Anda di halaman 1dari 100

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )

PENATAAN LANSKAP DAN PEMBUATAN PAGAR MUSEUM PENERANGAN


TAHUN ANGGARAN 2021

LOKASI :
MUSEUM PENERANGAN TMII

DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK


KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Tahun Anggaran 2021

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT

DAFTAR ISI
Daftar Isi ....................................................................................................................................... 1

BAB I : RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) ADMINISTRASI ................... 3


PASAL 01 : KELENGKAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................ 3
PASAL 02 : PENINJAUAN LOKASI PEKERJAAN .................................................. 4
PASAL 03 : DOKUMEN PENGADAAN BARANG / JASA .................................. 4
PASAL 04 : PERSYARATAN PELAKSANAAN ...................................................... 5
PASAL 05 : KEWAJIBAN MENYIMPAN DAN MEMBERIKAN DOKUMEN ...... 7
PASAL 06 : ACUAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN ..................................... 7
PASAL 07 : KONSULTAN PENGAWAS .............................................................. 8
PASAL 08 : PENGALIHAN PEKERJAAN DAN DIBAWAH TANGAN .................. 9
PASAL 09 : DOKUMEN PERJANJIAN KERJA ...................................................... 9
PASAL 10 : KEWAJIBAN UMUM ........................................................................ 13
PASAL 11 : PEKERJA ............................................................................................ 20
PASAL 12 : PEKERJAAN, MATERIAL, DAN PERALATAN ................................... 20
PASAL 13 : WAKTU MULAI PELAKSANAAN, KETERLAMBATAN DAN
KEMAJUAN ....................................................................................... 25
PASAL 14 : PEMELIHARAAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN ....................... 28
PASAL 15 : PERUBAHAN-PERUBAHAN / PEKERJAAN TAMBAH DAN
KURANG ............................................................................................ 29
PASAL 16 : MASA GARANSI ............................................................................... 31
PASAL 17 : PENGUASAAN MATERIAL DAN PERALATAN ............................... 31
PASAL 18 : PENGUKURAN ................................................................................. 32
PASAL 19 : PENGGANTIAN KERUGIAN DAN PENYITAAN .............................. 33
PASAL 20 : PENYELESAIAN PENYELISIHAN....................................................... 35
PASAL 21 : PEMBERITAHUAN-PEMBERITAHUAN .......................................... 35
PASAL 22 : KETENTUAN LAIN-LAIN .................................................................. 36
PASAL 23 : PENUTUP .......................................................................................... 36
PASAL 24 : PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA .................................................. 36

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

BAB II : SYARAT-SYARAT TEKNIS & BAHAN .................................................................... 37


PASAL 01 : URAIAN PEKERJAAN ........................................................................ 37
PASAL 02 : SITUASI DAN UKURAN .................................................................... 38
PASAL 03 : PEKERJAAN PERSIAPAN ................................................................... 39
PASAL 04 : PEKERJAAN GALIAN TANAH & URUGAN ..................................... 39
PASAL 05 : PEKERJAAN URUGAN PASIR ........................................................... 41
PASAL 06 : PEKERJAAN PASANGAN (BATU BATA DAN LAIN – LAIN) ........... 41
PASAL 07 : PEKERJAAN BETON .......................................................................... 43
PASAL 08 : PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN ......................................... 55
PASAL 09 : PEKERJAAN KAYU............................................................................. 57
PASAL 10 : PEKERJAAN CAT, MENI DAN MELAMIC ........................................ 59
PASAL 11 : PEKERJAAN LOGAM ......................................................................... 61
PASAL 12 : PEKERJAAN LANSKAP ....................................................................... 64
PASAL 13 : PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL .................................. 84
PASAL 14 : PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT .................................................... 91
PASAL 15 : PEKERJAAN GUDANG ...................................................................... 105
PASAL 16 : PEKERJAAN PAGAR ........................................................................... 115

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

BAB I
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) ADMINISTRASI

PASAL . 1
KELENGKAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.

Dokumen Terlaksana (As Built Drawing), selama masa pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung
pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar dokumentasi atau disebut sebagai dokumen
terlaksana yang menjelaskan secara detail hasil pekerjaannya dilapangan. Perubahan-perubahan
yang dimaksud harus meliputi :
 Perubahan-perubahan karena adanya perbedaan antara informasi didalam gambar-gambar
dengan keadaan lapangan yang ada. Khususnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan
semua pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pembangunan Fisik.
 Gambar shop drawing sebagai persiapan pelaksanaan disampaikan gambar pelaksanaan tata
letak sistem pondasi.
 Gambar shop drawing perlu dipersiapkan juga untuk semua perubahan-perubahan
pelaksanaan yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan menyebabkan adanya pekerjaan
tambahan ataupun pekerjaan kurang atau perubahan-perubahan sebagai akibat penggunaan
material yang berbeda dan lain-lain.
 Semua perubahan seperti yang tersebut dalam syarat-syarat Administrasi harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat Administrasi ini. Gambar-gambar ini harus disimpan dilapangan
dalam keadaan baik dan pada saat seluruh pekerjaan telah diselesaikan dan diterima dengan
baik oleh Pemberi Tugas atau pada saat penyerahan pertama pekerjaan, maka pemborong
diwajibkan menyerahkan dokumen terlaksana ( As Built Drawing) tersebut kepada Pemberi
Tugas sebanyak 5 (lima) set, yang terdiri dari 1 (satu) set kalkir dan 4 (empat) set cetak biru
dan satu set disket setelah gambar-gambar tersebut diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Perencana dan Pemberi Tugas.
 1 (satu) set cetak biru as-built drawing tersebut kemudian akan diserahkan oleh Pemberi
Tugas kepada Pemborong pekerjaan selanjutnya Setiap bulan Pemborong wajib menyerahkan
satu copy gambar-gambar terlaksana (As Bulit Drawing) untuk setiap paket pekerjaan yang
sudah selesai dilaksanakan kepada Pemberi Tugas, dan satu Salinan masing-masing untuk
Team Pengawas dan Perencana.
 Pada saat pembuatan Berita Acara Penyerahan Pertama, Pemborong wajib menyerahkan
seluruh gambar terlaksana dengan jumlah seperti tersebut diatas yang merupakan lampiran
dari Berita Acara tersebut.
 Membuat Berita Acara atas perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan
pembangunan setelah memperoleh rekomendasi persetujuan perubahan dari Pemberi Tugas.

PASAL . 2
PENINJAUAN LOKASI PEKERJAAN

Kontraktor wajib meninjau Lokasi Pekerjaan atas risiko dan biaya sendiri untuk mendapatkan
segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan, jalan masuk, kondisi setempat
dan kondisi serta keadaan bangunan-bangunan dari pihak ketiga yang ada di sekitarnya. Segala
resiko yang timbul dari kondisi dan keadaan tersebut di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PASAL . 3
DOKUMEN PENGADAAN BARANG/JASA

1. Dokumen Pengadaan Barang atau Jasa disiapkan oleh Panitia Pengadaan Barang atau Jasa
dengan mencantumkan secara jelas dan terinci semua persyaratan yang diperlukan, baik
administrasi maupun teknis penggunaan barang atau jasa produksi dalam negeri dan
preferensi harga, unsur-unsur yang dinilai, kriteria, formula evaluasi yang digunakan, dan
jenis kontrak yang dipilih termasuk contoh-contoh formulir yang perlu diisi yang dapat
dimengerti dan diikuti oleh calon penyedia barang atau jasa yang berminat.
2. Dokumen pengadaan barang atau jasa yang sah adalah dokumen yang disiapkan oleh panitia
pengadaan barang atau jasa dan ditetapkan oleh Pengguna Barang atau jasa (Pejabat Pembuat
Komitmen dan Kepala Unit/Satuan Kerja yang bersangkutan)

Dokumen Pengadaan Barang/jasa terdiri dari :


Undangan Pengadaan Barang/jasa.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) yang memuat :
Ketentuan Administrasi Umum, yaitu penjelasan tentang pengadaan barang/jasa meliputi :
 Keterangan tentang lingkup pekerjaan/proyek
 Keterangan tentang penyediaan barang/jasa
 Keterangan tentang perencanaan konstruksi
 Keterangan tentang pengawasan dan prosedurnya pada sistem pelaksanaan konstruksi.

 Syarat-syarat peserta pengadaan barang/jasa


 Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
 Pembukaan dokumen penawaran, evaluasi sampai dengan penetapan pemenang.

Ketentuan Administrasi Pelaksanaan yaitu penjelasan tentang kontrak yang harus dibuat meliputi
:
 Judul, Nomor, Tanggal Penandatanganan dan Para Pihak dalam Kontrak
 Jangka waktu pelaksanaan dan batas waktu penyerahan pekerjaan
 Tata cara dan syarat pembayaran
 Sanksi-sanksi
 Besarnya jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan

Ketentuan Teknis Umum, yaitu penjelasan tentang persiapan pelaksanaan meliputi :


 Rencana kerja, organisasi dan jadwal pelaksanaan
 Laporan harian, mingguan dan bulanan
 Serah Terima Lapangan.

Ketentuan Teknis pelaksanaan yaitu penjelasan tentang syarat-syarat dan spesifikasi teknis
pelaksanaan pekerjaan meliputi :
 Lingkup, jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Jenis dan persyaratan bahan yang akan digunakan dengan catatan :
 Tidak mengarah kepada suatu merk/produk tertentu
 Semaksimal mungkin menggunakan produksi dalam negeri dengan memperhatikan
potensi nasional.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Tidak menunjuk merk/produk dari barang yang akan digunakan.

Lampiran-lampiran dalam bentuk format dari :


 Surat Penawaran
 Kontrak
 Surat Jaminan Penawaran
 Surat Jaminan Pelaksanaan
 Surat Jaminan Uang Muka Kerja.

Daftar Item dan Kuantitas Pekerjaan


Gambar Rencana Teknis, termasuk gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar detail.

PASAL . 4
PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Kontraktor menyampaikan pengalaman pekerjaan untuk setiap personil kunci yang akan
ditempatkan yang berpengalaman dalam bidang bangunan gedung dan renovasi bangunan,
dilengkapi dengan ijazah (scan-data) yang telah disahkan, Sertifikat Tenaga Ahli (scan-data),
daftar gaji yang telah diaudit dan / atau bukti setor pajak penghasilan/ audit payroll tenaga
ahli yang bersangkutan beserta surat pernyataan kesanggupan atas penempatan pada
pekerjaan tersebut dengan susunan Tenaga ahli sebagai berikut :
 Pelaksana Sipil/Arsitektur Pendidikan D3 Arsitektur SKT Pelaksana Penata Taman (TA
026) dengan pengalaman kerja professional minimal 4 (Empat) tahun;
 Petugas Keselamatan Konstruksi (K3) Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Bangunan Sertifikat K3 yang dikeluarkan oleh Disnaker pengalaman kerja professional
minimal 3 (Tiga) tahun;
 Draftman / Juru Gambar Sipil Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Bangunan SKT Juru Gambar/Draftman Sipil (TS 003) pengalaman kerja professional
minimal 3 (Tiga) tahun;
 Administrasi Proyek Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) : Ekonomi /
Akuntansi pengalaman kerja professional minimal 3 (Tiga) tahun

Jika dalam pelaksanaan pekerjaan, penyediaan jasa/kontraktor tidak menempatkan Tenaga


ahli sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam RKS maka kontraktor akan diberikan
sangsi.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

2. Kontraktor wajib menyampaikan jadwal waktu terinci dari rencana kerja, lengkap pada
waktu pelaksanaan yang disyaratkan, dan menjelaskan saat mulai dan selesainya tiap
kelompok / jenis pekerjaan tersebut, serta menyampaikan pula perhitungan nilai bobot
kelompok pekerjaan dalam Kurva - S.
3. Kontraktor menyampaikan CASH FLOW pelaksanaan, perkiraan pengeluaran pembayaran
untuk pengadaan barang dan peralatan dan perkiraan pembayaran pekerjaan yang
diharapkan ( cash-out dan cash-in )
4. Kontraktor menyampaikan program penggunaan uang muka secara rinci sebagai
kelengkapan permohonan pembayaran Uang Muka.
5. Kontraktor menyampaikan daftar peralatan kerja utama dan peralatan kerja bantu yang akan
digunakan dan melampirkan status kepemilikannya.
6. Kontraktor menyampaikan daftar sub-kontraktor / pihak ketiga yang akan mendukung
pelaksanaan pekerjaan ini dengan menyertakan surat kesanggupan atau surat dukungan
kerja sama, apabila dianggap perlu.
7. Kontraktor menyampaikan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing kegiatan pelaksanaan
maupun kebutuhan tenaga kerja yang disiapkan pihak ketiga yang akan mendukung
pelaksanaan pekerjaan ini dengan menyertakan surat kesanggupan atau surat dukungan
kerja sama.

Kontraktor wajib menyampaikan Penataan Lapangan untuk pelaksanaan, sirkulasi dan alur kerja
/ site arrangement sehubungan dengan sistem pelaksanaan dan sistem pembangunan yang akan
dikembangkan guna dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan effisien. Dilengkapi
dengan perletakan peralatan utama, denah denah bangunan ruang direksi, ruang kerja
kontraktor, bangunan sub kontraktor dan gudang-gudang penyimpanan.

PASAL . 5
KEWAJIBAN MENYIMPAN DAN MEMBERIKAN DOKUMEN

Penggunaan barang/jasa wajib menyimpan dan memelihara seluru dokumen pelaksanaan


pelelangan termasuk berita acara proses pengadaan barang/jasa.

PASAL . 6
ACUAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN

Pelelangan dilaksanakan mengacu ketentuan yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden


Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan dan acuan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Tentang Jasa Konstruksi No. 2 Tahun 2017.
2. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum RI Nomor : 07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
3. Semua Peraturan Tata Kota dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

4. Peraturan pembangunan yang ditetapkan oleh Pemda Setempat berkenaan dengan izin
bangunan (IMB) dan semua peraturan berkaitan dengan penyelesaian IMB dan IPB.
5. Peraturan Umum – Algemene Voorwaarden disingkat AV – 1941.
6. Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 295/KPTS/CK/1997.
7. Peraturan Beton Indonesia disingkat PBI-2/1995 dan PBI-NI-2/1971 dan Standar Nasional
Indonesia 1992 (SNI-1992).
8. Peraturan Kayu Indonesia, disingkat PPKI-NI-5/1961.
9. Peraturan Portland Cement Indonesia SNI 15-2049-2004.
10. Pedoman Perencanaan Tahan Gempa keputusan direktur jenderal cipta karya NOMOR :
111/KPTS/CK/1993 tanggal 28 september 1993
11. Sll 0013-81 "Mutu dan Cara Uji Semen Portland".
12. Sil 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton".
13. Sll 0136-84 "Baja Tulangan Beton".
14. SI10784-83 "Jaringan Kawat Baja Las untukTulangan Beton".
15. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia, disingkat PPBBI-1983.
16. Peraturan Muatan Indonesia, disingkat PMI-NI-18/1970.
17. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia, disingkat PUIL-1987.
18. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
19. Pemeriksaan Umum untuk Bahan-bahan bangunan NI-3-PUBB 1956, NI-3 1963 dan PUBB-
1966.
20. Peraturan yang ditetapkan oleh PDAM setempat
21. Peraturan yang ditetapkan oleh PLN setempat
22. Standar-standar Internasional yang digunakan secara luas di Indonesia, seperti ASTM, NFPA,
FOC, SNACNA, ASHRAE, lEC, DIN, dan JIS sebagai referensi persyaratan teknis

untuk bahan, peralatan dan instalasi khusus.


23. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1992) NI-3.
24. Bahan Aluminium, sesuai Sil extrusi 0695-82 dan Sil 0649-82 Alloy 6063 T5/Billet.
25. Peraturan Direktur Jenderal Perawatan, Departemen Tenaga Kerja tentang penggunaan
tenaga kerja, keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

PASAL . 7
KONSULTAN PENGAWAS

Tugas dari Konsultan Pengawas mewakili Pemberi Tugas dalam pekerjaannya sehari-hari
memberikan pengarahan dan konsultansi pelaksanaan pekerjaan, pengujian-pengujian dan
pemeriksaan atas semua bahan dan atas kecakapan pekerja yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan mengkoordinir para penyedia jasa. Konsultan Pengawas selalu berkoordinasi
dengan Konsultan Perencana dalam setiap proses persetujuan bahan material dan sistem
bangunan yang akan dilaksanakan.

Untuk setiap instruksi yang harus dilaksanakan oleh pemborong, Konsultan Pengawas akan
mendelegasikan wewenang yang ada secara tertulis kepada Pengawas Lapangan atau Supervisor
Lapangan yang ditunjuk dan memberikan salinannya kepada Pemborong dan Pemberi Tugas.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Setiap instruksi atau persetujuan tertulis kepada Pemborong yang dilberikan oleh Staf
pengawasan proyek yang ditunjuk didalam lingkup wewenang yang telah didelegasikan
kepadanya akan mengikat Pemborong dan Pemberi Tugas, sebagai instruksi / persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.

PASAL . 8
PENGALIHAN PEKERJAAN DAN DIBAWAH TANGAN

1. PENGALIHAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK KETIGA.


Pemborong tidak boleh mengalihkan pelaksanaan/memborongkan pekerjaan seluruhnya
atau sebagian dari pekerjaan kepada pihak ketiga, tanpa persetujuan tertulis dari Pembeh
Tugas.

2. PENYEDIA JASA DIBAWAH TANGAN.


Pemborong tidak boleh memborongkan dibawah tangan (sublet), sebagian atau seluruh
pekerjaan kepada Pihak Ketiga, sebagai Sub Pemborong tanpa persetujuan tertulis dari
Pengawas dan Pemberi Tugas dan apabila persetujuan ini telah diberikan, maka hal tersebut
tidak berarti membebaskan Pemborong dari kewajiban - kewajibannya dalam Perjanjian
kerja. Pemborong bertanggung jawab atas pekerjaan dan hal-hal lain yang dihasilkan oleh
Sub Pemborong, wakil-wakil dan pekerja - pekerjanya. Dalam hal ini pemberian bagian-
bagian pekerjaan kepada Mandor / Mandor Borongan / Pekerja-pekerja tidak diartikan
sebagai suatu pemborongan dibawah tangan.

PASAL . 9
DOKUMEN PERJANJIAN KERJA

PENGERTIAN PEMBORONG
Pemborong menyadari dan menyetujui, bahwa dalam penawarannya, setelah
melakukan pemeriksaan-pemeriksaan secara seksama dan teliti sudah memperhitungkan dengan
baik hal-hal yang tertera dibawah ini :
 Keadaan dan lokasi lapangan pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai Peraturan-Peraturan
Daerah/Propinsi setempat
 Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pekerjaan
 Pemborong juga menyadari dan menyetujui, bahwa Harga Penawaran dan Jadwal adalah
mengikat.
 Penyelesaian pekerjaan serta lingkup pekerjaan yang dinyatakan oleh Pemborong dalam
perincian penawaran adalah benar, dan mencukupi untuk dapat melaksanakan semua
kewajiban-kewajibannya sesuai dengan Perjanjian Kerja ini.

3.
4. PERSETUJUAN LISAN TIDAK DIKEHENDAKI
Persetujuan lisan maupun pembicaraan-pembicaraan yang tidak tertulis antara
Pemborong dengan Pemberi Tugas maupun Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas
yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan Perjanjian Kerja tidak akan
mengubah persyaratan-persyaratan ataupun kewajiban-kewajiban yang tertera dalam
Perjanjian Kerja ini.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

5. PENAFSIRAN ATAS DOKUMEN


Seluruh dokumen yang ada didalam Perjanjian Kerja bersifat saling melengkapi dan bilamana
didalamnya terdapat ketidak cocokan ataupun ketidakjelasan maka yang menentukan adalah
yang mempunyai nilai teknis dan biaya tertinggi dan Team Pengawas akan memberikan
penjelasan dan instruksi kepada Pemborong dengan tidak merubah Dokumen Kontrak.
Urutan prioritasnya adalah keberlakuan dokumen :
 Surat Perjanjian Borongan
 Instruksi dari Pemberi Tugas selaku Pemilik atau Tim Manajemen Proyek
 Surat Perjanjian Pemborongan
 Surat Perintah Kerja
 Berita Acara Rapat Penjelasan Pelelangan/Aanwijzing dan Addendum
 Berita Acara Klarifikasi
 Syarat-syarat Administarasi Umum dan Khusus
 Spesifikasi/syarat-syarat Teknis Pelaksanaan
 Gambar pelaksanaan (dengan urutan gambar detail pada skala besar lebih
dahulu menyusul kemudian gambar pada skala kecil)
 Gambar pelelangan (idem)
 Rincian Nilai Kontrak / Bill Of Quantity
 Instruksi dari Konsultan Perencana
 Instruksi dan Team Pengawas.

6. RINCIAN PENAWARAN
Besaran-besaran (volume) serta jenis-jenis pekerjaan dalam perincian penawaran ( jika ada)
dipersiapkan untuk dapat memberikan gambaran tentang ukuran pekerjaan secara jelas
Pemborong diwajibkan melakukan pemeriksaan dan perhitungan-perhitungan kembali serta
mengajukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu untuk mendapatkan suatu penawaran
yang mengikat. Kekeliruan maupun kesalahan-kesalahan yang terdapat didalamnya, tidak
dapat dijadikan dasar untuk melakukan perubahan, revisi maupun amandemen terhadap
Harga Kontrak.

7. KUALITAS/MERK/SPESIFIKASI
Kualitas/Merk/Spesifikasi yang mengikat adalah semuanya yang tertera dalam gambar-
gambar, syarat-syarat teknis dan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing), Bila dalam
spesiflkasi Teknis ada perkataan setara, artinya bila material yang mereknya tersebut tidak
ada dipasaran (dan ini harus dibuktikan dengan bukti yang kuat) maka dapat digunakan
merek yang setara yang dilengkapi dengan jaminan/Surat dukungan material dari pabrik dan
jika diperlukan pemborong (atas permintaan pemberi tugas) harus mengajukan hasil
pengujian laboratorium dengan biaya pemborong.

8. KEPEMILIKAN DAN PENYEDIAAN DOKUMEN DI LAPANGAN


Pemborong harus menyediakan setidak-tidaknya 1 gambar-gambar, syarat - syarat
Administrasi dan Teknis dilapangan yang harus selalu dipelihara dalam keadaan baik dan
harus selalu dapat dipergunakan oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Team
Pengawas ataupun petugas-petugas lainnya yang berwenang memeriksa pekerjaan-pekerjaan
di lapangan.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

9. DOKUMEN PELAKSANAAN
Selama masa pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung, pemborong diwajibkan membuat
gambar-gambar dokumentasi atau disebut sebagai dokumen terlaksana yang menjelaskan
secara detail hasil pekerjaannya dilapangan.
 Perubahan-perubahan karena adanya perbedaan antara gambar gambar dengan keadaan
lapangan yang ada.
 Perubahan-perubahan karena adanya pekerjaan tambahan dan kurangan
• Perubahan-perubahan sebagai akibat penggunaan material yang berbeda
dan iain-lain.

Semua perubahan seperti yang tersebut diatas syarat-syarat Administrasi harus


dilaksanakan sesuai dengan pasal 10 (1) dalam syarat-syarat Administrasi ini.

Gambar Terlaksana As Built Drawing


Gambar-gambar ini harus disimpan dilapangan dalam keadaan baik dan pada saat seluruh
pekerjaan telah diselesaikan dan diterima dengan baik oleh pemberi tugas atau pada saat
penyerahan pertama pekerjaan, maka pemborong diwajibkan menyerahkan dokumen
terlaksana (As Built drawing) tersebut kepada Pemberi Tugas sebanyak 5 (lima) set, yang
terdiri dari 1 (satu) set kalkir dan 4 (empat) set cetak biru, setelah gambar-gambar tersebut
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Pemborong menyampaikan satu set rekaman dokumen dalam bentuk CD-Rom untuk gambar
terlaksana dan manual peralatan (AutoCad dan Word disertai soft copy format data gambar
CAD, dan dokumen didalam format Acrobat)

Rekaman foto
Pemborong pada saat penyerahan pertama menyampaikan rekaman foto (digital) dalam
rangkap 5 (hard copy - tercetak maupun digital file) disusun secara sistematis dan diberi
penjelasan rinci maksud dari foto. Rekaman foto disampaikan sejak dari awal pekerjaan
sampai selesianya pekerjaan. Rekaman foto melingkupi semua kegiatan fisik
pelaksanaan pondasi struktur bangunan

Lain-Iain.
Setiap bulan Pemborong wajib menyerahkan satu copy gambar-gambar terlaksana untuk
setiap paket pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan kepada Team Pengawas. Pada saat
pembuatan B.A.P penyerahan pertama, Pemborong wajib menyerahkan seluruh gambar
terlaksana dengan jumlah seperti tersebut diatas yang merupakan lampiran dari Berita Acara
tersebut.
10. GAMBAR KERJA
Gambar yang disampaikan kepada pemborong adalah gambar penuntun. Guna
melengkapi Pemborong harus membuat gambar kerja dan melengkapinya dengan gambar
detail yang dasarnya dari gambar pelaksanaan.
 Gambar Kontrak berarti gambar-gambar yang telah disetujui didalam usulan teknik
Perencanaan terinci untuk sistem Bangunan yang ditawarkan, Selanjutnya gambar-
gambar dipakai sebagai dasar pembuatan.
Daftar Uraian dan Perhitungan Volume Pekerjaan dan gambar-gambar Perencanaan
Terinci yang diajukan dan disetujui selama masa pelelangan akan menjadi dasar
pelaksanaan Pembangunan.

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Gambar Pelaksanaan semua gambar-gambar acuan, gambar-gambar kontrak dan


gambar-gambar pengembangan Terinci yang diajukan dan disetujui selama masa
pelaksanaan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana dan telah dicatatkan kepada
Team Pengawas. Selanjutnya semua gambar pengembangan menjadi dasar pelaksanaan
Pembangunan dan gambar-gambar revisi selama pelaksanaan pekerjaan.

11. SHOP DRAWING.


Shop Drawing (gambar kerja) adalah gambar yang dibuat Pemborong lengkap dengan
detailnya berdasarkan kebutuhan pelaksanaan yang diminta oleh Team Pengawas yang telah
ditetapkan perubahan dan kesesuaiannya guna memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
Shop Drawing disiapkan untuk bagian pekerjaan kemudian yang memerlukan kordinasi
antar disiplin baik untuk pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal pada
pelaksanaan dilapangan berkaitan dengan ukuran pelaksanaan, dengan membuat mock-up
pelaksanaan maupun material dan spesifikasi teknis yang digunakan maupun langkah –
langkah yang akan dilaksanakan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Shop drawing diantaranya diperlukan :
 Sistem Struktur Pondasi
Permohonan Persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana atas gambar kerja
ini menyangkut kesesuaian gambar-gambar tersebut terhadap pekerjaan-pekerjaan lain
yang ada, sehingga tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong dari kesalahan-
kesalahan yang mungkin ada padanya.
Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar seperti itu sebanyak 4 (empat) set
kepada Konsultan 2 (dua) set yang telah disetujui Konsultan akan diserahkan kembali
kepada Pemborong.

12. PERINTAH LANJUTAN


Team Pengawas mempunyai kekuasaan dan wewenang penuh untuk memberikan kepada
Pemborong dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan, gambar-gambar
petunjuk-petunjuk dan atau instruksi - instruksi yang perlu untuk pelaksanaan dan
pemeliharaan pekerjaannya, dalam hal mana Pemborong terikat untuk melaksanakannya.

