Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN GERIATRIC ASSESSMENT

SEORANG PEREMPUAN 75 TAHUN DENGAN DENGAN NEUROPATI


DM DAN RIWAYAT STROKE INFARK

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

dalam menempuh Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :

Muhammad Alkdri A 030.014.0126

Clara Laraswati 030.014.0

Pembimbing:

dr. Rudy Pou, MARS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT PERIODE 20 SEPTEMBER - 30 OKTOBER 2021

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

TRISAKTI JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Asesmen Geriatri dan kunjungan
rumah ini yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan
klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan


dorongan dari banyak pihak, dan dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

dr. Rudy Pou, MARS selaku pembimbing kami yang telah rela
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi kepada
kami.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini,


oleh karena itu segala saran dan kritikan yang membangun sangat diharapkan.

Jakarta, September 2021

Penulis

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan


menjadi seorang yang lemah dan rentan yang diakibatkan karena berkurangnya sebagian
besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai
penyakit dan kematian. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas.
Indonesia merupakan negara dengan struktur penduduk tua (Aging Population), dimana
populasi lanjut usia (lansia) saat ini diproyeksikan sebesar 27,08 juta jiwa atau 9,99%
dari total penduduk Indonesia. Permasalahan kesehatan pada populasi lansia antara lain
sebanyak 63.5% lansia penderita Hipertensi, 5.7% lansia dengan Diabetes Melitus,
4.5% lansia dengan Penyakit Jantung, 4.4% lansia dengan Stroke, 0.8% lansia dengan
Gangguan Ginjal dan 0.4% lansia menderita Kanker (Riskesdas 2018).1

Pasal 138 Undang-undang Kesehatan menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan


kesehatan bagi Lanjut Usia ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan
produktif secara sosial dan ekonomis; dan Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan bagi lanjut usia agar tetap dapat hidup mandiri dan
produktif secara sosial dan ekonomis. Pelayanan Kesehatan kepada lanjut usia
dilakukan mulai dari tingkat masyarakat di kelompok-kelompok lanjut usia, dan
pelayanan di sarana pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dengan pelayanan yang
ramah terhadap lanjut usia dengan sistem rujukannya ke Rumah Sakit. Pelayanan di
Puskesmas lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif bagi lanjut usia yang mempunyai masalah kesehatan.2

Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia mengalami
kemunduran fisik dan mental. Kesehatan merupakan aspek sangat penting yang perlu
diperhatikan pada kehidupan para lanjut usia. Salah satu permasalahan yang sangat
mendasar pada lanjut usia adalah masalah kesehatan. Diabetes merupakan kondisi
kesehatan yang penting bagi populasi lanjut usia, sekitar seperempat orang berusia di

3
atas 65 tahun mengidap diabetes. Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan
metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal (hiperglikemia) akibat
gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya. Keadaan
hiperglikemia yang berlangsung lama, seringkali menyebabkan gangguan
mikrovaskular maupun makrovaskular. Keadaan ini akan menyebabkan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,
jantung, saraf dan pembuluh darah, yang mana masing-masing dapat menyebabkan
terjadinya, nefropati diabetik, kardiopati diabetik, neuropati diabetik dan retinopati
diabetik.3

Neuropati diabetik adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi saraf
penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain Diabetes Melitu. Apabila dalam
jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi normal maka akan
melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke
saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetic.4

4
BAB II
ASESMEN GERIATRI

I. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 75 Tahun
Alamat : Mampang Prapatan
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Orang Terdekat : Ny. A
Jumlah Anak : 2
Jumlah Cucu : 3
Jumlah Cicit : -
Pembiayaan Kesehatan : BPJS

II. Riwayat Medis / Evaluasi Fisik


A. Riwayat Medis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 28
September 9.30 – 10.10 WIB di poli geriatri puskesmas kecamatan mampang
prapatan.

1. Keluhan Utama:
Kesemutan dan Baal pada kedua ekstremitas bawah sejak 3 tahun yang lalu

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Berdasarkan alloanamnesis, Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan kesemutan dan baal padakedua
kaki sejak 2 tahun SMRS. Awalnya keluhan dirasakan hilang timbul dirasakan
terutama pada saat malam hari dan semakin lama semakin sering. Kesemutan
dirasakan menetap pada kedua kaki dan tidak menjalar. Pasien juga
mengeluhkan adanya rasa baal pada kedua telapak kaki. Selain itu pasien juga
mengeluhkan kesemutan pada kedua telapak tangan dan dirasakan hilang timbul.
Rasa panas seperti terbakar dan rasa seperti disetrum disangkal. Keluhan lain

5
seperti sulit berjalan disangkal. Pasien juga mengatakan adanya kelemahan pada
tangan dan kaki kanan pasien. sebelumnya 2 tahun yang lalu pasien pernah
menderita stroke sesisi kanan. Fungsi otonom pasien seperti menahan buang air
kecil dan buang air besar masih baik.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Stroke 2 tahun yang lalu, riwayat cedera kepala, kejang, demam tinggi,
ataupun penyakit yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit
disangkal. Pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit sistemik lainnya.

