Bimbingan 1 Proposal Skripsi Pengaruh Kerjasama Tim Dan Motivasi
Bimbingan 1 Proposal Skripsi Pengaruh Kerjasama Tim Dan Motivasi
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nama : Hersah
NIM : 215.01.0315P
Program Studi : Manajemen
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nama : Hersah
NIM : 215.01.0315P
Jurusan : Manajemen
Judul : Pengaruh Kerjasama Tim dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Bidang
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja &
Nama : Hersah
Nim : 215.01.0315P
Jurusan : Manajemen
Jenjang Pendidikan : Strata Satu ( SI )
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
PROPOSAL SKRIPSI
Salah satu alasan yang paling mendasar untuk membangun divisi sumber daya
manusia yang mampu mendukung perusahaan atau organisasi untuk bisa bersaing secara
maksimal dipasar global yaitu dengan mempelajari ilmu manajemen sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia adalah rangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan untuk
kesuksesan organisasi, maka kini banyak organisasi yang menyadari bahwa manusia dalam
manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal suatu organisasi untuk menentukan
Disamping itu juga perkembangan dan kemajuan suatu organisasi tidak dapat
dipungkiri jika faktor kualitas manajemen kinerja memberikan pengaruh sebagai driven force
(kekuatan pendorong) yang mampu memberi percepatan kearah sana. Kinerja pada dasarnya
merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seorang individu atau kelompok orang dari
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target, sasaran, atau kreteria yang telah ditentukan
dan disepakati bersama. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh dengan hanya
membalik telapak tangan, namun itu bisa dilakukan dengan secara bersama (Kerjasama Tim).
2
Dalam konsep organisasi modern kemampuan bekerja dalam tim dapat dianggap salah
satu syarat mutlak yang harus dimiliki. Karena pada saat ini kekompakan dianggap jauh lebih
penting dibandingkan kemampuan bekerja secara terpisah. Tim merupakan bentuk khusus dari
kelompok kerja yang berbeda dengan bentuk-bentuk kelompok kerja yang lainnya. Tim
Kerjasama menurut Adam (1989) sering dianggap sebagai tujuan di dalam dari suatu
organisasi. Oleh sebab itu dalam pikiran kita, kooperasi selalu mempunyai konotasi dengan
sesuatu yang baik. Tetap literatur baru tentang administrasi dan manajemen terutama yang
menggunakan pendekatan perilaku, cenderung berisi pendapat bahwa kooperasi tidak selalu
baik. Anthony dan Robert Coofey mengungkapkan “in addition to recognizing when difficult
relationship exist, it is useful to assess the meaning of them. The central issue in making this
assessment is whether cooperation is better than competition, or more exactly, what degree of
each desirable”. (dalam hal terjadi kesulitan hubungan, perlu sekali dicari arti dari beberapa
istilah tersebut. Persoalan utama dalam usaha mencari makna tadi adalah apakah kooperasi
Ketika seseorang bekerja di dalam kelompok (team), akan ada dua isu yang muncul.
Pertama adalah adanya tugas-tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini sering kali merupakan topik utama yang menjadi perhatian
team. Kedua adalah proses yang terjadi di dalam team work itu sendiri, misalnya bagaimana
mekanisme kerja dari perusahaan, proses interaksi didalam team, dan lain-lain. Team work
akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut adalah : pertama keputusan yang
dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi tim dalam pelaksanaannya. Kedua,
keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh tim dibandingkan jika hanya
mengandalkan keputusan dari satu orang saja. Untuk itu di dalam menumbuh kembangkan
3
organisasi yang berlandaskan kerja sama tim diperlukan adanya kinerja serta struktur
organisasi yang jelas sehingga organisasi bekerja secara efektif. Hal ini berkaitan erat dengan
Pada dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat
mencapai tujuan pokok organisasi atau institusi pendidikan. Pegawai yang memiliki motivasi
kerja yang tinggi, senantiasa mempunyai semangat atau dorongan untuk bekerja keras, sebagai
energi guna membangkitkan dorongan dalam diri sehingga mencapai prestasi, disamping itu
hal ini disebabkan mereka memiliki kontrol diri yang baik maka tidak memerlukan
pengawasan yang ketat dalam mencapai pretasi kerja yang telah ditetapkan. Pentingnya
motivasi dan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai memiliki hubungan yang sangat erat
dengan mengarahkan organisasi itu kearah yang telah ditentukan. Karena itulah melalui
pengembangan dan pelatihan, motivasi merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat
Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat
kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
ketrampilan demi terwujudnya suatu organisasi. Pimpinan yang mengarahkan melalui motivasi
akan menciptakan kondisi dimana karyawan merasa mendapat inspirasi untuk bekerja.
Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi sangat penting jika hasil-hasil kinerja yang tinggi
Terbentuknya Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Musi
Rawas pada tahun 2001 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Lembaga Teknis Daerah yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10
tahun 2002 dan Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2001 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Satuan Polisi Pamong Praja, dengan susunan personil sangat terbatas yang pada saat itu masih
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Musi Rawas. Pada bagian Ketiga Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman
Operasi dan Pengendalian serta ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Sementara pada
pasal 11 nomor (1) seksi operasi dan pengendalian point d. bertugas melaksanakan kegiatan
operasi dan pengendalian. Dan pada nomor (2) seksi ketertiban umum point d. mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan patroli dalam rangka ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat, point e. Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengamanan unjuk rasa dalam
Dari uraian diatas tentang Tupoksi bidang pengamanan Satuan Polisi Pamong Praja
dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Musi Rawas bahwa dalam pelaksanaannya diperlukan
Kerjasama tim yang baik dan secara berkelanjutan serta motivasi untuk menunjang kinerja
pegawai.
Berdasarkan fenomena- fenomena dan hasil observasi yang penulis peroleh, bahwa
masih banyak pegawai Sat. Pol. PP yang menduduki jabatan, belum memahami teknik
kerjasama tim yang baik, misalnya belum ada upaya untuk menjalin kebersamaan yang
jalan-jalan ke tempat wisata sehingga dalam kebersamaannya timbul rasa solideritas terhadap
rekan, dan juga adanya kelompok-kelompok kecil yang mengakibatkan ketidak kompakan
didalam menjalankan tugas seperti sedang bertugas pengamanan unjuk rasa, pengamanan
tempat-tempat penting, dll, sehingga menimbulkan kurang efektifnya hasil kerja, atau belum
maksimal.
5
mencapai tujuan yang diharapkan hal ini disebabkan oleh sebagian pegawai belum
menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Misalnya sikap sebagian pegawai yang belum
kontrol. Hal tersebut pada dasarnya merupakan tanggung jawab yang harus dijalankan agar
misi dan visi organisasi dapat tercapai. Sementara itu kurangnya dorongan dan kesempatan
yang diberikan pimpinan terhadap pegawai untuk kemajuan dalam peningkatan pengetahuan.
Pada sisi lainnya sering ditemui tantangan – tantangan kerja yang sulit diatasi bahkan
terkadang bisa mengancam keselamatan diri. Dari permasalahan di atas menyebabkan hasil
kerja yang diperoleh kurang maksimal yang dapat mengakibatkan kinerja pegawai menurun.
Dari latar belakang permasalahan di atas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan
B. Identifikasi Masalah
a. Kerjasama tim pada bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satuan
Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Musi Rawas, meliputi :
dari pimpinan disaat melaksanakan tugas dilapangan, sehingga sulit bagi anggota
untuk saling berbagi tugas, biasanya tugas yang sulit anggota sering untuk
Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Musi Rawas, meliputi :
menyebabkan timbulnya rasa kurang percaya diri dari anggota sehingga hasil
c. Kinerja pada bidang pengamanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi
Rawas meliputi :
kebakaran.
C. Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada, penulis membatasi
masalah tentang Pengaruh Kerjasama Tim dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai pada
bidang pengamanan Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten
Musi Rawas .
7
D. Rumusan Masalah
masalah Adakah Pengaruh Kerjasama Tim dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada
bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja dan
E. Manfaat Penelitian
Untuk memberi saran dan masukan bagi organisasi dan pihak yang terkait lainya,
baik, khususnya pada bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satuan
Penelitian ini dijadikan sebagai suatu objek terapan yang diperoleh selama proses
dibidang sumber daya manusia, bagaimanakah pengaruh kerjasama tim dan motivasi
terhadap kinerja pegawai di Satuan Polisi Pamong Praja & Pemadam Kebakaran Kab.
Musi Rawas.
Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
8
G. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Kinerja;
seorang individu atau kelompok orang dari keseluruhan pelaksanaan tugas selama
kerja, target, sasaran, atau kreteria yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
Dengan demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
Disisi lain dalam (Fahmi, 2016:176) kinerja adalah hasil yang diperoleh
oleh suatu organisasi bak organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non
profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Secara lebih tegas
konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi (Amstrong dan Baron, 1998: 15).
Lebih jauh Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
kinerja pekerjaan yang sejalan dengan srategis, sasaran dan budaya organisasi. Jika
harus harus menilai seberapa baik para pegawai dalam melayani para pelangggan.
Keabsahan menunjukan sejauh apa ukuran kinerja menilai seluruh atau hanya aspek-
aspek kinerja yang penting, hal itu biasa disebut sebagai keabsahan isi. Agar ukuran
kinerja menjadi absah, ukuran kinerja tidak boleh kurang (tercemar). Untuk
menghindari hal itu, perusahaan harus menggunakan beberapa ukuran kinerja, seperti
pekerjaan.
Keandalan mengacu pada keadaan ukuran kinerja yang tidak berubah-ubah. Salah satu
jenis keandalan yang terpenting adalah keandalan antar penilai; keadaan tidak
kinerja dikatakan memiliki keandalan antar penilai jika dua individu memberikan
evaluasi yang sama (atau hampir sama) terhadap kinerja pekerjaan seseorang Bukti
H. Penerimaan (Acceptability)
Penerimaan mengacu pada sejauh apa ukuran dianggap memuaskan atau memadai
bagi orang-orang yang menggunakannya. Banyak ukuran kinerja yang rumut sangat
10
absah dan dapat diandalkan, tetapi begitu banyak menyita waktu manajer sehingga
pegawai yakin bahwa sistem manajemen kinerjanya adil. Dalam hal ini, terdapat tiga
kelompok keadilan yang dirasakan pegawai yaitu keadilan prosedural, antar pribadi,
dan keadilan hasil. Penelitian menunjukkan bahwa sistem kinerja yang dianggap tidak
adil cenderung ditantang secara hukum, dapat digunakan secara tidak benar, dan
Kekhususan melihat sejauh apa ukuran kinerja memberitahukan kepada para pegawai
tentang hal-hal yang mereka harapkan dan cara mereka memenuhi harapan-
manajemen kinerja. Jika ukuran tidak menentukan ha-hal yang harus dilakukan
strateginya, maka perusahaan tidak dapat mencapai tujuan strateginya. Selain itu, jika
1) Tujuan Strategis
2) Tujuan Administrasi
pemeliharaan tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja, dan pengakuan atas kinerja
individu.
3) Tujuan Pengembangan
b). Bertindak sebagai pedorong perubahan dalam mengembangkan suatu budaya yang
kepuasan kerja mereka dan mencapai potensi penuh mereka bagi keuntungan mereka
e). Mengembangkan hubungan yang konstruksi dan terbuka antara individu dan manajer
dalam suatu proses dialog yang dihubungkan dengan pekerjaan yang sedang
bersama tentang sasaran dan peran yang harus dimainkan manajer dan individu
g). Meningkatkan perhatian pada atribut dan kompetensi yang diperlukan agar bisa
h). Memberikan ukuran yang akurat dan objektif dalam kaitannya dengan target dan
standar yang disepakati sehingga individu menerima umpan balik dari manajer
i). Asas dasar penilaian ini, memungkinkan individu bersama manajer menyepakati
j). Memberi kesempatan individu untuk mengungkapkan aspirasi dan perhatian mereka
k). Menunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka sebagai individu.
l). Membantu memberikan wewenang kepada orang memberi orang lebih banyak ruang
lingkup untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan melaksanakan kontrol atas
pekerjaan itu.
kinerja adalah mencoba memberikan suatu pencerahan dan jawaban dari berbagai
permasalahan yang terjadi disuatu organisasi baik yang disebabkan oleh faktor internal
dan eksternal, sehingga apa yang dialami pada saat ini tidak membawa pengaruh yang
negatif bagi aktivitas perusahaan pada saat ini dan yang akan datang.
13
d. Metode Kinerja;
keuangan adalah tepat dan menentukan, dan apakah ukuran-ukuran yang baru harus
ditambah.
1). Hasil kerja dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti kinerja
terebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelomppok.
2). Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung
jawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk
3). Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas
individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
14
4). Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti
aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan
e. Tahapan Kinerja;
mengeluarkan lima standar sistem manajemen mutu, edisi pertama yang dikenal dengan
1). ISO 9000 – Quality management and quality assurance sandards guidelines for
2). ISO 9001 – Quality sytems- model for quality assurance in design/development,
3). ISO 9002 – Quality sytems- model for quality assurance in production and
installation.
4). ISO 9003 – Quality sytems- model for quaity assurance in finanl inspection and test.
5). ISO 9004 – Guidelines - Quality management and quality systems management.
Lebih jauh dalam penerapan ISO dikenal dengan ISO 14000 tentang sistem
manajemen lingkungan (environment management system). Karena pada era sekarang ini
organisasi bisnis yang memiliki ISO 14000 adalah dianggap memiliki kepedulian yang
tinggi pada lingkungan, apa lagi jika kita melihat banyaknya perusahaan yang telah ikut
kehidupan. Dalam bidang teknologi dikenal dengan ISO /IEC 27002 adalah standar
Isinya terdiri dari 12 seksi berikut: kebijakan keamanan, penilaian dan pengelolaan
15
resiko, organisasi dan keamanan informasi, manajemen aset, keamanan SDM , keamanan
informasi, manajemen keberlangsungan kinerja, dan kesesuaian antara aturan standar dan
f. Indikator Kinerja;
Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan Gaya Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta
1. Kualitas kerja adalah akuransi, ketelitian,dan bisa diterima atas pekerjaan yang
dilakukan.
2. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan dalam periode
waktu tertentu.
4. Bisa diandalkan adalah sejauh mana seorang karyawan bisa diandalkan atas
6. Kemandirian adalah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan dengan atau tanpa
pengawasan.