13. PENGABAIAN IN5TRUKSI


Jika Pemborong mengabaikan/tidak segera melaksanakan instruksi yang dikeluarkan oleh
Team Pengawas ini dalam waktu max. 3 X 24 jam, maka kepada Pemborong dapat dikenakan
sanksi-sanksi berupa :
 Penghentian sebagian atau seluruh keglatan pekerjaan Pemborong yang sedang
diiaksanakan, dengan segala resikonya baik waktu, biaya, klaim pihak lain ( dibayarkan ke
Pemborong-pemborong paket lain yang terkena akibatnya dan sebagainya menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari Pemborong).
 Kepada Pemborong akan dikenakan denda sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
untuk setiap ketidaktaatan / pelanggaran / Pengabaian instruksi.
 Kedua sanksi tersebut dapat diberlakukan salah satunya atau keduanya sekaligus, sesuai
pertimbanganTeam Pengawas.

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PASAL . 10
KEWAJIBAN UMUM

PERJANJIAN PEMBORONGAN
Pemborong, apabila penawarannya telah diluluskan, harus bersedia menandatangani perjanjian
Pemborongan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, dengan perubahan - perubahan yang
dianggap perlu yang disetujui oleh kedua belah pihak.

14. PEMERIKSAAN LAPANGAN


Pemborong diwajibkan untuk melakukan peninjauan dan pemeriksaan dilokasi dan daerah
sekitarnya dan sudah harus memperhitungkan didalam penawarannya, mengenai volume
dan bentuk pekerjaan, material dan alat-alat pelaksanaan yang diperlukan dalam
penyelesaian pekerjaan, jalan masuk, akomodasi yang diperlukan serta informasi penting
yang akan mengakibatkan biaya tak terduga yang mempengaruhi harga penawarannya.

15. KESEMPURNAAN PENAWARANNYA


Pemborong dianggap telah meneliti seluruh isi dan kelengkapan surat penawarannya beserta
perinciannya/ Bills Of Quantities, Daftar Alat-alat pelaksanaan dan Daftar upah dan harga
bahan, terutama sehubungan dengan pasal dan ketetapan diatas, dimana upah dan harga
bahan tersebut telah mencakup semua kewajibannya didalam kontrak dan hal-hal yang
penting untuk penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan dengan sempurna.

16. KESEMPURNAAN PEKERJAAN


Pemborong wajib melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai dengan
Perjanjian Pemborongan dan akan tunduk terhadap perintah dan petunjuk-petunjuk dari
Konsultan Pengawas, dan pemborong tetap bertanggung jawab penuh terhadap kebenaran
dan kesempurnaan pekerjaan.

17. RENCANA KERJA


1. Tidak lebih dari 7 (tujuh) hari setelah dlkeluarkannya SPK Pemborong harus
menyerahkan kepada Team Pengawas untuk disetujui : suatu program kerja yang
menunjukan prosedur dan metode yang diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan dan
tata cara melaksanakan pekerjaan, pengaturan / penggunaan alat-alat pelaksanaan dan
pekerjaan sementara yang diperlukan. Pengajuan dan persetujuan oleh Team Pengawas
untuk program tersebut tidak membebaskan Pemborong dari kewajiban-kewajibannya
dalam Perjanjian Kerja.
2. Pemborong harus membuat/menyusun time - schedule beserta rencana kerja terinci yang
menjelaskan saat mulai dan selesainya tiap kelompok/jenis pekerjaan tertentu. Rencana
Kerja harus disusun dengan perangkat lunak/ program Microsoft Project - 2007.
3. Dari time schedule tersebut, harus dihitung nilai bobot kelompok pekerjaan untuk
mendapatkan S-Curve (Kurva progress) Perhitungan dilaksanakan dengan program Exel
for Windows. Dari S-Curve tersebut, akan dapat ditetapkan jadwal penyelesaian
berdasarkan

18. PEMBORONG ATAU WAKIL YANG DIBERI KUASA


Pemborong atau wakil yang diberi kuasa dan disetujui secara tertulis oleh Team Pengawas
harus secara tetap berada ditempat pekerjaan dan memberikan seluruh waktunya untuk
konsultanan atas pekerjaan-pekerjaan. Wakil tersebut akan menerima perintah dan

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas atau wakil atas nama Pemberi Tugas.

19. PENGGANTIAN WAKIL PEMBORONG


Wakil Pemborong sewaktu-waktu dapat diganti atas perintah Konsultan Pengawas bilamana
terbukti, bahwa wakil Pemborong tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik,
seperti kurangnya kemampuan teknis maupun manejerial, kerjasama yang kurang baik atau
sering tidak mengindahkan perintah Team Pengawas.

20. PENGGANTIAN TENAGA KERJA


Didalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong harus memperkerjakan tenaga kerja yang
terlatih dan berpengalaman didalam bidangnya masing-masing.
Konsultan Pengawas berhak untuk menolak dan memindahkan dari pekerjaan
tenaga - tenaga kerja yang dianggapnya tidak cakap. Tenaga kerja yang telah
dipindahkan ini tidak boleh ditempatkan lagi di pekerjaan, tanpa persetujuan kembali dari
Team Pengawas.

21. SETTING OUT (PENGUKURAN, PEMATOKAN - UITZET)


Pemborong bertanggung jawab atas kebenaran kesempurnaan setting out
pekerjaan, kebenaran posisi level dan garis bagian-bagian dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
Pemborong atas biayanya sendiri akan diminta Team Pengawas untuk
membetulkan kesalahan-kesalahan bilamana ada kekeliruan atau penyimpangan pada setting
out.
Pemeriksaan setting out garis-garis atau level oleh Team Pengawas tidak akan
membebaskan Pemborong dari tanggung jawab kebenaran hal-hal tersebut dan untuk itu
Pemborong harus menjaga atau memelihara dengan baik semua bench-mark, patok-patok
batas dan lain-lain benda yang digunakan dalam setting out pekerjaan.

22. PENGGUNAAN TITIK REFERENSI.


Titik referensi yang telah dibangun pada tahap Pertama digunakan untuk menetapkan
referensi dan patok duga pengukuran lanjutan. Pada proses serah terima akhir titik referensi
ini digunakan untuk menetapkan ulang ketinggian gedung tersebut dan diberikan catatan
posisi ketinggian gedung sesunguhnya dari titik referensi maupun ketinggian muka air pada
titik referensi.

23. PENJAGAAN, KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI LOKASI


Pemborong pekerjaan utama bertanggung jawab, memelihara dan mengkoordinir keamanan
dan ketertiban didalam lokasi proyek, antara lain dengan mengatur hal-hal sebagai berikut:
1. Mengawasi agar tidak ada buruh atau pekerja atau pegawai dari Pemborong yang
menginap didalam areal proyek.
2. Semua buruh atau pekerja harus memakai "tanda pengenal" dan dicatat KTP yang
bersangkutan.
3. Mengawasi agar tidak ada buruh atau pekerja yang memasak atau menyalakan api
didalam areal proyek, terkecuali untuk keperluan khusus dengan seizin Konsultan
Pengawas dan dibawah konsultanan satpam Resmi.
4. Pemborong harus menyediakan alat pemadam api portable yang cukup yang ditempatkan
pada lokasi penting yang rawan kebakaran.
Semua biaya yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban proyek termaksud
harus sudah termasuk dalam harga penawaran.

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

24. PEMELIHARAAN
Dari saat dimulainya sampai penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus bertanggung jawab
penuh terhadap pekerjaan dan semua pekerjaan sementara.
Didalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, kehilangan-kehiiangan pada pekerjaan
sementara, Pemborong atas biayanya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan
sehingga pada saat penyelesaian atau penyerahannya pekerjaan harus berada dalam kondisi
yang baik sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan instruksi Konsultan (kecuali terhadap
"force majeure dan resiko yang dikecualikan" seperti tersebut dalam ayat (15) dan (16) pasal
ini). yang diakibatkan olehnya sendiri pada waktu melaksanakan pekerjaan untuk tujuan
memenuhi kewajiban-kewajibannya.

25. FORCE MAJEURE


 "Force Majeure" adalah semua hal yang terjadi diluar kemampuan semua pihak untuk
mengatasinya, yaitu berupa : perang, invasi dari negara asing, pemberontakan, revolusi,
huru-hara, kerusuhan- kerusuhan sosial, pemogokan dan bencana alam seperti banjir,
gempa bumi, letusan gunung berapi dan Iain-Iain yang langsung menghalangi
pelaksanaan kerja.
 Apabila terjadi keadaan "Force Majeure" maka pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, selambat-lambatnya dalam waktu
(3 X 24 Jam) sejak saat terjadinya "Force Majeure", untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan dan Pemberi Tugas.
 Apabila dalam waktu (7 X 24 jam) setelah Pemberi Tugas menerima pemberitahuan
tentang terjadinya "Force Majeure" dari Pemborong belum menyatakan persetujuannya,
maka Pemberi Tugas dianggap telah menyetujui keadaan tersebut.

26. RESIKO YANG DIKECUALIKAN


"Resiko yang dikecualikan" adalah kerusakan-kerusakan yang bukan menjadi tanggung jawab
Pemborong yang disebabkan karena pemakaian sebagian pekerjaan oleh Pemberi Tugas
(Dalam hal ini setelah diterbitkannya sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama ) atau akibat-
akibat yang disebabkan karena design pekerjaan.
27. PENGAMANAN PEMBORONG TERHADAP PEMBERI TUGAS
Kecuali ditetapkan lain dalam persyaratan-persyaratan kontrak, Pemborong harus
membebaskan Pemberi Tugas dari tuntutan Pihak Ketiga terhadap kerugian dan pembayaran
ganti rugi atas segala kehilangan-kehilanganm gangguan-gangguan yang diakibatkan oleh
getaran, suara, debu dan Iain-Iain, klaim kerusakan-kerusakan, klaim dari pihak ketiga akan
hak paten serta dari akibat penggunaan peralatan dilapangan yang timbul sebagai
konsekwensi Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dari pejabat/pelaksana dari
Pemberi Tugas atau pihak yang diberi tugas oleh Pemberi Tugas untuk ikut serta dalam
pembangunan ini. Pemborong bertanggung jawab atas
terhentinya kegiatan pelaksanaan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas dan semua
biaya yang diakibatkannya menjadi beban Pemborong yang bersangkutan.
Pemborong dibebaskan dari segala macam klaim, terhadap hal-hal tersebut
dibawah ini :
 Penggunaan tanah secara tetap untuk pekerjaan atau sebagian dari pekerjaan
 Kecelakaan atau kerusakan pada orang-orang yang disebabkan oieh kelalaian pemberi
tugas, agen-agen atau pembantu-pembantu atau Pemborong lain (yang tidak

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

dipekerjakan oleh Pemborong) atau klaim biaya kerusakan dalam hubungannya dengan
hal-hal tersebut diatas.

28. KERUSAKAN PEKERJAAN OLEH PEMBORONG LAIN


Apabila Pemborong dalam melaksanakan pekerjaannya ternyata menghambat atau merusak
pekerjaan Pemborong-Pemborong lain, maka segala kerugian- kerugian yang diakibatkan
oleh kerusakan-kerusakan atau hambatan- hambatan tersebut akan menjadi beban
Pemborong.

29. KECELAKAAN PADA PEKERJA


Pemberi Tugas dibebaskan dari pembayaran ganti rugi atau kompensasi yang harus
dibayarkan sebagai akibat dari terjadinya kecelakaan pekerja atau orang lain yang
dipekerjakan Pemborong atau Sub Pemborong kecuali terhadap kecelakaan yang disebabkan
oleh kelalaian Pemberi Tugas atau wakilnya. Pemborong akan membayar ganti rugi ini dan
membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan biaya sehubungan dengan hal tersebut.

30. KEPATUHAN KEPADA HUKUM DAN PERATURAN-PERATURAN


Pemborong harus mematuhi ketentuan-ketentuan hukum, peraturan- peraturan
pemerintah/pemerintah daerah atau hukum-hukum lainnya yang berlaku di Indonesia dan
semua peraturan dari Badan Hukum dan Perusahaan-perusahaan yang milik atau hak-
haknya akan terganggu dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus membayar semua ongkos
yang timbul karenanya, serta diharuskan membebaskan Pemberi Tugas dari semua denda dan
pertanggungan jawab atas pelanggarannya.

31. FOSIL DAN LAIN SEBAGAINYA


Semua barang-barang bersejarah dan barang-barang berharga lainnya yang ditemukan
dilapangan adalah milik Pemberi Tugas, Pemborong harus menjaga barang-barang tersebut
terhadap kerusakan-kerusakan ataupun kehilangannya.

32. GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS/ LINGKUNGAN


 Dalam melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus memperhatikan gangguan yang
mungkin timbul terhadap kelancaran lalu lintas dan lingkungan akibat lalu lalangnya
kendaraan yang membawa material maupun peralatan. Segala tuntutan yang timbul
mengenai hal ini menjadi tanggungan Pemborong.
 Pemborong bertanggung jawab penuh atas semua gangguan yang timbul akibat
pelaksanaan baik gangguan yang diakibatkan oleh suara, getaran debu dan kerusakan-
kerusakan terhadap pihak ketiga. Segala tuntutan dari pihak ketiga akibat pekerjaan
Pemborong serta terhentinya kegiatan pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penuh dari Pemborong dan Pemborong berkewajiban menyelesaikannya.
 Apabila Pemborong tidak sanggup dalam menyelesaikan tuntutan dari lingkungan,
sehingga dapat merugikan citra Pemberi Tugas sebagai pemilik proyek, maka setelah
Konsultan memberikan 2 kali teguran tertulis, maka pemberi tugas secara sepihak akan
menyelesaikan tuntutan tersebut, segala biaya dan konsekuensi yang timbul.
 akibat penyelesaian tuntutan tersebut akan dibebanan kepada Pemborong dengan
mengurangi langsung pembayaran kepada Pemborong.

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

33. KERUSAKAN-KERUSAKAN PADA JALAN RAYA / JALAN DAN FASILITAS LAINNYA.


 Pemborong harus bertanggung jawab atas kebersihan dan perbaikan kerusakan-
kerusakan pada jalan jalan dan jembatan Perumnas yang menghubungkan proyek sebagai
akibat dari lalu lalang kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan-bahan
material guna keperluan proyek.
 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya dalam hal mengurus dan mendapatkan izin-
izin dari instansi terkait sehubungan dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan didalam
proyek maupun kegiatan pelaksanaan angkutan kedalam dan keluar proyek.
 Pemborong sudah harus memperhitungkan terhadap adanya ketentuan-ketentuan atau
peraturan-peraturan dari Pemerintah Daerah setempat atau instansi terkait yang mungkin
akan mempengaruhi jalannya serta waktu pelaksanaan. Segala resiko dan biaya-biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan hal tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong. Pemborong harus menyediakan cleaning pit didalam lokasi pekerjaan.

33. KERUSAKAN PADA INSTALASI-INSTALASI


Pemborong juga harus bertanggung jawab terhadap kerusakan pada instalasi listrik, telepon
dan sebagainya dilokasi proyek dan sekitar lokasi proyek, yang diakibatkan oleh kendaraan-
kendaraan serta peralatan yang dipergunakan untuk keperluan proyek.

34. MUATAN KHUSUS


Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-unit
alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan atau jembatan yang mungkin akan
mengakibatkan kerusakan dan seandainya Pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan
diatasnya, maka hal tersebut harus lebih dahulu diberitahukan kepada Pemberi Tugas. Biaya
untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

35. FASILITAS UNTUK PEMBORONG LAIN DAN KERJASAMA ANTAR PEMBORONG.


 Pemborong harus bersedia untuk bekerja sama dengan Pemborong paket lain dalam masa
pelaksanaan dan kepada Pemborong-Pemborong paket lain harus diberi kesempatan
untuk memakai peralatan Pemborong pekerjaan utama yang ada sesuai Lingkup
Pekerjaan, koordinasi mengenai pemakaian peralatan tersebut diatur antara Pemborong
pekerjaan utama dengan Pemborong paket lain.
 Pemborong selaku Pemborong pekerjaan struktur dan finishing sesuai dengan persyaratan
umum ini, harus menyediakan fasilitas/kesempatan yang cukup kepada Pemborong paket
pekerjaan lain dan pekerja-pekerja dari Pemborong lain pada saat yang sama
dipekerjakan pemberi tugas atau pihak-pihak lain yang sedang bekerja pada atau
berdekatan dengan lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan yang tidak termasuk dalam
kontraknya, antara lain fasilitas pemakaian bersama telpon, genset / listrik, air, tower
crane, hoist, cargo lifting, scafolding, concrete mixer, pompa beton, compressor dan
fasilitas-silitas lain sesuai yang disetujui oleh konsultan Konsultan Perencana dan Team
Pengawas.
 Pemborong bertanggung jawab atas jadwal pekerjaan Pemborong paket lain,
keterlambatan penyelesaian Pemborong-Pemborong paket lain, akibat kurangnya
koordinasi menjadi tanggung jawab Pemborong.

36. PENYEDIAAN ALAT-ALAT, BAHAN DAN PEKERJA


Pemborong atas biayanya sendiri harus menyediakan segala alat-alat pelaksanaan pekerjaan,

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

material, pekerja-pekerja, baik untuk pekerjaan sementara, persiapan maupun pekerjaan


utama, transport dari atau ke lapangan, didalam / sekitar pekerjaan dan peralatan /
perlengkapan kerja Iain- lain yang diperlukan dalam pembangunan, penyelesaian dan
pemeliharaan pekerjaan.

37. PEMBERSIHAN LAPANGAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


 Pada penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus membersihkan lapangan dari segala alat-
alat pelaksanaan, kelebihan material, kotoran-kotoran, puing-puing dari sisa bongkaran
maupun dari sisa-sisa reruntuhan bangunan dan segala macam pekerjaan sementara, dan
membuat seluruh lapangan dan pekerjaannya rapih bersih sebagaimana ditentukan
Konsultan Pengawas. Begitu juga halnya selama pelaksanaan konstruksi puing-puing
tersebut secara teratur dan kontinue dibersihkan, dikumpulkan pada suatu tempat
kemudian dibuang keluar site.
 Apabila perintah pembersihan dari Konsultan Pengawas selama 3 kali berturut-turut tidak
diindahkan oleh Pemborong dalam batas waktu yang diberikan maka Pengawas secara
sepihak akan menunjuk perusahaan lain untuk mengadakan pembersihan tersebut dan
semua biaya dan akibat yang timbul menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
Pemborong.

PASAL . 11
PEKERJA

 PENEMPATAN TENAGA KERJA


Pemborong harus mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pengerahan tenaga
kerja dan pelaksanaan kontrak. Pemborong tidak diperbolehkan untuk mengambil tenaga
kerja dari Pemberi Tugas / Perencana ataupun Pemborong lain yang bertugas dalam proyek
ini tanpa persetujuan pihak tersebut terlebih dahulu. Seluruh tenaga kerja Pemborong
diwajibkan menggunakan tanda pengenal, topi pengaman (helm), sepatu, sarung tangan dan
peralatan pengaman lainnya sesuai dengan penugasan dilapangan dan keselamatan
lingkungan kerja yang ditetapkan.

 PENYEDIAAN FASILITAS UMUM


Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan air untuk keperluan air minum dan
Iain-Iain bagi tenaga kerjanya.

 PENJAGAAN KEAMANAN
Pemborong harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan berusaha
dengan sebaik-baiknya untuk menjaga agar jangan sampai timbul kerusakan atau
pelanggaran hukum, oleh atau diantara pekerja atau sub Pemborong dan memelihara serta
melindungi para penghuni dan barang milik disekitar tempat pekerjaan.

 KESEHATAN UMUM
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bidang pemeliharaan kesehatan

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

pekerjaan, Pemborong harus menjamin pemeliharaan kesehatan ditempat pekerja serta


mengadakan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan menyediakan
perlengkapan PPPK yang cukup.

 TANGGUNG JAWAB
Pemborong dan Sub Pemborong dan semua orang yang dipekerjakan oleh Pemborong dan
Sub Pemborong harus bertanggung jawab atas pelaksanaan segala ketentuan yang termasuk
dalam pasal ini.

 DIREKSI KEET PEKERJA.


Semua pekerjaan tidak diperkenankan untuk menginap dalam lokasi proyek.

PASAL . 12
PEKERJAAN, MATERIAL, DAN PERALATAN

 PERSETUJUAN, KUALITAS MATERIAL, KECAKAPAN DAN PENGUJIAN


Semua material dan pekerjaan harus memenuhi ketentuan dalam kontrak dan petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas maupun proses persetujuan dengan konsultan Perencana
seperti diagram alir diatas. Dan dari waktu kewaktu atas perintah Team Pengawas harus
diadakan pengujian baik ditempat asalnya, pabrik, lapangan atau tempat lain untuk
membuktikan dipenuhinya ketentuan/persyaratan tersebut.
Dalam hal pengadaan material, kontraktor harus menyerahkan/mendapatkan surat
dukungan material dari pabrik yang ditujukan kepada pengguna jasa.
Semua hasil uji petik harus memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dan setiap
persetujuan maupun penyimpangan harus tercatat didalam laporan bulanan.
Pemborong harus menyediakan fasilitas peralatan pengujian, pekerja dan material
sebagaimana biasanya dalam setiap pemeriksaan pengukuran dan pengujian kualitas dan
kuantitas pekerjaan dan menyediakan contoh material atas pilihan / permintaan Team
Pengawas dan Konsultan Perencana.

 BIAYA CONTOH DAN BROSUR.


 Semua contoh material berikut brosur-brosur asli yang berkaitan harus disediakan
Pemborong atas biayanya sendiri untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengurus dan mendapatkan
perizinan serta sertifikat-sertifikat pengujian dari instansi terkait.

 BIAYA PENGUJIAN
Semua biaya untuk pembuktian pengujian menjadi beban Pemborong apabila persyaratan
tersebut disebutkan dalam syarat-syarat teknis atau menjadi syarat pekerjaan atau instalasi
pekerjaan sebelum dilakukan acceptance test atau guna memperoleh dokumen serah terima,
baik tertulis didalam persyaratan ini maupun tidak tercantum didalam persyaratan ini tetap
menjadi beban Pemborong.

 BIAYA PENGUJIAN YANG TIDAK TERSEBUT DALAM SYARAT-SYARAT TEKNIS


Apabila pengujian diperlukan karena adanya kesangsian dalam hal mutu pekerjaan Pemberi
Tugas berhak memerintahkan pengujian kepada Pemborong meskipun hal tersebut tidak
disebutkan dalam syarat-syarat teknis, maka biaya pengujian tersebut menjadi beban
Pemborong apabila hasil pengujian tidak sesuai dengan ketentuan kontrak atau instruksi

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Konsultan Perencana dan atau Konsultan Pengawas, dan menjadi beban Pemberi Tugas
apabila hasil sebaliknya.

 BARANG DAN PERALATAN MEMASUKI LAPANGAN


Pemborong harus menugaskan seorang atau lebih berikut perlengkapan atau alat untuk
menjaga atau mengontrol bahan bangunan dan mencatat semua bahan bangunan yang
masuk maupun yang keluar lapangan serta bertanggung jawab untuk memeliharanya. Setiap
pemasukan dan pengeluaran barang ke atau dari lapangan harus atas persetujuan tertulis dan
Konsultan Pengawas.

 PEMERIKSAAN PEKERJAAN SEBELUM DITUTUP


Pekerjaan tidak boleh ditutup atau disembunyikan dari penglihatan tanpa persetujuan
Konsultan Perencana dan konsultan Pengawas dan Pemborong harus memeriksa dan
melakukan test untuk pekerjaan yang akan ditutup sebelum pekerjaan permanen diatasnya
dilaksanakan dan tes ini harus disaksikan Konsultan Pengawas dengan bukti Berita Acara.
Untuk setiap pekerjaan yang hampir diselesaikan, Pemborong wajib memberitahukan
sebelumnya kepada Konsultan Perencana dan konsultan Pengawas untuk dilakukan
pemeriksaan oleh Konsultan Perencana dan konsultan Pengawas terlebih dahulu.

 PEMBONGKARAN BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN


Pemborong harus membongkar kembali atau membuat lubang pemeriksaan atas instruksi
Pengawas serta memperbaiki kembali atas resiko biaya Pemborong bilamana pekerjaan telah
ditutup tanpa sepengatahuan Konsultan Pengawas (tidak ada BA yang ditanda tangani
Konsultan Pengawas).
Apabila bagian pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai ditutup telah memenuhi syarat-syarat
kontrak maka biaya pembongkaran atau pembuatan lubang pemeriksaan tersebut dan biaya
perbaikan kembali akan menjadi beban Pemberi Tugas.

 PENYINGKIRAN PEKERJAAN DAN MATERIAL YANG TIDAK MEMADAI


1. Apabiia Pemborong menggunakan material finishing yang tidak sesuai dengan yang telah
ditetapkan dan disetujui Konsultan Perencana atau hasii pekerjaan finishing yang tidak
memenuhi syarat (jelek/kasar), maka Pemborong berkewajiban untuk mengganti material
tersebut dengan yang telah ditetapkan ataupun memperbaiki pekerjaan finishing yang
jelek tersebut dengan biaya Pemborong. Dalam hal terjadi
perbaikan dimaksud, maka hal tersebut tidak dapat menjadi alas an perpanjangan waktu.
2. Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas mengenai
rencana pemesanan material finishing kepada supplier atau pabrik yang bersangkutan
dan Konsultan Pengawas perlu mendapat surat pernyataan suplier atau pabrik tersebut,
bahwa Pemborong telah memesan material dengan penjelasan type atau jenis dan volume
serta waktu penyerahan barang (deliver). Konsultan
Pengawas atau wakilnya selama masa pelaksanaan pekerjaan berwenang dari waktu ke
waktu memberikan perintah tertulis untuk :
 Menyingkirkan dari lapangan dalam waktu selambat-lambatnya 1 X 24 jam material
yang menurut pendapatnya tidak memenuhi syarat- syarat dalam kontrak dan apabila
dalam waktu tersebut diatas Pemborong tidak memenuhi permintaanya maka
Konsultan Pengawas berhak memindahkannya keluar lokasi atas biaya Pemborong.
 Mengganti dengan material yang memenuhi syarat
 Membongkar dan membangun kembali (tanpa mengurangi arti pengujian dan

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

pembayaran yang telah dilakukan), bagian-bagian pekerjaan yang terbukti


menggunakan material atau dikerjakan secara tidak memenuhi syarat.

 KEGAGALAN PEMBORONG DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN


Bila Pemborong gagal menjalankan perintah-perintah, Pemberi Tugas berwenang untuk
memperkerjakan dan membayar pihak ketiga untuk menjalankan perintah tersebut atas
beban Pemborong atau dipotongkan dari pembayaran-pembayaran yang seharusnya menjadi
hak Pemborong harus melindungi pekerjaanya sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas.

 PENUNDAAN PEKERJAAN
Pemborong atas perintah tertulis dari Konsultan Pengawas harus menunda pelaksanaan
pekerjaan atau bagian pekerjaan untuk beberapa waktu dan selama masa penundaan
tersebut Pemborong harus melindungi pekerjaannya sesuai dengan perintah Konsultan
Pengawas.

 DIDALAM PENAWARANNYA PEMBORONG HARUS MEMPERHITUNGKAN


 Biaya pengangkutan dari tempat penyimpanan didalam lokasi proyek (gudang) sampai
ketempat atau lokasi pemasangan bahan atau material atau peralatan tersebut.
 Biaya untuk bahan yang terbuang (waste) kecuali ada kesepakatan lain antara Pemberi
Tugas dengan kontraktor.
 Resiko kerusakan dan kehilangan barang tersebut didalam proyek.
 Biaya pengerjaan atau pemasangan serta peralatan atau bahan pembantu lainnya, sampai
barang tersebut terpasang pada bagian konstruksi yang bersangkutan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis.
 Biaya untuk penyimpanan, pengamanan dan administrasi pengelolaan stock dan sistem
pelaporan.

