Anda di halaman 1dari 6

ANALISA N, P, K PADA PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH AIR TAHU DAN IKAN

TERI SETELAH DEKOMPOSISI 30 HARI


1Ulina Catarina Simatupang, 2Widya Lestari
1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Darma Agung
Jl. T.D. Pardede No. 21 Medan.Sumatera Utara
2
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Labuhanbatu
Jl. SM. Raja No. 126A Rantauprapat, Sumatera Utara
Email : widyalestari1688@gmail.com

ABSTRACT

The aims of this study are to compare the feasibility of levels of Nitrogen, Phospor and
Kallium liquid organic fertilizers resulting from anaerobic and aerobic, The results of 30
days of decomposition of organic waste made from raw water tofu and anchovy produce
liquid organic fertilizer with levels of Nitrogen 0,30%, Phospor 0,18% and Kalium 0,10%.
The Phospor content of liquid organic fertilizer produced from the decomposition of organic
waste made from raw water tofu and anchovies has met the SNI 19-7030-2004 eligibility
standards set by the ministry of agriculture so it is suitable for use on plants. Nitrogen and
Kalium levels of liquid organic fertilizer obtained from the decomposition of organic waste
made from water tofu, vegetables and fruit water with organic waste made from raw water
tofu and anchovies not meet SNI 19-7030-2004 eligibility standards.

Keywords: Nitrogen, Phospor, Kalium, Liqiud organic Fertilizers, SNI 19-7030-2004

PENDAHULUAN dengan populasi 3 juta jiwa, sampah yang


dihasilkan setiap harinya mencapai 1.500
Menurut Taufik et al (2015) ton dengan perincian 48% sampah organik
sampah pada umumnya dibagi menjadi dan 52% sisanya merupakan sampah
dua jenis, yaitu; anorganik.
a. Sampah organik bersifat degradable Kompos atau Pupuk organik adalah
(mudah diuraikan) mikroorganisme nama kolektif untuk semua jenis bahan
yang sebagian besar tersusun oleh organik asal tanaman dan hewan yang
senyawa organik (sisa tanaman, hewan dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi
atau kotoran) mengalami pembusukan tanaman (Andesta et al, 2020). Menurut
atau pelapukan badan satndarisasi Nasional tahun 2002,
b. Sampah anorganik bersifat non “Organik” adalah istilah pelabelan yang
degradable (sulit untuk diuraikan) menyatakan bahwa suatu produk telah
mikroorganisme, sampah ini berupa diproses sesuai dengan standar produksi
plastik, botol dan logam. organik dan disertifikasi oleh otoritas atau
Dari laporan Akhir Kajian Model lembaga resmi (Mayrowani, 2012).
Pengolahan Sampah dan SDM Kebersihan PermentanNo.70/Permentan/SR.14
Di Kota Medan (2013) dijelaskan bahwa 0/10/2011 menyatakan bahwa pupuk