16
sifat individu, dan dukungan organisasi. Faktor individu yaitu motivasi, komitmen, dan
Faktor di luar individu yang mempengaruhi kinerja yaitu tradisi kerja, karakteristik
organisasi, pemahaman kerja, teknologi, dan tipe dari analisis kinerja. (Mubarok, 2017:
80)
Lebih jauh Menurut model partner lawyer (Gibson, 1994), dalam (Mubarok,
2017: 81) kinerja individu dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) Harapan mengenai
imbalan; (2) Dorongan; (3) Kemampuan; kebutuhan dan sifat; (4) Persepsi terhadap
tugas; (5) Imbalan internal dan eksternal; dan (6) Persepsi terhadap tingkat imbalan dan
kepuasan kerja. Dengan demikian, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang orang
Dilihat dari asal katanya tim (team) merupakan terjemahan dari kata Inggris,
yaitu together, everyone, dan achieves, yang artinya bekerjasama. Maksudnya jika
sesuatu pekerjaan dikerjakan dengan cara bekerjasama maka akan dapat mencapai hasil
yang lebih baik. Tim merupakan bentuk khusus dari kelompok kerja yang berbeda
profesional yang dikoordinasikan untuk bekerjasama dalam menangani suatu tugas atau
pekerjaan tertentu. Dengan kata lain tim adalah sekelompok orang dengan berbagai latar
17
belakang keahlian yang menjalin kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Secara
umum teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk
mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh
karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam suatu ruangan, bahkan didalam satu
sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang
berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sebuah
tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam
pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan
bekerja bersama-sama kearah tujuan yang sama. Nama lain untuk itu dalam bahasa asing
ialah “team work”. Kerjasama dapat juga diartikan sebagai “bekerja luara biasa” atau
mewajibkan diri sendiri, karena dengan cara itu berarti juga ikut menolong kerja orang
adalah kemampuan sekelompok individu dalam bekerjasama untuk meraih visi bersama.
loyalitas.
18
Disisi lain dalam (Badeni, 2017: 121) mengemukakan Tim adalah suatu
kelompok kerja yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dalam
saling ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, tim adalah sebuah kelompok,
yang sering disamakan dengan kelompok kecil. Akan tetapi, tidak semua kelompok
merupakan sebuah tim sebab tim memilki karakteristik yang khas dibandingkan kelompok
meskipun keduahal tersebut memiliki dimensi umum yang sama, misalnya adanya
Dan juga dalam (Robbins and Judge, 2016:206) merumuskan Tim kerja
merupakan bagian dari kelompok kerja, tim dibangun untuk kebermanfaatan (simbiosis)
pada interaksi antar anggota. Penggunaan tim secara ekstensif dapat menciptakan potensial
bagi organisasi untuk menghasilkan lebih banyak output dengan tidak ada penambahan
input.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam membentuk suatu tim adalah sebagai
berikut :
Faktor saling percaya antar anggota tim merupakan hal yang sangat penting. Oleh
karena itu setiap anggota tim harus saling mengenal identitas dan karakter pribadi
masing-masing. Suatu tim tidak akan dapat berjalan secara efektif jika para angotanya
Agara setiap anggota tim dapat bekerjasama, mereka tentu saja harus saling mengenal,
saling berhubungan, dan saling berkomunikasi. Untuk itu dibutuhkan waktu bagi
anggota tim yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, politik, dan status
19
sosial budaya yang berbeda-beda untuk saling mengenal dan bekerjasama (Amirullah,
2015: 162)
Bekerja dalam tim memiliki banyak fungsi dan manfaat. Fungsi bekerja dalam tim
antara lain dapat mengubah sikap, prilaku, dan nilai-nilai pribadi, serta dapat turut serta
dalam mendisiplinkan anggota lainnya. Selain itu tim dapat digunakan untuk
Pada dasarnya tujuan bekerja dalam tim didasarkan pada prinsip kesatuan tujuan,
prinsip efisiensi, dan prinsip efektivitas. Untuk lebih jelasnya dapat diikuti uraian
a. Kesatuan tujuan
Prinsip kesatuan tujuan ini mencakup kesamaan visi, misi, dan sasaran program
kerja tim. Apabila suatu program garapan atau proyek harus diselesaikan selama
suatu periode waktu tertentu maka pola pelaksanaan kerja tim harus disesuaikan
b. Efisiensi
Suatau tim yang efisensi adalah tim yang bekerja tanpa pemborosan dan
c. Efektifitas
Tujuan bekerja dalam tim, antara lain untuk meningkatkan produktifitas dan
efektivitas kerja. Suatu tim disebut efektif jika telah memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
- Komitmen
- Saling percaya
- Kemampuan negosiasi
Berikut ini merupakan cara untuk membangun kerjasama tim yang solid :
21
1) Terbuka
Sebuah tim yang solid harus saling terbuka satu sama lain sehingga antar sesama
anggota bisa saling mengkritik (kritik membangun tentunya) dan mengevaluasi hasil
kerja tim.
2) Toleransi
Toleransi antar sesama anggota harus dimiliki oleh setiap tim yang solid sebab tanpa
toleransi, sekuat apapun tim yang Anda bangun pasti tidak akan bertahan lama.
3) Saling menghormati
kerjasama tim yang kokoh, tidak ada tim yang dapat bertahan jika sesama anggotanya
Setiap hal yang dilakukan oleh anggota tim harus berdasarkan atas kepentingan tim,
5) Mengadakan acara
sehingga hubungan antar sesama anggota menjadi semakin kuat. (Amirullah, 2015:
183-184)
Berikut ini adalah sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk memperolah kerjasama tim :
1) Hindarilah perdebatan
Kita dapat memilih untuk menutupi kesalahan-kesalahan kita itu atau secara terus
5) Buatlah apa yang harus dikerjakan berkesan, agar dapat dimengerti oleh orang lain
7) Berilah orang pujian-pujian terlebih dahulu, agar supaya mereka suka bekerja menurut
harapan pada anggota tim, maka mereka akan memenuhi harapan pimpinan dengan
bekerja segiat-giatnya.
Kerjasama tidak dapat diperintahkan, kerjasama yang sejati hanya timbul dengan dasar
Tips berikut mungkin bisa membantu dalam membangun kerja sama tim yang baik :
1. Fokus
Jelaskan rencana jangka panjang organisasi dan lakukan follow-up dengan teratur.
Orang-orang sering kali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutinnya,
sehingga kehilangan gambaran dari tujuan utama secara keseluruhan. Jadi, sewaktu
2. Definisikan peran
Dukunglah tim untuk mendefenisikan fungsi mereka. Para anggota tim akan
mampu mengambil lebih banyak tanggung jawab apabila mereka berada dalam
posisi yang cocok, dan salah satu dari mereka mungkin akan dapat mengeluarkan
3. Tetapkan tujuan
Dukunglah mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan
dapat diukur, seta tujuan jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas dan kode etik
atau aturan tertentu, tim akan mulai bisa mengatur dirinya sendiri untuk mencapai
4. Bagikan informasi
kesemua anggota tim, dan jangan lupa untuk terus meng-update informasi tersebut
sesering mungkin.
5. Kepercayaan
Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Hargailah kata-kata sendiri.
Perlakuan setiap anggota tim dengan perlakuan yang sama. Jangan ada anak emas
6. Dengarkan
Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dari anggota tim lain. Berikan mereka
Pertimbangkan setiap saran mereka. Kita tidak akan pernah benar-benar tahu saran
7. Bersabar
Bila tim terlihat bermasalah dan tidak menunjukkan hasil apa pun, bersabarlah.
8. Dukungan
Setiap anggota tim harus ditantang untuk berkontribusi dalam segala hal. Dorong
mereka untuk ikut training bila memang diperlukan. Mereka perlu merasa nyaman
dalam melakukan tugas supaya dapat menemukan potensi unik dalam diri mereka
sendiri. Ketahuilah kekuatan dan kelemahan dari setiap anggota tim dan berikan
9. Tunjukan antusiasme
Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif dan penuh harap. Fokuslah
juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak selalu melihat kesalahan
Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan ciptakan suasana yang sesantai
mungkin. Tidak ada tujuan yang dapat dicapai dengan mudah bial suasananya
selalu tegang.
