Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YOSAFAT A PRASETYO

NIM : 19131026
PRODI : TEKNOLOGI GEOLOGI

KUIS K3 PERTAMBANGAN
1. Ratio kekerapan cidera ( Frequency Rate) Digunakan untuk mengidentifikasi jumlah
cidera yang menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja. Ada dua data
penting yang harus ada untuk menghitung frekwensi rate, yaitu jumlah jam kerja hilang
akibat kecelakaan kerja. Maka dapat dirumuskan sbb :

FR= (Jumlah cidera dgn hilang waktu kerja ×1.000.000)/(Total Person hours Worked )
Maka :
Diketahui :
Jumlah cidera dgn hilang waktu kerja = 29
Jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja = 1.500.000
Jawab :

FR= (29 ×1.000.000)/(1.500.000)


FR= (29.000.000)/(1.500.000)
FR= 19.3

Sehingga dapat disimpulkan nilai frekuensi rate 19.3 berarti, bahwa pada periode orang
kerja tersebut terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 19.3 jam per-sejuta orang kerja.
Angka ini tidak mengindikasikan tingkat keparahan kecelakaan kerja. Angka ini
mengindikasikan bahwa pekerja tidak berada di tempat kerja setelah terjadinya
kecelakaan kerja.

Ratio Keparahan Cidera (Severity Rate)


Perhitunagan ini merupakan indikator hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja untuk
per sejuta jam kerja orang. Maka dapat dihitung dengan rumus sbb :

SR= (Jumlah hari kerja hilang ×1.000.000)/(Total Person hours Worked )


Maka :
Diketahui :
Jumlah hari kerja hilang= 220
Jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja = 1.500.000
Jawab :
SR= (220 ×1.000.000)/(1.500.000)
SR= (220.000.00)/(1.500.000)
SR= 146.6
Maka dapat disimpulkan Nilai severity rate 146.6 mengindikasikan bahwa selama kurun
waktu tersebut berarti, pada tahun tersebut telah terjadi hilangnya waktu kerja sebesar
146 hari per sejuta jam kerja orang.
2. Penanganan terhadap orang pingsan sebenarnya tergantung pada penyebabnya. Namun,
ada cara umum yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama pada orang pingsan
(sebelum orang tersebut ditolong oleh dokter di rumah sakit).

Berikut ini adalah langkah-langkah yang tepat untuk menolong orang yang pingsan:

• Pindahkan orang yang pingsan ke lokasi yang aman dan nyaman. Misalnya jika pingsan
di jalan, coba pindahkan orang tersebut ke tepi jalan. Jika pingsan disebabkan oleh hawa
panas, pindahkan orang tersebut ke tempat yang lebih teduh dan pastikan dia
mendapatkan udara segar.
• Minta bantuan orang lain untuk menghubungi ambulans atau rumah sakit terdekat.
• Periksa kondisi orang yang pingsan, panggil orang tersebut dan lihat apakah ia dapat
memberi respon atau menjawab panggilan. Selain itu, perhatikan juga apakah orang
tersebut dapat bernapas dan terdapat denyut nadi di lehernya.
• Posisikan secara terlentang dan naikkan kakinya lebih tinggi sekitar 30 cm dari dada.
Tindakan ini bertujuan untuk mengembalikan aliran darah kembali ke otak. Orang yang
pingsan di tempat duduk pun dianjurkan untuk dibaringkan di lantai atau permukaan yang
datar.
• Jangan lupa untuk melonggarkan pakaiannya, agar dia dapat lebih mudah dan nyaman
untuk bernapas.
• Ketika sadar, berikan dia minuman manis, seperti teh manis. Minuman manis dapat
meningkatkan gula darah dan mengembalikan energi yang diperlukan tubuhnya.
• Jika dia muntah, miringkan kepalanya agar tidak tersedak dan muntahannya tidak
mengenai dirinya.
• Jika orang tersebut tetap tidak sadarkan diri hingga beberapa menit lamanya, tidak
bernapas, atau denyut nadinya tidak terdeteksi, maka Anda perlu memberikan napas
buatan dan CPR sambil menunggu ambulans datang.

3. A. Persyarakatan yang dilakukan untuk mengendalikan bahaya setting bor


- Tangan Tergulung Putaran Mesin Bor
Operator menggunakan sarung tangan, konsentras operator harus tinggi,
menghindari melakukan hal – hal ceroboh .
- Anggota Badan Terkena Percikan Serpihan Benda Kerja
Menggunakan Face Shield atau kacamata safety untung melindungi wajah ,
menggunakan Helmet Safety dengan baik dan benar.
- Mata bor patah
B. Persyarakatan yang dilakukan untuk mengendalikan bahaya pekerjaan pemboran pada
Kawasan hutan
-
4. a) Menurut saya kecelakaan ini terjadi karena alat angkut yg digunakan untuk membawa perlatan terlalu
berat ditambah kondisi jalan mungkin yg kurang bagus
b) Faktor pribadi : Supir tidak konsentrasi karena mengalami kelelahan dan
kejenuhan
Faktor Pekerjaan : Kondisi alat angkut tidak aman atau bisa disebabkan oleh
Menggangkut dengan kelebihan dari standar yang sudah ditentukan
Kondisi tidak aman : Bisa di sebabkan oleh kondisi jalan yang tidak baik
Tindakan tidak aman : Membawa muatan yang terlalu banyak

