LOKASI :
MUSEUM PENERANGAN TMII
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT
DAFTAR ISI
Daftar Isi ....................................................................................................................................... 1
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
BAB I
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) ADMINISTRASI
PASAL . 1
KELENGKAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Dokumen Terlaksana (As Built Drawing), selama masa pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung
pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar dokumentasi atau disebut sebagai dokumen
terlaksana yang menjelaskan secara detail hasil pekerjaannya dilapangan. Perubahan-perubahan
yang dimaksud harus meliputi :
Perubahan-perubahan karena adanya perbedaan antara informasi didalam gambar-gambar
dengan keadaan lapangan yang ada. Khususnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi dan
semua pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pembangunan Fisik.
Gambar shop drawing sebagai persiapan pelaksanaan disampaikan gambar pelaksanaan tata
letak sistem pondasi.
Gambar shop drawing perlu dipersiapkan juga untuk semua perubahan-perubahan
pelaksanaan yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan menyebabkan adanya pekerjaan
tambahan ataupun pekerjaan kurang atau perubahan-perubahan sebagai akibat penggunaan
material yang berbeda dan lain-lain.
Semua perubahan seperti yang tersebut dalam syarat-syarat Administrasi harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat Administrasi ini. Gambar-gambar ini harus disimpan dilapangan
dalam keadaan baik dan pada saat seluruh pekerjaan telah diselesaikan dan diterima dengan
baik oleh Pemberi Tugas atau pada saat penyerahan pertama pekerjaan, maka pemborong
diwajibkan menyerahkan dokumen terlaksana ( As Built Drawing) tersebut kepada Pemberi
Tugas sebanyak 5 (lima) set, yang terdiri dari 1 (satu) set kalkir dan 4 (empat) set cetak biru
dan satu set disket setelah gambar-gambar tersebut diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Perencana dan Pemberi Tugas.
1 (satu) set cetak biru as-built drawing tersebut kemudian akan diserahkan oleh Pemberi
Tugas kepada Pemborong pekerjaan selanjutnya Setiap bulan Pemborong wajib menyerahkan
satu copy gambar-gambar terlaksana (As Bulit Drawing) untuk setiap paket pekerjaan yang
sudah selesai dilaksanakan kepada Pemberi Tugas, dan satu Salinan masing-masing untuk
Team Pengawas dan Perencana.
Pada saat pembuatan Berita Acara Penyerahan Pertama, Pemborong wajib menyerahkan
seluruh gambar terlaksana dengan jumlah seperti tersebut diatas yang merupakan lampiran
dari Berita Acara tersebut.
Membuat Berita Acara atas perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan
pembangunan setelah memperoleh rekomendasi persetujuan perubahan dari Pemberi Tugas.
PASAL . 2
PENINJAUAN LOKASI PEKERJAAN
Kontraktor wajib meninjau Lokasi Pekerjaan atas risiko dan biaya sendiri untuk mendapatkan
segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan, jalan masuk, kondisi setempat
dan kondisi serta keadaan bangunan-bangunan dari pihak ketiga yang ada di sekitarnya. Segala
resiko yang timbul dari kondisi dan keadaan tersebut di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 3
DOKUMEN PENGADAAN BARANG/JASA
1. Dokumen Pengadaan Barang atau Jasa disiapkan oleh Panitia Pengadaan Barang atau Jasa
dengan mencantumkan secara jelas dan terinci semua persyaratan yang diperlukan, baik
administrasi maupun teknis penggunaan barang atau jasa produksi dalam negeri dan
preferensi harga, unsur-unsur yang dinilai, kriteria, formula evaluasi yang digunakan, dan
jenis kontrak yang dipilih termasuk contoh-contoh formulir yang perlu diisi yang dapat
dimengerti dan diikuti oleh calon penyedia barang atau jasa yang berminat.
2. Dokumen pengadaan barang atau jasa yang sah adalah dokumen yang disiapkan oleh panitia
pengadaan barang atau jasa dan ditetapkan oleh Pengguna Barang atau jasa (Pejabat Pembuat
Komitmen dan Kepala Unit/Satuan Kerja yang bersangkutan)
Ketentuan Administrasi Pelaksanaan yaitu penjelasan tentang kontrak yang harus dibuat meliputi
:
Judul, Nomor, Tanggal Penandatanganan dan Para Pihak dalam Kontrak
Jangka waktu pelaksanaan dan batas waktu penyerahan pekerjaan
Tata cara dan syarat pembayaran
Sanksi-sanksi
Besarnya jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan
Ketentuan Teknis pelaksanaan yaitu penjelasan tentang syarat-syarat dan spesifikasi teknis
pelaksanaan pekerjaan meliputi :
Lingkup, jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan
Jenis dan persyaratan bahan yang akan digunakan dengan catatan :
Tidak mengarah kepada suatu merk/produk tertentu
Semaksimal mungkin menggunakan produksi dalam negeri dengan memperhatikan
potensi nasional.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 4
PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Kontraktor menyampaikan pengalaman pekerjaan untuk setiap personil kunci yang akan
ditempatkan yang berpengalaman dalam bidang bangunan gedung dan renovasi bangunan,
dilengkapi dengan ijazah (scan-data) yang telah disahkan, Sertifikat Tenaga Ahli (scan-data),
daftar gaji yang telah diaudit dan / atau bukti setor pajak penghasilan/ audit payroll tenaga
ahli yang bersangkutan beserta surat pernyataan kesanggupan atas penempatan pada
pekerjaan tersebut dengan susunan Tenaga ahli sebagai berikut :
Pelaksana Sipil/Arsitektur Pendidikan D3 Arsitektur SKT Pelaksana Penata Taman (TA
026) dengan pengalaman kerja professional minimal 4 (Empat) tahun;
Petugas Keselamatan Konstruksi (K3) Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Bangunan Sertifikat K3 yang dikeluarkan oleh Disnaker pengalaman kerja professional
minimal 3 (Tiga) tahun;
Draftman / Juru Gambar Sipil Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Bangunan SKT Juru Gambar/Draftman Sipil (TS 003) pengalaman kerja professional
minimal 3 (Tiga) tahun;
Administrasi Proyek Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) : Ekonomi /
Akuntansi pengalaman kerja professional minimal 3 (Tiga) tahun
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
2. Kontraktor wajib menyampaikan jadwal waktu terinci dari rencana kerja, lengkap pada
waktu pelaksanaan yang disyaratkan, dan menjelaskan saat mulai dan selesainya tiap
kelompok / jenis pekerjaan tersebut, serta menyampaikan pula perhitungan nilai bobot
kelompok pekerjaan dalam Kurva - S.
3. Kontraktor menyampaikan CASH FLOW pelaksanaan, perkiraan pengeluaran pembayaran
untuk pengadaan barang dan peralatan dan perkiraan pembayaran pekerjaan yang
diharapkan ( cash-out dan cash-in )
4. Kontraktor menyampaikan program penggunaan uang muka secara rinci sebagai
kelengkapan permohonan pembayaran Uang Muka.
5. Kontraktor menyampaikan daftar peralatan kerja utama dan peralatan kerja bantu yang akan
digunakan dan melampirkan status kepemilikannya.
6. Kontraktor menyampaikan daftar sub-kontraktor / pihak ketiga yang akan mendukung
pelaksanaan pekerjaan ini dengan menyertakan surat kesanggupan atau surat dukungan
kerja sama, apabila dianggap perlu.
7. Kontraktor menyampaikan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing kegiatan pelaksanaan
maupun kebutuhan tenaga kerja yang disiapkan pihak ketiga yang akan mendukung
pelaksanaan pekerjaan ini dengan menyertakan surat kesanggupan atau surat dukungan
kerja sama.
Kontraktor wajib menyampaikan Penataan Lapangan untuk pelaksanaan, sirkulasi dan alur kerja
/ site arrangement sehubungan dengan sistem pelaksanaan dan sistem pembangunan yang akan
dikembangkan guna dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan effisien. Dilengkapi
dengan perletakan peralatan utama, denah denah bangunan ruang direksi, ruang kerja
kontraktor, bangunan sub kontraktor dan gudang-gudang penyimpanan.
PASAL . 5
KEWAJIBAN MENYIMPAN DAN MEMBERIKAN DOKUMEN
PASAL . 6
ACUAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
4. Peraturan pembangunan yang ditetapkan oleh Pemda Setempat berkenaan dengan izin
bangunan (IMB) dan semua peraturan berkaitan dengan penyelesaian IMB dan IPB.
5. Peraturan Umum – Algemene Voorwaarden disingkat AV – 1941.
6. Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 295/KPTS/CK/1997.