11. Delegasi
Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya (bila diperlukan), lalu
tersebut sesuai waktu yang telah ditetapkan. Bila jadwal review hari selasa depan,
maka jangan menanyakan hasilnya hari ini. Berilah kepercayaan kepada tim untuk
tapi tidak secara individual. Hindari semua tindakan yang bisa menimbulkan
kecemburuan diantara anggota. Selalu bicara positif tentang anggota tim secara
1. Biarkan para anggota tim membangun visi dan misi bersama-sama. Ini adalah cara
yang sempurna unutuk membuat setiap anggota mempunyai rnasa memiliki dan
2. Bekerjasama dalam sebuah kegiatan jangka pendek. Proses mengerjakan sebuah tugas
mengadakan perjalanan bersama sehari penuh, atau lebih baik lagi jika harus
menginap. Pergi jauh dari rumah membantu kita untuk menumbuhkan semangat antar
tim.
4. Bergembiralah! Acara kumpul-kumpul, pesta, camping atau apa saja bisa menjadi cara
yang luar biasa untuk membuat orang saling mengenal satu sama lain tanpa tekanan
5. Bersama-sama melihat contoh-contoh tim yang telah sukses dan memahami apa yang
umumnya mereka miliki. Pikirkan lebih jauh bagaimana ciri-ciri utama yang mereka
26
punyai dapat diterapkan dalam kelompok anda. Anda bahkan bisa bersama-sama pergi
6. Berdoa bersama. Berdoa bersama untuk keberhasilan tim dan masing-masing anggota
adalah cara yang hebat dalam mendukung satu dengan yang lainnya.
7. Berbagi pengalaman dan harapan satu dengan yang lain. Setiap orang mendapatkan
waktu 5-10 menit untuk memaparkan kenapa mereka ingin bergabung dalam tim, apa
yang mereka miliki yang relevan dengan alasan itu, apa yang mereka harap untuk
didapatkan.
Peran dan tugas. Semua anggota tim menjabarkan tugas dan peran yang akan
dibutuhkan untuk mencapai semua misi dan membagikan setiap peran ke masing-
masing anggota. Sebuah diskusi kemudian dibuka untuk mencari tahu apa-apa saja yang
akan dikerjakan secara perseorangan dan yang akan dikerjakan secara perseorangan dan
- Menurut Rois, Amirullah, dan Fauziah, (2003) secara umum perkembangan suatu team
1. Forming, adalah tahapan dimana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim.
Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan
2. Storming, adalah tahapan dimana kekacauan mulai timbul didalam tim. Pemimpin yang
3. Norming, adalah tahapan dimana individu-individu dan sub-group yang ada dalam team
mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team
4. Performing, tahapan ini merupakan titik kulminasi team sudah berhasil membangun
sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efifien.
Pada saat membentuk sebuah tim, manajer atau pimpinan perusahaan biasanya harus
1). Tingkat kemampuan teknis yang dimiliki anggota-anggota tim yang potensial.
Tingkat kecakapan dalam hubungan antar pribadi yang dimiliki anggota-anggota tim
yang potensial
2). Tingkat kecakapan dalam hubungan antar pribadi yang dimiliki anggota-anggota tim
1. Kompleksitas pekerjaan
didalam kelompok, yang secara umum terlihat melalui partisipasi verbal oleh
masing-masing individu.
2. Tingkat pengaruh yang dimiliki orang-orang di dalam kelompok, yang tidak selalu
a. Pemikiran dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada hasil pemikiran satu
orang
b. Konsep sinergi (1+>2), yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim) jauh lenih baik dari pada
jumlah bagiannya
c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling
Empat faktor kontekstual yang secara signifikan sangat terkait dengan kinerja tim adalah
sumber daya yang memadai, kepemimpinan yang efektif, iklim kepercayaan, serta evaluasi
Tim-tim merupakan bagian dari sistem organisasi yang lebih luas; setiap tim kerja
Dukungan ini dapat meliputi informasi secara tepat waktu, perlengkapa yang layak,
Tim tidak dapat berfungsi jika mereka tidak dapat membagi beban kerja.Kesepakatan
struktur. Baik dari manajemen atau dari para anggota tim itu sendiri.
Para anggota tim yang efektif saling mempercayai satu sama lain. Kepercayaan
perilaku satu sama lain, dan mengikat para anggota di sekeliling keyakinan bahwa
orang lain dalam tim tidak akan mengambil keuntungan dari mereka.
Evaluasi atas kinerja individu dan insentif dapat mengganggu perkembangan tim yang
memberikan imbalan kepada para karyawan atas kontribusi individual mereka, maka
individualdan sistem pemberian imbalan untuk mencerminkan kinerja tim dan menitik
beratkan pada sistem hybrid yang mengakuipara anggota individu atas kontribusi
mereka yang luar biasa dan memberikan imbalan kepada seluruh kelompok atas hasil
yang positif.
3. Motivasi
a. Pengertian Motivasi;
perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam
bentuk usaha yang keras atau lemah (Marihot Tua Efendi Hariandja, 2006). Ia mengatakan
bahwa motivasi adalah “the willingness to exert high level of effort toward organizational
motivasi merupakan kemauan untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai
30
tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi
beberapa kebutuhan individual. Secara umum dapat diartikan bahwa motivasi merupakan
suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah/tujuan, dan ketekunana individual
dalam mencapai tujuan. Berdasarkan definisi tersebut terdapat tiga element motivasi yaitu
Motivasi menurut (Hery, 2016: 28) bukanlah sebagai ciri pribadi. Motivasi
mengacu pada suatu proses dimana seseorang berusaha dengan energi, terarah, dan
mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah, dan
ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Secara umum adalah
keterkaitan dengan upaya menuju tujuan setiap tujuan , kita akan mempersempit fokus
besar tidak mungkin memberikan hasil kinerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut
disalurkan dalam suatu arahan (direction) yang memberikan keuntungan bagi organisasi.
Upaya yang diarahkan menuju dan konsisten pada tujuan organisasi adalah jenis upaya
individu yang bermotivasi akan bertahan cukup lama dengan tugasnya untuk mencapai
tujuan mereka.
Teori motivasi yang paling terkenal adalah teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow.
Maslow adalah seorang psikolog yang menyatakan bahwa dalam setiap orang terdapat
2. Kebutuhan keamanan, yaitu kebutuhan seseorang akan rasa aman dan perlindungan
3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan seseorang akan kasih sayang, rasa memilki,
(penerimaan).
4. Kebutuhan untuk dihargai (esteem needs), yaitu kebutuhan seseorang akan faktor-
faktor penghargaan internal, seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor-
Motif atau dorongan, sebagai kata kunci suatu motivasi, dapat muncul sebagai akibat
dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di mana kebutuhan itu
muncul sebagai dorongan internal atau dorongan alamiah (naluri), seperti makan,
berkuasa, dan lain-lain yang cenderung bersifat internal. Ini berarti bahwa kebutuhan
itu muncul dan menggerakkan perilaku semata-mata karena tuntutan fisik dan
fsikologis yang muncul melalui mekanisme sistem biologis manusia. Ini terjadi dalam
sebuah proses yakni ada kebutuhan yang tidak terpuaskan dari seseorang.
sehingga diperlukan tindakan. Karena kebutuhan itu muncul dari dalam maka
motivasi dalam pandangan ini dikataan motivasi sebagai dorongan dari dalam atau
dipengaruhi oleh tuntutan kebutuhan yang bersipat internal tetapi dipengaruhi oleh apa
Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Victor H Vroom (1964) yang
tertentu bergantung pada kekuatan suatu penghargaan bahwa tindakan itu akan
diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi
individu itu.
