Anda di halaman 1dari 15

NAMA : Hafiizh Arrazy Akbar

NIM : 201610110311119
PLKH II Kelompok VI
Instruktur : Cindy Monique, S.H

Materi Tugas : Mencari Kasus Real Tentang Pengajuan CLS.

Kasus KEBAKARAN HUTAN: Gugat Presiden dan 4 Menteri di Riau

Link Sumber :
1. https://senarai.or.id/karhutla/gugatan-cls-asap/sidang-mediasi-gugatan-cls-asap-
ditunda/
2. https://www.mongabay.co.id/2016/03/15/kebakaran-riau-rakyat-gugat-
pemerintah-perbaiki-tata-kelola-lingkungan/
SURAT KUASA

Yang bertandatangan di bawah ini:


1) Nama : Al Azhar
Tempat/Tanggal Lahir : Pekan Baru, 23 – 04 - 1973
Umur : 47 Tahun
Warga Negara : WNI
Alamat : Jalan Kilimanjaro No. 34 RT. 02 RW. 03 Kelurahan
Menteng Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru
Pekerjaan : Ketua Umum Lembaga Adat
Selanjutnya disebut sebagai ------------------------------ PEMBERI KUASA I

2) Nama : Riko Kurniawan


Tempat/ Tanggal Lahir : Pekan Baru, 25 - 05 - 1974
Umur : 46 Tahun
Warga Negara : WNI
Alamat : Jalan Everest No. 45 RT. 03 RW. 03 Kelurahan
Menteng Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru
Pekerjaan : Direktur Wahana Lingkungan Hidup Riau
Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------- PEMBERI KUASA II

3) Nama : Heri Budiman


Tempat/ Tanggal Lahir : Pekan Baru, 26 – 06 - 1975
Umur : 45 Tahun
Warga Negara : WNI
Alamat : Jalan Elbrus No. 12 RW. 05 RW. 05 Kelurahan
Menteng Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------- PEMBERI KUASA III

4) Nama : Woro Supartinah


Tempat/ Tanggal Lahir : Pekan Baru, 27 – 07 - 1976
Umur : 44 Tahun
Warga Negara : WNI
Alamat : Jalan Fuji No. 32 RT. 04 RW. 05 Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru
Pekerjaan : Kordinator Sikukeluang dan Jaringan Kerja
Penyelamat
Hutan Riau.
Selanjutnya disebut sebagai ----------------------------- PEMBERI KUASA IV

Pemberi Kuasa I, II, III, IV, bersama-sama disebut Para Pemberi Kuasa. Menerangkan
dengan ini memilih tempat domisili hukum di Kantor Kuasanya dan memberi kuasa kepada:

1. Hafiizh Arrazy Akbar, S.H, M.H


2. Gavindah Prahandika, S.H, M.H
Advokat dan konsultan hukum, bertindak baik bersama - sama maupun sendiri - sendiri dan
berkantor di KANTOR INDEPENDENTS & PARTNERS yang beralamat di jalan Hadi
Sucipto No 12, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Jekansari Kota Pekan Baru.
Selanjutnya disebut sebagai ------------------------------------  PENERIMA KUASA