7. Peraturan Beton Indonesia disingkat PBI-2/1995 dan PBI-NI-2/1971 dan Standar Nasional
Indonesia 1992 (SNI-1992).
8. Peraturan Kayu Indonesia, disingkat PPKI-NI-5/1961.
9. Peraturan Portland Cement Indonesia SNI 15-2049-2004.
10. Pedoman Perencanaan Tahan Gempa keputusan direktur jenderal cipta karya NOMOR :
111/KPTS/CK/1993 tanggal 28 september 1993
11. Sll 0013-81 "Mutu dan Cara Uji Semen Portland".
12. Sil 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton".
13. Sll 0136-84 "Baja Tulangan Beton".
14. SI10784-83 "Jaringan Kawat Baja Las untukTulangan Beton".
15. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia, disingkat PPBBI-1983.
16. Peraturan Muatan Indonesia, disingkat PMI-NI-18/1970.
17. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia, disingkat PUIL-1987.
18. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
19. Pemeriksaan Umum untuk Bahan-bahan bangunan NI-3-PUBB 1956, NI-3 1963 dan PUBB-
1966.
20. Peraturan yang ditetapkan oleh PDAM setempat
21. Peraturan yang ditetapkan oleh PLN setempat
22. Standar-standar Internasional yang digunakan secara luas di Indonesia, seperti ASTM, NFPA,
FOC, SNACNA, ASHRAE, lEC, DIN, dan JIS sebagai referensi persyaratan teknis
PASAL . 7
KONSULTAN PENGAWAS
Tugas dari Konsultan Pengawas mewakili Pemberi Tugas dalam pekerjaannya sehari-hari
memberikan pengarahan dan konsultansi pelaksanaan pekerjaan, pengujian-pengujian dan
pemeriksaan atas semua bahan dan atas kecakapan pekerja yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan mengkoordinir para penyedia jasa. Konsultan Pengawas selalu berkoordinasi
dengan Konsultan Perencana dalam setiap proses persetujuan bahan material dan sistem
bangunan yang akan dilaksanakan.
Untuk setiap instruksi yang harus dilaksanakan oleh pemborong, Konsultan Pengawas akan
mendelegasikan wewenang yang ada secara tertulis kepada Pengawas Lapangan atau Supervisor
Lapangan yang ditunjuk dan memberikan salinannya kepada Pemborong dan Pemberi Tugas.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Setiap instruksi atau persetujuan tertulis kepada Pemborong yang dilberikan oleh Staf
pengawasan proyek yang ditunjuk didalam lingkup wewenang yang telah didelegasikan
kepadanya akan mengikat Pemborong dan Pemberi Tugas, sebagai instruksi / persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.
PASAL . 8
PENGALIHAN PEKERJAAN DAN DIBAWAH TANGAN
PASAL . 9
DOKUMEN PERJANJIAN KERJA
PENGERTIAN PEMBORONG
Pemborong menyadari dan menyetujui, bahwa dalam penawarannya, setelah
melakukan pemeriksaan-pemeriksaan secara seksama dan teliti sudah memperhitungkan dengan
baik hal-hal yang tertera dibawah ini :
Keadaan dan lokasi lapangan pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai Peraturan-Peraturan
Daerah/Propinsi setempat
Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pekerjaan
Pemborong juga menyadari dan menyetujui, bahwa Harga Penawaran dan Jadwal adalah
mengikat.
Penyelesaian pekerjaan serta lingkup pekerjaan yang dinyatakan oleh Pemborong dalam
perincian penawaran adalah benar, dan mencukupi untuk dapat melaksanakan semua
kewajiban-kewajibannya sesuai dengan Perjanjian Kerja ini.
3.
4. PERSETUJUAN LISAN TIDAK DIKEHENDAKI
Persetujuan lisan maupun pembicaraan-pembicaraan yang tidak tertulis antara
Pemborong dengan Pemberi Tugas maupun Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas
yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan Perjanjian Kerja tidak akan
mengubah persyaratan-persyaratan ataupun kewajiban-kewajiban yang tertera dalam
Perjanjian Kerja ini.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
6. RINCIAN PENAWARAN
Besaran-besaran (volume) serta jenis-jenis pekerjaan dalam perincian penawaran ( jika ada)
dipersiapkan untuk dapat memberikan gambaran tentang ukuran pekerjaan secara jelas
Pemborong diwajibkan melakukan pemeriksaan dan perhitungan-perhitungan kembali serta
mengajukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu untuk mendapatkan suatu penawaran
yang mengikat. Kekeliruan maupun kesalahan-kesalahan yang terdapat didalamnya, tidak
dapat dijadikan dasar untuk melakukan perubahan, revisi maupun amandemen terhadap
Harga Kontrak.
7. KUALITAS/MERK/SPESIFIKASI
Kualitas/Merk/Spesifikasi yang mengikat adalah semuanya yang tertera dalam gambar-
gambar, syarat-syarat teknis dan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing), Bila dalam
spesiflkasi Teknis ada perkataan setara, artinya bila material yang mereknya tersebut tidak
ada dipasaran (dan ini harus dibuktikan dengan bukti yang kuat) maka dapat digunakan
merek yang setara yang dilengkapi dengan jaminan/Surat dukungan material dari pabrik dan
jika diperlukan pemborong (atas permintaan pemberi tugas) harus mengajukan hasil
pengujian laboratorium dengan biaya pemborong.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
9. DOKUMEN PELAKSANAAN
Selama masa pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung, pemborong diwajibkan membuat
gambar-gambar dokumentasi atau disebut sebagai dokumen terlaksana yang menjelaskan
secara detail hasil pekerjaannya dilapangan.
Perubahan-perubahan karena adanya perbedaan antara gambar gambar dengan keadaan
lapangan yang ada.
Perubahan-perubahan karena adanya pekerjaan tambahan dan kurangan
• Perubahan-perubahan sebagai akibat penggunaan material yang berbeda
dan iain-lain.
Rekaman foto
Pemborong pada saat penyerahan pertama menyampaikan rekaman foto (digital) dalam
rangkap 5 (hard copy - tercetak maupun digital file) disusun secara sistematis dan diberi
penjelasan rinci maksud dari foto. Rekaman foto disampaikan sejak dari awal pekerjaan
sampai selesianya pekerjaan. Rekaman foto melingkupi semua kegiatan fisik
pelaksanaan pondasi struktur bangunan
Lain-Iain.
Setiap bulan Pemborong wajib menyerahkan satu copy gambar-gambar terlaksana untuk
setiap paket pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan kepada Team Pengawas. Pada saat
pembuatan B.A.P penyerahan pertama, Pemborong wajib menyerahkan seluruh gambar
terlaksana dengan jumlah seperti tersebut diatas yang merupakan lampiran dari Berita Acara
tersebut.
10. GAMBAR KERJA
Gambar yang disampaikan kepada pemborong adalah gambar penuntun. Guna
melengkapi Pemborong harus membuat gambar kerja dan melengkapinya dengan gambar
detail yang dasarnya dari gambar pelaksanaan.
Gambar Kontrak berarti gambar-gambar yang telah disetujui didalam usulan teknik
Perencanaan terinci untuk sistem Bangunan yang ditawarkan, Selanjutnya gambar-
gambar dipakai sebagai dasar pembuatan.
Daftar Uraian dan Perhitungan Volume Pekerjaan dan gambar-gambar Perencanaan
Terinci yang diajukan dan disetujui selama masa pelelangan akan menjadi dasar
pelaksanaan Pembangunan.
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 10
KEWAJIBAN UMUM
PERJANJIAN PEMBORONGAN
Pemborong, apabila penawarannya telah diluluskan, harus bersedia menandatangani perjanjian
Pemborongan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, dengan perubahan - perubahan yang
dianggap perlu yang disetujui oleh kedua belah pihak.
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas atau wakil atas nama Pemberi Tugas.
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
24. PEMELIHARAAN
Dari saat dimulainya sampai penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus bertanggung jawab
penuh terhadap pekerjaan dan semua pekerjaan sementara.
Didalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, kehilangan-kehiiangan pada pekerjaan
sementara, Pemborong atas biayanya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan
sehingga pada saat penyelesaian atau penyerahannya pekerjaan harus berada dalam kondisi
yang baik sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan instruksi Konsultan (kecuali terhadap
"force majeure dan resiko yang dikecualikan" seperti tersebut dalam ayat (15) dan (16) pasal
ini). yang diakibatkan olehnya sendiri pada waktu melaksanakan pekerjaan untuk tujuan
memenuhi kewajiban-kewajibannya.
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
dipekerjakan oleh Pemborong) atau klaim biaya kerusakan dalam hubungannya dengan
hal-hal tersebut diatas.
