NIM : 19131026
PRODI : TEKNOLOGI GEOLOGI
KUIS K3 PERTAMBANGAN
1. Ratio kekerapan cidera ( Frequency Rate) Digunakan untuk mengidentifikasi jumlah
cidera yang menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja. Ada dua data
penting yang harus ada untuk menghitung frekwensi rate, yaitu jumlah jam kerja hilang
akibat kecelakaan kerja. Maka dapat dirumuskan sbb :
FR= (Jumlah cidera dgn hilang waktu kerja ×1.000.000)/(Total Person hours Worked )
Maka :
Diketahui :
Jumlah cidera dgn hilang waktu kerja = 29
Jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja = 1.500.000
Jawab :
Sehingga dapat disimpulkan nilai frekuensi rate 19.3 berarti, bahwa pada periode orang
kerja tersebut terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 19.3 jam per-sejuta orang kerja.
Angka ini tidak mengindikasikan tingkat keparahan kecelakaan kerja. Angka ini
mengindikasikan bahwa pekerja tidak berada di tempat kerja setelah terjadinya
kecelakaan kerja.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang tepat untuk menolong orang yang pingsan:
• Pindahkan orang yang pingsan ke lokasi yang aman dan nyaman. Misalnya jika pingsan
di jalan, coba pindahkan orang tersebut ke tepi jalan. Jika pingsan disebabkan oleh hawa
panas, pindahkan orang tersebut ke tempat yang lebih teduh dan pastikan dia
mendapatkan udara segar.
• Minta bantuan orang lain untuk menghubungi ambulans atau rumah sakit terdekat.
• Periksa kondisi orang yang pingsan, panggil orang tersebut dan lihat apakah ia dapat
memberi respon atau menjawab panggilan. Selain itu, perhatikan juga apakah orang
tersebut dapat bernapas dan terdapat denyut nadi di lehernya.
• Posisikan secara terlentang dan naikkan kakinya lebih tinggi sekitar 30 cm dari dada.
Tindakan ini bertujuan untuk mengembalikan aliran darah kembali ke otak. Orang yang
pingsan di tempat duduk pun dianjurkan untuk dibaringkan di lantai atau permukaan yang
datar.
• Jangan lupa untuk melonggarkan pakaiannya, agar dia dapat lebih mudah dan nyaman
untuk bernapas.
• Ketika sadar, berikan dia minuman manis, seperti teh manis. Minuman manis dapat
meningkatkan gula darah dan mengembalikan energi yang diperlukan tubuhnya.
• Jika dia muntah, miringkan kepalanya agar tidak tersedak dan muntahannya tidak
mengenai dirinya.
• Jika orang tersebut tetap tidak sadarkan diri hingga beberapa menit lamanya, tidak
bernapas, atau denyut nadinya tidak terdeteksi, maka Anda perlu memberikan napas
buatan dan CPR sambil menunggu ambulans datang.
6. Berdasarkan Nilai Ambang Batas (NAB) menurut keputusan menteri tenaga kerja Nomor Kep/
51/MEN/1999 tentang batas kebisingan maksimum dalam area kerja, boleh terpapar selama 8 jam
kerja/hari, tanpa menggunakan alat pelindung telinga yaitu 85 dB. - Kebisingan pada area 1
melebihi dari Nilai Ambang Batas kebisingan yaitu 85 db. Apabila pemaparan bising secara terus
menerus di tempat kerja selama 8jam/hari sebesar 85 dB maka akan menimbulkan masalah yang
serius pada indera pendengaran dan dapat menyebabkan ketulian. Untuk mencegah hal tersebut
maka perlu menggunakan APD yang sesuai standar utamanya perlu menggunakan pelindung
telinga atau ear plug, perlu di lakukan pemeriksaan dan usahakan tidak terlalu lama bekerja di area 1
Kebisingan pada area 2 tidak melebihi dari Nilai Ambang Batas dengan tingkat kebisingan
yaitu 85 db. Di area 2 ini boleh terpapar selama 8 jam/hari tanpa menggunakan pelindung telinga
karena kebisingannya hanya 84db. Tetapi tetap gunakan APD yang sesuai dengan standart supaya
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
9. Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
• Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat daerah kerja.
• Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk menghindari
penularan virus dan bakteri.
• Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk. Hal ini
dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
• Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
• Olahraga secara teratur.
• Berhenti merokok.
• Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan dengan
dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.
10. Eliminasi
Substitusi
Alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 8 Tahun
2010 adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Contoh Alat Pelindung Diri adalah baju, sepatu keselamatan, kacamata keselamatan,
perlindungan pendengaran dan sarung tangan.