------------------------------------------- KHUSUS ---------------------------------------

 Untuk dan atas nama Para Pemberi Kuasa, mewakili Para Pemberi Kuasa sebagai
PENGGUGAT, untuk mengajukan gugatan yang diajukan di Pengadilan Negeri Pekan
Baru, mengenai perkara gugatan Citizen Lawsuit melawan Pemerintah Kota Pekan Baru,
Untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat.
 Penerima Kuasa diberi hak untuk melakukan notifikasi atau somasi kepada Pemerintah
Kota Pekan Baru, menghadap di muka Pengadilan Negeri serta Badan-badan Kehakiman
lain, Pejabat-pejabat sipil yang berkaitan dengan perkara tersebut, mengajukan
permohonan yang perlu, mengajukan dan menandatangani gugatan, Replik, Kesimpulan,
perdamaian/dading, menerima Jawaban, Duplik, saksi-saksi dan bukti-bukti,
mendengarkan putusan, menjalankan perbuatan-perbuatan, atau memberikan keterangan-
keterangan yang menurut hukum harus dijalankan, mengajukan banding, kasasi, membalas
segala perlawanan, mengadakan dan pada umumnya membuat segala sesuatu yang
dianggap perlu untuk kepentingan Para Pemberi Kuasa.
 Surat kuasa dan kekuasaan ini dapat dialihkan kepada orang lain dengan hak substitusi
serta secara tegas dan seterusnya menurut hukum seperti yang dimaksudkan dalam pasal
1812 KUHPerdata dan menurut syarat-syarat lainnya yang ditetapkan dalam undang-
undang.
 Untuk singkatnya melakukan segala tindakan dan upaya hukum yang dirasa bermanfaat
bagi para Para Pemberi Kuasa.

Pekan Baru, 13 November 2015


Penerima Kuasa Pemberi Kuasa I
Hafiizh Al Azhar
(Hafiizh Arrazy Akbar, SH, MH) (Al Azhar)

Pemberi Kuasa II
Penerima Kuasa Riko
Dika (Riko Kurniawan)
(Gavindah Prahandika, SH, MH)
Pemberi Kuasa III
Heri
(Heri Budiman)

Pemberi Kuasa IV
Woro
(Woro Supartinah)
Surat Notifikasi

Perihal : Notifikasi
Lampiran : Surat Kuasa

Kepada Yth.
- Presiden Republik Indonesia
- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Menteri Pertanian
- Badan Pertahanan Nasional
- Menteri Kesehatan
- Plt Gubernur Riau
Di –
Tempat

Kami yang bertandatangan di bawah ini:


- Hafiizh Arrazy Akbar, S.H, M.H
- Gavindah Prahandika, S.H, M.H
Adalah Advokat pada KANTOR INDEPENDENTS & PARTNERS yang beralamat di
jalan Hadi Sucipto No 12, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Jekansari Kota
Pekan Baru.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Klien kami yaitu Warga Pekan Baru
Riau berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13 November 2015, dengan ini
memberitahukan/notifikasi secara tertulis kepada Penyelenggara Negara dengan alasan-
alasan sebagai berikut:
a. Bahwa telah terjadi peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau. Sejak 11
Januari 2015 telah terdapat ratusan titik api yang menyebar di 10 Kabupaten
Provinsi Riau. Sebaran titik api dari 11 Januari 2015 terus berlangsung hingga
Oktober 2015.
b. Bahwa sebagian besar titik api di Provinsi Riau berada di areal konsesi yang
izinnya dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Menteri LHK, Menteri Pertanian,
Gubernur Riau.
c. Bahwa berdasarkan data LAPAN, estimasi luas daerah terbakar di Indonesia
periode 1 Juli-20 Oktober 2015 di Propinsi Riau luas gambut yang terbakar
seluas 66.634 ribu hektar, lahan non gambut seluas 102.485 hektar sehingga
total luasan yang terbakar adalah 169.119.
d. Bahwa terjadi pencemaran udara (asap) di Provinsi Riau, yang merupakan
domisil penggugat, terganggunya kepentingan penggugat dan kepentingan
publik, seperti terganggunya pekerjaan, aktifitas pendidikan dan bermain bagi
anak-anak karena tebalnya kabut asap yang terjadi dalam kurun waktu panjang,
sekitar Januari-Oktober 2015, terganggunya kesehatan penggugat dan
masyarakat Provinsi Riau
e. Bahwa menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau bahwa korban infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) di Provinsi Riau sebanyak 79.888 orang.
f. Bahwa pencemaran udara (asap) merupakan akibat dari kebakaran hutan, lahan
dan perkebunan yang sebagian besarnya berasal dari areal konsesi kehutanan
dan perkebunan yang berada di wilayah Provinsi Riau yang merupakan
tanggung jawab pemerintah untuk melaksanakan tugas pengawasan yang
menjadi kewenangannya.
Dan bahwa apabila sampai waktu yang telah kami tentukan diatas Penyelenggara Negara
tidak melakukan pergerakan maka kami akan menempuh jalur hukum.
Demikian kami sampaikan untuk mendapat perhatian dan segera dilaksanakan. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum

1. Hafiizh Arrazy Akbar, S.H, M.H.


2. Gavindah Prahandika, S.H, M.H.
Pekan Baru, 5 Maret 2016

Perihal : Gugatan Citizen lawsuit (Gugatan Warga Negara)

Kepada Yang terhormat,


Bapak Ketua Pengadilan Negeri Pekan Baru
Di-
Pekan Baru

Dengan Hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama:
1. Nama : Al Azhar
Umur : 47 Tahun
Pekerjaan : Ketua Umum Lembaga Adat
Alamat : Jalan Kilimanjaro No. 34 RT. 02 RW. 03 Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru.

2. Nama : Riko Kurniawan


Umur : 46 Tahun
Pekerjaan : Direktur Wahana Lingkungan Hidup Riau
Alamat : Jalan Everest No. 45 RT. 03 RW. 03 Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru

3. Nama : Heri Budiman


Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jalan Elbrus No. 12 RW. 05 RW. 05 Kelurahan
Menteng Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru

4. Nama : Woro Supartinah


Umur : 44 Tahun
Pekerjaan : Kordinator Sikukeluang dan Jaringan Kerja Penyelamat
Hutan Riau.
Alamat : Jalan Fuji No. 32 RT. 04 RW. 05 Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekansari, Kota Pekan Baru