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 11
PEKERJA
PENJAGAAN KEAMANAN
Pemborong harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan berusaha
dengan sebaik-baiknya untuk menjaga agar jangan sampai timbul kerusakan atau
pelanggaran hukum, oleh atau diantara pekerja atau sub Pemborong dan memelihara serta
melindungi para penghuni dan barang milik disekitar tempat pekerjaan.
KESEHATAN UMUM
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bidang pemeliharaan kesehatan
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
TANGGUNG JAWAB
Pemborong dan Sub Pemborong dan semua orang yang dipekerjakan oleh Pemborong dan
Sub Pemborong harus bertanggung jawab atas pelaksanaan segala ketentuan yang termasuk
dalam pasal ini.
PASAL . 12
PEKERJAAN, MATERIAL, DAN PERALATAN
BIAYA PENGUJIAN
Semua biaya untuk pembuktian pengujian menjadi beban Pemborong apabila persyaratan
tersebut disebutkan dalam syarat-syarat teknis atau menjadi syarat pekerjaan atau instalasi
pekerjaan sebelum dilakukan acceptance test atau guna memperoleh dokumen serah terima,
baik tertulis didalam persyaratan ini maupun tidak tercantum didalam persyaratan ini tetap
menjadi beban Pemborong.
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Konsultan Perencana dan atau Konsultan Pengawas, dan menjadi beban Pemberi Tugas
apabila hasil sebaliknya.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PENUNDAAN PEKERJAAN
Pemborong atas perintah tertulis dari Konsultan Pengawas harus menunda pelaksanaan
pekerjaan atau bagian pekerjaan untuk beberapa waktu dan selama masa penundaan
tersebut Pemborong harus melindungi pekerjaannya sesuai dengan perintah Konsultan
Pengawas.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 13
WAKTU MULAI PELAKSANAAN, KETERLAMBATAN DAN KEMAJUAN
KEMAJUAN PEKERJAAN
Seluruh material, peralatan dan tenaga kerja yang harus disediakan Pemborong sehubungan
dengan cara-cara atau kecepatan pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan harus tersusun
sedemikian rupa dan disetujui Konsultan Pengawas. Apabila kemajuan pekerjaan atau
sebagian pekerjaan menurut Konsultan Pengawas terlalu lambat dan meragukan dalam
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
penyelesaian seluruh.
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Apabila ada klaim dari kontraktor paket pekerjaan lainnya atas keterlambatan ini,
maka klaim tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor yang menyebabkan
keterlambatan.
Pelaksanaan denda ini dilakukan dengan jalan memotong pembayaran berikutnya yang
menjadi hak kontraktor.
Kontraktor tidak berhak mengajukan klaim overhead ataupun harga satuan yang baru
akibat keterlambatan tersebut diatas.
Evaluasi dan perhitungan jumlah hari keterlambatan pada setiap periode milestone
akan dibahas bersama antara Konsultan Pengawas, kontraktor.
Hasil dari perhitungan diatas yang telah disepakati dan disetujui bersama akan
dijadikan dasar perhitungan denda pada periode milestone bersangkutan.
PASAL . 14
PEMELIHARAAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN
PERBAIKAN - PERBAIKAN
Selama masa pemeliharaan ini Pemborong harus melaksanakan perbaikan- perbaikan,
perubahan-perubahan, rekonstruksi, pembetulan-pembetulan terhadap segala kesalahan -
kesalahan dan penyimpangan selama pelaksanaan sesuai dengan permintaan Konsultan
Pengawas pada masa pemerliharaan (sehubungan dengan pemeriksaan yang diadakan oleh
Konsultan Pengawas).
Pemborong tetap bertanggung jawab untuk melaksanakan perbaikan - perbaikan atas
kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan.
Pada waktu selesainya masa pemeliharaan, pekerjaan harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas dalam keadaan baik dan benar dan sesuai dengan penilaian Konsultan Pengawas.
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
MASA PEMELIHARAAN
Masa pemeliharaan untuk pekerjaan ini ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender terhitung sejak selesainya seluruh lingkup pekerjaan, yang ditetapkan dengan
dikeluarkannya sertifikat penyelesaian pekerjaan pertama oleh Konsultan Pengawas
bersama - sama dengan Pemberi Tugas.
Pada akhir masa pemeliharaan, Pemborong harus menyampaikan surat
permohonan kepada Konsultan Pengawas, untuk dapat dilakukan
penyerahan pekerjaan kedua dan apabila seluruh kewajiban serta melengkapi
persyaratan-persyaratan administratif.
Atas dasar sertifikat penyelesaian pekerjaan kedua yang dikeluarkan Konsultan Pengawas,
akan dibuat dan ditanda tangan Berita Acara serah terima pekerjaan kedua, antara
Pemberi Tugas dengan Pemborong.
Dengan ditanda tanganinya Berita Acara penyerahan pekerjaan kedua termaksud, maka
seluruh kewajiban dan tanggung Jawab Pemborong kepada Pemberi Tugas telah berakhir,
dan untuk sesuatu "garansi" atas pekerjaan Struktur dan Arsitektur, Mekanikal dan
Elektrikal yang ditetapkan dalam RKS tetap menjadi tanggung jawab kontraktor utama
sampai dengan habisnya masa berlaku jaminan/garansi.
PASAL . 15
PERUBAHAN – PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
yang berlaku dipasaran tidak terkecuali dikarenakan oleh sesuatu hal seperti terbatasnya stok
barang yang ada dipasaran dan delivery time yang cukup lama, sehingga untuk memperoleh
barang tersebut dengan kondisi dapat memenuhl jumlah dan waktu yang diperlukan harga
lebih tinggi dari yang berlaku dipasaran.
h. Untuk pekerjaan tambah atau kurang yang disebabkan adanya perbedaan - perbedaan antara
gambar pelelangan dengan gambar pelaksanaan karena adanya perubahan design, maka
volume atau quantity yang dihitung kembali adalah hanya bagian pekerjaan yang mengalami
perubahan tambah atau kurang saja dan nilai dari bagian tersebut yang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan tambah atau kurang.
PROSEDUR PEKERJAAN
Pengertian perubahan kerja, perubahan yang dimaksud adalah perubahan
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 16
MASA GARANSI
Untuk pekerjaan ini ditetapkan Masa Garansi bagi peralatan Mekanikal, Elektrikal dan Material
finishing tertentu. Dalam masa garansi tersebut apabila terdapat kerusakan akibat kesalahan
pabrik (Factory Fault), maka Pemborong wajib mengganti peralatan tersebut dengan jenis, tipe
dan kualitas yang sama.
Demikian juga apabila terjadi cacat/kerusakan akibat kesalahan pabrik, kesalahan pemasangan
serta akibat pengaruh cuaca terhadap material finishing tertentu, maka Pemborong wajib
mengganti material finishing tersebut dengan jenis dan kualitas yang sama atau lebih baik.
PASAL . 17
PENGUASAAN MATERIAL DAN PERALATAN
Dalam pengertian ini alat pelaksanaan tidak meliputi kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut alat pelaksanaan atau material dari atau kelapangan pekerjaan.
KEPEMILIKAN
Semua perlengkapan direksi kantor, pekerjaan sementara dan material terpakai yang telah
masuk kelapangan dianggap dibawah milik Pemberi Tugas dan tidak boleh dibawa keluar
lapangan tanpa izin Konsultan Pengawas.
PASAL . 18
PENGUKURAN.
Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan baik yang tercantum
didalam Bill of Quantities, gambar, spesifikasi maupun instruksi-instruksi yang dikeluarkan
secara tertulis oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas.
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
VOLUME
1. Volume yang tercantum dalam perincian penawaran atau Bill of Quantities adalah lump
sum kecuali untuk lingkup pekerjaan yang diberi tanda "Provisional" serta pekerjaan
tambah kurang, dimana akan diperhitungkan kembali (ReMeasurement) sesuai dengan
pelaksanaan.
2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan seluruh item pekerjaaan baik yang
tercantum didalam Bill of Quantities, gambar, spesifikasi maupun instruksi-instruksi yang
dikeluarkan secara tertulis oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas.
PASAL . 19
PENGGANTIAN KERUGIAN DAN PENYITAAN.
