Production Process Analysis of Baby Java’s Orange Syrup in Pilot Plant Scale
Susinggih Wijana, Ardaneswari D.P. Citraresmi*, Beauty S.D. Dewanti, Dodyk Pranowo,
Claudia G. Perdani, Nur L. Rahmah
Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi: email: ardanezz@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi produksi sirup jeruk baby java pada
skala pilot plant. Jeruk baby java memiliki rasa manis, memiliki kandungan vitamin C 48%, dan ka-
dar air 80-90%. Desa Selorejo, kecamatan Dau, kabupaten Malang, memiliki 25% total jeruk hasil
panen yang tidak bisa terjual karena subgrade, sehingga dilakukan diversifikasi produk menjadi
sirup. Produksi skala pilot plant merupakan tahapan pengolahan sirup untuk mendapatkan data
tentang neraca massa proses produksi, rendemen, dan stabilitas mutu fisik, kimia, organoleptik
yang dapat digunakan untuk impelementasi skala industri. Konsentrasi bahan tambahan pada
pembuatan sirup adalah fruktosa 100% dari 25 liter sari buah (32.12 kg), sukrosa 50%, asam sitrat
2%, dan CMC 1%. Proses produksi dibagi dalam tiga stasiun, yaitu stasiun preparasi, stasiun
ekstraksi, dan stasiun pemasakan. Produk kemudian di uji stabilitasnya menggunakan sampel
pembanding, yaitu produk komersial. Produksi sirup skala pilot plant dengan kapasitas bahan
baku sari buah 25 liter membutuhkan waktu produksi selama 1042 menit. Pemasakan sari buah
dengan suhu 80 °C membuat bahan menerima panas selama 95 menit. Produk yang dihasilkan
merupakan sirup dengan pH 3.43, zat padat terlarut 55.1 °Brix, viskositas 29 cP, total gula 54.46%,
dan vitamin C 0.23%. Rendemen yang dihasilkan sebanyak 79.63%. Hasil uji organoleptik men-
yatakan sirup jeruk baby java skala pilot plant tidak memiliki perbedaan yang nyata terhadap
parameter warna sirup, rasa sirup dan pengenceran, serta aroma sirup produk komersial
ABSTRACT
This study aimed to obtain the information of baby java’s orange syrup production in a pilot plant
scale. Baby java’s orange is one of the varieties of citrus that are suitable as beverages raw materials, con-
tained of 48% vitamin C and 80-90% moisture content, 25% of the total baby java’s orange produced from
Desa Selorejo, kecamatan Dau, kabupaten Malang has been classified as a subgrade product and this can
be used as raw material for the production of fruit syrup. In order to collect data related to mass balance,
yield, quality and stability of the physical, chemical, and organolepti of the productc, the process produc-
tion of baby java’s syrup was conducted in pilot plan scale which required 73.51 kg of baby java’s orange
to produce 32.12 kg of orange juice. The concentration of additives used are 100% fructose from 25 liters of
orange juice or 32.12 kg of baby java’s, 50%sucrose, 2% citric acid and 1% CMC. The production process
is divided into three stations: preparation station, extraction station, and cooking station, which totaly
required 1042 minutes for the whole process. The cooking process of orange juice with a temperature of
80°C caused this material receives heat for 95 minutes. The product stability was tested using a commer-
cial product as comparative samples. The product quality resulted characteristics: pH 3.43, total dissolved
solids 55.1 °Brix, viscosity of 29 cP, total sugars 54.46%, and vitamin C 0.23%and yield 79.63%. Based on
the organoleptic results tested, the syrup which has been produced in a pilot plant scale have no significant
differences on parameters color, smell, flavor, and dilution, compared to commercial product
213
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
214
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
Gambar 1. Diagram alir pembuatan sirup jeruk baby java subgrade skala pilot plant
215
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
saring. Filtrat yang diperoleh dari hasil pembacaan absorbansi pada panjang
penyaringan diambil sebanyak 10 ml dan gelombang 630 nm. Total gula diperoleh
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml. dari Persamaan 2, kemudian dilanjutkan
Filtrat kemudian ditambahkan 2 ml indikator menggunakan Persamaan 3.
amilum 1%, dan akuades sebanyak 15 ml.