 TANGGUNG JAWAB LAINNYA


 Menetapkan prosedur pelaksanaan sesuai dengan standar ISO,OSHAS, K3L baik untuk
prosedur pelaksanaan finishing bangunan maupun pemasangan instalasi bangunan
hingga prosedur testing dan commisioning.
 Mengatur skedul pelaksanaan atau pemasangan barang agar sesuai dengan skedul
pengadaan dan pengiriman barang sampai dilokasi proyek, termasuk koordinasi dengan
pihak Pemberi Tugas.
 Memeriksa barang-barang/peralatan yang tiba dilapangan maupun digudang dan
menanda tangani Berita Acara penyerahan Barang dari pihak Pemberi Tugas atau
supplier ke pihak Pemborong bersangkutan setelah memeriksa lengkap tidaknya barang-
barang atau peralatan tersebut.
 Mensuplai barang dari sumber lain (suplier lain), jika karena sesuatu hal Pemberi Tugas
tidak dapat menyediakan barang tersebut. Dalam hal ini biaya pengadaan barang ini
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah.
 Menjaga keamanan stock barang termasuk semua sisa yang tidak atau belum terpakai
agar tidak hilang atau dicuri, serta menyediakan gudang penyimpanan tertutup, agar
terhindar dari kerusakan atau korosi.
 Pemborong wajib untuk mencatat posisi stock barang tersebut, dengan cara membuat
buku laporan penerimaan barang dan buku laporan pemakaian atau penggunaan barang
secara up to date untuk selanjutnya dikirimkan kepada Konsultan Pengawas secara

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

berkala sebagai informasi.


 Pemborong wajib memberi laporan mengenai kekurangan material setiap minggu
kontraktor harus membuat rekapitulasi laporan termaksud secara tertulis yang
disampaikan kepada Konsultan Pengawas. Bentuk atau format laporan ini akan ditetapkan
oleh Pemberi Tugas.
 Setiap akhir bulan akan diadakan stock opname dilokasi penyimpanan oleh Pemberi
Tugas bersama Konsultan Pengawas dan Pemborong serta dibuatkan Berita Acara hasil
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas.
 Apabila dari laporan stock opname bulanan terdapat kehilangan atau kerusakan sehingga
tidak sesuai dengan catatan stock, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Pemborong, dan Pemborong harus membayar ganti kerugian secara tunai kepada Pemberi
Tugas sesuai harga barang tersebut dipasaran.
 Jlka pada akhir proyek terdapat sisa atau kelebihan barang yang disediakan Pemberi
Tugas, maka sisa atau kelebihan tersebut harus dikembalikan ke Pemberi Tugas.
 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengurus dan mendapatkan perizinan
serta sertifikat-sertifikat pengujian dari instansi terkait.

 WARRANTY ATAU JAMINAN


 Pemberi Tugas berhak untuk mendapatkan warranty atau garansi bagi peralatan tertentu
dari pabrik.
 Jika dalam masa garansi tersebut terdapat kerusakan akibat kesalahan pabrik ( Factory
fault), maka Pemborong membantu dalam mengurus dan mendapatkan penggantian
peralatan tersebut dari pabrik pembuat.
 Untuk ketentuan-ketentuan diatas, Pemborong tetap bertanggung jawab untuk membantu
pihak Pemberi Tugas didalam mendapatkan warranty atau garansi tersebut dari pihak
pabrik pembuat, suplier atau agen yang ditunjuk.

 MATERIAL YANG DISEDIAKAN / DISUPLAY OLEH PEMBORONG


 Pengertian untuk bahan atau material atau peralatan termasuk suku cadang yang
disuplay Pemborong Utama adalah bahan atau material atau peralatan yang dibeli
langsung oleh Pemborong untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
 Semua biaya transport, asuransi, pajak-pajak dan Iain-Iain yang dikeluarkan sampai
tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab dan beban Pemborong termasuk
terhadap faktor kerusakan.
 Keterlambatan tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung Jawab Pemborong dan
pihak Konsultan Pengawas akan menegur atas keterlambatan barang tersebut.
 Jika terjadi keterlambatan didalam skedul pengiriman bahan atau material atau peralatan
maka extra biaya yang dikeluarkan jika bahan atau material atau peralatan tersebut harus
dikirim dengan airfreihgt menjadi tanggung jawab Pemborong.
 Proses pengadaan termasuk masalah administrasi pembelian dengan pihak pabrik
pembuat, supplier atau agen hingga terlaksananya pengiriman barang tersebut sampai
dilokasi proyek menjadi tanggung jawab Pemborong. Proses evaluasi prestasi pekerjaan
dan pembayaran akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas.
 Supervise selama pelaksanaan pemasangan akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PASAL . 13
WAKTU MULAI PELAKSANAAN, KETERLAMBATAN DAN KEMAJUAN

MULAI DAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pemborong harus sudah mulai melaksanakan pekerjaan dalam waktu 7 hari sejak ditanda
tanganinya SPK oleh Pemborong. SPK harus sudah ditanda tangani oleh Pemborong selambat-
lambatnya 3 hari (berdasarkan tanda bukti penerimaan) sejak diterimanya SPK tersebut oleh
Pemborong.
Sebagaimana dijelaskan dalam kontrak, Pemberi Tugas (dengan perintah
tertulis melalui pelaksanaan dan Konsultan Pengawas memberikan kekuasaan kepada Pemborong
dari waktu ke waktu untuk menggunakan lapangan (site) sehubungan dengan persyaratan
kontrak agar memudahkan pengendalian dan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaannya sesuai
dengan programnya yang tersebut dalam pasal sebelumnya diatas dan harus menjaga kelancaran
proyek sehubungan dengan Pemborong-Pemborong paket lain Apabila Pemborong mengalami
kelambatan karena kelalaian Pemberi Tugas
dalam memberikan kekuasan tersebut, maka Pemborong berhak meminta perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan tetapi, tanpa adanya penambahan biaya pekerjaan persiapan, prasarana
dan penunjang termasuk overhead dan biaya-biaya lainnya.

 WAKTU PENYELESAIAN DAN KERJA5AMA DENGAN PIHAK PERTAMA


Konsep pelaksanaan dan penyelesaian adalah dengan ketentuan sebagai berikut, Pemborong
harus menyiapkan pekerjaan dan bekerja sama dengan Pemberi Tugas dan RJA dan Team
Pengawas dengan memberikan kesempatan paling tidak satu minggu ( 7 hari) sebelum waktu
serah terima yang ditentukan.

 PERPANJANGAN WAKTU PENYELESAIAN


Apabila karena adanya tambahan pekerjaan atau timbulnya hal-hal lain diluar kemampuan
Pemborong atau Force Majeure yang memerlukan tambahan waktu untuk penyelesaian
sehubungan, dengan syarat bahwa Pemborong didalam waktu 3 X 24 jam sejak dimulai atau
sejak timbulnya hal-hal tersebut, harus mengajukan permohonan untuk memperpanjang
waktu dan memberikan penjelasan kepada Konsultan Pengawas tentang sebab-sebab dari
perpanjangan waktu yang diminta.

 KERJA LEMBUR PROYEK


 Pada prinsipnya Pemborong tidak diizinkan untuk bekerja diluar jam kerja normal dan
libur, kecuali ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
 Persetujuan tertulis tersebut pada ayat 1 diatas mengakibatkan Pemborong harus
membayar biaya lembur Konsultan Pengawas dan team konsultan lainnya sesuai dengan
jumlah jam kerja lembur Konsultan Pengawas dan team Konsultan lainnya dengan tarif
yang ditentukan.
 Pembayaran biaya lembur kepada Konsultan Pengawas dan team konsultan lainnya akan
diperhitungkan langsung dari Nilai Pembayaran

 KEMAJUAN PEKERJAAN
Seluruh material, peralatan dan tenaga kerja yang harus disediakan Pemborong sehubungan
dengan cara-cara atau kecepatan pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan harus tersusun
sedemikian rupa dan disetujui Konsultan Pengawas. Apabila kemajuan pekerjaan atau
sebagian pekerjaan menurut Konsultan Pengawas terlalu lambat dan meragukan dalam

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

penyelesaian seluruh.

 PENGUASAAN LAPANGAN (SITE)


Pekerjaan, Konsultan Pengawas berhak menegur Pemborong untuk mengambil angkah -
langkah yang perlu untuk mempercepat kemajuan pekerjaan. Apabila untuk mempercepat
proses tersebut Konsultan Pengawas menyetujui Pemborong untuk bekerja pada malam hari,
maka Pemborong tidak berhak untuk tambahan biaya sehubungan dengan hal tersebut.
Pemborong harus membebaskan Team Pengawas dan Pemberi Tugas dari segala tuntutan
ganti rugi sehubungan dengan kerusakan-kerusakan atau gangguan-gangguan yang
ditimbulkan oleh pelaksanaan pekerjaan pada malam hari.

 DENDA DAN KETERLAMBATAN


 Yang dimaksud keterlambatan adalah keterlambatan atas penyelesaian pekerjaan
berdasarkan target prestasi (penyelesaian) yang telah ditetapkan pada milestone.
 Keterlambatan tersebut adalah semata-mata akibat kelalaian dan kesalahan Pemborong
seperti adanya penyimpangan didalam metode atau sistem pelaksanaan, tidak produktif
dan effisien didalam melakukan pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan peralatan penunjang
yang tidak mencukupi, adanya keterlambatan dalam pengadaan barang, material dan
peralatan dan hal-hal lainnya yang merupakan tanggung jawab Pemborong.
 Apabila Pemborong tidak dapat mencapai target prestasi tersebut, maka akan dikenakan
denda tahapan sebesar 2 permit dari nilai target prestasi yang telah ditetapkan pada
milestone yang bersangkutan
 Denda tahapan tersebut bersifat penahan sementara, jumlah denda tersebut oleh Pemberi
Tugas akan diperhitungkan pada tahap pembayaran prestasi pada periode milestone yang
bersangkutan, dan akan dibayarkan kembali kepada Pemborong apabila pada suatu target
tahapan pada milestone selanjutnya dapat tercapai tepat pada waktunya dan jika denda
final telah diperhitungkan.
 Apabila sampai dengan akhir masa pelaksanaan ternyata target prestasi yang telah
ditetapkan pada milestone tidak dapat dicapai, maka jumlah denda yang akan
diperhitungkan pada akhir masa pelaksanaan adalah sbb:
 Jika jumlah hari keterlambatan pada milestone terakhir lebih besar dari milestone
pertama, maka perhitungan denda ditentukan berdasarkan jumlah hari keterlambatan
pada milestone terakhir dan tanpa batas persentase denda.
 Jika jumlah hari keterlambatan pada milestone terakhir lebih kecil dan milestone
pertama, maka perhitungan denda ditentukan berdasarkan jumlah hari keterlambatan
pada milestone terakhir dengan batas maksimum 5 % dari nilai kontrak.
 Jika denda tahapan sudah melebihi batas maksimal 5 % dari Nilai Kontrak atau terlihat
kecendrungan makin besar jumlah hari keterlambatan pada milestone berikutnya dan
terdapat indikasi bahwa Pemborong tidak sanggup atau tidak mampu menyelesaikan
seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan hari ini telah dikonfirmasikan
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, dengan
mengabaikan ketentuan KUH-Perdata pasal 1266 dan 1267, Pemberi Tugas berhak
untuk memutuskan hubungan kontrak dengan Pemborong secara sepihak dan
menunjuk pihak ketiga untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan seluruh biaya
yang timbul akibat pengalihan pekerjaan menjadi tanggung jawab Pemborong.
 Pemutusan hubungan kontrak tersebut tidak mengurangi tanggung
jawab Pemborong untuk tetap menanggung denda keterlambatan.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Apabila ada klaim dari kontraktor paket pekerjaan lainnya atas keterlambatan ini,
maka klaim tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor yang menyebabkan
keterlambatan.
 Pelaksanaan denda ini dilakukan dengan jalan memotong pembayaran berikutnya yang
menjadi hak kontraktor.
 Kontraktor tidak berhak mengajukan klaim overhead ataupun harga satuan yang baru
akibat keterlambatan tersebut diatas.
 Evaluasi dan perhitungan jumlah hari keterlambatan pada setiap periode milestone
akan dibahas bersama antara Konsultan Pengawas, kontraktor.
Hasil dari perhitungan diatas yang telah disepakati dan disetujui bersama akan
dijadikan dasar perhitungan denda pada periode milestone bersangkutan.

38. SERTIFIKAT PENYELESAIAN PEKERJAAN PERTAMA


Setelah Konsultan Pengawas mengeluarkan sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama,
maka akan ditanda tangani Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Pertama antara Pemberi
Tugas dan Pemborong.

PASAL . 14
PEMELIHARAAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN

 DEFINISI MASA PEMELIHARAAN


Masa pemeliharaan berarti jumlah waktu untuk pemeliharaan yang disebutkan dalam
pelelangan dihitung dari tanggal diterbitkannya sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama
oleh Team Pengawas.

 PERBAIKAN - PERBAIKAN
Selama masa pemeliharaan ini Pemborong harus melaksanakan perbaikan- perbaikan,
perubahan-perubahan, rekonstruksi, pembetulan-pembetulan terhadap segala kesalahan -
kesalahan dan penyimpangan selama pelaksanaan sesuai dengan permintaan Konsultan
Pengawas pada masa pemerliharaan (sehubungan dengan pemeriksaan yang diadakan oleh
Konsultan Pengawas).
Pemborong tetap bertanggung jawab untuk melaksanakan perbaikan - perbaikan atas
kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan.
Pada waktu selesainya masa pemeliharaan, pekerjaan harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas dalam keadaan baik dan benar dan sesuai dengan penilaian Konsultan Pengawas.

 BIAYA PERBAIKAN-PERBAIKAN DAN SEBAGAINYA


Semua perbaikan-perbaikan tersebut dilaksanakan oleh Pemborong atas biayanya sendiri dan
apabila Konsultan Pengawas menggap bahwa kerusakan-kerusakan tersebut disebabkan oleh
hal-hal lain yang bukan merupakan tanggung jawab Pemborong, maka biaya perbaikan
tersebut akan dibayarkan sebagai pekerjaan tambah.

 PEMBORONG GAGAL MENGADAKAN PERBAIKAN YANG DIPERLUKAN


Apabila Pemborong gagal didalam melaksanakan perbaikan-perbaikan seperti tersebut diatas,
maka Konsultan Pengawas berhak untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan tersebut dengan
orang-orangnya sendiri atau Pemborong yang menjadi hak Pemborong.

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 PENYELIDIKAN-PENYELIDIKAN OLEH PEMBORONG


Pemborong apabila diminta Konsultan Pengawas secara tertulis, harus mengadakan
penyelidikan-penyelidikan tentang terjadinya kerusakan - kerusakan. Biaya untuk
penyelidikan menjadi beban Pemberi Tugas, kecuali apabila kerusakan-kerusakan tersebut
adalah ternyata diakibatkan oleh kelalaian Pemborong.

 MASA PEMELIHARAAN
 Masa pemeliharaan untuk pekerjaan ini ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender terhitung sejak selesainya seluruh lingkup pekerjaan, yang ditetapkan dengan
dikeluarkannya sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama oleh Konsultan Pengawas
bersama - sama dengan Pemberi Tugas.
 Pada akhir masa pemeliharaan, Pemborong harus menyampaikan surat
permohonan kepada Konsultan Pengawas, untuk dapat dilakukan
penyerahan pekerjaan kedua dan apabila seluruh kewajiban serta melengkapi
persyaratan-persyaratan administratif.
 Atas dasar sertifikat penyelesaian pekerjaan kedua yang dikeluarkan Konsultan Pengawas,
akan dibuat dan ditanda tangan Berita Acara serah terima pekerjaan kedua, antara
Pemberi Tugas dengan Pemborong.
Dengan ditanda tanganinya Berita Acara penyerahan pekerjaan kedua termaksud, maka
seluruh kewajiban dan tanggung Jawab Pemborong kepada Pemberi Tugas telah berakhir,
dan untuk sesuatu "garansi" atas pekerjaan Struktur dan Arsitektur, Mekanikal dan
Elektrikal yang ditetapkan dalam RKS tetap menjadi tanggung jawab kontraktor utama
sampai dengan habisnya masa berlaku jaminan/garansi.

PASAL . 15
PERUBAHAN – PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

PERUBAHAN-PERUBAHAN ATAS INSTRUKSI TERTULIS DARI PENGAWAS /


PEMBERI TUGAS
Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat mengadakan perubahan atas bentuk, kualitas
atau kuantitas pekerjaan ataupun bagian dari pekerjaan dan berhak memerintahkan Pemborong
untuk mengerjakan hal-hal sebagai berikut :
a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum didalam
gambar, syarat teknis pelaksanaan dan Bill of Quantities (BQ)
b. Meniadakan beberapa bagian-bagian pekerjaan yang tercantum didalam gambar, syarat
teknis pelaksanaan dan Bill of Quantities (BQ)
c. Mengubah level, garis-garis, posisi dan dimensi bagian-bagian pekerjaan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang dianggap perlu untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan.
e. Instruksi-instruksi perubahan tersebut diatas berlaku pula untuk bagian - bagian pekerjaan
yang tercantum didalam gambar pelelangan tapi tidak tercantum didalam syarat-syarat teknis
dan bill of quantities atau sebaliknya.
f. Perintah untuk melaksanakan pekerjaan perubahan tersebut akan diberikan oleh Konsultan
Pengawas secara tertulis dan perubahan-perubahan ini akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah atau kurang.
g. Untuk pekerjaan tambah atau kurang pada bagian-bagian pekerjaan yang belum tercantum
sebelumnya didalam bill of quantities, maka harga satuan yang digunakan berdasarkan harga

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

yang berlaku dipasaran tidak terkecuali dikarenakan oleh sesuatu hal seperti terbatasnya stok
barang yang ada dipasaran dan delivery time yang cukup lama, sehingga untuk memperoleh
barang tersebut dengan kondisi dapat memenuhl jumlah dan waktu yang diperlukan harga
lebih tinggi dari yang berlaku dipasaran.
h. Untuk pekerjaan tambah atau kurang yang disebabkan adanya perbedaan - perbedaan antara
gambar pelelangan dengan gambar pelaksanaan karena adanya perubahan design, maka
volume atau quantity yang dihitung kembali adalah hanya bagian pekerjaan yang mengalami
perubahan tambah atau kurang saja dan nilai dari bagian tersebut yang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan tambah atau kurang.

NILAI DARI PERUBAHAN PEKERJAAN


Perhitungan nilai dari perubahan-perubahan tersebut terhadap waktu pelaksanaan adalah
menjadi tanggung jawab Pemborong.
 Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga (BQ) harus dipakai sebagai dasar dalam
menentukan penilaian dan pekerjaan yang bersifat sama dan yang dilaksanakan dengan
syarat-syarat yang serupa.
 Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga (BQ) dimana pekerjaan tidak serupa tapi
dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga untuk pekerjaan.
 yang sama sifatnya sejauh dapat dianggap layak.
 Untuk perubahan-perubahan yang belum mendapatkan persetujuan Harga dari
Konsultan Pengawas sedangkan pekerjaan tersebut tidak dapat ditunda pelaksanaannya
maka Pemborong wajib secepatnya melaksanakan perubahan tersebut demi kelancaran
pekerjaan secara menyeluruh.
 Harus bersedia melaksanakan pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dengan jumlah
absolut pekerjaan tambah atau kurang sampai maksimal 10% (sepuluh persen) dari total
nilai kontrak dengan harga satuan yang sama dengan harga satuan dalam penawaran
(Bill of Quantity) pada saat pelelangan.
 Dalam hal jumlah absolut pekerjaan tambah atau kurang melebihi 10% ( sepuluh persen)
dari total nilai kontrak maka untuk selisihnya digunakan harga satuan yang berlaku
dipasaran pada saat itu.
 Apabila jenis suatu pekerjaan tambah atau kurang dimana harga satuannya tidak terdapat
didalam surat penawaran semula, maka yang dipakai adalah harga satuan bahan dan
upah yang berlaku dipasaran dan harga satuan pekerjaan tersebut akan dihitung atau
dianalisa oleh konsultan Manajemen Konstruksi.
 Dalam hal jumlah absolut pekerjaan tambah atau kurang melebihi 10%, maka apabila
Pemborong tidak bersedia melaksanakan suatu pekerjaan tambah Pemberi Tugas akan
menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan termaksud. Selisih harga dengan
pihak ketiga tetap menjadi tanggung jawab Pemborong.

 HAK UNTUK MENETAPKAN HARGA SATUAN.


Apabila Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas beranggapan bahwa harga - harga satuan
yang terdapat dalam kontrak sudah tidak dapat dipergunakan lagi untuk menetapkan biaya
sehubungan dengan pekerjaan tambah, maka Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas dapat
menetapkan harga-harga satuan baru.

 PROSEDUR PEKERJAAN
Pengertian perubahan kerja, perubahan yang dimaksud adalah perubahan

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

yang sifatnya prinsipal misalnya :


 Perubahan spesifikasi yang akan mempengaruhi segi performansi dan bangunan.
 Perubahan struktur yang akan mempengaruhi segi design dan performansi.
 Perubahan-perubahan lainnya termasuk pada diatas yang dapat mempengaruhi dari segi
performansi dan waktu.
 Kategori Perubahan Pekerjaan, perubahan ini dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Perubahan untuk pekerjaan dengan nilai tertentu dimana pekerjaan perubahan ini
dilaksanakan setelah Nilai Pekerjaan perubahan yang diajukan Pemborong dievaluasi,
ditetapkan, disepakati dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
2. Perubahan untuk pekerjaan dengan nilai tertentu dimana pekerjaan perubahan ini
dapat dilaksanakan sebelum Nilai Pekerjaan Perubahan yang diajukan Pemborong
dievaluasi, ditetapkan, disepakati dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

PASAL . 16
MASA GARANSI

Untuk pekerjaan ini ditetapkan Masa Garansi bagi peralatan Mekanikal, Elektrikal dan Material
finishing tertentu. Dalam masa garansi tersebut apabila terdapat kerusakan akibat kesalahan
pabrik (Factory Fault), maka Pemborong wajib mengganti peralatan tersebut dengan jenis, tipe
dan kualitas yang sama.
Demikian juga apabila terjadi cacat/kerusakan akibat kesalahan pabrik, kesalahan pemasangan
serta akibat pengaruh cuaca terhadap material finishing tertentu, maka Pemborong wajib
mengganti material finishing tersebut dengan jenis dan kualitas yang sama atau lebih baik.

PASAL . 17
PENGUASAAN MATERIAL DAN PERALATAN

Dalam pengertian ini alat pelaksanaan tidak meliputi kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut alat pelaksanaan atau material dari atau kelapangan pekerjaan.

 KEPEMILIKAN
Semua perlengkapan direksi kantor, pekerjaan sementara dan material terpakai yang telah
masuk kelapangan dianggap dibawah milik Pemberi Tugas dan tidak boleh dibawa keluar
lapangan tanpa izin Konsultan Pengawas.

 TANGGUNG JAWAB KERUSAKAN ALAT-ALAT PELAKSANAAN


Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap segala kehilangan atau kerusakan alat-alat
pelaksanaan pekerjaan sementara dan material yang telah dianggap dibawah miliknya sesuai
ayat 2 pasal ini kecuali apabila kehilangan atau kerusakan tersebut adalah akibat kesalahan
Pemberi Tugas.

PASAL . 18
PENGUKURAN.

Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan baik yang tercantum
didalam Bill of Quantities, gambar, spesifikasi maupun instruksi-instruksi yang dikeluarkan
secara tertulis oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas.

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 VOLUME
1. Volume yang tercantum dalam perincian penawaran atau Bill of Quantities adalah lump
sum kecuali untuk lingkup pekerjaan yang diberi tanda "Provisional" serta pekerjaan
tambah kurang, dimana akan diperhitungkan kembali (ReMeasurement) sesuai dengan
pelaksanaan.
2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan seluruh item pekerjaaan baik yang
tercantum didalam Bill of Quantities, gambar, spesifikasi maupun instruksi-instruksi yang
dikeluarkan secara tertulis oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas.

 METODE PERHITUNGAN VOLUME.


1. Volume pekerjaan dihitung berdasarkan Principles Of Measurement (Internaonal for
work of Construction Edition June 1979) dan catatan tambahan (seperti catatan harga
atau princing notes).
2. Perhitungan volume pekerjaan tambah kurang (variation orders atau change or order )
adalah berdasarkan peninjauan hanya pada bagian dari perubahan tersebut.

 PERHITUNGAN VOLUME HASIL PEKERJAAN


Semua hasil pekerjaan akan di ukur menurut satuan kuantitas sebagaimana tersebut dalam
kontrak, kecuali ditentukan lain. Laporan Prestasi Pekerjaan Pemborong mengajukan laporan
prestasi pekerjaan selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum milestone kepada Team
Pengawas untuk selanjutnya dilakukan pengecekan.
1. Berpedoman kepada target prestasi pekerjaan yang sudah ditentukan pada milestone,
dilakukan pemeriksaan dan pencatatan dilapangan bersama-sama Pemborong dan
Konsultan Pengawas.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pencatatan prestasi pekerjaan selanjutnya akan
disiapkan Berita Acara perhitungan pembayaran.

 PENGHENTIAN TANGGUNG JAWAB PEMBERI TUGAS


Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawan kepada Pemborong terhadap segala hal yang
terjadi/timbul diluar atau sehubungan dengan pelaksanaan kontrak atau sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan.

 KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG BELUM TERPENUHI


Tanpa mengurangi arti penerbitan sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama, Pemborong dan
Pemberi Tugas tetap bertanggung jawab terhadap kewajiban dalam kontrak yang belum
terpenuhi sampai saat diterbitkannya sertifikat.

PASAL . 19
PENGGANTIAN KERUGIAN DAN PENYITAAN.

 PENYITAAN
Bilamana Pemborong jatuh pailit, atau menerima perintah akan kepailitan atas dirinya, atau
mengajukan petisi atas kepailitannya atau menyerahkan pekerjaannya sebagai jaminan
kepada kreditur-krediturnya, atau sebagai badan usaha melakukan likwidasi ( kecuali
likwidasi suka rela untuk maksud - maksud penggabungan atau reorganisasi ) atau
menyerahkan pekerjaan ini tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas terlebih dahulu

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

atau telah dilakukan pelelangan atas barang-barangnya, atau Konsultan Pengawas


menyatakan secara tertulis kepada Pemberi Tugas bahwa menurut pendapat
Pemborong :
1. Telah meninggalkan kontrak atau,
2. Telah gagal melanjutkan pekerjaan dalam waktu selama-lamanya 28 (dua puluh delapan)
hari sejak menerima surat izin melanjutkan pekerjaan dari Konsultan
3. Telah gagal menyingkirkan bahan-bahan dari lapangan atau gagal membongkar dan
mengganti pekerjaan dalam waktu 28 hari sejak menerima dari Konsultan Pengawas
pemberitahuan tertulis, bahwa bahan-bahan atau pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud
telah ditolak oleh Konsultan Pengawas berdasarkan pasal ini atau,
4. Tidak melaksanakan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan kontrak atau terus menerus
melalaikan kewajiban-kewajiban dalam kontrak atau, Telah mengorbankan kualitas
pekerjaan atau sebagai penentangan atas petunjuk Konsultan Perencana atau Team
Pengawas dan sebaliknya telah memborongkan dibawah tangan bagian-bagian dari
kontraknya.