4. Riwayat Opname Rumah Sakit


-

5. Riwayat Kesehatan Lain


Tidak ada.

6. Riwayat Alergi
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi

7. Kebiasaan
Pasien tidak memiliki riwayat merokok dan tidak minum minuman
beralkohol, pasien tidak rajin berolahraga.

8. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini


Pasien mengonsumsi obat Clopidogrel 75 mg, Alpentin, Neurodex,
Metformin.

9. Penapisan Depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

6
Tabel 1. Penapisan depresi.

7
Setia Serin Kadan Jaran Tidak
p g g g perna
waktu sekali kadang sekali h
a. Berapa seringkah bulan
yang lalu masalah kesehatan

anda menghalangi kegiatan
anda, (mis. pergi
mengunjungi teman,
aktivitas sosial)?
b. Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa gugup?
c. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa tenang dan √

damai?
d. Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa sedih sekali?
e. Berapa seringkah bulan lalu

anda merasa bahagia?
f. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa begitu sedih √
sampai serasa tak ada
sesuatupun yang mungkin
menghiburnya?
g. Selama bulan lalu, berapa
seringnya perasaan depresi

anda mengganggu kerja
anda sehari-hari?
h. Selama bulan lalu, berapa
sering anda merasa tak ada

lagi sesuatu yang anda
harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu, berapa
sering anda merasa tak √

diperhatikan keluarga?
j. Berapa sering selama bulan
lalu anda merasa ingin V

menangis saja?
k. Selama bulan lalu, berapa
8
sering anda merasa bahwa

hidup ini sudah tak ada
gunanya lagi?
Kesimpulan: Tidak didapatkan adanya tanda-tanda depresi.

10. Status Fungsional


a. ADL dasar dan Instrumental
Tabel 24. ADL (Activity Daily Living).5

No. Item yang dinilai Skor Nilai


1. Makan(Feeding 1 = Tidak mampu
) 2 = Butuh bantuan memotong, mengoles
2
mentega dll.
3 = Mandiri
2. Mandi 1 = Tergantung orang lain
1
(Bathing) 2 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, 1
rambut, gigi, dan bercukur
4. Berpakaian 1 = Tergantung orang lain
(Dressing) 2 = Sebagian dibantu (misal mengancing
2
baju)
3 = Mandiri
5. Buang air kecil 1 = Inkontinensia atau pakai kateter dan
(Bowel) tidak terkontrol
2 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24
2
jam)
3 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
6. Buang air besar 1 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu
(Bladder) enema)
2
2 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
3 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan 1 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 2 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
2
melakukan beberapa hal sendiri
3 = Mandiri
8. Transfer 1 = Tidak mampu 3
2 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2

9
orang)
3 = Bantuan kecil (1 orang)
4 = Mandiri
9. Mobilitas 1 = Immobile (tidak mampu)
2 = Menggunakan kursi roda
3 = Berjalan dengan bantuan satu orang 3
4 = Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun 1 = Tidak mampu
tangga 2 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 1
3 = Mandiri

Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
Kesimpulan : Kesimpulan : jumlah skor ADL Ny. E adalah 19, dapat
disimpulakn bahwa pasien mempunyai ketergantungan ringan dalam aktivitas
sehari-hari.

b. Keterbatasan Fungsional
Pertanyaan : Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda
membatasi kegiatan anda berikut ini?

Tabel 3. Keterbatasan fungsional.


No Aktivitas >3 <3 Tak
. bulan bulan Terbatasi
1. Berbagai pekerjaan berat √
(mis. Angkat barang, lari)

2. Berbagai pekerjaan sedang √


(mis.menggeser meja /

10
almari, angkat barang
belanjaan)

3. Pekerjaan ringan di rumah √


yang biasa dikerjakan

4. Mengerjakan pekerjaan (di √


kantor / sehari-hari)

5. Naik bukit / naik tangga √

6. Membungkuk, berlutut, √
sujud

7. Berjalan kl.100 meter √

8. Makan, mandi, berpakaian √


ke WC
Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan
pekerjaan

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum
Tabel 4. Pemeriksaan tanda vital

Keadaan umum Keterangan


Tanda-tanda vital Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah (mmHg) 140/85 140/85
Nadi (kali/menit) 88 90
Laju respirasi 22 22
(kali/menit)
BMI 23,8 kg/m

Kesimpulan: Status gizi pasien adalah overweight menurut WHO, normal asia pasifik.