Larutan selanjutnya dititrasi dengan larutan y = ax + b .............................................(2)
I2 0.01 N sampai terbentuk larutan berwarna
biru. Kadar vitamin C dapat diketahui
dengan perhitungan 1 ml larutan I2 0.01 N m´ pengenceran
sama dengan 0.88 mg vitamin C. Total gula (%)= ´ 100%
..(3) berat sampel (g)´ 1000
b. Analisis Viskositas (Prastantri, 2011)
Uji kekentalan dilakukan dengan d. Analisa Total Padatan Terlarut
menggunakan viskometer. Cara mengukur (Mukaromah et al., 2010)
kekentalan yaitu sirup dimasukkan ke dalam Uji total padatan terlarut menggunakan
viskometer sampai penuh, kemudian sirup handrefractometer dengan meneteskan sampel
akan mengalir. Pada viskometer terdapat larutan sirup pada kaca sensor yang ada
dua tanda batas yaitu tanda batas atas dan pada handrefractometer. Pembacaan skala
tanda batas bawah. Ketika sirup pada tanda dilakukan dengan cara melihat pada
batas atas stopwatch “on”, ketika sirup sampai teropong handrefractometer, dan total padatan
tanda batas bawah, stopwatch dihentikan. terlarut yang dihitung dinyatakan dalam
Waktu yang diperlukan sirup untuk mengalir persen Brix.
dari tanda atas hingga tanda bawah dicatat.
Kadar kekentalan dapat diketahui dengan e. Uji pH (Riadi, 2009)
menggunakan Persamaan 1. Nilai pH sirup jeruk baby java diukur
dengan mengambil sedikit sediaan lalu kertas
n1/n2 =(p1/p2 )×(t1/t2 ) .................................(1) pH dimasukkan ke dalam sirup. Apabila
terjadi perubahan warna pada kertas, maka
Dengan : dicocokkan dengan angka yang ada pada di
n1 dan p1 = viskositas dan densitas air indikator pH.
n2 dan p2 = viskositas dan densitas cairan
yang diukur f. Uji Organoleptik
t1 = waktu yang diperlukan air untuk mengalir Uji organoleptik menggunakan
t2 = waktu yang diperlukan cairan untuk metode hedonic scale (uji kesukaan) dengan
mengalir menilai masing-masing atribut yang
dimiliki oleh produk dengan menggunakan
Prosedur pengukuran densitas adalah botol 5 panelis ahli. Penilaian atribut meliputi
ukuran 10 ml ditimbang (berat A g) dan diisi warna, aroma, dan rasa. Hasil dari pengujian
dengan cairan yang akan diukur densitas kesukaan dilakukan uji t untuk mengetahui
dan viskositasnya (berat B g). Densitas cairan ada tidaknya perbedaan pengaruh masing-
dihitung dengan B-A/ volume cairan (g/ml). masing atribut organoleptik berdasarkan
penilaian panelis.
c. Analisis Total Gula (Primurdia dan
Kusnadi, 2014) Pemilihan Proses dan Pembuatan
Penetapan total gula sampel dilakukan Engineering Flow Diagram
dimulai dengan menimbang sampel dengan Engineering flow diagram adalah flow
menambahkan akuades sebanyak 100 ml, sheet suatu proses yang digambarkan secara
kemudian disaring menggunakan kain teknik agar yang melihat dapat memahami
saring. Ambil 1 ml sampel, encerkan ke proses tersebut secara tepat. Penggambaran
dalam 9 ml akuades hingga pengenceran 100 tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
kali. Tambahkan 5 ml pereaksi Anthrone ke hanya terlihat dalam kode antara lain bahan
dalam masing-masing tabung reaksi. Tutup baku, utilitas, produk utama dan produk
tabung reaksi dan dikocok. Panaskan dengan samping, recycle, neraca massa aliran, dan
air mendidih selama 12 menit. Dinginkan informasi yang meliputi simbol, kode
dengan cepat menggunakan air mengalir. nomer alat dan jumlahnya, kondisi proses
Pindahkan ke dalam kuvet dan dilakukan dan operasi, bahan utilitas dan lainnya.
216
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
Gambaran umum proses produksi di dalam dengan melakukan pencampuran sari buah
pabrik dinyatakan dalam skema proses, jeruk baby java dengan sukrosa atau gula
sehingga untuk menghasilkan produk, pasir sebesar 75% dan asam sitrat sebanyak
proses yang perlu ada antara lain penyiapan 2%. Pada suhu 60 °C dilakukan pengadukan
bahan baku, reaksi, pemisahan, pemurnian, hingga homogen selama 10 menit. Penelitian
dan penanganan produk. skala pilot plant ini, bahan baku sari jeruk
baby java yang digunakan dalam satu kali
Perhitungan Neraca Massa dan Energi, Serta proses sebanyak 100l, sedangkan pada skala
Penetapan Spesifikasi Peralatan Proses laboratorium yang dilakukan bahan baku
Secara umum neraca massa untuk sari jeruk baby java yang digunakan sebanyak
suatu proses dapat dibuat ke dalam 300 ml. Skala pilot plant pembuatan sirup
persamaan, dengan perkiraan tidak ada jeruk baby java subgrade dilakukan dengan
massa yang rusak sesuai dengan Persamaan menambah volume bahan baku dan bahan
4. tambahan sampai 334 kali daripada skala
laboratorium yang dilakukan oleh Dewi
laju alir massa masuk - laju alir massa keluar = (2016).