Maka Pemberi Tugas, setelah 14 (empat belas) hari sejak menyampaikan pemberitahuan tertulis
kepada Pemborong, berhak menguasai lapangan dan pekerjaan - pekerjaan serta menyingkirkan
Pemborong dari lapangan dan pekerjaan tanpa melepaskan atau membatalkan kontrak. Tanpa
mengurangi hak-hak dan kekuasaan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas berdasarkan
kontrak Pemberi Tugas boleh menyelesaikan pekerjaan -pekerjaan yang tersisa sendiri atau
menyerahkan kepada Pemborong lain untuk melanjutkan pekerjaan - pekerjaan hingga selesai
dengan seluruh peralatan dan bahan-bahan yang berada dilapangan dibawah kontrak yang
sama.
Pemberi Tugas berhak menjual baik peralatan pembangunan maupun bahan- bahan yang tersisa
dilapangan dan memperhitungkan hasilnya terhadap jumlah-jumlah yang mungkin masih harus
dibayarkannya (kepada Pemborong) atau masih harus diterimanya (dari Pemborong)
berdasarkan kontrak.

 PERHITUNGAN OLEH KONSULTAN PENGAWAS DAN PEMBERI TUGAS


Segera setelah Pemberi Tugas menguasai lapangan dan pekerjaan dan menyingkirkan
Pemborong seperti tersebut maka diadakan pemeriksaan- pemeriksaan dan perhitungan atas
penguasaan dan penyingkiran, Konsultan Pengawas bersama-sama dengan Pemberi Tugas
akan menentukan jumlah yang telah atau masih harus diselesaikan Pemborong dan nilai
bahan-bahan dan peralatan pembangunan yang belum terpakai.

 PEMBAYARAN UNTUK PEMBORONG.


Bilamana Pemberi Tugas telah melaksanakan penguasaan atas lapangan dan pekerjaan serta
menyingkirkan Pemborong, maka Pemberi Tugas tidak dapat dituntut untuk melakukan
pembayaran apapun kepada Pemborong berdasarkan kontrak sampai saat berakhirnya masa
pemeliharaan dan sampai saat seluruh biaya penyelesaiain pekerjaan dan biaya denda atas
keterlambatan (bila ada) serta ongkos-ongkos lain yang menjadi beban Pemberi Tugas selama
penyelesaian pekerjaan.
Dengan demikian Pemborong hanya berhak menerima sisa jumlah pembayaran yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dari seluruh nilai pekerjaan yang telah diselesaikan
dengan baik oleh Pemborong dikurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemberi
Tugas untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang belum dikerjakan oleh Pemborong
termasuk biaya-biaya perbaikan pada masa pemeliharaan dan biaya denda atas

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

keterlambatan (bila ada).


Akan tetapi bila jumlah nilai yang telah dikeluarkan oleh Pemberi Tugas tersebut melampaui
seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka Pemborong
berkewajiban membayarkan kepada Pemberi Tugas selisihnya dan dianggap sebagai hutang
Pemborong kepada Pemberi Tugas.

 PERBAIKAN-PERBAIKAN YANG PERLU


Apabila sesuatu kejadian atau kerusakan terjadi pada atau sehubungan dengan pekerjaan
pada saat pelaksanaan pekerjaan atau Masa pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan untuk itu
dianggap sangat perlu dilaksanakan oleh Konsultan Perencana dan konsultan Pengawas maka
Pemborong harus bersedia melaksanakan perbaikan tersebut dengan biaya kontraktor. Untuk
setiap kejadian/kerusakan yang membutuhkan perbaikan-perbaikan yang dimaksud,
Konsultan Pengawas akan memberitahukan Pemborong secara tertulis.

PASAL . 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila timbul perselisihan antara Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas dengan
Pemborong sehubungan dengan kontrak (baik selama pelaksanaan pekerjaan atau baik
sebelum maupun setelah penghentian kontrak), maka hal tersebut harus diajukan dan
diselesaikan oleh Pemberi Tugas atau Atasan Langsugnya dalam waktu secepat-cepatnya
setelah diminta oleh salah satu pihak.
2. Jika keputusan yang dikeluarkan Pemberi Tugas atau Atasan Langsungnya tidak dapat
menyelesaikan perselisihan tersebut, maka dalam waktu 30 hari sejak dikeluarkannya
keputusan tersebut, kedua belah pihak dapat mengajukan perselisihan tersebut kepada Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
3. Apabila cara dalam butir 2 diatas belum dapat menyelesikan perselisihan tersebut, kedua
belah pihak sepakat untuk mengajukan perselisihan ke- Pengadilan Negeri di DKI Jakarta.
Selama proses perselisihan berlangsung tidak ada alasan untuk Pemborong menunda
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

PASAL . 21
PEMBERITAHUAN-PEMBERITAHUAN

 PEMBERITAHUAN SECARA TERTULIS


Pemberitahuan-pemberitahuan yang diberikan oleh Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas
kepada Pemborong atau sebaliknya, dilakukan secara tertulis dan dapat dikirimkan melalui
pos atau diberikan langsung melalui ekspedisi.

 MATERIAL YANG DITENTUKAN


Apabila material yang ditentukan dalam kontrak atau yang diminta Konsultan Pengawas
adalah dalam suatu ukuran metris tertentu sedangkan Pemborong
untuk mengejar waktu pelaksanaan tidak dapat menyediakan material dalam ukuran tersebut
(tetapi dapat menyediakan material yang sama dengan ukuran lain yang hampir sama) maka
Pemborong harus segera memberitahukan tertulis kenyataan tersebut kepada Konsultan
Pengawas atau dan Pemberi Tugas.

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 INSTRUKSI DARI KONSULTAN PERENCANA ATAU KONSULTAN PENGAWAS


1. Menginstruksikan pemborong untuk menyediakan dan mempergunakan material -
material dalam ukuran yang disebutkan pemborong dalam pemberitahuan atau,
2. Menginstruksikan pemborong untuk mengadakan perubahan pekerjaan, disesuaikan
dengan material yang ada.
3. Ketentuan dalam pasal ini berlaku baik untuk kontrak dimana Pemborong harus
menyediakan materialnya secara langsung ataupun tak langsung.

PASAL . 22
KETENTUAN LAIN-LAIN

Semua dokumen Konsultan Perencana Dilindungi oleh Undang Undang Hak Cipta. Segala
ketentuan-ketentuan sehubungan dengan kontrak yang belum tercakup dalam syarat-syarat
Administrasi ini akan ditentukan dan diatur kemudian oleh Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas pada saat Penjelasan Lelang atau aanwijzing dan pelaksanaan pekerjaan dan
merupakan bagian yang mengikat dalam perjanjian borongan.

PASAL . 23
PENUTUP

Pekerjaan yang tidak termasuk dalam Bill of Quantity atau Rencana Anggaran dan Biaya yang
disampaikan kepada pemborong akan tetapi tertera didalam gambar maupun didalam Rencana
Kerja dan Syarat atau RKS merupakan kewajiban rekanan atau pemborong atau kontraktor untuk
melaksanakannya.
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pemborong atau rekanan akan tetapi tidak diuraikan dalam
Rencana Kerja dan Syarat / RKS atau gambar harus tetap dilaksanakan oleh rekanan atau
pemborong, seolah olah pekerjaan tersebut telah diuraikan supaya tercapai penyelesaian
pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan serta diterima baik oleh Pemimpin Proyek atau
Pejabat Pembuatan Komitmen selaku Pemberi Tugas.

PASAL . 24
PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA

Persyaratan-persyaratan teknis yang belum tercantum dalam RKS ini akan ditentukan kemudian
dan disesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan tetap mengikat.

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

BAB II

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) TEKNIS DAN BAHAN

PASAL . 1
URAIAN PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pengisian Museum Penerangan seperti yang
ditunjukan pada gambar perencanaan, yang berlokasi di Museum Penerangan, Jl. Pintu II
TMII Jakarta Timur.
1.2. Secara lengkap, lingkup dan detail pekerjaan diuraikan semuanya pada gambar
perencanaan.
1.3. Sarana Kerja :
a. Tenaga Kerja ahli dan terampil yang memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu adalah semua peralatan yang benar-benar diperlukan dan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan dengan jumlah yang cukup.
c. Bahan-bahan (material) dalam jumlah yang cukup dan memadai untuk setiap macam
pekerjaan yang akan dilaksanakan, paling lambat sudah tersedia di lapangan pekerjaan
4 (empat) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dimulai.
1.4. Cara Pelaksanaan.
Semua macam pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan,
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat, Gambar
Perencanaan Pelaksanaan, Berita Acara Aanwijzing (Penjelasan Pekerjaan), Rekomendasi
dari Pabrikan dan Petunjuk dan Konsultan Pengawas.
a. Pembongkaran atau perubahan pada lokasi harus dikoordinasikan dahulu dengan
Konsultan Pengawas dan harus mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
b. Pada dasarnya pembangunan yang dikerjakan adalah Pengisian Museum Penerangan
sesuai Gambar Perencanaan, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan Bill of Quality
(BoQ) yang telah ditetapkan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
c. Bahan-bahan Finishing Khusus seperti HPL (High Pressure Laminated), harus
dilaksanakan sesuai spesifikasi dan petunjuk / rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
d. Semua pertemuan atau sambungan antara dua jenis bahan yang berlainan harus
tertutup rapat dan rapih, misalnya dengan menggunakan ‘sealant’.
1.5. Jenis dan Mutu Bahan.
Jenis dan mutu bahan / material yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai
dengan keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi, Mentri Perindustrian dan Menpan
Nomor 64/MENPAN/1980 tanggal 23 Desember 1980.

PASAL . 2
SITUASI DAN UKURAN
2.1. Situasi.
a. Pekerjaan Pembangunan Pengisian Museum Penerangan terletak di Jl. Pintu II TMII
Jakarta Timur.
b. Loakasi pekerjaan adalah di gedung dan bangunan sudah ada.
c. Kontraktor wajib meneliti kondisi eksisting dari gedung / bangunan di mana pekerjaan
akan dilaksanakan secara seksama dan teliti. Kerusakan pada gedung / bangunan

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

akibat pelaksanaan pekerjaan Kontraktor, menjadi tanggung jawab Kontraktor


sepenuhnya untuk perbaikan.
d. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor terhadap penelitian gedung / bangunan
tersebut, tidak dapat dijadikan alasan untuk pengajuan klaim.
e. Bahan-bahan / material yang tercantum pada RKS ini adalah SETARA (baik di awali
kata ‘setara’ atau tidak). Pencantuman nama ‘merk’ atau ‘produk’ adalah indikasi
bahan/material yang akan digunakan dan sebagai pedoman penawaran bagi
Kontraktor serta sebagai acuan apabila Kontraktor mangajukan perubahan bahan.
f. Pengamanan lingkungan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
g. Selama proses pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan sekitar area pembangunan. Oleh karena itu, material
bongkaran maupun bahan-bahan dasar konstruksi agar diatur sebaik-baiknya
sehingga tidak terjadi penimbunan di lokasi pembangunan.

2.2. Ukuran.
a. Ukuran-ukuran dalam Gambar Perencanaan/Pelaksanaan dimaksudkan untuk
pedoman garis besar pelaksanaan bagi Kontraktor.
b. Ukuran-ukuran yang digunakan di sini semuanya dinyatakan dalam cm ( centimeter),
kecuali ukuran-ukuran untuk baja atau alumunium yang dinyatakan dalam inchi atau
mm (milimeter).
c. Titik duga lantai (posisi ±0.00) adalah elevasi lantai eksisting dari masing-masing
gedung / bangunan.

PASAL . 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Pembersihan Area Pekerjaan.


Kontraktor harus membersihkan/membereskan lokasi kerja dari segala sesuatu yang
dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujuan Pengawas.

3.2. Sebelum Dimulainya Pekerjaan.


a. Kontraktor harus minta ijin/memberitahu kepada pemakai bangunan sekitarnya secara
tertulis terhadap gangguan yang mungkin akan mereka rasakan.
b. Kontraktor harus memberitahukan dan mendapatkan ijin tertulis dari penguasa daerah
setempat (kecamatan, kepolisian, koramil) untuk pelaksanaan pembangunan.

PASAL . 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN

4.1. Sebelum Dimulainya Pekerjaan.


4.1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan
pekerjaan urugan pasir sesuai dengan gambar dan persyaratan. Peralatan untuk
pekerjaan persiapan maupun peralatan untuk pekerjaan penggaliannya sendiri dan
alat bantu yang diperlukan.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

4.1.2. Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan, Kontraktor wajib untuk


mengajukan permohonan tertulis kepada Pengawas yang menyebutkan Permohonan
tertulis tanggal akan dimulainya pekerjaan penggalian, uraian teknis Tentang cara
– cara penggalian yang akan dilaksanakan.
4.1.3. Pekerjaan Penggalian pondasi dan sloof (Tie Beam) dapat dilaksanakan secara
konvensional, terkecuali untuk pekerjaan Cut And Fill yang memiliki bobot
volume yang besar, harus mengunakan alat berat untuk efisiensi pelaksanaan
pekerjaan dan semua peralatan yang dibutuhkan harus disediakan oleh Kontraktor,
baik yang menyangkut sebelum dilaksanakan pekerjaan penggalian, kontraktor
harus memastikan bahwa tidak adanya kabel2 listrik bertegangan tinggi, Septitanc
atau Manhole atau sejenisnya yang dapat mengakibatkan permasalahan baru. Jika
terjadi, maka Kontraktor wajib mengganti segala kerugian atas terjadinya masalah
baru tersebut.
4.2. Pekerjaan Galian.
4.2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan pencegahan atau kelongsoran tanah, pekerjaan penanggulangan air tanah
yang menggenang, pekerjaan perbaikan bila terjadi kelongsoran dan lain sejenisnya.
4.2.2. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian,kedalaman,
Kemiringan dan lengkungan yang sesuai dengan yang tertera di dalam gambar.
4.2.3. Bilamana kedalaman penggalian terlampaui kedalaman yang dibutuhkan
sebagaimana yang tertera didalam gambar, Pelaksanaan Konstruksi harus
menimbun kembali dengan pasir urug.
4.2.4. Bilamana kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam gambar
ternyata meragukan , Kontraktor harus segera memberitahukan hal tersebut
kepada Pengawas secara lisan dan tertulis, agar dapat diambil langkah - langkah
yang dianggap perlu.
4.2.5. Air yang tergenang di lapangan, atau dalam saluran dan galian selama pelaksanaan,
pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipa – pipa harus dipompa keluar.
4.2.6. Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian :
➢ Semua akar – akar pohon, batang – batang pohon terpendam, beton – beton
tak terpakai atau pondasi – pondasi bata, septiktank bekas pipa drainase yang
tak terpakai, batu – batu besar yang dijumpai pada waktu penggalian harus
dikeluarkan. Tanah yang berlubang akibat hambatan yang dijumpai harus
diperbaiki kembali dengan pasir beton : semen dengan perbandingan 1pc : 10
pasir.
➢ Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa dranase, pipa
Air minum, pipa gas, kabel listrik yang dijumpai pada waktu penggalian
diusahakan tidak terganggu atau menjadi rusak. Bilamana hal itu dijumpai
maka Konsultan Pengawas dan pihak - pihak yang berwenang harus segera
diberitahu dan mendapatkan instruksi selanjutnya untuk mengeluarkan
instalasi tersebut sebelum penggalian yang berdekatan diteruskan bilamana
terjadi kerusakan – kerusakan pada instalasi tersebut di atas, maka Pengawas
dan pihak – pihak yang Berwenang harus segera diberitahu.
4.3. Pekerjaan Urugan
4.3.1. Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai kedalaman rencana
4.3.2. Harus dipadatkan kembali untuk mendapatkan permukaan yang padat, rata. Semua
kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang menjadi
beban dari Kontraktor.
4.3.3. Pekerjaan Pengurugan Yang dimaksud disini ialah pekerjaan timbunan yaitu dimana
permukaan tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah asli,
sebagaimana tertera dalam gambar rencana.

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

4.3.4. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar, pohon,
sampah, puing bangunan dan lain – lain sebelum pengurugan dimulai.
4.3.5. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar, pohon,
sampah, puing bangunan dan lain – lain sebelum pengurugan dimulai.
4.3.6. Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan – bahan organik,
sisa – sisa tanaman, sampah dan lain - lain.
4.3.7. Timbunan atau urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan yang
direncanakan dan harus padat serta tidak gembur.

PASAL . 5
PEKERJAAN URUGAN PASIR

5.1. Lingkup Pekerjaan.


5.1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan
pekerjaan urugan pasir sesuai dengan gambar dan persyaratan.
5.1.2. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain, yaitu :
 Pekerjaan pasangan pondasi, sloof, rollaag bata, slab beton.
 Pekerjaan pasangan lantai, rabat beton, gravel, jalan, pengerasan lain dan lain-
lain pekerjaan urugan pasir seperti ditunjukan dalam gambar.

5.2. Persyaratan dan Bahan.


5.2.1. Pasir urug yang di pakai harus berbutir, bersih dari lumpur, biji-bijian, akar-
akaran, kotor-kotoran dan bahan organic lainnya.
5.2.2. Contoh pasir yang akan digunakan harus ditunjukan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya sebelum bahan tersebut didatangkan ke lokasi.

5.3. Cara Pengerjaannya.


5.3.1. Urugan pasir harus dikerjakan sebelum pasangan di atasnya dikerjakan.
5.3.2. Urugan pasir harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar. Tebal setiap lapisan padat minimal 5 cm dengan diairi secukupnya.

PASAL . 6
PEKERJAAN PASANGAN (BATU BATA DAN LAIN-LAIN)

6.1. Lingkup Pekerjaan.


6.1.1. Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk
pemasangan semua dinding batu bata dan pasangan lainnya, sesuai dengan gambar
dan persyaratan.
6.1.2. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lainnya, yaitu pekerjaan
pasangan batu bata, tembokan dan plesteran, pemipaan air dan lain-lain pekerjaan
yang berkaitan erat dengan pekerjaan pasangan bata.

6.2. Persyaratan dan Bahan.

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

6.2.1. Batu-bata harus massif, mempunyai rusuk-rusuk yang siku satu sama lain. Bidang-
bidang sisinya harus datar dan tidak menunjukan retak-retak.
6.2.2. Batu-bata / bata merah harus terbuat dari tanah liat kualitas terpilih dan baik sesuai
dengan persyaratan dalam NI 10 – 1964 dan PUBI – 1970 (NI 3).
6.2.3. Batu bata harus matang dan rata pembakarannya dan harus hasil pembakaran oven,
sedang untuk satu unit bidang dinding harus dipakai bata dari hasil pembakaran
yang sama dan dengan dimensi yang sama.
6.2.4. Bata yang dipakai harus utuh menurut standart. Bata yang ukurannya kurang dari
standart tidak boleh dipakai, kecuali untuk pembukaan-pembukaan atau sudut-
sudut yang memang diperlukan ukuran kecil.
6.2.5. Sebelum batu bata di datangkan ke lokasi pembangunan, Kontraktor harus
mengajukan contoh – contoh yang diisyaratkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.

6.3. Cara Pengerjaan.


6.3.1. Semua pekerjaan pasangan bata harus diatur sebelumnya agar hubungan-hubungan
vertical dan horizontal dapat bertepatan dengan pembukaan dan dimensi yang
dikehendaki dan dipersyaratkan dalam gambar perencanaan.
6.3.2. Pasangan dinding bata yang lurus, tegak dan rata dalam lapisan-lapisan sejajar dan
water pas yang teratur rapi, dipasang dalam “running bond”. Tidak satupun bata
yang berukuran kurang dari 10 cm boleh dipakai, kecuali pada pembukaan-
pembukaan atau sudut-sudut yang memang dikehendaki ukuran yang lebih pendek.
6.3.3. Sebelum dipasang, batu bata harus dicelupkan air hingga jenuh, terutama pada
pengerjaan dimusim kemarau, dengan maksud agar pengeringan pasangan tidak
terlalu cepat sehingga dapat terjalin ikatan yang sempurna antara bata dengan
adukan. Siar-siar harus dikerut dalam 1 cm, sehingga terdapat alur-alur yang rapi
sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
6.3.4. Pada prinsipnya semua dinding bata merupakan dinding ½ bata, kecuali beberapa
pasangan seperti ditunjukan dalam gambar. Dalam satu hari pengerjaan pasangan
dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1m. pekerjaan baru boleh diteruskan setelah
pasangan sebelumnya betul-betul mengeras.
6.3.5. Untuk setiap dinding bata yang luasnya melebihi 12m² harus diberi rangka penguat
dari beton dengan tulangan praktis dan ditempat dimana angker-angker kosen
berada harus dicor beton 1 pc : 2 ps : 3 kr sebagai ikatan.
6.3.6. Pasangan bata yang menempel pada beton harus diangker pada beton tersebut, dan
dalam proses pengeringannya, pasangan harus selalu di basahi selama minimal 7
hari.
6.3.7. Pasangan dinding bata tidak boleh diterobos, parallel / horizontal, kecuali
pembukaan-pembukaan dan lubang-lubang yang sudah direncanakan dan
disediakan sesuai dengan gambar-gambar untuk keperluan pekerjaan mekanikal,
listrik, pemipaan dan lain-lain.
6.3.8. Semua dinding bata harus difinish dengan plesteran, kecuali disebutkan lain dalam
gambar atau akan dilapis dengan lapisan marmer, cladding alumunium. keramik,
porselin, concrete block dan lain-lain. Dalam hal dipasang bata klinker, alur-
alurnya (naad) harus selebar 0,5 cm dan dalamnya 0,5 cm. pasangan harus lurus,
teratur dan rapi.

PASAL . 7
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PEKERJAAN BETON

7.1. Umum.
a. Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini harus mengutamakan
penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi didalam negeri dan sesuai dengan
spesifikasi yang diisyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) teknis.
b. Spesifikasi standar yang digunakan adalah standarSII (Standar Industri Indonesia)
seperti NI, PBBI untuk bahan baja, Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar-
standar lainnya yang berlaku di Indonesia. Standar-standar Internasional seperti ASTM
dan JIS dipergunakan hanya jika tidak tercakup dalam standar Indonesia. Penggunaan
standar-standar lain, harus mendapatkan persetujuan khusus Pengawas Lapangan
sebelum digunakan.

7.2. Pemeriksaan dan Pengujian Bahan.


a. Semua bahan barang / benda yang diajukan oleh Kontraktor untuk digunakan dalam
pekerjaan ini harus diperiksa, diuji dan dianalisa setiap waktu, jika di minta oleh
Pengawas. Jika Pengawas menganggap perlu pengujian bahan, maka Kontraktor atas
biayanya sendiri harus dapat memberikan sertifikat tes pabrik yang mengeluarkan
produksi bahan dan barang / barang yang diminta. Atas biayanya sendiri, Kontraktor
harus menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan diuji dan contoh-
contoh berbagai macam bahan yang sewaktu-waktu akan diminta / diisyaratkan.
b. Hasil pemeriksaan / pengujian tersebut harus dipelihara dengan baik dan di simpan
oleh Kontraktor dan apabila diminta harus ditunjukan kepada Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan setiap saat. Semua biaya untuk peninjauan dan pengujian menjadi
tanggungan Kontraktor. Setiap pengujian bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus
dilaksanakan dengan disaksikan Pengawas dan harus dilaksanakan dengan ketentuan-
ketentuan yang diminta.

7.3. Semen.
a. Untuk bahan pengecoran beton pondasi dan perbaikan bekas bobokan pelat dipakai
jenis-jenis semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-8, SNI, dan SII. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis
I yang memenuhi standar semen Portland, SNI 03-2487-2002 pasal 5.2.
b. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluarsanya disertai
dengan sertifikat pabrik yang menunjukan bahwa semen telah diuji dan di analisa
mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan NI-8.
c. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site / lapangan harus belum kadaluarsa dan
belum terjadi penggumpalan / membantu. Tidak ada semen yang dapat digunakan
sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Pengawas. Pengawas dapat menolak semen
yang didatangkan / yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan, dan tidak memenuhi persyaratan, meskipun telah mendapatkan serifikat
pabrik.
d. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan air,
serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti
ketentuan-ketentuan SNI-03-2487-2002 Pasal 5.7. semen harus disimpan dengan
teratur dan rapih sesuai urutan kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahan
sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

penyimpanannya. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup


banyak untuk menghindari kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum
adalah 30 cm di atas tanah dan diberi ventilasi.
e. Umur semen pada waktu pengiriman di lapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan
dan harus digunakan dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan setelah tiba di
lapangan. Pengiriman semen di lapangan harus dalam kendaraan tertutup / terlindungi
dengan baik terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik di dalam gudang-gudang
yang mempunyai cukup lubang udara (Ventilasi), tahap terhadap cuaca dan air untuk
pencegahan kerusakan karena kelembaban udara. Semen harus dijaga agar tidak terjadi
proses pelembaban pada semen yang sedang dalam pengangkutan.

7.4. Air.
a. Air yang digunakan untuk beton harus bersih, tawar dan bebas zat-zat organic atau
anorganik yang larut atau mengambang dalam satu jumlah yang dapat mengurangi
kekuatan atau keawetan beton.
b. Air untuk pembuatan dan perawatan beton mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan atau baja
tulang.

7.5. Lingkup Pekerjaan.


Yang termasuk lingkup pekerjaan beton adalah :
a. Semua pekerjaan beton tidak bertulang, seperti pengisi lubang, lantai kerja, dan lain-
lain.
b. Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya merupakan struktur
utama, seperti pondasi tiang bor, pile cap, kolom, balok, sloof, dinding geser, dan lain-
lain.
c. Semua pekerjaan yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah pengecoran
termasuk pembuatan cetakan, perangkaian penulangan, pembuatan dan pemasangan
specer, pengecoran, pembongkaran cetakan, pembuatan benda uji serta pengetesan
mutu beton, persiapan dan pemasangan tulang-tulang stek untuk penyambungan.

7.6. Referensi / Standar.


Pedoman pelaksanaan pekerjaan beton kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-
persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan peraturan sebagai berikut :
 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2487-2002)
 Spesifikasi Beton Struktural (SNI 03-6880-2002)
 Spesifikasi Beton SIap Pakai (SNI 03-4433-1997)
 Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton (SNI 03-
2460-1991)
 Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton (SNI 03-2495-1991)
 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI 03-6861.1-2002)
 Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk Tulang Beton (SNI 03-6812-
2002)
 Spesifikasi Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton (SNI 03-6883-2002)
 Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton (SNI 03-3976-1995)
 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-2000)

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton (SNI 03-6816-2002)


 Metoda Pengujian Slump Beton (SNI 03-1972-1990)
 Metoda Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI 03-1974-1990)
 Metoda Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar (SNI 03-2458-1991)
 Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan (SNI 03-4810-1998)
 Metoda Pengujian Mutu Air untuk Digunakan Dalam Beton (SNI 03-6817-2002)
 Standard Practice For Selecting Proportions For Normal, Heavyweight, And Mass
Concrete (ACI 211.1-98)
 Standard Practice For Portland Cement (ASTM C-150)
 Standard Practice For Blended Hydraulic Cements (ASTM C-595)
 Standard Practice For Concrete Aggregates (ASTM C-33)
 Standard Practice For Deformed and Palin Carbon-Steel Bars For Concrete
Reinforcement (ASTM A 615)
 Standard Practice For Low-Alloy Steel Deformed and Palin Bars For Concrete
Reinforcement (ASTM A 706)
 Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-05).

Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor di lokasi proyek.


Peraturan-peraturan lain luar negeri seperti ASTM (American Society for Testing and
Materials), ACI (American Concrete Institute), BS (British Standard), AS (Australian
Standartd) dan lain-lain dapat digunakan sepanjang hal-hal yang diatur tidak terdapat di
dalam peraturan Indonesia dan peraturan-peraturan yang disebut diatas.
Kualitas campuran beton struktural minimum harus mempunyai mutu setara dengan fc’=
20 MPa (K-225 kg/cm²).
Campuran beton struktural disyaratkan menggunakan ready mixed ( siap pakai).