Dalam hal ini telah memberikan kuasa dan memilih domisili dan kedudukan hukum di alamat
kantor kuasanya yaitu:
——————————– Hafiizh Arrazy Akbar, S.H, M.H.
——————————————————————- Gavindah Prahandika, S.H, M.H
——————————--
Advokat dan konsultan hukum, bertindak baik bersama - sama maupun sendiri - sendiri dan
berkantor di KANTOR INDEPENDENTS & PARTNERS yang beralamat di jalan Hadi
Sucipto No 12, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Jekansari Kota Pekan Baru.
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13 November 2015, selanjutnya disebut sebagai
——————————————————————————– PARA PENGGUGAT
Dengan ini mengajukan gugatan terhadap:
1. Presiden Republik Indonesia sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat
(1) UUD NRI 1945), selanjutnya disebut ————————– TERGUGAT I
2. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Pasal 2 Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehuatanan)————————————————— TERGUGAT II
3. Menteri Pertanian Republik Indonesia (Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2004 Tentang Perkebunan jo Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Perkebunan), selanjutnya disebut —————————————— TERGUGAT III
4. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
(Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Badan Pertanahan Nasional)
selanjutnya disebut ————————————————————–TERGUGAT IV
5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015
Tentang Kementerian Kesehatan), selanjutnya disebut ————— TERGUGAT V
6. Plt.Gubernur Riau (UUD NRI 1945 jo Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah jo Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara), Selanjutnya disebut
————————————— TERGUGAT VI
Adapun dasar-dasar dan alasan-alasan diajukannya gugatan ini adalah sebagai berikut:
I. KEDUDUKAN DAN KEPENTINGAN HUKUM PARA PENGGUGAT
1.1. Bahwa PARA PENGGUGAT adalah Warga Negara Republik Indonesia, seperti
halnya Warga Negara Republik Indonesia yang berstatus sebagai Warga Kota
Pekan Baru  yang selama ini menggunakan Karebosi sebagai fasilitas umum, yang
berhak atas kepastian hukum yang dijamin dalam Konstitusi  Negara Republik
Indonesia tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun. Adanya revitalisasi Lapangan
Karebosi mengakibatkan hak-hak sebagai warga negara dari PARA PENGGUGAT
sebagai Warga Kota Pekan Baru  dan Warga Kota Pekan Baru lainnya
mendapatkan ketidakpastian hukum;
1.2. Bahwa PARA PENGGUGAT adalah Warga Negara Indonesia Republik Indonesia
yang berhak atas pemenuhan Hak Asasi Manusia yang dijamin oleh Konstitusi
Republik Indonesia tanpa diskriminasi. Sebagai warga negara Republik Indonesia,
PARA PENGGUGAT juga dijamin perlindungan dan pemenuhan hak asasi
manusianya seperti tercantum dalam pasal 2 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia yang berbunyi: “Negara Republik Indonesia mengakui dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak
yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus
dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,
kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.”
1.3. Bahwa sebagai Warga Negara Republik Indonesia, PARA PENGGUGAT
memiliki hak yang sama di depan hukum untuk mendapatkan keadilan dan
penjaminan kepentingan sebagai warga negara, seperti tercantum dalam pasal 28 D
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945: “setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum.”
1.4. Bahwa selanjutnya diketahui TERGUGAT I, II, III, IV,V dan VI sebagai
penyelenggara Negara Republik Indonesia adalah pengemban amanat Pembukaan
UUD 1945 tersebut di atas untuk melindungi, memajukan, menegakkan, dan
menjamin pemenuhan hak asasi setiap warga negara Republik Indonesia, termasuk
PARA PENGGUGAT. Hal ini adalah sesuai dengan:
1.4.1. Pasal 28 I ayat (4) Perubahan Kedua UUD 1945, “Perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia  adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.”
1.4.2. Pasal 8 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, “Perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama  
menjadi tanggung jawab Pemerintah.”
1.4.3. Pasal 71 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia “Pemerintah
wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan dan
memajukan hak asasi manusia yang di atur dalam Undang-undang ini,
peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak
asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia.”