laju alir akumulasi massa .............................(4)
Teknologi Proses
Persamaan 4 dapat dinyatakan dalam Proses pembuatan sirup jeruk baby
bentuk laju alir massa sehingga menjadi java skala pilot plant membutuhkan waktu
Persamaan 5. pemasakan 103 menit dan membutuhkan
7-12 orang tenaga kerja. Operational process
(laju alir komponen masuk) – (laju alir Chart (OPC) proses pembuatan sirup jeruk
komponen keluar) + (laju alir pembentukan baby java skala pilot plant dapat dilihat pada
komponen karena reaksi kimia) – (laju alir Gambar 2. Proses produksi dibagi kedalam
komponen yang pecah karena rekasi kimia) empat stasiun, yaitu stasiun preparasi,
= laju alir akumulasi dari komponen .........(5) stasiun ekstraksi, stasiun pemasakan, stasiun
pembotolon.
Langkah-langkah perhitungan
neraca massa yang perlu diperhatikan yaitu a. Stasiun Preparasi
penggambaran flow sheet atau block diagram Pada stasiun preparasi, jeruk sebanyak
proses, pemilihan basis yang tepat, masukan 73.51 kg disortasi secara manual. Parameter
dan luaran angka serta penggunaan satuan yang digunakan antara lain tidak busuk,
ukur yang sama, pembuatan rumusan yang tidak mengeluarkan air, bau yang kurang
mungkin dilakukan, penyelesaian rumusan, enak, serta tidak pecah. Pemilihan parameter
pengecekan jumlah aliran masuk dan keluar tersebut dilakukan karena pencemaran
peralatan proses. dengan sedikit buah cacat dan busuk dapat
memberikan karakteristik flavor yang
Penggunaan Utilitas menyimpang pada keseluruhan sari buah
Unit utilitas merupakan salah (Tressler dan Joslyn, 1983). Jeruk dibagi
satu bagian yang sangat diperlukan untuk kedalam 7 bagian untuk memudahkan
menunjang jalannya proses dalam suatu proses pencucian dengan air bersih (Haryoto,
industri, yang terdiri dari empat unit 1998). Proses pencucian membutuhkan
utilitas, antara lain unit penyediaan air, unit satu orang tenaga kerja dengan waktu
penyediaan steam, unit penyediaan tenaga 125 menit. Pencucian buah jeruk cukup
listrik, serta unit penyediaan bahan bakar. dilakukan dengan pembilasan, penggosokan
kulitnya. Residu atau kontaminan yang
ada di permukaan buah-buahan dapat
hilang melalui pencucian, penggosokan,
HASIL DAN PEMBAHASAN dan hidrolisis (Rosyidi et al., 2007; López-
Fernández et al., 2013; Bakırcı et al., 2014;
Dewhirst et al., 2017).
Pelaksanaan penelitian skala pilot
plant dilakukan berdasarkan hasil terbaik b. Stasiun Ekstraksi
pada penelitian Dewi (2016) pada skala Jeruk yang telah dicuci kemudian
laboratorium yang mensyaratkan proses dipotong, kemudian diperas. Pemotongan
217
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
Gambar 2. Operational process chart (OPC) proses pembuatan sirup jeruk baby java skala pilot plant
218
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
219
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
220
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
dilakukan menggunakan tenaga manusia alami, dan nilai gizi (Huang dan Wang, 2009;
dengan bantuan pisau, begitu pula Monfort et al., 2012; Gibbs, 2014). Setelah
pemerasan dengan bantuan pemeras proses pemanasan dan pasteurisasi, pipa
handling (orange juicer) berbahan stainless untuk kedua proses tersebut ditutup dan
seperti pada Gambar 3. Setelah diekstrak, bahan mengalir ke proses selanjutnya yaitu
sari buah yang dihasilkan kemudian pengadukan. Pengadukan dilakukan selama
disaring. Proses penyaringan bertujuan 15 menit agar campuran bahan lebih homogen
untuk memisahkan pulp untuk mendapatkan dan tidak perlu melakukan penyaringan
sari buah jeruk. Penyaringan menggunakan kembali saat proses pembotolan. Pipa yang
kain saring berlapis tiga untuk menutup menuju ke mesin pendingin kemudian
celah ampas (pulp) agar benar-benar terpisah dibuka setelah proses pengadukan, sehingga
dari sari buah (Hashmi et al., 2012). Proses bahan yang mengalir menjadi dingin dan
pemotongan dan pemerasan 73.51 kg jeruk siap untuk dimasukkan ke dalam botol.