11
2. Keadaan Kulit : Kering
Bercak kemerahan : tidak ada
Lesi kulit lain : tidak ada
Curiga keganasan : tidak ada
Dekubitus : tidak ada

3. Pendengaran
Tabel 5. Pemeriksaan pendengaran.
Temuan fisik Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar - √
Cerumen impaksi - √

4. Penglihatan
Tabel 6. Pemeriksaan penglihatan.
Temuan fisik Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat
kabar
Tanpa kaca mata - √
Dengan kaca mata √ -
Terdapat katarak/tidak
Kanan √ -
Kiri √ -

5. Mulut
Tabel 7 Pemeriksaan mulut.
Temuan fisik Buruk Baik
Higiene mulut √

Ada Tidak
Gigi palsu - √

12
Terpasang √
Lecet di bawah gigi palsu -
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) -

6. Leher
Tabel 8. Pemeriksaan leher.
Temuan Normal Abnormal (jelaskan)
klinis
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √

Bekas luka pada tiroid : Tidak ada


Massa lain : Tidak ada
Kelainan Limfa : Tidak teraba membesar

7. Dada
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan Lain : Tidak ada

8. Paru-paru
Tabel 9. Pemeriksaan paru-paru.
Temuan klinis Kanan Kiri
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
suara dasar Vesikuler Vesikuler
suara tambahan Ronkhi (-), Ronkhi (-),
wheezing (-) wheezing (-)

13
9. Kardiovaskular

Tabel 10. Pemeriksaan Kardiovaskular

a. Jantung
- Irama Regular Ireguler

- Bising Ya Tidak

- Gallop Ada Tidak



Lain-lain (jelaskan)
b. Bising Ada Tidak

 Karotis : Kiri √
Kanan √

 Femoralis : Kiri √
Kanan √

c. Denyut nadi perifer

Ada Tidak
 A. dorsalis pedis
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)

 A. tibialis posterior
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)

d. Edema
Ada Tidak
 Pedal √

 Tibial √

 Sakral √

14
10. Abdomen
Hati membesar : tidak ada
Massa abdomen lain : tidak ada
Bising/bruit : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Cairan asites : tidak ada
Limpa membesar/tidak : tidak ada

11. Rektum/Anus
Tabel 11. Pemeriksaan rectum/anus.
Ada Tidak
Tonus sphincter ani
Massa di rectum TIDAK DIPERIKSA
Impaksi fekal

12. Genital/Pelvis
Tabel 12. Pemeriksaan genital/pelvis.
Ya Tidak

Massa

Nyeri tekan

TIDAK DIPERIKSA
Lain-lain : -

13. Muskuloskeletal
Tabel 13. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Ta Tl.
Temuan Bah Sik Tanga Pinggu Lutu Kak
k blk
klinis u u n l t i
ada g
Deformitas

15
Gerak
√ √
terbatas


Nyeri

Benjolan /

peradanga
n
Kesimpulan: Pada pasien didapatkan gerak terbatas pada kedua lutut

14. Neurologik / Psikologik


a. Status Mentalis
Tabel 14. Pemeriksan neurologis

Baik Terganggu
Orientasi
Orang v
Waktu v
Tempat v
Situasi v
Baik Terganggu
Daya ingat
Sangat lampau v
Baru terjadi v
Ingat obyek stlh 5 menit v
segera (mengulang)

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :

Tabel 15. Status mental

Betul Salah

16
Tanggal berapakah hari ini ? v
Hari apakah hari ini ? v
Apakah nama tempat ini ? v
Berapakah nomor telpon rumah anda ? - -
Berapakah usia anda ? v
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ? v
Siapa nama presiden sekarang ? v
Nama presiden sebelum ini ? v
Nama ibumu sebelum menikah ? v
20 dikurang 3 dan seterusnya v
Jumlah kesalahan

0-2 kesalahan : baik

3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan

5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang

7-10 kesalahan : gangguan intelek berat

Kesimpulan : Tidak terdapat kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka


disimpulkan status mentalis pasien, tidak ada gangguan intelek.

b. Umum
Tabel 16. Pemeriksaan umum.
Pemeriksaan Normal Abnormal (jelaskan)
Saraf otak
Motorik :
- kekuatan √ (menurun)
- tonus √

Sensorik : √
- tajam √
- raba -
- getaran Tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks

17
Serebral : - Jari ke hidung √

- Tumit ke ujung kaki √


- Romberg Tidak dilakukan pemeriksaan
Gerak langkah √

Kesimpulan: Terdapat penurunan fungsi motorik.

18
d. Tanda-tanda lain
Tabel 17. Tanda tanda lain.
Pemeriksaan Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √
Rigiditas cogwell √
Bradikinesia √
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √

Kesimpulan: Pada pemeriksaan tanda-tanda lain dari gerakan involunter


tidak ditemukan kelainan.