Jurnal Agroplasma, Vol 8 No 1 Mei 2021 18


organik merupakan pupuk yang berasal pelaku pertanian organik secara khusus.
dari tumbuhan mati, kotoran hewan Penelitian ini juga bertujuan untuk
dan/atau bagian hewan dan/atau limbah menginspirasi masyarakat bagaimana
organik lainnya yang telah melalui proses mendaur ulang limbah/sisa dari air tahu
rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat dan ikan teri serta menjadi bahan tinjauan
juga diperkaya dengan bahan mineral, bagi peneliti selanjutnya.
dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan
organik tanah serta memperbaiki fisik, METODE PENELITIAN
kimia dan biologi tanah (Hartatik et al,
2015). Tempat dan Waktu Penelitian
Pupuk organik dapat berupa padat Penelitian dilaksanakan dari bulan
maupun cair yang terbuat dari bahan Juli 2020 sampai Agustus 2020. Bahan
organik yang berasal dari hewan dan atau yang digunakan dalam penelitian ini
tanaman maupun dari limbah pertanian adalah bahan baku sampah organik air tahu
yang telah terdekomposisi dangan bantuan dan ikan teri yang didekomposisikan
dekomposer (Pardiansyah et al, 2019). secara anaerob dan aerob terlebih dahulu
Pada dasarnya limbah cair dari bahan selama 30 hari (1 bulan) setelah itu
organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, dilakukkan analisa kelayakan kadar hara
sama seperti limbah padatan organik yang (N,P,K) dari pupuk organik cair yang
banyak mengandung unsur hara (N,P,K) diperoleh di Badan Penelitian dan
(Nur et al, 2016), selanjutnya dijelaskan Pengembangan Industri (Balai Riset dan
proses pembuatan pupuk organik cair Standarisasi Industri Medan) dengan
dapat dilakukkan pada keadaan anaerob metode Analisa SNI 19-7030-2004
dan aerob. Pengomposan aerob adalah (Trivana et al, 2017)
dekomposisi bahan organik dengan
kehadiran oksigen bebas (udara) dan Alat dan Bahan
pengomposan anaerobik adalah Alat dan bahan yang digunakan
dekomposisi bahan organik tanpa untuk membuat pupuk organik cair adalah
mengunakan oksigen bebas. sampah organik berbahan baku air tahu
Penelitian ini bertujuan untuk dan ikan teri yang diperoleh dari limbah
mengetahui kelayakan kadar unsur makro rumah tangga dan limbah buangan penjual
yaitu kadar N (Nitrogen), P (Phospor) dan tahu dan ikan teri di Perumnas Mandala
K (Kallium) sebagai pupuk organik cair Medan dengan berat keduanya setelah
yang diperoleh dari hasil dekomposisi dicampur sebesar 3 kg (Nur et al, 2016),
secara anaerob dan aerob sampah organik timbangan, ember besar yang akan
berbahan baku berbahan baku limbah atau digunakan sebagai tempat proese
sisa air tahu dan ikan teri. dekomposisi, dimana tutup atas dari ember
Diharapkan hasil penelitian ini tersebut diberi lubang, saringan, botol
dapat membantu masyarakat umum plastik dan selang yang berfungsi sebagai
menghasilkan pupuk organik cair yang penghubung antara lingkungan luar dan
sesuai standart SNI secara mandir dan lingkungan didalam ember.