membutuhkan waktu 260 menit. Waktu Pendinginan bertujuan untuk membunuh
tersebut juga digunakan untuk proses bakteri termofilik yang mampu hidup pada
penyaringan sari jeruk. Waktu proses yang suhu tinggi sekaligus mempertahankan
lama disebabkan oleh jumlah tenaga kerja, umur simpan bahan, karena reaksi biokimia
dimana pada setiap proses hanya terdapat dan kimia serta aktivitas mikroorganisme
satu tenaga kerja. dapat dihambat dengan dua cara yaitu suhu
rendah dan melalui penurunan aw (Suprapti,
c. Stasiun Pemasakan 2005).
Proses mencampur bahan dan
memasak sari buah menjadi sirup dilakukan d. Stasiun Pembotolan
dengan alat pembuat minuman multifungsi. Setelah proses pendinginan, bahan
Alat tersebut menggabungkan empat proses dikeluarkan melalui pipa output-product
sekaligus, seperti pada Gambar 4. untuk dibotolkan. Botol yang digunakan
Total waktu yang dibutuhkan dalam sebagai pengemas memiliki kapasitas 350
mengoperasikan alat pembuat minuman ml, sehingga dibutuhkan sebanyak 132 botol
multifungsi ini adalah 103 menit. Tenaga kerja dengan jenis yang sama untuk menampung
yang dibutuhkan sebanyak 3 orang, yaitu total produk yang didapatkan. Pemberian
satu orang operator yang akan mengontrol headspace dalam pengisian produk ke dalam
kegiatan alat melalui papan kontrol, satu botol adalah sebagai ruang cadangan selama
orang mengontrol produk setiap proses proses sterilisasi agar tidak menekan wadah
melalui pipa output, dan satu orang pada karena akan menyebabkan gelas pecah atau
bagian material handling. Proses pertama kaleng mengembung (Scott et al., 2007).
alat ini adalah pemanasan bahan dengan
aliran sirkulasi yang bertujuan agar seluruh Karakteristik Bahan Baku
bahan menerima panas dengan porsi yang Analisa bahan baku bertujuan untuk
sama. Suhu untuk pemanasan bahan adalah mengetahui kandungan yang terdapat
80 °C. Seluruh bahan dimasukkan pada pada bahan baku sebelum diproses agar
tangki penerimaan kemudian dialirkan pada dapat diketahui jumlah peningkatan serta
pemanas untuk dipanaskan hingga suhu penurunan saat menjadi produk. Analisa
yang ditentukan. Waktu yang dibutuhkan karakteristik bahan baku awal dilakukan
untuk mencapai suhu tersebut adalah 75 pada parameter pH dan zat padat terlarut.
menit. Pemanasan dengan suhu 80 °C secara Analisis dilakukan pada bahan baku yang
konsisten dilakukan selama 10 menit. Aliran telah diekstraksi menjadi sari buah, yang
sirkulasi bahan pada proses pemanasan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.
juga melalui proses pasteurisasi bahan yang Sari buah jeruk memiliki nilai pH
menggunakan metode kejut listrik (500 W/ 5.70 yang menandakan bahwa sari buah
200 V). Kejut listrik ini bertujuan untuk jeruk memiliki keasaman yang tinggi dan
membunuh seluruh mikroorganisme yang kestabilan sari buah, serta pada nilai pH 4.2,
ada dalam bahan. Pasteurisasi dengan kejut mikroorganisme patogenik yang tahan panas
listrik dinilai efektif karena pada sari buah sekalipun tidak mempunyai kemampuan
dengan kandungan asam yang tinggi dapat untuk berkembang (Tressler dan Joslyn,
menghindari pasteurisasi dengan suhu tinggi 1983). Zat padat terlarut yang dikandung
agar dapat mempertahankan rasa, aroma sari buah jeruk sebesar 9.93 °Brix. Rendahnya
221
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
Gambar 5. Skema pembuatan produk sirup jeruk baby java skala pilot plant dengan tiga stasiun,
a) stasiun preparasi, b) stasiun ekstraksi, c) stasiun pemasakan
222
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
nilai derajat brix sari buah menyatakan ersial, dipilih sebagai formula yang akan di-
bahwa manis yang didapat bukan berasal pakai pada skala pilot plant. Uji organoleptik
dari sukrosa. Rendahnya nilai derajat brix pada penelitian ini menggunakan 5 skala
tersebut juga menandakan bahwa viskositas kesukaan dengan simbol SS (sangat suka),
sari buah juga rendah. Jeruk baby java subgrade S (suka), TS (tidak suka), STS (sangat tidak
memiliki kadar air 74.9%, meskipun dalam suka) dan N (netral). Berdasarkan hasil ana-
satu kilogram jeruk menghasilkan rata-rata lisa pada Tabel 3 menunjukkan bahwa per-
450 ml perasan yang menjadi sari buah. lakuan pada notasi F mendapatkan hasil
Hal itu menyatakan bahwa sari buah yang yang paling optimal, sehingga formula terse-
dihasilkan oleh satu buah jeruk sebesar 45%. but dipakai pada pembuatan sirup jeruk baby
Penelitian terkait pembuatan java subgrade skala pilot plant.