PENYITAAN
Bilamana Pemborong jatuh pailit, atau menerima perintah akan kepailitan atas dirinya, atau
mengajukan petisi atas kepailitannya atau menyerahkan pekerjaannya sebagai jaminan
kepada kreditur-krediturnya, atau sebagai badan usaha melakukan likwidasi ( kecuali
likwidasi suka rela untuk maksud - maksud penggabungan atau reorganisasi ) atau
menyerahkan pekerjaan ini tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas terlebih dahulu
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Maka Pemberi Tugas, setelah 14 (empat belas) hari sejak menyampaikan pemberitahuan tertulis
kepada Pemborong, berhak menguasai lapangan dan pekerjaan - pekerjaan serta menyingkirkan
Pemborong dari lapangan dan pekerjaan tanpa melepaskan atau membatalkan kontrak. Tanpa
mengurangi hak-hak dan kekuasaan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas berdasarkan
kontrak Pemberi Tugas boleh menyelesaikan pekerjaan -pekerjaan yang tersisa sendiri atau
menyerahkan kepada Pemborong lain untuk melanjutkan pekerjaan - pekerjaan hingga selesai
dengan seluruh peralatan dan bahan-bahan yang berada dilapangan dibawah kontrak yang
sama.
Pemberi Tugas berhak menjual baik peralatan pembangunan maupun bahan- bahan yang tersisa
dilapangan dan memperhitungkan hasilnya terhadap jumlah-jumlah yang mungkin masih harus
dibayarkannya (kepada Pemborong) atau masih harus diterimanya (dari Pemborong)
berdasarkan kontrak.
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila timbul perselisihan antara Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas dengan
Pemborong sehubungan dengan kontrak (baik selama pelaksanaan pekerjaan atau baik
sebelum maupun setelah penghentian kontrak), maka hal tersebut harus diajukan dan
diselesaikan oleh Pemberi Tugas atau Atasan Langsugnya dalam waktu secepat-cepatnya
setelah diminta oleh salah satu pihak.
2. Jika keputusan yang dikeluarkan Pemberi Tugas atau Atasan Langsungnya tidak dapat
menyelesaikan perselisihan tersebut, maka dalam waktu 30 hari sejak dikeluarkannya
keputusan tersebut, kedua belah pihak dapat mengajukan perselisihan tersebut kepada Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
3. Apabila cara dalam butir 2 diatas belum dapat menyelesikan perselisihan tersebut, kedua
belah pihak sepakat untuk mengajukan perselisihan ke- Pengadilan Negeri di DKI Jakarta.
Selama proses perselisihan berlangsung tidak ada alasan untuk Pemborong menunda
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
PASAL . 21
PEMBERITAHUAN-PEMBERITAHUAN
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 22
KETENTUAN LAIN-LAIN
Semua dokumen Konsultan Perencana Dilindungi oleh Undang Undang Hak Cipta. Segala
ketentuan-ketentuan sehubungan dengan kontrak yang belum tercakup dalam syarat-syarat
Administrasi ini akan ditentukan dan diatur kemudian oleh Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas pada saat Penjelasan Lelang atau aanwijzing dan pelaksanaan pekerjaan dan
merupakan bagian yang mengikat dalam perjanjian borongan.
PASAL . 23
PENUTUP
Pekerjaan yang tidak termasuk dalam Bill of Quantity atau Rencana Anggaran dan Biaya yang
disampaikan kepada pemborong akan tetapi tertera didalam gambar maupun didalam Rencana
Kerja dan Syarat atau RKS merupakan kewajiban rekanan atau pemborong atau kontraktor untuk
melaksanakannya.
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pemborong atau rekanan akan tetapi tidak diuraikan dalam
Rencana Kerja dan Syarat / RKS atau gambar harus tetap dilaksanakan oleh rekanan atau
pemborong, seolah olah pekerjaan tersebut telah diuraikan supaya tercapai penyelesaian
pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan serta diterima baik oleh Pemimpin Proyek atau
Pejabat Pembuatan Komitmen selaku Pemberi Tugas.
PASAL . 24
PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA
Persyaratan-persyaratan teknis yang belum tercantum dalam RKS ini akan ditentukan kemudian
dan disesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan tetap mengikat.
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
BAB II
PASAL . 1
URAIAN PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pengisian Museum Penerangan seperti yang
ditunjukan pada gambar perencanaan, yang berlokasi di Museum Penerangan, Jl. Pintu II
TMII Jakarta Timur.
1.2. Secara lengkap, lingkup dan detail pekerjaan diuraikan semuanya pada gambar
perencanaan.
1.3. Sarana Kerja :
a. Tenaga Kerja ahli dan terampil yang memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu adalah semua peralatan yang benar-benar diperlukan dan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan dengan jumlah yang cukup.
c. Bahan-bahan (material) dalam jumlah yang cukup dan memadai untuk setiap macam
pekerjaan yang akan dilaksanakan, paling lambat sudah tersedia di lapangan pekerjaan
4 (empat) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dimulai.
1.4. Cara Pelaksanaan.
Semua macam pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan,
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat, Gambar
Perencanaan Pelaksanaan, Berita Acara Aanwijzing (Penjelasan Pekerjaan), Rekomendasi
dari Pabrikan dan Petunjuk dan Konsultan Pengawas.
a. Pembongkaran atau perubahan pada lokasi harus dikoordinasikan dahulu dengan
Konsultan Pengawas dan harus mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
b. Pada dasarnya pembangunan yang dikerjakan adalah Pengisian Museum Penerangan
sesuai Gambar Perencanaan, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan Bill of Quality
(BoQ) yang telah ditetapkan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
c. Bahan-bahan Finishing Khusus seperti HPL (High Pressure Laminated), harus
dilaksanakan sesuai spesifikasi dan petunjuk / rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
d. Semua pertemuan atau sambungan antara dua jenis bahan yang berlainan harus
tertutup rapat dan rapih, misalnya dengan menggunakan ‘sealant’.
1.5. Jenis dan Mutu Bahan.
Jenis dan mutu bahan / material yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai
dengan keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi, Mentri Perindustrian dan Menpan
Nomor 64/MENPAN/1980 tanggal 23 Desember 1980.
PASAL . 2
SITUASI DAN UKURAN
2.1. Situasi.
a. Pekerjaan Pembangunan Pengisian Museum Penerangan terletak di Jl. Pintu II TMII
Jakarta Timur.
b. Loakasi pekerjaan adalah di gedung dan bangunan sudah ada.
c. Kontraktor wajib meneliti kondisi eksisting dari gedung / bangunan di mana pekerjaan
akan dilaksanakan secara seksama dan teliti. Kerusakan pada gedung / bangunan
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
2.2. Ukuran.
a. Ukuran-ukuran dalam Gambar Perencanaan/Pelaksanaan dimaksudkan untuk
pedoman garis besar pelaksanaan bagi Kontraktor.
b. Ukuran-ukuran yang digunakan di sini semuanya dinyatakan dalam cm ( centimeter),
kecuali ukuran-ukuran untuk baja atau alumunium yang dinyatakan dalam inchi atau
mm (milimeter).
c. Titik duga lantai (posisi ±0.00) adalah elevasi lantai eksisting dari masing-masing
gedung / bangunan.
PASAL . 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL . 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
4.3.4. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar, pohon,
sampah, puing bangunan dan lain – lain sebelum pengurugan dimulai.
4.3.5. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar, pohon,
sampah, puing bangunan dan lain – lain sebelum pengurugan dimulai.
4.3.6. Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan – bahan organik,
sisa – sisa tanaman, sampah dan lain - lain.
4.3.7. Timbunan atau urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan yang
direncanakan dan harus padat serta tidak gembur.
PASAL . 5
PEKERJAAN URUGAN PASIR
PASAL . 6
PEKERJAAN PASANGAN (BATU BATA DAN LAIN-LAIN)
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
6.2.1. Batu-bata harus massif, mempunyai rusuk-rusuk yang siku satu sama lain. Bidang-
bidang sisinya harus datar dan tidak menunjukan retak-retak.
6.2.2. Batu-bata / bata merah harus terbuat dari tanah liat kualitas terpilih dan baik sesuai
dengan persyaratan dalam NI 10 – 1964 dan PUBI – 1970 (NI 3).
6.2.3. Batu bata harus matang dan rata pembakarannya dan harus hasil pembakaran oven,
sedang untuk satu unit bidang dinding harus dipakai bata dari hasil pembakaran
yang sama dan dengan dimensi yang sama.
6.2.4. Bata yang dipakai harus utuh menurut standart. Bata yang ukurannya kurang dari
standart tidak boleh dipakai, kecuali untuk pembukaan-pembukaan atau sudut-
sudut yang memang diperlukan ukuran kecil.
6.2.5. Sebelum batu bata di datangkan ke lokasi pembangunan, Kontraktor harus
mengajukan contoh – contoh yang diisyaratkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
PASAL . 7
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN BETON
7.1. Umum.
a. Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini harus mengutamakan
penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi didalam negeri dan sesuai dengan
spesifikasi yang diisyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) teknis.
b. Spesifikasi standar yang digunakan adalah standarSII (Standar Industri Indonesia)
seperti NI, PBBI untuk bahan baja, Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar-
standar lainnya yang berlaku di Indonesia. Standar-standar Internasional seperti ASTM
dan JIS dipergunakan hanya jika tidak tercakup dalam standar Indonesia. Penggunaan
standar-standar lain, harus mendapatkan persetujuan khusus Pengawas Lapangan
sebelum digunakan.