Jurnal Agroplasma, Vol 8 No 1 Mei 2021 19


Prosedur Percobaan ion nitrat atau amonium yang keduanya
Penelitian ini merupakan penelitian merupakan ion yang larut dalam air
eksperimental. (Sonbai et al, 2013). Standart kelayakan
A. Pembuatan Pupuk Cair SNI 19-7030-2004, mencantumkan bahwa
Sampah organik berbahan baku air standart minimum kualitas kompos unsur
tahu dan ikan teri dimasukkan kedalam makro Nitrogen sebesar 0,40%
satu ember kemudian diberi tanggal. Salah (Yusmayanti et al, 2019)
satu ujung dari pipa dipasangkan pada Pada Tabel 1 hasil penelitian, dapat
lubang tutup ember dan ujungnya yang dibaca bahwa kadar pupuk organik cair
lain dimasukkan kedalam botol yang berisi dari dekomposisi sampah organik
air bersih. Setelah pipa penghubung berbahan baku air tahu dan ikan teri
terpasang lalu ember ditutup rapat. (Siboro diperoleh N sebesar 0,30%, kadar ini
et al, 2013). Bahan organik yang ada di hampir mendekati satandart minimum
dalam ember dibiarkan mengalami proses kelayakan SNI 19-7030-2004. Keadaan
dekomposisi secara anaerob dan aerob tersebut mungkinkan karena sampah
selama 30 hari (Trivana et al, 2017)) organik yang digunakan mengandung
B. Analisa kadar N,P dan K bahan baku hewan (ikan teri), dimana
Analisa kelayakan kadar N, P dan K menurut Simanungkalit et al (2006)
pupuk organik cair yang dihasilkan setelah ketersediaan unsur hara pada kotoran
dekomposisi sampah organik 30 hari hewan mengalami penguraian lambat
menggunakan metode Analisa SNI 19- sehingga tidak mudah hilang.
7030-2004, dilakukkan di/oleh Badan Lebih rendahnya hasil Nitrogen
Penelitian dan Pengembangan Industri yang diperoleh pada eksperimen
(Balai Riset dan Standarisasi Industri dibandingkan standart minimum yang
Medan) dikeluarkan Permentan mungkinkan
dikarenakan waktu dekomposisi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN terlalu lama (30 hari), sebab menurut
Hasil analisa kelayakan pupuk Meriatna et al (2018) kandungan pupuk
organik cair yang telah didekomposisi Nitrogen cair terbaik adalah setelah
selama 30 hari dari sampah organik adalah mengalami dekomposisi selama 13 hari.
sebagai berikut; Penurunan kadar Nitrogen ini juga
disebabkan oleh terjadinya reaksi antara
Tabel 1. Sampah organik (air tahu Nitrogen dengan air membentuk NO3- dan
dan ikan teri) H+ (Trivana et al, 2017).
Parameter Satuan Hasil
Nitrogen % 0,30 Kadar Pospor (P)
Fosfor % 0,18 Dari tabel hasil eksperimen,
Kallium % 0,10 terbaca bahwa dekomposisi secara anaerob
dan aerob sampah organik berbahan baku
Kadar Nitrogen (N) air tahu dan ikan teri menghasilkan kadar
Nitrogen (N) merupakan unsur Pospor 0,18%. Sedangkan standart
makro yang diserap tanaman dalam bentuk kelayakan SNI 19-7030-2004,

Jurnal Agroplasma, Vol 8 No 1 Mei 2021 20


mencantumkan bahwa standart minimum tingginya kadar Nitrogen dimana semakain
kualitas kompos unsur makro Pospor besar kandungan Nitrogen maka
sebesar 0,10% multiplikasi mikroorganisme yang
Membandingkan data hasil merombak Pospor akan meningkat
eksperimen dengan data standart sehingga kandungan Pospor dalam pupuk
kelayakan minimum SNI 19-7030-2004 cair juga meningkat (Hidayat et al 2011).
menunjukkan bahwa kadar Pospor yang
diperoleh dari dekomposisi sampah Kadar Kalium (K)
organik berbahan baku air tahu dan ikan Kuswinani et al, 2020 menyatakan
teri menghasilkan kadar fospor yang layak bahwa bahan baku penghasilan pupuk
dan memenuhi standart minimum Kallium adalah sayuran hijau yang
kelayakan SNI 19-7030-2004 karena itu didalamnya sudah mengandung unsur
layak juga untuk diberikan pada tanaman Kalium itu sendiri. Pada penelitian
Tingginya kadar Pospor yang Nurjannah et al, 2018 memaparkan
diperoleh pada eksperimen ini dikarenakan penambahan ampas tahu dapat menaikkan
bahan baku sampah organik yang kadar Kalium. Keadaan tersebut berbeda
didekomposisikan selain menggunakan hasilnya pada eksperimen ini.
limbah air tahu juga menggunakan limbah Dari data hasil eksperimen yang
berbahan baku ikan teri (hewan) yang diperoleh didapat kadar Kalium hasil
berasal dari laut dan mengandung mineral dekomposisi limbah air tahu dan ikan teri
tinggi. Dalam proses dekomposisinya menghasilkan kadar sebesar 0,10%.
limbah ikan teri akan mengalami proses Jumlah ini sudah mendekati standart
mineralisasi yang menghasilkan sejumlah minimum kelayakan SNI 19-7030-2004,
besar Pospor, hal tersebut juga dinyatakan tetapi belum mencapai presentase yang
Sari et al (2017), ketersediaan Pospor diharapkan yaitu sebesar 0,20%.
dapat secara langsung melalui proses Tidak tercapainya standart
mineralisasi bahan organik. Sedangkan kelayakan minimum SNI 19-7030-2004
Kuswinarni et al (2020) menyatakan sisa- pada eksperimen ini dikarenakan waktu
sisa makanan dan tepung tulang (hewan) dekomposisi yang lama (menggunakan
dapat meningkatkan kadar fospor (P), hal waktu 30 hari), Keadaan ini tercermin
ini sejalan dengan keberadaan ikan teri pada penelitian yang dilaksanakan
dimana walaupun berukuran kecil tetapi Meriatna (2018), menyatakan bahwa
termasuk dalam kelompok hewan presentase kadar Kalium tertinggi terjadi
vertebrata yang bertulang sejati. pada hari ke-13. Dimana lebih lanjut
Pengamatan lebih lanjut dengan dijelaskan bahwa penurunan kadar kalium
membandingkan hasil kadar Pospor dari dapat terjadi akibat masuknya udara
pupuk organik cair dengan kadar Nitrogen kedalam tempat (ember) fermentasi
menunjukkan bahwa peningkatan kadar sehingga memungkinkan terjadi
Pospor selaras atau berbanding lurus percampuran bakteri yang tidak
dengan peningkatan kadar Nitrogen. diinginkan. Tidak tercapainya standart
Menurut (Trivana et al, 2017) peningkatan kelayakan kadar kalium juga terjadi
kadar Pospor juga dipengaruhi oleh dikarenakan unsur kalium dimanfatkan