Prinsip utama teori ini mengatakan bahwa individu membandingkan masukan dan
pekerjaan meharapkan hasil (outcome) yang juga dengan apa yang diterima orang
imbalan yang diterima. Sedangkan, input berupa apa yang diberikan atau
konsekuensinya. Pada teori ini juga dikatakan bahwa faktor yang memotifasi
seseorang dalam melakukan pekerjaan adalah imbalan yang akan diterima dari
pelaksanaan suatu pekerjaan. Teori ini sebenarnya merupakan aplikasi dari teori
belajar yang dapat membentuk suatu perilaku atau menyetop perilaku melalui
dan akan menghentikan perilaku apabila perilaku itu menerima konskuensi yang
tidak diinginkan.
Teori ini mengatakan bahwa tujuan spesifik dan sulit menghantarkan ke kinerja
yang lebih tinggi. Menurut teori ini, suatu tujuan yang tidak jelas dan terlalu sulit
atau terlalu mudah dan kurang disetujui oleh pelaksana tidak memotivasi
seseorang. Suatu pekerjaan yang dapat memotivasi adalah pekerjaan yang tingkat
kesukarannya sedang, jelas dan diterima oleh pelaksana. (Badeni, 2017: 86-91)
d. Metode Motivasi;
Menurut Buchari Alma dalam (Fahmi, 2016:187) ada beberapa cara untuk
3). Ciptakan suasana informal, sasana santai, rekreasi, malam bersama anggota keluarga,
4). Gunakan “manajemen tepuk” artinya karyawan itu didekati anggap mereka sahabat,
bukan kuli tepuk-tepuklah bahunya, dan hargai mereka, inilah yang disebut manajemen
Disisi lain dalam (Badeni, 2017: 86) beberapa metode untuk memasukan unsur-
1. Job Enrichment, yaitu pemberian otonomi yang lebih besar terhadap pekerja dalam
2. Job Enlargement, yaitu pemberian jenis pekerjaan yang lebih besar kepada seseorang.
Artinya, apabila sebelumnya seorang pekerja hanya melakukan suatu jenis pekerjaan,
3. Job Rotation, yaitu melakukan perpindahan seorang pekerja dari satu jenis pekerjaan
kepada suatu jenis pekerjaan yang berbeda. Ini dilakukan sebagai usaha untuk
Dan didalam (Hery, 2016: 39-55) ada beberapa kiat-kiat memotivasi anatara lain:
memotivasi kerja karyawan. Secara historis, desain pekerjaan telah digunakan untuk
membuat pekerjaan menjadi lebih kecil dan lebih khusus. Namun, desain pekerjaan
seperti ini sulit untuk memotivasi karyawan. Untuk mengatasi kelemahan ini,
pekerjaan (job scope), yaitu penambahan sejumlah tugas berbeda yang diperlukan
karyawan atas pekerjaan mereka. Dengan kata lain, karyawan diberi wewenang untuk
fleksibilitas. Berikut adalah contoh program pengaturan kerja yang fleksibel, yang
1). Pekan kerja yang dipadatkan (compressed work week), yaitu pekan kerja dimana
para karyawan bekerja dengan waktu yang lebih lama dalam sehari. Tetapi dengan
hari yang lebih sedikit dalam seminggu. Epngaturan yang paling umum adalah
2). Jam kerja yang fleksibel (flextime), yaitu sistem penjadwalan dimana para
karyawan dituntut untuk bekerja dengan jumlah jam tertentu setiap minggunya,
3). Pembagian kerja (job sharing), yaitu memilki dua atau lebih orang yang membagi
Mereka suka menangani masalah dan mencari solusi. Pekerja profesional juga
36
menghargai dukungan. Mereka ingin orang lain berpikir bahwa apa yang mereka
kerjakan adalah penting. Para profesional cenderung fokus pada pekerjaan mereka
sebagai pusat minat mereka, sedangkan para non profesional biasanya memiliki
minat yang lain diluar pekerjaan mereka yang tidak terpenuhi di tempat kerja.
Minimum
yang minimum, para manajer dapat mengacu pada program pengakuan karyawan.
Dalam hal ini, manajer memberikan penghargaan atau pengakuan kepada karyawan
bukan dengan uang, melainkan lewat pujian. Misalnya adalah dengan cara seperti
memberi tepukan di punggung, atau menyapanya secara tulus dan ramah, serta
Lebih lanjut dikatakan dalam (Hery, 2016: 59-62), hal-hal yang perlu
diperhatikan manajer untuk dapat memotivasi karyawan secara efisien dan efektif
Jika anda seorang manajer yang peduli untuk memotivasi karyawan secara
efisien dan efektif, berikut adalah rekomendasi khusus yang dapat diterapkan
1). Mengakui adanya perbedaan individu karyawan hampir setiap teori motivasi
dalam hal kebutuhan, sikap, kepribadian, dan variabel individu penting lainnya
yang unik.
3). Gunakan tujuan, Literatur tentang teori penetapan tujuan menenjukkan bahwa
manajer harus memastikan para karyawan memilki tujuan yang sulit dan spesifik,
serta umpan balik tentang seberapa baik usaha yang mereka lakukan dalam mencapai
tujuan tersebut.
4). Pastikan bahwa para karyawan merasa yakin dapat mencapai tujuan perusahaan
karyawan
7). Merancang sistem imbalan yang ideal dan sesuai setiap karyawan
8). Terapkan pengakuan karyawan dalam kondisi perekonomian yang lesu, dimana
e. Tahapan Motivasi;
dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia
yang cenderung bersifat bawaan. Ia menghipotesakan bahwa di dalam manusia itu ada
lima jenjang kebutuhan yang terbentuk dalam suatu hierarki pemenuhan kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi
diri. Tingkat paling awal manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat pertama,
baru kemudian berusaha memenuhi kebutuhan tingkat kedua, dan seterusnya. Pemenuhan
semua kebutuhan inilah yang menyebabkan seseorang bermotivasi. Kata Maslow bahwa
suatu kebutuhan yang sudah terpenuhi bukan lagi menjadi unsur pemotivasi untuk
melakukan sesuatu.
38
Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat
mempertahankan diri sebagai makhluk hidup atau sebagai makhluk biologis, seperti
jasmani lainnya. Dengan kata lain bahwa kebutuhan ini akan didahulukan
terpuaskan, individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih
tinggi.
ancaman dari luar yang mungkin terjadi, misalnya keamanan dari ancaman orang lain,
ancaman alam, atau ancaman bahwa suatu saat tidak dapat bekerja karena usia atau
faktor lain. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama dipenuhi. Contoh
indikasi dari kebutuhan ini adalah keinginan untuk memiliki pekerjaan dan status yang
tatap, mengasuransikan diri, menabung untuk hari tua. Dalam dunia kerja seseorang
menjadi bagian dari orang lain, ingin mencintai dan dicintai orang lain, ingin menjadi
orang lain, menjalin hubungan dengan orang lain. Kebutuhan ini muncul setelah
keberadaannya oleh orang lain, jka bukan hanya kebutuhan ingin menjadi bagian dari
orang lain (masyarakat) melainkan lebih jauh dari itu, yaitu ingin
dimiliki semaksimal mungkin, atau dengan kata lain merupakan kebutuhan yang
memisahkan lima kebutuhan kedalam urutan yang lebih tinggi dan yang lebih rendah.