sirup jeruk baby java subgrade pada skala
laboratorium telah dilakukan oleh Dewi Perhitungan Neraca Massa
(2016). Pada penelitian tersebut telah Pada penelitian ini bahan sebagai in-
dijelaskan tiga perlakuan terbaik yang put adalah jeruk baby java subgrade 73.51 kg,
didapatkan dari beberapa perlakuan yang sedangkan outputnya adalah sirup jeruk baby
telah diberikan. Tiga perlakuan terbaik java. Perhitungan neraca massa dilakukan
tersebut adalah pada konsentrasi gula 70% dengan membagi sistem pembuatan sirup
dan asam sitrat 2.5% (pada notasi A1B3), jeruk baby java skala pilot plant pada setiap
konsentrasi gula 75% dan asam sitrat 2% prosesnya, kemudian dibuat persamaan ke-
(A2B2), dan konsentrasi gula 80% dan setimbangan materialnya. Pada perhitun-
asam sitrat 2%. Analisa kualitas sirup skala gan ini digunakan perhitungan dengan alur
laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2. maju, dimana perhitungan dimulai dari ba-
Tiga perlakuan terbaik tersebut kemudian han baku sampai produk. Besaran dari vol-
dimodifikasi kembali untuk penentuan ume produk (liter) dikonversi ke besaran
formula bahan tambahan agar mendapatkan massa (kilogram) dengan perhitungan massa
produk yang konsisten. Modifikasi dilakukan jenis untuk mempermudah perhitungan kes-
dengan menambahkan beberapa bahan etimbangan massa. Perhitungan neraca mas-
tambahan, mengatur perbandingan kadar sa menggunakan asumsi sebagai berikut :
bahan tambahan, sesuai dengan referensi 1. Aliran material input dan output pada sis-
dan literatur yang ada. Hasil pengamatan tem mendekati proses fisis steady state
modifikasi formulasi yang dilakukan pada 2. Tidak terjadi akumulasi atau pengurangan
skala laboratorium dapat dilihat pada Tabel (depletion) pada sistem, misalnya kebocoran
3. 3. Input dan reaksi zat-zat kimia diabaikan
Menurut Dewi (2016), formulasi sirup 4. Basis perhitungan dilakukan pada satu
jeruk baby java subgrade dengan penambahan batch proses menggunakan satuan berat (kg)
gula 75% dan asam sitrat 2% masih belum 5. Neraca massa keseluruhan proses pem-
memiliki hasil yang baik pada parameter buatan sirup jeruk baby java subgrade skala
konsistensi dan daya simpan. Carboxymethyl pilot plant dapat dilihat pada Gambar 5.
cellulose (CMC) ditambahkan agar mampu
memberikan pengaruh pada konsistensi a. Stasiun Preparasi (Proses Pencucian)
produk. Menurut Suhendar (2011), penam- Pencucian menggunakan air dengan rata-
bahan CMC bertujuan untuk membentuk rata 10 liter per 10 kg jeruk untuk satu kali
suatu cairan dengan kekentalan yang stabil cucian. Rata-rata air yang diam pada wadah
dan homogen tetapi tidak mengendap dalam pencucian sebanyak 5 liter dan air yang men-
waktu yang relatif lama. Konsentrasi CMC galir sebagai tirisan sebanyak 5 liter dalam
1% menyesuaikan dengan penelitian sebel- satu kali proses pencucian. Perhitungan air
umnya untuk sirup jambu mente (Suprapti, dalam wadah dilakukan dengan menakar air
2005). pada gelas ukur begitu pula pada air tirisan.