Jurnal Agroplasma, Vol 8 No 1 Mei 2021 21


oleh mikroba dalam proses dekomposisi Phase Microbial Fuel Cells). Jurnal
itu sendiri (Nur et al, 2016). Sains dan Teknologi Lingkungan.
Vol 10, No 2. 88-100
KESIMPULAN Hartatik, H., Husnain., Widowati, L.R
2015. Peranan Pupuk Organik
Hasil analisa perbandingan pupuk Dalam Pningkatan Produktivitas
organik cair dari dekomposisi sampah Tanah dan Tanaman. Balai
organik berbahan baku baku air tahu dan Penelitian Tanah. Jurnal Sumber
ikan teri diperoleh hasil sebagai berikut; Daya Lahan. Vol 9. No. 2,
1. Pupuk organik cair dari dekomposisi Desember 2015. 107-120.
sampah organik berbahan baku air Hidayat, Y. A., Kurnani, T. B., Marlina, E.
tahu dan ikan teri sudah menghasilkan T., Harlia, E. Kualitas Pupuk Cair
kadar fospor (P) sesuai standart Hasil Pengolahan Fese Sapi Potong
kelayakan SNI 19-7030-2004 yang Menggunakan Saccharomyces
ditetapkan kementrian pertanian. cereviceae (Liqiud Fertilizer
2. Setelah dekomposisi 30 hari, sampah Quality Produced by Beef Cattle
organik berbahan baku air tahu dan Feces Fermentation Using
ikan teri keduanya belum Saccharomyces cereviceae). Jurnal
menghasilkan kadar unsur hara N dan Ilmu Ternak. Vol. 11, No. 2. 104-
K sesuai standart SNI 19-7030-2004 107.
3. Pemilihan jenis bahan baku sampah Kaswinarni, F., Nugraha, A. A. S. 2020.
organik dan lamanya Waktu (hari) Kadar Fosfor, Kalium dan Sifat
dekomposisi harus diperhatikan untuk Fisik Pupuk Kompos Sampah
memperoleh pupuk cair organik yang Organik Pasar Dengan
sesui standart SNI 19-7030-2004 Penambahan Starter EM4, Kotoran
Sapi Dan Kotoran Ayam. Jurnal
IlmiahMulti Sciences. Vol 12, No
DAFTAR PUSTAKA 1. 1-6.
Meriatna., Suryati., Fahri, A. 2018.
Andesta, D., Rahim, A.R., Sukaris., Pengaruh Waktu Fermentasi dan
Fuziyah, N., Risma, I.D., Chandi, Volume Bio Aktivator EM4
N., Ermawati, S. 2020. (Effective Microorganisme) Pada
Pemanfaatan Limbah Sampah Pembuatan Pupuk Organik Cair
Rumah Tangga Menjadi Pupuk (POC) dari limbah Buah-Buahan.
Organik Di Desa Banjarmadu. Jurnal Teknologi Kimia Unimal.
DedikasiMu (Journal of Mayrowani, H. 2012. Pengembangan
Community Service). Vol 2, No 2. Pertanian Organik Di Indonesia
Cagayana., Samudro, G., Hadiwidodo, M. (The Development of Organic
2018. Penentuan Pengadukan Agriculture in Indonesia). Forum
Optimum Berdasarkan Peneliti Agro Ekonomi. Vol 30, No
Pengomposan Dan Produksi Listrik 2. 91-108
Dalam CSMFCs (Compost Solid