7.7. Bahan / Material.


7.7.1. Portland Cement.
Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I yang memenuhi standart Semen
Portland, SNI 03-2487-2002 Pasal 5.2 sebagai mana dijelaskan pada uraian Syarat-
syarat Umum Teknis Pengguna Bahan-bahan Bangunan. Disyaratkan setara SEMEN
TIGA RODA.
7.7.2. Agregat.
 Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus memenuhi
persyaratan ASTM C-33. Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi yang
baik, kekerasan yang memadai dan padat (tidak keropos/berpori).
 Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI 03-2487-2002
Pasal 5.3 dan ASTM C-33 seperti:
a. Agregat halus memenuhi persyaratan :
 Modulus kehalusan = 2.3 3.1
 Kotoran organic no. 3
 Kadar lumpur <5%
 Kekekalan (Na2 SO4)<12%
 Peresapan (Absorpsi) <5%

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Tidak bersipat reaktif terhadap alkalin.


b. Agregat kasar harus memenuhipersyaratan :
 Kadar lumpur <1%
 Kandungan butir pipih <20%
 Abrasi Los Angeles <40%
 Kekekalan (Na2 SO4) <12%
 Peresapan (Absorpsi) <5%
 Tidak bersifat reaktif terhadap alkalin.
 Sumber-sumber pengambilan agregat (quarry) harus mendapatkan persetujuan
dari Pengawas. Kontraktor harus menyediakan sample agregat sebesar 25 kg
untuk setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat yang akan digunakan
untuk disetujui Pengawas. Jika Pengawas memandang perlu untuk mengadakan
pemeriksaan di laboratorium, maka pemeriksaan tersebut sudah harus
diperhitungkan di dalam penawaran.
 Dimensi maksimum agregat kasar harus memenuhi persyaratan dimensi
berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 3.3.2.
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, tanah lempung dan sebagainya.
7.7.3. Air.
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan Pasal 5.4. SNI 03-2487-2002.
 Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepala Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.
7.7.4. Baja Tulangan.
 Baja tulangan beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-
kotoran lain yang dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus
memenuhi persyaratan dalam SNI 03-2487-2002 Pasal 5.5. dan Pasal 23.2.5.
kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana, digunakan baja tulangan ulir
mutu BJTD 40 (fy=400MPa).
 Baja tulangan harus mempunyai tanda SNI, dengan ukuran yang sesuai dengan
yang tertera dalam gambar rencana.
 Kontraktor harus memberi copy mill sertifikat dari pabrik mengenai karakteristik
mekanik dan ukuran baja tulangan.
 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas baja tulangan yang diminta, maka
disamping adanya mill sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium independen, baik pada saat pemesanan maupun
secara periodic minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan stress strain
dan pelengkung untuk setiap 20 ton baja. Pengetesan dilakukan pada
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
 Berat minimum baja tulangan per meter panjang harus mengacu pada table
berikut :
Dia. Nominal (mm) Berat (kg/m)
8 0.395

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

10 0.617
13 1.042
16 1.578
19 2.226
22 2.984
25 3.853

Toleransi bajan tulangan


Diameter, ukuran sisi Variasi dalam
Toleransi
(jarak antara dua permukaan yang berat yang
berlawanan) diameter
diperbolehkan
10 mm <diameter <16mm ±5% ±0.4 mm
diameter ≥16mm ±4% ±0.5 mm

7.7.5. Admixture.
 Admixture yang dimaksud disini adalah suatu bahan tambahan yang berupa zat
cair, bubuk atau padat yang membuat bahan utama dapat berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan. Admixture yang digunakan harus memenuhi SNI 03-
2847-2002 Pasal 5.6.
 Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaan sesuatu admixture.
 Jika pengguna admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut. Dan
Kontraktor akan bertanggung Jawab selama proses percampurannya.
 Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama
pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
7.7.6. Pengiriman dan Penyimpanan Material.
 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen harus dalam
keadaan baik (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras,
bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa
alat) dan jumlahnya tidak boleh lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang tidak
dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, dan jumlahnya tidak melebihi 5%
berat maka kepada campuran tersebut diberi tambahan semen pengganti yang
baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton
yang diminta harus tetap terjamin.

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Baja tulangan beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
 Agregat-agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.
 Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberi kepada
Pengawas “Certificate Test” dari bahan-bahan baja tulangan dan Portland
Cement dari produsen/pabrik.

7.8. Pelaksanaan Pekerjaan.


 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk membuat mix
design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang sudah memenuhi persyaratan
dengan pelaksanaannya mengikuti SNI 03-2847-2002 Pasal 7.
 Semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengantanah harus mempunyai
lantai kerja beton tumbuk (campuran 1:3:5) dengan ketebalan minimum 5 ( lima) cm.
lantai kerja ini harus kering dan bersih dari segala kotoran sebelum pengecoran beton
bertulang dilaksanakan.
 Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi, tetapi
agregat halus hendaknya dalam jumlahsesedikit mungkin yang apabila dikombinasikan
dengan semen akan menghasilkan adukan yang akan mengisi rongga-rongga antara
agregat-agregat yang berbutirkasar tersebut dan cukup tersisa untuk membentuk
permukaan / finising yang halus.
 Untuk mencapai kekuatan beton yang optimum dan awet, maka jumlah air yang dipakai
dalam campuran hendaknya sesedikit mungkin, tetapi campuran masih
cukup mudah dikerjakan dan mempunyai konsistensi yang memadai, sesuai dengan
keperluannya.

7.8.1. Pemasangan Baja Tulang Pada Beton.


 Sebelum baja tulangan dipasang, Kontraktor harus menunjukan hasil-hasil
pengujian yang memperlihatkan mutu baja tulangan tersebut sesuai dengan
Gambar Rencana kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu.
 Kontraktor harus mengusahakan supaya baja yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar rencana.
 Semua baja tulang yang didesain sebagai tulangan praktis dan tidak termasuk
pada Gambar Rencana, tetapi diperlukan / dibutuhkan untuk melengkapi
pekerjaan ini, harus diadakan pelaksanaanya.
 Pemasangan dan pengikatan bajatulangan yang tertanam dalam beton harus
dilakukan sebelum pengecoran berlangsung. Baja tulangan harus ditempatkan
pada posisinya seakurat mungkin sesuai dengan Gambar Rencana dan diikat
kuat agar tidak bergeser saat pengecoran.
 Kontraktor harus membuat detail shop drawing dengan skala, untuk disetujui
oleh Pengawas dalam pelaksanaanya.

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Semua baja tulangan pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat menyebabkan reduksi
lekatan antara baja tulangan dan beton.
 Apabila baja tulangan harus dibengkokan sesuai Gambar Rencana, maka
pembekokan harus dilakukan saat dingin, dengan alat bantu pin berdiameter
tertentu seperti yang tertera pada table berikut :

Diameter Nominal Baja Tulangan (d) Diameter pin


10 mm sampai 20 mm 6d
25 mm sampai 28 mm 8d

 Semua baja tulangan harus dipasang sesuai dengan panjang maksimumnya.


Tidak diperbolehkan adanya sambungan splice pada baja tulangan, kecuali
tertera pada Gambar Rencana atau disetujui oleh Pengawas.
 Jarak antara dua buah sambungan splice harus dibuat sejauh mungkin,
dengan jarak minimum sejauh 40 kali diameter baja tulangan yang
disambungkan.
 Panjang penyaluran baja tulangan pada sambungan splice, kecuali tertera
pada Gambar Rencana, harus dipasang sepasang minimum seperti tertera
pada standart drawing.
 Dalam hal di mana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka Kontraktor dapat menambah ekstra baja tulangan dengan
tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada rencana konstruksi untuk sekedar informasi.
 Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan Direksi dan Konsultan Perencana.
 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Perencana. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah
merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
 Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter baja tulangan yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penggantian diameter baja tulangan dengan diameter yang terdekat dengan
catatan :
a. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan
b. Jumlah luas penampang baja tulangan persatuan panjang penampang
beton tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
c. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pengecoran atau penggetaran beton.

7.8.2. Benda Uji.

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Selama pengecoran beton, harus selalu dibuat benda-benda uji untuk setiap 5 m3
beton dengan minimum 1 (satu) benda uji setiap harinya sesuai
dengan SNI 03-2847-2002 Pasal 7.6.2. benda uji harus diberi tanggal dan
nomor urut yang menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan
Pengawas.

7.8.3. Persiapan Pengecoran.


 Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan (cetakan) dan
perancah kepada Pengawas untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan
pembuatan Bangunan acuan dan perancah tidak diperkenakan seebelum
gambar rencana bangunan pembentuk disetujui Pengawas. Konstruksi
cetakan harus mengacu pada SNI 03-2847-2002 Pasal 8.
 Acuan adalah konstruksi cetakan yang dilapisi Tegofilm dan hanya boleh
dipakai dua kali, yang digunakan untuk membentuk beton muda yaitu
sebelum beton mencapai kekuatan yang diisaratkan dan sebelum mendapat
bentuknya yang permanen, agar apabila telah mengeras struktur beton
mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang tercantum pada gambar
rencana. Sedangkan perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan
beton muda yang digunakan sampai beton mencapai kekuatan yang
disyaratkan. Segala biaya yang diperlukan sehubungan dengan perencanaan
bangunan dan acuan perancah dan pelaksanaannya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban
hidup yang bekerja, tekanan beton segar dan getaran-getaran, tanpa
mengalami distorsi. Perancah harus direncanakan dan dibuat dari material
padat seperti kayu terentang, baja atau beton cetak yang bermutu baik dan
tidak mudah lapuk yang ditopang dan diberi pengaku dan ikatannya
secukupnya agar posisi dan bentuknya tidak mengalami perubahan baik
sebelum maupun setelah pengecoran. Spesifikasi kayu acuan harus sesuai
dengan SNI yang berlaku. Pemakaian bahan bambu tidak diperbolehkan.
Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh sehingga
terhindar dari bahaya penggerusan dan penurunan.
 Cetakan dari multiplex 12 mm harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak
bergetar, bocor, harus kokoh, sehingga kedudukan dan bentuknya tetap,
tidak bergetar mauapun bergeser pada waktu beton dicor dan setelah selesai
pengecoran tetap mudah dibongkar. Sebelum pengecoran dilaksanakan,
semua cetakan beton harus bersih dari segala
material yang bias mengurangi mutu dan kekuatan beton. Cetakan yang
sudah pernah dipakai harus dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu. Sebelum
dicor harus dilapisi dengan “Form Oil”. Pekerjaan ini harus dilaksanakan
setiap kali sebelum pengecoran dilakukan.
 Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran
adukan dan terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat pada
permukaan beton.
 Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap,
cara-cara dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan dari Pengawas.
7.8.4. Pelaksanaan Pengecoran.

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang


diminta dan angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran
dalam stuan isi yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan.
Alat penakaran harus dibuat dengan baik, kuat dan harus mendapatkan
persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
 Pengaduk bahan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk, sekurang-
kurangnya selama 1.5 menit setelah semua bahan beton sesuai persyaratan
mulai di aduk.
 Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila digerakan kontinyu secara mekanik,
jangka waktu tersebut bias diperpanjang satu jam.
Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara
kontinyu sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pemberi
Tugas.
 Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong / udara masuk selama
pengecoran harus digunakan concrete vibrator. concrete vibrator harus
ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih dari 30 detik setiap penanaman untuk
tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh terkena langsung pada baja tulang
ataupun pada cetakan.
 Harus dihindari terjadinya perubahan letak tulangan dan pemisahan
material (segregation) pada saat pengecoran.
 Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton
tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1.00 meter.
 Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga
bias menghasilkan bentuk permukaan, ketinggian yang dibutuhkan sesuai
dengan Gambar Rencana Kerja.
 Pengecoran yang Terhenti.
Apa bila pengecoran beton terhenti pada daerah yang tidak direncanakan
sebagai pemberhentian pengecoran, misalkan terjadinya kerusakan pada
peralatan pengecoran, maka pengecoran selanjutnya hanya dapat dilakukan
dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut :
 Pengecoran selanjutnya dapat langsung dilakukan jika tidak melebihi 2
jam dari saat penghentian pengecoran.
 Apabila pengecoran selanjutnya ternyata dilaksanakan pada waktu
melebihi 2 jam dari saat penghentian pengecoran, maka daerah
pengecoran yang terhenti tersebut harus diperlakukan sebagai siar
pelaksanaan. Permukaan beton pada daerah pengecoran yang terhenti
harus dibobok minimal 5 cm sehingga membentuk bidang yang kasar
(dengan amplitude kekasaran permukaan minimal 6 mm). permukaan
beton tersebut kemudian diberi bahan bonding agent yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan beton baru.

7.8.5. Pemadatan Beton.


 Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan peralatan
pemadat (vibrator) mekanis. Kontraktor harus menyediakan peralatan yang

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

cukup untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan konsisten yang


cukup sehingga dapat diperoleh beton padat tanpa perlu menggetarkan /
memadatkan secara berlebihan.
Ketelitian dalam proses pemadatan harus benar-benar diperhatikan agar
tidak terjadi rongga-rongga dan pengantongan udara pada beton yang
sedang dipadatkan dan jangan sampai terjadi perubahan posisi tulangan baja
selama pemadatan.
Pemadatan / penggetaran dilakukan dalam waktu tidak terlalu lama
sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation) beton. Pelaksanaan
pemadatan / penggetaran ini harus dilaksanakan oleh pekerja-pekerja yang
telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuia dengan pengarahan dan
petunjuk Pemberi Tugas.
 Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus dapat
memberikan 6000 getaran / menit bila dimasukan kedalam adukan beton
dengan slimp 6 cm dan akan memberikan daerah yang kelihatan bergetar
dalam radius tidak kurang dari 46 cm. alat penggetaran harus dimasukan
searah dengan as memanjangnya. Tidak diperkenankan untuk menggetarkan
beton yang telah mengalami “initial set” dan jangan sampai alat penggetar
menumpu pada tulangan baja. Tidak diperkenankan pula melakukan
penggetaran untuk maksud mengalirkan adukan beton.
7.8.6. Penyelesaian Permukaan Beton.
Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak tampak
bagian melendut atau bagian-bagian yang membekas pada permukaannya.
Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
7.8.7. Perawatan dan Perlindungan Beton.
 Adukan beton harus dilindungi dari panas yang berlebihan atau pengeringan
yang terlalu dini akibat penguapan air yang berlebihan. Untuk daerah yang
berangin kencang, harus dibuat pelingdung angina sesuai dengan
pengarahan dari Pengawas dan harus dilindungi sehingga kehilangan kadar
air dalam beton selama masa perawatan seminimal mungkin.
 Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan, panas
matahari serta kerusakan-kerusakan lain yang disebabkan gaya-gaya
sentuhan sampai beton mencapai kekerasan dan kekuatan sebagaimana
disyaratkan.
 Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah pengecoran,
dengan cara menutupnya dengan karung-karung basah, pasir basah atau
digenangi dengan air selama kurang lebih 7 (tujuh) hari setelah pengecoran.
 Cara lain untuk melindungi dan merawat beton harus mendapat persetujuan
Pengawas dan sesuai dengan Pasal 7 SNI 03-2487-2002.
7.8.8. Tanggung Jawab Kontraktor.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan Gambar Rencana yang
diberikan. Adanya atau kehadiran Pemberi Tugas atau Konsultan Perencana
yang sejauh mungkin melihat / mengawasi / menegur atau memberi nasihat
tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
 Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaanya. Semua pekerjaan

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standart


yang umum berlaku. Apabila Pengawas memandang perlu, Kontraktor dapat
meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Pengawas atas beban
Kontraktor.

7.8.9. Perbaikan Permukaan Beton.


 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Pengawas.
 Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor atau diperbaiki dengan bahan semen mortar khusus untuk
pekerjaan perbaikan.
 Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah / retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan yang lain
yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.

7.8.10. Pembersihan.
Puing-puing, sampah yang tertimbun di lokasi proyek harus dilakukan
pembersihan secara terus menerus, baik dan teratur.

7.8.11. Contoh Material Yang Harus Disediakan.


 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material : kerikil, split, pasir, baja tulangan beton, semen Portland untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
 Contoh-contoh yang telah disetujui oelh Pemberi Tugas akan dipakai sebagai
standart / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor kelapangan.

PASAL 8
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

8.1. Lingkup Pekerjaan.


8.1.1. Meliputi pengadaan dan pekerjaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan
adukan dan plesteran dengan berbagai komposisi campuran, sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
8.1.2. Mengadakan koordinasi dengan disiplin pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan adukan dan plesteran yaitu, seperti :
 Pekerjaan batu bata, batu bata, pekerjaan ubin dan pelapis dinding.
 Pekerjaan beton, pemipaan listrik, plumbing dan lain-lain.

8.2. Bahan.
8.2.1. Semen Portland (PC)

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Semen untuk pekerjaan adukan plesteran sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton, disyaratkan setara produk semen TIGA RODA.
8.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dank eras. Kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi
persyaratan NI. 3 PUBB 1970.
8.2.3. Air.
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan persyaratan yang
digunakan untuk pekerjaan beton.
8.3. Persyaratan.
8.3.1. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat /
mesin pengaduk sehingga campuran benar-benar, baru kemudian dicampur
dengan air hingga merata dalam warna dan konsisten. Aadukan yang telah mulai
mengeras harus dibuang. Melunakan adukan yang telah mengeras tidak
diperbolehkan.
8.3.2. Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti NI 2-1970, NI 8-1964 atau dengan
proposi campuran seperti tersebut di bawah ini :

PERBANDINGAN PENGGUNAAN
1. Untuk pemasangan batu bata, dinding batu bata, bataco dan pasangan
lain yang kedap air.
1 PC : 2 PS 2. Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada No. 1 dan untuk plesteran
beton yang kedap air.
3. Untuk pekerjaan pasangan ubin plint dan bata expose
1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air.
1 PC : 3 PS 2. Untuk rolaagh pasangan batu bata dan bata expose.
1. Untuk pasangan pondasi batu gunung / belah.
2. Untuk adukan ubin dibawah lantai.
1 PC : 4 PS 3. Untuk plesteran linggir
4. Untuk pasangan ubin yang menempel pada pasangan beton.
1. Untuk pasangan batu bata yang tidak kedap air.
1 PC : 5 PS 2. Untuk semua plesteran dinding batu bata tidak kedap air, untuk
bagian dalam maupun luar.

8.4. Cara Pengerjaan.


8.4.1. Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester,
harus dibersihkan dan disiram air dahulu, sedangkan siar-siarnya harus dikeruk
sedalam 1 cm. pekerjaan plesteran ini harus dilaksanakan dengan penuh keahlian
dan ketelitian. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-retak
harus diulangi dan diperbaiki.
Untuk kemudahan pekerjaan plesteran dapat dibuat alur-alur duga / kepala
plesteran atau kelabang terlebih dahulu, dengan ketebalan yang sama dengan tebal
plesteran yang direncanakan.
8.4.2. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinishing, dan selama proses
pengeringan, plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat pengeringan yang terlalu cepat, selama 7 hari terus menerus.
8.4.3. Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat
kasar, kemudian disiram / dibasahi air semen agar plesteran dapat melekat dengan
baik.
8.4.4. Plesteran untuk bidang / dinding yang akan dicat dengan cat tembok acrylic
emulsion atau dilabur dengan bahan lain sebelumnya harus diratakan dengan

49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

acian dan digosok hingga halus dengan ampelas bekas atau kertas pembungkus
zak semen.
8.4.5. Tebal plesteran bila ditunjukan lain dalam persyaratan dan gambar, adalah:
 Untuk dinding bata, tebal minimal 10 mm.
 Untuk bidang konstruksi beton, tebal minimum 5 mm.
Untuk smua sponing harus digunakan proporsi campuran 1 pc : 4 ps, sponing harus
benar-benar rata, siku dan tajam pada sudut-sudutnya.

PASAL . 9
PEKERJAAN KAYU
9.1. Lingkup pekerjaan.
9.1.1. Meliputi pengadaan, pemasangan dan pengerjaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan kayu kasar, kayu halus dan mill
work sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
9.1.2. Melaksanakan pekerjaan kayu kasar, yaitu pengadaan dan pemasangan rangka
langit-langit, kelos-kelos dan pekerjaan kayu lain yang tidak disyaratkan
secara khusus dalam persyaratan ini.
9.1.3. Melaksanakan kayu halus, yaitu pengadaan dan pemasangan, lemari-lemari
built-in, meja-meja counter lambrisering dan pekerjaan-pekerjaan kayu halus
lain termasuk rangka daun pintu kaca, atau pun panil, partisi dan lain-lain
seperti ditunjukan dalam gambar interior, bila pekerjaan ini tidak diganti
dengan alumunium.
9.1.4. Mengadakan hubungan dan koordinasi kerja dengan bidang-bidang lain
seperti: perkerjaan pintu, jendela, hardwew, dan pekerjaan kaca, pekerjaan
langit-langit dsb.

9.2. Persyaratan dan Bahan-bahan.


9.2.1. Kayu yang dipakai harus dari kayu kelas 1 dan kelas 2 mutu yang sesuai NI-5,
PKKI 1961 lampiran I. Kayu kualitas baik, tua, kering dan tidak cacat, tidak
pecah-pecah, tidak terdapat kayu mudanya (spint) sesuai dengan pasa III PKKI
1961 mutu A.
9.2.2. Selama pelaksanaan, mutu serta kekeringan kayu, haruslah selalu dijaga
dengan penyimpanannya di tempat yang kering, terlindung dari hujan dan
panas terutama kayu-kayu kosen dan rangka pintu, jendela yang sudah didtel,
list langit-langit dan lain-lain.
9.2.3. Sebagai perekat untuk sambungan antara kayu dapat dipakai AICA AIBON
putih atau bahan lain yang setaraf, sedangkan untuk penempelan lembaran
teakwood plywood/multiplex dan formica dipakai perekat setaraf herferin
dengan bahan pengencer yang sesuai untuk itu, yang di setujui PENGAWAS.
9.2.4. Derajat pelembaban kayu yang di pakai untuk kayu dengan ketebalan kurang
dari 1inch (2,45 cm) dan papan-papan kayu harus kurang dari 12 %
sedangkan untuk kayu dengan ketebalan lebih dari itu harus kurang dari 15 %.
Kelembaban tersebut ditentukan untuk yang dikirim pengawas ke tempat
pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan pekerjaan selesai.

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

9.2.5. Kayu kasar, untuk pekerjaan ini harus pakai kayu kamper medan dan kayu
kring (rangka plafond) atau kayu sekualitas, kecuali untuk kayu yang
perlihatkan (exposed) dipakai kamper samarinda yang termasuk kayu halus.
9.2.6. Kayu halus untuk pekerjaan ini adalah : pada daun pintu yang exposed
menggunakan kayu nyatoh, rangka yang tidak exposed menggunakan kayu
kamper samarinda. Pada parquet digunakan kayu jati dan kayu sono keling.
9.2.7. Plywood, atau multifleks/kayu lapis dan formica digunakan menurut catatan
yang tertera dalam gambar rencana dan interior.
9.2.8. Pelapisan teakwood harus setebal minimum 4 mm, dimana seperempat lapisan
harus jati kualitas baik. Laminated wood harus dilekat dengan lem tahan air
(water resistand adhesive) dengan kekuatan geser tidak kurang 14kg/cm2
pada suhu 116 OC, sedangkanjika dipakai formica (plastik) harus mempunyai
0k,5 mm finish buram.
9.2.9. Jika ada perbedaan yang mencolok antara ukuran di lapangan dengan ukuran
dalam rencana, hendaknya dilaporkan kepada pengawas untuk dicari dan
disetujui cara-cara pemecahannya.

9.3. Cara Pengerjaan.


9.3.1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, periksalah pekerjaan ini terhadap
semua bagian yang berhubungan dengan pekerjaan kayu lainnya.
9.3.2. Setiap perbaikan, pemindahan atau pembongkaran dari pekerjaan ini karena
tidak cocok dengan pekerjaan di lapangan, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
9.3.3. Semua pekerjaan kayu yang tampak, seperti sisi bawah penggantung langit-
langit harus diserut rata. Khusus kayu untuk kusen, rangka pintu dan jendela,
kasau-kasau yang dieksposed dan bidang-bidang tampak kayu yang
dimelamic, harus benar-benar rata, licin dan harus diselesaikan dengan baik
dan rapih.
9.3.4. Semua sambungan-sambungan kusen dan rangka, harus dikerjakan dengan
penuh keahlian, rapat dan rapih. Semua sambungan kayu memanjang, lobang
dan pen, harus dimeni dan diberi baud paling sedikit dua baud.
9.3.5. Kayu yang akan dicat atau berhubungan dengan bahan-bahan yang dicat,
harus diberi oil borne atau water borne preservative. Coal-tarcreosote atau
larutan-larutan creosote lainnya tidak boleh dipakai untuk ini.
9.3.6. Semua pekerjaan kayu kasar yang dalam penyelesaiannya akan tersembunyi,
seperti bagian dalam kusen yang menempel ke tembok, harus diberi cat dasar
atau cat meni sebelum dipasang.
9.3.7. Semua pekejaan kayu halusyang mendapatkan transfaran finish seperti di
melamic harus dipilih dasar warna dan serat kayu yang sama (uniform). Agar
kayu kosen yang telah dipasang,tidak terkotori oleh adukan dan lain-
lain,diajnurkan agar selama pemasangan permukaan kosen ditutup dengan
pembungkus atau bahan lain yang disetujuui Pengawas.
9.3.8. Pekerjaan kayu dan mill work yang telah diselesaikan harus disimpan pada
ruang-ruang yang beratap, kering dan berventilasi.
9.3.9. Untuk pengankeran kosen pada dinding bata boleh dipakai angker besi. Tetapi
apabila kosen-kosen tersebut harurus dipasang pada dinding/kolom beton,
maka harus dipakai ramset-power actuated fastener.untuk pengangkeran

51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

kelos-kelos dipakai wall plug ataupun fisher plastic dengan ukuran yang
sesuai.
9.3.10. Semua rough hardware seperti paku, sekrup buat dan sejenis nya harus
digalvanisir.

PASAL . 10
PEKERJAAN CAT, MENI DAN MELAMIC

10.1. Lingkup Pekerjaan.


Meliputi pengadaan dan pengerjaan serta finishing pada semua permukaan sesuai dengan
gambar, daftar-daftar dan persyaratan.

10.2. Persyaratan dan bahan-bahan.


10.1.1. Yang dimaksud dengan cat disini tidak terbatas pada emulsi, vernish, sealer,
semen emulsion filler,teak oil, pelitur dan pelepis-pelepis lain yang dipakai
sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
10.1.2. Semua cat yang mau dipakai harus didatangkan ke lokasi pekerjaan dalam
kemasan yang tidak lebih besar dari 5 galon (14liter), di mana tertera nama
perusahaan pembuatnya petunjuk pemakaian, formula kode warna, nomer seri
dan tanggal pembuatan.
10.1.3. Semua cat yang akan dipakai harus diajukan dulu contohnya untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas. Untuk semua cat (tembok dan besi)
menggunakan setara produk JOTUN. Type cat tembok ruang dalam adalah type
emulsion, untuk daerah luar adalah type wheathershield.
10.1.4. Plameer dan dempul untuk pengerjaan pengecatan tembok, kayu dan besi
digunakan merk yang sama dengan merek cat yang dipilih untuk di pakai,
kecuali dempul plitur.
10.1.5. Demikian pula untuk cat meni dan bahan pengencer harus dari produksi pabrik
merek yang sama dengan cat yang dipilih.