C. RISIKO JATUH
Tabel 18. Risiko jatuh.
Fall Risk Checklist

Identifikasi Faktor Risiko Ya Tidak

Riwayat Jatuh
Apakah terdapat riwayat jatuh selama satu
tahun

terakhir? √
Apakah terdapat kekhawatiran untuk jatuh dan

ketidakseimbangan saat berdiri atau berjalan? √


Kondisi medis
Gangguan irama/ denyut jantung? √
Gangguan kognitif? √
Inkontinensia? √
Depresi? √
Gangguan pada kaki? √
Kondisi medis lain? (Sebutkan) √

19
(Nneuropati DM, Riwayat Stroke
Infark)

Medikasi
Obat psikoaktif/ susunan saraf pusat? √
Obat-obatan yang dapat menimbulkan √
hipotensi?
Obat-obatan yang dapat menimbulkan sedasi? √

Timed Up and Go (TUG) Test ≥12detik Tidak dilakukan                        


30-detik Chair Stand Test Tidak dilakukan
4-Stage Balance Test Full tandem stance <10 Tidak dilakukan
detik

Tajam penglihatan <6/12 ATAU tidak terdapat Tidak dilakukan


pemeriksaan mata selama >1 tahun √
Hipotensi Postural
Penurunan tekanan darah sistolik

≥20 mm Hg atau tekanan darah

diastolik ≥10 mm Hg atau kliyengan

atau pusing saat bangun dari posisi

berbaring ke posisi berdiri? √


Faktor Risiko Lain? (Sebutkan)

Usia lanjut √
Pegangan kamar mandi tidak ada              √
Lantai kamar mandi yang licin              √

20
Kesimpulan: terdapat beberapa faktor risiko jatuh, sehingga perlu dilakukan
intervensi untuk mengurangi risiko tersebut

D. DATA LABORATORIK
Tidak ada data

E. HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAINNYA


Tidak ada

F. POLA KONSUMSI MAKAN PENDERITA FORMULIR 24 HOUR


RECALL
(Catatan: asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur
malam.

           Tabel 17. 24-hour Food Recall

Nama
Kalori
Makanan atau
Waktu Jam minuman Bahan Jumlah (kkal)
Makan 09.00 Sereal + susu Jagung, tepung, gula, susu 1 155
pagi mangkok
Biskuit Sari Gandum, tepung, gula 3 pcs 154
Gandum
Teh manis anget Teh, air, gula 1 cangkir 92
Air mineral Air mineral 1 gelas 0
Makan 13.00 Nasi putih Beras 1 centong 204
siang Sayur bayam bayam, bawang merah, 1 porsi 36
bawang putih,cabe merah,
garam, gula, minyak
Telur dadar Telur, bawang, minyak 1 porsi 94
Air mineral Air mineral 1 gelas 0
Makan 19.00 Nasi putih Beras 1 centong 204

21
malam
Tempe orek tempe, kecap, bawang 1 porsi 175
putih, lengkuas, daun
salam, garam, gula, lada
Telur dadar Telur, bawang, minyak 1 porsi 94
Air mineral Air mineral 1 gelas 0

Dari food recall pasien didapatkan asupan kalori pasien selama sehari adalah sebesar
1.208 kkal. Pasien makan tiga kali dalam sehari. Kebutuhan gizi pasien berdasarkan
AKG di PMK RI no. 28 tahun 2019 yaitu 1.550 kkal/hari. Konsumsi makanan pasien
masih dalam batas normal, sehingga disarankan agar pasien tetap menjaga pola makan
yang ideal untuk menjaga kesehatannya.

22
Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator

Aspek Diagnostik
Biologis  Baal Pada Ekstremitas Bawah Kiri 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga - Pasien dan keluarga memahami
dan Kanan tentang neuropati DM, komplikasi, tentang penyakit neuropati DM
 Diagnosis : Neeuropati DM penatalaksanaan, termasuk edukasi - Pasien rutin melakukan pemeriksaan
mengenai pentingnya mengonsumsi obat kesehatan ke puskesmas
secara teratur - Pasien meminum obat secara rutin
2. Motivasi pasien dan keluarga untuk kontrol - Pasien mengkonsumsi makanan
rutin tekanan darah ke puskesmas sehat dan bergizi