7.3. Semen.
a. Untuk bahan pengecoran beton pondasi dan perbaikan bekas bobokan pelat dipakai
jenis-jenis semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-8, SNI, dan SII. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis
I yang memenuhi standar semen Portland, SNI 03-2487-2002 pasal 5.2.
b. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluarsanya disertai
dengan sertifikat pabrik yang menunjukan bahwa semen telah diuji dan di analisa
mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan NI-8.
c. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site / lapangan harus belum kadaluarsa dan
belum terjadi penggumpalan / membantu. Tidak ada semen yang dapat digunakan
sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Pengawas. Pengawas dapat menolak semen
yang didatangkan / yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan, dan tidak memenuhi persyaratan, meskipun telah mendapatkan serifikat
pabrik.
d. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan air,
serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti
ketentuan-ketentuan SNI-03-2487-2002 Pasal 5.7. semen harus disimpan dengan
teratur dan rapih sesuai urutan kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahan
sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
7.4. Air.
a. Air yang digunakan untuk beton harus bersih, tawar dan bebas zat-zat organic atau
anorganik yang larut atau mengambang dalam satu jumlah yang dapat mengurangi
kekuatan atau keawetan beton.
b. Air untuk pembuatan dan perawatan beton mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan atau baja
tulang.
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
10 0.617
13 1.042
16 1.578
19 2.226
22 2.984
25 3.853
7.7.5. Admixture.
Admixture yang dimaksud disini adalah suatu bahan tambahan yang berupa zat
cair, bubuk atau padat yang membuat bahan utama dapat berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan. Admixture yang digunakan harus memenuhi SNI 03-
2847-2002 Pasal 5.6.
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaan sesuatu admixture.
Jika pengguna admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut. Dan
Kontraktor akan bertanggung Jawab selama proses percampurannya.
Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama
pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
7.7.6. Pengiriman dan Penyimpanan Material.
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen harus dalam
keadaan baik (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras,
bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa
alat) dan jumlahnya tidak boleh lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang tidak
dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, dan jumlahnya tidak melebihi 5%
berat maka kepada campuran tersebut diberi tambahan semen pengganti yang
baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton
yang diminta harus tetap terjamin.
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Baja tulangan beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
Agregat-agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberi kepada
Pengawas “Certificate Test” dari bahan-bahan baja tulangan dan Portland
Cement dari produsen/pabrik.
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Semua baja tulangan pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat menyebabkan reduksi
lekatan antara baja tulangan dan beton.
Apabila baja tulangan harus dibengkokan sesuai Gambar Rencana, maka
pembekokan harus dilakukan saat dingin, dengan alat bantu pin berdiameter
tertentu seperti yang tertera pada table berikut :
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Selama pengecoran beton, harus selalu dibuat benda-benda uji untuk setiap 5 m3
beton dengan minimum 1 (satu) benda uji setiap harinya sesuai
dengan SNI 03-2847-2002 Pasal 7.6.2. benda uji harus diberi tanggal dan
nomor urut yang menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan
Pengawas.
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
7.8.10. Pembersihan.
Puing-puing, sampah yang tertimbun di lokasi proyek harus dilakukan
pembersihan secara terus menerus, baik dan teratur.
PASAL 8
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN
8.2. Bahan.
8.2.1. Semen Portland (PC)
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Semen untuk pekerjaan adukan plesteran sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton, disyaratkan setara produk semen TIGA RODA.
8.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dank eras. Kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi
persyaratan NI. 3 PUBB 1970.
8.2.3. Air.
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan persyaratan yang
digunakan untuk pekerjaan beton.
8.3. Persyaratan.
8.3.1. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat /
mesin pengaduk sehingga campuran benar-benar, baru kemudian dicampur
dengan air hingga merata dalam warna dan konsisten. Aadukan yang telah mulai
mengeras harus dibuang. Melunakan adukan yang telah mengeras tidak
diperbolehkan.
8.3.2. Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti NI 2-1970, NI 8-1964 atau dengan
proposi campuran seperti tersebut di bawah ini :
PERBANDINGAN PENGGUNAAN
1. Untuk pemasangan batu bata, dinding batu bata, bataco dan pasangan
lain yang kedap air.
1 PC : 2 PS 2. Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada No. 1 dan untuk plesteran
beton yang kedap air.
3. Untuk pekerjaan pasangan ubin plint dan bata expose
1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air.
1 PC : 3 PS 2. Untuk rolaagh pasangan batu bata dan bata expose.
1. Untuk pasangan pondasi batu gunung / belah.
2. Untuk adukan ubin dibawah lantai.
1 PC : 4 PS 3. Untuk plesteran linggir
4. Untuk pasangan ubin yang menempel pada pasangan beton.
1. Untuk pasangan batu bata yang tidak kedap air.
1 PC : 5 PS 2. Untuk semua plesteran dinding batu bata tidak kedap air, untuk
bagian dalam maupun luar.
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
acian dan digosok hingga halus dengan ampelas bekas atau kertas pembungkus
zak semen.
8.4.5. Tebal plesteran bila ditunjukan lain dalam persyaratan dan gambar, adalah:
Untuk dinding bata, tebal minimal 10 mm.
Untuk bidang konstruksi beton, tebal minimum 5 mm.
Untuk smua sponing harus digunakan proporsi campuran 1 pc : 4 ps, sponing harus
benar-benar rata, siku dan tajam pada sudut-sudutnya.
PASAL . 9
PEKERJAAN KAYU
9.1. Lingkup pekerjaan.
9.1.1. Meliputi pengadaan, pemasangan dan pengerjaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan kayu kasar, kayu halus dan mill
work sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
9.1.2. Melaksanakan pekerjaan kayu kasar, yaitu pengadaan dan pemasangan rangka
langit-langit, kelos-kelos dan pekerjaan kayu lain yang tidak disyaratkan
secara khusus dalam persyaratan ini.
9.1.3. Melaksanakan kayu halus, yaitu pengadaan dan pemasangan, lemari-lemari
built-in, meja-meja counter lambrisering dan pekerjaan-pekerjaan kayu halus
lain termasuk rangka daun pintu kaca, atau pun panil, partisi dan lain-lain
seperti ditunjukan dalam gambar interior, bila pekerjaan ini tidak diganti
dengan alumunium.
9.1.4. Mengadakan hubungan dan koordinasi kerja dengan bidang-bidang lain
seperti: perkerjaan pintu, jendela, hardwew, dan pekerjaan kaca, pekerjaan
langit-langit dsb.
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
9.2.5. Kayu kasar, untuk pekerjaan ini harus pakai kayu kamper medan dan kayu
kring (rangka plafond) atau kayu sekualitas, kecuali untuk kayu yang
perlihatkan (exposed) dipakai kamper samarinda yang termasuk kayu halus.
9.2.6. Kayu halus untuk pekerjaan ini adalah : pada daun pintu yang exposed
menggunakan kayu nyatoh, rangka yang tidak exposed menggunakan kayu
kamper samarinda. Pada parquet digunakan kayu jati dan kayu sono keling.
9.2.7. Plywood, atau multifleks/kayu lapis dan formica digunakan menurut catatan
yang tertera dalam gambar rencana dan interior.
9.2.8. Pelapisan teakwood harus setebal minimum 4 mm, dimana seperempat lapisan
harus jati kualitas baik. Laminated wood harus dilekat dengan lem tahan air
(water resistand adhesive) dengan kekuatan geser tidak kurang 14kg/cm2
pada suhu 116 OC, sedangkanjika dipakai formica (plastik) harus mempunyai
0k,5 mm finish buram.
9.2.9. Jika ada perbedaan yang mencolok antara ukuran di lapangan dengan ukuran
dalam rencana, hendaknya dilaporkan kepada pengawas untuk dicari dan
disetujui cara-cara pemecahannya.
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
kelos-kelos dipakai wall plug ataupun fisher plastic dengan ukuran yang
sesuai.
9.3.10. Semua rough hardware seperti paku, sekrup buat dan sejenis nya harus
digalvanisir.
PASAL . 10
PEKERJAAN CAT, MENI DAN MELAMIC
52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
b. Meni Kayu.
Bidang-bidang kayu yang akn dicat dasar/meni, harus bersih dan dalam
keaadan kering. Pengecatan harus merata dan tidak terlihgat lagi serat kayu-
kayunya, cat dasar (meni kayu dipakai wood primer).
c. Cat Dasar Tembok.