10.3. Macam-macam pekerjaan.


10.3.1. Sebelum memulai pekerjaan dengan pengecatan, semua hardware, accesories,
fixtures dan sejenisnya harus disingkirkan dulu dan baru dikembalikan lagi
setelah pekerjaan selesai. Seluruh pelaksanaan pekerjaan cat harus sesui dengan
persyaratan yang tercantum dalam PTI (Peraturan Cat Indonesia) 1961.
10.3.2. Cat Tembok.
Permukaan bidag dinding dengan plesteran, sebelumnya harus dibersihkan
dengan cara menggosokkannya dengan kain yang dibasahi dengan air, setelah
kering diberi dempul/filter coat pada tempat-tempat yang berlobang sehingga
tertutup, kemudian dilapis plamur hingga permukaannya rata. Sesudah kering
dan keras kemudian lapisan ini digosok dengan hampelas supaya halus, licin
kemudian dicat paling sedikit dua kali dengan roller 20 cm sampai baik atau
dengan cara yang ditentukan oleh pabrik. Selewat minimum 12 jam lapisan cat
berikutnya dapat dilakukan setelah lapisan pertama. Lapisan terahir adalah
lapisan anti kotor.
10.3.3. Cat Dinding.
Pengecatan dilakukan dengan cara sesuai petunjuk dari pabriknya atau sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan kayu harus dihampelas dengan kertas

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

hampelas atau digosok dengan batu kembang kemudian di bersihkan semua


kotoran. Setelah diberi cat dasar, lubang-lubang bekas paku, retak-retak dan
cacat lain harus didempul dengan warna dempul yang sesui dengan warna cat
sehingga permukaannya menjadi rata, baru kemudian dicat minimum 2 (dua)
kali. Pengecatan dilakukan di tempat yang bebas dari panas matahari langsung,
lapis demi lapis dengan jarak waktu minimum 12 jam setelah pengecatan
pertama dilakukan.
10.3.4. Cat Melamik.
Berikan lapisan wood filler pada permukaan kayu dengan warna sesuai yang
dikehendaki, kemudian dihampelas dengan hampelas kayu no.2. warna yang
dikehendaki diberikan dengan cara dikuaskan dan dilap dengan kaos hingga rata
dan setelah kering diratakan dengan hampelas halus supaya warnannya merata.
Semprotkan sanding seater yang telah dicampur thiner dengan spray gun, lalu
dihampelas setelah kering sampai
permukaan kayu terlihat rata. Ulangi sampai 3 kali. Terahkir kali, semprotkan
melamik yang telah diencrkan dengan thiner.
10.3.5. Cat Besi.
Permukaan logan yang akan dicat harus mendapat solvent treatment untuk
menghilangkan lemak dan kotoran lain. Kemudian dilapis dengan cat meni besi
atau vinyl typee wash coat, kecuali besi yang memakai zine cjormate promer.
Pengecatan yang dilakukan diluar ketika keadaan mendung atau hujan tidak
diperkenankan.
10.3.6. Cat Meni atau Cat Dasar.
a. Meni Besi.
Segera setelah pekerjaan logam/besi/baja dibersihkan sampai kulit giling,
dan permukaan korosi terbuang dan warna metalic, pengecatan meni besi
dengan metalprimer dengan ketebalan sampai sekitar 25 milicron.

b. Meni Kayu.
Bidang-bidang kayu yang akn dicat dasar/meni, harus bersih dan dalam
keaadan kering. Pengecatan harus merata dan tidak terlihgat lagi serat kayu-
kayunya, cat dasar (meni kayu dipakai wood primer).
c. Cat Dasar Tembok.
Dimana lapisan plesteran mengandung kapur, harus dipakai cat dasar alkali
resisting primer.

PASAL . 11
PEKERJAAN LOGAM

11.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Meliputi pengadaan dan pengerjaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan logam sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam gambar.

53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

b. Mengadakan koordinasi dengan paket pekerjaan lain yang berhubungan dengan


pekerjaan logam ini.
c. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pasangan tentang
pekerjaan logam yang berhubungan dengan paket interior.

11.2. Syarat- Syarat Bahan.


Pekerjaan ini meliputi semua logam yang mengandung besi (Ferrous Metal), kecuali baja
tak berkarat (Stainless Steel) harus mengikuti NI. 3 PUBB 1970, antara lain :
a. Kusen pintu alumunium produksi YKK dengan ketebalan minimum 1,2 mm yang
difinishing dengan powder coating. Profil pada gambar tidak mengikat, profil
disesuaikan dari produk yang digubakan untuk itu shop drawing diwajibkan, ( sebelum
pemesanan, macam dan susunan profil yang tertera pada gambar harus
dikonfirmasikan dulu kebenarannya dengan pabrik pembuatnya).
b. Untuk penjempit kaca harus dipakai Extruded Alumunium Snap in Glass Stop dengan
Vinyl Insert atau mohair (atau sesuai rekomendasi pabrik).
c. Pengelasan harus ditempat yang tersembunyi agar tidak merusak tampak, sedangkan
sekrup / baut dipasang di tempat yang tidak mencolok dan harus mempunyai counter
sunk head.
d. Plat / profil alumunium yang dipakai harus kualitas baik, produksi YKK atau setara,
tidak tergores dan terlipat dengan tebal, bentuk dan ukuran sesuai persyaratan dan
ketentuan gambar.
e. Plat baja ketebalan 0,5 cm.
f. Pekerjaan-pekerjaan logam lainnya, seperti angker-angker, baut-baut, kelingan,
hardware, pipa-pipa dan fitting baja, pelat-pelat dan profil baja, baik yang terlindung
dan nyata-nyata ada harus tetap mengikuti NI. 3 PUBB 1970, kecuali jika persyaratan
khusus untuk itu tidak tertera, maka harus diambil kualitas yang terbaik yang ada
untuk jenis ini.
g. Ketebalan Besi Hollow adalah minimum 2,3 mm.

11.3. Persyaratan.
a. Untuk pekerjaan logam ini, sebelum dilaksanakan harus diperlihatkan dahulu
contohnya kepada Konsultan Perencana dan Pengawas untuk disetujui. Contoh-contoh
ini harus juga memperlihatkan kualitas sambungan / pengelasan untuk dijadikan
standar dalam pekerjaan tersebut.
b. Semua pekerjaan logam, bahan penyambung yang digalvanisir harus terlindung secara
dicelup panas (hot dipcoated) atau dari bahan bebas karat yang disetujui Pengawas.
c. Pemotong dan penyambung dengan pembakaran dibengkel ataupun di lapangan harus
mendapat persetujuan Pengawas, dalam hal dimana persetujuan diberikan, bagian
yang dibakar harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga sama dengan hasil
pengguntingan. Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan
mesin pemotong pembakar yang standard. Semua pengelasan kecuali ditunjukkan lain,
harus dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai dengan yang dimasksud.
d. Dalam pemasangan harus diusahakan agar pekerjaan terlindung dari kerusakan,
sehingga semua permukaan yang tampak, tetap baik sesuai dengan tampak aslinya
(orsinil). Jika perbaikan / finish yang terjadi tidak bisa memuaskan, bagian-bagian ini
akan ditolak dan diganti dengan yang baru, sehingga semua pasangan akan tepat
dengan sambungan-sambungan yang harus dan rapi.

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

e. Bahan-bahan logam yang harus digalvanisir kecuali dimana tidak praktis atau memang
ditunjukan lain harus dicelup panas (hot diprocess) setelah selesai. Untuk plat-plat
yang digalvanisir, setelah selesai pemasangan dilapangan harus dicat dengan
“galvanishing repair paint” pada tempat-tempat yang tertera termasuk bekas
pengelasan, tempat-tempat karat, lain-lain yang memang perlu.
f. Kecuali diisyaratkan lain, permukaan dari semua “ferrousmetal” ini harus mengalami
proses “shop priming”, kecuali dimana permukaan tersebut ditanam dalam beton.
Dalam hal ini dimana bahan-bahan logam lain tersebut atau dimana alumunium,
permukaannya berhubungan dengan beton, atau dimana pasangan bata, kayu yang
basah atau diproses secara “pressure treated” atau bahan-bahan lain yang bersifat
menghisap air atau akan basah, permukaan harus dilindungi dengan cat bitumen
(bituminous paint).

11.4. Macam-Macam Pekerjaan.


a. Menyediakan batang angker, beugel, pelat penjempit dan penyambung beserta baut-
baut dan ring lainnya yang dibuat dibengkel, menurut bentuk, ukuran dan keterangan
yang tertera dalam gambar, serta sarana penyangga, alat-alat untuk pasang memasang
dan penyambung.
b. Memasang kusen – kusen pintu pada ruang – ruang tertentu.
c. Membuat raeling tangga dari pipa stainless steel yang digabungkan dengan bahan –
bahan lain.
d. Membuat partisi pada area tertentu.
e. Sebagai rangka & finishing pada treatment kolom.
f. Membuat rangka – rangka untuk estetik elemen seperti chandelier dan lainnya.

11.5. Cara Pekerjaan.


a. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif
sebagai onformasi bagi Konsultan Pengawas.
c. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan
tersebut diatas.
e. Seluruh peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan kontraktor di Site.
f. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut
pada laboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas baik mengenai komposisi,
konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkan. Untuk ini Kontraktor / Supplier
harus menunjukan syarat rekomendasi, dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut
sebelum memulai pekerjaan.
g. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus di tinjau dan diuji, baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan Pengawas atas
tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
h. Bila Konsultan Pengawas memandang perlu pengujian dengan penyinaran gelombang
tinggi, maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan
tersebut adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

i. Handrail dan tiang-tiangnya dari pipa stailess steel diameter 2 cm dan diameter ¼”
(massif) dan rosette sesuai gambar.
j. Kusen-kusen dari logam / alumunium harus diangker dengan memakai ramset power
actuated fastener berjarak maksimum 76 cm satu dengan yang lain. Untuk bentang
kosen melebihi 90 cm, bagian atas kosen (dorpel) harus dilakukan. Tiang kosen harus
menerus melebihi / menembus permukaan lantai dan diikat satu sama lain pada plat
kaki dengan kawat baja yang dilengkapi dengan expansion bolt dan angle clip atau
sesuai persyaratan Pabrik.
k. Di mana alumunium kena plesteran, pasangan bata atau beton, alumunium ini harus
dicat dengan “alkali” resistant bituminous paint atau methacrylate lacquer. Di mana
alumunium kena pasangan kayu atau bahan penghisap air lainnya, bahan-bahan yang
sering basah / lembab tersebut harus dilapisi dengan alumunium pigment bituminous
paint dan hubungan-hubungan itu harus ditutup dengan caulking compound ditempat
kontaknya dengan alumunium.
l. Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan alumunium dan logam-logam lain yang
telah di “finish” harus diberi lapisan pelindung di samping cat lacquer yang
dipersyaratkan. Pelindung ini tidak boleh lepas oleh cuaca, merupakan pelindung dan
pemasangan.

PASAL . 12
PEKERJAAN LANSKAP (LANDSCAPE)

12.1. Pekerjaan hardcape.


12.1.1. Umum.
a. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah pengadaan dan pemasangan area hardscape pada
tampak pembangunan.
b. Persiapan.
b.1. Mempelajari Gambar.
Yang pertama-tama dilakukan untuk secara cepat memahami gambar
adalah dengan membuat sketsa denah keseluruhan dengan skala yang
menggambarkan : posisi dinding yang akan dilapisi keramik, tebal
finish dinding, letak sparing-sparing, jarak dinding as ke as.
b.2. Mempelajari Spesifikasi / Risalah Lelang.
Melengkapi sketsa diatas dengan data dari spesifikasi risalah lelang
mengenai :
 Spesifikasi jenis material, ukuran dan warna.
 Spesifikasi bahan perekat, campuran, jenis, dan tebal spesi,
jenis/dosis additive, serta jenis pengisi Nat.
12.1.2. Pengerjaan pengecatan.
a. Lingkup pekerjaan.
Pengecatan dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar.
b. Bahan.
b.1. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat untuk ruang luar setara
JOTUN Weatershield, atau setara. Cat dinding luar/exterior :
- Plamer : 1 lapis plamer, interval 2 jam.

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Cat dasar : 1 lapis cat dasar interval 2 jam.


- Cat akhir exterior : 2 lapis cat akhir setebal 2x30
micron, interval 2 jam, semua lapis sehingga
dicapai permukaan yang merata & sama
tebal.
b.2. Sifat-sifat umum.
- Tahan terhadap pengaruh cuaca.
- Tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan.
- Mengurangi pori-pori dan tembus uap air.
- Tidak berbau.
- Daya tutup tinggi.
b.3. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan 5 kg atau 25 kg, tidak pecah atau bocor dan dapat
persetujuan Pengawas. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan
agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin
keasliannya. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan
cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
b.4. Warna.
Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,
Kontraktor harus mengajukan daftar bahan kepada manager kontruksi.
b.5. Pekerjaan persiapan.
Sebelum pekerjaan pengecetan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit
dan lantai telah selesai dikerjakan.
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh
Pengawas.
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempelkan dibersihkan.
- Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.
Semua pekerjan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.
c. Syarat-syarat pelaksanaan.
c.1. Pengecatan tembok luar atau tembok dalam.
- Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk
mengering, setelah permukaan tembok kering maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan permukaan tembok
tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang
biasanya terdapat pada tembok baru dengan amplas kemudian
dengan lap sampai benar-benar bersih.
- Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur.
- Pada bagian-bagian di mana banyak reaksi dengan alkali dan
rembesan air harus diberi lapisan wall sealer.

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Setelah kering permukaan tersebut diampelas lagi sampai halus.


- Kemudian dicat dengan lapisan perta.
- Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan di
ampelas halus setelah kering.
c.2. Pengecatan logam dan baja.
- Debu, minyak gemuk, dan kotoran lainnya harus dibersihkan
dengan white spirit atau solven.
- Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360
sebelum diplamir.
- Oleskan 1 (satu) lapis metal primer chromate produksi, JOTUN,
atau setara.
- Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu
dan kotoran lainnya, kemudian dimulai dengan cat dasar produksi
JOTUN, atau setara.
- Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan cat
akhir produk JOTUN, atau setara.
- Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton
tidak diijinkan intuk dimeni.

12.1.3. Pekerjaan Pasangan Batu Alam.


a. Lingkup pekerjaan.
Lingkup pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, penyediaan bahan,
persiapan dan pemasangan batu alam di semua area kerja, termasuk
diantaranya lantai, dinding dan bagian atas bak tanaman.
b. Persyaratan bahan-bahan.
b.1. Bahan yang dipakai adalah batu basalto, batu andesit dengan pola dan
dimensi yang ditentukan dalam gambar. Naad yang digunakan
menggunakan semen berwarna sesuai dengan warna batu alam.
b.2. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor wajib mengajukan material
contoh batu alam yang disetujui oleh manager kontruksi.
b.3. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat NI-8 tipe I
menurut ASTM atau S-400 menurut standar porland cement. Jenis
semen yang dipilih dari produk semen tiga roda, gresik atau setara yang
disetujui oleh manager kontruksi. Penyimpanan harus di tempat yang
kering dan rapat air, terangkat dari tanah.
b.4. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, bersih, tajam dan bebas
dari tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai
gradasi ukuran dan bentuk yang sama sesuai persyaratan : NI-3 pasal 1,
dan NI-2 bab 3.3.
b.5. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan
organik dan garam asam alkali.
b.6. Slip resistance (average surface roughness) batu alam ≥ 0.8,
berdasarkan persyaratan health and safety executive 2017 module,
page 4.
c. Syarat-syarat pelaksanaan.

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

c.1. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing untuk pola pemasangan


batu alam yang disetujui oleh Pengawas, terutama untuk area-area
yang berbentuk organik (lengkung atau tidak lurus).
c.2. Bersihkan permukaan dinding dari kotoran dan minyak. Dinding sudah
harus diplester atau merupakan dinding beton.
c.3. Adukan pasangan cukup semen & WBM yang dibuat menjadi pasta.
Tiap 1 m2 diperlukan 3 kg semen PC dan 0.75 liter WBM.
c.4. Pemotongan batu harus menggunakan pisau pemotongan keramik
dengan gerinda yang selalu tajam.
c.5. Tarik garis horizontal untuk membantu rapihnya pemasangan.
c.6. Setiap batu di pasang satu persatu dengan adukan perekat yang
dianjurkan. Di dalam pemasangan harus menggunakan rentangan
benang yang diukur dengan water pass dan dipindahkan pada setiap
batu alam.
c.7. Setelah selesai pemasangan batu, permukaan batu dibersihkan dari
debu dan serpihan kemudian dicoating efek doof sehingga merata.
Coating harus dilakukan pada batu yang benar-benar kering dan
bersih.
c.8. Batu dan pinggiran nat dibersihkan dari sisa-sisa pengecoran hngga
bersih dengan menggunakan sikat nilon.
c.9. Nat dibuat sekecil mungkin dan pada area melengkung perbedaan lebar
nat antar batu alam tidak boleh melebihi 3 mm, apabila diperlukan
pada lengkungan yang lebih tajam batu harus dipotong miring sesuai
dengan kebutuhan.
c.10. Sedapat mungkin pemotongan harus dihindarkan jangan terjadi
potogan lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum dalam
gambar potongan dilakukan tanpa bergerigi.
c.11. Perawatan khusus perlu dilakukan dengan melakukan couting berkala
setiap 6 bulan sekali dan bersihkan debu-debu yang melekat dengan
vacuum cleaner secara teratur. Jika batu berlumut, bersihkan dengan
sikat kawat dan air deterjen secara berkala, dan lakukan couting ulang
setelah penyikatan. Jika bernoda hitam, bersihkan dengan hamplas atau
gerinda.
d. Hasil akhir yang dapat diterima.
d.1. Batu yang dipasang harus. Sesuai dengan contoh yang sudah disetujui
oleh Pengawas.
d.2. Garis-garis nat harus lurus dan saling tegak lurus. Pada bidang yang
melengkung garis nat harus tegak lurus terhadap bidang lengkungnya.
d.3. Pengawas berhak untuk menolak bidang keramik yang telah dipasang
apabila tidak memenui persyaratan di atas dan resiko penolakan
adalaah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12.1.4. Pekerjaan Kayu untuk Ruang Luar.


a. Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pinishig kayu untuk bangku,
meja kayu,pergola dan elemen furniture ruang luar lainnya.

59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

b. Persyaratan bahan.
b.1. Bahan yang digunakan adalah kayu khusus untuk ruang luar seperti
kayu ulin, kayu bengkirai atau sejenisnya dengan ukuran dan dimensi
sesuai dengan yang tertera digambar kerja.
b.2. Bahan finishung yang digunakan adalah ULTRAN LASUR.
b.3. Kontraktor wajib mengajukan sample kayu dan finishing yang
digunakan kepada Pengawas.
b.4. Penyimpanan bahan harus kering dan terangkat dari tanah.
c. Persyaratan pelaksanaan.
c.1. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing untuk arah pemasangan
kayu terutama untuk area-area yang organik yang melengkung.
c.2. Pemotongan kayu menggunakan gergaji kayu yang tajam dan bekas
potongan harus diamplas kembali dengan baik.
c.3. Ketaman kayu harus halus dan diamplas dengan baik.
c.4. Semua sambungan harus di kerjakan dengan hati-hati menggunakan
sekrup baja, paku ataupun lem kayu sesuai dengan arahan dari
gambar kerja. Tidak ada paku ataupun sekrup baja yang menonjol
atau terbuka dari berhubungan dengan udara luar.
c.5. Setelah kayu terpasang dilaksanakan finishing dengan menggunakan
material yang disetujui untuk semua area terbuka dari kayu.

12.1.5. Pekerjaan Pemasangan Paving Blok / Grass Blok.


a. Lingkup pekerjaan.
Lingkup pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, penyedian bahan, persiapan
dan pemasangan paving block di semua area kerja, termasuk di antaranya
lantai, dinding dan bagian atas bak tanaman.
b. Persyaratan bahan.
b.1. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor wajib mengajukan material
contoh paving block yang disetujui oleh Pengawas.
b.2. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI – 8 type I menurut
ASTM atau S-400 menurut standar portland Cemen. Jenis semen yang
dipilih dari produk semen tiga roda, gresik atau setara yang di setujui
oleh Pengawas. Penyimpanan harus di tempat yang kering dan rapat
air, terangkat dari tanah.
b.3. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas
dari tanah liat/limpur/campuran lain.pasir harus ini haus mempunyai
gradasi ukuran dan bentuk yang sama sesuai persyaratan: NI -3 pasal
1< dan NI-2 bab 3.3.
b.4. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan
organik, garam asam alkali.
b.5. Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan tanah
miring. Pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving
block yang telah terpasang tidak bergeser.
c. Syarat-syarat pelaksanaan.
c.1. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing untuk pola paving block
yang disetujui oleh Pengawas, terutama untuk area-area yang
berbentuk organik (lengkung atau tidak halus.
c.2. Bersihkan permukaan dinding dari kotoran dan minyak. Dinding harus
diplester atau merupakan dinding beton.

60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

c.3. Adukan pasangan cukup semen & WBM yang dibuat menjadi pasta.
Tiap 1 m2 diperlukan 3 kg semen PC & 0.75 WBM.
c.4. Tarik garis horizontal untuk membantu rapinya pemasangan.
d. Hasil akhir yang dapat diterima.
d.1. Paving blok yang dipasang harus, sesuai dengan contoh yang disetujui
Pengawas.
d.2. Pengawas berhak untuk menolak paving block yang telah terpasang
apabila tidak memenuhi persyaratan diatas dan resiko penolakan
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12.2. Pekerjaan Softscape.


12.2.1. Umum.
a. Lingkup kerja.
a.1. Melaksanakan penanaman pada area lensekap yang ditunjukan pada
gambar dengan menggunakan tanaman dalam kondisi sehat dan
mempunyai kemampuan tumbuh dengan baik. Semua pekerjaan yang
tercantum pada gambar harus dilaksanakan walaupun tidak tercantum
dalam spesifikasi teknis ini. Semua pekerjaan yang tidak tergambarkan
pada gambar kerja ataupun tertuliskan dalam spesifikasi ini, namun
pada umumnya dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan lenskep
dengan baik dianggap termasuk dalam pekerjaan. Pengawas berhak
untuk melakukan perbaikan dilapangan dan penggantian-penggantian
yang masuk akal untuk mencapai implementasi konsep lanskap dalam
hubungannya dengan kondisi di lapangan.
Nilai sub kontrak adalah harga mati sump yang dilakukan sesuai
dengan desain dari desainer lanskap tanpa variasi perubahan harga
kecuali untuk pekerjaan tambahan atau addendum yang telah disetujui
sebelumnya.
a.2. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam bagian termasuk namun
tidak terbatas pada :
1. Pengadaan tanaman.
2. Penanganan erosi.
3. Pembersihan dan pembongkaran.
4. Persiapan tanah di luar site dan pengurugan.
5. Penanganan hama sebelum penanaman.
6. Persiapan dan pembentukan tanah.
7. Pelaksanaan tanaman.
8. Pengawasan perawatan lanskap.
9. Garansi.
b. Persyaratan pelaksanaan.
b.1. Tujuan utama dari spesifikasi teknis ini adalah untuk menjamin
pengadaan dan penanaman taman dengan kualitas terbaik yang
diinginkan di proyek ini.
b.2. Pekerjaan pengadaan tanaman. Mencari, membeli dan memindahkan
tanaman sesuai dengan spesifikasi ke lokasi proyek.
b.3. Subtitusi.
• Apabila tanaman yang sesuai spesifikasi tidak dapat diperoleh,
memasukan permohonan subtitusi kepada Pengawas dalam jangka
waktu maksimum 1 bulan setelah kontrak, permohonan ini dapat
berupa tanaman dengan ukuran yang berbeda dari spesies yang

61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

sama atau spesies tanaman yang serupa dengan pengajuan


penyesuaian harga dari harga kontrak untuk setiap itemnya.
• Subtitusi jenis tanaman tidak dapat diijinkan kecuali dengan ijin
tertulis dari Pengawas.
b.4. Jadwal kontruksi.
Setelah penujukan, memasukan jadwal penanaman ke Pengawas yang
menujukan waktu kerja, perkiraan selesai, jumlah hari selesai, dan
kebutuhan-kebutuhan kordinasi khusus.
b.5. Sub kontraktor lanskap wajib bekerja sama dengan kontraktor utama
dalam hal penyesuaian dengan keseluruhan proyek secara umum.
b.6. Pemilihan, Penandaan dan Pemesanan Material Tanaman.
 Dua (2) bulan setelah penandatanganan, sub-kontraktor,
memasukan permohonan inveksi dan dokumentasi ke wakil.
 Pemberian tugas untuk tanaman-tanaman yang telah dipesan dan
dikirimkan ke lapangan.
 Inspeksi tanaman akan dilakukan oleh Pengawas sebelum dan/atau
setelah pengiriman untuk kesesuaian dengan spesifikasi, tanaman
yang tidak sesuai spesifikasi akan ditolak.
b.7. Tanah.
 Setelah penanda tanganan sub-kontraktor memasukan sumber dari
tanah kepada Pengawas.
 Memasukan sample tanah yang mewakili dari sumber yang
diajukan beserta bukti kesesuain keasaman, kadar garam dan lian-
lain yang dibutuhkan untuk penanaman berupa tes laboratorium
terpercaya.
• Jenis dan jadwal pemupukan dapat dirubah sesuai dengan hasil test
laboratorium tersebut.
12.2.2. Syarat-syarat umum.
a. Pertemuan lapangan.
Sebelum memulai pekerjaan, adakan pertemuan dengan Pengawas dan
pihak-pihak terkait di lapangan untuk meninjau pekerjaan-pekerjaan dalam
bagian ini. Undangan tertulis untuk pertemuan ini minimum 1 minggu
sebelum rencana pertemuan.
b. Utilitas dan hambatan-hambatan di bawah tanah.
Memastikan lokasi persisnya semua ultilitas dan hambatan-hambatan
lainnya yang mempengaruhi pekerjaan. Setiap hambatan yang ditemukan
perlu dilaporkan pada Pengawas. Menjaga dan menghindari kualitas utilitas
saat pekerjaan dilakukan. Memperbaiki kerusakan apapun yang terjadi
akibat pekerjaan dengan biaya dari sub kontraktor, baik sengaja maupun
tidak sengaja. Melaporkan kerusakan apapun yang terjadi karena pekerjaan
kepada Pengawas.
c. Jalan masuk.
Bila diperlukan sub-kotraktor lanskep perlu menyediakan jalan masuk
kearea kerja dan menarik maupun memperbaikinya kembali sesuai kondisi
semula. Sub-kontraktor lansekep perlu untuk mengetahuii kesulitan-
kesulitan untuk akses ke area kerja dan telah mempertimbangkannya dalam
biaya penawaran awal. Dalam hal ini kontraktor juga harus

62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

mempertimbangkan teknis mobilisasi material ke lantai tingkat tinggi beserta


biaya-biaya yang mempengaruhinya.
d. Perlindungan dan keamanan.
d.1. Menyediakan alat keamanan yang dibutukan dan berhati-hati agar
tidak terjadi kecelakan atau kerusakan pada kondisi lapangan yang ada.
Menjaga agar kendaraan tidak menginjak.
d.2. Atau merusak berm, trotoar dan lain-lain kecuali setelah diberikan
perlindungan khusus.
d.3. Bertanggung jawab pada kerusakan apapun yang terjadi karena
pekerjaan lanskap. Perbaiki semua kerusakan yang terjadi sesuai
dengan kondisi semula dengan biaya dari sub-kontraktor lanskap.
e. Pembersihan.
Menjaga agar area kerja bersih, rapi dan teratur selalu dalam priode kontrak.
Membersihkan semua area kontruksi pada akhir hari kerja.
f. Sampel dan Test.
Pengawas berhak untuk mengevaluasi sample material untuk kesesuaian
dengan spesifikasi setiap saat. Sub-kontraktor wajib menyediakan sample
yang diminta dan jenis materil yang ditolak harus segera ditarik dari
lapangan dengan biaya sub-kontraktor lanskap.
12.2.3. Masa Perawatan.
a. Umum.
Menjaga agar semua jenis tanaman yang ada di lapangan dalam kondisi
sehat, bertumbuh dan berpenampilan baik.
b. Jangka waktu.
Perawatan dilakukan selama jangka waktu sesuai dengan yang ditentukann
di dalam kontrak dan akan dimulai sejak saat berita acara serah terima
penyelesaian pertama tahap pekerjaan sampai dengan infeksi akhir.
Perawatan tanaman selama masa penanaman tidak dapat diperhitungkan
sebagai jangka waktu formal masa perawatan.
c. Material tanaman.
c.1. Tanaman yang dinilai dalam kondisi :
- Mati atau tampak tidak akan bertahan.
- Salah penanaman atau
- Cacat, berpenyakit atau tidak sehat.
Wajib diganti secepatnya dengan tanaman dari spesies dan ukuran
yang sama dari tanaman yang sebelumnya ditanam.
c.2. Biaya penggantian selama masa perawatan ditanggung oleh sub-
kontraktor lanskap.
c.3. Apabila ada sebagian dari tanaman tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi, masa perawatan dari tanaman yang tidak dapat
diterima tersebut dapat diperpanjang tanpa biaya kepada Pemberi
Tugas sampai perbaikan dilakukan dan pekerjaan diterima oleh
Pemberi Tugas dan Pengawas.
d. Serah terima pertama dan inpeksi akhir.
d.1. Pada saat penyelesaian penanaman dan sebelum dimulainya masa
perawatan dilakukan berita acara serah terima pertama untuk
memasuki masa perawatan. Setelah melewati masa perawatan
dilakukan insfeksi akhir.