Kebutuhan fisiologis dan rasa aman , merupakan kebutuhan paling awal, adalah urutan
kebutuhan yang lebih rendah (lower-order need); sosial, penghargaan, serta aktualisasi diri
adalah urutan kebutuhan yang lebih tingi (higher-order need). Urutan kebutuhan yang
lebih tinggi dipenuhi secara internal (didalam diri seseorang), sedangkan urutan kebutuhan
yang lebih rendah sebagian besar akan dipuaskan secara eksternal (dengan imbalan,
f. Indikator Motivasi;
Menurut Victor H Vroom (1964) dalam (Badeni, 2017:86-87) yang mengatakan bahwa
kuatnya kecenderungan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu bergantung pada
kekuatan suatu penghargaan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh sesuatu keluaran tertentu
dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu itu. Lebih lanjut dikatakan bahwa
40
motivasi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor atau situasi yang oleh peneliti dijadikan
indikator yaitu :
1). Hubungan antara tingkat usaha dengan kinerja (performance). Probabilitas yang
dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejemlah upaya tertentu itu akan
mendorng kinerja. Dalam arti, keyakinan seseorang untuk dapat memenuhi tingkat
2). Hubungan antara kinerja dengan ganjaran. Derajat sejauh mana individu itu meyakini
bahwa berkinerja pada suatu tingkat akan mendorong tercapainya suatu keluaran yang
3). Hubungan ganjaran dengan tujuan pribadi. Derajat sejauh mana ganjaran-ganjaran itu
memenuhi tujuan pribadi atau kebutuhan pribadi seseorang individu dan potensi daya
tarik ganjaran tersebut untuk individu yang bersangkuatn. Nilai yang diberikan
seseorang terhadap imbalan yang akan didapat oleh seseorang dari pekerjaannya
(valens).
Teori dua faktor ini dirumuskan oleh seorang psikolog yaitu Fredrick Herzberg, teori ini
juga disebut sebagai teori motivasi higiene. Herzberg meyakini bahwa hubungan individu
dengan pekerjaanya merupakan hubungan dasar, dan sikap seseorang terhadap kerja
sangat dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan individu itu. Herzberg melakukan
kajian atas pertanyaanya, apa yang diinginkan orang-orang dari pekerjaan mereka ?
Dari hasil kajiannya, Herzberg menyimpulkan bahwa jawaban yang diberikan orang-
orang ketika mereka merasa senang atas pekerjaanya sangatlah berbeda dengan jawaban
cenderung secara konsisten terkait dengan kepuasan kerja, sedang yang lain terkait
tampaknya terkait dengan kepuasan kerja. Responden yang merasa senang dengan
pekerjaan mereka cenderung mengaitkan faktor-faktor ini pada diri mereka sendiri. Di
pihak lain, jika mereka tidak puas cenderung mengaitkan dengan faktor-faktor ekstrinsik
seperti pengawasan, gaji, kebijakan pemerintah, dan kondisi kerja. (Mubarok, 2017:112)
Dalam motivasi factor ini ada yang harus diingat dan dimengerti. Faktor yang
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karir dan pengakuan dari orang lain.
Hygiene factors, melihat bagaimana kondisi kerja, lingkungan kerja dan sejenisnya
berdasarkan teori Hirarki kebutuhan Maslow dan teori motivasi Herzberg, menurut teori
diri dan penghargaan. Dan menurut Herzberg faktor-faktor motivasional yaitu pekerjaan
42
Dari definsi kinerja yaitu kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dan
hasil yang diharapkan. (Mubarok, 2017:77) dan definisi kerjasama tim merupakan
bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya. Dan didalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng tangan menyelesaikan pekerjaan. (Amirullah, 2015: 172) serta definisi dari
motivasi bahwa motivasi merupakan kemauan untuk mengeluarkan upaya yang tinggi
untuk mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam
memenuhi beberapa kebutuhan individual. Secara umum dapat diartikan bahwa motivasi
mengacu pada suatu proses dimana seseorang berusaha dengan energi, terarah, dan
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keterkaitan ketiga variabel
melakukan kegiatan menuju kearah tujuan yang diharapkan. Dan kerjasama tim
merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah
disepakati sebelumnya. Serta keterkaitan variabel motivasi dengan kinerja adalah proses
seseorang berusaha mencapai suatu tujuan (tujuan organisasi). Disisi lain keterkaitan
kerjasama tim dan motivasi ialah didalam kerjasama tim membutuhkan kemauan untuk
Jurnal yang relevan dengan penelitian ini dan dianggap dapat membantu dalam penulisan ini
yaitu : Penelitian yang dilakukan oleh Husnaina Mailisa Safitri, Amri, M. Shabri, (2012)
dengan judul penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan Gaya
Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Sekretariat Daerah Kota Sabang. Dalam penelitian ini digunakan lima variabel, yaitu
kinerja, kepuasan kerja, gaya kepemimpiinan, kerjasama tim dan gaya komunikasi.
Berdasarkan hasil pengedaran kuesioner dan olah data maka diperoleh hasil penelitian
bahwa gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya
berstruktur. Penelitian ini mengembangkan 6 Hipotesis yang telah dibuktikan dengan data
yang diperoleh.
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu: (H1) Terdapat pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan
demokrasi, kerjasama tim, dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan terhadap
variabel kinerja melalui variabel kepuasan kerja pegawai. (H2) Terdapat pengaruh antara
variabel gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim, dan gaya komunikasi berstruktur
secara simultan terhadap variabel kepuasan kerja pegawai. (H3) Terdapat pengaruh antara
gaya kepemimpinan demokrasi secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai. (H4)
Terdapat pengaruh antara kerjasama tim secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai.
(H5) Tidak terdapat pengaruh antara gaya komunikasi berstruktur secara parsial terhadap
kepuasan kerja pegawai sehingga Ha ditolak dan H0 diterima. (H6) Terdapat pengaruh
Penelitian yang dilakukan oleh Eva Silvani Lawasi dan Boge Triatmanto, (2017)
dengan judul penelitian Pengaruh Komunikasi, Motivasi dan Kerjasama Tim terhadap
Peningkatan Kinerja Karyawan. Penelitian ini dilakukan di Hotel Sahid Montana 1 Malang.
kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan karena hasil penelitian menyatakan bahwa proses
komunikasi yang saat ini diterapkan telah memberikan dampak positif bagi karyawannya, yaitu
perubahan sikap ke arah yang lebih baik dan juga hubungan antar karyawan, karyawan dan
Hal ini dibuktikan karena hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian motivasi dengan tepat
akan membentuk pola pikir karyawan untuk bertindak dan melakukan sesuatu yang sesuai
dengan kondisi perusahaan. Pemberian motivasi pun juga bisa mendorong karyawan untuk
Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel yang memberikan
pengaruh pada kinerja karyawan adalah komunikasi dan motivasi. Kerjasama tim dibangun
oleh kepercayaan. Semakin tinggi rasa percaya antar karyawan maka semakin baik pula
Berdasar hasil penelitian mengenai uji Analisis Regresi Linier Berganda, maka dapat diketahui
bahwa variabel yang berpengaruh dominan dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah
apalagi bagi organisasi, karena dengan komunikasi yang efektif mampu menyatukan
Penelitian yang dilakukan oleh Owusu Alfred dengan judul penelitian merger and
menunjukkan The first specific objective the study sought to measure was how the human
resource issues were being dealt with in the merging of IRS, CEPS and VAT into GRA.