23
Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator

Diagnostik
Biologis  Kelemahan anggota tubuh 1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang
sisi kanan penyakitnya, dan edukasi untuk membantu pasien
- Keluarga mengerti tentang
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
penyakit yang diderita pasien
 Diagnosis: Stroke Infark 2. Memberikan edukasi kepada keluarga dan kepada
- Pasien berobat ke dokter
pasien untuk melatih gerakan dengan dibantu untuk
spesialis saraf dan dokter rehabilitasi
mencegah pengecilan otot
medik
3. Menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan
- Pasien dan keluarga
kembali ke dokter Spesialis Saraf untuk diberikan
memahami fisioterapi yang
perencanaan terapi lanjut untuk keluhannya dan
diperlukan
menganjurkan untuk ke dokter Spesialis Rehab
Medik untuk dilakukan fisioterapi

Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator

Diagnostik

24
Psikologis  Hasil tes penapisan depresi 1. Memantau tanda-tanda depresi pada pasien - Pasien tidak depresi
pada geriatri tidak 2. Meminta pasien/keluarganya untuk menghubungi
didapatkan tanda – tanda tenaga kesehatan terdekat apabila terjadi perubahan
kemungkinan depresi pada suasana hati dan perubahan tingkah laku yang
pasien dalam 1 bulan signifikan
terakhir 3. Mengajak pasien dan keluarga untuk mengadakan
kumpul keluarga berkala dengan pasien
4. Mengedukasi keluarga untuk melakukan
pendekatan spiritual terhadap pasien

Sosial Tes ada/tidaknya hambatan 1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien - Keluarga membantu pasien
dalam status fungsional pasien bahwa pasien perlu dipantau dan dibantu untuk dalam kegiatan sehari-hari
dengan : beberapa kegiatan dalam melakukan aktivitasnya
sehari-hari
 Tes ketergantungan dalam

25
melakukan kegiatan sehari-
hari (ADL/Activity Daily
Living)
 Tes keterbatasan fungsional
 Berdasarkan tes pasien
memiliki keterbatasan
ringan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari (ADL)

26
G. LAPORAN LANJUTAN
Tabel 22. Laporan lanjutan.
Tanggal Problem diagnostik Kegiatan

28 - Hemiparesis dextra - Memperkenalkan diri, bina rapport, dan


Septembe - Neuropati DM informed concent untuk dilakukan
r 2021 pemeriksaan
- Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
menyeluruh dan edukasi kepada pasien
- Menganjurkan pasien untuk datang ke
puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dan
mendapatkan obat sesuai anjuran dokter, baik
dosis maupun waktu minum serta kepatuhan
minum obat.
- Hemiparesis dextra - Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 130/ 80
4 oktober
- Neuropati DM mmHg
2021

- Follow up kondisi pasien,


- Kedua kaki masih terasa baal dan
kesemutan terkadang
- Pasien rutin mengonsumsi obat sesuai
anjuran
- Pengukuran tanda vital, TD =
135/80mmHg
- Pemeriksaan GDS: 160 mg/dL

27
Pada Pemeriksaan Fisik (Summary)
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada pasien ini adalah
neuropati DM, riwayat stroke infark
Rencana Perawatan Terpadu (Comprehensive Care)
- Dari Aspek Biopsikososial
o Melakukan anamnesis dan pemeriksaan tentang masalah kesehatan yang dialami
pasien
o Memberikan informasi dan edukasi tentang masalah kesehatan pasien agar pasien
mengetahui masalah yang dialami
o Edukasi kepada keluarga pasien agar tetap berinteraksi & memberikan dukungan
kepada pasien agar pasien aktif dan semangat.
o Edukasi keluarga pasien jika terdapat masalah kesehatan kembali agar segera
dibawa ke fasilitas kesehatan
o Edukasi pasien dan keluarga untuk rutin dan jangan putus berobat
o Edukasi pasien dan keluarga pasien agar pasien tetap bersosialisasi keluarga dan
kepada tetangga sekitar dan mensuport pasien supaya tidak menyerah
mengahadapi penyakitnya.
- Pengkajian Fisik
o Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk mengetahui tentang masalah
kesehatan yang dialami
o Melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu, kolesterol, dan asam urat. Serta
mengedukasi supaya kontrol tiap bulan dan mendapatkan pengobatan ke
puskesmas terdekat
o Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga supaya menggerakkan ekstremitas
secara aktif maupun pasif.
o Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa baiknya pasien selalu
ditemani jika sedang terbangun agar terhindar dari jatuh dan tetap menjaga
suasana hati pasien.
- Pengkajian Psikologis