5. - Menentukan Karakteristik Sumber Pencemar Udara Dari Emisi


- Menilai Tingkat Pencemaran Udara Dari Emisi
- Melaksanakan PPU Dari Emisi
- Menentukan Peralatan PPU Dari Emisi
- Mengoperasikan Alat PPU Dari Emisi
- Menyusun Rencana Pemantauan Pencemaran Udara Dari Emisi
- Melaksanakan Pemantauan Pencemaran Udara Dari Emisi
- Mengidentifikasi Bahaya Dalam PPU Dari Emisi
- Melakukan Tindakan K3 Terhadap Bahaya Dalam PPU Dari Emisi

6. Berdasarkan Nilai Ambang Batas (NAB) menurut keputusan menteri tenaga kerja Nomor Kep/
51/MEN/1999 tentang batas kebisingan maksimum dalam area kerja, boleh terpapar selama 8 jam
kerja/hari, tanpa menggunakan alat pelindung telinga yaitu 85 dB. - Kebisingan pada area 1
melebihi dari Nilai Ambang Batas kebisingan yaitu 85 db. Apabila pemaparan bising secara terus
menerus di tempat kerja selama 8jam/hari sebesar 85 dB maka akan menimbulkan masalah yang
serius pada indera pendengaran dan dapat menyebabkan ketulian. Untuk mencegah hal tersebut
maka perlu menggunakan APD yang sesuai standar utamanya perlu menggunakan pelindung
telinga atau ear plug, perlu di lakukan pemeriksaan dan usahakan tidak terlalu lama bekerja di area 1
Kebisingan pada area 2 tidak melebihi dari Nilai Ambang Batas dengan tingkat kebisingan
yaitu 85 db. Di area 2 ini boleh terpapar selama 8 jam/hari tanpa menggunakan pelindung telinga
karena kebisingannya hanya 84db. Tetapi tetap gunakan APD yang sesuai dengan standart supaya
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

7. • Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang peralatan untuk


memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
• Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang bersifat menyerap
getaran di workstation dan gunakan alas kaki dan sarung tangan yang menyerap kejutan ,
meskipun itu kurang efektif dibanding di atas.
• Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru.
• Batasi tingkat getaran yang dirasakan oleh pengguna dengan memasang peredam getaran
pada pegangan dan kursi kendaraan atau sistem remote control.
• Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang mengoperasikan mesin
bergetar, misalnya sarung tangan yang bersifat menyerap getaran (dan pelindung telinga
untuk kebisingan yang menyertainya).
8. Kecelakaan tambang memenuhi 5 (lima) unsur, terdiri atas:
1) benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan tanpa unsur
kesengajaan;
2) mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh kepala Teknik
tambang (KTT) atau penanggungjawab teknik dan lingkungan (PTL);
3) akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian atau akibat
kegiatan penunjang lainnya;
4) terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat orang
yang diberi izin; dan
5) terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek.

9. Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

• Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat daerah kerja.
• Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk menghindari
penularan virus dan bakteri.
• Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk. Hal ini
dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
• Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
• Olahraga secara teratur.
• Berhenti merokok.
• Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan dengan
dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.

10. Eliminasi

Eliminasi berarti menghilangkan bahaya. Contoh tindakan eliminasi adalah


berhenti menggunakan zat kimia beracun, menerapkan pendekatan ergonomic ketika
merencanakan tempat kerja baru

Substitusi

Substitusi berarti mengganti sesuatu yang berbahaya dengan sesuatu yang


memiliki bahaya lebih sedikit. Contoh tindakan substitusi adalah mengganti aduan
konsumen dari telepon ke on line, , menggnti cat dari berbasis solven ke berbasis air,

Rekayasa Teknik, Reorganisasi dari Pekerjaan, atau Keduanya

Tahapan rekayasa teknik dan reorganisasi dari pekerjaan merupakan tahapan


untuk memberikan perlindungan pekerja secara kolektif. Contoh perlindungan dalam
rekayasa teknik dan reorganisasi pekerjaan adalah pemberian pelindung mesin, system
ventilasi, mengurangi bising, perlindungan melawan ketinggian, mengorganisasi
pekerjaan untuk melindungi pekerja dari bahaya bekerja sendiri, jam kerja dan beban
kerja yang tidak sehat
Pengendalian Administrasi

Pengendalian administrasi merupakan pengendalian risiko dan bahaya dengan


peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat. Contoh
pengendalian administrasi adalah melaksanakan inspeksi keselamatan terhadap peralatan
secara periodik, melaksanakan pelatihan, mengatur keselamatan dan kesehatan kerja pada
aktivitas kontraktor, melaksanakan safety induction,

Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 8 Tahun
2010 adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Contoh Alat Pelindung Diri adalah baju, sepatu keselamatan, kacamata keselamatan,
perlindungan pendengaran dan sarung tangan.

Anda mungkin juga menyukai