Findings from the study revealed that only 29.6% of the respondents were able to give a
definitive response that their human resource department was involved in the integration
process. It also became evident that more than half of the respondents thus, 53% said they do
not know whether their human resource department were either involved in the entire process
or to them their HR department were not at all involved in the entire process. On the issue of
whether GRA was able integrate the compensation and benefit package successfully,
62(57.4%) said GRA did an effective job in integrating all the compensation and benefits
packages together. However, 8(7.4%) totally disagreed, on their part GRA effort to integrate
the benefit and compensation packages together were not at all effective. Next human resource
being looked at was whether GRA extensively communicated to the employees all the
happenings in the entire integration process. Evidence from the study suggests that nearly half
of the respondents agreed to this (i.e. 40.7). In contrast 24(22.2%) disagree, to them GRA did
not extensively communicate to them all the happenings in the integration process.
The subsequent HR issue measured was whether GRA ensured that employees within
the three integrating institution were successfully engaged after the integration period. It
became evident that more than half of the respondents, 56 (51.8%) agreed to this issue.
Nonetheless, 14(13.0%) disagreed to them GRA did not ensured that employees within all the
The next HR issue being looked at was how GRA dealt with the retention of key senior
officers during the entire process. 29.2% were definitive in their responses to them the exercise
46
was very effective. However, 38 (39.6%) of the respondents were not conclusive in their
The final item on the HR issue was how GRA dealt with the various cultural values of
the three institutions. Evidence from the study suggest that the values and cultures of all these
institutions were brought together thus, 57(62.0%) of the respondents agreed on that score.
However, 13(14.1%) of the respondents disagreed to them the various cultural values were not
merged together. In relation to how the cultural integration was handled 20(21.7%) said the
merging of the cultural issues was not handled properly. Only a minimal percentage of the
respondents said the merging of the cultural were handled adequately (i.e. 2.2% agreed to this
view).
The second objective was to examine the impact that the merging exercise would have
on GRA employees. It became evident that the impact of the integration process on employees
at GRA has varied responses. Findings from the study suggest that the integration of the three
entities did not lead to any attrition rate whatsoever. Majority of the respondents disagreed on
this issue (i.e. item 1 had a mean score of 1.81, SD=1.129). Also findings from the study
revealed that on the issue of whether immediately after the integration key officers across the
three institutions left the organization and as to whether the integration of the three tax entities
into GRA had negative impact on its employees, it was established that respondents did not
agreed these effects were present. The two items all had Means core within the disagreement
rating (i.e. item 4 and item 6Mean score<2). More so, as to whether the integration of the
institutions thus, CEPS, IR Sand VAT affected labor relationship at GRA and also as to
whether there was high level of mistrust among employees and management of the new formed
institution, findings from the study showed that majority of the respondents fell under the
neutral rating score (i.e. item 3 and item 5 Mean = 3). Respondents could not affirm whether
The final objective of the study was to determine measures that could be put in place in
order to ensure that future M&A deals do not adversely affect merging institutions workforce.
Findings from the study showed that out of the six measures been given by the respondents,
extensive training and education and communication and participation appeared to receive the
training and education whereas 27.8% of the respondents suggested communication and
participation. However, the suggestion that received the lowest rating was integration process
which should be implemented in phases only 3.7% of the respondents suggested this approach.
e. Kerangka Pemikiran
Kerangka Konseptual
3. Pengetahuan pekerjaan
4. Bisa diandalkan.
5. Kehadiran .
Motivasi (X2) indikatornya :
6. Kemandirian .
1. Expectancy.
2. Instrumentality.
3. Valens.
Menurut Victor H Vroom (1964)
dalam (Badeni, 2017:86-87)
Kerangka Pemikiran Pengaruh Kerjasama Tim dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP dan Damkar Kab. Musi Rawas
49
H. Hipotesis Penelitian
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari Kerjasama Tim (X1) dan Motivasi
(X2) yang secara simultan terhadap Kinerja Pegawai pada bidang ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten
I. Metodologi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
tujuan dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui Pengaruh Kerjasama Tim dan
Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada bidang ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Musi
Rawas.
a. Tempat Penelitian
Desa Muara Beliti Baru Kecamatan Muara Beliti Provinsi Sumatera Selatan.
Telp/fax 0733-4540047.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2017 sampai dengan Agustus 2018.
Jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat dalam table berikut ini :
50
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
1 Pengajuan
***
Judul
2 Persiapan
***
Proposal
3 Pembuatan
*** ***
Proposal
4 Seminar
Proposal
5 Perbaikan
Proposal
6 Bab I, Bab
II, Bab III
Pengolaha
7
n data Bab
IV dan
Bab V
8 Ujian
Skripsi
3. Desain Penelitian
Dalam (Sujarweni, 2015:71-74) Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta
tekhnik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun
strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian. Dalam desain penelitian
terdapat beberapa desain penelitianyang bisa kita gunakan.. Tipe-tipe desain penelitian
tersebut adalah:
1. Penelitian survei
Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan cara
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian survei
51
digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau prilaku individu. Penggalian data
2. Penelitian eksperimen
Metode eksperimen adalah metode yang mempunyai tujuan untuk menjelaskan hubungan
sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X dan variabel Y).
a. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
definisi istilah.
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengungkap peristiwa yang sudah terjadi, dan
kejadian tersebut.
4. Penelitian deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik
perbandingan dengan variabel yang lain. Contoh : Analisis gambaran tingkat ekonomi
5. Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan
variabel yang lain atau variabel yang satu dengan standar. Contoh Analisis perbedaan
6. Penelitian Asosiatif/hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Contoh : Hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja di PT PRATAMA
Tabel 2
N
Variabel Definisi Indikator Skala
o
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2015:80). Adapun populasi yang akan
Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Musi Rawas,
yaitu Tim Dalmas 25 orang, Tim Tibum 25 orang, Tim Trantib 25 orang, Tim Korsik 33
orang, dan Tim Pemakaman 15 orang. Jadi total jumlah populasinya adalah 123 orang
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua
untuk penelitian. Misal karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang
adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini terdiri dari 3
yaitu:
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen
- Cluster sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, privinsi,
atau kabupaten.
2). Nonprobability
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
- Sampling sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
- Sampling kuota
Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
- Sampling insidental
Teknik menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
- Sampling purposive
- Sampling jenuh
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
- Snowball sampling
Teknik penenuaan sampel yang mula-mula jumlah kecil, kemudian membesar. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan
dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dapat melengkapi data yang diberikan
oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sample random
sampling, karena jumlah populasinya lebih dari 100 orang yakni sebanyak 123 orang.
Karena keterbatasan waktu yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti tidak dapat
mengambil semua populasi dan jumlah sampel yang diambil untuk dijadikan responden
n= n=
,
N = Ukuran populasi
6. Sumber data
1. Data Internal
adalah data yang berasal dari bagian dalam perusahaan yang menggambarkan
2. Data Ekternal
Adalah data yang berasal dari luar suatu perusahaan yang dapat menggambarkan
kemungkinan yang akan mempengaruhi hasil kerja perusahaan. Minsalnya daya beli
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok
fokus, dan panel , atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Data
yang diperoleh dari data primer harus diolah lagi. Sumber data yang langsung
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan , buku, dan majalah berupa
teori dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah
lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data. (Sujarweni,
2015:89)
60
7. Teknik Pengumpulan Data
mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian..
berikut ini ada beberapa teknik pengumpulan data penelitian yang biasa digunakan yang
1. Tes
Data penelitian dibagi menjadi 3 yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Instrumen tes
digunakan uuntuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang
kita teliti.