Parameter yang digunakan sebagai uji 70 liter air yang digunakan pada pencucian
stabilitas pada penelitian pendahuluan ini menghasilkan limbah air cucian 70 liter. Ana-
adalah pH, derajat Brix dan uji organoleptik. lisis kesetimbangan massa stasiun preparasi
Produk komersial digunakan sebagai pem- ditunjukkan pada gambar 6.
banding untuk pemilihan produk, dimana
hasil pH, derajat brix, dan organoleptik yang b. Stasiun Ekstraksi
mendekati atau identik dengan produk kom- Proses pemotongan jeruk melibatkan
223
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
224
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
225
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
pat disebabkan oleh bahan yang digunakan, rendah daripada produk sriup jeruk baby java
sebagaimana pada produk komersial dalam penelitian skala pilot plant. Rendahnya dera-
komposisinya menyebutkan beberapa bahan jat brix produk komersial tersebut menanda-
yang tidak digunakan pada produk sirup je- kan bahwa rasa manis yang diberikan bukan
ruk baby java penelitian skala pilot plant, sep- berasal dari gula. Produk komersial lebih
erti perisa, pemanis, pengawet. Penggunaan dikenal dengan sebutan squash. Pada um-
bahan pengawet dinilai sangat efektif untuk umnya, squash terbuat dari jus buah dicam-
produk makanan dan minuman dengan pH pur air (atau air berkarbonasi), gula, serta
rendah. beberapa bahan tambahan pangan yang lain.
Gambar 9. Grafik radar uji organoleptik sirup jeruk baby java skala pilot plant dengan produk komersil
226
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
sial, yang memiliki nilai kekentalan 5.3 cP. berbagai macam partikel melayang (suspend-
Produk komersial yang digunakan sebagai ed solid), makromolekul seperti protein, dan
sampel berjenis squash, yaitu sirup dengan berbagai polisakarida yang larut di dalamn-
kekentalan rendah. ya. Produk komersial yang dijadikan sebagai
sampel pembanding memiliki warna oranye
d. Nilai Total Gula terang. Hasil uji-t menyatakan bahwa warna
Pengukuran kadar gula menggunakan sirup penelitian pilot plant ini dapat diteri-
perhitungan total gula reduksi. Produk sirup ma oleh konsumen sebagaimana konsumen
jeruk baby java skala pilot plant memiliki total menerima dan menyukai warna sirup kom-
gula sebesar 54.4%. Total gula yang tercan- ersial. Hal itu dapat disimpulkan dari nilai
tum pada SNI yaitu minimal 65%, sedangkan probababilitas yang dihasilkan Sig. (2-tailed),
nilai total gula pada produk komersial ada- 0.748 lebih besar dari 0.05.
lah 49%. Hal itu menyatakan bahwa sirup
produk skala pilot plant ini lebih tinggi dari b. Aroma Sirup
pada produk komersial sebagai sampel pem- Aroma yang khas pada sirup jeruk
banding pada parameter total gula. baby java berasal dari bahan baku dasarnya
yaitu jeruk baby java itu sendiri. Cita rasa
e. Nilai Vitamin C dan aroma sirup akan menunjukkan tingkat
Sirup jeruk skala pilot plant pada pe- kesegaran dan keasliannya (Suprapti, 2005).
nelitian ini memiliki hasil analisa kandungan Aroma sirup jeruk baby java yang dihasil-
vitamin C sebesar 0.23%. Hasil analisa pada kan pada skala pilot plant meredam aroma
produk komersial menghasilkan kandungan buah aslinya. Aroma sirup yang dihasilkan
vitamin C yaitu 0.07% yang berarti lebih ren- lebih mendominasi pada aroma manis gula.
dah daripada produk pilot plant. Beberapa Berkurangnya aroma jeruk pada sirup dis-
produk komersial lainnya yang berbasis je- ebabkan karena proses pemanasan selama
ruk ternyata juga memiliki kandungan vita- pengolahan. Produk komersial yang dijadi-
min C sebesar 0-3% (Vidović et al., 2008; Pa- kan sebagai sampel pembanding memi-
taro et al., 2011; Dewi, 2016; Kim et al., 2016). liki aroma menyengat hampir menyerupai
Rangkuman data analisis karakteristik fisik minuman berkarbonasi. Berdasarkan nilai
dan kimia sirup jeruk baby java dapat dilihat rata-rata uji parameter aroma sirup produk
di Tabel 4. pilot plant dengan produk komersial tidak
jauh berbeda. Angka probabilitas yang di-
Uji Organoleptik hasilkan dari uji-t adalah 0.785 yaitu lebih
Uji organoleptik dilakukan dengan besar dari 0.05, sehingga dapat disimpul-
membagikan kuesioner kepada 30 responden. kan bahwa tingkat kesukaan produk skala
Penilaian dilakukan dengan metode uji pilot plant dengan produk komersial adalah
kesukaan (Hedonic Scale Scoring). Pengujian identik dan tidak memiliki perbedaan yang
sampel dilakukan secara bersamaan dengan nyata. Hasil uji ini juga dapat menyimpulkan
sampel salah satu produk komersial, yang bahwa aroma sirup jeruk baby java skala pi-
kemudian hasilnya dibandingkan. Ada 6 hal lot plant dapat diterima oleh konsumen seba-
yang diamati, yaitu warna, aroma, rasa sirup, gaimana konsumen menerima dan menyu-
warna, aroma, dan rasa setelah pengenceran. kai aroma sirup komersial.
Pengenceran dilakukan dengan menambah- c. Rasa Sirup
kan air pada sirup dengan perbandingan 1:4. Keseimbangan antara gula dan asam
Secara keseluruhan, hasil rata-rata penda- sangat mempengaruhi rasa produk. Proses
pat responden terhadap keenam parameter pemanasan dan penyimpanan sangat me-
tersebut dapat dilihat pada Gambar 9. mungkinkan terjadinya perubahan rasa.
Perubahan rasa ini dapat disebabkan oleh
a. Warna Sirup hilangnya rasa alami dan melalui pemben-
Warna sirup jeruk baby java yang di- tukan rasa baru karena adanya gula (Wid-
hasilkan pada skala pilot plant adalah kun- owati et al., 2014). Pengujian rasa pada sirup
ing kecoklatan. Pencoklatan pada sirup dis- ini tidak menentukan tingkat kemanisan,
ebabkan karena adanya karamelisasi yang namun tingkat kesukaan responden. Sirup
terjadi pada saat pemanasan yang dicampur jeruk baby java skala pilot plant memiliki rasa
dengan dua jenis gula. Menurut Suhendar manis-pahit, yang dihasilkan dari fruktosa
(2011), warna dalam sirup terbentuk oleh dan sukrosa sebagai bahan tambahan dan
227
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
rasa asli jeruk itu sendiri. Rasa pahit tersebut f. Rasa Pengenceran
diduga terkait dengan struktur molekul gula, Rasa hasil pengenceran merupakan
karena dengan pemurnian yang bagaimana- prioritas pertama suatu produk sirup diteri-
pun tidak dapat menghilangkan rasa pahit ma atau ditolak konsumen. Rasa yang identik
(Widowati et al., 2014). Produk komersial dengan buah jeruk asli tentunya diinginkan
yang dijadikan sebagai sampel pemband- oleh konsumen sirup jeruk baby java. Faktor
ing memiliki rasa manis. Berdasarkan perhi- yang berpengaruh pada parameter rasa pen-
tungan statistik uji-t, nilai probabilitas 0.255 genceran terdapat pada bahan-bahan yang
adalah lebih besar dari pada 0.05, yang men- digunakan tanpa memperhatikan proses
dukung pernyataan bahwa rasa sirup jeruk pembuatannya. Produk sirup jeruk skala pilot
baby java skala pilot plant dapat diterima oleh plant menghasilkan rasa pengenceran yang
konsumen sebagaimana konsumen meneri- manis, tidak banyak menghilangkan rasa
ma dan menyukai rasa sirup komersial. buah aslinya. Produk sirup komersial yang
dijadikan sebagai sampel pembanding me-
d. Warna Pengenceran miliki rasa lebih manis dari pada sirup jeruk
Pengamatan terhadap warna hasil baby java skala pilot plant. Hasil tersebut men-
pengenceran perlu dilakukan karena ber- dapat nilai rata-rata yang tidak berbeda jauh,
hubungan dengan penerimaan konsumen yaitu 4.69 untuk produk sirup jeruk baby java
terhadap suatu produk sirup. Pengenceran skala pilot plant dan 4.40 untuk produk kom-
mengakibatkan kandungan air dalam sirup ersial. Hasil uji-t menyatakan bahwa bahwa
meningkat sehingga intensitas warna sirup aroma sirup jeruk baby java skala pilot plant
menjadi semakin berkurang (Dewi, 2016). dapat diterima oleh konsumen sebagaimana
Pengenceran sirup jeruk baby java penelitian konsumen menerima dan menyukai aroma
skala pilot plant menghasilkan warna yang sirup komersial.