63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

d.2. Permohonan inspeksi kepada Pengawas dilakukan minimum 5 hari


kerja sebelum penyelesaian pekerjaan untuk mencapai kesepakatan
waktu untuk infeksi.
d.3. Pemberi Tugas, kontraktor lanskap, sub-kontraktor lanskap, dan
Pengawas mereka wajib hadir pada saat inspeksi.
d.4. Pada saat inspeksi, sub-kontraktor lanskap wajib membersihkan area
kerja, bersih dari hama dan gulma, daun-daun kering dan sampah.
Semua penyangga yang diminta harus dalam kondisi rapih.
d.5. Apabila pada saat sebelum masa perawatan, Pengawas berpendapat
bahwa pekerjaan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan gambar
dan spesifikasi dan sesuai dengan perubahan-perubahan yang sudah
disetujui, Pengawas akan memberikan sub kontraktor lanskap
persetujuan tertulis berupa berita acara serah terima pertama di mana
di dalamnya tertulis dimulainya masa perawatan sesuai dengan
kontrak.
Apabila dalam inspeksi tersebut, Pengawas berpendapat ada sebagai
pekerjaan belum dapat diterima, akan diberikan defect checklist kepada
sub kontraktor lanskap yang harus diselesaikan dalam waktu yang
ditentukan.
Apabila pekerjaan perbaikan tidak juga dilakukan dalam waktu yang
telah disetujui. Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk kontraktor
lanskap lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan beban
biaya diambil dari sub kontraktor sebelumnya.
d.6. Setelah masa perawatan berakhir, inspeksi akhir akan dilakukan.
Apabila dalam inspeksi akhir ini Pengawas berpendapat bahwa semua
pekerjaan telah diselesai sesuai dengan spesifikasi dan gambar, berita
acara serah terima akhir akan diberikan untuk sub kontraktor lanskap.

12.3. Garansi.
a. Material Tanaman.
a.1. Semua material tanaman yang diadakan dan ditanam harus diberikan
garansi terhadap kesalahan penanaman, cacat, kondisi tidak sehat atau
berpenyakit sesuai dengan jangka waktu 12 bulan sejak penyelesaian
pekerjaan
a.2. Setelah menerima pemberitahuan dari Pengawas mengenai penolakan
jenis tanaman pada saat masa perawatan yang dikarenakan karena
kematian, sakit, cacat atau pola pertumbuhan yang cacat, sub
kontraktor wajib segera mengganti tanaman sesuai spesies yang sama
dengan yang ditanam sebelumnya. Ukuran tanaman harus sama
dengan ukuran tanaman yang seharusnya tumbuh sejak awal masa
penanaman, penanaman harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
a.3. Waktu tanaman diganti, memberikan informasi kepada Pengawas
mengenai cara perawatan yang harus dilakukan. Apabila informasi ini
tidak diberikan sub kontraktor akan bertanggung jawab apabila
tanaman yang diganti mati.
a.4. Sub kontraktor lanskap tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan material tanaman yang terjadi karena bencana alam atau
kondisi force majeure.
b. Garansi khusus.

64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

b.1. Semua tanaman yang tercakup dalam bagian ini harus digaransi sesuai
dengan jenis tanaman, varietas, warna bunga sesuai dengan spesifikasi
dalam masa 12 bulan setelah penyelesaian pekerjaan.
b.2. Apabila setelah penyelesaian proyek ada jenis tanaman yang ditemukan
berbeda dengan spesifikasi baik warna bunga atau daunnya.
b.3. Jenis tanaman yang pada saat sebelumnya belum dapat ditentukan, sub
kontraktor wajib mengganti tanaman tersebut. Ukuran tanaman wajib
seukuran dengan ukuran tanaman saat dibongkar dan tanaman baru
harus dengan spesifikasi yang disetujui oleh Pengawas.
b.4. Semua pekerjaan yang diminta harus diselesaikan dalam waktu 15 hari
dan apabila tidak dilakukan Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk
kontraktor lain dengan beban biaya sub kontraktor lanskap.

c. Pertanggung jawaban.
Pertanggung jawaban atas garansi harus termasuk dengan perbaikan dari
kerusakan yang terjadi dikarenakan pekerjaan lanskap yang dilakukan pada
pekerjaan ini.

12.4. Produk.
a. Media tanaman.
a.1. Tanah sortiran.
Tanah yang subur, natural dan bersih dari batu-batuan, gulma, dan
akar-akar. Sediakan hasil tes analisis tanah untuk approval dari
Pengawas yang berisikan nilai keasaman (PH), tekstur, kandungan
nitrogen, fosfor, potassium, magnesium dan kandungan organic.
a.2. Campuran tanah subur untuk penanaman langsung pada tanah.
• Campuran tanah subur pada penanaman langsung pada tanah
untuk penanaman pohon, semak dan groundcover harus berisi
sebagai berikut :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 1 bagian pasir sungai (tanpa garam).
- 1 bagian cocopeat atau peat mouse.
- 6 kg/m3 pupuk slow releas NPK 15-15-15 (butiran kasar).
• Campuran tanah subur pada penanaman langsung pada tanah
untuk penanaman pohon sejenis palem adalah sebagai berikut :
- 50% pasir sungai kasar (tanpa garam).
- 25% campuran tanah subur.
- 25% kompos lokal.
• Campuran tanah subur pada pot tanaman dengan dasar tertutup :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 2 bagian pasir sungai (tanpa garam).
- 1 bagian cocopeat atau peat moss.
- 6 kg/m3 pupuk slow release NPK 15-15-15 (butiran kasar.
• Campuran tanah subur untuk rumput :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 2 bagian pasir sungai (tanpa garam).

65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- 1 bagian cocopeat atau peat moss.


- 6 kg/m3 pupuk slow release NPK 15-15-15 (butiran kasar).
• Catatan : kualitas campuran tanah.
- Jangan menggunakan tanah galian yang mengandung tanah liat
sebagai bagian dari campuran tanah. Buangan tanah dilakukan
di tempat yang telah dikoordinasikan dengan Kontraktor utama.
- Tanah harus bersih dari tanah liat atau pasir kasar, batu-batuan,
gumpalan-gumpalan, gulma, akar-akaran, batang-batang dan
benda lainnya.
- Komposisi dan struktur tanah harus seragam.
- Semua harus dikirimkan dalam kondisi gembur dan subur.
a.3. Campuran Media Tanam Ringan.
Kontraktor dapat mengusulkan campuran media tanam ringan
menurut rekomendasi yang diberikan oleh supplier khusus roof garden.
b. Pupuk.
b.1. Kapur, gypsum, potassium, fosfor dan nitrogen sesuai dengan yang
direkomendasikan dari hasil analisis tanah, berkomposisi seragam
untuk menyesuaikan dengan kondisi tanah yang ada, dikirimkan
kelapangan dalam kondisi tertutup,berlabel, sesuai dengan standar
peraturan yang berlaku dan nama pabrik dan produksi tertulis.
b.2. Tablet : agriform 21 gram tablet atau setara.
b.3. Pupuk kandang : pembusukan sudah sempurna dan
tidak berbau.
c. Herbisida sebelum penanaman : Round up atau setara.
d. Penanganan gulma : Rontar-G, Treflan, Eptam, Vegitex atau setara.
e. Material tanaman.
e.1. Kuantitas.
Mengadakan tanaman sejumlah yang ditunjukan di dalam gambar
rencana penanaman. Apabila ada perbedaan jumlah antara gambar
rencana penanaman dan bill of quantities (BQ), sub kontraktor wajib
untuk melakukan pengecekan ulang dan melaporkannya pada
Pengawas sebelum sub kontrak diberikan. Apabila tidak ada laporan
tertulis maka jumlah terbanyak yang dianggap berlaku.
e.2. Penamaan.
Penamaan tanaman sesuai dengan penamaan nama latin yang berlaku
dan atau sesuai yang dimengerti oleh petani dan pembibitan lokal.
Apabila ada perbedaan pengertian mengenai jenis tenaman yang
dimaksud, keputusan Pengawas menjadi putusan akhir.

e.3. Persyaratan.
- Semua pohon, semak, tanaman perambat dan penutup tanah harus
mempunyai kecenderungan pertumbuhan yang baik dan sehat,
bebas dari hama dan penyakit tanaman.
- Ukuran minimum yang dapat diterima dari tanaman yang sudah
dipangkas harus sesuai dengan ukuran yang tertulis pada daftar
tanaman.

66
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Pengukuran diameter tanaman dengan diameter lebih dari 10 cm


harus dilakukan pada batang diatas posisi 1 meter dari permukaan
tanah.
- Tanaman yang dapat memenuhi ukuran yang diterima, tetapi tidak
memiliki bentuk yang normal dan seimbang antara ketinggian dan
lebar kanopi akan ditolak.
- Pohon dan semak-semak yang ukurannya lebih besar daripada yang
diminta boleh dipergunakan, namun tidak dapat dijadikan dasar
untuk perubahan harga sub kontrak lanskap kecuali ada
persetujuan tertulis dari Pengawas. Ketinggian tidak dapat dijadikan
alasan sebagai pengganti ukuran lain yang sudah seimbang.
- Pohon dan semak tampungan harus sesuai dengan ukuran bola akar
yang ditentukan dalam gambar dan spesifikasi dan harus memiliki
akar yang cukup kuat untuk menahan bentuk bola akar setelah
ditarik keluar dari tampungan.
- Untuk jenis tanaman dan palem bongkaran wajib memiliki bola
akar yang cukup untuk mendukung pemilihan tanaman setelah
transplantasi. Palem dan pohon yang mempunyai bola akar terlalu
kecil atau tidak memadai akan ditolak. Di dalam setiap kasus,
keputusan Pengawas adalah final.
- Pohon atau semak apapun yang mempunyai ukuran batang terlalu
kecil bahkan untuk menahan berat bebannya sendiri sewaktu
ditanam akan ditolak.
- Bentuk tanaman harus tegak, tanpa bentuk seragam tanpa cacat,
bengkok, atau percabangan yang tidak wajar, kecuali apabila
memang tertulis dalam spesifikasi. Pohon dengan cacat segar pada
kulit pohon lebih besar dari 12 mm akan ditolak.
- Potongan rumput atau suwiran minimum memiliki diameter 10 cm,
dipotong dengan bentuk yang rapi dan 75% dari akarnya masih
utuh.

f. Penyiraman.
Sumber air untuk penyiraman disediakan oleh Kontraktor utama, sub
kontraktor lanskap bertanggung jawab untuk menyediakan selang dari
sumber-sumber air dari Kontraktor utama.
g. Material-material lainnya.
g.1. Sub kontraktor lanskap harus memperhitungkan biaya dari material
sebagai berikut dalam Bill Of Quantity.
- Kayu penyangga ukuran 5 cm x 5 cm x 2.5 m kayu dolken bersih
tanpa sisa cat atau noda. Hanya kayu baru yang bersih yang dapat
digunakan.
- Selang dan pengikat besi.
- Kawat tambat besi galvanis no 12 untuk area-area publik.
- Pita penanda surveyor dengan warna cerah minimum 50 cm,
dengan warna yang sama untuk keseluruhan proyek.
- Cat pohon : cabot tree seal atau setara.

67
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

g.2. Bagian dasar dari planter box, box tanaman dan area roof garden harus
diberi drainage lengkap dengan water retention cells yang diusulkan
dari supplier roof garden dengan bahan dasar high density
polyethylene. Kontraktor dapat mengusulkan produk yang terkait
kepada Pengawas.
g.3. Material filtrasi menggunakan geotextile 150 gra.

12.5. Pelaksanaan.
a. Pembersihan.
a.1. Membersihkan lokasi proyek dari tanaman eksisting yang tidak
diindikasikan untuk dipertahankan dan sampah, brangkal atau material
asing yang dapat mengganggu pada pelaksanaan penanaman dan atau
menimbulkan pemandangan yang buruk.
a.2. Bentuk lahan yang sudah dibentuk harus dipertahankan.
a.3. Kontraktor utama bertanggunng jawab untuk membersihkan bak
tanaman dan menyerahkan kepada sub kontraktor lanskap dalam
kondisi siap untuk ditanami. Sub kontraktor lanskap bertanggung
jawab atas terlaksananya proses ini, apabila proses ini tidak dilakukan
maka pembersihan dan persiapan bak tanaman akan menjadi tanggung
jawab sub kontraktor lanskap.
a.4. Mengatur agar semua material buangan dibuang di tempat yang telah
ditentukan oleh Kontraktor utama. Biaya untuk melaksanakan hal ini
harus telah dipertimbangkan pada bill of quantity.

b. Penanganan Gulma Pra-penanaman.


b.1. Memberikan herbisida untuk membersihkan semua gulma yang terlihat
sebelum dan sesudah penanaman.
b.2. Melindungi semua tanaman eksisting dari kerusakan.
c. Campuran tanah subur pada penanaman langsung di tanah.
Sub Kontraktor lanskap harus menyediakan minimum kedalaman untuk
tanah subur dengan kedalaman sebagai berikut :
 Pohon - minimum kedalaman 100 cm
 Semak - minimum kedalaman 45 cm
 Penutup tanah dan rumput - minimum kedalaman 15 cm
d. Pengolahan lahan.
d.1. Mengolah lahan sampai dengan level yang tercantum pada gambar.
Kemiringan dan lereng lahan harus mulus dan tidak bergelombang
tanpa lubang-lubang atau perubahan level yang tiba-tiba, dan
semuanya dengan kemiringan menjauh dari bangunan. Identifikasi
semua saluran permukaan di area penanaman dan untuk
memberitahukan pada Pengawas apabila ada hambatan, perbedaan
dengan gambar atau hal-hal lain yang dipertimbangkan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan lanskap yang baik.
d.2. Pekerjaan lanskap harus mengacu kepada kondisi eksisting seperti
pepohonan yang ada, jalur-jalur utilitas, paving, kansit jalan dan lain-
lain. Level akhir dari lahan harus mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Sesuaikan semua pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi kondisi
tersebut dan memenuhi tujuan dari penggambaran lanskap.

68
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

d.3. Setelah penurunan lahan rampung (settlement), level akhir lahan harus
lebih bawah dibandingkan dengan area pejalan kaki, totoar dan teras
dan lain-lain :
 Area rumput minimal 1 cm atau sesuai dengan elevasi yang tertera
di gambar kerja.
 Area semak dan penutup tanah 2.5 cm atau sesuai dengan elevasi
yang tertera di gambar kerja.
e. Kondisi dan Drainase.
e.1. Memberitahukan kepada Pengawas secara tertulis apabila Sub
Kontraktor lanskap menganggap di lapangan terdapat problem tanah
dan drainase yang mungkin mengganggu pertumbuhan material
tanaman. Termasuk di antaranya proposal biaya apabila dibutuhkan
koreksi pada persoalan tersebut.
e.2. Jikalau kondisi drainase lubang penanaman tampak tidak memuaskan,
isi dengan air untuk pengecekan. Kondisi drainase yang kurang baik
perlu disampaikan kepada Pengawas.
f. Pelaksanaan penanaman untuk penanaman langsung di tanah.
f.1. Penanganan tanaman.
 Tangani tanaman dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
pada tanaman.
 Lindungi semua tanaman dari sinar matahari dan angin kering.
Tanaman yang tidak dapat ditanam langsung saat pada kedatangan
untuk di simpan di tempat teduh dan terlindungi dan selalu disirami
dengan cukup.
 Semua tanaman bongkaran dan transplantasi harus ditanam tepat
pada saat hari yang sama kedatangan tanaman di proyek.
f.2. Penanaman.
 Lokasi pohon dan semak tunggal harus ditandai di lapangan untuk
dipelajari oleh Pengawas sebelum pelaksanaan penanaman. Sub
Kontraktor lanskap wajib memberi tahu Pengawas minimal 3 hari
sebelum inspeksi.
 Tanaman harus diletakan di tengah dan diurug dengan campuran
tanah subur yang dipadatkan.
 Tanaman harus ditanam sejajar dengan permukaan tanah akhir dan
ditanam untuk menunjukan penampilan terbaik dengan suasana di
sekitarnya.
 Sirami semua tanaman langsung stelah penanaman.
f.3. Penyangga tanaman.
 Langsung sesudah penanaman semua pohon yang ditanam harus
disangga sesuai dengan kebutuhan ukurannya. Sub kontraktor
lanskap bertanggung jawab penuh atas kekuatan struktur
penyangga dan keamanan dari pohon yang belum memiliki
perakaran baik.
g. Semak dan penutup tanah.
Penanaman semak dan penutup tanah sesuai dengan jarak yang diminta
dalam spesifikasi, dalam barisan yang rapi, dan penutup dengan baik semua

69
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

area termasuk area di bawah pohon. Jarak yang ditunjukan dalam bentuk
segitiga kecuali ada pemberitahuan lain.
h. Penanaman lempengan rumput.
h.1. Lempengan rumput harus ditanam langsung saat kedatangan untuk
menghindari kerusakan.
h.2. Pada permukaan area tanam yang telah disiapkan, diberi pupuk dan
dilembabkan letakkan lempengan-lempengan rumput bertemu satu
dengan yang lainnya tanpa adanya celah yang terlihat atau bagian yang
saling menumpuk. Letakan dengan rapih dan rata dengan area rumput
sekitarnya.
h.3. Pada kemiringan 2:1 atau lebih, amankan setiap baris dengan
menggunakan patok maksimum dengan jarak 60 cm. patok ditekan
sampai sejajar dengan bagian tanah dari lempengan rumput.
h.4. Segera sirami lempengan rumput setelah penanaman dengan air
secukupnya untuk melembabkan lempengan rumput dan 10 cm bagian
atas tanah.
h.5. Setelah lempengan dan tanah mulai mengering, giling area lempengan
rumput untuk memastikan sambungan yang baik antara lempengan
dengan tanah dan untuk menghilangkan gelombang.
i. Penanganan gulma.
Langsung setelah penanaman, aplikasikan material penanganan gulma ke
semua area penanaman yang tidak dibibiti.
j. Bak tanaman dengan dasar tertutup.
j.1. Pastikan semua bagian dari bak tanaman sudah kedap air, di tes, diberi
kemiringan kearah drainase dan disetujui sebelum dilakukan
pengurugan.
j.2. Pada bagian bawah diletakan 7.5 cm batu kerikil dan lapisan filter
fiberglass atau material filtrasi lain yang setara untuk memastikan
kondisi filtrasi yang optimum.
j.3. Masukan campuran untuk bak tanaman secara merata. Hindari
gangguan system drainase pada saat memasukan campuran. Level akhir
campuran harus sesuai dengan yang tergambarkan di detail dan
perhitungan kondisi akhir level setelah penurunan level tanah.
k. Transplantasi pohon.
k.1. Umum :
Jangan cabut pohon sebelum dilakukan pemangkasan sampai selesai
dan lubang untuk penanaman disiapkan.
k.2. Lubang penanaman : Gali lubang sesuai detail pada gambar, setelah
mencapai kedalaman yang diperlukan, bagian bawah agar
digemburkan sedalam 20 cm.
k.3. Pemangkasan : Pangkas kira-kira 1/3 dari cabang sekunder dengan
hati-hati agar karakter natural pohon tidak rusak. Gunakan alat-alat
yang tajam dan bersih. Potongan harus mulus tanpa merobek kulit
pohon. Semua area terpotong harus dirawat dengan obat luka 2 cm di
luar luka. Buang semua cabang mati dan patah. Potong semua akar atas
permukaan tanah.
Semua pemangkas harus disetujui oleh wakil pemberi tugas bila
diminta.

70
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

k.4. Bola akar : Siapkan tanah pada bola akar yang akan dipindahkan.
Kecuali tertulis pada spesifikasi, ukuran bola akar sebagai berikut :

Tinggi Pohon Diameter Bola Akar


0-4 meter 0.8 meter
4-6 meter 1 meter
6 meter ke atas 1.2 meter

Apabila ada akar yang tercangkul atau cacat, segera potong dan
diberikan perawatan dengan perangsang akar. Bungkus akar dengan
kain goni dan ikat dengan baik menggunakan tali raffia.
k.5. Angkat pohon dengan bola akar terbungkus baik, dan pindahkan hati-
hati ke lokasi baru.
k.6. Tanam sesuai dengan standar penanaman pembibitan.
k.7. Gunakan campuran media tanam sesuai dengan ayat 2.01 diatas untuk
mengisi lubang tanam.
k.8. Isi kembali setiap lubang berlapis-lapis dengan menggunakan media
tanam pengisi yang sudah disediakan. Hati-hati dalam
memadatkan setiap lapisan untuk menghindari luka pada akar dan
merubah posisi pohon.
k.9. Pada lapisan tengah, berikan 6 buah tablet pupuk dengan jarak yang
sama pada setiap pohon.
k.10. Setelah 2/3 bagian dari media ditanam, sirami dan padatkan tanah,
selesai pengurugan.
k.11. Sangga setiap pohon dengan perancah agar pohon tidak tergoyangkan
minimal gunakan 3 buah perancah pada setiap pohon.
l. Pelaksanaan pemangkasan.
l.1. Pemangkasan dan pembuangan dari bagian manapun tanaman harus
menggunakan peralatan yang tajam dan sesuai dengan peruntukannya.
Permukaan dari setiap peralatan yang digunakan pada tanaman yang
dicurigai berpenyakit harus disterilisasi.
l.2. Potongan harus dilakukan pada bagian hidup tanaman. Potongan harus
rata tanpa bagian bergerigi atau tepian yang kasar. Setiap potongan
yang lebih dari 25 cm persegi harus diberi fungisida atau sealant.
l.3. Pemilihan potongan harus dipertimbangkan hati-hati sesuai dengan
pola pertumbuhan natural dari cabang tanaman. Cabang harus
dipotong pada bagian leher pada dasar cabang.
l.4. Pemangkasan dilakukan pada :
 Batang yang mati atau berpenyakit.
 Batang yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
 Sampah.
 Perambat yang mati atau berpenyakit.
 Serpihan bentuk tanaman atau palem.
m. Perawatan.
m.1. Perawatan harus termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal sebagai
berikut :

71
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Melindungi setiap area yang dilalui lalulintas dengan memberikan


pelindung setelah penanaman.
- Menyirami area penanaman sesuai dengan kebutuhan untuk
memastikan area penanaman lembab tetapi tidak jenuh berlebihan.
Mengatur pengairan sesuai dengan kebutuhan tanpa menimbulkan
longsor.
- Memupuk sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan
rekomendasi dari produsen pupuk. Hati-hati dalam pemupukan
supaya tanaman tidak gosong.
- Menjaga area penanaman dari gulma atau alang-alang melalui
penyiangan sesuai kebutuhan. Gulma harus dicabut dengan akar-
akarnya. Buang gulma ditempat yang tepat.
- Awasi tanaman dari kerusakan akibat dari serangga dan lakukan
perwatan langsung setelah diketahui.
- Membuang bagian yang berpenyakit dari tanaman.
- Tanaman yang mati ataupun dalam kondisi tidak mampu bertahan
hidup lagi harus langsung dibuang dan diganti dengan jenis dan
ukuran yang sama dengan tanaman saat dibuang.
- Menjaga agar semua perancah dalam kondisi kokoh dan kuat.
- Apabila tampak bahwa area rumput atau penutup tanah tidak
dalam kondisi sehat, bergelombang ataupun ditanam secara tidak
benar langsung diganti dengan jenis dan jumlah tanaman yang
sama.
- Pemangkas semak dan pohon sesuai dengan arahan dari wakil
pemberi tugas untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
- Membuat catatan absensi yang berisi
 Jumlah tenaga kerja.
 Pekerjaan yang dilakukan.
 Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan.
 Pengairan.
Selama masa perawatan. Catatan siap dilaporkan pada Pengawas
apabila diminta.
m.2. Jadwal Perwatan.
- Penyiraman.
Untuk melakukan pengawasan pada tanaman dan menyirami
seperlunya supaya media tanam tidak kering.
- Pembersihan gulma setiap 4 hari sekali.
- Penggemburan tanah dan penjagaan tepian tanaman setiap bulan.
- Pemupukan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan setiap jenis
tanaman. Lakukan pemupukan juga pada tanaman yang tampak
mengalami defisiensi nutrisi.
- Penyemprotan hama dan penyakit setiap bulan atau sesuai dengan
kebutuhan apabila muncul hama dan penyakit.
- Pemangkasan semak setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan.
- Perbaikan bentuk semak sesuai dengan kebutuhan.

72
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Perbaikan perancah sesuai dengan kebutuhan.

PASAL . 13
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
13.1. PERSYARATAN UMUM.

13.1.1 UMUM.
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal &
Elektrikal pada bab-bab selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini
yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau
bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan
baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa
ada biaya tambahan.

13.1.2. GAMBAR-GAMBAR.
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
semua accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas
walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja
dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing” dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-
gambar kerja dan detail (working drawing) yang harus diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang
diajukan Pemborong untuk disetujui Direksi dianggap bahwa
Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi lainnya.
d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-
catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar
(kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksanaan (as built drawings).
As built drawing harus diserahkan kepada Direksi segera setelah selesai
pekerjaan.

13.1.3. KOORDINASI.
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal
waktu yang telah ditentukan.

73
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan


yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

13.1.4. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH.


a. Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Pemborong
menerima pemberitahuan melaksanakan pekerjaan, kecuali apabila
ditunjuk lain oleh Direksi, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar
dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat
rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat
manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Direksi. Persetujuan oleh Direksi akan diberikan atas dasar
diatas.
b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam
spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah
dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
d. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran /
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat
keragu-raguan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi untuk
berkonsultasi.
e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang
sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Direksi, apabila terjadi
kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tangung jawab Pemborong.
Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi.

13.1.5. COMMISIONING DAN TESTING.


a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini
termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan
oleh Pemborong.

13.1.6. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA.


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang
disebut dan dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka
Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut
diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-
ketentuan dari Direksi.

13.1.7. PERLINDUNGAN PEMILIK.


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor,
Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya.

74
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

13.1.8. CONTOH.
Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material
yang akan dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Direksi. Semua
biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini
menjadi tanggungan pemborong.

13.1.9. PENGETESAN.
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan
disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang
disaksikan oleh Direksi. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu
untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong.

13.1.10. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN.


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah
dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan
dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan
dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata
memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan
kepada Direksi.