1.5. Bahwa sebagai Warga Negara Indonesia, PARA PENGGUGAT, berhak untuk
melakukan upaya-upaya hukum mengenai jaminan pemenuhan hak asasi manusia
setiap Warga Negara Indonesia, Hal ini sesuai dengan ketentuan:
1.5.1. Pasal 100 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, “Setiap
orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak
berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi
manusia.”
1.5.2. Pasal 7 ayat (1) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, “Setiap
orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional […] atas
semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum Indonesia
dan hukum Internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima
negara Republik Indonesia.”
1.6. Bahwa PARA PENGGUGAT sebagai Warga Negara yang mempunyai hak atas
keadilan (acces to justice) sangat berdasar hukum mengajukan gugatan terhadap
PARA TERGUGAT sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-undang No. 39
Tahun 1999 Tentang HAM yang menyatakan:“Setiap orang, tanpa diskriminasi,
berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan,
dan gugatan, dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili
melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum
acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif oleh hakim yang jujur dan adil
untuk memperoleh putusan yang adil dan benar”.
1.7. Bahwa PARA PENGGUGAT mengajukan gugatan citizen lawsuit oleh karena
gugatan tersebut diakui oleh ketentuan hukum yang berlaku sebagaimana diatur
dalam pasal 16 ayat (1) UU No.4 Tahun 2004 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman, dimana dinyatakan bahwa: “Pengadilan tidak boleh
menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan
dengan dalih bahwa tidak atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa
dan mengadilinya”;
1.8. Bahwa dasar hukum diajukannya gugatan a quo, mohon dipertimbangkan pula
peraturan-peraturan di bawah ini, dimana pengadilan memiliki asas-asas yang
harus diperhatikan:
1.8.1. Pasal 4 ayat 2 UU No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang  
berbunyi: “ pengadilan dilakukan dengan sedrhana, cepat dan biaya
ringan.”.
1.8.2. Pasal 5 ayat (2) UU No.4 Thaun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang
berbunyi: “pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha
mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya
peradilan yang sederhana, cepat dan biaya murah”;
1.9. Bahwa  gugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT yang memiliki
kepentingan dan kedudukan hukum dalam memperjuangkan hak-hak asasi manusia
setiap Warga Negara Republik Indonesia dalam mekanisme gugatan Warga Negara
terhadap penyelenggara negara (Citizen lawsuit) merupakan upaya terobosan
hukum untuk mengatasi kesulitan teknis di lembaga peradilan dalam upaya
penegakan keadilan dan kebenaran bagi seluruh Warga Kota Pekan Baru
1.10. Bahwa telah terjadi peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau. Sejak 11 Januari
2015 telah terdapat ratusan titik api yang menyebar di 10 Kabupaten Provinsi Riau.
Sebaran titik api dari 11 Januari 2015 terus berlangsung hingga Oktober 2015.
1.11. Bahwa sebagian besar titik api di Provinsi Riau berada di areal konsesi yang
izinnya dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Menteri LHK, Menteri Pertanian,
Gubernur Riau.
1.12. Bahwa berdasarkan data LAPAN, estimasi luas daerah terbakar di Indonesia
periode 1 Juli-20 Oktober 2015 di Propinsi Riau luas gambut yang terbakar seluas
66.634 ribu hektar, lahan non gambut seluas 102.485 hektar sehingga total luasan
yang terbakar adalah 169.119.
1.13. Bahwa terjadi pencemaran udara (asap) di Provinsi Riau, yang merupakan domisil
penggugat, terganggunya kepentingan penggugat dan kepentingan publik, seperti
terganggunya pekerjaan, aktifitas pendidikan dan bermain bagi anak-anak karena
tebalnya kabut asap yang terjadi dalam kurun waktu panjang, sekitar Januari-
Oktober 2015, terganggunya kesehatan penggugat dan masyarakat Provinsi Riau
1.14. Bahwa menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau bahwa korban infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) di Provinsi Riau sebanyak 79.888 orang.
1.15. Bahwa pencemaran udara (asap) merupakan akibat dari kebakaran hutan, lahan dan
perkebunan yang sebagian besarnya berasal dari areal konsesi kehutanan dan
perkebunan yang berada di wilayah Provinsi Riau yang merupakan tanggung jawab
pemerintah untuk melaksanakan tugas pengawasan yang menjadi kewenangannya.