Jurnal Agroplasma, Vol 8 No 1 Mei 2021 22


Nur, T., Noor, A.R., Elma, M. 2016. Dan Pupuk Hayati (Organic
Pembuatan Pupuk Organik Cair Fertilizer And Biofertilizer). Balai
Dari Sampah Organik Rumah Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Tangga Dengan Penambahan Pertanian. Badan Peneliti Dan
Bioaktivator EM4 (Effective Pengembangan Pertanian.
Microorganisme). Konversi. Vol 5, Sonbai, J.H.H., Prajitno, D., Syukur, A.
No 2. 2013. Pertumbuhan Dan Hasil
Nurjannah, N., Arfah, N., Fitriani, N. Jagung Pada Berbagai Pemberian
2018. Pembuatan Pupuk Organik Pupuk Nitrogen Di Lahan Kering
Cair Dari Limbah Biogas. Journal Regosol. Ilmu Pertanian. Vol 16,
Of Chemical Proses Engineering. No 1. 77-89
Vol 03, No 01. Trivana, L., Yudha, A., Pradhana, Y. 2017.
Pardiansyah, D., Ahmad, N., Firman., Optimalisasi Waktu Pengomposan
Martudi, S. Pupuk Organik Cair dan Kualitas Pupuk Kandang dari
Dari Air Limbag Lele Sistem Kotoran kambing dan debu Sabut
Bioflok Hasil Fermentasi Aerob kelapa Dengan Bioaktivator
dan Anaerob. Jurnal Egroqua. Vol PROMI dan Orgadec. Jurnal SAIN
17, No 1 VETERINER. Vol 35, No.1
Pemerintah Kota medan. 2013. Laporan Tufik, A., Maulana, M. F. 2015.
Akhir Kajian Model Pengelolaan Sosialisasi Sampah Organik Dan
Sampah Dan SDM Kebersihan Di Non Organik Serta Pelatihan
Kota Medan. Kreasi Sampah. Jurnal Inovasi dan
Sari, M. N., Sudarsono., Dermawan. 2017. Kewirausahaan. Seri Pengabdi
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Masyarakat. Vol 4, No 1. 68-73
Ketersediaan Fosfor Pada Tanah- Yusmayanti, M., Asmara, A.P. Analisa
Tanah Kaya Al dan Fe. Buletin Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea,
Tanah dan Lahan, 1(1). 65-71. Pupuk Cair dan Pupuk Kompos
Siboro, S.T., Surya, E., Herlina, N. 2013. Dengan Metode Kjeldahl.
Pembuatan Pupuk Cair Dan Biogas
Dari Campuran Limbah Sayur.
Jurnal Teknik Kimia USU. Vol 2,
No 3.
Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta, D.
A., Saraswatu, R., Setyorini, D.,
Hartatik, W. 2016. Pupuk Organik

Jurnal Agroplasma, Vol 8 No 1 Mei 2021 23

Anda mungkin juga menyukai