2. Wawancara
Adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan.
3. Cara Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
5. Survey (survei)
Survei lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah – masalah yang berkaitan
dengan perumusan kebijakan dan bukan untuk pengembangan. Oleh karena itu survei
6. Analisis Dokumen
Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti yang konkret. Dengan instrumen ini, kita
diajak untuk menganasis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian
61
kita, contohnya analisis RPP dan silabus, apakah sudah koheren atau belum dengan
8. Instrumen Penelitian
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
a. Wawancara
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
Untuk data penelitian yang berjenis kuantitatif , maka diperlukan skala pengukuran
untuk menentukan seberapa panjang interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
(angka asli).
62
Penentuan skoring ilmiah secara umum berpedoman pada aturan likert dan gutman.
Kedua metode ini memenuhi kaidah ilmiah dalam penentuan dan penilaian skoring
Skala pengukuran gutman akan didapatkan jawaban yang tegas, diantaranya ’ya’
Pemberian skor jika responden menjawab dengan benar maka diberi skor 1,
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang penomena sosial. Dengan skla likert variabel yang
Jawaban setiap butir pertanyaan yang menggunakan skala likert dapat berupa
kata-kata antara lain : sangat penting (SP), penting (P), ragu-ragu (R), tidak
Pemberian skoring :
Penting (P) = 4
Ragu-Ragu (R) = 3
(Sujarweni, 2015:103-104)
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist ataupun pilihan ganda. Dalam kuesioner terdapat uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan suatu alat ukur tes dalam kuesioner. Validitas artinya sejauh
∑ (∑ )(∑ )
r=
[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]
Keterangan :
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
maka status kuesioner adalah gugur (Hadi, 1993: 64) dalam (Sunyoto, 2014: 115)
b. Uji Reliabilitas
untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Dalam penelitian ini mengunakan rumus Alpha, (Arikunto, 1989: 164) dalam (Sunyoto,
∑
= 1
1
Heteroskedastisitas, yaitu menunjukkan adanya varian yang tidak konstan dari variabel
residual, multikolonearitas yang merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel bebas
64
dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel bebas lainnya, dan uji autokorelasi yaitu
- Uji Heteroskedastisitas
kesalahn yang terjadi random (acak) tetapi memperlihatkan hubungan yang sistematis
sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas misalnya Heteroskedastisitas
akan muncul dalam bentuk residu yang semakin besar, apabila pengamatan semakin
besar atau rata-rata residu akan semakin besar untuk variabel bebas X yang semakin
besar.
- Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan upaya untuk menentukan ada dan tidaknya korelasi
yang sempurna atau mendekati hubungan yang sempurna. Menurut Hasan (2002: 281)
nonmultikolinearitas adalah hubungan antara variabel bebas yang satu dengan variabel
yang lain dalam model regresi tidak terjadi hubungan yang sempurna ataupun hubungan
Menurut Singgih Santoso (2001: 291) hubungan korelasi yang kuat dapat menggunakan
angka 0,5 sebagai pedoman sederhana dan nilai r yang besarnya kurang dari 0,5 secara
- Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji regresi linear ada kolerasi antara kesalahan
pengganggu pada periode T dengan kesalahan pada periode T-1 (sebelumnya) jika
terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regrasi
65
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi
dengan melihat adanya besaran Durbin Watson yang secara umum dapat diambil
Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan
statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Dengan
demikian teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap
data, dengan tujuan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah. (Sujarweni,
2015:121)
Adalah suatu analisis untuk mengetahui besarnya pengaruh antara Independent variabel
dengan dependent variabel secara serentak dirumuskan sebagai berikut (Djarwanto Ps.
Y=a+ + + + ..............+
Keterangan:
Y = Independent variabel
a = Konstanta
Fungsi utama dari analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain. Ukuran yang menyatakan keeratan
hubungan tersebut adalah koefisien korelasi atau sering disebut dengan korelasi Pearson
(Pearson Product moment) . koefisien korelasi Pearson bernilai -1 sampai +1. Untuk
(∑ ) (∑ )(∑ )
=
[∑ (∑ ) ][∑ (∑ ) ]
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
n = banyaknya pengamatan
Korelasi berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan atau tingkat asosiasi
simultan. Rumus korelasi berganda sebagai berikut (Pangestu Subagyo, 1994) dalam
(Sunyoto, 2014:167) :
∑ ∑ ∑ …….. ∑
R= ∑
d. Koefisien Determinasi ( )
variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas ( lebih dari satu variabel : ;I=
1,2,3,4 …,k) secara bersama-sama. Persamaan regresi linear berganda semakin baik
meningkat nilainya sejalan dengan peningkatan jumlah variabel bebas. Dalam table
( )=
Dalam praktiknya, nilai koefisien determinasi yang digunakan untuk analisis adalah nilai
berikut :
= 1 – (1- )
= koefisien determinasi
n = banyaknya pengamatan
k = jumlah variabel
e. Uji Hipotesis
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah ada pengaruh keterikatan antara X1 dan Y,
X2 dengan Y, X3 dengan Y, yang dapat dilihat t hitung terhadap t tabel dengan uji dua
1. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang
dependen.
∝
t hitung =
Keterangan :
th = t hitung
b = Koefisien regres
Kreteria pengujian
68
Ho diterima apabila – t ∝/2 ; df (n-1-k) < th< + t ∝/2; df (n-1-k) berarti secara
individual tidak ada pengaruh yang sangat kuat signifikan antara variabel independen
Ho ditolak apabila th > t ∝/2; df(n-1-k) atau – th < - t ∝/2; df(n-1-k) berarti ada
pengaruh yang sangat kuat signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
- Menentukan hipotesis
F reg =
Di mana :
RK reg =
RK res =
JK reg =
69
JK res = (∑ )
Db res = N – m – 1
Db total = (N – m – 1) + m = N – 1
Keterangan :
JK = Jumlah kuadrat
RK = Rangkuman kuadrat
db = Derajat kebebasan
Reg = Regresi
N = Jumlah sample
d. Kriteria Pengujian
e. Pengambilan Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. Februari 2015. Kepemimpinan & Kerja Sama Tim. Edisi Asli. Jakarta: Mitra
Wacana Media
Fahmi Irham. Februari 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Cetakan
ke I. Bandung: CV Alfabeta.
Hery, April 2016. Seni Mengelola, Memotivasi, dan Memimpin Karyawan. Edisi Asli. Jakarta:
PT. Grasindo
Robbins Stephen P & Judge Timothy A. 2016. Perilaku Organisasi. Edisi ke 16. Jakarta:
Salemba Empat,
Sanusi Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis.Edisi Asli. Jakarta: Salemba Empat.
Sunyoto Danang. Maret 2014. Praktek Riset Perilaku Konsumen. Cetakan ke I. Yogyakarta:
CAPS (Center Of Akademic Publishing Service).
Safitri Husnaina Mailisa, Amri, Shabri M. November 2012. Jurnal Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan Gaya Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta
Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Jurnal
Ilmu Manajemen. Volume 1.
Lawasi Eva Silvani & Triatmano Boge. 2017. Jurnal Pengaruh Komunikasi, Motivasi dan
Kerja Sama Tim terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan. Volume 5.
Alfred Owusu, Francis Amo. 2017. Journal Merger and Acquisition in Ghana Revenue
Authority,Human Resource Issues Involved. Journal of Human Resource Management.
Vol. 5.
Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 45 Tahun 2016 tentang penjabaran tugas pokok dan
fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Musi Rawas.
2016. Musi Rawas: Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas.