Anda di halaman 1dari 29

OBAT-OBAT SALURAN

PERNAFASAN
PROF. DR. KARTINI
HASBALLAH, MS., APT
Obat Asma dan PPOK
1. Antialergi / antihistamin: Zat yg mencegah lepasnya histamin dari
mediator peradang lainnya.

Contoh : komiglikat, ketotifen (untuk pencegahan asma bronkhial dan


rhinitis kronis). Preparat yang beredar : Astifen tablet/sirup (kalbe farma) ;
pehatifen tablet/sirup (Phapros)
Obat Asma dan PPOK
2. Bronkodilator : mengatasi penyempitan bronki, asma kronik,
emfisema, bronkospasme

A. Agonis Beta2 adrenergik


Contoh :
Salbutamol. Preparat : Dilamol tablet, sirup (Bernofarma),
Ventolin tablet, sirup, inhaler (Glaxo),
Terbutalin. Preparat : Bricasma tab, sirup, injeksi (AstraZaneca),
Fenoterol. Preparat : Berotec aerosol (Boehringer ingelheim)
Obat Asma dan PPOK
B. Antikolinergik
Contoh : Ipratropium. Preparat : Berodual inhaler (Boehringer Ingelheim)

C. Derivat Ksantin : brokorelaksasi, memblokade reseptor adenosin,


mencegah meningkatnya hiperrreaktivitas.
Contoh : Teofilin tablet, aminofilin tablet 250 mg, injeksi, Euphyllin retard
125, 250 mg (tablet sustained realease)

3. Kortikosteroid. Prednisolon, deksametason, metil prednisolone tablet.


Kortikosteroid inhalasi : beklometasone. Preparat : Becloment inhaler
(Alpharma), Besonase semprot (Glaxo).
Flutikason. Preparat : Flixotide nebules (Glaxo)
Obat Asma dan PPOK
4. Mukolitik dan Ekspektoran.
Contoh : Asetilsistein, kabosistein, bromheksin, guafenesin, ambroksol, KI,
dan amonium klorida

5. Antileukotrien (Antagonis Leukotrien) : Antihistamin generasi 2 dapat


memblok reseptor H2 dan menghambat pembentukan leukotrien dan
mediator radang lainnya seperti prostaglandin dan kinin.
Contoh : Setirizin, loratadin
Obat Asma dan PPOK
 Obat yang mengandung Obat yang mengandung
ketotifen seperti : Astifen tablet, salbutamol seperti : Respolin
Pehatifen sirup inhaler, Ventiokin tablet, sirup,
 Obat yang mengandung inhaler dan Salbuven
terbutalin seperti : Bricasma Inhaler yang mengandung
tablet atau Bricasma sirup, fenoterol seperti Berodual
Bricasma inhaler, bintasma inhaler dan Berotec inhaler
tablet dls
Nebuliser suatu alat yang
 Kortikosteroid tablet, inhaler merubah bentuk cairan obat
seperti prednisolon tablet dan menjadi aerosol untuk inhalasi.
Beklomethason dipropianat, Digunakan pada penderita asma
Flutikason, Becotide (Glaxo) dls yang mebgalami obstruksi
saluran nafas.
BATUK
 Interaksi kompleks berbagai rangsangan baik dari perifer atau pusat
batuk di SSP
 Refleks batuk terjadi karena iritasi reseptor batuk di saluran nafas atas
atau bawah di perikardium, esofagus, diafragma, lambung atau karena
rangsangan mekanik
 Impuls dari reseptor batuk berjalan ke pusat batuk dibatang otak
BATUK
 Batuk adalah reflek pertahanan tubuh untuk mengeluarkan asing dari
saluran nafas
 Batuk juga melindungi paru dari kemasukan (aspirasi) benda asing
 Batuk pada bayi dan anak balita yang disertai nafas cepat atau sesak
segera dikonsultasikan ke dokter
BATUK
 Penyebab batuk
Infeksi karena bakteri/virus seperti tbc, influenza, batuk rejan
Non infeksi karena alergen, makanan yang merangsang
tenggorokan, asap rokok, dls
 Batuk dibedakan menjadi batuk berdahak dan batuk kering
Terapi Batuk tanpa Obat
 Banyak minum air putih
 Menghindari paparan debu, minuman yang merangsang tenggorokan
dan udara malam yang dingin
Terapi Batuk Dengan Obat
Sesuai dengan jenis batuk maka obat batuk dibedakan menjadi 2
macam :.
1. Ekspektoran
2. Antitusif (Penekan batuk)
Farmakoterapi Batuk
Farmakoterapi batuk dapat dilakukan dengan 2 cara :
 Terapi spesifik yakni pengobatan terhadap penyebab spesifik batuk
seperti kanker paru, infeksi paru dengan kemoterapi
 Terapi Simptomatik yakni terapi untuk menghilangkan gejala batuk
Obat Batuk dan Pilek
 Obat batuk dan pilek pada umumnya merupakan obat kombinasi dari
obat pereda batuk, penghancur dahak dan dekongestan

 Obat pereda batuk


- Pseudoefedrin
- Antihistamin
- Analgetik
- Gliserit guatakolat
 Pengencer Batuk
- Bromhexin
- Ambroksol hidroklorida (Actifed tablet/syrup)
Obat Antitusif
 Batuk terjadi secara refleks yang merupakan mekanisme pertahanan
tubuh terhadap zat asing yang masuk ke dalam saluran nafas disertai
peningkatan sekresi lendir.
 Zat asing atau antigen dapat berupa bakteri, alergen, asap, jasad renik
dls
 Obat batuk untuk batuk yang berlendir disebut ekspektoran
 Obat batuk untuk batuk kering disebut antitusif
Antitusif
 Antitusif ada 2 macam :
▫ Antitusif Narkotik seperti kodein HCl, dan Folkodin
▫ Antitusif Non Narkotik antara lain Noskapin, Dekstrometorfan
(DMP), Difenhidramin
(Benadryl), Prometazin dll.
Antitusif Narkotik
1. KODEIN
- Mempunyai efek antitusif, analgesik dan sedatif - Potensi adiksi kecil
-Absorpsi oral baik, efek timbul 1-2 jam, durasi 4-6 jam
- Jumlah kecil ditemukan dalam ASI
- Metabolisme terutama di hepar
- Ekskresi terutama melalui urin
Antitusif Narkotik
 Efek Samping
• Dalam dosis terapi jarang timbul efek samping
• Konstipasi timbul pada dosis 100-150 mg
• Depresi pernafasan timbul pada dosis 60 mg
• Dosis fatal 800-1000 mg

 Indikasi: Batuk kering


Antitusif Narkotik
2. Dihidrokodein
Cara kerja dan efek samping hampir sama dengan Kodein

3. Folkodin
Gejala putus obat lebih ringan dari kodein
Antitusif Non Narkotik
1. DEKSTROMETORFAN
- Potensi antitusif sama dengan kodein
- Tidak mempunyai efek analgesik, sedasi dan adiksi

 Efek Samping:
Mual, muntah, sakit kepala, penekanan aktivitas silia pada dosis besar
Antitusif Non Narkotik
2. NOSKAPIN
- Efek antitusif sama dg kodein
- Tidak memiliki efek analgesik dan adiksi
Efek Samping: Terutama konstipasi ringan.
Depresi jantung pada dosis besar

3. LEVOPROPOKSIFEN
- Isomer dari propoksifen
- Tidak mempunyai efek analgesik
- Efektifitas sama dengan dekstrometorfan

4. DIFENHIDRAMIN
EKSPEKTORAN
• Cara praktis mengatasi batuk produktif adalah menghirup uap
dari air panas yang dibubuhi minyak atsiri seperti minyak kayu
putih
• Obat batuk ekspektoran a.l. Gliseril guaiakolat tablet, Woods
Pipermint syrup, Dantusil syrup, Benadryl expektorant dll
EKSPEKTORAN
• Obat atau prosedur yg dapat mengencerkan dan merangsang
pengeluaran sputum dari saluran nafas.
• Berdasarkan pengalaman dapat digunakan
- Uap air Larutan garam
- Ammonium klorida
- Glisert gualtakolat
• Mekanisme kerja: melalui perangsangan mukosa lambung ->
Refleks merangsang saluran nafas -> meningkatkan sekresinya
melalui N. Vagus menurunkan vikositas dan dahak mudah
dikeluarkan
AMMONIUM KLORIDA
• Digunakan dalam campuran bersama obat atau ekspektoran lain
Contoh: Ammonium klorida terdapat dalam OBH
• Pada penggunaan dosis besar dan jangka lama → Metabolik
asidosis
• Dosis sebagai ekspektoran: 300 mg/5 ml tiap 2-4 jam
GLISERIL GUAIKOLAT
Terdapat dalam bentuk sediaan Tablet : 100 mg/tablet
Terdapat dalam campuran bersama obat atau ekspektoran lain
Terdapat dalam bentuk sirup 100 mg/5ml
Dosis dewasa : 200-400 mg/hari dalam 2-4 kali pemberian
Efek samping (ES) pada dosis besar : kantuk, mual, muntah
MUKOLITIK
 Merupakan segol obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak
dengan memutus benang mukoprotein dan mukopolisakarida
Asetilsistein
a. Menurunnya viskositas sputum memecah ikatan disulfida pada rantai
mukoprotein
b. Aktivitas terbesar pada pH 7-9
c. Pemberian : oral; untuk ingalasi atau langsung pada trakea dilakukan
dengan menggunakan alat sedot
d. Efek samping (ES) : spasme bronkus, mual, muntah, stomatitis, pilek,
dan sekresi sekret yang berlebihan
BROMHEKSIN
 Sering digunakan sebagai mukolitij pada bronkitis
 Efek samping (ES) : meningkatnya transaminase serum, hati-hati pasien
tukak lambung

AMBROKSOL
 Merupakan metabolit bromheksin dengan cara kerja dan penggunaan
sama seperti bromheksin
DEKONGESTAN
 Dekongestan umumnya digunakan untuk meringankan hidung
tersumbat karena flu, rhinitis alergi, sinusitis juga untuk mencegah
infeksi pada telinga
 Menghilangkan kongesti hidung
 Digunakan sebagai sistemik dan tetes hidung

DIKONGESTAN
1. Fenilefrin
Mekanisme kerja: agonis reseptor alfa 1 selektif
2. Fenilpropanolamin
Efeknya mirip efredrin, kecuali SSP (kecil)
3. Oksimetazolin dan xylometazolin
4. Efredrin
DEKONGESTAN
Tetes hidung atau nasal spray :
Otrivin (Novartis)
Afrin (Schering)
Iliadin (merck)

Tablet/kapsul :
Contact 500 (pharos)
Rhinic (bernofarma)
CATATAN
 Albuterol adalah obat lini pertama untuk asma kambuhan akut
 Prednisolon, kromolin, antileukotrien, salmeterol adalah untuk
profilaksis dan asma jangka panjang, tidak untuk serangan akut
 Propanolol adalah untuk kontraindikasi untuk pasien PPOK
 Kebanyakan obat asma diberikan secara inhalasi
 Rangsangan terhadap reseptor beta 2 adrenergik ke AMP siklik
meningkat hingga terjadi brokodilatasi
 Rangsangan terhadap reseptor muskarinik asetilkolin ke AMP siklik
menurun hingga terjadi bronkokontriksi

Anda mungkin juga menyukai