FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip bekerjanya obat-obat antihistamin
2. Untuk melihat pengaruh pemberian antihistamin dalam
memproteksi pengaruh histamin
3. Untuk mengetahui efek antihistamin terhadap kulit yang disebabkan
oleh Histamin dan ditandai dengan trypan blue
V. Data Pengamatan
1. Pemberian Histamin Aerosol
Mencit Perlakuan Gejala
VII. Pembahasan
1. Histamin dibentuk dari asam amino L-Histidin yang mengalami
dekarboksilasi dengan kofaktor piridoksal fosfat. Histamin memiliki
2 reseptor yaitu H1 dan H2.
2. Pada praktikum uji pengaruh pemberian histamin aerosol kepada 2
ekor mencit. Mencit 1 yang diberi histamin melalui penyemprotan
histamin mengalami gejala gatal-gatal, sesak, bronkokontriksi lebih
sering dan sering mencari O2. Dan pada mencit 2 yang diberi
semprotan histamin dan diberi suntikan mengalami gejala yang
sama tetapi frekuensi mencari oksigennya jarang tidak sesering
mencit 1.
3. Pada praktikum uji efek histamin pada kulit kelinci menggunakan
zat warna trypan blue. Trypan blue ini merupkan zat warna yang
dapat keluar dari kapiler bila terdapat peningkatan permeabilitas
kapiler. Efek ini digunakan untuk mengetahui reaksi alergi yang
disebabkan oleh histamin.
4. Pemberian trypan blue (kontrol) pada kelinci, memberikan efek
berupa perubahan warna pada mata dan hidung dari merah muda
menjadi sangat biru, pada punggung dari putih menjadi sangat biru
yang menandakan tidak adanya efek antihistamin.
5. Pemberian CTM pada kelinci memberikan efek perubahan warna
pada mata dari putih menjadi biru
6. Pemberian Dipenhidramin pada kelinci memberikan efek perubahan
warna pada mata dan punggung yaitu dari putih menjadi sedikit biru
dan padahidung dari merah muda menjadi sedikit biru.
7. Pemberian CTM pada kelinci memberikan perubahan warna
menjadi biru sedangkan pada pemberian dipenhidramin memberi
efek perubahan warna menjadi sedikit biru, hal ini menunjukkan
bahwa dipenhidramin mempunyai efek antihistamin yang lebih kuat
dari CTM, karena dapat menghambat peningkatan permeabilitas
kapiler karenaa pemberian histamin aerosol sehingga memberikan
sedikit warna biru. Warna biru tersebut menandakan adanya
bronkokontriksi pada kelinci yang diberi histamin lalu CTM dan
dipenhidramin sebagai antihistamin yang menyebabkan
bronkodilatasi atau menyebabkan bronkokontriksi yang tidak terlalu
parah.
VIII. Kesimpulan
1. Pemberian histemin pada mencit memberikan efek gatal-gatal,
bronkokonstriksi, dan sering mencari O2. Tetapi pada mencit yang
disuntikkan antihistamin terlebih dahulu efek mencari O2nya tidak
terlalu sering (jarang).
2. Pemberian histamin aerosol
Dosis = 0,3855 mg
Vp = 0,04 mL
3. Pemberian dosis dan volume penyuntikkan kelinci kelompok B1.2,
sebagai berikut:
a. Trypan Blue (Kontrol)
Dosis = 18 mg
Vp = 0,90 mL
b. CTM
Dosis = 0,0207 mg
Vp = 0,41 mL
c. CTM-Trypan Blue
Dosis = 15 mg
Vp = 0,75 mL
d. Dipenhidramin
Dosis = 7 mg
Vp = 0,35 mL
e. Dipenhidramin - Trypan Blue
Dosis = 14 mg
Vp = 1,4 mL