0,11 4,96 ** 2,35 3,41
A 3 0,10 0,03 1,52 tn 3,63 5,29
B 3 1,34 0,45 20,13 ** 3,63 5,29
B Lin 1 1,32 1,32 59,22 ** 4,49 8,53
B Kuad 1 0,00 0,00 0,18 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,02 0,02 0,97 tn 4,49 8,53
AxB 9 0,21 0,02 1,05 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,36 0,02
Total 31 2,01
Keterangan:
FK = 349,14
KK = 4,516%
** = sangat nyata
tn = tidak nyata

Lampiran 9. Data pengamatan nilai organoleptik skor warna bubuk minuman jahe instan
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
A1B1 2,93 2,91 5,84 2,92
A1B2 2,87 2,83 5,70 2,85
A1B3 2,83 2,80 5,63 2,82
A1B4 2,80 2,77 5,57 2,79
A2B1 2,86 1,97 4,83 2,42
A2B2 2,79 1,92 4,71 2,36
A2B3 2,74 1,88 4,62 2,31
A2B4 2,68 1,79 4,47 2,24
A3B1 2,13 1,93 4,06 2,03
A3B2 1,93 1,87 3,80 1,90
A3B3 1,87 1,87 3,74 1,87
A3B4 1,73 1,73 3,46 1,73
A4B1 2,01 1,93 3,94 1,97
A4B2 1,63 1,54 3,17 1,59
A4B3 1,27 1,13 2,40 1,20
A4B4 1,13 1,07 2,20 1,10
Total 68,14
Rataan 2,13

Daftar sidik ragam nilai organoleptik skor warna


SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 9,51 0,63 6,41 ** 2,35 3,41
A 3 8,42 2,81 28,36 ** 3,63 5,29
B 3 0,62 0,21 2,10 tn 3,63 5,29
B Lin 1 0,61 0,61 6,19 * 4,49 8,53
B Kuad 1 0,01 0,01 0,11 tn 4,49 8,53
B Kub 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,49 8,53
AxB 9 0,47 0,05 0,53 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,58 0,10
Total 31 11,09
Keterangan:
FK = 145,10
KK = 14,771%
** = sangat nyata
* = nyata
tn = tidak nyata

Lampiran 11. Gambar produk


Perbandingan Persentase maltodekstrin
jumlah gula
aren dengan 12,5% 15,0% 17,5% 20,0%
krimer
85%:15%

75%:25%

65%:35%

55%:45%

Anda mungkin juga menyukai