28
o Memberikan tes tentang Geriatri Depression Scale dan status mental untuk
mengetahui terdapat gangguan depresi dan adanya gangguan kognitif
o Meminta pasien/keluarganya untuk menghubungi apabila terjadi perubahan
kesadaran atau tingkah laku yang signifikan
o Memotivasi pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan
- Status Fungsional
o Memberikan tes tentang ADL untuk mengetahui pasien sepenuhnya memiliki
ketergantungan pada kehidupan sehari hari
o Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa pasien perlu dipantau dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari
- Status Nutrisi
o Melakukan anamnesis tentang konsumsi makan penderita formulir 24 hour recall
untuk mengetahui pola makan pasien.
o Memberikan edukasi tentang gizi seimbang agar pasien dapat mengatur pola
makan dengan baik dan benar
o Edukasi mengenai makanan yang harus dihindari oleh pasien berhubungan
dengan penyakitnya.
- Interaksi Diantara Hal Hal Tersebut
o Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien jika pasien tetap menjaga
kesehatan, meningkatkan aktivitas sehari hari, mengurangi faktor risiko jatuh dan
gizi seimbang dengan baik sehingga kehidupan pasien lebih baik dan sehat
sehingga beban untuk keluarga dapat berkurang
o Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk memantau agar pasien tetap
rutin minum obat sehingga keadaan pasien tetap stabil dan beban untuk keluarga
dapat berkurang

Terapi Farmakologik
- Clopidogrel 1 x 75 mg
- Alpentin
- Neurodex

29
- Metformin

Terapi Non-farmakologik
- Anjuran untuk melakukan pengobatan rutin ke rumah sakit dan meminum obat secara
teratur.
- Psikoterapi kognitif dan suportif.
- Anjuran melatih anggota gerak yang mengalami kelemahan dibantu oleh keluarga
secara pasif.
- Memperhatikan pola makan dan juga gizi yang didapat oleh pasien agar dapat
menunjang tingkat kesembuhan dari penyakit yang diderita.

GERIATRIC GIANT
Geriatric giant mencerminkan kondisi yang mempengaruhi sebagian besar lansia dan
menyebabkan ketidakmampuan dalam melakukan fungsi sehari-hari. Kondisi-kondisi
medis tersebut adalah: inkontinensia, imobilisasi, instabilitas, penurunan intelektual
(delirium dan demensia)
Tabel 23. Geriatric Giant
Geriatric Giant

Geriatric Giant Ada (√) / Tidak (x)


Immobilization X
Instability √
Incontinence X
Intellectual Impairment X
Infection X
Impairment of Vision √

Isolation X
Inanition √

30
Impecunity X
Iatrogenic X
Insomnia X
Immunodeficiency X
Impotence X
Irritable bowel X

Immobilization
Pasien tidak memiliki keterbatasan gerak dan tidak menggunakan alat bantu jalan sehingga
pasien tidak memiliki masalah mobilisasi.

Instability (Instabilitas dan Jatuh)


Pasien memiliki risiko jatuh karena pasien overweight.

Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi)


Pasien tidak memiliki inkontinensia urin dan alvi, hal ini dibuktikan pasien masih dapat
mengontrol BAK dan BAB.

Intellectual Impairment (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan Delirium)


Pasien tidak memiliki gangguan intelektual.

Infection (Infeksi)
Pasien tidak memiliki riwayat infeksi.

Impairment of Hearing, Vision and Smell (Gangguan Pendengaran, Penglihatan dan


Penciuman)
Pasien mengalami penurunan penglihatan. Tidak didapatkan gangguan pendengaran.
Gangguan penciuman disangkal oleh pasien.

Isolation (Depression, Anxiety, Stress)


Pasien tidak mengalami cemas, stress maupun depresi berdasarkan kuesioner depresi pada
lansia

Inanition (Malnutrisi)

31
Berdasarkan IMT, pasien termasuk dalam kategori overweight pada kriteria WHO Asia
Pasifik

Impecunity (Kemiskinan)

Pasien saat ini sudah tidak bekerja. Uang pensiunan suami dan mendapat uang dari anak-
anaknya untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan pasien.

Iatrogenic
Pasien tidak mempunyai penyakit iatrogenic.

Insomnia

Pasien tidak mengalami gangguan tidur.

Immunodeficiency (Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh)

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak mengalami immunodeficiency (penurunan sistem


kekebalan tubuh).

Impotence
Pasien saat ini sudah tidak pernah melakukan hubungan suami istri karena usia.

Irritable Bowel Disease


Berdasarkan anamnesis, pasien menyangkal keluhan diare sehingga pasien tidak mengalami
irritable bowel syndrome.

Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat disimpulkan pasien mengalami


gangguan pada instability, inanition dan impairment of vision.