II. SIFAT MELAWAN HUKUM


SIFAT MELAWAN HUKUM DALAM PERBUATAN MELAWAN HUKUM
1.1. Bahwa kedudukan TERGUGAT I, II, III, IV, V, VI,dalam menjalankan
pemerintahan di negara terikat dengan ketentuan Undang-undang Dasar 1945
Negara Republik, Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah  dan peraturan perundang-udangan lain yang berlaku di Indonesia;
1.2. Bahwa penyelenggara Negara selama bencana kabut asap belum bekerja secara
maksimal sesuai mandat yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
Penyelenggara Negara dalam hal ini telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 jo Pasal 1366 KUHPdt.
1.3. Bahwa Presiden, selaku pemegang tanggung jawab akhir atas segala urusan
pemerintahan. Presiden memiliki kewajiban mengawasi regulasi dijalankan baik
pusat ataupun daerah. Akan tetapi Presiden dinyatakan gagal melindungi dan
memenuhi hak konstitusional penggugat dan masyarakat Riau. Sebagaimana
diatur dalam pasal 2 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
berbunyi: “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat
pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan
ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan,
dan kecerdasan serta keadilan.”
1.4. Bahwa Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adalah penyeleggara negara
merupakan perangkat pemerintah yang mengurusi persoalan hutan dan
lingkungan. dalam hal ini telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 65 ayat 1 dan pasal 72 UU No 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1.5. Menteri Pertanian dinyatakan melawan hukum sebagai penanggung jawab
mengurusi pertanian, perkebunan dan peternakan. Dan dianggap lalai
menjalankan kewajiban sehingga Pengawasan perkebunan lemah hingga
kebakaran. dalam hal ini telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal Undang No 26 Tahun 2007 Tentang penataan
Ruang Peraturan Menteri Pertanian No 47 tahun 2014
1.6. Bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional, perangkat pemerintah yang
bertanggungjawab urus persoalan terkait perumusan, penetapan dan pelaksanaan
kebijakan pertanahan. Dia dianggap gagal karena tak tepat menerapkan kebijakan
ataupun penetapan dan penataan hak atas tanah. BPN keluarkan izin pada daerah
yang seharusnya tidak dibebani izin. dalam hal ini telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum sebagaimana diatur dalam Pasal Peraturan Pemerintah No 71
Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut lalu juga
dalam pasal 10 Kepres No 32 Tahun 1960 tentang Kawasan Lindung dan
Lampiran Permentan 14/permentan/PL.110/2/2009 Tentang Pedoman
Pemanfaatan Lahan Gambut untuk budidaya Kelapa Sawit
1.7. Bahwa Menteri Kesehatan, bertanggungjawab mengurus kebijakan terkait
kesehatan. Kala asap, dan Menkes dianggap tidak ada prosedur pengendalian
terhadap dampak pencemaran udara. Hal ini melakukan Perbuatan Melawan
Hukum sebagaimana diatur dalam Peraturan Kemenjes No 289/Menkes/SK/III
Tahun 2003 Tentang Prosedur Pengendalian Dampak Pencemaran Udara Akibat
Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan.
1.8. Bahwa Gubernur Riau bertanggungjawab sebagai pengawas kebijakan di Riau.
Dan telah lalai dalam menjalankan kewajibannya untuk melindungi dan
memenuhi hak-hak asasi manusia dan juga mengawasi izin-izin yang akhirnya
lingkungan menjadi rusak. Hal ini melakukan perbuatan melawan hukum
sebagaimana diatur di pasal 11 Peraturan Gubernur Riau No. 11 Tahun 2014
Tentang Pusat Pengendalian Karhutla Provinsi Riau.
HAK-HAK ASASI MANUSIA YANG TELAH DILANGGAR
1.9. Bahwa masyarakat luas, baik yang menjadi korban langsung  maupun yang secara
tidak langsung terkena dampak dari kebijakan Revitalisasi Karebosi tersebut
memiliki hak asasi yang sama sekali tidak boleh dilanggar. Hak asasi Manusia ini
juga telah menjadi hak konstitusional rakyat Indonesia, yang jika dilanggar berarti
juga telah melanggar konstitusi. Hak-hak ini antara lain ditegaskan dalam:
Pasal 28H ayat (1) UUD 1945:
”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”
1.10. Bahwa selain itu Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM juga menjamin
hak-hak asasi manusia ini, antara lain:
Pasal 9 ayat (3) UU HAM
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.
Pasal 15 UU HAM:
“Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik
secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya”.
Pasal 35 UU HAM:
”Setiap orang berhak hidup di dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang
damai, aman, dan tenteram, yang menghormati, melindungi, dan melaksanakan
sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana diatur
dalam Undang-undang ini.”
Pasal 41 ayat (1) UU HAM:
“Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk hidup
layak serta untuk perkembangan pribadinya secara utuh.”

PRIMAIR:
1. Menerima Gugatan  PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan PARA TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
3. Menyatakan PARA TERGUGAT bersalah telah mengakibatkan kerugian materil dan
immateril terhadap PARA PENGGUGAT dan warga Kota Pekan Baru lainnya;
4. Menyatakan menurut hukum bahwa PARA PENGGUGAT adalah WNI yang
berdomisili di Kota Pekan Baru;
5. Menyatakan menurut hukum bahwa PARA PENGGUGAT memiliki kapasitas hukum
untuk mengajukan gugatan kepada PARA TERGUGAT;
6. Menyatakan TERGUGAT I, II, III, IV, V, dan VI telah lalai dalam menjalankan
kewajibannya untuk melindungi dan memenuhi hak-hak asasi manusia dan hak warga
negara yang dirugikan dengan Karthula
7. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun
ada upaya bantahan, banding atau kasasi;
8. Memerintahkan PARA TERGUGAT untuk membayar biaya perkara.

SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pekan Baru berpendapat lain maka kami mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Kami,
Tim Kuasa Hukum Para Penggugat

Hafiizh Arrazy Akbar, S.H, M.H.


Gavindah Prahandika, S.H, M.H.

Anda mungkin juga menyukai