13.1.11. MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN.


a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun dan
garansi kompressor selama 1 tahun terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan - kerusakan dari pada instalasi yang
dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat
dihubungi setiap saat. Dalam masa ini Pemborong masih bertanggung
jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi
dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan
baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan
pekerjaan tersebut dan Direksi pengawas lapangan serta dilampirkan
sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang
berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalsi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan,
penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka Direksi pengawas
lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan
tersebut pada pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan
pekerjaan instalasi tersebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus
mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut
kepada calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh
pemberi tugas (customer).

13.1.12. LAPORAN.
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan”
yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

75
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 meliputi


:
- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
 Material (masuk/ditolak)
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambahan / kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan
tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu
dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani
oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Direksi untuk
diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 4 ( empat)
mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan)
- Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi
- Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan
oleh Direksi pekerjaan ini.

13.1.13. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA.


a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus
menempatkan seorang penanggung jawabpelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan / site, yang
bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh
dalam menerima segala instruksi-instruksi dari Direksi.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama
jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat
yang dikehendaki oleh Direksi dan perintah pengawas di dalam
pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong
melalui penanggung jawab Pemborong.

13.1.14. PEROBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN.


a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana
yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Direksi.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus
menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Direksi pengawas
lapangan dalam rangkap 4 untuk disetujui.
c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain
sebagainya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Direksi secara
tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang
mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi.

13.1.15. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN.


a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan
dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya

76
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan Pemborong instalasi


ini.
b. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran hanya dapat dilaksanakan
setelah mendapat izin tertulis dari Direksi.
c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan
hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis
dari Direksi.

13.1.16. PEKERJAAN LISTRIK.


a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh
sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini apat bekerja dengan
sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahaan
pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut
sudah dapat dipergunakan pemilik.

13.1.17. PEMERIKSAAN RUTIN.


a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan
pemeliharaan dan pemeriksaan rutin.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus
dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali, selama 3 bulan.

13.1.18. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG.


a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los
kerja di halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas
administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja
dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana
pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan Direksikeet kantor, gudang dan los kerja ini dapat
dilaksanakan, bila terlebih dahulu mendapatkan izin dari MK

13.1.19. PENJAGAAN.
a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin
dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-
barang tersebut diatas, menjadi tanggungjawab Pemborong.

13.1.20. PENERANGAN DAN SUMBER DAYA.


a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan
pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber
tenaga/daya kerja harus diusahakan oleh Pemborong.

13.1.21. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN.


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja
dan tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam
keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam
gudang maupun di luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar
memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan
dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh
Direksi pada waktu pelaksanaan.

77
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

13.1.22. KECELAKAN DAN PETI PPPK.


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini, maka Pemborong diwajibkan segera mengambil segala
tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang
bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan Departemen Tenaga
Kerja) dan mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan
pertolongan pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat
pekerjaan.

13.1.23. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG.


a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus
diserahkan kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli,
berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh untuk mengambil
keputusan.
b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan
setiap saat yang diperlukan pemberi tugas.
c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, dapat bertindak
penuh kepada Direksi.
d. Petunjuk dan perintah Direksi di dalam pelaksanaan, disampaikan
langsung kepada Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai
penanggungjawab di lapangan.
e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap
semua pekerja (buruh) danpegawainya, kepada mereka yang melanggar
terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban,
berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang merugikan terhadap
pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan
atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan
dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

13.1.24. PENGAWASAN.
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Direksi.
b. Pada setiap saat Direksi atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari
pengamatan Direksi adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja
(08.00 sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Pemborong yang
perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah (cipta karya).
Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan
surat yang disampaikan kepada Direksi
e. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat
perjanjian pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat
serta cermat.

78
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

13.1.25. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN.


a. Dua minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus siap
dengan bagan kemajuanpekerjaan (Time Schedule/Network Planning)
sesuai dengan batas waktu maksimal yang telah ditetapkan. Bagan
tersebut disusun secara konvensional (barchart) dengan network
planning.
b. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-
masing bagian pekerjaan serta mandays yang diperlukan
c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai
nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan volume dan harga
penawaran serta schedule yang dibuat oleh Pemborong.
d. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga
dan bagian penyediaan bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan.
e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan
pengesahannya dari Direksi.
Pemborongan harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk
pekerjaan instalasi listrik.

PASAL . 14
PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT

14.1. UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai
dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

14.2. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
 Sistem penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama (PDTR) secara
lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pekerjaan pentanahan / grounding
b. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan
dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan
namun secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistem yang
sempurna, aman, siap pakai dan handal.
c. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik

79
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

yang terpasang.
d. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

14.3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN.


16.3.1. Panel Tegangan Rendah.
a. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS,
NEMA dan sebagainya.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan
cat bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu
panel- panel harus dilengkapi dengan master key.
c. Konstruksi dalam panel - panel serta letak dari komponen - komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan - perbaikan,
penyambungan - penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen - komponen lainnya.
d. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harus
disediakan seusai gambar.
e. Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
f. Komponen panel :
 Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus
buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat
dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
 Busbar
 Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya
busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam
busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari
65° C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
 Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
 Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas
98%, rating amper sesuai gambar.
 Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
 Circuit breaker
 Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR
- Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase

80
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.


 Penggunaan MCB :
- Outgoing pada
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit
 Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi
shunt trip terminal.

 Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96
x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi
serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk setiap
jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
KW meter Ampermeter Voltmeter Frequency Meter Cos Phi Meter

14.3.1. Panel Kontrol Genset ( PKG )


a. Umum
Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE / DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2000. Panel-panel harus dibuat dari plat
besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus di Zinchromate dan
di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan powder coating, warna abu – abu
Kanzai atau akan ditentukan kemudian oleh pihak Perencana / Pemberi Tugas.
Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan - perbaikan, penyambungan - penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen -
komponen lainnya.
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-
S- T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding, besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65C. Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi
warna busbar dan seluruh harus spasi dari jenis yang tahan terhadap kenaikan
suhu yang diperbolehkan.
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semiflush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampere meter dan Volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta
ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat
ukur). Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
- Short circuit
- Over current
- Under voltage dan Over voltage
- Ground fault (earth fault current)
- Over load
- Reverse power relay

81
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat


- Emergency shut-down system
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan , sesuai dengan yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas /
Perencana.
PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan
pada spesifikasi teknis diesel genset.
Start Blocking pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal
general alarm dari sistem MCFA gedung.
Main CB outgoing / beban PKG tidak akan bekerja atau ON pada saat terjadi
kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general alarm dari system MCFA
gedung.

b. Fungsi Operasi PKG + AMF


Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi
ataupun pengetesan berkala.
Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto synchron, auto load
sharing, pada waktu PLN padam dan auto stop pada saat PLN sudah hidup
kembali.
Untuk fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan operasi mesin.
c. Sistem Operasi PKG
PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup
pekerjaan diesel generating set .
PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai berikut:
1 Cubicle Incoming G1
1 Cubicle Outgoing G1

d. Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Semua panel harus ditanahkan.

e. Ketentuan Teknis Bahan dan peralatan


Panel Kontrol Generator ( PKG ), AMF, Automatic load sharing
Type : Free standing, front operated
Tegangan : 380 – 415 V
Protection device : Circuit breaker minimum 24 kA dengan over
current Short circuit, under voltage dan over
voltage relay, earth fault relay dan reserve power
relay.
Protection : IP 23

 Measuring Device:
 Ammeter c/w current transformator
 Voltmeter c/w 7 step selector switch

82
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

 Frequency meter
 Power factor meter
 KWH meter
 KW meter
 Hours meter
 DC Volt meter
 DC Ampere meter

 Signal Lamps :
 Main CB “ON”
 Main Failure
 Genset Running
 Genset on Load
 Alarm Enable
 Battery On
 Low Oil Pressure
 Over Temperatur
 Engine Over Speed
 Start Failure
 Under Voltage
 Charge Failure
 Reverse Power
 Emergency Stop
 CB Tripped

 Push Button :
 Signal Lamp Test
 Signal Reset
 Emergency Stop
 CB “ Closed”
 CB “ Open”

14.3.2. Kabel Tegangan Rendah


14.3.2.1. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
14.3.2.2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY,
NYM, NYA, NYFGbY, FRC, NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder / power dari
jenis NYY, kabel penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel
grounding dari jenis BCC.
14.3.2.3. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk
tegangan min. 0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM.
14.3.2.4. Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
- Fire Resistance

83
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

- Fire Retardant
- Low Smoke
- Halogen Free
- Low toxicity
- Low corrosivity
- Ambient Temperature : 20 – 60ºC
14.3.2.5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²

14.3.3. Lighting Fixtures


a. Reccessed Mounted (RM)
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat
powder coating warna putih.
 Reflector dibuat dari alumunium mirror tebal 0.45 mm.
 Louver dibuat dari alaumunium anodized double mirror (M4)
 Daya yang dipakai adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas.

b. Lampu TL Balk
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat
powder coating warna putih
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
c. Lampu Flat Panel ( Down Light )
 Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
 Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau sesuai
gambar. Contoh harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.

d. Lampu Exit
 Rumah lampu dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder
coating warna putih.
 Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan tebal 1.1 mm.
 Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm.
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight / 54 atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas .
 Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.

e. Lampu Taman
 Casing luar terbuat dari acrylic opal tebal 3 mm.
 Tiang terbuat dari pipa baja diameter 1 1/4” – 1 ½ “ dengan cat khusus.
 Braket tiang terbuat dari plastik pabrikan.
 Fitting lampu standard E-27.
 Lampu yang digunakan jenis Inscandescesnt Lamp.

f. Lampu Emergency
Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery
dengan kapasitas mem back-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.

84
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

14.3.4. Kotak-Kontak dan Saklar


a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah tipe pemasangan masuk / inbow ( flush mounting ).
b. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang
bulat.
c. Flush-box ( inbow doos ) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai
kecuali ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis
water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan
lantai atau sesuai gambar.

14.3.5. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.

14.3.6. Rak kabel / cable Tray


14.3.6.1. Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
14.3.6.2. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung
maximum 1 meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada
pembebanan tidak akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar
anti karat sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.
14.3.6.3. Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan
pabrik.

14.4. PERLENGKAPAN INSTALASI


a. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi
instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah
perawatan.
b. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
c. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box / doos,warna kabel
harus sama.
d. Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

14.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


14.5.1. Panel-panel
a. Sebelum pemesanan / pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata ( horizontal ).
c. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.

85
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

d. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke


terminal panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam
tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang
menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke terminal panel harus
melalui tangga kabel.
e. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cable
lug) yang sesuai.
f. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm
dari lantai terhadap as panel.
g. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h. Semua panel harus ditanahkan.

14.5.2. Kabel – Kabel


a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
c. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga
kabel, diklem dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
T- doos untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
g. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
i. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus
uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.

86
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

o. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan


isolasi minimum 500 kilo ohm.

 Instalasi Kabel Bawah Tanah


Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm
dan di atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya.
Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah
kabel.
Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah
disetiap jarak 1 meter.
Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan
Pengawas memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton
20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat
kuning dan bertulisan merah.
Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan
pipa sleeve, pipa ini minimal dari Metal ( Pipa GIP ).
Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan. Kabel harus utuh
menerus tanpa sambungan.
Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x
diameternya. Di atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan
“KABEL TANAH” dan arah belok.
Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

 Instalasi Kabel Tenaga


Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar
dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak
tersebut dapat meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan
tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam gambar. Tarikan kabel yang
melalui trench harus diatur dengan baik / rapi sehingga tidak saling
tindih dan membelit.
Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau
yang menelusuri dinding ( outbow ) harus dilindungi dengan pipa
pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus
dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya,
sehingga nampak rapi.

87
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.


Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x
diameter kabel. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel
dan warna kabel harus disesuaikan dengan phasanya.
Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah
beban. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
(cable ladder), diklem dan disusun rapi. Setiap tarikan kabel tidak
diperkenankan adanya sambungan.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya. Pemasangan sepatu kabel yang
berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan alat press
hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan kabel support minimum setiap 50 cm. Setiap
pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.

14.5.3. Kotak – Kontak dan Saklar


a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak -
kontak dan 1500 untuk saklar atau sesuai gambar detail.
b. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah
harus dari tipe water dicht ( bila ada ).
c. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang
harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
14.5.4. Pentanahan (Grounding)
a. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
b. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada
panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95
mm², penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
c. Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan
harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah
(ground resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan
selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
d. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini
harus disaksikan Konsultan Pengawas.

14.6. PENGUJIAN.
a. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi

88
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system
berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan
b. Test meliputi :
Test Beban Kosong ( No Load Test )
Test Beban Penuh ( Full Load Test )

14.7. NO LOAD TEST


Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan pentanahan
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil pengujian pemeriksaan.
Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan ( Full Load Test ).

14.8. FULL LOAD TEST (TEST BEBAN PENUH)


Test beban penuh ini harus dilaksanakan Pelaksana Pekerjaan sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi :
 Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
 Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan
pompa pompa.
 Test peralatan (beban) lainnya.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua
biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan,
dengan schedule / pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas. Selesai
test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan
pertama pekerjaan.

14.9. PRODUK INSTALASI LISTRIK ARUS KUAT


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana
Pekerjaan baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan
Pengawas.

Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :


No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk
1 Komponen Panel TR MCB MG, GE , ABB
MCCB Fixed
MCCB Adjustable Rating
ACB Adjustable Rating
2 Panel Manufacturer Free standing & wall mounted Rickstar, Hasna Prima, Ega
Finishing box powder : Tekelindo, GEM
* Powder coating

89
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

3 Capasitor Bank Capasitor 525 V Nokian, Alpivar, MG


Komponen Rickstar, Hasna Prima, Ega
Panel Maker Tekelindo, GEM

4 Measuring Device Ampermeter SACI, CIC, GAE


Voltmeter SACI, CIC, GAE
Frequency Meter SACI, CIC, GAE
Cos phi meter SACI, CIC, GAE
5 Push Button & Pilot Lamp Standard Telemecanique / Omron / Axle
6 Control Relay Omron/National/
Telemecanique
7 Contactor, Star Delta Telemecanique / AEG / Siemens
starter, DOL
8 Control Fuse 4A Risesun/ Omron / MG
9 Kabel – kabel NYY, NYA, NYMHY, NYM Supreme, Kabelindo, Kabel
Metal, Voksel
10 FRC Fuji, Nexans, Radox
Konduit PVC Higt Impact Ega, Clipsal
Cable Mark 3M, Legrand
Lampu TL TKI /Balk Fluorescent TL-D Philips
Starter Philips
Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
Down Light PLC Lampu, ballast, fitting Philips
11 Armature Creation, Philips, Interlite
12 Recced Mounted Fluorescent TL-D Philips
13 RM 300 M4 Starter Philips
14 Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
Lampu Baret Fluorescent TL-D Philips
15 Starter Philips
16 Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
Lampu GMS Fluorescent TL-D Philips
17 Starter Philips
18 Condensor Philips
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
Lampu Exit Fluorescent TL-D Philips
19 Starter Philips
20 Condensor Philips

90
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Fitting Philips, Vossloh


Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
Nicad Battery Minimal 2 jam Manvier, WA, Hits
21 Stop kontak, Saklar Berker, Clipsal, MK,
National
22 Kabel tray / kabel Galvanized Tri Abadi, Interack, Metosu
ladder

PASAL . 15
PEKERJAAN GUDANG

15.1. PEKERJAAN TANAH


15.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan
serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup
seperti dicantumkan dalam syarat-syaratnya. Persyaratan pekerjaan tersebut
minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi
jalannya pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan dan benda-
benda berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
d. Penggalian dan penimbunan, (untuk penimbunan dengan tanah urug).
e. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.
f. Menyediakan material-material pengisi yang baik

15.1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pemeriksaan Lapangan
Pemborong harus mangadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung
ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-
bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang
yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan Pembersihan
1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi
pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan,
kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk
dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang
seperti itu.
2. Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as
ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Apabila selama penggalian terjadi kelongsoran tebing, pemborong
harus mencegahnya misalnya dengan casing dan lain-lain
sehingga pekerjaan tetap lancar.
4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, haruslah
sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga

91
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

yang mungkin berada di lapangan terhindar dari kerusakan.


5. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum,
di dalam dan di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul
oleh kontraktor.
6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua
benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjuk-
petunjuk Pengawas Lapangan.
7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh
tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan
seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun, keluar lapangan.

15.2. PEKERJAAN PONDASI DANGKAL


15.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi
meliputi :
Pekerjaan pondasi batu kali, dll.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar –
gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

15.2.2. Pedoman Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor harus mengadakan
pengukuran – pengukuran untuk as–as pondasi seperti pada gambar
konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan Gambar – gambar dari konstruksi dengan Gambar–gambar
arsitektur atau bila ada hal – hal yang kurang jelas.

15.2.3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar
lapisan (sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah
jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan
pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x
10 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah,
dengan menghindari kelongsoran.
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan
lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka
galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang
dan dipadatkan kembali.

15.2.4. Pengurugan Kembali


a. Semua bekas – bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan sirtu di bawah pondasi harus dipadatkan dengan Vibro
Roller/Stemper sehingga mencapai kepadatan maksimum.

92
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

c. Pengurugan kembali dengan tanah :


1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
2. Semua bahan–bahan organis, sisa–sisa bongkaran bekisting,
puing, sampah-sampah harus disingkirkan.
3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi
komponen-komponen yang kecil terlebih dahulu.
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (Max 20 cm lapis
jadi) dengan vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air
tanah sehingga memperoleh kepadatan maksimal.
15.2.5. Pelaksanaan Pondasi
a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan
beton dalam buku spesifikasi dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan
harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu
kali, dengan catatan :
1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
2. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan
M.E, jika ada kelainan/ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan
Perencana.

15.3. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH


15.3.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Foot Plate.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan yang disediakan untuk proyek ini.

15.3.2. Galian Tanah Pondasi


a. Galian tanah untuk pondasi Foot Plate dan galian-galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai peil-peil yang
tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran
yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-
kabel listrik, telepon dan lainlainnya yang masih digunakan maka
secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau Perencana/Instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata
penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-
bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang

93
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

sesuai dengan spesifikasi pondasi.


d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoranlongsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air
(bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan
dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik
mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas
galian tersebut.

15.3.3. Pengecoran Beton


a. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
b. Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik
mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
c. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat
persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan
ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada
setiap waktu harus dibersihkan dari sisasisa adukan yang mengeras.
d. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan tertulis pengawas.
e. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun
tanggal pengecorannya.
f. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat.
g. Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Kontraktor harus
menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa
adanya penundaan.
h. Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

15.3.4. Curing dan perlindungan atas beton


a. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10
hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada

94
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

permukaan beton tersebut.


c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.

15.4. PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS


15.4.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis
pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain
yang dikerjakan : Struktur beton bertulang.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta peleksanaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

15.4.2. Pedoman pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SNI 02-2847-2002 terutama yang menyangkut
pekerjaan beton struktur.

15.4.3. Bahan-bahan yang digunakan


a. Semen
1. semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement
jenis II menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi
S.400 menurut Standard Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Cement Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan
tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak
diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah
digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen
yang sudah digunakan harus disertai jaminan dari pemborong
yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa
mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang
digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk
harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b. Aggregates
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
SNI 02-2847-2002, terdiri dari :
1. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4%
berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :
 Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekasaranya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5
cm, dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari

95
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

bagian kontruksi yang bersangkutan.


 Khusus untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang berat
batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
 Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)
digunakan split pecah/giling mesin.

15.4.4. Besi Beton


Besi beton yang digunakan : besi beton ulir mutu fy = 320 MPa mutu SII,
untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 MPa untuk
diameter lebih kecil dari 13 mm. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas
besi yang diminta, maka disamping adanya certificate
untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus dimintakan certificate dari
laboratorium baik pada saat pendatangan secara periodik minimal 2 contoh
percobaan tarik (stress-strain) dan atau untuk setiap 20 ton besi. Untuk
pemotong tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las),
pemotongan dengan alat gunting atau besi cutter atau gergaji besi.

15.4.5. Tata cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai
dengan jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen.
1. semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang
utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung
dari pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai bebas dari
tanah.
3. Semen harus dalan keadaan belum mulai mengeras jika ada
bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan
hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang
mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan
semen dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas
beton yang dihasilkan harus sesuai yang diminta perencana.
c. Penyimpanan besi beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan
kayu sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).
2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing
lainnya.
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari
satu dan lain jenisnya / gradasinya dan di atas lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

15.4.6. Pekerjaan Stek Kolom dan Balok


Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
 Besi stek kolom harus memnuhi syarat spesifikasi.
 Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada
waktu plat lantai dicor sampai batas permukaan atas plat lantai dan pada

96
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

waktu kolom dicor.

15.5. PEKERJAAN BALOK KONVENSIONAL


15.5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi konstruksi baja dan perlengkapan untuk pembuatan
(dengan mesin) pembangunan dan pengecatan semua pekerjaan Balok
strukturil, termasuk pemasangan alat-alat (fixing) dari benda-benda yang
terlekat.

15.5.2. Keahlian/Pertukangan
Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli
(tukang-tukang) yang berpengalaman dan mengerti pekerjaannya. Segala hasil
pekerjaan mutunya sebanding dengan standart hasil pekerjaan
ahli/pertukangan yang baik.

15.5.3. Bahan-Bahan
a. Balok yang harus dipakai harus yang sesuai dengan gambar kerja yang
telah disetujui.
b. Bahan balok menggunakan WF 200 dan WF 250

15.5.4. Pekerjaan Las


a. Pekerjaan las sebanyak mungkin didalam bengkel.
Pekerjaan dilapangan harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan
sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
b. Las perapat/pengedap :
Dalam posisi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda saling berdekatan,
harus dibuat las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas)
terlepas itu diberikan detailnya atau tidak.
c. Perbaikan las :
d. Bila las-lasan apapun memerlukan pembetulan maka hal ini harus
dilaksanakan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Lapangan tanpa
diberi biaya tambahan.

15.5.5. Pembersihan
Sebelum mengecat semua pekerjaan harus disikat dengan kawat secara baik-
baik dimana guna menghilangkan segala oksid besi (berasal dari pabrik) dan
tanda-tanda pengeratan. Minyak, gemuk dan debu halus dipermukaan harus
segera dihilangkan sebelum pengecatan. Permukaan-permukaan yang harus
dikelilingi/ diselubungi beton harus dibiarkan, tidak dicat.

15.5.6. Pengecatan Pekerjaan Strukturil


Tidak boleh dilakukan pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih
atau kering sama sekali atau keadaan cuaca menurut pendapat Konsultan
mungkin menimbulkan kerusakan pada cat. Harus diberikan waktu yang
cukup lama antara 2 lapisan cat agar bisa menjadi kering terlebih dahulu, dan
waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua hari. Baja yang berada dalam
jarak 5 cm dari suatu las-lasan atau yang harus diselubungi dengan beton

97
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

tidak boleh dicat. Pakailah meni dari toko lapisan pertama. Setelah didirikan
bersihkan semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-las dan meni.
Pakailah satu lapisan yang telah disetujui. Semua cat harus dari satu pabrik
dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya.

15.5.7. Notasi dan Toleransi


Semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut,
sedang diameter lubang baut adalah diameter baut + 1mm. Kalau diameter
lubang lebih besar dari diameter baut + 1 ½ mm maka harus dilas ring yang
tepat pada lubang yang kebesaran tersebut (dilas Penuh) baru dipasang
bautnya.

15.6. PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANK, DAN TALANG


15.6.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap, listplank dan talang,
disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi
khusus.

15.6.2. Penutup Atap


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pekerjaan penutup atap, bubungan nok,
gording dan lain lain pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini:
❖ pekerjaaan konstruksi atap,
❖ pekerjaan Konstruksi untuk gording,
❖ pekerjaaan lisplank dan talang.
b. Bahan-bahan.
1. Bahan rangka konstruksi baja masing-masing dengan ukuran
sesuai dengan gambar.
2. Penutup atap menggunakan spandek dan aluminium foil
3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi Bubungan
Atap/ pertemuan-pertemuan lainya harus khusus dari produksi
yang sama dengan atapnya, begitupun warnanya. Bentuknya harus
teratur menurut fungsi penempatannya, dipasang pula
kedudukannya, harus memakai baut khusus yang dikeluarkan
pabrik pembuatnya harus sesuai dengan warna penutup atapnya.
c. Pemasangan
4. Penutup atap mengunakan atap spandek dan aluminium foil
 Persyaratan pemasangan atap harus sesuai dengan rencana
gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan.
 Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari direksi
lapangan.
 Untuk menjaga kualitas pemasangan sebaiknya pemasangan

98
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

diserahkan tenaga ahli yang disetujui pemberi tugas.

15.6.3. Pekerjaan talang


a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan meliputi pemasangan talang mendatar, saringan-
saringan saluran cucuran kebawah, kerangka dan penggantung
talang berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
3. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini : Pekerjaan
konstruksi atap dan pekerjaan listplank.

b. Bahan-bahan
1. Bahan untuk saluran talang digunakan Galvalume ukuran sesuai
gambar.
2. Bahan untuk saluran talang tegak digunakan pipa PVC  4” jenis
AW ex Wavin atau setara.

c. Pemasangan Talang
Semua pekerjaan talang harus betul-betul kedap air, tidak ada lubang
tercecer dan berlimpah.

15.6.4. Pekerjaan Lisplank


a. Bahan-bahan
1. Bahan Lisplank menggunakan plat besi untuk ukuran sesuai
gambar.
2. Bahan untuk lisplank harus utuh dan lurus, adapun cara
Pelaksanaannya harus hati-hati.
b. Pemasangan Lisplank.
Pekerjaan Lisplank dipasang dengan baik dan lurus.

PASAL . 16
PEKERJAAN PAGAR

16.1. Lingkup Pekerjaan


Pemasangan Pagar Besi keliling Museum Penerangan.

16.2. Bahan Bahan


Material pagar terbuat dari bahan besi galvanis anti karat dengan ketebalan
minimal 1,2 mm. Bahan besi yang digunakan harus bahan yang masih baru
dan bukan barang bekas dan memenuhi standard PPBBI 1983, JIS dan DIB
atau mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.

16.3. Pelaksanaan Pekerjaan

99
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Pembuatan Pagar besi galvanis dapat dirangkai/pabrikasi dibengkel las


sesuai motif pada gambar dikerjakan oleh tukang berpengalaman atau juga
dilakukan di tempat langsung ( on site ). Pemotongan dapat dilakukan
dengan mesin grinda potong 2 mm (CUTTINGWHEEL) atau busur api.
Ukuran setelah pemotongan sesuai dengan gambar kerja dan shop drawing,
Perataan dan pembersihan sisi pemotong, permukaan pemotong harus
diratakan dan dibersihkan dengan mesin grinda dan harus diperoleh ukuran
yang sesuai dengan gambar kerja shopdrawing, Pembentukan pagar dengan
melalui proses pengelasan kuat dan kokoh. Penghalusan besi dengan
diamplas, Pengelasan pertemuan pipa besi galvanis harus rapi dan rata. Pada
sisi kedua ujung pias kerangka galvanis dipanjangkan untuk ditanamkan
pada kolom sebagai perkuatan, Pemasangan pintu pagar sorong seperti
gambar dilengkapi tiang gawang berfungsi sebagai penahan pintu saat
dibuka, sedangkan untuk pintu buka kesamping dipasang engsel langsung ke
dalam kolom beton. Pemasangan pintu harus kuat dan rapi, Finishing pintu
dan pagar besi yaitu dicat dengan menggunakan cat khusus untuk besi
dengan teknik semprot, dengan warna akan ditentukan kemudian atau sesuai
petunjuk direksi teknis

Jakarta, 05 Mei 2021


Pejabat Pembuat Komitmen
Museum Penerangan

Vetri Ridha Bhineka

100

Anda mungkin juga menyukai