BAB III
PENUTUP

32
3.1 KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang perempuan berusia 75 tahun dengan neuropati
diabetik, riwayat stroke. Dari asesmen geriatri yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pasien memiliki hendaya fisik berupa kesulitan berdiri dan berjalan namun masih bisa
melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Pada kunjungan pertama dilakukan informed concent, bina rapport, anamnesis,
dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mencari masalah yang ada pada pasien.
Selanjutnya pasien dan keluarga diberikan edukasi terhadap masalah kesehatannya serta
penanganannya yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan kesehatannya
serta pencegahan dari komplikasi yang dapat terjadi. Keluarga pasien disarankan kembali
untuk tetap memeriksakan kesehatan ke dokter terkait keluhannya.
Kepada keluarga dilakukan edukasi terhadap masalah dan penyulit masalah yang
dapat muncul. Ditekankan juga mengenai faktor risiko dari gizi, pengobatan, dan risiko
jatuh pada pasien yang dapat dicegah sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

33
3.2 SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti dapat
memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan lebih detail kepada pasien dan
keluarganya mengenai masalah gangguan kognitif dan kemungkinan pasien sulit mandiri
dalam keseharian. Diharapkan peneliti juga dapat menjelaskan pentingnya menjaga pola
hidup sehat dan baik terutama makanan dan minuman agar gizi seimbang terpenuhi untuk
memenuhi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dan serta pentingnya peran serta
keluarga dalam memberikan dukungan pada para lansia sehingga status kesehatan lansia baik
dan tetap aktif dan produktif di usianya.

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Analisis Lansia di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017


2. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014
3. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018
4. Benjamin E, Blaha M, Chiuve S. Heart Disease and Stroke Statistics, Update: A Report
from the American Heart Association. 2017;135(10):146-53

35
Lampiran 1
Tabel 24. ADL (Activity Daily Living).5

No. Item yang dinilai Skor Nilai


1. Makan(Feeding 4 = Tidak mampu
) 5 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega
2
dll.
6 = Mandiri
2. Mandi 3 = Tergantung orang lain
1
(Bathing) 4 = Mandiri
3. Perawatan diri 2 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 3 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, 1
dan bercukur
4. Berpakaian 4 = Tergantung orang lain
(Dressing) 5 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju) 2
6 = Mandiri
5. Buang air kecil 4 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
(Bowel) terkontrol
2
5 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
6 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air besar 4 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
(Bladder) 5 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu) 2
6 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan 4 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 5 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
2
beberapa hal sendiri
6 = Mandiri
8. Transfer 5 = Tidak mampu
6 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
7 = Bantuan kecil (1 orang)
8 = Mandiri
9. Mobilitas 5 = Immobile (tidak mampu) 3
6 = Menggunakan kursi roda
7 = Berjalan dengan bantuan satu orang

36
8 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti, tongkat)
10. Naik turun 4 = Tidak mampu
tangga 5 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 1
6 = Mandiri

Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan : Kesimpulan : jumlah skor ADL Ny. E adalah 19, dapat disimpulakn bahwa
pasien mempunyai ketergantungan ringan dalam aktivitas sehari-hari.

Lampiran 2
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)6
Nama Responden : Ny. E
Umur : 75 tahun

37
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pemeriksa : Ari, Clara
Tanggal : 28 September 2021
Tabel 25. Pemeriksaan status mental mini.

Nilai
No Tes Nilai
Max

  ORIENTASI    

1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5 5

2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung), 5


5
(ruang)

  REGISTRASI    

3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya


selang 1 detik (misal apel, uang, meja) responden diminta
3
mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. 3
Ulangi sampai responden dapat menyebutkan dengan benar
dan catat jumlah pengulangan

  ATENSI DAN KALKULASI    

4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk


tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.
5
Atau responden diminta mengeja terbalik kata “WAHYU” 5

(nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;


misalnya uyahw = 2 nilai)

  MENGINGAT KEMBALI (RECALL)    

5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di 2


3
atas

  BAHASA    

6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang 2 2

38
ditunjukkan (perlihatkan pensil dan jam tangan)

7 Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau dan 1


1
atau tetapi”

8 Responden diminta melakukan perintah “Ambil kertas ini 3


dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di 3
lantai”

9 Responden diminta membaca dan melakukan yang 1


1
dibacanya: “Pejamkanlah mata Anda”

10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1

11 Responden diminta menyalin gambar 1


1
 

  Skor Total 30 29

Interpretasi nilai MMSE :


26 – 30 : normal
21 – 25 : gangguan kognitif ringan
10 – 20 : gangguan kognitif sedang
0–9 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :
Pada Ny. E didapatkan hasil skor 29 pada pemeriksaan MMSE. Hal ini menandakan bahwa
pasien memiliki kognitif Normal

39
Lampiran 3

FALL RISK CHECKLIST


Nama Responden : Ny. E
Umur : 75 Tahun
Pendidikan : Tidak bekerja
Tabel 26. Morse fall scale.10
Riwayat jatuh sebelumnya YA/TIDAK 0
Diagnosa penyerta YA/TIDAK 15
Alat bantu untuk berpindah 1. Perabotan 0
2. Walker
3. Tidak ada/
bed/kursi

40
roda, perawat
Penggunaan obat IV atau Heparin YA/TIDAK 0
Cara berjalan atau berpindah 1. Tidak mampu 0
2. Lemah
3. Normal,
bedrest,imobil
isasi
Keadaan status mental 1. Mudah lupa 15
2. Orientasi baik
TOTAL 30

Risiko ringan :0-24


Risiko sedang :25-44
Risiko tinggi :>45
Kesimpulan: Pada Ny. E didapatkan risiko jatuh yang rendah, sehingga perlu dilakukan
intervensi untuk mengurangi risiko tersebut.