Dimana lapisan plesteran mengandung kapur, harus dipakai cat dasar alkali
resisting primer.
PASAL . 11
PEKERJAAN LOGAM
53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
11.3. Persyaratan.
a. Untuk pekerjaan logam ini, sebelum dilaksanakan harus diperlihatkan dahulu
contohnya kepada Konsultan Perencana dan Pengawas untuk disetujui. Contoh-contoh
ini harus juga memperlihatkan kualitas sambungan / pengelasan untuk dijadikan
standar dalam pekerjaan tersebut.
b. Semua pekerjaan logam, bahan penyambung yang digalvanisir harus terlindung secara
dicelup panas (hot dipcoated) atau dari bahan bebas karat yang disetujui Pengawas.
c. Pemotong dan penyambung dengan pembakaran dibengkel ataupun di lapangan harus
mendapat persetujuan Pengawas, dalam hal dimana persetujuan diberikan, bagian
yang dibakar harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga sama dengan hasil
pengguntingan. Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan
mesin pemotong pembakar yang standard. Semua pengelasan kecuali ditunjukkan lain,
harus dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai dengan yang dimasksud.
d. Dalam pemasangan harus diusahakan agar pekerjaan terlindung dari kerusakan,
sehingga semua permukaan yang tampak, tetap baik sesuai dengan tampak aslinya
(orsinil). Jika perbaikan / finish yang terjadi tidak bisa memuaskan, bagian-bagian ini
akan ditolak dan diganti dengan yang baru, sehingga semua pasangan akan tepat
dengan sambungan-sambungan yang harus dan rapi.
54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
e. Bahan-bahan logam yang harus digalvanisir kecuali dimana tidak praktis atau memang
ditunjukan lain harus dicelup panas (hot diprocess) setelah selesai. Untuk plat-plat
yang digalvanisir, setelah selesai pemasangan dilapangan harus dicat dengan
“galvanishing repair paint” pada tempat-tempat yang tertera termasuk bekas
pengelasan, tempat-tempat karat, lain-lain yang memang perlu.
f. Kecuali diisyaratkan lain, permukaan dari semua “ferrousmetal” ini harus mengalami
proses “shop priming”, kecuali dimana permukaan tersebut ditanam dalam beton.
Dalam hal ini dimana bahan-bahan logam lain tersebut atau dimana alumunium,
permukaannya berhubungan dengan beton, atau dimana pasangan bata, kayu yang
basah atau diproses secara “pressure treated” atau bahan-bahan lain yang bersifat
menghisap air atau akan basah, permukaan harus dilindungi dengan cat bitumen
(bituminous paint).
55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
i. Handrail dan tiang-tiangnya dari pipa stailess steel diameter 2 cm dan diameter ¼”
(massif) dan rosette sesuai gambar.
j. Kusen-kusen dari logam / alumunium harus diangker dengan memakai ramset power
actuated fastener berjarak maksimum 76 cm satu dengan yang lain. Untuk bentang
kosen melebihi 90 cm, bagian atas kosen (dorpel) harus dilakukan. Tiang kosen harus
menerus melebihi / menembus permukaan lantai dan diikat satu sama lain pada plat
kaki dengan kawat baja yang dilengkapi dengan expansion bolt dan angle clip atau
sesuai persyaratan Pabrik.
k. Di mana alumunium kena plesteran, pasangan bata atau beton, alumunium ini harus
dicat dengan “alkali” resistant bituminous paint atau methacrylate lacquer. Di mana
alumunium kena pasangan kayu atau bahan penghisap air lainnya, bahan-bahan yang
sering basah / lembab tersebut harus dilapisi dengan alumunium pigment bituminous
paint dan hubungan-hubungan itu harus ditutup dengan caulking compound ditempat
kontaknya dengan alumunium.
l. Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan alumunium dan logam-logam lain yang
telah di “finish” harus diberi lapisan pelindung di samping cat lacquer yang
dipersyaratkan. Pelindung ini tidak boleh lepas oleh cuaca, merupakan pelindung dan
pemasangan.
PASAL . 12
PEKERJAAN LANSKAP (LANDSCAPE)
56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
b. Persyaratan bahan.
b.1. Bahan yang digunakan adalah kayu khusus untuk ruang luar seperti
kayu ulin, kayu bengkirai atau sejenisnya dengan ukuran dan dimensi
sesuai dengan yang tertera digambar kerja.
b.2. Bahan finishung yang digunakan adalah ULTRAN LASUR.
b.3. Kontraktor wajib mengajukan sample kayu dan finishing yang
digunakan kepada Pengawas.
b.4. Penyimpanan bahan harus kering dan terangkat dari tanah.
c. Persyaratan pelaksanaan.
c.1. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing untuk arah pemasangan
kayu terutama untuk area-area yang organik yang melengkung.
c.2. Pemotongan kayu menggunakan gergaji kayu yang tajam dan bekas
potongan harus diamplas kembali dengan baik.
c.3. Ketaman kayu harus halus dan diamplas dengan baik.
c.4. Semua sambungan harus di kerjakan dengan hati-hati menggunakan
sekrup baja, paku ataupun lem kayu sesuai dengan arahan dari
gambar kerja. Tidak ada paku ataupun sekrup baja yang menonjol
atau terbuka dari berhubungan dengan udara luar.
c.5. Setelah kayu terpasang dilaksanakan finishing dengan menggunakan
material yang disetujui untuk semua area terbuka dari kayu.
60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
c.3. Adukan pasangan cukup semen & WBM yang dibuat menjadi pasta.
Tiap 1 m2 diperlukan 3 kg semen PC & 0.75 WBM.
c.4. Tarik garis horizontal untuk membantu rapinya pemasangan.
d. Hasil akhir yang dapat diterima.
d.1. Paving blok yang dipasang harus, sesuai dengan contoh yang disetujui
Pengawas.
d.2. Pengawas berhak untuk menolak paving block yang telah terpasang
apabila tidak memenuhi persyaratan diatas dan resiko penolakan
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
12.3. Garansi.
a. Material Tanaman.
a.1. Semua material tanaman yang diadakan dan ditanam harus diberikan
garansi terhadap kesalahan penanaman, cacat, kondisi tidak sehat atau
berpenyakit sesuai dengan jangka waktu 12 bulan sejak penyelesaian
pekerjaan
a.2. Setelah menerima pemberitahuan dari Pengawas mengenai penolakan
jenis tanaman pada saat masa perawatan yang dikarenakan karena
kematian, sakit, cacat atau pola pertumbuhan yang cacat, sub
kontraktor wajib segera mengganti tanaman sesuai spesies yang sama
dengan yang ditanam sebelumnya. Ukuran tanaman harus sama
dengan ukuran tanaman yang seharusnya tumbuh sejak awal masa
penanaman, penanaman harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
a.3. Waktu tanaman diganti, memberikan informasi kepada Pengawas
mengenai cara perawatan yang harus dilakukan. Apabila informasi ini
tidak diberikan sub kontraktor akan bertanggung jawab apabila
tanaman yang diganti mati.
a.4. Sub kontraktor lanskap tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan material tanaman yang terjadi karena bencana alam atau
kondisi force majeure.
b. Garansi khusus.
64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
b.1. Semua tanaman yang tercakup dalam bagian ini harus digaransi sesuai
dengan jenis tanaman, varietas, warna bunga sesuai dengan spesifikasi
dalam masa 12 bulan setelah penyelesaian pekerjaan.
b.2. Apabila setelah penyelesaian proyek ada jenis tanaman yang ditemukan
berbeda dengan spesifikasi baik warna bunga atau daunnya.
b.3. Jenis tanaman yang pada saat sebelumnya belum dapat ditentukan, sub
kontraktor wajib mengganti tanaman tersebut. Ukuran tanaman wajib
seukuran dengan ukuran tanaman saat dibongkar dan tanaman baru
harus dengan spesifikasi yang disetujui oleh Pengawas.
b.4. Semua pekerjaan yang diminta harus diselesaikan dalam waktu 15 hari
dan apabila tidak dilakukan Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk
kontraktor lain dengan beban biaya sub kontraktor lanskap.
c. Pertanggung jawaban.
Pertanggung jawaban atas garansi harus termasuk dengan perbaikan dari
kerusakan yang terjadi dikarenakan pekerjaan lanskap yang dilakukan pada
pekerjaan ini.
12.4. Produk.
a. Media tanaman.
a.1. Tanah sortiran.
Tanah yang subur, natural dan bersih dari batu-batuan, gulma, dan
akar-akar. Sediakan hasil tes analisis tanah untuk approval dari
Pengawas yang berisikan nilai keasaman (PH), tekstur, kandungan
nitrogen, fosfor, potassium, magnesium dan kandungan organic.
a.2. Campuran tanah subur untuk penanaman langsung pada tanah.