memudar. Rata-rata keseluruhan data faktor
warna pengenceran menghasilkan nilai 4.33
untuk produk penelitian skala pilot plant,
dan 4.90 pada produk pasar. Hasil uji-t men- SIMPULAN
yatakan bahwa tidak ada perbedaan nyata
pada persepsi responden, namun beberapa
responden menyarankan supaya warna Pembuatan sirup jeruk baby java ska-
konsisten, sehingga akan lebih disukai kon- la pilot plant membutuhkan jeruk 73.51 kg
sumen. Konsistensi warna untuk pengencer- yang menghasilkan sari buah 32.12 kg. Kon-
an salah satunya dapat dilakukan dengan sentrasi bahan tambahan yang digunakan
cara menambahkan pewarna buatan. adalah fruktosa 100% dari 25 liter sari buah
(32.12 kg), sukrosa 50%, asam sitrat 2%, dan
e. Aroma Pengenceran CMC 1%. Proses produksi pilot plant dibagi
Penambahan gula dan asam sitrat ke dalam tiga stasiun, yaitu stasiun pre-
yang sesuai dapat mempertegas aroma parasi, stasiun ekstraksi, dan stasiun pema-
produk sirup yang dihasilkan. Menurut Su- sakan. Produksi sirup jeruk baby java skala
prapti (2005), asam sitrat dapat berfungsi pilot plant dengan kapasitas bahan baku sari
untuk mempertegas rasa dan aroma suatu buah 25 l membutuhkan waktu 1042 menit
produk, memberikan rasa asam yang enak, dalam produksinya, karena adanya manual
dan tidak bersifat racun. Aroma yang di- proses pada stasiun preparasi dan ekstraksi.
hasilkan pada pengenceran sirup jeruk baby Pemasakan sari buah dengan suhu 80 °C
java skala pilot plant tidak jauh berbeda dari membuat bahan menerima panas selama 95
aroma sirupnya. Aroma khas jeruk begitu menit. Proses tersebut menghasilkan produk
tajam karena zat volatil yang sudah banyak dengan pH 3.43, zat padat terlarut 55.1 °Brix,
menguap selama proses pembuatan sirup, viskositas 29 cP, total gula 54.46%, vitamin C
kemudian dilakukan pengenceran dengan 0.23%, dan rendemen 79.63%. Berdasarkan
penambahan air. Berdasarkan perhitungan hasil uji organoleptik, sirup jeruk baby java
statistik uji-t, nilai probabilitas 0.048 adalah skala pilot plant tidak memiliki perbedaan
lebih kecil daripada 0.05, menyimpulkan yang nyata terhadap parameter warna sirup,
bahwa hasil pengenceran produk pasar lebih rasa sirup dan pengenceran, serta aroma sir-
baik daripada hasil pengenceran produk pe- up produk komersial.
nelitian skala pilot plant ini.
228
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
229
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 213-230
Analisis Proses Produksi Sirup Jeruk Baby Java [Wijana dkk.]
Riadi, AW. 2009. Analisis Kelayakan Produk- ma Pandan dengan Metode Repro-
si Sirup Gula Siwalan dengan Metode cessing. Skripsi. UB. Malang
Reprosesing Gula Cetak Pada Skala Suprapti, ML. 2005. Sirup Asam. Kanisius.
Ganda. Skripsi. UB. Malang Yogyakarta
Rosyidi, D, Purwadi, Harjono, F, T, E. 2007. Sutopo. 2015. Teknik budidaya jeruk manis
Penggunaan jus buah jeruk sunkist pacitan. Dilihat 16 November 2016.
(Citrus sinensis) pada pembuatan keju <http://balitjestro.litbang.pertanian.
mozzarella. JITEK. 2(1):1-9 go.id/teknik-budidaya-jeruk-manis-
Santomaso, A, C, Baggio, R, Zorzi, F, Salvi- pacitan/>
ulo, G, Realdon, N, Franceschinis, E. Tressler, DK, Joslyn, MA. 1983. Fruit and Veg-
2017. Sugars with different thickening etable Juice Processing Technology. AVI
power in high shear granulation. Pow- Publishing, USA
der Technology. 317:391-399 Vidovic, S, Stojanovic, B, Veljkovic, J, Pražic-
Scott, D, D, J, Bowser, T, J, McGlynn, W, G. Arsic, L, Roglic, G, Manojlovic, D.
2007. Scaling up your food process. 2008. Simultaneous determination
Dilihat 1 Agustus 2016. <http:// of some water-soluble vitamins and
pods.dasnr.okstate.edu/docushare/ preservatives in multivitamin syrup
dsweb/Get/Document-3029/FAPC- by validated stability-indicating high-
141web.pdf> performance liquid chromatography
Stinco, C, M, Fernández-Vázquez, R, Her- method. Journal of Chromatography A.
nanz, D, Heredia, F, J, Meléndez-Mar- 1202(2):155-162
tíneza, A, J, Vicario, I, M. 2013. Indus- Widowati, E, Utami, R, Nurhartadi, E, An-
trial orange juice debittering: Impact driani, M, A, M, Wigati, A, W. 2014.
on bioactive compounds and nutri- Produksi dan karakterisasi enzim pek-
tional value. Journal of Food Engineer- tinase oleh bakteri peptinolitik dalam
ing. 116(1):155-161 klarifikasi jus jeruk manis (Citrus cin-
Suhendar, N. 2011. Studi Penggandaan Skala ensis). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.
Pada Produk Sirup Gula Kelapa Aro- 3(1):16-20
230