Fall Risk Checklist

Identifikasi Faktor Risiko Ya Tidak

Riwayat Jatuh
Apakah terdapat riwayat jatuh selama satu
tahun

terakhir? √
Apakah terdapat kekhawatiran untuk jatuh dan

ketidakseimbangan saat berdiri atau berjalan? √


Kondisi medis
Gangguan irama/ denyut jantung? √
Gangguan kognitif? √

41
Inkontinensia? √
Depresi? √
Gangguan pada kaki? √
Kondisi medis lain? (Sebutkan) √
(Polineuropati DM, Riwayat Stroke
Infark)

Medikasi
Obat psikoaktif/ susunan saraf pusat? √
Obat-obatan yang dapat menimbulkan
hipotensi? √
Obat-obatan yang dapat menimbulkan sedasi? √
Timed Up and Go (TUG) Test ≥12detik Tidak dilakukan                        
30-detik Chair Stand Test Tidak dilakukan
4-Stage Balance Test Full tandem stance <10
detik Tidak dilakukan

Tajam penglihatan <6/12 ATAU tidak terdapat Tidak dilakukan


pemeriksaan mata selama >1 tahun √
Hipotensi Postural
Penurunan tekanan darah sistolik

≥20 mm Hg atau tekanan darah

diastolik ≥10 mm Hg atau kliyengan

atau pusing saat bangun dari posisi

berbaring ke posisi berdiri? √


Faktor Risiko Lain? (Sebutkan)

42
Usia lanjut √
Pegangan kamar mandi tidak ada              √
Lantai kamar mandi yang licin              √

Kesimpulan: terdapat beberapa faktor risiko jatuh, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk
mengurangi risiko tersebut

Lampiran 4

Geriatric Giant

Geriatric Giant Ada (√) / Tidak (x)


Immobilization X
Instability √
Incontinence X
Intellectual Impairment X
Infection X
Impairment of Vision √

Isolation X
Inanition √
Impecunity X
Iatrogenic X
Insomnia X
Immunodeficiency X
Impotence X
Irritable bowel X

43
Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat disimpulkan pasien mengalami
gangguan pada instability, inanition dan impairment of vision 

Immobilization
Pasien tidak memiliki keterbatasan gerak dan tidak menggunakan alat bantu jalan
sehingga pasien tidak memiliki masalah mobilisasi.

Instability (Instabilitas dan Jatuh)


Pasien memiliki risiko jatuh karena pasien overweight.

Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi)


Pasien tidak memiliki inkontinensia urin dan alvi, hal ini dibuktikan pasien masih dapat
mengontrol BAK dan BAB.

Intellectual Impairment (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan


Delirium)
Pasien tidak memiliki gangguan intelektual.

Infection (Infeksi)
Pasien tidak memiliki riwayat infeksi.

Impairment of Hearing, Vision and Smell (Gangguan Pendengaran, Penglihatan dan


Penciuman)
Pasien mengalami penurunan penglihatan. Tidak didapatkan gangguan pendengaran.
Gangguan penciuman disangkal oleh pasien.

Isolation (Depression, Anxiety, Stress)


Pasien tidak mengalami cemas, stress maupun depresi berdasarkan kuesioner depresi
pada lansia

Inanition (Malnutrisi)

Berdasarkan IMT, pasien termasuk dalam kategori overweight pada kriteria WHO Asia
Pasifik

44
Impecunity (Kemiskinan)

Pasien saat ini sudah tidak bekerja. Uang pensiunan suami dan mendapat uang dari anak-
anaknya untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan pasien.

Iatrogenic
Pasien tidak mempunyai penyakit iatrogenic.

Insomnia

Pasien tidak mengalami gangguan tidur.

Immunodeficiency (Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh)

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak mengalami immunodeficiency (penurunan sistem


kekebalan tubuh).

Impotence
Pasien saat ini sudah tidak pernah melakukan hubungan suami istri karena usia.

Irritable Bowel Disease


Berdasarkan anamnesis, pasien menyangkal keluhan diare sehingga pasien tidak
mengalami irritable bowel syndrome.

Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat disimpulkan pasien mengalami


gangguan pada instability, inanition dan impairment of vision 

45
LAMPIRAN 5

Dokumentasi

46

Anda mungkin juga menyukai