• Campuran tanah subur pada penanaman langsung pada tanah
untuk penanaman pohon, semak dan groundcover harus berisi
sebagai berikut :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 1 bagian pasir sungai (tanpa garam).
- 1 bagian cocopeat atau peat mouse.
- 6 kg/m3 pupuk slow releas NPK 15-15-15 (butiran kasar).
• Campuran tanah subur pada penanaman langsung pada tanah
untuk penanaman pohon sejenis palem adalah sebagai berikut :
- 50% pasir sungai kasar (tanpa garam).
- 25% campuran tanah subur.
- 25% kompos lokal.
• Campuran tanah subur pada pot tanaman dengan dasar tertutup :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 2 bagian pasir sungai (tanpa garam).
- 1 bagian cocopeat atau peat moss.
- 6 kg/m3 pupuk slow release NPK 15-15-15 (butiran kasar.
• Campuran tanah subur untuk rumput :
- 2 bagian tanah sortiran.
- 2 bagian pasir sungai (tanpa garam).
65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
e.3. Persyaratan.
- Semua pohon, semak, tanaman perambat dan penutup tanah harus
mempunyai kecenderungan pertumbuhan yang baik dan sehat,
bebas dari hama dan penyakit tanaman.
- Ukuran minimum yang dapat diterima dari tanaman yang sudah
dipangkas harus sesuai dengan ukuran yang tertulis pada daftar
tanaman.
66
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
f. Penyiraman.
Sumber air untuk penyiraman disediakan oleh Kontraktor utama, sub
kontraktor lanskap bertanggung jawab untuk menyediakan selang dari
sumber-sumber air dari Kontraktor utama.
g. Material-material lainnya.
g.1. Sub kontraktor lanskap harus memperhitungkan biaya dari material
sebagai berikut dalam Bill Of Quantity.
- Kayu penyangga ukuran 5 cm x 5 cm x 2.5 m kayu dolken bersih
tanpa sisa cat atau noda. Hanya kayu baru yang bersih yang dapat
digunakan.
- Selang dan pengikat besi.
- Kawat tambat besi galvanis no 12 untuk area-area publik.
- Pita penanda surveyor dengan warna cerah minimum 50 cm,
dengan warna yang sama untuk keseluruhan proyek.
- Cat pohon : cabot tree seal atau setara.
67
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
g.2. Bagian dasar dari planter box, box tanaman dan area roof garden harus
diberi drainage lengkap dengan water retention cells yang diusulkan
dari supplier roof garden dengan bahan dasar high density
polyethylene. Kontraktor dapat mengusulkan produk yang terkait
kepada Pengawas.
g.3. Material filtrasi menggunakan geotextile 150 gra.
12.5. Pelaksanaan.
a. Pembersihan.
a.1. Membersihkan lokasi proyek dari tanaman eksisting yang tidak
diindikasikan untuk dipertahankan dan sampah, brangkal atau material
asing yang dapat mengganggu pada pelaksanaan penanaman dan atau
menimbulkan pemandangan yang buruk.
a.2. Bentuk lahan yang sudah dibentuk harus dipertahankan.
a.3. Kontraktor utama bertanggunng jawab untuk membersihkan bak
tanaman dan menyerahkan kepada sub kontraktor lanskap dalam
kondisi siap untuk ditanami. Sub kontraktor lanskap bertanggung
jawab atas terlaksananya proses ini, apabila proses ini tidak dilakukan
maka pembersihan dan persiapan bak tanaman akan menjadi tanggung
jawab sub kontraktor lanskap.
a.4. Mengatur agar semua material buangan dibuang di tempat yang telah
ditentukan oleh Kontraktor utama. Biaya untuk melaksanakan hal ini
harus telah dipertimbangkan pada bill of quantity.
68
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
d.3. Setelah penurunan lahan rampung (settlement), level akhir lahan harus
lebih bawah dibandingkan dengan area pejalan kaki, totoar dan teras
dan lain-lain :
Area rumput minimal 1 cm atau sesuai dengan elevasi yang tertera
di gambar kerja.
Area semak dan penutup tanah 2.5 cm atau sesuai dengan elevasi
yang tertera di gambar kerja.
e. Kondisi dan Drainase.
e.1. Memberitahukan kepada Pengawas secara tertulis apabila Sub
Kontraktor lanskap menganggap di lapangan terdapat problem tanah
dan drainase yang mungkin mengganggu pertumbuhan material
tanaman. Termasuk di antaranya proposal biaya apabila dibutuhkan
koreksi pada persoalan tersebut.
e.2. Jikalau kondisi drainase lubang penanaman tampak tidak memuaskan,
isi dengan air untuk pengecekan. Kondisi drainase yang kurang baik
perlu disampaikan kepada Pengawas.
f. Pelaksanaan penanaman untuk penanaman langsung di tanah.
f.1. Penanganan tanaman.
Tangani tanaman dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
pada tanaman.
Lindungi semua tanaman dari sinar matahari dan angin kering.
Tanaman yang tidak dapat ditanam langsung saat pada kedatangan
untuk di simpan di tempat teduh dan terlindungi dan selalu disirami
dengan cukup.
Semua tanaman bongkaran dan transplantasi harus ditanam tepat
pada saat hari yang sama kedatangan tanaman di proyek.
f.2. Penanaman.
Lokasi pohon dan semak tunggal harus ditandai di lapangan untuk
dipelajari oleh Pengawas sebelum pelaksanaan penanaman. Sub
Kontraktor lanskap wajib memberi tahu Pengawas minimal 3 hari
sebelum inspeksi.
Tanaman harus diletakan di tengah dan diurug dengan campuran
tanah subur yang dipadatkan.
Tanaman harus ditanam sejajar dengan permukaan tanah akhir dan
ditanam untuk menunjukan penampilan terbaik dengan suasana di
sekitarnya.
Sirami semua tanaman langsung stelah penanaman.
f.3. Penyangga tanaman.
Langsung sesudah penanaman semua pohon yang ditanam harus
disangga sesuai dengan kebutuhan ukurannya. Sub kontraktor
lanskap bertanggung jawab penuh atas kekuatan struktur
penyangga dan keamanan dari pohon yang belum memiliki
perakaran baik.
g. Semak dan penutup tanah.
Penanaman semak dan penutup tanah sesuai dengan jarak yang diminta
dalam spesifikasi, dalam barisan yang rapi, dan penutup dengan baik semua
69
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
area termasuk area di bawah pohon. Jarak yang ditunjukan dalam bentuk
segitiga kecuali ada pemberitahuan lain.
h. Penanaman lempengan rumput.
h.1. Lempengan rumput harus ditanam langsung saat kedatangan untuk
menghindari kerusakan.
h.2. Pada permukaan area tanam yang telah disiapkan, diberi pupuk dan
dilembabkan letakkan lempengan-lempengan rumput bertemu satu
dengan yang lainnya tanpa adanya celah yang terlihat atau bagian yang
saling menumpuk. Letakan dengan rapih dan rata dengan area rumput
sekitarnya.
h.3. Pada kemiringan 2:1 atau lebih, amankan setiap baris dengan
menggunakan patok maksimum dengan jarak 60 cm. patok ditekan
sampai sejajar dengan bagian tanah dari lempengan rumput.
h.4. Segera sirami lempengan rumput setelah penanaman dengan air
secukupnya untuk melembabkan lempengan rumput dan 10 cm bagian
atas tanah.
h.5. Setelah lempengan dan tanah mulai mengering, giling area lempengan
rumput untuk memastikan sambungan yang baik antara lempengan
dengan tanah dan untuk menghilangkan gelombang.
i. Penanganan gulma.
Langsung setelah penanaman, aplikasikan material penanganan gulma ke
semua area penanaman yang tidak dibibiti.
j. Bak tanaman dengan dasar tertutup.
j.1. Pastikan semua bagian dari bak tanaman sudah kedap air, di tes, diberi
kemiringan kearah drainase dan disetujui sebelum dilakukan
pengurugan.
j.2. Pada bagian bawah diletakan 7.5 cm batu kerikil dan lapisan filter
fiberglass atau material filtrasi lain yang setara untuk memastikan
kondisi filtrasi yang optimum.
j.3. Masukan campuran untuk bak tanaman secara merata. Hindari
gangguan system drainase pada saat memasukan campuran. Level akhir
campuran harus sesuai dengan yang tergambarkan di detail dan
perhitungan kondisi akhir level setelah penurunan level tanah.
k. Transplantasi pohon.
k.1. Umum :
Jangan cabut pohon sebelum dilakukan pemangkasan sampai selesai
dan lubang untuk penanaman disiapkan.
k.2. Lubang penanaman : Gali lubang sesuai detail pada gambar, setelah
mencapai kedalaman yang diperlukan, bagian bawah agar
digemburkan sedalam 20 cm.
k.3. Pemangkasan : Pangkas kira-kira 1/3 dari cabang sekunder dengan
hati-hati agar karakter natural pohon tidak rusak. Gunakan alat-alat
yang tajam dan bersih. Potongan harus mulus tanpa merobek kulit
pohon. Semua area terpotong harus dirawat dengan obat luka 2 cm di
luar luka. Buang semua cabang mati dan patah. Potong semua akar atas
permukaan tanah.
Semua pemangkas harus disetujui oleh wakil pemberi tugas bila
diminta.
70
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
k.4. Bola akar : Siapkan tanah pada bola akar yang akan dipindahkan.
Kecuali tertulis pada spesifikasi, ukuran bola akar sebagai berikut :
Apabila ada akar yang tercangkul atau cacat, segera potong dan
diberikan perawatan dengan perangsang akar. Bungkus akar dengan
kain goni dan ikat dengan baik menggunakan tali raffia.
k.5. Angkat pohon dengan bola akar terbungkus baik, dan pindahkan hati-
hati ke lokasi baru.
k.6. Tanam sesuai dengan standar penanaman pembibitan.
k.7. Gunakan campuran media tanam sesuai dengan ayat 2.01 diatas untuk
mengisi lubang tanam.
k.8. Isi kembali setiap lubang berlapis-lapis dengan menggunakan media
tanam pengisi yang sudah disediakan. Hati-hati dalam
memadatkan setiap lapisan untuk menghindari luka pada akar dan
merubah posisi pohon.
k.9. Pada lapisan tengah, berikan 6 buah tablet pupuk dengan jarak yang
sama pada setiap pohon.
k.10. Setelah 2/3 bagian dari media ditanam, sirami dan padatkan tanah,
selesai pengurugan.
k.11. Sangga setiap pohon dengan perancah agar pohon tidak tergoyangkan
minimal gunakan 3 buah perancah pada setiap pohon.
l. Pelaksanaan pemangkasan.
l.1. Pemangkasan dan pembuangan dari bagian manapun tanaman harus
menggunakan peralatan yang tajam dan sesuai dengan peruntukannya.
Permukaan dari setiap peralatan yang digunakan pada tanaman yang
dicurigai berpenyakit harus disterilisasi.
l.2. Potongan harus dilakukan pada bagian hidup tanaman. Potongan harus
rata tanpa bagian bergerigi atau tepian yang kasar. Setiap potongan
yang lebih dari 25 cm persegi harus diberi fungisida atau sealant.
l.3. Pemilihan potongan harus dipertimbangkan hati-hati sesuai dengan
pola pertumbuhan natural dari cabang tanaman. Cabang harus
dipotong pada bagian leher pada dasar cabang.
l.4. Pemangkasan dilakukan pada :
Batang yang mati atau berpenyakit.
Batang yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Sampah.
Perambat yang mati atau berpenyakit.
Serpihan bentuk tanaman atau palem.
m. Perawatan.
m.1. Perawatan harus termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal sebagai
berikut :
71
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
72
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 13
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
13.1. PERSYARATAN UMUM.
13.1.1 UMUM.
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal &
Elektrikal pada bab-bab selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini
yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau
bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan
baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa
ada biaya tambahan.
13.1.2. GAMBAR-GAMBAR.
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
semua accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas
walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja
dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing” dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-
gambar kerja dan detail (working drawing) yang harus diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang
diajukan Pemborong untuk disetujui Direksi dianggap bahwa
Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi lainnya.
d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-
catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar
(kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksanaan (as built drawings).
As built drawing harus diserahkan kepada Direksi segera setelah selesai
pekerjaan.
13.1.3. KOORDINASI.
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal
waktu yang telah ditentukan.
73
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
74
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
13.1.8. CONTOH.
Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material
yang akan dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Direksi. Semua
biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini
menjadi tanggungan pemborong.
13.1.9. PENGETESAN.
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan
disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang
disaksikan oleh Direksi. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu
untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong.
13.1.12. LAPORAN.
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan”
yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
75
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
76
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
13.1.19. PENJAGAAN.
a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin
dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-
barang tersebut diatas, menjadi tanggungjawab Pemborong.
77
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
13.1.24. PENGAWASAN.
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Direksi.
b. Pada setiap saat Direksi atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari
pengamatan Direksi adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja
(08.00 sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Pemborong yang
perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah (cipta karya).
Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan
surat yang disampaikan kepada Direksi
e. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat
perjanjian pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat
serta cermat.
78
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 14
PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT
14.1. UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai
dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
79
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
yang terpasang.
d. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).
80
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96
x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi
serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk setiap
jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
KW meter Ampermeter Voltmeter Frequency Meter Cos Phi Meter
81
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
d. Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Semua panel harus ditanahkan.
Measuring Device:
Ammeter c/w current transformator
Voltmeter c/w 7 step selector switch
82
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Frequency meter
Power factor meter
KWH meter
KW meter
Hours meter
DC Volt meter
DC Ampere meter
Signal Lamps :
Main CB “ON”
Main Failure
Genset Running
Genset on Load
Alarm Enable
Battery On
Low Oil Pressure
Over Temperatur
Engine Over Speed
Start Failure
Under Voltage
Charge Failure
Reverse Power
Emergency Stop
CB Tripped
Push Button :
Signal Lamp Test
Signal Reset
Emergency Stop
CB “ Closed”
CB “ Open”
83
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
- Fire Retardant
- Low Smoke
- Halogen Free
- Low toxicity
- Low corrosivity
- Ambient Temperature : 20 – 60ºC
14.3.2.5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²
b. Lampu TL Balk
Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat
powder coating warna putih
Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
c. Lampu Flat Panel ( Down Light )
Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau sesuai
gambar. Contoh harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
d. Lampu Exit
Rumah lampu dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder
coating warna putih.
Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan tebal 1.1 mm.
Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm.
Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight / 54 atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas .
Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.
e. Lampu Taman
Casing luar terbuat dari acrylic opal tebal 3 mm.
Tiang terbuat dari pipa baja diameter 1 1/4” – 1 ½ “ dengan cat khusus.
Braket tiang terbuat dari plastik pabrikan.
Fitting lampu standard E-27.
Lampu yang digunakan jenis Inscandescesnt Lamp.
f. Lampu Emergency
Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery
dengan kapasitas mem back-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.
84
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
14.3.5. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
85
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
86
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
87
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
14.6. PENGUJIAN.
a. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi
88
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system
berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan
b. Test meliputi :
Test Beban Kosong ( No Load Test )
Test Beban Penuh ( Full Load Test )
89
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
90
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL . 15
PEKERJAAN GUDANG
91
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
15.2.3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar
lapisan (sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah
jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan
pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x
10 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah,
dengan menghindari kelongsoran.
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan
lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka
galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang
dan dipadatkan kembali.
92
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
93
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
94
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
95
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
96
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
15.5.2. Keahlian/Pertukangan
Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli
(tukang-tukang) yang berpengalaman dan mengerti pekerjaannya. Segala hasil
pekerjaan mutunya sebanding dengan standart hasil pekerjaan
ahli/pertukangan yang baik.
15.5.3. Bahan-Bahan
a. Balok yang harus dipakai harus yang sesuai dengan gambar kerja yang
telah disetujui.
b. Bahan balok menggunakan WF 200 dan WF 250
15.5.5. Pembersihan
Sebelum mengecat semua pekerjaan harus disikat dengan kawat secara baik-
baik dimana guna menghilangkan segala oksid besi (berasal dari pabrik) dan
tanda-tanda pengeratan. Minyak, gemuk dan debu halus dipermukaan harus
segera dihilangkan sebelum pengecatan. Permukaan-permukaan yang harus
dikelilingi/ diselubungi beton harus dibiarkan, tidak dicat.
97
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
tidak boleh dicat. Pakailah meni dari toko lapisan pertama. Setelah didirikan
bersihkan semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-las dan meni.
Pakailah satu lapisan yang telah disetujui. Semua cat harus dari satu pabrik
dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya.
98
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
b. Bahan-bahan
1. Bahan untuk saluran talang digunakan Galvalume ukuran sesuai
gambar.
2. Bahan untuk saluran talang tegak digunakan pipa PVC 4” jenis
AW ex Wavin atau setara.
c. Pemasangan Talang
Semua pekerjaan talang harus betul-betul kedap air, tidak ada lubang
tercecer dan berlimpah.
PASAL . 16
PEKERJAAN PAGAR
99
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
100